ETIKA PROFESI KONSELOR (STRATEGI PENGENDALIAN DIRI)
Di susun oleh : Monica Chandra (2016-034-003) Widyadhara Tri Anggana (2016-034-011) Gabriel A. Yudhistira (2016-034-020) Ratu Destyarini Agustin (2016-034-021) Mektilde Noni (2016-034-028) (2016-034-028)
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING FAKULTAS PENDIDIKAN DAN BAHASA UNIVERSITAS KATHOLIK INDONESIA ATMA JAYA JAKARTA 2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................................
ii
BAGIAN I PENDAHULUAN ....................................................................................................................
1
A.
Latar Bekajang ................................................................................................................................
1
B.
Rumusan Masalah ..........................................................................................................................
2
C.
Tujuan ..............................................................................................................................................
2
BAGIAN II PEMBAHASAN .....................................................................................................................
3
A.
Pengertian pengendalian diri .........................................................................................................
3
B.
Ciri — ciri pengendalian diri ...........................................................................................................
3
C.
Fungsi pengendalian diri ................................................................................................................
4
D.
Faktor yang mempengaruhi pengendalian diri ............................................................................ 5
E.
Strategi Pengendalian Diri .............................................................................................................
5
BAB III PENUTUP .....................................................................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................
9
ii
BAGIAN I PENDAHULUAN
A. Latar Bekajang Era globalisasi dan derasnya arus informasi memberikan dampak yang besar bagi warga masyarakat, baik mereka yang pesimis maupun optimis. Orang-orang yang pesimis menghadapi masa depan yang penuh tuntutan dan perubahan itu ditantang untuk mempertahankan nilai-nilai moral dan sosial serta tantanan kehidupan lama yang mereka rasakan sebagai suatu yang telah mapan dan membahagiakan. Sedangkan orang-orang yang optimis ditantang untuk mampu mengisi kesempatan-kesempatan yang terbuka pada era globalisasi itu. Salah satu dampak nyata dari arus globalisasi dan modernisasi adalah apa yang kita sebut dengan peningkatan kebutuhan dan keinginan-keinginan masyarakat baik dalam jenis maupun dalam intenitasnya. Keinginan yang semakin meningkat seperti itu sebenarnya adalah suatu hal yang wajar dan baik asalkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral dan social yang diterima oleh masyarakat dan agama, serta sesuai dengan kemampuan individu atau kelompok yang bersangkutan dan peraturan yang berlaku. Dipihak lain, keinginan yang terus meningkat itu akan menimbulkan akibat-akibat yang tidak enak bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan yang seimbang dan tuntutan keinginan yang semakin meningkat itu. Mereka yang kurang beruntung itu akan menghadapi berbagai kesulitan yang dapat bermuara pada frustasi. Di sekolah, siswa dibekali dengan berbagai kemampuan melalui layanan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling disekolah bias diterapkan dengan melalui strategi pengendalian diri. Dalam bahasa umum pengendalian diri adalah tindakan menahan diri untuk tidak melaukan perbuatan-perbuatan yang akan merugikan dirinya dimasa kini dan di masa mendatang, dalam agama dikenal dengan upaya untuk menjaga diri dari perbuatan perbuatan yang dilarang oleh agama. Tujuan utama adalah memperoleh kemajuan, keberhasilan dan kebahagiaan. Orang yang mampu mengendalikan diri akan mampu menghadapi godaan, tantangan dan rintangan, mereka juga akan mampu berkonsentrasi 1
dalam bekerja mampu mengembangkan hubungan yang sehat dengan orang lain serta bertanggung jawab supaya pengendalian bias berhasil dengan baik, maka terlebih dahulu mengenal
dan
memahami
potensi
diri
yang
termuat
didalam
nya
berbagai
inteligensi/kecerdasan yang harus dikembangkan. Diantara kecerdasan itu adalah kecerdasan emosional yang lebih banyak menentukan keberhasilan seseorang, khususnya dalam pengendalian diri. Dalam kecerdasan emosional memiliki lima wilaya utama yaiyu mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan.
B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Pengendalian diri? 2. Apa saja ciri-ciri pengendalian diri? 3. Apa fungsi dari pengendalian diri? 4. Apa saja faktor pengendalian diri? 5. Apa saja strategi pengendalian diri?
C. Tujuan 1. Mengetahui tentang pengendalian diri 2. Mengetahui ciri-ciri pengendalian diri 3. Mengetahui fungsi dari pengendalian diri 4. Mengetahui faktor-faktor pengendalian diri 5. Mengetahui berbagai strategi pengendalian diri
2
BAGIAN II PEMBAHASAN
A. Pengertian pengendalian diri Menurut Berk (dalam Gunarsa, 2004) pengendalian kemampuan individu untuk menahan keinginan atau dorongan diri adalah sesaat yang bertentangan dengan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma sosial. Sedangkan menurut Gelliom, etal. (dalam Gunarsa, 2004) pengendalian diri adalah kemampuan individu yang terdiri dari tiga aspek, yaitu kemampuan mengendalikan atau menahan tingkah laku yang bersikap menyakiti atau merugikan orang lain, kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain dan kemampuan untuk mengikuti peraturan yang berlaku, serta kemampuan untuk mengungkapkan keinginan atau perasaan orang lain tersebut. Berdasarkan beberapa pengertian pengendalian diri, dapat disimpulkan bahwa pengendalian diri adalah kemampuan individu untuk menahan tingkah laku negatif yang merusak diri dan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pengendalian diri adalah kemampuan individu untuk mengatur diri sendiri dalam mengungkapkan perasaan, berperilaku sesuai norma, dan berkerjasama dengan orang lain.
B. Ciri — ciri pengendalian diri Menurut Logue (dalam Muharsi, 2008) ciri — ciri pengendalian diri sebagai berikut: 1. Memegang tugas yang berulang meskipun berhadapan dengan berbagai gangguan. 2. Mengubah perilaku sendiri dengan norma yang ada. 3. Tidak menunjuk perilaku yang dipengaruhi oleh kemarahan. 4. Bersikap toleran terhadap stimulus yang berlawanan.
Menurut Goleman (2003) pengendalian diri adalah mengelola emosi dan impuls yang rusak tetap terkendali. Individu tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Mengelola dengan baik perasaan — perasaan impuls dan emosi yang menekan. 3
2. Tetap tangguh, berpikir positif dan tidak goyah walaupun dalam situasi yang paling berat. 3. Berpikir dengan jernih dan tetap terfokus walaupun dalam keadaan tertekan.
C. Fungsi pengendalian diri Menurut Gul dan Pesendorfer (dalam Gunarsa, 2004) pengendalian diri berfungsi untuk menyelaraskan antara keinginan pribadi dan godaan. Sedangkan menurut Messina dan Messina (dalam Gunarsa, 2004) menyatakan bahwa pengendalian diri memiliki beberapa fungsi: 1. Membatasi perhatian individu kepada orang lain. Dengan adanya pengendalian diri individu akan memberikan perhatian pada kebutuhan pribadinya, tidak sekedar berfokus pada kebutuhan, kepentingan, atau keinginan orang lain di lingkungannya. 2. Membatasi keinginan individu untuk mengendalikan orang lain di lingkungannya. Dengan adanya pengendalian diri, individu akan membatasi ruang bagi aspirasi dirinya dan memberikan ruang bagi aspirasi orang lain supaya dapat terakomodasi secara bersama-sama. 3. Membatasi individu untuk bertingkah laku negatif. Individu yang memiliki pengendalian diri akan terhindar dari perilaku yang negatif. Pengendalian diri memiliki arti sebagai kemampuan individu menahan dorongan atau keinginan untuk bertingkah laku negatif yang tidak sesuai dengan norma sosial. 4. Membantu individu untuk memenuhi kebutuhan hidup secara seimbang. Pemenuhan kebutuhan hidup menjadi motif bagi setiap individu dalam bertingkah laku. Individu yang memiliki pengendalian diri yang baik, akan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dalam takaran yang sesuai dengan kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Dalam hal ini pengendalian diri membantu individu untuk menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan hidup.
4
D. Faktor yang mempengaruhi pengendalian diri Menurut Gelliom et.al. (dalam Gunarsa, 2004), ada beberapa sub faktor yang mempengaruhi proses pembentukan pengendalian diri dalam diri individu. 1. Faktor internal. Faktor internal yang mempengaruhi kontrol diri seseorang adalah faktor usia dan kematangan. Semakin bertambah usia seseorang maka akan semakin baik kontrol dirinya. Individu yang matang secara psikologis juga akan mampu mengontrol perilakunya karena telah mampu mempertimbangkan mana hal yang baik dan tidak baik bagi dirinya. 2. Faktor eksternal. Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga terutama orang tua menentukan bagaimana kemampuan kontrol diri seseorang. Apabila orang tua menerapkan pada anaknya sikap disiplin secara intens sejak diri dan orang tua bersikap konsisten terhadap semua konsekuensi yang dilakukan anak apabila menyimpang dari yang sudah ditetapkan, maka konsistensi ini akan diinternalisasikan oleh anak dan menjadi k ontrol bagi dirinya.
E. Strategi Pengendalian Diri Dalam pengendalian diri terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan, antara lain sebagai berikut: 1. Strategi pengendalian diri menggunakan prinsip kemoralan. Setiap agama pasti mengajarkan kemoralan, misalnya tidak mencuri, tidak membunuh, tidak menipu, tidak berbohong, tidak mabuk-mabukan, tidak melakukan tindakan asusila. Saat ada dorongan hati untuk melakukan sesuatu yang negatif, coba larikan ke rambu-rambu kemoralan. Apakah yang kita lakukan ini sejalan atau bertentangan dengan nilai-nilai moral dan agama? Misalnya kita mendapat kesempatan untuk mendapat untung dengan cara yang tidak wajar. Bahasa yang lebih langsung adalah kesempatan untuk korupsi. Saat terjadi konflik diri antara ya atau tidak, mau melakukan atau tidak, kita dapat mengacu pada prinsip moral di atas. Agama mengajarkan kita untuk tidak mencuri atau mengambil barang yang bukan milik kita, tanpa seijin pemiliknya. Kalau kita 5
teguh dengan prinsip moral ini maka kita tidak akan mau korupsi. Korupsi itu dosa. Korupsi itu karma buruk. Bisa masuk neraka, lho. 2. Strategi pengendalian diri dengan menggunakan kesadaran. Kita sadar saat suatu bentuk pikiran atau perasaan yang negatif muncul. Pada umumnya orang tidak mampu menangkap pikiran atau perasaan yang muncul. Dengan demikian mereka langsung lumpuh dan dikuasai oleh pikiran dan perasaan mereka. Misalnya, seseorang menghina atau menyinggung kita. Kita marah. Nah, kalau kita tidak sadar atau waspada maka saat emosi marah ini muncul, dengan begitu cepat, tiba-tiba kita sudah dikuasai kemarahan ini. Jika kesadaran diri kita bagus maka kita akan tahu saat emosi marah ini muncul. Kita akan tahu saat emosi ini mulai mencengkeram dan menguasai diri kita. Kita tahu saat kita akan melakukan tindakan ”bodoh” yang seharusnya tidak kita lakukan. Saat kita berhasil mengamati emosi maka kita dapat langsung menghentikan pengaruhnya.
Kalau masih belum bisa atau
dirasa berat sekali untuk
mengendalikan diri, larikan pikiran kita pada prinsip moral. Biasanya kita akan lebih mampu mengendalikan diri. 3. Strategi pengendalian diri dengan perenungan. Saat kita sudah benar- benar tidak tahan, mau ”meledak” karena dikuasai emosi, saat kita mau marah besar, coba lakukan perenungan. Tanyakan pada diri sendiri pertanyaan, misalnya, berikut ini: “Apa sih untungnya saya marah?” “Apakah benar reaksi saya seperti ini?” “Mengapa saya marah ya? Apakah alasan saya marah ini sudah benar?”. Kalau saya marah dan sampai melakukan tindakan yang ”bodoh”, nanti reputasi saya rusak, kan saya yang rugi sendiri. Dengan melakukan perenungan kerap kali maka kita akan mampu mengendalikan diri. Prinsip kerjanya sebenarnya sederhana. Saat emosi aktif maka logika kita nggak akan jalan. Demikian pula sebaliknya. Jadi, saat kita melakukan perenungan atau berpikir secara mendalam maka kadar kekuatan emosi atau keinginan kita akan menurun. 4. Strategi pengendalian diri dengan menggunakan kesabaran. Emosi naik, turun, timbul, tenggelam, datang, dan pergi seperti halnya pikiran. Saat emosi bergejolak sadari bahwa ini hanya sementara. Usahakan tidak larut 6
dalam emosi. Gunakan kesabaran, tunggu sampai emosi ini surut, baru berpikir untuk menentukan respon yang bijaksana dan bertanggung jawab. Oh ya, tahukah Anda bahwa kata bertanggung jawab itu dalam bahasa Inggris adalah responsibility, yang bila kita pecah menjadi response-ability atau kemampuan memberikan respon? 5. Menyibukkan diri dengan pikiran atau aktivitas yang positif. Pikiran hanya bisa memikirkan satu hal dalam suatu saat. Ibarat layar bioskop, film yang ditampilkan hanya bisa satu film dalam suatu saat. Nah, film yang muncul di layar pikiran inilah yang mempengaruhi emosi dan persepsi kita. Saat kita berhasil memaksa diri memikirkan hanya hal-hal yang positif maka film di layar pikiran kita juga berubah. Dengan demikian pengaruh dari keinginan atau suatu emosi akan mereda.
7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan Pengendalian diri adalah kemampuan individu untuk menahan tingkah laku negatif yang merusak diri dan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pengendalian diri adalah kemampuan individu untuk mengatur diri sendiri dalam mengungkapkan perasaan, berperilaku sesuai norma, dan berkerjasama dengan orang lain. Pengendalian diri berfungsi untuk menyelaraskan antara keinginan pribadi dan godaan. Menurut Gelliom et.al. (dalam Gunarsa, 2004), ada beberapa sub faktor yang mempengaruhi proses pembentukan pengendalian diri dalam diri individu yaitu factor internal dan faktor eksternal. Di dalam pengendalian diri terdapat beberapa strategi yaitu pengendalian diri menggunakan prinsip kemoralan, menggunakan kesadaran, dengan perenungan, dengan kesabaran, dan dengan menyibukkan diri dengan pikiran atau aktivitas yang positif
8
DAFTAR PUSTAKA
https://lib.atmajaya.ac.id/Uploads/Fulltext/194175/2009034035_FKIPBK.pdf http://ranisa-hidupindahdengantaqwa-ranisa.blogspot.co.id/2012/04/pengendaliandiri.html
9