LOMBA KARYA ILMIAH POPULER
STUDI PENYERAPAN TIMBAL (Pb) MENGGUNAKAN KAYU APU (Pistia stratiotes L) PADA AIR PERMUKAAN SUNGAI CISADANE KOTA TANGERANG
Diusulkan Oleh :
Boni Andika Amanda Seviana Fanny Surviva Ramadhani Firliyani Rahmatia Ningsih
SMAN CAHAYA MADANI BANTEN (BOARDING SCHOOL) PANDEGLANG 2009
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Karya Tulis :
Studi Penyerapan Timbal (Pb) Menggunakan Kayu Apu (Pistia stratiotes L) Pada Air Permukaan Sungai Cisadane Kota Tangerang
Penulis
:
1. Boni Andika 2. Amanda Seviana 3. Fanny Surviva Ramadhani 4. Firliyani Rahmatia Ningsih
Karya tulis ini diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Ilmiah Populer (LKIP) yang diselenggarakan oleh Community of Research and Education in Biochemistry Students (CREBs) bekerja sama dengan BEM Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor dalam rangkaian acara Pesta Sains Nasional 2009
Karya tulis ini telah diperiksa dan disetujui Pandeglang, 15 Oktober 2009
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Jubaedi, M. Psi. T
Jejen Zaenal Arifin, M. Pd
NIP. 19680326 199403 1 001
NIP. 19690801 199702 1 004
Mengetahui, Kepala Sekolah
Drs. H. Adin Wahyuddin, M. Pd NIP. 19550906 198003 1 005
i
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
ABSTRAKSI
The contamination of waterworks that is caused by heavy metals, like lead (Pb) that come from waste of industrial affairs has been known long time. Reducing those substances of wastewater is in developing up till now. The use of biomaterial is one of the technology that can be considered, because it’s easy to be gotten and needs cheap enough cost as the material of poisonous compound absorption in wastewater. Cisadane River that crosses Tangerang City as far as 15 kilometers is one of the example of contamination of heavy metal caused waste of industrial affairs. The research done by the writer by measuring the content of lead (Pb) of five different location points uses AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) machine, shows that the content of lead (Pb) in surface of water of Cisadane River is still needs to be concerned. Water lettuce is a natural biomaterial that can be conducted as a solution of this problem. It is possible because the content of fitochelatyna that much in its roots can catch metal ion of timbale (Pb2+) in wastewater. From the research done by the writer, shows that water lettuce can decrease the number of lead (Pb) average 49,75 %.
Key words : Cisadane River, phytoremediation, wastewater, water lettuce
ii
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik dan tepat waktu. Shalawat beserta salam semoga senantiasa dilimpahkan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya serta para sahabat yang menjadi pengikut hingga akhir zaman. Penyusunan karya tulis ilmiah ini dimaksudkan untuk mengikuti Lomba Karya Ilmiah Populer (LKIP) yang diselenggarakan oleh Community of Research and Education in Biochemistry Students (CREBs) bekerja sama dengan BEM Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor dalam rangkaian acara Pesta Sains Nasional 2009. Dalam rangka mengikuti perlombaan tersebut, maka penulis menyusun sebuah karya tulis ilmiah dengan judul ”STUDI PENYERAPAN TIMBAL (Pb) MENGGUNAKAN
KAYU
APU
(Pistia
stratiotes
L)
PADA
AIR
PERMUKAAN SUNGAI CISADANE KOTA TANGERANG”. Dalam kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya terutama kepada orang tua dan juga keluarga yang telah memberikan dukungan, baik secara moril maupun materil. Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak mungkin terlaksana tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. H. Adin Wahyuddin, M. Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri Cahaya Madani Banten Boarding School. 2. Bapak Jubaedi, M. Psi. T selaku pembimbing pertama yang mengarahkan, membimbing, dan membantu penulis selama menyusun karya tulis.
iii
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
3. Bapak Jejen Zaenal Arifin, M. Pd selaku pembimbing kedua yang selalu meluangkan waktu dan pikirannya untuk membantu menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini. 4. Bapak Dr. Ir. Yudi Purwantoro selaku Kepala Bidang Sistem Manajemen Proses Audit Teknologi BPPT Jakarta yang membantu penulis untuk mendapatkan perizinan penelitian di Puspiptek Serpong. 5. Bapak Dr. Irvan Faizal selaku Kepala Laboratorium Teknologi Produksi Pangan Puspiptek Serpong yang telah memberikan perizinan kepada penulis untuk melakukan penelitian ini. 6. Ibu Armelia Tanjung, S. Si dan Ibu Noorwitri Utami, S. Si selaku Staf PTPP Puspiptek Serpong yang telah membantu penulis melakukan penelitian ini. 7. Teman-teman dan seluruh civitas akademika SMAN CMBBS atas dukungan dan doanya kepada penulis selama penyusunan karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa kemampuan dan pengetahuan yang masih terbatas, sehingga karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan, baik dalam penulisan maupun penyusunannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun (konstruktif) demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Walaupun karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan, namun penulis berharap semoga karya tulis ilmah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan penulis khususnya, serta pembaca pada umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pandeglang, Oktober 2009
Penulis
iv
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………..
i
ABSTRAKSI………………………………………………………………..
ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………...
iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………..
v
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….
vii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..
viii
PENDAHULUAN…………………………………………………………..
1
Latar Belakang………………………………………………........................
1
Rumusan Masalah…………………………………………………...............
3
Tujuan Penelitian……………………………………………........................
3
Manfaat Penelitian…………………………………………………………..
3
Hipotesis Penelitian………………………………………………………….
4
TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………
5
Kota Tangerang……………………………………………………………...
5
Sungai Cisadane …………………………………………………………….
7
Pencemaran Air Oleh Logam Berat………………………………………....
9
Logam Berat………………………………………………….......................
10
Fitoremediasi………………………………………………………………...
12
Kayu Apu……………………………………………………………………
14
Senyawa Kompleks………………………………………………………….
17
METODOLOGI PENELITIAN…………………………………………..
18
Desain Riset…………………………………………………………………
18
Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………………….....
18
Metode Penelitian……………………………………………………………
19
Variabel……………………………………………………………………… 19 Populasi dan Sampel…………..……………………………………………..
19
Instrumen Penelitian…………………………………………………………
20
Pengumpulan Data…………………………………………………………..
20
v
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Analisis Data………………………………………………………………… 21 HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………
22
Hasil Penelitian…………………………………………………………........
22
Pembahasan...............................................…………………………..............
25
Pengujian Hipotesis.........................................................................................
27
KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………
29
Kesimpulan…………………………………………………………………..
29
Saran…………………………………………………………………………
30
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
ix
LAMPIRAN………………………………………………………………… xii
vi
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1
Logo Kota Tangerang
5
2
Peta Kota Tangerang
5
3
Sungai Cisadane Kota Tangerang
7
4
Kayu Apu
14
5
Persebaran Kayu Apu Di Dunia
16
6
Stasiun 1
22
7
Stasiun 2
22
8
Stasiun 3
22
9
Stasiun 4
22
10
Stasiun 5
22
11
Struktur Asam Amino Sistein
25
12
Struktur Asam Glutamat
25
13
Struktur Glisin
25
14
Struktur Fitokelatin (2 Asam Amino Sistein,
15
Asam Glutamat, Glisin)
26
Senyawa Kompleks Fitokelatin dan Pb2+
26
vii
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1
Luas Wilayah Kota Tangerang
6
2
Jumlah Penduduk Kota Tangerang
7
3
Industri Sepanjang Sungai Cisadane
8
4
Kandungan Maksimal Logam yang Diperbolehkan Dalam Air
9
5
Jenis Industri Pembuangan Limbah yang Mengandung Logam Berat
6
10
Kandungan Timbal (Pb) Pada Air Permukaan Sungai Sebelum Perlakuan
7
22
Kandungan Timbal (Pb) Pada Air Permukaan Sungai Sesudah Perlakuan
23
8
Besar Penurunan Kadar Timbal (Pb) Setelah Perlakuan
24
9
Persentase Penurunan Kadar Timbal (Pb)
24
viii
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang Sebagai daerah penyangga ibukota, Tangerang adalah wilayah yang berpotensi sebagai pusat bisnis dan ekonomi yang menggiurkan. Seiring dengan detak jantung pembangunannya, Tangerang menjadi daerah padat penduduk yang diikuti dengan menggeliatnya industri, baik skala kecil, menengah maupun besar. Keberadaan industri benar-benar telah mengubah Tangerang, baik dari dimensi sosial, ekonomi, pendidikan, hingga lingkungan. Tidak sedikit industri yang mengabaikan faktor lingkungan yang berujung pada rusaknya tatanan sumber daya alam yang ada. Tidak dipungkiri, industri turut andil dalam perubahan ekologi hayati kekayaan alam di Tangerang. Salah satunya, keberadaan air yang menjadi sumber penghidupan manusia, telah tercemar limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Keberadaan Sungai Cisadane yang membelah Kota Tangerang sejauh 15 kilometer merupakan sumber daya alam terbesar yang dimiliki kota ini. Limpahan air sungai Cisadane merupakan sumber baku air bersih, sumber irigasi petani, mata pencaharian nelayan, penggali pasir, pendayung perahu, pencari cacing sutra (Tubifex sp.) hingga lalu lintas pedagang bambu. Di saat-saat tertentu, Cisadane juga dijadikan sebagai tambang olahraga air, pusat berlangsungnya berbagai kegiatan budaya dan atraksi hingga ilham bagi para seniman. Namun, disisi lain dampak negatifnya juga sangat terasa akibat banyaknya buangan limbah industri maupun limbah domestik. Dengan kondisi tersebut kualitas sungai akan memburuk apalagi jika tidak dikelola dengan sistem yang aplikatif melalui sistem pengendalian pencemaran yang baik. Pencemaran berupa logam-logam berat seperti tembaga (Cu), timbal (Pb), merkuri (Hg), kadmium (Cd) dan kromium (Cr), merupakan pencemaran air yang sangat perlu diwaspadai. Pencemaran logam-logam tersebut dapat mempengaruhi dan menyebabkan penyakit pada konsumen, karena di dalam tubuh unsur yang berlebihan akan mengalami pengendapan sehingga membahayakan manusia. Logam berat umumnya bersifat
1
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
racun terhadap makhluk hidup walaupun beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah kecil. Melalui berbagai perantara, seperti udara, makanan, maupun air yang terkontaminasi oleh logam berat, logam tersebut dapat terdistribusi ke dalam tubuh manusia dan sebagian akan terakumulasikan. Jika keadaan ini berlangsung terus menerus, dalam jangka waktu lama dapat mencapai jumlah yang membahayakan kesehatan manusia. Sejak kasus merkuri di Minamata Jepang tahun 1953, pencemaran logam berat semakin sering terjadi dan semakin banyak dilaporkan. Agen Lingkungan Amerika Serikat (EPA) melaporkan, terdapat 13 elemen logam berat yang diketahui berbahaya bagi lingkungan. Di antaranya arsenik (As), timbal (Pb), merkuri (Hg), dan kadmium (Cd). Menurut Deputi Peningkatan Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan, KLH Masnellyarti Hilman, tingkat pencemaran Sungai Cisadane sudah mencapai tahap kedua. Ini artinya, kualitas air sungai sepanjang 140 kilometer ini sudah sangat mengkhawatirkan bagi kesehatan masyarakat. Tingginya angka pencemaran Cisadane di wilayah Tangerang baik kabupaten maupun kota, kata Deputi, didominasi limbah industri dan limbah domestik (Radar Banten, 2008). Pada dasarnya alam mempunyai sistem pertahanan terhadap logam berat. Semua jenis tanaman air pada hakekatnya mampu menyerap logam berat dalam jaringan akarnya dan dapat dimanfaatkan sebagai filter biologis atau hanya sekedar dimanfaatkan sebagai indikator adanya pencemaran (Raskin, 1996). Sejumlah biomaterial seperti lumut (Low et al., 1997), daun teh (Tan dan Majid, 1989), sekam padi (Munaf, 1997), dan sabut kelapa sawit (Munaf, 1999), begitu juga dari bahan non biomaterial seperti perlit, tanah gambut, lumpur aktif dan lain-lain telah digunakan sebagai bahan penyerap logam-logam berat dalam air limbah. Berlatar belakang pada uraian di atas, tumbuhan kayu apu (Pistia stratiotes L.) merupakan salah satu solusi alternatif untuk mengurangi kadar logam berat unsur timbal (Pb) di Sungai Cisadane. Hal ini disebabkan karena kayu apu
merupakan tanaman biofilter
yang
hidup di perairan dan
pemanfaatannya masih kurang. Selain itu, bentuk morfologinya yang menarik dan
2
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
indah dilihat, menjadikan tanaman ini sangat tepat digunakan sebagai biofilter perairan perkotaan.
Rumusan Masalah Permasalahan yang penulis angkat dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat pencemaran logam berat unsur timbal (Pb) pada air Sungai Cisadane ? 2. Bagaimana pengaruh kayu apu terhadap penurunan tingkat pencemaran logam berat tersebut pada air Sungai Cisadane ?
Tujuan Penelitian Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui tingkat pencemaran logam berat unsur timbal (Pb) pada air Sungai Cisadane. 2. Mengetahui pengaruh kayu apu terhadap penurunan tingkat pencemaran logam berat tersebut pada air Sungai Cisadane.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan suatu ide kreatif kepada Pemerintah Daerah Kota Tangerang mengenai bagaimana cara menurunkan tingkat pencemaran logam berat pada air Sungai Cisadane. 2. Mengaplikasikan teori dalam ilmu biokimia di kehidupan sehari-hari. 3. Memberikan bahan acuan pada penelitian-penelitian sejenis selanjutnya. 4. Memberikan suatu acuan batasan kepada industri-industri di sepanjang Sungai Cisadane dalam pembuangan limbah. 5. Memberikan gambaran secara umum kepada masyarakat luas mengenai keadaan Sungai Cisadane sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan sekitar.
3
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Hipotesis Penelitian Hipotesis pada penelitian ini adalah:
Ha :
Kayu apu dapat menurunkan kadar timbal (Pb) pada air Sungai Cisadane.
Ho :
Kayu apu tidak dapat menurunkan kadar timbal (Pb) pada air Sungai Cisadane.
4
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
TINJAUAN PUSTAKA
Kota Tangerang
Gambar 1. Logo Kota Tangerang Letak Geografis Kota Tangerang terletak di Provinsi Banten, Indonesia, tepat di sebelah barat Ibukota Jakarta. Dahulu Tangerang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten
Tangerang,
kemudian
ditingkatkan
statusnya
menjadi
kota
administratif, dan akhirnya ditetapkan sebagai kotamadya pada tanggal 27 Februari 1993. Sebutan 'kotamadya' diganti dengan 'kota' pada tahun 2001. Secara geografis wilayah Kota Tangerang berada antara 6º 6 LS - 6º 13 LS dan 106º 36 106º - 42º BT. Sebelah utara, selatan dan barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta.
Luas Wilayah
Gambar 2. Peta Kota Tangerang 5
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Secara administratif, Kota Tangerang terdiri dari 13 kecamatan yang terdiri dari Batuceper, Benda, Cibodas, Ciledug, Cipondoh, Jatiuwung, Karang Tengah, Karawaci, Larangan, Neglasari, Periuk, Pinang, dan Tangerang. Luas wilayahnya 184,23 km² dengan rincian:
Tabel 1. Luas Wilayah Kota Tangerang No.
Kecamatan
Luas (km2)
1.
Batuceper
11,58
2.
Benda
25,61
3.
Cibodas
9,61
4.
Ciledug
8,76
5.
Cipondoh
17,91
6.
Jatiuwung
14,40
7.
Karang Tengah
10,47
8.
Karawaci
13,47
9.
Larangan
9,39
10.
Neglasari
16,07
11.
Periuk
9,54
12.
Pinang
21,59
13.
Tangerang
15,78
Jumlah
184,23
Sumber: Kota Tangerang Dalam Angka Tahun 2002
Demografi Pertumbuhan penduduk Kota Tangerang mengalami kenaikan dan penurunan yang berbeda pada tiap-tiap kecamatan. Namun, secara keseluruhan dari tahun 2007 ke tahun 2008, Kota Tangerang mengalami pertambahan penduduk sebesar 18,58 %.
6
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Tabel 2. Jumlah Penduduk Kota Tangerang No.
Kecamatan
1.
Tahun 2007
2008
Batuceper
104.885
79.535
2.
Benda
106.175
66.507
3.
Cibodas
88.902
131.373
4.
Ciledug
146.362
108.780
5.
Cipondoh
127.208
162.419
6.
Jatiuwung
111.084
117.688
7.
Karang Tengah
31.976
101.488
8.
Karawaci
128.849
163.195
9.
Larangan
113.119
137.621
10.
Neglasari
73.396
91.346
11.
Periuk
113.392
108.482
12.
Pinang
51.513
133.743
13.
Tangerang
94.813
129.489
Jumlah
1.291.674
1.531.666
Sumber: Kota Tangerang Dalam Angka Tahun 2007 dan 2008
Sungai Cisadane
Gambar 3. Sungai Cisadane Kota Tangerang 7
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Sungai Cisadane memiliki panjang 140 kilometer dengan lebar 70-100 meter dan kedalaman 7-15 meter, berhulu di Gunung Salak, melintasi Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang, Banten dan Jakarta Barat yang bermuara ke Laut Jawa. Sungai Cisadane menjadi suatu hal yang sangat penting bagi masyarakat yang hidup dan bertempat tinggal di sekitarnya. Sungai Cisadane merupakan sumber air bersih untuk keperluan mencuci, minum, transportasi, perikanan, maupun pekerjaan-pekerjaan lain seperti mencari cacing sutra (Tubifex sp.). Di sisi lain, banyak pula berdiri industri-industri besar di sepanjang aliran Sungai Cisadane yang tentunya memberikan dampak buruk berupa limbah-limbah sisa produksi. Industri-industri yang berdiri di sepanjang Sungai Cisadane antara lain: Tabel 3. Industri Sepanjang Sungai Cisadane No.
Nama Industri
1.
PT. Citra Sarana Mandiri
2.
PT. Leograha
3.
PT. Dakarmas
4.
PT. Bali Nirwana
5.
PT. Indah Kiat
6.
PT. Surya Toto
7.
PT. Tifico
8.
PT. Sun Kyong Keris
9.
PT. Laksana Kurnia Sejati
10.
Area Gading Serpong
11.
PT. Cisadane Raya Chemical
12.
PT. Yuasa Battery
13.
PT. Argo Pantes Tbk.
14.
PT. Panca Usahatama Paramita
15.
PT. Indometal
16.
PT. Surya Renggo
17.
PT. Lengtat Tangerang Leather
8
Lomba Karya Ilmiah Populer
18.
Harlipan Batik
19.
Sejahtera Metal
20.
Vonicc Latyexindo
2009
Menteri Negara Lingkungan Hidup (Meneg LH) Rachmat Witoelar menyatakan, Daerah Aliran Sungai (DAS) kondisi Cisadane saat ini sudah rusak parah karena kandungan limbah dari pabrik dan rumah tangga sudah diambang batas sehingga harus selalu diawasi terhadap sejumlah pabrik (Kompas, 2008).
Pencemaran Air Oleh Logam Berat Polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Untuk mengetahui suatu air terpolusi atau tidak, diperlukan suatu pengujian untuk menentukan sifat-sifat air sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batasan polusi air. Baku mutu air yang dapat digunakan untuk bahan baku air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu yang sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, No: Kep-02/MENKLH/I/ 1988 antara lain: Tabel 4. Kandungan Maksimal Logam yang Diperbolehkan Dalam Air Parameter
Baku Mutu (mg/L)
Kalsium (Ca)
200
Magnesium (Mg)
150
Barium (Ba)
0,05
Besi (Fe)
1
Mangan (Mn)
0,5
Tembaga (Cu)
1
Seng (Zn)
15
Krom heksavalen (Cr6+)
0,05
Kadmium (Cd)
0,01
Raksa (Hg)
0,001
Timbal (Pb)
0,1
Arsen (As)
0,05
Selenium (Se)
0,01
9
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Logam berat, seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), kromium (Cr), seng (Zn), dan nikel (Ni), merupakan salah satu bentuk materi anorganik yang sering menimbulkan berbagai permasalahan yang cukup serius pada perairan. Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada perairan biasanya berasal dari masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambangan. Tabel 5. Jenis Industri Pembuang Limbah yang Mengandung Logam Berat Jenis Industri
Limbah Buang
Kertas
Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Zn
Petro-chemical
Cd, Cr, Hg, Pb, Sn, Zn
Pengelantang
Cd, Cr, Hg, Pb, Sn, Zn
Pupuk
Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Zn
Kilang minyak
Cd, Cr, Cu, Pb, Ni, Zn
Baja
Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Sn, Zn
Logam bukan besi
Cr, Cu, Hg, Pb, Zn
Kendaraan bermotor, pesawat terbang
Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Sn, Zn
Gelas, semen, keramik
Cr
Tekstil
Cr
Industri kulit
Cr
Pembangkit listrik tenaga uap
Cr, Zn
Sumber: http://forum.kafegaul.com/showthread.php?t=194365
Logam Berat Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7 (Miettinen, 1977). Sebagian logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg) merupakan zat pencemar yang berbahaya. Afinitas yang tinggi terhadap unsur S menyebabkan logam ini menyerang ikatan belerang dalam enzim, sehingga enzim bersangkutan menjadi tak aktif. Gugus karboksilat (COOH) dan amina (-NH2) juga bereaksi dengan logam berat. Kadmium, timbal,
10
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
dan tembaga terikat pada sel-sel membran yang menghambat proses transformasi melalui dinding sel. Logam berat juga mengendapkan senyawa fosfat biologis atau mengkatalis penguraiannya (Manahan, 1977). Berdasarkan sifat kimia dan fisikanya, maka tingkat atau daya racun logam berat terhadap hewan air dapat diurutkan (dari tinggi ke rendah) sebagai berikut merkuri (Hg), kadmium (Cd), seng (Zn), timah hitam (Pb), krom (Cr), nikel (Ni), dan kobalt (Co) (Sutamihardja dkk, 1982). Menurut Darmono (1995) daftar urutan toksisitas logam paling tinggi ke paling rendah terhadap manusia adalah sebagai berikut Hg2+ > Cd2+ >Ag2+ > Ni2+ > Pb2+ > As2+ > Cr2+ Sn2+ > Zn2+. Sedangkan menurut Kementrian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1990) sifat toksisitas logam berat dapat dikelompokan ke dalam 3 kelompok, yaitu bersifat toksik tinggi yang terdiri dari atas unsur-unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn. Bersifat toksik sedang terdiri dari unsur-unsur Cr, Ni, dan Co, sedangkan bersifat tosik rendah terdiri atas unsur Mn dan Fe. Adanya logam berat di perairan, berbahaya baik secara langsung terhadap kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat (PPLH-IPB, 1997; Sutamihardja dkk, 1982) yaitu : 1. Sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan keberadaannya secara alami sulit terurai (dihilangkan). 2. Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan membahayakan kesehatan manusia yang mengkomsumsi organisme tersebut. 3. Mudah terakumulasi di sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih tinggi dari konsentrasi logam dalam air. Disamping itu sedimen mudah tersuspensi karena pergerakan masa air yang akan melarutkan kembali logam yang dikandungnya ke dalam air, sehingga sedimen menjadi sumber pencemar potensial dalam skala waktu tertentu.
11
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Timbal (Pb) Timbal (Pb), beracun jika termakan atau terhirup dari udara atau uap. Jangka panjang, menyebabkan kerusakan otak dan ginjal serta kelainan pada kelahiran. Logam timbal (Pb) berasal dari buangan industri metalurgi, yang bersifat racun dalam bentuk Pb-arsenat. Dapat juga berasal dari proses korosi lead bearing alloys. Kadang-kadang terdapat dalam bentuk kompleks dengan zat organik seperti hexaetil timbal, dan tetra alkil lead (TAL) (Iqbal dan Qadir, 1990). Luasnya penyebaran unsur Pb di alam sebagian besar disebabkan oleh limbah kendaraan bermotor. Unsur ini mengalami peningkatan ketika melibatkan atmosfir dan kemudian mencemari tanah serta tanaman. Di daerah padat penduduk (urban), anak-anak menyerap lebih banyak Pb daripada orang dewasa, terutama pada mereka yang kekurangan gizi dan mempunyai perilaku mengkomsumsi makanan tidak bersih atau berdebu, yang dapat mengandung beberapa ribu ppm (1.000 – 3.000 μg Pb/kg). Di London Barat, banyak anak-anak teridentifikasi menderita keracunan akut oleh Pb. Pada hewan dan manusia timbal dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang dikomsumsi serta melalui pernapasan dan penetrasi pada kulit. Di dalam tubuh manusia, timbal dapat menghambat aktifitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin yang dapat menyebabkan penyakit anemia. Gejala yang diakibatkan dari keracunan logam timbal adalah kurangnya nafsu makan, kejang, kolik khusus, muntah dan pusing-pusing. Timbal dapat juga menyerang susunan saraf dan mengganggu sistem reproduksi, kelainan ginjal, dan kelainan jiwa (Iqbal dkk 1990; dan Pallar, 1994). Fitoremediasi Istilah fitoremediasi berasal dari Bahasa Inggris “phytoremediation”. Kata ini sendiri tersusun atas dua bagian kata, yaitu phyto yang berasal dari kata Yunani phyton yang berarti “tumbuhan” dan remediation yang berasal dari Bahasa Latin remedium yang berarti “menyembuhkan”, dalam hal ini berarti juga "menyelesaikan masalah dengan cara memperbaiki kesalahan atau kekurangan" (Anonim, 1999). Dengan demikian fitoremediasi dapat didefinisikan sebagai
12
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan, memindahkan, menstabilkan, atau menghancurkan bahan pencemar baik itu senyawa organik maupun anorganik. Proses dalam sistem ini berlangsung secara alami dengan enam tahap proses secara serial yang dilakukan tumbuhan terhadap zat kontaminan atau pencemar yang berada di sekitarnya, antara lain: 1. Phytoacumulation (phytoextraction), yaitu proses tumbuhan menarik zat kontaminan dari media sehingga berakumulasi disekitar akar tumbuhan, proses ini disebut juga Hyperacumulation. 2. Rhizofiltration (rhizo= akar), adalah proses adsorpsi atau pengendapan zat kontaminan oleh akar untuk menempel pada akar. Proses ini telah dibuktikan dengan percobaan menanam bunga matahari pada kolam mengandung zat radio aktif di Chernobyl Ukraina. 3. Phytostabilization, yaitu penempelan zat-zat kontaminan tertentu pada akar yang tidak mungkin terserap ke dalam batang tumbuhan. Zat-zat tersebut menempel erat (stabil) pada akar sehingga tidak akan terbawa oleh aliran air dalam media. 4. Rhyzodegradetion, disebut juga enhenced rhezosphere biodegradation, or plented-assisted bioremidiation degradation, yaitu penguraian zat-zat kontaminan oleh aktivitas mikroba yang berada di sekitar akar tumbuhan. Misalnya ragi, fungi dan bakteri. 5. Phytodegradation (phyto transformation), yaitu proses yang dilakukan tumbuhan untuk menguraikan zat kontaminan yang mempunyai rantai molekul yang kompleks menjadi bahan yang tidak berbahaya dengan susunan molekul yang lebih sederhana yang dapat berguna bagi pertumbuhan tumbuhan itu sendiri. Proses ini dapat berlangsung pada daun, batang, akar atau di luar sekitar akar dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh tumbuhan itu sendiri. Beberapa tumbuhan mengeluarkan enzim berupa bahan kimia yang mempercepat proses degradasi. 6. Phytovolatization, yaitu proses menarik dan transpirasi zat kontaminan oleh tumbuhan dalam bentuk yang telah menjadi larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya lagi untuk selanjutnya diuapkan ke atmosfer.
13
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Beberapa tumbuhan dapat menguapkan air 200 sampai dengan 1000 liter perhari untuk setiap batang (Budhi Priyanto dan Joko Prayitno, 2000). Konsep mengolah air limbah dengan menggunakan media tanaman atau lebih populer disebut “fitoremediasi” telah lama dikenal oleh manusia, bahkan digunakan juga untuk mengolah limbah berbahaya (B3) atau untuk limbah radioaktif. Beberapa majalah dan jurnal ilmiah di beberapa negara telah pula membahas dengan jelas bagaimana proses remediasi ini dapat menolong manusia untuk memecahkan masalah lingkungannya. Jenis-jenis tanaman yang sering digunakan untuk fitoremediasi antara lain: Anturium Merah/Kuning, Alamanda Kuning/Ungu, Akar Wangi, Bambu Air, Cana Presiden Merah/Kuning/Putih, Dahlia, Dracenia Merah/Hijau, Heleconia Kuning/Merah, Jaka, Keladi Loreng/Sente/Hitam, Kenyeri Merah/Putih, Lotus Kuning/Merah, Onje Merah, Pacing Merah/Putih, Padi-padian, Papirus, Pisang Mas, Ponaderia, Sempol Merah/Putih, Spider Lili, dan lain-lain (Benny Syahputra, 2006).
Kayu Apu
Gambar 4. Kayu Apu
Klasifikasi Ilmiah Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
14
Lomba Karya Ilmiah Populer
Kelas
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas
: Arecidae
Ordo
: Arales
Famili
: Araceae (suku talas-talasan)
Genus
: Pistia
Spesies
: Pistia stratiotes L.
2009
Sumber: www.plantamor.com
Karakteristik Tumbuhan Tumbuhan apu merupakan tanaman herba yang mengapung di air, dengan tinggi 5-10 cm. Tanaman ini tidak berbatang. Daunnya tunggal, roset akar, berbentuk solet, dengan ujung membulat. Memiliki pangkal runcing, tepi berlekuk, dan panjangnya 2-10 cm. Daunnya memiliki lebar 2-6 cm, dengan pertulangan sejajar, dan berwarna hijau kebiruan. Berbunga tongkoi, di ketiak daun, berumah satu, panjang ± 1 cm, berambut, dilindungi oleh seludang, putih. Sedangkan buahnya buni, bulat,dan merah. Memiliki akar serabut yang berwarna putih.
Persebaran Geografis Kayu apu tergolong kepada tanaman yang hidup di daerah perairan. Umumnya tumbuhan ini hidup liar di sawah-sawah dan sungai-sungai kecil ataupun rawa-rawa. Bahkan kayu apu bisa ditemukan di selokan, danau, dan kolam-kolam. Di Indonesia kayu apu dapat ditemukan dengan mudah di berbagai daerah seperti Aceh (Empieng Ara), Batak (Gajambang), Melayu (Apu-apu, Kikambang), Kalimantan Barat (Kiambang, Pengambang), Kalimantan Tengah (Tayapu), Sunda (Ki Apu), Jawa (Apon-apon, Kayu Apu), Madura (Peyapeh), Bali (Kapu-kapu), Sasak (Apung-apung), Makasar (Poda-poda) dan Bugis (Capocapo) (xanon-ray.blogspot.com).
15
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Gambar 5. Persebaran Kayu Apu Di Dunia
Sedangkan di dunia kayu apu dapat ditemukan di Alabama, California, Connecticut, Florida, South Carolina, Texas, Hawai, Colorado, Arizona, Kansas, Missouri, Ohio, Mississipi, Lousiana, Georgia, North Carolina, Puerto Rico, Maryland, New Jersey dan New York (usda, 2009).
Kandungan Biokimia Kayu apu mengandung fitokelatin yang banyak terdapat pada akar dan daunnya. Fitokelatin merupakan enzim yang digunakan untuk mengikat ion logam (Ulfin, 2005). Fitokelatin yakni sebuah peptida kecil yang kaya akan asam amino sistein yang mengandung belerang. Peptida ini biasanya mempunyai 2 sampai 8 asam amino sistein di pusat molekulnya, serta sebuah asam glutamat dan sebuah glisin pada ujung-ujungnya yang berlawanan. Atom belerang dalam sistein hampir dipastikan penting untuk mengikat logam tersebut, tapi atom nitrogen atau oksigen diduga berperan pula. Fitokelatin dihasilkan oleh banyak spesies, tapi sejauh ini diketahui bahwa fitokelatin hanya dijumpai bila terdapat logam dalam jumlah yang meracuni. Fitokelatin dihasilkan pula oleh spesies yang kelebihan seng dan tembaga sehingga dapat mengawaracunkan berbagai logam esensial
16
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
juga. Oleh karena itu, pembentukannya benar-benar merupakan respon tumbuhan untuk beradaptasi terhadap keadaan lingkungan yang rawan (Salisbury dan Ross, 1995).
Senyawa Kompleks Dalam ilmu kimia, kompleks atau senyawa koordinasi merujuk pada molekul atau entitas yang terbentuk dari penggabungan ligan dan ion logam. Dulunya, sebuah kompleks artinya asosiasi reversibel dari molekul, atom, atau ion melalui ikatan kimia yang lemah. Pengertian ini sekarang telah berubah. Beberapa kompleks logam terbentuk secara irreversibel, dan banyak diantara mereka yang memiliki ikatan yang cukup kuat.
Persamaan umum:
[L(Y)a]m+ Keterangan:
L adalah atom pusat Y adalah ligan a adalah bilangan koordinasi
Pada senyawa kompleks, atom pusat berupa logam-logam golongan transisi yang memiliki kulit D.
17
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Riset Treatment
Pb Sungai Cisadane
Pre
Post
Komparasi
Uji Laboratorium
Bagan 1. Desain Riset
Waktu dan Tempat Penelitian Tanggal
Uraian Kegiatan
Tempat
Bendungan Pasar Baru Irigasi Cisadane (Stasiun 1)
Sekitar pembuangan PT. Sun Kyong Keris (Stasiun 2)
Pengambilan air 12 September 2009 dari 5 stasiun & Uji lab pertama (pre)
Sekitar pembuangan PT. Argo Pantes Tbk. (Stasiun 3)
Sekitar pembuangan PT. Yuasa Battery (Stasiun 4)
Sekitar pembuangan PT. Leograha (Stasiun 5)
Laboratorium LTPP-TAB Puspiptek Serpong
18
Lomba Karya Ilmiah Populer
13 September – 3 Oktober 2009
Treatment air
Rumah
menggunakan kayu Komplek apu
5 Oktober 2009
Penulis
(Fanny
Angkasa
Pura
2009
Surviva), II
Jln.
Selaparang Blok C6 No.7 Tangerang
Uji lab kedua
Laboratorium LTPP-TAB Puspiptek
(post)
Serpong
Metode Penelitian Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metode pre experimental design yang masuk ke dalam kategori pre test dan post test. Peneliti mencoba meneliti penurunan timbal (Pb) menggunakan kayu apu secara langsung yang bersumber dari air Sungai Cisadane. Dengan melakukan pengujian yang dibagi ke dalam dua tahap, yaitu pre dan post. Pre yaitu kadar timbal pada air sebelum diberikan perlakuan. Sedangkan post adalah kadar timbal pada air setelah perlakuan menggunakan kayu apu.
Variabel Penelitian ini merupakan penelitian bervariabel tunggal. Variabel penelitian pada penelitian ini adalah “Penyerapan timbal (Pb) menggunakan kayu apu pada air permukaan Sungai Cisadane Kota Tangerang”.
Populasi dan Sampel Populasi Populasi pada penelitian ini adalah air Sungai Cisadane yang mengalir di Kota Tangerang sejauh 15 kilometer.
Sampel Sampel pada penelitian ini yaitu 150 liter air Sungai Cisadane yang diambil dari 5 stasiun yang berbeda (30 liter per stasiun), antara lain Bendungan Pasar Baru Irigasi Cisadane (Stasiun 1), sekitar pembuangan PT. Sun Kyong
19
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Keris (Stasiun 2), sekitar pembuangan PT. Argo Pantes Tbk. (Stasiun 3), sekitar pembuangan PT. Yuasa Battery (Stasiun 4), sekitar pembuangan PT. Leograha (Stasiun 5).
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah mesin AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) merek Varian tipe AA240FS yang digunakan untuk melakukan analisa terhadap kandungan timbal (Pb) pada air Sungai Cisadane sebelum dan sesudah treatment menggunakan kayu apu.
Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung (direct observation) dan tidak langsung (indirect observation). Pengumpulan data secara langsung dilakukan dengan peninjauan langsung penulis ke lokasi penelitian yang terbagi kedalam 5 stasiun, yaitu Bendungan Pasar Baru Irigasi Cisadane (Stasiun 1), sekitar pembuangan PT. Sun Kyong Keris (Stasiun 2), sekitar pembuangan PT. Argo Pantes Tbk. (Stasiun 3), sekitar pembuangan PT. Yuasa Battery (Stasiun 4), sekitar pembuangan PT. Leograha (Stasiun 5), serta Laboratorium
Teknologi Produksi Pertanian-Teknologi
Agroindustri
dan
Bioteknologi (LTPP-TAB) Puspiptek Serpong sebagai tempat uji kandungan air. Pengumpulan data secara langsung dilakukan dengan cara mengambil air sebanyak 30 liter dari masing-masing stasiun untuk diteliti kandungan timbalnya sebelum dan sesudah treatment menggunakan kayu apu sebanyak 320 gram per 30 liter. Selain itu, penulis juga mendokumentasikan kegiatan penelitian ini dengan menggunakan sebuah kamera Canon DIGITAL IXUS 860 IS. Sedangkan, pengumpulan data secara tidak langsung dilakukan dengan cara studi kepustakaan (study of literature), yaitu dengan mencari data-data dari sumber-sumber informasi, seperti buku bacaan, majalah, surat kabar, artikel ilmiah, maupun internet guna mencari data-data yang dibutuhkan dalam proses penelitian.
20
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Analisis Data Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis spektrofotometer serapan atom menggunakan mesin AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) merek Varian tipe AA240FS yang digunakan untuk melakukan analisa terhadap kandungan timbal (Pb) pada air Sungai Cisadane sebelum dan sesudah treatment menggunakan kayu apu. Kemudian data yang keluar baik sebelum maupun sesudah treatment dibandingkan kadar kandungan timbalnya.
21
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Gambar 7. Stasiun 2 Gambar 6. Stasiun 1
Gambar 8. Stasiun 3
Gambar 9. Stasiun 4
Gambar 10. Stasiun 5
Setelah pengambilan air pada 5 stasiun dan dianalisa menggunakan mesin AAS, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 6. Kandungan Timbal (Pb) Pada Air Permukaan Sungai Sebelum Perlakuan Hasil Analisis
No.
Stasiun
Unit
1.
Stasiun 1
mg/L
0,052
2.
Stasiun 2
mg/L
0,386
3.
Stasiun 3
mg/L
0,046
4.
Stasiun 4
mg/L
0,196
5.
Stasiun 5
mg/L
0,063
22
Timbal (Pb)
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Berdasarkan hasil analisis I (sebelum perlakuan) menunjukan bahwa pada stasiun 1 (Bendungan Pasar Baru Irigasi Cisadane), stasiun 3 (sekitar pembuangan PT. Argo Pantes Tbk) dan stasiun 5 (sekitar pembuangan PT. Leograha) masih dalam batas normal berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, No: Kep-02/MENKLH/I/ 1988 yang menyebutkan bahwa baku mutu air yang dapat digunakan untuk bahan baku air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu maksimal memiliki kandungan timbal 0,1 mg/L. Sedangkan untuk stasiun 2 (sekitar pembuangan PT. Sun Kyong Keris) dan stasiun 4 (sekitar pembuangan PT. Yuasa Battery) tergolong ke dalam kategori berbahaya karena melebihi batas baku mutu. Kemudian penulis berikan perlakuan (treatment) menggunakan 320 gram kayu apu ke dalam 30 liter air dari tiap-tiap stasiun selama 3 minggu. Lalu dilakukan analisis II untuk mengetahui kadar timbalnya.
Tabel 7. Kandungan Timbal (Pb) Pada Air Permukaan Sungai Sesudah Perlakuan Hasil Analisis
No.
Stasiun
Unit
1.
Stasiun 1
mg/L
0,040
2.
Stasiun 2
mg/L
0,045
3.
Stasiun 3
mg/L
0,024
4.
Stasiun 4
mg/L
0,031
5.
Stasiun 5
mg/L
0,061
Timbal (Pb)
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa air dari tiap-tiap stasiun mengalami penurunan kadar timbal (Pb). Bahkan yang pada awalnya stasiun 2 dan stasiun 4 masuk ke dalam kategori berbahaya atau tidak layak dijadikan air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, No: Kep02/MENKLH/I/ 1988, menjadi kategori normal karena kandungan timbalnya turun menjadi 0,045 dan 0,031, atau di bawah 0,1 mg/L. Besar penurunan kadar timbal tersebut adalah sebagai berikut:
23
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Tabel 8. Besar Penurunan Kadar Timbal (Pb) Setelah Perlakuan No.
Stasiun
Hasil Analisis I
Hasil Analisis II
∆X
(X1)
(X2)
(X1-X2)
1.
Stasiun 1
0,052
0,040
0,012
2.
Stasiun 2
0,386
0,045
0,341
3.
Stasiun 3
0,046
0,023
0,023
4.
Stasiun 4
0,196
0,031
0,165
5.
Stasiun 5
0,063
0,061
0,002
Penurunan kadar timbal (Pb) pada masing-masing stasiun berbeda-beda. Atau jika dipersentasekan, besar penurunan kadar timbal pada tiap-tiap stasiun setelah perlakuan adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Persentase Penurunan Kadar Timbal (Pb) No.
Stasiun
%
1.
Stasiun 1
23,08 %
2.
Stasiun 2
88,34 %
3.
Stasiun 3
50,00 %
4.
Stasiun 4
84,18 %
5.
Stasiun 5
3,17 %
Penurunan kadar timbal terbesar terjadi pada stasiun 2, yaitu 88,34 %. Sedangkan penurunan terkecil terjadi pada stasiun 5 sebesar 3, 17 %. Rata-rata persentase penurunan kadar timbal (Pb) dari kelima stasiun tersebut adalah sebesar 49,75 %. Di samping itu penulis berusaha mencari tahu bagaimana pengaruh kandungan timbal pada air permukaan Sungai Cisadane terhadap air tanah yang bersumber dari sumur yang berjarak kurang lebih 3 meter dari sungai. Ternyata diperoleh hasil bahwa air sumur tersebut mengandung kadar timbal sebesar 0,048 mg/L yang berarti masih dalam batas aman untuk digunakan karena masih
24
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
bernilai <0,1 mg/L berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, No: Kep-02/MENKLH/I/ 1988.
Pembahasan Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan adanya penurunan kadar timbal dalam air sesudah perlakuan menggunakan kayu apu. Adanya ion logam timbal yang diikat oleh fitokelatin pada akar kayu apu akan membentuk ion kompleks kelat logam, sehingga ion logam tidak bisa lepas dengan mudah. Merujuk pada tinjauan pustaka yang menyebutkan bahwa fitokelatin merupakan peptida kecil yang mengandung 2 sampai 8 asam amino sistein, sebuah asam glutamat, dan sebuah glisin pada ujungnya yang berlawanan. Dengan struktur sebagai berikut:
Asam amino sistein
Gambar 11. Struktur Asam Amino Sistein
Asam glutamat
Gambar 12. Struktur Asam Glutamat Glisin
Gambar 13. Struktur Glisin
25
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Apabila kita mengambil sebuah contoh fitokelatin yang mengandung 2 asam amino sistein, satu buah asam glutamat, dan sebuah glisin, akan membentuk sebuah ligan yang akan berikatan dengan sebuah ion logam pusat. Dalam penelitian ini ligan yang terbentuk tersusun dari: Glisin – Sistein – Sistein – Glutamat
Gambar 14. Struktur Fitokelatin (2 Asam Amino Sistein, Asam Glutamat, Glisin) Ketika ligan tersebut berikatan dengan ion timbal (Pb2+), akan membentuk sebuah struktur baru seperti gambar di bawah ini.
Peptida
Gambar 15. Senyawa Kompleks Fitokelatin dan Pb2+ Pada penelitian kayu apu sebagai penurun timbal ini. Pb2+ yang banyak terkandung pada air sungai tertangkap dan membentuk sebuah senyawa kompleks dengan ligan (fitokelatin). Reaksi antara Pb2+ dengan elektron bebas bergantung
26
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
kepada arah ruang gerak ion Pb2+ tersebut. Namun, kecenderungan yang terjadi bahwa Pb2+ akan berikatan dengan elektron bebas terdekat. Pada struktur senyawa kompleks di atas. Ion logam timbal (Pb2+) yang bermuatan 2+ membutuhkan 4 buah elektron bebas. Seperti yang telah disebutkan pada tinjauan pustaka. Bahwa atom belerang (S) dalam sistein hampir dipastikan penting untuk mengikat ion logam. Atom belerang pada struktur senyawa kompleks di atas, menyediakan 2 elektron bebas, sedangkan Pb2+ memiliki 2 buah muatan yang artinya membutuhkan 4 elektron bebas. Sehingga hal ini menyebabkan terbentuknya ikatan-ikatan sejenis dari arah muatan ion yang belum berpasangan dengan elektron bebas untuk melengkapi ikatan senyawa kompleks. Pada konsep umum perbandingan jumlah ion pusat dengan jumlah ligan ialah 1 : 2. Oleh sebab itu, pada senyawa kompleks di atas, Pb2+ dikelilingi oleh dua ligan (dua fitokelatin). Maka, senyawa kompleks di atas ialah:
[Pb(X)2]2+ Sesuai dengan persamaan umum yang tercantum pada tinjauan pustaka.
Berkat berikatan dengan ligan (fitokelatin) dan membentuk sebuah senyawa kompleks baru mengakibatkan timbal diikat dan diangkut oleh akar kayu apu sehingga kadar timbal pada air menjadi berkurang.
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai
pre
kandungan timbal yang bersumber dari 5 stasiun dengan nilai post yang berasal dari kandungan timbal dalam air setelah mendapat perlakuan menggunakan kayu apu sebanyak 320 gram selama 3 minggu. Dari perbandingan tersebut dapat kita lihat bahwa rata-rata kandungan timbal dalam air sebelum diberikan perlakuan sebesar 0,149 mg/L. Sedangkan kadar timbal dalam air setelah diberikan perlakuan menggunakan kayu apu sebesar 0,040 mg/L. Kadar timbal sebelum perlakuan mencapai angka >0,1 mg/L yang artinya masuk ke dalam kategori
27
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
berbahaya. Dan kadar timbal setelah perlakuan mengalami penurunan hingga menginjak angka <0,1 mg/L. Dari uji perbandingan di atas, dapat kita ketahui bahwa hipotesis penulis mengenai kayu apu yang dapat menurunkan kadar timbal (Pb) pada air permukaan Sungai Cisadane di terima.
28
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Dari hasil penelitian dan data-data yang telah diperoleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa air sungai cisadane telah tercemar oleh limbah pabrik berupa logam berat, salah satunya ialah timbal (Pb). Jumlah timbal (Pb) pada air permukaan Sungai Cisadane di beberapa titik melebihi batas baku mutu yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, No: Kep-02/MENKLH/I/ 1988. Contohnya yaitu sekitar lokasi pembuangan limbah PT. Sun Kyong Keris dan PT. Yuasa Battery. Dari hasil analisis yang telah dilakukan menunjukan bahwa dua lokasi tersebut tergolong ke dalam kategori berbahaya atau tidak layak dijadikan air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu karena kandungan timbalnya melebihi 0,1 mg/L. Namun dii sisi lain, dari sampel air yang diambil dari 5 stasiun, yaitu Bendungan Pasar Baru Irigasi Cisadane (Stasiun 1), sekitar pembuangan PT. Sun Kyong Keris (Stasiun 2), sekitar pembuangan PT. Argo Pantes Tbk. (Stasiun 3), sekitar pembuangan PT. Yuasa Battery (Stasiun 4) dan sekitar pembuangan PT. Leograha (Stasiun 5), yang kemudian dilakukan treatment menggunakan kayu apu sebagai biofilter. Dan selanjutnya dilakukan pengujian menggunakan mesin AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Diketahui bahwa kadar timbal (Pb) dalam air menurun dari kadar sebelumnya. Besar penurunan tersebut mencapai rata-rata 49,75 %. Hal ini disebabkan kandungan fitokelatin yang terdapat pada akar kayu apu dapat menarik ion logam timbal (Pb2+) yang terkandung di dalam air. Sehingga, hal tersebut yang menyebabkan kadar logam berat pada air menurun dibandingkan kadar sebelumnya. Dan dari hasil uji kandungan timbal pada air sumur sekitar Sungai Cisadane menunjukan angka 0,048 mg/L atau masih dalam kategori aman untuk dikonsumsi.
29
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Saran Sungai Cisadane merupakan salah satu sungai yang dijadikan sebagai sumber penghidupan, maka kebersihan dan keindahan sungai tersebut merupakan tanggung jawab kita bersama. Industri-industri di sepanjang Sungai Cisadane yang membuang limbah produksi ke sungai Cisadane sebaiknya mengolah limbahnya terlebih dahulu sebelum membuangnya langsung ke Sungai Cisadane. Kayu apu nampaknya dapat dijadikan sebuah solusi bagi industri-industri tersebut dalam menurunkan kadar pencemaran logam berat dari limbah buangannya sebelum dibuang ke sungai dengan membuat kolam-kolam penetralan limbah pada industri masingmasing. Tidak hanya industri-industri saja yang memiliki tanggung jawab terhadap kualitas air Sungai Cisadane. Pemerintah Kota Tangerang juga harus ikut serta dalam pembuatan kebijakan-kebijakan, maupun pengontrolan-pengontrolan terhadap seluruh aktivitas masyarakat yang agaknya dapat mencemari Sungai Cisadane. Warga Kota Tangerang, terutama warga yang bermukim di sekitar Sungai Cisadane dalam memenuhi kebutuhan akan air. Sebaiknya lebih berhati-hati dan waspada dalam menentukan titik-titik pengambilan air. Karena kandungan timbal pada setiap titik sepanjang Sungai Cisadane berbeda, tergantung kepada dekat jauhnya jarak titik tersebut ke lokasi pembuangan limbah pabrik. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Tangerang agar dalam pengolahan air, terutama air yang diambil dari sungai Cisadane, diproses secara menyeluruh dan baik sehingga kandungan logam di dalamnya dapat diminimalisasi. Karena hal ini sangat sensitif sekali hubungannya dengan kesehatan masyarakat. Selain itu, PDAM harus melakukan pengecekan secara berkala terhadap pipa-pipa penyalur air. Karena korosi-korosi pada pipa-pipa tersebut juga dapat menjadi salah satu sumber logam berat pada air. Peningkatan kualitas air Sungai Cisadane merupakan tanggung jawab bersama semua pihak, baik itu masyarakat, industri-industri, maupun pemerintah. Sehingga hendaknya semua elemen dapat bekerja secara sinergis dalam menjaga kebersihan dan keindahan Sungai Cisadane.
30
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim]. 1999. Cool Word of the Day. The Learning Kingdom, Inc. http:// www.cool_fact.com /archive/ 1999/08/24.html [17 Oktober 2009].
[Anonim]. 2003. Pencemaran Air Oleh Logam Berat. http://forum.kafegaul.com/ showthread.php?t=194365 [1 September 2009].
[Anonim]. 2008. Meneg LH Nyatakan DAS Cisadane Rusak Parah. Kompas 17 Januari 2008. http://www.kompas.com/sendnews/xml/2008/01/17/22095616/ [16 September 2009].
[Anonim]. 2008. Pabrik Buang Limbah di Cisadane. Radar Banten 18 Januari 2008. http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid= 21746 [15 September 2009].
Badan Perencana Daerah. 2002. Kota Tangerang Dalam Angka. Tangerang: BAPEDA.
______________________. 2007. Kota Tangerang Dalam Angka. Tangerang: BAPEDA.
______________________. 2008. Kota Tangerang Dalam Angka. Tangerang: BAPEDA.
Benny Syahputra. 2006. Tahukah Anda Fitoremediasi ?. http://bennysyah. edublogs. org/2006/12/14/tahukah-anda-apa-fitoremediasi-itu/comment-page-1/
[17
Oktober 2009].
Budhi Priyanto dan Joko Prayitno. 2000. Fitoremediasi Sebagai Sebuah Teknologi Pemulihan Pencemaran, Khususnya Logam Berat. http://ltl.bppt.tripod.com /sublab /lflora1.htm [17 Oktober 2009]
ix
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Iqbal, H. Z. and M.A. Qodir. 1990. AAS determination of Lead and Cadmium in Leaves Polluted by Vehicles Exhoust. Interface. Journal Environmental Analytic Chemistry. 38 (4) : 533 – 538
KPPL DKI Jakarta dan PPLH IPB. 1997. Studi Potensi Kawasan Perairan Teluk Jakarta, Laporan Akhir.
Low, K.S., C.K. Lee and S.G. Tan. 1997. Sorption of Trivalent Chromium from Tannery Waste by Moss. Journal Environmental Technology. 18 : 449– 454
Manahan, S.E. 1977. Environmental Chemistry. Second Ed. Boston: Williard Press.
Mittinen, J.K. 1977. Inorganic Trace Element as Water Pollutan to Healt and Aquatic Biota dalam F. Coulation an E. Mrak, Ed. Water Quality Procced of an Int. Forum. New York: Academic Press.
Munaf, E and R. Zein. 1997. The use of rice husk for removal of toxic metals from wastewater. Journal Environmental Technology. 18: 359 – 362
Munaf, E dan R. Zein. 1999. Pemanfaatan Sabut Kelapa Sawit untuk Menyerap Ion Logam Kadmium dan Kromium Dalam Air Limbah. Jurnal Kimia Andalas. 5 (1) : 10 – 14
Pallar, H. 1994. Pencemaran & Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.
Plantamor. 2008. Kayu Apu. http://www.plantamor.com/index.php?plant=1018 [1 September 2009].
Raskin, I., Dushenkov,S., Kumar, N. dan Salt,D.F., 1996. Bioconcentration of Heavy Metals by Plants, Review Article : 5.
x
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Ray dan Xanon. 2009. Rawa dan Potensinya. http://xanon-ray.blogspot.com/ 2009_03_01_archive.html [2 September 2009].
Salisbury, F.B. dan C.W., Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1, Perkembangan Tumbuhan dan Fisiologi Lingkungan. Diah R. Lukman dan Sumaryono, penerjemah. Bandung: ITB-Press.
Sutamihardja, R.T.M., Adnan, K. dan Sanusi. 1982. Perairan Teluik Jakarta Ditinjau dari Tingkat Pencemarannya. Fakultas Pascasarjana, Jurusan PSL. IPB. Tan, W. T. and A.r. Majid Khan. 1989. Removal of Lead, Cadmium and Zinc by Waste Tea Leaves. Journal Environmental Technology. 9: 1223 – 1232
Ulfin, I. dan W, Widya. 2005. Study Penyerapan Kromium Dengan Kayu Apu (Pistia Stratiotes, L). Akta Kimindo Vol. 1. No.1: 41-48
USDA. 2009. Water Lettuce. http://plants.usda.gov/java/nameSearch?key wordquery =water+lettuce&mode=comname&submit.x=24&submit.y=9
[1
September
2009].
Wikipedia. 2009. Ci Sadane. http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_cisadane [15 September 2009].
________.
2009.
Kompleks
(Kimia).
http://id.wikipedia.org/wiki/senyawa_
kompleks [15 September 2009].
_________. 2009. Kota Tangerang. http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_ Tangerang [15 September 2009].
xi
Lomba Karya Ilmiah Populer
LAMPIRAN
Lampiran 1: Gambaran Umum Penelitian
xii
2009
Lomba Karya Ilmiah Populer
xiii
2009
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Lampiran 2: Uji Laboratorium
1. Tahap Preparasi a) Dari setiap stasiun diambil 100 ml air sebagai sampel, kemudian ditambahkan HNO3 2 ml dan HCl 5 ml. b) Dipanaskan sampai volumenya berkisar antara 15-20 ml c) Disaring dan dipaskan kembali menjadi 100 ml d) Tunggu hingga dingin 2. Pengujian menggunakan mesin AAS
xiv
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Lampiran 3 KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: KEP-02/MENKLH/I/1988 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN BAKU MUTU LINGKUNGAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a) bahwa untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan perlu dilakukan upaya pengendalian pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan; b) bahwa perkembangan kondisi lingkungan hidup di daerah memerlukan ditetapkannya baku mutu lingkungan; c) bahwa sambil menunggu diundangkannya peraturan pemerintah yang mengatur tentang pengendalian pencemaran lingkungan, dipandang perlu untuk menetapkan baku mutu lingkungan sebagai pedoman untuk menetapkan baku mutu lingkungan dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan hidup di daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah; 2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan; 3. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuanketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup; 4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Perindustrian; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 6. Keputusan Presiden R.I Nomor 45 /M Tahun 1983; 7. Keputusan Presiden R.I. Nomor 25 Tahun 1983. Memperhatikan: Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1985 tentang Tatacara Pengendalian Pencemaran bagi Perusahaan-perusahaan yang Mengadakan Penanaman Modal Menurut Undang-undang Nomor I Tahun 1967 dan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968. MEMUTUSKAN: Sambil menunggu diundangkannya peraturan pemerintah yang mengatur tentang pengendalian pencemaran lingkungan. Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP TENTANG PEDOMAN PENETAPAN BAKU MUTU LINGKUNGAN
xv
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya; 2. Air adalah semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber air yang terdapat di atas permukaan tanah, tidak termasuk air yang terdapat di laut; 3. Sumber air adalah tempat dan wadah air yang terdapat di atas permukaan tanah, seperti sungai, danau, waduk; 4. Baku mutu air pada sumber air, disingkat baku mutu air, adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat dalam air, namun air tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya; 5. Baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dibuang dari sumber pencemaran ke dalam air pada sumber air, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu air; 6. Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke udara dan atau berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. 7. Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhtumbuhan, dan atau benda; 8. Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien; 9. Pencemaran air laut, disingkat pencemaran laut, adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam laut oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air laut turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan laut menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
xvi
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
10. Baku mutu air laut adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain yang ada atau harus ada, dan zat atau bahan pencemar yang ditenggang adanya dalam air laut; 11. Sumber pencemaran adalah setiap kegiatan yang membuang atau mengeluarkan zat atau bahan pencemar, yang dapat berbentuk cair, gas atau partikel tersuspensi dalam kadar tertentu ke dalam lingkungan; 12. Zat atau bahan pencemar adalah zat atau bahan dalam bentuk cair, gas atau partikel tersuspensi dalam kadar tertentu di lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan dan atau benda; 13. Gubernur adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I; 14. Menteri adalah Menteri yang ditugasi mengelola lingkungan hidup.
BAB II BAKU MUTU AIR PADA SUMBER AIR Pasal 2 (1) Air pada sumber air menurut kegunaannya digolongkan menjadi: a. golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu; b. golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga; c. golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan; d. golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, listrik tenaga air. (2) Baku mutu air bagi golongan air sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) pasal ini adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Surat Keputusan ini. Pasal 3 (1) Gubemur menetapkan peruntukan air pada sumber air dengan mempergunakan daya dukung air pada sumber air sebagai dasar pertimbangan. (2) Setelah diterapkan peruntukan air pada sumber air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, Gubernur menetapkan baku mutu air untuk peruntukan tersebut dengan berpedoman pada baku mutu air sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I Surat Keputusan ini. (3) Baku mutu air sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini ditetapkan dengan memperhatikan daya dukung air pada sumber air Pasal 4 (1) Setelah ditetapkan peruntukan air pada sumber air dan baku mutu air untuk peruntukan tersebut, Gubernur menetapkan baku mutu limbah cair dengan
xvii
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
berpedoman pilihan alternatif baku mutu limbah cair sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Surat Keputusan ini. (2) Baku mutu limbah cair sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini ditetapkan dengan memperhitungkan beban maksimum yang dapat diterima pada sumber air. Pasal 5 (1) Untuk setiap kegiatan yang membuang limbah cair ke dalam air pada sumber air ditetapkan mutu limbah cairnya, dengan pengertian : a. mutu limbah cair yang dibuang ke dalam air pada sumber air tidak melampaui baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan, dan b. tidak mengakibatkan turunnya kualitas air pada sumber air penerima limbah tersebut. (2) Kuantitas dan kualitas limbah cair yang dibuang ke dalam air pada sumber air harus dicantumkan secara jelas dalam izin pembuangan limbah cair. Pasal 6 Apabila terdapat hal yang bersifat khusus dalam rnenetapkan baku mutu air dan baku mutu limbah cair, Gubernur berkonsultasi dengan Menteri.
BAB III BAKU MUTU UDARA Pasal 7 (1) Gubernur menetapkan baku mutu udara ambien untuk propinsi daerah tingkat I dengan berpedoman pada baku mutu udara ambien sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III Surat Keputusan ini. (2) Baku mutu udara ambien sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) pasal ini ditetapkan dengan memperhitungkan kondisi udara setempat. (3) Untuk mengetahui kondisi udara sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (2) Pasal ini, Gubemur berkonsultasi dengan Badan Meteorologi dan Geofisika Departemen Perhubungan. Pasal 8 Setelah ditetapkan baku mutu udara ambien, Gubernur menetapkan baku mutu udara emisi dengan berpedoman pada baku mutu udara emisi sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IV Surat Keputusan ini.
Pasal 9 (1) Untuk setiap kegiatan yang membuang limbah gas ke udara ditetapkan mutu emisi, dengan pengertian : a. mutu emisi dari limbah gas yang dibuang ke udara tidak melampaui baku mutu udara emisi yang ditetapkan, dan b. tidak mengakibatkan turunnya kualitas udara.
xviii
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
(3) Mutu emisi dari limbah gas yang dibuang ke udara harus dicantumkan secara jelas dalam izin pembuangan limbah gas. Pasal 10 Apabila terdapat hal yang bersifat khusus dalam menetapkan baku mutu udara ambien dan baku mutu udara emisi, Gubernur berkonsultasi dengan Menteri. BAB IV BAKU MUTU AIR LAUT Pasal 11 (1) Pemanfaatan perairan pesisir menurut peruntukannya antara lain adalah : a. kawasan pariwisata dan rekreasi untuk mandi dan renang; b. kawasan pariwsata dan rekreasi untuk umum dan estetika, c. kawasan budidaya biota laut; d. kawasan taman laut dan konservasi; e. kawasan untuk bahan baku dan proses kegiatan pertambangan dan industri; f. kawasan sumber air pendingin untuk kegiatan pertambangan dan industri. (2) Baku mutu air laut perairan pesisir untuk kawasan peruntukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini : a. untuk kawasan pariwisata dan rekreasi untuk mandi dan renang adalah sebagaimana dimaksud dalam. Lampiran V Surat Keputusan ini; b. untuk kawasan pariwisata dan rekreasi untuk umum dan estetika adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran VI Surat Keputusan ini: c. untuk kawasan budidaya biota laut adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran VII Surat Keputusan ini; d. untuk kawasan taman laut dan konservasi adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran VIII Surat Keputusan ini; e. untuk kawasan bahan baku dan proses kegiatan pertambangan dan industri adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IX Surat Keputusan ini; f. untuk kawasan sumber air pendingin untuk kegiatan pertambangan dan industri adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran X Surat Keputusan ini. Pasal 12 (1) Penetapan kawasan peruntukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a, b, c, e, dan f dilakukan oleh Gubernur berkonsultasi dengan instansi lain yang berkaitan dan memperhatikan kondisi perairan pesisir yang bersangkutan. (2) Penetapan perairan pesisir sebagai kawasan taman laut dan konservasi dimintakan pengesahannya kepada Menteri Kehutanan.
xix
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 13 Untuk kegiatan yang telah berjalan dan mempunyai potensi menimbulkan pencemaran lingkungan ditetapkan mutu limbahnya dengan mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1985 tanggal 27 Juli 1985. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 (1) Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. (2) Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan akan dibetulkan sebagaimana semestinya.
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 19 Januari 1988 MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP, ttd. Emil Salim.
xx
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
LAMPIRAN I : SURAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP NO : KEP-02/MENKLH/I/1988 TANGGAL : 19 JANUARI 1988 BAKU MUTU AIR GOLONGAN A
xxi
Lomba Karya Ilmiah Populer
xxii
2009
Lomba Karya Ilmiah Populer
BAKU MUTU AIR GOLONGAN B
xxiii
2009
Lomba Karya Ilmiah Populer
xxiv
2009
Lomba Karya Ilmiah Populer
BAKU MUTU AIR GOLONGAN C
xxv
2009
Lomba Karya Ilmiah Populer
xxvi
2009
Lomba Karya Ilmiah Populer
xxvii
2009
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
LAMPIRAN II : SURAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP NO : KEP-02/MENKLH/I/1988 TANGGAL : 19 JANUARI 1988 BAKU MUTU AIR LIMBAH *
xxviii
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Note :
Kadar bahan limbah yang memenuhi persyaratan baku mutu air limbah tersebut tidak diperbolehkan dengan cara pengenceran yang airnya secara langsung diambil dari sumber air. Kadar bahan limbah tersebut adalah kadar maksimum yang diperbolehkan kecuali pH yang meliputi juga kadar yang minimal.
Kadar radioactivitas mengikuti peraturan yang berlaku.
Limbah pestisida yang berasal dari industri yang memformulasi atau memproduksi dan dari konsumen yang mempergunakan untuk pertanian dan lain-lain tidak boleh menyebabkan pencemaran air yang mengganggu pemanfaatannya.
Lampiran 4: Curriculum Vitae
Pembimbing 1
Nama
: Jubaedi, M. Psi. T
Tempat, Tanggal Lahir
: Bandung, 26 Maret 1968
Alamat
: Komplek BPI Blok D3 No.9 Pandeglang
Guru Mata Pelajaran
: Kimia
Telepon / Hp
: (0253) 26240 / 0817173040
e-mail
:
[email protected]
Karya tulis dan Artikal ilmiah :
Profil Siswa SMAN 5 Bandung Dalam Membaca Grafik (Skripsi, 1993)
Peran Pendidikan Kimia dalam Era industrialisasi (Makalah, 1993)
Quo Vadis Pendidikan anak (Artikel, 2002)
Analisis Pembelajaran Kimia (Makalah, 2001)
Analisis Psikometrik Butir Soal dan Tes EALAS (Tesis, 2005)
xxix
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Pembimbing 2
Nama
: Jejen Zaenal Arifin, M. Pd
Tempat, Tanggal Lahir
: Bandung, 1 Agustus 1969
Alamat
: Bumi Sari Permai blok B1 No.4 Kasemen, Serang
Guru Mata Pelajaran
: Ekonomi, Akuntansi, dan Metodologi Penelitian
Telepon / Hp
: 08128812259
e-mail
:
[email protected]
Karya tulis dan Artikal ilmiah :
Penerapan Model Signetik ( Studi Eksperimen Berpikir Kritis dan Kreatif).
Analisis Rasio Likuiditas Dalam Efektifitas Pengambilan Keputusan.
Penulis 1
Nama
: Boni Andika
TTL
: Jakarta, 27 Mei 1992
Alamat
: Kp. Suka Bakti RT.008/04 Kelurahan Lembang Sari, Kecamatan Rajeg, Tangerang Banten 15540
Kelas
: XII IPA 1 SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School
Telp.
: 085691717471 / 02194512474
Email
:
[email protected] (email, friendster, facebook)
xxx
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Karya Tulis & Artikel Ilmiah:
Boni Andika, dkk. 2008. Solusi Mudah Menghadapi Global Warming. Diajukan pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Tk. Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta tahun 2008 – Fakultas MIPA, Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia
Boni Andika, dkk. 2008. Belimbing Wuluh Sebagai Pembersih Alternatif Alat-Alat Dapur dari Korosi. Diajukan pada Lomba Karya Tulis Ilmiah SMA Tk. Banten tahun 2008 – Fakultas Teknik Metalurgi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon
Boni Andika. 2008. Microalgae, Bioenergi Alternatif Pensubstitusi BBM. Diajukan pada Lomba Essay Nasional 2008 – Fakultas Teknik Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Boni Andika, dkk. 2008. “24 Hours Fun Education System” Persiapkan Generasi Muda Indonesia Menghadapi Persaingan Global. Diajukan pada Lomba Karya Tulis Ilmiah SMA Tk. Nasional 2008 – Universitas Padjajaran
Boni Andika. 2008. Kompor Matahari, Alat Sederhana Pelestari Hutan. Diajukan pada Lomba Chemical Expert Tk. Provinsi tahun 2008 – Fakultas Teknik Kimia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon
Boni Andika. 2008. Potensi Pengembangan Budidaya Mikroalga di Kawasan Pesisir Indonesia. Diajukan pada Lomba Essay Ocean Weeks Tk. Jawa tahun 2008 – Institut Teknologi Sepuluh November
Boni Andika, dkk. 2009. Studi Deskriptif Potensi Kawasan Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, dalam Pembudidayaan Mikroalga Berbasis Sistem Terpadu. Diajukan pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Tk. Jawa tahun 2009 - Fakultas MIPA, Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia
Boni Andika, dkk. 2009. Studi Deskriptif Perencanaan Pembentukan dan Pengembangan UKM Produksi Briket Tempurung Kelapa Desa Ketapang Ditinjau dari Faktor Produksi Alam dan Tenaga Kerja. Diajukan pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Ekonomi (Economics Research Paper)
xxxi
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
KOMPeK 11 Tk. Nasional tahun 2009 – Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia
Boni Andika, dkk. 2009. Korelasi Tingkat Pendidikan dan Kebudayaan Terhadap Pengetahuan Mengenai Internet Masyarakat Kecamatan Pandeglang. Diajukan pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Teknologi Informasi & Komunikasi Tk. Nasional 2009 - Politeknik Telkom Bandung
Boni Andika, dkk. 2009. Studi Korelatif antara Pelatihan Budidaya Tanaman Hias dan Minat Iptek Anggota Karang Taruna Desa Kademangan, Kota Tangerang Selatan. Diajukan pada Kemah Kerja Ilmiah Tk. Provinsi Banten tahun 2009 – Depdiknas
Boni Andika, dkk. 2009. Studi Deskriptif Kehidupan Anak Pengumpul Koin Di Kawasan Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten Ditinjau dari Segi Ekonomi, Psikologi, Sosiologi, Kebudayaan dan Hukum. Diajukan pada Lomba Penelitian Ilmiah Remaja Tk. Nasional tahun 2009 Depdiknas
Prestasi :
Juara 1 Lomba Mata Pelajaran Tk. Kecamatan Rajeg tahun 2004 Depdiknas
Juara Harapan 1 Lomba Mata Pelajaran Tk. Kabupaten Tangerang tahun 2004 - Depdiknas
Juara 1 Lomba Cipta Baca Puisi Tk. Kabupaten Tangerang tahun 2005 Depdiknas
Juara 3 Lomba Cipta Baca Puisi Tk. Kabupaten Tangerang tahun 2006 Depdiknas
Kontingen Kabupaten Tangerang Jambore Nasional 2006 – Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Juara 1 English Quiz Test Tk. Regional tahun 2006 - Depdiknas
Juara 1 Lomba Cerdas Cermat Bahasa Inggris Tk. Kecamatan Mauk tahun 2007-Redip-G TPK Kecamatan Mauk
xxxii
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah Tk. Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta tahun 2008 – Fakultas MIPA, Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia
Juara Harapan 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah SMA Tk. Banten tahun 2008 – Fakultas Teknik Metalurgi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon
Kontingen Kabupaten Pandeglang Raimuna Nasional 2008 – Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
“Prabowo
Subianto
Award”,
Juara
1
Lomba
Essay
Nasional
“Agrotechnology for a better Indonesia” tahun 2008 – Fakultas Teknik Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah SMA Tk. Nasional 2008 – Universitas Padjajaran
Kontingen Kabupaten Pandeglang Perkemahan Bhakti Saka Wirakartika Tk. Provinsi tahun 2008 – Kwartir Daerah Gerakan Pramuka
Honorable Mention & The Best Research Lomba Chemical Expert Tk. Provinsi tahun 2008 – Fakultas Teknik Kimia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon
Finalis Lomba Essay Ocean Weeks Tk. Jawa tahun 2008 – Institut Teknologi Sepuluh November
Peserta Lomba Penulisan Cerpen Indonesia-Asean Tk. Nasional tahun 2008 – Departemen Luar Negeri RI
Juara Harapan 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Tk. Jawa tahun 2009 Fakultas MIPA, Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia
Juara 2 Lomba Debat Ekonomi Tk. Provinsi Banten tahun 2009 – Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Serang
Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Ekonomi (Economics Research Paper) KOMPeK 11 Tk. Nasional tahun 2009 – Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia
Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Teknologi Informasi & Komunikasi Tk. Nasional 2009 - Politeknik Telkom Bandung
xxxiii
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Juara 1 Lomba Siswa Teladan Tk. Kabupaten Pandeglang tahun 2009 Depdiknas
Juara 1 Kemah Kerja Ilmiah Tk. Provinsi Banten tahun 2009 - Depdiknas
Pembicara pada Workshop & Training “One Day Fun With Youth Science Club” – Pondok Pesantren Modern Assa’adah, Serang
Pembicara pada Workshop & Training “One Day Fun With Youth Science Club” – SMP YPWKS, Cilegon
Peserta Lomba Penelitian Ilmiah Remaja Tk. Nasional tahun 2009 Depdiknas
Juara 1 Lomba Cerdas Tangkas pada Tri Lomba Kabupaten Pandeglang 2009 – Kwartir Cabang Gerakan Pramuka
Penulis 2
Nama
: Amanda Seviana
TTL
: Bandung, 8 Oktober 1994
Alamat
: Pondok Cilegon Indah Blok C/69 No.2 Cilegon, Banten 42161
Kelas
: X.4 SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School
Telp.
: 0254-374558 / 08561848342
Email
:
[email protected] (email, friendster, facebook)
Karya Tulis & Artikel Ilmiah:
Amanda Seviana, dkk. 2008. Monster Bahan Plastik. Diajukan untuk memenuhi tugas akhir sekolah
Prestasi :
Partisipan Lomba Cerdas Cermat MIPA tingkat Kota tahun 2005 – SMP Mardiyuana Cilegon
xxxiv
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Partisipan PASIAD tingkat Provinsi tahun 2008 – Sekolah Kharisma Bangsa
Partisipan Lomba Matematika Open House SMA Prisma tingkat Provinsi tahun 2008 – SMA Prisma Serang
Juara Umum SMP Negeri 1 Cilegon
Penulis 3
Nama
: Fanny Surviva Ramadhani
TTL
: Tangerang, 10 Maret 1994
Alamat
: Komplek Angkasa Pura II Jl. Selaparang Blok C6 No. 7 Tangerang
Kelas
: X.1 SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School
Telp.
: 085695155654 / 021-5590970
Email
:
[email protected] (email, friendster, facebook)
Karya Tulis & Artikel Ilmiah:
Fanny S.R. 2008. Pengaruh Perusahaan Pengelupasan Kulit Kepiting Tehadap Lapangan Kerja Di Daerah Tanjung Kait. Diajukan untuk tugas mata pelajran Bahasa Indonesia
Prestasi :
Juara 2 Desain Kartu Lebaran tingkat sekolah tahun 2009 – SMPIT AsySyukriyyah
Juara 1 Cerpen Islami tingkat sekolah tahun 2009 – SMPIT AsySyukriyyah
Juara 1 Miss Language tingkat sekolah tahun 2009 – SMPIT AsySyukriyyah
Juara 2 Lomba Melukis tingkat Karang Taruna tahun 2006 – Karang Taruna Angkasa Pura II
xxxv
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Juara 3 Lomba Cerdas Cermat tingkat SMP tahun 2009 – SMPIT Baitul Mal
Peserta Lomba Olimpiade Sains Nasional tingkat kota Tangerang tahun 2009 - Depdiknas
Penulis 4
Nama
: Firliyani Rahmatia Ningsih
TTL
: Surabaya, 09 Januari 1994
Alamat
: JL. Jombang Tangsi No.48 Cilegon, Banten
Kelas
: XI IPA 1 SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School
Telp.
: 081906256252
Email (facebook)
:
[email protected] (email)
[email protected]
Karya Tulis & Artikel Ilmiah:
Firliyani R.N., dkk. 2009. Studi Deskriptif Potensi Kawasan Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, dalam Pembudidayaan Mikroalga Berbasis Sistem Terpadu. Diajukan pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Tk. Jawa tahun 2009 - Fakultas MIPA, Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia
Firliyani R.N., 2009. Proposal Desain Produk “BaBon”. Diajukan pada Lomba Agroindustry Product Design yang diselenggarakan di Fakultas Tekhnologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang
Firliyani R.N.. 2008. Tingkat Pengetahuan Siswa Sman Cahaya Madani Banten Boarding School Tentang Kandungan Flouride Pada Pasta Gigi – Diajukan untuk memenuhi tugas akhir sekolah
xxxvi
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Firliyani R.N.. 2008. Studi Deskriptif Terhadap Arah Perkembangan Pengetahuan Dan Kemampuan Otak Pada Kehidupan Boarding Siswa Kelas X SMAN CMBBS – Diajukan untuk memenuhi tugas akhir sekolah
Firliyani R.N.. 2009. Pemanfaatan Air Kelapa Sebagai Alternatif Sumber Energi Bioetanol – Diajukan untuk memenuhi tugas akhir sekolah
Prestasi :
Juara 3 Lomba Murid Berprestasi tingkat Kota Cilegon tahun 2005 Depdiknas
Juara 1 Lomba Murid Teladan Tingkat Kota Cilegon Tahun 2006 Depdiknas
Juara 1 Lomba Cerdas Cermat Ipa dan Pengetahuan Umum Smp Mardiyuana Tahun 2006 Tingkat Cilegon-Serang
Pembinaan Olimpiade Sains IPB tahun 2007
Juara 2 Olimpiade Fisika Standar Nasional tahun 2007 tingkat Kota Depdiknas
Juara Harapan 1 Olimpiade Fisika Standar Nasional tahun 2007 tingkat Provinsi - Depdiknas
Juara 1 Science Team Competition Pondok Pesantren Unggul AlBayan Sukabumi Tahun 2008 Tingkat Banten, Dki Jakarta, dan Jawa Barat
Juara 1 Olimpiade Sains Ponpes Daar El-Qalam tahun 2008 tingkat Banten Dan Jabodetabek (Sekitarnya)
Juara 2 Olimpiade Sains dan Pengetahuan Umum Man Insan Cendekia Serpong Tahun 2007 Tingkat Banten Dan Dki Jakarta
Juara 3 Lomba Cepat Tepat Matematika SMAN 2 KS tahun 2007 tingkat Provinsi Banten
Juara 1 Lomba Pramuka SMAN 1 Cilegon tahun 2004 tingkat Provinsi Banten
Lomba Paskibra tahun 2004 tingkat Kota Cilegon
xxxvii
Lomba Karya Ilmiah Populer
2009
Harapan 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikin Bandung tahun 2008 tingkat Pulau Jawa
Harapan 2 Lomba Argobisnis Challenge Universitas Brawijaya Malang tahun 2008 tingkat Nasional
Finalis Lomba Debate Bahasa Inggris Universitas Katolik Atmajaya Jakarta tahun 2008 tingkat Pulau Jawa
Juara 3 Lomba Karya Tulis Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang tahun 2009 tingkat Provinsi Banten
Juara 3 Lomba Smart Magazine tahun 2009 tingkat Nasional
Lomba Speech Contest Unsera tahun 2008 tingkat Provinsi Banten
xxxviii