Tugas Manajemen Keuangan Sektor Publik
Studi Kelayakan Bisnis Rumah Cokelat
Disusun Oleh :
Gerlan Hahanusa – 359745 359745 Indra Mangiwa Putra – 359743 359743 Muhammad Fikri – 35974X 35974X
PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cokelat dihasilkan dari kakao (Theobroma cacao) cacao ) yang diperkirakan mula-mula tumbuh di daerah Amazon utara sampai ke Amerika Tengah. Tengah. Mungkin sampai ke Chiapas, bagian paling selatan Meksiko. selatan Meksiko. Orang-orang Orang-orang Olmec memanfaatkan pohon dan, mungkin juga, membuat “cokelat” di sepanjang pantai teluk di selatan Meksiko. Dokumentasi paling awal tentang cokelat ditemukan pada penggunaannya di sebuah situs pengolahan cokelat di Puerto Escondido, Honduras Escondido, Honduras sekitar 1100 -1400 tahun SM. Residu yang diperoleh dari tangki-tangki pengolahan ini mengindikasikan bahwa awalnya penggunaan kakao tidak diperuntukkan untuk membuat minuman saja, namun selaput putih yang terdapat pada biji kokoa lebih condong digunakan sebagai sumber gula untuk minuman beralkohol. Residu cokelat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh suku Maya kuno di Río Azul, Guatemala Azul, Guatemala Utara, menunjukkan bahwa Suku Maya Suku Maya meminum cokelat di sekitar tahun 400 SM. Peradaban pertama yang mendiami daerah Meso-Amerika itu mengenal pohon “kakawa” yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman xocolātl yang yang berarti minuman pahit. Menurut mereka, minuman ini perlu dikonsumsi setiap hari, entah untuk alasan apa. Namun, tampaknya cokelat juga menjadi simbol kemakmuran. Cara menyajikannya pun tak sembarangan. Dengan memegang wadah cairan ini s etinggi dada dan menuangkan ke wadah lain di tanah, penyaji yang ahli dapat membuat busa tebal, bagian yang membuat minuman itu begitu bernilai. Busa ini sebenarnya dihasilkan oleh lemak kokoa (cocoa (cocoa butter ) namun kadang-kadang ditambahkan juga busa tambahan. Orang Meso-Amerika tampaknya memiliki kebiasaan penting minum dan makan bubur yang mengandung cokelat. Biji dari pohon kakao ini sendiri sangat pahit dan harus difermentasi agar rasanya dapat diperolah. Setelah dipanggang dan dibubukkan hasilnya adalah cokelat atau kokoa. Diperkirakan kebiasaan minum cokelat suku Maya dimulai sekitar tahun 450 SM - 500 SM. SM. Konon, konsumsi cokelat dianggap sebagai simbol status penting pada masa itu. Suku Maya mengonsumsi cokelat dalam bentuk cairan berbuih ditaburi lada ditaburi lada merah, vanila, merah, vanila, ataurempahataurempahrempah lain. Minuman Xocoatl juga dipercaya sebagai pencegah lelah, sebuah kepercayaan yang mungkin disebabkan dari kandungan theobromin di dalamnya. Ketika peradaban Maya peradaban Maya klasik runtuh (sekitar tahun 900) dan digantikan oleh bangsa Toltec, biji
kokoa menjadi
Kerajaan Aztec Kerajaan Aztec berkuasa berkuasa
komoditas
(sampai
sekitar
utama tahun
Meso-Amerika.
1500
SM)
daerah
Pada yang
masa meliputi
Kota Meksiko Kota Meksiko saat ini dikenal sebagai daerah Meso-Amerika yang paling kaya akan biji kokoa. Bagi suku Aztec biji kokoa merupakan “makanan para dewa” ( dewa” (theobroma theobroma,, dari bahasa Yunani). Biasanya biji kokoa digunakan dalam upacara-upacara keagamaan dan sebagai hadiah. Cokelat juga menjadi barang mewah pada masa Kolombia-Meso Amerika, dalam kebudayaan mereka yaitu suku Maya, suku Maya, Toltec, Toltec, dan Aztec dan Aztec biji biji kakao (cacao bean) bean) sering digunakan sebagai mata uang
[3]
. Sebagai contoh suku Indian Aztec Indian Aztec menggunakan sistem
perhitungan dimana satu ayam satu ayam turki seharga seratus biji kokoa dan satu buah alpukat seharga tiga biji kokoa
[4]
Sementara tahun 1544 tahun 1544 M, M, delegasi Maya Kekchi Maya Kekchi dari Guatemala dari Guatemala yang mengunjungi istana Spanyol istana Spanyol membawa hadiah, di antaranya minuman cokelat. Semua cokelat Eropa awalnya dikonsumsi sebagai minuman. Baru pada 1847 ditemukan cokelat padat. Orang Eropa Orang Eropa membuang hampir semua rempah-rempah yang ditambahkan oleh orang Meso-Amerika, tetapi sering mempertahankan vanila. mempertahankan vanila. Juga mengganti banyak bumbu sehingga sesuai dengan selera mereka sendiri mulai dari resep khusus yang memerlukan ambergris, memerlukan ambergris, zat zat warna keunguan berlilin yang diambil dari dalam usus ikan paus, hingga bahan lebih umum seperti kayu manis atau cengkeh. atau cengkeh. Namun, yang paling sering ditambahkan adalah gula. adalah gula. Sebaliknya, Sebaliknya, cokelat Meso-Amerika tampaknya tidak dibuat manis. Cokelat Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang digunakan suku Maya dan Aztec. dan Aztec. Bahkan sampai sekarang, cara Meso-Amerika kuno masih dipertahankan, tetapi di dalam mesin industri. mesin industri. Biji kokoa masih sedikit difermentasikan, dikeringkan, dipanggang, dan digiling. Namun, serangkaian teknik lebih rumit pun dimainkan. Bubuk cokelat diemulsikan diemulsikan dengankarbonasi dengankarbonasi kalium kalium atau natrium atau natrium agar lebih mudah bercampur dengan air (dutched, metode emulsifikasi yang ditemukan orang Belanda), Belanda), lemaknya dikurangi dengan membuang banyak lemak kokoa ( defatted ), ), digiling sebagai cairan dalam gentong khusus (conched ( conched ), ), atau dicampur dengan susu dengan susu sehingga menjadi cokelat susu (milk ( milk chocolate). chocolate).
Perkembangan Perkembangan Coklat di Indonesia
Ternyata perkembangan coklat yang sangat pesat di Eropa juga memberikan dampak pada perkembangan coklat di Indonesia. Pada jaman Kolonial coklat mulai berkembang disini, dimana coklat mulai dikenal di pulau Jawa pada awal abad ke 18, yang dimulai dari Batavia pada tahun 1780-1790 tetapi sayang hasilnya tidaklah maksimal. kemudian coklat mulai berkembang ke wilayah Indonesia lainnya seperti Menado pada tahun 1822, Ambon
pada tahun 1830, Halmahera pada tahun 1867 dan pulau Bacan pada tahun tahu n 1880. Pada masa itu mulai terlihat adanya pengembangan olahan coklat yang dilakukan oleh perusahaan swasta. Tapi pengolahan coklat ini memberikan keuntungan bagi para petani setempat, namu karena otoritas dari Kolonial maka pengolahan coklat ini pun bisa berlangsung terus hingga tahun 1896. Perkebunan coklat di Indonesia terus dikembangkan dengan berbagai alternatif, hingga pada akhirnya pada tahun 1960 produksi coklat di Indonesia semakin meningkat. pada tahun 1970 para petani mulai tertarik untuk menanam coklat setelah melihat perkembangan coklat dinegara tetangga, Malaysia. dari sinilah coklat di Indonesia benar-benar mulai berkembang, hingga sekarang tercatat ada 3 wilayah sebagai penghasil coklat terbesar di Indonesia, yaitu Jawa Timur, Sumatra Utara dan daerah Timur.
Latar Belakang Didirikannya Rumah Coklat
Coklat adalah makanan yang sangat digemari berbagai kalangan, tidak peduli usia, gender, status ekonomi dll. Hal ini bisa dilihat bagaimana antusiasme seluruh orang didunia terhadap makanan dan minuman berbahan dasar coklat, baik itu dibuat berupa kue, es krim, minuman, dll. Sedangkan Jember sendiri merupakan suatu kabupaten yang sedang berkembang. Hal ini dikarenakan berbagai macam faktor, salah satunya adalah dari segi pendidikan, Jember memiliki Universitas Negeri yang banyak diminati oleh para pelajar yang hendak melanjutkan tingkat pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini menyebabkan banyaknya pelajar dari berbagai daerah
berbondong-bondong berbondong-bondong datang ke Jember dengan
tujuan untuk menempuh pendidikan di Universitas Negeri Jember. Sedangkan dari pengalaman kami sebagai mahasiswa atau sebagai pemuda-pemudi Jember, masyarakat Jember sangat antusisas terhadap tempat-tempat nongkrong yang menyediakan berbagai macam makanan unik dan menarik, memiliki tempat yang nyaman, dan desain yang menarik, dan yang paling penting adalah harga. Oleh karena itu tercetuslah ide untuk membuat Rumah Coklat hal ini berdasarkan pantauan kami terhadap hobi para muda-mudi untuk sekedar nongkrong atau kumpul-kumpul denga kawan-kawan mereka memilih tempat yang nyaman dan desain yang unik, dan hal ini dimanfaatkan untuk berjualan makanan dan minuman berbahan dasar coklat yang notabene masih belum ada di Jember.
BAB II PEMBAHASAN
A. Aspek Pasar dan Pemasaran 1. Segmentasi , Targeting, Positioning a. Segmentasi
Yang menjadi segmentasi dari usaha
ini semua kelas, yakni yakni mulai kelas
menengah keatas maupun menengah kebawah . b. Targeting
Yang menjadi target pasar adalah para muda-mudi baik itu pelajar maupun mahasiswa dan masyarakat sekitar. c. Positioning
Produsen ingin menciptakan image atau citra bagi resto ini dibenak para konsumen adalah resto cokelat yang melayani sepenuh hati tanpa mematikan kantong konsumen tanpa mengurangi kualitas yang sudah terjamin. 2. Permintaan
a. Perkembangan permintaan saat ini Dewasa ini, cokelat sudah mulai menjadi salah satu trend makanan bagi anak muda dan permintaan saat ini mulai merangkak naik. b. Prospek permintaan akan datang Coklat akan tetap diminati oleh semua orang dari semua kalangan karena kenikmatannya.
Selain
itu,
trend
makan
berbahan
dasar
coklat
selalu
berkembangnya setiap tahunnya. 3. Penawaran
a. Perkembangan penawaran saat ini Perkembangan penawaran saat ini di wilayah Jember dan sekitarnya untuk kedai spesialisasi cokelat masih sangat jarang sedangkan permintaan selalu meningkat. b. Prospek penawaran akan datang Mengingat adanya peluang yang besar dalam usaha resto cokelat yang akan datang. Maka perlu adanya produk yang memberikan nilai lebih. Oleh karena itu, bagi pelaku usaha disektor ini perlu melakukan penawaran yang inovatif untuk menarik pasar.
4. Analisis persaingan
Dengan melihat kondisi dimana rumah coklat belum ada disekitar kampus, hal ini menyimpulkan bahwa belum terjadi persaingan antara usaha cokelat satu dengan yang lain. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan terjadi persaingan dengan makanan ringan lainnya. Tapi dengan keunikan yang ada pada Rumah Cokelat, hal ini tidak akan menjadikan sesuatu berarti. Selagi pemasar dapat memasarkan produknya seinovatif mungkin. 5. Produk
Produk yang akan dihasilkan berupa makanan dan minuman berbahan dasar coklat. Dengan menggunakan bahan-bahan yang terpilih, cokelat yang akan diproduksi dapat dikatakan sebagai produk yang berkualitas. Karena produsen bukan hanya mengutamakan kuantitas namun juga kualitas dari hasil yang akan diproduksi. Dengan pemilihan bahan bahan yang akan digunakan, digunakan, hal ini akan menjadikan nilai tambah dari hasil produk. Material yang digunakan: Bahan:
Coklat batang
Coklat bubuk Cocoa
Keju
Roti tawar
Pancake instant
Buah-buahan segar
Ice cube
Gula cair, gula bubuk
Madu
Susu kental manis all variant
Ice cream all variant
Susu bubuk coklat dan vanilla
Sirup blueberry, strawberry, orange
Mayonaise
Saus tomat + saus sambal
Kopi hitam, cappucino, mochacino
Saus strawberry, saus blueberry
Soda
Bahan dasar cake
Menu Makanan Coklat:
Choco lava with ice cream
Choco lava original
Ice cream wafer choco
Choco sundae
Banana Split
Pancake :
-
Strawberry
-
Vanilla
-
Coklat
Waffle : -
Strawberry
-
Vanilla
-
Coklat
Cupcake berbagai macam varian
Sandwich, kentang goreng, roti bakar
Menu Minuman
Aneka Jus
Ice Snow White
Ice Deep Purple
Es Buah
Orange Squash
Italian Soda
Strawberry Bliss
Milkshake
Soda Gembira
Cola Float
Strawberry Float
6. Harga
Harga yang ditetapkan untuk: a. Makanan all variant Rp 8.000 b. Minuman all variant Rp 6.000 c. Cupcakes Rp 10.000
7. Distribusi
Distribusi produk dilakukan secara langsung ke konsumen, hal ini dikarenakan pembeli datang langsung ke tempat penjualan. 8. Promosi
Kegiatan promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan produk cokelat ini melalui berbagai promosi yaitu: 1. Social network / media sosial Media sosial yang digunakan disini seperti facebook, twitter dan media sosial lainnya, tidak ada biaya khusus dan tergolong murah. 2. Menyebar brosur, leaflet Promosi lainnya yang akan dilakukan adalah dengan menyebarkan brosur-brosur dan leaflet yang berisi promosi dari produk cokelat yang akan dijual. 9. Strategi Pemasaran
1. Kegiatan promosi Kegiatan promosi harus digalakkan dengan mempromosikan lewat media cetak seperti, pamphlet,leaflet ataupun,banner, ataupun,banner,
maupun promosi melalui media media sosial network
seperti facebook, twitter dll. Selain itu adanya cokelat gratis pada beberapa pembeli pertama sebagai promosi awal berdirinya usaha. 2. Tingkat pelayanan Mahasiswa yang lebih menyukai keefektifan dan efisiensi waktu juga harus diperhatikan. Sehingga, dalam melayani harus dapat memuaskan konsumen. Seperti dalam melayani konsumen diterapkan 3S (Senyum,Salam dan Sapa), dan keefektifian waktu melayani. 3. Product Life Cycle (PLC) Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Dengan menggunakan PLC, diharapkan dapat mempertahankan kelangsungan usaha.
Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini memiliki beberapa strategi:
Produk
Perkenalan
Pertumbuhan
Kedewasaan
Penurunan
Menawarkan
Menawarkan
Pembedaan
Tidak
produk dasar
variasi
produk produk
baru
Harga
Memberikan
Memberikan
harga
dasar harga
sesuai
dapat
kesepakatan
pasar
Promosi
Menggunakan
Mengatur
Penjualan
banyak promosi promosi menarik
untuk
memproduksi
berdasakan
menu
yang
jumlah
jarang
dibeli
permintaan
konsumen
Harga
yang Menurunkan
yang sama atau lebih harga diterima baik dari pesaing
Kembali
Kurangi
agar membuat
mendapatkan
promosi
promosi-
untuk
memaksimalkan
mendapatkan
lebih
banyak promosi menarik laba.
konsumen
keuntungan dari
yang
permintaan
mempertahankan
konsumen
perhatian
mampu
konsumen
PLC dalam “Rumah Coklat” dilakukan guna mempertahankan eksistensi usaha. Tabel menjelaskan strategi-strategi yang dapat digunakan untuk menghindari terjadinya kerugian dalam usaha. 10. Analisis SWOT
Kekuatan (Strenght)
Letak lokasi usaha di dekat kampus sangat strategis, bersih
Memiliki tenaga kerja yang ahli di bidangnya
Kelemahan (Weakness)
Belum dikenal oleh masyarakat secara luas
Produk yang ditawarkan berupa makanan yang mudah basi, sehingga ketika produk tidak laku la ku dijual, dibutuhkan penanganan khusus agar tidak ada bahan yang terbuang. Misalnya, adonan yang belum terproses menjadi menu makanan jadi hendaknya disimpan di dalam kulkas.
Peluang (Opportunity)
Bekerja sama dengan pihak sponsor penyedia bahan dasar makanan dan minuman (coklat, susu, dan soda).
Ancaman (Thread)
Pesaing dari kedai lain yang sudah banyak pelanggan yang mengadaptasi menu yang telah tersedia di kedai kami sebagai menu tambahan di kedai mereka.
11. Keputusan Strategi
Strategi produk yang lebih murah
Strategi produk prestise
Strategi inovasi produk
Strategi penekanan biaya
Strategi promosi yang intensif
Dari analisis aspek pasar dan pemasaran, dapat dikatakan usaha ini layak untuk dijalankan karena telah memiliki dasar pemasaran yang kuat sehingga dalam proses berjalannya diharapkan mampu mendukung mendukung penjualan.
B. Aspek Manajemen
1. Perencanaan (Planning)
Sisi Pendekatan Perencanaan “Rumah Coklat” Coklat” menggunakan pendekatan kombinasi dalam pembuatan suatu perencanaan yaitu Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down) dan Pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up).Dipilihnya dua pendekatan agar terjadi hubungan baik antara atasan dan bawahan sehingga jika terjadi suatu masalah di dalam pekerjaan, karyawan dapat mengungkapkannya kepada atasan agar atasan dapat segera mengambil tindakan atas masalah yang terjadi di lapangan. Sisi Program Kerja “Rumah Cokelat” Cokelat” berusaha melaksanakan aktivitas produksi untuk mencapai target dan omzet yang telah ditentukan sebelumnya.Dalam sebelumnya.Dalam pemasarannya, “Rumah “Rumah Cokelat” Cokelat” merencanakan untuk memberikan sesuatu yang unik dengan harga terjangkau oleh mahasiswa dan masyarakat sekitar. Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan sumberdaya manusia:
Lingkungan Eksternal
Keputusan-keputusan Organisasional
Faktor-faktor Persediaan Karyawan Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai,
karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan / job description dan juga spesifikasi pekerjaan /job specification. 2. Pengorganisasian (Organizing) Langkah
Pengorganisasian
Tujuan
utama
usaha
“Rumah “ Rumah
Cokelat” Cokelat”
adalah
mendapatkan keuntungan / laba / profit yang sebesar-besarnya dengan memberikan kepuasan maksimal kepada pelanggan. Jadi motivasi utama dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh “Rumah Cokelat ” adalah keuntungan dan produk yang dikenal serta digemari oleh masyarakat. Oleh karena itu, “Rumah “Rumah Cokelat ” harus dapat melayani par a konsumen / pelanggan dengan cara yang ramah agar pelanggan merasa nyaman dalam pelayanan yang diberikan oleh “Rumah “Rumah Cokelat” Cokelat” Struktur Organisasi “Rumah Cokelat” Cokelat” mengatur usaha dan sub unitnya agar sejalan dengan tujuan usaha, kemampuan sumber daya yang dimiliki, dan kondisi lingkungan usaha baik internal maupun eksternal. Struktur “ Rumah Cokelat” Cokelat” disusun secara sederhana, yaitu pemilik usaha berada di posisi paling atas, selaku pimpinan usaha tersebut.Lalu di bawahnya diikuti para karyawan selaku pelaksana di mana masing-masing karyawan melakukan aktivitas yang telah ditentukan.
3. Pengarahan (Actuating) “Rumah Cokelat” Cokelat” mengkaji Pengarahan dari sisi seperti : : fungsi pengarahan yang harus terpenuhi serta sikap dan perilaku pemimpin yang hendaknya memenuhi kriteria agar dapat mengarahkan bawahannya. Oleh karena itu, pemilik “ Rumah Cokelat” Cokelat” berusaha menggunakan kekuasaan secara positif terutama dalam mengambil keputusan, sehingga dapat memberikan arahan dan motivasi kepada para karyawan untuk selalu memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan.Dengan pengarahan ini, diharapkan terjalin koordinasi yang baik antara pemilik “Rumah “Rumah Cokelat” Cokelat” dengan karyawannya. 4. Pengendalian (Controling) Pengendalian yang dilakukan oleh “Rumah “ Rumah Cokelat” Cokelat” untuk memastikan apakah aktivitas yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Oleh karena itu, “Rumah Cokelat” Cokelat” menerapkan pelaporan pengawasan, sehingga dapat mencegah menceg ah terjadinya penyimpangan dan menjamin diberlakukannya tindakan korektif / perbaikan atas kesalahan yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi. Metode pengawasan yang berlaku di “Rumah “ Rumah Cokelat” Cokelat” bersifat fleksibel, dinamis, dan ekonomis sehingga bisa dilakukan kapan saja dengan mengutamakan implementasi solusi dan evaluasi.“Rumah evaluasi.“Rumah Cokelat” Cokelat” menerapkan sistem pengendalian yang efektif yaitu akurat, tepat waktu, strategis, relistis, dan objektif .Dengan pengendalian ini, diharapkan “Rumah “ Rumah Cokelat” Cokelat” mampu mengimplementasikan usaha secara layak dan mampu memuaskan pelanggan.
C. Aspek Sumber Daya Manusia
Struktur Organisasi Pemilik
Keuangan
Produksi
Pelayan
(Kasir)
(Chef)
Staf taff
1. Job Description dan Job Specification
Pemilik : Job description:
Mengambil keputusan serta menjalankan perusahaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
Membuat kebijakan-kebijakan dalam perusahaan
Mengatur arus bahan baku yang diperlukan
Keuangan (Kasir) Job description:
Melayani pembayaran dari konsumen
Membuat laporan penjualan pper hari untuk diberikan ke manajer keuangan
Job Specification:
Pria/ wanita usia minimal 18 tahun
Diutamakan lulusan SMK accounting
Mampu mengoperasikan komputer
Produksi (Chef) Job description:
Membuat menu sesuai pesanan dari konsumen
Job specification:
Pria/ wanita usia maksimal 24 tahun
Diutamakan lulusan SMK tata boga
Memiliki kemampuan memasak Pelayan (Staff)
Job description:
Memberikan pelayanan kepada konsumen
Berinteraksi secara langsung kepada pelanggan
Job specification:
Pria/ wanita usia minimal 18 tahun
Berkepribadian menarik dan ramah
2. Proses Rekrutmen
Membuat informasi lowongan kerja melalui media cetak
Seleksi administrasi
Wawancara, pada tahap ini pelamar akan dipanggil untuk mengikuti wawancara
Tes kemampuan, pada tahap ini pelamar akan diseleksi atas dasar kompetensinya melakukan suatu pekerjaan dan dilihat keterampilannya
Keputusan diterima atau tidak berdasarkan seleksi pada saat ini pelamar diberitahu secara transparan melalui telepon, surat, ataupun email bahwa ia diterima atau tidak
Penempatan kerja
Orientasi
Pelatihan
Kompensasi
3. Penarikan Sdm Yang Dibutuhkan
Jumlah keseluruhan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Rumah Cokelat terdiri atas 5 karyawan. Seleksi
Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Rumah Cokelat ini mayoritas karyawan full time.
Perekrutan karyawan di Rumah Cokelat ini dapat dilakukan sewaktu-waktu. Biasanya hal ini dilakukan ketika ada karyawan yang mengundurkan diri dari Rumah Cokelat. Hal ini dimaksudkan untuk mengisi kekosongan karyawan yang keluar dari Rumah Coklat ini.
Pengenalan Dan Orientasi
Masa pengenalan dan orientasi dilaksanakan selama 5hari, dalam masa tersebut calon karyawan akan diberi arahan dan pembinaan oleh atasan atas pekerjaan apa saja yang akan dikerjakan. Pemeliharaan Kesehatan Dan Keamanan
Yang telah menjadi karyawan Rumah Cokelat akan memperoleh pemeliharaan kesehatan dan keamanan berupa asuransi jiwa. Ini adalah suatu wujud tanggung jawab Rumah Cokelat terhadap karyawan dalam rangka menciptakan rasa keamanan kepada karyawan dan iklim kerja yang kondusif.
D. Aspek Keuangan a. Kebutuhan Dana Investasi
1. Biaya pra operasi Biaya pra operasi sebesar Rp 40.575.000- yang digunakan untuk penyewaan penyewaan outlet atau stan penjualan dan pendirian usaha awal. 2. Modal Kerja Modal kerja digunakan untuk membiayai seluruh aktiva lancar sebesar Rp 15.000.000 Total kebutuhan kebutuhan investasi sebesar Rp 55.575.000
b. Rencana Pembelanjaan dan Sumber Sumber Dana
Dalam pendirian usaha cokelat ini menggunakan modal pribadi sebesar Rp30.575.000,- dan pinjaman ke bank sebesar Rp 25.000.000,25.000.000,c. Rencana Kebutuhan Dana Aktiva Tetap
Bangunan
Rp 20.000.000
Oven 1 buah
Rp 5.000.000
Mesin Kasir 1buah
Rp 1.450.000
Kulkas 2 buah
Rp 3.000.000
Meja 10 buah
Rp 4.700.000
Kursi 30 buah
Rp 2.000.000
Piring 5 lusin
Rp
500.000
Sendok 5 lusin
Rp
170.000
Garpu 5 lusin
Rp
170.000 170.000
Blender 2 buah
Rp
400.000
Gelas 5 Lusin
Rp
120.000
Cangkir 3 Lusin
Rp
210.000
Pisau 3 buah
Rp
225.000
Wadah Tisu 10 buah
Rp
30.000
Cooking set
Rp 2.000.000
Pulsa + Leaflet
Rp
500.000
Jumlah Aktiva Tetap
Rp 40.575.000
Aktiva Lancar
Kas
Rp 10.000.000
Bahan-Bahan Cokelat Rp 5.000.000 Jumlah
Aktiva
Lancar
Rp 15.000.000
Total Aktiva
Rp 55.575.000
d. Proyeksi keuangan
1. Proyeksi Pendapatan ● Pendapatan Per Hari
a. Produk makanan (Rp 8.000 x 35)
Rp
280.000
b. Produk Minuman (Rp 6.000 x 35)
Rp
210.000
c. Cupcakes (Rp 10.000 x15)
Rp
150.000
Total
Rp
640.000
Rp
19.200.000
● Pendapatan Per Bulan (Rp 640.000 x 30) ● Pendapatan Setahun (Rp19.200.000 x 12)
Rp 230.400.000
2. Proyeksi Biaya Per Tahun ● Pembelian bahan
Rp 110.160.000
● Gaji Karyawan - 2 Chef (@ Rp 1.000.000 x 12)
Rp
24.000.000
-5 Karyawan (@ Rp 700.000 x 12)
Rp
42.000.000
-1 Kasir (@ Rp 700.000 x 12)
Rp
8.400.000
Jumlah Gaji Karyawan
Rp
74.400.000
● Biaya Listrik dan Listrik dan air
Rp
5.000.000
● Perlengkapan Kebersihan
Rp
800.000
●Dep Oven 5 th
Rp
1.000.000
● Dep Mesin Kasir 3 th
Rp
500.000
● Dep Kulkas 3 th
Rp
700.000
Dep blender
Rp
300.000
Jumlah Biaya
Rp
188.360.000
3. Proyeksi Rugi/Laba Perhitungan Rugi/Laba yaitu dengan menghitung antara selisih pendapatan dan pengeluaran. Rugi/ Laba= Pendapatan – Pendapatan – Pengeluaran Pengeluaran = 230.400.000 – 188.360.000 188.360.000 = 42.040.000 Dengan demikian laba yang diperoleh per tahun dalam penjualan produk cokelat yaitu sebesar Rp 42.040.000 pertahun. 4. Perhitungan Kelayakan Usaha Perhitungan kelayakan usaha dengan menggunakan metode Payback Period. Payback Period =
Investasi
x 12
Kas bersih/ tahun
Payback Period =
5555
=
15 bulan
Harga Rp 8.000 8.000 dengan total cost pertahun pertahun Rp 188.360.000 188.360.000 Maka : Rp 8.000 x q = Rp 523.222 (perhari) q = 65 Jadi kami akan memperoleh titik impas pada penjualan 65 produk makanan. Nett Present Value
Investasi awal = Rp 55.575.000 Bunga = 15% = 0,15 Penerimaan pada tahun pertama = Rp 230.400.000 t
PV = Rt/ (1 + i)
dimana: t
= waktu arus kas
i
= suku bunga
Rt
= arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t, maka
PVinvestasi = Rp55.575.000/ (1 +0,15)° = Rp 55.575.000 PVpenerimaan = Rp 230.400.000/ (1 + 0,15) ˡ = Rp 200.347.826 NPV = Ao + (A1 / (1 + r))
Dimana, Ao = nilai awal investasi; A 1 = nilai penerimaan dari investasi; r = tingkat suku bunga yang relevan.
Ao adalah jumlah uang yang diinvestasikan (karena ( karena ini adalah pengeluaran, maka menggunakan bilangan negatif).
Maka, NPV
= Rp -55.575.000 + (Rp 230.400.000/ 230.400.000/ (1 + 0,15)) = Rp 144.772.826
Atau, NPV
= PVinvestasi + PV penerimaan
NPV
= Rp -55.575.000 -55.575.000 + Rp 200.347.826 200.347.826 = Rp 144.772.826
Bila
Berarti investasi
NPV > 0
Maka yang
memberikan perusahaan
dilakukan
manfaat
bagi proyek bisa dijalankan
investasi yang dilakukan akan NPV < 0
mengakibatkan kerugian bagi proyek ditolak perusahaan Kalau
dilaksanakan
investasi yang dilakukan tidak NPV = 0
mengakibatkan
proyek
keuangan
perusahaan
dilaksanakan tidak
perusahaan.
atau
tidak
berpengaruh
pada
Keputusan
harus
ditetapkan dengan menggunakan kriteria
untung ataupun merugi
lain misalnya dampak investasi terhadap positioning perusahaan.
Dari perhitungan aspek keuangan, dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk dijalankan. Dengan rincian:
Kebutuhan investasi awal Rp 55.575.000
Proyeksi pendapatan perbulan Rp 19.200.000 pertahun Rp 230.400.000 230.400.000
Proyeksi Laba bersih Rp 42.040.000 pertahun
Payback period selama 15 bulan
NPV = Rp 144.772.826 144.772.826
E. Aspek Hukum dan Legalitas
1. Skala usaha Rumah Coklat termasuk dalam skala usaha kecil karena mermiliki kekayaan
atau asset sebesar Rp 55.575.000 (diluar tanah dan bangunan) 2. Bentuk Perusahaan Bentuk usaha ini adalah Usaha Dagang (UD) 3. Prosedur Perizinan 1) Pendaftaran ijin usaha ke dinas perekonomian pemda yang didaftarkan ke pangadilan negeri 2) Permohonan menjadi wajib pajak setempat untuk mendapatkan NPWP (perseorangan) 3) Pendaftaran ke departemen teknis (dinas perdagangan/perindustrian) Secara Umum: 1. Akta pendirian
2. Surat keterangan domisili usaha 3. Nomor pokok wajib pajak pajak (NPWP) 4. Tanda daftar perusahaan (TDP) 5. Tanda daftar usaha perdagangan (TDUP) & surat izin usaha perdagangan (SIUP) Secara khusus : 1. Izin usaha industri (IUI) 2. Tanda daftar industri (TDI) 3. Tanda daftar perusahaan (TDP) 4) Lembaga/departemen/instansi yang terkait dengan usaha
Jenis perizinan
Lembaga yang terkait
NPWP
Dinas perpajakan
TDP TDI Departemen perdagangan dan perindustrian
TDUP SIUP IUI HO
F.
Pemerintah daerah
Aspek Ekonomi
Dilihat dari sudut ekonomi bahwa adanya “ Rumah Cokelat” Cokelat” ini tentunya akan menarik para pelanggan khususnya bagi seorang mahasiswa. Ada beberapa alasan mengapa mahasiswa ikut tertarik dengan adanya “Rumah “ Rumah Cokelat” Cokelat” , diantaranya adalah : a)
Dilihat dari segi harganya yang cocok dengan kantong mahasiswa.
b)
Harganya yang terjangkau
c)
Dilihat dari segi tempat bisnis “Rumah “ Rumah Cokelat” Cokelat” tersebut jika dekat dengan area kampus maka dapat meningkatkan keuntungan tersendiri bagi pebisnis cokelat.
d)
Disamping dari segi harga bahwa mahasiswa dapat memanfaatkan tempat tersebut sebagai tempat berkumpul dengan temanya.
e)
Dan tentunya Meningkatkan keuntungan bagi pemilik “ Rumah Cokelat”. Cokelat”.
Sehingga, dari segi aspek eknomi kami berpendapat bahwa usaha ini layak untuk didirikan.
G. Aspek Lingkungan dan Aspek Sosial
Dalam studi kelayakan bisnis kita harus menilai kelayakan usaha secara komperhensif dengan memeperhatikan aspek lingkungan eksternal.Aspek lingkungan eksternal meliputi akses, tempat, dan manusia.Aspek lingkungan industry lebih mengarah pada aspek persaingan di mana bisnis perusahaan benda.Akibatnya, factor-faktor yang mempenagruhi kondisi, seperti ancaman terhadap perusahaan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri, menjadi penting dianalisis untuk study kelayakan bisnis jasa.Beberapa hal yang mendukung usaha bisnis Rumah Coklat dilihat dari aspek lingkunganya : 1. Adanya persaingan sesama perusahaan dalam industrinya Dalam usaha bisnis Rumah Coklat tentunya terdapat persaingan yang sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan apalagi sekarang. Dalam situasi persaingan yang oligopoly, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Sementara itu, persaingan pasar yang sempurna biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk dalam hal harga produk. Jadi, perusahaan perlu mengetahui situasi pesaingnya. 2. Adanya ancaman masuk pendatang baru Adanya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada. Implikasi tersebut misalnya adalah kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas.Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada.Ada beberapa factor yang menghambat pendatang baru untuk masuk kedalam suatu industry, industry, yang sering disebut dengan hambatan masuk.Factor-faktor yang dimaksud adalah skala ekonomi, diferensiasi produk, kecukupan modal, biaya peralihan, aspek kesaluran distribusi dan peraturan pemerintah. 3. Adanya Ancaman dari produk pengganti. Perusahan-perusahaan yang berada dalam suatu industry bersaing dengan produk pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang subsitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk subtitusi adalah kuat bilamana konsumen dihadapkan pada sedikitnya switching cost dan jika produk subtitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industry.
4. Kekuatan tawar-menawar pembeli (buyers) Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga, untuk meningkatkan mutu dan servis, serta menghadapkan perusahaan dengan competitor (pesaing) melalui kekuatan yang mereka miliki. 5. Kekuatan tawar-menawar pemasok (suppliers) Pemasok dapat mempengaruhi industry lewat kemampuan mereka untuk menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk atau servis.Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mengendalikan perilaku pemasok. 6. Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya. Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain dan pemegang saham. Berdasarkan analisis aspek ekonomi, usaha “Rumah Coklat” layak untuk dijalankan.
1. Aspek Sosial
Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-besar nya. Namun demikian, perusahaan tidak dapat hidup sendirian, perusahaan hidup bersama-sama dengan komponen lain, salah satu komponen lain yang di maksud adalah lembaga sosial sehingga dalam rangka keseimbangan tadi, hendak nya perusahaan memiliki tanggung jawab sosial. Pengaruh positif Proyek bisnis hendaknya dapat berpengaruh positif pada masyarakat sekitar,tidak hanya berdampak pada meningkatnya atau semakin baik nya kondisi lingkungan fisisk, seperti jalan, jembatan, dan telepon tetapi juga kondisi li ngkungan fisikis mereka. Beberapa hal yang mendukung usaha bisnis Rumah Coklat dilihat dari aspek sosialnya : 1. Dengan adanya usaha Rumah Coklat akan dapat mempengaruhi wilayah usaha tersebut ramai dikunjungi karena penempatan lokasi yang strategis, apabila lokasi usaha tersebut dekat dengan pusat keramaian dan hiburan 2. Adanya jalur komunikasi dan distribusi yang menghubungkan antara pihak produsen dan konsumen yang yang saling menguntungkan. 3. Usaha bisnis Rumah Coklat sebagai perusahaan lembaga sosial dimana usaha tersebut memiliki keterkaitan dalam melakukan kegiatan manufaktur, bahan baku, dan mendistribusikanya ke pasar. 4. Adanya perubahan kondisi sosial yang kompleks yang apabila dalam usaha Rumah Coklat ini terdapat berbagai macam bentuk penyelewengan yang dilakukan oleh oleh salah
satu karyawan sehingga mengakibatkan terganggunya keseimbangan dalam bidang sosial yang kompleks dalam perusahaan.di sebabkan karena semakin membaik peraturan perundang-undangan pemerintah,meningkatnya pemerintah,meningkatnya kualitas sdm. 5. Dengan adanya usaha Rumah Coklat ini akan menyebabkan Perubahan dalam masyarakat yang pluralistic yaitu : a. Membuka lapangan kerja baru b. Melaksanakan alih teknologi terhadap karyawan yang terlatih yang dapat meningkatkan “skil” “skil” pekerja tetapi juga sikap mental sebagai tenaga kerja yang andal semakin kokoh. c. Meningkatkan mutu hidup Berdasarkan analisis aspek lingkungan dan aspek sosial, usaha ini layak untuk dijalankan karena dapat memberikan pengaruh yang positif untuk lingkungan sekitarnya.
H. Aspek Teknis/ Operasi
Pemilihan desain produk yang akan diproduksi
Produk mengikuti tren pasar yang sedang berkembang saat ini tanpa meninggalkan keaslian rasa dari coklat. Contoh produk : Untuk contoh produk Choco Lava Original:
Pancake Coklat:
Banana Split:
Choco Cupcake:
Sedangkan untuk minuman, berikut contoh minuman yang akan kami sajikan: Italian Soda:
Choco and strawberry Milkshake
Pemilihan mesin dan teknologi
Menggunakan mesin produksi (blender, oven, cooking set) standar
Penentuan lokasi usaha
Kami memilih lokasi usaha di Jalan Kalimantan karena lokasi ini merupakan wilayah pangsa pasar kami yaitu mahasiswa dan kalangan lainnya, dan
merupakan Jalan J alan paling ramai di
daerah kampus.
Penentuan proses produksi dan lay-out pabrik yang dipilih, termasuk layout bangunan dan fasilitas
Proses produksi dan distribusi dilakukan secara langsung di Rumah Coklat dengan konsep “open kitchen”. Penataan interior minimalis dengan warna-warna warna -warna yang fresh sehingga dapat menarik dan membuat nyaman pengunjung.
Penghitungan skala produksi ekonomis
Berdasarkan penghitungan, ditemukan bahwa kami harus memproduksi 65 produk setiap harinya untuk memperoleh titik impas. Berdasarkan analisis aspek teknis dan operasi usaha “Rumah Coklat” ini layak untuk dijalankan.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Dari hasil analisis beberapa faktor, ternyata usaha Rumah Coklat mampu memberikan hasil yang baik dan dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Terlebih dari hasil kuisioner yang telah disebarkan diperoleh data bahwa 70% setuju didirikannya Rumah Cokelat yang berada di Jalan Kalimantan, Jember. Selain itu didukung dengan harga yang terjangkau oleh kantong mahasiswa, letak yang strategis serta kualitas cokelat yang terjamin dan higienis. Dengan tingkat persaingan yang belum terlalu komptetitif, maka kondisi tersebut memberikan peluang yang baik untuk dibidik dijadikan peluang usaha. Peluang tersebut memberikan rasa optimis untuk menjalankan usaha ini.
3.2 Rekomendasi Dalam menjalankan usaha Rumah Coklat ini, yang perlu untuk diperhatikan adalah mengenai bagaimana menjaga kualitas produk dan mencari inovasi menu yang dapat mendongkrak penjualan.