BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BEIAKANG Ketersediaan data atau informasi mengenai Sumberdaya Minera Minerall (bahan (bahan galian galian)) merupa merupakan kan salah salah satu satu faktor faktor pentin penting g dalam dalam upay upaya a memp mempro romo mosi sikan kan pote potensi nsi bahan bahan galia galian n kepa kepada da investor. Peny Penyel elid idkan kan yang yang pema pemah h dila dilakuk kukan an terh terhada adap p depo deposi sitt bahan bahan galia galian n yang yang ada ada di Kabup Kabupate aten n Lahat Lahat belu belum m ada ada yang yang menyus menyusun un hasil-h hasil-hasi asill peneli penelitia tian n itu dalam dalam satu satu lapora laporan n Profi Profill Sumber berday daya
Mineral, al,
dim dimana ana
lapor poran
seperti
ini
akan kan
memudah memudahkan kan instan instansi si terkai terkaitt untuk untuk mempro mempromos mosika ikan n potens potensii alam yang dimiliki. Dala Dalam m rangk angka a oton otonom omii daer daerah ah,, pote potens nsii baha bahan n gali galian an meru merupak pakan an salah salah satu satu aset aset Peme Pemeri rint ntah ah Daera Daerah h yang yang perl perlu u dima dimanfa nfaat atkan kan..
Untu Untuk k
meman memanfa faat atkan kan
pote potensi nsi bahan bahan
galia galian n
tamb tamban ang g di Kabu Kabupa pate ten n Laha Lahatt dan dan mena menari rik k mina minatt inve invest stor or,, terlebih dahulu perlu dilakukan penyelidikan pendahuluan dan kaji kajian an
terh terhad adap ap
pros prospe pek k
peng pengem emba bang ngan anny nya a
dan dan
hasi hasiln lnya ya
disusun secara singkat, padat dan sistematis dalam bentuk Profil Sumberdaya Mineral. Dengan memberdayakan memberdayakan potensi bahan galian tambang baik baik indu indust stri ri hulu hulu maup maupun un indu indust stri ri hili hilir, r, akan akan menu menunj njan ang g pemb pembang angun unan an ekon ekonom omii Kabu Kabupat paten en Lahat Lahat yang yang seca secara ra tida tidak k langsung akan berdampak pada pertumbuhan Sektor Unggulan Pembang angunan
Propinsi
Sumatera
Selatan atan
yaitu
Sektor
Pertambangan dan Sektor Usaha Kecil-Menengah dan Kerajinan.
1
B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud
pel pelaksana anaan
kegiatan atan
penyusu sun nan
profil
sumbe sumberd rday aya a mine minera rall di Kabup Kabupat aten en Lahat Lahat ini ini adal adalah ah seba sebagai gai sar sarana ana
peny penyed edia iaan an
sumb su mber erda day ya
data data/i /inf nfor orma masi si
mine minera rall
mela melalu luii
yang yang
surv su rvai ai
akur akurat at
tinj tinjau au,,
di
bida bidang ng
peny penyel elid idik ikan an
pendahuluan atau eksplorasi dan disajikan dalam bentuk Profil Sumberdaya Mineral Kabupaten Lahat. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menarik minat investor dala dalam m
rang rangka ka
memb member erda daya yaka kan n
pote potens nsii
baha bahan n
gali galian an
dan dan
member memberday dayakan akan masyar masyarakat akat guna guna menunj menunjang ang pembang pembangunan unan ekonomi di era otonomi.
C. LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH Lokas Lokasii dan dan kesam kesampa paia ian n daera daerah h tiaptiap-ti tiap ap bahan bahan galia galian n berb berbed edaa-be beda da
ting tingka katt
kesu kesuli lita tann nnya ya,,
terg tergan antu tung ng
dari dari
tipe tipe
maup maupun un ceba cebaka kan n baha bahan n gali galian an itu itu terb terben entu tuk, k, untu untuk k lebi lebih h jelasnya dapat dilihat keterangan di bawah ini :
C.1. Batugamping C.1.a. Padangtitiran Bahan Bahan galia galian n Batuga Batugarn rnpi ping ng terl terlet etak ak di Desa Desa Padangt Padangtiti itiran ran,, Bukit Bukit Bengte Bengtenun, nun, Kecama Kecamatan tan Talang Talang Padan Padang g seca secara ra geogr geograf afis is adal adalah ah 03042 42'3 '38" 8" LS dan dan 102055 55'4 '40" 0" BT. BT. Lokas Lokasii batug batugam ampi ping ng dapat dapat dicap dicapai ai deng dengan an kenda kendara raan an roda roda empa empatt kurang kurang lebi lebih h 3 jam jam dari Kota Lahat, yang dilanjutkan dengan jalan kaki dari Desa Padangtitiran selama 30 menit sampai Bukit Bengtenun.
2
C.1. b. Sukajadi Secara Secara geogra geografis fis terlet terletak ak pada pada 03046 46'59 '59"" LS d an
103016'42 '42"
BT,
berada ada
di
Desa
Sukajad ajadii
Keca Kecama mata tan n Lahat Lahat,, dapat dapat dite ditemp mpuh uh dalam dalam wakt waktu u kurang lebih 1,5 jam dan berjarak 50 km dari kota Lahat Lahat dengan dengan kendar kendaraan aan roda roda empat empat melalu melaluii jalan jalan beraspal yang baik sampai Desa Sukajadi kemudian dila dilanj njut utka kan n
deng dengan an jala jalan n
berb berbat atu u
samp sampai ai loka lokasi si
dengan dengan melew melewati ati Sungai Sungai Empaya Empayang ng Kasap Kasap sampai sampai lokasi terdapatnya endapan batugamping.
C.l.c. Pulau Beringin Lok Lokasi
penyelidika dikan n
secara
administrati atif
term termasu asuk k wila wilaya yah h Desa Desa Pu Pula lau u Beri Beringi ngin n Kecam Kecamat atan an Kikim yang terletak antara 1O3 0 12' 00" BT dan 03 046' 38" LS. Untuk dapat sampai ke Desa Pulau Beringin dapa dapatt
dite ditemp mpuh uh
deng dengan an
kend kendar araa aan n
roda oda
emp empat
melalu melaluii jalan jalan beraspa beraspall dalam dalam waktu waktu ±40 menit menit dari dari Desa Sukajadi, atau berjarak 45 km dari kota Lahat, kemudian
dilanjutkan
meny menyeb eber eran angi gi
sung su ngai ai
dengan keci kecill
dan dan
berjalan
kaki
meny menyus usur urii
jala jalan n
seta setapa pak k dala dalam m wakt waktu u 1 jam jam ke loka lokasi si sing singka kapa pan n batugamping.
C.1.d. Karang Are
3
Batugamping terdapat di Desa Karang Are Kecamatan Talang Padang yang membentuk Bukit Cokong Lemaran, dan berjarak 2 km dari desa.
C.l. e. Pandanarang Pandanarang
termasuk
dalam
wilayah
Kecamatan Lahat, dimana endapan batugamping membentuk bukit yang memanjang di sekitar Sungai Pangih pada tebing Bukit Pematang Adang. Endapan batugamping juga terdapat di Sungai Tiung Desa Pandanarang. Jarak dari Kota Lahat dengan Pandan Arang kurang lebih 65 km, sedangkan untuk sampai lokasi berjarak 1 km dari desa melalui jalan setapak.
C.1.f. Pagarjati Endapan Pagarjati,
batugamping
Kecamatan
Lahat,
terdapat
di
Desa
dimana batugamping
tersebut terdapat di sebuah sungai kecil yaitu sungai Suban, berjarak sekitar 6 km dari Pagarjati ke arah barat daya. Untuk mencapai daerah tersebut dapat menggunakan kendaraan roda empat sampai Desa Pagarjati kurang lebih 15 menit dari Desa sukajadi, kemudian diteruskan dengan jalan kaki dari Desa sampai lokasi terdapatnya bahan galian lebih kurang 1 jam.
C.1.g. Rantau Dodor
4
Batugamping terdapat di Talang Kebut, Desa Rantau Dodor, Kecamatan Pendopo. Dari Kota Lahat desa Rantau Dodor dapat ditempuh kurang lebih 4 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda empat melalui jalan beraspal yang cukup baik' Sedangkan
untuk
sampai
lokasi
barugamping
dilanjutkan dengan jalan kaki melalui jalan setapak selama kurang lebih dua jam perjalanan.
C.2. Granit C.2. a. Tanjung Sakti Bahan galian granit terdapat di Desa Tanjung sakti, Kecamatan Tanjung sakti tepatnya di Talang Air Buluh, km.7 dari Desa Tanjung Sakti di tepi jalan Tanjung Sakti - Manna dan juga ditepi Sungai Manna. secara geografis terletak pada 04011'38" LS dan 103004'31" BT. Desa Tanjung sakti dapat ditempuh kurang lebih 3 jam dari Kota Lahat dengan kendaraan roda empat melalui jalan beraspal yang cukup baik.
C.2.b. Pulau Timon Desa pulau Timon termasuk dalam Kecamatan Tanjung Sakti dimana endapan granit berada. Secara Geografis terletak pada 04 014'16" LS dan 103004'54" BT, tepatnya di daerah hutan lindung Bukit Dingin, yaitu di tepi jalan Tanjung Sakti - Manna km 14. Daerah penelitian dapat ditempuh kurang lebih 3,5
5
jam dari Kota Lahat dengan kendaraan roda empat melalui jalan beraspal yang cukup baik.
C.2.c. Pajar Bulan Bahan galian granit terdapat di Bukit Gambut, Pajar Bulan, yang berjarak 15 km dari Kecamatan Pajar Bulan.
C.2.d. Bukit Pamagaring Bukit Pamagaring termasuk dalam Desa Sawah Kecamatan Muara Pinang. Dari Kota Lahat Desa Sawah dapat ditempuh kurang lebih 2,5 jam dengan kendaraan roda empat melalui jalan beraspal dengan kondisi jalan yang cukup baik, kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki melalui jalan setapak berjarak kurang lebih 9 km dari desa, sampai lokasi endapan bahan galian granit.
C.3. Andesit C.3. a. Tanjung Beringin Daerah penyelidikan terletak di Desa Tanjung Beringin Kecamatan Merapi secara geografis berada pada
03050'53"
LS
dan
103039'41"
BT.
Lokasi
penyelidikan dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan
roda
empat,
melalui
jalan
beraspal
dengan kondisi yang cukup baik dalam waktu ±30 menit perjalanan dari jalan lintas Sumatera. Dari Desa Tanjung Beringin dilanjutkan dengan berjalan
6
kaki melewati Sungai Serelo dimana jembatan yang ada adalah jembatan gantung. Singkapan andesit membentuk perbukitan yang tampak jelas dari Desa Tanjung Beringin.
C.3.b. Bukit Serelo Lokasi andesit terletak di Bukit Serelo yang termasuk wilayah Kecamatan Merapi dan berjarak kurang lebih 25 km dari Kota Lahat melalui jalan beraspal yang cukup baik sampai simpang Patung Tebing
Kerikil.
Kemudian
untuk
sampai
lokasi
penelitian melalui jalan setapak berjarak kurang lebih 3,5 km yang sebagian besar merupakan areal kebun kopi dan duren penduduk desa sekitarnya.
C.3.c. Bukit Batu Batu andesit terdapat di Bukit Batu yang masih wilayah Desa Muara Lintang, Kecamatan Pendopo. Lokasi dapat ditempuh dari Kota Lahat kurang lebih 3 jam perjalanan dengan menggurlakan kendaraan roda empat
melalui
jalan
beraspal
yang
cukup
baik,
kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki sampai lokasi penelitian.
C.3. d. Kembahang Baru, Canggu, dan Romantai
7
Bahan galian batu andesit juga terdapat di Desa Kembahang Baru, Desa Canggu, dan Romantai, Kecamatan Tebing Tinggi. Batu andesit tersingkap di tepi jalan km 3,5 dari Talang Padang - Tebing Tinggi. Lokasi ini dapat ditempuh kurang lebih 3,5 jam dari Lahat dengan kendaraan roda empat melaluijalan beraspal yang cukup baik.
C.3.e. Bukit Jambu, Bukit Bingin, Bukit Napal, dan Bukit Telor Andesit di Kecamatan Merapi terdapat di Bukit Jambu, Bukit Bingin, Bukit Napal, dan Bukit Telor. Untuk sampai kelokasi bahan galian dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat, kemudian di teruskan dengan jalan kaki dengan melewati ladang, sawah, kebun penduduk serta hutan yang ada disekitar bahan galian andesit terdapat.
C.4. Batubara Bahan galian batubara di daerah Kabupaten lahat potensinya sangat besar, terutama di Kecamatan Merapi dan Kecamatan Lahat. Lokasi terdapatnya batubara di Kabupaten Lahat adalah :
C.4.a. Kecamatan Merapi Bahan galian di Kecamatan Merapi paling banyak yang tersingkap dan telah banyak diselidiki oleh beberapa peneliti dan sebagian telah diexploitasi oleh Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam dan Bukit
8
Kendi. Lokasi terdapatnya bahan galian batubara di Kecamatan Merapi adalah : 1. Arahan Utara 2. Banjarsari 3. Arahan Selatan 4. Muara Tiga Besar Utara 5. Muara Tiga Besar Selatan 6. Kungkilan 7. Air Serelo 8. Bukit Kendi 9. Bukit Bunian 10. Sukamerindu Daerah-daerah tersebut kesampaian daerahnya dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat sampai desa,
kemudian
melalui
jalan
dilanjutkan
setapak
dengan
sampai
lokasi
berjalan
kaki
terdapatnya
batubara.
C.4.b. Kecamatan Lahat Di Kecamatan lahat Batubara banyak di dapatkan di berberapa desa, yaitu:
a) Desa Senabing Lokasi ini dapat ditempuh kurang lebih 10 km dari jalan lintas Sumatera ke utera, melalui jalan beraspal curah sampai Desa Senabing, kemudian dilanjutkan
dengan
jalan
kaki
melewati
ladang
penduduk dan hutan sampai lokasi penelitian selama kurang
lebih
1
jam.
9
Secara
geografis
lokasi
penyelidikan ini terletak pada 03043'41" LS dan 103035'29" BT, atau di Sungai Sapai.
b) Desa Lubuktuba Daerah
penyelidikan
terletak
di
Desa
Lubuktuba, secara administratif termasuk Kecamatan Lahat dan secara geografis terletak pada 03 046'39" LS dan 1030 21'49" BT. Lokasi penyelidikan dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dengan jarak tempuh ± 8 km dari jalan lintas Sumatera, antara Kota Lahat – Tebing
Tinggi,
ke
arah
Selatan
sampai
Desa
Lubuktuba dengan kondisi jalan sebagian beraspal dan sebagian besar merupakan jalan berbatu. Dari Desa Lubuktuba kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki ke arah barat ± 30 menit sampai Sungai Karet dimana terdapatnya batubara melalui jalan setapak dan beberapa kali menyeberangi sungai.
c) Desa Tanjung Baru Batubara di daerah Tanjung Baru dan sekitarnya sudah dilakukan penyelidikan sampai tahap Studi Kelayakan (laporan belum selesai) yang dilakukan oleh
PT. Batu Alam Selaras yang
koordinat:
10
dibatasi
oleh
d) Desa Muara Cawang Secara administratif daerah tersebut termasuk dalam Wilayah Kecamatan Lahat, sedangkan secara geografis terletak di 103021'30" -103031'16" BT dan 03044'0" – 03 049'04" LS. Lokasi penyelidikan dari Kota Lahat dapat ditempuh selama 2 jam perjalanan dengan kendaraan roda empat, rnelalui jalan lintas Lahat Tebing Tinggi dengan kondisi jalan yang cukup baik. Sedangkan untuk mencapai desa-desa yang terdapat batubara dapat menggunakan kendaraan roda empat melalui jalan aspal curah dan jalan berbatu, yang dilanjutkan dengan jalan kaki melalui jalan setapak, rintisan atau menyusuri sungai.
C.4.c. Kecamatan Kikim Daerah penyelidikan batubara terletak di daerah Sungai Berau, secara administratif terletak di wilayah Kecamatan Kikim. Berdasarkan pembagian lembar peta geologi, daerah ini adalah bagian dari lembar 0912 Bengkulu, Skala 1 : 250.000, yang dibatasi koordinat 03030'00" LS – 03037'00" LS dan 103008'00" BT – 103016'30" BT. Untuk mencapai daerah penyelidikan
11
dapat
ditempuh
Palembang
-
melalui
Lahat
dan
jalan
dilanjutkan
Saungnaga (Simpang Dumer) menggunakan dilanjutkan
kendaraan
menuju
Desa
lintas
Sumatera ke
daerah
kurang lebih
4 jam,
roda
empat,
BandarJaya
kemudian
melalui
jalan
perkebunan yang berjarak kurang lebih 20 km atau selama
kurang lebih 2 jam dengan menggunakan
kendaraan roda empat. Lokasi penyelidikan yaitu di Desa Wana Raya (SP.l) dan Mekar Jaya (SP.lI) sebagian besar dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dan sebagian lagi ditempuh dengan jalan kaki.
C.4.d. Kecamatan Pendopo Batubara di daerah Kecamatan Pendopo terdapat di Desa Rantau Dodor, tepatnya di daerah Air Kawung. Lokasi Penelitian dapat ditempuh dari Kota Lahat dalam waktu kurang lebih 4 jam sampai Desa Rantau Dodor, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki melalui jalan setapak melewati ladang kopi dan sawah penduduk setempat
selama
1
jam.
Secara
geografis
lokasi
penyelidikan terletak di 03 045'23" LS dan 102 053'52" BT.
C.5. Zeolit Lokasi penelitian termasuk dalam Desa Padangtitiran Kecamatan Talang Padang, daerah penelitian dapat ditempuh kurang lebih 3 jam dari kota Lahat dengan kendaraan roda empat kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang berjarak ±150 meter dari tepi jalan raya.
12
Secara
geografis
deposit
zeolit
Padang
Titiran
adalah
102049'38" BT dan 03048'24" LS. Daerah penyelidikan terletak di belakang Desa Padang Titiran, tepatnya di pinggiran sawah, yang masih berupa semak belukar.
C.6. Bentonit C.6. a. Arahan Daerah penyelidikan terletak di Desa Arahan Kecamatan
Merapi,
sedangkan
secara
geografis
terletak pada 03040'20" LS dan 103 041'59" BT, yang dapat ditempuh dalam waktu ±1 jam perjalanan dari Kota Lahat ke arah Palembang melalui jalan darat dengan menggunaan kendaraan roda empat. Untuk mencapai lokasi singkapan bentonit dilakukan dengan berjalan kaki melalui jalan Lintas Sumatera, tebingtebing hasil pemotongan jalan baru, tepi-tepi sungai dan informasi penduduk setempat.
C.6.b. Sungai Berau Bahan galian bentoni terdapat di Sungai Berau Kecamatan Kikim dan tersingkap 1,5 km dari jalan aspal kearah kebun karet. Dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat melalui jalan beraspal yang merupakan jalan lintas Sumatera, kurang lebih 1 jam dari Kota Lahat.
C.6.c. Sungai Laru Bentonit
terdapat
di
Desa
Sungai
Laru,
Kecamatan Kikim, kurang lebih 50 km dari Muara Saling
13
kearah kikim, dan berada di tepi jalan beraspal. Lokasi penelitian dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat.
C.6. d. Gunungkerto Endapan bentonit terdapat di Desa Gunungkerto, Kecamatan Kikim, yang dapat ditempuh kurang lebih 30
menit
dari
Kota
Lahat
dengan menggunakan
kendaraan roda empat melalui jalan beraspal dengan kondisi jalan yang cukup rusak.
C.6.e. Sindang Panjang Bahan galian Bentonit terdapat di Desa sindang Paniang, Kecamatan Tanjung sakti yaitu di tebing sungai Cawang, yang membentuk lereng terial.
C.6.f. Muara Maung Daerah
penyelidikan
secara
administratif
termasuk Desa Muara Maung Kecamatan Merapi, lokasi penyelidikan dilalui jalan lintas sumatera Palembang Prabumulih – Muara Enim - Lahat – Tebing Tinggi- Lubuk Linggau. Dari Kota Lahat dapat ditempuh kurang lebih 20 menit perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda empat. Secara geografis terletak pada 03 045'32" LS dan 103039'50" BT.
C.7. Marmer Bahan
galian
marmer
terdapat
di
Desa
Sukajadi
kecamatan Lahat dan berjarak kurang lebih 50 km dari Kota
14
Lahat, yang dapat ditempuh dalam waktu 1,5 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat melalui jalan beraspal yang baik sampai Desa Sukajadi. Untuk sampai lokasi marmer masih perlu jalan kaki Kurang Lebih 3 Km.
C.8. Sirtu ( Pasir batu) Lokasi endapan sirtu hampir ada di semua wilayah kecamatan di Kabupaten Lahat, terutama pada aliran Sungai Lematang dan Sungai Musi, yaitu:
a. Kecamatan Lahat, terdapat di : •
Desa Manggul, 4 km dari Kota Lahat kearah Merapi
•
Desa Padang Lengkuas, 4,3 km dari Kota Lahat kearah Merapi
•
Desa Muara Temiang, 6 km dari Kota Lahat ke arah Merapi
•
Desa Kota Raya 5 km dari Kota Lahat kearah Merapi
b. Kecamatan Merapi, terdapat di : •
Desa Payo 8 km dari Kota Lahat kearah Merapi
•
Desa Sukamarga dan Gunung Agung, 9 km dari Kota Lahat kearah Merapi
•
Desa Gunung Kembang, 2 km dari Merapi kearah Desa Arahan
•
Desa Ulak Pandan dan Suka Ginta,10 km dari kota Lahat
•
Desa Kebur, Telatang, dan Muara Maung,15 km dari kota Lahat
•
Desa Tanjung Telang, Tanjung Pinang, Merapi, Sirah Pulau, Gunung Kembang, Banjarsari, Arahan; Gedung
15
Agung, Tanjung Lontar, Tanjung Jambu, Muara Lawai, Lubuk Betung, Sukamerindu, Lubuk Pedare, Tanjung Aur, dan Padang.
c. Kecamatan Pulau Pinang, terdapat di : •
Desa Jati 4,5 km dari Kota Lahat kearah Merapi
•
Desa Tanjung Sirih, 12 km dari Kota Lahat kearah Pulau Pinang, kemudian masuk 200 m melalui jalan tanah
•
Desa Karang Dalam, 9,2 km dari Kota Lahat kearah Pulau Pinang
d. Kecamatan Jarai terdapat di : •
Desa Sadan, kurang lebih 5 km dari Jarai, di Sungai Lintang
•
Desa Lawang Agung, terdapat di Sungai Lintang
•
Desa Muara
Payang, terdapat di Sungai Lintang,
merupakan daerah aliran sungai
e. Kecamatan Muara Pinang, terdapat di : •
Desa Sawah, terdapat di Sungai Lintang berjarak kurang lebih 100 m dari pinggir jalan beraspal
f. Kecamatan Pendopo, terdapat di : •
Desa Gunung Meraksa
Lama, terdapat
Lintang, dekat dengan jalan beraspal
16
di Sungai
•
Desa Lingge, pinggir Sungai Musi berjarak 7 km dari pasar Pendopo, dekat jalan beraspal
g. Kecamatan Kikim, terdapat di : •
Desa Ulak Banding, terdapat di aliran Sungai Kikim
•
Sepanjang Sungai Kikim, Sungai Lingsing, dan Sungai Pangi
h. Kecamatan Ulu Musi, terdapat di : •
Desa
Puntang,
bukit
pasir
ada
sisipan
lempung,
tersingkap di pinggir jalan aspal.
i. Kecamatan Tebing Tinggi •
Sepanjang $ungai Musi
C.9. Batuapung C.9.a. Bukit Sungai Selepah Bahan galian batuapung terdapat di Desa Talang Padang, Kecamatan Talang Padang. Lokasi ini dapat dapat ditempuh dari Kota Lahat dalam waktu 3,5 jam dengan kendaraan roda empat, melalui jalan beraspal dan dilanjutkan dengan jalan kaki kurang lebih 700 m dari pasar Talang Padang sampai Bukit Sungai Selepah dimana batuapung diendapkan.
C.9.b. Sungai Jemih Batuapung terdapat pada Talang Bukit Barisan, Desa Sungai Jernih Kecamatan Kikim yang dapat
17
ditempuh kurang lebih 1 jam perialanan dari Kota Lahat dengan kendaraan roda empat, kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki melalui jalan setapak kurang lebih 9 km sampai lokasi terdapatnya endapan batuapung.
C.9.c. Simpang Perigi Pumice
atau
batuapung
terdapat
di
Desa
Simpang Perigi, Kecamatan Ulu Musi, dapat ditempuh kurang lebih 4 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda empat dari kota Lahat. Sigkapan batuapung Simpang
terdapat di tepijalan raya Parigi.
Secara
geografis
Bengkulu -
terletak
pada
03044'37" LS dan 1020 43'58" BT.
C.10. Trass Endapan trass di Kabupaten Lahat cukup banyak terdapat di kecamatan kecamatan.
C.l0.a. Kecamatan Lahat Trass di Kecamatan Lahat terdapat di Desa Tanah Pilih, yang tersingkap di tebing jalan km 10 dari Kota Lahat kearah Kikim. Lokasi ini dapat diiangkau dengan kendaraan roda empat dari Kota Lahat kurang lebih 25 menit melalui jalan beraspal yang kurang baik.
C.10.b. Kecamatan Merapi
18
Endapan trass di Kecamatan merapi terdapat di Desa Suka Cinta, Desa Ulak Pandan, dan Desa Telatang. Desa Suka Cinta berjarak 10,5 km, Desa Ulak Pandan berjarak 11 km, dan Desa Telatang yang terdapat di tebing jalan ke Desa Padang berjarak 14,5 dari Kota Lahat ke arah Merapi. Lokasi ini dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat melalui jalan beraspal.
C.10.c. Kecamatan Kota Agung Di Kecamatan Kota Agung trass terdapat di Desa Tanjung Tebat, di tepi jalan km 11 dari kota Lahat - Pulau Pinang. Di Desa Tanjung Nibung km 32 dari Kota Lahat kearah Pagar Alam yang tersingkap di tepi jalan beraspal. Desa Tanjung Bai, trass tersingkap di tepi jalan berjarak 32,5 Km dari Kota Lahat. Desa Tanah Pilih, trass tersingkap di tepi jalan km 37 dari Kota Lahat kearah Pagar Alam. Talang Jawa yang berjarak 30 km dari Kota Lahat yang dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat melalui jalan beraspal
C.10.d. Kecamatan Pendopo Trass di Kecamatan pendopo terdapat di Desa Manggilan dan Desa Gunung Meraksa Lama yang tersingkap di pinggir
jalan
beraspal,
dan
dapat
diiangkau dengan kendaraan roda empat kurang lebih 4 jam dari Kota Lahat.
19
C.10.e. Kecamatan Tebing Tinggi Endapan trass di Kecamatan Tebing Tinggi di dapatkan di Desa Lampar Baru tersingkap di tepi jalan beraspal 2 km dari pasar Talang Padang kearah Tebing Tinggi. Trass juga dapat dijumpai di Desa Tanjung Beringin berjarak 3 km dari Tebing Tinggi. Daerah-daerah
tersebut
dapat
dijangkau
dengan
kendaraan roda empat dalam waktu kurang lebih 4 jam dari Kota Lahat.
C.10.f. Kecamatan Ulu Musi Daerah penetilian secara administrasi termasuk dalam wilayah Kecamatan Ulu Musi, Kabupaten Lahat, terletak ±500 km ke arah Barat Daya dari kota Palembang. Daerah Ulu Musi termasuk dalam peta geologi regional Lembar Bengkulu dengan skala 1 : 250.000. Lernbar Bengkulu dibatasi oleh koordinat 1020 00' – 10303O' BT dan 300 00' – 4000' LS dan meliputi areal seluas ± 7.150 km2 (Pardede dkk., 1986). Infrastruktur di daerah Ulu Musi sudah cukup baik, jalan aspal dan kerakal sudah ada, sehingga mudah dicapai dengan kendaraan bermotor beroda empat. Untuk mencapai daerah penelitian dengan kendaraan beroda empat diperlukan waktu selama ±10 jam dari kota Palembang. Penyelidikan tress di Kecamatan Ulu Musi berada di Desa Sirnpang Parigi dan Desa Air Ketingsar, Acces road ke desa terdekat
20
(Desa Air Kelingsar) berupa jalan aspal Kelas IIl yang sebagian telah rusak. Jalan penghubung antara Desa Air Kelingsar dengan lokasi endapan berupa jalan tanah yang digunakan penduduk untuk mengangkut hasil pertanian/perkebunan.
C.11. Tanah Liat (Lempung) C.11.a. Gunung Agung Tanah liat terdapat di Desa Gunung Kecamatan Merapi, yaitu di Tebing Sungai Lematang kurang lebih 10 km di kota Lahat ke arah Merapi yang dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat melalui jalan beraspal.
C.11. b. Kuba Di Kecamatan Pulau Plnang, tanah liat terdapat di Desa Kuba, yang tersingkap di tebing Sungai Lematang dan berjarak I km dari Kota Lahat kearah Pulau Pinang dan dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat melalui jalan beraspal dalam waktu kurang lebih 30 menit dari Kota Lahat.
C.11.c. Lubuk Kelumpang dan Sukakarya Tanah liat di Kecamatan Tebing Tinggi terdapat di Desa Lubuk
Kelumpang dan
Desa Sukakarja,
tersingkap di tepi tebing jalan Tebing Tinggi - Muara Saling, km 6 dari Tebing Tinggi dimana lokasi ini dapat
21
dijangkau dengan kendaraan roda empat melalui jalan bersapal yang kurang baik.
C.11.d. Cecar Di Kecamatan Kikim bahan galian tanah liat, didapatkan di Desa cecar, kurang lebih 40 km dari Kota Lahat ke arah Kikim, yang tersingkap di pinggir jalan beraspal dan dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat dalam waktu kurang lebih 1 jam.
C.12. Batu Sabak (Slate) Bahan galian batu sabak didapatkan Air Batu, Hitam yang rnerupakan anak Sungai Manna, dan terletak di Desa Pulau Timon, Kecamatan Tanjung Sakti, secara geografis daerah ini terletak di 04 013'20" LS dan 103 004'01" BT. Lokasi ini dapat ditempuh dari Kota Lahat kurang lebih 4 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda empat melalui jalan beraspal ranjung sakti - Manna yang cukup baik sampai Desa Pulau Timon, kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki menyusuri jalan setapak di kebun kopi penduduk dan menyebrangi Sungai Manna
dengan melewati jembatan
darurat yang terbuat dari sebilah bambu yang diikat dengan seling kawat besi sampai Air Batu Hitam dimana endapan batu sabak terdapat, kurang lebih berjarak 400 meter dari jalan raya Tanjung Sakti- Manna.
C.l3. Kaolin Lokasi terdapatnya bahan galian kaolin adalah di Bukit Kapur, Desa Gunung Ayu Kecamatan Tanjung Sakti yang
22
berada di tanah milik marga (penduduk setempat). Untuk mencapai daerah tersebut dapat menggunakan kendaraan roda empat dari Kecamatan Taniung Sakti kurang lebih 15 menit, kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki melalui jalan setapak dan jalan tanah yang biasa dilewati kuda untuk membawa hasil panen berupa kopi sampai lokasi terdapatnya kaolin kurang lebih 1 jam. Secara geografis lokasi tersebut terletak di 04005'40" LS dan 103 005'40" BT.
C.14. Emas Logam mulia atau emas di Kabupaten Lahat terdapat di Bukit
Rajamandala, tepatnya di Sungai Abang. Daerah
penyelidikan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat yang dilanjutkan dengan jalan kaki kurang lebih 10 jam perjalanan sampai lokasi terdapatnya mineral bijih emas.
C. 15. Obsidian Bahan galian obsidian yang merupakan batuan produk vulkanik, terdapat di Kecamatan Merapi, yaitu di Desa Gedung Agung. Lokasi penyelidikan dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dan diteruskan dengan jalan kaki melewati ladang penduduk dan hutan yang ada di sekitar lokasi bahan galian.
D. KEADAAN LINGKUNGAN Penduduk di Kabupten Lahat merupakan penduduk asli dan sebagian merupakan pendatang dari Pulau Jawa, Sulawesi, dan
23
sebagian lagi dari propinsi-propinsi lain yang ada di Sumatera. Sebagian besar penduduk yang tinggal di desa-desa mata pencahariannya dengan berkebun kopi, karet, dan berladang, sedangkan yang tinggal di kota-kota bekerja sebagai pegawai negera, swasta, berdagang, dan buruh. Agama yang dianut adalah lslam, Kristen, Budha dan Hindu. Sarana pendidikan terutarna SD dan SLTP cukup merata di tiap kecamatan, sedangkan SLTA hanya terdapat di sebagian besar ibukota kecamatan. Sarana ibadah seperti masjid, gereja, dan sarana ibadah lainnya cukup tersedia. Hutan-hutan yang ada sebagian sudah gundul ditebangi penduduk setempat, dan sebagian lagi terutama yang ada di sepanjang bukit barisan masih cukup lebat.
D.1. Letak Geografis Kabupaten lahat terletak antara 03015'00" LS sampai 0409'00" Ls dan 102022'12" BT sampai 103 027'00" BT, meliputi wilayah yang luasnya 6.618,27 km 2 atau 661.827 Ha dan berbatasan dengan : sebelah utara
: dengan Kabupaten Muara Enim dan Musirawas
sebelah selatan : dengan Kabupaten Bengkulu selatan Propinsi Bengkulu dan Kota pagar Alam Sebelah Timur sebelah Barat
: dengan Kabupaten Muara Enim :
dengan
Kabupaten
propinsi Bengkulu
D.2. lklim
24
Rejang
Lebong
Kabupaten Lahat mempunyai iklim tropis dan basah dengan variasi curah hujan pada tahun 2002 sebanyak 267.375 milimeter atau 222.175 per bulan, dengan jumlah hari hujan sebanyak 145,25 hari atau rata-rata 12,10 hari setiap bulannya. Keadaan suhu udara di Kabupaten Lahat pada tahun 2002 menunjukkan variasi antara 27,3 derajat celsius sampai dengan 37,1 derajat celcius, sedangkan rata-rata kelembaban udara sebesar 80,30 dengan rata-rata kecepatan angin 1,88 kilometer per jam.
D.3. Hidrologi Di Kabupaten Lahat terdapat 5 (lima) sungai besar dengan 343 anak sungainya, sungai-sungai besar tersebut adalah Sungai Musi dengan panjang 912,5 km, Sungai Lematang dengan panjang 1062,5 km, Sungai Kikim dengan panjang 662,5 km, ditambah 2 sungai lain yaitu Sungai Lintang dan Sungai Endikat
Tabel 1.1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Dirinci Per Kecamatan Dalam Kabupaten Lahat 1 Januari s/d Desember 2002
25
D.4. Flora dan Fauna Keadaan flora yang ada di Kabupaten Lahat terdapat bermacam-macam jenis kayu, antara lain Meranti, Unglen, Merbau, Seluai, Sungkai, Bambang, Merawan, Tenam, Paku Tiang, dan Petai serta tanaman anggrek yang terdapat di hutan belantara. Penghuni faunanya antara lain Harimau, Tenuk, Gugu, Beruang, Siamang, Simpai, Monyet, Rusa, Kijang, Ayam hutan, Kambing Hutan, Babi, Biawak, Ular, Burung Walet dan lain-lain.
E. WAKTU PELAKSANAAN Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penyusunan Profil Sumberdaya Mineral
Kabupaten 26
Lal"rat
selama 120
(seratus dua puluh) hari kalender. Kegiatan dimulai pada minggu pertama bulan Juli 2003.
F. PELAKSANA DAN PERALATAN F.l. Pelaksana Pelaksana Kabupaten Penelitian
pekerjaan
Lahat dan
adalah
Profil CV.
Perencanaan
Surnberdaya
Delta dengan
Mulya
Mineral
Konsultan,
Penanggungjawab
Pelaksanaan adalah Direktur CV. DELTA MULYA KONSULTAN.
F.2. Peralatan Peralatan
dan
bahan
yang
dipergunakan
selarna
pelaksanaan dan penyusunan Profil Sumberdaya Mineral Kabupaten Lahat, adalah sebagai berikut 1. Palu dan kompas geologi 2. Global Positioning System (GPS) 3. Theodolit jenis T0 1 unit 4. Kamera 5. Cangkul dan sekop 6. Bekhel dan palu godam 7. Kantong sampel 8. Meteran 5 makhluk hidup 9. Bor tangan 1 unit 10. Notes dan alat tulis 11. Larutan HCI 0.1 N
G. PENELITIAN TERDAHULU Daerah Penelitian pemah di lakukan penyelidikan oleh beberapa penelititerdahulu, dimana penyusunan Profil Bahan Galian
Kabupaten
Lahat
lebih
banyak
berdasarkan
hasil
penyelidikan terdahulu, selain itu dilakukan pula kegiatan 27
lapangan yang sifatnya untuk mengecek keberadaan bahan galian atau penemuan bahan galian yang baru. Beberapa peneliti
yang
pernah
melalukan
penyelidikan
di
daerah
Kabupaten Lahat adalah sebagai berikut: a. CV. Bumi Lestari, Konsultan Pertambangan dan Lingkungan, telah
melakukan explorasi dan penyelidikan pendahuluan,
yaitu : 1.
Explorasi Batugamping di Desa Sukajadi Kecamatan Lahat
dan
Desa
Pulau
Beringin
Kecamatan
Kikim,
Kabupaten Lahat,2001 2.
Explorasi Bahan Galian Zeolit di Desa Padangtitiran Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Lahat, 2001
3.
Penelitian pendahuluan Andesit dan Bentonit di Merapi dan Lahat, Kabupaten Lahat, 2002
4.
Penelitian pendahuluan batubara di daerah Kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat, 2002
b. Penelitian
Batubara
di
Tanjungbaru,
Muaracawang
dan
Sekitarnya, Kecamatan Lahat, lGbupaten Lahat, Oleh team dari PT. Batu Alam Selaras, 2000 c. Suyadi Widodo, dkk Penyelidikan batugamping di Sukajadi Kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat, Dinas Pertambangan dan Pengembangan energi Propinsi Sumatera Selatan, 2002 d. Masagus Ahmad,dkk Penyelidikan Bahan Galian Bentonit Dengan Test PiVTrenching di Desa Muaramaung, Kecamatan Merapi,
Kabupaten
Lahat,
Kantor
Wilayah
Departemen
Pertambangan dan Energi Propinsi Sumatera Selatan, 1999
28
e. T. Naibaho dkk, Pemetaan Geologi Batubara di Daerah Sungai Berau dan sekitarnya Kecamatan Kikim, Kabupaten Lahat, Propinsi Sumatera Selatan Departemen Pertambangan dan Energi Kantor Wilayah Propinsi Sumatera Selatan, 1999 f. Satujdu Wikarta, Masagus Akhmad Penyelidikan Pendahuluan Batugamping dan lempung di Daerah Pulau Beringin dan sekitamya,
Kecamatan Kikim, Kabupaten Lahat Propinsi
Sumatera Selatan, 1985 g. Explorasi dan exploitasi batubara yang dilakukan PTBA dan Bukit Kendi. h. Bappeda Kabupaten Lahat, Invevtarisasi Bahan Tambang Golongan C, Kabupaten Lahat, l998 i. Dinas Pertambangan dan Pengembangan Energi propinsi Sumatera Selatan, Profil Bahan galian Granit dan pasir Kuarsa di Kabupaten OKl, Marmer dan Trass di Kabupaten OKU, Batugamping dan Belerang di Kabupten Lahat, Propinsi Sumatera Selatan, 2001. j. Masagus Akhmad, ST Penyelidikan Umum Bahan Galian Batubara
di
Kecamatan
Daerah Kikim
Muara
Kabupaten
Cawang Lahat.
dan Kantor
Sekitarnya Wilayah
Departemen Pertambangan Dan Energi propinsi Sumatera Selatan,2000
H. GEOLOGI UMUM 1.Tataan Tekitonik Evolusi tektonik Pulau Sumatera selama Tersier pada prinsipnya dikontrol oleh interaksi antara lempeng India Australia dengan pergerakan antara 6 - 7 cm/th di Barat Daya
29
dan lempeng Asia Tenggara yang relatif stasioner di Timur Laut. Pertemuan kedua lempeng tersebut membentuk sudut (oblique) sebesar 500 - 650 (Simanjuntak dan Barber, 1996) di Sunda Trench yang terletak di lepas pantai sebelah Barat sumatera (Gambar 1.1), dimana lempeng samudra India Australia
menyusup di bawah
pulau
ini dengan sudut
penunjaman sekitar 300 (Fitch, 1970). Tumbukan lempeng tektonik di daerah ini telah membentuk struktur regional sepanjang Sumatera (misal Malod et. al., 1995; Sutriyono, 1998), termasuk dari Timur ke Barat berturut-turut: (1) cekungan belakang busur (back arc basins); (2) buzur gunung api aktif (volcanic active arcs); (3) cekungan muka busur (fore arc basins); dan (4) busur non vulkanik (non-volcanic arcs) yang membentuk deretan kepulauan di lepas pantai Barat Sumatera, termasuk diantaranya adalah Pulau Nias. Busur vulkanik aktif yang membujur sepanjang lajur Orogen Barisan di Surnatera bagian Barat. Simanjuntak dan Barber
(1996)
rnenyatakan
bahwa
Orogen
Barisan
berlangsung selama Neogen Akhir, sebagai akibat adanya pertemuan antara lempeng-lempeng tektonik India-Australia dan Eurasia. Sedangkan hasil studi "apatite
30
Gambar 1.1 Konfigurasi Tektonik Pulsu Sumatera (Eddy Sutriyono,1998)
fission track (AFTX' oleh Moss dan Carter (1997) menyatakan bahwa
jalur
pengangkatan
pegunungan (uplifi)
Bukit
pada
Barisan
Miosen
Awal.
mengalarni Peristiwa
pengangkatan ini disertai dengan kegiatan vulkanisrne di sepanjang Bukit Barisan dari Utara sampai Selatan. Busur vulkanik di Sumatera berada di kerak kontinen Asia Tenggara (Sundaland),
dan
menumpang
di
atas
batuan
dasar
(basement rocks) berumur pra-Tersier. Hasil studi pertarikan l(Ar dari mineral yang dipisahkan dari batuan intrusi oleh McOourt dkk. (19S) memperlihatkan kegiatan gunung api di daerah Bukit Barisan bagian Selatan telah berlangsung sejak jaman Jura. Lebih jauh lagi mereka mengelompokkan aktifitas
31
plutonik di daerah ini kedalam empat periode, (1) Jura - Kapur Awal (203 – 130 Ma); (2) Kapur Tengah - Akhir (117 - 80 Ma); (3) Eosen Awal (60 – 50 Ma); dan (4) Miosen - Pliosen. (20 - 5 Ma). Kegiatan gunung berapi di zona vulkanik aktif di Sumatera telah menghasilkan berbagai macam endapan gunung api, termasuk diantaranya adalah aliran lava, tubuh intrusi, dan rempah vulkanik seperti breksi vulkanik dan tufa. Struktur regional lain yang membujur sepanjang lajur gunung api aktif di Bukit Barisan adalah sesar geser ke kanan (dextral strike-slip fault) Semangko dengan laju pergeseran lateral bervariasi :
~ 6 mm/th di sekitar Selat Sunda di
Selatan (Bellier dkk., 1991); ~19 mm/th di daerah Danau Singkarak (Bellier dkk., 1993). Sedangkan Malod dan Kemal (1996)
mernperkirakan
pergerakan
sesar
Semangko
di
Sumatera bagian Tengah sebesar ~20 mm/th. Pergerakan "dextral" dari sesar geser ini telah berlangsung sejak 15 juta tahun yang lalu hingga sekarang (Hall, 1996, 1997).
2. Geologi Regional a. Geomorfologi Berdasarkan
pada
kenampakan
bentang
alam,
wilayah yang termasuk dalam Lembar Bengkulu telah dibagi menjadi beberapa satuan geomorfologi. Pardede dkk. (1986) membagi menjadi lima satuan geomorfologi. Kelima
kelompok
morpologi
tersebut
adalah
(1)
pegunungan dengan topografi kasar, terdapat di bagian Tenggara termasuk Pegunungan Gumai dengan ketinggian berkisar antara 130 -1.736 m di atas permukaan laut (dpl),
32
dan didasari oleh batuan sedimen dan batuan gunung api ekstrusi dan intrusi; (2) kerucut gunung api, terdapat utamanya di deretan Pegunungan Bukit Barisan, misal puncak Bukit Balai (1.683 m dpl), Bukit Lumut (1.765 m dpl), dan Bukit Hulususup (1.999 m dpl); (3) perbukitan bergelombang, terdapat di Barat Daya dan Timur Laut, dicirikan oleh bentuk bukit-bukit yang membulat dengan ketinggian bervariasi dari sekitar 10 - 130 m dpl, dan ditempati oleh satuan batuan sedimen; (4) dataran tinggi, terdapat
di
bagian
tengah
lembar
peta,
ketinggian
maksimum di satuan ini mencapai 350 m hidup dpl, dan pada umumnya diternpati oleh endapan aluvial; dan (5) dataran rendah, terdapat di bagian Timur Laut lembar peta dan sekitar daerah Bengkulu dengan ketinggian kurang dari 40 m dari permukaan laut dan didominasi oleh endapan aluvial.
33
Gambar 1.2. Satuan geomorfologi daerah termasuk Peta Lembar Bengkulu (Sukma, dkk.,1990)
sedangkan sukma dkk. (1990) membagi wilayah dalam
Lembar
Bengkulu
menjadi
3
(tiga)
satuan
geomorfologi : (1) dataran rendah; (2) daerah peralihan; dan (3) dataran tinggi. Lebih jauh lagi sukma dkk. membagi satuan geomorfologi di daerah ini menjadi beberapa grup. Berdasarkan pembagian satuan morfologi yang
diajukan
oleh
Sukma
dkk.,
daerah
penelitian
termasuk ke dalam Grup Aluvial, terdapat di bagian tengah; grup Perbukitan di bagian Barat Laut; Grup pegunungan dan Plato di bagian Barat dan Timur; dan Grup volkan di bagian Tenggara (Gambar 1.2.)
a. Stratigrafi
34
Stratigrafi daerah penelitian dan sekitamya yang dibahas di sini mendasarkan pada hasil studi oleh Pardede dkk. (1986). Satuan batuan tertua yang tersikap di Lembar Bengkulu merupakan batuan ultrabasa (Jub) piroksenit berumur Jura Tengah (pardede dkk., 1996). Hubungan stratigrafi satuan ini dengan satuan batuan yang lebih muda
tidak
jelas,
namun
lebih
ditunjukkan
oleh
keterkaitan tektonik dengan Formasi Lingsing (Jkl) yang memperlihatkan hubungan menjemari dengan Formasi Sepingtiang (Jksp) dan Formasi Saling (Jks). Ketiga formasi yang saling menjemari ini diperkirakan berumur Jura Akhir – Kapur Bawah (Perdede dkk., 1986 ). Formasi Saling disusun utamanya oleh endapan vulkanik, sedangkan Formasi Sepingtiang oleh batuan karbonat dan Formasi Lingsing oleh batuan sedimen turbidit.
Ketiga
satuan
batuan
ini
mengalami
pengangkatan (orogenesa) pada Tersier Awal, sehingga membentuk
struktur
lipatan
dan
sesar-sesar
normal
seperti yang dijumpai di daerah Pegunungan Gumai. Orogen yang terjadi di daerah Bengkulu diikuti oleh penerobosan magma granit (Tped) pada Paleosen-Eosen. Peristiwa pengangkatan tampaknya menyebabkan daerah sekitar mengalami penurunan dan menjadi cekungan di tepi daerah yang naik. Di daerah yang menurun terjadi sedimentasi material klastik dari daerah yang terangkat dan membentuk Formasi Kikim, terdiri
dari
klastika
kasar
35
halus
dengan
lingkungan
pengendapan
transisi
pantai.
Umur
Formasi
Kikim
diperkirakan Paleosen-Oligosen Tengah. Orogenesa dan kegiatan gunung api di Sumatera bagian
Barat
menerus
sampai
Miosen
Awal. Proses
pembentukan Pegunungan Bukit Barisan di Selatan pada kurun
waktu
ini
menyebabkan
cekungan
Bengkulu
terpisahkan dari cekungan Sumatera Selatan. Sedangkan kegiatan
vulkanisme
mengakibatkan
terjadinya
sedimentasi endapan vulkanik di daerah Bukit Barisan, misal batuan gunung api berkomposisi andesit basalt yang membentuk Formasi Hulu Simpang (Tomh). Penurunan
cekungan
sedimentasi
menerus
sepanjang Miosen Awal dan diikuti pengendapan material klastik
seperti di cekungan Bengkulu dan
cekungan
Sumatera Selatan. Di cekungan Bengkulu terakumulasi endapan turbidit yang menyusun Forrnasi Seblat yang memperlihatkan hubungan menjemari dengan Formasi Hulu Simpang. Sedangkan di cekungan Sumatera Selatan terendapkan
Formasi
Talang
Akar
(Tomt),
Formasi
Baturaja (Trnb), dan Formasi Gumai (Tmg). Satuan batuan Tmg
memperlihatkan
hubungan
menjemari
dengan
Formasi Hulu Simpang. Kegiatan gunung api di Bukit Barisan pada Miosen Tengah menghasilkan rempah vulkanis bersusunan dasit yang
membentuk
Formasi
Bal
(Tmba).
Formasi
ini
menumpang secara tak selaras Formasi Hulusimpang. Batuan intrusi yang terbentuk pada kala initermasuk batuan granit (Tmg) dan diorit (Tmdi). Pada Miosen
36
Tengah
cekungan
Bengkulu
dan
Sumatera
Selatan
keduanya merupakan laut dangkal. Sedimen klastika laut dangkal
yang
membentuk
terakumulasi
Formasi
Lemau
di
cekungan
(Tml),
Bengkulu
sedangkan
yang
terendapkan di cekungan Sumatera Selatan menyusun Formasi Airbenakat (Tma). Pada kala Mio-Pliosen di daerah Bukit Barisan terjadi vulkanisme, mengendapkan batuan bersusunan andesit sampai basalt yang rnembentuk Formasi Lakitan (Tmpl), secara tak selaras berada di atas Formasi Bal. Sedangkan lingkungan pengendapan
di cekungan
Bengkulu dan
Sumatera Selatan tampaknya tidak mengalami perubahan yang berarti, masih pada lingkungan laut dangkal atau peralihan sejak Miosen Tengah. Endapan material klastik laut dangkal di cekungan Bengkulu pada kala Pliosen Awal membentuk Formasi Simpangaur (Tmps) yang menutup secara selaras Formasi Lemau. Di cekungan Sumatera Selatan
tejadi
pengendapan
sedimen
klastik
pada
lingkungan peralihan, dan menyusun Formasi Muara Enim yang secara selaras menindih Formasi Airbenakat dan menjemari dengan Formasi Lakitan. Kegiatan tektonik di daerah Bukit Barisan masih terus
berlangsung
hingga
Plio,
Pleistosen
dan
mengakibatkan munculnya gunung api yang menghasilkan batuan vulkanik dan plutonik. Selain itu, peristiwa tektonik pada kala Tersier Akhir juga membentuk cekungancekungan sedimen di antara gunung api, dimana Formasi Maur (Qtm) terendapkan di dalamnya. Gunung api Plio-
37
Pleistosen
menghasilkan
endapan
vulkanik
yang
dikelompokkan ke dalam Formasi Rio-Andesit (Qtv) dan Formasi Pasumah (atp) yang terdiri dari tufa padu dan berbatuapung.
Satuan
Batuan
Andesit-Basalt
(Qv)
bersusunan andesit sampai basalt, dan tubuh intrusi granodiorit (Tpgd). Di cekungan Bengkulu mengendap sedimen klastik pada lingkungan peralihan yang dikenal sebagai menindih
Formasi tak
selaras
memperlihatkan Batugamping
Bintunan
(Qtb). Formasi
hubungan
Terumbu
(Ql).
Satuan
batuan
Simpangaur
menjemari Sedangkan
ini dan
dengan
di cekungan
Sumatera Selatan terendapkan sedimen darat-peralihan yang rnembentuk Formasi Kasai (Otk) dan mempunyai hubungan stratigrafi tak selaras dengan satuan batuan yang
mendasarinya
yaitu
Formasi
Lakitan.
Kegiatan
magmatis bersusunan andesit sampai basalt masih tejadi sampai
saat
sekarang,
menghasilkan
satuan
Breksi
Vulkanik (Qhv) yang menyebar terutama di lajur Bukit Barisan. Sedangkan di daerah cekungan Begkulu dan Sumatera Selatan terendapkan sedimen Recent berupa undak aluvium (Qat), sedimen rawa (Qs) dan aluvium (Qa). Endapan bentonit terdapat pada formasi Muara Enim dan termasuk dalam Cekungan Palembang. Formasi Muara Enim membentuk bidang yang selaras dengan Formasi Air Benakat yang berada di bawahnya dan selaras dengan Formasi Kasai yang berada di atasnya. Sedangkan bahan galian andesit terdapat pada satuan batuan terobosan
38
Andesit (Qpva), yang menerobos sampai Formasi kasai yang berumur Pleistosen.
b. Struktur Geologi Struktur geologi seperti lipatan, sesar dan kekar di daerah Lembar Peta Bengkulu pada umumnya terbentuk karena adanya kegiatan tektonik sejak Kapur Tengah Tersier.
Struktur
lipatan
melibatkan
satuan
batuan
berumur pra-Tersier, mempunyai jurus (strike) Barat Timur, bentuk (geometri) tertutup, dan kemiringan lapisan (dip) batuan berkisar antara 600 - 700, misal lipatan yang dijumpai di daerah Pegunungan Gumai. Sedangkan sesar secara umum berarah Barat-Timur, namun beberapa diantaranya
memperlihatkan
orientasi
Utara-Selatan.
Pensesaran melibatkan hampir seluruh satuan batuan (pra-Tersier-Tersier) yang tersingkap di daerah lembar peta. Beberapa sesar dijumpai saling berdekatan satu sama lain di beberapa lokasi. Kekar tarik (extensional fractures) banyak dijumpai utamanya di batuan berumur lebih tua (pra-Tersier), sedangkan pada batuan yang lebih muda (Tersier) kekar memperlihatkan pola yang lebih komplek, terdiri dari kekar tarik dan rabak. Struktur
regional
yang
terbentuk
akibat
dari
kegiatan tektonik kala Miosen Tengah ditunjukkan oleh geantiklin Bukit Barisan yang mernbentang dari Utara sampai Pardede
Selatan dkk.
sepanjang (1986)
Sumatera
menyatakan
bagian
bahwa
Barat.
peristiwa
pengangkatan deretan pegunungan ini ditandai dergan
39
adanya ketidak selarasan regional yang terdapat diantara Fomasi Hulusimpang
dan
Formasi
Bal. Pembentukan
struktur regional terus berlangsung hingga mencapai puncaknya
pada
Plio-Pleistosen,
rnembentuk
struktur
lipatan berarah Barat Laut-Tenggara dengan kemiringan lapisan batuan berkisar antara 150 – 400. Struktur muda ini dapat dijumpai terutama di bagian Timur Laut pada peta geologi regional Lembar Bengkulu.
BAB II KEGIATAN PENYELIDIKAN
40
A. PERSIAPAN Sebelum
melakukan
penyelidikan
lapangan,
terlebih
dahulu dilakukan persiapan-persiapan, seperti berikut : •
Menyiapkan
peta
geologi
regional
lembar
Lahat,
Lembar Baturaja, Lembar Bengkulu, dan Lembar Manna skala 1 : 250.000 •
Menyiapkan peta topografi skala 1 : 100.000 yang sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan
•
Mempelajari laporan peneliti terdahulu, dimana data ini akan sangat berguna pada saat penulisan laporan
•
Mempelajari literatur yang relevan dengan kegiatan yang akan dilakukan
B. PEMETAAN GEOLOGI Pemetaan geologi dilakukan dengan cara menelusuri singkapan-singkapan yang ada di daerah telitian. Singkapan batuan biasanya berada di sungai-sungai, tebing-tebing bekas pemotongan jalan baru, dan bekas galian penduduk. Setiap menemukan singkapan bahan galian, dideskripsi kemudian diplot di peta dengan batuan alat GPS, serta diambil sampel batuannya untuk kemudian dianalisa di laboratorium. Pemetaan geologi sangat penting dilakukan pada setiap penyelidikan bahan galian, karena dari data primer ini kita dapat mengetahui
luas
penyebaran,
bahan
galian
batuannya, juga kualitasnya secara megaskopis .
C. ANALISA LABORATORIUM
41
dan
formasi
Selama melakukan penyelidikan bahan galian dilapangan, team
peneliti
juga
mengambil
sampel
bahan
galian,
pengambilan sampel dilakukan di singkapan bahan galian, sumur uji dan parit uji dengan menggunakan palu geologi, dan pengambilan sampel dari mata bor (bor tangan) kemudian dimasukkan di kantung sampel dan ditutup rapat. Sampel sampel
itu
dianalisakan
di
Laboratorium.
Dari
analisa
laboratorium akan diketahui kualitasnya, dimana hal ini sangat berpengaruh pada nilai ekonomis daripada bahan galian itu. Parameter yang digunakan adalah komposisi kimia dan analisa fisik, parameter tersebut berdasarkan kegunaan dari masing-masing bahan galian.
D. PENGOLAHAN DATA Setelah selesai penyelidikan lapangan, kemudian dibuat laporan dalam bentuk tulisan yang diketik dengan komputer, dimana bahan laporan diambil dari data primer atau data lapangan dan data sekunder yang didapatkan dari peneliti terdahulu, serta literatur yang relevan dengan penyelidikan yang dilakukan. Pengolahan data dilakukan secara statistik dan penyajian data dibuat dalam bentuk tulisan, tabel, gambar dan foto.
E. PENGOLAHAN CONTOH Contoh bahan galian diambil di singkapan bahan galian dengan
menggunakan palu geologi, kemudian dimasukkan
dalam kantong sampel dan ditutup rapat, lalu disimpan di basecamp,
pada
tempat
yang
42
kering.
Setelah
selesai
penyelidikan lapangan sampel bahan galian dibawa ke Kota Lahat dan dianalisakan dilaboratorium, sebagian lagi disimpan untuk data dan keperluan keilmuan di Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lahat.
F. PEMBUATAN PETA Dari hasil kompilasi data maupun pengecekari dan temuan bahan galian baru di lapangan, dapat dikelompokkan bahan galian perkecamatan dan dari data ini dapat dibuat Peta Sebaran Bahan Galian. Data yang dldapatkan dapat berupa nama sungai, gunung, bukit atau narna daerah/desa maupun dala GPS dimana bahan galian itu terdapat. Peta dibuat dengan format yang baku dan biasa dipakai dalarn
suatu
laporan-laporan
ilmiah
pada
umumnya
mengacu pada SNl.
BAB III HASIL PENYELIDIKAN DAN PEMBAHASAN
A. PENYEBARAN BAHAN GALIAN A. 1. Batugamping
43
dan
a. Padangtitiran Singkapan batugamping di Desa Padang Titiran terdapat di Bukit Bengtenun yang membujur dan membentuk suatu perbukitan yang memanjang dan sebagian terdapat di kebun penduduk yang ditanami kopi. Secara megaskopis batugamping tersebut adalah berwarna kuning keputihan, kompak, sangat keras, masif, terdapat kekar-kekar karena lapuk dan pecahpecah seukuran 10 cm x 5 cm cukup banyak, urat-urat kalsit tipis-tipis cukup banyak dan sedikit batugamping kristalin. Morfologi pada endapan batugamping ini adalah perbukitan bergelombang sedang yang memanjang.
Foto 3.1
Singkapan batugamping
di Bukit
Bengtenun, Desa
Padantitiran Kecamatan Talang Padang.
b. Sukajadi Di Desa Sukajadi deposit batugamping tersingkap hanya di satu bukit, penduduk setempat menamakan bukit
itu
dengan
nama
Gunung
Danau.
Deposit
batugamping tersebut mempunyai ciri-ciri fisik yaitu batugamping klastik (kalkarenit), keras, kompak, putih
44
kekuningan, fosil-fosil termineralisasi dan pecahanpecahan cangkang, setempat terdapat urat-urat kalsit, dengan gua-gua batugamping, stalaktit dan stalakmit, dan sungai bawah permukaan yang merupakan ciri khas Karst Topografi.
Foto 3.2 Singkapan Batugamping di Desa Sukajadi. Setelah dilakukan pengamatan dan pengambilan sampel terhadap deposit batugamping dilanjutkan dengan pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat
ukur
theodolit
T0
untuk
penyebaran deposit (Foto 3.5).
45
menentukan
batas
Foto 3.3. Pembuatan parit uji di Desa Sukajadi, terlihat batu gamping bewarna putih kekuningan
Foto 3.4. Sumur uji batugamping di Desa Sukajadi.
Data dari hasil pengukuran tersebut nantinya akan digunakan dalam pemetaan dan perhitungan sumberdaya deposit batugamping. Dari hasil test pit (sumur uji) diketahui ketebalan tanah penutup adalah 1 - 1,5 meter.
46
Foto 3.5. Pengukuran topografi endapan batugamping di Desa sukajadi.
c. Pulau Boringin Batugamping
yang
tersingkap
di
daerah
penyelidikan terletak hanya di satu bukit. Pengamatan lapangan sepanjang termasuk fisiknya
dilakukan Sungai dalam
di
Talang
Cengal.
Formasi
batugamping
Langsat
Batugarnping
Baturaja dengan
klastik
(kalkarenit),
sampai tersebut ciri-ciri keras,
kompak, putih kekuningan fosil-fosil termineralisasi dan pecahan-pecahan cangkang setempat terdapat uraturat kalsit. Di daerah penelitian juga terdapat gua-gua batugamping dengan stalaktit dan stalakmitnya, dan sungai bawah permukaan yang merupakan ciri khas Karst Topografi.
47
Endapan batugamping yang terdapat di lokasi penelitian diperkirakan telah
mengalami
gangguan
tektonik berupa penyesaran. Hal tersebut dicirikan oleh terdapatnya bongkah-bongkah batugamping di dasar sungai dan gawir
sesar yang terdapat di Sungai
Cengal.
Foto 3.6. Singkapan deposit batugamping di Desa Pulau Beringin.
Sampel
batugamping
diambil
dengan
menggunakan palu godam dan bekhel, sedangkan sumur uji (Foto 3.8) digunakan untuk mengetahui penyebaran dan kualitas deposit batugamping, serta mengetahui ketebalan overbouden (tanah penutup). Setelah dilakukan pengamatan dan pengambilan sampel
terhadap
deposit
batugamping
dilanjutkan
dengan pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
alat
ukur
theodolit
TO
untuk
menentukan batas penyebaran deposit (Foto 3.10).
48
Data dari hasil pengukuran tersebut nantinya akan digunakan dalam pemetaan dan perhitungan cadangan deposit batugamping.
Foto. 3.7. Pembuatan Sumur Uji pada endapan batugamping di Desa Pulau Beringin.
Foto 3.8. Sumur Uji pada endapan batugamping di Desa Pulau Beringin.
49
Foto 3.9. Sumur Uji pada endapan batugamping di Desa Pulau Beringin.
Foto 3.10. Pengukuran topografi endapan batugamping di Desa Pulau Beringin.
50
d. Karangare Endapan
batugamping
di
Desa
Karangare
Kecamatan Talang Padang membentuk Bukit Cokong Lemaran, dimana tahap penelitiannya baru dalam penyelidikan survai tinjau, penyelidikan lanjutan sangat perlu dilakukan, mengingat batugamping merupakan salah satu bahan gallan industri yang penting.
e. Pandanarang Di Desa Pandanarang, endapan batugamping dijumpai ditiga lokasi, masing-masing di sebelah timur Sungai Pangi, disebelah timur Sungai Gegas dan kanan kiri Sungai Tiung. Diketiga lokasi tersebut diatas, umumnya singkapan batuan yang dijumpai berwarna coklat tua keputih-putihan, tidak berlapis, pejal, sering dijumpai rekahan-rekahan yang telah terisi kalsit, serta kadang-kadang sisa-sisa kerangka ganggang dan koral masih dapat dikenali. Endapan batugamping di dekat Sungai Pangi, Sungai
Gegas
dan
Sungai
Tiung
masing-masing
penyebarannya sekitar 5 ha, 6 ha, dan 10 ha.
f. Pagarjati Batugamping
di
Desa
Pagarjati
terdapat
di
sebuah sungai kecil yaitu Sungai Suban, berjarak sekitar 6 km dari Pagarjati ke arah barat daya.
51
Secara umum batugamping tersebut berwarna abu-abu kecoklatan sampai abu-abu keputihan, sedikit berongga dan tidak berlapis. Batugamping di daerah ini tersingkap di kiri-kanan sungai sepanjang kurang lebih 150 meter serta 2 meter. Umumnya tinggi singkapan dari sungai tidak lebih dari 1 meter.
g. Rantau Dodor Batugamping di Desa Rantau Dodor terdapat di Talang
Tebat,
secara
megaskopis
batugamping
tersebut adalah berwarna putih kekuningan, masif, keras,
kompak,
cangkang
urat-urat
binatang
laut
kalsit berupa
cukup mold
banyak, (cetakan)
berukuran 2 cm yang hadir jarang-jarang. Morfologi pada endapan batugamping tersebut adalah perbukitan bergelombang
sedang, terdapat
sungai bawah tanah, dan di tebing-tebing banyak bersarang burung layang-layang (walet).
A- 2. Granit a. Tanjung Sakti Bahan galian granit di Tanjung Sakti terdapat di Talang Air Buluh, kurang lebih 7 km dari Tanjung Sakti. Lokasi tersebut tepatnya di tepi Sungai Manna dan berada di tebing jalan raya Tanjung Sakti Manna. Secara megaskopis endapan granit tersebut adalah berwama
putih
bintik-bintik
abu-abu,
terkekarkan,
kurang kompak karena kekar, sebagian lapuk, longsor
52
kearah badan jalan, bentuk mineral anhedral, kuarsa mendominasi,
plagioklas,
orthoclase.
Dilihat
dari
singkapan batu granit yang berupa longsoran dan terkekarkan
kemungkinan
telah
mengalami
pensesaran.
Foto 3.11. Singkapan granit di Talang Air Buluh Desa Tanjung Sakti, tebing jalan yang longsor antara Tanjung Sakti- Manna km 7
b. Pulau Timon Di Desa Pulau Timon bahan galian granit terdapat di tepi jalan, tepatnya di Hutan Lindung Bukit Dingin. Secara
megaskopis
granit
tersebut
adalah
putih
keabuan, keras, kompak, sebagian merupakan boulderboulder dari granit itu sendiri, holokristalin, anhedral, kuarsa melimpah, plagioklas, orthoklas banyak, dan sedikit mineral hijau, di lain tempat banyak terdapat mineral pirit yang tersebar merata berukuran pasir sedang.
53
Foto 3.12. Singkapan granit di Hutan Lindung Dingin Desa Pulau Timon, tebing Tanjung Sakti - Manna km 14.
c. Pajar Bulan dan Bukit Pamagaring Bahan galian granit di Kecamatan Pajar Bulan terdapat di Bukit Gambut dan berjarak 15 km dari Kota Kecamatan Pajar Bulan, dan di Kecamatan Muara Pinang yaitu di Bukit Pamagaring tahap penelitiannya baru pada penyelidikan survai tinjau.
A.3. Andesit a. Tanjung tseringin Penyelidikan bahan galian andesit diutamakan pada formasi Qpva, Andesit yang ada merupakan batuan terobosan. Endapan andesit yang tersingkap di daerah penyelidikan terdapat di Desa Tanjung Beringin,
54
dan secara geografis terletak pada 03 050'52" LS dan 1030 39'40" BT. Endapan andesit membentuk deretan bukit yang terjal yaitu Bukit Besar, Bukit Kuning, dan Bukit Lepak Kajang (Foto 4, 5, 6, dan 7) dengan penyebaran relatif barat-timur, secara megaskopis warna lapuk abu-abu keputihan, warna segar kelabu terang, keras, kompak, terdapat kekar-kekar halus, orthoclase, plagioklase, horblende, amigdaloidal,
kuarsa,
subhedral
xenolith.
menginformasikan
Adanya
bahwa
sampai struktur
batuan
euhedral, xenolith
andesit
ini
merupakan intrusi. Untuk mengambil sampel andesit menggunakan palu geologi dan palu godam, kemudian dimasukkan dalam kantong sampel, dan sesampainya di Palembang dianalisakan di laboratorium.
Foto 3.13. Memperlihatkan intrusi andesit yang membentuk bukit terjal yaitu Bukit Besar, dan terlihat dataran sawah disekitar Sungai Serelo, tersingkap di Desa Tanjung Beringin.
55
Foto 3.14. Memperlihatkan intrusi andesit yang membentuk bukit terjal, yaitu Lepak Kajang, tersingkap di Tanjung Beringin
Foto 3.15. Memperlihatkan intrusi andesit yang berbentuk Bukit Kuning yang terjal, dan memperlihatkan jembatan gantung yang terdapat di Desa Tanjung Beringin.
b. Bukit Serelo
56
Lokasi andesit ini terdapat di Bukit Serelo yang termasuk wilayah Kecamatan Merapi, dimana Bukit Serelo mempunyai potensi sebagai obyek wisata alam yang rnenarik karena memiliki panorama yang indah dan bentuk yang unik. secara megaskopis warna lapuk abu-abu keputihan, warna segar kelabu, terang, keras, kompak,
terdapat
plagioklase,
kekar-kekar
horblende,
kuarsa,
halus,
orthoclase,
subhedral
sampai
euhedral, amigdaloidal, dan xenolith yang informasikan bahwa bahan galian andesit ini terbentuk karena proses intrusi dangkal. Bukit Batu Andesit di Bukit Batu yang termasuk Desa Muara Lintang Kecamatan Pendopo penyelidikannya baru tahap survai tinjau.
d. Kembahang, Ganggu dan Romantai Bahan galian andesit di Desa Kembahang Baru penyebarannya sepanjang sekitar 100 m dan tinggi 10 m,
dengan
warna
abu
hitam
sebagian
coklat
kemerahan mengalami pelapukan cukup tinggi, dimana lokasi ini mudah dicapai dengan kendaraan roda empat . Di
Desa
Canggu
andesit
penyebarannya
sepanjang 100 m dengan tinggi 15 m dari dasar jalan beraspal. Bahan galian andesit juga terdapat di Desa Romantai, andesit ini berupa lava, berwarna abu kehitaman, kompak, masif sebagian telah mengalami pelapukan berwarna coklat kemerahan.
57
Lingkungan keterdapan bahan galian andesit adalah perbukitan dan sebagian di pinggir jalan raya dengan tumbuhan semak belukar dan alang-alang serta areal perkebunan kopi dan ladang penduduk setempat.
e. Bukit Jambu, Bukit Bingin, Bukit Napal, dan Bukit Telor Andesit
terdapat
di
Kecamatan
Merapi
yang
membentuk beberapa bukit yaitu Bukit Jambu, Bukit Bingin,
Bukit
merupakan
Napal, intrusi
dan
Bukit
dangkal
Telor.
Endapan
(permukaan),
ini
secara
megaskopis adalah berwarna lapuk abu-abu keputihan, warna segar kelabu terang, keras, kompak, terdapat kekar-kekar halus, orthoclase, plagioklase, horblende, kuarsa, subhedral sampai euhedral, amigdaloidal, xenolith. Adanya struktur xenolith menginformasikan bahwa batuan andesit ini merupakan intrusi. Lokasi terdapatnya bahan galian andesit merupakan ladang penduduk dan hutan primer, dengan morfologi berupa perbukitan.
A. 4. Batubara a. Kecamatan Merapi Batubara di Kecamatan Merapi banyak tersebar di beberapa Desa yaitu : Arahan utara, Arahan selatan, Banjarsari, Muara Tiga Besar utara, Muara Tiga Besar selatan, Kungkilan, Air serelo, Bukit Kendi, Bukit Bunian, dan Sukamerindu. Sebagian batubara yang ada di desadesa tersebut telah diexplorasi dan diexploitasi oleh
58
Perusahaan Tambang Bukit Asam dan Bukit Kendi. Nilai kalori yang tinggi didapatkan pada endapan batubara yang dekat atau diterobos oleh intrusi, seperti di kuasa penambangannya Perusahaan Tambang Batubara Bukit Kendi, dimana karena adanya intrusi andesit maka batubara yang ada disitu mempunyai nilai kalori yang tinggi yaitu antara 6000 – 7000 kkal/kg.
b. Kecamatan Lahat Batubara di Kecamatan Lahat didapatkan di desa – desa sebagai berikut yaitu :
1. Desa Senabing Di Desa Senabing endapan batubara terdapat di Sungai Sapai, dan Sungai Engkilingan. Secara megaskopis adalah batubara yang berda di sungai Sapai adalah berwarna hitam kecoklatan, rnengotori tangan,
retak-retak,
kusam,
mineral
pengotor
berwama coklat, getah damar, kurang keras mudah dipalu,
tebal
tersingkap
21
meter,
kedudukan
batubara adalah N 2810E / 560 dengan sisipan batu tempung karbonan 5 cm, tebal soil 2 m, batuan alasnya
adalah batu lempung
kecoklatan,
plastis,
terdapat
karbonan, pirit.
hitam
Sedangkan
batuabara yang ada di sungai Engkilingan, terdapat di antara kebun karet, berwarna hitam, keras, pengotor Endapan
berwarna
coklat,
kilap
lilin
(basah).
batubara di Desa Senabing termasuk
dalam Formasi Muara Enim.
59
2. Desa Lubuktuba Penyelidikan terletak
di
batubara
Sungai
Karet,
di
Desa
dalam
Lubuktuba
penelitian
itu
ditemukan 4 seam batubara, dimana hanya satu seam yang cukup tebal untuk ditambang yaitu 3,37 m dengan ciri-ciri fisik berwama hitam, kusam, mengotori tangan, retak-retak. Top atau bagian atas dari seam ini adalah batu lempung, berwarna abuabu, bercak coklat, lapuk dan plastis. Sedangkan bottomnya adalah batu lempung, berwarna coklal sedikit bercak abu-abu, lapuk dan plastis.
3. Desa Tanjung Baru Di
Desa
batubaranya
Tanjung
sudah
Baru
diexporasi
dan oleh
sekitarnya Parusahaan
Tambang Batubara Bara Batu Alam Selaras, dimana sekarang sudah sampai pada tahap studi kelayakan.
60
Foto 3.16. Singkapan batubara di Sungai Karet dengan ketebalan 3.37 m. Di daerah ini terdapat 5 seam batubara yang terdapat di Formasi Muara Enim, yaitu seam A, B, C, D, dan E, sebagai dasar korelasi untuk semua seam yang terdapat di daerah penyelidikan digunakan seam
B
yang
cukup
memenuhi
syarat
yaitu
karakteristik fisik yang spesifik dan penyebarannya cukup luas. Seam ini memiliki ciri yaitu batubara berwarna hitam, terdapat kekar-kekar, keras, kusam, mengotori tangan, umumnya tebal yaitu 5,5 sampai 9,9 meter, bagian atas batubara berupa batu pasir halus dan kompak/ keras (0,30 m - 0,50 m) dan pada bagian atas dari seam ini memiliki parting berupa batu pasir halus, coklat dan sangat keras. Selain seam B yang layak untuk ditambang adalah seam E dengan karakteristik fisiknya adalah, berwarna hitam, kilap lilin, pecahan concoidal, retakretak, keras, tebal 3,3 sampai 8,8 meter. Batuan pengapiit batubara ini adalah Batu Lempung coklat hitam karbonan, mudah dipalu, plastis, tebal 10 sampai 15 cm. Batubara di lokasi ini mempunyai dip yang besar yaitu antara 7O 0 sampai 800, dilihat dari besar kemiringan batuan tersebut dapat ditafsirkan bahwa di daerah ini telah terjadi struktur geologi sehingga lapisan batubara itu menjadi tegak.
61
4. Desa Muara Cawang Batubara yang ada di daerah ini terdapat di Formasi
Muara
Enim,
dan
ditemukan
3
seam
batubara, yaitu : Lapisan a, tebal antara 0,75 - 6,00 meter, dengan
•
kemiringan
antara
660
–
870
dapat
diikuti
sepanjang 5.000 meter. Lapisan B, tebar antara 1,2 - 7,00 meter, dengan
•
kemiringan 790 dapat diikuti sepanjang 12.250 meter. Lapisan C, tebal antara 0,8 - 6,00 meter, dengan
•
kemiringan
antara
220
-840
,
dapat
diikuti
itu
adalah
sepanjang 8.500 meter. Secara
megaskopis
batubara
berwarna hitam mengkilat sampai kusam, britle, dan kompak.
c. Kecamatan Kikim Bahan galian batubara terletak di daerah Sungai Berau, secara administratif terletak di wilayah Kecamatan Kikim.
Morfologi
perbukitan
di
daerah
bergelombang
penelitian
lemah
yang
sebagian memajang
besar dari
baratdaya ke utara dan dataran rendah yang tersebar di Formasi
Muara
Enim.
Umumnya
singkapan
batubara
dijumpai pada aliran sungai dan alur sungai, dimana kemiringan lapisan yang diukur pada batuan pengapitnya adalah 50 – 300 ke arah timur laut dan jurusnya relatif barat
62
laut-tenggara. Keterdapatan endapan batubara di daerah penyelidikan, yaitu pada satuan batu lempung berwarna coklat kekuningan sampai abu-abu kehitaman dan beberapa lokasi pengamatan terdapat pada batu lempung tufaan, dengan penyebaran setempat-setempat terutama di bagian utara daerah penyelidikan. Batubara yang cukup prospek yaitu yang terdapat di Wana Raya dengan tebal antara 0,5 m sampai 1,28 m. Secara megaskopis batubara tersebut adalah hitam kecoklatan, kusam, mudah hancur, terdapat pengotor fosil resin (getah damar).
d. Kecamatan Pendopo Batubara di Kecamatan Pendopo terdapat di Desa Rantau Dodor tepatnya di Air Kawung. Morfologi terdapatnya batubara adalah perbukitan bergelombang sedang, secara megaskopis batubara itu bewarna hitam, agak keras dimana mudah
dipatahkan
dengan
tangan,
terkekarkan
yang
tersebar cukup merata, mengkilap sampai kugam, spot-spot fosil resin (getah damar) berukuran pasir sangat halus dan di beberapa tempat sampai berukuran 3 cm, berbentuk boulder-boulder berukuran 10 cm sampai 50 cm sebagai fragmen batuan pada litologi lempung abu-abu coklat dengan bercak-bercak kuning, plastis, lunak, dan pada batu pasir lempungan, berwarna abu-abu, cukup padat, kuarsa ukuran pasir halus tersebar merata, mineral hitam, cukup porous, bentuk butir rounded. Batubara ini diperkirakan bagian dari Formasi Talangakar.
63
Foto 3.17. Test pit di daerah Air Kawung, Desa Rantau Dodor, terlihat batubara berwarna hitam sebagai boulder pada batu pasir lempungan.
Diperkirakan batubara ini merupakan hasil trasportasi dari batubara yang berada di atasnya, penyelidikan lanjutan akan
sangat
penting
untuk
mengetahui
kualitas
dari
batubara yang insitu maupun besar sumberdayanya.
A. 5. Zeolit Bahan galian zeolit terdapat di Desa Padangtitiran Kecamatan Talang Padang yang terdapat di ladang penduduk. Secara megaskopis zeolit itu adalah berwarna putih kebiruan agak kekuningan, ukuran butir lempung pasiran, mudah digerus
dengan kuku,
masif, terdapat kekar-kekar, akar
tanaman, kurang kompak dan rnudah dipalu (Foto 3.18). Penampang deposit zeolit Desa Padang Titiran dapat dilihat pada gambar 3.1
64
Gambar 3.1. Penampang singkapan deposit zeolit di Desa Padang Titiran (Piter Haryanto, 2001 )
Setelah dilakukan pengamatan terhadap deposit zeolit dilanjutkan
dengan
pengukuran
topografi.
Pengukuran
topografi dilakukan dengan menggunakan alat ukur theodolit T0 untuk menentukan batas penyebaran deposit (Foto 3.19). Data hasil pengukuran tersebut nantinya akan digunakan dalam perhitungan cadangan deposit zeolit dan sebagai dasar dalam pembuatan peta penyebaran deposit zeolit.
Foto 3.18 Singkapan zeolit di Desa Padang Titiran.
65
Foto 3.19. Pengukuran topografi di lokasi terdapatnya endapan zeolit di Desa Padang Titiran.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan bor tangan (Foto 3.20) dan sumur uji (test pit) (Foto 3.21) untuk mengetahui penyebaran deposit zeolit. Dari hasil sumur uji diketahui tanah penutupnya adalah 0,5 meter.
Foto 3.20. Pengambilan sampel zeolit yang fresh dengan menggunakan alat bor tangan.
66
Foto 3.21. Test pit di lokasi terdapatnya endapan zeolit di Desa Padang Titiran.
A. 6. Bentonit a. Arahan Penyelidikan lapangan diutamakan pada formasi batuan
yang
banyak
mengandung
satuan
batuan
lempung, yaitu Formasi Muara Enim, Formasi Kasai dan Air Benakat karena bahan galian bentonit merupakan lempung dengan komposisi mineral Montmorilonit. Endapan bentonit yang tersingkap di daerah penyelidikan terdapat di tepi jalan lintas Sumatera, tepatnya di Desa Arahan dan secara geografis terletak pada 03040' 20" LS dan 1030 41'59" BT. Ketebalan bentonit adalah 2,2O meter, secara megaskopis benuama cream, kilap lilin, retak-retak, bila kering brittle, top atau bagian atas dari bentonit ini adalah soil berwarna cream kemerahan, ukuran pasir
67
sampai
lempung,
gembur,
sedangkan
bottom-nya
adalah batu pasir tufaan, ukuran pasir halus, putih, porous, mudah dipalu, dengan penyebaran relatif barat timur dan kemiringan batuan ke utara.
Foto 3.22. Memperlihatkan bentonit, di Desa Arahan, yang tersingkap di tepi jalan lintas Sumatera.
b. Sungai Berau, Sungai Laru, dan Gunungkerto Bahan
galian
bentonit
di
Kecamatan
Kikim
terdapat di Desa Sungai Berau, Sungai Laru, dan Gunungkerto dimana penelitiannya baru dalam tahap survai tinjau. Bentonit ini sebagian tersingkap ditepi jalan
beraspal
dan
sebagian
lagi
jauh
dari jalan
beraspal.
c. Muara Maung Daerah penelitian termasuk dalam Desa Muara Maung
Kecamatan
Merapi,
dimana
bahan
galian
bentonit terdapat pada Formasi Muara Enim. Secara megaskopis bentonit itu adalah berwarna abu-abu, abuabu kekuningan sampai abu-abu kehijauan, kilap lilin,
68
tidak mengotori tangan, plastis. Tersingkap di kebun penduduk, di tepi-tepi sungai, selain itu digunakan alat bor tangan dan pembuatan test pit untuk mengetahui variasi batuan, pengambilan sampel yang fresh, dan tanah
penutup
penelitiannya
(10-230
baru
cm)
pada
dimana
tahap
tingkat
penyelidikan
pendahuluan.
A.7. Marmer Endapan marmer di Desa Sukajadi Kecamatan Lahat, terdapat
di
hutan
primer
dan
sebagian
kebun
kopi
penduduk, secara megaskopis adalah berwarna antara abuabu kehijauan, warna abu-abu terang terdapat urat putih dan noda kemerahan, putih kekuningan terdapat urat putih, abu-abu tua, hitam berbutir halus dan warna hitam dengan urat kalsit, sebagian terlihat boulder-boulder yang terdapat di lembah dan terdapat pula sarang burung walet yang berbentuk gua di tebing terjal marmer. Tersingkap di Bukit Keban Bawa (istilah penduduk setempat) dan tersebar cukup luas kurang lebih 60 Ha ke arah Bukit Barisan, sehingga cadangannya cukup besar. Morfologi dimana endapan marmer terdapat adalah perbukitan bergelombang lemah dengan ketinggian antara 300-500 meter dari muka laut. Vegetasi yang tumbuh disekitar endapan marmer adalah semak belukar yang lebat dan kebun kopi penduduk setempat dibagian kaki dan lereng bukit.
A. 8. Sirtu
69
Bahan galian sirtu atau pasir batu di Kabupaten Lahat banyak terdapat hampir di semua Kecamatan yang ada, dimana keterdapatannya
di sekitar
Sungai
Lematang,
Sungai Lintang, Sungai Kikim, Sungai Lingsing, Sungai Pangi dan Sungai Musi. Bahan galian batu atau koral yang ada berukuran kerakal sampai boulder-boulder berukuran 2 meter, semakin jauh dari sumbernya maka batu itu semakin kecil dan rounded. Pasir dan batu yang berada di sungai keterdapatannya di pinggir-pinggir sungai dan, sebagian berada di dasar sungai, atau membentuk pulau-pulau kecil hasil dari Oxbow lake yang merupakan hasil pengerjaan dari meandering sungai yang berstadia tua, dimana terdiri dari batu andesit, granit, basal, dan batuan beku lainnya.
A. 9. Batuapung a. Bukit Sungai Selepah Bahan galian batuapung terdapat di Desa Sungai Selepah
Kecamatan
Talang padang,
dimana tahap
penelitiannya baru survai tinjau. Ciri-ciri fisiknya adalah putih
bersih
bila
fresh,
tetapi
berwarna
kuning
kecoklatan bila lapuk, ringan, menyerat, sedikit kuarsa, mineral pirit dengan bentuk butir berlembar hadir jarang-jarang, batuapung ini berbentuk boulder-boulder dangan ukuran yang bervariasi dari 50 cm sampai berukuran kerakal.
b. Sungai Jemih
70
Batuapung di Desa Sungai Jernih tepatnya berada di Talang Bukit Barisan, dimana tahap penelitiannya baru dalam penyelidikan survai tinjau.
c. Simpang Perigi Endapan batuapung di lokasi penyelidikan terdapat ditepi jalan raya Kepahyang - Simpang Perigi, dan di sekitar Desa. secara megaskopis adalah berwama putih kersih bila segar, dan warna lapuk kuning kecoklatan, ringan ,cukup kompak, menyerat (fibrous), terdapat pirit berwarna
kuning
setempat,
kuarsa
Batuapung fragmen
emas
ini
pada
yang
hadir
berbentuk Batupasir
pula
berlembar
setempat-
setempat-setempat.
boulder-boulder kerakalan
dan
sebagai batupasir
kerikilan, berwama crem keabuan, porous, tidak kompak merupakan material yang mudah lepas, fragmen lainnya adalah tuff padu dan andesit dengan diameter sampai berukuran 10 cm. Overbouden (tanah penutup) kurang lebih
1,5
meter,
dimana
batuapung ini sampai 50 cm.
71
diberapa
tempat
ukuran
Foto 3.23. Singkapan Batu Apung di Desa Simpang Perigi yang terdapat di tebing jalan antara Kepahyang (Bengkulu) Simpang Perigi (Lahat).
A.10. Trass Endapan trass banyak terdapat di Kabupaten Lahat, namun
untuk
mengetahui
kualitasnya
perlu
analisa
laboratorium, hasil penyelidikan yang telah dilakukan kebanyakan baru dalam tahap survei pendahuluan belum ada yang telah melakukan sampai explorasi pendahuluan. Lokasi terdapatnya trass di Kabupaten Lahat adalah sebagai berikut :
a. Kecamatan Lahat Endapan trass di Desa Tanah Pilih baru dalam tahap Survei tinjau.
b. Kecamatan Merapi Bahan galian trass di Kecamatan Merapi terdapat di Desa Suka Cinta, Desa Ulak Pandan, Desa Telatang, tahap penelitian baru dalam tahap survai tinjau
c. Kecamatan Kota Agung
72
Di Kecamatan Kota Agung trass terdapat di Desa Tanjung Tebat, Desa Nibung, Desa Tanjung Bai, Desa Tanah Pilih, dan Talang Jawa dimana penyelidikan baru dalam tahap survai tinjau.
d. Kecamatan Pendopo Trass
di
lokasi
penelitian terdapat
di Desa
Manggilan dan Desa Gunung Meraksa Lama yang tersingkap di tepi jalan, secara megaskopis trass tersebut berwarna putih kekuningan, parous, pasiran, mengandung fragmen batuapung dan batu beku, kurang kompak mudah diremas, kuarsa. Penduduk sekitar menggunakan trass tersebut sebagai bahan campuran
untuk
batubata,
dimana
tingkat
penyelidikan baru dalam tahap survai tinjau.
e. Kecamatan Tebing Tinggi Bahan galian trass di Kecamatan Tebing Tinggi terdapat di Desa Lampar Baru dan Desa Tanjung Beringin, dengan tingkat penyelidikan baru dalam tahap survai tinjau.
f. Kecamatan Ulu Musi Penyelidikan umum bahan galian trass terdapat di Desa Air Kelingsar dan Simpang Perigi, Kecamatan Ulu Musi.
1. Desa Air Kelingsar
73
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, endapan tras yang dijumpai relatif sedikit dan kondisi morfologi berupa perbukitan terjal. Untuk mencapai daerah tersebut perlu melakukan pendakian selama ± 4 jam dari desa terdekat (Desa Air Kelingsar). Sebagian besar tras yang ditemukan berupa sisipan yang muncul di beberapa tempat dengan ketebalan
bervariasi
10
cm-1,5
m
dan
telah
mengalami proses geologi (hydrothermal) sehingga sifat fisiknya berubah menjadi keras dan sebagian lagi
telah
mengalami
pelapukan
dan
berubah
menjadi tanah (soil). Tras yang dijumpai di daerah Air Kelingsar bersifat kompak dan keras yang terbagi menjadi dua golongan yaitu tras yang masih segar dan tras yang sudah rapuh (Foto 3.24)
Foto.3.24. Singkapan endapan trass segar.
2. Desa Simpang Perigi
74
Berdasarkan hasil pengamatan, endapan tras di sekitar Desa Simpang Perigi bersifiat lepas (loose) rapuh dan sebagian insitu namun tidak
begitu
massive. Tras di daerah Simpang Perigi ini juga terdiri dari dua kelornpok yaitu tufa yang berupa butiran-butiran lepas dan bongkah-bongkah rapuh dan mudah pecah/ tidak kompak (Foto. 3.25 dan Foto.3.26).
Foto. 3.25. Singkapan tras rapuh, insitu.
Foto.3.26 Singkapan trass yang lepas-lepas
A. 11. Tanah Liat
75
Tanah liat atau lempung tersebar di Kecamatan Merapi, Pulau Pinang, Tebing Tinggi, dan Kikim.
a. Gunung Agung Tanah liat di Desa Gunung Agung Kecamatan Merapi
tersingkap
di
tebing
Sungai
Lematang,
benrarna hitam, terserpihkan, dan padat, dimana tahap penelitiannya baru survai tinjau. Selain itu ditemukan pula di Desa Suka Cinta, Desa Ulak Pandan,
Desa
Tanjung
Baru, Desa Kebur,
Desa
Gedung Agung dan Desa Merapi, berwarna coklat sampai
coklat
kemerahan,
dan
sedikit
coklat
kekuningan, plastis, lunak sampai cukup padat.
b. Kuba Di Desa Kuba Kecamatan Pulau Pinang tersingkap di tebing Sungai Lematang berwarna hitam, padat, dengan sisipan pasir setebal kurang lebih 10 cm, kedudukan dari batuan terebut diukur pada sisipan batupasir adalah N 1200 E/60, penyebarannya cukup luas, panjang sekitar 100 meter dan tinggi 35 m, yang ditumbuhi semak belukar dan bambu, dimana tahap penelitiannya baru tahap survai tinjau.
c. Lubuk Kelumpang dan Sukakarya Di Kecamatan Tebing Tinggi endapan lempung atau tanah liat tersingkap di Desa Lubuk Kelumpang dan Suka Karya berwarna merah kecoklatan, yang telah dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai bahan
76
baku pembuatan bata, dimana tahap penelitiannya baru survai tinjau.
d. Cecar Di Kecamatan Kikim bahan galian tanah liat, didapatkan di Desa Cecar, kurang lebih 40 km dari Kota Lahat ke arah Kikim, yang tersingkap di pinggir jalan beraspal, secara megaskopis berwarna coklat kemerahan,
plastis,
agak
lunak,
mudah
dipalu,
dimana tahap penelitiannya baru survai tinjau.
A. 12. Batu Sabak Batu
sabak
atau
Slate
merupakan
batuan
metamorfosa beban, batuan ini terbentuk dari lempung menyerpih yang terkena beban. Bahan galian batu sabak terdapat
di
Air
Batu
Hitam,
Desa
Pulau
Timon,
Kecamatan Tanjung Sakti, dimana Air Hitam merupakan anak Sungai Manna, secara megaskopis batu sabak tersebut adalah berwarna hitam bila lapuk, warna segar abu-abu kehitaman, keras bila lapuk cukup lunak, dapat dipatahkan dengan tangan, monomineralik lempung, foliasi, kesan berlapis ukuran 2 cm, terdapat kekar-kekar karena lapuk berwama coklat kemerahan (oksida besi).
77
Foto 3.27. Singkapan batu sabak di Air Batu Hitam, di Desa Pulau Timon
A. 13. Kaolin Bahan galian kaolin terdapat di Bukit Kapur, Desa Gunung Ayu Kecamatan Tanjung Sakti, dimana kaolin tersebut terdapat di lereng dan lembah bukit, tepatnya terdapat di alur liar sungai.
Foto 3.28. Test Pit pada lokasiterdapatnya kaolin (Bukit Kapur) di tanah marga penduduk Desa Gunung Ayu.
78
Morfologi
dimana
kaolin
terendapkan
adalah
perbukitan bergelombang sedang, secara megaskopis kaolin tersebut adalah berwarna putih keabuan, sedikit kerikilan, lunak, mengotori tangan menjadi putih, plastis, semakin kedalam digali kaolin semakin halus, fragmen kerikilan adalah kuarsa berwarna abu-abu keputihan, keras, yang hadir jarang-jarang.
A.14. Emas Logam mulia atau emas ditemukan di kecamatan Tanjung Sakti, Bukit Rajamandala, atau di Sungai Abang. Penyelidikan dan pengambilan bahan galian ini pernah dilakukan oleh PT. Aneka Tambang, tetapi sekarang berhenti. Emas yang terdapat di lokasi ini merupakan emas bijih atau emas primer, sedangkan yang terdapat di sungai-sungai sekitamya
merupakan emas sekunder,
hasil dari lapukan batuan yang mengandung emas yang terdapat di bagian atas hulu sungai.
A. 15. Obsidian Obsidian
ditemukan
di
Desa
Gedung
Agung
Kecamatan Merapi, dimana bahan galian ini merupakan produk
vulkanik.
hitam,
holohyalin,
Secara megaskopis kompak,
cukup
ditemukan dalam jumlah yang sedikit.
B. KUALITAS BAHAN GALIAN
79
adalah
keras,
berwarna
95%
gelas,
Kualitas bahan galian tergantung dari parameter kimiawi dan fisik. Pada umumnya bahan galian industri atau yang biasa disebut
dengan
golongan
C,
parameter
fisik
suatu
u ji
labora laborator torium ium lebih lebih pentin penting g untuk untuk dilaku dilakukan, kan, sedangk sedangkan an bahan bahan galian golongan A seperti Batubara analisa kimiawi lebih penting. Kuali Kualita tas s suatu suatu bahan bahan gali galian an akan akan sanga sangatt berp berpen enga garu ruh h sekal sekalii terhadap harga dan pangsa pasamya bahan galian tersebut.
B.1. Batugamping a. Padang Titiran Enda Endapa pan n Keca Kecama mata tan n dengan
batu batuga gamp mpin ing g
Tala Talang ng
Pada Padang ng
menggunakan
di Desa Desa tela telah h
palu
Pada Padang ng Titi Titira ran, n,
diam diambi bill geologi,
samp sampel elny nya a kemudian
dianal dianalisa isakan kan di Laborat Laboratori orium, um, hasiln hasilnya ya adalah adalah sebagai sebagai berikut :
Tabel 3.1. Hasil analisa kimia batugamping di Bukit Bengtenun Desa Padang Titiran
Dar Dari
hasi hasill
anal analiisis sis
batu batuga gam mping ping
diat diatas as
dapat apat
digunak digunakan an dalam dalam industr industrii kerami keramik, k, indust industri ri logam, logam, dan industri lainnya.
b. Sukajadi Bahan Bahan galian galian batugam batugampin ping g di Desa Desa Sukajad Sukajadii telah telah dila dilaku kuka kan n
peny penyel elid idik ikan an
80
samp sampai ai
taha tahap p
peny penyel elid idik ikan an
pendahu pendahulua luan, n, dan telah telah dianal dianalisa isa di labora laborator torium ium,, hasil hasil analisa tersebut adalqh sebagai berikut:
Tabel 3.2. Hasil analisis batugarnping Desa Sukajadi, Kecamatan Lahat
Diliha Dilihatt dari dari tabel tabel diatas, diatas, kualita kualitas s batugam batugampin ping g di Desa Desa
Suka Sukaja jadi di
kualitas
terg tergol olon ong g
tersebut,
berk berkua uali lita tas s
deposit
diman dimanfa faat atkan kan pada pada indus industr trii
ting tinggi gi..
Deng Dengan an
batugamping
dapat
seme semen n
port portla land nd,,
indu indust stri ri
metalurgi maupun industri lainnya.
c. Pulau Beringin Peny Penyel elid idik ikan an depo deposi sitt batug batugam ampi ping ng di Desa Desa Pu Pula lau u Beringin,
Kecamatan
Kikim
sudah
sampai
tahap
penyel penyelidi idikan kan pendah pendahulu uluan, an, sampel sampel batugam batugampin ping g sudah sudah dianal dianalisa isa di labora laborator torium ium dimana dimana hasil hasil analisa analisanya nya dapat dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 3.3. Hasil analisis batugamping Desa Pulau Beringin, Kecamatan Kikim
81
Kualitas batugamping di Desa Pulau Beringin relatif sama sama denga dengan n di Desa Desa Sukaj Sukajadi adi,, terg tergol olong ong berk berkua uali lita tas s tingg inggi. i. Perbe erbeda daan an kual kualit itas as di kedu kedua a
lokas okasii
ini tida tidak k
sign signif ifik ikan an dan dipe diperk rkir iraka akan n meru merupak pakan an endap endapan an yang yang meneru menerus s satu sama sama lainny lainnya. a. Dengan Dengan kualita kualitas s terseb tersebut, ut, deposi depositt batugam batugampin ping g dapat dapat dimanf dimanfaatk aatkan an pada industr industrii seme semen n
port portla land nd,,
indu indust stri ri
meta metalu lurg rgii
maup maupun un
indu indust stri ri
lainnya.
d. Karangare Batugamping
di
Desa
Karangare
tingkat
penyelidikannya baru tahap survai tinjau jadi analisis kimia belum dilakukan.
e. Pandanarang Di daerah Desa Pandanarang endapan batugamping telah telah dilakuk dilakukan an penyel penyelidi idikan kan pendahu pendahulua luan, n, dimana dimana hasil hasil analisis laboratorium terdiri dari 5 sampel batugamping di Labo Laborratorium
Kim Kimia
Kant antor
Wilayah ayah
Depart artemen
Pert Pertam amban bangan gan dan Ener Energi gi Prop Propin insi si Suma Sumate tera ra Sela Selata tan, n, tahun1985, dapat dilihat dibawah ini (dalam %), yaitu :
Tabel 3.4. Hasil analisis batugamping Desa Pandanarang Kecamatan Kikim.
Dari Dari hasil hasil analisi analisis s kimia kimia diatas diatas dapat dapat dis disim impul pulkan kan bahwa bahwa kualita kualitas s batuga batugampi mping ng ini dapat dapat digunak digunakan an dalam dalam
82
peleburan
dan
pemurnian
besi
atau
logam
lainnya.
Batugamping berfungsi sebagai bahan imbuh pada tanur tinggi. Bijih besi mengandung silika dan alumina sebagai unsur tambahan dalam proses peleburan unsur-unsur tersebut bersenyawa dengan bahan pengimbuh berupa terak cair (seng) yang mengapung di atas lelehan, besi, sehingga mudah dipisahkan. Disamping itu, batu gamping diperlukan untuk mengikat gas-gas seperti SO2 , H2O dan HF.
Untuk
itu
batu gamping yang
diperlukan harus
mempunyai kadar CaO yang tinggi yaitu minimum 52 %, dimana batuan tersebut harus sarang dan keras.
f. Pagarjati Daerah Pagarjati telah diteliti oleh team geologi dari Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi Propinsi Sumatera Selatan tahun 1985. Pada penyelidikan ini telah menganalisis 3 sampel batugamping dari Sungai Suban
di
Laboratorium
Kimia
Kanwil
Departemen
Pertambangan dan Energi Propinsi Sumatera Selatan.
Tabel 3.5. Hasil analisis batugamping Desa Pagarjati Kecamatan Kikim
Dari hasil analisis kimia diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas batugamping ini dapat digunakan untuk bahan baku semen portland, dimana untuk satu ton semen diperlukan tidak kurang dari 1 ton batu gamping dan kadar CaO adalah 50–55 %.
83
g. Rantau Dodor Endapan
batugamping
di
Desa
Rantau
Dodor
penyelidikannya baru tahap survai tinjau, tetapi analisis kimia sudah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6. Hasil analisis kimia batugamping di Talang Kebut Desa Rantau Dodor
Dari
hasil
analisis
batugamping
diatas
dapat
digunakan dalam industri keramik, industri logam dan industri lainnya.
B.2. Granit a. Tanjung Sakti dan Pulau Timon Bahan galian granit di Desa Tanjung Sakti dan Desa pulau Timon Kecamatan Tanjung Sakti penyelidikannya baru tahap survai tinjau, maka analisis kimia maupun pisik batuan belum dilakukan.
b. Pajar Bulan dan Bukit Pamagaring Granit di Bukit Gambut Kecamatan Pajar Bulan dan Bukit
Pamagaring
Kecamatan
Muara
Pinang
tingkat
penyelidikannya baru tahap survai tinjau dan analisis kimia maupun fisik berum pemah dilakukan.
B.3. Andesit
84
a. Tanjung Beringin Di Desa Tanjung Beringin bahan galian andesit pernah dilakukan penelitian pendahuluan dimana analisis fisik telah dilakukan karena parameter fisik sangat penting untuk bahan galian ini, dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 3.7. Kuat tekan andesit di Desa Pulau Beringin Kecamatan Merapi
Dilihat dari hasil analisis fisik diatas dengan rata-rata 37,08 Mpa maka bahan galian andesit ini cocok untuk digunakan sebagai bahan bangunan, bahan pembuatan galangan-galangan kapal untuk dermaga, bahan pengeras jalan dan untuk pembangunan bendungan.
b. Bukit Serelo
85
Bahan galian andesit di Bukit Serelo Kecamatan Merapi sangat mudah dikenali karena bentuknya yang unik dimana tingkat penyelidikannya baru tahap survai tinjau, maka analisis kimia dan fisik belum dilakukan.
c. Bukit Batu, Kembahang, Canggu, dan Rornantai Andesit
di
Bukit
Batu,
Desa
Muara
Lintang
Kecamatan Pendopo, dan di Desa Kembahang, Canggu, dan Romantai Kecamatan Tebing Tinggi penyelidikannya baru survai tinjau maka analisis kimia maupun pisik belum dilakukan.
d. Bukit Jambu, Bukit Bingin, Bukit Napal, dan Bukit Telor Batu andesit di Kecamatan Merapi yaitu di Bukit Jambu,
Bukit
Bingin,
Bukit
Napal,
dan
Bukit
Telor
penyelidikannya baru tahap survai tinjau jadi analisis kimia maupun fisik belum dilakukan.
B.4. Batubara Batubara
di
Kecamatan
Merapi
sebagian
sudah
diexplorasi dan diexploitasi, dan sebagian baru dilakukan penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh Direktorat Sumberdaya Mineral.
a. Kecamatan Merapi Batubara
di
Kecamatan
Merapi
tersebar
di
beberapa desa dengan kualitas yang hampir sama
86
kecuali di Bukit Kendi dan Bukit Bunian karena adanya intrusi maka nilai kalorinya menjadi lebih besar, yaitu : Nama Desa Arahan Utara Banjarsari Arahan Selatan Muara Tiga Besar Utara Muara Tiga Besar Selatan Kungkilan Air Serelo Bukit Kendi Bukit Bunian Sukamerindu
Kalori (kkal/kg) 5000-6000 5000-6000 5000-6000 5000-6000 5000-6000 5000-6000 5000-6000 6000-7000 6000-7000 5000-6000
Sulfur (%) 0.67 0.2 0.65 0.32 0.32 0.2 0.2 0.9 0.7 0.2
Kadar Abu (%) 3 5.5 1.5 4.5 4.5 5.5 3.5 4 5 3.4
Tabel 3.8 Nilai kalori batubara yang terdapat di desa-desa yang ada di Kecamatan Merapi
b. Kecamatan Lahat Batubara di Kecamatan Lahat tersebar di beberapa desa, yaitu :
1. Desa Senabing Endapan batubara di lokasi ini penyelidikannya baru pada tahap survai tinjau, analisis kimia belum dilakukan.
2. Desa Lubuktuba Batubara di Desa Lubuktuba telah dilakukan penyelidikan
pendahuluan
dan
telah
dianalisa
di
Laboratorium Kimia, dimana kualitas batubara di lokasi penelitian tergolong menengah dengan total moisture 21 – 40%; kadar abu <10% dan kadar belerang <2,5%. Nilai kalori batubara bervariasi antara 4782 kcal/kg
hingga
5488
berkisar 1,3.
87
kcal/kg
dan
density
relatif
3. Desa Tanjung Baru Batubara di daerah ini dibagi dua blok yaitu blok timur dan blok barat dengan hasil analisanya adalah sebagai berikut: Blok
Timu r
Bara t
Lokasi S. Gambir Besar, GBB-13 Gambir Besar, GBB-15 S. Kersik, KRS-11 S. Aur, AUR-56 S. Jelatang, JLT-32 S. Aur, AUR-73
Seam
Teba l (m)
TM %
IM %
Ash %
VM %
FC %
S %
CV Kcal/kg
HGI
RD (g/l)
D
2.2
32.8
20.4
8.8
36.3
34.5
0.5 1
4.782
41
1.3 7
E
3.88
34.3
21.8
4.3
37.4
36.5
0.6 7
5.146
49
1.3 3
B
6.95
2.5 0 2.3 5
37.5 0 38.0 8
38.2 0 37.2 0
0.2 2 0.1 9
51
1.3 7
6.50
21.8 0 22.3 7
5.178
B
34.5 0 25.3 6
5.088
56
-
E
4.45
30.8 0
19.4 0
0.8 0
39.8 0
40.0 0
1.4
5.733
54
1.2 9
E
4.40
20.9 5
7.31
2.8 3
50.5 9
39.2 7
2.2 5
6.626
49
-
Tabel 3.9. Hasil Analisa Kimia Batubara daerah blok Kikim
Dari
hasil
analisis
diatas
dapat
diambil
kesimpulan yaitu nilai kalori berkisar antara 4782 5626 kkal/kg, kandungan suffur 0,19 - 2,25%, total moisture 20,95 - 34,50%, kandungan ash 0,8 - 8,8 %.
Dari tabel diatas dapat pula diambil analisa sebagai berikut : •
Untuk seam utama yaitu seam B dan seam E terlihat nilai kalori batubara semakin tinggi ke arah bawah (seam B < seam E).
•
Meningkatnya kualitas batubara nilai kalori batubara juga terjadi dari Timur ke arah Barat, hal ini sangat
88
jelas terlihat pada seam E (seam E blok Timur < seam E blok Barat). •
Secara lateral terjadi ada peningkatan total sulfur ke arah blok Barat dan kandungan abu cenderung meningkat ke arah Timur (ash blok Barat < ash blok Timur).
4. Desa Muara Gawang Di daerah ini penyelidikan umu telah dilakukan dimana kualitas batubara dapat diketahui dari hasil analisa laboratorium dibawah ini : •
Kandungan abu (ash content, adb %) 1,18 - 52,01 %
•
Zat terbang (volatile matter, adb %) 21,23- 41,99%
•
Karbon padat (fixed carbon, adb %) 13,71-42,47%
•
Nilai kalor (caloric value, cal/gr adb) 1634-6015 cal/gr.
•
•
Total belerang (total sulpur, adb %) 0,10 - 3,04% Berat jenis relatif (specific gravity, gr/cm3 adb) 1,291,74 gr/cm3.
•
Total Moisture (ar %) 16,25 - 40,62 %.
•
Free Moisture (ar %) 4,46 -24,64%.
•
Inherent Moisture (adb %) 12,34 - 21,93 % Adb : air dry basis Ar : air receive
d. Kecamatan Kikim
89
Batubara di daerah ini sudah diteliti sampai tahap penyelidikan
pendahuluan,
sehingga
analisis
laboratorium sudah dilakukan yang dapat dilihat dibawah ini : •
Total moisture (ar %) 45,36 - 60,30%
•
Free Moisture (ar %) 35,87 - 50,90 %
•
lnherent moisture (adb %) 10,55 -23,57 %
•
Ash content (adb %) 4,21 - 45,53 %
•
Volatil matter (adb %) 24,40 - 44,22 %
•
Fixed carbon (adb 0,6) 15,,27 - 36,07 %
•
Sulphur (adb %) 0,56 - 4,44 %
•
Specific gravity (adb) 1,34 - 1,61 ton/m 3
•
Calori value (adb) 1595 - 4639 kal/gram Sedangkan dari hasil pengukuran analisa petrografi
batubara menunjukkan bahwa nilai reflektansi yang dihasilkan memiliki kisaran rata-rata 0,25 sehingga dari harga tersebut dapat disimpulkan bahwa batubara di daerah penyelidikan termasuk dalam peringkat lignit.
e. Kecamatan Pendopo Bahan galian batubara di Kecamatan pendopo ditemukan di Desa Rantau Dodor, tahap penyelidikan baru survai pendahuluan maka analisis laboratorium belum dilakukan.
B.5. Zeolit
90
Di Desa Padang
Titiran Kecamatan Talang Padang
endapan zeolit sudah dilakukan penyelidikan pendahuluan sehingga analisis kimia dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel Kecamatan
3.10.
Hasil
analisis
zeolit
Desa
padangtitiran
Talang Padang
B.6. Bentonit a. Arahan Bentonit di Desa Arahan sudah pernah dilakukan penelitian sampai tahap penyelidikan pendahuluan, dimana analisis kimia dapat dilihat dibawah ini (dalam rata-rata)
Tabel 3.11. Hasil analisis bentonit Desa Arahan Kecamatan Lahat.
b. Sungai Berau, Sungai Laru, Gunungkerto dan Sindang Panjang Bahan
galian
bentonit
di
beberapa
daerah
ini
penyelidikannya baru pada tahap survai tinjau, dimana analisis kimia dan fisik belum dilakukan. Maka penelitian lanjutan untuk bahan galian ini sangat penting dilakukan.
c. Muara Maung
91
Bentonit di Desa Muara Maung Kecamatan Lahat pernah dilakukan penyelidikan pendahuluan, dimana hasil analisisnya dapat dilihat dibawah ini : •
SiO2 (%) 46,59 - 67,96%
•
Al2O3 (%) 12,44 -26,82%
•
CaO (%) 0,26 - 3,96 %
•
MgO (%) 0,09 - 1,98 %
•
K 2O (%) 0,93 - 2,41 %
•
Na2O (%) 0,10 - 7,50 %
•
MnO (%) 0,02 - 0,56 %
•
Fe2O3 (%) 1,53 - 11,60 %
•
TiO2 (%) 0,29 - 1,3O %
•
H2O (%) 4,08 - 10,94%
•
LOI (%) 9,31 - 19,50 %
B.7. Marmer Bahan galian marmer di Desa Sukajadi, digunakan untuk lantai rumah atau untuk ornamen, sehigga parameter fisik lebih penting untuk dilakukan, yaitu kuat tekannya adalah 800 – 1500 kg/cm2 dan berwana abu-abu keputihan, abu-abu kehijauan dan abu-abu kehitaman (data Kanwil Departemen Pertambangan dan Energi tahun 1994).
B.8. Sirtu
92
Sirtu di Kabupaten Lahat Banyak tersebar di beberapa kecamatan yang ada, kualitas dari pada pasir dan batu cocok digunakan
untuk
bangunan
baik
konstruksi
maupun
pengerasan jalan beraspal. Uji laboratorium belum pernah team peneliti lakukan tetapi kenyataan di lapangan membuktikan bahan galian itu cocok untuk bermacam bangunan.
8.9. Batuapung Batuapung terdapat di Bukit Sungai Selepah Kecamatan Talang Padang, Sungai Jernih Kecamatan Kikim, dan Sirnpang Perigi Kecamatan Ulu Musi dimana batuapung didaerah ini belum pemah dilakukan uji laboratorium, baru tahap survai tinjau. Jadi penelitian lanjutan untuk mengetahui kualitas secara kimiawi, fisik dan besar sumberdayanya sangat perlu dilakukan.
8.10. Trass Trass merupakan bahan galian hasil dari rempahrempah gunung api yaitu tufa pasiran berbatuapung. Bahan galian ini secara megaskopis banyak terdapat di kabupaten Lahat, tetapi penelitian masih banyak baru survai tinjau, penyelidikan tentang kualitas secara kimiawi dan besar sumberdayanya
masih
sedikit
dilakukan,
jadi
penelitian
lanjutan akan sangat penting untuk dilakukan. Dibawah ini adalah hasil analisa trass di Desa Simpang Perigi dan Desa Air Kelingsar Kecamatan Ulu Musi, Yaitu (dalam rata-rata):
93
Tabel 3.12 Analisa trass di Desa Simpang Perigi dan Desa Air Kelingsar
Selain analisa komposisi kimia, juga dilakukan analisis distribusi ukuran butir. Analisis ukuran butir dilakukan dengan menggunakan alat rotap (vibrating screen) dengan klasifikasi ukuran butir sebagai berikut : + 40#, -40 +100#, -100 + 2O0# dan - 2O0#. Distribusi ukuran butir sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.13. Distribusi ukuran butir tufa batu apung
B.11. Lempung Bahan galian lempung atau tanah liat di Kabupaten Lahat penelitiannya baru survai tinjau yang terdapat di Desa Gunung Agung, Desa Suka Cinta, Desa Ulak Pandan, Desa Tanjung Baru, Desa Kebur, Desa Merapi, dan Desa Gedung Agung Kecamatan Merapi, Desa Kuba Kecamatan Pulau
94
Pinang, Desa Lubuk Kelumpang dan Sukakarya Kecamatan Tebing Tinggi, dan Desa Cecar Kecamatan Kikim. Jadi analisis kimiawi maupun fisik belum dilakukan, penyelidikan lanjutan atas bahan galian ini sangat penting dilakukan.
B.12. Batu Sabak Slate atau batu sabak di Desa Pulau Timon tidak dilakukan analisis kimia maupun fisik, karena kegunaannya untuk ornamen interior atau exterior rumah, dan baru survai tinjau sehingga penyelidikan lanjutan sangat penting untuk dilakukan.
8.13. Kaolin Bahan galian kaolin di Desa Gunung Ayu Kecamatan Tanjung Sakti tingkat penyelidikannya baru pada tahap survai tinjau, tetapi analisis kimia sudah dilakukan, dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 3.14 Hasil analisa kimia kaolin di Bukit Kapur Desa Gunung Ayu
B. 14. Emas Bahan galian emas atau logam mulia didapatkan di Kecamatan Tanjung Sakti, tepatnya di Bukit Rajamandala. Penelitian pemah dilakukan oleh PT. Aneka Tambang sampai tahap explorasi, namun data kualitasnya belum team penulis dapatkan.
95
B. 15. Obsidian Obsidian yang terdapat di Desa Gedung Agung tingkat penyelidikan
penyelidkannya
baru
survai
tinjau,
maka
kualitas daripada bahan galian ini, terutama analisis fisik maupun kimiawi belum dilakukan.
C. SUMBERDAYA BAHAN GALAN Sumberdaya bahan galian, tingkat keyakinan tergantung dari pada tingkat penyelidikannya, jadi penyelidikan lanjutan terhadap suatu bahan galian yang baru dalam tahap survai pendahuluan atau survai tinjau akan sangat penting untuk mengetahui secara pasti jumlah sumberdayanya. Karena besar kecil
sumberdaya
sangat
berpengaruh
sekali
pada
nilai
ekonomis suatu bahan galian dan perhitungan berapa lama modal kembali.
C.1. Batugamping a. Padangtitiran Endapan
batugamping
di
Desa
padangtitiran
Kecamatan Tarang padang penyidikannya baru survai tinjau jadi besar sumberdaya belum dapat ditentukan.
b. Sukajadi Penyelidikan
batugamping
di
Desa
sukajadi
Kecamatan Lahat sudah sampai pada penyelidikan pendahuluan topografi,
dan jadi
pernah
dilakukan
sumberdaya
70.565.901,765 ton.
96
terunjuk
pemetaan adalah
c. Pulau Beringin Batugamping di Desa Pulau Beringin Kecamatan Kikim terah dilakukan penyelidikan pendahuluan jadi besar
sumberdayanya
dapat
diperkirakan
yaitu
204.959.305,505 ton
d. Karangare Di daerah Karangare Kecamatan Tarang padang endapan batugamping tahap
penyelidikannya
baru
survai tinjau, jadi besar sumberdayanya belum dapat diperkirakan.
e. Pandanarang Batugamping dilakukan
di
penelitian
Desa
Pandanarang
pendahuluan
jadi
pernah besar
sumberdaya dapat diperkirakan adalah di Sungai Pangi 1.500.000 m 3, Sungai Gegas 1.800.000 m 3, dan Sungai Tiung 3.000.000 m3.
f. Pagarjati Endapan Kecamatan
batugamping Kikim
pendahuluan
jadi
telah besar
diperkirakan yaitu 9.000 m 3.
g. Rantau Dodor
97
di
Desa
dilakukan
Pagarjati penelitian
sumberdayanya
dapat
Batugamping di Desa Rantau Dodor Kecamatan Pendopo penyelidikannya baru survai tinjau maka besar sumberdaya belum dapat diperkirakan.
C.2. Granit a. Tanjung Sakti Bahan galian granit di Desa Tanjung Sakti, Kecamatan Tanjung Sakti terdapat di Talang Air Buluh, penyelidikannya baru baru tahap tahap surva survaii tinj tinjau, au, juml jumlah ah su sumb mber erday daya a hipo hipote teti tik k adalah 1.250.000 m 3.
b. Pulau Timon Granit di Desa Pulau Timon, yaitu di Hutan Lindung Bukit Dingin Kecamatan Tanjung Sakti, penyelidikannya baru tahap
surrvai su
tinjau njau,,
jumlah
sumberdayany anya
adalah
150.000.000 m 3.
c. Pajar Bulan dan Bukit Pamagaring Di
Kec Kecamat amatan an
Pajar ajar
Bullan Bu
baha bahan n
gali galian an
gran granit it
terdapat di Bukit Gambut penyelidikannya baru tahap survai tinjau dengan jumlah sumberdaya adalah 9.600 m 2 . Bahan Bahan galian galian granit granit di Bukit Bukit pamagar pamagaring ing Kecama Kecamatan tan Muar Muara a Pinan Pinang g ting tingkat kat peny penyel elid idik ikan anny nya a baru baru tahap tahap su surv rvai ai tinjau dengan luas sumberdaya adalah 7.800 m2.
G. 3. Andesit
98
a. Tanjung Beringin Di Desa Desa Tanjun Tanjung g Bering Beringin in Kecama Kecamatan tan Merapi Merapi bahan bahan galia galian n andes andesit it memb memben entu tuk k tiga tiga buki bukitt yait yaitu u Bu Buki kitt Besa Besar, r, Bukit Lepak Kajang, dan Bukit Kuning, dimana pada daerah ini ini
tela telah h
dila dilakuk kukan an
peny penyel elid idik ikan an
pend pendah ahul uluan uan
deng dengan an
jumlah sumberdaya adalah : Bukit Besar
: V = 126.032.866.31 126.032.866.31 m 3
Buki Bu kitt Leba Lebak k Kaja Kajang ng
: V =
2.61 2.611. 1.84 849, 9,46 46 m3
Bukit Kuning
: V =
7.748.456,26 m3
Jadi jumlah total sumberdaya yang terdapat di Desa Tanjung Beringin adalah 136.393. 172,03 m3.
b. Bukit Serelo Andesit
di
penelitiannya
Bukit
baru
Serelo
tahap
Kecamatan
survai
tinjau,
Merapi jumlah
sumberdayanya diperkirakan 2.200.000.000 meter kubik.
c. Bukit Batu Di Kecamatan Pendopo andesit didapatkan di Bukit Batu Batu Desa Desa Muara Muara Lintan Lintang, g, dimana dimana penyel penyelidi idikann kannya ya baru baru tahap survai tinjau dengan luas sumberdaya kurang lebih 8 Ha.
d. Kembahang, Canggu, dan Romantai Bahan Bahan galian galian andesit andesit di Kecama Kecamatan tan Tebing Tebing Tinggi Tinggi terdapat di Desa Kembahang Baru, Canggu, dan Romantai dan
baru aru
dilakuk kukan
survai
tinjau njau,,
sumberdaya belum dapat diperkirakan.
99
dim dimana ana
jumlah
e. Bukit Jambu, Bukit Bingin, Bukit Napal, dan Bukit relor Sumberdaya
andesit
di
Bukit
Jambu
adalah
200.000.000 m 3, Bukit Bingin adalah 4.800.000 m 3, Bukit Napal 2.400.000 m 3, dan Bukit Telor 2.400.000 m 3, dimana lokasi ini termasuk Kecamatan Merapi.
C. 4. Batubara a. Kecamatan Merapi Bahan garian batubara di Kecamatan Merapi sebagian besar besar penyel penyelidi idikann kannya ya sudah sudah sampai sampai tahap tahap penyel penyelidi idikan kan pend pendahu ahulu luan an dan ada ada yang yang su suda dah h diex diexpl plor orasi asi maup maupun un exploitasi, yang tersebar di desa-desa dibawah ini : 1. Arahan Utara
: 230 juta ton
2. Arahan Selatan
: 299 juta ton
3. Banjarsari
: 895 juta ton
4. Muara Tiga Besar Utara
: 371 juta ton
5. Muara Tiga Besar Selatan
: 189 juta ton
6. Kungkilan
:
7. Air Serelo
: 73 juta ton
8. Bukit Kendi
: 67 juta ton
9. Bukit Bunian
: 18 juta ton
10. Sukamerindu
80 80 juta ton
: 106 juta ton
b. Kecamatan Lahat
100
Batubara di Kecamatan Lahat terdapat di beberapa desa, dengan tingkat penyelidikan dari survai tinjau sampai explorasi pendahuluan, yaitu:
1. Senabing Di Desa senabing penyefidikan batubara baru sampai tahap survai tinjau, dimana estimasi jumlah sumberdaya belurn dapat diperkirakan.
2. Lubuktuba Batubara di Desa Lubuktuba sudah dilakukan penelitian pendahuluan dengan jumlah sumberdayanya adalah 4.143.935,77 ton
3. Tanjung Baru Explorasi pendahuluan batubara di daerah Tanjung Baru dan sekitarnya telah dilakukan oleh team dari PT. Batu
Alam
dengan
Selaras
jumlah
perusahaan
sumberdaya
tambang
adalah
batubara
6.212.613
ton
merupakan jumlah sumberdaya terukur.
4. Muara Cawang Bahan galian batubara di Desa Muara Cawang dan sekitarnya pernah dilakukan penyelidikan pendahuluan dimana jumlah sumberdaya adalah 6.543.904 ton
c. Kecamatan Kikim
101
Penyelidikan pendahuluan batubara di Kecamatan Kikim pemah dilakukan di Desa Sungai Berau, dimana jumlah sumberdaya adalah 11.499.245,92 ton.
d. Kecamatan Pendopo Batubara di Kecamatan Pendopo terdapat di Desa Rantau
Dodor
tepatnya
di
Air
Kawung,
tingkat
penyelidikannya baru tahap survai tinjau dengan luas sebaran kurang lebih 2 ha. Tetapi luas sumberdaya ini dapat lebih besar lagi, maka penyelidikan lanjutan akan sangat
penting
untuk
dapat
menghitung
jumlah
sumberdaya yang mendekati sebenarnya dan mengetahui kualitasnya.
C. 5. Zeolit Bahan galian zeolit di Desa Padangtitiran Kecamatan Talang Padang telah dilakukan penyelidikan pendahuluan dan pemetaan
topografi,
dengan
besar
sumberdayadalah
467,1469 m 3 .
C. 6. Bentonit a. Arahan Bahan galian bentonit di Desa Arahan Kecamatan Merapi telah dilakukan penyelidikan pendahuluan dengan jumlah sumberdaya adalah 66.000 m3.
b. Sungai Berau dan Sungai Laru
102
Bentonit di Sungai Berau dan Sungai Laru Kecamatan Kikim tingkat penyelidikannya baru tahap survai tiniau dengan luas sumberdaya adalah 15.000 m2 dan 400.000 m2.
c. Gunung Kerto dan Sindang Paniang Di Desa Gunungkerto Kecamatan Kikim bahan galian bentonit penyelidikannya baru tahap survai tinjau dengan luas sumberdaya 32O m2 , sedangkan di Desa Sindang Panjang Kecamatan Tanjung Sakti tahap penyelidikannya baru survai tinjau dimana besar sumberdayanya belum dapat diperkirakan.
d. Muara maung Bentonit di Desa Muara Maung Kecamatan Merapi telah dilakukan penyelidikan pendahuluan dimana luas sumberdayanya adalah kurang lebih 50 hektar.
7. Marmer Bahan galian batu pualam atau marmer di Desa Sukajadi Kecamatan Lahat pernah dilakukan explorasi dan exploitasi oleh PT. Herata Serasi dari tahun 1994 - 1996, dimana jumlah sumberdaya terukur adalah 87.846.200 ton.
C. 8. Sirtu Penyelidikan bahan galian sirtu di fokuskan di sepanjang Sungai Lematang dan Sungai Musi yang terdapat dibeberapa
103
kecamatan, dimana tahap penyelidikannya baru survai tinjau, yaitu :
a. Kecamatan Lahat Di Kecamatan Lahat sirtu terdapat di Desa Manggul dengan luas penyebaran ±15 Ha, Padang Lengkuas 2 Ha, Muara Temiang ±1,5 Ha, dan Kota Raya ±7,5 Ha.
b. Kecamatan Merapi Di Kecamatan Merapi Sirtu terdapat di Desa Tanjung Telang dengan jumlah sumberdaya adalah 144.000 m3, Desa Tanjung Pinang 300.000 m 3, Desa Payo 168.000 m 3, Desa Suka Marga 180.000 m 3, Desa Suka Cinta 120.000 m3, Desa Gunung Agung 300.000 m 3, Desa Kebur 160.000 m3, Desa Telatang 90.000 m3, Desa Muara maung 100.000 m3, Desa Merapi 72,000 m 3, Desa Sirah Pulau 100.000 m 3, Desa Gunung Kembang 250.000 m3, Desa Banjarsari 108.000 m 3, Desa Arahan 60.000 m3, Desa Gedung Agung 160.000 m 3, Desa Tanjung Lontar 160.000 m3,
Desa
Tanjung Jambu 100.000 m3, Desa Muara Lawai 180.000 m 3, Desa Lubuk Betung 60.000 m3, Desa Sukamerindu 100.000 m3, Desa Lubuk Pedare 100.000 m3,
Desa Tanjung Aur
100.000 m 3, Desa Padang 50.000 m3, dan Desa Ulak Pandan.
c. Kecamatan Pulau Pinang Di Kecamatan Pulau Pinang $irtu terdapat di Desa Jati dengan luas penyebaran ± 5 Ha, Tanjung Sirih ± 5 Ha, Kembang, dan Karang Dalam.
104
d. Kecamatan Jarai Di Kecamatan Jarai sirtu ditemukan di beberapa desa yaitu Desa Sadan, Lawang Agung, dan Muara payang, dimana luas sebaran belum dapat diketahui.
e. Kecamatan Muara Pinang Sirtu atau pasir batu di Kecamatan Muara pinang sampai saat ini yang baru diketahui keterdapatannya adalah di Desa Sawah, dimana luas sebaran belum dapat diketahui.
f. Kecamatan Pendopo Di Kecamatan Pendopo bahan galian pasir batu terdapat di Desa Lingge dengan luas penyebaran 7.200 m 2 dan Gunung Meraksa Lama yang belum dapat diketahui luas sumberdayanya.
g. Kecamatan Klkim, Ulu Musi, dan Tebing Tinggi Bahan galian sirtu di Kecamatan Kikim terdapat Desa Ulak Bandung, sepanjang Sungai Kikim, Sungai Lingsing, dan sungai Pangi, sedangkan di Kecamatan Ulu Musi terdapat di Desa Puntang, dan di Kecamatan Tebing Tinggi terdapat
di
sepanjang
sungai
Musi
penyebarannya belum dapat diketahui.
9. Batuapung
105
dimana
luas
Batuapung yang sudah diketahui tahap penyelidikannya baru survai tinjau, bahan galian itu terdapat di Bukit sungai Selepah Kecamatan Talang Padang, sungai Jemih Kecamatan Kikim, dimana
luas
sebaran
sumberdayanya
belum
dapat
diketahui. Di Kecamatan Ulu Musi batuapung terdapat di Desa Simpang Perigi dengan luas sebaran sumberdayanya adalah 300.000 m2.
C. 10. Trass Penyelidikan bahan garian trass di Kabupaten Lahat banyak ditemukan di beberapa Kecamatan, namun baru sampai survai tinjau, banyak kuantitas yang belum diketahui.
a. Kecamatan lahat Di Kecamatan Lahat bahan galian trass ditemukan di ranah Pilih, penyelidikannya baru survai tinjau dimana jumlah sumberdayanya belum dapat diketahui.
b. Kecamatan Merapi Bahan galian trass di Kecamatan Merapiterdapat di Desa suka cinta dengan jumlah sumberdaya 80.000 m 3, Desa Telatang, 120.000 m 3, dan Desa ulak pandan 30.000 m3 dengan tingkat penyelidikan baru tahap survai tinjau.
c. Kecamatan Kota Agung Di Kecamatan Kota Agung bahan galian trass di dapatkan di Desa Tanjung Tebat, Desa Nibung dengan sumberdaya 420 m2, Desa Tanjung Bai 12O m2, Desa
106
Tanah Pilih 150 m2, Talang Jawa 240 m2. Dimana tingkat penyelidikannya baru sampai tahap survai tinjau.
d. Kecamatan Pendopo Trass di Kecamatan pendopo ditemukan di Desa Manggilan dengan luas sumberdaya adalah kurang lebih 4 hektar dan Desa Gunung Meraksa Lama dengan luas sebarannya
adalah
kurang
lebih
4
hektar,
tingkat
penyelidikannya baru sampai survai tinjau.
f. Kecamatan Tebing Tinggi Bahan galian trass
di Kecamatan Tebing Tinggi
ditemukan di Desa Lampar Baru dan Tanjung Beringin dengan luas sumberdaya adalah kurang lebih 4,5 hektar dan 300 m2 .
g. Kecamatan Ulu Musi Trass di Kecamatan Ulu Musi ditemukan di Desa Simpang Perigi dengan jumlah sumberdaya 276.25O.000 ton dan Desa Air Kelingsar dengan sumberdaya 12.595.000 ton yang telah dilakukan penyelidikan umum.
C.11. Lempung a. Kecamatan Merapi Bahan galian lempung di Kecamatan Merapi dimana tahap
penyelidikannya
baru
sampai
survai
tinjau
ditemukan di Desa Suka Cinta dengan jumlah sumberdaya adalah 288.000 m3, Desa Ulak Pandan 44.000 m 3,
107
Desa
Tanjung Baru 500.000 m3, Desa Kebur 60.000 m3, Desa Merapi m3, Desa Gedung Agung 180.000 m 3, Desa Gunung Agung yang belum dapat diketahui perkiraan jumlah sumberdayanya.
b. Kuba Di Kecamatan Pulau Pinang bahan galian lempung atau
tanah
liat
ditemukan
di
Desa
Kuba,
luas
sumberdayanya 7.500 m2 dan baru dilakukan survai tinjau.
c. Lubuk Kelumpang dan Sukakarya Di Desa Lubuk Kelumpang dan Sukakarya Kecamatan Tebing Tinggi ditemukan bahan galian lempung atau tanah liat, dimana tingkat penyelidikannya baru tahap survai tinjau dan sumberdaya belum dapat diperkirakan besamya.
d. Cecar Bahan galian lempung di Desa Cecar Kecamatan Kikim tingkat penyelidikannya baru tahap survai tinjau dengan luas sumberdaya adalah 180 m2.
C.12. Batu Sabak Bahan galian batu sabak ditemukan di Desa Pulau Timon, tepatnya di Air Batu Hitam, anak Sungai Manna Kecamatan Tanjung Sakti. Penyelidikan bahan galian ini baru survai tinjau, dengan luas sebaran sumberdayanya adalah 50.000 m 2.
108
C.13. Kaolin Kaolin didapatkan di Bukit Kapur Desa Gunung Ayu Kecamatan
Tanjung
Sakti,
tingkat
penyelidikan
baru
dilakukan survai tinjau dimana jumlah sumberdayanya adalah 150.000 m 3.
C.14. Emas Bahan galian bijih emas di Kecamatan Tanjung Sakti, yang terdapat di Bukit Rajamandala, belum dapat diketahui jumlah
sumberdayanya,
maka
sangat
penting
untuk
dilakukan penyelidikan lanjutan, mengingat logam mulia mempunyai nilai jual yang sangat mahal.
C.15. Obsidian Obsidian
yang
terdapat
di
Desa
Gedung
Agung
Kecamatan Merapi, sumberdayanya adalah 100 m 3, dimana tingkat penyelidikannya baru tahap survai tinjau.
D. PROSPEK PENGEMBANGAN Dilihat dari bab-bab sebelumnya dapat diketahui banyak bahan galian di Kabupaten Lahat yang dapat diusahakan, kendalahya pada data atau informasi yang dipunyai Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lahat, terutama bahan galian industri. Sekarang ini banyak laporan penelitian bahan galian yang baru tahap survai tinjau jadi kualitas dan kuantitas belum dapat diketahui dan diperkirakan sumberdayanya.
109
Suatu bahan
galian akan prospek
untuk
diusahakan
apabila memenuhi kriteria ekonomi, antara lain : •
Kesampaian daerah yang muda
•
Kualitas yang baik dan dapat diterima pasar
•
Jumlah sumberdaya yang besar sehingga dapat dihitung untung-rugi dan berapa lama modal kembali
•
Demografi penduduk yang mendukung dibukanya suatu usaha Pertambangan.
Dari uraian diatas maka prospek suatu bahan galian di Kabupaten Lahat dapat dikaji kelayakan atau dapat diketahui kenapa suatu bahan galian untuk sekarang ini sebagian besar belum bisa dikatakan prospek.
D. 1. Sirtu Bahan
galian
sirtu
di Kabupaten
Lahat
sangat
potensial untuk diusahakan. Sirtu ini banyak terdapat di sepanjang Sungai Lematang dan Musi. Karena lokasi Sungai Lematang yang dekat dengan jalan raya lintas Sumatera
maka
pengangkutan
material
dari
lokasi
penambangan sampai jalan utama dekat dan mudah, serta ditunjang dengan cara penambangan yang relatif mudah, dimana dengan menggunakan alat sederhana sekalipun dapat dilakukan maka tambang sirtu di Kabupaten Lahat banyak yang mengusahakan baik perorangan, koperasi, maupun perusahaan swasta. Produksi rata-rata untuk
perorangan antara 4-6
m3/hari, koperasi 10-20 m3/hari, perusahaan swasta 200-
110
m3/hari.
400
Banyaknya
perorangan/pertambangan
rakyat
pengusaha yang
melakukan
penambangan sirtu mencapai lebih dari 100 pengusaha dengan
total
m3/hari,
sekitar
kebutuhan
produksi 40
lokal,
mencapai
%
kurang
digunakan
sedangkan
untuk
sisanya
di
lebih
2.600
pemenuhan jual
keluar
Kabupaten Lahat.
D.2. Batubara Batubara di Kabupaten Lahat potensinya sangat besar, terutama di Kecamatan Lahat dan Merapi. Di Kecamatan Merapi sebagian sudah banyak diusahakan atau ditambang oleh PTBA Bukit Asam maupun PTBA Bukit Kendi. Sedangkan yang ada di Kecamatan Lahat yaitu di daerah Taniung Baru, akan ditambang
oleh PT Batu
Alam
Selaras, dimana
sekarang sudah sampai tahap studi kelayakan. Batubara di Sungai Berau Kecamatan Kikim, cukup prospek untuk diusahakan karena kesampaian lokasi yang dapat dilalui kendaraan roda empat, batubara lignit, dan sumberdaya yang besar cocok untuk pembangkit listrik tenaga uap. Sedangkan batubara yang terdapat di Desa Rantau Dodor Kecamatan Pendopo, masih harus dilakukan penyelidikan lanjutan untuk dapat menilai prospek tidaknya bahan galian tersebut.
D.3. Batugamping Bahan
galian
batugamping
yang
prospek
untuk
dikembangkan adalah di daerah Sukajadi, Pulau Beringin,
111
dan Pandanarang karena ketiganya mempunyai jumlah sumberdaya yang besar, terutama di Desa Sukajadi sudah mempurryai sarana jalan sampai ke lokasi terdapatnya endapan batugamping. Dari segi kualitas Batugamping Sukajadi dan Pulau Beringin cocok untuk Semen portland. Sedangkan
yang
berada
di Desa Pandanarang
cocok
digunakan dalam industri keramik, batugamping berfungsi sebagi imbuh untuk menurunkan suhu lelah, sehingga pemuaian panas masa setelah dibakar sesuai dengan pemuaian glasir, dengan demikian glasir tidak retak atau lepas. Batugamping dapat pula digunakan dalam proses pengendapan bijih logam non-ferrous. Dalam proses ini batugamping
bertindak
sebagai
settling
agent
dan
pengontrol kasaman (pH). Dalam proses flotasi bijih nikel, batugamping berfungsi untuk mengendapkan basic nickel carbonate, dimana batugamping yang diperlukan untuk memproses satu ton bijih adalah 75 sampai 80 kg (Malau K., 1986). Batugamping
di
Desa
Pagarjati
Kecamatan
Kikim
sumberdayanya kecil yaitu 9.000 m 3 hanya cocok untuk tambang sekala kerakyatan, sedangkan batugamping yang ditemukan di Desa Rantau Dodor, Kecamatan Pendopo, Desa Padangtitiran dan Karangare Kecamatan Talang Padang masih perlu
penyelidikan lanjutan untuk dapat dikatan
prospek atau tidak bahan galian itu dikembangkan.
112
D. 4. Marmer Marmer
di
Kabupaten
Lahat
ditemukan
di
Desa
Sukajadi Kecamatan Lahat dengan sarana jalan yang sudah ada jalan berbatu) sampai lokasi endapan bahan galian marmer. Dimana dulu pemah diusahakan oleh PT. Herata Serasi, dan sekarang masih prospek untuk di usahakan kembali, karena selain mempuyai jumlah sumberdaya yang besar juga mempunyai
corak dan warna menarik, juga
prasarana jalan sudah tersedia.
D.5. Andesit Andesit
di
daerah
Pulau
Beringin
jumlah
sumberdayanya besar sampai ratusan juta meter kubik dan diperkirakan
merupakan intrusi andesite
yang menerus
sampai Bukit Serelo (diperkirakan sampai milyaran meter kubik) sangat prospek untuk dikembangkan, tetapi di daerah ini sebagian besar merupakan hutan lindung dan cagar alam, juga merupakan aset wisata alam khususnya untuk para pencinta
alam
seperti
Bukit
penambangan bahan galian ini kebijakan
pemerintah
daerah
Telunjuk,
jadi
usaha
sangat tergantung dari
setempat
lnfrastruktur
di
daerah Pulau Beringin belum ada dan harus menyeberangi sungai Serelo(yang ada sekarang, merupakan jembatan gantung dari kawat seling). untuk pengembangan bahan galian ini tentunya harus membuat iembatan permanen, tetapi
karena
jumlah
sumberdaya
113
yang
besar
maka
pembangunan
itu
sangat
penting
dikerjakan
guna
memperlancar usaha penambangan. Batu andesit di Bukit Batu Kecamatan Pendopo , dan Desa Kembahang Baru, Canggu, dan Romantai Kecamatan Tebing
Tinggi
masih
diperlukan
penyelidikan
lanjutan
sehingga kualitas dan kuantitas dapat diketahui dimana prospek pengembangannya dapat dinilai.
D. 6. Granit Bahan galian granit ditemukan di Kecamatan Tanjung sakti Desa pulau Timon, dengan sumberdaya hepotetik 150 juta
m3
sangat potensial
untuk
dikembangkan apalagi
lokasinya di sepanjang jalan raya Manna – Tanjung Sakti, tetapi daerah ini merupakan hutan lindung Bukit Dingin, maka hanya kebijakan pemerintah setempat yang akan menentukan suatu usaha penambangan dilakukan. Di Talang Air Buluh km.7 dari Tanjung
Sakti, juga didapatkan granit
dengan sumberdaya yang cukup besar dan merupakan bahan garian yang prospek untuk diusahakan, sedangkan andesit yang ada di Bukit Pamagaring Kecamatan Muara pinang dan Bukit Gambut Kecamatan Pajar Bulan cukup prospek untuk diusahakan, tetapi memerlukan penyelidikan lanjutan guna mendapatkan data dan informasi yang lebih akurat yang bermarrfaat
untuk
menentukan
selanjutnya.
D. 7. Lempung
114
arah
pengembangan
Bahan garian tanah liat atau rempung di Kabupaten Lahat penyelidikannya baru survai tinjau dan belum banyak dilakukan penyelidikan mengenai bahan galian ini secara khusus.
Lempung
tersebut
terdapat
di
Gunung
Ayu
Kecamatan Merapi, Kuba Kecamatan Pulau Pinang, Lubuk Kelumpang dan sukakarya Kecamatan Tebing Tinggi, serta Cecar
Kecamatan
Kikim,
perkiran
jumlah
sumberdaya
sebagian besar belum dapat ketahui maka penyelidikan lanjutan sangat penting untuk di lakukan untuk menentukan bahan
galian
ini
dapat
dikembangkan
dalam
sekala
menengah atau kerakyatan.
D.8. Bentonit Bentonit yang ada di Kabupaten Lahat dan sudah pernah dilakukan penyelidikan pendahuluan adalah di Desa Arahan dan Desa Muara Maung Kecamatan Merapi, dengan jumlah sumberdaya 60.000 m 3 dan 50 hektar (tereka) cukup prospek untuk dikembangkan karena lokasinya yang terletak di tepi jatan lintas Sumatera, tetapi analisis fisik belum dilakukan maka masih perru penelitian analisis fisik lanjutan, sehingga akan diketahui kegunaan dari bentonit ini secara tepat, sedangkan bentonit yang ada di sungai Berau, sungai Laru, dan Gunung Kerto Kecamatan Kikim serta di Sindang Panjang Kecamatan Tanjung Sakti masih perlu penyelidikan lanjutan untuk mengetahui prospek tidaknya endapan bentonit di daerah ini dikembangkan.
D.9. Trass
115
Berdasarkan hasil eksplorasi, endapan tras di daerah Air Kelingsar Kecamatan Ulu Musi, berbentuk sisipan dan bersifat kompak yang berupa endapan tras (tufa) fresh dan telah mengalami pelapukan (rapuh). Sedangkan di sekitar Desa Simpang Perigi ditemukan dua jenis tras, yaitu tufa batu apung fresh dan rapuh. Cadangan tereka endapan tras di sekitar Desa Air Kelingsar adalah sebesar 12.595.000 ton, dan di daerah Simpang Perigi sebesar 276.250.000 ton. Kandungan SiO2 rata-rata tras di Desa Air Kelingsar sebesar 72,57 % untuk tufa fresh dan 61,16 % untuk tufa rapuh. Sedangkan kandungan SiO2 rata-rata tufa batu apung di Desa Simpang Perigi sebesar 63,73 % untuk tufa batu apung yang fresh dan 84.,41 % untuk tufa batu apung yang rapuh. Ditinjau dari komposisi kimia dan hasil uii kuat tekan, baik endapan tras di Desa Air Kelingsar maupun di Desa Simpang Perigi layak digunakan untuk membuat semen pozzoland. Endapan tras di Desa Air Kelingsar Kecamatan Ulu Musi dari
aspek
tekhis
tidak
ekonomis
untuk
dilakukan
penambangan, mengingat jumlah cadangannya yang kecil dan morfologi yang komplek. Sedangkan endapan tras di Desa Simpang Perigi secara teknis memungkinkan untuk ditambang. Sedangkan endapan trass yang terdapat di beberapa kecamatan lainnya baru survai tinjau jadi belum dapat diambil suatu kesimpulan prospek tidaknya bahan galian itu
116
dikembangkan, maka penyelidikan lanjutan sangat penting untuk dilakukan.
D.10. Batuapung Bahan galian batuapung di dapatkan di Bukit Sungai Selepah Kecamatan Talang Padang, Desa Sungai Jemih Kecamatan Kikim, dan Desa Simpang Perigi Kecamatan Ulu Musi, dimana tahap penyelidikannya masih surval tinjau, maka belum dapat diambil suatu kesimpulan prospek tidaknya untuk dikembangkan lebih lanjut.
D.11. Kaolin Kaolin di dapatkan di Bukit Kapur Desa Gunung Ayu Kecamatan Tanjung Sakti dengan estimasi sumberdaya hipotetik adalah 150.000 m3,
cocok dikembangkan untuk
usaha tambang dengan skala kerakyatan, tetapi untuk memperkirakan
jumlah
surnberdaya
yang
mendekati
sebenarnya harus dilakukan penyelidikan lanjutan dengan melakukan pemboran yang bersistematis.
D.12. Batu Sabak Slate atau batu sabak didapatkan di Air Batu Hitam Desa Pulau Timon Kecamatan Tanjung Sakti, dengan jumlah sumberdaya hipotetik adalah 50.000 m2. Dimana lokasi terdapatnya bahan galian dekat dengan jalan lintas Tanjung Sakti - Manna yang dipisahkan oleh Sungai Manna, cukup
117
prospek
dikembangkan,
tetapi
masih
perlu
dilakukan
penyelidikan lanjutan supaya aspek kualitas dan kuantitas dapat diperkirakan lebih akurat.
D.13. Zeolit Bahan galian zeolit di Desa Padangtitiran Kecamatan Talang
Padang,
sudah
dilakukan
penyelidikan
pendahuluan. Zeolit terdapat di kebun penduduk yang masih semak belukar dan dekat dengan jalan beraspal kurang lebih 150 meter, tetapi jumlah sumberdaya tereka zeolit hanya sedikit yaitu 467,1469 m 3 sehinggra hanya cocok untuk usaha tambang sekala kerakyatan.
D. 14. Emas Logam mulia atau emas merupakan bahan galian yang sangat berharga, dimanapun terdapat bahan galian ini selalu dicari dan diusahakan orang. Cebakan bijih emas di Kecamatan Tanjung Sakti, yaitu di Bukit Rajamandala, baru PT. Aneka Tambang yang melakukan penyelidikan dan penambangan, tetapi sekarang berhenti. Karena nilai jual yang sangat mahal bahan galian ini sangat prospek untuk dikembangkan dan dilakukan penyelidikan yang lebih detail.
D.15. Obsidian Bahan galian obsidian yang terdapat di Desa Gedung Agung Kecamatan Merapi, jumlah sumberdayanya relatif sedikit dari hasil survai tinjau yang dilakukan yaitu hanya
118
100 m3 jadi kurang prospek untuk dikembangkan, tetapi dapat dijadikan data untuk keperluan keilmuan.
BAB. IV KESIMPULAN DAN SARAN
Diliha Dilihatt dan dibaca dibaca pada bab-bab bab-bab sebelu sebelumny mnya a maka maka dapat dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran:
A. KESIMPULAN •
Bahan Bahan galian galian yang yang sudah sudah diteli diteliti ti masih masih banyak banyak yang yang baru baru taha taha su surrvai vai peny penyel elid idiikan kan
dan
hany hanya a
bebe bebera rapa pa yang ang
pend pendah ahul ulua uan, n,
maka aka
suda su dah h
sang sangat atla lah h
sam sampai pai pent pentiing
dilanjutkan dengan penyelidikan lanjutan. •
Analis Analisa a labora laborator torium ium yang yang dilakuk dilakukan an masih masih banyak banyak hanya hanya analisis kimia, sebaiknya analisa fisik juga dilakukan karena meru merupak pakan an salah salah satu satu param paramet eter er kuali kualita tas s yang yang pent pentin ing g khususnya untuk bahan galian industri.
•
Suatu nilai kualitas dan kuantitas, serta kesampaian daerah suatu bahan galian merupakan beberapa point penting yang akan akan
dipe dipert rtim imba bang ngka kan n
inve nvesto stor
untu untuk k
rnena nenana nam mkan kan
modalnya ataupun mengusahakan bahan galian.
B. SARAN •
Untu Untuk k mend mendap apat atkan kan data data dan info inform rmasi asi yang yang akura akuratt dari dari suatu suatu bahan bahan galian galian,, peneli penelitia tian n lanjutan lanjutan sangatl sangatlah ah pentin penting g untuk untuk dilaku dilakukan, kan, minim minimal al sampai sampai pada tahap tahap penyel penyelidi idikan kan
119
pendahuluan pendahuluan sehingga sehingga dapat diketahui jumlah jumlah sumberdaya sumberdaya tereka. •
Selain penyelidikan lanjutan suatu bahan galian yang pernah di survai tinjau, penyelidikan untuk menemukan bahan galian baru baru sebaik sebaiknya nya dilakuk dilakukan an pula, pula, sehing sehingga ga Kabupat Kabupaten en Lahat Lahat akan akan memp mempun unya yaii data data yang yang leng lengkap kap dan sanga sangatt berg bergun una a untuk memberdayakan potensi bahan galian yang ada.
120
DAFTAR PUSTAKA
Kusnama, T.C, Amin, dan S. Hadiwijoyo, "Evolusi Tektonik Tersier Sumatera Bagian Selatan", Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1987. Noer Noer Rochjad Rochjadi, i, M., "Pote "Potensi nsi Sumber Sumberday daya a Bahan Bahan Galian Galian Indone Indonesia sia DATI DATI I Prop Propin insi si Lamp Lampun ung' g',, Pu Publ blik ikas asii Khus Khusus us DSM DSM 19 1997 97,, Direktorat SDM, 1997. Sutriyono, E., "Cenozoic Thermotectonic History of the Sunda-Asri Basin, Southeast Sumatera : New Insights from Apatite Fission l-rack Thermochronology'', J. Asian Earth Sci., 16, pp. 485-500,1998. 485-500,1998. Van Bemmel Bemmelen, en, R.W, R.W, "The "The Geolog Geology y of Indone Indonesia" sia",, Govt Govt Printi Printing ng Offset, The Haque, 1949. Badan Badan Stan Standar daris isasi asi Nasi Nasion onal al Laporan Bahan Galian", 1998.
Indo Indone nesi sia, a,
"Pet "Petun unju juk k
Pemb Pembua uata tan n
Parde ardede de,, R. Cobr Cobrie ie,, T. Gafo Gafoer er S., S., "Lapo Laporran Geol Geolog ogii Lemb Lembar ar Bengkulu Skala 1 : 250.000, Proyek Pemetaan Geologi dan Interp Interpret retasi asi Foto Foto Udara Udara Bid Bidang ang Pemeta Pemetaan an Geologi Geologi", ", Pus Pusat at Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1986.
CV. CV. Bu Bumi mi Lest Lestar arii Konsu Konsult ltan, an, "Exp "Explo lora rasi si Batu Batuga gamp mpin ing g di Desa Desa Suka Sukajjadi adi Keca Kecama mata tan n Laha Lahatt dan dan Desa Desa Pu Pula lau u Beri Bering ngin in Kecamatan Kikim Kabupaten Lahat" Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten Lahat, 2001. CV.
Berkiat kiat Mutya Konsu sulltan, an, "Explorasi asi Zeolit Di Desa Padangtitiran Kecamatan Talang Padang Kabupaten Lahat", Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten Lahat, 2001.
Pusat Penelitian Energi Lembaga Penelitian Universitas Sriwijaya, "Studi Kelayakan Pembuatan Pabrik Semen Skala Mini di Kabupaten Lahat, Lahat, Dinas Dinas Pertam Pertamban bangan gan dan Energi Energi Propin Propinsi si Sumate Sumatera ra Selatan, 2000. CV. Berkat Mulya Konsultan, "ldentifikasi dan Inventarisasi Bahan Gali alian Ande ndesit sit dan dan Bent Benton oniit di Keca Kecama mattan Lahat ahat dan dan Kecamatan Kecamatan Merapi Merapi Kabupaten Kabupaten Lahat" Lahat" Dinas Dinas Pertam Pertambangan bangan dan Energi Kabupaten Lahat, 2002. CV. Kaditarin Perdana "ldentifikasi dan Inventarisasi Bahan Galian Batu Batuba bara ra di Keca Kecama mata tan n Laha Lahatt Kabu Kabupa pate ten n Laha Lahat, t, Dina Dinas s Pertambangan dan Energi Kabupaten Lahat, 2002.
121
Satudju Wikarta, Masagus ahmad " Penyelidikan Pendahuluan Batugamping dan lempung di Daerah Pulau Beringin dan sekitarnya, Kecamatan Kikim, Kabupaten Lahat Propinsi Sumatera Selatan". Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi Propinsi Sumatera Selatan, 1985. Bappeda Kabupaten Lahat, "lnvevtarisasi Golongan C", Kabupaten Lahat, 1998.
Bahan
Tambang
Dinas Pertambangan dan Pengembangan Energi Propinsi Sumatera Selatan,"Profil Bahan galian Granit dan Pasir Kuarsa di Kabupaten OKl, Marmer dan Trass di Kabupaten OKU, dan Batugamping dan Belerang di Kabupten Lahat, Propinsi Sumatera Selatan", 2001. Masagus Akhmad, .Penyelidikan Umum Bahan Galian Batubara di Daerah Muara Cawang dan Sekitarnya Kecamatan Kikim Kabupaten Lahat", Kantor Wilayah Departemen Pertambangan Dan Energi Propinsi Sumatera Selatan, 2000. Suyadi Widodo, dkk, "Penyelidikan batugamping di Sukajadi Kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat, Dinas Pertambangan dan Pengembangan Energi Propinsi Sumatera Selatan, 2OO2. Masagus Ahmad, dkk, .Penyelidikan Bahan Galian Bentonit Dengan Test Pit/Trenching di Desa Muaramaung, Kecamatan Merapi, Kabupaten Lahat", Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi Propinsi Sumatera Selatan, 1999. T. Naibaho, dkk, "Pemetaan Geologi Batubara di Daerah Sungai Berau dan Sekitarnya Kecamatan Kikim, Kabupaten Lahat, Propinsi Sumatera Selatan", Departemen Pertambangan dan Energi Kantor Wilayah Propinsi Sumatera Selatan, 1999. PT. Batu Alam Selaras, " Explorasi Pendahuluan Batubara di Tanjung Baru dan Sekitarmya Kecamatan Lahat Kabupaten Lahat", 2000. CV.
Putra Gutama, "Penyelidikan Geologi Pertambangan di Kecamatan Merapi Kabupaten Lahat",2002, Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lahat.
122
LAMPIRAN A MATRIK PROFIL SUMBERDAYA MINERAL KABUPATEN LAHAT
123
MATRIK PROFIL SUMBERDAYA MINERAL KABUPATEN LAHAT
124
125
126
127
128
LAMPIRAN B HASIL ANALISIS KIMIA
129
130