REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A MA R G A
SPESIFIKASI TEKNIS JALAN BEBAS HAMBATAN DAN JALAN TOL
Edisi 2015 (Revisi 1)
SPESIFIKASI UMUM
Divisi 1
Umum
Divisi 2
Pembersihan Tempat Kerja
Divisi 3
Pembongkaran
Divisi 4
Pekerjaan Tanah
Divisi 5
Galian Struktur
Divisi 6
Drainase
Divisi 7
Persiapan Tanah Dasar
Divisi 8
Lapis Pondasi Agregat
Divisi 9
Perkerasan
Divisi 10
Struktur Beton
Divisi 11
Pekerjaan Baja Struktural
Divisi 12
Pekerjaan Lain-Lain
Divisi 13
Pencahayaan, Lampu Lalulintas dan Pekerjaan Listrik
Divisi 14
Plaza Tol
Divisi 15
Pengalihan dan Perlindungan Perlengkapan Yang Ada
Divisi 16
Kantor dan Fasilitas Tol
Divisi 17
Pekerjaan Harian
SPESIFIKASI KHUSUS Divisi SK 1.09 Kantor dan Fasilitas Lapangan Divisi SK 1.16 Pengaturan Lalulintas Divisi SK 1.20 Mobilisasi Divisi SK 4.13 PVD dengan Metode Vakum
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
DIVISI I U M U M S1.01
SINGKATAN-SINGKATAN Selain definisi-definisi yang dinyatakan dalam Syarat-syarat Umum Kontrak, singkatan-singkatan berikut, yang digunakan dalam Spesifikasi Umum, dan Daftar Kuantitas dan Harga, harus ditafsirkan sebagai berikut: C.B.R. cm Cov. Pl cu.m. atau m3 Dia atau Ø Diaph. Drg atau Dwg Ea Guss Hp. kg. L.M. atau m lt Max. Min. mm No. P.C R.C Rp. Sht. Spl. sq.cm atau cm2 sq.m atau m2 T atau ton W atau Wt
S1.02
-
California Bearing Ratio centimeter Cover plate (Selimut Beton) meter kubik Diameter Diaphragm (Diafragma) Drawing (Gambar) Each (Buah) Gusset (Segitiga Pengaku) Horse Power (Tenaga Kuda) Kilogram linear meter (meter panjang) liter Maksimum Minimum milimeter Nomor Prestressed Concrete (Beton Pratekan) Reinforced Concrete (Beton bertulang) Rupiah Sheet (lembar) Splice (sambungan) sentimeter persegi meter persegi metrik ton Berat
MATERIAL
S1.02 (1) Kecuali bila ditetapkan lain dalam Kontrak ini, seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, instalasi mesin (bukan peralatan konstruksi) dan perlengkapan lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan. Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini setiap keterangan mengenai peralatan, material, barang atau proses yang dipatenkan, dalam bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu standar atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan; dan Kontraktor harus dengan sendirinya menggunakan peralatan, material, barang SU1 - 1
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum atau proses, yang atas penilaian Konsultan Pengawas sesuai dengan keterangan itu. Kecuali bila ditentukan lain, seluruh material paten itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya. S1.02 (2) Sebelum memesan material atau barang-barang manufaktur yang termasuk dalam pekerjaan tetap, Kontraktor harus menyampaikan rincian lengkap untuk persetujuan, mengenai jenis material, nama perusahaan tempat Kontraktor memperoleh material tersebut, sertifikat pabrik (mill certificate) dan daftar material yang akan dipesan dari perusahaan itu. Kontraktor harus mengajukan sample dan dokumen-dokumennya untuk meminta persetujuan Konsultan Pengawas. S1.02 (3) Kontraktor harus melakukan semua pengaturan untuk memilih lokasi, memilih material, dan mengolah material alami sesuai dengan Spesifikasi ini, dan harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas semua informasi yang berhubungan dengan lokasi sumber bahan sebelum pekerjaan pengolahan bahan dimulai, untuk mendapatkan persetujuan. Persetujuan Konsultan Pengawas atas sumber bahan tersebut tidak dapat diartikan bahwa seluruh bahan yang terdapat di lokasi sumber bahan telah disetujui untuk dipakai. S1.02 (4) Lokasi sumber material yang mungkin dipergunakan dan telah diidentifikasikan serta diberikan dalam Gambar hanya merupakan bahan informasi bagi Kontraktor. Kontraktor tetap harus bertanggungjawab untuk mengidentifikasi dan memeriksa ulang apakah bahan tersebut cocok untuk dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
S1.03
PENYIMPANAN MATERIAL
S1.03 (1) Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas agar sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras dan bila diminta, harus ditutupi. Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan. Tempat atau lahan milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa ijin tertulis dari pemiliknya dan bila perlu menyewa dan membayarnya. S1.03 (2) Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas. S1.03 (3) Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan dimiringkan ke samping sesuai kebutuhan sehingga memberikan drainasi/pematusan dari kandungan air/cairan yang berlebihan. Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat/dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari satu meter. Tinggi tempat penyimpan tidak lebih dari 5 (lima) meter.
SU1 - 2
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum S1.03 (4) Lapangan (Site) berarti tempat Pekerjaan Permanen akan dilaksanakan termasuk tempat penyimpanan dan tempat kerja dimana bahan dan instalasi mesin (bukan peralatan konstruksi) akan didatangkan, dan setiap tempat lain yang disebutkan dalam Kontrak yang merupakan bagian dari Lapangan.
S1.04
RETRIBUSI Kontraktor harus bertanggungjawab untuk segala kompensasi dan retribusi material galian. Untuk kompensasi dan retribusi ini, tidak akan diadakan pembayaran terpisah, tetapi sudah harus termasuk ke dalam Harga Satuan dan Harga Total yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
S1.05
RUANG MILIK JALAN (RUMIJA) Rumija adalah bidang tanah yang diperoleh dan diperuntukkan untuk jalan. Lebar Rumijaseperti tampak pada Gambar hanya merupakan perkiraan, lebar sesungguhnya akan diarahkan oleh Konsultan Pengawas.
S1.06
TEMPAT KERJA (WORKING AREA) Kontraktor harus melakukan segala tata cara, termasuk pembayaran bila perlu, untuk memakai bidang tanah yang dibutuhkan untuk tempat kerja di luar Rumija, dan Pengguna Jasa tidak bertanggungjawab atas pemakaian tanah tersebut. Kecuali bila ditentukan dalam Spesifikasi Khusus. Pembayaran untuk tempat kerja ini sebagaimana ditentukan dalam Pasal S1.20 “Mobilisasi”.
S1.07
TEMPAT UNTUK JALAN KEPERLUAN LAINNYA
SEMENTARA,
BANGUNAN
DAN
Kontraktor harus memilih, menata dan bila perlu membayar atas pemakaian bidang tanah untuk jalan sementara, bangunan tempat pengolahan beton dan material aspal (bitumen), tempat penyimpanan peralatan, bangunan Kantor, rumah tinggal, atau keperluan lain selama pelaksanaan kerja. Tanah milik Pemerintah atau milik pribadi, sebelum dipakai untuk keperluan pelaksanaan proyek, harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas. Bila bangunan utilitas air, listrik, drainase dan lain-lain yang melewati tempat kerja itu akan terganggu oleh pekerjaan, maka Kontraktor, harus mencari alternatif terbaik sesuai dengan peraturan yang berlaku. Bila Kontrak telah selesai, atau sebelumnya jika diperintahkan oleh Konsultan Pengawas semua bangunan dan rintangan lainnya harus disingkirkan, tempat harus bersih seperti semula, segala kerusakan harus diperbaiki dan bila perlu, pemilik tanah harus dibayar atas dipakainya tanah itu. SU1 - 3
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
S1.08
TEMPAT TINGGAL/BARAK PEKERJA DAN GUDANG Kontraktor harus menyediakan dan memelihara tempat tingal untuk pekerja dan gudang-gudang yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan, dan harus mengaturnya sendiri dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan pemilik tanah yang bersangkutan serta bila perlu membayar kepada pemilik tersebut. Penyediaan dan pemeliharaan tempat tinggal dan gudang-gudang tersebut dibayar menurut Pasal S1.20 "Mobilisasi".
S1.09
KANTOR DAN FASILITAS LAPANGAN
S1.09 (1) Kontraktor harus memasok, melengkapi, memelihara selama masa Kontrak, semua tempat tinggalnya sendiri, barak dan gudang yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan, dan harus melakukan pengaturannya sendiri dengan pemilik tanah yang akan ditempati, sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas, dan jika perlu, membayar untuk penggunaanya. Kebutuhan kantor dan fasilitas lapangan diuraikan dalam Spesifikasi Khusus. S1.09 (2) Pengadaan dan pemeliharaan tempat tinggal, barak dan gudang akan dibayar sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal S.1.20 Mobilisasi
S1.10
LABORATORIUM Kontraktor harus menyediakan, melengkapi dan memelihara, selama berlaku Kontrak, 2 (dua) laboratorium yang memadai, satu digunakan oleh Kontraktor dan lainnya digunakan oleh Konsultan Pengawas, dan masing-masing bisa dipindah-pindah lengkap dengan fasilitas, furniture, peralatan, personil, perlengkapan dan instalasinya; untuk melaksanakan pengujian pengendalian mutu dan kecakapan kerja yang disyaratkan dalam Kontrak ini. Umumnya Kontraktor harus bertanggungjawab atas pelaksanaan semua pengujian menurut perintah dan koordinasi Manager Kendali Mutu dan menurut pengawasan dari Konsultan Pengawas. Laboratorium harus dilengkapi dengan peralatan dan material yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan (tes) standar yang ditentukan dalam Spesifikasi ini.
SU1 - 4
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Kelompok 1 Pemeriksaan-pemeriksaan yang menurut pendapat Konsultan Pengawas bukan bersifat rutin dapat dikerjakan dalam laboratorium eksternal yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Kelompok 2 Peralatan dan bahan/material lain-lainnya yang diperlukan untuk pemeriksaan yang ditentukan dalam Kontrak ini harus disediakan oleh Kontraktor dan dipasang dalam Laboratorium. Dalam jangka waktu tidak lebih dari 30 hari setelah dikeluarkannya Tanggal Mulai Kerja (Commencement Date) Kontraktor harus mengajukan daftar semua peralatan yang akan disediakan dan rinciannya, minimum sebagaimana yang ditunjukkan dalam Lampiran 1.10, untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua peralatan untuk pemeriksaan/testing harus bertipe standar dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan disimpan secara benar oleh Kontraktor. Pasokan air dan tenaga listrik yang cukup harus senantiasa tersedia sepanjang waktu. Standard Nasional Indonesia (SNI) wajib digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan. Dalam segala hal, Kontraktor harus menggunakan SNI yang relevan atau setara yang ditunjukkan dalam Spesifikasi ini. Kontraktor harus menggunakan SNI terbaru atau standar lain yang relevan sebagai pengganti atas perintah Konsultan Pengawas. Setiap penunjukan AASHTO Test and Material dalam Spesifikasi ini merujuk pada "AASHTO Specification for Highways Material and Methods of Sampling and Testing" maupun Standar lainnya maka harus merujuk pada edisi terakhir, kecuali sudah dinominasikan dengan yang lain. Bila material atau pembuatannya telah ditentukan oleh salah satu diantara pemeriksaan tersebut di atas, maka dibolehkan adanya metoda pemeriksaan alternatif. Metoda-metoda yang dipakai untuk menentukan kesesuaian dengan Spesifikasi ini merupakan wewenang mutlak Konsultan Pengawas. Keputusan Konsultan Pengawas bersifat final, dan setiap tuntutan terhadap keputusan Konsultan Pengawas atas metoda pemeriksaan yang diperkenankan akan ditolak. Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium, termasuk personil, air, fasilitas listrik dan seluruh pengeluaran lainnya yang harus disiapkan denganpenyewaan akan dibayar menurut Pasal S1.20. Pada akhir Kontrak, pembayaran semacam ini hanya untuk penggunaannya saja bukan kepemilikan peralatan, perlengkapan dan instalasi laboratorium yang akan tetap menjadi milik Kontraktor.
SU1 - 5
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum S1.11
PENGUKURAN DAN PEMBUATAN PATOK
S1.11 (1) Kontraktor harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-garis dan kemiringan jalan sesuai dengan Gambar, dan harus memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu Konsultan Pengawas dapat merevisi garis-garis dan kemiringan jalan, dan meminta Kontraktor untuk membetulkan patok-patok. Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan mengenai pematokan atau penentuan permukaan (level) dari bagian pekerjaan tertentu, tidak kurang dari 48 jam, agar susunan patok itu dapat diperiksa. Kontraktor harus dapat membuat pengukuran atas pekerjaan pematokan, dan Konsultan Pengawas akan memeriksa pengukuran itu. Pengukuran yang sudah disetujui akan menjadi dasar pembayaran. S1.11 (2) Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan, Kontraktor harus menyediakan khusus untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas segala peralatan, instrumen, personil dan tenaga survai, dan lain-lain material yang mungkin dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas dalam memeriksa pemasangan / pematokan (setting out) atau untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait. Peralatan dan personil survai harus meliputi, tetapi tidak hanya terbatas pada : (a) 2 orang surveyor 6 orang pekerja surveyor (b) Peralatan Survai : 3 set Peralatan Survai yang tercantum di bawah ini atau setara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua survei, pengujian, audit teknis, dsb harus menggunakan peralatan GPS untuk ketepatan koordinat (garis lintang-garis bujur) -
-
Total station elektronik yang dapat dibaca minimum 1 (satu) detik, dengan akurasi ≤ 5 (lima) detik, buatan sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum Dimulainya Pekerjaan, dan memiliki sertifikat kalibrasi yang masih berlaku ketika digunakan. Auto Level Tripod Aluminium (Flat Head) Program Card, termasuk perangkat lunak dan data cable Min 1 MB SRAM Card reader/Writer Model Card Single prism set Pole Tripod Type PPS Telescopic Prism Pole dengan nivo 3 (tiga) set walky-talky 2 meteran pita baja dengan panjang 50m; 2 batang baja pengukur (4m); Patok survai sebagaimana yang diperlukan; dan Perlengkapan dan bahan sekali pakai lainnya sebagaimana yang diperlukan dalam survai.
SU1 - 6
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Peralatan survei semacam ini akan digunakan oleh Konsultan Pengawas dan akan
diperbaiki dan diganti oleh Kontraktor bilamana diperlukan oleh Konsultan Pengawas, peralatan ini tetap menjadi milik Kontraktor pada akhir Kontrak. Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor harus mengadakan survai dan pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, seperti patok kemiringan (slope stakes), temporary grade stakes, lay out dari jembatan dan gorong-gorong, offset line, dan lain-lain. Kontraktor harus bertanggungjawab atas ketepatan pengukuran dan survai yang dikerjakan oleh petugasnya. Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh Kontraktor harus dijaga baik-baik, bila terganggu atau rusak harus segera diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri. Setiap jenis pekerjaan, dari bagian apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum penetapan titik untuk kerja (setting out) disetujui oleh Konsultan Pengawas. S1.11 (3) Kontraktor wajib melaksanakan pematokan rinci (stake-out) sesuai dengan Gambar sebelum pekerjaan dimulai. Pengukuran penampang melintang (cross section) setiap interval 25 meter atau lebih rapat sesuai dengan kebutuhan lapangan. Setelah pekerjaan pembersihan tempat kerja (clearing and grubbing) Kontraktor harus melakukan pengukuran potongan melintang (cross section) kembali untuk mendapatkan kondisi terakhir lapangan. S1.11 (4) Kontraktor harus mengajukan satu set salinan gambar beserta perangkat lunak penampang melintang (cross section) kepada Konsultan Pengawas sebagaimana ditentukan oleh Pasal S4.02. Konsultan Pengawas akan mengesahkan salah satu salinan atau merevisinya, kemudian mengembalikannya kepada Kontraktor. Kontraktor harus mengajukan lagi salinan penampang melintang sebagaimana untuk persetujuan tersebut di atas, bila Konsultan Pengawas perlu mengadakan perubahan/revisi. Penampang melintang dari Kontraktor harus digambar di atas format standar dengan skala ukuran dan tata letak (layout) sebagaimana yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Bila penampang melintang itu akhirnya disetujui, maka Kontraktor harus menyerahkan perangkat lunak dan 3 (tiga) lembar hasil cetakan. Gambar penampang melintang harus memakai judul dan ukuran sesuai dengan yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. S1.11 (5) Biaya dari upaya memenuhi ketentuan Pasal ini dianggap sudah termasuk dalam Harga Penawaran untuk mata pembayaran dalam Kontrak ini.
SU1 - 7
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum S1.12
PEMBERITAHUAN MEMULAI PEKERJAAN
S1.12 (1) Pekerjaan tetap harus selalu disertai persetujuan Konsultan Pengawas sebelum dikerjakan. Sebelum mulai melaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan penjelasan lengkap secara tertulis kepada Konsultan Pengawas agar Konsultan Pengawas dapat mengatur waktu untuk pemeriksaan/inspeksi. S1.12 (2) Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.
S1.13
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
S1.13 (1) Uraian Pekerjaan (a)
Pasal ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
(b)
Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
(c)
Kontraktor harus mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan No.004/BM/2006 serta peraturan terkait lainnya.
(d)
Kontraktor harus harus menyediakan manual K3 berupa gambar dan petunjuk praktis pada setiap jenis pekerjaan yang mudah untuk dipahami oleh setiap pekerja di lapangan.
S1.13 (2) Sistem Manajemen K3 Konstruksi (a)
Kontraktor harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas sebagaimana dijelaskan dalam Pasal S.1.20 Mobilisasi.
(b)
Kontraktor harus melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh tahapan pekerjaan.
SU1 - 8
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum (c)
Kontraktor harus mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk disahkan dan ditandatangani oleh Pengguna Jasa sesuai ketentuan Permen PU No. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
(d)
Kontraktor harus melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 tinggi atau sekurang-kurangnya Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh Pengguna Jasa
(e)
Kontraktor harus membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3) bila : i)
Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja dengan jumlah paling sedikit 100 orang,
ii)
Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja kurang dari 100 orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai risiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktif
P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak organisasi Kontraktor dan Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 Konstruksi. f)
Kontraktor harus membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja setempat dan tembusannya disampaikan kepada Konsultan Pengawas.
g)
Kontraktor harus melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
h)
Kontraktor harus melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu dilakukan kaji ulang) setiap bulan secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.
i)
Konsultan Pengawas dapat sewaktu-waktumelaksanakan inspeksi K3 Konstruksi
S1.13 (3) K3 Kantor Lapangan dan Fasilitasnya a)
Fasilitas Pencucian Kontraktor harus menyediakan fasilitas pencucian yang memadai dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan untuk seluruh pekerja konstruksi. SU1 - 9
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Fasilitas pencucian termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih untuk kondisi berikut ini: Jika pekerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat beracun, zat yang menyebabkan infeksi dan iritasi atau zat sensitif lainnya; Jika pekerja menangani bahan yang sulit dicuci dari kulit jika menggunakan air dingin; Jika pekerja harus membersihkan seluruh badannya; Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau bekerja pada kondisi basah yang tidak biasa sehingga menyebabkan para pekerja harus membersihkan seluruh badannya, maka Kontraktor harus menyediakan pancuran air (shower) dengan jumlah yang memadai. Untuk kondisi normal, Kontraktor harus menyediakan pancuran air untuk mandi dengan jumlah sekurang-kurangnya satu untuk setiap 15 orang. b)
Fasilitas Sanitasi i)
Kontraktor harus menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria maupun toilet khusus wanita yang dipekerjakan di dalam atau di sekitar tempat kerja serta tempat sampah dengan kapasitas yang memadai.
ii) Jika Kontraktor mempekerjakan lebih dari 15 orang tenaga kerja, maka persyaratan minimumnya adalah: 1)
Satu peturasan untuk jumlah pekerja 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampai dengan tambahan 30 orang maka harus ditambah satu peturasan;
2)
Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampai dengan tambahan 30 orang maka harus ditambah satu kloset.
iii) Jika Kontraktor mempekerjakan wanita, toilet harus disertai fasilitas pembuangan pembalut wanita. iv) Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet harus mudah diakses, mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup, dan terlindung dari cuaca. Jika toilet berada di luar, harus disediakan jalur jalan kaki yang baik dengan penerangan yang memadai di sepanjang jalur tersebut. Toilet harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehinga dapat menjaga privasi orang yang menggunakannya dan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan. v)
Kontraktor dapat menyediakan satu toilet jika: setiap jumlah pria dan setiap jumlah wanita kurang dari 10 orang; toilet benar-benar tertutup;
SU1 - 10
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum mempunyai kunci dalam; tersedia fasilitas pembuangan pembalut wanita; tidak terdapat urinal di dalam toilet tersebut. vi) Dalam segala hal toilet harus menyediakan sekurang-kurangnya air bersih dengan debit yang cukup dan lancar, plumbing system yang memisahkan air bersih dan air kotor serta pembuangannya melalui saluran drainase dengan sanitasi baik. c)
Air Minum Kontraktor harus menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh pekerja dengan persyaratan: Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai air minum; Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku; Jika disimpan dalam kontainer, kontainer harus: bersih dan terlindungi dari kontaminasi dan panas; harus dikosongkan dan diisi air minum setiap hari dari sumber yang memenuhi standar kesehatan.
d)
Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) i)
Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat kerja. Standar isi kotak P3K tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.PER.15/MEN/VIII/2006 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja
ii) Di tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang sudah terlatih dan/atau bertanggungjawab dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. e)
Akomodasi untuk Makan dan Baju i)
Akomodasi yang memadai bagi pekerja harus disediakan oleh Kontraktor sebagai tempat untuk makan, istirahat, dan perlindungan dari cuaca.
ii) Akomodasi tersebut harus mempunyai lantai yang bersih, dilengkapi meja dan kursi, serta furnitur lainnya untuk menjamin tersedianya tempat istirahat makan dan perlindungan dari cuaca. iii) Tempat sampah harus disediakan, dikosongkan dan dibersihkan secara periodik. iv) Tempat ganti baju untuk pekerja dan tempat penyimpanan pakaian yang tidak digunakan selama bekerja harus disediakan.Setiap pekerja harus disediakan lemari penyimpan pakaian (locker).
SU1 - 11
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum f)
Penerangan i)
Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan penghubung, tangga dan gang. Semua penerangan harus dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakannya.
ii) Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses berbahaya, atau jika menggunakan mesin. iii) Penerangan darurat yang memadai juga harus disediakan. g)
Pemeliharaan Fasilitas Kontraktor harus menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara nyaman oleh pekerja.
h)
Ventilasi i)
Seluruh tempat kerja harus mempunyai aliran udara yang bersih.
ii) Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat pemotongan beton, penggunaan bahan kimia berbahaya seperti perekat, dan pada kondisi lainnya, Kontraktor harus menyediakan alat pelindung nafas seperti respirator dan pelindung mata. S1.13 (4)
Ketentuan Bekerja Pada Tempat Tinggi a)
Bekerja di tempat kerja yang tinggi harus dilakukan oleh pekerja yang mempunyai pengetahuan, pengalaman dan mempunyai sumberdaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan selamat.
b)
Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggi dapat menggunakan satu atau beberapa pelindung sebagai berikut: terali pengaman lokasi kerja, jaring pengaman, sistem penangkap jatuh.
c)
Pengamanan di sekeliling pelataran kerja atau tempat kerja i)
Terali pengaman lokasi kerja harus dibuat sepanjang tepi lantai kerja atau tempat kerja yang terbuka sesuai dengan Pasal S1.13 (4) (d).
ii) Jika pelataran kerja atau tempat kerja berada di atas jalan umum dan jika ada bahaya material atau barang lain jatuh pada pengguna jalan, maka daerah di bawah pelataran kerja atau tempat kerja harus dibebaskan dari akses orang atau dapat digunakan jaring pengaman.
d)
Terali pengaman lokasi kerja SU1 - 12
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Jika terali pengaman lokasi kerja digunakan di sekeliling bangunan, atau bukaan di atap, lantai, atau lubang lift, maka terali pengaman harus memenuhi syarat: 900 – 1100 mm dari pelataran kerja; Mempunyai batang tengah (mid-rail); Mempunyai papan bawah (toeboard) jika terdapat resiko jatuhnya alat kerja atau material dari atap/tempat kerja. e)
Jaring pengaman i)
Pekerja yang memasang jaring pengaman harus dilindungi dari bahaya jatuh. Sebaiknya digunakan kendaraan khusus (mobile work platform) saat memasang jaring pengaman. Akan tetapi jika peralatan mekanik tersebut tidak tersedia maka pekerja yang memasang jaring harus dilindungi dengan tali pengaman (safety harness) atau menggunakan perancah (scaffolding).
ii) Jaring pengaman harus dipasang sedekat mungkin pada sisi dalam area kerja. iii) Jaring pengaman harus dipasang dengan jarak bersih yang cukup dari permukaan lantai/tanah sehingga jika seorang pekerja jatuh pada jaring tidak akan terjadi kontak dengan permukaan lantai/tanah. f)
Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system) i)
Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system) termasuk sistem rol inersia (inertia reel system), safety harness dan tali statik. Pekerja yang diharuskan menggunakan alat ini harus dilatih terlebih dahulu.
ii) Jenis sabuk pinggang tidak boleh digunakan untuk pekerjaan atap. iii) Pekerja yang menggunakan safety harness tidak diperbolehkan bekerja sendiri. Pekerja yang jatuh dan tergantung pada safety harness harus diselamatkan selama-lamanya 20 menit sejak terjatuh. iv) Perhatian harus diberikan pada titik angker untuk tali statik, jalur rel inersia, dan/atau jaring pengaman. g)
Tangga Jika tangga akan digunakan, maka Kontraktor harus: Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan; Menyediakan pelatihan penggunaan tangga;
SU1 - 13
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum -
h)
Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan akibat bergesernya tangga; Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan; Jika tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, pastikan bahwa tangga berada sekurang-kurangnya 1m di atas lantai kerja;
Perancah (scaffolding) i)
Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan hanya dapat dibangun oleh orang yang mempunyai kompetensi sebagai scaffolder.
ii) Seluruh perancah harus diinspeksi oleh orang yang berkompeten pada saat: sebelum digunakan, sekurang-kurangnya seminggu sekali saat digunakan, setelah cuaca buruk atau gangguan lain yang dapat mempengaruhi stabilitasnya, jika perancah tidak pernah digunakan dalam jangka waktu lama. Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kerusakan yang diperbaiki saat inspeksi. Catatan tersebut harus ditandatangani oleh orang yang melakukan inspeksi. iii) Orang yang melakukan inspeksi harus memastikan bahwa: Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah. Semua komponen tiang diletakkan di atas pondasi yang kuat dan dilengkapi dengan plat dasar. Jika perlu, gunakan alas kayu atau cara lainnya untuk mencegah tiang bergeser dan/atau tenggelam. Perancah telah terhubung dengan bangunan/struktur dengan kuat sehingga dapat mencegah runtuhnya perancah dan menjaga agar ikatannya cukup kuat. Jika beberapa pengikat telah dipindahkan sejak perancah didirikan, maka ikatan tambahan atau cara lainnya untuk mengganti harus dilakukan. Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk menjamin stabilitas. Tiang, batang, pengaku (bracing), atau strut belum dipindahkan. Papan lantai kerja telah dipasang dengan benar, papan harus bersih dari cacat dan telah tersusun dengan baik. Seluruh papan harus diikat dengan benar agar tidak terjadi pergeseran. Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi dimana suatu orang dapat jatuh. Jika perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material, pastikan bahwa bebannya disebarkan secara merata. Tersedia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang menggunakan perancah yang tidak lengkap.
SU1 - 14
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum S1.13 (5)
S1.13 (6)
Elektrikal a)
Pasokan Listrik Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat yang memenuhi syarat: Mempunyai pasokan yang terisolasi dari pentanahan dengan voltase antar konduktor tidak lebih dari 230 volt. Mempunyai sirkuitpentanahan yang termonitor dimana pasokan listrik pada alat akan secara otomatis terputus jika terjadi kerusakan pada pentanahan. Alat mempunyai insulasi ganda. Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan pentanahan sedemikian rupa sehingga voltase kepentanahan tidak akan melebihi 55 volt AC; atau Mempunai alat pengukur arus sisa (residual).
b)
Supply Switchboard sementara Seluruh supply switchboard yang digunakan di lokasi pekerjaan harus menjadi perhatian utama dan : Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak akan terganggu oleh cuaca. Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan dan ditempel sedemikian rupa sehingga tidak akan merusak kabel lentur yang tersambung dengan panel dan harus dapat melindungi switch dari kerusakan mekanis. Pintu harus diberi tanda: HARAP SELALU DITUTUP. Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah. Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yang didesain khsus untuk ini. Jika ditempel, pastikan menempel dengan baut.
c)
Inspeksi Peralatan Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinspeksi sebelum digunakan untuk pertama kali dan setelahnya sekurang-kurangnya tiap tiga bulan. Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus mempunyai tanda identifikasi yang menginformasikan tanggal terakhir inspeksi dan tanggal inspeksi selanjutnya.
d)
Jarak Bersih dari Saluran Listrik Alat crane, excavator, rig pengebor, atau plant mekanik lainnya, struktur atau perancah tidak boleh berada kurang dari 4 m di bawah saluran listrik udara tanpa ijin tertulis dari pemilik saluran listrik.
Material dan Kimia Berbahaya a)
Alat Pelindung Diri Kontraktor bertanggungjawab untuk menyediakan alat pelindung diri bagi pekerjanya dengan ketentuan:
SU1 - 15
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum -
-
-
-
b)
Bahaya pada Kulit -
-
-
c)
Seluruh pekerja dan personil lainnya yang terlibat harus dilatih cara penggunaan alat pelindung diri dan harus memahami alasan penggunaannya. Jika dipandang tidak praktis untuk melindungi bagian atas dan jika ada resiko terluka dari objek jatuh, maka Kontraktor menyediakan helm pelindung dan seluruh personil yang terlibat di lapangan harus menggunakannya. Perlindungan mata harus digunakan jika terdapat kemungkinan kerusakan mata akibat pekerjaan las, atau dari serpihan material seperti potongan gergaji kayu, atau potongan beton. Sepatu yang digunakan harus mampu melindungi kaki pekerja. Gunakan sepatu dengan ujung besi di bagian jari kaki. Pelindung kebisingan harus digunakan jika tingkat kebisingan tinggi. Sarung tangan akan diperlukan pada beberapa pekerjaan. Perlindungan pernafasan harus disediakan untuk pekerja yang terekspos pada bahaya seperti asbes, asap dan debu kimia.
Setiap pekerja harus melapor jika mendapatkan masalah kulit, terutama di tangan akibat penggunaan bahan berbahaya. Tangan dan mata pekerja harus dilindungi terhadap kontak dengan semen. Usahakan kontak dengan semen seminimum mungkin. Penggunaan krim pelindung dapat mengurangi resiko kerusakan kulit. Sedapat mungin, pakaian pelindung harus digunakan selama pekerjaan. Pakaian ini termasuk baju lengan panjang, sarung tangan dan sepatu pelindung. Kontraktor harus menyediakan fasilitas untuk mencuci badan dan mengganti pakaian seperti tertulis pada Pasal 1.19 (3). Alat pelindung pernapasan harus digunakan selama proses pemeraman beton dimana debu mulai terbentuk.
Penggunaan Bahan Kimia i)
Kontraktor harus mempunyai prosedur yang mengatur tata cara menangani bahan kimia atau zat berbahaya dengan sehat, tata cara penyimpanan, tata cara pembuangan limbah.
ii) Seluruh bahan kimia harus disimpan di kontainer asalnya dalam suatu tempat yang aman dan berventilasi baik. iii) Seluruh pekerja harus dilatih jika menangani bahan kimia atau zat berbahaya termasuk tindakan darurat yang perlu dilakukan jika terjadi masalah. iv) Kontraktor yang menggunakan material mengandung B3 pada pekerjaan jalan dan/atau jembatan wajib menyusun dokumen pengelolaan, termasuk di dalamnya adalah pengangkutan, SU1 - 16
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, dan/atau pengolahan material tersebut, dan diajukan kepada Kementerian Lingkungan Hidup atau BLHD v)
d)
Daftar B3 yang dapat dipergunakan, dilarang, maupun terbatas penggunaannya mengacu PP Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun beserta Lampirannya.
Asbestos i)
Seluruh pekerja yang terlibat harus menggunakan pakaian overall sekali pakai atau overall yang dapat dicuci ulang.
ii) Perlengkapan pernafasan harus selalu digunakan. iii) Gunakan jaring dengan lembar yang tidak lulus udara. Lakukan uji udara sebelum menggunakan daerah kerja. e)
Pemotongan dan Pengelasan dengan Gas Bertekanan Tinggi i)
Kontraktor harus memperhatikan potensi bahaya sebagai berikut: Kebakaran akibat kebocoran bahan bakar (propana, asetilen), biasanya dari kerusakan pada selang atau pada sambungan selang. Ledakan tabung akibat kebocoran oksigen dari selang atau alat pijar pemotong. Menghisap asap berbahaya dari pengoperasian las. Kebakaran dari material yang mudah terbakar di sekeliling tempat las.
ii)
Penanganan tabung Tabung tidak boleh digelindingkan di permukaan tanah atau ditangani dengan kasar. Jika memungkinkan, gunakan troli dengan mengikat tabung dengan rantai. Tabung tidak boleh ditempatkan berdiri bebas sendiri untuk mencegah jatuhnya tabung. Tabung harus diberi waktu beberapa saat ketika diposisikan berdiri sebelum digunakan
iii) Penyimpanan
-
Seluruh selang dan aksesoris pemotong harus dibuka ketika pekerjaan selesai dan disimpan jauh dari tabung. Tabung harus disimpan dalam posisi jauh dari bahan mudah terbakar dan sumber api.
iv) Peralatan
-
Hanya selang yang memenuhi standar yang dapat digunakan. Selang harus diperiksa setiap hari untuk memeriksa tanda kerusakan.
SU1 - 17
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum -
-
v)
S1.13 (7)
Selang yang digunakan harus sependek mungkin. Jika selang harus disambung akibat adanya bagian yang rusak, gunakan hose coupler dan hoseclamps. Jika terjadi kebocoran dan tidak bisa dihentikan, tabung harus dipindahkan ke tempat aman dan dalam udara terbuka dan segera kontak suppliernya.
Peralatan pemadam kebakaran dan alat pelindung Bahan mudah terbakar harus dipindahkan dari daerah kerja dan alat pemadam yang memadai harus disediakan oleh Kontraktor. Pekerja harus menggunakan pelindung mata dan pakaian pelindung untuk melindungi dari api.
Penggunaan Alat-alat Bermesin a)
Umum Seluruh alat-alat bermesin harus dilengkapi dengan manual penggunaan dan keselamatan yang salinannya dapat diakses secara mudah oleh operator atau pengawas lapangan.
b)
Alat Pemaku dan Stapler Otomatis dan Portabel Jika Kontraktor menggunakan pemaku dan stapler otomatis dan portabel, maka ketentuan keselamatan di bawah ini harus dipenuhi: i)
Alat tidak boleh diarahkan pada orang, walaupun alat tersebut memiliki pengaman.
ii) Pemicu pada alat pemaku dan stapler tidak boleh ditekan kecuali ujung alat diarahkan pada suatu permukaan benda yang aman. iii) Perhatian khusus harus diberikan jika memaku di daerah tepi suatu benda. iv) Jika sumber tenaga alat pemaku dan stapler otomatis menggunakan tenaga pemantik, tidak diperkenankan menggunakan sumber gas yang berbahaya dan mudah terbakar. v)
Alat yang rusak tidak boleh digunakan.
vi) Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus digunakan saat menggunakan alat tersebut. c)
Alat Portabel Bermesin (Portable Power Tools) i)
Gergaji mesin, mesin pengaduk beton, alat pemotong beton dan alat bermesin lainnya harus dilengkapi dengan alat pengaman sepanjang waktu. SU1 - 18
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum ii) Kontraktor harus memenuhi ketentuan keselamatan berikut: Setiap operator harus telah dilatih untuk menggunakan alatalat tersebut di atas. Gunakan hanya alat dan metoda yang tepat untuk setiap jenis pekerjaan yang dilakukan. Alat atau mesin yang rusak tidak boleh digunakan. Alat pemotong harus terjaga ketajamannya. Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus digunakan saat menggunakan alat tersebut. Daerah di sekitar alat atau mesin harus bersih. Kabel penyambung (extension) harus ditempatkan sedemikian rupa agar terhindar dari kerusakan dari peralatan dan material. Penerangan tambahan harus diberikan ketika menggunakan alat atau mesin tersebut. d)
Alat Kerekan (Hoist) Pengangkat Material dan Orang i)
Alat pengangkat material dan orang harus didirikan oleh orang yang berkompeten.
ii) Operator harus orang yang terlatih dan diberikan izin khusus untuk mengoperasikan alat. iii) Alat pengangkat harus berada di atas pondasi yang kokoh dan diikat pada bangunan atau struktur. iv) Akses untuk operator dan personil yang melakukan pemeliharaan harus aman. v)
Keranjang alat pengangkat mempunyai ketinggian minimum 2 m, dengan sisi dan pintu tertutup penuh (solid) atau ditutup dengan ram kawat dengan diameter kawat minimum 3 mm dan dengan bukaan maksimum 9 mm. Keranjang alat pengangkat harus ditutup dengan atap sekurang-kurangnya dari papan kayu atau plywood dengan tebal minimal 18 mm.
vi) Tinggi pintu keranjang minimum 2 m dan mempunyai kunci yang aman. Pintu solid harus mempunyai panel yang tembus pandang. vii) Jarak dari lantai keranjang ke permukaan tanah tidak boleh lebih dari 50 mm. viii) Keranjang alat pengangkat harus mempunyai mekanisme pengunci elektro-mekanik yang hanya dapat dibuka dari keranjang dan hanya dapat dibuka ketika keranjang berada di permukaan tanah serta dapat mencegah beroperasinya alat pengangkat ketika keranjang sedang dibuka. ix) Pengangkatan dikendalikan di dalam keranjang alat pengangkat. SU1 - 19
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum x)
Semua bagian dari metal harus dihubungkan ke bumi (earth).
xi) Alat penyelamat harus ada untuk menghentikan keranjang jika jatuh atau bergerak terlalu cepat. xii) Keterangan pabik pembuat, model dan kapasitas beban harus ditempel dalam keranjang. xiii) Harus tersedia suatu mekanisme untuk keadaan darurat dan untuk mengeluarkan orang yang terjebak dalam keranjang. xiv) Harus tersedia alarm darurat di dalam keranjang. xv) Jika memungkinkan, sediakan alat komunikasi antara operator dan personil yang bekerja. e)
Crane dan Alat Pengangkat i)
Tidak dibenarkan melakukan pekerjaan pemindahan atau pengangkatan barang/material dengan resiko gangguan fisik terhadap pekerja tanpa menggunakan alat pengangkat.
ii) Pekerjaan pemindahan atau pengangkatan barang-barang/material dengan perbedaan ketinggian lebih dari 5 m dan berat lebih dari 500 kg harus menggunakan crane, excavator atau forklift. iii) Crane harus diperiksa setiap minggu, dan diperiksa secara menyeluruh setiap 12 bulan oleh orang yang berkompeten. Hasil inspeksi harus dicatat. iv) Harus tersedia sertifikat pengujian alat yang terbaru. v)
Operator harus terlatih, kompeten dan berusia di atas 18 tahun.
vi) Alat kendali (tuas, saklar, dan sebagainya) harus diberi keterangan yang jelas. vii) Sebelum dilakukan pengangkatan, beban yang dapat diangkat hanya ditentukan oleh operator. viii) Setiap jib crane dengan kapasitas lebih dari 1 ton harus mempunyai indikator beban aman (safe load indicator) yang diperiksa setiap minggu. ix) Crane harus didirikan di atas pondasi yang kokoh. x)
Harus disediakan ruang pengangkatan yang aman.
yang
cukup
untuk
pelaksanaan
SU1 - 20
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum xi) Asisten operator harus dilatih untuk memberikan sinyal pada operator dan untuk mengikatkan beban secara benar dan mengetahui kapasitas pengangkatan crane. xii) Crane harus secara rutin menjalani pemeliharaan menyeluruh. xiii) Gigi pengangkat harus dalam kondisi baik dan telah diperiksa secara menyeluruh. S1.13 (8)
S1.14
Pengukuran dan Pembayaran a)
Pembayaran yang diberikan kepada Kontraktor harus mencakup seluruh biaya untuk penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) termasuk biaya untuk Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan yang mempunyai risiko K3 tinggi atau Petugas K3 Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai risiko K3 sedang dan kecil. Ahli 3 adalah seseorang yang mempunyai sertifikat dari yang berwenang dan sudah berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam pelaksanaan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang dibuktikan dengan referensi pengalaman kerja. Petugas K3 adalah petugas di dalam organisasi Kontraktor yang telah mengikuti pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
b)
Perhitungan biaya penangananan K3 tersebut sudah merupakan satu kesatuan dengan biaya pelaksanaan konstruksi, yang diperhitungkan dalam masing-masing Harga Satuan atau Biaya Tak Terduga (Overhead) sebagaimana peraturan yang berlaku pada setiap jenis pekerjaan yang mengandung risiko K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
c)
Tanpa mengabaikan ketentuan-ketentuan dari Syarat-syarat Umum dan Syarat-syarat Khusus Kontrak, Konsultan Pengawas akan memberi surat peringatan secara bertahap kepada Kontraktor apabila Kontraktor menyimpang dari ketentuan yang berkaitan dengan Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dengan cara memberi surat peringatan ke-1 dan ke-2. Apabila peringatan ke-2 tidak ditindaklanjuti, maka Pengguna Jasa dapat menghentikan pekerjaan dan akan mengurangi pembayaran semua item pekerjaan sebesar 1% (satu persen) dari tagihan bulanan (Monthly Certificate of Payment) Kontraktor hingga rencana SMK3 Konstruksi dapat terpenuhi sesuai jadwalnya.
JALAN SEMENTARA
S1.14 (1) Kontraktor harus mengadakan, memelihara dan membongkar kembali, bila pekerjaan yang memerlukannya telah selesai, semua jalan sementara, dan jalan setapak, jembatan darurat di atas jalan umum, penyeberangan sementara di atas saluran air atau tanah yang labil, jalan tambahan atau jalan kerja, dan harus menjamin kesesuaiannya dalam segala hal untuk melaksanakan pengangkutan peralatan konstruksi yang diperlukan untuk pekerjaan. Untuk menyediakan jalan bagi lalulintas Kontraktor sendiri dan orang lain, atau untuk berbagai tujuan lainnya. Jalan-jalan sementara tersebut harus dibangun sesuai dengan petunjuk SU1 - 21
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Konsultan Pengawas, tetapi Kontraktor harus bertanggungjawab atas segala kerusakan yang terjadi pada atau disebabkan oleh lalulintas yang melewati jalan sementara tersebut. S1.14 (2) Sebelum membuat jalan sementara, Kontraktor harus menyelesaikan segala persiapan, termasuk pembayaran bila perlu, dengan menghubungi penguasa setempat atau pemilik tanah yang terkait, atas pemakaian tanah itu, dan harus disertai persetujuan dari Konsultan Pengawas. Persetujuan tersebut akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas terhadap proposal Kontraktor mengenai hal-hal seperti kualitas rambu-rambu, lampu dan kualitas permukaan jalan sementara itu, serta proposal mengenai persiapan pemeliharaannya. Tetapi, persetujuan itu tidak akan mengurangi beban tanggungjawab Kontraktor dalam Kontrak ini. Bila pekerjaan selesai, Kontraktor harus membersihkan kembali tanah itu sesuai dengan Konsultan Pengawas. S1.14 (3) Bila diperlukan, Kontraktor harus menyerahkan Gambar jalan sementara untuk memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas. Gambar detail tersebut harus mencakup alinemen, penampang melintang dan memanjang, konstruksi perkerasan, drainase, rambu-rambu, lampu-lampu dan masa dipakainya jalan/ jembatan sementara. S1.14 (4) Kontraktor harus menyelesaikan segala persiapan yang diperlukan untuk lintasan di sepanjang bagian jalan yang bersangkutan dengan Kontrak ini, bagi segala peralatan konstruksi, material dan tenaga kerja dari kontraktor lain yang terlibat dalam pembuatan rentang jalan yang berdekatan. Untuk keperluan itu, maka Kontraktor dan kontraktor-kontraktor lain yang berkepentingan dalam pembuatan jalan yang berdekatan itu sampai titik mereka akan berpapasan, dalam waktu selambat-lambatnya 15 hari dan apabila perlu, meminta ijin dari Konsultan Pengawas untuk melintas dan harus menyerahkan jadwal pelintasan itu. Setelah Konsultan Pengawas mengijinkan dan menyetujui jadwal pelintasan, maka baik Kontraktor yang memohon melintas maupun Kontraktor yang diminta ijin harus bersama-sama menjaga jadwal yang sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas, tanpa ada hak untuk menuntut pembayaran ekstra atas konsekuensi pembatasan pelintasan atau penundaan pekerjaan sehubungan dengan jadwal itu. S1.14 (5) Pembayaran untuk jalan sementara akan dilakukan sebagaimana ditetapkan dalam Pasal S1.19 "Manajemen dan Keselamatan Lalulintas".
SU1 - 22
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum S1.15
JALAN PENGHUBUNG SEMENTARA (TEMPORARY TRAFFIC RAMPS)
S1.15 (1) Umum Untuk memberikan akses ke pekerjaan, Kontraktor harus membangun, memelihara dan membongkar pekerjaan yang telah selesai seperti yang telah disyaratkan, jalan akses sementara, termasuk jembatan sementara, untuk melakukan pembangunan instalasi, peralatan dan kendaraan yang dibutuhkan untuk pekerjaan. Pekerjaan jalan dan/atau jembatan sementara tersebut akan dibangun sampai pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan Pengawas, namun Kontraktor harus tetap bertanggungjawab atas kerusakan yang disebabkan oleh pekerjaan sementara tersebut Desain jembatan sementara harus disiapkan oleh Kontraktor dan disampaikan kepada Konsultan Pengawas untuk persetujuan; namun, persetujuan tersebut tidak akanmembebaskan Kontraktor dari salah satu tanggungjawabnya berdasarkan Kontrak. Bila perlu atau bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus membuat dan memelihara jalan penghubung sementara, dan menyediakan tenaga kerja dan material yang diperlukan untuk itu. S1.15 (2) Tata Letak Tata letak umum, dimensi dan persyaratan konstruksi harus seperti yang ditunjukkan pada gambar yang disediakan atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, atau seperti yang diusulkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Jalan akses sementara dan/atau jembatan harus dijaga setiap saat dalam kondisi memuaskan sampai mereka tidak lagi diperlukan untuk bagian kendaraan konstruksi dan peralatan S1.15 (3) Pembayaran Pembayaran untuk jalan penghubung sementara akan dilaksanakan sebagaimana ditetapkan dalam Pasal S1.19 "Manajemen dan Keselamatan Lalulintas".
S1.16
PENGATURAN
S1.16 (1) Umum Agar supaya memungkinkan lalulintas berjalan melalui atau berada dalam daerah pekerjaan, atau bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memasang dan memelihara rambu-rambu lalulintas, lampu, suar, rintangan kerucut karet (rubber cone) dan fasilitas lainnya, pada tempattempat yang ditentukan di lokasi kerja dan tempat yang berdekatan, SU1 - 23
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum sebagaimana yang diminta oleh Konsultan Pengawas untuk mengarahkan dan mengendalikan lalulintas. Bila diminta atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus menyediakan dan menempatkan petugas pemberi isyarat (flagmen) yang tugasnya adalah mengatur lalulintas yang terjadi di lokasi kerja. Untuk memperkecil gangguan terhadap arus lalulintas maka Kontraktor harus memasang pagar sementara di sekeliling tempat kerjanya untuk menunjukkan batas yang dapat dilihat antara tempat kerja dan lalulintas di dekatnya. Batas pagar itu harus setinggi 2.0 m, dan lalu-lalang manusia, material dan para pekerja ke dalam dan ke luar dari daerah batas harus diatur oleh petugas isyarat (flagmen). S1.16 (2) Bahan Pengaturan lalulintas sementara terdiri dari penyediaan perangkat pengaturan lalulintas dan layanan untuk pengaturan dan perlindungan dari lalulintas melalui bidang konstruksi sesuai dengan spesifikasi ini dan sesuai cukup dekat dengan rincian dan pada lokasi yang ditunjukkan pada rencana atau ditetapkan oleh Konsultan Pengawas. Untuk jalan kecepatan tinggi dan jalan tol, detail yang tidak ditampilkan pada rencana harus sesuai dengan semua standar yang berlaku, Spesifikasi dan peraturan lembaga yang bersangkutan seperti "Petunjuk Teknis Pemeliharaan Jalan Tol Dan Jalan Penghubung (PTP)" di bawah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Nomor 02/PRT/M /2007. Perlu dicatat bahwa pekerjaan konstruksi akan berlangsung di salah satu koridor lalulintas tersibuk di Indonesia dan Kontraktor harus benar-benar memperkenalkan dirinya dengan kondisi lalulintas yang ada dan memahami pentingnya menjaga keselamatan lalulintas dan menghindari keterlambatan lalulintas yang berlebihan. Kontraktor wajib bekerja sama dengan instansi terkait mengenai pengendalian lalulintas dan semua rincian akan tunduk pada persetujuan dari Konsultan Pengawas. Pengaturan lalulintas sementara seperti Pengawas Keselamatan Lalulintas, Tenaga Kerja dan Flagman, Rambu Lalulintas seperti yang dijelaskan dalam Gambar dan/atau Spesifikasi Khusus Kontraktor harus memperkirakan kuantitas yang dibutuhkan setiap jenis keperluan berdasarkan Metoda Kerja dan persyaratan dari Dokumen Kontrak. Kuantitas pada Daftar Kuantitas dan Harga adalah kebutuhan minimal yang harus disiapkan oleh Kontraktor. Jenis keperluan yang belum ada pada daftar tersebut tidak membebaskan Kontraktor untuk melengkapi bila diperlukan.
SU1 - 24
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum S1.16 (3) Jarak Bebas Vertikal Secara umum setiap pekerjaan sementara ditempatkan di atas jalan atau pengalihan yang digunakan oleh lalulintas umum harus menjaga jarak bebas vertikal minimal 5,1 meter. Jika diperlukan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus membangun dan menjaga gerbang Periksa yang telah disetujui, dilengkapi dengan rambu-rambu peringatan yang menunjukkan jarak bebas vertikal. Jarak bebas diatas rel kereta api harus seperti yang disyaratkan oleh otoritas kereta api S1.16 (4) Bahan Bahan untuk perangkat pengendali lalulintas harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dibawah ini dan/atau sebagaimana ditentukan dalam kontrak. Rincian yang tidak tercakup oleh rencana dan spesifikasi harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dari PTP. (a)
Bahan Retro-reflective Kecuali jika ditentukan dalam kontrak, panel rambu, barikade, kerucut, panel vertikal, dan tongkat flagman harus memiliki pertemuan pelapis retro-reflektif sesuai persyaratan minimum untuk bahan retro-reflektif sesuai dengan Pasal S12.07 dan S12.08 dari Spesifikasi Umum.
(b)
Sign Panels (Panel Rambu) Panel rambu harus sesuai dengan pasal S12.07 dan S12.08 dari Spesifikasi Umum dan harus oranye dengan tanda hitam kecuali yang ditentukan dalam kontrak atau diperlukan dalam PTP.
(c)
Sign Posts (patok pengarah) Patok pengarah akan dibuat dari kayu lembut, logam, atau bahan lain yang dapat diterima Konsultan Pengawas. Pengarah harus mampu tetap dalam posisi selama kondisi arus lalulintas dan angin normal.
(d)
Barricades Barikade harus dibuat dari kayu, logam, plastic atau beton, misalnya Jenis New Jersey.
(e)
Cones (Kerucut) Kerucut harus minimal 75cm dengan dasar diperluas dan harus mampu menahan dampak tanpa merusak kerucut atau kendaraan. Semua kerucut harus oranye/ putih berwarna dan sangat terlihat baik pada siang hari dan kondisi gelap. Kerucut harus mampu tetap cerah dan dalam posisi selama arus lalulintas dan angin kondisi normal didaerah dimana mereka digunakan. Lampu untuk kerucut harus sesuai dengan PTP.
SU1 - 25
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum (f)
Temporary Fence (Pagar Sementara) Pagar sementara harus dibuat dalam panel dengan kerangka baja dicat, panel logam galvanis dan penutup dengan spanduk yang menunjukkan perspektif proyek dan tanaman hijau yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Bagian depan panel ke arah lalulintas harus dicat.
(g)
Panel Vertikal Panel vertical selain untuk pagar sementara harus dibuat dari kayu, logam atau plastik.
(h)
Warning Lights (flashing or steady)/Lampu Peringatan Lampu peringatan harus dipasang sesuai dengan persyaratan minimum dari PTP.
(i)
Flagmen dan PilotCar Operators Flagmen (Petugas Pembawa Bendera) dan operator pengatur mobil harus secara fisik dan mental berkualitas, terlatih dalam tugasnya, efisien, dan sopan. Setiap flagmen bertugas harus diidentifikasi dengan tepat dan khas pakaian, termasuk rompi retro-reflektif warna oranye dan topi, dan harus dilengkapi dengan, retro-reflektif tanda "Stop/Lambat" yang mudah terlihat. Bendera tidak akan diijinkan kecuali disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pengatur mobil harus diidentifikasi dengan tanda informatif yang sesuai dipasang di bagian belakang dari padanya dan dengan rambu kuning berputar, dan akan dioperasikan pada kecepatan yang tepat. Rambu lampu sorot tidak akan diijinkan.
S1.16 (5) Persyaratan Konstruksi a)
Umum Kontraktor wajib menjaga seluruh panjang proyek dalam kondisi sedemikian rupa sehingga lalulintas akan ditampung dengan aman. Perangkat dan layanan pengendalian lalulintas harus disediakan dan dipelihara baik di dalam dan di luar batas proyek yang diperlukan untuk memfasilitasi pengaturan lalulintas. Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas, rencana pengendalian lalulintas untuk menangani lalulintas. Rencana tersebut harus berdasarkan Metode Laporan Kontraktor Manajemen Lalulintas seperti yang dipersyaratkan dalam Instruksi Kepada Peserta Lelang, diubah atau direvisi seperti yang dipersyaratkan oleh Konsultan Pengawas, dan harus memenuhi persyaratan spesifikasi ini.
SU1 - 26
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Sebelum memulai pelaksanaan konstruksi, Kontraktor harus membuat tanda-tanda seperti itu, barikade dan perangkat kontrol lalulintas lainnya yang mungkin diperlukan oleh rencana dan spesifikasi atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Perangkat Pengendalian Lalulintas harus dioperasikan hanya ketika mereka dibutuhkan dan hanya mereka perangkat yang berlaku untuk kondisi sebenarnya yang ada akan dioperasikan. Pagar sementara ditempatkan untuk memberikan penghalang visual antara area kerja dan lalulintas yang berdekatan atau bangunan dan dilokasi yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Setiap perangkat yang disediakan dibawah Pasal ini yang hilang, dicuri, hancur, atau dianggap tidak dapat diterima sementara penggunaannya diperlukan pada proyek harus diganti oleh Kontraktor tanpa kompensasi tambahan. Selama waktu tidak bekerja dan setelah selesainya operasi konstruksi tertentu, semua tanda-tanda peringatan, kecuali yang diperlukan untuk keselamatan publik,harus dihapus atau seluruhnya ditutupi dengan baik logam atau terpal kayu lapis sehingga panel tanda tidak akan terlihat. Retro-reflektif pelapis pada rambu-rambu, barikade, dan perangkat lainnya harus tetap bersih. Peregangan, sobek, dan sobekan diterpal tersebut harus segera diperbaiki oleh Kontraktor. Terpal Retro-reflektif harus dipelihara dengan retro-refleksi. Operasi waktu malam akan diterangi oleh sistem pencahayaan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Sistem pencahayaan harus diposisikan dan dioperasikan agar tidak silau kepada masyarakat pengguna jalan. Lampu pijar tidak akan diijinkan b)
Removal of Existing Marking (Pemindahan tanda yang ada) Semua striping konstruksi yang bertentangan dan marka perkerasan jalan lainnya harus dihilangkan semaksimal mungkin dengan sandblasting atau metode lain yang disetujui yang tidak rusak secara material permukaan atau tekstur trotoar. Pola penghapusan harus dalam bentuk yang tidak rata yang tidak mengabadikan garis besar tanda dihapus dengan menggunakan stroke diagonal dan termasuk beberapa luas permukaan sekitarnya.Kerusakan permukaan harus diperbaiki atas biaya Kontraktor dengan metode diterima Konsultan Pengawas. Akumulasi pasir atau bahan lain yang mungkin merupakan bahaya lalulintas harus dihilangkan.Setelah selesai, daerah sand blasted pada permukaan aspal harus segera dilapisi dengan emulsi tar batubara atau sejenis yang telah disetujui.
c)
Pengawas Keselamatan Lalulintas
SU1 - 27
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Kontraktor wajib memiliki Pengawas Keselamatan Lalulintas yang kompeten dan bertanggungjawab atas operasi pemeliharaan lalulintas Kontraktor. Pengawas Keselamatan Lalulintas harus memiliki pengalaman sebelumnya dalam mengawasi pemeliharaan dan perlindungan lalulintas melalui wilayah kerja pembangunan jalan raya. Tugas Pengawas Keselamatan Lalulintas harus meliputi:
d)
i)
Memahami persyaratan PTP saat ini, gambar-gambar kontrak dan spesifikasi dan rencana pengendalian lalulintas yang telah disetujui.
ii)
Secara rutin memeriksa kondisi dan posisi perangkat pengedali lalulintas yang digunakan pada proyek dan memastikan bahwa mereka berada diurutan kerja yang tepat, bersih, terlihat, dan sesuai dengan rencana dan spesifikasi.
iii)
Memahami dan mengantisipasi kebutuhan perangkat pengendali lalulintas yang tepat, menyarankan Konsultan Pengawas dari padanya, dan bertekad untuk menjaga perangkat, menempatkan pergerakan lalulintas yang aman dan efisien.
iv)
Mengkoordinasikan pemeliharaan dan pengaturan lalulintas dengan Konsultan Pengawas.
v)
Menjelaskan wilayah kerja, penyimpanan peralatan, penanganan dan penyimpanan bahan-bahan untuk keselamatan lalulintas.
vi)
Mengikuti pertemuan keselamatan lalulintas dengan Kontraktor utama dan pengawas Subkontraktor dan mandor sebelum konstruksi dimulai, dan pertemuan berkala sesudahnya dianggap perlu atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas harus memberikan kesempatan untuk menghadiri pertemuan tersebut.
Batas Pengoperasian Pekerjaan Kontraktor harus dibatasi sebagai berikut pada pembukaan jalan raya untuk lalulintas umum: i)
Pekerjaan Konstruksi tidak akan dilakukan pada saat gelap kecuali diijinkan oleh Konsultan Pengawas.
ii)
Peralatan Kontraktor harus di operasikan ke arah lalulintas, secara praktis.
iii)
Kendaraan pribadi milik karyawan Kontraktor tidak akan diparkir disepanjang jalan, tetapi harus diparkir didaerah-daerah yang disetujui oleh Konsultan Pengawas atau diluar Ruang Milik Jalan.
SU1 - 28
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum iv)
Kontraktor harus menyediakan peralatan yang disetujui untuk komunikasi radio dua arah antara pemberi isyarat ketika mereka tidak terlihat jelas satu sama lain, dan akan membuat peralatan tersebut tersedia untuk Konsultan Pengawas untuk digunakan sebagai mungkin diperlukan.
v)
Sebelum beralih lalulintas kejalur yang telah selesai, Kontraktor harus menggikuti aturan sebagai berikut ini: *
Personel yang memadai dan peralatan untuk menghapus dan mengatur semua perangkat kontrol lalulintas yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
*
Radio dua arah jaringan komunikasi dapat diterima selain citizen band units.
*
Bahan hamparan dan peralatan terkait dipindahkan dari jalur jalan.
(f)
Kontraktor harus menjadwalkan operasi untuk meminimalkan potensi kemacetan lalulintas. Konsultan Pengawas dapat menangguhkan pelaksanaan pekerjaan tersebut, baik seluruhnya atau sebagian, harus penundaan lalulintas berlebihan terjadi selama operasi konstruksi.
(g)
Kontraktor harus memperoleh semua ijin dan/atau persetujuan yang diperlukan untuk pengoperasi yang disebutkan diatas dari Kepolisian dan instansi terkait lainnya.
S1.16 (6) Pembayaran Semua perangkat pengendalian lalulintas harus disiapkan oleh Kontraktor, akan tetap menjadi milik Kontraktor, dan harus dibersihkan dari lapangan setelah selesai kontrak. Pengawas Keselamatan Lalulintas Kontraktor, radio komunikasi dua arah, dan sistem pencahayaan malam tidak akan diukur untuk pembayaran langsung, tetapi akan dianggap sebagai kewajiban Kontraktor. Pembayaran untuk pekerjaan pengaturan lalulintas ditetapkan dalam Pasal S1.19 "Manajemen Keselamatan Lalulintas".
S1.17
JUMLAH LAJUR LALULINTAS UNTUK PENGATURAN LALULINTAS Jumlah lajurlalulintas pada jalan di lokasi proyek harus dijaga selama masa pelaksanaan pekerjaan, dan bila akan dialihkan maka jalurnya harus berkapasitas sama dengan jalan semula. Meskipun begitu, Konsultan Pengawas dapat menyetujui pengurangan kapasitas lalulintas, bila Kontraktor bisa menunjukan hal itu tidak akan menimbulkan kemacetan lalulintas. Bila disetujui maka SU1 - 29
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Konsultan Pengawas akan menentukan jam-jam tertentu dalam sehari penerapan pengurangan itu, dan jam-jam itu tidak mencakup puncak jam sibuk lalulintas. Kontraktor harus bekerjasama dengan petugas atau instansi terkait dalam hal pengaturan lalulintas dan semua detail harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas. Biaya atas upaya untuk memenuhi ketentuan Pasal ini dianggap sudah termasuk ke dalam mata pembayaran 1.19 ”Manajemen dan Keselamatan Lalulintas”. S1.18
KHUSUS/LUAR BIASA Kontraktor harus mematuhi ketentuan-ketentuan dalam Syarat-syarat Umum Kontrak, dan bertanggungawab untuk mengadakan penelitian-penelitian seperlunya dan meminta persetujuan, ijin, pengawalan dan fasilitas lainnya yang dibutuhkan untuk kepentingan lalulintas khusus di atas jalan dalam daerah proyek. Setiap pembiayaan karena ketentuan ini dianggap sudah termasuk ke dalam pembayaran lump sum untuk "Manajemen dan Keselamatan Lalulintas" sebagaimana dijelaskan pada Pasal S1.19.
S1.19
MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALULINTAS Kontraktor harus selalu membuka jalan yang telah ada untuk arus lalulintas selama pelaksanaan kerja, namun bila disetujui oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat membuat jalur by pass melalui jalan simpang sementara. Kontraktor harus selalu menjaga jalan dan jalur pejalan kaki, yang terkena oleh pekerjaannya, agar selalu bebas/bersih dari tanah dan tumpahan material. Kontraktor harus selalu berhati-hati selama pelaksanaan pekerjaan, untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan penghuni di sepanjang dan sekitar jalan, dan jalan raya atau fasilitas terminal umum yang terkena akibat pekerjaan ini. Lampu-lampu di jalan harus dipasang kembali sebagaimana mestinya untuk menjaga standar penerangan yang sama selama pelaksanaan pekerjaan sampai fasilitas penerangan yang baru dioperasikan. Untuk melindungi pekerjaan, menjamin keamanan umum dan memudahkan arus lalulintas ke dan di sekitar tempat kerja, Kontraktor harus memasang dan memelihara rambu-rambu lalulintas, penghalang dan fasilitas lainnya pada tiap tempat, dimana pelaksanaan pekerjaan mempengaruhi pengguna jalan/lalulintas. Semua rambu-rambu rintangan termasuk garis-garis reflektif atau alat lain harus dapat dilihat dalam keadaan gelap. Kontraktor juga harus menyediakan dan menempatkan petugas isyarat yang bertugas mengarahkan dan mengontrol arus lalulintas ke dan di sekitar pekerjaan pada tempat-tempat dimana pelaksanaan pekerjaan mempengaruhi arus lalulintas.
SU1 - 30
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Kontraktor harus mencegah kemacetan dan kecelakaan selama pengangkutan material dengan mengatur kecepatan dan melaksanakan jadwal operasi yang telah disetujui. Kegagalan Kontraktor untuk memenuhi ketentuan-ketentuan itu akan memberi wewenang kepada Pemimpin Proyekuntuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dianggapnya perlu, dan membebani Kontraktor seluruh biaya tersebut ditambah sepuluh persen dari biaya tersebut, yang mana jumlah uang ini akan dikurangkan dari uang yang merupakan hak Kontraktor berdasarkan Kontrak ini dan Pemimpin Proyek mengurangi pembayaran semua mata pembayaran sebesar 1% (satu persen) dari tagihan bulanan (Monthly Certificate of Payment) Kontraktor hingga Manajemen Keselamatan Lalulintas dipenuhi. Pembayaran kepada Kontraktor berdasarkan mata pembayaran S1.19 harus dianggap sudah mencakup biaya Kontraktor untuk upaya memenuhi kewajibannya dalam Pasal ini beserta butir-butir pembayaran lain yang diuraikan dalam Spesifikasi Umum atau Spesifikasi Khusus yang dinyatakan tercakup dalam pembayaran berdasarkan Pasal ini. Bilamana tidak disebutkan dalam Gambar maka Manajemen Keselamatan Lalulintas harus sesuai dengan yang diuraikan dalam Lampiran 1.19 Nomor dan Nama Mata Pembayaran 1.19
Manajemen dan KeselamatanLalulintas
Satuan Pengukuran lump sum
Pembayaran akan dilakukan dalam 3 (tiga) kali angsuran, sebagai berikut : 25 % (dua puluh lima persen) pada Sertifikat Bulanan yang pertama setelah peralatan utama untuk pemeliharaan dan perlindungan lalulintas berada dilapangan diterima dan disetujui oleh Konsultan Pengawas; 50 % (lima puluh persen) pada Sertifikat Bulanan dengan angsuran yang sesuai dengan kemajuanpekerjaan yang telah dikerjakan; dan 25 % (dua puluh lima persen) pada Sertifikat Akhir Akhir setelah pembersihan dan pemulihan tempat kerja selesai.
S1.20
MOBILISASI DAN PEKERJAAN PERSIAPAN
S1.20 (1) Bila di dalam Daftar Kuantitas dan Harga (Bill of Quantity) tercantum mata pembayaran untuk “Mobilisasi” maka pembayaran yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut : (a) Pengangkutan peralatan konstruksi (Constructional Plant) berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang diajukan bersama Penawaran, dari tempat pembongkarannya di Indonesia ke lokasi di mana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan Kontrak ini, dan instalasi dari alat-alat itu.
SU1 - 31
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum (b) Pembangunan Kantor, tempat tinggal/barak, tempat kerja (base camp), bengkel, gudang dan lain-lain; (c) Penyediaan, instalasi dan pemeliharaan kendaraan, barak, kantor, alat-alat laboratorium, ruang laboratorium, bengkel, gudang, fasilitas komunikasi dan lain-lain; dan (d) Butir-butir lain yang telah diuraikan dalam Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus dan termasuk ke dalam "Mobilisasi". S1.20 (2) Kontraktor dapat, selalu dengan persetujuan Konsultan Pengawas, setiap saat selama pekerjaan, melakukan setiap perubahan, pengurangan dan/atau penambahan Peralatan Konstruksi dan pemasangan. Pekerjaan juga akan meliputi demobilisasi dari tempat kerja oleh Kontraktor pada akhir Kontrak, termasuk pembongkaran semua instalasi, instalasi konstruksi dan peralatan dari tanah milik Pemerintah, serta pemulihan tempat kerja pada kondisi semula sebelum permulaan pekerjaan. S1.20 (3) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari Perintah Mulai Kerja (Noticeto Proceed), Kontraktor harus menyiapkan, menyerahkan dan mendapatkan persetujuan program mobilisasi dari Pengguna Jasa. Mobilisasi ini harus diselesaikan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari dari tanggal mulai kerja kecuali kantor, laboratorium dan tempat tinggal harus sudah diselesaikan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh lima) hari dari Tanggal Mulai Kerja. Apabila beberapa instalasi atau peralatan atau perlengkapan diminta oleh Pengguna Jasa setelah pekerjaan diserahterimakan berdasarkan pembayaran yang disetujui oleh kedua belah pihak. Apabila begitu, maka kedua belah pihak juga dapat bersepakat mengenai pengurangan atas biaya pembersihan tempat kerja, dan pengurangan ini akan berlaku pada tanggal disetujuinya serahterima tersebut. Mobilisasi peralatan utama dan personel dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan jadwal mobilisasi yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Tahapan Mobilisasi ini harus diubah dalam Adendum S1.20 (4) Pembayaran-pembayaran dalam Pasal ini akan dilaksanakan dalam 3 (tiga) kali angsuran untuk setiap mata pembayaran sebagai berikut : - 30 % (tiga puluh persen) setelah selesai kantor, ruang laboratorium, tempat tinggal/barak dan fasilitas lainnya untuk kepentingan Kontraktor; - 50 % (lima puluh persen) setelah mobilisasi lengkap dan diterima oleh Konsultan Pengawas dan, - 20 % (dua puluh persen) setelah demobilisasi lengkap dan diterima oleh Konsultan Pengawas. Bilamana Kontraktor tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan batas waktu yang disyaratkandalam S1.20.(3) atau keterlambatan setiap tahapan SU1 - 32
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum mobilisasi peralatan utama,maka jumlah yang disahkan Konsultan Pengawas untuk pembayaran adalah persentase angsuran penuh dari harga lump sum Mobilisasi dikurangi sejumlah dari 1 % (satu persen) nilai angsuran untuk setiap keterlambatan satu hari dalam penyelesaian sampai maksimum 50 (lima puluh) hari Nomor dan Nama Mata Pembayaran 1.20 S1.21
Satuan Pengukuran
Mobilisasi
lump sum
KONSTRUKSI SEPARUH LEBAR JALAN
S1.21 (1) Bila, menurut Konsultan Pengawas, pembuatan jalan sementara tidak memungkinkan, maka pekerjaan konstruksi pada jalan umum yang sudah ada harus dilaksanakan separuh lebar jalan. Panjang setiap konstruksi separuh lebar itu harus sependek mungkin. S1.21 (2) Bila konstruksi separuh lebar diperlukan, maka pekerjaan gorong-gorong yang dimulai pada musim kemarau harus sudah selesai dan badan jalan yang berdekatan harus sudah selesai sehingga paling tidak sebagian lebar jalan tersebut bisa digunakan oleh lalulintas umum pada musim hujan. S1.21 (3) Bila diperlukan lalulintas satu jalur pada panjang tertentu dari jalan yang sedang dikerjakan atau yang berdekatan maka untuk memelihara arus lalulintas, Kontraktor harus menyediakan jalan satu lajur dengan lebar sekurang-kurangnya tiga setengah meter pada jalan atau badan jalan (embankment) agar lalulintas tetap terbuka, atau diperlebar sebagaimana diperlukan dengan memperkuat bahu jalan dan sebagainya. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaannya sedemikian rupa sehingga memperkecil kemungkinan gangguan, dan rintangan terhadap lalulintas, dan harus bertanggungjawab atas pengaturan lalulintas yang melintasi ruas jalan satu lajur itu. S1.22
PENGURUGAN LUBANG GALIAN DAN SELOKAN Kontraktor, pada setiap setelah selesainya pekerjaan harus segera, dengan beban biaya sendiri, menimbun lubang galian dan selokan, atau melaksanakan pekerjaan terhadap lubang-lubang, sebagaimana diminta Konsultan Pengawas, yang telah digalinya dan tidak diperlukan lagi untuk proyek, dan Kontraktor harus menyingkirkan semua sampah dan material yang tidak lagi diperlukan untuk pelaksanaan kerja.
S1.23
LOKASI DAN PERLINDUNGAN UTILITAS Hasil survai utilitas yang diberikan dalam Gambar atau setiap dokumen lainnya dimaksudkan semata-mata hanya untuk rujukan dan petunjuk.
SU1 - 33
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus melakukan survai, termasuk dengan cara penggalian uji sumur test pit bersama dengan Konsultan Pengawas, Pengguna Jasa dan Pemilik Utilitas untuk mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan terkena pengaruh pekerjaan. Hasil survai harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas dan Pemilik Utilitas, dan patok permukaan (surface pegs) pada tempat kerja yang menunjukkan lokasi seluruh utilitas yang berada di bawah tanah, harus sudah ditancapkan. Patok-patok itu harus tetap terpancang selama berlakunya Kontrak. Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara atau tetap pada daerah di sekitar kepentingan umum itu, Kontraktor harus menggunakan metoda konstruksi yang memadai, menyediakan peralatan perlindungan yang semestinya tanpa ada pembayaran tambahan, dalam rangka mencegah kerusakan pada fasilitas umum itu. Segala kerusakan pada fasilitas umum yang disebabkan langsung atau tidak langsung oleh pekerjaan Kontraktor dianggap sebagai tanggungjawab dari Kontraktor. Bila selama masa pelaksanaan pekerjaan terdapat rencana pemasangan utilitas baru, maka Kontraktor harus melaporkan rencana pekerjaan tersebut kepada Konsultan Pengawas dan Pengguna Jasa. Pengguna Jasa akan berkoordinasi dengan Pemilik Utiltas. Ketentuan-ketentuan dalam Pasal ini harus ditaati tanpa ada pembayaran tambahan dan seluruh pembiayaan harus tercakup ke dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
S1.24
PAPAN INFORMASI PROYEK Kontraktor, selama jangka waktu mobilisasi harus memasang papan-papan informasi proyek pada simpangan-simpangan jalan utama dan pada awal dan akhir lokasi pekerjaan. Ukuran papan informasi proyek dan kata-kata penerangannya akan ditentukan oleh Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas. Papan informasi proyek ini harus terpelihara dan berfungsi selama masa konstruksi. Pembayaran untuk papan informasi dan pemeliharaannya selama masa konstruksi dianggap sudah termasuk ke dalam pembayaran lump sum sebagaimana ditentukan pada Pasal S1.20 "Mobilisasi".
S1.25
PEMELIHARAAN DRAINASE YANG ADA Kontraktor harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau mempengaruhi tempat kerja. Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh Konsultan Pengawas pembersihan saluran-saluran, parit dan pipa-pipa menuju hulu dan hilir sampai sejauh 100 meter di luar batas daerah konstruksi dan ruang milik jalan. SU1 - 34
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Ketentuan-ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan, dan semua pembiayaan harus dianggap termasuk ke dalam mata pembayaran dalam Daftar Kuantitas dan Harga dalam Kontrak ini. Tetapi pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan, yang menurut pendapat Konsultan Pengawas, mengharuskan adanya pekerjaan perbaikan atau rekonstruksi pada drainase yang sudah ada, kecuali bila akibat kelalaian Kontraktor, Konsultan Pengawas dapat menginstruksikan pekerjaan tambah yang diperlukan, dan Kontraktor berhak meminta pembayaran yang diatur dengan mata pembayaran yang telah ditentukan. S1.26
PEKERJAAN DAN PENANGANAN PADA ALIRAN AIR YANG SUDAH ADA
S1.26 (1) Kontraktor harus mengambil semua langkah yang perlu untuk mengeringkan daerah pekerjaan jika Konsultan Pengawas berpendapat bahwa hal ini adalah perlu demi kelangsungan dan kelancaran dari pekerjaan yang sedang berlangsung, dan untuk perlindungan bagi pekerjaan yang sudah selesai. Pemompaan air harus dilaksanakan dimana perlu untuk menjamin bahwa air tidak menggenangi lokasi pekerjaan. S1.26 (2) Bila suatu penggalian atau pengerukan dasar sungai tidak dapat dihindari untuk pelaksanaan pekerjaan yang layak, maka Kontraktor, setelah pekerjaan diselesaikan, harus menimbun kembali semua penggalian tersebut sampai kepermukaan tanah asal atau dasar sungai dengan bahan-bahan yang disetujui Konsultan Pengawas. S1.26 (3) Dimana stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanen lainnya dari Kontrak akan menghalangi tanpa dapat dihindari seluruh atau sebagian saluran air yang ada, maka saluran air tersebut harus dipindahkan untuk menjamin aliran yang tak terhalang oleh pekerjaan pada ketinggian aliran biasa. S1.26 (4) Pemindahan saluran air tersebut harus mempertahankan kelandaian lantai dasar saluran yang ada dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan gerusan yang merusak baik pada pekerjaan maupun pada tanah milik yang berdampingan. S1.26 (5) Kontraktor harus mengadakan pengukuran dan menggambar penampangpenampang melintang dari saluran air yang akan dipindahkan dan memberikan tanda secara terinci untuk pekerjaan yang diperlukan. Konsultan Pengawas dapat menyetujui atau memperbaiki usulan Kontraktor sebelum suatu pekerjaan pemindahan dimulai. S1.26 (6) Terkecuali untuk pembayaran tambahan dalam Divisi 5 dari Spesifikasi ini (Galian Struktur), semua biaya dari upaya Kontraktor untuk memenuhi ketentuan Pasal S1.26 (1) di atas dianggap sudah tercakup ke dalam mata pembayaran ini. Pembayaran ini berarti mencakup :
SU1 - 35
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum (a) Semua pengeluaran yang terjadi dalam upaya penyediaan dam, pompa, koferdam sementara, pengarahan kembali aliran air, atau metoda-metoda lain yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. (b) Semua pengeluaran dari upaya Kontraktor untuk mentaati seluruh peraturan dan undang-undang pemerintah berkenaan dengan penggangguan dan penanganan aliran air pada kanal-kanal, saluran air, atau pipa yang terkait. S1.26 (7) Pembayaran lump sum tersebut dianggap sebagai kompensasi untuk semua pengeluaran dalam pelaksanaan pekerjaan, dan perkiraan Kontraktor harus didasarkan pada penelitian menyeluruh terhadap pekerjaan terkait dan dianggap mencakup biaya pekerjaan dalam segala musim pada tahun itu dan untuk pekerjaan dalam aliran air bah maupun air kotor. S1.26 (8) Pembayaran lump sum akan dilaksanakan dalam angsuran sesuai dengan pertimbangan Konsultan Pengawas, dan didasarkan pada jumlah total pekerjaan tersebut dalam Kontrak. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan pengukuran
1.26 Pekerjaan dan Penanganan Aliran Air yang Sudah Ada S1.27
Lump Sum
TANGGUNGJAWAB KONTRAKTOR ATAS PEKERJAAN Bila persetujuan Konsultan Pengawas diperlukan berdasarkan Spesifikasi ini, persetujuan itu tidak mengurangi tugas dan tanggungjawab Kontraktor dalam Kontrak ini.
S1.28
STANDAR KECAKAPAN KERJA (WORKMANSHIP) Semua hasil kerja harus bermutu sebaik-baiknya untuk setiap jenis pekerjaan, dan harus dilakukan sesuai standar kecakapan kerja dan mengikuti arahan Konsultan Pengawas.
S1.29
PERLINDUNGAN HASIL KERJA DARI CUACA Kontraktor, dengan tanggungan biaya sendiri, harus cermat melindungi semua hasil kerja dan material dari kerusakan karena cuaca.
S1.30
SATUAN PENGUKURAN Semua satuan pengukuran yang digunakan dalam Spesifikasi ini dan di dalam Daftar Kuantitas dan Harga didasarkan pada ukuran satuan metrik (atau satuan mks-meter, kilogram, second), kecuali untuk yang ditentukan lain.
SU1 - 36
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum S1.31
PEKERJAAN HARIAN Jika, menurut pendapat Konsultan Pengawas, diperlukan atau diinginkan untuk melaksanakan pekerjaan tambahan atau pengantian pekerjaan atau pengadaan tambahan pekerja, jasa pekerjaan atau bahan dianggap sebagai dasar pekerjaan harian setelah perintah tertulis dari Konsultan Pengawas dan persetujuan Pengguna Jasa, Kontraktor selanjutnya akan dibayar untuk pekerjaan dan pasokan tersebut sesuai dengan Daftar Harga dan Kuantitas. Pengukuran harus dilakukan bersama-sama dan direkam dan disepakati pada saat pekerjaan tersebut dilaksanakan atau material tersebut disediakan. Pengukuran sendiri oleh Kontraktor tidak akan diakui oleh Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas akan selalu memiliki akses penuh padalaporan catatan waktu Kontraktor, dan dapat memeriksa catatan harian Kontraktor, atau sebaliknya, waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan harian, tetapi fakta dalam menyepakati setiap waktu tidak boleh mengikat Konsultan Pengawas dalam menilai pekerjaan selain dengan pengukuran dan membandingkan harga satuan pekerjaan yang sama dilakukan di dalam kontrak ini. Penjelasan untuk Pekerjaan Harian dijelaskan dalam Divisi 17.
S1.32
MAL LENGKUNG (TEMPLATES) DAN MAL DATAR (STRAIGHTEDGES)
S1.32 (1) Kontraktor harus menyediakan mal lengkung dari logam secukupnya untuk dipergunakan oleh Kontraktor atau oleh Konsultan Pengawas untuk memeriksa permukaan struktur jalan yang sudah diselesaikan. Mal lengkung tersebut harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya. Mal lengkung yang dipergunakan untuk memeriksa pekerjaan harus terjaga selalu dalam kondisi baik untuk menjamin ketepatan ukuran penampang melintang dan harus diperiksa secara teratur, dan bila perlu, diperbaiki atau disetel sebagaimana petunjuk Konsultan Pengawas. S1.32 (2) Kontraktor juga harus menyediakan mal datar secukupnya, termasuk satu mal datar putar (rolling straigtedges), untuk memeriksa keratan permukaan jalan dan permukaan bagian lainnya. S1.32 (3) Penyediaan mal lengkung dan mal datar putar tidak akan dibayar langsung, tetapi dianggap sudah tercakup kedalam berbagai mata pembayaran yang terkait dari Daftar Kuantitas dan Harga.
S1.33
PERINTAH UNTUK PELAKSANA (FOREMAN) Bila Kontraktor tidak berada di tempat kerja dimana Konsultan Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus dituruti dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau Petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor untuk menangani pekerjaan itu. Semua Pelaksana SU1 - 37
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum harus mahir dalam bahasa Indonesia, atau Kontraktor harus menyediakan penerjemah bahasa Indonesia dalam jumlah dan kemampuan mereka untuk kepuasan Konsultan Pengawas.
S1.34
PEKERJAAN DAN MATERIAL YANG TERMASUK DI DALAM HARGA KONTRAK (CONTRACT PRICE)
S1.34 (1) Pekerjaan yang harus dilakukan dan material yang harus disediakan menurut Pasal-pasal dalam Spesifikasi ini, atau ditunjukkan dalam Gambar, atau pada pelengkap atau penjelasan gambar, atau seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas untuk semua tenaga kerja, material, instalasi peralatan, organisasi kerja, keuntungan, restribusi, pajak, jaminan pekerjaan yang telah selesai, pembayaran kepada pihak ketiga untuk tanah atau penggunaan lahan, atau kerusakan properti, pekerjaan incidental yang disebutkan di sini untuk penyelesaian yang tepat dari Pekerjaan; drainase sementara untuk melindungi Pekerjaan selama pelaksanaan, pengangkutan, perlengkapan, bahan peledak danbahan untuk peledakan, penempatan bahan yang disebutkan di sini atau bilamana diperintahkan, penurapan (sheeting), pengakuan (shoring), pentahapan (staging), centering, dan penunjangan (supporting), yang umumnya untuk pelaksanaan yang tepat dari pekerjaan tidak akan dibayar secara terpisah. S1.34 (2) Dalam hal dimana “Dasar Pembayaran”, Pasal atau setiap bagian dari Pasal dalam Spesifikasi ini berkenaan dengan Mata Pembayaran mengisyaratkan bahwa Harga Kontrak (Contract Prices) telah mencakup merupakan kompensasi untuk pekerjaan tertentu dan material pokok untuk mata pembayaran tersebut, pekerjaan dan material yang sama ini tidak akan diukur atau dibayar menurut setiap mata pembayaran lain yang mungkin muncul di tempat lain dari Spesifikasi ini S1.34 (3) Sebagian besar pekerjaan tersebut akan dibayar menurut sistem Harga Satuan. Pembayaran kepada Kontraktor harus dilakukan berdasarkan kuantitas aktual yang diukur pada masing-masing Mata Pembayaran dalam Kontrak yang telah dilaksanakan sesuai dengan Pasal yang berkaitan dari Spesifikasi ini, baik cara pengukuran maupun pembayarannya. Pembayaran juga akan dilakukan berdasarkan pengukuran dan pembayaran Lump Sum untuk mata pembayaran pada Divisi 1 Umum dan mata pembayaran pada Divisi 16 Pekerjaan Fasilitas Tempat Pelayanan serta mata pembayaran yang diperintahkan menurut Divisi 17 Pekerjaan Harian. S1.34 (4) Jika cara pengukuran dan dasar pembayaran untuk suatu pekerjaan tidak disebutkan, maka tidak ada pembayaran terpisah yang akan dilakukan untuk pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan pasal terkait, pekerjaan ini harus dipenuhi tanpa pembayaran tambahan dan semua biaya tersebut harus dipandang telah termasuk dalam Harga Satuan yang dimasukkan dalam berbagai Mata Pembayaran yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dalam spesifikasi ini.
SU1 - 38
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum S1.35
BENGKEL Kontraktor harus menyediakan bengkel yang memadai di lokasi kerja, dilengkapi dengan hal-hal yang diperlukan, agar dapat memperbaiki segala peralatan yang dipakai selama pelaksanaan kerja. Kontraktor juga harus menyediakan gudang untuk suku cadang peralatan, terutama untuk suku cadang yang sering rusak atau sulit didapat. Bengkel harus dikelola oleh Kepala Pelaksana yang ahli reparasi mesin bersama tenaga kerja secukupnya. Penyediaan bengkel ini, termasuk segala perlengkapan dan fasilitasnya, akan dibayar sebagaimana ketentuan Pasal S1.20.
S1.36
GAMBAR Gambar dari proyek ini diterbitkan dan dijadikan bagian dari Spesifikasi ini dan Dokumen Kontrak. Dalam Gambar ini harus diantisipasi bahwa revisi minor terhadap alinyemen lokasi, ruas dan detail dapat dilakukan selama pekerjaan berlangsung. Kontraktor harus melakukan pekerjaan sesuai dengan maksud dari Gambar dan Spesifikasi, dan tidak akan mengambil keuntungan dari setiap kesalahan atau kelalaian dalam Gambar atau perbedaan antara Gambar dan Spesifikasi ini. Konsultan Pengawas akan melakukan koreksi dan interpretasi dianggap perlu untuk pemenuhan Spesifikasi dan Gambar ini. Bilamana dimensi tercantum pada Gambar atau dapat dihitung, pengukuran skala tidak boleh digunakan kecuali bila disetujui oleh Konsultan Pengawas. Setiap perubahan dari Gambar karena kondisi lapangan tidak dapat diduga sebelumnya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disetujui secara tertulis.
S1.37
PENCEGAHAN API Kontraktor harus menyediakan peralatan pencegahan kebakaran selama pelaksanaan kegiatannya di area barak, gudang dan bengkel. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara perlatan pencegahan kebakaran yang memadai selama masa Kontrak di seluruh barak, kantor, gudang dan bengkel sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal S1.20.
S1.38
PEKERJAAN IRIGASI Kontraktor tidak boleh mengganggu atau mempengaruhi aliran air irigasi tanpa terlebih dahulu melakukan pengaturan dan mendapat persetujuan dari otoritas terkait. Kontraktor harus mengatur dalam program pelaksanaan pekerjaan yang akan bersentuhan dengan aliran air irigasi sehingga akan menyebabkan gangguan yang seminim mungkin terhadap pengoperasian irigasi.
S1.39
PENGAMANAN LINGKUNGAN HIDUP
S1.39 (1)
Umum SU1 - 39
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum a)
Pasal ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan dampak lingkungan dan tindakan yang diperlukan untuk melaksanakan setiap pekerjaan konstruksi yang diperlukan dalam Kontrak. Pasal-pasal lain yang terkait dan tertuang dalam Spesifikasi ini untuk meyakinkan kesadaran dan pemenuhan akan ketentuan-ketentuan tentang Pengamanan Lingkungan Hidup.
b)
Kontraktor harus mengambil semua langkah yang layak untuk melindungi lingkungan (baik di dalam maupun di luar Lapangan, jalan akses, termasuk base camp dan instalasi lain yang dibawah kendali Kontraktor) dengan melaksanakan mitigasi kerusakan dan gangguan terhadap manusia dan harta milik sebagai akibat dari polusi, kebisingan dan sebab-sebab lain dari pengoperasiannya. Kontraktor juga harus memastikan bahwa pengangkutan dan kegiatan di sumber bahan dilaksanakan dengan cara yang berwawasan lingkungan.
c)
Sebagai suatu cara untuk memperkecil gangguan lingkungan terhadap penduduk yang berdekatan dengan lokasi kegiatan maka semua kegiatan konstruksi dan pengangkutan harus dibatasi dalam jam-jam pengoperasian sebagaimana yang disebutkan dalam Syarat-syarat Umum Kontrak, kecuali jika disetujui lain oleh Konsultan Pengawas.
d)
Kontraktor harus membuat/menyiapkan Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL) berdasarkan Dokumen Lingkungan yang telah tersedia pada saat Rapat Pra Pelaksanaan (PCM) untuk dilakukan pembahasan bersama Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas. Bentuk RKPPL sebagaimana dalam Lampiran 1.39 dari Spesifikasi ini harus menggambarkan rona awal kondisi lapangan, potensi dampak dari kegiatan pekerjaan dan rencana pengelolaan lingkungan setiap perubahan rona awal kondisi lapangan.
e)
Berdasarkan RKPPL tersebut, Konsultan Pengawas akan melakukan pemantauan terhadap implementasi Kontraktor sesuai periode yang ditentukan dalam Dokumen Lingkungan dari setiap lokasi kegiatan dilapangan, lokasi quarry dan lokasi basecamp termasuk jalan akses terkait tindak lanjut penanganan pengelolaan lingkungan.
f)
Pengambilan sampel dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen lingkungan, Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan (SKKL), dan/atau Izin Lingkungan, jika tidak terdapat dalam dokumen lingkungan dan SKKL dan/atau Izin Lingkungan, maka diambil 3 sampai 4 titik untuk pekerjaan jalan yang termasuk pada kegiatan wajib memiliki dokumen lingkungan setingkat AMDAL atau setingkat UKL-UPL, atau ditentukan lain oleh instansi yang berwenang tentang lingkungan hidup yang diambil pada saat sebelum, saat konstruksi berjalan, dan setelah konstruksi selesai. Kriteria lokasi pengambilan sampel meliputi lokasi dekat dengan pemukiman, fasilitas umum (sekolah, puskesmas, pasar, rumah sakit), sumber mata air/sungai yang dimanfaatkan oleh penduduk, quarry, dan lokasi berupa basecamp.
SU1 - 40
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
S1.39 (2)
g)
Kontraktor harus menyiapkan pelaporan pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) sebagaimana yang tercantum pada Dokumen Lingkungan setingkat AMDAL, atau pelaporan pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sebagaimana yang tercantum pada Dokumen Lingkungan setingkat UKL-UPL, dan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan (SKKL), dan/atau Izin Lingkungan untuk dirangkum dan dievaluasi dan diteruskan oleh Pengguna Jasa kepada instansi lingkungan hidup sesuai dengan frekuensi yang ditetapkan pada Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan (SKKL) dan/atau Izin Lingkungan atau dokumen lainnya menggunakan format yang ditetapkan oleh instansi lingkungan hidup sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
h)
Penggunaan alat-alat untuk pekerjaan jalan yang menggunakan material yang dapat menyebabkan radiasi dan berpotensi menurunkan kualitas lingkungan hidup harus dipastikan mempunyai izin yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) a)
Dampak terhadap Sumber Air i)
Kontraktor harus memastikan bahwa semua pengaruh dari semua kegiatan Kontraktor tidak akan melampaui baku mutu lingkungan sesuai peraturan yang berlaku.
ii) Sungai atau saluran alami di dalam atau sekitar lokasi pekerjaan dalam Kontrak ini tidak boleh diganggu tanpa persetujuan Konsultan Pengawas. iii) Pada pekerjaan konstruksi, jika terdapat pekerjaan galian atau pengerukan pada dasar sungai untuk pelaksanaan pekerjaan sebagaimana mestinya, maka setelah pekerjaan tersebut selesai Kontraktor harus, menimbun kembali penggalian tersebut sampai kembali ke kondisi awal permukaan atau dasar sungai dengan bahan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. iv) Penempatan cofferdam atau bahan yang ditumpuk pada daerah sungai dari pondasi atau penggalian lainnya, atau dari penempatan cofferdam, harus disingkirkan seluruhnya setelah pelaksanaan. v)
Apabila diperlukan, saluran air harus direlokasi dengan kapasitas yang memadai untuk memastikan aliran dapat melewati daerah pekerjaan tanpa halangan pada semua tingkat banjir.
SU1 - 41
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum vi) Kontraktor harus menyediakan semua bahan, peralatan dan pekerja yang diperlukan, apabila terdapat pengalihan saluran dengan cara pembuatan saluran sementara. vii) Setiap penggalian untuk bahan timbunan tidak diizinkan mengganggu saluran drainase yang ada. viii) Pada penggalian yang berpotensi tercampur dengan air permukaan antara lain air hujan, air buangan lainnya yang dapat menyebabkan terjadi genangan yang mencemari permukaan badan jalan disekitarnya, Kontraktor harus terlebih dulu menyiapkan rencana metode penggalian termasuk rencana penampungan hasil galian dan saluran pembuangan air berlumpur yang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan galian. ix) Setiap bahan berbahaya dan beracun (B3), seperti minyak hidrolik atau minyak pelumas, yang jatuh atau tumpah di lokasi pekerjaan dan sekitarnya, harus segera dibersihkan oleh Kontraktor agar dapat menghindari terjadinya pencemaran air dan tanah. x)
Cara yang memadai untuk proses pembuangan debu atau limbah dalam bentuk endapan/ lanau di instalasi pencampur harus disediakan melalui sistem pembuangan sementara ke dalam sistem drainase yang permanen.
xi) Pencucian kendaraan dan peralatan Kontraktor hanya diperkenankan pada daerah yang khusus dirancang untuk kegiatan tersebut. xii) Air limbah yang digunakan untuk pencucian material harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau saluran pembuangan lain sesuai manajemen pengolahan limbah air untuk memenuhi standar baku mutu air, jika tidak bisa mencapai standar tersebut maka harus dilakukan water treatment. Baku mutu air permukaan maupun air bawah tanah sebelum pelaksanaan maupun ketika sedang dalam pelaksanaan tidak boleh mengalami penurunan kelas sebagaimana yang ditunjukkan dalam Tabel 1.39.(1). Frekuensi pengukuran minimum sekali setiap musim kemarau dan sekali di musim hujan selama Waktu Penyelesaian
SU1 - 42
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Tabel 1.39.(1) Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas PARAMETER
KELAS
SATUAN
II
I Temperatur
ºC
Residu Terlarut
mg/ L
Residu Tersuspensi
mg/L
III
KETERANGAN IV
FISIKA
IIdeviasi deviasi deviasi deviasi 3 3 3 5 III 1000 1000 1000 2000 IV 50
50
400
400
Deviasi temperatur dari keadaan almiahnya Bagi pengolahan air minum secara konvesional, residu tersuspensi ≤ 5000 mg/L
KIMIA ANORGANIK pH
6-9
6-9
6-9
5-9
Apabila secara alamiah di luar rentang tersebut, maka ditentukan berdasarkan kondisi alamiah
BOD
mg/L
2
3
6
12
COD
mg/L
10
25
50
100
DO
mg/L
6
4
3
0
Total Fosfat sbg P
mg/L
0,2
0,2
1
5
NO3sebagai N
mg/L
10
10
20
20
NH3-N
mg/L
0,5
(-)
(-)
(-)
Arsen
mg/L
0,05
1
1
1
Kobalt
mg/L
0,2
0,2
0,2
0,2
Barium
mg/L
1
(-)
(-)
(-)
Boron
mg/L
1
1
1
1
Selenium
mg/L
0,01
0,05
0,05
0,05
Kadmium
mg/L
0,01
0,01
0,01
0,01
Khrom (VI)
mg/L
0,05
0,05
0,05
0,01
Tembaga
mg/L
0,02
0,02
0,02
0,2
Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Cu ≤ 1 mg/L
Besi
mg/L
0,3
(-)
(-)
(-)
Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Fe ≤ 5 mg/L
Timbal
mg/L
0,03
0,03
0,03
1
Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Pb ≤ 0,1 mg/L
Mangan
mg/L
0,1
(-)
(-)
(-)
Air Raksa
mg/L
0,001
0,002
0,002
0,005
Seng
mg/L
0,05
0,05
0,05
2
Khlorida
mg/l
600
(-)
(-)
(-)
Sianida
mg/L
0,02
0,02
0,02
(-)
Fluorida
mg/L
0,5
1,5
1,5
(-)
Angka batas minimum
Bagi perikanan, kandungan amonia bebas untuk ikan yang peka ≤ 0,02 mg/L sebagai NH3
Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Zn ≤ 5mg/L
SU1 - 43
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum PARAMETER
KELAS
SATUAN I
KETERANGAN
II
III
IV Bagi pengolahan air minum secara konvensional, NO2_N ≤ 1 mg/L
Nitrit sebagai N
mg/L
II 0,06
0,06
0,06
(-)
Sulfat
mg/L
III400
(-)
(-)
(-)
Khlorin bebas
mg/L
0,03 IV
0,03
0,03
(-)
Bagi ABAM tidak dipersyaratkan
Belereng sebagai H2S
mg/L
0,002
0,002
0,002
(-)
Bagi pengolahan air minum secara konvensional, S sebagai H2S < 0,1 mg/L
MIKROBIOLOGI Fecal coliform
jml/100 ml
100
1000
2000
Total coliform
jml/100 ml
1000
5000
10000
Bagi pengolahan air minum secara konvensional, fecal coliform ≤ 2000 jml /100 ml dan total coliform ≤ 10000 10000 jml/100 ml 2000
RADIOAKTIVITAS - Gross-A
Bq /L
0,1
0,1
0,1
0,1
- Gross-B
Bq /L
1
1
1
1
KIMIA ORGANIK Minyak dan Lemak
ug /L
1000
1000
1000
(-)
Detergen sebagai MBAS
ug /L
200
200
200
(-)
Senyawa Fenol sebagai Fenol
ug /L
1
1
1
(-)
BHC
ug /L
210
210
210
(-)
Aldrin / Dieldrin
ug /L
17
(-)
(-)
(-)
Chlordane
ug /L
3
(-)
(-)
(-)
DDT
ug /L
2
2
2
2
Heptachlor dan heptachlor epoxide
ug /L
18
(-)
(-)
(-)
Lindane
ug /L
56
(-)
(-)
(-)
Methoxyclor
ug /L
35
(-)
(-)
(-)
Endrin
ug /L
1
4
4
(-)
Toxaphan
ug /L
5
(-)
(-)
(-)
Catatan : mg
= miligram
ug
= mikrogram
ml
= militer
L
= liter
Bq
= Bequerel
MBAS
= Methylene Blue Active Substance
ABAM = Air Baku untuk Air Minum Logam berat merupakan logam terlarut Nilai di atas merupakan batas maksimum, kecuali untuk pH dan DO.
SU1 - 44
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Bagi pH merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai yang tercantum. Nilai DO merupakan batas minimum.
b)
Dampak terhadap Mutu Udara i)
Kontraktor harus memastikan bahwa emisi dari semua kegiatan Kontraktor termasuk kegiatan transportasi dijaga sampai tingkat yang sangat minim dengan peralatan modern dan dengan manajemen dan pemeliharaan yang baik, dan setiap emisi tidak akan melampaui baku mutu yang berlaku.
ii)
Instalasi pencampuran aspal, mesin pemecah batu dan setiap peralatan konstruksi yang tidak bergerak harus dipasang sejauh mungkin dari pemukiman dan daerah sensitif lainnya untuk memastikan bahwa gangguan dan keluhan dari setiap anggota dari masyarakat setempat seminim mungkin. Lokasi tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
iii) Instalasi pencampur aspal (AMP) harus dilengkapi dengan alat
pengumpul debu (dust collector) yang lengkap yaitu sistem pusaran kering (dry cyclone) dan pusaran basah (wet cyclone) atau tabung filter sehingga tidak menimbulkan pencemaran debu. Bilamana salah satu sistem di atas rusak atau tidak berfungsi maka instalasi pencampur aspal tidak boleh dioperasikan. iv) Truk harus ditutup dan semua penutup harus diikat dengan kencang. v)
Kontraktor harus mempertahankan di tempat kerja pemasokan air yang memadai untuk pengendalian kadar air selama semua operasi penghamparan dan pemadatan, dan harus membuang bahan yang berlebihan di lokasi yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawasdan tidak menimbulkan debu.
Pengukuran harus dilakukan pada 3 titik tetap yang merupakan daerah sensitif lokasiseperti sekolah, rumah sakit, tempat ibadah atau daerah pemukiman sekitarnya; dan 1 titik tidak tetap yang tergantung pada kemajuan pembangunan. Debu akan diukur setiap 3 bulan, sedangkan parameter lainnya (PM10, CO, SO2, NO2, dan O3) akan diukur setiap 6 bulan, Baku mutu udara sebelum pelaksanaan maupun ketika sedang dalam pelaksanaan tidak boleh mengalami penurunan kategori dari Indeks Standar Pencemar Udara sebagaimana yang ditunjukkan dalam Tabel 1.39.(2). Parameter Indeks Standar Pencemar Udara meliputi: Partikulat (PM10); Karbon Monoksida (CO); Sulfur dioksida (SO2); Nitrogen dioksida (NO2) dan Ozon (O3)
SU1 - 45
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Tabel 1.39.(2) Indeks Standar Pencemar Udara KATEGORI RENTANG
c)
Baik
0 - 50
Sedang
51 – 100
Tidak sehat
101 – 199
Sangat tidak sehat
200 – 299
Berbahaya
300 - lebih
PENJELASAN Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika Tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi bepengaruh pada tumbuhan yang sensitif, dan nilai estetika Tingkat kualitas udara yang tidak bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika Tingkat kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar Tingkat kualitas udara yang berbahaya yang secara umum dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi
Dampak Kebisingan Pengukuran harus dilakukan pada 3 titik tetap yang merupakan daerah sensitif lokasi seperti sekolah, rumah sakit, tempat ibadah atau daerah pemukiman sekitarnya; dan 1 titik tidak tetap yang tergantung pada kemajuan pembangunan. Tingkat kebisingan akan diukur setiap 6 bulan. Kontraktor harus memastikan bahwa semua tingkat kebisingan dan getaran dari semua Kegiatan Kontraktortidak melampaui baku mutu lingkungan yang berlaku sebagaimana yang ditunjukkan dalam Tabel 1.39.(3) Baku Mutu Kebisingan dan Tabel 1.39.(4) Baku Tingkat Getaran untuk Kenyamanan dan Kesehatan dan Tabel 1.39.(5) Baku Tingkat Getaran Mekanik Berdasarkan Dampak Kerusakan. Tabel 1.39.(3) Baku Mutu Kebisingan Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kesehatan a
b.
Peruntukan Kawasan 1. Perumahan dan Pemukiman 2. Perdagangan dan Jasa 3. Perkantoran dan Pergudangan 4. Ruang Terbuka Hijau 5. Industri 6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum 7. Rekreasi 8. Khusus - Bandar Udara - Stasiun Kereta Api - Pelabuhan Laut - Cagar Budaya Lingkungan Kegiatan 1. Rumah Sakit atau sejenisnya 2. Sekolah atau sejenisnya 3. Tempat ibadah dan sejenisnya
Tingkat Kebisingan db(A) 55 70 65 50 70 60 70
60 70 55 55 55
SU1 - 46
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Tabel 1.39.(4) Baku Tingkat Getaran untuk Kenyamanan dan Kesehatan Nilai Tingkat Getaran, dalam micron (10-6 meter) Sifat : Tidak Mengganggu < 100 < 80 < 70 < 50 < 37 < 32 < 25 < 20 < 17 < 12 <9 <8 <6
Frekuensi (Hz) 4 5 6,3 8 10 12,5 16 20 25 31,5 40 50 63
Catatan: Konversi: Percepatan = (2πf)2 x simpangan Kecepatan = 2πf x simpangan π = 3,14
Tabel 1.39.(5) Baku Tingkat Getaran Mekanik Berdasarkan Dampak Kerusakan Getaran
d)
Frekuensi
Parameter
Satuan
(Hz)
Kecepatan Getaran
mm/detik
4
Batas Gerakan Peak (mm/detik) Kategori A: Tidak menimbulkan kerusakan <2
Frekuensi
Hz
5 6,3 8 10 12,5 16 20 25 31,5 40 50
< 7,5 <7 <6 < 5,2 < 4,8 <4 < 3,8 < 3,2 <3 <2 <1
Dampak terhadap Lalulintas, Harta Milik yang Bersebelahan, dan Utilitas i)
Ketentuan-ketentuan yang diberikan dalam Pasal S.1.16, tentang Pengaturan Lalulintas, harus berlaku.
ii)
Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan secara melintang harus dilaksanakan maksimal setengah lebar jalan sehingga jalan tetap berfungsi sebagian untuk lalulintas setiap saat. SU1 - 47
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum iii) Kontraktor harus bertanggungjawab kelancaran lalulintas jika perlu
dengan menyediakan jalan alih (detour) atau pelaksanaan setengah lebar jalan. iv) Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan menjaga ketidak-
nyamanan bagi pengguna jalan dan paling sedikit satu lajur harus tetap berfungsi setiap saat. v)
Pada saat pelaksanaan Pekerjaan, Kontraktor harus memastikan bahwa di dalam dan di sekitar Ruang Milik Jalan harus dijaga bebas dari bahan konstruksi, sampah atau benda-benda lepas lainnya yang dapat menghalangi atau membahayakan kebebasan dan keselamatan lalulintas yang lewat. Pekerjaan juga harus dijaga bebas dari setiap parker yang tidak sah atau kegiatan perdagangan di jalanan kecuali di daerah yang dirancang untuk tujuan tersebut.
vi) Kontraktor harus memiliki atau mendapatkan setiap informasi yang
ada tentang keberadaan dan lokasi utilitas yang ada di bawah tanah. Ketentuan tentang perizinan untuk pengalihan, relokasi atau penghentian sementara (jika diperlukan) yang terkait dengan kegiatan pekerjaan tersebut merupakan tanggungjawab Kontraktor. vii) Kontraktor harus bertanggungjawab melindungi dan memperbaiki
setiap kerusakan terhadap pipa, kabel, selongsong,jaringan bawah tanah dan atau bangunan struktur lainnya yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaaan. viii) Untuk menghindari gangguan atau bahaya terhadap lalulintas,
lubang pada perkerasan beraspal dan lubang yang dibuat untuk keperluan pengujian kepadatan harus segera diperbaiki. ix) Pada saat kapanpun selama waktu penyelesaian Kontraktor harus
memberikan akses jalan masuk bagi kendaraan dan pejalan kaki menuju semua rumah, daerah bisnis, industri dan lainnya. Jalan masuk sementara harus disediakan bilamana pelaksanaan telah mendekati jalan masuk permanen untuk setiap periode yang di atas 16 jam dan semua penghuni dan anggota masyarakat yang terkena dampak ini harus diberitahu paling tidak 24 jam sebelum pekerjaan dimulai. e)
Kesehatan dan Keselamatan Manusia i)
Ketentuan-ketentuan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagaimana diatur dalam Pasal S1.13.
ii)
Kontraktor harus: i) memenuhi semua peraturan keselamatan yang berlaku; ii) memperhaikan keselamatan semua personil yang berada di Lapangan dan menyiapkan rencana Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi; dan iii) SU1 - 48
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum menyediakan setiap Pekerjaan Sementara (termasuk jalan raya, jalan setapak, pengaman dan pagar) jika diperlukan, yang mungkin perlu, karena pelaksanaan Pekerjaan, untuk manfaat dan perlindungan bagi publik dan penghuni dari lahan yang bersebelahan. iii) Kontraktor harus senantiasa menyediakan rambu peringatan sesuai
dengan ketentuan dan mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan dan keselamatan para personilnya. Personil Kontraktor harus menyediakan seorang petugas keselamatan kerja yang bertanggungjawab untuk menjaga keselamatan dan mencegah terjadinya kecelakaan, petugas tersebut harus memenuhi aturan dan persyaratan K3 Konstruksi iv) Kontraktor harus senantiasa melakukan kegiatan yang perlu untuk
melindungi kesehatan Personil Kontraktor yang dipekerjakan di Lapangan dengan memastikan bahwa semua bagian dari tempat kerja secara teratur dijaga kebersihan dan mencegah timbulnya wabah penyakit. v)
Semua gigi-gigi, pulley (roda penyesuai putaran), rantai, gigi jentera dan bagian bergerak yang berbahaya lainnya dari Instalasi Pencampur harus dilindungi seluruhnya dan dinyatakan aman jika beroperasi.
vi) Fasilitas pengendalian limbah sanitair yang sesuai harus disediakan
untuk semua staf kegiatan dan pekerja dan limbah tersebut harus dikumpulkan dan dibuang secara berkala sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. f)
Dampak terhadap Flora dan Fauna i)
Pemotongan pohon dilakukan jika diperlukan untuk pelebaran jalan dan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Setiap pohon yang ditebang harus diganti dengan dua pohon yang sudah hampir jadi (bukan pohon kecil) dengan jenis yang sama atau sejenis atau sesuai dengan Peraturan Daerah terkait. Tidak ada pohon yang boleh ditanam dalam zona bebas. Penanaman pohon harus sesuai dengan Pasal S.12.17 dari Spesifikasi ini.
ii) Kontraktor harus membatasi pergerakan para pekerjan, lokasi Base Camp, AMP dsb. dan peralatannya di dalam daearah sensitif, seperti Taman Nasional, Daerah hutan dan semua daerah sentisif lainnya yang dilindungi secara resmi sedemikian untuk memeperkecil kerusakan terhadap tanaman alami dan harus berusaha untuk menghindari setiap kerusakan terhadap lahan. Tidak ada Base Camp, AMP, tempat parkir peralatan atau kendaraan atau tempat penyimpanan yang diijinkan di luar Ruang Milik Jalan bilamana jalan melalui daerah sentisif lainnya yang dilindungi secara resmi.
SU1 - 49
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum g)
Dampak Terhadap Tanah i)
Kontraktor harus memastikan bahwa permukaan tanah yang terganggu oleh kegiatan-kegiatan Kontraktor tidak melampaui baku mutu sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku.
ii) Untuk mencegah terjadinya penurunan kualitas lingkungan yang mengakibatkan kelongsoran dan erosi tanah selama penggalian untuk bahan timbunan, tepi dari galian untuk bahan timbunan tersebut tidak boleh lebih dekat 2 meter dari tumit timbunan atau 10 meter dari puncak setiap galian. h)
Pembuangan Limbah i)
Pembuangan semua limbah padat dan cair dari kegiatan konstruksi harus sesuai dengan Pasal S.4.07(2) serta sesuai dengan ketentuanketentuan dan ijin-ijin dari instansi pemerintah yang berwenang.
ii) Bilamana terdapat bahan yang hendak dibuang di luar Ruang Milik Jalan, maka Kontraktor harus mendapatkan ijin tertulis dari pemilik tanah dimana bahan buangan tersebut akan ditempatkan, dan ijin tersebut harus ditembuskan kepada Konsultan Pengawas bersama dengan permohonan (request) ijin untuk pelaksanaan. iii) Bilamana bahan yang dibuang seperti yang disyaratkan diatas dan lokasi pembuangan tersebut terlihat dari jalan, maka Kontraktor harus membuang bahan tersebut dan meratakannya sedemikian hingga dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. i)
Dampak terhadap Warisan Budaya Ketentuan-ketentuan yang diberikan dalam Syarat-syarat Umum Kontrak tentang warisan budaya, harus berlaku sebagai berikut : i)
Untuk semua tempat pengambilan bahan (quarry) dan sumber bahan lainnya (apakah dimiliki maupun bukan oleh Kontraktor) Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas lokasi sumber bahan yang terinci sesuai dengan Pasal S.4.05(4) dari Spesifikasi ini. Kontraktor juga harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas suatu Denah Route Pengangkutan sesuai dengan Pasal S.1.19 yang menjelaskan route yang dilewati oleh pengangkutan bahan dari lokasi sumber bahan. Kontraktor harus mempunyai surat pernyataan/persetujuan dari instansi pemerintah yang berwenang bahwa lokasi dan pengoperasian sumber bahan, dan route operasi pengangkutan yang dilakukan secara Lingkungan dan Sosial dapat diterima sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan tidak mengganggu lingkungan dan sosial masyarakat.
SU1 - 50
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
S1.39 (3)
ii)
Semua tempat pengambilan bahan bahan (quarry) yang digunakan harus mendapat ijin dari instansi Pemerintah yang berwenang.
iii)
Pengambilan bahan konstruksi apapun di setiap Taman Nasional dan daerah yang menurut Undang-undang dilindungi serta atau daerah sensitif lainnya yang dilindungi secara resmi, tidak diperkenankan.
iv)
Kontraktor harus memastikan bahwa Base Camp yang dioperasikan tidak berdampak lingkungan yang kurang baik dan dipertahankan pada tingkat yang senimimal mungkin serta tidak mengganggu sosial masyarakat secara umum.
v)
Sesuai dengan praktek pengembangan hutan yang berkelanjutan, semua bahan kayu untuk turap, tiang pancang pemikul beban, cerucuk, harus dibeli dealer yang sah (tidak berasal dari penebangan liar). Di propinsi, Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan (SKSHH) yang menyatakan keabsahan resmi dari bahan yang dilampirkan dalam dokumen pembelian harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
vi)
Semua bagian dari Lapangan harus dikembalikan ke kondisi semula seperti pada saat sebelum pekerjaan dimulai.
Implementasi Studi Lingkungan Hidup yang Diperlukan Kontraktor harus memenuhi setiap rekomendasi yang telah dinyatakan dalam dokumen lingkungan (AMDAL/UKL-UPL/SPPL). Pengguna Jasa harus menyampaikan Dokumen Lingkungan kepada Kontraktordan Konsultan Pengawas sebagai bahan informasi atau sebagai rujukan pelaksanaan pengamanan lingkungan hidup. Gambaran umum tentang potensi dampak terhadap lingkungan hidup akibat kegiatan pekerjaan jalan dan jembatan yang mungkin terjadi pada setiap tahapan kegiatan antara lain. a)
Tahap Prakonstruksi i)
Pekerjaan Perencanaan, harus dilakukan identifikasi dampak lingkungan dan perkiraan pembebasan lahan.
ii) Pengadaan Lahan, harus dilakukan survey jenis lahan dan perkiraan harga lahan terkait dengan kompensasi pembebasan lahan yang diperlukan. b)
Tahap Konstruksi i)
Pekerjaan Mobilisasi, berdampak pada gangguan lalulintas, pencemaran udara dan kerusakan jalan akses.
ii) Pelaksanaan Konstruksi yang berdampak pada lokasi pekerjaan, lokasi sumber bahan (Quarry) termasuk jalan akses dan lokasi Base Camp.
SU1 - 51
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Pada masing-masing lokasi tersebut harus dilakukan monitoring terhadap dampak lingkungan sesuai dengan lokasi kegiatan secara langsung maupun tidak langsung termasuk lokasi jalan akses kegiatan. c)
Tahap Pasca Konstruksi i)
Pengoperasian Jalan, dapat berdampak pada pencemaran debu lalulintas, kemacetan dan kecelakaan lalulintas serta perubahan penggunaan lahan yang tidak terkendali
ii) Pemeliharaan Jalan, dapat berdampak terhadap gangguan lalulintas. Sedangkan klasifikasi dampak penting hipotetik sesuai dengan kelompok komponen lingkungan yang terganggu sebagai berikut : i)
ii)
Penurunan Kualitas Lingkungan meliputi : 1)
Berubahnya penggunaan lahan;
2)
Hilangnya vegetasi ;
3)
Teganggunya satwa liar;
4)
Terganggunya aliran air permukaan;
5)
Menurunnya kualitas udara;
6)
Meningkatnya kebisingan;
7)
Terganggunya biota perairan;
Gangguan Pada Masyarakat meliputi : 1)
Hilangnya aset;
2)
Tergangggunya lalu-lintas;
3)
Hilangnya mata pencaharian;
4)
Sikap dan Persepsi Negatif Masyarakat;
5)
Timbulnya Keresahan masyarakat;
6)
Hilang/terganggunya fasum/fasos;
iii) Terganggunya Infrastruktur meliputi : 1)
Terganggunya utilitas;
2)
Terganggunya aksesibilitas/hubungan kekarabatan;
3)
Kerusakan jalan.
SU1 - 52
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum S1.39 (4)
Laporan Bulanan a)
Jenis Laporan Laporan terdiri dari laporan yang bersifat internal antara Kontraktor dengan Pengguna Jasa dan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) sebagaimana yang tercantum pada Dokumen Lingkungan setingkat AMDAL, atau pelaporan pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sebagaimana yang tercantum pada Dokumen Lingkungan setingkat UKL-UPL dari Kontraktor kepada Pengguna Jasa yang akan diteruskan kepada instansi lingkungan hidup. Format dan metode pelaporan internal diatur sesuai dengan yang tercantum pada Spesifikasi ini. Sedangkan, format dan metode pelaporan kepada instansi lingkungan hidup mengikuti peraturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh instansi lingkungan hidup sesuai dengan Kepmen LH No.45 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Pelaporan internal dilakukan dengan frekuensi bulanan. Sedangkan, frekunesi pelaporan kepada instansi lingkungan hidup dilakukan sesuai dengan yang tercantum pada dokumen lingkungan hidup, SKKL, dan/atau Izin Lingkungan, dan/atau Ijin Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (PPLH) lainnya.
b)
Pengajuan Laporan Draft Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL) dari Kontraktor harus diserahkan pada saat Rapat Pra Pelaksanaan (PCM) untuk dilakukan pembahasan dan mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa atau Konsultan Pengawas. Selanjutnya RKPPL yang telah disetujui tersebut dilakukan monitoring setiap bulan terhadap kemajuan pekerjaan dan tindak lanjut penanganan pengelolaan lingkungan. Format Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RPPL) yang direkomendasi tercakup dalam Lampiran 1.39 dari Spesifikasi ini. Penyedia dalam penyiapan RKPPL harus memenuhi ketentuan berikut: i)
RKPPL harus disiapkan sesuai ketentuan dalam spesifikasi ini dan lingkup kegiatan sesuai kontrak.
ii) RKPPL harus dilengkapi dengan dokumen pendukung yang memadai dan lengkap serta substansial sesuai lokasi kegiatan, potensi dampak yang ditimbulkan dan tindak lanjut pengelolaan lingkungan sebagai data pendukung untuk mengesahkan permohonan pembayaran dalam waktu yang ditetapkan sesuai dengan Pasal-pasal yang relevan dari Syarat-syarat Umum Kontrak dan Spesifikasi ini. SU1 - 53
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum iii) Sebuah salinan RKPPLtermasukdokumen pendukung diserahkan kepada Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas yang akan digunakan sebagai pedoman pemantauan pengelolaan lingkungan dalam pelaksanaan kegiatan setiap bulan. b)
Waktu Setiap Laporan Bulanan Pemantauan dan Pengelolaaan Lingkungan harus diberi tanggal akhir dari bulan kalender yang diserahkan bersama sebagai kelengkapan data Sertifikat Bulanan sebagaimana disebutkan dalam Syarat-syarat Umum Kontrak.
S1.39 (5)
Dasar Pembayaran a)
Pengukuran Pekerjaan yang diukur untuk pembayaran menurut mata pembayaran ini adalah pekerjaan yang dilaksanakan langsung dan diperintahkan oleh Konsultan Pengawas untuk pekerjaan pengukuran baku mutu air tanah, air permukaan, baku mutu udara, getaran dan kebisingan sebagaimana sesuai Pasal S1.39.(2).(a), S1.39.(2).(b) dan S1.39.(2).(c). Dan untuk penanaman pohon akan dibayar terpisah dalam Pasal lain dari Spesifikasi ini. Akan tetapi biaya pekerjaan sebagaimana diperintahkan dalam Pasal S1.39.(3) (Integrasi Dokumen Lingkungan) dan S1.39.(4) (Laporan Bulanan) harus sudah termasuk dalam Harga Satuan dari semua Mata Pekerjaan yang terdapat dalam Kontrak, dimana harga tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua bahan, pekerja, peralatan, perlengkapan dan biaya lainnya yang diperlukan untuk pengelolaan lingkungan. Untuk pengukuran pembayaran uji baku mutu air tanah, air permukaan, udara dan kebisingan, maka disyaratkan bahwa semua ketentuan baku mutu tersebut harus dipenuhi, jika Kontraktor tidak memenuhi persyaratan/ketentuan baku mutu maka pekerjaan tersebut tidak akan dibayar untuk pengamanan lingkungan hidup.
b)
Pembayaran Pekerjaan pengamanan lingkungan hidup dibayar atas dasar lump sumyang dibagi rata terhadap persentase dari seluruh Pekerjaan yang telah diselesaikan sebagaimana ditetapkan oleh Konsultan Pengawas menurut daftar pembayaran yang terdapat dibawah ini. Jumlah ini harus dipandang sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan semua bahan, peralatan, pekerja dan biaya lainnya termasuk alat bantu dan biaya pelaporan yang merupakan rekomendasi hasil pengkuran baku mutu dalam pengamanan lingkungan hidup. Selama periode pelaksanaan Konsultan Pengawas dapat memerintahkan kepada Kontraktor untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan pemerintah daerah setempat dan perundang undangan. Jika kuantitas tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga, maka tidak ada pembayaran terpisah yang dilakukan untuk pembayaran SU1 - 54
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum pengamanan lingkungan hidup yang dilaksanakan sesuai dengan Pasal S1.39 dalam spesifikasi ini, Biaya untuk pekerjaan ini harus sudah termasuk dalam harga satuan dari semua Mata Pembayaran yang termasuk dalam kontrak, dimana harga tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua bahan, pekerja, peralatan, perlengkapan dan biaya lainnya yang diperlukan untuk pengelolaan lingkungan. Bilamana Kontraktor gagal dalam melaksanakan pekerjaan pengelolaan lingkungan, maka Pengguna Jasa tanpa membebaskan Kontraktor dari tanggungjawabnya, akan berhak melaksanakan pekerjaan tersebut sebagaimana yang dipandang perlu dan membebankan semua biaya perbaikan tersebut kepada Kontraktor, di mana nilai biaya tersebut akan dipotongkan dari setiap sertifikat pembayaran yang dibayarkan atau akan dibayarkan kepada Kontraktor menurut Kontrak. Pengguna Jasa akan bertanggungjawab dalam menetapkan pekerjaan-pekerjaan yang perlu diperbaiki dan menyiapkan suatu perkiraan biaya. Nomor dan Nama Mata Pembayaran 1.39
Pengamanan Lingkungan Hidup,
S1.40
MANAJEMEN MUTU
S1.40 (1)
Umum
Satuan pengukuran Lump Sum
Pekerjaan harus dilaksanakan melalui proses manajemen mutu, memanfaatkan sumber daya Pengguna Jasa, Konsultan Pengawas, Kontraktor dan pihak ketiga, sebagaimana diperlukan. Pengguna Jasa menerima definisi-definisi yang berhubungan dengan Manajemen Mutu: Pengendalian Mutu (QC, Quality Control): Proses memeriksa mutu hasil produk atau jasa pelayanan tertentu dari Kontraktor untuk menentukan apakah hasil-hasil tersebut memenuhi standar mutu terkait yang disyaratkan dalam Spesifikasi, memperbaiki kesalahan-kesalahan atas mutu yang diperoleh lebih rendah serta cara-cara untuk mengidentifikasi untuk menghilangkan sebab-sebab produk atau kinerja jasa pelayanan yang tidak memenuhi syarat. Jaminan Mutu (QA, Quality Assurance): Proses mengevaluasi seluruh produk atau jasa pelayanan, oleh orang-orang atau peusahaanperusahaan yang mandiri terhadap mereka yang melakukan Pekerjaan, secara teratur untuk menyediakan keyakinan bahwa produk atau jasa pelayanan itu memenuhi standar mutu yang relevan. Program manajemen mutu mempunyai dua komponen kunci yaitu : Pengendalian Mutu – tanggungjawab Kontraktor Jaminan Mutu – tanggungjawab Konsultan Pengawas menurut Rencana Jaminan Mutu (QA Plan) Konsultan Pengawas SU1 - 55
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Tiap komponen dari program harus dialamatkan pada bahan, proses, kecakapan-kerja, produk dan dokumentasiyang dituangkan ke dalam Rencana Mutu Kontrak (RMK). RMK disusun dan kemudian disajikan oleh Kontraktor pada saat diadakan Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM) yang terdiri dari: 1. Ruang Lingkup pekerjaan; 2. Organisasi Kerja Kontraktor termasuk Uraian Tugas dan Tanggungjawabnya; 3. Jadwal Pelaksanaan terinci per elemen dari pekerjaan; 4. Rincian Prosedur Pelaksanaan pekerjaan; 5. Rincian Prosedur Standar Instruksi Kerja dan Daftar Simak; 6. Formulir Bukti kerja; 7. Daftar Personel Pelaksana. Standar Prosedur Pelaksanaan RMK mengacu pada Sistem Manajemen Mutu Bina Marga Nomor: DJBM/SMM/PP/14 tanggal 19 Juli 2012 dan perubahanperubahannya, bila ada. Kontraktor harus menyediakan akses yang tidak dibatasi terhadap semua operasi dan dokumentasi Pengendalian Mutu yang dihasilkan oleh atau atas nama Kontraktor dan harus memberikannya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat akses sepenuhnya pada setiap saat. Konsultan Pengawas akan meninjau kinerja Kontraktor atas Pekerjaan dan menentukan diterimanya Pekerjaan berdasarkan hasil Jaminan Mutu Konsultan Pengawas dan, bilamana dianggap memadai oleh Konsultan Pengawas, didukung oleh hasil-hasil Pengendalian Mutu Kontraktor. Pekerjaan yang gagal memenuhi Syarat-syarat Umum Kontrak harus dipandang sebagai Pekerjaan yang Tidak Dapat Diterima. Konsultan Pengawas dapat memandang semua Pekerjaan dari pengujian Jaminan Mutu terakhir yang telah diterima masih dimungkinkan terdapatsebagai Pekerjaan yang Tidak Dapat Diterima. Kontraktor tidak berhak untuk menuntut pembayaran untuk Pekerjaan yang dokumentasi Pengendalian Mutunya masih kurang memadai, yang diperiksa oleh Manager Kendali Mutu dari Kontraktor, sebagaimana disyaratkan oleh Kontrak. Kontraktor harus melaksanakan koordinasi yang baik terhadap semua pengoperasian yang berhubungan dengan Pekerjaan dan akan mengorganisasi teamnya untuk dan pengoperasiannya sehubungan dengan tujuan dari melakukan hal-hal yang tepat pada saat pertama dalam kegiatan pengendalian mutu produk. S1.40 (2)
Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) a)
Ketentuan-ketentuan Umum Rencana Pengendalian (QC Plan)
SU1 - 56
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Sebagai bagian dari Jaminan Mutu Kontraktor yang disyaratkan dalam Syarat-syarat Umum Kontrak, Kontraktor harus bertanggungjawab atas semua Pengendalian Mutu selama pelaksanaan Pekerjaan. Pekerjaan Pengendalian Mutu (QC) termasuk memantau, menginspeksi dan menguji cara, metoda, bahan, kecakapan-kerja, proses dan produk dari semua aspek Pekerjaan sebagaimana diperlukan untuk memastikan kesesuaian dengan persyaratan Kontrak. Kontraktor harus menyiapkan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) sesuai dengan ketentuan-ketentuan Kontrak dan harus menyerahkan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) yang lengkap kepada Konsultan Pengawas minimum dua minggu sebelum dimulainya setiap elemen Pekerjaan yang dicakup oleh perencanaan. Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) harus mencakup Pekerjaan secara keseluruhannya, termasuk tanpa pembatasan terhadap semua bahan yang dipasok Kontraktor dan Sub-Kontraktor, dan semua jenis dan tahap pelaksanaan pada Kegiatan dengan mengacu pada Spesifikasi Teknis dan Gambar. Tidak boleh ada Pekerjaan yang akan dilakukan pada setiap elemen dari Pekerjaan (termasuk mata pembayaran dan pekerjaan sementara, atau pengajuan untuk peninjauan ulang) di mana terdapat ketentuanketentuan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) yang perlu disampaikan terlebih dahulu sedemikian hingga Konsultan Pengawas dapat menerima bagian prinsip dari Rencana Pengedalian Mutu (QC Plan) dan detil-detil khusus untuk setiap elemen dari Pekerjaan. Rencana itu dapat dioperasikan seluruhnya atau sebagian oleh SubKontraktor atau badan/ organisasi mandiri yang memenuhi syarat (qualified). Akan tetapi, administrasi perencanaan (termasuk kesesuaian dengan rencana dan perubahan-perubahannya) dan mutu dari Pekerjaan tetap menjadi tanggungjawab Kontraktor. Program Pengendalian Mutu Kontraktor dan Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) dan harus dikelola dengan baik, dengan hasil pengujian yang mewakili operasi yang aktual. Hasil-hasil tersebut akan dilaporkan dengan akurat dan dalam suatu waktu tertentu. Kontraktor juga harus memastikan bahwa semua pekerja terbiasa dengan Rencana Pengendalian Mutu, tujuannya, dan peran mereka menurut Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan), demikian juga dengan spesifikasi Kontrak yang berhubungan dengan Pekerjaan yang mereka kerjakan. b)
Rencana Pengendalian Mutu Staf Kendali Mutu dan Ketentuan-ketentuan Pengajuan Peralatan
SU1 - 57
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Sesuai dengan Pasal S1.09 dan S1.10 dari Spesifikasi ini, dan Syaratsyarat Umum Kontrak, Kontraktor harus menyediakan semua sumber daya dan melakukan semua kegiatan yang perlu untuk memastikan : - Ketentuan-ketentuan dari staf inspeksi atau penguji yang memadai, dengan peralatan yang memadai dan dukungan teknis untuk melaksanakan semua fungsi-fungsi Pengendalian Mutu dengan cara dan waktu yang akurat. - Yang dilakukan Staf Kendali Mutu itu hanya inspeksi dan pengujian sesuai dengan ketrampilan mereka. - Semua peralatan pengujian dikalibrasi, dipelihara dengan sebagaimana mestinya, dan dioperasikan dalam kondisi baik. - Semua pengujian dan inspeksi dilaksanakan sesuai dengan standar yang memadai dari persyaratan Kontrak dalam kendali Manajer Kendali Mutu. - Penyerahan hasil pengujian kepada Konsultan Pengawas, dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam, untuk laporan harian untuk semua pengujian dan inspeksi yang menunjukkan ketidak-sesuaian dari bahan yang diuji. - Penyerahan hasil pengujian, dalam 48 (empat puluh delapan) jam, untuk laporan harian untuk semua pengujian dan inspeksi yang menunjukkan kesesuaian bahan yang diuji dan ketersediaan dokumentasi pendukung untuk memperkuat hail pengujian jika diperlukan. - Pengorganisasian, kompilasi dan penyerahan semua dokumentasi Pengendalian Mutu (QC) kegiatan dalam 14 hari sejak penerbitan Sertifikat Penyelesaian. - Penyerahan semua dokumen QC berupa laporan Kontraktor mengacu pada standar prosedur pelaksanaan Pelaporan Bina Marga nomor DJBM/SMM/PP/07 tanggal 19 Juli 2012 dan perubahanperubahannya, bila ada. - Setiap keterlambatan pelaporan harian diatas terhadap kesesuaian dan/atau ketidaksesuaian mutu sesuai persyaratan kontraknya akan dikenakan denda sebesar 10/00 (satu perseribu) dari tagihan bulanan (Monthly Certificate of Payment) Kontraktor per hari keterlambatannya. Kontraktor harus menetapkan satu orang sebagai Manajer Kendali Mutu (Quality Control Manager, QC Manager) yang harus bertanggungjawab untuk implementasi Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan). Manajer Kendali Mutu (QC Manager) haruslah seorang Professional Engineer yang memenuhi syarat, bersertifikat Teknisi Rekayasa, atau Ilmu Teknologi Terapan, atau orang lain dengan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Manager Kendali Mutu (QC Manager) haruslah berada di luar dari bagian produksi dalam organisasi Kontraktor dan terutama tidak boleh merangkap Manager Kegiatan atau Pelaksana Kegiatan (tidak berada di bawah dan tidak bertanggungjawab kepada Kepala Pelaksana/General Superinten-dent). SU1 - 58
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Konsultan Pengawas mengenali Manajer Kegiatan dan Pelaksana Kegiatan sebagai orang yang bertanggungjawab untuk membuat produk memenuhi ketentuan-ketentuan secara kontraktual, tetapi tugas Manajer Kendali Mutu (QC Manager) mencakup tanggungjawab untuk mengukur kesesuaian dan untuk memastikan mutu tersebut tidak dikompromikan oleh tekanan-tekanan produksi. Manajer Kendali Mutu (QC Manager), atau seseorang pengganti yang ditunjuk dan diterima oleh Konsultan Pengawas diberdayakan dan mampu untuk melaksanakan semua tugas-tugas Manajer Kendali Mutu yang relevan, harus tinggal di Lapangan pada setiap saat selama Kontraktor sedang melaksanakan Pekerjaan di mana Pekerjaan tersebut harus diuji dan diinspeksi sesuai proses, dan harus siap dihubungi dan dapat kembali ketika keluar dari Lapangan. Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) akan mencakup informasi berikut : - nama Manajer Kendali Mutu (QC Manager) dan kualifikasi yang menunjukkan kemampuan yang dapat dibuktikan untuk menyediakan jasa pelayanan khusus untuk Kegiatan; - nama dari badan penguji Pengendalian Mutu dan kemampuan yang dapat dibuktikan untuk menyediakan jasa pelayanan khusus untuk Kegiatan; - daftar staf Kendali Mutu (termasuk nama, kualifikasi dan pengalaman yang relevan) dan peran yang mereka lakukan dan penjadwalan pekerjaan dalam melaksanakan tugas-tugas Pengendalian Mutu; - daftar peralatan penguji yang digunakan dalam Pekerjaan. Rencana Pengendali Mutu (QC Plan) harus termasuk struktur organisasi yang menunjuk-kan rincian dari aliran informasi, titik-titik tunggu (holding point) sebagaimana yang terdaftar dalam Pasal S1.40.4 di bawah ini, perbaikan kekurangan dan hubungan dan tanggungjawab lain yang perlu untuk memastikan ketentuan-ketentuan mutu dari Kegiatan dapat dipenuhi. Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) harus menjelaskan bagaimana staf Kendali Mutu ditempatkan terhadap kebutuhan-kebutuhan Kegiatan, tugas dari masing-masing staf, dan bagaimana pekerjaan mereka dikoordinasikan. Tanpa pembatasan, Manajer Kendali Mutu Kontraktor harus : - melakukan implementasi Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) Kontraktor; - bertanggungjawab untuk mengukur kesesuaian dengan semua aspek dari mutu kontrak; - menghentikan pekerjaan ketika bahan, produk, proses atau pengajuan tidak mencukupi; SU1 - 59
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum -
-
-
-
-
mengembangkan rencana inspeksi dan pengujian untuk masingmasing elemen Pekerjaan; memastikan semua survei, penentuan posisi absis - ordinat, elevasi, dan sebagainya harus menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan kaidah pengukuran ilmu ukur tanah, menggunakan peralatan geodesi teristris standar yang terkalibrasi untuk memperoleh koordinat yang tepat (garis lintang - garis bujur) mengembangkan laporan diterima atau tidaknya dan daftar simak pengendalian mutu untuk masing-masing elemen dari Pekerjaan dalam rincian yang mencukupi untuk mengukur kesesuaian dengan semua ketentuan-ketentuan Kontrak yang penting; memastikan ketentuan-ketentuan untuk manajemen mutu (termasuk penelaahan bagaimana Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) beroperasi, peran pekerja dalam manajemen mutu, spesifikasi kontraktual dari Pekerjaan, dan prosedur kerja) diketahui untuk, dipahami oleh, dan dipatuhi oleh semua pekerja di Lapangan; memastikan bahwa semua daftar simak Pengendalian Mutu dikerjakan oleh pihak-pihak yang kompeten dan bertanggungjawab sedemikian hingga mendekati pekerjaan aktual dan sesuai dengan sifat alami dari Pekerjaan (misalnya oleh para pekerja atau seorang mandor yang aktual untuk hampir semua jenis pekerjaan; oleh seorang Professional Engineer untuk pemasangan pekerjaan penyangga; dsb.) menelaah, menandatangani, dan bertanggungjawab untuk semua laporan (bahan dan hasil pengujian); berkonsultasi dengan Konsultan Pengawas berkenaan dengan masalah bahan dan pengujian; menerima pemberitahuan dari Konsultan Pengawas tentang kekurangan-sempurnaan dan memastikan pengujian ulang atau penolakan; menyediakan ringkasan laporan mingguan dan bulanan untuk hasilhasil pengujian dan inspeksi; memaraf proses ketidak-sesuaian ketika bahan atau produk tidak memenuhi spesifikasi yang disyaratkan dan, memberitahu Konsultan Pengawas atas ketidak-sesuaian ini; berkonsultasi dengan Wakil dari Kontraktor (GS) dan mengawali tidakan perbaikan atas ketidak-sesuaian tersebut; menanggapai setiap Laporan Ketidak-sesuaian (Non-Conformance Report, NCR) yang diterbitkan oleh Konsultan Pengawas dalam waktu yang disebutkan dalam NCR; jadwal pengujian dan pelayanan inspeksi dalam koordinasi dengan pelaksana dan mandor Kontraktor; memantau prosedur pengujian dan inspeksi Pengendalian Mutu termasuk prosedur-prosedur dari sub-Kontraktor; bekerja langsung dengan dengan Konsultan Pengawas dalam halhal yang berhubungan dengan Pengendalian Mutu; memastikan persetujuan dan ijin yang diperlukan dari Konsultan Pengawas dan pihak lainnya diperoleh dan ketika diperlukan;
SU1 - 60
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum -
-
c)
melakukan verifikasi semua peralatan pengujian dipelihara sebagaimana mestinya dan disimpan di tempat kerja yang baik; menyimpan dalam sistem pengarsipan yang terorganisir untuk memastikan catatan-catatan mutu mudah diperoleh sedemikian para auditor dapat memperoleh informasi yang diperlukan; menerbitkan peninjuan untuk gambar konstruksi, perhitungan, dan gambar kerja dan memastikan bahwa semua staf Kontraktor yang terkait mempunyai dokumen versi terbaru yang diterapkan pada bagian dari Pekerjaan; memberitahu Konsultan Pengawas atas setiap perubahan dalam tata letak survey, lokasi, garis, ketinggian, dsb untuk persetujuan; memberitahu kepada para pengambil keputusan perusahaan atas setiap masalah yang berkompromi dengan intergritas atau fungsi dari Sistem Manajemen Mutu, dan menyediakan jejak yang dapat diaudit untuk perhitungan hasil survei kepada Konsultan Pengawas.
Ketentuan-ketentuan Pengajuan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) i)
Pengajuan Lengkap Kecuali jika disebutkan lain dalamKetentuan-ketentuan Khusus, Rencana Pengendalian Mutu Kontraktor harus menyediakan rincian cara, metoda, dan frekuensi dari pengukuran Pengendalian Mutu untuk semua elemen dari Pekerjaan dalam Kontrak
ii) Pengajuan Sebagian Pada kegiatan-kegiatan yang dipandang oleh Konsultan Pengawas kerumitan dan/atau resikonya rendah, dan hanya di mana secara eksplisit dilibatkan dengan Ketentuan-ketentuan Khusus, Konsultan Pengawas dapat menerima pengajuan sebagian dari Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan). Tanpa mengabaikan setiap ketentuan pengajuan yang dikurangi tersebut, Kontraktor tetap bertanggungjawab untuk semua aspek dari Pekerjaan. Pengajuan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) Kontraktor kepada Konsultan Pengawas hanya perlu ditujukan untuk rincian dari jenis pekerjaan berikut ini: - Manajemen dan keselamatan lalulintas - Penelitian/layout - Bahan yang disertakan dalam Pekerjaan (penghalang beton, gorong-gorong, kain penyaring, dsb.) - Pemadatan (tanah dasar, timbunan, agregat berbutir, penimbunan kembali gorong-gorong, dsb) - Gradasi agregat perkerasan
SU1 - 61
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum -
Ditambah setiap elemen lain dalam Ketentuan-ketentuan Khusus sebagai ketentuan-ketentuan pengajuan.
Kontraktor harus mengawali prosedur-prosedur Pengendalian Mutu lain tersebut sebagaimana diperlukan untuk memastikan produksi dari suatu produk mutu dan dapat termasuk prosedur-prosedur tersebut dalam pengajuan Rencana Pengendalian Mutu. iii) Untuk Pengajuan Keduanya Lengkap dan Sebagian Rencana Pengendalian Mutu awal harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas minimum 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Pra Pelaksanaan (PCM) dan Kontraktor harus menyediakan rincian dari semua elemen Pekerjaan yang diantisipasi untuk dikerjakan dalam 30 (tiga puluh) hari pertama dari kegiatan Kontraktor di Lapangan. Pengajuan rincian untuk sisa Pekerjaan harus diterima minimum 14 (empat belas hari) sebelum hari pertama Pekerjaan yang diantisipasi untuk setiap elemen yang dicakup dalam pengajuan. Pengajuan awal, juga setiap pengajuan atau revisi berikutnya, harus disertai daftar simak Pengendalian Mutu untuk Manajemen Mutu, yang mengverifikasi bahwa pengajuan tersebut memenuhi semua ketentuan-ketentuan kontraktual yang relevan. Prosedur-prosedur yang ditingkatkan mungkin dapat diperkenalkan setelah pekerjaan dimulai sebagaimana diperlukan perubahan terhadap Rencana Pengendalian Mutu. Semua perubahan memerlukan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Jenis dan frekuensi pengujian Pengandalian Mutu harus diterbitkan oleh Kontraktor dan harus berkesesuaian denganketentuanketentuan dari Kontrak, termasuk frekuensi minimum yang disebutkan dalam ketentuan-ketentuan Khusus (jika ada) dan/atau Spesifikasi (untuk daftar mata pembayaran yang digunakan dalam pekerjaan), dan praktek industri yang dapat diterima sekarang ini. Bilamana bahan atau peralatan yang disebutkan dalam Spesifikasi, Kontraktor harus memperoleh laporan pengujian yang mandiri dari pemasok atau pabrik pembuatnya, atau sertifikat pengujian yang menyatakan bahwa bahan atau peralatan tersebut memenuhi atau melebihi ketentuan-ketentuan yang disyaratkan. Kontraktor harus menyediakan dokumentasi pendukung dari hasil pengujian yang aktual atas permintaan Konsultan Pengawas. S1.40 (3)
Rencana Jaminan Mutu Konsultan Pengawas akan menyiapkan dan melaksanakan Rencana Jaminan Mutu, yang merupakan bagian dari pemeriksaan keefektifan dan keandalan atas Rencana Pengendalian Mutu Kontraktor. Konsultan Pengawas mungkin SU1 - 62
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum juga melakukan inspeksi acak dan sistematis dari Pekerjaan dan dokumentasi Pengendalian Mutu Kontraktor. Tujuan Rencana Jaminan Mutu dan kegiatan-kegiatan inspeksi adalah untuk memastikan bahwa pembayaran yang dibuat hanya untuk pekerjaan yang telah diterima di lapangan, dan dapat berdasarkan pengambilan benda uji dan pengujian dalam jumlah yang terbatas dengan mengacu pada SNI 03-68682002: Tata Cara Pengambilan Contoh Uji Secara Acak untuk Bahan Konstruksi Konsultan Pengawas akan memantau operasi Kontraktor dan program Pengendalian Mutu untuk memastikan bahwa standar tersebut telah dipenuhi dan untuk mengakses pembayaran apa yang telah diperoleh menurut ketentuan-ketentuan dalam Kontrak. Setiap kejadian dari Tidak Diterimanya Pekerjaan yang ditemukan akan menghasilkan Laporan Ketidak-sesuaian (NCR) yang diterbitkan Konsultan Pengawas untuk Kontraktor. Kegiatan program Pengendalian Mutu tidak akan melepaskan tanggungjawab Pengendalian Mutu Kontraktor menurut ketentuan-ketentuan dalam Kontrak. Frekuensi inspeksi dan pengujian Jaminan Mutu umumnya sekitar 0 – 10% (nol sampai sepuluh persen) dari frekuensi yang dilakukan oleh Kontraktor dalam Rencana Pengendalian Mutunya dan pada awalnya akan ditetapkan pada tingkat yang setaraf dengan keyakinan Konsultan Pengawas dalam keefektifan yang diantisipasi dari program Pengendalian Mutu Kontraktor. Konsultan Pengawas dapat menaikkan atau menurunkan frekuensi dari inspeksi dan pengujian Jaminan Mutu selama pelaksanaan Pekerjaan, yang merupakan bagian dari keefektifan aktual dari Rencana Pengendalian Mutu Kontraktor. S1.40 (4)
Titik-titik Tunggu (Holding Points) Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas, dan Konsultan Pengawas atau yang didelegasikan akan menginspeksi dan menyetujui tahapan-tahapan pekerjaan berikut sebelum melaksanakan pekerjaan diatasnya. (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)
Penetapan Titik Pengukuran Ketinggian Lapangan Pengujian Tiang Pancang Galian Pondasi Jembatan Penulangan Baja dan Cetakan sebelum pengecoran beton Permukaan Tanah Dasar Permukaan Pondasi Bawah yang telah dipadatkan Permukaan Pondasi Atas yang telah dipadatkan termasuk proof rolling, impact hammer atau pengujian lain yang dinominasi oleh Konsultan Pengawas. SU1 - 63
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum (i) (j) (k) (l) (m) (n)
Penyiapan aspal lama untuk pelapisan ulang Setiap lapisan campuran beraspal Lapisan lean concrete, perkerasan beton semen Gorong-gorong pipa, strukur drainase Saluran tanah dasar, saluran buangan udara dan timbunan yang rembes Utilitas di bawah tanah
Konsultan Pengawas dapat menominasi kegiatan lain bilamana inspeksi diperlukan, dan juga menominasi setiap pengujian yang harus disediakan sebelum memberikan persetujuan untuk melaksanakan pekerjaan diatasnya. Untuk masing-masing dari tahap dan kegiatan yang disebutkan, Konsultan Pengawas dan Kontraktor harus menyepakati prosedur, tempat dan waktu pemberitahuan untuk menginspeksi. Kontraktor tidak terikat untuk menunda pekerjaan jika Konsultan Pengawas atau wakilnya tidak hadir pada jam yang ditentukan asalkan pemberitahuan telah diberikan dengan tepat, dan asalkan semua ketentuan pelaksanaan telah dipenuhi S1.40 (5)
Pengujian-pengujian untuk Penyelesaian Sesuai dengan Syarat-syarat Umum Kontrak, Kontraktor harus menyerahkan dokumen terlaksana termasuk gambar terlaksana dan dokumentasi Pengendalian Mutu sebelum tanggal Pengujian pada Saat Penyelesaian. Pengujian-pengujian untuk Penyelesaian harus mencakup : Evaluasi dari semua dokumentasi terlaksana yang menunjukkan semua pekerjaan yang telah selesai memenuhi ketentuan-ketentuan pekerjaan dan semua Laporan Ketidaksesuaian (NCR) telah diselesaikan. Pengajuan instruksi dan/atau persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas di mana dokumentasi terlaksana berasal dari ketentuanketentuan pekerjaan. Pemeriksaan seluruh kinerja dari pekerjaan akhir yang telah selesai menunjukkan kesesuaian dengan seluruh ketentuan-ketentuan atau rencana rancangan/gambar Pengguna Jasa, misalnya dimensi, ketinggian, fungsi seperti kekasaran permukaan perkerasan, aliran air, dsb. Pengambilan benda uji secara acak minimum untuk pengujian jika diperlukan oleh Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas akan mengevaluasi dokumentasi Jaminan Mutu dari Konsultan Pengawas yang dilengkapi dengan Dokumen Kontraktor untuk memastikan bahwa semua pekerjaan yang telah selesai memenuhi ketentuanketentuan kerja dan semua Laporan Ketidaksesuaian telah diselesaikan. Pengujian-pengujian untuk Penyelesaian harus menjamin kesiap-siagaan Pekerjaan untuk diambil-alih oleh Pengguna Jasa untuk digunakan publik.
S1.40 (6)
Audit Mutu
SU1 - 64
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Sebagai bagain dari keseluruhan manajemen kegiatan, Pengguna Jasa boleh memiliki satu auditor atau lebih pada Kegiatan, melengkapi pekerjaan dari staf Jaminan Mutu Konsultan Pengawas. Jika diterapkan, auditor akan melaporkan kepada Pengguna Jasa dan menyediakan akses yang sistematis dan mandiri dari bahan dan kegiatan Proyek dan hasil-hasil yang terkait apakah memenuhi Kontrak, Rencana Pengendalian Mutu Kontraktor, dan Rencana Jaminan Mutu Konsultan Pengawas, atau tidak. Para auditor ini mungkin karyawan Pengguna Jasa atau orang lain yang tidak mempunyai keterlibatan dengan Pekerjaan yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa. Tujuan Audit Mutu adalah adanya suatu pendapat yang mandiri baik kegiatan Pengendalian Mutu maupun Jaminan Mutu dan menjadi proaktif untuk menghindari atau mengurangi mutu terkait dengan isu-isu yang memerlukan proses verifikasi kesesuaian menjadi sistematis. Auditor akan diijinkan memasuki Lapangan tanpa pembatasan dan semua kegiatan di dalamnya, terhadap semua pengujian dan dokumentasi dari pekerjaan yang dikerjakan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dan perwakilan dan pemasoknya. S1.40 (7)
Laporan Ketidaksesuaian (NCR) Kontraktor harus dan Konsultan Pengawas dapat meninjau Pekerjaan untuk menentukan kesesuaian dengan ketentuan-ketentuan kontraktual. Ketidaksesuaian yang ditemukan harus ditindaklanjuti sebagai berikut. a)
Laporan Ketidaksesuaian Internal Kontraktor Laporan Pengendalian Mutu Kontraktor harus mengindikasikan Pekerjaan tersebut tidak dalam kesesuaian, Manajer Kendali Mutu (QC Manager) harus menerbitkan Laporan Ketidaksesuaian (NCR) secara internal kepada Kontraktor, dengan tembusan kepada Konsultan Pengawas, termasuk waktu untuk menanggapi. Kontraktor kemudian harus menanggapi Manajer Kendali Mutu (QC Manager), dengan tembusan kepada Konsultan Pengawas, berkenaan dengan Laporan Ketidaksesuaian (NCR), dalam waktu yang ditentukan, dengan usulan pemecahan dan tindakan perbaikan. Kontraktor dan/atau Manajer Kendali Mutu (QC Manager) dapat berkonsultasi dengan Konsultan Pengawas tentang usulan pemecahan tersebut tetapi tidak disyaratkan untuk melakukannya. Pembayaran untuk Manajemen Mutu tidak akan dipengaruhi oleh Laporan Ketidaksesuaian (NCR) internal, selama masalah-masalah tersebut dicarikan jalan keluarnya dan dipecahkan. Pembayaran untuk Pekerjaan itu sendiri dapat ditahan sampai masalah Laporan Ketidaksesuaian (NCR) tersebut dipecahkan.
b)
Laporan Ketidaksesuaian yang diterbitkan Konsultan Pengawas SU1 - 65
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Laporan Jaminan Mutu Konsultan Pengawas mengindikasikan bahwa Pekerjaan tersebut tidak dalam kesesuaian, Konsultan Pengawas akan menerbitkan Laporan Ketidak-sesuaian (NCR) kepada Kontraktor, termasuk waktu untuk menanggapi. Kontraktor kemudian akan menanggapi Laporan Ketidaksesuaian (NCR) tersebut, dalam waktu yang ditentukan, dengan usulan pemecahan dan tindakan perbaikan. Konsultan Pengawas akan menerima atau menolak usulan pemecahan dan usulan tindakan perbaikan. Jaminan pengujian dan inspeksi akan dilaksanakan untuk menentukan jika tindakan perbaikan telah disediakan dan produk tersebut telah diterima. Penerimaan atau penolakan akan berlanjut sampai Konsultan Pengawas menentukan bahwa mutu produk tersebut telah dicapai. Bagian pembayaran untuk Manajemen Mutu dapat ditahan sampai masalah Laporan Ketidaksesuaian (NCR) dipecahkan atau dapat ditahan secara permanen. Pembayaran untuk Pekerjaan itu sendiri dapat ditahan sampai masalah Laporan Ketidak-sesuaian (NCR) tersebut dipecahkan. c)
Peluang untuk Peningkatan Tinjauan Jaminan Mutu harus mengindikasikan bahwa Pekerjaan tidak dalam kesesuaian, tetapi jika perbedaan dipandang minor oleh Konsultan Pengawas, maka Konsultan Pengawas dapat menerbitkan laporan Peluang untuk Peningkatan (Opportunity for Improvement, OFI). Kontraktor didorong untuk menunjau temuan-temuan tersebut dan melakukan perubahan-perubahan terhadap Rencana Pengendalian Mutu dan prosedur-prosedur kerja sebagaimana perlu untuk isu-isu terkait. Suatu laporan Peluang untuk Peningkatan (Opportunity for Improvement, OFI) tidak akan mempengaruhi pembayaran Manajemen Mutu atau Pekerjaan itu sendiri.
S1.40 (8)
Banding Jika Kontraktor berselisih pendapat tentang keabsahan temuan suatu Laporan Ketidak-sesuaian (NCR), Kontraktor dapat mengajuan banding kepada Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas dan Wakil Kontraktor akan menggunakan semua usaha-usaha yang dapat dipercaya untuk mempersempit area perselisihan dan memecahkan keputusan tentang kesesuaian dengan Kontrak. Jika Konsultan Pengawas dan Wakil Kontraktor tidak dapat mencapai kesepakatan penyelesaian, Pekerjaan yang merupakan subyek dari Laporan SU1 - 66
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Ketidaksesuaian akan dievaluasi ulang pihak ketiga yang mandiri, dipilih oleh Konsultan Pengawas dengan konsultasi dengan Kontraktor, dengan frekuensi pengujian sebanyak dua kali dari yang disebutkan dalam Kontrak atau frekuensi lainnya yang disepakati antara Konsultan Pengawas dan Kontraktor. Jika pengujian atas banding menegaskan keputusan ketidaksesuaian, semua biaya pengujian atas banding akan ditanggung oleh Kontraktor. Jika pengujian atas banding menunjukkan bahwa Pekerjaan yang dikerjakan menurut fakta memenuhi ketentuan-ketentuan Kontrak, semua pengujian atas banding akan ditanggung oleh Pengguna Jasa S1.40 (9)
Pembayaran Harga Penawaran Lump Sum untuk Manajemen Mutu haruslah merupakan kompensasi penuh untuk semua biaya termasuk semua gaji personil dan operasionalnya yang menghasilkan ketentuan-ketentuan Manajemen Mutu yang ditetapkan dalam Kontrak. Pembayaran akan dilakukan berdasarkan bulanan yang dibagi rata terhadap persentase dari seluruh Pekerjaan yang telah diselesaikan sebagaimana ditetapkan oleh Konsultan Pengawas, tunduk kepada hasil kerja Kontraktor yang memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Pasal S1.40 ini dan Rencana Pengendalian Mutu itu sendiri. Konsultan Pengawas dapat memotong jumlah dari setiap pembayaran bulanan yang dihitung, untuk setiap pekerjaan manajemen mutu yang diperlukan tetapi dilaksanakan dengan tidak memuaskan pada bulan tersebut. Konsultan Pengawas akan mengurangi jumlah Lump Sum yang dapat dibayarkan oleh nilai setiap pekerjaan manajemen mutu yang diperlukan tetapi dilaksanakan dengan tidak memuaskan selama Waktu Penyelesaian. Keputusan-keputusan berikutnya akan dilakukan menurut Pasal S1.40.(2).(b) diatas. Inspeksi dan pengujian oleh Konsultan Pengawas akan menjadi biaya Konsultan Pengawas. Akan tetapi, inspeksi ulang dan pengujian ulang oleh Konsultan Pengawas untuk perbaikan detil-detil ketidak-sempurnaan akan menjadi biaya Kontraktor. Pekerjaan yang dianggap tidak diterima tidak akan memenuhi syarat (eligible) untuk dibayar sesuai mata pembayaran yang digunakan untuk Pekerjaan tersebut. Sertifikat Penyelesaian tidak akan diterbitkan jika terdapat Laporan Ketidaksesuaian apapun yang belum diselesaikan. Nomor dan Nama Mata Pembayaran 1.40
Manajemen Mutu
Satuan pengukuran Lump Sum
SU1 - 67
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum S1.41
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) JALAN TOL
S1.41 (1)
Dalam penyelesaian pekerjaan ini, maka Kontraktor harus dapat memenuhi ketentuan pelayanan minimal jalan tol sebagaimana disyaratkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 15/2005 dan untuk pelaksanaannya sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan Tol serta ketentuan-ketentuan yang disyaratkan dalam Spesikasi ini
S1.41 (2)
Kontraktor harus memenuhi semua persyaratan yang menjadi kewajiban Badan Usaha Jalan Tol, yang dalam hal ini Pengguna Jasa, untuk memenuhi Standar Pelayan Minimal Jalan Tol yang diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2014 dimana butir no. 2, 3, 4, 6 dan 8 dalam Lampiran I dan II Permen teresebut di atas, menjadi kewajiban Pengguna Jasa. (Permen terlampir dalam Lampiran 1.41).
S1.41 (3)
Dalam masa pemeliharaan Kontraktor wajib melakukan koordinasi dengan pihak Pengguna Jasa dalam setiap langkah untuk pemenuhan Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dalam butir 1 dan 2. di atas
SU1 - 68
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum LAMPIRAN 1.10 DAFTAR PERALATAN LABORATORIUM UNTUK PEMERIKSAAN ASPAL DAN TANAH
Daftar rincian peralatan laboratorium ini hanyalah merupakan daftar peralatan laboratorium minimum yang harus dipersiapkan sebelum pelaksanaan lapangan dimulai. Setiap kekurangan peralatan pengujian yang diperlukan seperti yang tercantum di dalam daftar ini dengan cara apapun tidak akan membebaskan tanggungjawab Kontraktor untuk secara penuh melaksanakan semua pekerjaan pengujian sesuai spesifikasi atau sesuai perintah Konsultan Pengawas. Kuan titas
URAIAN 1.
PEMERIKSAAN TANAH 1.1
Pemeriksaan Kepadatan : Standard Proctor mould Standard Proctor hammer Modified compaction mould Modified compaction hammer Straight edge Sample ejector Mixing spoon Mixing trowel Spatula Mixing Pan Aluminium pan 25 cm diameter Wash bottle Moisture cans
1.2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36
CBR Laboratorium : Mechanical loading press 6000 lbs capacity Proving ring CBR moulds Spacer disk Swell plate surcharge plate Tripod attachment Swell dial indicator Surcharge weight Slotted surcharge weight Steel cutting edge
1 1 6 1 3 3 3 6 6 1
SU1 - 69
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum URAIAN 1.3
Kuan titas
Berat Jenis : Pycnometer bottles of 100 cc capacity Porcelain mortar and pestle Hot plate, 1000 watts, 220 volts 50 cycle
1.4
3 1 1
Batas-batas Atterberg : Standard liquid limit device ASTM grooving tool Evaporating dish Flexible spatula 100 cm graduated cylinder Casagrande grooving tool Plastic limit glass plate
1.5
1 1 3 2 2 1 1
Analisa Saringan : Hydrometer jars Mechanical stirrer, electric powered 220 V 50 cycle Dispersion cups with baffles Hydrometer, scale 0 - 60 gr Set brass sieves, 8 inches diameter, 75 mm, 50, 38, 25, 19, 12.5, 9.5, No. 4, 10, 30, 60, 100 including cover and pan No. 200 brass sieves Wet washing sieve 50 ml. Graduated cylinder Sieve brushes for fine sieve Sieve brushes for coarse sieves
1.6
3 1 2 1 2 4 1 1 2 2
Pemeriksaan Kepadatan Lapangan dengan Metode Kerucut Pasir (Sand Cone) : Sand cone Replacement jug Field density plate Spoon Steel chisel, 1 inch Rubber mallet Sand scoop 1 gallon field cans
1.7
1 1 1 1 1 1 1 6
Kadar Air : Speedy, moisture tester, 26 grams capacity Cans “Speedy” reagent
1 6
SU1 - 70
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum URAIAN 2.
Kuan titas
PEMERIKSAAN ASPAL 2.1
Pengujian Metode Marshall : Stability compression machine 220 volt 50 cycles complete with 6000 lbs proving ring Stability compaction mould 4” Stability compaction mould 6” (if AC-Base to be used) Mechanical compaction hammer for 4” mould Mechanical compaction hammer for 6” mould (if AC-Base to be used) Mould holder for 4” mould Mould holder for 6” mould (if AC-Base to be used) Stability mould 4” Stability mould 6” (if AC-Base to be used) Dial flow indicator Pedestal Water bath 220 V 50 cycle Sample extractor Stainless steel mixing bowls
2.2
1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
Pemeriksaan Ekstraksi dengan Metode Sentrifugal : Centrifuge extraction, 1500 gram capacity, 220 V 50 cycle Boxes filter paper rings (100 - box) Extractor bowl Bowl cover Bowl nut
2.3
1 10 1 1 1
Pemeriksaan Ekstraksi dengan Metode Refluks : Reflux extractor set, 1000 gram capacity Boxes filter paper (50 - box)
2.4
1 1
Berat Jenis Agregat Kasar : Density Basket Sample Splitter 1” Sample Splitter 1/2”
2.5
1 1 1
Berat Jenis Agregat Halus : Cone Tamper Pycnometer Thermometer (Glass), 0 – 150 0 C Desiccator
1 1 1 3 1
SU1 - 71
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum URAIAN 2.6
Kuan titas
Kadar Pori Dalam Campuran (Metode Akurat) : 200 cc Conical Flask with neck large enough to admit 25 mm aggregate, with airtight ground glass stoppers Vacuum pump ( + special oil) Rubber tubing Warm air fan
2.7
2 1 1 1
Pengeboran Benda Uji Inti : Core drill machine, 7 HP, 4 cycle 9” extension shaft 18” strap wrench Diamond bit 4” diameter (resettable) Expanding adaptor
2.8
1 1 1 2 1
Termometer Logam : 0 - 100 0 Metal Thermometer 0 - 250 0 Metal Thermometer
2.9
1 1
Perlengkapan dan Peralatan : Heavy duty balance complete with set of weights, scoop and counterweight Triple beam scale complete with set of weights Generator, 10 kVA Double wall oven, 1600 W 240 volt 50 cycle Plastic funnels Sodium hexametaphosphate Pairs asbestos gloves Laboratory tongs
2.10
1 1 1 2 3 1 lb. 2 2
Penetrometer : Penetration Apparatus Penetration Nedle Sample Container diametre 55 mm, internal depth 35 mm Water Batch min.10 litres, 25 + 0.1C Transfer Dish, min. 350 ml Timing Device, accurate to within 0.1 s for 60 s interval Thermometer, maximum scale error of 0.1 C
1 2 6 1 1 1 1
SU1 - 72
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum Kuan titas
URAIAN 2.11
Titik Lembek : Ring Pouring Plate Ball BallCenter Guide Bath (a glass vessel) Ring Holder and Assembly
2.12
3.
2 1 2 2 1 1
Refusal Density Compactor of BS 598 Part 104 (1989) :
1 set
PENGUJIAN BETON (untuk pekerjaan beton) Slump Cone Cube moulds “Speedy” moisture tester Flexural Strength Test Compresive Strength Test Concrete Coring Machine Cube crushing machine (provisional)
1 10 1 1 1 1 1
SU1 - 73
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum LAMPIRAN 1.19 MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALULINTAS Zona Pekerjaan Jalan Kondisi Zona Pekerjaan Jalan 1 Pengurangan Lebar Jalan Tepi Tetap Memadai untuk Arus Lalulintas 2 Arah Apabila sisa lebar jalan kurang dari 5.5 meter, Gunakan konsep zona pekerjaan jalan 2
Kondisi Zona Pekerjaan Jalan 2 Pengurangan Lebar Jalan Hingga Hanya Satu Lajur Dapat Digunakan Gunakan konsep zona pekerjaan jalan 3, jika: - Volume Lalulintas lebih dari 500 kendaraan/hari - Panjang area kerja lebih dari 100 meter - Jarak pandang pengemudi tidak memadai -
SU1 - 74
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
Kondisi Zona Pekerjaan Jalan 3 Pengurangan Lebar Jalan 1 Lajur Tunggal dengan APILL Jika APILL tidak digunakan, dapat diganti dengan flagman
Kondisi Zona Pekerjaan Jalan 4 Pengurangan Lajur Kiri pada Jalan Multilajur –Terbagi (Divided) atau Tidak Terbagi (Undivided)
SU1 - 75
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
Kondisi Zona Pekerjaan Jalan 5 Pengurangan Lajur Kanan pada Jalan Multilajur –Terbagi atau Tidak Terbagi
Kondisi Zona Pekerjaan Jalan 6 Lalulintas Bergerak Melintasi Pekerjaan Jalan yang Belum Selesai
SU1 - 76
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
Kondisi Zona Pekerjaan Jalan 7 Beberapa Area Kerja yang Berdekatan pada Lokasi Pekerjaan yang Panjang
\
Kondisi Zona Pekerjaan Jalan 8
Pengalihan untuk Lintasan Samping Satu Arah
SU1 - 77
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
Kondisi Zona Pekerjaan Jalan 9 Pengalihan untuk Lintasan Samping Dua Arah
SU1 - 78
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum LAMPIRAN 1.39 : RENCANA KERJA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RKPPL) Nama Paket : .......................... Ruas Jalan : .......................... Provinsi : .........................
Kontraktor : ...........................
A. MOBILISASI DAN PERSIAPAN Lokasi
Jenis Kegiatan
Rona Awal
Lokasi Quarry 1
Misalnya Galian tanah untuk timbunan
Tanah Bukit
Lokasi Quarry 2
Misalnya bahan batu pecah
Sungai
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
Foto Dokumentasi
Jalan akses lokasi quarry ke base camp Lokasi base camp
Jalan Akses base camp kelokasi kegiatan pekerjaan
SU1 - 80
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum B. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN SISI KIRI 1 Jenis Kegiatan
2 Rona Awal
3 Dampak
CL 4 Pengelolaan Lingkungan
5 Sta.
SISI KANAN 6 Pengelolaan Lingkungan
7 Dampak
8 Rona Awal
9 Jenis Kegiatan
0+000 0+200 0+400 0+600 0+800 1+000 1+200
dst.
Catatan Petunjuk Pengisian : 1. Kolom 1 dan 9 diisi jenis kegiatan sebagaimana pada lokasi yang disebutkan dalam kolom 5. 2. Kolom 2 dan 8 diisi kondisi awal pada lahan lokasi tersebut. 3. Kolom 3 dan 7 diisi perkiraan dampak lingkungan yang mungkin terjadi pada pelaksanaan kegiatan pekerjaan. 4. Kolom 4 dan 6 diisi tindakan yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan lingkungan (pencegahan dampak yang terjadi). 5. Kolom 5 diisi station pada lokasi kegiatan paling panjang setiap 200 meter atau setiap terjadi perubahan rona awal yang substansial.
SU1 - 80
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum C. MONITORING PELAKSANAAN KEGIATAN Bulan : ........................................... No.
Sta. – Sta.
Progress Kegiatan
Pengelolaan Lingkungan
PemantauanDampak Lingkungan
Foto Dokumentasi
1 2 3 4 5 Dst.
Catatan : 1. Tuliskan Progress kegiatan dilapangan pada bulan terkait saja. 2. Diisi hasil pemantauan/monitoring dampak lingkungan dari kegiatan lapangan.
SU1 - 80
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
LAMPIRAN 1.41
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM RI NO : 16/PRT/M/2014
SU1 - 80
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
SU1 - 80
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
SU1 - 80
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
SU1 - 80
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
SU1 - 80
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
SU1 - 80
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
SU1 - 80
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
SU1 - 80
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
SU1 - 80
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
SU1 - 80
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
SU1 - 80
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 1 – Umum
SU1 - 80
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 2 – Pembersihan Tempat Kerja
DIVISI 2 PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA S2.01
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
S2.01 (1) Uraian Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah permukaan, dan pembuangan sampah dan semua bahan yang tidak dikehendaki serta pembersihan semua tanaman/pohon termasuk pembongkaran tunggul, akar dan pembuangan semua ceceran bahan yang diakibatkan oleh pembersihan dan pengupasan dan puing-puing di dalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai ketentuan Pasal-pasal yang lain dari Spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan tumbuhan dan benda-benda yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat. S2.01 (2) Syarat-syarat Pelaksanaan (a) Umum Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan seluruh pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada di tempatnya. Kontraktor harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya. (b) Pembersihan, Pembongkaran dan Pembuangan Pohon- pohon Semua objek yang berada di atas muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintanganrintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukkan berada di sana, harus dibersihkan dan/atau dibongkar, dan dibuang bila perlu. Pada daerah-daerah di bawah timbunan badan jalan, dimana lapisan tanah permukaan atau material tak terpakai harus dibuang atau harus dipadatkan, seluruh tunggul dan akar harus dibuang sampai habis dan bersih Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibuang sampai habis dan bersih. Pembersihan dan pembongkaran terowongan, kanal dan selokan hanya ditentukan sampai kedalaman yang diperlukan oleh pekerjaan penggalian pada daerah-daerah tersebut. Lubang-lubang akibat pembongkaran akar harus diurug dengan material yang memadai dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan Pasal 4.06.
SU 2 - 1
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 2 – Pembersihan Tempat Kerja (c) Pengupasan Lapisan Tanah Permukaan (Topsoil Stripping) Pada daerah di bawah timbunan badan jalan atau pada tempat yang ditentukan Konsultan Pengawas, Kontraktor harus mengupas lapisan tanah permukaan dan membuangnya sebagaimana petunjuk Konsultan Pengawas. Secara umum pembuangan lapisan tanah permukaan hanya mencakup lapisan tanah yang subur bagi tumbuhnya tumbuh-tumbuhan dan maksimal tebal 30 cm. Pembuangan lapisan tanah permukaan pada daerah-daerah yang telah ditentukan harus sampai pada kedalaman yang sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas, dan lapisan atas tanah itu harus dipisahkan dari material hasil penggalian lainnya. Bila lapisan tanah permukaan tersebut akan dipergunakan untuk menutupi lereng timbunan atau daerah lainnya yang telah ditentukan Konsultan Pengawas atau sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar, pekerjaan pengupasan lapisan atas tanah tersebut dianggap mencakup juga penimbunannya bila perlu, dan pembuangannya, serta penempatan dan penebarannya di daerah-daerah yang ditentukan Konsultan Pengawas. Setelah ditebarkan, lapisan atas tanah tersebut harus digaru untuk membentuk permukaan yang rata yang bersih dari gulma, akar, rerumputan dan batu-batu besar. (d) Perlindungan Untuk Tempat Tertentu yang Harus Tetap Dipertahankan. Pada daerah-daerah yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor bertanggungjawab untuk selalu melindungi dan memelihara semak-semak, pepohonan dan rerumputan yang ada pada daerah tersebut. Patok pengukuran, patok kilometer, instalasi pelayanan umum, dan benda lainnya yang ditunjuk Konsultan Pengawas untuk ditinggalkan harus dilindungi dari kerusakan yang dapat diakibatkan oleh operasi Kontraktor. Bila pekerjaan telah selesai, daerahdaerah tersebut harus dikembalikan kepada Pengguna Jasa dengan keadaan yang sama seperti sebelumnya, dan setiap kerusakan akibat langsung atau tak langsung dari pekerjaan Kontraktor harus diperbaiki dengan biaya sendiri. S2.01 (3) Pembuangan Material Hasil Pembersihan Kontraktor berhak memanfaatkan kayu-kayu (bila ada ijin tertulis dari badan Pemerintah yang berwenang) untuk tujuan-tujuan yang berkenaan dengan Kontrak, dengan syarat Kontraktor telah memenuhi ketentuan-ketentuan dari badan Pemerintah yang berwenang. Kayu-kayuan lainnya, kecuali yang akan dipergunakan, dan semua semak-semak, tunggul, akar, batang kayu dan material tak terpakai lainnya hasil operasi pembersihan dan pembongkaran harus dibuang di lokasi yang sudah disediakan oleh Kontraktor. Jalan dan daerah-daerah di sekitarnya harus dijaga kerapihannya. Tidak boleh terdapat puing-puing di atau di sekitar daerah milik jalan.
SU2 - 2
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 2 – Pembersihan Tempat Kerja S2.01 (4) Metode Pengukuran Pembersihan, pembongkaran, pengupasan lapisan atas tanah, termasuk pembuangan tanaman/pohon berdiamater kurang 30 cm diukur 1 meter dari permukaan tanah dan pembuangan bekas-bekas pembongkaran dan perlindungan untuk daerah-daerah tertentu, akan dipandang sebagai pekerjaan pembersihan tempat kerja, dan akan dibayar berdasarkan ukuran meter persegi. Pemotongan pohon dan perlindungan terhadap pohon terpilih dipertimbangkan sebagai Pemotongan Pohon Yang Ada berdiameter sama atau lebih besar dari diameter 30 cm yang diukur 1 meter dari permukaan tanah dan akan dibayar dalam buah. Pekerjaan pembersihan tempat kerja dan pembuangan pohon-pohon pada daerah yang diperuntukkan bagi daerah pembuangan, daerah material, daerah penambangan material timbunan, daerah jalan kerja dan semua daerah konstruksi sementara, tidak akan dibayar bila daerah-daerah tersebut berada di luar daerah yang telah ditetapkan untuk dibersihkan dan dibongkar, dan Kontraktor diijinkan menentukan apakah memilih menggunakan daerah pembuangan ataupun daerah penambangan material timbunan. S2.01 (5) Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur dengan cara yang tersebut di atas akan dibayar sebagaimana uraian di bawah ini. Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan tenaga kerja, material, peralatan, perlengkapan dan kebutuhankebutuhan insidentil, untuk melaksanakan pekerjaan dan pembersihan tempat kerja dan pembuangan pohon-pohon pada daerah-daerah yang ditentukan dalam Spesifikasi ini dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, termasuk bila perlu, pembuangan material yang dihasilkannya.
Nomor dan Nama Mata Pembayaran 2.01 (1) Pembersihan Tempat Kerja
Satuan Pengukuran meter persegi
2.01 (2) Pemotongan Pohon, dia. 30 cm – 50 cm
buah
2.01 (3) Pemotongan Pohon, dia. >50 cm – 75 cm
buah
2.01 (4) Pemotongan Pohon, dia. >75 cm
buah
SU2 - 3
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 3 – Pembongkaran
DIVISI 3 PEMBONGKARAN S3.01
PEMBONGKARAN
S3.01 (1) Uraian Pekerjaan ini mencakup pembongkaran dan pembuangan, seluruh atau sebagian dari beton atau pasangan batu yang masing-masing berukuran lebih besar dari satu meter kubik (> 1m3), semua gedung, bangunan, kerb, dan rintangan lain yang harus disingkirkan, kecuali untuk yang diharuskan dipindahkan menurut ketentuan lain dari Dokumen Kontrak ini. Pekerjaan ini juga mencakup penyelamatan material dan pengurugan lubang dan parit yang terjadi. Secara umum dimana bahan-bahan yang tidak diperlukan oleh Pengguna Jasa dan atas petunjuk Konsultan Pengawas untuk dibuang oleh Kontraktor, bahan-bahan tersebut harus dibuang pada daerah pembuangannya sendiri, sesuai dengan ketentuan dalam Pasal S4.07 Spesifikasi ini. S3.01 (2) Ketentuan Pelaksanaan (a) Umum Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pembongkaran, pada dan di sekitar badan jalan, pada daerah milik jalan sebagaimana tampak pada Gambar atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Semua material yang diperoleh dari pembongkaran akan tetap menjadi milik Pengguna Jasa, kecuali ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak ini. Semua material yang laku dijual harus dipindahkan tanpa mengalami kerusakan, dalam bentuk potongan yang mudah diangkut, dan harus disimpan oleh Kontraktor pada tempat khusus di lokasi proyek sebagaimana petunjuk Konsultan Pengawas. Ruang di bawah tanah atau lubang-lubang yang terjadi akibat pembongkaran bangunan harus diurug dengan material yang semestinya sampai sama rata dengan permukaan tanah di sekitarnya dan, bila berada pada konstruksi badan jalan, harus dipadatkan sesuai dengan Pasal S4.06 Spesifikasi ini. Pelaksanaan pekerjaan tersebut mencakup pengamanan material-material bongkaran, pemeliharaannya, dan penyimpanannya di daerah milik jalan atau tempat-tempat lain yang ditentukan Konsultan Pengawas atau oleh Pengguna Jasa, atau pembuangan seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini. (b) Pembongkaran Struktur Jembatan, Gorong-gorong dan Bangunan Struktur Lainnya Jembatan, gorong-gorong dan bangunan struktur lainnya yang masih dipergunakan untuk lalulintas tidak boleh dibongkar sebelum dibuat pengaturan yang memadai untuk pelayanan lalulintas.
SU3 - 1
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 3 – Pembongkaran Kecuali bila ditentukan lain, bangunan bawah dari bangunan air yang ada harus dibongkar sedemikian sehingga permukaannya lebih rendah dari dasar aliran semula dan bagian-bagian di luar aliran harus dipindahkan sehingga tidak akan mengganggu pekerjaan. Bila ada bagian bangunan yang seluruhnya atau sebagian berada dalam batas daerah yang diperuntukkan bagi bangunan baru, maka harus dipindahkan sedemikian rupa agar mempermudah pembuatan bangunan yang dimaksudkan. Bila hanya sebagian saja dari bangunan itu yang akan dibongkar, Kontraktor harus mengerjakannya sedemikian rupa agar bagian yang tidak akan dibongkar tidak rusak. Seluruh detail dari metoda kerja Kontraktor harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui. Jembatan baja dan jembatan kayu, bila menurut Konsultan Pengawas harus dijaga keutuhannya, harus dilepas (dismantled) dengan hati-hati. Bagianbagian baja harus ditandai menurut pasangannya, kecuali bila Konsultan Pengawas tidak mengharuskannya. Material-material yang harus dijaga itu harus disimpan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Kecuali ditentukan lain secara tertulis oleh Konsultan Pengawas, semua beton yang dibongkar sesuai ukurannya untuk pasangan batu kosong dan tidak diperlukan untuk proyek tersebut, maka material bongkaran itu harus ditumpuk di lokasi yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas, untuk digunakan oleh Pengguna Jasa. (c) Pembongkaran Kerb Kerb yang harus dibongkar, termasuk pondasinya, harus dibuat potonganpotongan dan harus dipindahkan serta disimpan di tempat tertentu untuk digunakan oleh Pengguna Jasa, atau harus dibuang bila Konsultan Pengawas memerintahkannya. Pembongkaran kerb ini harus hati-hati untuk menghindari kerusakan pada perkerasan jalan atau pun kerb yang masih dipakai.
(d) Pembongkaran Rambu-rambu Lalulintas Bila diperintahkan, rambu-rambu lalu lintas segala jenis, termasuk frame baja, harus dibongkar dengan hati-hati, dipindahkan dan disimpan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas, pada tempat yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas untuk dapat digunakan kembali atau digunakan oleh Pengguna Jasa. Penggunaan kembali rambu-rambu lalulintas sesuai dengan Gambar, dan atau petunjuk Konsultan Pengawas. Pondasi beton harus dipotong berkeping-keping, dipindahkan dan ditempatkan pada tempat yang ditentukan Konsultan Pengawas untuk digunakan oleh Pengguna Jasa, atau dibuang bila Konsultan Pengawas memerintahkannya. (e) Pembongkaran Guardrail Guardrail, termasuk block piece dan post, harus dibongkar dan hati-hati, dan tetap dalam keadaan sebagaimana sebelum dibongkar. Baut dan mur harus dibuka dengan kunci agar tetap utuh. Bila baut atau mur sudah di las, bekas las SU3 - 2
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 3 – Pembongkaran harus dipahat atau digurinda agar tidak merusak guardrail atau bagianbagiannya. Pembongkaran dengan pengelasan potong pada bagian guardrail, block piece atau post tidak diijinkan kecuali pada baut atau murnya bila keadaan eksistingnya dilas. (f) Pembongkaran Rumah Rumah berikut seluruh pagar dan halaman harus dibongkar sehingga rata dengan permukaan tanah sekitar. Pembongkaran termasuk fondasi yang diiringi dengan pengisian dan pemadatan kembali dengan tanah. Bagianbagian tertentu dari rumah yang harus dibongkar dengan hati-hati untuk menjaga keutuhannya sesuai dengan arhaan Konsultan Pengawas.. S3.01 (3) Metode Pengukuran Kuantitas yang akan dibayar sesuai dengan Spesifikasi atau perintah Konsultan Pengawas, adalah meter kubik atau meter persegi atau meter panjang tergantung pada sifat bangunan dan rintangan yang dibongkar dan diterima sebatas perintah Konsultan Pengawas. Pembongkaran rumah akan diukur untuk pembayaran dalam meter persegi per lantai. Pembongkaran yang diperlukan untuk pekerjaan permanen akan diukur untuk pembayaran, sedangkan pembongkaran untuk jalan kerja, daerah penambangan material timbunan, dan semua pekerjaan sementara tidak akan diukur maupun dibayar. S3.01 (4) Dasar Pembayaran Pekerjaan pembongkaran yang diukur sebagaimana tersebut di atas, akan dibayar per satuan pengukuran untuk mata pembayaran seperti tersebut di bawah ini. Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan tenaga kerja, material, peralatan, perlengkapan dan kebutuhan-kebutuhan insidentil dalam pekerjaan dan pelaksanaan pembongkaran pada daerah-daerah yang ditentukan dalam Spesifikasi ini, termasuk pengurugan kembali bila diperlukan. Harga Satuan untuk setiap pekerjaan dalam Pasal ini dianggap mencakup segala perlindungan/ penjagaan atau metoda kerja tertentu untuk mencegah kerusakan pada material yang harus tetap pada tempatnya. Setiap kerusakan merupakan tanggung jawab Kontraktor. Semua pekerjaan itu harus sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas, termasuk pemindahan dan pembuangan material yang dihasilkan.
Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
3.01(1)
Pembongkaran Pasangan Batu atau Bata
meter kubik
3.01(2)
Pembongkaran Struktur Beton
meter kubik
3.01(3)
Pembongkaran Kerb
meter panjang
SU3 - 3
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 3 – Pembongkaran 3.01(4)
Pembongkaran Rambu Lalu Lintas
buah
3.01(5)
Pembongkaran Guardrail/Railing/Chain Link meter panjang
3.01(6)
Pembongkaran Rumah
meter persegi
SU3 - 4
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah
DIVISI 4 PEKERJAAN TANAH S4. 01
LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan tanah meliputi segala pekerjaan penggalian, pemuatan, pengangkutan dan penempatan atau pembuangan tanah atau batu atau material lainnya dari atau ke badan jalan atau sekitarnya, untuk pembuatan badan jalan, saluran air, parit, untuk pemindahan material tak terpakai, pemindahan tanah longsoran, yang semua sesuai dengan garis, ketinggian, penampang melintang yang tampak dalam Gambar atau ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Penggalian struktur tidak termasuk ke dalam Divisi 4 ini, tetapi ke dalam Divisi 5 “Galian Struktur”.
S4.02
UMUM
S4.02 (1)
Informasi Tanah Informasi mengenai sifat tanah yang tercantum dalam Gambar atau dari hasil pembicaraan Kontraktor dengan Konsultan Pengawas Sepenuhnya menjadi tanggungjawab Kontraktor. Kontraktor bertanggungjawab atas penafsirannya mengenai informasi dari Pengguna Jasa dan harus mengunjungi Tempat Kerja dan Borrow Pit yang mungkin ada. Sebelum memluai pekerjaan tanah, Kontraktor harus memastikan sifat tanah, jumlahnya, lokasi dan kesesuaiannya untuk memenuhi Spesifikasi yang telah ditetapkan.
S4.02 (2)
Bagian-bagian Pekerjaan Pekerjaan ini dibagi ke dalam beberapa jenis : (a) Galian Biasa (Common Excavation), Galian Batu Lunak, Galian Perkerasan Berbutir dan Galian Perkerasan Beton; (b) Borrow Material; (c) Pembentukan Timbunan Badan Jalan dan Daerah Urugan; (d) Material Buangan (Waste); (e) Daerah Urugan Khusus; (f) Urugan Material Berbutir (Granular Backfill); (g) Urugan Rembesan (Permeable Backfill); (h) Vertical Sand Drain dan Horizontal Sand Drain; (i) Geotextile (j) Penyalir Vertikal Pra-Fabrikasi (Prefabricated Vertical Drain, PVD) (k) Instrumentasi Geoteknik Semua pekerjaan tanah harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi untuk bagian-bagiannya tersebut, dan spesifikasi untuk macam-macam pekerjaan SU4 - 1
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah terkait,dan harus sesuai dengan garis, ketinggian, penampang dan ukuran yang ada dalam Gambar atau ditentukan oleh Konsultan Pengawas. S4.02 (3)
Alinyemen Horisontal dan Vertikal Konsultan Pengawas harus memberitahu Kontraktor mengenai lokasi titik-titik potong garis-garis tangen dan kelandaian jalan (Points of Intersection of Tangents and Grade Lines). Gambar harus menunjukkan data-data kurva horisontal dan vertikal, dan angka superelevasi. Kontraktor harus membuat Gambar Penampang Melintang berdasarkan pada data-data tersebut dan melaksanakan pematokan (stake out) sebelum memulai pekerjaan. Bila menurut Konsultan Pengawas, perlu ada modifikasi garis atau pun ketinggian, baik sebelum maupun setelah stake-out, Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi terperinci kepada Kontraktor, dan Kontraktor harus merevisi stake-out untuk dimintakan lagi persetujuan Konsultan Pengawas. Ketentuan-ketentuan itu harus ditaati tanpa diadakan pembayaran tambahan dan segala pembiayaan sudah tercakup didalam Harga Penawaran untuk mata pembayaran dalam Kontrak ini.
S4.02 (4)
Kuantitas Pekerjaan Kuantitas pekerjaan dari berbagai jenis galian dan timbunan yang harus diukur untuk pembayaran dalam Kontrak, didasarkan pada garis-garis pada profil memanjang dan penampang melintang yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Berdasarkan hasil evaluasi karakteristik tanah, Konsultan Pengawas dapat menentukan sudut kemiringan galian dan timbunan atau pembentukan lereng bertangga (bench) pada saat pekerjaan berlangsung. Penampang melintang merupakan dasar kalkulasi pekerjaan galian, yang didapatkan pengukuran di tempat kerja agar penentuan kuantitas pekerjaan untuk setiap mata pembayaran dilakukan dengan tepat. Batas galian dan timbunan yang sebenarnya, harus diukur dan dicatat oleh Kontraktor. Konsultan Pengawas harus memeriksa catatan tersebut dan bila benar akan disetujui untuk dijadikan dasar pembayaran. Penggalian danurugan yang melewati batas penampang melintang yang telah disetujui tidak dibayar. Material galian yang berlebih dari yang dibutuhkan pada Divisi 5, “Galian Struktur” dan memenuhi persyaratan dari Spesifikasi ini, harus digunakan untuk daerah timbunan atau harus disimpan untuk timbunan selanjutnya. Penggalian yang berlebihan harus diurug lagi sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, dengan material yang sesuai tanpa ada pembayaran tambahan.
S4.02 (5)
Metoda Pengukuran Kuantitas pekerjaan tanah yang harus dibayar adalah jumlah meter kubik material diukur dan dihitung dengan perhitungan metode penampang akhir ratarata, kecuali kesalahan dapat melebihi kurang lebih lima persen dibandingkan dengan rumus prismiodal, dalam hal ini Konsultan Pengawas akan mengijinkan
SU4 - 2
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah penggunaan metode yang lebih akurat. Namun, Kontraktor harus meminta kewenangan tersebut sebelum Kontraktor menyerahkan kuantitasnya untuk persetujuan. Kuantitas diukur atas dasar penampang akhir rata-rata, setelah perhitungan ini telah diserahkan dan disetujui, tidak akan ditinjau kembali untuk dengan menerapkan metode yang lebih akurat S4.02 (6)
Pemindahan Rintangan Harga Satuan untuk pekerjaan galian mencakup harga atau biaya pembongkaran semua material yang berada dalam daerah untuk galian, termasuk pemindahan dan pembuangan reruntuhan batu bata, batu-batu, pasangan batu atau beton dan bongkahan perkerasan jalan lama yang ditemui, sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Kecuali batu-batu besar atau batu bata atau beton yang berukuran lebih dari 1 (satu) meter kubik, atau bongkahan-bongkahan perkerasan jalan lama yang volumenya lebih dari 10 (sepuluh) meter kubik akan dibayar menurut mata pembayaran pada Divisi 3 Spesifikasi ini.
S4.02 (7)
Pengalihan Aliran Air Pemindahan atau pengalihan aliran air harus dibayar menurut Pasal S1.26 Spesifikasi ini dan tak ada pembayaran tambahan untuk pekerjaan tersebut dalam Divisi 4 ini. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk pengeringan, atau untuk menyalurkan atau mengalihkan aliran air bila diperlukan untuk melaksanakan dan melindungi pekerjaan atau bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor harus membuat parit pembuangan sementara ataupun permanen bila diperlukan agar drainase cukup baik untuk mengalirkan air hujan. Pembayaran harus diberikan hanya untuk pekerjaan permanen.
S4.02 (8)
Pemanfaatan dan Pembuangan Material Galian Seluruh material galian yang memenuhi syarat, yang digali dalam batas dan lingkup proyek, kecuali bila ada ketentuan lain, harus digunakan seefektif mungkin untuk membentuk timbunan badan jalan (embankment). Material yang berlebihan dari kebutuhan, atau material yang secara tertulis dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh Konsultan Pengawas, harus dipindahkan oleh Kontraktor ke luar ruang milik jalan atau sesuai dengan perintah Konsultan Pengawas menurut ketentuan Spesifikasi ini, dan harus tunduk pada ketentuan dalam Pasal S4.07.
S4.02 (9)
Selokan/Parit Kontraktor harus membuat saluran, selokan tepi dan selokan penangkap, selokan pembuang dan pemasuk seperti tampak dalam Gambar atau sesuai perintah
SU4 - 3
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah Konsultan Pengawas, sebagai saluran drainase sementara atau permanen. Untuk menjauhkan air dari badan jalan, subgrade, sub base dan/atau base selama pelaksanaan konstruksi, Kontraktor setiap saat harus menjamin bahwa drainase berfungsi dengan baik sebelum pekerjaan timbunan dan konstruksi perkerasan dimulai. Kontraktor harus selalu menjaga kebersihan saluran drainase agar arus air selalu lancar selama Jangka Waktu Pelaksanaan dan Jangka waktu Pemeliharaan. Kerusakan pada pekerjaan akibat rendaman air karena drainase kurang memadai harus diperbaiki atas tanggungan biaya Kontraktor. Pekerjaan pembangunan selokan harus segera dilaksanakan pada saat pembangunan tubuh jalan dilaksanakan dan dilakukan pemeliharaan sampai dengan setelah seluruh pekerjaan diselesaikan dan ini menjadi syarat untuk persetujuan akhir dan penyerahan pekerjaan. Pengaliran air pada saluran irigasi pada daerah-daerah dimana harus dilaksanakan pekerjaan tanah harus sudah dihentikan selambat-lambatnya dua bulan sebelum pelaksanaan. Seluruh air permukaan harus dikeringkan, dan parit permanen atau sementara harus dibuat agar daerah itu menjadi kering. S4.02 (10)
Relokasi Saluran Sebagaimana tercantum dalam Gambar atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus melakukan pengukuran penampang melintang dari saluran yang ada, bersama-sama dengan Konsultan Pengawas, menandai dengan rincian galian yang diperlukan untuk relokasi saluran tersebut. Kontraktor juga harus melakukan pengukuran elevasi sehingga memungkinkan elevasi penampang memanjang gorong-gorong kotak dan perpanjangannya dapat ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.Pekerjaan tidak boleh dilaksanakan tanpa persetujuan oleh Konsultan Pengawas atas penampang melintang yang ditandai. Pekerjaan penggalian saluran air ini dianggap sebagai Galian Biasa dan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk mata pembayaran tersebut, dan harus tunduk ketentuan Pasal S4.03 Spesifikasi ini.
S4.02 (11)
Tanah Gembur atau Batuan Lepas, Longsoran Tanah, Bench, dan Melandaikan Lereng Talud Timbunan Batuan lepas atau tanah gembur harus disingkirkan dari lereng talud bila Konsultan Pengawas memerintahkannya. Ia juga dapat memerintahkan pemindahan segala material yang berasal dari longsoran tanah, pembuatan bench pada atau di atas lereng talud, atau bila menurutnya setelah digali lereng tidak stabil, maka lereng talud harus dilandaikan. Pelaksanaan pekerjaan ini tidak dibayar langsung, tetapi merupakan kewajiban tambahan Kontraktor yang dibayar berdasarkan Harga Satuan untuk Galian Biasa atau Material Borrow.
S4.02 (12)
Pengurugan Saluran
SU4 - 4
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah Bila saluran yang ada harus dialihkan dari daerah timbunan atau pekerjaan lainnya, maka saluran aslinya harus dibersihkan dari segala tumbuh-tumbuhan dan endapan tanah lunak, serta diurug hati-hati dengan material galian biasa, dipadatkan sesuai ketentuan Pasal S4.06 Spesifikasi ini. S4.02 (13)
Galian dan Urugan di Daerah Longsoran Galian di daerah longsor, selain mengikuti prosedur yang sudah ditentukan dalam Spesifikasi Umum, hasilnya harus dibuang atau ditimbun di luar daerah longsor. Hasil galian harus langsung dimasukkan ke alat angkut dan ditempatkan di lokasi yang sudah disetujui Konsultan Pengawas. Material timbunan harus langsung ditempatkan di lokasi badan jalan, dan tidak dibolehkan melakukan penumpukan (stock piling). Material harus langsung diratakan sesuai dengan ketebalan gembur untuk dipadatkan.
S4.02 (14)
Timbunan pada Daerah Transisi antara Urugan dan Galian Daerah transisi antara urugandan galian pada arah memanjang jalan atas petunjuk dari Konsultan Pengawas dapat diberi benching dan subdrain dipasang atau seperti detail yang diperlihatkan pada Gambar. Benching harus masuk ke dalam daerah galian untuk menjamin seluruh tanah yang tidak stabil dapat dibuang dari daerah subgrade. Benching yang paling atas harus dimiringkan sejajar permukaan lereng tanah asli untuk memberikan peralihan secara gradual antara urugan dan tanah asli.
Rencana SubgradeExisting Ground
Galian
Urugan
Pemasangan Subdrain Bidang potong
S4.02 (15)
Toleransi Dimensi a)
Galian i)
Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian tidak boleh berbeda lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3 cm pada setiap titik.
SU4 - 5
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah
b)
S4.02 (16)
ii)
Pemotongan permukaan lereng yang telah selesai tidak boleh berbeda dari garis profil yang disyaratkan melampaui 10 cm untuk tanah dan 20 cm untuk batu di mana pemecahan batu yang berlebihan tak dapat terhindarkan.
iii)
Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.
Timbunan i)
Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
ii)
Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
iii)
Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil yang ditentukan.
Cuaca yang Diijinkan untuk Pekerjaan Timbunan Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar air bahan berada di luar rentang yang disyaratkan dalam Pasal S4.06.(3).(e). Semua permukaan timbunan yang belum terpadatkan harus digaru dan dipadatkan dengan cukup untuk memperkecil penyerapan air atau harus ditutup dengan lembaran plastik atau terpal yang tidak tembus air pada akhir kerja setiap hari dan juga ketika akan turun hujan lebat.
S4.03
GALIAN BIASA (COMMON EXCAVATION), GALIAN BATU LUNAK, PERKERASAN BERBUTIR DAN GALIAN PERKERASAN BETON
S4.03 (1)
Uraian Galian Biasa mencakup semua pekerjaan penggalian dalam batas ruang milik jalan yang tidak diklasifikasi sebagai galian batu lunak, galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation), galian perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir, dan galian perkerasan; pemindahan, pemuatan, pengangkutan, penimbunan dan penyempurnaannya atau pembuangan, pembentukan bidang galian, dan penyempurnaan bidang galian yang terbuka (exposed), sesuai dengan Spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang melintang yang tercantum dalam Gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.
SU4 - 6
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah Galian Batu Lunak harus mencakup galian pada batuan yang mempunyai tekan tekan uniaksial 300 – 400 kg/cm2 sesuai dengan ASTM D7012 Standard Test Methods for Compressive Strength and Elastic Moduli of Intact Rock Core Specimens under Varying States of Stress and Temperatures Metoda C dan menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak dapat dilakukan dengan menggunakan excavator bucket biasa, namun tidak memerlukan pemboran (drilling) atau peledakan seperti halnya galian batu, dan cukup menggunakan excavator bucket yang dilengkapi dengan kuku baja khusus, jenis penetration plus tip dengan kuat leleh 10.200 kg/cm2 (1.000 MPa). Galian Perkerasan Berbutir mencakup galian pada perkerasan berbutir lama dan pembuangan bahan perkerasan berbutir yang tidak terpakai seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Galian Perkerasan Beton mencakup galian pada perkerasan beton lama dan pembuangan bahan perkerasan beton yang tidak terpakai seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Penggunaan kembali material lama bekas galian harus disetujui terlebih dahulu penggunaan dan penempatannya oleh Konsultan Pengawas. S4.03 (2)
Ketentuan lain yang dapat diberlakukan Ketentuan yang sesuai dari Pasal S4.02 merupakan bagian dari Pasal S4.03 "Galian Biasa" ini.
S4.03 (3)
Pelaksanaan Pekerjaan Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas dan harus mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanen.
S4.03 (4)
Penggunaan Material Galian Material yang memenuhi persyaratan dan berasal dari galian menurut Pasal ini harus dipergunakan sejauh mungkin untuk pekerjaan-pekerjaan permanen menurut Pasal S4.06, atau material galian dianggap sebagai material buangan (waste) bila Konsultan Pengawas menentukan demikian dan diperlakukan sesuai ketentuan Pasal S4.07.
S4.03 (5)
Pembuangan Material yang Tidak Memenuhi Persyaratan Bila diperintahkan secara tertulis oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus membongkar material yang tidak memenuhi persyaratan sebagai bahan timbunan dan harus membuangnya sesuai dengan ketentuan Pasal S4.07.
SU4 - 7
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah
Bila dari penggalian diperoleh material baik yang memenuhi syarat maupun yang tidak, Kontraktor harus melaksanakan penggalian sedemikian rupa sehingga material yang memenuhi syarat digali secara terpisah tanpa tercampur dengan material lain yang tidak memenuhi syarat, untuk digunakan dalam pekerjaan. Bila material yang tidak memenuhi syarat berada di bawah subgrade pada daerah galian atau di bawah dasar timbunan diperintahkan oleh Konsultan Pengawas untuk dibuang, maka tanah bekas galian tersebut harus dipadatkan, sampai kedalaman 20 cm, terhadap 100 persen dari kepadatan kering maksimum menurut SNI 1742 : 2008 (AASHTO T99-15-(2015)). Pembayaran untuk pekerjaan pemadatan ini sudah harus tercakup dalam Harga Satuan untuk pekerjaan Galian Biasa. S4.03 (6)
Metoda Pengukuran Kuantitas yang harus dibayar adalah jumlah meter kubik material yang telah disetujui untuk digali. Material harus diukur didasarkan pada posisi semula pada tanah asli, setelah pekerjaan Pembersihan Tempat Kerja (Divisi 2) dan Pembongkaran (Divisi 3). Volume material yang digali untuk pengalihan jalan sementara yang dibuat Kontraktor, tidak akan diukur untuk berdasarkan Pasal ini (S4.03), karena pekerjaan ini dibayar menurut ketentuan dalam Pasal S1.19 "Manajemen dan KeselamatanLalulintas" Pengukuran harus mencakup kerusakan yang tak terhindarkan karena longsoran yang bukan diakibatkan oleh kecerobohan Kontraktor.
S4.03 (7)
Dasar Pembayaran Bila Konsultan Pengawas memerintahkan penggunaan material yang diperoleh dari Galian Biasa atau Galian Batu Lunak untuk melaksanakan pekerjaan lain (seperti pasangan batu atau agregat untuk perkerasan atau beton) material galian itu akan dibayar menurut Harga Satuan untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang menggunakan material itu. Kuantitas pekerjaan galian biasa harus dibayar dalam Harga Satuan Kontrak per meter kubik sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran itu merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan galian, meliputi penggalian, pemindahan, pengangkutan, penempatan, penambahan/pengurangan kadar air, pemadatan, atau pembuangan dan penggalian badan jalan; untuk pekerjaan membentuk dan menyelesaikan permukaan, dan untuk penyediaan tenaga kerja, material pendukung, peralatan, perlengkapan, dan keperluan insidentil untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Gambar dan ditentukan dalam Spesifikasi ini, serta petunjuk Konsultan Pengawas.
SU4 - 8
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah
Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
4.03 (1)
Galian Biasa untuk Timbunan
meter kubik
4.03 (2)
Galian Biasa untuk Material Pengisi di Median
meter kubik
4.03 (3)
Galian Biasa untuk Dibuang[Waste]
meter kubik
4.03 (4)
Galian Batu Lunak untuk Timbunan
meter kubik
4.03 (5)
Galian Batu Lunak untuk dibuang [Waste]
meter kubik
4.03 (6)
Galian Perkerasan Berbutir
meter kubik
4.03 (7)
Galian Perkerasan Beton
meter kubik
S4.04
GALIAN BATU (ROCK EXCAVATION)
S4.04 (1)
Uraian Galian Batu terdiri dari galian dalam Ruang Milik Jalan untuk batuan yang berukuran l meter kubik atau lebih dan semua batu atau bahan keras lainnya yang, menurut pendapat Konsultan Pengawas, tidak praktis untuk menggali tanpa pengeboran dan peledakan. Hal ini tidak termasuk bahan yang, menurut pendapat Konsultan Pengawas, dapat dilepas oleh kuku tunggal dari ripper hidrolik yang ditarik oleh unit traktor dengan berat minimal 15 ton dan daya kuda neto 180 PK.
S4.04 (2)
Ketentuan Lain yang Dapat Diberlakukan Ketentuan Pasal S4.02 harus dibaca bersama-sama dan merupakan bagian dari Pasal ini.
S4.04 (3)
Bahan Peledak (a)
Kontraktor harus menyediakan bangunan atau gudang yang memenuhi syarat dalam posisi yang tepat untuk menyimpan bahan peledak, cara dan jumlah penyimpanannya harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Bangunan atau gudang penyimpanan tersebut harus hanya dapat digunakan oleh orang yang berwenang/berkepentingan. Tempat penyimpanan tersebut harus diberi tanda dan semua pintu atau jalan masuk harus dilengkapi dengan kunci pengaman, dan semua kebutuhan alat pengaman untuk mencegah masuknya orang yang tidak berwenang/ berkepentingan.
SU4 - 9
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah
S4.04 (4)
(b)
Kontraktor harus bertanggungjawab untuk mencegah adanya penggunaan bahan peledak oleh pihak yang tidak berwenang, atau kegiatan peledakan yang tidak semestinya. Penanganan/perawatan bahan peledak harus dipercayakan hanya kepada orang yang berpengalaman dan bertanggungjawab, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur oleh badan yang berwenang.
(c)
Semua pengeboran dan peledakan harus dilakukan dengan cara sedemikian sehingga menghasilkan galian sesuai garis batas yang dibutuhkan dan menyebabkan gangguan sekecil mungkin pada lingkungan sekitarnya. Peledakan dengan menggunakan alat bor lubang, terowongan dan beberapa cara yang sejenis, harus dilaksanakan dengan seluruh resiko dan tanggung jawah Kontrator. Kontraktor tidak dapat menuntut pembayaran untuk pekerjaan yang terjadi di luar garis galian yang disetujui atau perubahan potongan melintang.
(d)
Kontraktor harus berhati-hati, selama pelaksanaan peledakan untuk menjamin bahwa tidak akan terjadi kecelakaan terhadap pekerja atau kerugian terhadap properti atau pekerjaan yang telah selesai. Bahan peledak harus diisikan dan ditutup dengan sepantasnya, dan hanya menggunakan ukuran yang sesuai kebutuhan pada setiap lubangnya. Daftar dari semua bahan peledak yang digunakan, gambar lokasi dan jumlah bahan peledak, harus disimpan oleh Kontraktor untuk diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
(e)
Jika diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus menyediakan jaring pelindung baja (heavy mesh blasting mat) untuk melindungi orang, properti dan pekerjaan selama penggalian. Jika dianggap penting, peledakan dilaksanakan dalam waktu terbatas sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
(f)
Konsultan Pengawas boleh melarang peledakan dan memerintahkan penggalian batu dengan cara lain, jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal tersebut akan membahayakan orang atau bangunan di dekatnya, atau dilaksanakan dengan cara yang tidak sebagaimana mestinya. Jika diperkirakan akan mengganggu lalulintas, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan rencana kerjanya dari pihak yang berwenang dan harus memenuhi petunjuk Konsultan Pengawas.
Permukaan Dasar Galian Batu Galian batu pada badan jalan harus digali sampai permukaan tanah dasar seperti yang ditunjukkan pada Gambar, Spesifikasi Pasal S4.02 (3) dan Pasal S7.01(2) pada Spesifikasi ini yang sesuai.
S4.04 (5)
Metoda Pengukuran
SU4 - 10
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah Kuantitas yang harus dibayar adalah jumlah meter kubik material galian yang telah disetujui sebagaimana diuraikan sebelumnya. Material harus diukur pada permukaan semula tanah asli, setelah Pembersihan Tempat Kerja, Pembongkaran, dan penggalian Galian Biasa (common excavation) dan profil rancangangalian. S4.04 (6)
Dasar Pembayaran Galian Batu, termasuk pekerjaan didefinisikan sebagai Galian Batu dalam Pasal 4.04 dan di Divisi lain di Spesifikasi ini, harus dibayar secara terpisah hanya dalam kasus-kasus berikut: -
Jika bahan yang dihasilkan dari Galian Batu dinyatakan secara tertulis oleh Konsultan Pengawas tidak sesuai untuk digunakan untuk timbunan dalam proyek;
-
Jika bahan yang dihasilkan dari Galian Batu surplus terhadap kuantitas yang diperlukan untuk pelaksanaan timbunan, asalkan, material surplus tersebut diperoleh bukan karena Kontraktor telah membuka banyak sumber bahan dan semata-mata untuk kenyamanan Kontraktor sebagimana yang disyaratkan dalam Pasal Pasal S4.05 (4).
-
Konsultan Pengawas memerintahkan penggunaan bahan yang diperoleh dari Galian Batu untuk pelaksanaan pekerjaan lain (seperti pasangan batu atau agregat untuk perkerasan atau beton) Galian Batu tidak akan dibayar secara terpisah, tetapi harus dianggap sebagai kewajiban lain dari Kontraktor yang tercakup dalam Harga Kontrak yang dibayar untuk pekerjaan lain di mana bahan tersebut yang digunakan.
Kuantitas yang ditentukan seperti yang disyaratkan diatas, berapapun jarak pengangkutan bahan galiannya harus dibayar pada Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk semua biaya yang tercantum dalam Pasal S1.34 (1), dan semua biaya lainnya yang diperlukan atau yang biasanya diperlukan untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan ditentukan dalam Pasal ini Nomor dan Nama Mata Pembayaran 4.04
Galian Batu (Rock Excavation)
4.05
BORROW MATERIAL
S4.05 (1)
Uraian
Satuan Pengukuran meter kubik
Pekerjaan ini meliputi pembersihan dan pembongkaran areal lokasi borrow pit, penggalian, pemuatan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan material yang diperoleh dari borrow pit yang telah disetujui untuk melaksanakan
SU4 - 11
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah timbunan, subgrade dan bagian lain dari pekerjaan tersebut sebagaimana tercantum dalam Kontrak atau petunjuk Konsultan Pengawas.
S4.05 (2)
Ketentuan Lain yang Mengikat Ketentuan yang sesuai dari Pasal S4.02 yang sesuai merupakan bagian dari Pasal ini.
S4.05 (3)
Material Borrow material harus dipilih sesuai dengan ketentuan dan persyaratan pada pekerjaan urugan atau timbunan tertentu yang akan digunakan. Material ini harus bebas dari bahan-bahan organik dalam jumlah yang merusak, seperti daun, rumput, akar dan kotoran. Setiap material diklasifikasikan oleh Unified atau Casagrande Soil Classification seperti OL, OH atau Pt tidak akan digunakan Common Borrow Material yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI 03-67972002 (AASHTO M145-91 (2004)) atau sebagai CH menurut "Unified atau Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu jalan. Sebagai tambahan, timbunan untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 03-1744-1989 (AASHTO T193-99 (2003)), harus memiliki nilai CBR tidak kurang dari karakteristik daya dukung tanah dasar yang diambil untuk rancangan dan ditunjukkan dalam gambar atau tidak kurang dari 6% jika tidak disebutkan lain (CBR setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 1742 : 2008 atau AASHTO T99-15(2015)). Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh SNI 03-6795-2002 (AASHTO T258-81 (2004)) sebagai "very high" atau "extra high", harus tidak digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 1966 : 2008 (AASHTO T90-00 (2004)) dan persentase kadar lempung (SNI 1967 : 2008 (AASHTO T89-02)). Selected Borrow Material yang digunakan di lokasi atau dimana material ini disebutkan atau seperti yang disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas, material ini harus terdiri dari bahan tanah atau batu, jika diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989 (AASHTO T193-99 (2003)), memiliki CBR paling sedikit 15% (lima belas persen) setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100.% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 1742 : 2008 atau AASHTO T9915 (2015)).
S4.05 (4)
Penggunaan Borrow Pits
SU4 - 12
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah
Borrow material harus berasal dari sumber di luar Proyek yang telah disetujui. Ijin membuka borrow pits termasuk keterangan mengenai kesesuaiannya terhadap spesifikasi harus diperoleh secara tertulis dari Konsultan Pengawas. Meskipun demikian, material dari hasil galian menurut Divisi 4 dan 5 Spesifikasi ini, setelah dikurangi dengan material yang oleh Konsultan Pengawas dinyatakan tidak memenuhi syarat, harus sepenuhnya dipergunakan untuk timbunan.Kelebihan borrow material yang berasal dari borrow pits tidak akan diukur untuk pembayaran berdasarkan Spesifikasi ini. Perubahan jarak borrow pits dari tempat kerja tidak menjadi dasar untuk mendapatkan pembayaran tambahan ataupun perubahan Harga Kontrak Bila material yang memenuhi syarat untuk timbunan terdapat di dekat daerah timbunan tersebut, Konsultan Pengawas dapat memerintahkan penggalian saluran drainase lebih lebar dan lebih dalam dari yang normal, dan galian tersebut diukur dan dicantumkan pada penampang melintang sebagai Galian Biasa. S4.05 (5)
Penghamparan dan Pemadatan Borrow material yang memenuhi syarat harus dipergunakan untuk pekerjaan permanen sesuai dengan ketentuan Pasal S4.06.
S4.05 (6)
Pembayaran Kepada Pihak Lain Kontraktor harus meminta ijin kepada dan memperoleh persetujuan dari pemilik tanah untuk menggali dan mengambil borrow material serta membayarnya bila perlu. Penggalian harus dilakukan sesuai desain galian yang dibuat Kontraktor dan mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas danditinggalkan dalam kondisi yang rapi sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Biaya pembayaran ijin penggalian dan pengangkutan borrow material merupakan tanggungan Kontraktor dan dianggap harus tercakup ke dalam Harga Satuan untuk mata pembayaran pekerjaan tersebut.
S4.05 (7)
Metoda Pengukuran Kuantitas borrow material yang harus diukur dan dibayar adalah sisa volume dari seluruh timbunan dikurangi volume material galian biasa untuk timbunan dalam ruang milik jalan yang memenuhi syarat. Volume timbunan yang akan diukur merupakan volume netto, setelah pengupasan tanah permukaan, dari timbunan yang ditentukan dan diterima dan nyata-nyata dibuat sesuai garis, ketinggian serta penampang melintang yang tercantum pada Gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Untuk menghitung volume pekerjaan tanah harus dianggap bahwa faktor susut seluruh material galian yang dapat dimanfaatkan adalah sebesar 0,90. Faktor ini berlaku untuk semua material tersebut, dan tidak ada variasi. Penyusutan tidak boleh terjadi pada borrow material antara waktu digali pada borrow pit dan penggunaannya dalam pekerjaan permanen.
SU4 - 13
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah
Jika borrow material dilaksanakan di tempat dimana pemampatan yang sangat berarti dari permukaan tanah telah diantisipasi, makadalam kondisi seperti ini borrow material akan diukur untuk pembayaran dengan memasang pelat dan batang penurunan harus dipasang dan diperiksa bersama-sama antar Konsultan Pengawas dan Konraktor. Kuantitas borrow material selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan permukaan tanah setelah selesai penurunan. Jika catatan penurunan yang didokumentasikan tidak dijaga dengan baik, maka pengukuran harus berdasarkan permukaan tanah asli didasarkan pada sebelum penurunan. S4.05 (8)
Dasar Pembayaran Kuantitas pekerjaan ini dibayar berdasarkan Harga Satuan Kontrak seperti pada daftar mata pembayaran di bawah ini. Harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk biaya pencarian borrow pits, biaya untuk menguasai dan melakukan penambangan, biaya untuk mendapatkan jalan akses beserta pemeliharaannya, biaya perijinan dan royalty yang berkaitan dengan borrow pits, untuk pembersihan, pembongkaran, pembuatan lereng, drainase lingkungan borrow pits, untuk penggalian, pengangkutan, penempatan dan pemadatan material untuk timbunan; dan untuk penyediaan tenaga kerja, perlengkapan, peralatan dan kebutuhan insidentil. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
4.05 (1) Common Borrow Material
meter kubik
4.05 (2) Selected Borrow Material
meter kubik
S4.06
PEMBENTUKAN URUGAN
S4.06 (1)
Uraian
TIMBUNAN
BADAN
JALAN
DAN
DAERAH
Pekerjaan ini meliputi timbunan badan jalan dan pengurugan kembali yang tidak diatur dengan ketentuan lain, dengan penyediaan, penempatan, pemadatan dan pengolahan material dengan mutu yang dapat diterima, yang diperoleh dari sumber yang disetujui sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang melintang seperti tampak dalam Gambar dan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
S4.06 (2)
Sumber dan Penggunaan Material Material untuk timbunan badan jalan harus material yang memenuhi syaratdan disetujui Konsultan Pengawas, digali menurut ketentuan Pasal-pasal lain dalam Spesifikasi ini. Borrow material hanya digunakan menurut ketentuan Pasal S4.05(5). Material yang berlebih harus diperlakukan sesuai dengan ketentuan Pasal S4.02 (8) dan Pasal S4.07.
SU4 - 14
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah
S4.06 (3)
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Pemadatan Fondasi Badan Jalan Kontraktor harus menggali tanah berumput, sampah, atau bahan tak terpakai lainnya sampai kedalaman yang diminta oleh Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus dianggap termasuk dalam pekerjaan Pembersihan Tempat Kerja atau Galian Biasa dan harus dibayar menurut Pasal S2.01 dan S4.03. Sebelum memulai pekerjaan timbunan badan jalan, Kontraktor harus terlebih dulu mengurug kembali segala lubang di seluruh daerah yang sudah dibersihkan dan dikupas, dan daerah itu harus diratakan secara horisontal setelah pengupasan lapisan humus. Material urugan harus disetujui dulu oleh Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini tidak dibayar langsung, melainkan merupakan kewajiban tambahan Kontraktor dan tercakup dalam ketentuan Pasal S2.01. Sebelum pelaksanaan timbunan dimulai,Konsultan Pengawas dapat memerintahkan pemadatan permukaan yang telah dibersihkan atau setelah pengupasan lapisan humus, dengan kepadatan setelah pemadatan harus memenuhi ketentuan Pasal S4.06(3)(d).
(b)
Penghamparan dan pemadatan (i)
Material untuk timbunan badan jalan sebagaimana diatur di atas, harus dihampar selapis demi selapis horisontal dengan tebal yang sama dan dengan lebar sesuai ketentuan dari Konsultan Pengawas dan sesuai dengan garis, kelandaian, penampang melintang dan ukuran yang tercantum pada Gambar. Lapisan material gembur (sebelum dipadatkan) selain timbunan batuan, tidak boleh lebih dari 20 cm, kecuali bila alat pemadatnya mampu melakukan pemadatan sampai kedalaman lebih dari 20 cm dengan kepadatan yang seragam dan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Setelah kadar airnya disesuaikan untuk tercapainya kepadatan maksimum, materialitu harus dipadatkan sampai tingkat kepadatan yang telah ditentukan.
(ii)
Bila tumpukan material untuk timbunan dalam keadaan sedemikian rupa sehingga tidak bisa dipadatkan menurut ketentuan dari Kontrak, maka Kontraktor dengan biaya sendiri harus bertanggungjawab untuk : 1) memperbaiki dengan memindahkan material tersebut untuk diproses sampai berada dalam kondisi bisa digunakan, dan atau menggantinya dengan material lain yang sesuai; atau 2) memperbaiki kondisi material secara mekanis atau pun kimiawi; atau 3) menangguhkan pekerjaan sampai material tersebut kondisinya dapat dipadatkan sesuai ketentuan Kontrak.
SU4 - 15
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah
(iii) Bila badan jalan terletak pada lereng bukit, atau timbunan baru harus dihampar dan dipadatkan pada badan jalan lama, atau timbunan harus dilakukan setengah lebar badan jalan, maka lereng bukit atau badan jalan lama atau timbunan setengah lebar yang pertama itu harus dipotong sedemikian rupa sehingga memudahkan penggunaan peralatan pemadatan pada waktu urugan timbunan baru diletakkan berupa lapisan horisontal, dan material hasil pemotongan tersebut tidak dapat dicampurkan dan dipadatkan dengan urugan baru. Dalam pengukuran pekerjaan ini, tidak ada pembayaran untuk volume material pemotongan dari lereng bukit atau dari badan jalan lamaatau dari timbunan setengah lebar yag pertama untuk mengakomodasi peralatan pemadat,tetapi akan dihitung volume nettogalian pada lereng bukit, badan jalan lama atau timbunan setengah lebar pertama. (iv) Untuk mencegah terganggunya pelaksanaan konstruksi badan jembatan (abutment), dinding samping (wing walls) dan goronggorong, Kontraktor harus menghentikan pembuatan badan jalan di muka struktur-struktur tersebut, sampai pekerjaan-pekerjaan struktur itu mendekati penyelesaian sehingga daerah-daerah di dekatnya bisa dikerjakan tanpa mengganggu pekerjaan jembatan. Biaya penangguhan pekerjaan ini sudah harus termasuk ke dalam Harga Satuan untuk "Galian Biasa" dan "Borrow Material". (v)
Material untuk badan jalan pada keadaan yang tidak memungkinkan pemadatan dilakukan secara normal harus dihamparkan secara horisontal dengan ketebalan gembur lapisan tidak melebihi 10 cm dan dipadatkan dengan "mechanical hammers".
(vi) Dalam melaksanakan pekerjaan timbunan di sekitar gorong-gorong atau abutmentjembatan, Kontraktor harus mengerjakan timbunan sama tingginya pada kedua sisi. Bila diperlukan pengurugan atau penimbunan dengan sisi yang satu lebih tinggi dari pada sisi yang lain, maka penimbunan pada sisi yang lebih tinggi tidak boleh dilakukan sebelum ada ijin dari Konsultan Pengawas, dan sebelum struktur berusia 14 hari; dan hasil test laboratorium yang diawasi Konsultan Pengawas menunjukkan bahwa struktur sudah cukup kuat menahan tekanan yang diakibatkan tanpa mengalami kerusakan atau tegangan di atas faktor aman. Pengurugan tidak harus dilakukan selebar total timbunan badan jalan itu tetapi dapat dilakukan secara bertahap, sehingga perbedaan tinggi areal yang berbatasan tidak lebih dari satu lapisan. Pada timbunan batu, material harus ditempatkan secara hati-hati pada jarak tertentu dari struktur sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini.
SU4 - 16
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah
Pekerjaan harus dilakukan secara hati-hati sehingga tidak terjadi desakan terhadap struktur, dan di semua lereng didaerah urugan harus dibentuk bench atau sengkedan untuk mencegah timbulnya desakan. Penimbunan dan pembentukan bench pada lereng harus bertahap lapis demi lapismembentuk lapisan horisontal dari material padat sehingga mencapai tinggi penopang (abutment) atau dinding yang diurugi, kecuali bila ada material yang dapat merusak daerah struktur itu. (vii) Pada panjang timbunan tertentu bahan-bahan tambahan akan diperlukan untuk menginduksi penurunan/pemampatan permukaan tanah asli yang ditimpa dengan timbunan. Timbunan ini dapat berupa timbunan biasa/atau blok beton dan/atau setiap usulan alternatif yang dapat diterima yang dibuat oleh Kontraktor dan akan tergantung pada kondisi lapangan pada saat pelaksanaan penimbunan dan sebagaimana disetujui dan/atau diperintahkan Konsultan Pengawas. (c)
Percobaan Pemadatan Sebelum memulai pekerjaan timbunan, Kontraktor harus mengadakan percobaan pemadatan sesuai dengan perintah Konsultan Pengawas. Percobaan dilakukan padaruang milik jalan, dengan alat pemadat yang harus sama dengan yang akan dipakai dalam pekerjaan utama dan telah disetujui Konsultan Pengawas. Tujuan percobaan adalah untuk memastikan besarnya kadar air optimum dan mengetahui hubungan antara jumlah lintasan alat pemadatan dan kepadatan yang diperoleh dengan tanah sejenis itu. Untuk pekerjaan ini, tak ada pembayaran khusus, dan dianggap sebagai kewajiban tambahan Kontraktor sesuai dengan ketentuan Pasal lain dalam Spesifikasi ini.
(d)
Kepadatan yang disyaratkan Kepadatan yang disyaratkan untuk setiap lapisan timbunan adalah sebagai berikut : (i)
Lapisan yang berada lebih dari 30 cm di bawah subgrade harus dipadatkan hingga mencapai 95% dari kepadatan kering maksimum sesuai ketentuan SNI 1742 : 2008 (AASHTO T99-15 (2015)). Untuk semua jenis tanah, kecuali material urugan batu, yang mengandung lebih dari 10% material oversize yang tertahan pada ayakan 19,0 mm (3/4 inci), kepadatan kering maksimum yang diperoleh harus dikoreksi sesuai jumlah kandungan material oversize tersebut sebagaimana petunjuk Konsultan Pengawas. Penghamparan dan pemadatan lapisan berikutnya tidak boleh dilakukan sebelum lapisan sebelumnya selesai dipadatkan secara sempurna dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
SU4 - 17
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah (ii)
(e)
Lapisan 30 cm atau kurang di bawah elevasi subgrade harus dipadatkan hingga mencapai 100% kepadatan kering maksimum yang ditentukan dengan SNI 1742 : 2008 (AASHTO T99-15 (2015)).
Kadar Air Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 1742 : 2008 (AASHTO T99-15 (2015)). Material timbunan yang tidak mengandung kadar air yang memadai harus ditambah kadar airnya dengan cara disiram atau diaduk hingga merata dan mendekati kadar air pemadatan.Material yang mengandung kadar air lebih besar dari yang diperlukan untuk pemadatan, tidak boleh disertakan untuk timbunan sampai material tersebut telah secukupnya dikeringkan. Pengeringan material yang basah dapat dilaksanakan hanya jika metodanya disetujui oleh Konsultan Pengawas Pemadatan timbunan harus dikerjakan pada kadar air optimum pemadatan. Dalam membentuk timbunan itu, Kontraktor harus menjamin air hujan dapat dikeluarkan, dan Kontraktor harus memberi kelonggaran tinggi dan lebar terhadap kembang susutnya pekerjaan..
(f)
Timbunan dengan Batu Timbunan dengan batu tidak dapat dilaksanakan sebelum permintaan penggalian dan penimbunan telah disetujui Konsultan Pengawas. Untuk memperoleh permukaan ketinggian yang seragam, harus dgunakan material batuan penutup dari hasil penggalian setempat. Bila material tersebut tidak dapat disediakan, sehingga diperlukan pemakaian borrow material, maka borrow material itu harus disediakan dan dihamparkan oleh Kontraktor tanpa tambahan pembayaran. Timbunan batu dapat dihamparkan dengan tebal lapisan dalam keadaan tidak padat tidak lebih dari 60 cm dan dipadatkan sesuai dengan ketentuan. Bagian teratas timbunan ini tidak boleh kurang dari 20cm di bawah subgrade, dan celah-celah harus diisi dengan kerikil, butiran, atau material sejenis yang telah disetujui, dan dipadatkan secara merata sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Suatu timbunanharus dianggap sebagai timbunan batuan bila butir material bersentuhan satu sama lain dan tidak dipisahkan oleh tanah atau material sejenis lainnya. Selain dari pada hal tersebut diatas, material urugan akan diperlakukan dan dianggap sebagai Material Galian yang dihamparkan dan dipadatkan sesuai ketentuan Pasal S4.06.
SU4 - 18
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah Bila batuan akan dicampurkan pada timbunan atau menjadi bagian dari timbunan yang sebagian besar terdiri dari material tanah yang mudah remuk, maka batu-batu itu harus dibatasi sampai ukuran maksimum tidak lebih dari 75% ketebalan lapisan. Agar permukaan urugan seragam dan rata, timbunan batu harus ditutup dengan tanah secukupnya. (g)
Timbunan Berlapis (Mixed Material in Fill) Bila timbunan akan terdiri dari lapis-lapis dari bermacam-macam jenis batuan seperti pasir, kapur atau lempung atau material lain yang berlainan sifat, maka material tersebut harus diletakkan pada lapisan berselangseling secara vertikal pada seluruh lebar timbunan dengan ketebalan yang ditentukan Konsultan Pengawas. Bila kualitas material urugan bermacam-macam, Kontraktor harus meletakkan sedemikian rupa sehingga material yang menurut Konsultan Pengawas lebih baik harus diletakkan pada lapisan yang lebih atas. Batu cadas atau batu lempung dan batuan lunak lainnya harus dihancurkan dan gumpalan atau bongkahan-bongkahan tidak boleh terkumpul pada kaki timbunan.
(h)
Perataan timbunan yang sudah ada. Sebelum urugan ditempatkan dan diletakkan pada badan jalan, timbunan badan jalan lama harus diratakan dengan digali, digaruk atau cara mekanis lainnya yang disetujui sampai kedalaman yang ditentukan Konsultan Pengawas. Kelayakan kualitas tanah, aspal lama atau material lainnya hasil dari pekerjaan ini untuk digunakan sebagai bahan timbunan akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.Material yang dapat dipakai diratakan dan dipadatkan kembali sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, dan dibayar dengan "Galian Biasa". Bila tidak bisa, material itu harus dibuang sesuai ketentuan Pasal S4.07 "Material Buangan (Waste)".
(i)
Penyelesaian permukaan badan jalan. i)
Permukaan Akhir (final grade level). Bila timbunan memerlukan tambahan material sampai kedalaman tidak lebih dari 30 cm agar sesuai dengan ketinggian permukaan yang ditentukan, maka bagian teratas timbunan harus digali atau dipotong dan dibuang, dipadatkan lagi sebelum material tambahan diletakkan. Permukaan final, dengan penampang yang disesuaikan untuk superelevasi bila diperlukan, harus sesuai dengan ketentuan Pasal S4.02 (3) Spesifikasi ini, dan dengan toleransi menurut Spesifikasi Khusus.
ii)
Talud Samping (Side Slopes) Talud samping (slide slopes) harus dipotong rapih sesuai dengan garis dan kemiringan dalam Gambar dan petunjuk Konsultan
SU4 - 19
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah Pengawas.Untuk tercapainya kepadatan talud yang seragam dengan keseluruhan timbunan, saat melakukan pemadatan lapis-perlapis Kontraktor melebihkan lebar timbunannya yang pada akhir pemadatan bagian tepi luarnya dipotong rapih sesuai garis kemiringan yang diminta Gambar. Ketebalan dan kekurangan kemiringan talud tidak dibenarkan dihasilkan dari penambalan talud. iii)
Stabilitas Kontraktor bertanggungjawab atas stabilitas seluruh timbunan, dan harus mengganti bagian yang rusak atau longsor, atau erosi, yang menurut pendapat Konsultan Pengawas akibat kecerobohan Kontraktor, atau akibat alamiah seperti banjir. Kontraktor tidak bertanggungjawab atas kerusakan akibat yang tidak dapat dihindarkan dari gerakan tanah asli dimana timbunan tersebut dibuat, yang tidak atas kesalahan Kontraktor. Selama pelaksanaan, badan jalan harus selalu terhindar dari genangan air. Bila Kontraktor menggunakan material yang tidak memadai pada timbunan, maka Kontraktor harus menggantinya dengan material semestinya, tanpa pembayaran tambahan.
S4.06 (4)
Metoda Pengukuran Pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas sudah tercakup dalam Harga Kontrak untuk mata pembayaran yang sesuai darimana material urugan tersebut diperoleh. Pekerjaan di bawah Pasal S4.06 ini tidak akan diukur untuk pembayaran langsung.
S4.06 (5)
Dasar Pembayaran Pekerjaan ini tidak dibayar langsung, melainkan merupakan kewajiban Kontraktor yang tercakup dalam Harga Kontrak untuk pelaksanaan pekerjaan yang tercakup dalam Pasal S4.03, "Galian Biasa", Pasal S4.05, "Borrow Material", dan Divisi 5 dan Divisi 6 dariSpesifikasi ini.
S4.07
MATERIAL BUANGAN (WASTE)
S4.07 (1)
Uraian Pekerjaan ini mencakup penggalian, pembongkaran, pemuatan, pengangkutan dan penghamparan tanah yang ditentukan sebagai material buangan di tempat pembuangannya.
S4.07 (2)
Material Buangan (waste) Material yang tergolong material buangan (waste) adalah sebagai berikut :
SU4 - 20
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah (a)
Material hasil galian dari pelaksanaan jalan yang dinyatakan secara tertulis oleh Konsultan Pengawas, tidak memenuhi syarat digunakan sebagai timbunan atau pekerjaan lainnya. Umumnya, lempung dan lanau dengan organik berkadar tinggi, gambut, tanah yang banayk mengandung akar, rumput dan bahan tumbuan lainnya, limbah rumah tangga atau industri, adalah tidak sesuai. Bahan yang lunak atau tidak sesuai karena terlalu basah atau kering tidak harus diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak sesuai kecuali diperintahkan lain oleh Konsultan Pengawas.
(b)
S4.07 (3)
Material hasil galian dalam ruang milik jalan yang berlebih setelah dipakai untuk timbunan, tetapi kelebihan material ini bukan diakibatkan karena penggunaan material dari borrow pit yang dibuat oleh Kontraktor untuk kemudahannya, sesuai dengan ketentuan Pasal S4.04 Spesifikasi ini. Material yang tergolong material buangan ini tidak boleh dibuang sebelum ada persetujuan atau perintah tertulis dari Konsultan Pengawas setelah memperoleh petunjuk dari Pengguna Jasa. Apabila tidak untuk dibuang, maka Pengguna Jasa harus menyediakan lokasi penyimpanan.
Syarat Pelaksanaan. Material yang tidak memenuhi syarat (unsuitable), harus digali sampai kedalaman di bawah lapisan subgrade pada daerah galian dan di bawah dasar timbunan sampai kedalaman yang ditunjukkan pada Gambar atau menurut petunjuk Konsultan Pengawas. Bila material itu digali di bawah subgrade atau di bawah dasar timbunan atau untuk benching pada timbunan, penggalian harus ditimbun lagi dengan material yang memenuhi syarat dan cara menurut Pasal S4.06. Material buangan (waste) harus dibuang ke daerah pembuangan yang disediakan oleh Kontraktor sedemikian rupa sehingga tampak rapi dan tidak mengganggu drainase yang ada, dipadatkan secukupnya agar tidak longsor maupun erosi, dan tidak akan menimbulkan kerusakan pada jalan. Bila Kontraktor merasa perlu memindahkan tempat pembuangan, sebelumnya harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas. Daerah pembuangan harus selalu rapi, dan dalam keadaannya memungkinkan berfungsinya drainase, sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Material buangan (waste) harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan atau merusak harta milik sekitarnya. Lereng penimbunan material buangan (waste) tidak melebihi kemiringan H 2 : V 1, kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas. Pelaksanaan pekerjaan ini tidak akan dibayar, melainkan merupakan kewajiban dari Kontraktor yang tercakup dalam Harga Satuan dari mata pembayaran untuk Galian.
SU4 - 21
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah
S4.08
DAERAH URUGAN KHUSUS
S4.08 (1)
Uraian Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan penempatan "free-draining granular material" (material berbutir untuk penyalir bebas) di bawah air pada daerah rawa, atau pada daerah bertanah lunak yang cukup dalam, dimana penggantian seluruh tebal tanah yang lunak tidak memungkinkan. Urugan Khusus ini diletakan sebagai dasar untuk timbunan yang melintasi tanah dasar yang rendah dan lunak yang secara musiman atau selamanya berada dalam genangan air, sehingga sehingga menurut pendapat Konsultan Pengawas, berdasarkan topografi daerah itu, tidak dapat dikeringkan dengan metoda menurut Spesifikasi ini.
S4.08 (2)
Ketentuan lain yang mengikat Ketentuan yang sesuai dari Pasal S4.02 dan S4.06 merupakan bagian dari Pasal ini.
S4.08 (3)
Pelaksanaan Sebelum melaksanakan pekerjaan sebagaimana ketentuan Pasal ini, seluruh pekerjaan dalam Pasal S2.01 (2) (b), S4.02 (12) dan S4.03 (4) harus sudah selesai sesuai dengan perintah Konsultan Pengawas. Pengurugan harus sampai ketinggian tidak kurang dari 50 cm di atas muka tanah asli atau tidak kurang dari 50 cm di atas muka air pada waktu itu, dengan menggunakan material dari galian biasa, borrow material atau freedrainingmaterial sebagaimana yang ditentukan di bawah ini.
Free-draining granular material : Material penyalir bebas di atas tanah rawa dan untuk keadaan di mana penghamparan dalam kondisi jenuh atau banjir tidak dapat dihindarkan haruslah batu, pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Index Plastisitas maksimum 6 % (enam persen). Material yang akan digunakan harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Material pilihan harus ditempatkan sesuai dengan elevasi dan penampang melintang pada Gambar atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas, sedemikian rupa sehingga : (i)
setelah pemadatan dan proofrolling, permukaannya tidak kurang dari 50 cm di atas permukaan air pada waktu itu; dan/atau
SU4 - 22
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah
(ii)
tingkat daya dukung telah tercapai untuk keperluan pelaksanaan timbunan sampai elevasi Subgrade, sesuai dengan Pasal S4.06.
Untuk itu, material tersebut harus dihamparkan secara merata sesuai dengan profil (penampang memanjang) yang tercantum dalam Gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, dengan alat yang cocok dan merupakan lapisan dengan ketebalan tidak lebih besar dari yang diperlukan untuk mendukung alat angkut selama pelaksanaan lapisan berikutnya. Material yang dihamparkan di luar profil yang ditentukan tidak akan diukur untuk pembayaran. Pemadatan harus dilaksanakan sesuai instruksi Konsultan Pengawas dan dilakukan dengan menggunakan alat yang sesuai/cocok. Penurunan elevasi akibat penurunan timbunan harus diperbaiki dengan menghamparkan material tambahan sampai elevasinya lebih tinggi dari elevasi yang ditentukan, atau dengan menambahkan material lain selama pemadatan berlangsung. Pemadatan harus diteruskan sampai Konsultan Pengawas merasa pasti bahwa penurunan permukaan telah berhenti dan tidak ada deformasi pada lintasan alat pemadat (roller). Bila pekerjaan telah selesai sesuai dengan ketentuan Pasal ini, pengurugan harus dikerjakan menurut ketentuan Pasal S4.06. S4.08(4)
Metode Pengukuran Material yang dihampar dan dipadatkan dalam Pasal ini diukur dalam meter kubik di atas truk sebelum dibongkar. Untuk setiap truk yang memuat material ini, Kontraktor harus menyertakan keterangan untuk Konsultan Pengawas di tempat bongkar muatan, yaitu keterangan yang ditandatangani kedua pihak, termasuk kecocokan mengenai nomor STNK mobil dan volume material yang dimuatnya. Detail keterangan per hari mengenai nomor mobil truk dan jumlah muatan harus dicatat/disimpan pada daftar khusus yang dipegang oleh Konsultan Pengawas. Material yang dipasok akan diukur di atas truk menurut bidang horisontal yang sejajar dengan tepi/muka karoseri bak truk itu. Tidak ada cara pengukuran lain yang diijinkan. Penggunaan geotextile sesuai Divisi 4.12dengan tipe yang sudah disetujui Konsultan Pengawas diukur dalam meter persegi.
S4.08 (5)
Dasar Pembayaran Kuantitas pekerjaan di atas dibayar berdasarkan Harga Satuan Kontrak untuk mata pembayaran yang tertulis di bawah ini, kecuali untuk penggunaan geotextile dibayar menurut Divisi 4.12. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk segala biaya penyediaan, pengangkutan, penempatan dan untuk segala material, tenaga kerja, peralatan, perlengkapan dan kebutuhan-
SU4 - 23
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah kebutuhan insidental yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan sesuai dengan ketentuan Pasal ini. Nomor dan Nama Mata Pembayaran 4.08
Free-Draining Granular Material
Satuan Pengukuran meter kubik
S4.09
URUGAN MATERIAL BERBUTIR (GRANULAR BACKFILL)
S4.09 (1)
Uraian Pekerjaan ini meliputi penyediaan, penempatan dan pemadatan urugan material berbutir di dekat struktur. Daerah tempat urugan adalah daerah pengaruh dari struktur sebagaimana tertera dalam Gambar.
S4.09 (2)
Material Material harus kerikil pecah, batu, timbunan batuatau pasir alam atau campuran yang baik dari kombinasi material-material ini. Gradasi atau bukan bergradasi menerus, Ketentuan gradasi dari material ini adalah sebagai berikut : Ukuran maksimum 10 cm Lolos ayakan 4,75 mm 25% to 90% Lolos ayakan 0,075 mm 0% to 10% Indeks Plastisitas maks. 10.
S4.09 (3)
Pelaksanaan Urugan material berbutir harus ditempatkan sebagai lapisan tidak lebih dari 15 cm, dan dipadatkan sampai kepadatan 95 % dari kepadatan kering maksimum menurut ketentuan SNI 1743 : 2008 (AASHTO T180-01 (2004)).
S4.09 (4)
Metode Pengukuran Kuantitas urugan material berbutir diukur dan dibayar berdasarkan jumlah meter kubik material yang disediakan dan dipadatkan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas, dan sesuai dengan ketentuan Spesifikasi ini. Material urugan harus ditempatkan dalam batas zona pengaruh, dan material yang ditempatkan di luar zona pengaruh tidak akan diukur untuk pembayaran. Bila ada material dari zona pengaruh yang harus dipindahkan akibat dari metoda kerja Kontraktor, maka Kontraktor harus menggantinya dengan urugan material berbutir atas biaya sendiri. Bila ada Pasal dari Spesifikasi ini yang memerintahkan penggalian pada zona pengaruh, maka pengurugan galian harus dengan material berbutir, dan pekerjaan akan diukur untuk pembayaran berdasarkan ketentuan Pasal ini.
SU4 - 24
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah S4.09 (5)
Dasar Pembayaran Kuantitas urugan material berbutir yang diukur seperti di atas akan dibayar sesuai Harga Satuan Kontrak untuk mata pembayaran seperti di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk pekerjaan pada Pasal ini, meliputi penyediaan, pengangkutan, penempatan dan pemadatan material. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
4.09 Urugan Material Berbutir (Granular Backfill)
S4.10
URUGAN REMBESAN (PERMEABLE BACKFILL)
S4.10 (1)
Uraian
meter kubik
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan material urugan tertentu di dekat struktur sesuai dengan Spesifikasi dan pada tempat sebagaimana tertera dalam Gambar atau sebagaimana petunjuk Konsultan Pengawas. S4.10 (2)
Material Material urugan ini harus keras, bersih, batu pecah atau batu kerikil, dengan persyaratan gradasi sebagai berikut : Ukuran Saringan 63 mm 37,5 mm 19 mm 9,5 mm
S4.10 (3)
% Lolos Menurut Berat 100 85 – 100 0 – 20 0–5
Pelaksanaan Metoda pelaksanaan kerja merupakan wewenang Kontraktor, namun rincian metoda harus sudah diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui, sebelum pekerjaan dimulai. Seluruh detail urugan rembesan harus sesuai dengan Gambar dan derajat kepadatannya harus sesuai dengan perintah Konsultan Pengawas.
S4.10 (4)
Metoda Pengukuran Kecuali bila material urugan ini diatur dengan mata pembayaran lain, kuantitas urugan rembesan diukur dan dibayar berdasarkan jumlah meter kubik dari material yang disediakan, ditempatkan dan dipadatkan sesuai dengan detail yang tertera dalam Gambar. Material yang ditempatkan di luar ukuran-ukuran dalam Gambar tidak akan diukur untuk pembayaran.
SU4 - 25
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah S4.10 (5)
Dasar Pembayaran Pekerjaan ini dibayar berdasarkan Harga Satuan Kontrak per satuan pengukuran untuk pembayaran seperti terdaftar di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan penempatan material, dan untuk tenaga kerja, peralatan dan kebutuhan insidentil yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan Gambar, Spesifikasi dan petunjuk Konsultan Pengawas. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
4.10 Urugan Rembesan (Permeable Backfill)
meter kubik
S4.11
DRAINASE PASIR VERTIKAL (VERTICAL SAND DRAIN)DAN DRAINASE PASIR HORISONTAL (HORIZONTAL SAND DRAIN)
4.11 (1)
Uraian Pekerjaan ini mencakup pemasangan sistem horizontal sand drain dan vertical sand drain pada daerah tanah lembek seperti tertera pada Gambar atau seperti perintah Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dengan Spesifikasi dan ketentuan dari Konsultan Pengawas yang akan dinyatakan setelah Kontraktor melaksanakan penelitian tanah yang diperlukan. Pekerjaan ini mencakup pemasangan tiang-tiang pasir (sand piles) dengan jarak dan kedalaman tertentu, dan penempatan lapisan pasir di atas daerah yang akan dikeringkan.
S4.11 (2)
Material Pasir untuk sand drain adalah pasir kasar yang berpermeabilitas tinggi dan memenuhi persyaratan gradasi berikut : Ukuran Saringan
% Lolos Menurut Berat
25,0 9,5 4,75 2,00 0,850 0,425 0,180 0,075
100 90 - 100 70 - 100 35 - 90 12 - 70 4 - 40 2-8 0-3
Material harus bersih dari gumpalan/endapan kotoran, bahan organik atau pun bahan lain yang dapat mengganggu.
SU4 - 26
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah S4.11 (3)
Pelaksanaan Kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas, metoda pekerjaan ditentukan sebagai berikut : Sand drain akan dipasang dengan memasukkan sebuah pipa yang mempunyai katup tertutup pada ujung bawahnya, menggunakan peralatan pemancang pipa. Bila pipa telah sampai ke kedalaman tertentu, maka pipa diisi dengan pasir kasar kering sesuai ketentuan di atas dan katup di bagian ujung bawah pipa dibuka. Kemudian ujung atas pipa ditutup dan ke dalam pipa dipompakan udara sehingga pipa muncul dari tanah, dan serentak mengeluarkan muatan pasir melalui ujung/lubang bawah yang terbuka. Bila sand drain vertikal telah selesai sesuai dengan jarak yang tercantum dalam Gambar atau sesuai instruksi Konsultan Pengawas, maka ditimbunkan satu lapis pasir kasar (sand blanket) di atas daerah tersebut sampai ketebalan sesuai Gambar atau sesuai perintah Konsultan Pengawas. Permukan pelat penurunan harus dipasang diatas landasan pasir setebal 10 cm sedemkian hingga permukaan pelat bagian atas mendatar. Sebelum menempatkan setiap material timbunan Konsultan Pengawas akan memeriksa pemasangan yang telah lengkap dan mengambil ketinggian awal di atas pelat dasar dan bagian atas pipa. Suatu lapisan pasit setebal 30 cm harus ditempatkan pada dasar pelat penurunan untuk menghilangkan kesalahan landasan. Pelaksanaan timbunan di depan pipa harus diperpanjang seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Pekerjaan juga harus mencakup pemasangan dan pemeliharaan pemantauan penurunan lain dan alat ukur seperti yang disyaratkan oleh Kosultan Pengawas. Selama penurunan drainase pasir, lebar tambahan pasir 1 m dan kedalaman 1 m mungkin diminta oleh Konsultan Pengawas untuk ditempatkan pada kaki timbunan pasir untuk selanjutnya disingkirkan setelah penurunan selesai
S4.11 (4)
Metoda Pengukuran Sand drain vertikal diukur menurut panjang dalam meter linier sebagaimana ditentukan pada Nama Mata Pembayaran. Sand drain horisontal diukur menurut meter kubik sebagai satu mata pembayaran, terlepas dari kedalaman pasir sebagaimana instruksi Konsultan Pengawas. Pekerjaan pemasangan dan pemeliharaan alat pemantau penurunan (settlement monitoring devices) tidak akan diukur untuk pembayaran langsung, tetapi sudah termasuk ke dalam Harga Satuan Kontrak untuk sand drain vertikal. Pekerjaan-pekerjaan pemboran, sampling dan testing diukur untuk dibayar berdasarkan Pasal S10.08 Spesifikasi Umum, sedangkan pengujian khusus di laboratorium dilakukan dan merupakan tanggungjawab Konsultan Pengawas
SU4 - 27
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah dan setiap pembiayaan tambahan dianggap sudah tercakup dalam Harga Satuan Kontrak untuk sand drain vertikal. S4.11 (5)
Dasar Pembayaran Kuantitas tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per meter atau meter kubik untuk mata pembayaran sebagaimana terdaftar di bawahini. Harga. dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk semua biaya, meliputi pengangkutan material, pemasangan tiang pasir (sand piles) dan lapisan pasir (sand blanket), dan untuk material, tenaga kerja, peralatan, perlengkapan dan kebutuhan insidentil yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Pasal ini. Nomor dan Nama Mata Pembayaran 4.11 (1) Drainase Pasir Vertikal (diameter 40 cm) 4.11 (2) Drainase Pasir Horisontal
S4.12
GEOTEXTILES
S4.12 (1)
Umum (a)
Satuan Pengukuran meter panjang
meter kubik
Uraian (i)
Spesifikasi ini merupakan spesifikasi bahan geotekstil filter untuk drainase bawah permukaan, separator dan stabilisator.
(ii)
Spesifikasi ini memberikan nilai-nilai sifat fisik, mekanis dan ketahanan yang harus dipenuhi atau dilebihi, oleh geotekstil yang akan digunakan.
(iii)
Spesifikasi ini ditujukan untuk menjamin kualitas dan kinerja geotekstil yang baik untuk digunakan pada aplikasi yang tertera pada Pasal S4.12 (1).
(iv) Persyaratan kuat tarik geotekstil dalam spesifikasi ini dipertimbangkan berdasarkan daya bertahan (survivability) geotekstil terhadap tegangan yang terjadi pada saat pemasangan. (b)
Standar Rujukan Standar Nasional Indonesia (SNI) : SNI3423:2008 SN1 1966:2008 SNI 1742: 2008
: Cara Uji Analisis Ukuran Butiran Tanah. : Cara Uji Batas Plastis dan Indeks Plastisitas Tanah. : Cara Uji Kepadatan Ringan untuk Tanah.
SU4 - 28
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah RSNIM-01-2005 (ASTM D4632) SNI 08-6511-2001 (ASTM D4491) SNI 08-4644-1998 (ASTM D4533) SNI 08-4419-1997 (ASTM D4354) SNI 08-4418-1997 (ASTM D4751) SNI 08-0264-1989 (ASTM D276)
: Cara Uji Beban Putus dan Elongasi pada Geotekstil dengan Metode Grab. : Geotekstil Cara Uji Daya Tembus Air. : Cara Uji Kekuatan Sobek Geotekstil Cara Trapesium. : Cara Pengambilan Contoh Geotekstil untuk Pengujian. : Cara Uji Ukuran Pori-pori Geotekstil. : Pengujian Identifikasi Serat Bahan Tekstil
AASHTO : AASHTO M288-06 : Geotextile Spesifïcation Applications.
for
Highway
ASTM : ASTM D123 ASTM D4355
ASTM D4439 ASTM D4759 ASTM D4873 ASTM D5261 ASTM D6241
(c)
: Standard Terminology Relating to Textiles. : Test Method for Deterioration of Geotextilês from Exposure to Ultraviolet Light and Water (Xénon Arc Type Apparatus) : Terminology for Geosynthetics : Practice for Determining the Spécification Conformance of Geosynthetics : Guide for Identification, Storage and Handling of Geotextiles : Test Method for Measuring Mass per Unit Area of Geotextiles : Test Method for Static Puncture Strength of Geotextiles and Geotextile Related Products Using a 50-mm Probe
Istilah dan Definisi (i)
Nilai Gulungan Rata-rata Minimum (Minimum Average Roll Value, MARV) MARV adalah suatu alat kendali mutu pabrik untuk menerbitkan suatu nilai sehingga para Pengguna Jasa akan mempunyai tingkat keyakinan 97,7 persen bahwa suatu sifat tertentu akan sesuai dengan nilai yang diterbitkan. Untuk data yang terdistribusi normal, MARV dihitung sebagai nilai rata-rata dikurangi dua standar deviasi dari dokumentasi hasil uji kendali mutu untuk suatu populasi dari satu metode uji spesifik yang berhubungan dengan satu sifat spesifik bahan.
(ii)
Nilai Minimum
SU4 - 29
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah Nilai benda uji terendah dari dokumentasi hasil uji kendali populasi dari satu metode uji spesifik yang berhubungan spesifik bahan. (iii) Nilai Maksimum Nilai benda uji tertinggi dari dokumentasi hasil uji kendali populasi dari satu metode uji spesifik yang berhubungan spesifik bahan. (iv) Permitivitas (Permittivity) Kecepatan aliran volumetrik air per satuan luas potongan melintang per satuan tekanan pada kondisi aliran laminer, dalam arah normal (tegak lurus) terhadap bidang geotekstil. (v)
Ukuran Pori-pori Geotekstil (Apparent Opening Size, AOS) Suatu sifat yang memberikan indikasi perkiraan partikel terbesar yang akan secara efektif melewati geotekstil
(vi) Stabilitas Ultraviolet (Ultraviolet Stability) Stabilitas ultraviolet adalah suatu ukuran penurunan kuat tarik (dalam persentase) terhadap paparan sinar ultraviolet. Persentase penurunan kuat tarik tersebut diperoleh dengan membandingkan kuat tarik lima contoh uji setelah dipapar oleh sinar ultraviolet selama jangka waktu tertentu dalam alat xenon-arc terhadap kuat tarik contoh uji yang tidak dipapar sinar ultraviolet. S.4.12 (2)
Material (a)
Persyaratan Fisik Geotekstil (i)
Serat (fiber) yang digunakan untuk membuat geotekstil dan tali (thread) yang digunakan untuk menyambung geotekstil dengan cara dijahit, harus terdiri dari polimer sintetik rantai panjang yang terbentuk dari sekurang-kurangnya 95% berat poliolefin atau poliester. Serat dan tali harus dibentuk menjadi suatu jejaring yang stabil sedemikian rupa sehingga filamen (serat menerus) atau untaian serat (yarn) dapat mempertahankan stabilitas dimensinya relatif terhadap yang lainnya, termasuk selvage (bagian tepi teranyam dari suatu lembar geotekstil yang sejajar dengan arah memanjang geotekstil).
(ii)
Geotekstil yang digunakan untuk drainase bawah permukaan, pemisah (separator) dan stabilisasi harus memenuhi persyaratan fisik yang tertera pada Tabel 4.12.(1).
(iii) Seluruh nilai, kecuali Ukuran Pori-pori Geotekstil (Apparent Opening Size, AOS), dalam spesifikasi ini menunjukkan Nilai Gulungan Ratarata Minimum (Minimum Average Roll Value, MARV) pada arah utama terlemah (yaitu nilai rata-rata hasil pengujian dari suatu rol dalam suatu lot yang diambil untuk uji kesesuaian atau uji jaminan SU4 - 30
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah mutu harus memenuhi atau melebihi nilai minimum yang tertera dalam spesifikasi ini). Nilai Ukuran Pori-pori Geotekstil (AOS) menunjukkan nilai gulungan rata-rata maksimum. (b)
Persyaratan Geotekstil (i)
(ii)
Umum 1)
Tabel 4.12.(1) memberikan sifat-sifat kekuatan untuk tiga kelas geotekstil. Geotekstil harus sesuai dengan nilai yang tercantum pada Tabel 4.12.(1) berdasarkan kelas geotekstil yang tercantum pada Tabel 4.12.(2), Tabel 4.12.(3), Tabel 4.12.(4) atau Tabel 4.12.(5) sesuai dengan penggunaannya.
2)
Seluruh nilai pada Tabel 4.12.(1) menunjukkan Nilai Gulungan Rata-rata Minimum (Minimum Average Roll Value, MARV) pada arah utama terlemah. Sifat-sifat geotekstil yang dibutuhkan untuk setiap kelas bergantung pada elongasi geotekstil. Jika dibutuhkan sambungan keliman (sewn seam), maka kuat sambungan yang ditentukan berdasarkan ASTM D4632 atau RSNI M-01-2005 harus sama atau lebih dari 90% kuat grab (grab strength) yang disyaratkan.
Geotekstil untuk Drainase Bawah Permukaan 1)
Deskripsi: spesifikasi ini dapat digunakan untuk pemasangan geotekstil pada tanah untuk mengalirkan air ke dalam sistem drainase bawah permukaan dan menahan perpindahan tanah setempat tanpa terjadinya penyumbatan dalam jangka panjang. Fungsi utama geotekstil dalam sistem drainase bawah permukaan adalah sebagai penyaring atau filter. Sifat-sifat geotekstil filter merupakan fungsi dari gradasi, plastisitas dan kondisi hidrolis tanah setempat.
ii)
Geotekstil untuk drainase bawah permukaan harus memenuhi syarat yang tercantum pada Tabel 4.12.(2). Geotekstil potongan film teranyam (woven slit film geotextiles) tidak boleh digunakan untuk drainase bawah permukaan. Seluruh nilai pada Tabel 4.12.(2), kecuali Ukuran Pori-pori Geotekstil (Apparent Opening Size, AOS), menunjukkan Nilai Gulungan Rata-rata Minimum pada arah utama terlemah. Nilai Ukuran Pori-pori Geotekstil (Apparent Opening Size, AOS) menunjukkan nilai gulungan rata-rata maksimum.
iii)
Nilai-nilai dalam Tabel 4.12.(2) merupakan nilai-nilai baku (default) yang memberikan daya bertahan geotekstil pada berbagai kondisi. Catatan (b) pada Tabel 4.12.(2) memberikan suatu pengurangan terhadap persyaratan sifat minimum ketika tersedia informasi mengenai daya tahan geotekstil.
SU4 - 31
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah
Tabel 4.12.(1) Persyaratan Kekuatan Geotekstil
Sifat
Metode Uji
Satuan
Kelas 1 Elongasi Elongasi <50%(3) ≥50%(3)
Kelas Geotekstil Kelas 2 Elongasi Elongasi < 50% (3) ≥50% (3)
Kelas 3 Elongasi Elongasi < 50% (3) ≥50% (3)
RSNI M-01-2005 Kuat Grab (Grab N 1400 900 1100 700 800 500 Strength) (ASTM D4632) Kuat Sambungan RSNI M-01-2005 Keliman4) (Sewn N 1260 810 990 630 720 450 (ASTM D4632) Seam Strength) Kuat Sobek (Tear SNI08-4644-1998 N 500 350 400(3) 250 300 180 Strength) (ASTM D4533) Kuat Tusuk ASTM D 6241 N 2750 1925 2200 1375 1650 990 (Puncture Strength) Permitivitas SNI 08-6511-2001 detik-1 (Permittivity) (ASTM D4491) Nilai sifat minimum untuk Permitivitas, Ukuran Pori-pori Geosin Ukuran Pori-pori (Apparent Opening Size, AOS), dan Stabilitas Ultraviolet ditenti (3, 4) Geotekstil SNI 08-4418-1997 mm berdasarkan aplikasi geosintetik. Lihat Tabel 4.12.(2) untuk drainase ba (Apparent Opening (ASTM D4751) permukaan, Tabel 4.12.(3) dan Tabel 4.12.(4) untuk separator, dan Tabel Size, AOS) 4.12.(5) untuk stabilisator Stabilitas Ultraviolet ASTM D4355 % (kekuatan sisa) Catatan : 1) Kelas geotekstil yang dibutuhkan mengacu pada Tabel 4.12.(2), Tabel 4.12.(3), Tabel 4.12.(4) atau Tabel 4.11.(5) sesuai dengan penggunaannya. Kondisi pemasangan umumnya menentukan kelas geotekstil yang dibutuhkan. Kelas 1 dikhususkan untuk kondisi yang parah dimana pol teijadinya kerusakan geotekstil lebih tinggi, sedangkan Kelas 2 dan Kelas 3 adalah untuk kondisi yang tidak terlalu parah 2) Semua nilai syarat kekuatan menunjukkan Nilai Gulungan Rata-rata Minimum dalam arah utama terlemah. 3) Ditentukan berdasarkan ASTM D4632 atau RSNI M-01-2005 4) Nilai Gulungan Rata-rata Minimum kuat sobek yang dibutuhkan untuk geotekstil filamen tunggal teranyam (woven monofilamen geotextile) adalah 250 N.
c)
Geotekstil Separator
1.
i)
Deskripsi: spesifikasi ini sesuai untuk geotekstil yang berfungsi untuk mencegah teijadinya pencampuran antara tanah dasar dengan agregat penutupnya (lapis pondasi bawah, lapis pondasi, timbunan pilihan dan sebagainya). Spesifikasi ini juga dapat digunakan untuk kondisi selain di bawah perkerasan jalan dimana diperlukan pemisahan antara dua bahan yang berbeda tetapi dengan ketentuan bahwa penanganan rembesan air (seepage) melalui geotekstil bukan merupakan fungsi yang utama.
Tabel 4.12.(2). Persyaratan Geotekstil untuk Drainase Bawah Permukaan
Sifat Kelas Geotekstil Permitvitas (3,4) (Permittivity)
Metode Uji
Persyaratan, Persen Lolos Ayakan 0,075 mm(1) dari Tanah Setempat Satuan <15 15-50 >50 Kelas 2 dari Tabel 4.12.(1)(2)
SNI 08-6511-2001 detik-1 (ASTM D4491)
Ukuran Pori-pori Geotekstil(3,4) SNI 08-4418-1997 (Apparent Opening Size, (ASTM D4751) AOS)
mm
0,5
0,2
0,1
0,43 (nilai gulungan rata-rata maksimum)
0,25 (nilai gulungan rata-rata maksimum)
0,22(5) (nilai gulungan rata-rata maksimum)
SU4 - 32
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah Stabilitas Ultraviolet ASTM D4355 % 50% setelah terekpos 500jam (kekuatan sisa) Catatan: 1. Berdasarkan analisis ukuran butir dari tanah setempat mengacu pada SNI 3423 : 2008 (AASHTO T88-00 (2004)). 2 Kelas 2 merupakan pilihan baku (default) untuk drainase bawah permukaan. 3. Nilai sifat filtrasi baku (default) ini didasarkan pada ukuran butir terbesar tanah setempat. 4. Perencanaan geotekstil yang khusus untuk suatu lokasi harus dilakukan terutama jika satu atau lebih dari lingkungan tanah problematik sebagai berikut ditemukan: tanah yang tidak stabil atau sangat erosif seperti lanau non-kohesif, tanah dengan bergradasi senjang, tanah terlaminasi dengan lapisan pasir/lanau berselang-seling, lempung yang dapat larut, dan/atau serbuk batuan. 5. Untuk tanah kohesif dengan nilai Indeks Plastisitas lebih dari 7, nilai gulungan rata-rata maksimum geotekstil untukUkuran Pori-pori Geotekstil (Apparent Opening Size, AOS) adalah 0,30 mm.
d)
ii)
Fungsi geotekstil sebagai pemisah (separator) sesuai untuk struktur perkerasan yang dibangun di atas tanah dengan nilai CBR sama atau lebih dari 3 (CBR ≥ 3) atau kuat geser lebih dari sekitar 90 kPa. Aplikasi separator sesuai untuk kondisi tanah dasar yang tak jenuh.
iii)
Geotekstil untuk separator harus memenuhi syarat yang tercantum pada Tabel 4.12.(3). Seluruh nilai pada Tabel 4.12.(3) kecuali Ukuran Pori-pori Geotekstil (Apparent Opening Size, AOS) menunjukkan Nilai Gulungan Rata-rata Minimum pada arah utama terlemah. Nilai Ukuran Pori-pori Geotekstil menunjukkan Nilai Gulungan Rata-rata Maksimum.
iv)
Nilai-nilai dalam Tabel 3.5.3.(3) merupakan nilai-nilai baku (default) yang memberikan daya bertahan geotekstil pada berbagai kondisi.
Geotekstil Stabilisator i)
Deskripsi: Spesifikasi ini dapat digunakan untuk aplikasi geotekstil pada kondisi basah dan jenuh air yang berfungsi ganda yaitu sebagai pemisah dan penyaring atau filter. Dalam beberapa kasus, geotekstil dapat juga berfungsi sebagai perkuatan. Fungsi geotekstil untuk stabilisasi sesuai untuk struktur perkerasan yang dibangun di atas tanah dengan nilai California Bearing Ratio antara l dan 3 (l < CBR < 3) atau kuat geser antara 30 kPa dan 90 kPa.
ii)
Aplikasi geotekstil untuk stabilisasi sesuai untuk tanah dasar yang jenuh air akibat muka air tanah yang tinggi atau akibat musim hujan dalam waktu lama. Spesifikasi ini tidak sesuai untuk perkuatan timbunan dimana kondisi tegangan dapat mengakibatkan keruntuhan global tanah dasar pondasi. Perkuatan timbunan merupakan masalah perencanaan yang khusus untuk suatu lokasi. Tabel 4.12.(3) Persyaratan Geotekstil Separator
Sifat Metode Uji Satuan Persyaratan Kelas Geotekstil Lihat Tabel 4.12.(4) Permitivitas SNI08-6511-2001 detik-1 0,02(1) (ASTM D4491) (Permittivity) 0,60 SNI 08-4418-1997 Ukuran Pori-pori Geotekstil (Apparent mm (ASTM D4751) Opening Size, AOS) (nilai gulungan rata-rata maks) Stabilitas Ultraviolet (kekuatan sisa) ASTM D4355 % 50% setelah terekpos 500jam Catatan: 1) Nilai baku (default) permitivitas geotekstil harus lebih besar dari tanah (ψg> ψs)..
SU4 - 33
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah
Tabel 4.12.(4) Persyaratan Derajat Daya Bertahan (Survivability)
Tanah dasar telah dibersihkan dari halangan kecuali rumput, kayu, daun, dan sisa ranting kayu. Permukaan halus dan rata sehingga lubang/ gundukan tidak lebih tinggi dalam/tinggi dari 450 mm. Lubang yang lebih besar dari ukuran tersebut harus ditutup. Alternatif lain, lantai kerja dapat digunakan. Tanah dasar telah dibersihkan dari halangan yang lebih besar dari cabang kayu dan batu yang berukuran kecil sampai sedang. Batang dan pangkal/akar pohon harus dipindahkan atau ditutup sebagian dengan lantai keija. Lubang/gundukan tidak boleh lebih dalamAinggi dari 450 mm. Lubang yang lebih besar dari ukuran tersebut harus ditutup. Diperlukan persiapan lokasi secara minimal. Pohon dapat ditumbangkan, dipotong-potong dan ditinggalkan di tempat. Pangkal/akar pohon harus dipotong dan tidak boleh lebih dari 150 mm diatas tanah dasar. Geotekstil dapat dipasang langsung diatas cabang pohon, pangkal/akar pohon, lubang besar dan tonjolan, saluran dan bolder. Ranting, pangkal/akar, lubang besar dan tonjolan, alur air dan bongkah batu. Benda-benda harus dipindahkan hanya jika penempatan geotekstil dan bahan penutup akan berpengaruh terhadap permukaan akhir jalan.
Alat dengan Tekanan Permukaan Rendah (Low Ground Pressure) ≤ 25 KPa (3.6 psi) Rendah (Kelas 3)
Alat dengan Tekanan Permukaan Sedang (Medium GroundPressure) 25 KPa - 50 kPa (3,6 psi-7,3 psi) Sedang (Kelas 2)
Alat dengan Tekanan Permukaan Tinggi (High Ground Pressure) >50 KPa (> 7,3 psi) Tinggi (Kelas 1)
Sedang (Kelas 2)
Tinggi (Kelas 1)
Tinggi (Kelas 1+)
Tinggi (Kelas l)
Sangat Tinggi (Kelas 1+)
Tidak Direkomendasikan
Catatan: Syarat derajat daya bertahan (survivability) merupakan fungsi dari kondisi tanah dasar, peralatan konstruksi dan tebal penghamparan. Sifat-sifat geotekstil Kelas 1, 2 and 3 ditunjukkan pada Tabel 4.12.(1); Kelas 1+ sifat-sifatnya lebih tinggi dari Kelas 1, tetapi belum terdefinisikan sampai saat ini dan jika digunakan harus disyaratkan oleh Pengguna Jasa. Rekomendasi tersebut adalah untuk tebal penghamparan awal antara 150 - 300 mm. Untuk tebal penghamparan awal lainnya: - 300 - 450 mm: kurangi syarat daya bertahan sebesar satu tingkat - 450 - 600 mm: kurangi syarat daya bertahan sebesar dua tingkat - 600 mm: kurangi syarat daya bertahan sebesar tiga tingkat Untuk teknik konstruksi khusus, seperti pembuatan alur awal (prerutting), tingkatkan syarat daya bertahan geotekstil sebesar satu tingkat. Penghamparan awal bahan penutup yang terlalu tebal dapat menyebabkan keruntuhan daya dukung tanah dasar yang lunak
iii)
Geotekstil untuk stabilisasi harus memenuhi syarat yang tercantum pada Tabel 4.12.(3). Seluruh nilai pada Tabel 4.12.(3), kecuali Ukuran Pori-pori Geotekstil (Apparent Opening Size, AOS), menunjukkan SU4 - 34
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah Nilai Gulungan Rata-rata Minimum pada arah utama terlemah. Nilai ukuran Pori-pori Geotekstil menunjukkan Nilai Gabungan Rata-rata Maksimum. iv)
Nilai-nilai dalam Tabel 4.12.(5) merupakan nilai-nilai baku (default) yang memberikan daya bertahan geotekstil pada berbagai kondisi. Catatan (1) pada Tabel 4.12.(5) memberikan suatu pengurangan terhadap persyaratan sifat minimum ketika tersedia informasi mengenai daya bertahan geotekstil.
1.
Tabel 4.12.(5) Persyaratan Geotekstil untuk Stabilisasi Sifat-sifat Kelas Geotekstil Permitivitas (Permittivity)
Metode Uji
Satuan Persyaratan Kelas 1 dari Tabel 4.12.(l) (1) SNI08-6511-2001 detik-1 0,05(2) (ASTM D4491) SNI 08-4418-1997 mm 0,43 (ASTM D4751) (nilai gulungan rata-rata maks) ASTM D4355 % 50% setelah terekpos 500 jam
Ukuran Pori-pori Geotekstil (Apparent Opening Size, AOS) Stabilitas Ultraviolet (kekuatan sisa) Catatan : 1) Kelas 1 merupakan pilihan baku (default) geotekstil untuk stabilisasi. 2) Nilai baku (default) permitivitas geotekstil harus lebih besar dari tanah (ψg> ψs).
S4.12 (3)
PELAKSANAAN (a)
Umum Setelah penggelaran geotekstil, geotekstil tidak boleh terekpos unsurunsur atmosfir lebih dari 14 hari untuk mengurangi potensi kerusakan.
(b)
Penyambungan (i)
Jika sambungan keliman akan digunakan untuk menyambung geotekstil, maka tali (thread) yang digunakan harus terbuat dari polipropilena atau poliester dengan kekuatan tinggi. Tali dari nilon tidak boleh digunakan. Tali harus mempunyai warna yang kontras terhadap geotekstil yang disambung.
(ii)
Untuk sambungan yang dikelim di lapangan, Kontraktor harus menyediakan sekurang-kurangnya 2 m panjang sambungan keliman untuk diuji oleh Konsultan Pengawas sebelum geotekstil dipasang. Untuk sambungan yang dikelim di pabrik, Konsultan Pengawas harus mengambil contoh uji dari sambungan pabrik secara acak dari setiap gulungan geotekstil yang akan digunakan di lapangan.
a)
1)
Untuk sambungan yang dikelim di lapangan, contoh uji dari sambungan keliman yang diambil harus dikelim dengan menggunakan alat dan prosedur yang sama seperti yang akan digunakan dalam pelaksanaan penyambungan pada pekeijaan sesungguhnya. Jika sambungan dikelim dalam arah mesin dan arah melintang mesin, contoh uji sambungan dari kedua arah harus diambil.
SU4 - 35
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah 2)
c)
Kontraktor harus memberikan penjelasan mengenai tata cara penyambungan bersama dengan contoh uji sambungan. Penjelasan tersebut mencakup jenis sambungan, jenis jahitan, benang jahit dan kerapatan jahitan.
Drainase Bawah Permukaan (i)
Penggalian saluran harus dilakukan sesuai dengan rincian dalam rencana proyek. Setiap penggalian harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya rongga besar pada sisi dan dasar saluran. Permukaan galian harus rata dan bebas dari kotoran atau sisa galian.
(ii)
Geotekstil untuk drainase harus digelarkan secara lepas tanpa kerutan atau lipatan, dan tanpa adanya rongga antara geotekstil dan permukaan tanah. Lembaran-lembaran geotekstil yang berurutan harus ditumpang-tindihkan (ioverlapped) minimum sepanjang 300 mm, dengan lembar bagian hulu berada di atas lembar bagian hilir. 1)
Untuk saluran dengan lebar lebih dari 300 mm, setelah agregat drainase dihamparkan, geotekstil harus dilipat di bagian atas urugan agregat sedemikian rupa sehingga menghasilkan tumpang tindih minimum sebesar 300 mm. Untuk saluran dengan lebar kurang dari 300 mm tetapi lebih dari 100 mm, lebar tumpang tindih harus sama dengan lebar saluran. Jika lebar saluran kurang dari 100 mm, maka tumpang tindih geotekstil harus dijahit atau diikat. Seluruh sambungan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2)
Jika terjadi kerusakan geotekstil saat penggelaran atau saat penghamparan agregat drainase, maka suatu tambalan geotekstil harus ditempatkan di atas area yang rusak. Luas tambalan harus lebih besar daripada luas area geotekstil yang rusak, yaitu 300 mm dari tepi luar area yang rusak atau sebesar persyaratan sambungan tumpang tindih (pilih yang terbesar).
(iii) Penghamparan agregat drainase harus dilakukan segera setelah penggelaran geotekstil. Geotekstil harus ditutup dengan agregat setebal minimum 300 mm sebelum dilakukan pemadatan. Jika dalam saluran akan dipasang pipa berlubang kolektor, maka suatu lapisan dasar (bedding layer) dari agregat drainase harus dipasang di bawah pipa, dengan sisa agregat lainnya ditempatkan sesuai dengan kedalaman konstruksi minimum yang diperlukan. (iv) Agregat drainase harus dipadatkan menggunakan alat getar hingga minimum 95% kepadatan standar, kecuali jika saluran diperlukan sebagai penyangga struktural. Jika energi pemadatan yang lebih tinggi diperlukan, maka gunakan geotekstil Kelas 1 pada Tabel 4.12.(1) dalam spesifikasi ini d)
Separator dan Stabilisator (i)
Lokasi pemasangan geotekstil harus diratakan dengan cara membersihkan, memangkas dan menggali atau menimbun hingga
SU4 - 36
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah mencapai elevasi rencana. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah mengupas tanah penutup permukaan dan memangkas rerumputan. (ii)
Lokasi spot tanah lunak atau daerah dengan kondisi tanah buruk akan teridentifikasi saat pekerjaan persiapan lahan atau saat pekeijaan percobaaan pemadatan sesudahnya. Daerah tersebut harus digali dan diurug dengan timbunan pilihan kemudian dipadatkan berdasarkan prosedur normal.
(iii) Geotekstil harus digelarkan secara lepas tanpa kerutan atau lipatan pada tanah dasar yang telah disiapkan searah dengan lalulintas alat berat. Tepi dari gulungan-gulungan geotekstil yang bersebelahan harus ditumpang-tindihkan (overlap), dijahit atau digabungkan sesuai dengan Gambar. Tumpang tindih harus dibuat pada arah yang sesuai dengan Gambar. Tabel 4.12.(6) menunjukkan ketentuan tumpang tindih berdasarkan nilai CBR tanah dasar. Tabel 4.12.(6) Ketentuan Tumpang Tindih (Overlap) Nilai CBR Tanah >3 1-3 0,5-1 Kurang dari 0,5 Semua ujung gulungan
Tumpang Tindih Minimum 300-450 mm 0,6–1,0 m 1 m atau dijahit Dijahit 1 m atau dijahit
c)
(iv) Pada bagian lengkungan jalan, geotekstil dapat dilipat atau dipotong untuk menyesuaikan dengan bentuk lengkungan. Lipatan atau tumpang tindih harus searah dengan lalulintas alat berat dan ditahan dengan jepit, staples atau gundukan tanah ataupun batu. (v)
Sebelum penimbunan, geotekstil harus diperiksa untuk memastikan bahwa geotekstil tidak mengalami kerusakan (misalnya berlubang, robek atau terkoyak) selama pemasangan. Pemeriksaan harus dilakukan oleh Konsultan Pengawas. Jika Konsultan Pengawas menemukan geotekstil yang rusak maka Kontraktor harus segera memperbaikinya. Tutup daerah yang rusak dengan tambalan geotekstil. Lebar tambalan harus melebihi daerah yang rusak minimal sama dengan syarat tumpang tindih.
(vi) Penghamparan lapis pondasi bawah diif necessary atas geotekstil harus dilakukan dengan cara penumpahan ujung atau lend dumping dari tepi geotekstil atau di atas agregat lapis pondasi bawah yang telah terhampar sebelumnya. Alat berat tidak diperbolehkan melintas langsung di atas geotekstil. Lapis pondasi bawah harus dihamparkan sedemikian rupa sehingga sekurang-kurangnya suatu lapisan setebal syarat penghamparan minimum berada antara geotekstil dan roda atau track alat sepanjang waktu. Alat berat tidak diperbolehkan berbelok pada hamparan pertama di atas geotekstil.
SU4 - 37
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah (vii) Setiap alur yang muncul selama konstruksi harus ditimbun dengan bahan lapis pondasi bawah tambahan, dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang ditentukan. (viii) Jika penghamparan bahan urugan mengakibatkan kerusakan pada geotekstil, maka area yang rusak harus diperbaiki sesuai langkahlangkah yang telah dijelaskan pada butir c). Selanjutnya, prosedur penimbunan harus diubah untuk menghindari kemungkinan teijadinya kembali kerusakan (yaitu tambah tebal hamparan awal, kurangi beban alat berat dan sebagainya). S4.12 (4)
PENGENDALIAN MUTU (a)
Sertifikasi (i)
Kontraktor harus menyerahkan sertifikat pabrik kepada Konsultan Pengawas yang mencantumkan nama pabrik pembuat, nama produk, nomor jenis produk, komposisi kimiawi filamen atau untaian serat dan informasi penting lainnya yang menggambarkan geotekstil secara menyeluruh.
(ii)
Pihak Pabrik bertanggungjawab untuk melaksanakan dan mempertahankan keberlangsungan suatu program pengendalian mutu (misalnya ISO 9001) untuk memastikan kesesuaian bahan terhadap persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi. Dokumentasi yang menjelaskan tentang program pengendalian mutu harus tersedia jika diminta.
(iii) Sertifikat dari Pabrik harus menyatakan bahwa geotekstil yang diberikan memenuhi syarat Nilai Gulungan Rata-Rata Minimum dalam spesifikasi setelah dievaluasi di bawah program pengendalian mutu. Suatu pihak yang mempunyai kewenangan untuk mengikat Pabrik secara hukum harus mengesahkan sertifikat mutu produk dan lingkungan. (iv) Penamaan atau penandaan yang salah pada suatu bahan harus ditolak (b)
Pengambilan Contoh. Pengujian dan Penerimaan (i)
Geotekstil harus diambil contohnya dan diuji untuk memastikan kesesuaiannya dengan spesifikasi ini. Pengambilan contoh uji harus mengacu pada ASTM D 4354 pada Bab dengan judul "Procedure for Sampling for Purchaser's Specification Conformance Testing”' atau mengacu pada ISO 9868-1990 atau SNI 08-4419-1997. Apabila Pengguna Jasa tidak melakukan pengujian, verifikasi dapat didasarkan pada sertifikasi Pabrik yang merupakan hasil pengujian yang dilakukan Pabrik terhadap benda uji untuk jaminan mutu yang diperoleh dengan menggunakan prosedur Pengambilan Contoh untuk Uji Jaminan Mutu Pabrik (Sampling for Manufacturer's Quality Assurane Testing). Ukuran lot merupakan jumlah yang terkecil dari
SU4 - 38
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah jumlah pengiriman suatu produk tertentu, atau suatu muatan truk dari produk tertentu. (ii)
(c)
Pengujian harus dilakukan berdasarkan metode yang tercantum di dalam spesifikasi ini. Jumlah benda uji untuk setiap contoh ditentukan dalam setiap metode pengujian. Penerimaan produk geotekstil harus berdasarkan ASTM D4759. Penerimaan produk ditentukan dengan membandingkan nilai rata-rata hasil pengujian dari seluruh benda uji dalam suatu contoh yang ditentukan terhadap spesifikasi Nilai Gulungan Rata-rata Minimum. Prosedur penerimaan geotekstil yang lebih rinci mengacu pada ASTM D4759.
Pengiriman dan Penyimpanan (i)
Penamaan, pengiriman dan penyimpanan geotekstil harus mengikuti ASTM D4873. Label produk harus dengan jelas memperlihatkan nama Pabrik atau Pemasok, nama jenis produk dan nomor gulungan. Setiap dokumen pengiriman harus mencantumkan pernyataan bahwa bahan yang dikirimkan telah sesuai dengan sertifikat Pabrik.
(ii)
Setiap gulungan geotekstil harus dibungkus dengan suatu bahan yang dapat melindungi geotekstil, termasuk ujung-ujung gulungan, dari kerusakan selama pengiriman, air, sinar matahari dan kontaminasi. Bungkus pelindung harus dipelihara selama periode pengiriman dan penyimpanan.
(iii) Selama penyimpanan, gulungan geotekstil harus diletakkan di atas permukaan tanah dan ditutup secukupnya untuk melindungi dari hal berikut: kerusakan akibat konstruksi, presipitasi, radiasi ultraviolet termasuk sinar matahari, senyawa kimia bersifat asam atau basa kuat, api termasuk percikan las, temperatur melebihi 71°C dan kondisi lingkungan lain yang dapat merusak nilai sifat fisik geotekstil S4.12 (5)
Pengukuran dan Pembayaran (a)
(b)
Pengukuran Pekerjaan (i)
Geotekstil harus diukur berdasarkan jumlah meter persegi yang dihitung dari garis batas pembayaran pada gambar atau dari garis batas pembayaran yang ditentukan secara tertulis oleh Konsultan Pengawas. Pengukuran ini tidak meliputi tumpang tindih sambungan.
(ii)
Persiapan lereng, penggalian dan penimbunan kembali, lapisan dasar (bedding), dan bahan penutup merupakan mata pembayaran terpisah.
Dasar Pembayaran Kuantitas geotekstil yang diukur seperti diuraikan di atasharus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran terdaftar di bawah, dimana harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan, pemasangan, penyelesaian akhir dan pengujian SU4 - 39
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Divisi ini. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
4.12.(1)
Geotekstil Filter untuk Drainase Bawah Permukaan (Kelas 2)
Meter Persegi
4.12.(2)
Geotekstil Separator (Kelas 1)
Meter Persegi
4.12.(3)
Geotekstil Separator (Kelas 2)
Meter Persegi
4.12.(4)
Geotekstil Separator (Kelas 3)
Meter Persegi
4.12.(5)
Geotekstil Stabilisator (Kelas 1)
Meter Persegi
S4.13
PENYALIR VERTIKAL VERTICAL DRAIN, PVD)
S4.13 (1)
Umum
PRA-FABRIKASI
(PREFABRICATED
(a) Uraian (i)
Spesifikasi ini dimaksudkan untuk menjelaskan persyaratan pengaturan penggunaan Penyalir Vertikal Pra-Fabrikasi (Prefabricated Vertical Drain, PVD) pada tanah lunak untuk sistem preloading. (ii) Lingkup pekerjaan dalam spesifikasi ini meliputi bahan, pengujian, penyediaan dan pemasangan harus memenuhi persyaratan sesuai peraturan dan standar yang dinyatakan dalam Spesifikasi ini (iii) PVD harus terdiri dari inti dan selimut harus dipasang dan diatur seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. (iv) PVD dengan metode Vakum diuraikan dalam Spesifikasi Khusus SK 4.13. (b) Standar Rujukan Standar Nasional Indonesia (SNI): RSNI M-01-2005 (ASTM D4632) SNI 08-4644-1998 (ASTM D4533) SNI 08-4418-1997 (ASTM D4751) SNI 08-6511-2001 (ASTM D4491) SNI 8058:2014 (ASTM D4833)
: Cara Uji Beban Putus dan Elongasi pada Geotekstil dengan Metode Grab. : Cara Uji Kekuatan Sobek Geotekstil Cara Trapesium. : Cara Uji Ukuran Pori-pori Geotekstil. : Geotekstil Cara Uji Daya Tembus Air. : Metode Uji Indeks Tahanan Tusuk Geomembran dan Produk Sejenisnya.
SU4 - 40
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah ASTM: ASTM D3786 ASTM D4716
ASTM D4873 ASTM D4354
: Standard Test Method for Bursting Strength Tester Method. : Test Method for Determining the (in-plane) Flow Rate per Unit Width and Hydraulic Transmissivity of a Geosynthetic Using a Constant Head. : Standard Guide for Identification, Storage, and Handling of Geosynthetic Rolls : Standard Practice for sampling of geosyntetics for testing
(c) Istilah dan Definisi (i)
Penyalir Vertikal Pra-fabrikasi (Prefabricated Vertical Drain, PVD) adalahbahan berbentuk pita terdiri dari inti (core) dan selimut (jacket) yang dipasang secara vertikal dengan suatu metode pemasangan tertentu yang berfungsi sebagai penyalir.
(ii)
Inti PVD adalah bahanyang terbuat dari plastik untuk mendukung lapisan filter dan memungkinkan jalan aliran air sepanjang penyalir.
(iii) Selimut PVD adalahbahan yang secara fisik merupakan pemisah inti dari tanah sekeliling dan filter untuk membatasi lolosnya tanah ke bagian inti. (iv) Kapasitas pengaliran air (qw) adalah salah satu sifat propertis penyalir yang diperlukan untuk analisis faktor pengaruh drain. (v)
Diameter ekivalen (dw) adalah salah satu sifat propertis drainase sebagai diameter drainase lingkaran yang mempunyai kinerja drainase radial secara teoritis.
(vi) Mandrel adalah pelindung (casing) PVD terhadap gangguan tanah (vii) Angker adalah bahan yang ditempatkan pada ujung dari PVD yang berupa batang atau pipa atau pelat yang berfungsi sebagai penahan ujung PVD. S4.13 (2)
BAHAN (a)
Umum Hal umum tentang bahan PVD dijelaskan sebagai berikut: (i)
PVD harus berupa bahan yang dibuat di pabrik dan terdiri dari sebuah inti dan selimut PVD. Selimut PVD harus memberi peluang bebas mengalirnya air pori ke bagian inti tanpa terjadi kehilangan bahan tanah atau erosi buluh (piping). Inti harus memberi kesempatan aliran air drainase vertikal yang menerus.
(ii)
PVD harus berbentuk pita dengan rasio lebar terhadap tebal tidak lebih dari 50.
(iii) Bahan PVD harus diberi label atau tanda sehingga informasi untuk identifikasi contoh danmaksud pengendalian mutu lainnya dapat SU4 - 41
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah dibaca dari label tersebut. Pabrik pembuat minimal harus mencantumkan dalam setiap gulungan PVD informasi berikut: nomor lot atau nomor kontrol, nomor gulungan, tanggal pembuatan, pabrik pembuat, dan identifikasi produk dari selimut daninti. (iv) Pada waktu pengangkutan dan penyimpanan PVD harus dibungkus dengan kertas tebal, kain goni, atau lapisan pelindung tebal yang serupa. PVD harus dilindungiterhadap sinar matahari, lumpur, kotoran, debu, batang pohon, dan bahan perusaklainnya selama pengangkutan dan di tempat penyimpanan. (v)
(b)
Semua PVD yang mengalami kerusakan pada waktu pengangkutan, pembongkaran, penyimpanan, atau perawatan dan yang tidak memenuhi persyaratan minimum harus ditolak.
Selimut PVD Hal-hal yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan bahan selimut PVD adalah sebagai berikut: (i) Selimut PVD harus berupa geotekstil non-woven sintetis yang mampu menahansemua lendutan, hantaman dan gaya-gaya tarik selama pemasangan. (ii) Bahan selimut tidak boleh mengalami kerusakan setempat (misalnya rusaknya filter oleh butiran pasir atau kerikil). (iii) Bahan selimut harus cukup kuat untuk menahan tekanan tanah lateral akibat pemasangan dan beban tambahan sehingga fungsinya tidak terganggu. (iv) Bahan selimut harus cukup fleksibel untuk menekuk selama pemasangan dan terhadap pengaruh penurunan konsolidasi tanpa mengalami kerusakan. (v) Bahan selimut tidak boleh mengalami retakan dan pengelupasan selama pemasangan. (vi) Bahan selimut harus memenuhi ketentuan spesifikasi berikut ini : Tabel 4.13.1 Persyaratan bahan selimut Sifat Kuat Grab (Grab strength) Kuat Tusuk (Puncture Strength) Bursting strength Kuat Sobek (Tear Strength) Ukuran Pori-pori Geotekstil (Apparent Opening Size, O95) Permitivitas
Metode Uji
Nilai
RSNI M-01-2005 (ASTM D 4632) SNI 8058:2014 (ASTM D 4833) ASTM D 3786 SNI 08-4644-1998 (ASTM D 4533) SNI 08-4418-1997 (ASTM D 4751)
min. 356 N
SNI 08-6511-2001 (ASTM D 4491)
min. 220 N min. 896 kPa min. 111 N sesuai Gambar
sesuai Gambar
SU4 - 42
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah
Sifat Permeabilitas
Metode Uji
Nilai
SNI 08-6511-2001 (ASTM D 4491)
sesuai Gambar
Catatan: (i)
(ii)
Seluruh nilai pada Tabel 4.13.1, kecuali Ukuran Pori-pori Geotekstil (Apparent Opening Size, AOS), menunjukkan nilai gulungan rata-rata minimum pada arah utama terlemah. Nilai Ukuran Pori-pori Geotekstil menunjukkan nilai gulungan rata-rata maksimum. Bahan selimut harus diuji pada kondisi jenuh dan kering, diambil dari nilai yang terendah.
Tabel 4.13.2 Persyaratan PVD Sifat Lebar Tebal Kapasitas Pengaliran (Discharge Capacity) Kuat Tarik pada Regangan ≤ 10% (c)
Metode Uji
Nilai
-
sesuai Gambar sesuai Gambar Sesuai Gambar
ASTM D 4716 ASTM D 4595
Inti PVD Inti harus berupa bahan plastik fabrikasi yang menerus untuk memungkinkan aliran air sepanjang sumbu PVD.
(d)
PVD Terangkai PVD yang terangkai harus memperhatikan hal-hal berikut: (i)
Sifat-sifat mekanik PVD yang terangkai harus sama atau melebihi nilai yang ditentukan untuk selimut dan inti. (ii) PVD yang terangkai harus tahan terhadap material pembusuk, lumut, bakteri, serangga, air asin, asam, alkali, pelarut, dan bahan signifikan lainnya yang terdapat dalam air tanah. (iii) Hanya satu jenis PVD yang terangkai pada suatu proyek kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas. (iv) PVD yang terangkai harus mempunyai kapasitas pengaliran air minimum 100,00 m3/tahun bila diukur dengan gradient 1,00 pada tegangan efektif maksimum. (v) PVD yang terangkai harus mempunyai diameter ekivalen minimum sesuai hasil perencanaan,yang dihitung dengan rumus diameter ekivalen:
SU4 - 43
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah dw=(a+b)/2 dengan : dw adalah diameter ekivalen dariPVD a adalah lebar PVD b adalah tebal PVD
S4.13 (3)
PERALATAN Hal umum yang harus diperhatikan pada peralatan untuk pemasangan PVD adalah sebagai berikut: (a)
PVD harus dipasang menggunakan alat yang dapat meminimalkan gangguan pada tanah selama kegiatan pemasangan dan pada saat mempertahankan mandrel dalam posisi vertikal, yang harus disetujui Konsultan Pengawas.
(b)
PVD harus dipasang dengan menggunakan sebuah mandrel atau lengan (sleeve) yang harus dimasukkan dengan cara mendorong ke dalam tanah. Mandrel atau sleeve harus melindungi PVD dari sobekan, terpotong, dan terkikis selama pemasangan, dan harus dicabut kembali setelah PVD terpasang.
(c)
Untuk mengurangi gangguan pada tanah, mandrel atau sleeve harus mempunyai luas potongan melintang maksimum sesuai dengan spesifikasi bahan PVD yang ditentukan. Mandrel atau sleeve harus cukup kaku untuk mencegah terjadinya goyangan atau defleksi selama pelaksanaan pemasangan.
(d)
Mandrel atau sleeve harus dilengkapi dengan pelat angker atau pengaturan serupapada bagian dasar untuk mencegah masuknya tanah ke dasar mandrel selama pemasangan PVD dan untuk mengangker ujung PVD pada kedalaman yang ditentukan saat mandrel dicabut kembali. Dimensi angker harus sedikit lebih besar dari dimensi mandrel agar dapat mengurangi pengaruh gangguan pada tanah. Kontraktor harus menjamin sistem akseptabilitas dan prosedur pengangkeran serta mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
S4.13 (4)
PROSEDUR PELAKSANAAN PEMASANGAN (a)
Umum Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemasangan PVD adalah sebagai berikut: (i)
Sebelum dilakukan pemasangan PVD terlebih dahulu dilakukan pekerjaan persiapan lapangan seperti galian, pembersihan, penyiapan grade, pemasangan lapis drainase dan lantai kerja alat
(ii)
Sebelum memulai percobaan pemasanganPVD, Kontraktorharus menyampaikan rincian lengkap tentang bahan, peralatan, urutan dan metode yang diusulkan untuk pemasangan PVD kepada Konsultan Pengawas, untuk dikajiulang dan mendapat persetujuan. Persetujuan
SU4 - 44
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah dari Konsultan Pengawas untuk urutan dan metode pemasangan tidak boleh menghilangkan tanggungjawab Kontraktor untuk memasang PVD sesuai dengan Gambar dan spesifikasi yang ditentukan. (iii) Sebelum percobaan pemasangan PVD, Kontraktor harus menunjukkan bahwa peralatan, metode dan bahan akan menghasilkan pemasangan yang memadai sesuai dengan Gambar dan spesifikasi yang ditentukan. Karena itu, Kontraktor perlu memasang beberapa percobaan pemasangan PVD sehingga dapat diketahui panjang total PVD untuk lokasi yangditentukan oleh Konsultan Pengawas. (iv) JikaKonsultan Pengawas menganggap bahwa metode pemasangan tidakmenghasilkan PVD yang memadai, Kontraktor harus mengubah metode atau peralatan sehingga dapat memenuhi spesifikasi yang ditentukan. (b)
Pelaksanaan Pemasangan Dalam melaksanakan pemasangan PVD harus diperhatikan hal-hal berikut: (i)
PVD harus ditempatkan, diberi nomor dan dipasang dengan menggunakan baseline dan benchmark sesuai Gambar. Kontraktorharus mengambil langkah pencegahan untuk melindungi PVD yang terpasang dan bertanggungjawab atas setiap pemasangan ulang yang diperlukan.Titik pemasangan PVD tidak boleh bervariasi lebih dari 15 cm dari titik rencana yang ditentukan pada Gambar.
(ii)
PVD yang terletak lebih dari 15 cm terhadaptitik rencana atau rusak atau tidak terpasang sebagaimana mestinya, akan ditolak dan ditinggalkan di tempat.
(iii)
PVD harus dipasang dari permukaan lantai kerja hingga kedalaman yang sesuai dengan Gambar. Konsultan Pengawas dapat mengubah kedalaman, jarak, atau jumlah PVD yang akan dipasang, dan dapat merevisi batas-batas rencana pekerjaan ini jika diperlukan.
(iv)
Selama pemasangan PVD, Kontraktor harus menyampaikan kepada Konsultan Pengawas perangkat yang sesuai untuk menentukan kedalaman PVD yang sedang dipasang di setiap titik.
(v)
Kontraktor harus menyampaikan laporan mengenai PVD yang terpasang pada akhir setiap hari kepada Konsultan Pengawas. Laporan harus berisi informasi mengenai jenis PVD, lokasi, dan jumlah panjang dengan pembulatan terdekat 1cmPVD yang dipasang di setiap lokasi.
(vi)
Peralatan pemasangan PVD harus dikalibrasi pada arah vertikal sebelum pemasangan PVD dilakukan dan tidak boleh menyimpang dari posisi vertikal lebih dari6 cm untuk setiap 3 m panjang selama pemasangan PVD.Selain itu kalibrasi kedalaman harus dilakukan minimal tiga kali pengukuran kalibrasi dengan menyesuaikan kedalaman terpasang terhadap kedalaman yang diukur di permukaan tanah.
SU4 - 45
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah (vii) PVD harus dipasang menggunakan gayatekan menerus dengan beban statis. (viii) Pemasangan harus dilakukan tanpa menimbulkan kerusakan pada PVD selama menekan atau menarik kembali mandrel. Mandrel hanya boleh diangkat setelah pemasangan PVD selesai.
(c)
(ix)
Kecepatan penetrasi mandrel harus berada antara 0,15 m dan 0,60 m per detik.
(x)
PVD yang telah terpasang harus dipotong dengan rapi 0,30 m diatas lantai kerja.
Hambatan (i)
Kontraktor harus bertanggungjawab atas penetrasi ke dalam lapisan tanah apapun yang diperlukan untuk memasang PVD. Pemasangan yang baik memerlukan pembersihan hambatan yang disebabkan oleh kegiatan manusia atau objek alam atau perlapisan yang dapat menghalangi masuknya mandrel dengan benar dan menghalangi pemasangan PVD.
(ii)
Jika ditemukan hambatan di bawah permukaan lantai kerja yang tidak dapatdipenetrasi oleh alat pemasang PVD, Kontraktor harus menyelesaikan pemasangan PVD dari elevasi permukaan lantai kerja sampai elevasi hambatan dan memberitahukan kepada Konsultan Pengawas sebelum melanjutkan pemasangan PVD lainnya. Dengan petunjuk Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memasang PVD baru sejauh maksimum 0,60 m dari posisi PVD yang terganggu. Maksimum dua percobaan harus dilakukan dengan arahan dari Konsultan Pengawas. Jika PVD tetap tidak dapat dipasang sesuai kedalaman Gambar, titik PVD harus ditinggalkan, dan alat pemasang harus dipindahkan ke titik berikutnya, dan atau tindakan lain yang harus diambil sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
(iii) Jika diijinkan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat menggunakan pengeboran tangan, digaru (spudding), atau metode lain untuk menggemburkan tanah dan membersihkan hambatan, namun pengeboran tangan tidak boleh menembus lebih dari 0,60 mkedalam lapisan tanah kompresif (Compressible Soil). (iv) Jika metode yang dipilih adalah pengeboran tangan, alat pengeboran harusmempunyai diameter luar minimum sama dengan dimensi horizontal terbesar antara mandrel dan angker, diambil nilai terbesar. Diameter luar maksimum alat bor tidak boleh lebih besar dari 7,50 cm dari diameter luar minimum. (d)
Penyambungan Dalam melaksanakan penyambungan PVD harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
SU4 - 46
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah (i)
Penyambungan PVD harus dilakukan dengan rapi dan cermat sehingga dapat menjamin kontinuitas PVD secara hidraulik dan struktural.
(ii)
Dari setiap PVD yang dipasang diperbolehkan disambung maksimal satu kali tanpa perlu meminta ijin khusus dari Konsultan Pengawas.
(iii) Selimut dan inti PVD harus sambung-susup (overlapping) sepanjang minimum 15,00 cm pada setiap sambungan.
S4.13 (5)
PENGENDALIAN MUTU (a)
Sertifikasi (i)
Kontraktor harus menyerahkan sertifikat pabrik kepada Konsultan Pengawas yang mencantumkan nama pabrik pembuat, nama produk, nomor jenis produk dan informasi penting lainnya yang menggambarkan PVD secara menyeluruh.
(ii)
Pihak Pabrik bertanggungjawab untuk melaksanakan dan mempertahankan keberlangsungan suatu program pengendalian mutu untuk memastikan kesesuaian bahan terhadap persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi. Dokumentasi yang menjelaskan tentang program pengendalian mutu harus tersedia.
(iii) Sertifikat dari Pabrik harus menyatakan bahwa PVD yang diberikan memenuhi syarat Nilai Gulungan Rata-rata Minimum setelah dievaluasi dibawah program pengendalian mutu. Sertifikat ini harus disahkan oleh pihak yang berwenang. (iv) Penamaan atau penandaan yang salah pada suatu bahan harus ditolak. (b)
Pengambilan contoh, pengujian, dan penerimaan (i)
PVD harus diambil contohnya dan diuji untuk memastikan kesesuaiannya dengan spesifikasi ini. Pengambilan contoh uji harus mengacu kepada ASTM D 4354.
(ii)
Kontraktor harus menyerahkan sebanyak 3 contoh sambungan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak sebelum pemasangan PVD. Contoh sambungan PVD harus cukup panjang termasuk tambahan panjang sebesar 0,60 m pada kedua sisinya.
(iii) Selama pelaksanaan konstruksi, contoh uji harus dipotong minimal dari satu gulunganyang dipilih secara acak untuk mewakili setiap pengiriman atau60.000,00 m panjang, dipilih yang terkecil. Contoh yang diambil minimal memiliki panjang 3,00m dan harus sepanjang lebarnya. Contoh yang diserahkan untuk pengujian harus mewakili panjang PVD. Contoh tersebut tidak boleh digunakan sampai diterima oleh Konsultan Pengawas. Contoh diterima setelah dilakukan verifikasi terhadap dimensi fisik, pabrik pembuat, label PVD, dan sertifikat bahan yang berisi mengenai sifat-sifat fisik dan kimia.
SU4 - 47
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah (iv) Jika terdapat contoh yang tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan, gulungan tersebut harus ditolak dan dua contoh tambahan harus diambil secara acak dari dua gulungan lainnya yang mewakili satu pengiriman atau sepanjang 60.000m, dipilih yang terkecil. Jika salah satu dari dua contohtambahan ternyata tidak memenuhi spesifikasi, seluruh jumlah PVD yang diwakili oleh kedua contoh tersebut harus ditolak. (v)
(c)
S4.13 (6)
Kontraktor harus menunjukkan sumber bahan yang diusulkan sebelum pengiriman kelapangan. Kontraktor juga harus menyimpan sertifikat pembelian dari pemasok untuk verifikasi jenis dan karakteristik fisik dari PVD yang akan digunakan.
Pengiriman dan Penyimpanan (i)
Penamaan, pengiriman, dan penyimpanan PVD harus mengikuti ASTM D4873. Label produk harus dengan jelas memperlihatkan nama pabrik atau pemasok, nama jenis produk, dan nomor gulungan. Setiap dokumen pengiriman harus mencantumkan pernyataan bahwa bahan yang dikirimkan telah sesuai dengan Sertifikat Pabrik.
(ii)
Setiap gulungan PVD harus dibungkus dengan suatu bahan yang dapat melindungi PVD, termasuk ujung-ujung gulungan, dari kerusakan selama pengiriman, air, sinar matahari dan kontaminasi. Bungkus pelindung harus dipelihara selama periode pengiriman dan penyimpanan.
(iii)
Selama penyimpanan, gulungan PVD harus diletakkan di atas permukaan tanah dan ditutup secukupnya untuk melindungi dari hal berikut: kerusakan akibat konstruksi, presipitasi, radiasi ultraviolet termasuk sinar matahari, senyawa kimia bersifat asam atau basa kuat, api termasuk percikan las, temperatur melebihi 71C dan kondisi lingkungan lain yang dapat merusak sifat fisik PVD.
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN (a)
Pengukuran (i)
Pengukuran hasil pekerjaan PVD di setiap titik dilakukan berdasarkan panjang bahan PVD yang telah terpasang di dalam tanah dihitung mulai dari posisi angker pada ujung bawah bahan PVDdi dalam tanah sampai ujung atas bahan PVD yang dipotong di atas permukaan tanah lantai kerja.
(ii)
Pengukuran panjang pemasangan hanya berlaku untuk setiap titik pemasangan PVD yang diterima oleh Konsultan Pengawas.
SU4 - 48
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah (b)
Pembayaran Pembayaran pekerjaan PVD berdasarkan Harga Satuan Kontrak dalam satuan meter panjang. Harga mata pembayaran pekerjaan PVD ini merupakan kompensasi penuh untuk semua biaya meliputi: bahan, pengujian, penyediaan, pemasangan, tenaga kerja, peralatan dan kebutuhan insidentil yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
S4.13 (1) Penyalir Vertikal Pra-Fabrikasi (Prefabricated Vertical Drain, PVD)
S4.14
INSTRUMENTASI GEOTEKNIK
S4.14 (1)
UMUM (a)
Meter Panjang (M)
Uraian (i)
Spesifikasi ini dimaksudkan untuk menjelaskan dan mengatur persyaratan penggunaan Instrumentasi pada pekerjaan timbunan diatas tanah lunak, stabilisasi lereng, pekerjaan Penyalir Vertikal PraFabrikasi (Prefabricated Vertical Drain, PVD) dan Sistem Preloading.
(ii)
Lingkup pekerjaan dalam spesifikasi ini meliputi: penyediaan, pemasangan, pemantauan dan analisis data yang harus sesuai peraturan dan standar yang dinyatakan dalam Spesifikasi ini
(iii) Instrumentasi yang dimaksud dalam spesifikasi ini meliputi instrumen untuk memantau penurunan vertikal, pergerakan horizontal, dan tekanan air pori yang harus dipasang dan diatur seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. (iv) Spesifikasi ini ditujukan untuk menjamin kualitas dan kinerja yang baik. (b)
Standar Rujukan Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI 3454:2008
:
SNI 03-3442-1994
:
SNI 03-3443-1994
:
SNI 03-3453-1994 SNI 03-3452-1994
: :
Tata Cara Pemasangan Instrumen Magnetis dan Pemantauan Pergerakan Vertikal Tanah Metode Pemasangan Pisometer Pipa Terbuka Casagrande Tata Cara Pemantauan Pisometer Pipa Terbuka Casagrande Metode Pemasangan Pisometer Pneumatik Tata Cara Pemantauan Pisometer Pneumatik
SU4 - 49
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah SNI 6461:2012
:
SNI 3404:2008
:
SNI 03-3431-1994
:
Pt T-8-2002-B
:
Pt T-09-2002-B
:
Pt M-01-2002-B
:
Pt T-10-2002-B
:
Tata Cara Pemasangan dan Pemantauan Pisometer Kawat Bervibrasi Tata Cara Pemasangan Inklinometer dan Pemantauan Pergerakah Horisontal Tanah Tata Cara Pemantauan Gerakan Horizontal Batuan dan Bangunan dengan Alat Inklinometer Timbunan Jalan pada Tanah Lunak Panduan Geoteknik 1: Proses Pembentukan dan Sifat-Sifat Dasar Tanah Lunak Timbunan Jalan pada Tanah Lunak Panduan Geoteknik 2: Penyelidikan Tanah Lunak, Desain dan Pekerjaan Lapangan Timbunan Jalan pada Tanah Lunak Panduan Geoteknik 3: Penyelidikan Tanah Lunak, Pengujian Laboratorium Timbunan Jalan pada Tanah Lunak Panduan Geoteknik 4: Desain dan Konstruksi
ASTM
(c)
ASTM D6598
:
ASTM D6230
:
Standard Guide for Installing and Operating Settlement Platforms for Monitoring Vertical Deformations Monitoring Ground Movement Using ProbeType Inclinometers
Istilah dan Definisi (i) Settlement plate, settlement probe, settlement sensor Instrumen yang digunakan untuk mengukur penurunan vertikal tanah timbunan atau tanah asli. (ii) Piezometer Instrumen yang digunakan untuk mengukur tekanan air pori. Tekanan air pori dapat memberi indikasi akan terjadinya ketidakstabilan pada timbunan dan evaluasi kemajuan proses konsolidasi. (iii) Inclinometer Instrumen yang digunakan untuk mengukur pergerakan horizontal dan memantau stabilitas tanah timbunan.
S4.14 (2)
BAHAN (a)
Persyaratan Fisik Instrumen (i) Instrumen untuk memantau penurunan vertikal yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada ASTM D6598. (ii) Instrumen untuk memantau pergerakan horizontal yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada SNI 3404:2008.
SU4 - 50
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah (iii) Instrumen untuk mengukur tekanan air pori yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada SNI 03-3442-1994 atau SNI 03-3453-1994 atau SNI 6461:2012. (b)
Persyaratan Instrumentasi (i) Instrumen yang dipasang harus merupakan instrumentasi yang sudah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.. (ii) Semua persyaratan tipe dan model instrumen yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. (iii) Semua instrumen harus dapat berfungsi sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Spesifikasi ini.
S4.14 (3)
PELAKSANAAN (a)
Pemasangan Pemasangan Instrumentasi harus mengikuti hal-hal berikut: (i) Semua instrumen harus dipasang sesuai dengan Gambar sebelum pembebanan atau penimbunan dimulai. (ii) Jadwal, gambaran rencana tata letak harus disiapkan dan dilaksanakan dengan tepat sesuai Gambar dan catatan harus dibuat jika ada penyimpangan dari rencana semula. (iii) Inklinometer harus ditanam hingga lapisan tanah keras. (iv) Semua instrumen harus diberi tanda dan nomor seri. (v) Selama pemasangan, suatu catatan harus dibuat dan bila sudah selesai, catatan pemasangan harus dibuat menjadi suatu laporan, yang akan menjadi informasi faktual definit mengenai instrumentasi.
(b)
Perlindungan Selama pemasangan dan pelaksanaan penimbunan, semua instrumen yang dipasang harus dilindungi terhadap lalulintas kendaraan dan alat-alat berat. Setelah selesai pemasangan dan penimbunan, instrumen harus dilindungi dengan suatu pelindung yang tidak mudah dirusak atau dicuri, untuk menjamin bahwa semua instrumen tidak rusak dan bekerja dengan baik. Tindakan pengamanan khusus harus dilakukan terhadap instrumen yang pemasangannya sampai menonjol dipermukaan tanah yang dapat rusak akibat aktivitas konstruksi. Selongsong inclinometer dan settlement probe membutuhkan penghalang untuk melindunginya dan harus diberi tanda atau dicat dengan jelas untuk memberi peringatan kepada operator peralatan konstruksi. Untuk menghindari pencurian dan pengerusakan, maka semua terminal harus dikubur dan dibuat tidak menonjol karena kotak pelindung yang mecolok mengundang terjadinya pengerusakan.
SU4 - 51
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah Semua pipa vertikal harus diberi tutup untuk mencegah masuknya kotoran ke dalam pipa. (c)
Catatan Penimbunan Timbunan jalan dilaksanakan lapis perlapis setebal 20 cm padat. Kecepatan penimbunan awal adalah 60 cm/minggu. Kemajuan penimbunan harus dicatat yaitu tanggal mulai penimbunan dan tanggal selesai untuk setiap lapisan. Penimbunan dikontrol oleh instrumen. Konsultan yang mengevaluasi terhadap hasil-hasil monitoring akan menentukan apakah kecepatan penimbunan tersebut diatas perlu dikurangi atau boleh dipercepat. Karena timbunan tidak mungkin turun secara seragam, pencatatan tebal lapisan hamparan tidak cukup memadai untuk mengetahui tinggi timbunan yang sudah dilaksanakan. Setiap saat pelat penurunan diukur, ketinggian titik pengukuran diatas timbunan juga harus dicatat.
(d)
Pelat Penurunan Ketinggian dasar pelat dan ujung batang harus dicatat sebagai bacaan awal. Ketinggian awal ujung batang harus direvisi saat batang diperpanjang. Pembacaan pelat penurunan dilakukan pada saat selesainya setiap lapisan timbunan atau diambil tiap minggu atau setiap 3 hari jika perlu. Pelat penurunan harus dipasang sebelum penimbunan dilaksanakan dan agar pelat tidak bergerak sewaktu ditimbun maka dasar pelat harus diratakan dengan pasir. Yang umum menjadi masalah adalah di daerahdaerah banjir atau persawahan dimana lapisan lumpur yang sangat lunak menutupi permukaan tanah yang akan menyembul keluar dari bawah pelat dan memberikan kesan adanya penurunan dini. Data harus diplot dan ditinjau secepatnya bagitu diperoleh. Jika nilai-nilai berubah dengan cepat maka frekwensi pembacaan harus ditingkatkan. Jika nilai-nilai tidak konsisten dengan rangkaian pembacaan sebelumnya maka pengukuran harus diulangi.
(e)
Pengukuran Penimbunan (i) Penanda Penurunan Permukaan Penanda penurunan merupakan instrumen yang paling sederhana dan murah untuk mengukur penurunan. Penanda ini terdiri dari patok kayu, baja atau beton yang diletakkan pada permukaan timbunan yang telah selesai. Pengukuran dengan teknik ini hanya mengukur penurunan total timbunan setelah selesai konstruksi, termasuk penurunan pada lapisan bawah dan timbunan itu sendiri. Penurunan diukur dengan mengukur ketinggian terhadap suatu patok titik tetap yang merupakan datum rujukan.
SU4 - 52
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah
(ii) Pelat Penurunan Pelat penurunan terdiri dari suatu batang yang dilas pada suatu pelat baja bujur sangkar berukuran 60 cm x 60 cm yang diletakkan pada dasar timbunan. Penurunan diukur dengan mengukur ketinggian terhadap suatu patok titik tetap yang merupakan datum. Rujukan. (iii) Pengukuran Tekanan Air Pori Tekanan air pori bisa memberikan indikasi tentang akan terjadinya instabilitas pada timbunan dan juga penting untuk evaluasi kemajuan konsolidasi. Jenis piezometer yang dipilih harus memenuhi persyaratan berikut :
S4.14 (4)
-
Harus dapat mencatat secara akurat tekanan air pori di dalam tanah
-
Piezometer harus menimbulkan gangguan yang minimal terhadap tanah asli
-
Piezometer harus bereaksi dengan cepat terhadap perubahan kondisi tekanan air pori
-
Piezometer harus kuat, dapat diandalkan dan stabil untuk periode waktu yang lama
-
Piezometer bisa dilakukan pencatatan secara menerus atau berselang seling jika diperlukan
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN (a)
Pengukuran Dasar Pengukuran ditentukan berdasarkan keberfungsian setiap instrumentasi yang telah dipasang sesuai Gambar. Masing-masing Instrumentasi harus dapat berfungsi sebagai: instrumen monitoring perubahan nilai air pori, penurunan vertikal dan pemantauan pergerakan horizontal terhadap stabilitas timbunan.
(b)
Pembayaran Instrumen yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan ini, seperti diuraikan dalam pasal diatas harus diukur dan dibayar per titik untuk instrumen pemantauan tekanan air pori, penurunan vertikal dan pergerakan horizontal. Harga satuan dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk harga sewa instrumen monitoring, barang habis pakai, pekerjaan pemasangan, penyediaan tenaga kerja, jasa pemantauan, pengambilan dan analisis data, dan pelaporan. Pembayaran akan dilakukan dalam dua tahap: (i) 50% bilamana instrumen dan barang habis pakai telah terpasang;
SU4 - 53
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 4 – Pekerjaan Tanah (ii) 50% bilamana pelaporan pemantauan diterima dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Nomor
Nama Mata Pembayaran
SatuanPeng ukuran Titik
S4.14 (1)
Pemantauan Tekanan Air Pori
S4.14 (2)
Pemantauan Penurunan Vertikal
Titik
S4.14 (3)
Pemantauan Pergerakan Horizontal
Titik
SU4 - 54
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 5 – Galian Struktur
DIVISI 5 GALIAN STRUKTUR S5.01
GALIAN STRUKTUR
S5.01 (1)
Uraian Galian struktur merupakan penggalian tanah untuk bangunan struktur, sesuai dengan batasan pekerjaan sebagaimana dijelaskan di sini atau sebagaimana tampak pada Gambar. Pekerjaan Galian yang dijelaskan pada pasal-pasal lain dalam Spesifikasi ini tidak digolongkan sebagai Galian Struktur. Galian Struktur harus dibatasi hanya pada galian untuk lantai pondasi beton jembatan atau tembok penahan tanah beton, gorong-gorong kotak (box culvert), tembok sayap (wing wall) dan struktur pemikul beban atau bangunan tol lainnya, kecuali yang tidak ditunjukkan dalam Spesifikasi ini. Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan dan pemadatan kembali dengan material yang disetujui oleh Konsultan Pengawas; dan menggunakan material lebih dari daerah urugan sebagaimana dijelaskan pada Pasal S4.06; pembuangan bahan-bahan sisa dan penggunaan semua bahan dan peralatan lainnya untuk menghindarkan galian dari genangan air tanah dan air permukaan. Pekerjaan membuang air permukaan tidak diatur pada Pasal ini melainkan pada Pasal S1.26 dari Spesifikasi ini.
S5.01 (2)
Klasifikasi Pengukuran dan pembayaran galian struktur akan digolongkan sebagai : (a) galian struktur pada tanah biasa. (b) galian struktur pada kedalaman lebih dari pada 20 cm di bawah permukaan konstan air tanah dalam lubang galian pondasi yang naik secara alami. (c) pasangan batu kosong (blinding stone) untuk pondasi struktur
S5.01 (3)
Air Tanah (a)
Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian struktur, maka Kontraktor harus segera mengambil langkah-langkah sebagaimana dijelaskan dalam sub-Pasal S5.01(3)(c), untuk mencegah air menggenangi galian dan alas struktur.
(b)
Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung atau dekat dengan air permukaan, maka air ini tidak merupakan air tanah dan akan dianggap sebagai kewajiban Kontraktor untuk menanggulanginya sesuai Pasal S1.26 dari Spesifikasi ini, sehingga tidak akan ada tambahan pembayaran menurut Divisi 5 ini. Penilaian apakah air itu merupakan air permukaan atau air tanah mutlak wewenang Konsultan Pengawas. Jika air dapat dihalangi memasuki galian dengan menggunakan cofferdam terbuka, maka air ini tidak dinilai sebagai air tanah.
SU5 - 1
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 5 – Galian Struktur (c)
Bila tinggi muka air tanah di atas elevasi dasar galian, maka harus digunakan cofferdam yang kedap air. Bila diminta, Kontraktor harus menunjukkan Gambar mengenai metode pembuatan cofferdam yang dipakainya kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui. Cofferdam atau crib untuk pembuatan pondasi, secara umum, harus dibuat melampaui dasar lantai dan dibuat sedapat mungkin kedap air. Umumnya, dimensi interior cofferdam itu harus sedemikian rupa sehingga memberikan cukup kebebasan untuk pembuatan acuan (form) dan pemeriksaannya, dan memudahkan proses pemompaan air keluar. Cofferdam atau crib yang goyang atau bergerak ke samping selama proses penurunan harus diperbaiki atau diperluas sedemikian hingga dapat menyediakan kebebasan yang diperlukan. Bila menurut Konsultan Pengawas, keadaan tidak memungkinkan untuk mengeringkan galian sebelum membuat lantai kerja, Konsultan Pengawas dapat memerintahkan pembuatan lapisan beton penutup dengan ukuran tertentu, dan lapisan tersebut harus diletakkan sebagaimana tampak pada Gambar atau mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas. Lalu galian harus dikeringkan dan lantai kerja diletakkan. Bila digunakan crib berbeban, dan beban tersebut dipakai untuk menanggulangi tekanan hidrostatik yang bekerja terhadap dasar lapisan pondasi penutup, maka harus digunakan penyemat (jangkar) khusus untuk mentransfer seluruh berat crib terhadap lapisan pondasi. Bila lapisan pondasi penutup dibuat di bawah air, maka cofferdam harus dibuat pada muka air yang rendah. Cofferdam dibuat untuk melindungi beton dari kerusakan karena naiknya muka air dan dari erosi. Di dalam cofferdam atau crib tak boleh ditinggalkan kayu-kayuan dan lain-lain, tanpa ijin Konsultan Pengawas. Setiap pemompaan galian harus dikerjakan dengan cara tertentu untuk menghindari kemungkinan setiap bagian bahan-bahan konstruksi yang baru ditempatkan terbawa keluar. Setiap pemompaan yang diperlukan selama penempatan beton, atau untuk waktu sekurang-kurangnya 24 jam setelah itu, harus dikerjakan dari tempat penampungan air yang terletak dibagian luar acuan beton. Pemompaan air untuk pengurasan harus tidak dimulai sampai penutupan (sealing) dipasang cukup untuk menahan tekanan air statis Kecuali bila tidak ditentukan lain, cofferdam atau crib, dengan segala pelengkapnya, harus dibongkar oleh Kontraktor segera setelah selesai pekerjaan substruktur. Pemindahannya harus sedemikian rupa sehingga tidak merusak pekerjaan yang telah diselesaikan.
(d)
Pemeliharaan Saluran Penggalian tidak boleh dikerjakan di luar caisson, crib, cofferdam atau sheet pilling dan tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan Konsultan
SU5 - 2
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 5 – Galian Struktur Pengawas; dan aliran air yang berdekatan dengan pondasi tidak boleh terganggu. Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan sebelum caisson; crib dan cofferdam terpasang pada tempatnya, Kontraktor harus mengurug kembali galian-galian itu sesuai dengan muka tanah semula setelah selesai pembuatan lantai kerja dengan memakai bahan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Bahan-bahan yang tertinggal pada daerah aliran air akibat dari pembuatan pondasi atau galian lainnya harus dibuang agar saluran itu bersih dari segala macam halangan. S5.01 (4)
Penggalian Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor harus : (a)
dengan inisiatif sendiri mengambil tindakan untuk mengatur drainase alamiah dari air yang mengalir pada permukaan tanah, untuk mencegah galian tergenangi air.
(b)
memeriksa bahwa segala pembongkaran dan pembersihan di tempat itu sudah dilaksanakan sesuai dengan Spesifikasi ini.
(c)
memberitahu Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan galian apapun, agar elevasi penampang melintang dan pengukuran dapat diketahui dan dilakukan pada tanah yang belum terganggu. Tanah yang berdekatan dengan struktur tidak boleh diganggu tanpa ijin Konsultan Pengawas.
Parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas struktur (footing), harus mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan perletakan pondasi atau alas pondasi (footing) sesuai dengan ukurannya. Bagian-bagian dinding/sisi parit harus selalu ditopang. Elevasi dasar alas sebagaimana tampak pada Gambar merupakan perkiraan, sehingga secara tertulis Konsultan Pengawas dapat memerintahkan perubahan ukuran dan elevasi jika diperlukan untuk menjamin pondasi yang kokoh. Batu-batu, kayu-kayu dan bahan lain dalam lubang galian yang tidak berguna harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pengurugan. Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas mengenai hal itu; dan pembuatan lantai kerja atau penempatan material apapun tidak boleh dilakukan sebelum Konsultan Pengawas menyetujui kedalaman galian dan karakter tanah dasar pondasi. Semua permukaan galian pondasi berupa batu dan bahan keras lainnya harus bersih dari bahan-bahan yang menempel dan dipotong untuk mendapatkan permukaan yang rapih sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Retak dan celah harus dibersihkan dan digrouting. Segala macam batuan lepas harus dibuang.
SU5 - 3
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 5 – Galian Struktur Bila alas pondasi akan ditempatkan di atas bahan selain batu, maka galian boleh diselesaikan sampai kedalaman yang ditentukan bila alas pondasi memang akan segera dibuat. Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur atau tidak memenuhi syarat, maka bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus menggantinya dengan material berbutir atau kerikil sebagaimana disyaratkan pada Pasal S4.08. Material pengganti tersebut harus ditempatkan dan dipadatkan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis 15 cm, sampai mencapai elevasi dasar pondasi dengan kepadatan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Bila menurut Konsultan Pengawas, tanah dasar pondasi tidak memenuhi syarat semata-mata karena kesalahan Kontraktor dalam mengerjakan kewajibannya pada Pasal S1.26 atau S5.01 (3), maka Kontraktor harus : a)
membuang dan mengganti tanah dasar pondasi atas tanggungan biaya sendiri, atau
b)
menangguhkan pekerjaan galian itu sampai kondisi tanah dasar pondasi tersebut memenuhi syarat.
Bila digunakan pondasi tiang pancang, galian lubang pondasi harus selesai sebelum dilakukan pekerjaan pemancangan dan penghamparan pasangan batu blindingstone baru dikerjakan bila pemancangan telah diselesaikan. Akan tetapi, bila ternyata tak mungkin pemancangan dilakukan setelah galian, maka pemancangan dilakukan pada permukaan tanah asli, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Kelebihan panjang tiang pancang tidak akan diukur untuk mendapat pembayaran tambahan. Setelah pemancangan dan galian selesai, segala bahan yang mengganggu harus dibuang, sehingga permukaan tanah rata, bersih dan keras untuk meletakkan lantai kerja. Semua material hasil galian, bila memenuhi syarat, harus dimanfaatkan sebagai material urugan atau timbunan, dan bila ternyata berlebihan harus dibuang. Bila gorong-gorong kotak (box culvert) terletak di daerah timbunan, maka Konsultan Pengawas dapat memerintahkan agar galian dilakukan setelah timbunan diselesaikan sampai elevasi subgrade dan dipadatkan sebagaimana mestinya. Penunjang yang diperlukan harus dibangun sehingga untuk melindungi struktur yang berada di atas atau samping penggalian. Penggalian di bawah kereta api meliputi penunjang dengan pondasi yang cocok untuk rel kereta api seperti yang ditunjukkan dalam Gambar untuk mengamankan transportasi kereta api yang ada. Semua rincian penggalian di bawah rel kereta api harus dikonsultasikan dan terlebuh dahulu mendapat persetujuan resmi dari Otoritas Perkeretapian dan disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum dimulainya pekerjaan. Galian Struktur harus dilakukan agar setiap dampak buruk pada jalan atau fasilitas yang ada atau yang berdekatan harus dihindari atau ditekan seminimum mungkin dengan menggunakan sheet-piling dan/atau atau tindakan lain yang sesuai.
SU5 - 4
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 5 – Galian Struktur
S5.01 (5)
Pasangan Batu Kosong (Blinding Stone) Pasangan Batu Kosong (Blinding Stone) yang diguanakan sebagai pondasi dari struktur harus disediakan sebagaimana yang ditunjukkan oleh Gambar atau perintah dari Konsultan Pengawas. Komponen utama dari Pasangan Batu Kosong (Blinding Stone) haruslah batukerakal atau batu pecah yang disetujui, dengan ukuran maksimum sesuai dengan ketebalan pasangan batu kosong (blinding stone) sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar. Tinggi minimum dari setiap batu dipasang harus 7 cm. Batu harus disusun berdekatan dengan tangan, sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan kemudian ditimbris dengan penumbuk mekanik. Potongan batu kecil ukuran minimum 3 mm kemudian harus ditempatkan di antara batu-batu besar dan permukaan bagianatas dibuat sampai elevasi akhir sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Permukaan akhir kemudian harus dipadatkan seluruhnya dengan penumbuk mekanis atau penggilas bergetar untuk dapatditerimaoleh Konsultan Pengawas. Kontraktor dapat mengajukan alternatif untuk proses yang disebutkan di atas, didasarkan pada penggunaan batu pecah ukuran maksimum kurang dari 5 cm. Persetujuan Konsultan pengawas untuk alternatif ini, dan perubahan ketebalan maksimum harus yang harus dihampar dalam satu lapisakan tergantung pada peralatan pemadatan yang diusulkan dan kesesuaian untuk keterbatasan wilayah kerja yang tersedia.
S5.01 (6)
Urugan Kembali dan Timbunan Untuk Struktur Bila struktur telah selesai dikerjakan, maka lubang bekas galian bila tidak diurug sesuai Pasal S4.09 atau S4.10, harus diurug dengan material yang disetujui sampai setinggi permukaan tanah asal atau tanah dasar. Kecuali jika sebaliknya disetujui oleh Konsultan Pengawas, semua pengurukan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan Pasal S4.06 dari Spesifikasi ini. Semua material yang berlebih dari yang dibutuhkan pada Pasal ini harus dipergunakan untuk membentuk dasar timbunan atau, jika Konsultan Pengawas memerintahkan, harus dianggap sebagai material buangan (waste) dan diperlukan menurut Pasal S4.07.
S5.01 (7)
Metode Pengukuran Galian struktur tidak akan diukur untuk pembayaran apabila pada suatu mata pembayaran menyatakan bahwa pekerjaan galian struktur tersebut telah tercakup pada mata pembayaran itu. Untuk galian struktur di dalam air tidak akan diberikan pembayaran tambahan, kecuali bila Konsultan Pengawas merasa yakin bahwa air tersebut adalah air
SU5 - 5
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 5 – Galian Struktur tanah. Pembayaran yang berkenaan dengan air permukaan diatur menurut Pasal S1.26 pada Spesifikasi ini. Kuantitas galian struktur yang akan dibayar diukur dengan satuan meter kubik dari material yang tergali diukur pada keadaan aslinya dan dihitung sebagai berikut: Volume tanah atau batu yang akan diukur untuk galian struktur terdiri dari suatu prismoid menurut batasan berikut : a)
bidang atas: bidang horisontal proyeksi batas tepi dasar struktur dan sampai permukaan tanah asli atau tanah yang tergali sekeliling batas tepi tersebut; di atas batas itu galian dianggap sebagai galian biasa dan harus diukur dan dibayar sesuai dengan ketentuan yang bersangkutan.
b)
bidang bawah : bidang horisontal pada dasar pondasi yang akan digunakan sebagai permukaan bawah beton struktur, lantai kerja atau blinding stone sebagaimana tercantum pada Gambar atau sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas.
c)
bidang vertikal berhimpit dengan batas tepi dasar struktur. Penambahan luas galian yang dibutuhkan untuk pemasangan blinding stone atau perataan dengan beton kelas E atau beton struktur yang melebihi bidang bawah atau metoda pelaksanaan yang memerlukan ruang yang lebih besar tidak akan diukur untuk pembayaran dan biaya penambahan galian ini dianggap tercakup ke dalam Harga Satuan sebagaimana dijelaskan di atas.
Kecuali sebagaimana yang dijelaskan di atas pada Pasal S5.01(4) dari Spesifikasi ini, pengukuran untuk galian struktur tidak mencakup pemindahan material di bawah bidang alas pondasi dan di luar batas tertentu galian untuk mengkompensasi terjadinya muai atau naiknya muka tanah yang terjadi selama pemancangan atau bahan-bahan tambahan yang ditimbulkan oleh longsoran, endapan atau urugan baik karena terjadi sendiri maupun karena pelaksanaan Kontraktor. Bila Konsultan Pengawas memerintahkan galian setelah timbunan dilaksanakan, galian tambahan ini akan diukur untuk keperluan pembayaran sebagai galian struktur, bila tidak ditentukan lain dalam Spesifikasi ini. Volume galian struktur di tempat yang mengandung air tanah akan diukur untuk keperluan pembayaran tambahan, jika galian dikerjakan sampai kedalaman lebih dari 20 cm di bawah permukaan konstan air tanah pada lubang pondasi. Volume Pasangan Batu Kosong (Blinding Stone) diukur untuk pembayaran adalah jumlah meter kubik batu dilaksanakan sesuai dengan Spesifikasi ini dan dihitung dengan menggunakan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
SU5 - 6
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 5 – Galian Struktur S5.01 (8)
Dasar Pembayaran Kuantitas sebagaimana ditentukan diatas akan dibayar sesuai Harga Kontrak persatuan pengukuran, untuk setiap mata pembayaran tertentu pada daftar di bawah ini yang tercantum pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk segala biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan seperti yang dijelaskan pada Divisi 5 ini.
Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
5.01 (1)
Galian Struktur kedalaman >0 – 2 m
meter kubik
5.01 (2)
Galian Struktur kedalaman >2 – 4 m
meter kubik
5.01 (3)
Galian Struktur kedalaman >4 – 6 m
meter kubik
5.01 (4)
Tambahan biaya galian di atas 5.01(1) sampai 5.01(3) untuk Galian Struktur yang mengandung air tanah
meter kubik
5.01 (5)
Tambahan biaya galian di atas 5.01(1) sampai 5.01(3) untuk Galian pada Batu
meter kubik
5.01 (6)
Pasangan Batu Kosong (Blinding Stone)
meter kubik
SU5 - 7
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase
DIVISI 6 DRAINASE S6.01
LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini mencakup pemasangan pipa gorong-gorong, selokan berbentuk “U”,dan fasilitas drainase lainnya sesuai dengan Spesifikasi ini dan spesifikasi lain yang terkait, dan harus sesuai dengan garis, ketinggian dan ukuran yang tercantum dalam Gambar dan atau diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas. Ketentuan Pasal S1.26 yang bisa diterapkan harus dijadikan bagian dari Pasal ini. Biaya pekerjaan yang berhubungan dengan mata air yang ditemukan selama pelaksanaan pekerjaan yang termasuk Divisi ini, akan dianggap tercakup ke dalam Harga Satuan untuk butir pembayaran atas pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Konsultan Pengawas berhak melakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap semua jenis beton pracetak, sebelum dikirim kelokasi pekerjaan dan pada setiap waktu sebelum atau sedang pelaksanaan pekerjaan.
S6.02
UMUM Tipe dan karakteristik pipa-pipa drainase dan struktur drainase lainnya sebagaimana tampak pada Gambar, dan perkiraan jumlahnya seperti tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, tidak merupakan Nilai yang pasti. Untuk membantu Konsultan Pengawas dalam mempelajari Gambar-gambar dalam Kontrak, Kontraktor harus melakukan suatu survai lokasi untuk memastikan lokasi, ukuran pipa atau saluran, invert level, dan perkiraan besarnya volume air banjir atau air kotor yang memasuki lokasi. Berdasarkan hasil survai ini, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas, tipe, letak, karakteristik dan kuantitas yang pasti dari pekerjaan drainase, yang kemudian akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis dalam batas waktu sesuai dengan Jadwal Kerja yang telah disetujui. Tanggungjawab mengenai ketetapan lokasi segala macam aliran yang ada berada pada pihak Kontraktor dan biaya survai ini dianggap termasuk ke dalam Harga Satuan Pembayaran yang ada pada Divisi ini.
S6.03
URUTAN PEKERJAAN Kontraktor harus membuat Jadwal Pelaksanaan drainase sedemikian rupa sehingga pembuangan air permukaan dari air hujan atau sumber lainnya, selama dan setelah pelaksanaan dapat terjamin dengan baik. Untuk menghindari kerusakan hasil pekerjaannya selama masa pelaksanaan, Kontraktor harus mempersiapkan alat-alat perlindungan yang memadai, termasuk selokan pembuangan sementara, pembendung sementara, atau saluran pengalih sementara. Gorong-gorong atau pekerjaan drainase lainnyauntuk membuang SU6 - 1
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase airpermukaan selama dan setelah masa pelaksanaan, tidak boleh dilaksanakan dulu sebelum diselesaikan pembuatan saluran pemasuk dan pembuangnya, dan saluran tersebut harus dibersihkan dari segala macam rintangan agar tidak menghalangi aliran air. Semua gorong-gorong, selokan dan pekerjaan drainase lainnya harus sudah beroperasi penuh sebelum pekerjaan pelaksanaan persiapan tanah dasar(subgrade), lapis pondasi agregat atau bahu jalan dimulai. Keharusankeharusan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada biaya tambahan dan segala biaya untuk itu harus termasuk ke dalam mata pembayaran Pasal 1.26.
S6.04
GORONG-GORONG KOTAK (BOX CULVERT) Gorong-gorong kotak beserta dinding sayapnya (wingwall) akan diukur dan dibayar berdasarkan mata pembayaran masing-masing sebagaimana dijelaskan pada Spesifikasi ini. Ketentuan-ketentuan yang relevan pada Pasal S6.01, S6.02 dan S6.03 dianggap berlaku untuk segala jenis pekerjaan gorong-gorong kotak, kecuali bila mata air atau air tanah ditemukan pada galian struktur untuk goronggorong kotak, akan diukur dan dibayar berdasarkan Pasal 5.01 (4). Pekerjaan tersebut harus mencakup penyediaan dan pemasangan gorong-gorong kotak dari beton bertulang sesuai dengan pasal yang relevan pada Spesifikasi ini dan sesuai dengan garis, ketinggian, kelandaian serta ukuran sebagaimana tampak dalam Gambar atau sesuai instruksi Konsultan Pengawas.
S6.04 (1)
Pemompaan/Pengeringan (Pumping/Dewatering) Pompa yang dapat direndam yang akan digunakan harus sesuai untuk air bersih dan air limbah dan jenis limbah-limbah jenis dengan lumpur yang mengandung benda padat dan bahan berserat. Pompa harus dilengkapi dengan sistem kopling otomatis untuk instalasi basah di bawah-permukaan tanah. Pompa juga harus cocok untuk instalasi kering horizontal atau vertikal. Penutup permanen dan pemantauan suhu dan sistem peringatan dini juga diperlukan untuk menunjukkan kapan pemeriksaan diperlukan, untuk memastikan daya tahan yang lebih lama dan biaya layanan yang lebih rendah serta kebutuhan pemeliharaan. Kontraktor harus mengusulkan semua rincian yang disebutkan di atas seperti pengaturan pemompaan/pengeringan sebelum dimulainya kegiatan yang terkait untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Biaya yang terkait dengan operasi diatas harus dianggap sudah termasuk, kecuali ditentukan lain dalam Kontrak,dalam Harga Satuan yang disediakan untuk mata pembayaran lain yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dalam Penawaran.
SU6 - 2
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase S6.05
GORONG-GORONG PIPA (DRAINAGE PIPES)
S6.05 (1)
Uraian Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan pemasangan gorong-gorong pipa dari beton bertulang maupun tak bertulangsesuai dengan Spesifikasi ini dan sesuai dengan garis, ketinggian dan rincian lain yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas berdasarkan survai Kontraktor sebagaimana dijelaskan pada Pasal S6.02. Ketentuan yang relevan pada Pasal S6.02 dan S6.03 juga merupakan bagian dari Pasal ini.
S6.05 (2)
Material Semua beton dan penulangannya harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang relevan pada Divisi 10 Spesifikasi ini. Detail pipa harus seperti yang tercantum pada Gambar, dan Kontraktor harus mengirimkan rincian mengenai rencana pabrikasi pipa beton dan penulangannya, untuk disetujui Konsultan Pengawas. Cetakan atau acuan harus terbuat dari baja dan konstruksinya cukup kuat.
S6.05 (3)
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Penggalian Sebelum penggalian dimulai Kontraktor harus melakukan segala tindakan yang perlu untuk menjaga agar galian terhindar dari genangan air dan longsor. Pada daerah timbunan, penimbunan harus diselesaikan terlebih dahulu sampai mencapai ketinggian minimal setinggi diameter pipa, sebelum pekerjaan galian dimulai. Semua pekerjaan penggalian harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga kerusakan permukaan timbunan seminimal mungkin. Dinding samping lubang galian harus selalu ditopang secukupnya. Penopang itu dapat dibiarkan tetap dalam lubang galian hanya bila ditentukan demikian Dalam Kontrak. Material hasil galian yang tidak diperlukan untuk urugan harus ditangani menurut Divisi 4 Spesifikasi ini. Tanah lembek pada dasar galian drainase harus dibuang dan bekasnya harus diurug dengan material berbutir (granular) sesuai ketentuan pada Pasal S4.09. Bila Konsultan Pengawas memerintahkan penanganan tambahan semacam ini, maka akan disediakan pembayaran menurut Pasal-pasal yang relevan dalam Spesifikasi ini. Bila Konsultan Pengawas menilai bahwa tanah lunak itu ada karena kesalahan Kontraktor dalam melaksanakan kewajibannya sesuai dengan Pasal-pasal dalam Spesifikasi ini, maka atas biaya sendiri, Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan galian tambahan dan penggantian urugan berbutir (granular) sesuai petunjuk Konsultan
SU6 - 3
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase Pengawas. Material di bawah elevasi dasar pipa beton yang memenuhi syarat, yang terlanjur dibuang oleh Kontraktor, harus diganti atas biaya Kontraktor sendiri dengan urugan berbutir sesuai dengan Pasal S4.08 ”Urugan Khusus” dari Spesifikasi ini. (b)
Pembuatan Lantai Kerja, Pemasangan dan Penyambungan Pipa Semua pipa harus diletakkan, pada garis dan elevasi yang benar sebagaimana petunjuk Konsultan Pengawas. Sambungan pipa harus direkat dengan memakai adukan semen 1 : 2 dalam perbandingan volume, kecuali bila ditentukan lain, agar air tidak bocor. Bagian dalam sambungan harus diratakan agar halus dan bagian luarnya harus dilindungi selama 2 (dua) hari, atau sebagaimana petunjuk Konsultan Pengawas, untuk menjaga jangan sampai retak. Setelah pemasangan dan penyambungan pipa diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat mengerjakan pekerjaan pembetonan kiri kanan pipa dan pekerjaan penyelesaian lainnya sesuai instruksi Konsultan Pengawas. Beton di kiri kanan pipa harus dipadatkan secara merata, dengan ukuran sesuai yang tercantum pada Gambar, namun harus diperhatikan jangan sampai merusak sambungan dan menggeser posisi pipa. Bila sambungan antara pipa berupa seal atau karet khusus harus atas spesifikasi dan garansi pabrik penghasil pipa dan setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
(c)
Urugan Lubang Bekas Galian dan Pemulihan Kembali Pengurugan tidak boleh dimulai sebelum menurut pendapat Konsultan Pengawas beton mencapai kekuatan yang cukup. Pengurugan harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan pada Pasal S4.06, kecuali bahwa ketebalan penghamparanmaksimal material tidak lebih 15 cm. Bila untuk pengurugan ini, tanah dari hasil galian pipa tidak mencukupi, material lebih dari pekerjaan galian lain bisa dipergunakan, asal memenuhi syarat Bila pengurugan selesai, maka daerah yang digali itu harus dipulihkan kembali ke keadaan semula, namun Konsultan Pengawas dapat merubah atau pun meniadakan ketentuan ini bila pada daerah tersebut akan dilaksanakan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan pasal-pasal lain dalam Kontrak ini.
S6.05 (4)
Metoda Pengukuran Kuantitas pipa gorong-gorong dari beton bertulang yang akan dibayar, berupa jumlah meter linier yang diukur sepanjang garis as pipa, antara muka dalam dari headwall, catch-basin atau lubang got, sebagaimana yang terpasang sesuai dengan ketentuan Spesifikasi ini dan juga instruksi Konsultan Pengawas. Pipa akan dihitung/diukur dan dibayar menurut diameter pipa dan metodadudukan/landasan dan sekelilingnya. Pipa Tipe A mempunyai dudukan
SU6 - 4
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase beton dan sekelilingnya, dan Pipa Tipe B mempunyai beton terbungkus penuh. Semua detail harus sesuai dengan Gambar. S6.05 (5)
Dasar Pembayaran Pipa gorong-gorong, yang diukur sebagaimana tersebut di atas akan dibayar dalam Harga Satuan Kontrak per meter linier untuk ukuran pipa tertentu dan jenis tumpuan tertentu sebagaimana tercantum di bawah ini. Harga dan pembayarannya merupakan pengganti pembayaran sepenuhnya untuk pemakaian alat, pengangkatan dan pemasangan pipa termasuk kerekan jika perlu; penyambungan, fondasi atau beton pembungkus, baja tulangan, penggalian sampai kedalaman berapa pun, dan pengurugannya, penjagaan agar hasil galian terbebas dari air tanah, penyambungan ke got atau saluran manapun yang ada dalam rangka membuat hubungan aliran, dan untuk seluruh pemakaian tenaga kerja, peralatan, perlengkapan dan kebutuhan-kebutuhan insidentil untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dijelaskan dalam Spesifikasi ini. Bila Konsultan Pengawas menginstruksikan agar daerah galian harus dipulihkan sepenuhnya atau sebagian, pekerjaan ini akan diukur dan dibayar menurut pasal lain dari persyaratan ini. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
6.05 (1)
Pipa Gorong-gorong TakBertulang, 40 cm
meter panjang
6.05 (2)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 40 cm, Tipe A
meter panjang
6.05 (3)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 40 cm, Tipe B
meter panjang
6.05 (4)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 60 cm, Tipe A
meter panjang
6.05 (5)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 60 cm, Tipe B
meter panjang
6.05 (6)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 80 cm, Tipe A
meter panjang
6.05 (7)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 80 cm, Tipe B
meter panjang
6.05 (8)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 100 cm, Tipe A
meter panjang
6.05 (9)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 100 cm, Tipe B
meter panjang
SU6 - 5
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase
6.05 (10)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 120 cm, Tipe A
meter panjang
6.05 (11)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 120 cm, Tipe B
meter panjang
6.05 (12)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 2 40 cm, Tipe A
meter panjang
6.05 (13)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 2 40 cm, Tipe B
meter panjang
6.05 (14)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 2 60 cm, Tipe C
meter panjang
6.05 (15)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 2 60 cm, Tipe D
meter panjang
6.05 (16)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 2 80 cm, Tipe C
meter panjang
6.05 (17)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 2 80 cm, Tipe D
meter panjang
6.05 (18)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 2 100 cm, Tipe C
meter panjang
6.05 (19)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 2 100 cm, Tipe D
meter panjang
6.05 (20)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 2 120 cm, Tipe C
meter panjang
6.05 (21)
Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, 2 120 cm, Tipe D
meter panjang
SU6 - 6
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase S6.06
SELOKAN-U, SELOKAN SETENGAH LINGKARAN, INLET, OUTLET, HEADWALL, DAN JOINT BOX, DLL
S6.06 (1)
Uraian Pasal ini mencakup segala pekerjaan yang berkaitan dengan pembuatan selokan, inlet, outlet, headwall pipa dan joint box sepanjang bahu jalan, median, daerah kaki timbunan, daerah dasar galian badan jalan, jalur pejalan kaki dan tempattempat sebagaimana tampak pada Gambar atau sesuai instruksi Konsultan Pengawas. Semua pekerjaan ini harus dilaksanakan secara pracetak (precast) menurut Spesifikasi ini dan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan ukuran yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas. Ketentuan-ketentuan yang bisa diterapkan dari Pasal S6.01, S6.02 dan S6.03, merupakan bagian dari Pasal ini.
S6.06 (2)
Material Material yang dipergunakan harus yang sebagaimana tampak pada Gambar dan harus sesuai dengan Pasal-pasal lain yang relevan dalam Spesifikasi ini. Informasi mengenai bagian yang harus dilengkapi dengan penulangan akan ditunjukkan di dalam Gambar. Bahan baja untuk kisi-kisi harus memenuhi persyaratan JIS G 3101: Baja Rol untuk Struktur Umum - SS400 atau ASTM A36 atau A283C dan harus digalvanis kecuali ditentukan lain, sesuai dengan ketentuan Pasal S12.18 dari Spesifikasi ini
S6.06 (3)
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Penggalian Penggalian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Divisi 5 (“GalianStruktur”) dan ketentuan-ketentuan yang relevan pada Pasal S6.05.
(b)
Pondasi Pondasi harus dipersiapkan sesuai dengan syarat Pasal S4.11. Bila tidak ditentukan lain pada Gambar pekerjaan pondasi ini harus menggunakan beton kelas E, dan pekerjaan ini harus sesuai dengan Pasal S10.01 Spesifikasi ini serta mengikuti butir (a) di atas dengan toleransi bila diukur dengan mal 3 meter tidak boleh ada deviasi lebih dari 5 mm.
(c)
Layout (denah) Pelaksanaan pekerjaan selokan-U, inlet, outlet, headwall dan joint box harus dilakukan dengan cermat karena permukaan atasnya harus menyatu
SU6 - 7
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase tepat dengankerb, trotoar dsb. Konsultan Pengawas dapat menolak setiap jenis pekerjaan yang diatur dengan Pasal ini, jika permukaan atas tidak sesuai dengan toleransi untuk kerb dan trotoar yang ditentukan menurut Spesifikasi ini. Permukaan dasar dari selokan-selokan ini harus dikerjakan sampai halus dan licin. Bila Konsultan Pengawas menilai bahwa selokan, inlet, outlet atau manhole dapat menyangkutkan kotoran/sampah, maka jebakan pasir 150 mm sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar dapat ditiadakan dan diganti dengan lekukan beton kelas D. Semua rincian mengenai bentuk lekukan dan metoda pembuatannya harus sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas. Kecuali bila ditentukan lain, sambungan beton precast harus dibuat secara cermat dengan menggunakan mortar semen dengan campuran 1 bagian semen dan 2 bagian pasir, agar dapat mencegah kebocoran. Kait untuk selokan U sepanjang lereng yang curam harus dipasang sehingga efektif melawan gaya geser, dengan menggali tanah dengan bentuk kait dan menempatkan beton tanpa mengganggu tanah di sekitarnya Beton yang dicor di tempat yang akan digunakan untuk saluran air, selokan drainase, joint box, manhole, tembok kepala pipa, lubang masuk dan lubang keluar saluran air, harus dilaksanakan menurut ketentuan Pasal S10.01 dan S10.02 dari Spesifikasi ini. Struktur-struktur tersebut haruslah tepat sebagai-mana yang ditunjukan dalam Gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas. Bagian atas catch basins atau lubang dimana tutup akan dipasang harus ditetapkan dengan tepat, diselesaikan dengan cermat dan halus. Untuk memastikan keseragaman dalam alinyemen horisontal dan vertikal dari kerb, Konsultan Pengawas dapat menginstruksikan bahwa pada pekerjaan pada bagian atas lubang masuk, bak kontrol dan selokan U ditangguhkan dulu dan dilaksanakan segera sebelum atau selama pekerjaan berdekatan dengan kerb. Setiap biaya tambahan yang timbul dalam mematuhi instruksi ini akan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan untuk pekerjaan ini. (d)
Pengurugan Lubang Bekas Galian Pengurugan harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan Pasal S5.01 dari Spesifikasi ini, atau untuk urugan sangat tipis yang tidak mungkin menggunakan alat pemadat mekanis, dapat digunakan non compressible material berupa pasir atau campuran pasir dengan batu non plastis. Pengurugan harus dikerjakan secara hati-hati untuk mencapai daya dukung yang sama dengan subgrade yang berdekatan. Dalam upaya memadatkan bagian dasar dan subgrade yang berhubungan dengan struktur drainase, penumbuk atau pemadat kecil harus digunakan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada struktur lain yang berdekatan. Pengurugan harus dilaksanakan secara hati-hati untuk menghindari terjadinya erosi akibat pelimpahan air atau aliran air hujan.
SU6 - 8
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase
Bila pengurugan sudah selesai, daerah yang digali harus dipulihkan kembali ke keadaan semula, tetapi Konsultan Pengawas dapat meniadakan atau merubah ketentuan bila daerah ini akan ditangani menurut Pasal lain dari Kontrak ini. S6.06 (4)
Metoda Pengukuran Kuantitas selokan, manhole, inlet, outlet, headwall pipa dan joint box yang telah diselesaikan dan dinilai telah sesuai dengan Gambar, persyaratan dan petunjuk Konsultan Pengawas, akan diukur sebagai berikut:
S6.06 (5)
(a)
Kuantitas setiap jenis selokan yang harus dibayar merupakan jumlah meter linear yang diukur sepanjang garis pusat selokan yang sudah selesai dibuat. Panjangnya akan diukur kea rah sisi luar dari setiap inlet atau bak kontrol. Lokasi di mana tiang pancang beton pracetak sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar terletak dibawah selokan U, pengukuran dan pembayaran akan dilakukan menurut mata pembayaran dalam Divisi 10.
(b)
Jumlah bak kontrol, manhole, inlet dan outlet saluran air, headwall pipa dan joint boxyang akan dibayar, haruslah dalam lump sum dari masingmasing struktur yang diselesaikan dan dipasang, selesai di tempat dan diterima sesuai dengan Gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas. Pengukuran headwall pipa akan dianggap termasuk dan apron pasangan batu dengan mortar (mortared rubble) seperti yang dirinci dalam Gambar dan tidak ada pengukuran tambahan akan dibuat untuk apron ini.
(c)
Pengukuran untuk selokan, inlet dan bak kontrol tidak ditentukan oleh kedalamannya, dan harga satuannya berlaku untuk segala kedalaman dalam rentang yang ditunjukkan pada Gambar. Bila selokan-U dibentuk dengan dinding vertikal berbagai ukuran tinggi, maka untuk keperluan pengukuran tambahan tinggi dinding seluruhnya akan diperbandingkan dengan volume beton per selokan-U standar sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar. Untuk sambungan antara inlet atau manhole dan selokan atau pipa drainase, tidak akan diadakan pengukuran tambahan. Biaya tambahan untuk membuat sambungan antara berbagai tipe drainase, akan dianggap sudah termasuk pada harga satuan untuk mata pembayaran masing-masing.
(d)
Pengukuran untuk selokan setengah lingkaran yang akan dibayar sudah harus termasuk pasangan batu atau kupingan untuk kepala dinding.
(e)
Urugan sangat tipis dengan non compressible material tidak dibayar tersendiri dan harus termasuk ke dalam Harga Satuan pekerjaan utamanya
Dasar Pembayaran
SU6 - 9
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase Selokan-U, selokan setengah lingkaran, inlet, outlet, manhole, yang diukur dengan cara di atas akan dibayar dengan Harga Satuan Kontrak untuk setiap mata pembayaran sebagaimana dijelaskan di bawah ini. Harga satuan dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan yang sesuai dengan Gambar, Spesifikasi dan instruksi Konsultan Pengawas, dan termasuk untuk penggalian, pembuatan fondasi dan pengurugan. Tidak akan ada pembayaran tersendiri untuk penutup baja atau beton, besi tangga, penyambungan, lekukan atau pekerjaan serupa lainnya yang tampak dalam Gambar atau yang diuraikan dalam Spesifikasi ini. Bila Konsultan Pengawas menginstruksikan agar daerah galian dipulihkan sepenuhnya atau sebagian, pekerjaan ini akan diukur dan dibayar menurut Pasalpasal dalam Spesifikasi ini. Segala macam biaya ekstra akibat dari pekerjaan pada tempat-tempat yang sempit dianggap termasuk dalam mata pembayaran di bawah ini. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
6.06 (1)
Saluran U, Tipe DS-1
meter panjang
6.06 (1a)
Saluran U, Tipe DS-1a
meter panjang
6.06 (2)
Saluran U, Tipe DS-2
meter panjang
6.06 (2a)
Saluran U, Tipe DS-2a
meter panjang
6.06 (3)
Saluran U, Tipe DS-3
meter panjang
6.06 (3a)
Saluran U, Tipe DS-3a
meter panjang
6.06 (4)
Saluran U, Tipe DS-4
meter panjang
6.06 (5)
Saluran U, Tipe DS-5
meter panjang
6.06 (6)
Saluran U, Tipe DS-6
meter panjang
6.06 (7)
Saluran U, Tipe DS-7
meter panjang
6.06 (8)
Saluran U, Tipe DS-8
meter panjang
6.06 (9)
Saluran U, Tipe DS-9
meter panjang
6.06 (10)
Saluran U, Tipe DS-10
meter panjang
6.06 (11)
Saluran U, Tipe DS-11
meter panjang
6.06 (12)
Saluran U, Tipe DS-12
meter panjang
6.06 (13)
Saluran U, Tipe DS-13
meter panjang
SU6 - 10
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
6.06 (14)
Catchbasin, Tipe DC-1
buah
6.06 (15)
Catchbasin, Tipe DC-2
meter panjang
6.06 (16)
Catchbasin, Tipe DC-3
buah
6.06 (17)
Catchbasin, Tipe DC-4
buah
6.06 (18)
Catchbasin, Tipe DC-5
buah
6.06 (19)
Catchbasin, Tipe DC-6
buah
6.06 (20)
Catchbasin, Tipe DC-7
buah
6.06 (21)
Catchbasin, Tipe DC-8
buah
6.06 (22)
Saluran U Pracetak, Tipe DP-1
meter panjang
6.06 (23)
Saluran U Pracetak, Tipe DP-2
meter panjang
6.06 (24)
Saluran U Pracetak, Tipe DP-3
meter panjang
6.06 (25)
Inlet Drain, Tipe DI-1
buah
6.06 (26)
Inlet Drain, Tipe DI-2
buah
6.06 (27)
Inlet Drain, Tipe DI-3
buah
6.06 (28)
Inlet Drain, Tipe DI-4
buah
6.06 (29)
Outlet Drain, Tipe DO-1
buah
6.06 (30)
Outlet Drain, Tipe DO-2
buah
6.06 (31)
Outlet Drain, Tipe DO-3
buah
6.06 (32)
Outlet Drain, Tipe DO-4
buah
6.06 (33)
Outlet Drain, Tipe DO-5
buah
SU6 - 11
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase S6.07
Drainase Porous
S.6.07 (1)
Umum (a)
(b)
(c)
Uraian i)
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, pemasangan dan pemadatan bahan porous untuk penimbunan kembali yang diperlukan untuk landasan drainase beton atau pipa atau untuk drainase bawah tanah atau untuk mencegah butiran tanah halus terhanyut atau tergerus oleh rembesan air bawah tanah. Pekerjaan ini juga mencakup pengadaan dan pemasangan pipa berlubang banyak (perforated pipe) dan anyaman penyaring (filter) bilamana bahan ini diperlukan.
ii)
Bahan-bahan tersebut ditempatkan di bagian belakang (oprit) abutment, tembok sayap, tembok penahan tanah, pasangan batu kosong dan dinding bronjong, serta pada pembuatan drainase bawah permukaan perkerasan jalan, saluran beton, gorong-gorong, selimut pasir dan drainase vertikal untuk pekerjaan stabilisasi, kantung lubang sulingan, penyaring (filter) pada kaki lereng dan pekerjaan lain yang serupa, sesuai dengan Spesifikasi ini atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
Toleransi Dimensi i)
Profil akhir untuk timbunan berbutir untuk drainase porous tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm dari profil yang ditentukan atau disetujui.
ii)
Elevasi dan kelandaian akhir untuk bahan landasan pipa dan drainase beton tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
iii)
Toleransi dimensi untuk bentuk, diameter, panjang dan tebal dinding dari pipa berlubang banyak (perforated pipe) harus seperti yang disyaratkan dalam AASHTO 178M/M178-07. Celah maksimum antara lidah dan alur sambungan pipa berlubang banyak (perforated pipe) pada waktu dipasang harus 5 mm.
iv)
Kemiringan lereng drainase yang dibuat dengan menggunakan pipa berlubang banyak (perforated pipe) minimum harus 1 : 1000.
v)
Permukaan pondasi untuk penimbunan kembali bahan porous yang digunakan sebagai selimut drainase (drainage blankets) haruslah rata dan teratur dengan kemiringan lereng yang merata untuk mencegah terjadinya genangan. Lereng untuk permukaan tersebut minimum harus 1: 200.
Pengajuan Kesiapan Kerja
SU6 - 12
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase
(d)
i)
Paling lambat 21 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk pemasangan setiap bahan, contoh yang mewakili harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
ii)
Untuk bahan porous yang digunakan untuk penimbunan kembali atau bahan penyaring (filter), paling sedikit 50 kg contoh setiap bahan yang diusulkan untuk digunakan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas bersama dengan masing-masing 5 kg contoh bahan yang akan menjadi sisi hulu dan sisi hilir dari air yang akan merembes melewati bahan porous hasil penimbunan kembali. Hasil pengujian gradasi basah (AASHTO T11-05) juga harus dilengkapi untuk masingmasing contoh yang diserahkan.
iii)
Contoh pipa berlubang banyak (perforated pipe), atau anyaman penyaring (filter) yang diusulkan untuk digunakan harus diserahkan bersama dengan spesifikasi dari pabrik pembuatnya serta data pengujiannya.
iv)
Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas secara tertulis bilamana pemasangan bahan telah selesai dan sebelum pekerjaan tersebut ditimbun kembali dengan bahan atau pekerjaan lainnya. Pemberitahuan akan selesainya pekerjaan harus disertai hasil pengujian kepadatan seperti yang disyaratkan dalam Pasal S6.07.(3).(a).(iii) dan hasil survei yang menyatakan bahwa toleransi dimensi yang diberikan dalam Pasal S6.07.(1).(b) telah dipenuhi.
Jadwal Kerja i)
Bahan drainase porous berbutir yang bersih harus dihampar segera sebelum penghamparan bahan lain di atasnya.
ii)
Bahan drainase porous berbutir pada saluran berlubang vertikal yang dipasang di dalam timbunan baru, harus dihampar dalam lapisan horisontal pada waktu yang bersamaan dengan penghamparan lapisan timbunan lainnya.
SU6 - 13
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase S6.07.(2)
Material (a)
Bahan Porous untuk Penimbunan Kembali atau Penyaring (Filter) i)
Bahan porous untuk penimbunan kembali atau bahan penyaring (filter) haruslah keras, awet dan bersih. Bahan tersebut harus bebas dari bahan organik, gumpalan lempung, dan bahan lain yang tidak dikehendaki. Bahan padas lapuk atau bekas bongkaran beton tidak boleh digunakan.
ii)
Gradasi partikel bahan yang disyaratkan tergantung dari fungsi masing-masing keperluan dalam pekerjaan dan tergantung dari karakteristik bahan untuk sisi hulu atau sisi hilir dari air yang akan melewatinya, dan juga tergantung dari tersedianya bahan. Gradasi yang disyaratkan untuk masing-masing keperluan akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas, dimana penentuannya harus dapat menjamin bahwa "piping" (hanyutnya butir-butir halus) dari bahan arah "hulu" (sebelum bahan porous) ke bahan porous, atau dari bahan porous ke bahan arah "hilir" (setelah bahan porous), tidak akan terjadi. Gradasi-gradasi tersebut harus sesuai dengan kriteria berikut ini : 1)
D15 (filter) -------------D85 (tanah)
2) 4 <
3)
<5
D15 (filter) -------------D15 (tanah)
D50 (filter) -------------D50 (tanah)
< 20
< 25
dimana D15, D50, dan D85 adalah ukuran partikel dari kurva gradasi masing-masing pada 15 %, 50 % dan 85 % berat yang lebih halus. Istilah "filter" merujuk pada bahan pelindung yang lebih kasar; dan istilah "tanah" merujuk pada bahan yang lebih halus dan dilindungi dari "piping". iii)
Batas-batas gradasi untuk bahan porous untuk penimbunan kembali dan penyaring (filter) yang akan mengalirkan aliran air tanpa "piping" dari timbunan lempung sampai pasangan batu kosong berdiameter 30 cm ditunjukkan dalam Gambar dengan judul “Pemilihan Bahan Drainase Porous”. Gambar tersebut secara umum menunjukkan bahwa pasangan batu kosong harus dilindungi oleh kerikil, dan kerikil dilindungi oleh pasir, dan pasir oleh pasir kelanauan atau oleh anyaman penyaring (filter) plastik. Data ini hanya merupakan penuntun umum saja dan tidak harus digunakan sebagai dasar untuk menyetujui atau menolak bahan-bahan di atas.
SU6 - 14
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase iv)
Bilamana bahan arah “hilir” (setelah bahan porous) dari bahan porous yang ditimbun kembali bukan bahan berbutir, tetapi digunakan lubang sulingan atau pipa berlubang banyak (perforated pipe) maka pemilihan dan persetujuan atas bahan porous untuk penimbunan kembali harus didasarkan atas kriteria berikut ini : 1) 2)
D85 (bahan untuk penimbunan kembali) > 0,2 D (lubang) dan D50 (bahan untuk penimbunan kembali) > 0,04 D (lubang)
dimana D85 dan D50 didefinisikan dalam Pasal ini pada (c) dan D (lubang) adalah diameter dalam dari lubang sulingan atau pipa berlubang banyak (perforated pipe). v)
(b)
Setiap ukuran bahan porous untuk penimbunan kembali dapat digunakan untuk arah “hilir” (setelah bahan porous) dari suatu anyaman penyaring (filter) plastik. Sebagai contoh, untuk drainase bawah permukaan perkerasan, dapat digunakan bahan porous untuk penimbunan kembali yang terdiri dari kerikil kasar berbutir seragam, bilamana bahan porous tersebut dibungkus anyaman penyaring (filter) plastik yang cocok, akan tetapi umumnya haruslah terdiri dari pasir halus yang dipilih sesuai dengan alinea (b) di atas. Dalam segala hal, ijuk tidak boleh digunakan sebagai pengganti anyaman penyaring (filter) plastik.
Bahan Landasan untuk Drainase Pipa dan Beton Bahan berbutir yang digunakan sebagai landasan dapat berupa kerikil berpasir atau batu pecah dan harus memenuhi ketentuan berikut ini : i)
Ukuran Butiran Maksimum (AASHTO T88-00(2004))
: 20 mm atau kurang, tetapi paling sedikit dua kali celah maksimum antara dua pipa yang disambung tanpa adukan.
ii)
Lolos Ayakan No. 200 (AASHTO T11-05)
: Maksimum 15 %.
iii) Indeks Plastisitas (AASHTO T90-00)
: Maksimum 6
iv) Batas Cair (AASHTO T89-02)
: Maksimum 25
Bahan-bahan tersebut harus bergradasi menerus, bukan bergradasi seragam. (c)
Anyaman Penyaring (Filter) Plastik
SU6 - 15
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase Anyaman penyaring filter plastik haruslah dari anyaman geotekstil sintetis sesuai dengan ketentuan Pasal S.4.12(2)(b)(ii) dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pemilihan lubang anyaman yang paling sesuai (Mesh Opening Size / MOS) untuk anyaman penyaring (filter) harus didasarkan pada kurva gradasi tanah pada arah hulu dari anyaman penyaring (filter), sesuai dengan yang mana yang lebih kecil dari berikut ini: i) ii)
MOS < 5 x D85 (tanah) dan MOS < 25 x D50 (tanah)
dimana D85 dan D50 adalah yang didefinisikan dalam Pasal S6.07.(2).(a).(ii) di atas. (d)
(e)
Pipa berlubang banyak (perforated pipe) dan Pipa Sulingan i)
Pipa berlubang banyak (perforated pipe) untuk drainase bawah tanah harus merupakan pipa beton yang berlubang banyak, PVC yang berlubang banyak atau jenis saluran polyethelyne bergelombang yang berlubang banyak dengan diameter bagian dalam sekitar 10 cm dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan AASHTO M176M/M176-07, M252-07, M278-02 atau spesifikasi lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
ii)
Pipa yang dipasang sebagai lubang sulingan melewati beton atau tembok pasangan batu atau pasangan batu sebagai pelapisan (lining) harus berdiameter dalam 50 mm dan haruslah PVC atau bahan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, yang cukup kuat untuk menahan perubahan bentuk selama pelaksanaan dan pengerasan adukan atau beton.
Adukan (Mortar) Adukan yang digunakan untuk mengunci sambungan pipa haruslah adukan semen yang sesuai dengan Pasal S12.04 dari Spesifikasi ini.
S6.07.(3)
Pemasangan Drainase Porous (a)
Pemasangan Bahan Porous Untuk Penimbunan Kembali i)
Sebelum pemasangan bahan porous untuk penimbunan kembali pada suatu lokasi, seluruh bahan yang tidak memenuhi syarat baik terlalu lunak maupun terlalu keras harus telah diganti sesuai dengan Pasal S4.03.(4) dan S4.03.(1).
ii)
Pemasangan bahan porous di sekeliling pipa atau saluran atau di belakang struktur harus dilaksanakan secara sistimatis dan sesegera mungkin setelah pemasangan pipa atau struktur. Suatu periode minimum selama 14 hari setelah pemasangan adukan pada sambungan
SU6 - 16
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase pipa atau pemasangan struktur harus diberikan sebelum penimbunan kembali. iii)
Bahan porous harus dipadatkan lapis demi lapis dengan ketebalan masing-masing lapisan tidak lebih dari 15 cm sampai mencapai kepadatan di atas 95 % dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuai dengan AASHTO T99-01. Setiap metode pemadatan yang disetujui dapat digunakan untuk memperoleh kepadatan yang disyaratkan.
iv)
Cukup atau tidaknya pemadatan harus dipantau dengan pengujian kepadatan sesuai dengan AASHTO T176-02, dan bilamana hasil pengujian menunjukkan kepadatan yang tidak memenuhi ketentuan, Kontraktor harus melakukan pemadatan tambahan atau memperbaiki pekerjaan seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Frekuensi dan posisi pengujian harus seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
v)
Selimut drainase (kurang dari 20 cm) dari bahan porous yang akan ditutup dengan bahan tanah harus dipadatkan secukupnya sebelum lapisan pertama timbunan tanah dihampar diatasnya. Timbunan tanah selanjutnya harus dipadatkan dengan kuat sehingga lapisan bahan porous di bawahnya dapat mencapai kepadatan yang disyaratkan.
vi)
Sebelum bahan porous ditutup oleh bahan lain, maka bahan porous harus dilindungi dengan cermat dari gangguan lalulintas maupun pejalan kaki. Papan kayu sementara mungkin perlu dipasang di atas selimut drainase agar pekerja dapat melaluinya dan lapisan pertama timbunan di atas bahan porous harus dihampar dengan tangan secara cermat untuk menghindari tercampurnya dua jenis bahan.
vii) Perhatian khusus harus diberikan untuk menjamin agar bahan porous yang ditimbun kembali tidak terkontaminasi dengan tanah di sekitarnya atau tanah timbunan, dan bilamana menurut pendapat Konsultan Pengawas, hal ini terjadi, atau cenderung terjadi, maka sebuah acuan harus dipasang untuk memisahkan dua jenis bahan selama penghamparan. Acuan haruslah dari pelat baja setebal 3 mm atau yang serupa dan harus diangkat sedikit demi sedikit sebagaimana pekerjaan penimbunan kembali dilakukan. Acuan harus sudah ditarik keluar seluruhnya setelah pekerjaan timbunan selesai. (b)
Pemasangan Bahan Landasan i)
Galian parit atau galian pondasi untuk pipa gorong-gorong, drainase beton, drainase bawah tanah atau pekerjaan lainnya yang memerlukan lapisan landasan harus digali sesuai dengan Divisi 4 dari Spesifikasi ini dan suatu tanah dasar yang keras dengan dan kepadatan yang merata harus disiapkan sampai elevasi yang diperlukan dikurangi dengan tebal bahan landasan yang diperlukan.
SU6 - 17
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase
(c)
ii)
Tebal bahan landasan untuk pipa tidak boleh kurang dari 10 % dari diameter pipa, juga tidak boleh kurang dari 5 cm untuk setiap pekerjaan.
iii)
Landasan untuk pipa harus dibentuk (menggunakan mal setengah lingkaran dengan diameter yang sama dengan diameter luar pipa) supaya tepat benar dengan bagian bawah pipa, sehingga dapat memberikan dukungan yang merata. Bilamana digunakan pipa dengan ujung yang melebar untuk sambungan, maka landasan untuk sambungan ini juga harus dibentuk agar dapat menempatkan bentuk lekukan sambungan tersebut.
Pemasangan Anyaman Penyaring (Filter) Plastik Anyaman penyaring (filter) plastik harus dipasang sesuai dengan prosedur yang direkomendasi pabrik pembuatanya dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
(d)
(e)
Pemasangan Pipa Berlubang Banyak (Perforated Pipe) i)
Landasan untuk pipa berlubang banyak (perforated pipe) harus disiapkan seperti di atas, tetapi menggunakan bahan porous seperti yang disyaratkan dalam Pasal S6.07.(2).(a) bukan bahan landasan yang disyaratkan dalam Pasal S6.07.(2).(b).
ii)
Pipa berlubang banyak (perforated pipe) harus dipasang pada landasan yang disiapkan dan harus diletakkan dengan cermat sesuai dengan alinyemen dan kelandaiannya. Pipa harus disambung tanpa lidah dan alur dengan celah di antaranya 1 - 5 mm. Sambungan harus dibungkus dengan anyaman penyaring (filter) yang disetujui dimana bahan penyaring (filter) ini akan melewatkan air tetapi menahan bahan porous untuk penimbunan kembali. Setengah lingkaran atas setiap sambungan selanjutnya harus dilindungi dengan pita kertas aspal atau bahan penutup tahan lapuk lainnya. Setiap sambungan harus terkunci di tempat, tetapi tidak direkat, dengan menggunakan sedikit adukan semen yang dipasang pada kedua tepinya.
iii)
Setelah pipa telah dipasang, diperiksa dan disetujui, bahan porous harus dipa-sang dan dipadatkan sebagaimana disyaratkan dalam Pasal S6.07.(2).(a) di atas.
Pembuatan Lubang Sulingan i)
Bilamana lubang sulingan akan dibentuk pada suatu tembok atau bangunan lainnya tanpa harus menyertakan secara permanen pipa atau acuan lainnya, maka metode pembentukan lubang sulingan harus menurut persetujuan dari Konsultan Pengawas.
SU6 - 18
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase
S6.07.(4)
ii)
Seluruh acuan yang tidak awet harus dibuang saat struktur selesai dikerjakan.
iii)
Lubang sulingan harus dibuat mendatar kecuali diperintahkan lain oleh Konsultan Pengawas.
iv)
Pipa yang akan ditanam dalam beton sebagai lubang sulingan, atau sebagai acuan lubang sulingan, harus ditambat atau diikat kuat selama pengecoran beton
v)
Kecuali ditentukan atau diperintahkan lain oleh Konsultan Pengawas, lubang sulingan harus dipasang dengan interval masing-masing untuk horisontal dan vertikal tidak lebih dari 2 m dan 1 m.
vi)
Bilamana kantung penyaring (filter) diperlukan untuk dibuat pada belakang lubang sulingan, maka bahan penyaring (filter) harus diperpanjang sampai landasan atau bahan porous untuk penimbunan kembali paling sedikit 30 cm dari ujung lubang ke segala arah, kecuali ditentukan atau diperintahkan lain oleh Konsultan Pengawas.
Pengukuran dan Pembayaran (a)
(b)
Pengukuran Bahan Porous untuk Penimbunan Kembali atau Bahan Penyaring (Filter) i)
Timbunan hanya boleh diklasifikasikan dan diukur sebagai bahan porous untuk penimbunan kembali atau bahan penyaring (filter) bilamana digunakan pada lokasi atau untuk maksud-maksud dimana bahan porous untuk penimbunan atau landasan atau bahan penyaring (filter) atau selimut drainase yang telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas, dan bilamana bahan tersebut telah diterima oleh Konsultan Pengawas sebagai bahan Drainase Porous yang cocok menurut persyaratan yang sesuai dari Seksi ini.
ii)
Kuantitas bahan porous untuk penimbunan kembali yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik bahan yang telah dipadatkan dan diperlukan untuk menimbun sampai hingga garis yang ditentukan atau disetujui. Setiap bahan yang dipasang melebihi volume teoritis yang telah disetujui harus dianggap sebagai timbunan biasa ataupun timbunan pilihan, sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, dan tidak boleh diukur menurut Divisi ini tanpa mengabaikan mutu bahannya.
iii)
Seluruh bahan porous untuk penimbunan kembali yang disetujui untuk digunakan dan diterima sesuai Spesifikasi, dan yang memenuhi ketentuan pengukuran seperti yang diuraikan di atas harus diukur dan dibayar menurut Divisi ini.
Pengukuran Anyaman Penyaring (Filter) Plastik
SU6 - 19
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase
Kuantitas Anyaman Penyaring (filter) Plastik yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter persegi anyaman penyaring (filter) yang disetujui aktual terpasang dalam pekerjaan tersebut dan diterima di lapangan serta dibayar sesuai dengan Mata Pembayaran 4.12 (1) Geotekstil Filter untuk Drainase Bawah Permukaan (Kelas 2). (c)
Pengukuran Pipa Berlubang Banyak (Perforated Pipe) Kuantitas Pipa berlubang banyak (perforated pipe) yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter panjang pipa yang disetujui aktual terpasang dalam pekerjaan tersebut dan diterima di lapangan. Tidak terdapat pengurangan dalam pengukuran panjang untuk celah yang ada pada sambungan pipa.
(d)
Lubang Sulingan, Kertas Aspal dan Adukan Semen Pipa yang digunakan untuk membentuk lubang sulingan, kertas aspal atau lembaran jenis lainnya untuk membungkus sambungan pipa dan adukan semen yang digunakan untuk mengunci sambungan pipa tidak akan diukur untuk pembayaran, biaya dari bahan ini sudah harus dipandang telah termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Drainase Bawah Permukaan.
(e)
Galian untuk Bahan Porous Untuk Penimbunan Kembali, Bahan Penyaring (Filter) Kecuali untuk galian batu, tidak ada pengukuran terpisah untuk pembayaran yang akan dibuat untuk pekerjaan galian atau timbunan, biaya untuk pekerjaan ini dianggap sebagai biaya lain-lain dalam melaksanakan penimbunan kembali dengan bahan porous atau bahan penyaring (filter) dan sudah termasuk dalam harga penawaran untuk berbagai macam bahan konstruksi yang digunakan.
(f)
Galian untuk Pekerjaan Drainase Bawah Permukaan. Kuantitas untuk Pekerjaan Drainase Bawah Permukaan harus diukur dan dibayar sesuai dengan Divisi 4, Pekerjaan Tanah.
(g)
Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur seperti yang disyaratkan di atas haruslah dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan termasuk dalam dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut telah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerja, bahan, peralatan, dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang memenuhi ketentuan seperti yang diuraikan dalam Divisi ini.
SU6 - 20
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 6 – Drainase Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
6.07 (1)
Bahan Porous untuk Penimbunan atau Bahan Penyaring (Filter)
6.07 (2a)
Pipa Berlubang Banyak (Perforated Pipe) meter panjang untuk Drainase Bawah Permukaan Dia.4 inch
, 6.07 (2b)
meter kubik
Pipa Berlubang Banyak (Perforated Pipe) meter panjang untuk Drainase Bawah Permukaan Dia.5 inch
6.07 (2c)
Pipa Berlubang Banyak (Perforated Pipe) meter panjang untuk Drainase Bawah Permukaan Dia.6 inch
6.07 (2d)
Pipa Berlubang Banyak (Perforated Pipe) meter panjang untuk Drainase Bawah Permukaan Dia.8 inch
SU6 - 21
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 7 – Subgrade
DIVISI 7 SUBGRADE S7.01
PERSIAPAN TANAH DASAR (SUBGRADE PREPARATION)
S7.01 (1)
Uraian Tanah dasar (subgrade) merupakan bagian dari pekerjaan yang dipersiapkan untuk dasar lapis pondasi agregat bawah (sub-base) atau jika tidak terdapat subbase, untuk dasar dari lapis pondasi atas (base) dari perkerasan, Subgrade harus mencakup sepenuh lebar badan jalan termasuk bahu jalan dan pelebaran setempat atau daerah-daerah terbatas semacam itu seperti tampak pada Gambar atau sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas. Untuk tujuan pembayaran tidak ada perbedaan yang dilakukan antara tanah dasar (subgrade) di daerah galian atau di daerah timbunan Pekerjaan penyiapan tanah dasar dilaksanakan bila pekerjaan lapis pondasi agregat atau perkerasan sudah akan segera dilaksanakan.
S7.01 (2)
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Mal Lengkung dan Mal Datar (Template and Straightedge) Kontraktor harus menyediakan dan menggunakan mal lengkung dan datar untuk memeriksa ketepatan pekerjaan dan untuk menjamin kesesuaiannya dengan ketentuan-ketentuan Spesifikasi ini.
(b)
Persiapan Tempat Pekerjaan Pekerjaan gorong-gorong, pipa saluran air, dan struktur-struktur minor lainnya yang berada di bawah posisi tanah dasar, termasuk urugan yang dipadatkan, harus sudah selesai sebelum pekerjaan penyiapan tanah dasar dimulai. Parit-parit, saluran, outlet drainase, dan headwall untuk goronggorong harus sudah berada dalam kondisi siap berfungsi agar drainase bekerja efektif dan untuk mencegah kerusakan terhadap subgrade karena air permukaan. Daerah-daerah subgrade yang tidak tepat/sesuai dengan elevasi yang ditentukan, karena penurunan atau sebab-sebab lain, atau sudah rusak sejak selesainya pekerjaan tanah, harus dibongkar, materialnya diganti atau ditambah, dipadatkan dan diselesaikan sampai ke garis, ketinggian dan penampang melintang sebagaimana petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang diterangkan di atas disetujui oleh Konsultan Pengawas. SU7 - 1
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 7 – Subgrade
(c)
Derajat Kepadatan Seluruh material sampai kedalaman 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus dipadatkan sekurang-kurangnya 100 % dari kepadatan kering maksimum sebagaimana ditentukan sesuai dengan SNI 1742 : 2008 (AASHTO T99-01 (2004)). pada rentang kadar air - 3% sampai dengan +1% dari kadar air optimum di laboratorium. Apabila tidak ditentukan lain dalam Gambar, nilai CBR minimum yang diharuskan untuk subgrade pada pekerjaan perkerasan jalan dalam kontrak ini adalah sebesar 6 %.
(d)
Tanah Dasar di Daerah Galian Bila tanah dasar berada pada daerah galian, maka subgrade ini harus dibentuk sesuai penampang melintang dan memanjang jalan sebagaimana ditentukan dalam Pasal S4.02.3, tetapi dengan ketinggian yang lebih tinggi dari pada elevasi akhir, setelah memperhitungkan adanya penurunan elevasi akibat pemadatan. Tanah harus dipadatkan dengan alat pemadat (compactor) yang telah disetujui, dan sebelum pemadatan kadar airnya harus disesuaikan dengan cara disiram air melalui truk sprinkler yang telah disetujui atau dengan pengeringansesuai dengan ketentuan S7.01(2)(c). Sebelum suatu sumber tanah akan digunakan sebagai material subgrade, harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Untuk penambahan kadar air atau pengeringan tanah subgrade harus digaru beberapa kali untuk menghasilkan kadar air yang seragam (homogen). Bila karakteristik alamiah tanah sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan tercapainya CBR minimum sebesar 6 % % dengan dipadatkan sesuai ketentuan dalam Pasal S7.01(2)(c), Konsultan Pengawas akan memerintahkan stabilisasi subgrade atau penggantian material dengan selected borrow meterial. Tanah bongkaran yang memenuhi syarat sebagai tanah timbunan dapat digunakan sebagai tanah timbunan, sedangkan tanah bongkaran yang tidak memenuhi syarat sebagai tanah galian biasa maka tanah tersebut harus dibuang sesuai ketentuan Pasal S4.07.
(e)
Tanah Dasar pada Timbunan Bila tanah dasar akan dibuat pada timbunan, material yang diletakkan lebih dari satu lapis pada bagian atas timbunan sampai kedalaman 30 cm dibawah elevasi tanah dasar harus memenuhi ketentuan pemadatan seperti yang ditentukan pada Pasal S7.01.2(c). Ukuran dan jenis alat pemadat yang diterima oleh Konsultan Pengawas harus digunakan untuk pemadatan dan kadar air harus disesuaikan sebagaimana mestinya agar
SU7 - 2
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 7 – Subgrade diperoleh kepadatan kering maksimum yang ditentukan dalam Pasal S7.01.(2).(c). Perhatian harus dilakukan untuk menggunakan bahan yang sesuai. Jika bahan yang tidak cocok ditempatkan, itu harus dihapus dan diganti dengan bahan yang cocok dengan Kontraktor tanpa pembayaran tambahan. Kontraktor harus diperintahkan oleh Konsultan Pengawas dalam semua tahapan persiapan tanah dasar dan Kontraktor harus mengulang setiap bagian dari pekerjaan jika diperlukan untuk mencapai tingkat tertentu dari pemadatan. (f)
Perlindungan untuk Pekerjaan yang Telah Diselesaikan Setiap bagian tanah dasar yang telah diselesaikan harus terlindung dari kemungkinan mengering dan retak, serta segala kerusakan akibat kekeliruan Kontraktor, harus diperbaiki sesuai perintah Konsultan Pengawas tanpa ada pembayaran tambahan.
(g)
Lalul Lintas dan Perbaikan Kontraktor harus bertanggungjawab atas segala akibat dari lalulintas yang memasuki lapisan tanah dasar, dan Kontraktor dapat melarang/menutup jalan bila sudah membuat jalan sementara (detour) atau tengah mengerjakan setengah lebar jalan. Kontraktor harus memperbaiki bekas roda kendaraannya sendiri atau orang lain dengan membentuk dan memadatkan lagi dengan memakai alat pemadat dengan ukuran dan tipe yang diperlukan untuk perbaikan itu. Kontraktor harus menyusun penyiapan tanah dasar dan penghamparan lapis pondasi agregat (sub-base) secara berurutan. Bila subgrade dipersiapkan terlalu dini/cepat dari penghamparan lapis pondasi agregat bawah (sub-base), maka tanah dasar mudah rusak, dan jika begitu, Kontraktor harus memperbaiki pekerjaannya sebagaimana mestinya, tanpa pembayaran tambahan.
(h)
Toleransi Dimensi i)
Ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi 2 sentimeter atau lebih rendah 3 sentimeter dari yang disyaratkan atau disetujui.
ii)
Seluruh permukaan akhir harus cukup halus dan rata serta memiliki kelandaian yang cukup, untuk menjamin berlakunya aliran bebas dari air permukaan.
SU7 - 3
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 7 – Subgrade S7.01 (3)
Metode Pengukuran Kuantitas pekerjaan yang akan dibayar merupakan jumlah meter persegi penyiapan tanah dasar pada galian atau timbunan, dipersiapkan sebagaimana ditentukan, telah diuji dan disetujui. Daerah yang akan diukur untuk keperluan pembayaran terbatas pada lapisan tanah dasar di bawah lapis pondasi bawah (sub-base) atau lapis pondasi atas (base) atau lean concrete pada rigid pavement, pada daerah konstruksi jalan baru. Daerah yang akan diperkeras dengan 'interlocking concrete paving' tidak akan diukur untuk keperluan pembayaran menurut Pasal ini.
S7.01 (4)
Dasar Pembayaran Dalam hal pembayaran, tidak ada perbedaan antara tanah dasar di daerah galian atau timbunan. Kuantitas yang seperti ditentukan dalam Pasal S7.01.3 akan dibayar berdasarkan mata pembayaran di bawah ini. Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh atas seluruh tenaga kerja, peralatan, perlengkapan dan material yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan termasuk penggalian, pengulangan pekerjaan, penyiraman atau pengeringan, pemadatan, proofrolling, pembentukan dan penyelesaian, pemeliharaan, pengujian dan pekerjaan-pekerjaan insidentil lainnya sebagaimana diuraikan dalam Pasal ini. Nomor dan Nama Mata Pembayaran 7.01
Persiapan Tanah Dasar
Satuan Pengukuran meter persegi
SU7 - 4
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 8 – Lapis Pondasi Agregat
DIVISI 8 LAPIS PONDASI AGREGAT S8.01
LAPIS PONDASI AGREGAT
S8.01 (1)
Uraian Pekerjaan ini harus meliputi pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan, pemadatan agregat di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam Gambar dan atau diarahkan oleh Konsultan Pengawas.
S8.01 (2)
Material-material (a)
Sumber Material Material lapis pondasi agregat harus dipilih dari suatu sumber yang disetujui Konsultan Pengawas dan disimpan sesuai dengan Pasal S1.03 Penyimpanan Material dari Spesifikasi ini.
(b)
Kelas-kelas Lapis Pondasi Agregat Terdapat dua kualitas dari material agregat untuk lapis pondasi atas dan bawah yaitu kelas A dan kelas B. Apabila tidak ditentukan dalam Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas maka Lapis Pondasi Agregat Kelas A digunakan untuk lapis pondasi atas (base course) dan kelas B untuk lapis pondasi bawah (subbase) untuk jalur lalulintas (carriageway) dan bahu jalan atau sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.
(c)
Fraksi Agregat Kasar Agregat yang tertahan pada saringan 4,75 mm harus terdiri dari partikelpartikel yang keras dan awet atau pecahan-pecahan dari batuan dan kerikil. Material yang terpecah jika secara bergantian dibasahi dan dikeringkan tidak boleh digunakan.
(d)
Fraksi Agregat Halus Agregat halus yang lolos saringan 4,75 mm harus terdiri dari pasir alam atau pasir pecah dan partikel-partikel mineral yang halus. Fraksi melewati saringan No.200 tidak lebih dari dua pertiga fraksi yang melewati saringan No.40.
(e)
Sifat material yang diperlukan Seluruh lapis pondasi agregat harus bebas dari bahan tumbuh-tumbuhan (organis) dan gumpalan-gumpalan tanah liat atau bahan yang merusak SU8 - 1
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 8 – Lapis Pondasi Agregat lainnya dan setelah pemadatan harus sesuai dengan persyaratan gradasi yang diberikan dalam Tabel 8.01 (a) (dengan menggunakan pengujian saringan basah) dan sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 8.01 (b). Tabel 8.01 (a). Gradasi Lapis Pondasi Agregat Ukuran Saringan % Lolos Menurut Berat ASTM (mm) Imperial Kelas A Kelas B 50 2.0 in 100 100 37 1.5 in 100 88 - 95 25 1.0 in 79 - 85 70 - 85 9.5 3/8 in 44 - 58 30 - 65 4.75 No. 4 29 - 44 25 - 55 2.00 10 17 - 30 15 - 40 0.425 40 7 - 17 8 - 20 0.075 200 2- 8 2- 8 Tabel 8.01 (b) Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat Sifat Kelas A Kelas B 1. Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 2417:2008 atau AASHTO T96-02(2006))
0 - 40%
0 - 40%
2. Butiran/Partikel pecah, tertahan ayakan 3/8” (SNI 7619-2012 atau AASHTO TP6102(2005))
95/901)
55/502)
3. Batas Cair (SNI 1967:2008 atau AASHTO T89-02)
0 - 25
0 - 35
4. Index Plastisitas (SNI 1966:2008 atau AASHTO T90-00)
0-6
0 - 10
5. Hasil kali Indek Plastisitas dng. % Lolos Ayakan No.200
maks.25
-
6. Gumpalan Lempung dan Butiran-butiran Mudah Pecah (SNI 03-4141-1996 atau AASHTO T112-00(2004))
0 - 5%
0 - 5%
7. CBR pada 100% kepadatan kering maksimum setelah 4 hari perendaman (SNI 17442012 atau AASHTO T 180, Metoda D)
min.90
min.60
8. Perbandingan Persen Lolos Ayakan No.200 dan No.40
maks.2/3
maks.2/3
SU8 - 2
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 8 – Lapis Pondasi Agregat Catatan : 1) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90% agregat kasar memounyai muka bidang pecah dua atau lebih. 2) 55/50 menunjukkan bahwa 55% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 50% agregat kasar memounyai muka bidang pecah dua atau lebih
(f)
Pencampuran Agregat Bahan Dasar Pencampuran bahan untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan harus dilakukan di instalasi pemecah atau pencampur batu yang disetujui, yang dilengkapi dengan pemasok mekanik terkalibrasi yang dapat memberikan aliran komponen campuran secara kontinu dalam proporsi yang benar. Dalam situasi apapun, pencampuran secara manual di lapangan tidak diperbolehkan.
S8.01 (3)
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Persiapan Pembentukan untuk Lapis Pondasi Agregat. (i)
Apabila lapis pondasi agregat akan diletakkan pada suatu permukaan tanah dasar (subgrade) maka tanah dasar harus dibuat, dipersiapkan dan diselesaikan sesuai dengan ketentuan Divisi 7 dari Spesifikasi ini, sebelum penghamparan agregat lapis pondasi.
(ii)
Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapisan Pondasi Agregat, harus disiapkan dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas paling sedikit 100 meter ke depan dari rencana akhir lokasi penghamparan Lapis Pondasi pada setiap saat. Untuk perbaikan tempat-tempat yang kurang dari 100 meter panjangnya, seluruh formasi itu harus disiapkan dan disetujui sebelum lapis pondasi agregat dihampar.
(iii) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar langsung di atas permukaan perkerasan aspal lama, yang menurut pendapat Konsultan Pengawas dalam kondisi tidak rusak, maka harus diperlukan penggaruan atau pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama agar meningkatkan tahanan geser yang lebih baik. (b)
Penghamparan i)
Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang merata dan harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan dalam Pasal 8.01.(3)(c). Kadar air dalam bahan harus tersebar secara merata.
ii)
Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam
SU8 - 3
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 8 – Lapis Pondasi Agregat toleransi yang disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
(c)
iii)
Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode yang disetujui yang tidak meyebabkan segregasi pada partikel agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik
iv)
Lapis Pondasi Agregat sekurang-kurangnya harus dihampar dengan alat aggregate spreader. Khusus Lapis Pondasi Agregat Kelas A dihampar dengan Asphalt Paver untuk dapat dicapai ketebalan dan kerataan yang seragam serta pencegahan terhadap segregasi.
v)
Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali digunakan peralatan khusus yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
vi)
Lapis Pondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan sewaktu turun hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan atau bila kadar air bahan jadi tidak berada dalam rentang yang ditentukan dalam Pasal S8.01.(3).(c).(iii).
Pemadatan i)
Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui oleh Konsultan Pengawas, hingga kepadatan paling sedikit 100 % dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti yang ditentukan oleh SNI 1743 : 2008 (AASHTO T180-01 (2004)), metode D.
ii)
Konsultan Pengawas dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari Lapis Pondasi Agregat.
iii)
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh SNI 1743 : 2008 (AASHTO T180-01 (2004)), metode D.
iv)
Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber”superelevasi”, penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang
SU8 - 4
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 8 – Lapis Pondasi Agregat lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata. v)
(d)
(e)
Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang disetujui.
Pengujian i)
Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk persetujuan awal harus seperti yang diperintahkan Konsultan Pengawas, namun harus mencakup seluruh jenis pengujian yang disyaratkan dalam Pasal 8.01.(2)(e) minimum pada tiga contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih untuk mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan tersebut.
ii)
Setelah persetujuan mutu bahan Lapis Pondasi Agregat yang diusulkan, seluruh jenis pengujian bahan harus diulangi lagi, bila menurut pendapat Konsultan Pengawas, terdapat perubahan mutu bahan atau metode produksinya.
iii)
Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus dilaksanakan untuk mengendalikan ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan. Pengujian lebih lanjut harus seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan yang diproduksi paling sedikit harus meliputi tidak kurang dari lima (5) pengujian indeks plastisitas, lima (5) pengujian gradasi partikel, dan satu (1) penentuan kepadatan kering maksimum menggunakan AASHTO T180, metode D. Pengujian CBR harus dilakukan dari waktu ke waktu sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
iv)
Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin diperiksa, mengunakan SNI 03-2828-1992 (AASHTO T191-02 (2006)). Pengujian harus dilakukan sampai seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas, tetapi tidak boleh berselang lebih dari 200 m.
Toleransi Dimensi dan Elevasi (i)
Permukaan lapis akhir Lapis Pondasi Agregat harus sesuai dengan Tabel 8.01.(c) dengan toleransi di bawah ini:
SU8 - 5
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 8 – Lapis Pondasi Agregat Tabel 8.01.(c) Toleransi Elevasi Permukaan Relatif Terhadap Elevasi Desain Bahan dan Lapisan Pondasi Agregat
Lapis Pondasi Agregat Kelas B digunakan sebagai Lapis Pondasi Bawah (hanya permukaan atas dari Lapisan Pondasi Bawah). Permukaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk Lapis Resap Pengikat atau Pelaburan (Perkerasan atau Bahu Jalan)
S8.01 (4)
Toleransi Elevasi Permukaan relatif terhadap elevasi desain + 0 cm − 2 cm + 0 cm − 1 cm
ii)
Pada permukaan semua Lapis Pondasi Agregat tidak boleh terdapat ketidakrataan yang dapat menampung air dan semua punggung (camber) permukaan itu harus sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar.
iii)
Tebal total minimum semua Lapis Pondasi Agregat tidak boleh kurang 1 cm dari tebal yang disyaratkan.
iv)
Tebal minimum Lapis Pondasi Agregat Kelas A tidak boleh kurang 1 cm dari tebal yang disyaratkan.
v)
Pada permukaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A yang disiapkan untuk bitumen lapis pengikat atau pelaburan (surface dressing) permukaan, bilamana semua bahan yang terlepas harus dibuang dengan sikat yang keras, maka penyimpangan maksimum pada kerataan permukaan yang diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m, diletakkan sejajar atau melintang sumbu jalan, maksimum 1 cm.
Metoda Pengukuran Kuantitas yang akan dibayar haruslah dalam jumlah meter kubik lapis pondasi agregat, seperti yang terhampar sesuai dengan Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, dipadatkan, diuji dan diterima oleh Konsultan Pengawas. Kuantitas yang akan dibayar haruslah didasarkan pada dimensi nominal dan bentuk ditunjukkan pada Gambar dan panjang aktual yang diukur sepanjang sumbu utama (centerline) dari survei pengukuran. Selama pelaksanaan pekerjaan, ketebalan setiap lapis harus dikendalikan dengan akurat untuk mencapai ketebalan diperlukan setelah pemadatan.
S8.01 (5)
Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur sebagaimana yang disyaratkan diatas harus dibayar dengan harga satuan Kontrak per meter kubik untuk Lapis Pondasi Agregat seperti yang tercantum di bawah ini. Pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua bahan, pengangkutan, penghamparan, pemadatan, penyiraman, proof-rolling, penyelesaian dan pembentukan, dan untuk semua tenaga kerja, alat peralatan dan ongkos lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan seperti yang disebutkan ini
SU8 - 6
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 8 – Lapis Pondasi Agregat
Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
8.01 (1)
Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Meter Kubik
8.01 (2)
Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Meter Kubik
SU8 - 7
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan DIVISI 9 PERKERASAN
S9.01
PERKERASAN ASPAL - UMUM
S9.01 (1) Uraian Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapis permukaan aspal beton yang tersusun dari agregat, bahan pengisi (filler) tambah, material aspal, dan bahan anti pengelupasan yang dicampur di pusat pencampuran serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas suatu dasar (pondasi) yang telah disiapkan dan sesuai dengan persyaratan ini yang memenuhi bentuk sesuai dalam Gambar dalam hal elevasi (ketinggian), penampang memanjang dan melintangnya atau sesuai dengan yang diperintahkan Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini juga akan mencakup peningkatan dan perbaikan perkerasan aspal jalan lama, beserta penyediaan dan penghamparan konstruksi perkerasan baru untuk membuat perkerasan yang sempurna, sesuai dengan Gambar dan instruksi Konsultan Pengawas. S9.01 (2) Peralatan Kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas, peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : (a)
Distributor Aspal Distributor Aspal ini harus mempunyai tenaga penggerak sendiri; memakai ban angin yang lebar dan jumlahnya memungkinkan beban pada permukaan jalan tidak melebihi 100 kg per sentimeter lebar ban. Alat ini harus mampu menghamparkan material bitumen secara merata, bahkan dalam keadaan panas pada berbagai lebar jalan sampai 5 meter; dapat mengontrol kecepatan sehingga hamparan yang terjadi terkendali antara 0,2 sampai dengan 9,0 liter per meter persegi dengan tekanan merata, dan toleransi tidak lebih dari 0,1 liter per meter persegi. Distributor Aspal harus mempunyai peralatan untuk mengukur kecepatan secara tepat pada kecepatan rendah, kecepatan aliran aspal melalui pipa penyemprot, suhu dalam tank dan tekanannya.Alat-alat ini harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga operator dapatdengan mudah membacanya ketika distributor dioperasikan. Distributor Aspal harus dilengkapi dengan Generator tersendiri untuk pompa, batang penyemprot yang bisa diatur posisi vertikal dan mendatar. Batang penyemprot harus dikontrol oleh pekerja yang duduk di bagian belakang distributor, sehingga operasi penyemprotan sepenuhnya berada dalam pengawasannya. Distributor ini harus dilengkapi penyemprot tangan, yang hanya digunakan pada daerah yang tak terjangkau batang penyemprot.
SU9 - 1
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan (b)
Pemanas Aspal Jenis alat ini harus tipe oil jacket atau tipe lain yang memakai pengaduk otomatis untuk mencegah overheating lokal pada material. Alat ini juga harus dilengkapi dengan termometer.
(c)
Instalasi Pencampur Aspal (Asphalt Mixing Plant) Instalasi Pencampur Aspal harus : (i)
Mempunyai Sertifikat Laik Operasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan sertifikat kalibrasi dari Direktorat Metrologi Kementerian Perdagangan untuk timbangan aspal, agregat dan bahan pengisi (filler) tambahan, yang masih berlaku. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas, Instalasi Pencampur Aspal atau timbangannya dalam kondisi tidak baik maka Instalasi Pencampur Aspal atau timbangan tersebut harus dikalibrasi ulang meskipun sertifikatnya masih berlaku.
(ii)
berupa pusat pencampuran dengan sistem penakaran (batching) dan mampu memasok mesin penghampar secara terus menerus bilamana menghampar campuran pada kecepatan normal dan ketebalan yang dikehendaki;
(iii) harus dirancang dan dioperasikan sedemikian hingga dapat menghasilkan campuran dalam rentang toleransi dari JMF (Job Mix Formula); (iv) Untuk instalasi baru harus dipasang di lokasi yang jauh dari pemukiman dan disetujui oleh Konsultan Pengawas sehingga tidak mengganggu ataupun mengundang protes dari penduduk di sekitarnya; (v)
harus dilengkapi dengan alat pengumpul debu (dust collector) yang lengkap yaitu sistem pusaran kering (dry cyclone) dan pusaran basah (wet cyclone) atau kantung penampungan (bag house) sehingga tidak menimbulkan pencemaran debu. Bilamana salah satu sistem di atas rusak atau tidak berfungsi maka AMP tersebut tidak boleh dioperasikan;
(vi) mempunyai pengaduk (pug mill) dengan kapasitas minimum 800 kg (sebagaimana asli dari pabrik) dan dilengkapi dengan sistem penimbangan secara komputerisasi. (vii) harus dilengkapi dengan pengendali temperatur termostatik otomatis yang mampu mempertahankan temperatur campuran. Jika digunakan bahan bakar gas maka pemanas (dryer) harus dilengkapi dengan alat pengendali temperatur (regulator) untuk mempertahankan panas dengan konstan.
SU9 - 2
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan (viii) Jika digunakan untuk pembuatan AC-Base, mempunyai pemasok dingin (cold bin) yang jumlahnya tidak kurang dari lima buah dan untuk jenis campuran beraspal lainnya minimal tersedia 4 pemasok dingin. (ix)
dirancang sebagaimana mestinya, dilengkapi perlengkapan khusus yang diperlukan.
dengan
semua
(x)
bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan agregat dan aspal haruslah minyak tanah atau solar dengan berat jenis maksimum 860 kg/m3 atau gas Elpiji atau LNG (Liquefied Natural Gas) atau gas yang diperoleh dari batu bara. Batu bara yang digunakan dalam proses gasifikasi haruslah min.5.500 K.Cal/kg.
(xi)
Agregat yang diambil dari pemasok panas (hot bin) dan tidak boleh mengandung jelaga dan atau sisa minyak yang tidak habis terbakar.
(xii) Secara keseluruhan sistem pengoperasian harus dapat diatur secara computerized mulai dari kendali cold bin, hot bin, waktu campur, penimbangan pencampuran sampai dengan kendali produksi dan pencatatan secara digital setiap kuantitas masing-masing material sampai dengan dihasilkannya hotmix. (d)
Tangki Penyimpan Bitumen Tangki penyimpan bahan aspal harus dilengkapi dengan pemanas yang dapat dikendalikan dengan efektif dan handal sampai suatu temperature dalam rentang yang disyaratkan. Pemanasan harus dilakukan melalui kumparan uap (steam coils), listrik, atau cara lainnya sehingga api tidak langsung memanasi tangki pemanas. Setiap tangki harus dilengkapi dengan sebuah termometer yang terletak sedemikian hingga temperatur tangki dapat dengan mudah dilihat.Sebuah keran harus dipasang pada pipa keluar dari setiap tangki untuk pengambilan benda uji. Sistem sirkulasi untuk bahan aspal harus mempunyai ukuran yang sesuai agar dapat memastikan sirkulasi yang lancar dan terus menerus selama periode pengoperasian.Perlengkapan yang sesuai harus disediakan, baik dengan selimut uap (steam jacket) atau perlengkapan isolasi lainnya, untuk mempertahankan temperatur yang disyaratkan dari seluruh bahan pengikat aspal dalam sistem sirkulasi. Daya tampung tangki paling sedikit untuk memenuhi kuantitas dua hari produksi. Jumlah tangki yang disediakan paling sedikit dua buah tangki dengan kapasitas yang sama. Tangki-tangki tersebut harus dihubungkan ke sistem sirkulasi sedemikian rupa agar masing-masing tangki dapat diisolasi secara terpisah tanpa mengganggu sirkulasi aspal ke alat pencampur.
SU9 - 3
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan (e)
Ayakan Penampung Panas (Hot Bin Screen) Ukuran ayakan hot bin harus disediakan sesuai dengan yang cocok untuk jenis campuran aspal yang diperlukan untuk pekerjaan. (Rujuk Tabel 9.07.(3)).
(f)
Pengendali Waktu Pencampuran Instalasi harus dilengkapi dengan perlengkapan yang handal untuk mengendalikan waktu pencampuran dan menjaga waktu pencampuran tetap konstan kecuali kalau diubah atas perintah Konsultan Pengawas.
(g)
Jembatan Timbang dan Rumah Timbang Jembatan Timbang harus disediakan untuk menimbang agregat, aspal dan bahan pengisi yang ditambahkan.Rumah timbang harus disediakan untuk menimbang truk bermuatan yang siap dikirim ke tempat penghamparan. Timbangan tersebut harus memenuhi ketentuan seperti yang dijelaskan diatas.
(h)
Penyimpanan dan Pemasukan Bahan Pengisi Silo atau tempat penyimpanan harus disediakan yang tahan cuaca untuk menyimpan dan memasok bahan pengisi dengan sistem penakaran berat.
(i)
(j)
Ketentuan Keselamatan Kerja (1)
Tangga yang memadai dan aman untuk naik ke landasan (platform) instalasi pencampur dan landasan berpagar yang digunakan sebagai jalan antar unit perlengkapan harus disediakan. Untuk mencapai puncak bak truk, perlengkapan untuk landasan atau perangkat lain yang sesuai harus disediakan sehingga Konsultan Pengawas dapat mengambil baik benda uji maupun memeriksa temperatur campuran. Untuk memudahkan pelaksanaan kalibrasi timbangan, pengambilan benda uji dan lain-lainnya, maka suatu sistem pengangkat atau katrol harus disediakan untuk menaikkan peralatan dari tanah ke landasan (platform) atau sebaliknya.Semua roda gigi, roda beralur (pulley), rantai, rantai gigi dan bagian bergerak lainnya yang berbahaya harus seluruhnya dipagari dan dilindungi.
(2)
Lorong yang cukup lebar dan tidak terhalang harus disediakan di dan sekitar tempat pengisian muatan truk. Tempat ini harus selalu dijaga agar bebas dari benda yang jatuh dari alat pencampur.
Alat Pengangkutan (1)
Truk untuk mengangkut campuran aspal harus mempunyai bak terbuat dari logam yang rapat, bersih dan rata, yang telah disemprot dengan sedikit air sabun, atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya campuran aspal pada bak. Setiap genangan minyak pada lantai bak truk hasil penyemprotan sebelumnya harus dibuang sebelum campuran aspal dimasukkan dalam truk. Tiap muatan harus ditutup dengan SU9 - 4
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan kanvas/terpal atau bahan lainnya yang cocok dengan ukuran yang sedemikian rupa agar dapat melindungi campuran aspal terhadap cuaca dan proses oksidasi. Dump Truk yang mempunyai badan menjulur dan bukaan ke arah belakang harus disetel agar seluruh campuran aspal dapat dituang ke dalam penampung dari alat penghampar aspal tanpa mengganggu kerataan pengoperasian alat penghampar dan truk harus tetap bersentuhan dengan alat penghampar. Truk yang mempunyai lebar yang tidak sesuai dengan lebar alat penghampar tidak diperkenankan untuk digunakan. Truk aspal dengan muatan lebih tidak diperkenankan .
k)
(2)
Truk yang menyebabkan segregasi yang berlebihan pada campuran aspal akibat sistem pegas atau faktor penunjang lainnya, atau yang menunjukkan kebocoran oli yang nyata, atau yang menyebabkan keterlambatan yang tidak semestinya, atas perintah Konsultan Pengawas harus dikeluarkan dari pekerjaan sampai kondisinya diperbaiki.
(3)
Bilamana dianggap perlu, bak truk hendaknya diisolasi dan seluruh penutup harus diikat kencang agar campuran aspal yang tiba di lapangan pada temperatur yang disyaratkan.
(4)
Jumlah truk untuk mengangkut campuran aspal harus cukup dan dikelola sedemikian rupa sehingga peralatan penghampar dapat beroperasi secara menerus dengan kecepatan yang disetujui.
(5)
Penghamparan pada setiap bagian pekerjaan tidak diijinkan sampai dengan tersediannya minimum tiga (3) truk di lapangan yang siap memasok campuran aspal ke alat penghampar. Kecepatan alat penghampar harus dioperasikan sedemikian rupa sehingga jumlah truk yang digunakan untuk mengangkut campuran aspal setiap hari dapat menjamin berjalannya alat penghampar secara menerus tanpa henti. Bilamana penghamparan terpaksa harus dihentikan, maka Konsultan Pengawas hanya akan mengijinkan dilanjutkannya penghamparan bilamana minimum terdapat tiga (3) truk di lapangan yang siap memasok campuran aspal ke alat penghampar. Ketentuan ini merupakan petunjuk praktisyang baik dan Kontraktor tidak diperbolehkan menuntut tambahan biaya atau waktu atas keterlambatan penghamparan yang diakibatkan oleh kegagalan Kontraktor untuk menjaga kesinambungan pemasokan campuran aspal ke alat penghampar
Peralatan Penghampar dan Pembentuk (1) Peralatan penghampar dan pembentuk harus penghampar mekanis bermesin sendiri yang disetujui, yang mampu menghampar dan membentuk campuran aspal sesuai dengan garis, kelandaian serta penampang melintang yang diperlukan.
SU9 - 5
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan (2) Alat penghampar harus dilengkapi dengan penampung dan dua ulir pembagi dengan arah gerak yang berlawanan untuk menempatkan campuran aspal secara merata di depan screed (sepatu) yang dapat disetel. Peralatan ini harus dilengkapi dengan perangkat kemudi yang dapat digerakkan dengan cepat dan efisien dan harus mempunyai kecepatan jalan mundur seperti halnya maju. Penampung (hopper) harus mempunyai sayap-sayap yang dapat dilipat pada saat setiap muatan campuran aspal hampir habis untuk menghindari sisa bahan yang sudah mendingin di dalamnya. (3) Alat penghampar harus mempunyai perlengkapan elektronik dan/atau mekanis pengendali kerataan seperti batang perata (leveling beams), kawat dan sepatu pengarah kerataan (joint matching shoes) dan dan peralatan bentuk penampang melintang (cross fall devices) untuk mempertahankan ketepatan kelandaian dan bentuk tepi perkerasan tanpa perlu menggunakan acuan tepi yang tetap (tidak bergerak). (4) Alat penghampar harus dilengkapi dengan screed (perata) baik dengan jenis penumbuk (tamper) maupun jenis vibrasi dan perangkat untuk memanasi screed (sepatu) pada temperatur yang diperlukan untuk menghampar campuran aspal tanpa menggusur atau merusak permukaan hasil hamparan. (5) Istilah screed (perata) mengacu pada pengambang mekanis standar (standard floating mechanism) yang dihubungkan dengan lengan arah samping (side arms) pada titik penambat yang dipasang pada unit pengerak depan alat penghampar pada bagian belakang roda penggerak dan dirancang untuk menghasilkan permukaan tekstur lurus dan rata tanpa terbelah, tergeser atau beralur. (6) Bilamana selama pelaksanaan, hasil hamparan peralatan penghampar dan pembentuk meninggalkan bekas pada permukaan, segregasi atau cacat atau ketidakrataan permukaan lainnya yang tidak dapat diperbaiki dengan cara modifikasi prosedur pelaksanaan, maka penggunaan peralatan tersebut harus dihentikan dan peralatan penghampar dan pembentuk lainnya yang memenuhi ketentuan harus disediakan oleh Kontraktor. l)
Peralatan Pemadat (Roller) (1) Setiap alat penghampar harus disertai paling sedikit dua alat pemadat roda baja (steel wheel roller) dan satu alat pemadat roda karet (pneumatic tired roller). Paling sedikit harus disediakan satu tambahan alat pemadat roda karet (pneumatic tired roller)) untuk setiap kapasitas produksi yang melebihi 40 ton per jam. Semua alat pemadat harus mempunyai tenaga penggerak sendiri. (2) Alat pemadat roda karet harus dari jenis yang disetujui dan memiliki tidak kurang dari sembilan roda yang permukaannya halus dengan
SU9 - 6
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan ukuran yang sama dan mampu dioperasikan pada tekanan ban pompa (6,0 - 6,5) kg/cm2 atau (85 – 90) psi pada jumlah lapis anyaman ban (ply) yang sama. Roda-roda harus berjarak sama satu sama lain pada kedua sumbu dan diatur sedemikian rupa sehingga tengah-tengah roda pada sumbu yang satu terletak di antara roda-roda pada sumbu yang lainnya secara tumpang-tindih (overlap). Setiap roda harus dipertahankan tekanan pompanya pada tekanan operasi yang disyaratkan sehingga selisih tekanan pompa antara dua roda tidak melebihi 0,35 kg/cm2 (5 psi). Suatu perangkat pengukur tekanan ban harus disediakan untuk memeriksa dan menyetel tekanan ban pompa di lapangan pada setiap saat. Untuk setiap ukuran dan jenis ban yang digunakan, Kontraktor harus memberikan kepada Konsultan Pengawas grafik atau tabel yang menunjukkan hubungan antara beban roda, tekanan ban pompa, tekanan pada bidang kontak, lebar dan luas bidang kontak. Setiap alat pemadat harus dilengkapi dengan suatu cara penyetelan berat total dengan pengaturan beban (ballasting) sehingga beban per lebar roda dapat diubah dalam rentang (300 – 600) kilogram per 0,1 meter. Dalam pengoperasian, tekanan pemompaan ban dan beban roda harus disesuaikan sebagaimana permintaan Konsultan Pengawas, agar dapat memenuhi ketentuan setiap aplikasi khusus. Pada umumnya pemadatan dengan alat pemadat roda karet pada setiap lapis campuran aspal harus dengan tekanan yang setinggi mungkin yang masih dapat dipikul bahan. (3) Alat pemadat roda baja yang bermesin sendiri dapat dibagi atas dua jenis : * Alat pemadat tandem statis (tandem static rollers) * Alat pemadat vibrator ganda (twin drum vibratory) (4) Alat pemadat statis minimum harus mempunyai berat statis tidak kurang dari 8 ton. Alat pemadat vibrator ganda mempunyai berat statis tidak kurang dari 6 ton. Roda gilas harus bebas dari permukaan yang datar, penyok, robek-robek atau tonjolan yang merusak permukaan perkerasan. (5) Dalam penghamparan percobaan, Kontraktor harus dapat menunjukkan kombinasi jenis penggilas untuk memadatkan setiap jenis campuran sampai dapat diterima oleh Konsultan Pengawas, sebelum Job Mix Formula (JMF) disetujui. Kontraktor harus melanjutkan untuk menyimpan dan menggunakan kombinasi penggilas yang disetujui untuk setiap campuran. Tidak ada alternatif lain yang dapat diperkenankan kecuali jika Kontraktor dapat menunjukkan kepada Konsultan Pengawas bahwa kombinasi penggilas yang baru paling sedikit seefektif yang sudah disetujui
SU9 - 7
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan m)
Perlengkapan Lainnya Semua perlengkapan lapangan yang harus disediakan termasuk tidak terbatas pada : Mesin Penumbuk (Petrol Driven Vibrating Plate). Alat pemadat vibrator, 600 kg. Mistar perata 4 meter. Thermometer (jenis arloji) 300 C (minimum tiga unit). Kompresor dan jack hammer. Mistar perata 4 meter yang dilengkapi dengan waterpass dan dapat disesuaikan untuk pembacaan 3% atau lereng melintang lainnya dan super-elevasi antara 0 sampai 6%. Mesin potong dengan mata intan atau fiber. Penyapu Mekanis Berputar. Pengukur kedalaman aspal yang telah dikalibrasi. Pengukur tekanan ban
S9.01 (3) Ketentuan Umum Kecuali bila ditentukan di bagian lain, semua pekerjaan material bitumen harus sesuai dengan ketentuan berikut : (a)
Cuaca Material bitumen tidak boleh dihamparkan pada waktu hujan atau berkabut dan, kecuali bila ditentukan lain di dalam Spesifikasi ini, permukaan yang akan dihampari harus bersih dan kering. Campuran aspal harus tidak dihamparkan pada kondisicuaca tidak memungkinkan pekerjaan selesai dengan semestinya.
(b)
Perlindungan untuk hasil pekerjaan Peralatan yang digunakan pada pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan harus sesuai dengan material yang digunakan, kondisi dan ketebalan lapisan yang diinginkan, agar lapisan subgrade atau lapisan perkerasan yang sudah selesai tidak rusak. Material bitumen harus selalu bersih sebelum dilakukan penghamparan lapisan berikutnya atau lapisan penutup (surface-treatment). Lalulintas di atas material bitumen, terbatas hanya untuk yang berkepentingan dalam menghamparkan dan memadatkan lapisan selanjutnya. Dengan resiko sendiri, Kontraktor dapat membiarkan lalulintas melewati AC Binder Course atau AC-Base tetapi dengan ijin Konsultan Pengawas, namun bila terjadi kerusakan Kontraktor harus memperbaiki AC Binder Course atau AC-Base dengan biaya sendiri. Jika material bitumen terkotori, Kontraktor harus membersihkannya sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, dan bila hal ini tidak memungkinkan, lapisan harus dibongkar dan diganti atas biaya Kontraktor sendiri.
SU9 - 8
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan Sebelum penyemprotan bitumen, permukaan struktur, semak-semak, pepohonan dan lain-lain di sekitar daerah itu harus dilindungi agar tidak terperciki material. (c)
Lapisan Perkerasan Aspal (Bituminous Courses) Tebal aktual hamparan lapis beraspal di setiap segmen, didefinisikan sebagai tebal rata-rata yang memenuhi syarat toleransi yang ditunjukkan di bawah ini terhadap semua benda uji inti yang diambil dari segmen tersebut. Toleransi tebal untuk setiap lapisan campuran beraspal : AC-WC tidak lebih dari 3,0 mm AC-BC tidak lebih dari 4,0 mm AC-Base tidak lebih dari 5,0 mm Segmen adalah panjang hamparan yang dilapis dalam satu hari produksi AMP.
(d)
Pengukuran Bila pembayaran berdasarkan berat, perhitungan menggunakan tiket (karcis) pengangkutan material untuk pekerjaan permanen yang sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi. Berat material tercatat pada tiket yang menunjukkan truk pengangkut dan tanggal dibuatnya. Untuk pemeriksaan, bagian samping truk harus diberi nomor pengenal yang mudah dibaca oleh pemeriksa atau wakil Konsultan Pengawas. Pembayaran hanya untuk material yang digunakan dalam pekerjaan permanen menurut Gambar dan instruksi Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dengan seksama untuk memperkecil terbuangnya material. Konsultan Pengawas akan mengurangi catatan jumlah material pada tiket untuk setiap material yang dihamparkan diluar ketentuan ukuran menurut Gambar atau yang terbuang akibat cara kerja Kontraktor.
(e)
Pelapisan Ulang (Overlay) Bila Kontrak mencakup juga pelapisan ulang perkerasan jalan lama (existing), perataan permukaan atau levelling yang diperlukan harus menggunakan material yang ditentukan dalam Gambar atau ditentukan oleh instruksi Konsultan Pengawas. Seluruh pekerjaan perbaikan pada jalan harus dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan pelapisan ulang.
(f)
Sampel hasil kerja (Finished Work Samples) Plant-Mix Kontraktor harus menggali sampel sampai kedalaman penuh untuk diuji oleh Konsultan Pengawas. Sampel harus dipotong secara rapi dengan gergaji, core drill atau dengan alat lain yang disetujui. Sampel harus berupa lempengan sekurang - kurangnya berukuran 15 cm x 15 cm, atau beberapa sample berbentuk tabung dengan diameter minimum masing-masing 10 cm, dengan jumlah total sekurang-kurangnya 230 cm2. Paling sedikit 1 dan paling banyak 3 sampel harus diambil setiap pelaksanaan kerja per-hari. Kontraktor harus menyediakan material baru
SU9 - 9
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan untuk mengurug lubang akibat pengambilan sampel. Bila ada perubahan penting pada job-mix formula, sampel tambahan harus diambil. Bituminous Spray Untuk memeriksa kecepatan pengeluaran material bitumen, lembaranlembaran kertas karton ukuran 50 x 50 cm, yang sudah ditimbang dulu, dihamparkan di atas permukaan jalan yang akan diberi lapisan bitumen dan ditimbang lagi setelah penyemprotan material bitumen. Kontraktor harus menyediakan material untuk pemeriksaan ini dan menyemprot lagi daerah yang tadi tertutupi kertas. Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas dan analisa laboratorium, Konsultan Pengawas dapat memerintahkan pembongkaran dan penggantian material yang tidak sesuai dengan Spesifikasi, atas biaya Kontraktor. Konsultan Pengawas juga dapat memerintahkan penambahan lapisan material, atau pembongkaran kelebihan material dan mengurangi kadar material yang akan dibayar.
S9.02
GALIAN PERKERASAN BERASPAL LAMA
S9.02 (1) Uraian Pekerjaan ini mencakup galian pada perkerasan beraspal lama dengan maupun tanpa Cold Milling Machine (mesin pengupas perkerasan beraspal tanpa pemanasan) seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Galian yang diperlukan karena metode kerja Kontraktor tidak akan diukur untuk pembayaran. S9.02 (2) Pelaksanaan Pekerjaan Kedalaman lokasi yang digali tidak boleh melebihi daripada yang diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas. Kerusakan pada perkerasan atau kerb, yang ditentukan Konsultan Pengawas tidak boleh terganggu, harus diperbaiki atas biaya Kontraktor sendiri. Material hasil kerukan harus disimpan di lokasi untuk digunakan oleh Pengguna Jasa, atau dibuang bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. S9.02 (3) Metode Pengukuran Kuantitas yang akan dibayar adalah jumlah meter kubik dari perkerasan aspal eksisting yang digali sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas. S9.02 (4) Dasar Pembayaran Pekerjaan ini akan dibayar berdasarkan Harga Kontrak persatuan pengukuran seperti di bawah ini. Harga Satuan Kontrak ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan tenaga kerja, peralatan, perlengkapan dan kebutuhan-kebutuhan insidentil yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, termasuk pembuangan seluruh material hasil pengerukan. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran SU9 - 10
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan
S9.03
9.02 (1) Galian Perkerasan Beraspal Lama dengan Cold Milling Machine
meter kubik
9.02 (2) Galian Perkerasan Beraspal Lama tanpa Cold Milling Machine
meter kubik
PENAMBALAN PERKERASAN JALAN EKSISTING
S9.03 (1) Uraian Pekerjaan ini meliputi pembongkaran dan penambalan perkerasan existing yang mengalami kerusakan secara lokal. Konsultan Pengawas akan menentukan areaarea yang harus dibongkar dan ditambal. Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai ketentuan di bawah ini, dan akan dibayar berdasarkan jumlah meter persegi dari area yang dikerjakan. S9.03 (2) Material Semua material dan pekerjaan yang dikerjakan berdasarkan mata pembayaran ini harus sesuai dengan ketentuan Pasal-pasal berikut ini dan semua alat pemadat dimungkinkan bervariasi dan ukuran yang akan diperbaiki : Penyiapan Tanah Dasar (Subgrade) Lapis Pondasi Agregat Galian Perkerasan Beraspal Lama Prime Coat (Lapis Resap Pengikat) Tack coat (Lapis Perekat ) Asphalt Concrete Base Asphalt Cement
-
Pasal S7.01 Pasal S8.01 Pasal S9.02 Pasal S9.04 Pasal S9.05 Pasal S9.07 Pasal S9.07
S9.03 (3) Pelaksanaan Pekerjaan Permukaan daerah yang akan dikerjakan harus diberi tanda, perkerasan dibongkar dan subgrade digali sampai kedalaman tanah yang stabil. Perkerasan harus dipotong sehingga terbentuk potongan vertikal, dan tepi galian harus lurus dan rapih. Setelah penyiapan subgrade dikerjakan sesuai dengan Pasal S7.01.(2).(d), lapis pondasi agregat (aggregate base) dengan ketebalan 30 cm harus dihamparkan sesuai dengan ketentuan Pasal S8.01. Lapisan Pondasi Agregat kemudian harus diberi bitumen lapis resap pengikat (prime coat) menurut Pasal S9.04 dan 20 cm lapisan pondasi aspal beton dihamparkan dalam 2 lapis yang sama sesuai dengan ketentuan Pasal S9.07. Perkerasan pada jalan lama (existing) yang berbatasan dengan lapisan base yang baru harus diberi lapis perekat (tack coat) sesuai dengan ketentuan Pasal S9.05. Permukaan akhir jalan yang sudah dibongkar dibentuk sedemikian rupa sehingga harus rata dengan perkerasan jalan lama (existing) yang berdekatan. S9.03 (4) Metode Pengukuran
SU9 - 11
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan
Kuantitas yang akan dibayar berdasarkan Pasal ini adalah jumlah meter persegi perkerasan existing yang dibongkar dan ditambal sesuai dengan Spesifikasi ini dan instruksi Konsultan Pengawas. Luas maksimum setiap daerah bongkaran adalah 40 meter persegi. Bila ada daerah yang luasnya lebih dari 40 m2, maka pengukuran didasarkan pada masing-masing mata pembayaran yang sesuai pada Spesifikasi ini. Setiap kerusakan perkerasan yang disebabkan oleh pekerjaan Kontraktor yang diatur Pasal lain dari Spesifikasi ini, harus diperbaiki sesuai ketentuan dalam Pasal ini, tetapi tidak akan diukur untuk pembayaran dan biaya perbaikan itu menjadi tanggungjawab Kontraktor. S9.03 (5) Dasar Pembayaran Kuantitas pekerjaan yang diterima dan diukur seperti tersebut di atas, akan dibayar berdasarkan Harga Kontrak persatuan pengukuran sesuai mata pembayaran di bawah ini. Harga satuan tersebut adalah kompensasi penuh untuk pekerjaan yang tercakup pada Pasal ini, termasuk setiap metode kerja khusus yang diperlukan pada daerah-daerah sempit atau yang banyak hambatannya. Nomor dan Nama Mata Pembayaran 9.03
S9.04
Penambalan Perkerasan Eksisting
Satuan Pengukuran meter persegi
BITUMEN LAPIS RESAP PENGIKAT (BITUMINOUS PRIME COAT)
S9.04 (1) Uraian Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan material bitumen pada permukaan tanah dasar, lapis pondasi agregat (aggregate base) tanpa bahan pengikat yang telah disiapkan sesuai persyaratan Spesifikasi ini, dengan lebar sesuai ukuran yang tercantum pada Gambar Penampang Melintang atau menurut instruksi Konsultan Pengawas. S9.04 (2) Material (a)
Material Bitumen Material bitumen harus sesuai dengan Gambar dan memenuhi salah satu persyaratan di bawah ini : Medium-curing cut back asphalt : SNI 4799: 2008 (AASHTO M82-75 (2004)) Medium setting emulsion asphalt : SNI 03-6832-2002 (AASHTO M14070)) dan/atau SNI 03-4798-1998 (AASHTO M208-01 (2005))
SU9 - 12
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan Slow setting emulsion asphalt
: SNI 03-6832-2002 (AASHTO M14070)) dan/atau SNI 03-4798-1998 (AASHTO M208-01 (2005))
Kualitas dari material aspal cair adalah MC-30 dengan temperatur penyemprotan 45C ± 10C. (b)
Material Pengering/penyerap (Blotter Material) Material pengering/penyerap harus berupa pasir atau abu batu yang bersih dan kering, bebas dari material yang bersifat kohesif, serta tidak mengandung bahan organik.
S9.04 (3) Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Cuaca Lapis resap pengikat dapat dilaksanakan setelah ada persetujuan dari Konsultan Pengawas, yang akan menentukan kuantitas bitumen yang harus digunakan. Permukaan yang akan dikerjakan harus kering atau agak lembab. Penyemprotan lapis resap pengikat harus tidak dikerjakan ketika angin kencang atau hujan.
(b)
Peralatan Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan Pasal S9.01 (2).
(c)
Pembersihan permukaan Segera sebelum dilakukan penyemprotan material bitumen sebagai lapis resap pengikat, permukaan yang dipersiapkan harus dibersihkan dari kotoran dan material lepas atau yang tidak dikehendaki, dengan power broom atau power blower. Bila Konsultan Pengawas memerintahkan, permukaan harus dikupas tipis dan digilas sebelum material bitumen disemprotkan, dalam hal penyapuan (brooming) atau penghembusan (blowing) tidak diperlukan. Bila diperlukan Konsultan Pengawas dapat memerintahkan, penyemprotan permukaan dengan sedikit air sesaat sebelum material bitumen disemprotkan. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, daerah yang akan dikerjakan harus mendapat persetujuan terlebih dulu oleh Konsultan Pengawas.
(d)
Penyemprotan material bitumen Material bitumen harus disemprotkan pada seluruh lebar bagian jalan dengan distributor aspal secara merata dan menerus. Apabila tidak ditentukan dalam Gambar, maka banyaknya material yang digunakan/disemprotkan antara 1,0 s/d 2,5 kg/m2, dan Konsultan Pengawas akan menentukan secara tepat banyaknya dan kualitas material yang digunakan sesuai dengan material permukaan yang akan dikerjakan. Penyemprotan pada bagian sambungan harus diperhatikan jangan sampai melebihi kadar yang telah ditentukan.
SU9 - 13
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan Kelebihan material bitumen harus dibuang dari permukaan. Daerah yang tidak tersiram atau kurang harus diperbaiki. Kertas karton harus diletakkan pada ujung dimulainya penyemprotan dan akhir daerah penyemprotan, untuk menjamin bentuk potongan daerah yang dikerjakan berbentuk persegi dan mencegah genangan atau kelebihan penyemprotan. (e)
Penghamparan Material Pengering/penyerap (Blotter Material) Untuk memperkecil kerusakan akibat hujan sebelum permukaan mengering, Konsultan Pengawas dapat memerintahkan penghamparan material pengering untuk menutupi material bitumen yang masih basah.Material pengering harus dihamparkan sedemikian rupa sehingga lintasan roda kendaraan tidak akan melintasi daerah yang tidak tertutup.
(f)
Umum Ketentuan-ketentuan yang terdapat pada pasal S9.01 merupakan bagian dari Pasal ini.
S9.04 (4) Metode Pengukuran Kuantitas lapis resap pengikat yang akan dibayar merupakan jumlah kilogram material bitumen yang disemprotkan sesuai dengan Spesifikasi dan instruksi Konsultan Pengawas. S9.04 (5) Dasar Pembayaran Kuantitas lapis resap pengikat tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Kontrak per kilogram untuk material bitumen. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk pekerjaan dalam Pasal ini. Material pengering tidak akan dibayar langsung tetapi merupakan kewajiban Kontraktor yang tercakup dalam Harga Satuan Kontrak. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
9.04 Bitumen Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)
S9.05
kilogram
BITUMEN LAPIS PEREKAT (BITUMINOUS TACK COAT)
S9.05 (1) Uraian Pekerjaan ini mencakup pembersihan perkerasan beraspal yang telah ada atau permukaan beton, dan penyediaan dan penyemprotan material bitumen di atasnya sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar Detail atau instruksi Konsultan Pengawas. S9.05 (2) Material
SU9 - 14
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan Material bitumen harus sesuai dengan Gambar dan memenuhi persyaratan Spesifikasi di bawah ini : Rapid-Curing cut back asphalt Rapid-setting emulsion asphalt
: SNI 03-4800-1998 (AASHTO M81-92 (2004)) : SNI 03-6832-2002 (AASHTO M140-70)) dan/ atau SNI 03-4798-1998 (AASHTO M208-01 (2005))
Bila menggunakan rapid-curing (cut back asphalt), kualitasnya adalah RC-250 dengan temperatur penyemprotan 60C - 100C. S9.05 (3) Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Peralatan Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan Pasal S9.01 (2).
(b)
Pembersihan Permukaan Permukaan yang akan disemprot harus dibersihkan, semua kotoran dan material lepas atau yang tidak dikehendaki harus disingkirkan dari permukaan dengan menggunakan power broom atau power blower sebagaimana diperlukan. Bagian yang tidak padat atau rusak harus dibongkar dan diganti atau diperbaiki sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas. Bagian tepi perkerasan lama, yang akan berdekatan dengan lapisan perkerasan baru, harus bersih agar material bitumen dapat melekat. Area yang telah dipersiapkan sebelum penyemprotan material bitumen harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.
(c)
Penyemprotan material bitumen Material bitumen harus disemprotkan secara merata dengan alat distributor bertekanan dalam waktu 1 jam sebelum penghamparan lapisan aspal berikutnya. Konsultan Pengawas akan menentukan banyaknya material bitumen yang disemprotkan, umumnya berkisar antara 0,15 s/d 0,50 kg/m2. Penyemprotan material bitumen pada bagian sambungan harus dilakukan secara cermat sehingga tidak melebihi kadar yang telah ditentukan. Kelebihan material harus dibuang dari permukaan perkerasan, sedangkan yang tidak tersiram atau kurang harus diperbaiki. Permukaan yang telah disemprot material bitumen harus dibiarkan mengering sampai permukaan tersebut cukup pengikatannya untuk menerima lapisan aspal berikutnya. Lapis perekat baru dapat diijinkan dilaksanakan, bila lapisan aspal di atasnya akan segera dilaksanakan, agar lapis perekat ini memberikan perekatan yang cukup. Selama lapisan aspal di atasnya belum dihamparkan, Kontraktor harus menjaga agar area yang telah diberi lapis perekat tidak rusak.
(d)
Umum Ketentuan-ketentuan yang terdapat pada pasal S9.01 merupakan bagian dari Pasal ini.
SU9 - 15
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan S9.05 (4) Metode Pengukuran Kuantitas lapis perekat yang akan dibayar merupakan jumlah kilogram material bitumen yang disemprotkan sesuai dengan Spesifikasi dan instruksi Konsultan Pengawas. S9.05 (5) Dasar Pembayaran Kuantitas bitumen lapis perekat tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per kilogram untuk material bitumen. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk pekerjaan dalam Pasal ini. Nomor dan Nama Mata Pembayaran 9.05
S9.06
Satuan Pengukuran
Bitumen Lapis Perekat (Tack Coat)
kilogram
SEAL COAT
S9.06 (1) Uraian Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan penyemprotan material bitumen dan penghamparan cover coat material, sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas. S9.06 (2) Material (a)
Material bitumen Material bitumen harus memenuhi persyaratan Spesifikasi berikut : Rapid-curing (cut back asphalt): SNI 03-4800-1998 (AASHTO M81-92 (2004)) Kualitas material bitumen adalah MC250 dengan temperatur penyemprotan 80C - 90C atau MC800 dengan temperatur penyemprotan 105C - 115C.
(b)
Cover Coat Material Cover coat material harus berupa batu pecah atau kerikil pecah dan harus sesuai dengan ketentuan untuk material aspal beton lapis permukaan (surface course) dalam Pasal S9.07(2)(b). Bila digunakan kerikil pecah, maka tidak kurang dari 50% butiran yang tertahan oleh saringan No. 4 harus mempunyai sekurang-kurangnya satu.bidang pecah. Agregat harus memenuhi persyaratan gradasi berikut ini. Ukuran Saringan (mm)
Persentase lolos menurut berat (%)
9,5
100
SU9 - 16
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan Ukuran Saringan (mm) 4,75 2,36 0,075 (c)
Persentase lolos menurut berat (%) 85 - 100 0 - 40 0-5
Perkiraan kadar material per meter persegi untuk seal coat adalah : Material bitumen ..................... 0,7 – 1,5 lt/m2 Cover aggregate...................... 6,5 – 14,0 kg/m2 Kadar penghamparan material yang pasti akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
S9.06 (3) Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Cuaca Seal coat dapat dihamparkan bila permukaan yang akan dihamparinya kering atau agak lembab, dan temperatur permukaan jalan adalah 21 C atau lebih.
(b)
Peralatan Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan Pasal S9.01 (2).
(c)
Pembersihan Permukaan Permukaan yang akan dikerjakan harus dipadatkan dengan pneumatic tired roller. Sebelum material bitumen disemprotkan, permukaan harus dibersihkan. Daerah yang telah dipersiapkan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas terlebih dahulu, sebelum dilakukan penghamparan seal coat.
(d)
Penyemprotan material bitumen Material bitumen harus disemprotkan dengan alat distributor bertekanan secara merata pada permukaan yang akan dikerjakan dengan suhu sesuai yang disyaratkan. Kadar material per meter persegi harus sesuai dengan ketentuan. Bila permukaan keadaannya sedemikian rupa sehingga material terlalu cepat meresap, mungkin perlu penyemprotan pendahuluan 0,2 s/d 0,5 liter per meter persegi. Selembar kertas karton dengan lebar paling sedikit 100 cm dan panjang sama dengan batang penyemprot pada alat distributor plus 30 cm, harus digunakan pada awal penyemprotan. Bila penghentian penyemprotan (cut-off) kurang baik, mungkin diperlukan kertas karton pada akhir setiap penyemprotan. Kertas tersebut harus dicabut dan dibuang dengan cara semestinya. Alat penyiram (distributor) harus bergerak maju dengan kecepatan penyemprotan yang tepat pada saat batang penyemprot terbuka. Daerah yang kurang terlewati atau kurang tersiram harus diperbaiki sebagaimana mestinya. Sambungan penyemprotan atau penghamparan harus dilaksanakan dengan cermat untuk menjamin permukaan yang dihasilkan halus dan rata. Panjang penyemprotan material bitumen tidak boleh melebihi kapasitas alat penghampar cover coat material.
SU9 - 17
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan Penyemprotan material bitumen tidak boleh 15 cm lebih lebar dari pada lebar penghamparan cover coat oleh alat penghampar. Pelaksanaan pekerjaan harus hati-hati agar material bitumen tidak menjadi dingin, mengeras, sehingga mengganggu lekatan cover coat. Pada saat tidak dipergunakan, alat distributor harus diparkir sedemikian ruapa sehingga agar batang penyemprot atau mesinnya tidak meneteskan material bitumen pada permukaan jalan. (e)
Penghamparan cover coat material Begitu material bitumen disemprotkan, segera material cover coat dihamparkan dalam kadar yang telah ditentukan. Penghamparan harus dilakukan sedemikian rupa agar ban alat penghampar agregat tidak menggilas material bitumen yang baru dan belum tertutup oleh cover coat. Bila diperintahkan, material cover coat harus dibasahi air untuk mengurangi lapisan debu pada agregat.Material ini harus dibasahi sehari sebelum dipergunakan. Begitu material cover coat dihamparkan, daerah yang kekurangan material harus segera ditambahi. Begitu material dihamparkan, maka penggilasan dimulai di belakang alat penghampar, dan harus satu kali gilasan dengan power roller. Setelah penggilasan awal itu, maka segera diikuti dengan penggilasan dengan mesin gilas beroda tekanan angin (pneumatic-tyred roller) dan harus selesai pada hari yang sama dihamparkannya bitumen dan material penutup (cover coat). Setelah material cover coat dihamparkan, permukaannya harus dibersihkan dgn penyapuan dengan hati-hatiatau dipelihara sebagaimanaketentuan dalam jangka waktu empat hari. Pemeliharaan permukaan mencakup penyebaran material cover coat pada permukaan itu untuk menyerap aspal yang lepas dan untuk menutupi daerah yang kekurangan material penutup itu. Pemeliharaan harus dilakukan agar material tidak lepas/terbongkar. Kelebihan material harus disapukan dari permukaan dengan rotary broom. Waktu penyapuan ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor harus menyediakan mobil percobaan dan pengemudinya untuk melintasi lapisan seal coat yang telah selesai dengan kecepatan maksimum 10 km/jam pada 24 jam pertama setelah agregat dihamparkan, bila Konsultan Pengawas memerintahkan.
S9.06 (4) Metode Pengukuran Seal coat diukur dalam meter persegi. Untuk lapisan seal coat di luar batas ukuran dalam Gambar Rencana, atau ketentuan Konsultan Pengawas, tidak akan diukur dan dibayar. Kelebihan penggunaan material juga tidak akan diukur dan dibayar, dan tidak bisa dijadikan alasan meminta pembayaran tambahan. S9.06 (5) Dasar Pembayaran Kuantitas lapisan seal coat yang disetujui akan dibayar menurut Harga Kontrak per meter persegi. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk pekerjaan dalam Pasal ini dan untuk tingkat penghamparan yang telah ditentukan menurut Pasal S9.06 (1). SU9 - 18
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan
Nomor dan Nama Mata Pembayaran 9.06
Seal Coat
Satuan Pengukuran meter persegi
S9.07 ASPAL BETON (BITUMINOUS PLANT MIX MATERIAL) S9.07 (1) Uraian (a)
Pekerjaan ini meliputi pencampuran agregatdan aspal (bitumen) pada instalasi pencampur, penghamparan dan pemadatannya pada permukaan yang telah dipersiapkan menurut Spesifikasi ini dan sesuai dengan garis, kelandaian, ketebalan dan bentuk tampak melintang yang tercantum pada Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas.
(b)
Jenis campuran aspal panas harus seperti yang ditentukan dalam Pasal ini atau seperti yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Dalam hal ini campurancampuran aspal yang dipakai untuk keperluan pekerjaan perkerasan adalah asphalt concrete base course (AC-Base), asphalt concrete binder course (ACBC) dan asphalt concrete wearing course (AC-WC).
(c)
Bagian-bagian yang relevan dari Pasal S9.01 (2) dan S9.01 (3) merupakan bagian dari Pasal ini.
(d)
Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan keadaan kering dan diperkirakan tidak akan turun hujan.
S9.07 (2) Material (a)
Komponen Campuran Campuran aspal harus tersusun dari campuran agregat, filler, aspal dan bahan anti pengelupasan. Beberapa macam fraksi agregat harus berukuran dan berkualitas merata dan dicampurkan dengan proporsi tertentu sehingga hasil campuran sesuai dengan formula campuran kerja (job-mix formula) dan dengan indeks kekuatan berikut menurut RSNI M-01-2003 (AASHTO T24597 (2004)) untuk AC-WC dan AC-BC, dan RSNI M-06-2004 (ASTM D5581) untuk AC-Base. Dalam menghitung karakteristik rongga (voids) dalam campuran, Kontraktor harus membiarkan agar aspal diserap agregat, dan harus menggunakan effective specific gravity agregat dan maximum specific gravity dari campuran aspal yang belum padat (SNI 03-6893-2002 (AASHTO T 20905)). Beberapa fraksi agregat dan filler untuk campuran harus diukur, digolongkan dan dicampurkan dengan proporsi tertentu sehingga hasil campuran sesuai dengan ketentuan gradasi Tabel 9.07 (1). Ketentuan sifat-sifat campuran aspal disyaratkan dalam Table 9.07.(2) . SU9 - 19
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan Tabel 9.07 (1) Ukuran Ayakan (mm) 37,5 25,0 19,0 12,5 9,5 4,75 2,36 1,18 0,600 0,300 0,150 0,075
Persen Berat Yang Lolos AC-Base AC-BC 100 90 - 100 100 76 -90 90 - 100 60 - 78 75 - 90 52 - 71 66 - 82 35 - 54 46 - 64 23 - 41 30 - 49 13 - 30 18 - 38 10 - 22 12 - 28 6 - 15 7 - 20 4 - 10 5 -13 3-7 4 -8
AC-WC
100 90 - 100 77 - 90 53 - 69 33 - 53 21 - 40 14 - 30 9 - 22 6 - 15 4-9
Table 9.07 (2) Sifat-sifat Campuran Jumlah tumbukan per bidang Rasio partikel lolos ayakan 0,075mm dengan kadar aspal efektif Rongga dalam campuran (%)(2) Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Rongga Terisi Aspal (VFB) (%) Stabilitas Marshall (kg) Pelelehan (mm) Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah perendaman selama 24 jam, 60 ºC(3) Rongga dalam campuran (%) pada Kepadatan membal (refusal)(4)
AC-WC
AC-BC 75
Min Maks Min Maks Min Min Min Min Max
0,6 1,2 3,0 5,0 14 65
15
AC-Base 112(1)
13 2250(1) 3,0(1) 6,0(1)
1000 2,0 4,0
Min
90
Min
2
Catatan : 1)
Modifikasi Marshall lihat Lampiran 9.07.A.
2)
Rongga dalam campuran dihitung berdasarkan pengujian Berat Jenis Maksimum Agregat (Gmm test, SNI 03-6893-2002(AASHTO T209-05)).
3)
Konsutan Pengawas dapat atau menyetujui AASHTO T283-89 sebagai alternatif pengujian kepekaan terhadap kadar air. Pengkondisian beku cair (freeze thaw conditioning) tidak diperlukan. Nilai Indirect Tensile Strength Retained (ITSR) minimum 80% pada VIM (Rongga dalam Campuran) 7% ± 0,5%. Untuk mendapatkan VIM 7%±0,5%, buatlah benda uji Marshall dengan variasi tumbukan pada kadar aspal optimum, misal 2x40, 2x50, 2x60 dan 2x75 tumbukan. Kemudian dari setiap benda uji tersebut, hitung nilai VIM dan buat hubungan antara jumlah tumbukan dan VIM. Dari grafik tersebut dapat diketahui jumlah tumbukan yang memiliki nilai VIM 7±0,5%, kemudian lakukan pengujian ITSR untuk mendapatkan Indirect Tensile Strength Ratio (ITSR) sesuai SNI 6753:2008 atau AASTHO T 283-89 tanpa pengondisian -18 ± 3ºC
4)
Untuk menentukan kepadatan membal (refusal), disarankan menggunakan penumbuk bergetar (vibratory hammer) agar pecahnya butiran agregat dalam campuran dapat dihindari. Jika digunakan penumbukan mekanis tumbukan per bidang harus 600 untuk
SU9 - 20
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan cetakan berdiamater 6 inch dan 400 untuk cetakan berdiamater 4 inch. Penumbukan manual (tanpa motor penggerak) tidak diijinkan. 5)
Pengujian Wheel Tracking Machine (WTM) harus dilakukan pada temperatur 60ºC dengan beban kontak (6,4 + 0,15) kg/cm2 dengan kecepatan 21 siklus per menit. Prosedur pengujian harus mengikuti serti pada Manual untuk Rancangan dan Pelaksanaan Perkerasan Aspal, JRA Japan Road Association (1980).
Sebelum agregat didatangkan, Kontraktor harus menyerahkan proposal formula campuran (job-mix formula) secara tertulis, untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas dalam menentukan cara pencampuran untuk material yang disetujui. Formula tersebut harus menunjukkan angka-angka yang pasti mengenai : - Persentase agregat hasil pengayakan dari masing-masing saringan. - Persentase aspal yang akan ditambahkan, berdasarkan berat total agregat. - Suhu campuran ketika keluar dari mixer - Suhu campuran ketika dihamparkan di jalan. - Grade/jenis dari material bitumen (aspal) Nilai/angka yang diajukan harus dalam batas yang ditentukan untuk jenis campuran aspal tertentu. Konsultan Pengawas akan menentukan satu job-mix formula yang pasti dan memberitahukannya secara tertulis kepada Kontraktor. Campuran yang dibuat oleh Kontraktor harus sesuai dengan job-mix formula tersebut, dengan batas toleransi dan gradasi seperti pada Tabel 9.07 (1). - Agregat sama atau lebih besar dari 2,36 mm..................... 5 % - Agregat lolos dari saringan 2,36 tertahan 0,150mm .......... 3 % - Agregat lolos dari saringan 0,150 mm tertahan 0,075 mm 2 % - Agregat lolos dari saringan 0,075 mm............................... 1 % - Aspal (bitumen) ................................................................. 0,3 % - Suhu campuran ketika keluar dari pusat pencampur ......... 10C Bila hasilnya tidak memuaskan, Konsultan Pengawas dapat menyusun job-mix formula baru dan memberitahukannya secara tertulis kepada Kontraktor. Bila ada usulan perubahan sumber material, harus dibuat job-mix formula baru sebelum material baru itu digunakan. Hasil campuran akan diuji setelah proses pencampuran dalam instalasi pencampur atau sebelum pemakaiannya pada pekerjaan. (b)
Agregat Kasar Agregat kasar (tertahan saringan 4,75 mm) harus terdiri dari pecahan-pecahan yang bersih, keras dan awet, tidak terlalu rata, tidak lunak, tidak pipih, tidak memanjang, dan bebas dari batu yang terlapisi kotoran dan lain-lain. Persentase pengujian keausan sesuai dengan SNI 2417 : 2008 (AASHTO T96-02 (2006)) tidak lebih dari 30% untuk 500 putaran dan 6% untuk 100 putaran. Kehilangan berat berdasarkan test sodium sulfat tidak boleh lebih dari 12%, dan berdasarkan test magnesium sulfat tidak boleh lebih dari 18% sesuai dengan SNI 3407 : 2008 (AASHTO T104-99 (2003)).
SU9 - 21
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan Kelekatan agregat kasar terhadap aspal menurut SNI 03-2439-1991 (AASHTO T182-84 (2002)), agregat tersebut harus memiliki permukaan yang terselimuti aspal tidak kurang dari 95%. Bila digunakan batu pecah, angularitas yang didefinisikan sebagai persen berat agregat yang lebih besar dari 4,75 mm mempunyai satu bidang pecah atau lebih, yang diuji sesuai dengan SNI 7619 : 2012 (AASHTO TP61-02(2005)), sekurang-kurangnya 95/90 (menyatakan bahwa 95% agregat kasar mempunyai satu bidang pecah atau lebih dan 90% mempunyai dua bidang pecah atau lebih). Partikel pipih dan lonjong diuji sesuai dengan RSNI T-01-2005 (ASTM D4791) (rasio 1:5 diukur dengan zigmat) tidak melampaui 10% Partikel mineral yang lolos saringan No.200 yang diuji dengan SNI ASTM C117:2012 (AASHTO T11-05) tidak lebih dari 21%. Agregat kasar harus terdiri dari batu atau kerikil pecah mesin dan disediakan dalam ukuran nominal tunggal. Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin (cold bin feeds) yang terpisah dengan ukuran nominal berikut: Table 9.07 (3)
Jenis Campuran AC-WC
(c)
ukuran nominal agregat kasar di pemasok dingin minimum yang diperlukan (mm) 5 - 10 10 - 14 14 - 22 22 - 30 Ya Ya
AC-BC
Ya
Ya
Ya
AC-Base
Ya
Ya
Ya
Ya
Agregat Halus Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau hasil pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No.4 (4,75 mm. Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan terpisah dari agregat kasar. Pasir alam dapat digunakan dalam campuran Aspal Beton (AC) sampai suatu batas yang tidak melampaui 15% terhadap berat total campuran. Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari lempung, atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu pecah halus harus diperoleh dari batu yang memenuhi ketentuan mutu dalam Pasal S9.07(1). Untuk memperoleh agregat halus yang memenuhi ketentuan di atas: SU9 - 22
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan i) ii)
bahan baku untuk agregat halus dicuci terlebih dahulu secara mekanis sebelum dimasukkan kedalam mesin pemecah batu. digunakan scalping screen dengan proses berikut ini : - fraksi agregat halus yang diperoleh dari hasil pemecah batu tahap pertama (primary crusher) tidak boleh langsung digunakan. - agregat yang diperoleh dari hasil pemecah batu tahap pertama (primary crusher) harus dipisahkan dengan vibro scalping screen yang dipasang di antara primary crusher dan secondary crusher. - material tertahan vibro scalping screen akan dipecah oleh secondary crusher, hasil pengayakannya baru dapat digunakan sebagai agregat halus. - material lolos vibro scalping screen hanya boleh digunakan sebagai komponen material Lapis Pondasi Agregat.
Apabila fraksi agregat halus yang diperoleh dari hasil pemecah batu tahap pertama (primary crusher), tidak memenuhi pengujian Standar Setara Pasir sebesar 50%, maka fraksi agregat harus dipisahkan dengan scalping screen sebelum masuk pemecah batu tahap kedua (secondary crusher) atau harus diperoleh melalui proses pencucian secara mekanis Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin (cold bin feeds) yang terpisah sehingga gradasi gabungan dan presentase pasir di dalam campuran dapat dikendalikan dengan baik. Angulatitas agregat halus yang diuji sesuai dengan SNI 03-6877-2002 (AASHTO TP-33), tidak kurang dari 45%. Gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah yang diuji dengan SNI 034141-1996 (AASHTO T112-00) tidak lebih dari 1% Partikel mineral yang lolos saringan No.200 yang diuji dengan SNI ASTM C117:2012 (AASHTO T11-05) tidak lebih dari 10%. (d)
Filler Bila diperlukan filler harus terdiri dari debu batu kapur (limestone dust), kapur padam (hydrated lime), Portland cement, abu terbang atau bahan mineral non-plastis lainnya dari sumber yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Filler mineral ini harus kering, tidak tercampur kotoran atau bahan lain yang tidak dikehendaki, mengalir lancar, dan ketika diuji dengan pengayakan di laboratorium, harus memenuhi ketentuan gradasi sebagai berikut:
SU9 - 23
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan Table 9.07 (4) Ukuran Saringan (mm)
Prosentase Lolos Menurut Berat (%)
0,600 0,300 0,075
100 95 - 100 75 - 100
Filler tambahan harus terdiri dari semen, abu batu kapur, hydratelime, dolomite dust, cement kiln dust atau fly ash dari sumber yang disetujui Konsultan Pengawas. Semua material harus terbebas dari material-material yang dilarang. Ketika Job Mix membutuhkan tambahan filler lebih 3%, penambahannya harus berupa abu batu kapur. Campuran beraspal harus mengandung bahan pengisi sekurang-kurangnya 1%, maksimum 2% untuk semen dan 3% untuk jenis lainnya. (e)
Aspal Keras (Asphalt Cement) Aspal keras harus penetration grade AC-20 (setara dengan Pen. 60-70), dan harus sesuai dengan ketentuan RSNI S-01-2004 (AASHTO M226-80) Tabel 2, dan sebagaimana ditentukan dalam Tabel 9.07(5). Pengambilan contoh bahan aspal harus dilaksanakan sesuai dengan SNI 06-6399-2000 (AASHTO T40-02(2012)). Pihak produsen atau pemasok aspal harus telah memiliki/menjamin : -
Sertifikat mutu Internasional (ISO 9002) Sistem pengamanan mutu aspal selama pengiriman menuju lokasi instalasi pencampuran aspal, dan dapat dibuktikan keandalannya Kelangsungan (kesinambungan) pasokan aspal selama pekerjaan Kualitas (mutu) aspal Tabel 9.07(5)
No.
Jenis Pengujian
1
Penetrasi pada 25C (0,1 mm)
2
Viskositas Dinamis 60C (Pa.s)
3
Viskositas Kinematis 135C (cSt)
4
Titik Lembek (C)
5
Daktilitas pada 25C, (cm)
6
Titik Nyala (C)
7
Kelarutan dalam Trichloroethylene (%)
8 9
Berat Jenis Kadar parafin lilin (%)
Metoda Pengujian SNI 2456:2011 (AASHTO T49-07) SNI 06-6440-2000 (AASHTO T202-03) ASTM D2170-10 SNI 2434:2011 (AASHTO T53-06) SNI 2432:2011 (AASHTO T51-06) SNI 2433:2011 (AASHTO T48-06) RSNI M-04-2004 (AASHTO T44-03) SNI 2441:2011 SNI 03-3639-2002
Aspal Pen.60-70 60-70 160 - 240 ≥ 300 > 50 ≥ 100 ≥ 232 ≥ 99 ≥ 1,0 ≤ 2,0
SU9 - 24
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan
No.
Jenis Pengujian
Metoda Pengujian
Aspal Pen.60-70
Pengujian Residu hasil TFOT (SNI-06-2440-1991) atau RTFOT(SNI-03-6835-2002) : SNI 06-2441-1991 (AASHTO T179-05) 1 Berat yang Hilang (%) atau ≤ 0,5 SNI-03-6835-2002 (AASHTO T240-06) 2 SNI 03-6441-2000 ≤ 800 Viskositas Dinamis 60C (Pa.s) SNI 06-2456-1991 3 > 54 Penetrasi pada 25C (%) (AASHTO T49-07) SNI 2432:2011 4 ≥ 50 Daktilitas pada 25C (cm) (AASHTO T51-06) Catatan : 1. Hasil pengujian adalah untuk bahan pengikat (bitumen) yang diektraksi dengan menggunakan metoda SNI SNI 03-6894-2002 dan pemulihan bahan pengikat menggunakan metode SNI 03-4797-1998. Sedangkan untuk pengujian kelarutan dan gradasi mineral dilaksanakan pada seluruh bahan pengikat termasuk kadar mineralnya. 2. 3.
Viscositas juga diuji pada temperatur 100C dan 160 Jika untuk pengujian viskositas tidak dilakukan sesuai dengan AASHTO T201-03 maka hasil pengujian harus dikonversikan ke satuan cSt.
Contoh bahan aspal harus diekstraksi dari benda uji sesuai dengan cara SNI 03-3640-1994 (metoda soklet) atau SNI-03-6894-2002 (AASHTO T164-06) (metoda sentrifugal) Cara A atau AASHTO T164-06 (metoda tungku pengapian). Jika metoda sentrifugal digunakan, setelah konsentrasi larutan aspal yang terekstraksi mencapai 200 ml, partikel mineral yang terkandung harus dipindahkan ke dalam suatu sentrifugal.Pemindahan ini dianggap memenuhi bilamana kadar abu dalam bahan aspal yang diperoleh kembali tidak melebihi 1 % (dengan pengapian). Jika bahan aspal diperlukan untuk pengujian lebih lanjut maka bahan aspal itu harus diperoleh kembali dari larutan sesuai dengan prosedur SNI 03-4797-1998 (AASHTO T170-00 (2005)). Bitumen harus diuji pada setiap kedatangan dan sebelum dituangkan ke tangki penyimpan AMP untuk penetrasi pada 25 oC (SNI 06-2456-1991 (AASHTO T49-07)) dan Titik Lembek (SNI 2434:2011 (AASHTO T53-06)). Tidak ada bitumen yang boleh digunakan sampai bitumen tersebut telah diuji dan disetujui. (e)
Bahan Anti Pengelupasan (Anti Stripping Agent) Bahan anti pengelupasan hanya digunakan jika stabilitas Marshall sisa campuran beraspal sebelum ditambah bahan anti pengelupasan minimum 90%. Bahan anti pengelupasan (anti striping agent) harus ditambahkan dalam bentuk cairan di timbangan aspal AMP dengan mengunakan pompa penakar (dozing pump) sesaat sebelum dilakukan proses pencampuran basah di pugmil. Kuantitas pemakaian aditif anti striping dalam rentang 0,2% - 0,4% terhadap berat aspal. Jenis bahan anti pengelupasan yang digunakan haruslah
SU9 - 25
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan yang disetujui Konsultan Pengawas. Bahan anti striping harus sesuai dengan Tabel 9.07(6) dan Tabel 9.07(7). Tabel 9.07(6) Ketentuan Bahan Anti Pengelupasan Mengandung Amine No. 1
Jenis Pengujian Titik Nyala (Claveland Open Cup), °C
2
Viskositas, pada 25ºC (Saybolt Furol), detik Berat Jenis, pada 25ºC,
3 4
Standar SNI 2433:2011 (AASHTO T48-06) SNI 03-6721-2002 (ASTM E102-93) SNI 2441:2011 (AASHTO T228-06) SNI 04-7182-2006 (ASTM D445-06) ASTM D2073-07
Nilai min.180 1) min.225 2) >200 0,92 – 1,06
Bilangan asam (acid value), < 10 mL KOH/g 5 Total bilangan amine (amine value), 150 - 350 mL HCl/g 1) Khusus pencampuran menggunakan pompa penakar (dozing pump) 2) Khusus pencampuran di ketel aspal jika disetujui oleh Konsultan Pengawas
Tabel 9.07(7) - Kompatibilitas Bahan Anti Pengelupasan dengan Aspal No. 1 2
3
Jenis Pengujian Uji pengelupasan dengan air mendidih (boiling water test), %1) Stabilitas penyimpanan campuran aspal dan bahan anti pengelupasan, ºC Stabilitas pemanasan (Heat stability). Pengondisian 72 jam, % permukaan terselimuti aspal
Standar ASTM D3625 (2005) SNI 2434:2011 (ASTM D 5976 part 6.1) ASTM D3625-96 Modification
Nilai min.803) maks.2,22)
min.70
Catatan : 1) Modifikasi prosedur pengujian tentang persiapan benda uji meliputi ukuran dan jenis agregat, kadar aspal dan temperatur pencampuran antara aspal, agregat dan bahan anti pengelupasan. 2) Perbedaan nilai Titik Lembek (SNI 2434:2011 (ASTM D 5976 part 6.1)). 3) Persyaratan berlaku untuk pengujian menggunakan agregat silika. 4) Perbedaan nilai uji boiling test contoh aspal yang diambil di bagian atas dan bawah
S9.07 (3) Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Peralatan Instalasi pencampur dan alat pengangkut dan penghampar campuran aspal harus memenuhi ketentuan Pasal S9.01(2). Kontraktor harus melakukan pemeliharaan yang tepat agar alat-alat selalu bersih dari material bitumen yang melekat. Juga harus tersedia selalu penutup atau terpal, bila diperintahkan Konsultan Pengawas, untuk keadaan darurat seperti hujan, angin dingin, atau bila harus ada penundaan, untuk menutupi atau melindungi material yang sudah dihamparkan tapi belum dipadatkan.
(b)
Penyiapan Material Bitumen (Aspal) Material bitumen harus dipanaskan sampai suhu yang ditentukan dan tidak boleh ada kelebihan suhu secara lokal, dan harus menjamin pengiriman material itu secara menerus ke mixer dalam suhu yang tetap dan merata. Aspal keras harus tidak boleh digunakan kalau masih berbuih atau suhunya melebihi dari 175C.
SU9 - 26
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan (c)
Penyiapan Agregat Agregat untuk campuran harus dikeringkan dan dipanaskan pada suhu tertentu. Api untuk pemanasan itu harus diatur sehingga tidak menyebabkan agregat rusak dan berjelaga. Setelah dipanaskan dan dikeringkan, agregat harus segera disaring menjadi tiga macam fraksi atau lebih sebagaimana ketentuan, dan dibawa ke penyimpanan (compartment) masing-masing untuk segera dicampur dengan material bitumen. Saat aspal keras digunakan, suhu agregat pada waktu masuk ke mixer, dengan batas toleransi yang dibolehkan oleh jobmix formula, tidak lebih dari suhu dimana aspal keras mempunyai kekentalan (Saybolt Furol Viscosity) sebesar 100 detik, menurut SNI 7729:2011 (AASHTO T72-97(2005)). Suhu tidak boleh lebih rendah dari yang telah ditentukan untuk mencapai pelapisan yang baik dan merata untuk butir agregat, dan untuk menghasilkancampuran yang mudah dikerjakan.
(d)
Pencampuran Agregat yang sudah kering harus dicampurkan ke dalam mixer dengan jumlah setiap fraksi agregat sesuai dengan ketentuan job-mix formula. Material bitumen harus diukur dan dimasukkan ke dalam mixer dengan ketentuan yang sama dengan job mix formula. Setelah agregat dan material bitumen dalam jumlah tertentu dimasukkan ke dalam mixer, kecuali bila ditentukan lain, material-material itu harus diaduk sampai butir-butir agregat terlapisi aspal secara merata. Waktu pencampuran basah akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas untuk setiap alat dan setiap tipe agregat yang digunakan. Untuk perkerasan aspal maka campuran aspal beton harus dibuat pada temperatur yang mendekati temperatur terendah yang masih memungkinkan campuran mudah dikerjakan (dihampar dan dipadatkan), dan masih di dalam rentang temperatur yang disyaratkan.
(e)
Pengangkutan, penghamparan dan penyelesaian Campuran (aspal beton) harus diangkut dari instalasi pencampur ke tempat pekerjaan sesuai dengan ketentuan Pasal S9.01 (2). Pengangkutan material jangan sampai terlambat sehingga menghambat penyelesaian pekerjaaan pada siang hari, kecuali bila Konsultan Pengawas mengijinkan kerja malam dan disediakan penerangan yang memadai. Setiap kendaraan pengangkut harus ditimbang setelah dimuati, dan harus ada catatan mengenai berat kotor, berat bersih, berat kendaraan, suhu dan waktu operasi pengangkutan. Suhu campuran aspal saat dimasukkan ke alat penghampar minimum 130C dan saat digilas pertama kali (initial rolling) suhu minimum 125C. Campuran (aspal beton) harus dihamparkan pada permukaan yang telah disetujui, diratakan dan ditempa sesuai dengan kelandaian dan elevasi yang ditentukan. Untuk menghamparkan campuran, harus digunakan paver, baik pada seluruh lebar atau sebagian lebar jalan yang masih memungkinkan. Sambungan longitudinal pada satu lapisan harus menggeser dari sambungan pada lapisan di bawahnya kira-kira 15 cm. Namun sambungan pada lapisan teratas harus pada sumbu (centre line) jalan bila jalan terdiri dari dua lajur,
SU9 - 27
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan atau pada garis lajur bila jalan mempunyai lebih dari 2 lajur, kecuali bila ditentukan lain. Pada daerah di mana ada rintangan yang tidak dapat dihindarkan atau keadaan yang tidak teratur, maka campuran harus dihamparkan, dan dikerjakan dengan alat yang digerakkan dengan tangan; sampai ketebalan yang ditentukan. Bila produksi campuran aspal beton dapat dijamin kesinambungannya dan dinilai praktis, paver harus digunakan dalam barisan (berbaris) untuk menghamparkann surface course pada lajur-lajur yang berdekatan. Kontraktor harus mengadakan percobaan yang diperlukan untuk menentukan tebal lapisan campuran yang harus dihamparkan (belum padat) sehingga bila dipadatkan akan sesuai dengan ketebalan yang disyaratkan. Material yang belum padat di belakang paver harus diukur, dan harus disesuaikan dengan ketebalan nominal. (f)
Pemadatan (i)
Setelah campuran aspal dihamparkan, ditempa dan permukaan yang tidak rata diperbaiki, maka harus dipadatkan secara merata dengan digilas. Specific gravity sesuai ketentuan SNI 03-6757-2002 (AASHTO M23195(2006)), tidak boleh kurang dari 98% specific gravity material contoh laboratorium yang tersusun dari material yang sama, dengan proporsi yang sama pula.
(ii)
Jumlah, berat dan jenis roller harus memadai untuk menghasilkan kepadatan yang ditentukan, pada saat campuran dalam keadaan yang dapat dikerjakan (workable). Urutan operasi penggilasan dan pemilihan jenis roller harus sesuai dengan kepadatan yang dikehendaki dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
(iii) Penggilasan campuran harus terdiri dari tiga operasi pelaksanaan yang terpisah sebagai berikut : 1. Penggilasan awal (break down) 2. Penggilasan sekunder (intermediate) 3. Penggilasan akhir (finishing) (iv) Penggilasan awal dan akhir seluruhnya harus dilaksanakan dengan mesin gilas beroda baja. Penggilasan sekunder harus dikerjakan dengan mesin gilas yang beroda bertekanan angin. Mesin gilas untuk penggilasan awal harus beroperasi dengan depan (drive roll) sedekat mungkin dengan mesin penghampar (paver). (v)
Penggilasan sekunder harus dilaksanakan secepat mungkin setelah penggilasan awal dan harus dikerjakan sementara campuran masih pada suatu temperatur yang akan menghasilkan suatu pemadatan yang maksimum. Penggilasan akhir harus dikerjakan sementara bahan yang bersangkutan masih berada dalam suatu kondisi yang cukup dapat dikerjakan sehingga semua bekas jejak roda mesin gilas dapat dihilangkan.
SU9 - 28
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan (vi) Permukaan harus digilas pada saat campuran dalam kondisi yang tepat, tidak memungkinkan terjadi lapisan lepas (terkelupas), retak atau bergeser. Kecepatan mesin gilas tidak boleh lebih dari 4 km/jam untuk mesin gilas beroda baja dan 6 km/jam untuk mesin yang menggunakan ban bertekanan angin. Setiap saat mesin gilas tersebut harus cukup lambat untuk menghindari terjadinya perpindahan (displacement) campuran panas. Jalur penggilasan tidak boleh diubah dengan tiba-tiba begitu pula arah penggilasan tidak diputar balik dengan tiba-tiba, cara mana dapat menimbulkan perpindahan/bergesernya campuran. Penggilasan harus berlanjut secara terus menerus selama waktu yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan yang seragam sementara campuran yang bersangkutan berada dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua bekas jejak roda mesin gilas dan ketidakrataan lainnya dihilangkan. (vii) Sambungan-sambungan melintang harus digilas pertama kali dan dalam penggilasan awal harus digilas dalam arah melintang dengan memasang papan-papan dengan ketebalan seperti yang diminta dari perkerasan jalan untuk memungkinkan gerakan mesin gilas di luar perkerasan jalan. Dimana sambungan melintang akan dibuat di samping suatu jalur lapisan sebelumnya maka lintasan pertama harus dibuat sepanjang sambungan membujur untuk suatu jarak yang pendek. (viii) Kecuali bila ditentukan lain, penggilasan harus dimulai dari pinggir dan bergerak secara longitudinal sejajar dengan sumbu (centreline) jalan ke arah puncak cembungan jalan. Setiap gilasan roller harus overlapping (tumpang tindih) dengan gilasan terdahulu sebesar setengah lebar roller. Bila penghamparan dilakukan dengan 2 paver (finisher) yang bersamaan (berbaris) atau berbatasan dengan lajur yang telah dikerjakan terlebih dahulu, sambungan longitudinal harus digilas dulu lalu diikuti dengan cara penggilasan biasa. Pada lengkung superelevasi, penggilasan harus dimulai pada sisi yang rendah dan berlanjut ke sisi yang tinggi dengan overlapping gilasan longitudinal yang sejajar dengan sumbu jalan (centreline). Roller harus bergerak lambat dan dalam kecepatan tetap dengan roda penggerak berada di depan (ke arah jalannya pekerjaan penghamparan). (ix) Jika lokasi perkerasan sempit seperti pada bahu dalam yang tidak memungkinkan roller beroperasi maka digunakan alat yang lebih kecil (baby roller). (x)
Roda roller harus dijaga agar selalu basah dengan disemprot air atau air dicampur sedikit detergen atau material lain yang disetujui, agar campuan tidak melekat pada roda roller. Cairan pembasah yang berlebihan tidak diperbolehkan. Pada daerahdaerah yang tidak memungkinkan dipadatkan dengan roller, pemadatan dilakukan dengan "hand tamper" atau alat pemadat tangan lainnya yang disetujui. Pada daerah yang rendah dapat digunakan trench roller, atau
SU9 - 29
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan cleated compression strips digunakan di bawah roller untuk meneruskan tekanan ke daerah yang rendah tersebut. (xi) Campuran yang menjadi tidak padat dan pecah, tercampur kotoran atau kerusakan lain, harus dibongkar dan diganti dengan campuran baru yang panas, lalu dipadatkan agar sesuai dengan daerah sekelilingnya. Daerahdaerah yang kelebihan atau kekurangan material bitumen harus dibongkar dan diganti. Sebelum 12 jam setelah pekerjaan selesai, tidak boleh ada lalulintas memasuki perkerasan baru tersebut, kecuali bila ada ijin Konsultan Pengawas. (g)
Sambungan, Membentuk Pinggiran dan Pembersihan Penghamparan campuran aspal beton sedapat mungkin harus dilakukan secara menerus. Roller tidak boleh melewati campuran yang baru dihamparkan dan tidak terlindungi, kecuali bila diijinkan oleh Konsultan Pengawas. Sambungan melintang (transverse joint) harus dibuat dengan memotong lapisan terdahulu yang telah diselesaikan, sampai bertemu dengan permukaan yang rata dan ketebalannya sesuai dengan Gambar. Bila penghamparan wearing course tidak dilakukan dengan 2 paver bersamaan (berbaris) untuk menghampar lajur-lajur yang berdekatan dan bila tepi lapisan wearing course yang telah selesai dikerjakan, menurut pendapat Konsultan Pengawas akan mempengaruhi kualitas sambungan, maka sambungan longitudinal harus dibentuk dengan potongan vertikal dan lurus. Tepi atau pinggiran lapisan yang menonjol dipotong sampai sesuai dengan garis yang ditentukan. Material sisa pemotongan tepi lapisan atau material lain yang tak terpakai harus disingkirkan dari permukaan jalan, dan dibuang oleh Kontraktor sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas. Bila bahan digunakan untuk lebih daripada jalur, maka harus diperhatikan sambungan memanjang untuk menghindari suatu kelebihan atau kekurangan bahan disebabkan kesalahan lapisan tumpang tindih. Lebar lapisan tumpang tindih harus berada dalam batas antara 50 mm sampai 100 mm. Bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, lapisan perekat (tack coat) harus dioleskan pada permukaan sambungan sebelum campuran dihamparkan di sisi lapisan/lajur yang telah selesai tersebut.
(h)
Toleransi Permukaan Variasi ketinggian permukaan dari tepi mal datar (straight-edge) sepanjang 3 m di antara dua titik kontak dengan permukaan melintang tidak boleh melampaui 5 mm untuk AC-WC dan AC-BC dan 10 mm untuk AC-Base. Untuk AC-Base dan AC-BC, tes kesesuaian harus diadakan segera sesudah penggilasan pertama, dan ketidaksamaan permukaan harus dibetulkan dengan membongkar atau menambah material seperlunya. Kemudian digilas lagi sesuai dengan ketentuan. Pembongkaran atau penambahan material ke permukaan tidak boleh dilakukan bila penggilasan telah selesai dikerjakan. AC-WC harus dikerjakan dengan hati-hati sehingga material yang dihamparkan sesuai dengan toleransi yang diijinkan. Setiap ketidakrataan memanjang (profile) individu bila diukur dengan Roll Profilometer tidak boleh melampaui 5 mm. SU9 - 30
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan (i)
Overlay dan Penyesuaian Permukaan Bila Kontrak mensyaratkan pelapisan ulang (overlay) perkerasan jalan existing, pekerjaan ini harus dilakukan sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas. Pelapisan ulang dapat dilakukan pada sebagian lebarnya atau dibatasi panjangnya, untuk mempermudah penyesuaian tinggi permukaan.
(j)
Pengujian Kualitas (i)
Material contoh untuk laboratorium terdiri dari material campuran yang diambil dari instalasi pencampuran atau lapangan yang dipadatkan dengan prosedur RSNI M-01-2003 (AASHTO T245-97 (2004)). Untuk agregat yang mengandung butir-butir dengan diameter lebih dari 1 inchi, maka akan digunakan RSNI M-06-2004 (ASTM D5581-07a).
(ii)
Material-material contoh berikut harus diambil untuk pengujian produksi harian : 1) Agregat dari penampung agregat panas (hot bin) dan gabungannya untuk pengujian gradasi secara basah. 2) Campuran bitumen dalam keadaan lepas untuk pengujian ekstraksi dan stabilitas Marshall. Bila rumus campuran kerja (job-mix formula) diubah atau sebagaimana diarahkan oleh Konsultan Pengawas, maka contohcontoh tambahan untuk (1) dan (2) akan diambil untuk memungkinkan penentuan berat jenis (bulk specificgravity) menyeluruh agregat dari campuran bitumen (SNI 03-6893-2002 (AASHTO T209-05)).
(iii) Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas hasil-hasil dan catatan-catatan yang diperoleh dari hasil pengujian-pengujian yang dilaksanakan untuk setiap produksi harian bersama-sama dengan lokasi penghamparannya yang tepat untuk setiap produksi harian dalam pekerjaan yang diselesaikan. (iv) Agar Pengguna Jasa dapat memonitor daya tahan perkerasan jalan dalam jangka waktu yang panjang, maka Konsultan Pengawas dari waktu ke waktu harus mengarahkan Kontraktor untuk menyerahkan hasil-hasil pengujian penetrasi dan titik lembek dari contoh-contoh bitumen yang digunakan. (v)
(h)
Pengontrolan kualitas campuran, pengambilan sampel dan pengujian material harus dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur yang dipakai dan sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas.
Pengujian Permukaan Perkerasan (i)
Pemukaan perkerasan harus diperiksa dengan mistar lurus sepanjang 3 m, yang disediakan oleh Kontraktor, dan harus dilaksanakan tegak lurus dan sejajar dengan sumbu jalan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas untuk memeriksa seluruh permukaan
SU9 - 31
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan perkerasan. Toleransi harus sesuai dengan ketentuan dalam Pasal S9.01 (3) (c). (ii)
Pengujian untuk memeriksa toleransi kerataan yang disyaratkan harus dilaksanakan segera setelah pemadatan awal, penyimpangan yang terjadi harus diperbaiki dengan membuang atau menambah bahan sebagaimana diperlukan. Selanjutnya pemadatan dilanjutkan seperti yang dibutuhkan. Setelah penggilasan akhir, kerataan lapisan ini harus diperiksa kembali dan setiap ketidak-rataan permukaan yang melampaui batas-batas yang disyaratkan dan setiap lokasi yang cacat dalam tekstur, pemadatan atau komposisi harus diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
(iii) Kerataan permukaan perkerasan
(i)
1)
Kerataan permukaan lapis permukaan segera setelah pekerjaan selesai harus diperiksa kerataannya dengan menggunakan alat ukur kerataan NAASRA-Meter sesuai SNI 03-3426-1994, dengan International Roughness Index (IRI) maksimum 3.
2)
Cara pengukuran/pembacaan kerataan harus dilakukan setiap interval 100 m.
Frekuensi Pengujian Pengendalian Kualitas campuran aspal dan benda uji dan pengujian yang disetujui harus dilaksanakan sesuai dengan Tabel 9.07 (8) dan berdasarkan perintah Konsultan Pengawas.. Tabel 9.07.(8) Pengendalian Campuran Benda uji Bahan dan Pengujian Aspal : Aspal berbentuk drum Aspal curah Jenis pengujian aspal drum dan curah mencakup: Penetrasi dan Titik Lembek Agregat : Abrasi dengan mesin Los Angeles Gradasi agregat yang ditambahkan ke tumpukan Gradasi agregat dari penampung panas (hot bin) Nilai setara pasir (sand equivalent) Campuran : Suhu di AMP dan suhu saat sampai di lapangan Gradasi dan kadar aspal
Frekuensi pengujian dari jumlah drum Setiap tangki aspal
3
Setiap 5.000 m3 Setiap 1.000 m3 Setiap 250 m3 (min. 2 pengujian per hari) Setiap 250 m3
Setiap batch dan pengiriman Setiap 200 ton (min. 2 pengujian per hari)
SU9 - 32
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan
-
-
Bahan dan Pengujian Kepadatan, stabilitas, pelelehan, rongga dalam campuran pada 75 tumbukan dan Stabilitas Marshall Sisa Rongga dalam campuran pada Kepadatan Membal Campuran Rancangan (Mix Design) Marshall
Lapisan yang dihampar : Benda uji inti (core) berdiameter 4” untuk partikel ukuran maksimum 1” dan 6” untuk partikel ukuran di atas 1”, baik untuk pemeriksaan pemadatan maupun tebal lapisan bukan perata: Toleransi Pelaksanaan : Elevasi permukaan, untuk penampang melintang dari setiap jalur lalulintas.
Frekuensi pengujian Setiap 200 ton (min. 2 pengujian per hari) Setiap 3.000 ton Setiap perubahan agregat/rancangan Setiap dua titik pengujian per 100 m per lajur
Paling sedikit 3 titik yang diukur melintang pada paling sedikit setiap 12,5 meter memanjang sepanjang jalan tersebut.
S9.07 (4) Metode Pengukuran Material aspal beton akan diukur dengan satuan ton sebagaimana ketentuan Pasal S9.01.(3).(d). Kuantitas asphalt concrete base course, asphalt concrete binder course dan asphalt concrete wearing course yang akan dibayar merupakan berat material aspal beton yang sudah dikerjakan dikurangi kuantitas aspal keras, bahan anti pengelupasan, yang akan dibayar tersendiri. Untuk variasi kuantitas akibat perbedaan specific gravity, tidak ada penyesuaian Harga Satuan Kontrak. Kuantitas aspal keras, bahan anti pengelupasan yang akan dibayar adalah berdasarkan presentase aktual aspal keras dalam campuran aspal beton sebagaimana hasil tes dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. S9.07 (5) Dasar Pembayaran Kuantitas asphalt concrete base course , concrete binder course, asphalt concrete wearing course, dan aspal keras, akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per ton menurut masing-masing butir pembayaran di bawah ini, yang sudah selesai di tempat dan disetujui. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk pekerjaan dalam Pasal ini, termasuk biaya ekstra untuk penyesuaian permukaan atau pelapisan ulang perkerasan jalan existing. Nomor dan Nama Mata Pembayaran 9.07(1) 9.07(2) 9.07(3) 9.07(4) 9.07(5)
Asphalt Concrete Base Course Asphalt Concrete Binder Course Asphalt Concrete Wearing Course Aspal Pen.60/70 Bahan Anti Pengelupasan
Satuan Pengukuran ton ton ton ton kg
SU9 - 33
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan
SU9 - 34
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan S9.08
PERKERASAN BETON SEMEN PORTLAND
S9.08 (1) Uraian Pekerjaan ini meliputi pembuatan lapisan perkerasan beton semen-portland, sebagaimana disyaratkan dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti yang tertera pada Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini mencakup juga pembuatan perkerasan beton semen untuk pekerjaan Divisi 16 Fasilitas Tol (di daerah Gerbang Tol). S9.08 (2) Ketentuan yang mengikat Ketentuan pada Pasal S10.01 (Beton Struktur) termasuk cuaca yang diijinkan untuk bekerja dan S10.02 (Baja Tulangan) merupakan bagian dari Pasal ini. S9.08 (3) Material (a)
Agregat Material pokok untuk perkerasan beton harus sesuai dengan ketentuan Pasal S10.01 (2), kecuali agregat kasar harus berupa batu pecah.
(b)
Baja Tulangan (i)
Baja tulangan (reinforcing steel) harus sesuai dengan ketentuan Pasal S10.02 dan detailnya tertera pada Gambar.
(ii)
Tulangan baja untuk jalur jalan kendaraan harus berupa anyaman baja atau tulangan profil sebagaimana terlihat pada Gambar. Tulangan anyaman baja harus sesuai dengan persyaratan dari SNI 03-6812-2002 (AASHTO M55-89), tulangan ini harus berupa lembaran-lambaran datar dan merupakan suatu jenis yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
(iii) Tulangan tarik harus berupa batang-batang baja berulir sesuai dengan AASHTO M31. (c)
Bahan pengisi sambungan (joint filler) Bahan pengisi tuang (Poured filler) untuk sambungan harus sesuai dengan ketentuan SNI 03-4814-1998 (AASHTO M173-84). Bahan pengisi padat (Preformed filler) untuk sambungan harus sesuai dengan ketentuan AASHTO M33, SNI 03-4432-1997 (AASHTO M153-84), SNI 034815-1998 (AASHTO M213-81), atau AASHTO M220. Pengsisi padat harus diberi lubang untuk dipasang pada dowel, dan untuk setiap sambungan harus berupa satu lembaran untuk seluruh kedalaman dan lebar yang diperlukan untuk sambungan, kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas. Bila boleh digunakan lebih dari satu lembar, ujung yang bersentuhan harus dikencangkan sampai rapat, dengan penjepit atau cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas.
SU9 - 35
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan (d)
Membran Kedap Air (Slip Sheet Membrane ) Membran atau sekat untuk lapisan tahan air di bawah perkerasan harus berupa lembaran Polyethene dengan tebal 125 mikron. Bila diperlukan sambungan, maka harus dibuat overlaping sekurang-kurangnya harus 300 mm.
(e)
Curing Materials CuringMaterials harus sesuai dengan ketentuan berikut, atau material lain yang disetujui Konsultan Pengawas: Liquid Membrane-Forming Compounds for Curing Concrete - type 2 White Pigmented
(f)
AASHTO M148-05
Beton (i)
Bahan Pokok Campuran Persetujuan untuk proporsi bahan pokok campuran akan didasarkan pada hasil percobaan campuran (trial mix) yang dibuat oleh Kontraktor sesuai ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini. Jumlah semen dalam setiap meter kubik beton padat tidak boleh kurang dari jumlah dalam percobaan campuran yang disetujui. Pemakaian semen yang terlalu tinggi tidak dikehendaki dan Kontraktor harus mendasarkan desain campurannya (mix design) pada campuran yang paling hemat yang memenuhi semua persyaratan. Agregat kasar dan halus harus sesuai dengan ketentuan Pasal S10.01.Untuk menentukan perbandingan agregat kasar dan agregat halus, proporsi agregat halus harus dibuat minimum.Akan tetapi, sekurang-kurangnya 40% agregat dalam campuran beton terhadap berat haruslah agregat halus yang didefinisikan sebagai agregat yang lolos ayakan 4,75 mm. Agregat gabungan tidak boleh mengandung bahan yang lebih halus dari 0,075 mm sebesar 2% kecuali bahan pozolan. Bila perbandingan yang tepat telah ditentukan dan disetujui, maka setiap perubahan terhadap perbandingan itu harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Kontraktor boleh memilih agregat kasar sampai ukuran maksimum 40 mm, asal tetap sesuai dengan alat yang digunakan dan kerataan permukaan tetap dapat dijamin. Bila menurut pendapatnya perlu, Konsultan Pengawas dapat meminta Kontraktor untuk mengubah ukuran agregat kasar. Abu Terbang maksimum yang dapat digunakan adalah 25 % dari Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I. Berat semen yang disertakan dalam setiap meter kubik beton yang terpadatkan untuk Perkerasan Beton Semen tidak boleh kurang dari 320 kg jika tanpa abu terbang dan 310 kg jika dengan abu terbang sebanyak dari 30 sampai 49 kg/m3 dan 300 kg jika dengan abu terbang sebanyak dari 50 sampai 70 kg/m3 , tetapi dalam segala apapun tidak lebih dari 420 kg. Kontraktor akan menggunakan rancangan campuran dengan campuran terkurus yang memenuhi semua ketentuan yang disyaratkan.
SU9 - 36
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan Bahan Tambahan kimiawi yang digunakan harus sesuai dengan SNI 032495-1991 (AASHTO M194-06). Bahan tambahan yang mengandung calcium chloride, calcium formate, dan triethanolamine tidak boleh digunakan. Kondisi berikut harus dipenuhi: a)
Untuk kombinasi 2 (dua) atau lebih bahan tambahan, kompatibilas bahan tambahan tersebut harus dinyatakan dengan sertifikat tertulis dari produser.
b)
Untuk campuran dengan fly ash kurang dari 50 kg/m3, kontribusi alkali total (dinyatakan dengan Na2O ekivalen) dari semua bahan tambahan yang digunakan pada campuran tidak boleh melebihi 0,20 kg/m3.
Super plasticizer/high range water reducer dapat digunakan atas persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. (ii)
Kekuatan Beton Kuat lentur (flexural strength) minimum tidak boleh kurang dari 45 kg/cm2 pada umur 28 hari, bila diuji dengan third point method menurut SNI 03-4431-1997 (AASHTO T97-03). Khusus Perkerasan Beton Kuat Dini 6 jam dan Perkerasan Beton Kuat dini 3 hari kuat lentur minimum harus dicapai sesuai umurnya dan tidak boleh kurang dari yang disyaratkan seperti di atas dalam umur dininya baik yang 6 jam maupun yang 3 hari. Kuat lentur beton minimum pada umur 7 hari disyaratkan 80% dari kuat lentur (flexural strength) minimum. Percobaan campuran (trial mix) di laboratorium yang dibuat oleh Kontraktor, harus sedemikian rupa sehingga flexural strength yang dihasilkan menunjukkan margin dengan probabilitas nilai flexural strength hasil tes yang lebih rendah dari flexural strength minimum yang ditentukan, tidak lebih dari 1% (satu perseratus).
(iii) Pengambilan contoh Beton Untuk tujuan dari Pasal ini, satu lot akan didefinisikan sebagai sampai 50 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan bergerak dan sampai 30 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan tetap. Untuk setiap lot, dua pasang benda uji balok harus dicetak untuk pengujian kuat lentur, sepasang yang pertama untuk 7 hari dan sepasang lainnya pada umur 28 hari. Demikian juga untuk Perkerasan Beton Dini yang diuji baik untuk 6 jam maupun untuk 3 hari cukup sepasang benda uji. Bilamana hasil pengujian kuat lentur di atas tidak mencapai 90% dari kuat lentur yang disyaratkan dalam Pasal S9.08(3)(f)(ii) maka pengambilan benda uji inti (core) di lapangan, minimum 4 benda uji, untuk pengujian kuat tekan dapat dilakukan. Jika kuat tekan benda uji inti (core) yang diperoleh ini mencapai kuat tekan yang diperoleh dari
SU9 - 37
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan campuran beton yang sama, yang digunakan untuk pengujian kuat lentur sebelumnya, maka produk beton ini dapat diterima untuk pembayaran. (iv) Konsistensi untuk Perkerasan Beton Semen Konsistensi beton harus ditentukan dengan mengukur slump sesuai dengan SNI 1972:2008 (AASHTO T119-07). Kontraktor harus mengusulkan slump untuk setiap campuran beton dengan rentang: - 20 – 50 mm untuk beton yang akan dibentuk dengan acuan berjalan (slipform) - 50 – 75 mm untuk beton yang akan dihampar secara manual (acuantetap) - pada daerah superelevasi, diterapkan slump terkecil untuk menghindari terjadinya perubahan permukaan pada ujung perkerasan terendah. Rasio air bebas - semen untuk kondisi agregat jenuh kering permukaan harus ditentukan dengan berdasarkan kebutuhan untuk mencapai kekuatan dan durabilitas beton. Nilai rasio air bebas-semen harus tercantum dalam dokumen rancangan campuran beton yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. (v)
Keseragaman Campuran Beton Sifat-sifat campuran beton harus sesuai dengan tebel berikut ini : Tabel 9.08(1) Parameter Keseragaman Beton Pengujian
Ketentuan, Ditunjukkan sebagai Perbedaan Maksimum yang diijinkan pada Hasil Pengujian dari Benda Uji yang diambil dari Dua Lokasi dalam Takaran Beton
Berat per meter kubik yang dihitung berdasarkan bebas rongga udara (kg/m3) Kadar rongga udara, volume % dari beton Slump (mm) Kadar Agregat Kasar, berat porsi dari setiap benda uji yang tertahan ayakan No.4 (4,75 mm), % Berat Isi mortar bebas udara (tidak kurang dari 3 silinder akan dicetak dan diuji untuk tiap-tiap benda uji) berdasarkan rata-rata dari pengujian semua benda uji yang akan dibandingkan, % Kuat tekan rata-rata pada umur 7 hari untuk setiap benda uji, berdasarkan kuat rata-rata dari pengujian semua benda uji yang dibandingkan, %.
16 1 25 6
1,6
7,5
SU9 - 38
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan . (vi) Perkerasan Beton Semen Untuk Pembukaan Lalulintas Lebih Awal 1)
Semen Semen Portland Tipe I dapat digunakan untuk perkerasan kaku yang harus dibuka untuk lalulintas pada umur beton kurang dari tiga hari. Semen Portland Tipe III dapat digunakan untuk perkerasan kaku yang harus dibuka untuk lalulintas kurang dari 6 jam dan harus di bawah pengawasan Tenaga Ahli, dan penggunaan semen tipe III dengan memperhitungkan rendahnya keawetan beton dan disarankan hanya untuk penggantian segmen beton yang rusak.
2)
Admixture Bahan tambahan yang dapat digunakan adalah Water Reducer Retarder (Tipe D). Akselerator (Tipe C) dapat digunakan pada perkerasan kaku yang akan dibuka untuk lalulintas kurang dari 6 jam dan harus di bawah pengawasan Tenaga Ahli. Penggunaan akselerator harus memperhitungkan rendahnya keawetan beton dan disarankan hanya untuk penggantian segmen beton yang rusak selama dibawah pengawasan tenaga ahli. Bila sangat diperlukan, penggunaan Super-Plasticizer Type F untuk penurunan ratio air/semen diperbolehkan
S9.08 (4) Peralatan (a)
Umum Peralatan concrete batching plant dan alat pengangkut (agitator truck mixer) harus sesuai dengan ketentuan Pasal S10.01 (3) dari Spesifikasi ini. Kapasitas concrete batching plant harus dapat memasok kebutuhan alat slipform concrete paver sedemikian rupa sehingga alat terus bergerak tanpa terhenti akibat kekurangan atau keterlambatan pemasokan. Untuk campuran beton dengan slump rendah dapat digunakan dump truck sebagai alat pengangkut campuran.
(b)
Mesin Pembentuk Perkerasan Beton jenis Perancah Berjalan (Slipform Concrete Paver) Mesin perkerasan beton harus merupakan satu unit mesin yang mempunyai fungsi menghampar, meratakan, memadatkan dan membentuk perkerasan sekaligus memberi arah dan mengatur elevasi sesuai kebutuhan dalam sekali gerak maju. Jenis mesin harus jenis perancah berjalan (slipform paver) dengan lebar minimum 4.0 m yang bertumpu pada 4 (empat ) roda kelabang (crawler track), dilengkapi sensor arah gerak (steering sensors), sensor elevasi (level control sensors) masing-masing depan dan belakang pada kedua sisi, dan sensor SU9 - 39
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan kelandaian – kemiringan (slope sensor) yang seluruh sensor ini dikendalikan secara komputer (computerized control). Secara umum alat ini harus dilengkapi dengan : Auger yang dapat menyebarkan adukan beton secara merata ke seluruh bagian lebar perkerasan; Screed yang mengatur masukan beton ke dalam mold (cetakan); Vibrator dengan jumlah cukup untuk menjamin keseragaman dan konsolidasi seluruh campuran beton dan ditempatkan pada selebar mold dengan frekuensi 160 – 200 Hertz yang kedudukannya harus lentur agar tetap berfungsi walaupun harus menyentuh tulangan; Mold (slipform pan / finishing pan) pembentuk perkerasan harus terbuat dari baja berkualitas sangat tinggi dan bentuknya harus menjamin agar beton yang dibentuk tidak terseret dan menghasilkan beton yang padat; Super smoother / float pan finisher – penempa akhir yang menghaluskan, meratakan permukaan akhir perkerasan dan bergerak secara oskilasi; Tie bar inserter (penyisip tie bar) secara otomatis pada jarak tertentu menyisipkan tie bar pada sambungan memanjang Alat ini dapat dilengkapi dengan dowel inserter (penyisip tulangan sambungan melintang) untuk menyisipkan dowel secara otomatis ke dalam perkerasan beton yang sedang dalam proses penyebaran pemadatan pada interval jarak yang diinginkan dan sejajar dengan arah pergerakan mesin. (c)
Jika lokasi perkerasan sempit atau bentuknya tidak beraturan yang tidak memungkinkan mesin slipform concrete paver beroperasi maka setelah disetujui Konsultan Pengawas digunakan alat berikut ini : (i) Mesin Penghampar dan Penempa (Spreading and Finishing Machines) Jenis mesin penghampar harus sedemikian rupa sehingga dapat memperkecil kemungkinan segregasi campuran beton. Alat penempa (finishing machines) harus dilengkapi dengan tranverse screeds yang dapat bergerak bolak-balik (oscillating type) atau alat lain yang serupa dengan ketentuan sub-Pasal S9.08(6). (ii) Vibrator (Penggetar) Vibrator, untuk menggetarkan seluruh lebar perkerasan beton, dapat berupa surface pan type atau internal type dengan tabung celup (immersed tube) atau multiple spuds. Vibrator dapat dipasang pada mesin penghampar atau alat penempa. Vibrator tidak boleh menyentuh sambungan, load transfer devices, subgrade dan acuan (form) samping. Frekuensi vibrator surface pan tidak boleh kurang dari 3500 impuls per menit (58 Hz), dan Frekuensi internal vibrator tidak boleh kurang dari 5000 impuls per menit (83 Hz) untuk vibrator tabung dan tidak kurang dari 7000 impuls per menit (117 Hz) untuk spud vibrator. Bila spud vibrator, baik dioperasikan dengan tangan maupun dipasang pada mesin penghampar (spreader) atau penempa (finishing), digunakan di dekat acuan, frekuensinya tidak boleh kurang dari 3500 impuls per
SU9 - 40
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan menit (58 Hz). Di lokasi sisi dekat acuan (form) dapat dilakukan penyempurnaan secara manual (dengan tangan). (d)
Gergaji Beton (concrete saw) Bila ditentukan sambungan dibentuk dengan penggergajian (saw joints), Kontraktor harus menyediakan peralatan gergaji dalam jumlah dan kapasitas yang memadai untuk membentuk sambungan, dengan mata gergaji bermata intan dan berpendingin air atau dengan abrasive wheel sesuai ukuran yang ditentukan.Kontraktor harus menyediakan paling sedikit 1 gergaji yang selalu siap dioperasikan (standby). Kontraktor harus menyediakan cadangan pisau gergaji secukupnya, fasilitas penerangan untuk pekerjaan malam. Peralatan ini harus selalu siap kerja, baik sebelum maupun selama pekerjaan perkerasan beton.
(e)
Acuan Acuan ini hanya digunakan bilamana pekerjaan dengan mesin slipform tidak dimungkinkan dan harus mendapatkan persetujuan lebih dahulu dari Konsultan Pengawas. Acuan lurus harus terbuat dari logam dengan ketebalan tidak kurang dari 5 mm dan harus disediakan dalam bentuk bagian-bagian dengan panjang tidak kurang dari 3 m. Acuan ini sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman sama dengan ketebalan perkerasan jalan tanpa sambungan horisontal dan lebar dasar acuan tidak kurang dari kedalamannya. Acuan yang mudah disesuaikan atau lengkung dengan radius yang memadai harus digunakan untuk tikungan dengan radius 30,0 m atau kurang. Acuan yang mudah disesuaikan (fleksibel) atau lengkung harus dibuat sedemikian dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Acuan harus dilengkapi dengan sarana yang memadai untuk keperluan pemasangan, sehingga bila telah terpasang acuan tersebut dapat menahan, tanpa adanya lentingan atau penurunan, segala benturan dan getaran dari alat penghampar dan penempa. Batang flens (flange braces) harus melebihi keluar dari dasar tidak kurang dari 2/3 tinggi acuan. Acuan yang permukaan atasnya miring, bengkok, terpuntir atau patah harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Acuan bekas yang diperbaiki tidak boleh digunakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm sepanjang 3 m dari suatu bidang datar sebenarnya dan bidang tegak tidak berbeda melebihi 6 mm. Acuan ini juga harus dilengkapi pengunci pada ujungujung bagian yang bersambungan.
S9.08 (5) Sambungan (Joints) Sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan pada lokasi seperti yang ditentukan dalam Gambar. Semua sambungan harus dilindungi agar tidak kemasukan material yang tidak dikehendaki sebelum ditutup dengan bahan pengisi. (a)
Sambungan Memanjang (Longitudinal Joints) Batang baja ulir (deformed) dengan panjang, ukuran, dan jarak seperti yang ditentukan harus diletakkan tegak lurus dengan sambungan longitudinal memakai alat mekanik tie bar inserter atau jika alat ini tidak dimungkinkan untuk digunakan sebagaimana dalam Pasal 9.08(4)(c) dapat dipasang dengan
SU9 - 41
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan besi penahan (chair) atau penahan lainnya yang disetujui, untuk mencegah perubahan tempat. Batang-batang (tie bars) tersebut tidak boleh dicat atau dilapisi aspal atau material lain atau dimasukkan tabung kecuali untuk keperluan pelebaran nantinya. Bila tertera dalam Gambar dan bila lajur perkerasan yang berdekatan dilaksanakan terpisah, acuan baja harus digunakan untuk membentuk "keyway" (takikan) sepanjang sambungan konstruksi. Tie bars, kecuali yang terbuat dari baja rel, dapat dibengkokkan dengan sudut tegak lurus acuan dari lajur yang dilaksanakan dan diluruskan kembali sampai posisi tertentu sebelum beton lajur yang berdekatan dihamparkan atau sebagai pengganti tie bars yang dibengkokkan dapat digunakan 2 batang tie bar yang disambung (two-piece connectors). Sambungan longitudinal acuan (longitudinal form joint) terdiri dari takikan/ alur ke bawah memanjang pada permukaan jalan.Sambungan tersebut harus dibentuk dengan alat mekanikal atau dibuat secara manual dengan ukuran dan garis sesuai Gambar, sewaktu beton masih mudah dibentuk. Alur ini harus diisi dengan kepingan (filler) material yang telah tercetak (premolded) atau dicor (poured) dengan material penutup sesuai yang disyaratkan. Sambungan longitudinal tengah (longitudinal centre joint) harus dibuat sedemikian rupa sehingga ujungnya berhubungan dengan sambungan melintang (transverse joint), bila ada. Sambungan longitudinal gergajian (longitudinal sawn joint) harus dibuat dengan pemotongan beton dengan gergaji beton yang disetujui sampai kedalaman, lebar dan garis sesuai Gambar. Untuk menjamin pemotongan sesuai dengan garis pada Gambar, harus digunakan alat bantu atau garis bantu yang memadai. Sambungan longitudinal ini harus digergaji sebelum berakhirnya masa perawatan beton, atau segera sesudahnya sebelum peralatan atau kendaraan diperbolehkan memasuki perkerasan beton baru tersebut. Daerah yang akan digergaji harus dibersihkan dan sambungan harus segera diisi dengan material penutup (sealer) sesuai dengan yang disyaratkan. Pada sambungan longitudinal gergajian, sebelum pengecoran harus dipasang crack inducer tepat di bawah rencana sambungan longitudinal gergajian. Crack inducer ini dibuat dari kayu berpenampang segitiga sama sisi, dan kedudukannya harus dijamin tidak bergerak selama pengecoran beton, dan digunakan bila pengecoran perkerasan dilaksanakan sekaligus untuk semua lajur (dua atau tiga lajur sekaligus). Sambungan longitudinal tipe sisip permanen (longitudinal permanent insert type joints) harus dibentuk dengan menempatkan lembaran plastik yang tidak akan bereaksi secara kimiawi dengan bahan kimia beton. Lebar lembaran ini harus cukup untuk membentuk bidang yang diperlemah dengan kedalaman sesuai Gambar. Sambungan dengan bentuk bidang lemah (weaken plane type joint) tidak perlu dipotong (digergaji). Ketebalan sisipan tidak boleh kurang dari 5 mm dan harus disisipkan memakai alat mekanik sehingga dijamin tetap berada pada posisi yang tepat. Ujung atas lembaran ini harus berada di bawah permukaan akhir (finished surface) perkerasan sesuai yang tertera pada Gambar.
SU9 - 42
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan Kepingan sisipan ini tidak boleh rusak selama pemasangan atau karena pekerjaan finishing pada beton. Garis sambungan harus sejajar dengan garis sumbu (centre line) jalan dan jangan terlalu besar perbedaan kerataannya. Alat pemasangan mekanik harus menggetarkan beton selama kepingan itu disisipkan sedemikian rupa agar beton yang terganggu kembali rata sepanjang pinggiran kepingan tanpa menimbulkan segregasi. (b)
Sambungan Ekspansi Melintang (Transverse Expansion Joints) Filler (bahan pengisi) untuk sambungan ekspansi (Expansion Joint Filler) harus menerus dari acuan ke acuan, dibentuk sampai tanah dasar (subgrade) dan sampai bertemu sambungan memanjang. Filler sambungan pracetak (Freform Joint Filler) harus disediakan dengan panjang yang sama dengan lebar jalan atau sama dengan lebar satu lajur. Filler yang rusak atau yang sudah diperbaiki tidak boleh digunakan, kecuali bila disetujui Konsultan Pengawas. Filler sambungan ini harus ditempatkan pada posisi vertikal. Alat bantu atau pemegang yang disetujui harus digunakan untuk menjaga agar filler tetap pada garis dan alinemen yang semestinya, selama penghamparan dan finishing beton. Perubahan posisi akhir sambungan tidak boleh lebih dari 5 mm pada alinemen horisontalnya menurut garis lurus. Bila filler dipasang berupa bagianbagian, maka diantara unit-unit yang berdekatan tidak boleh ada celah. Pada sambungan ekspansi itu tidak boleh ada sumbatan atau gumpalan beton.
(c)
Sambungan Kontraksi Melintang (Transverse contraction joints) Sambungan ini terdiri dari bidang-bidang yang diperlemah dengan membuat takikan/alur dengan pemotongan permukaan perkerasan, disamping itu bila tertera pada Gambar juga harus mencakup pasangan alat transfer beban (load transfer assemblies). (i)
Sambungan kontraksi kepingan melintang (Transverse strip contraction joints) Sambungan ini harus dibentuk dengan memasang kepingan sebagaimana tertera pada Gambar.
(ii)
Takikan/Alur (Formed grooves) Takikan ini harus dibuat dengan menekankan alat ke dalam beton yang masih plastis. Alat tersebut harus tetap ditempat sekurang-kurangnya sampai beton mencapai pengerasan awal, dan kemudian harus dilepas tanpa merusak beton didekatnya, kecuali bila alat itu memang didesain untuk tetap terpasang pada sambungan.
(iii) Sambungan gergajian (sawn contraction joints) Sambungan ini harus dibuat dengan membuat alur dengan gergaji pada permukaan perkerasan dengan lebar, kedalaman, jarak dan garis sesuai yang tercantum pada Gambar, dengan gergaji beton yang disetujui.Setelah sambungan digergaji, bekas gergajian dan permukaan beton yang berdekatan harus dibersihkan. Penggergajian harus dilakukan secepatnya setelah beton cukup keras agar penggergajian tidak menimbulkan keretakan, dan umumnya tidak kurang
SU9 - 43
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan dari 4 jam tetapi dalam segala hal tidak lebih dari 10 jam setelah pemadatan akhir beton, diambil mana yang lebih pendek waktunya. Sambungan harus dibuat/ dipotong sebelum terjadi retakan karena susut. Bila perlu, penggergajian dapat dilakukan pada waktu siang dan malam dalam cuaca apapun. Penggergajian harus ditangguhkan bila didekat tempat sambungan ada retakan. Penggergajian harus dihentikan bila retakan terjadi di depan gergajian. Bila retakan sulit dicegah ketika dimulai penggergajian, maka pembuatan sambungan kontraksi harus dibuat dengan takikan/alur (formed grooves) sewaktu beton masih plastis sebagaimana dijelaskan dalam S9.08(5)(c)(ii). Secara umum, penggergajian harus dilakukan berurutan. (iv) Sambungan kontraksi acuan melintang (Tranverse formed contraction joints) Sambungan ini harus sesuai dengan ketentuan Pasal S9.08 (5) (a) untuk sambungan acuan longitudinal (longitudinal formed joints). (v)
Sambungan konstruksi melintang (Transverse construction joints) Sambungan ini harus dibuat bila pengecoran beton berhenti lebih dari 30 menit. Sambungan konstruksi melintang tidak boleh dibuat pada jarak kurang dari 1,8 m dari sambungan ekspansi, sambungan kontraksi, atau bidang yang diperlemah lainnya. Bila dalam waktu penghentian itu campuran beton tidak cukup untuk membuat perkerasan sepanjang minimum 1,8 m, maka kelebihan beton pada sambungan sebelumnya harus dipotong dan dibuang sesuai instruksi Konsultan Pengawas.
(d)
Alat transfer beban (load transfer devices) Bila digunakan dowel (batang baja polos), maka harus dipasang sejajar dengan permukaan dan garis sumbu perkerasan beton, dengan alat mekanik dowel bar inserter pada alat Slipform Paver atau jika tidak memungkinkan alat digunakan dapat memakai pengikat/penahan logam yang dibiarkan terpendam dalam perkerasan. Ujung dowel harus dipotong agar permukaannya rata. Ukuran bagian dowel yang harus dilapisi aspal atau gemuk (grease) atau pelumas lainnya harus sesuai yang tertera pada Gambar, agar bagian tersebut tidak ada lekatan dengan beton. Penutup (selubung) dowel dari PVC atau logam, yang disetujui Konsultan Pengawas, harus dipasang pada setiap batang dowel pada sambungan ekspansi. Penutup itu harus berukuran pas dengan dowel dan bagian ujung yang tertutup harus kedap air, dan cukup rongga untuk pemuaian sebagaimana tertera dalam Gambar. Sebelum menghampar beton, toleransi alinyemen dari masing-masing dowel pada lokasi manapun sebagaimana yang diukur pada rakitan dowel haruslah ± 2 mm untuk dua per tiga jumlah dowel dalam sambungan, ± 4 mm untuk satu dari sisa sepertiga jumlah dowel dalam sambungan, dan ± 2 mm antar dowel yang berdampingan dalam arah vertikal maupun horisontal. Pada saat pengecoran posisi dowel harus bisa dijamin tidak berubah.
(e)
Penutupan Sambungan (Sealing Joint)
SU9 - 44
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan Sambungan harus ditutup segera sesudah selesai proses perawatan (curing) beton dan sebelum jalan terbuka untuk lalulintas, termasuk kendaraan Kontraktor. Sebelum ditutup, setiap sambungan harus dibersihkan dari material yang tidak dikehendaki, termasuk bahan perawatan (membrane curing compound) dan permukaan sambungan harus bersih dan kering ketika diisi dengan material penutup sehingga terjamin kelekatan yang baik. Material penutup (joint sealer) yang digunakan pada setiap sambungan harus sesuai dengan yang tertera pada Gambar atau perintah Konsultan Pengawas. Apabila digunakan material penutup (joint sealer) jenis preformed filler (elastomeric compression joint sealant), harus digunakan peralatan compressor peniup udara panas, untuk membantu proses percepatan mengembangkan preformed filler saat lokasi pemasangan dalam kondisi basah (setelah hujan). Panjang preformed filler per-rol yang digunakan adalah 4 (empat) meter, dan penyambungan preformed filler harus benar-benar rapat, sehingga terjamin tidak terdapat celah (gap). Apabila digunakan material penutup (joint sealer) jenis poured filler asphalt, maka selama pemanasan harus diaduk secara kontinyu, agar pemanasan merata dan untuk mencegah pemanasan yang berlebihan. Waktu dituangkan, jangan sampai material aspal ini tumpah pada permukaan beton yang terbuka. Kelebihan material pada permukaan beton harus segera dibersihkan. Penggunaan pasir atau material lain sebagai pelindung material penutup tidak diperbolehkan. S9.08 (6)
Pelaksanaan Pekerjaan Tidak dengan Slipform (a)
Umum Pekerjaan ini hanya dilakukan pada daerah-daerah dimana Slipform paver tidak dapat digunakan karena bentuk perkerasan yang tidak teratur. Sebelum memulai pekerjaan beton semua pekerjaan pondasi Agregat, ducting dan kerb yang berdekatan harus sudah selesai dan disetujui Konsultan Pengawas. Kecuali untuk daerah yang tercakup dan sesuai Pasal S9.08 (6) (f), semua beton harus dihamparkan merata, dipadatkan dan diselesaikan dengan mesin.
(b)
Pemasangan Acuan Acuan harus dipasang di muka bagian perkerasan yang sedang dilaksanakan, agar mempermudah pelaksanaan dan persetujuan pekerjaan yang harus memperhatikan bentuk permukaan yang berdekatan. Acuan harus dipasang pada tempatnya dengan menggunakan sekurang-kurangnya 3 paku untuk setiap 3 m bagian panjang acuan. Patok (pin) ini harus diletakkan pada masing- masing sisi setiap sambungan. Acuan harus kokoh dan tidak goyah. Toleransi acuan dari garis yang sebenarnya tidak boleh lebih dari 5 mm. Acuan harus dibuat sedemikian rupa sehingga kokoh, tanpa terlihat adanya lentingan atau penurunan, terhadap benturan dan getaran dari peralatan pemadat dan penempa. Acuan harus bersih dan dilapisi pelumas sebelum beton dihamparkan.
SU9 - 45
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan Alinemen dan elevasi kelandaian acuan harus diperiksa dan bila perlu diperbaiki oleh Kontraktor segera sebelum beton dihamparkan. Bila acuan berubah posisinya atau kelandaiannya tidak stabil, maka harus dibetulkan dan diperiksa ulang. (c)
Penghamparan beton Beton harus dihampar dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga dihindari terjadinya pemindahan atau pengerjaan ulang. Truk mixer, truk pengaduk, atau alat angkutan lainnya harus dilengkapi dengan alat penumpah beton agar tidak menimbulkan segregasi material. Beton harus diturunkan ke alat penghampar dan dihamparkan secara mekanis sedemikian rupa untuk mencegah segregasi. Penghamparan harus dilakukan secara kontinyu di antara sambungan melintang tanpa sekatan sementara. Bila penghamparan perlu dilakukan dengan tangan, harus memakai sekop. Pekerja tidak boleh menginjak hamparan beton memakai sepatu yang kotor. Bila lajur yang dikerjakan bersambungan dengan lajur perkerasan yang telah selesai lebih dahulu, dan peralatan mekanik harus bekerja di atas lajur tersebut, kekuatan beton lajur itu harus sudah mencapai sekurang-kurangnya 90% dari kekuatan beton 28 hari. Jika hanya peralatan finishing yang melewati lajur existing, pekerjaan ini bisa dilakukan setelah umur betonnya mencapai 3 hari. Beton harus dipadatkan secara merata, pada tepi dan sepanjang acuan, dan pada kedua sisi setiap sambungan, dengan menggunakan vibrator yang dibenamkan ke dalam beton. Vibrator tidak boleh menyentuh langsung perlengkapan sambungan atau sisi acuan. Vibrator tidak boleh digunakan lebih dari 5 detik pada setiap titik, dan masing-masing titik berjarak 25 cm. Beton harus dituangkan sedekat mungkin dengan sambungan kontraksi dan sambungan ekspansi tanpa merusaknya, tetapi tidak dituangkan langsung dari corong curah ke arah perlengkapan sambungan kecuali corong curah tersebut telah ditempatkan sedemikian rupa sehingga penumpahan beton tidak menggeser posisi sambungan.
(d) Penempatan baja tulangan Setelah beton dituangkan, baja tulangan harus ditempatkan agar sesuai dengan bentuk penampang melintang yang tercantum pada Gambar. Bila beton dihamparkan dalam dua lapisan, lapisan bawah harus dihampar sehingga anyaman kawat baja atau bar mat dapat diletakkan di atas beton dengan tepat. Baja tulangan harus langsung diletakkan di atas hamparan beton tersebut, sebelum lapisan atasnya dituangkan. Lapisan bawah beton yang sudah dituangkan lebih dari 30 menit tanpa diikuti penghamparan lapisan atas harus dibongkar dan diganti dengan beton baru atas biaya Kontraktor. Bila perkerasan beton dibuat langsung dalam satu lapisan, baja tulangan harus diletakkan sebelum beton dihamparkan, atau ditempatkan pada kedalaman sesuai ketentuan Gambar pada beton yang masih lembek, setelah terhampar, dengan memakai alat mekanik atau vibrator. Pada sambungan antara anyaman kawat baja, kawat pertama dari anyaman itu harus terletak diatas anyaman yang sebelumnya, dengan bagian yang saling tindih (overlap) tidak kurang dari 450 mm. SU9 - 46
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan Baja tulangan harus bersih dari kotoran, minyak, cat, lemak, dan karat yang akan mengganggu kelekatan baja dengan beton. (e)
Finishing dengan Mesin Begitu dituangkan, beton harus segera disebarkan, dipadatkan dan diratakan dengan mesin finishing. Mesin harus melintasi setiap bagian permukaan jalan beberapa kali dengan interval yang semestinya untuk menciptakan kepadatan yang memadai dan permukaan yang rata. Bagian atas acuan harus tetap bersih dan gerakan mesin di atas acuan jangan sampai bergetar atau goyah sehingga mengganggu kecermatan pekerjaan finishing. Pada lintasan pertama mesin finishing, beton di depan screed harus dibuat rata pada keseluruhan jalur yang dikerjakan.
(f)
Finishing dengan Tangan Bila luas perkerasan beton relatif kecil atau bentuknya tidak beraturan, atau bila tempat kerja sangat terbatas untuk dilaksanakan dengan metode seperti yang ditentukan dalam sub-Pasal (e) di atas, beton harus dihampar dan diratakan dengan tangan tanpa segregasi atau pemadatan awal. Beton yang akan dipadatkan dengan balok vibrator, harus ditekan sampai level tertentu sehingga setelah kandungan udara dibuang melalui pemadatan, permukaannya akan lebih tinggi dari pada acuan samping. Beton harus dipadatkan dengan balok pemadat dari baja atau dari kayu keras beralas baja dengan lebar tidak kurang dari 75 mm, tinggi tidak kurang dari 225 mm, dan daya penggerakannya tidak kurang dari 250 watt per meter lebar perkerasan beton. Balok diangkat dan digerakkan maju sedikit demi sedikit dengan jarak tidak lebih dari lebar balok. Juga bisa dipakai pemadat vibrasi berbalok ganda dengan daya yang sama. Bila ketebalan beton melebihi 200 mm, atau bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, untuk menyempurnakan pemadatan dapat dilakukan vibrasi internal tambahan pada seluruh lebar perkerasan. Setelah setiap 1,5 m panjang perkerasan beton dipadatkan, balokvibrasiharus mengulang lagi dengan pelan-pelan pada permukaan yang sudah dipadatkan itu untuk menghaluskan permukaan. Permukaan jalan harus diukur kerataannya dengan paling sedikit 2 kali lintasan mal datar yang digeserkan, dengan panjang tidak kurang dari 1,8 m. Bila permukaan lapisan rusak karena mal datar (straight-edge), karena permukaan tidak rata, balok vibrasiharus digunakan lagi, lalu diikuti dengan mal-datar lagi. Bila penghamparan perkerasan beton harus dilakukan dengan dua lapisan, lapisan pertama harus dihamparkan, dan dipadatkan sampai level tertentu sehingga baja tulangan setelah terpasang mempunyai tebal pelindung yang cukup. Segera setelah itu lapisan atas beton dituangkan dan difinishing.
(g)
Pelepaan (Floating) Setelah ditempa dan dikonsolidasikan, beton harus diperhalus lagi dengan bantuan alat-alat lepa, dengan salah satu metoda berikut : (i)
Metode manual Untuk ini dapat digunakan pelepa longitudinal dengan panjang tidak kurang dari 350 mm dan lebar tidak kurang dari 150 mm, dilengkapi
SU9 - 47
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan dengan pengaku agar tidak melentur atau melengkung. Pelepa longitudinal dioperasikan dari atas jembatan yang dipasang merentangi kedua sisi acuan tapi tanpa menyentuh beton, digerakkan seperti gerakan mengergaji, sementara pelepa selalu sejajar dengan garis sumbu jalan (centreline), dan bergerak berangsur-angsur dari satu sisi perkerasan ke sisi lain. Gerakan maju sepanjang garis sumbu jalan harus berangsur-angsur dengan pergeseran tidak lebih dari setengah panjang pelepa. Kelebihan air atau cairan harus dibuang. (ii)
Dengan mesin Pelepa mekanik harus jenis yang disetujui Konsultan Pengawas dan dalam keadaan dapat dioperasikan dengan baik. Pelepa harus disesuaikan dengan bentuk permukaan jalan yang dikehendaki dan dengan mesin finishing melintang (transverse finishing machine). Juga dapat digunakan mesin yang mempunyai pelepa pemotong dan pelepa penghalus yang dipasang pada dan dikendalikan melalui rangka yang kaku. Rangka ini dijalankan dengan alat beroda 4 atau lebih, yang bertumpu pada acuan samping. Bila perlu setelah pelepaan dengan salah satu metode di atas, untuk menutup dan menghaluskan lubang-lubang pada permukaan beton dapat digunakan pelepa dengan batang pegangan yang panjang (bertangkai), dengan papan panjang tidak kurang dari 1,5 m dan lebar 150 mm. Pelepa ini tidak boleh digunakan pada seluruh permukaan beton sebagai pengganti atau pelengkap salah satu metode pelepaan di atas. Bila penempaan dan pemadatan dikerjakan tangan dan bentuk permukaan jalan tidak memungkinkan digunakannya pelepa longitudinal, pelepaan permukaan dilakukan secara melintang dengan pelepa bertangkai. Setelah pelepaan air dan sisa beton yang ada dipermukaan harus dibuang dari permukaan jalan dengan mal datar sepanjang 3,0 m atau lebih. Setiap geseran harus dilintasi lagi dengan ukuran setengah panjang mal datar.
(h)
Memperbaiki Permukaan Setelah pelepaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih lembek, bagian-bagian yang melesak harus segera diisi dengan beton baru, diratakan, dipadatkan dan di-finishing lagi. Daerah yang menonjol/berlebih harus dipotong dan di-finishing lagi. Sambungan harus diperiksa kerataannya. Permukaan harus terus diperiksa dan dibetulkan sampai tak ada lagi perbedaan tinggi pada permukaan dan perkerasan beton sesuai dengan kelandaian dan tampang melintang yang ditentukan.
(i)
Membentuk Tepian Pada saat beton mulai mengeras, tepi perkerasan beton di sepanjang acuan dan pada sambungan harus dirapihkan dengan alat untuk membentuk permukaan lengkung yang halus dengan radius tertentu yaitu, bila tak ditentukan lain pada Gambar, adalah 12 mm.
(j)
Penyelesaian Permukaan
SU9 - 48
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan Setelah sambungan dan tepian selesai, dan sebelum bahan pengawet (curing) digunakan, permukaan beton harus dikasarkan dengan disikat melintang garis sumbu (centre line) jalan. Pengkasaran ini dapat dilakukan dengan cara brushing atau grooving. Pengkasaran ini dilakukan dengan menggunakan sikat kawat dengan lebar tidak kurang dari 450 mm. Sikat tersebut harus terdiri dari dua baris kawat dengan panjang kawat 100 mm dan ukuran kawat per 32 gauge serta jarak kawat dari as ke as adalah 25 mm. Kedua baris kawat harus mempunyai susunan berselang-seling (zig-zag) sehingga jarak kawat pada baris kedua dengan kawat pada baris pertama adalah 12,5 mm. Masing-masing baris harus mempunyai 14 kawat dan harus diganti bila panjang kawat terpendek telah mencapai 90 mm. Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 3 mm. Cara grooving dilakukan dengan menggunakan alat grooving manual atau mekanik, yang mempunyai batang-batang penggaruk setebal 3 mm dan masing-masing berjarak antara 15 sampai 20 mm, yang disetujui Konsultan Pengawas. (k)
Survei Elevasi Permukaan Dalam 24 jam setelah pengecoran, Kontraktor harus melakukan survei elevasi permukaan dari lapis permukaan dan tebal lapisan. Perkerasan Beton Semen juga tidak boleh berbeda lebih dari 10 mm dibawah atau 10 mm diatas elevasi rancangan (-10, +10 mm).
(l)
Menguji Permukaan Begitu beton mengeras, permukaan jalan harus diuji memakai mal datar (straightedges) 3,0 m. Daerah yang menunjukkan ketinggian lebih dari 3 mm tapi tidak lebih dari 12,5 mm sepanjang 3,0, itu harus ditandai dan segera diturunkan dengan alat gurinda yang telah disetujui sampai bila dites lagi, ketidak rataannya tidak lebih dari 3 mm. Bila penyimpangan dari penampang melintang yang sebenarnya lebih dari 12,5 mm, lapisan jalan harus dibongkar dan diganti oleh Kontraktor atas biaya sendiri. Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3,0 m ataupun kurang dari lebar lajur yang kena bongkaran. Bagian yang tersisa dari pembongkaran pada perkerasan beton dekat sambungan yang panjangnya kurang dari 3,0 m, harus ikut dibongkar dan diganti. Kerataan permukaan beton semen setelah pekerjaan selesai harus diperiksa kerataannya dengan menggunakan alat ukur kerataan NAASRA-Meter sesuai SNI 03-3426-1994, dengan International Roughness Index (IRI) maksimum 3.
(m) Perawatan Beton (Concrete Curing) Permukaan beton yang terbuka harus segera dilapisi pengawet (curing compound) setelah di-finishing dengan sikat, dengan menyemprotkan bahan pengawet pada permukaan menggunakan penyemprot atau alat lain yang disetujui dengan kecepatan 0,22 - 0,27 lt/m2 untuk penyemprotan mekanis atau 0,27 – 0,36 lt/m2 untuk penyemprotan manual. Bahan ini tak boleh masuk ke alur pada alur-alur sambungan.
SU9 - 49
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan Setelah pekerjaan finishing selesai dan kerusakan pada beton tak akan terjadi, seluruh permukaan beton tersebut harus segera dilapisi penutup, dapat berupa karung goni, dan dirawat dengan metode tertentu sesuai dengan Pasal S10.01 (4)(g). Bila gagal menyediakan bahan penutup dan air yang cukup untuk perawatan yang memadai dan memenuhi persyaratan lainnya dengan semestinya, maka pekerjaan beton harus dihentikan. (n)
Membongkar Acuan Kecuali bila ditentukan lain, acuan tidak boleh dibongkar dari beton yang baru dihamparkan sebelum mencapai waktu paling sedikit 12 jam. Acuan harus dibongkar dengan hati-hati agar beton tidak rusak. Setelah dibongkar, bagian sisi plat beton harus dirawat (curing) sesuai dengan sub-Pasal (l) di atas. Daerah rongga (honey comb) yang kecil harus dibersihkan, dibasahi dan didempul dengan adukan semen kental dengan perbandingan 1 semen dan 2 agregat halus. Rongga (honey comb) yang besar dianggap sebagai kerusakan, harus dibongkar dan diganti. Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 2,5 meter panjangnya atau kurang dari lebar seluruh lajur yang terkena pembongkaran. Bagian yang tersisa dari pembongkaran yang berdekatan dengan sambungan yang panjangnya kurang dari 3,0 m harus ikut dibongkar dan diganti.
(o)
Perbaikan Retakan Semua retakan yang terjadi harus dibongkar sepanjang 2,5 meter selebar lajur. Bagian yang tersisa kurang dari 2,5 meter harus ikut dibongkar dan diganti, kecuali retakan progresif yang menurut pendapat Konsultan Pengawas disebabkan oleh turunnya timbunan badan jalan.
S9.08 (7) Pelaksanaan Pekerjaan untuk Slipform (a)
Pemasangan stringline Stringline yang berfungsi sebagai panduan utama untuk arah dan elevasi harus sudah terpasang sepanjang rencana produksi perkerasan. Stringline harus dipasang (setting) pada kedudukan (elevasi dan posisi) yang sesuai untuk memberikan hasil akhir ketebalan, elevasi dan arah perkerasan dan harus dengan menggunakan alat ukur.
(b)
Landasan roda Track - Jalur kerja untuk roda kelabang alat (crawler track) harus sudah disiapkan sepanjang rencana produksi dan dengan permukaan yang rata, kokoh dan stabil untuk menopang alat. Jalur untuk roda ini tidak boleh amblas sehingga dijamin bahwa alat bergerak maju dengan stabil.
(c)
Kesinambungan (Continuity) Alat slipform ini harus beroperasi tanpa boleh berhenti sebelum rencana produksi pada hari yang bersangkutan. Alat ini baru boleh mulai beroperasi bila campuran beton segar yang dipasok ke lokasi penghamparan (job site) sudah cukup untuk menjamin alat ini tidak berhenti karena kekurangan atau keterlambatan pasokan.
SU9 - 50
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan Kesinambungan penghamparan – pemadatan harus benar-benar dijaga secara terus menerus tanpa terhenti. Penghentian penghamparan – pemadatan hanya dibenarkan bila alat penghampar tiba-tiba mengalami kerusakan teknis (trouble) mendadak mogok atau karena sudah selesai produksi sesuai rencana produksi pada hari tersebut. Pasal 9.08 (6) (a), (j), (k), (l) masih berlaku untuk penggunaan alat slipform. S9.08 (8) Percobaan penghamparan Kontraktor harus menyediakan peralatan dan menunjukkan metode pelaksanaan pekerjaan dengan cara menghamparkan lapisan percobaan sepanjang tidak kurang dari 30 m di lokasi yang disediakan oleh Kontraktor di luar daerah kerja permanen. Percobaan tambahan mungkin akan diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas, bila percobaan pertama dinilai tidak memuaskan. Setelah percobaan pertama disetujui oleh Konsultan Pengawas, maka percobaan sepanjang minimum 150 m tapi tidak lebih dari 300 m harus dilakukan di daerah kerja permanen. Percobaan ini harus menunjukkan seluruh aspek pekerjaan dan harus mencakup setiap tipe sambungan yang digunakan dalam pekerjaan. Kontraktor harus menyampaikan kepada Konsultan Pengawas, paling lambat satu bulan sebelum tanggal pelaksanaan percobaan pertama, uraian terperinci mengenai instalasi, peralatan dan metode pelaksanaan pekerjaan. Pembangunan instalasi tidak boleh dilakukan selama percobaan. Kontraktor tidak boleh melanjutkan menghamparkan perkerasan beton sebagai pekerjaan permanen sebelum ada persetujuan terhadap hasil percobaan. Agar pekerjaan "percobaan lanjutan" disetujui, hasil pekerjaan tersebut harus sesuai dengan Spesifikasi tanpa ada pekerjaan perbaikan. Bila hasil "percobaan lanjutan" tidak sesuai dengan Spesifikasi, Kontraktor harus menyiapkan lokasi percobaan lanjutan yang lain. Panjang jalan "percobaan lanjutan" yang tidak sesuai dengan Spesifikasi harus dibongkar. S9.08 (9) Perlindungan perkerasan baru Kontraktor harus melindungi perkerasan dan perlengkapannya dari lalulintas umum dan lalulintas proyek. Hal ini meliputi penyediaan tenaga pengatur lalulintas, dan pemasangan dan pemeliharaan rambu-rambu dan lampu, jembatan, atau jalan sementara/pengalih, dan lain-lain. Kerusakan pada perkerasan, yang terjadi sebelum ada persetujuan akhir, harus diperbaiki atau harus diganti, sebagaimana petunjuk Konsultan Pengawas. S9.08 (10) Pembukaan terhadap lalulintas Konsultan Pengawas akan menentukan kapan perkerasan bisa dibuka untuk lalulintas. Jalan tidak boleh dibuka untuk lalulintas sebelum hasil test terhadap sampel yang dicetak dan dilapisi pengawet menurut SNI 03-4810-1998 (AASHTO T23-04) mencapai kekuatan lentur minimum tidak kurang dari 90% kekuatan minimum umur 28 hari, sebagaimana Tabel 10-1-1 pada Spesifikasi ini, ketika SU9 - 51
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan ditest dengan third point methode. Bila tidak ada test, perkerasan tak boleh dibuka untuk lalulintas sebelum 14 hari dari saat beton dihamparkan. Sebelum lalulintas dibuka, perkerasan harus dibersihkan dan penutup (sealing) sambungan sudah sempurna. S9.08(11) Toleransi Ketebalan Perkerasan Tebal perkerasan beton aktual akan ditentukan dengan perbedaan elevasi hasil survei sebelum dan sesudah perkerasan beton semen dicor. Bilamana setiap lokasi yang tebal betonnya berbeda dengan yang dihitung dari dua kali survei elevasi, Konsultan Pengawas dapat meminta pengambilan benda uji inti untuk menetapkan tebal beton aktual pada lokasi tersebut. Bilamana pengambilan benda uji inti ini diperlukan, tebal perkerasan pada lokasi ini ditentukan dari hasil rata-rata pengukuran dengan sigmat terhadap benda uji inti yang diambil sesuai dengan SNI 03-6969-2003. Dalam perhitungan tebal rata-rata perkerasan, pengukuran yang melampaui lebih dari 5 mm dari tebal yang disyaratkan akan dipandang sebagai tebal yang disyaratkan ditambah 5 mm. Lokasi yang kurang sempurna dengan kekurangan tebal yang lebih dari 12,5 mm akan dievaluasi oleh Konsultan Pengawas, dan jika keputusannya terhadap lokasi yang kurang sempurna ini memerlukan pembongkaran, maka perkerasan tersebut harus dibongkar dan diganti dengan beton yang tebalnya sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar. S9.08(12) Metode Pengukuran Kuantitas yang akan dibayar dengan mata pembayaran tersebut di bawah ini adalah jumlah meter kubik perkerasan beton yang telah selesai dan disetujui, pada pekerjaan permanen. Lebar yang diukur adalah lebar perkerasan yang tertera pada penampang melintang rencana, daerah-daerah tambahan seperti jalur ramp dan toll plaza, atau sebagaimana petunjuk tertulis Konsultan Pengawas. Panjang akan diukur oleh Konsultan Pengawas, yaitu sepanjang garis sumbu setiap badan jalan. Baja tulangan, tie bar dan dowel yang diperlukan dalam pekerjaan dari Pasal ini tidak akan diukur untuk pembayaran tersendiri. Perkerasan hasil percobaan penghamparan yang dilaksanakan di luar daerah pekerjaan permanen tidak akan diukur untuk pembayaran tersendiri. S9.08(13) Dasar Pembayaran (a)
Umum Kuantitas perkerasan beton hasil pengukuran tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per meter kubik. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan penempatan material, termasuk beton kelas P, baja tulangan, acuan, dowel, tie bar, membran kedap air dan material sambungan, penghamparan percobaan, pengambilan core
SU9 - 52
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan untuk pengujian alternatif, dan seluruh material, tenaga kerja, peralatan dan kebutuhan insidental yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan menurut Gambar. Untuk perkerasan yang ketebalannya kurang dengan kekurangan-ketebalan lebih dari 5 mm, tapi tidak lebih dari 12,5 mm, akan dibayar menurut Harga Satuan yang disesuaikan, seperti ditentukan di bawah ini. Tidak ada pembayaran tambahan untuk jalan yang ketebalan rata-ratanya melebihi ketebalan yang tertera dalam Gambar. (b)
Penyesuaian Harga Bila ketebalan rata-rata perkerasan kurang dengan kekurangan-ketebalan lebih dari 5 mm, tidak lebih dari 12,5 mm, pembayaran didasarkan pada harga yang telah disesuaikan sebagai berikut : Kekurangan-ketebalan berdasarkan hasil survei 0 - 5 mm 6 - 8 mm 9 - 10 mm 11 - 12,5 mm > 12,5 mm
Prosentase Harga Satuan Kontrak yang dibayarkan 100 % 80 % 72 % 68 % dibongkar atau ditinggal tanpa pembayaran Bila kekurangan-ketebalan perkerasan lebih dari 12,5 mm dan Konsultan Pengawas menentukan daerah itu tidak perlu dibongkar dan diganti, maka untuk daerah tersebut tidak akan dibayar. Bila kekuatan perkerasan beton tidak sesuai dengan ketentuan, tetapi persyaratan lain sudah sesuai, Konsultan Pengawas mungkin akan menyetujui perkerasan beton itu, bila nilai rata-rata dari empat hasil test yang berurutan tidak kurang dari 90% kekuatan minimum yang ditentukan, dan akan diatur dengan penyesuaian harga sebagai berikut : Untuk setiap 1% atau kurang dari kekurangan-kekuatan beton (concrete strength deficiency), yang dihitung dengan rumus di bawah ini : 100% - Kekuatan sebenarnya (aktual) x 100% 45 Beton dengan kuat lentur dalam 28 hari antara 90 dan 100% dari kuat lentur beton minimum yang disyaratkan dapat diterima dengan pengurangan 4% Harga Satuan untuk Perkerasan Beton Semen untuk setiap 1 kg/cm2 (0,1 MPa) atau bagian daripadanya. Bila nilai rata-rata dari empat hasil test kurang dari 90%, harus dibongkar dan diganti
SU9 - 53
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan Nomor dan Nama Mata Pembayaran 9.08 (1) 9.08 (1a) 9.08 (1b) 9.08 (2) 9.08 (3)
Perkerasan Beton Perkerasan Beton Kuat Dini 6 jam Perkerasan Beton Kuat Dini 3 hari Perkerasan Beton Double Wire Mesh Perkerasan Beton Single Wire Mesh
Satuan Pengukuran meter kubik meter kubik meter kubik meter kubik meter kubik
S9.09 LEAN CONCRETE S9.09 (1) Uraian Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, material; dan pelaksanaan semua pekerjaan yang berkaitan dengan pembuatan lapisan perataan (leveling course) dan pekerjaan pelebaran perkerasan dengan lean concrete, termasuk persiapan lapisan alas, pengangkutan dan penyiapan agregat, pencampuran, pengadukan, pengangkutan, penuangan, pemadatan, finishing, pengawetan, pemeliharaan dan pekerjaan insidental lainnya yang berkaitan. Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar Rencana, Spesifikasi, dan instruksi Konsultan Pengawas. S9.09 (2) Lapisan Perata (Leveling) Bila lean concrete ini ditentukan untuk lapis perata (leveling course), maka sebelum dilaksanakan, permukaan dasar harus bersih dari kotoran, lumpur, batu lepas, atau bahan asing lainnya. Permukaan tanah dasar (subgrade) diperiksa kepadatannya, kerataan finishing dan permukaannya oleh Konsultan Pengawas. Daerah yang tidak memenuhi ketentuan Spesifikasi harus dibongkar, diperbaiki atau direkonstruksi sebagaimana perintah Konsultan Pengawas. Tidak ada pembayaran langsung untuk pekerjaan pembongkaran, perbaikan, atau rekonstruksi ini, karena merupakan tanggungjawab Kontraktor. S9.09 (3) Lapis Pondasi Bawah (Subbase) dan Lapisan Alas Pasir (Sand Bedding) Pelebaran Pelaksanaan Lean Concrete sebagai lapis pondasi bawah dan lapis alas pelebaran, ketebalannya harus sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar. Bila lean concrete ditentukan untuk pekerjaan pelebaran jalan, maka lean concrete itu harus diletakkan di atas dasar yang sudah rata terdiri pasir alam setebal 4 cm. Pasir alam yang tertahan (tidak lolos) saringan No. 200 dan yang fraksi halusnya non-plastis, dapat digunakan, dengan tetap mengacu kepada persyaratan material filter, D15/D85< 5. Pasir dengan kadar air yang memadai dihamparkan di atas subgrade dan diratakan. Alas yang sudah rata ini harus dapat dipadatkan dengan roller yang paling besar yang dapat dipakai. Sebelum pengerjaan lean concrete, alas pasir harus dibasahi dengan air.
SU9 - 54
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan S9.09 (4) Material Agregat, semen dan air harus memenuhi ketentuan Pasal S10.01(2) dalam Spesifikasi ini. Ukuran maksimum agregat harus dipilih oleh Kontraktor dan disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian lean concrete, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. S9.09 (5) Perbandingan Campuran Perbandingan kadar semen dan agregat dalam kondisi permukaan kering jenuh (saturated surface dry condition) harus memadai untuk memenuhi ketentuan kuat tekan beton menurut Pasal ini, dan untuk menjaga konsistensi campuran. S9.09 (6) Cetakan (acuan) Lean concrete untuk levelling course harus dituang dalam cetakan baja atau kayu secara cut-off screeding, dengan landai dan elevasi tertentu. S9.09 (7) Sambungan Sambungan longitudinal harus berjarak sekurang-kurangnya 20 cm dari sambungan longitudinal perkerasan beton yang akan dihampar di atasnya. Sambungan konstruksi melintang harus dibuat pada akhir setiap pekerjaan pada hari itu, dan harus membentuk permukaan vertikal melintang yang benar. S9.09 (8) Pencampuran, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan Lean concrete harus dicampur, diangkut, dituang, disebar dan dipadatkan menurut ketentuan Pasal S10.01 (3) dan S10.01 (4). S9.09 (9) Finishing Setelah pemadatan dan diratakan sampai bidang dan elevasi yang benar, lean concrete harus dilepa (floating) sampai permukaan rata dan tak ada permukaan yang lebih rendah atau pun tekstur yang terbuka. Uji kerataan permukaan dilakukan paling sedikit dua kali geseran mal datar (straight-edge) sesuai dengan Pasal S9.09(14). S9.09(10) Perawatan beton (Curing) Lean concrete harus segera dirawat, setelah finishing selesai, untuk jangka waktu tidak kurang dari 7 hari. Perawatan untuk permukaan harus dilakukan dengan salah satu metoda berikut : (a)
Dilapisi penutup sampai lapisan perkerasan berikutnya dihamparkan dengan lembaran plastik kedap air, dijaga agar tidak lepas dari permukaan, dan dengan sambungan yang saling menindih (overlap) sekurang-kurangnya 300 mm dan dijaga sedemikian rupa untuk mencegah penguapan.
SU9 - 55
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan (b)
Seluruh permukaan disemprot merata dengan bahan white pigmented curing compound.
(c)
Seluruh permukaan disemprot air secara kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap selama masa perawatan.
S9.09(11) Pengujian Kekuatan Untuk ini harus disediakan silinder test kuat tekan beton (compressive strength), dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, yang dibuat dari beton material lean concrete yang diambil di lapangan. Satu silinder mewakili 50 m lean concrete yang dihamparkan, dan tidak kurang dari tiga silinder harus dibuat setiap hari. S9.09(12) Ketentuan kuat pecah beton (crushing strength) Kuat pecah beton rata-rata pada umur 7 hari dari setiap kelompok (group) contoh (spesimen) yang diambil pada setiap pelaksanaan pekerjaan tidak boleh kurang dari 80 – 110 kg/cm2. Bila rata-rata kuat pecah beton pada lebih dari satu kelompok di antara lima kelompok yang berurutan ternyata kurang 80 kg/cm2, maka kadar semen harus ditambah sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas, sampai hasilnya menunjukkan bahwa campuran tersebut memenuhi syarat. S9.09(13) Penolakan Pekerjaan Sepanjang persyaratan-persyaratan campuran beton diikuti, nilai kuat tekan beton yang rendah belum tentu menyebabkan hasil pekerjaan ditolak, dengan ketentuan : (a) Kekuatan tekan beton 90 % (b) Konsultan Pengawas akan menentukan daerah yang keropos, segregasi, cacat atau rusak, serta daerah yang tidak memenuhi ketentuan kerataan permukaan. Material tersebut harus dibongkar sampai seluruh ketebalan lapisan, dan diganti dengan material campuran yang baru sesuai dengan Spesifikasi. Pembongkaran harus dilakukan dalam bentuk segi empat dengan sisi-sisi sejajar dan tegak lurus sumbu jalan, dan potongan ke bawah harus tegak dengan tepi bongkaran minimum berjarak 30 cm dari tepi kerusakan. (c) Perbaikan dengan cara penambalan permukaan tidak boleh dilakukan. S9.09(14) Kerataan Permukaan Lean concrete harus dibentuk dan diselesaikan sesuai dengan garis, landai dan penampang permukaan seperti tertera pada Gambar. Penyimpangan pada permukaan yang sudah selesai tidak boleh lebih dari 1 cm dari elevasi yang direncanakan.
SU9 - 56
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan Lereng melintang harus sama dengan lereng melintang rancangan dengan toleransi ± 0,3 %
S9.09(15) Pemeliharaan Peralatan atau pun kendaraan lalulintas, termasuk kendaraan untuk keperluan pelaksanaan, tidak boleh memasuki permukaan yang sudah selesai, selama 7 hari pertama masa perawatan. Setelah masa perawatan, peralatan dan kendaraan yang diperlukan untuk meneruskan pekerjaan diperbolehkan memasuki daerah lean concrete. Lean concrete harus dijaga agar tidak retak pada waktu penghamparan lapisan berikutnya. Kerusakan lean concrete akibat apa pun harus diperbaiki dengan mengganti lapisan pada daerah itu. S9.09(16) Metode Pengukuran Kuantitas lean concrete untuk lapis pondasi bawah, pelebaran dan lapis perata (levelling course) akan dibayar berdasarkan jumlah volume masing-masing dalam satuan meter kubik, yang telah diselesaikan dan disetujui sesuai dengan Gambar, Spesifikasi dan petunjuk Konsultan Pengawas. S9.09(17) Dasar Pembayaran Kuantitas lean concrete untuk lapis pondasi bawah dan pelebaran jalan, yang telah ditentukan di atas, akan dibayar menurut Harga Kontrak untuk masing-masing mata pembayaran di bawah ini,. Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, peralatan dan material yang diperlukan, termasuk pembuatan lapisan alas, alas pasir, pencampuran, persiapan, pengangkutan, penghamparan, pemadatan, finishing, pengawetan, pemeliharaan dan pekerjaan lain yang diperlukan, sesuai dengan Gambar Rencana, Spesifikasi dan petunjuk Konsultan Pengawas.
Nomor dan Nama Mata Pembayaran 9.09
Lean Concrete
Satuan Pengukuran meter kubik
SU9 - 57
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan LAMPIRAN 9.07.A Modifikasi Marshall Untuk Agregat Besar (> 1” &< 2”) Prosedur modifikasi Marshall (ASTM D5581-07a) pada dasarnya sama dengan cara Marshall asli (AASHTO T245-97 (2004)) kecuali beberapa perbedaan sehubungan dengan digunakannya ukuran benda uji yang lebih besar. a)
b) c) d)
e)
f)
g) h)
Berat penumbuk 10,206 kg dan mempunyai landasan berdiameter 14,94 cm. Hanya alat penumbuk yang dioperasikan secara mekanik dengan tinggi jatuh 45,7 cm yang digunakan. Benda uji berdiameter 15,24 cm dan tinngi 9,52 cm. Berat campuran aspal yang diperlukan sekitar 4 kg. Peralatan untuk pemadatan dan pengujian (cetakan dan pemegang cetakan / breaking head) secara proporsional lebih besar dari Marshall normal untuk menyesuaikan benda uji yang lebih besar. Campuran aspal dimasukkan bertahap ke dalam cetakan dalam dua lapis yang hampir sama tebalnya, setiap kali dimasukkan ditusuk-tusuk dengan pisau untuk menghindari terjadinya keropos pada benda uji. Jumlah tumbukan yang diperlukan untuk cetakan yang lebih besar adalah 1,5 kali (75 atau 112) dari yang diperlukan untuk cetakan yang lebih kecil (75 tumbukan) untuk memperoleh energi pemadatan yang sama. Kriteria rancangan harus dimodifikasi sebaik-baiknya. Stabilitas minimum harus 2,25 kali dan nilai pelelehan harus 1,5 kali, masing-masing dari ukuran cetakan normal. Serupa dengan prosedur normal, bilamana tebal aktual benda uji berbeda maka nilainilai di bawah ini harus digunakan untuk koreksi terhadap nilai stabilitas yang diukur dengan tinggi standar benda uji adalah 9,52 cm : TINGGI PERKIRAAN (mm) 88,9 90,5 92,1 93.7 95.2 96.8 98.4 100,0 101,6
VOLUME CETAKAN (cm3) 1608 - 1626 1637 - 1665 1666 - 1694 1695 - 1723 1724 - 1752 1753 - 1781 1782 - 1810 1811 - 1839 1840 - 1868
FAKTOR KOREKSI 1,12 1,09 1,06 1,03 1,00 0,97 0,95 0,92 0,90
Catatan : Penting untuk digarisbawahi bahwa untuk menentukan rongga dalam campuran dengan kepadatan membal (refusal), disarankan untuk menggunakan penumbuk bergetar (vibratory hammer). Pecahnya agregat dalam vampuran menjadi bagian yang lebih kecil mungkin dapat dihindari.
SU9 - 58
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan LAMPIRAN 9.07.B
PROSEDUR PENGUJIAN ANGULARITITAS AGREGAT KASAR (SNI 7619:2012 (Pennsylvania DoT Test Method No.621) : Menentukan Persentase Fraksi Pecah dalam Kerikil) 1)
Umum : Sifat-sifat agregat dengan kriteria angularitas adalah untuk menjamin gesekan antar agregat dan ketahanan terhadap alur (rutting). Angularitas agregat kasar didefinisikan sebagai persen berat butiran agregat yang lebih besar dari 4,75 mm (No.4) dengan satu bidang pecah atau lebih. Suatu pecahan didefinisikan sebagai suatu yang bersudut, kasar atau permukaan pecah pada butiran agregat yang dihasilkan dari pemecahan batu, dengan cara buatan lainnya, atau dengan cara alami. Kriteria angularitas mempunyai suatu nilai minimum dan tergantung dari repetisi lalulintas serta posisi penempatan agregat dari permukaan perkerasan jalan. Suatu muka dipandang pecah hanya bila muka tersebut mempunyai proyeksi luas paling sedikit seluas seperempat proyeksi luas maksimum (luas penampang melintang maksimum) dari butiran dan juga harus mempunyai tepi-tepi yang tajam dan jelas.
2)
Prosedur : a) Ambillah agregat kasar tertahan yang sudah dicuci dan dikeringkan sekitar 500 gram. b) Pisahkan bahan yang tertahan ayakan No.4 (4,75 mm) dan buanglah bahan yang lolos No.4 (4,75 mm), kemudian timbanglah sisanya (B). c) Pilihlah semua fraksi pecah dalam contoh dan tentukan beratnya dalam gram terdekat (A).
3)
Perhitungan : Angularitas Agregat Kasar = (A / B) x 100 Dimana : A = berat fraksi pecah. B = berat total contoh yang tertahan ayakan No.4 (4,75 mm).
4)
Pelaporan : Laporkan angularitas dalam persen terdekat.
SU9 - 59
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan LAMPIRAN 9.07.C PROSEDUR PENGUJIAN ANGULARITAS AGREGAT HALUS SNI 03-6877-2002 (AASHTO TP-33 atau ASTM C1252), Metode Pengujian untuk menentukan Rongga Udara dalam Agregat Halus yang tidak dipadatkan (sebagaimana dipengaruhi oleh Bentuk Butiran, Tekstur Permukaan dan Gradasi) 1)
Umum : Sifat-sifat agregat dengan kriteria angularitas adalah untuk menjamin gesekan antar agregat dan ketahanan terhadap alur (rutting). Angularitas agregat halus didefinisikan sebagai persen rongga udara pada agregat lolos ayakan No.4 (4,75mm) yang dipadatkan dengan berat sendiri. Angularitas agregat halus diukur pada agregat halus yang terkandung dalam agregat campuran, diuji dengan SNI 03-6877-2002 (AASHTO TP-33 atau ASTM C1252), Metode Pengujian untuk menentukan Rongga Udara dalam Agregat Halus yang tidak dipadatkan (sebagaimana dipengaruhi oleh Bentuk Butiran, Tekstur Permukaan dan Gradasi). Semakin tinggi rongga udara berarti semakin tinggi persentase bidang pecah dalam agregat halus.
2)
Prosedur : a)
Ambillah agregat halus lolos ayakan No.4 (4,74 mm) yang sudah dicuci dan dikering- kan, kemudian tuangkan kedalam silinder kecil yang sudah diukur dan dikalibrasi volumenya (V) melalui corong standar yang dipasang diatas silinder dengan suatu kerangka dan mempunyai jarak tertentu.
b)
Hitung dan timbang berat agregat halus yang diisi ke dalam silinder yang sudah diukur volumenya.
c)
Ukurlah Berat Jenis Kering Oven agregat halus (Gsb)
d)
Hitung volume agregat halus dengan menggunakan Berat Jenis Kering Oven agregat halus (W/Gsb).
SU9 - 60
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 9 – Perkerasan
3)
Perhitungan : Hitung rongga udara dengan rumus berikut ini : V – (W/Gsb) -----------------x100% V
Corong Standar Contoh Agregat Halus
Kerangka
Silinder dng.Volume yang telah diukur
SU9 - 61
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton
DIVISI 10 STRUKTUR BETON S10.01
BETON
S10.01 (1)
Uraian (a)
Lingkup Kerja Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan yang menyangkut jenis-jenis beton bertulang atau tidak bertulang, yang dibuat sesuai dengan Spesifikasi ini dan garis, ketinggian, kelandaian dan ukuran yang tertera pada Gambar, dan sesuai dengan arahan dari Konsultan Pengawas. Beton semen portland harus berupa campuran semen, air, agregat kasar dan agregat halus.
(b)
Kelas Beton dan Penggunaannya Jenis beton dan penggunaannya adalah seperti dijelaskan, di bawah ini, kecuali bila ada ketentuan lain dalam Gambar, atau diperintahkan Konsultan Pengawas. Kelas Penggunaannya: A-1 -
Precast prestressed concrete box girders Precast prestressed concrete I-girders Precast prestressed concrete U-girders Prestressed concrete box girders Precast prestressed concrete hollow core slab units
A-2 -
Prestressed Concrete Cantilevered Pier Heads and Columns Prestressed Concrete Portal Pier Prestressed Concrete Hollow Slabs Precast Cross Beams
B-1 - Reinforced concrete slab bridges - Reinforced concrete deck slabs - Diapragms of Prestressed Concrete I-girder and U-girder bridges - Reinforced concrete hollow slab - Concrete Barriers - Pipe Culverts - Reinforced concrete centilever pier columns and heads - Stairs and Pier Column for Pedestrian Bridges - Reinforced Concrete Piled Slabs - Kerb (bertulang dan tanpa tulangan)
SU10 - 1
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton B-2 - Cast - in place reinforced concrete piles C
-
D.
- Dinding penahan tanah tipe gravitasi - Concrete foot paths - Head walls, penopang gorong-gorong pipa
E.
- Levelling concrete, backfill concrete pada stone masonry sebagimana disebutkan dalam Gambar
AA P (c)
Wall Piers Abutments,footing of piers, retaining walls Approach slabs Stairs on embankment and foundations of street lighting poles Box culverts (termasuk dinding sayap/wing walls) RC frames and encasement of pipe culverts Planting Boxes Curbs (reinforced) and precast plates for slabs Stairs of pedestrian bridge Piers of pedestrian bridge U-ditches
Segmental precast prestressed concrete , U-girders Preccast/Segmental prestressed concrete I-girders Segmental prestressed concrete U-girders Prestressed concrete spun pile
- Concrete Pavement.
Menentukan Perbandingan Campuran dan Takaran Berat Pekerjaan beton struktur dapat mulai dikerjakan bila campurannya telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Perbandingan campuran dan takaran berat untuk beton ditentukan seperti di bawah ini dan harus dilakukan bila material yang disediakan oleh Kontraktor sudah disetujui. (i)
Campuran Percobaan Selambat-lambatnya 35 hari sebelum pekerjaan beton dimulai, Kontraktor harus membuat campuran percobaan di laboratorium dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas. Campuran percobaan ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai kuat tekan atau kekuatan lentur sesuai dengan ketentuan (Preliminary Test Result) dengan margin yang cukup, sehingga probabilitas nilai kekuatan beton pada pelaksanaan yang lebih rendah dari kekuatan minimum yang ditentukan, pada Tabel 10-11, tidak lebih dari 5%. SU10 - 2
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Konsultan Pengawas akan menentukan perbandingan berdasarkan campuran percobaan yang dilakukan dengan memakai material yang harus dipergunakan dalam pekerjaan. Perbandingan campuran untuk campuran percobaan tersebut didasarkan pada nilai-nilai dalam Tabel 10-1-1 dan disesuaikan dengan ketentuan di bawah ini. Tetapi nilai-nilai tersebut hanya perkiraan saja, untuk memudahkan Kontraktor, dengan ketentuan sebagai berikut : Perbandingan air dan semen merupakan nilai maksimum mutlak. Kadar semen merupakan nilai minimum mutlak. Nilai kuat tekan minimum diambil dari nilai kekuatan rata-rata minimum pada pelaksanaan. Tabel 10-1-1 Standar Proporsi Campuran Beton untuk Struktur KUAT TEKAN 1/ URAIAN Ukuran Maksimum Agregat Kasar (mm)
A-1
A-2
B-1
B-2
C
D
E
AA
P
20
20
20
20
20
25
38
20
38
Slump (cm) 2/
7,5±2,5
7,5±2,5
7,5±2,5
Perbandingan semen/air W/C
0,375
0,424
0,494
0,494
170
172
181
Kadar Semen C (kg/m3)
450
406
Agregat Halus S (kg/m3)
720
Agregat Kasar G (kg/m3)
1100
Kadar Air W (kg/m3)
15,0±2,5 7,5±2,5
5,0±2,5
5,0±2,5
-
5,0±2,5
0,614
0,760
0,780
-
0,45
197
181
169
157
-
153
366
399
295
222
178
-
340
705
819
786
885
906
896
-
817
1147
1044
1004
1039
1110
1187
-
1090
SU10 - 3
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton KUAT TEKAN 1/ URAIAN
Kuat tekan minimum pada umur 28 hari dengan tes kubus (MPa) 3/ 5/ Kuat tekan minimum pada umur 28 hari dengan tes silinder (MPa) 4/ 5/ Kekuatan lentur Minimum dalam 28 hari (kg/cm2) 6)
A-1
A-2
B-1
B-2
C
D
E
AA
P
50
40
35
35
25
15
12
60
-
40
35
30
30
20
13
10
50
-
-
-
-
-
-
-
-
-
45
Catatan : 1)
Jenis beton sebagaimana Pasal S.10.01 (1)(b)
2)
Slump harus ditentukan menurut SNI 1972 : 2008 (AASHTO T119-09 atau JISA1101).
3)
Uji kuat tekan beton menurut SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22-07), SNI 03-6813-2002 (ASTM C943-80)
4)
Uji kuat tekan beton menurut SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22-07) dan SNI 03-4810-1998 (AASHTO T23-04).
5)
Bila ada perselisihan mengenai kesesuaian dengan Spesifikasi ini, hasil uji silinder merupakan jawaban terakhir, kecuali bila Konsultan Pengawas secara tertulis menyetujui uji silinder untuk tujuan pengendalian.
6)
Kuat lentur diuji dengan Metoda Pembebanan Tiga Titik menurut SNI 03-4431-1997 (AASHTO T97-03).
Berat agregat per meter kubik beton dalam Tabel 10-1-1 adalah berdasarkan pemakaian agregat dengan bulk specific gravity 2,65 pada keadaan permukaan kering jenuh; pasir alam bergradasi seragam yang mempunyai modulus kehalusan sebesar 2,75; agregat kasar bergradasi seragam dengan ukuran tertentu. Untuk agregat dengan specific gravity berbeda, takaran beratnya harus disesuaikan dengan cara mengalikan berat pada tabel dengan specific gravity yang bersangkutan lalu dibagi 2,65. Bila digunakan pasir pecah (angular), atau pasir hasil crusher atau pasir yang modulus kehalusannya lebih dari 2,75, jumlah agregat halus harus ditambah dan agregat kasar dikurangi. Bila modulus kehalusan pasir kurang dari 2,75, agregat halus harus dikurangi dan agregat kasar ditambah. Untuk setiap perubahan modulus kehalusan sebesar 0,10 (sebanding dengan 2,75), persentase jumlah pasir berubah 1% terhadap berat total agregat kasar dan agregat halus. SU10 - 4
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Modulus kehalusan agregat halus harus dihitung dengan menambah persentase kumulatif, berdasarkan beratnya, dari material yang tertahan pada setiap saringan standard ASTM ukuran 4,75, 2,36, 1,18, 0,600, 0,300 dan 0,150 mm dan kemudian dibagi 100. Penyesuaian modulus kehalusan harus dilakukan sebelum penyesuaian nilai berat pada ketentuan Tabel 10-1-1, untuk setiap variasi perbedaan dari 2,65. Bila disetujui oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat menggunakan agregat kasar dengan ukuran selain pada Tabel 10-1-1. Bila penggunaan agregat kasar dengan ukuran lain itu menghasilkan beton yang kadar airnya melebihi ketentuan, sehingga perlu tambahan semen, tidak ada kompensasi untuk Kontraktor atas tambahan semen itu. Ukuran agregat kasar yang ditentukan tidak perlu dipilah dengan fraksi ukuran yang berbeda. Namun 2 fraksi ukuran bisa digunakan bila ukuran maksimumnya lebih dari 2,5 cm. Bila salah satu ukuran fraksi atau lebih yang digunakan tidak memenuhi gradasi yang ditentukan, sedangkan bila dikombinasikan harus bisa memenuhi gradasi, maka hal itu bisa digunakan bila ada ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. (ii)
Perbandingan campuran dan takaran berat. Konsultan Pengawas harus menentukan kilogram berat agregat halus dan kasar (dalam kondisi permukaan kering jenuh) untuk per meter kubik kelas beton tertentu, dan perbandingan tersebut harus tidak diubah kecuali dengan ketentuan seperti pada paragraf berikut. Selain itu, Konsultan Pengawas juga harus menentukan takaran berat bahan agregat setelah menentukan kadar airnya mengkoreksi berat volume pada keadaan kering permukaan jenuh untuk suatu kadar air tertentu. Dalam mengukur agregat untuk struktur dengan volume beton kurang dari 25 meter kubik. Kontraktor dapat mengganti alat timbangan dengan alat pengukur volume yang disetujui Konsultan Pengawas. Dalam hal ini penimbangan tidak diperlukan, tetapi volume agregat kasar dan agregat halus diukur dengan takaran masing-masing harus sesuai dengan ketentuan Konsultan Pengawas.
(iii) Penyesuaian untuk berbagai kemudahan dalam pelaksanaannya (workability). Bila ternyata tidak mungkin diperoleh beton dengan placeability dan workability yang dikehendaki dengan perbandingan campuran yang telah ditentukan Konsultan Pengawas, maka Konsultan Pengawas dapat merubah ketentuan berat agregat, tetapi kadar semen yang telah ditentukan tetap tidak berubah dan Konsultan Pengawas boleh meminta Kontraktor untuk mengadakan pengendalian yang lebih ketat pada prosedur penakarannya.
SU10 - 5
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton (iv) Penyesuaian untuk berbagai hasil campuran. Bila kadar semen pada beton, setelah diuji menurut AASHTO T121-05, berbeda lebih dari plus atau minus 2 (dua) % dari yang ditentukan dalam Tabel 10-11, maka perbandingan campuran harus diubah oleh Konsultan Pengawas agar kadar semen tetap dalam batas yang ditentukan kadar air tidak boleh melebihi ketentuan. Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, atas persetujuan Konsultan Pengawas kadar semen dapat ditingkatkan asalkan tidak melebihi batas kadar semen maksimum karena pertimbangan panas hidrasi (AASHTO LRFD Bridge Construction Specification 8.4.3 Maximum Cementitious 593 kilogram/m3 for High Performance Concrete). Cara lain dapat juga dengan menurunkan rasio air/semen dengan pemakaian bahan tambahan jenis plasticizer yang berfungsi untuk meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa menambah air atau mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa mengurangi kelecakan adukan beton. (v)
Penyesuaian untuk kelebihan kadar air. Bila dengan kadar semen yang ditentukan, tidak mungkin membuat beton dengan konsistensi yang dikehendaki tanpa melebihi kadar air maksimum yang ditentukan dalam Tabel 10-1-1, maka Konsultan Pengawas harus menaikkan kadar semen sehingga kadar air maksimum tidak melebihi ketentuan.
(vi) Penyesuaian untuk material baru. Sumber material tidak boleh diganti sebelum memberitahu Konsultan Pengawas, dan material baru tidak boleh digunakan sebelum Konsultan Pengawas menyetujuinya dan membuat rumus perbandingan campuran yang baru berdasarkan campuran percobaan bila penggantian material baru menyebabkan perlu tambahan jumlah semen, maka harus tidak ada kompensasi atas tambahan material semen tersebut. (d)
Contoh Beton Untuk menilai kesesuaian mutu beton selama pelaksanaan kerja, Kontraktor harus menyediakan contoh (specimen) beton untuk diuji pada umur 7 hari dan 28 hari sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, atau dengan interval lainnya sesuai dengan kebutuhan, untuk menentukan kekuatan beton. Kontraktor harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan benda uji beton dari pekerjaan beton yang dilaksanakan. Setiap hasil adalah nilai rata-rata dari dua nilai kuat tekan benda uji dalam satu set benda uji (1 set = 3 buah benda uji ), yang selisih nilai antara keduanya ≤ 5% untuk satu
SU10 - 6
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton umur, untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran. Untuk pencampuran secara manual, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah masing-masing mutu beton ≤ 60 m3 harus diperoleh satu hasil uji untuk setiap maksimum 5 m3 beton dengan minimum satu hasil uji tiap hari. Dalam segala hal jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari empat hasil untuk masing-masing umur. Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah 60 m3, maka untuk setiap maksimum 10 m3 beton berikutnya setelah jumlah 60 m3 tercapai harus diperoleh satu hasil uji. Untuk pengecoran hasil produksi ready mix, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah masing-masing mutu ≤ 60 m3 harus diperoleh satu hasil uji untuk setiap maksimum 15 m3 beton secara acak, dengan minimum satu hasil uji tiap hari. Dalam segala hal jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari empat. Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah 60 m3, maka untuk setiap maksimum 20 m3 beton berikutnya setelah jumlah 60 m3 tercapai harus diperoleh satu hasil uji. Contoh beton untuk pengujian harus diuji oleh Kontraktor di laboratorium lapangan atau di laboratorium yang letak dan kelengkapannya memadai. Kontraktor harus bertanggungjawab untuk menjaga dan mencegah kerusakan contoh beton untuk pengujian, selama penanganan, pengangkutan dan penyimpanannya. (e)
Ketentuan Kekuatan Beton (i)
Persiapan Specimen Kuat tekan ultimate beton harus ditentukan pada contoh yang dibuat menurut SNI 03-6813-2002 (ASTM C943-80) atau, bila tidak memungkinkan, dengan SNI 2458 : 2008 (AASHTO T141-05 atau ASTM C172-04) dan SNI 03-4810-1998 (AASHTO T23-04 atau ASTM C31). Silinder uji yang dibuat di laboratorium harus sesuai dengan SNI 03-2493-1991 (AASHTO T126-90 atau ASTM C19207). Pengujian tekan dengan silinder harus sesuai dengan ketentuan SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22-07 atau ASTM C39-05).
(ii)
Kuat tekan dan Kuat Lentur Nilai kuat tekan dan kuat lentur dalam pelaksanaan (site working strength) pada umur beton 28 hari tidak boleh kurang dari kekuatan minimum menurut Tabel 10-1-1, sesuai kelas betonnya dan dihitung dengan menggunakan persamaan S.10.01.(1).e.(iii). Bila ternyata hasil uji contoh tersebut tidak memenuhi syarat, maka beton yang diproduksi pada saat pengambilan contoh tersebut dianggap semua tidak memenuhi syarat.
SU10 - 7
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi syarat, apabila dipenuhi syarat-syarat berikut : (i) Tidak boleh lebih dari 5% ada di antara jumlah minimum (20 atau 30) nilai hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut terjadi kurang dari fc’ atau ’bk. (ii)
Apabila setelah selesai pengecoran seluruhnya untuk masingmasing mutu beton dapat terkumpul jumlah minimum benda uji, maka hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut harus memenuhi fck f’c atau bk ’bk
(iii) Jika benda uji yang terkumpul kurang dari jumlah minimum yang telah ditentukan, maka nilai standar deviasi (S) harus ditingkatkan dengan faktor modifikasi yang diberikan berikut di bawah ini Untuk Jumlah Hasil Uji Minimum 20 Jumlah hasil Faktor Uji Modifikasi 8 1,37 9 1,29 10 1,23 11 1,19 12 1,15 13 1,12 14 1,10 15 1,07 16 1,06 17 1,04 18 1,03 19 1,01 20 1
Untuk Jumlah Hasil Uji Minimum 30 Jumlah hasil Faktor Uji Modifikasi 10 1,36 11 1,31 12 1,27 13 1,24 14 1,21 15 1,18 16 1,16 17 1,14 18 1,12 19 1,11 20 1,09 21 1,08 22 1,07 23 1,06 24 1,05 25 1,04 26 1,03 27 1,02 28 1,02 29 1,01 30 1
(iv) Apabila setelah selesai pengecoran beton seluruhnya untuk masing-masing mutu beton terdapat jumlah benda uji kurang dari minimum, maka apabila tidak dinilai dengan cara evaluasi menurut dalil-dalil matematika statistik yang lain, tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut, fcm,4 terjadi tidak kurang dari 1,15 fc‘. Masingmasing hasil uji tidak boleh kurang dari 0,85 fc‘. SU10 - 8
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton . (iii) Kekuatan Karakteristik fck = fcm - k.S n fci i=1 fcm =
adalah kuat tekan rata-rata n
S=
fck fcm fci n S k
n (fci – fcm)2 i=1 n-1
adalah standar deviasi
= kuat tekan karakteristik beton = kuat tekan rata-rata beton = nilai hasil pengujian = jumlah hasil = standar deviasi = 1,645 untuk tingkat kepercayaan 95%
Catatan : Simbol-simbol fck, fcm, fci digunakan untuk benda uji silinder150 mm – 300 mm sedangkan untuk benda uji kubus 150 x 150 x 150 mm dapat digunakan simbol-simbol bk, bm dan i sebagai pengganti fck, fcm, dan fci. (iv) Penyimpangan dari Ketentuan Kuat Tekan Bila dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan bahwa kapasitas daya dukung struktur kurang dari yang disyaratkan, maka apabila pengecoran belum selesai, pengecoran harus segera dihentikan dan dalam waktu singkat harus diadakan pengujian beton inti (core drilling) pada daerah yang diragukan berdasarkan aturan pengujian yang berlaku. Dalam hal dilakukan pengambilan beton inti, harus diambil minimum 3 (tiga) buah benda uji pada tempattempat yang tidak membahayakan struktur dan atas persetujuan Konsultan Pengawas. Tidak boleh ada satupun dari benda uji beton inti mempunyai kekuatan kurang dari 0,75fc’. Apabila kuat tekan rata-rata dari pengujian beton inti yang tidak kurang dari 0,85fc’, maka bagian konstruksi tersebut dapat dianggap memenuhi syarat dan pekerjaan yang dihentikan dapat dilanjutkan kembali. Dalam hal ini, perbedaan umur beton saat pengujian terhadap umur beton yang disyaratkan untuk penetapan kuat tekan beton perlu
SU10 - 9
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton diperhitungkan dan dilakukan koreksi dalam menetapkan kuat tekan beton yang dihasilkan. (v)
Pemeliharaan Contoh Beton Biaya membuat contoh beton dan mengadakan pengujian, termasuk biaya pembuatan tempat contoh beton yang kuat dan biaya pengapalan atau pengangkutan contoh beton uji dari lokasi kerja ke laboratorium, sudah termasuk pada harga satuan beton semen Portland. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mencegah kerusakan pada contoh uji selama pembuatan dan pengangkutannya.
(vi) Dokumen Hasil Pengujian Dokumen hasil pengujian harus disimpan oleh Konsultan Pengawas, tetapi selalu terbuka untuk Kontraktor. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuat penyesuaian seperlunya untuk membuat beton sesuai ketentuan Spesifikasi. Dokumen hasil uji harus mencakup apakah beton itu sesuai atau tidak. (f)
Kondisi Cuaca yang Dijinkan untuk Bekerja Kontraktor harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar, dengan temperatur pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu di bawah 32oC sepanjang waktu pengecoran. Pada kondisi ekstrim, dimana pengecoran terpaksa dilakukan pada suhu di atas 32C, maka metode pelaksanaan pekerjaan pengecoran harus mengacu kepada ACI 305R-10 Hot Weather Concreting. Sebagai tambahan, Kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran bilamana : i)
Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg/m2/jam sesuai dengan petunjuk Gambar 10.01-1.
SU10 - 10
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton
Gambar 10.01-1 Diagram Penentuan Tingkat Penguapan Air Rata-rata ii)
Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %.
iii)
Selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.
Beton massa (mass concrete) tidak boleh melampaui panas hidrasi lebih dari 70ºC, perbedaan temperatur luar dan dalam tidak boleh melampaui 20ºC. (g)
Toleransi i)
Toleransi Dimensi : Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m. + 5 mm Panjang keseluruhan lebih dari 6 m + 15 mm Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau antara kepala jembatan 0 dan + 10 mm
ii)
Toleransi Bentuk : Persegi (selisih dalam panjang diagonal) Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis yang dimaksud) untuk panjang s/d 3 m Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m
10 mm 12 mm 15 mm 20 mm SU10 - 11
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton iii)
iv)
v)
S10.01 (2)
Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m
Toleransi Kedudukan (dari titik patokan) : Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana Kedudukan permukaan horizontal dari rencana Kedudukan permukaan vertikal dari rencana
± 10 mm ± 10 mm ± 20 mm
Toleransi Alinyemen Vertikal : Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding
± 10 mm
Toleransi Ketinggian (elevasi) : Puncak lantai kerja di bawah fondasi Puncak lantai kerja di bawah pelat injak Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang
± 10 mm ± 10 mm ± 10 mm
vi)
Toleransi Alinyemen Horisontal : 10 mm dalam 4 m panjang mendatar.
vii)
Toleransi untuk Penutup / Selimut Beton Tulangan : Selimut beton sampai 30mm Selimut beton 30mm - 50mm Selimut beton 50mm - 100mm
0 dan + 5 mm 0 dan + 10 mm ± 10 mm
Material (a)
Umum Semua material yang harus disediakan dan dipergunakan, yang tidak dibahas dalam pasal ini, harus sesuai dengan ketentuan dari bagian lain.
(b)
Semen Kontraktor harus menggunakan satu jenis/tipe semen dari satu merek, dengan mutu yang sama untuk satu proyek. Semen yang digunakan pada pekerjaan beton adalah semen Portland, kecuali bila ada petunjuk lain dalam Gambar atau dari Konsultan Pengawas. Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I harus memenuhi persyaratan SNI 15-2049-2004 “Semen Portland” (JIS R5210 atau AASHTO M85-07). Semen tipe IA (Semen Portland tipe I dengan air-entraining agent), IIA (Semen Portland tipe II dengan air-entraining agent), IIIA (Semen Portland tipe III dengan air-entraining agent), dapat digunakan apabila diizinkan oleh Konsultan Pengawas. Apabila hal tersebut diizinkan, maka Kontraktor harus mengajukan kembali desain campuran beton sesuai dengan merek semen yang digunakan.
(c)
Admixture (Campuran Tambahan) Admixture tidak boleh digunakan tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Kontraktor harus menyerahkan contoh admixture kepada SU10 - 12
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Konsultan Pengawas paling lambat 28 hari sebelum tanggal dimulainya pekerjaan struktur tertentu atau bagian dari struktur yang harus memakai material admixture itu. Yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat berupa bahan kimia, bahan mineral atau hasil limbah yang berupa serbuk pozzolanik sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton. i)
Bahan Kimia Bahan tambahan yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam pengecoran beton. Ketentuan mengenai bahan tambahan ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991 Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton atau AASHTO M194-06, Chemical Admixtures for Concrete. Untuk tujuan peningkatan kinerja beton segar, bahan tambahan campuran beton dapat digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa menambah air; mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa mengurangi kelecakan; mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton; memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton; meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton; mengurangi kecepatan terjadinya kehilangan slump (slump loss); mengurangi susut beton atau memberikan sedikit pengembangan volume beton (ekspansi); mengurangi terjadinya bleeding; mengurangi terjadinya segregasi. Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan tambahan campuran beton bisa digunakan untuk keperluankeperluan : meningkatkan kekuatan beton (secara tidak langsung); meningkatkan kekuatan pada beton muda; mengurangi atau memperlambat panas hidrasi pada proses pengerasan beton, terutama untuk beton dengan kekuatan awal yang tinggi; meningkatkan kinerja pengecoran beton di dalam air atau di laut; meningkatkan keawetan jangka panjang beton; meningkatkan kekedapan beton (mengurangi permeabilitas beton); mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat; meningkatkan daya lekat antara beton baru dan beton lama; meningkatkan daya lekat antara beton dan baja tulangan; meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan tumbukan. Penggunaan jenis bahan tambahan kimia untuk maksud apapun harus berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasilnya sesuai dengan persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
SU10 - 13
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton ii)
Mineral Mineral yang berupa bahan tambahan atau bahan limbah dapat berbentuk abu terbang (fly ash), pozzolan, mikro silica atau silica fume. Apabila digunakan bahan tambahan berupa abu terbang, maka bahan tersebut harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2460-1991 tentang Spesifikasi abu terbang sebagai Bahan Tambahan untuk Campuran Beton atau ASTM C618-15 Coal Fly Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan for Use in Concrete. Penggunaan jenis bahan tambahan mineral untuk maksud apapun harus berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasilnya sesuai dengan persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
(d)
Air Air yang dipergunakan untuk beton harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Air yang dipergunakan dalam pencampuran, pengawetan, atau pekerjaan lainnya harus bersih dan bebas dari minyak, garam, asam, alkali, gula, tumbuhan atau zat lainnya yang merusak hasil pekerjaan. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, air harus diuji dengan diperbandingkan terhadap air suling. Perbandingan harus memakai cara uji semen standar untuk kekerasan, waktu pembuatan (setting time), dan kekuatan adukan. Petunjuk dari kekerasan, perubahan waktu pengikat ± 30 menit atau lebih, penurunan kekuatan adukan lebih dari 10% dibandingkan dengan air suling, cukup menjadi alasan ditolaknya air yang tengah diuji itu. Bila sumber air dangkal pengambilannya harus sedemikian rupa agar lumpur, rumput, atau bahan asing lainnya tidak ikut terbawa.
(e)
Agregat Halus (i)
Agregat halus untuk beton harus terdiri dari pasir alam atau, bila disetujui Konsultan Pengawas, material lembut lainnya dengan sifat sama, mempunyai butir yang bersih, keras dan awet, serta harus bersih dan bebas dari debu, lumpur, lempung, bahan organik, dan kotoran lainnya, dalam jumlah melebihi batas toleransi.
(ii)
Agregat halus harus bergradasi merata dan harus memenuhi ketentuan gradasi sebagai berikut :
SU10 - 14
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Gradasi Agregat Halus Ukuran Ayakan (mm) 9,5 4,75 2,36 1,18 0,600 0,300 0,150
Kumulatif presentase berat yang lolos 100 95 - 100 80 - 100 50 - 85 25 - 60 10 - 30 2 - 10
Analisa saringan agregat halus harus dilakukan menurut SNI 031968-1990 (JIS A1102 atau AASHTO T27-06). Ketentuan gradasi di atas merupakan batas ekstrim yang harus digunakan dalam menentukan kesesuaian material dari setiap sumber. Gradasi material dari satu sumber tidak boleh berlainan komposisi melebihi batas ketentuan. Untuk menentukan kadar keseragaman gradasi, harus dibuat suatu penentu modulus kehalusan untuk contoh masing-masing sumber, dan diajukan oleh Kontraktor. Bila modulus kehalusan berbeda-beda lebih dari 0.20 dari nilai yang digunakan untuk menentukan perbandingan campuran beton, maka agregat halus itu harus ditolak, kecuali bila perbandingan campuran disesuaikan, dengan persetujuan Konsultan Pengawas. (iii) Kadar zat yang mengganggu dalam agregat halus tidak boleh melebihi batas yang ditentukan dalam Tabel 10-1-2. Terhadap zat pengganggu lainnya yang tidak tercakup dalam tabel itu, harus ditentukan cara penanganannya dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas. Pengujian untuk material yang lebih halus dari saringan 0,075 mm harus dilakukan menurut SNI 03-4142-1996 (JIS A1103 atau AASHTO T11-05). (iv) Kekerasan agregat halus harus memenuhi kehilangan berat tidak lebih dari 10 % bila diuji dengan sodium sulfat atau 15 % dengan magnesium sulfat melalui pengujian SNI 3407 : 2008 (AASHTO T104-99(2003)).
SU10 - 15
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Tabel 10-1-2 Sifat Agregat Halus Batas Zat Pengganggu dalam Agregat Halus (% Berat) Zat Gumpalan Lempung dan partikel yang mudah pecah (SNI 03-4141-1996 (AASHTO T11200(2004)) Material yang lebih halus dari Saringan 0,075 mm : Beton yang akan mengalami abrasi Beton lainnya. Material yang mengapung dalam cairan dengan Specific gravity 1,95
Maksimum 3,0
3,0 1) 5,0 1) 0,5 2)
Keterangan : 1) Untuk agregat pecah, bila material yang lebih halus dari saringan/pengayak 0,075 mm terdiri dari debu dengan patokan yang bersih dari lempung atau serpihan, persentase ini dapat dinaikkan sampai 5 dan 7. 2) Ketentuan ini tidak berlaku pada pasir buatan dari ampas tanur tinggi.
(v)
Semua agregat halus harus bersih dari kotoran organik. Penentuan kandungan kotoran organik dalam pasir alam dilakukan menurut SNI 03-2816-1992 (AASHTO T21-05 atau JIS A1105). Apabila agregat yang harus diuji menunjukkan warna yang lebih gelap dari warna standar berdasarkan colourmetric test, harus ditolak. Tetapi, pasir yang tidak memenuhi ketentuan di atas masih dapat digunakan, dengan syarat, kuat tekan contoh adukan yang menggunakan pasir tersebut lebih dari 95% kekuatan pada adukan dengan pasir yang sama yang dicuci dengan larutan 3% sodium hidroksida dan kemudian dicuci dengan air, serta disetujui oleh Konsultan Pengawas. Umur contoh adukan yang harus diuji adalah 7 hari dan 28 hari, untuk semen Portland normal. Kekuatan Tekan contoh adukan harus ditentukan menurut AASHTO T71-07, “Pengaruh Kotoran Organik dalam Agregat Halus terhadap kekuatan adukan”.
(f)
Agregat Kasar (i)
(ii)
Agregat kasar harus terdiri dari satu atau lebih dari satu material berikut : batu pecah, kerikil, ampas tanur tinggi, atau material lembam lainnya yang disetujui dengan sifat yang sama, mempunyai dengan sifat yang sama, mempunyai butir-butir yang bersih, keras dan awet. Agregat kasar harus bersih dan bebas dari butiran-butiran yang panjang atau bulat, bahan organik dan bahan pengganggu lainnya dalam melebihi batas toleransi.
SU10 - 16
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton (iii) Agregat kasar harus bergradasi merata dan harus memenuhi ketentuan gradasi berikut ini : Gradasi Agregat Kasar Ukuran Ayakan (mm) 50,8 38,1 25,4 19,0 12,7 9,5 4,75 2,36
Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran Nominal Nominal Nominal Nominal maks.37,5 mm maks.25 mm maks.19 mm maks.12,5 mm 100 95 -100 100 95 – 100 100 35 - 70 90 - 100 100 25 – 60 90 - 100 10 - 30 20 - 55 40 - 70 0-5 0 -10 0 - 10 0 - 15 0-5 0-5 0-5 Analisa saringan agregat halus harus dilakukan menurut SNI 031968-1990 (JIS A1102 atau AASHTO T27-06). Dalam menetapkan ukuran maksimum batuan harus selalu mempertimbangkan jarak bersih antar tulangan pada setiap struktur beton.
(iii) Agregat kasar harus mempunyai ketahanan abrasi dengan mesin Los Angeles tidak lebih dari 30 % sesuai dengan pengujian SNI 2417 : 2008 (AASHTO T96-02(2006)) dan kekekalan agregat tidak lebih dari 12 % dengan sodium sulfat sesuai dengan pengujian SNI 3407 : 2008 (AASHTO T104-99(2003)) . (iv) Kadar zat pengganggu dalam agregat kasar tidak boleh melebihi batas dalam Tabel 10-1-3. Penanganan zat penganggu lebih yang tidak tercakup dalam tabel itu harus ditentukan berdasarkan petunjuk Konsultan Pengawas. Tabel 10-1-3 Sifat Agregat Kasar Batas kadar zat Pengganggu dalam Agregat Kasar (Persentase Berat)
-
Zat Gumpalan Lempung dan partikel yang mudah pecah (SNI 03-4141-1996 (AASHTO T112-00(2004))
Maksimum 2,0
-
Material yang lebih halus dari saringan 0,075 mm :
1,0 1)
-
Material yang mengapung dalam cairan, dengan specific gravity 1,95
1,0 2)
SU10 - 17
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Keterangan : 1) Untuk agregat pecah, bila material yang lebih halus dari saringan 0,075 mm terdiri dari debu yang butirannya bersih dari lempung dan serpihan (shale), maka persentase ini dapat dinaikkan menjadi 1,5. 2) Ketentuan ini tidak berlaku pada pasir buatan dari ampas tanur tinggi .
(v)
Pengujian untuk material yang lebih halus dari saringan 0,075 mm harus dilakukan menurut SNI 03-4142-1996 (JIS A1103 atau AASHTO T11-05). (vi) Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾ (tiga per empat) jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor. (g)
Pengujian Agregat Sebelum digunakan, hasil uji agregat dari setiap sumber harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Uji agregat yang sedang digunakan harus berdasarkan perintah Konsultan Pengawas.
(h)
Expansion Joint Filler (Asphaltic Joint Filler) Expansion joint filler harus memenuhi ketentuan AASHTO M3399(2003). Filler untuk setiap sambungan (joint) harus disediakan satu lempengan untuk seluruh kedalaman dan lebar yang ditentukan, kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas. Bila untuk satu sambungan diperbolehkan menggunakan lebih dari satu lempengan, ujung yang hendak dihubungkan harus disambung erat dan rapat, dengan bentuk yang tepat, dengan memakai alat penjepit atau cara yang disetujui Konsultan Pengawas.
(i)
Penyimpanan Material (i)
Penyimpanan Semen Semen dapat diangkut dengan bin yang disetujui di pabrik. Semen harus disimpan di gudang anti lembab dengan ketinggian lantai sekurang-kurangnya 30 cm dari tanah, sedemikian rupa mudah untuk diperiksa dan digunakan. Semen karung tidak boleh ditumpuk lebih dari 13 sak. Semen yang menjadi basah atau keadaannya tidak memadai tidak boleh digunakan. Semen yang disimpan oleh Kontraktor lebih dari 60 hari harus disetujui dulu oleh Konsultan Pengawas, bila harus digunakan. Bila Konsultan Pengawas mengijinkan penggunaannya, semen dari berbagai merek, tipe, atau dari pabrik lain harus disimpan terpisah. Semen dari karung bekas tidak boleh digunakan.
SU10 - 18
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton (ii)
Penyimpanan Agregat Agregat halus dan agregat kasar harus disimpan terpisah agar tidak tercampuri material asing satu sama lain. Agregat harus disimpan sedemikian rupa agar kadar air selalu merata, dan harus ditangani sedemikian rupa agar tidak terjadi segregasi. Agregat harus disimpan terlindung dari sorotan langsung sinar matahari. Agregat dari sumber yang berbeda tidak boleh disimpan dalam tempat yang sama tanpa ijin dari Konsultan Pengawas.
(j)
JENIS PERANGKAT
Perekat (i)
Pendahuluan Perekat damar epoxy (epoxy resin adhesive) harus digunakan untuk menyambung balok beton precast.
(ii)
Standar Kualitas Standar kualitas perekat adalah seperti di bawah ini
ITEM
SATUAN
KONDISI PENGUJIAN
-
STANDAR KUALITAS Bahan asing yang berbahaya tidak boleh ikut dicampur. Material tidak boleh terpisah 1,2 - 1,6
cp
1x104 - 5x104
suhu kerja standar 2)
Jam
2 atau lebih
suhu kerja standar 2)
mm
0,3 atau lebih
kg/cm2
125 atau lebih
suhu kerja standar 2) umur = 7 hari suhu kamar 1) umur = 7 hari suhu kamar 1) umur = 7 hari suhu kamar 1)
Tampak dari luar Perangkat yang tidak diperkeras
Gaya Berat Spesifik Viskositas Umur Campuran (Pot Life)3) Ketebalan Kendur Minimum 4) Kuat tarik Perangkat yang diperkeras
Kuat tekan
kg/cm2
700 atau lebih
Daya Rekat
kg/cm2
60 atau lebih
KONDISI PENGAWETAN
suhu kamar1)
suhu kamar 1) suhu kamar 1) suhu kamar 1)
Keterangan : 1) “Suhu Kamar” berarti kondisi suhu standar Kelas - 2 menurut JIS Z8703 atau ASTM D5854-96(2015) (standard atmospheric conditions for testing) yaitu 200C ± 20C. 2) “Suhu Kerja Standar” merujuk kepada 3 kategori, yaitu summer Tipe, spring-and-autumn Tipe, dan winter Tipe; yang besarnya, secara berturut-turut adalah 300C ± 20 C, 200C ± 20C, dan 100C ± 20C. 3) “Umur campuran” (Pot life) adalah 70% dari jangka waktu sejak pencampuran sampai saat mulai pengentalan.
SU10 - 19
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton 4)
5)
“Ketebalan kendur minimum” berarti ketebalan minimum lapisan perekat yang terbentuk dengan memakai perekat itu pada permukaan tegak lurus sampai ketebalan kira-kira 1 mm, dan diukur setelah perekat itu dikendurkan ke bawah. Daya rekat diukur melalui uji geser (shearing test).
S10.01(3)
Peralatan dan Alat-alat Bantu Peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk menangani material dan melaksanakan pekerjaan, dengan jenis, kapasitas dan kondisi mekanis yang disetujui Konsultan Pengawas, harus sudah berada di lokasi kerja sebelum pekerjaan dimulai. Bila peralatan itu tidak dipelihara kebaikan kerjanya, atau bila peralatan itu terbukti tidak memadai, ketika digunakan oleh kontraktor, untuk mencapai hasil kerja yang ditentukan, peralatan tersebut harus diperbaiki, atau diganti atau ditambah, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. (a)
Batching Plant dan Peralatannya (i)
Umum Semua material untuk campuran harus ditakar perbandingannya menurut berat. Batching Plant harus dilangkapi bin, hopper timbangan dan timbangan agregat halus dan untuk masing-masing fraksi ukuran agregat kasar. Bila digunakan semen curah, maka harus disediakan bin (tempat penyimpanan), hopper dan timbangan semen. Tempat penyimpanan material tersebut harus kedap air. Seluruh sistem kendali dalam penimbangan, pencampuran, dan penuangan harus secara terkomputerisasi. Perlengkapan untuk mencampur komponen lain dari campuran harus disediakan pada batching plant, sesuai dengan permintaan Konsultan Pengawas, bisa jenis stasioner atau pun jenis yang dapat berpindah-pindah. Alat tersebut harus selalu dijaga agar sesuai degan ketentuan untuk melakukan mekanisme penimbangan yang benar.
(ii)
Bin dan Hopper Pada batching plant harus disediakan bin dengan kompartemenkompartemen (ruang) terpisah yang memadai untuk agregat halus dan untuk setiap fraksi agregat kasar. Setiap kompartemen harus dapat mengeluarkan material secukupnya dan dengan lancar ke hopper timbangan. Harus disediakan juga alat kontrol sehingga begitu jumlah yang dikehendaki dalam hopper timbangan hampir terpenuhi, material mengalir pelan-pelan dan berhenti setelah jumlahnya tercapai tepat. Untuk membuang kelebihan jumlah material dalam hopper, harus disediakan lubang atau sarana lainnya. Hopper timbangan harus dapat mengosongkan seluruh material tanpa sisa.
SU10 - 20
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton (iii) Timbangan Timbangan agregat dan semen harus dari tipe palang (beam Tipe) ataupun tipe cakram non-pegas. Alat timbangan harus mempunyai ketepatan sampai 0,5% untuk berbagai pemakaian. Untuk memeriksa ketepatan, harus disediakan sepuluh anak timbangan dengan berat masing-masing 25 kg. Tiang tumpu, gandar dan suku cadang lainnya yang terbuka harus selalu bersih. Bila menggunakan timbangan palang (beam Tipe) harus ada alat yang dapat menunjukkan bahwa beban dalam hopper timbangan hampir mencapai berat yang diinginkan. Alat penunjuk ini harus bisa menunjukkan angka timbangan sekurang-kurangnya 100 kg dan sampai beban ekstra 25 kg. Semua alat penimbang dan penunjuk harus bisa dilihat keseluruhannya oleh operator pada waktu mengisi hopper, dan memungkinkannya sambil harus bisa menangani alat kontrol. Semen dapat diukur menurut beratnya, atau menurut sak standar. Bila diukur menurut beratnya, harus disediakan hopper dan timbangan tersendiri dengan dilengkapi alat untuk mentransfer semen dari hopper ke timbangan. Penanganan harus dilakukan sebaik-baiknya. Penakaran harus sedemikian rupa agar berat material hasil campuran sesuai dengan ketentuan, dengan toleransi 1% untuk semen dan 2% untuk agregat. (b)
Mixer (i)
Umum - Beton harus diaduk dalam pengaduk campuran (batch mixer). Pengadukan dapat dilakukan di lokasi kerja, di pusat khusus pengadukan, atau di perjalanan. Pada setiap mixer harus tertera lempeng logam dari pabrik yang menunjukkan keterangan kapasitas drum dalam hal volume beton adukan dan kecepatan rotasi drum adukan.
(ii)
Mixer di lokasi kerja - Mixer yang berada di lokasi kerja harus tipe drum yang mampu mengaduk semen, agregat dan air secara merata dalam waktu tertentu dan mengeluarkan adukan tanpa segregasi. Mixer harus dilengkapi dengan hopper pengisi yang memadai, tempat air, dan alat pengukur air yang dengan ketepatan sampai batas 1%. Harus dilakukan kontrol agar air hanya bisa dipakai bila mixer sedang berisi. Level pembuangan harus bisa terkunci secara otomatis, sampai material campuran teraduk dalam waktu tertentu setelah semua material berada dalam mixer. Juga harus disediakan alat pengeluaran beton ke atas jalan. Dalam interval waktu tertentu
SU10 - 21
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton mixer harus dibersihkan. Mata pisau (blade) pick-up dan throw-over dalam drum harus diganti bila telah mengalami keausan 10%. (iii) Central Plant Mixer - Mixer ini harus tipe drum, yang bisa mengaduk agregat, semen dan air secara merata dalam jangka waktu tertentu, dan bisa mengeluarkan adukan tanpa menimbulkan segregasi. Central Plantsmixer harus dilengkapi dengan alat kontrol timing yang dapat mencegah material campuran keluar sebelum jangka waktu pengadukan terpenuhi. Sistem penyaluran air untuk mixer bisa memakai tank pengukur yang ditera atau meteran, dan tidak harus menjadi bagian integral dari mixer. Setiap interval waktu tertentu mixer harus selalu dibersihkan. Keadaan bagian dalamnya harus diperiksa setiap hari. Mata pisau (blade) pick-up dan throw-over dalam drum harus diganti bila jangkauan kedalamannya menyusut 10%. (iv) Truck Mixer atau Transit Mixer - Mixer ini harus dilengkapi alat penghitung bertenaga listrik untuk memperlihatkan jumlah putaran drum atau mata pisaunya, dan alat penghitung ini harus dihidupkan bersamaan dengan dimulainya pelaksanaan pengadukan pada kecepatan tertentu. Isi mixer tidak boleh melebihi 60% volume kotor drum. Mixer harus bisa mengaduk bahan-bahan beton secara merata, dan bisa mengeluarkan beton secara merata tanpa segregasi. Kecuali bila akan dipakai hanya sebagai agitator truck mixer, harus dilengkapi dengan alat pengukur jumlah air untuk setiap takaran. Jumlah air yang dipakai harus sesuai ketentuan dengan toleransi 1%. (c)
Vibrator Kecuali bila ada ketentuan lain, beton harus dipadatkan (consolidated) dengan vibrator mekanik yang bekerja di dalam beton. Bila perlu, vibrasi harus dibantu dengan pemadat dengan tangan menggunakan alat yang memadai untuk menjamin kepadatan yang memadai. Tipe vibrator yang digunakan harus disetujui Konsultan Pengawas, dan mempunyai frekuensi minimum 3500 getaran per menit, dan harus bisa membuat beton menjadi merosot 2 cm pada daerah dengan radius 45 cm. Jumlah vibrator yang digunakan harus dalam jumlah minimum sebagaimana yang ditunjukkan tabel di bawah ini untuk memadatkan beton secara memadai dalam waktu 10 menit setelah dicor ke cetakan; dan selain itu, harus disediakan vibrator cadangan.
SU10 - 22
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Kecepatan Pengecoran Beton (m3 / jam) 4 8 12 16 20 (d)
Jumlah Minimum Alat 2 3 4 5 6
Cetakan (i)
Cetakan harus terbuat dari kayu atau logam, harus sesuai dengan bentuk, garis dan ukuran yang ditentukan dalam Gambar, dan harus kokoh sehingga bentuknya harus tidak berubah bila diisi, atau karena pengeringan dan pembasahan, vibrasi dan lain-lain.
(ii)
Cetakan harus dilengkapi dengan rangka, penjepit, penopang, dan alat lain, agar posisi dan bentuknya tetap sesuai dengan ketentuan dalam Gambar.
(iii) Cetakan harus bisa dibongkar dengan mudah dan aman. Sambungan pada tepi atau bidang harus horisontal atau pun vertikal setepat mungkin, dan harus cukup rapat agar material tidak bocor. (iv) Cetakan lengkung harus beradius sesuai dengan ketentuan Gambar, dan cetakan fleksibel yang memadai harus dibuat sesuai dengan radius tersebut. (v)
Setelah cetakan terpasang pada tempatnya, Konsultan Pengawas harus memeriksanya dan menyetujuinya, sebelum beton dicorkan.
(vi) Cetakan harus bebas dari debu, pelumas, atau bahan asing lainnya. Dilarang menggunakan material atau cara yang akan mengakibatkan material melekat pada beton atau menghitamkan beton. Cetakan harus diminyaki sebelum tulangan baja dipasang dan selain itu, cetakan kayu harus disirami air segera sebelum beton dicor. (vii) Untuk dinding, tiang yang sempit dan lain-lain, yang mana alas cetakan tidak bisa dicapai, maka papan bawah cetakan harus bisa dilepas agar mempermudah pembersihan material asing segera sebelum beton dicor. (viii) Cetakan untuk permukaan yang nampak / terbuka (exposed) harus dibuat dengan lis segitiga berukuran tidak kurang dari 2 x 2 cm, untuk mencegah agar mortar tidak tumpah dan untuk membuat champer (sudut) yang lurus pada setiap tepian beton yang tajam. (e)
Penakaran dan Pengangkutan Material Untuk pengadukan di tempat kerja, agregat harus diangkut dari batching plant ke mixer dalam bak takaran, bak kendaraan, atau kontainer lainnya
SU10 - 23
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton yang kapasitas dan konstruksinya cukup memadai untuk mengangkut material. Pemisahan kelompok-kelompok material harus memadai sehingga material tidak bocor dari satu kompartemen kekompartemen lain, selama dalam perjalanan atau waktu dikeluarkan. Semen yang masih dalam wadah aslinya dapat ikut diangkut di atas agregat. Jumlah sak semen yang ditentukan untuk setiap kelompok material harus disimpan di atas agregat untuk kelompok itu. Semen dari sak harus ditumpahkan dulu ke agregat sebelum dicorkan ke mixer. Kelompok-kelompok material harus dicorkan ke mixer secara terpisah dan utuh. Setiap kontainer kelompok material (batch) harus dicorkan sampai kosong ke mixer tanpa kehilangan semen, atau tercampurinya atau kebocoran material dari satu kompatemen ke kompartemen lain. (f)
Pengadukan Beton (i)
Umum - Beton harus diaduk di tempat pekerjaan, di pusat pencampuran, pada mixer truk, atau kombinasi keduanya. Bila diijinkan oleh Konsultan Pengawas, bisa digunakan pengadukan dengan tangan. Bila cahaya alam kurang, beton tidak boleh diaduk, dicor/dicor, atau diselesaikan, kecuali bila ada sistem penerangan dengan lampu yang memadai.
(ii)
Pengadukan di tempat pekerjaan - Beton harus diaduk dalam batch mixer yang tipe dan kapasitasnya disetujui oleh Konsultan Pengawas. Lamanya pengadukan harus ditentukan oleh Konsultan Pengawas menurut JIS A119 (Method of Test for Variation in Unit Weight of Air Free Mortar in Freshly Mixed Concrete). Bila hasil pengujian tersebut tidak ada, maka lamanya pengadukan harus lebih dari 1 ½ menit sejak semua material dimasukkan ke dalam mixer, namun lamanya pengadukan jangan lebih dari tiga kali jangka waktu di atas. Pengisian air ke dalam mixer dimulai sebelum pengisian semen dan agregat. Selama pengadukan, drum harus berkecepatan rotasi menurut ketentuan pabrik. Mata pisau (blade) pick-up dalam drum mixer yang sudah menyusut 2 cm atau lebih harus diganti. Volume setiap batch tidak boleh melebihi kapasitas mixer yang ditentukan pabrik, tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Dilarang menggunakan mixer yang kapasitasnya kurang dari kapasitas batch satu sak semen. Beton harus diaduk sebanyak volume beton yang harus segera diperlukan atau dikerjakan, dan beton yang kekentalannya tidak sesuai ketentuan, pada waktu dicor, tidak boleh digunakan.
SU10 - 24
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Mengaduk kembali beton yang telah mengeras tidak boleh dilakukan. Seluruh isi mixer harus dikeluarkan dari drum sebelum material campuran berikutnya dimasukkan. Bila pengadukan dihentikan untuk waktu yang cukup lama, mixer harus bersih. Bila pengadukan dimulai lagi, material campuran yang pertama dimasukkan ke dalam mixer harus memiliki kadar air, pasir dan semen yang cukup untuk menutupi permukaan dalam dari drum tanpa mengurangi jumlah bahan adukan yang ditentukan. (iii) Central Mixing Plant - Bila beton diaduk di central plant, mixer dan metoda yang digunakan harus memenuhi ketentuan Sub pasal S 10.01 (3)(b)(iii). Beton hasil adukan harus diangkut dari central mixing plant ke lokasi pekerjaan dengan truk pengaduk (agitator truck) atau Dump Truck, sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas. Kecuali bila ada ijin tertulis lain dari Konsultan Pengawas, truk pengaduk harus dilengkapi dengan drum putar kedap air, dan harus bisa mengangkut dan mengeluarkan beton tanpa segregasi. Kecepatan pengadukan drum harus antara 2 s/d 6 putaran per menit. Volume beton adukan dalam drum tidak boleh melebihi ketentuan pabrik, atau lebih dari 70% volume kotor drum. Bila Konsultan Pengawas menyetujui truck mixer dapat digunakan sebagai pengganti truk pengaduk, untuk mengangkut beton dari central mixing plant. Volume kotor wadah pengaduk, dalam meter kubik, harus sesuai dengan ketentuan pabrik mixer. Jangka waktu antara pengisian air ke drum mixer dan pengeluaran beton adukan karena sesuai dengan ketentuan Konsultan Pengawas. Selama jangka waktu ini, adukan harus diaduk terus-menerus. Bak dari dump truck harus licin dan kedap air. Harus disediakan penutup untuk melindungi material dari hujan. Truk ini harus mengangkut beton ke lokasi pekerjaan dalam keadaan campuran jadi dan teraduk sempurna. Adukan dianggap merata, bila contohdari batas seperempat dan tiga perempat muatan tidak mempunyai slump yang berbeda lebih dari 2,5 cm. Pengecoran beton harus selesai dalam 30 menit sejak pengisian air ke dalam campuran semen dan agregat. (iv) Pengadukan dalam truk - Beton dapat diaduk pada truk mixer dengan desain yang disetujui. Pengadukan dalam truk harus sesuai dengan ketentuan berikut. Mixer-nya dapat berupa drum putar tertutup yang kedap air atau tipe dayung/mata pisau putar atap terbuka (open top revolving blade). Mixer harus dapat menyatukan semua bahan menjadi adukan yang merata, dan harus mengeluarkan beton secara merata pula. Perbedaan maksimum slump dari contoh yang diambil dari batas seperempat dan tiga perempat dari muatan yang dikeluarkan adalah 2,5 cm. Kecepatan pengadukan untuk mixer tipe drum putar tidak boleh kurang dari 4 putaran per menit, SU10 - 25
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton atau tidak boleh melebihi kecepatan keliling drum yang sebesar 1 m/detik. Untuk mixer yang atap terbuka, kecepatan pengadukan harus antara 4 dan 16 putaran per menit pada mata pisaunya. Kecepatan pengadukan untuk mixer tipe drum putar maupun tipe mata pisau putar adalah antara 2 dan 6 putaran per menit drum atau mata pisau. Kapasitas truck mixer harus sesuai dengan ketentuan pabrik, kecuali bila penambahan kapasitas tidak melebihi batas yang ditentukan di sini. Standard kapasitas normal, dalam persentase volume kotor drum, tidak boleh lebih dari 50% untuk truck mixer dan 70% untuk agitator truck. Beton harus diantarkan ke lokasi pekerjaan dan pengeluarannya harus selesai dalam waktu 45 menit setelah penambahan air ke dalam campuran semen dan agregat, atau bila digunakan admixture maka batas waktunya harus ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Bila beton diaduk dalam truck mixer, pengadukan harus dimulai dalam batas 30 menit setelah semen dicampur dengan agregat. Kecuali bila harus digunakan hanya sebagai pengaduk, truck mixer harus dilengkapi dengan alat pengukur jumlah air yang harus mengukur secara tepat jumlah air pada tiap pencampuran. Jumlah air yang dicampurkan harus sesuai dengan jumlah yang ditentukan dengan toleransi sampai 1%. (v)
(g)
Pengadukan dengan tangan - Dilarang mengaduk beton dengan tangan, kecuali dalam keadaan darurat, tanpa ada ijin dari Konsultan Pengawas. Bila sudah ada ijin, pengaduk harus dilakukan hanya pada wadah kedap air dari logam, dll. Beton harus dibolak-balik wadah itu paling sedikit 6 kali, sampai butiran agregat kasar terlapisi adukan dan adukan sudah merata.
Melembekkan kembali adukan beton Dilarang melembekkan kembali adukan beton yang telah mengeras dengan menambah air atau cara lainnya. Beton yang tidak memenuhi batas slump pada saat dicorkan tidak boleh digunakan. Penggunaan admixture untuk menambah workability atau mempercepat waktu pengerasan tidak boleh dilakukan, kecuali bila ada ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
(h)
Kekentalan Slump harus diukur menurut SNI 1972 : 2008 (AASHTO T119-07 atau JIS A1101), dan harus memenuhi ketentuan Tabel 10-1-1. Untuk beton Self Compacted Concrete (SCC), penilaian mengenai kelecakan (workability) harus dilakukan melalui uji slump flow (ASTM C1611-14).
S10.01 (4)
Pelaksanaan Pekerjaan
SU10 - 26
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton (a)
Umum Kontraktor harus menyediakan Pelaksana dan Supervisi yang berpengalaman di lokasi pekerjaan untuk mengontrol pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan lain selain beton harus sesuai dengan ketentuan bagian lain atau pasal lain untuk beberapa pekerjaan yang menjadi satu kesatuan dengan pekerjaan beton.
(b)
Pondasi Persiapan pondasi harus sesuai dengan detail dalam Gambar, menurut ketentuan pasal S5.01 Elevasi dasar telapak (footing), sebagaimana tertera dalam Gambar, hanya merupakan pekerjaan. Konsultan Pengawas dapat memerintahkan penggalian yang lebih dalam, bila perlu, untuk membuat pondasi yang sebaik-baiknya. Pondasi yang mempunyai beton leveling kelas E (atau batuan) harus digali dengan toleransi 0-5 cm. Setiap kelebihan harus diisi dengan material dari lapisan atasnya, tidak boleh ditimbun dengan material galian. Pondasi tiang pancang (pile foundation) harus dibuat sesuai dengan ketentuan dalam pasal-pasal yang terkait dan sesuai ketentuan dengan Gambar.
(c)
Perancah (Falsework) Perancah harus dibuat dengan pondasi yang cukup kuat untuk mendukung / menopang berat / muatan beton tanpa mengalami lendutan yang berarti. Perancah yang tidak bisa dibuat pada pondasi dengan dasar telapak yang padat, harus ditopang dengan tiang pancang perancah, atas biaya dari Kontraktor. Sebelum membuat cetakan atau perancah, bila diminta atau diperlukan Kontraktor harus menyampaikan Gambar detail mengenai cetakan dan perancah untuk diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Persetujuan Konsultan Pengawas tidak membebaskan Kontraktor dari tanggungjawab untuk menyelesaikan pekerjaan struktur yang sebaik mungkin. Untuk falsework, harus dipertimbangkan faktor lendutan sesuai dengan Gambar kerja yang dibuat oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
(d)
Cetakan (formwork) Sebelum beton dicor, Konsultan Pengawas harus memeriksa seluruh cetakan (formwork) dan perancah, dan beton tidak boleh dicorkan sebelum Konsultan Pengawas memeriksa dan menyetujui cetakan dan perancahnya. Adanya persetujuan dari Konsultan Pengawas tidak SU10 - 27
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton mengurangi tanggungjawab Kontraktor dalam penyelesaian struktur sebaik-baiknya. Bagian dalam cetakan untuk hollow slab harus dibuat dari plywood, logam tipis atau bahan lainnya. Kekuatan bahan-bahan itu harus cukup untuk melawan tekanan beton dan daya apungnya. Tipe dan struktur sambungan dan penutup cetakan bentuk silinder harus rapat beton tidak bocor, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Diameter nominal silinder berarti diameter bagian luar atau diameter luar dari bagian tonjolan bila logam cetakan yang tipis mempunyai tonjolan. Tinggi tonjolan (projection) harus kurang dari 10 mm. Cetakan dalam (internal form) harus didudukan pada posisi yang tepat sehingga tidak rusak waktu beton dicor. Untuk mengencangkan internal forms, harus digunakan baut bentuk - U dan metoda penopang atau penguat cetakan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Baut bentuk U dan suku cadangan lainnya harus dapat menahan daya apung cetakan. Untuk formwork, harus dipertimbangkan faktor lendutan sesuai dengan Gambar kerja yang dibuat oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. (e)
Tulangan Beton Konsultan Pengawas harus memeriksa tulangan beton yang telah terpasang dan menyetujuinya bila sesuai dengan ketentuan Pasal S10.02, saat sebelum beton dicor. Selama pengecoran beton, harus ada tukang pasang tulangan beton yang perpengalaman, untuk menjaga agar tulangan beton tidak ada yang lepas pada waktu beton, dicor, dan bila ada, tulang harus dibetulkan sebelum pengecoran diteruskan.
(f)
Penuangan/Pengecoran beton (i)
Umum - Beton harus dicor dalam batas waktu menurut Sub-pasal S10.01 (3)(f). Pengecoran beton harus sedemikian rupa agar tidak terjadi segregasi dan perubahan kedudukan tulangan dan harus dihamparkan berupa lapisan horisontal. Bila perlu, beton dicorkan ke dalam cetakan dengan sekop tangan, dan vibrator tidak boleh digunakan untuk menyebarkan beton dalam cetakan. Campuran beton jangan sampai memerciki cetakan dan tulangan, sehingga sampai mengering sebelum akhirnya tertutup dengan beton. Bila sudah melimpah lebih dulu, cetakan dan baja tulangan harus dibersihkan dengan sikat kawat sebelum beton dicor ke cetakan. Talang, pipa, atau corong yang digunakan sebagai alat bantu pengecoran beton harus diletakkan sedemikian rupa agar beton tidak mengalami segregasi. Alat-alat tersebut harus selalu bersih dari beton atau mortar yang melekat. SU10 - 28
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Beton harus dicorkan secara kontinyu keseluruh bagian struktur atau antara sambungan bila ada dalam Gambar, atau menurut petunjuk Konsultan Pengawas dan tidak boleh dicorkan dari ketinggian melebihi 1,5 m. Bila dalam keadaan darurat pengecoran beton harus dihentikan sebelum selesai, maka harus dibuat sekat, dan sambungan yang diakibatkannya dianggap sebagai sambungan konstruksi, dan diatur seperti di bawah ini. (ii)
Tiang Beton - Beton untuk tiang atau untuk balok harus dicorkan dalam satu kali pengecoran secara kontinyu, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar atau oleh Konsultan Pengawas.
(iii) Concrete slab dan girder spans - Slab dan girder dengan bentang 10 m atau kurang harus dicor dalam satu kali pengecoran secara kontinyu, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar. Sebaiknya beton mulai dicor mulai tengah bentang menuju ujung-ujungnya. Beton untuk slab (lantai) harus dicor sekali pengecoran secara kontinyu dan satu lapisan untuk setiap bentang, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar. Beton untuk girder dengan bentang lebih dari 10 m dapat dicor dalam dua kali pengecoran. Yang pertama beton dicor meliputi batang girder sampai batas pangkal slab. Paling lambat 24 jam setelah itu, harus dilanjutkan pengecoran beton untuk bagian slabnya. Prosedur konstruksi untuk concrete deck slab pada box girder harus sedemikian rupa untuk mengurangi tekanan yang berlebihan pada beton yang baru dicor. Segera sebelum beton dicor, permukaan atas dari beton yang dicor terdahulu harus dikerik (hammered) sampai agregatnya timbul dan dibersihkan. Kontraktor harus memeriksa penyusutan dan pelonggaran falsework dan harus mengencangkan baut untuk memperkecil lendutan cetakan. (iv) Wall, pier dan lain-lain - Bila tembok, pier, kolom, dan struktur lainnya membentuk sambungan konstruksi horisontal, beton tidak boleh dicor di atas beton lain yang tidak boleh berumur kurang dari 12 jam. Pekerjaan tidak boleh dihentikan pada batas 45 cm dari bagian permukaan kecuali bila ada ketentuan yang mengijinkan, yang mana, bila diijinkan Konsultan Pengawas, sambungan konstruksi dapat dibuat pada bagian bawah kepala dinding/tembok yang tebalnya kurang dari 45 cm. SU10 - 29
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton (v)
Gorong-gorong (culvert) - Slab untuk box culvert harus dikerjakan sekaligus sampai selesai dan harus dibiarkan tidak kurang dari 12 jam sebelum dilakukan pekerjaan lain diatasnya. Sebelum beton dicor ke dinding, slab bawah/alas harus bersih dari segala serpihan kayu, bekas gergajian, dan lain-lain. Kontraktor harus mengajukan proposal, untuk disetujui Konsultan Pengawas, mengenai pengecoran dinding gorong-gorong sebelum pekerjaan gorong-gorong dimulai. Beton tidak boleh untuk lapisan yang tingginya lebih dari 1 m relatif terhadap beton yang dicorkan terlebih dahulu Pengecoran harus dilakukan secara sistematis.
(vi) Menuang Beton di dalam air - Beton tidak boleh dicor di dalam air tanpa persetujuan dan pengawasan dari Konsultan Pengawas, dan metoda seperti berikut ini : Untuk mencegah segregasi, beton harus dicor dalam bentuk massa padat, memakai alat tabung atau pipa atau ember (bucket) atau alat lain, dan tidak boleh diganggu setelah dicor. Pada tempat perletakan beton air harus dijaga agar tenang. Beton jangan dicorkan dalam air yang mengalir. Metode pengecoran atau pengecoran beton harus teratur agar tercipta permukaan yang horisontal. Dalam satu kali pengecoran yang kontinyu harus diletakkan sekat beton. Bila menggunakan tabung atau pipa, sekat ini harus terdiri dari sebuah tabung atau pipa dengan diameter tidak kurang dari 25 cm dikerjakan pada bagian-bagian yang mempunyai kopeling flens (flanged coupling) yang dipasang dengan paking. Penopang tabung tremie jangan sampai menghambat gerakan ujung pengeluaran di atas beton, dan gerakan waktu turun untuk memperlambat arus pengeluaran. Tabung tremie ini harus diisi dengan metoda sedemikian rupa agar beton tidak rusak karena air. Ujung pengeluaran (discharge end) terbenam dalam beton dan tabung tremie harus harus berisi beton secukupnya agar air tidak masuk. Bila beton dicorkan dengan ember (bottom-dump bucket), maka kapasitas ember tidak boleh kurang dari 1,20 meter kubik, dan dilengkapi dengan penutup bagian atas yang dipasang longgar. Bagian bawah harus dapat dibuka ke bawah ketika beton akan dicor. Ember harus diisi penuh dan diturunkan perlahan-lahan sampai tiba pada permukaan dimana beton akan dicor. Selama pengeluaran isinya, ember harus dinaikkan perlahan-lahan, untuk mencegah air ke lubang pengeluaran dan mencegah adukan beton teraduk-aduk. Pengeringan dikerjakan bila sekat beton (concrete seal) sudah cukup kuat menahan tekanan-tekanan. Konsultan Pengawas akan menentukan kapan pekerjaan ini bisa dimulai. Material-material yang tidak berguna harus disingkirkan dari permukaan yang tampak SU10 - 30
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton dengan digosok, dikupas dan lain-lain cara asal jangan merusak sekat. (vii) Sambungan Konstruksi (Construction Joint) - Sambungan konstruksi harus terletak sesuai dengan ketentuan Gambar, atau instruksi Konsultan Pengawas. Sambungan Konstruksi harus tegak lurus terhadap garis tegangan, dan secara umum harus terletak pada daerah dengan gaya lintang minimum. Pada sambungan konstruksi horizontal, detailnya harus sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Sebelum beton dicorkan, permukaan sambungan konstruksi harus digosok dengan sikat kawat sampai tampak agregat yang bersih, diguyur air dan harus tetap basah sampai beton baru dicor. Segera sebelum beton baru dicorkan, cetakan harus dikencangkan rapat ke beton yang sudah keras dan permukaan yang lama harus dilapisi adukan semen halus. Beton untuk substruktur harus dicorkan sedemikian rupa agar seluruh sambungan konstruksi horizontal benar-benar horisontal. Pada tempat yang memerlukan sambungan konstruksi vertikal, batang-batang tulangan harus melampaui sambungan sedemikian rupa agar struktur menjadi monolit. Sambungan konstruksi jangan sampai menerus ke dinding sayap atau permukaan yang luas lainnya yang akan diselesaikan secara arsitektur. Paku-paku, alat pengikat dan alat transfer beban, harus terletak sesuai dengan ketentuan Gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas. (viii) Sambungan Ekspans (Expansion Joints) - Sambungan ini harus berupa asphaltic joint filler tebal 20 mm atau filler lain yang disetujui Konsultan Pengawas, dan harus diletakkan dan dipasang sesuai dengan ketentuan Gambar. Asphaltic joint filler akan diukur dan dibayar menurut mata pembayaran 10.01 (21). Cut-off plate untuk water stop yang digunakan untuk sambungan sendi ekspansi haruslah PVC fleksibel sesuai dengan JIS K6773 dan harus ditempatkan sesuai dengan Gambar. Water stop harus dipasang dengan teguh untuk mencegah pergeseran selama pengecoran. Jika pengecoran beton untuk water stop salah posisi atau bentuk, maka beton sekitarnya harus dibuang, water stop dipasang ulang, dan beton diganti, semua biaya ini menjadi tanggungjawab Kontraktor. Water stop harus disediakan dengan panjang penuh untuk setiap bagian lurus dari sambungan (joint), tanpa adanya sambungan (splice) di tempat. Water stop harus Berhenti air harus dipotong dan diberi celah sambung pada perubahan arah yang mungkin diperlukan untuk menghindari tekuk atau distorsi. Semua sambungan (splice) di tempat harus dibentuk dengan pemanas yang menutup permukaan yang berdampingan sesuai dengan SU10 - 31
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton rekomendasi pabrik pembuatnya untuk membentuk sambungan kedap air yang menerus Water stop harus diukur dan dibayar sebagaimana yang disyaratkan dalam Mata Pembayaran 10.01 (20). (ix) Sambungan terbuka(open joint) - Sambungan terbuka harus dibuat sesuai dengan ketentuan Gambar, dengan menyisipkan dan kemudian mencabut lagi bilah kayu, pelat logam, atau material lainnya yang disetujui. Penyisipan dan pencabutan mal (template) jangan sampai mengakibatkan rusaknya bagian sudut beton. Tulangan tidak boleh dipasang melewati sambungan terbuka, kecuali bila dibolehkan dalam Gambar. (x)
Sambungan Baja (Steel joint) - Pelat atau bentuk - bentuk struktur lainnya harus dibuat dengan bentuk yang tepat di bengkel, sesuai dengan ketentuan penampang lantai beton. Pembuatan dan pengecatannya harus sesuai dengan ketentuan Spesifikasi untuk pekerjaan tersebut. Bila ada ketentuannya dalam Gambar atau dalam Spesifikasi material ini harus digalvanisasi sebagai pengganti bila tidak dicat. Permukaan bidang yang sudah selesai harus benar dan tidak melengkung. Penempatan sambungan harus sedemikian rupa agar kedudukannya tetap selama pengecoran beton. Celah pada sambungan ini harus sesuai dengan ketentuan Gambar pada suhu normal, dan harus diperhatikan agar tidak terjadi celah yang tidak memenuhi syarat.
(xi) Baut angkur (anchor bolts) - Semua baut angkur pada pier atau abutment harus dipasang tepat pada lubang yang dibuat pada saat pengecoran beton. Lubang dapat dibuat dengan menusukkan batang kayu, pipa logam, atau alat lainnya yang sudah diminyaki, ke dalam beton baru, dan mencabutnya lagi setelah beton agak mengeras. Diameter lubang paling sedikit 10 mm. Baut harus dipasang dengan tepat dan ditutup dengan mortar kasar (grout) yang memenuhi lobang. Grout ini harus berupa adukan (mortar) yang tidak susut, dengan jenis yang disetujui Konsultan Pengawas. Baut angkur yang pemakaiannya berkaitan dengan rocker, roller, dan expansion shoe harus dipasangkan sedemikian rupa menurut suhu pada waktu pemasangan. Gerakan bangunan atas jangan sampai menjadi terbatas akibat pemasangan yang tidak benar pada bearing, baut angkur dan mur. (xii) Shoes dan bearing plate - Daerah bridge seat bearing harus dibuat tinggi dan sesuai dengan level yang ditentukan. Shoes dan bearing plate harus dipasang menurut ketentuan Pasal S10.10. (xiii) Lubang drainase dan lubang cucuran - Lubang drainase dan lubang cucuran (weep holes) harus dibuat dengan cara dan pada tempat SU10 - 32
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton menurut ketentuan Gambar atau perintah Konsultan Pengawas. Lubang angin untuk menyamakan tekanan hidrostatis harus dibuat di bawah muka air yang rendah. Cetakan lubang cucuran harus berupa pipa PVC. Permukaan pipa yang tampak harus disiram beton. (xiv) Pipa, saluran kabel atau pipa kabel-Pipa, saluran kabel atau pipa kabel yang tertanam dalam beton akan dipasang oleh Kontraktor sebelum beton dicorkan. Kecuali bila ditentukan lain, pipa yang ditanam dalam beton harus pipa standar, ringan dan anti karat. Pipa harus diikat kuat-kuat agar tidak bergeser waktu beton dicorkan. (xv) Pier dan abutment - Tidak boleh meletakkan beban bangunan atas di atas pier atau abutment yang sudah selesai, sebelum ada perintah Konsultan Pengawas, tetapi jangka waktu minimum untuk pengerasan beton bangunan bawah, sebelum beban bangunan atas diletakkan di atasnya, adalah 7 hari, bila yang digunakan adalah semen portland normal. (g)
Perawatan Beton Segera setelah cetakan beton dibongkar dan finishing sudah selesai, seluruh beton harus dilakukan perawatan dengan salah satu metode berikut. Konsultan Pengawas akan menentukan permukaan beton yang harus dirawat dan metode yang digunakan. (i) Metoda air - Seluruh permukaan yang terbuka selain slab, harus dilindungi dari sinar matahari dan seluruh struktur harus dilapisi / ditutup kain goni, atau kain lain yang dibasahi sekurang-kurangnya selama 7 hari. Material - material harus tetap basah selama jangka waktu tersebut. Kerb, dinding, dan permukaan lain yang harus difinishing dengan digosok bisa dibuka dulu penutupnya sementara tetapi harus segera ditutup lagi setelah finishing selesai. Seluruh concrete slab harus secepat mungkin ditutupi dengan pasir, tanah atau material lain yang memadai dan harus selalu basah sekurangkurangnya selama tujuh hari. Material penutup ini tidak boleh dibersihkan dari permukaan concreteslab sebelum beton mencapai umur 21 hari.Bila cetakan dari kayu boleh tetap di tempat selama jangka waktu perawatan, maka harus dibuat selalu basah agar tidak menyusut. (ii)
Selaput Pengawet (membrane - forming curing compound). Seluruh permukaan harus di-finishing dulu, sebelum dirawat dengan dilapisi bahan ini. Selama masa finishing, beton harus dilindungi dengan metoda perawatan air. Bahan pengawet selaput harus digunakan setelah cetakan dibongkar, atau bila air permukaan sudah hilang. Bahan ini harus disemprotkan pada permukaan beton satu kali lapisan atau lebih dengan kecepatan sesuai instruksi dari pabrik pembuatnya. SU10 - 33
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Bila bahan pengawet selaput pecah atau rusak sebelum berakhirnya perioda perawatan, daerah yang rusak akan segera diperbaiki dengan memberikan tambahan material pengawet selaput. Kontraktor dapat menggunakan bahan pengawet selaput cair (liquid membrane curing compound) dengan persetujuan Konsultan Pengawas. (h)
Pembongkaran Formwork dan Falsework (i)
Waktu pembongkaran - Cetakan (formwork) dan Perancah (falsework) tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Konsultan Pengawas. Persetujuan tersebut tetap tidak membebaskan tanggungjawab Kontraktor untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Rangka dan balok penopangnya harus dibongkar bersamaan dengan cetakan dan potongan kayu cetakan tidak ada yang boleh tertinggal di dalam beton. Pembongkaran cetakan untuk struktur menerus atau cantilevered structures harus menurut petunjuk Konsultan Pengawas, atau harus sedemikian rupa agar struktur dibongkar tahap demi tahap menurut gaya beratnya. Bila waktu untuk membongkar cetakan dan penopangnya ditentukan berdasarkan uji kekuatan beton, pelaksanaannya tidak boleh dimulai sebelum beton mencapai persentase kekuatan tertentu seperti tertera dalam tabel di bawah ini. Bila pelaksanaan pekerjaan di lapangan tidak dikontrol dengan uji kuat tekan, maka waktu yang tertera dalam tabel di bawah itu harus dianggap sebagai batas minimum.
Beton Standar
Early strength Concrete
Persentase kekuatan Desain
Centering di bawah girder, balok, rangka atau busur-busur
14 hari
7 hari
80 %
Plat lantai (floor slabs)
14 hari
7 hari
70%
Dinding
1 hari
12 jam
-
Kolom
2 hari
1 hari
-
Bagian sisi balok dan semua permukaan vertikal lain-nya.
1 hari
12 jam
-
SU10 - 34
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Pada struktur menerus, falsework tidak boleh dibongkar sebelum bentang (spans) pertama dan kedua pada kedua sisinya mencapai kekuatan sebagaimana ditentukan di sini atau dalam Spesifikasi Khusus. Untuk cast-in-place post tensioned bridges, falsework-nya harus tetap di tempat sampai proses post-tensioning selesai dilakukan. Falsework di bawah bentang struktur menerus harus dibongkar sebelum pekerjaan beton untuk parapet jembatan atau pagar (railing) jembatan di mulai. Cetakan dan falsework pada bagian bawah beton tidak boleh dibongkar, sebelum dipastikan beton tersebut sudah mencapai kekuatan cukup, tanpa memperhatikan umur beton. Bila tidak ada ketentuan kekuatan, cetakan dan falsework tidak boleh dibongkar sebelum ada ijin dari Konsultan Pengawas. Cetakan untuk telapak (footing) yang dibuat dalam cofferdam atau crib dapat dibiarkan ditempatnya bila menurut Konsultan Pengawas pembongkarannya dapat membahayakan cofferdam atau crib, dan bila cetakan yang tidak dibongkar itu harus tidak terlihat pada struktur yang telah selesai. Cetakan-cetakan lain harus dibongkar, baik yang berada di atas maupun di bawah muka tanah atau muka air. Semua cetakan harus dibongkar dan disingkirkan dari lubang (cells) dalam concrete box girder yang digunakan untuk utilitas, dan semua cetakan, kecuali yang diperlukan untuk menopang deck slab, harus dibongkar dari lubang pada box girder. Untuk mempermudah finishing, cetakan yang digunakan dalam pekerjaan ornamental. Pagar jembatan (railings), parapet jembatan dan permukaan vertikal yang tampak, harus dibongkar sekurangkurangnya setelah 12 jam tetapi tidak lebih dari 48 jam, tergantung pada keadaan cuaca. Untuk menentukan kondisi beton pada kolom, cetakannya harus sudah dibongkar sebelum dilakukan pembongkaran penopang bawah balok atau girder. Falsework yang menahan plat lantai pada struktur rangka kaku, tidak boleh dibongkar bila bagian pondasinya belum diurug. (ii)
Penambalan (Patching) - Segera setelah pembongkaran cetakan, semua kawat-kawat pengikat (projecting wires), atau alat-alat logam yang digunakan untuk mengikat cetakan harus dibongkar atau dipotong sekurang-kurangnya 2,5 cm di bawah permukaan beton. Sisa-sisa mortar (adukan) dan semua ketidak rataan akibat sambungan cetakan harus dibersihkan sampai hilang. LubangSU10 - 35
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton lubang, lekukan dan rongga-rongga yang terletak pada permukaan beton harus ditambal dengan mortar (adonan) semen, dengan perbandingan campuran sama dengan yang dipergunakan untuk pekerjaan pokok, tetapi tanpa agregat. Permukaan tambalan adonan semen ini harus digosok dengan penggosok kayu sebelum pengikatan awal terjadi. Warna tambalan harus sama dengan warna beton sekitarnya dan rapih. (iii) Penyebab hasil kerja ditolak - Bila lubang-lubang atau ronggarongga kecil terlalu banyak (keropos), maka bagian struktur yang berlubang terlalu banyak itu harus ditolak, dan dengan perintah tertulis dari Konsultan Pengawas. Kontraktor harus membongkar dan mengulangi pekerjaan pada bagian struktur tersebut, dengan biaya sendiri. (i)
Pekerjaan finishing pada beton Semua permukaan beton harus tetap tampak (exposed) pada pekerjaan yang sudah selesai, harus sesuai dengan ketentuan (iii). Finishing biasa (ordinary finishing), kecuali bila ada ketentuan lain. (i)
Deck beton (concrete decks) - Segera setelah beton dicor, deck beton harus ditempa dengan mal lengkung untuk membuat penampang melintang yang benar dan harus di-finishing dengan tangan sampai sesuai dengan permukaan beton yang ditentukan. Hasil finishing harus agak dikasarkan secara merata dengan disikat (brooming).Permukaan yang sudah selesai tidak boleh berbeda lebih dari 10 mm pada pemeriksaan dengan mal datar (straight ledge) 4 m yang dipasang sejajar dengan garis 10 mm pada pemeriksaan dengan mal lengkung (template) yang dipasang melintang memotong badan jalan.
(ii)
Permukaan kerb dan footpath- Permukaan kerb dan footpath yang tampak harus di-finishing sesuai dengan garis dan kelandaiannya. Permukaan kerb harus digosok dengan alat dari kayu sampai halus tetapi tidak licin. Permukaan footpath harus agak dikasarkan secara merata dengan disikat arah melintang jalan.
(iii) Finishing biasa (ordinary finish) - Ordinary finish adalah finishing pada permukaan setelah cetakan dibongkar, di mana lubang-lubang bekas ikatan cetakan ditambal dan kerusakan - kerusakan kecil pada permukaan diperbaiki. Permukaan beton harus rata, tidak ada lekukan dan warnanya cukup merata/sama. Permukaan yang tidak rata dan penampilannya jelek, harus ditempa dengan mal datar dan digosok menurut ketentuan item (iv) Finishing Gosok (Rubbed finish).
SU10 - 36
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Beton pada jembatan, caps, dan bagian atas dinding harus ditempa dengan mal datar dan digosok sampai grade yang ditentukan. Kecuali bila ada dalam Gambar, permukaan beton tidak boleh dilapisi adukan semen (mortar). (iv) Finishing gosok (rubbed finish) - Setelah cetakan dibongkar, beton harus segera digosok bila kondisi sudah mengijinkan. Segera sebelum digosok, beton harus dibasahi air. Sebelum dibasahi, adonan tambalan pada permukaan beton harus sudah kering. Permukaan yang harus di-finishing harus digosok dengan batu karborundum medium kasar, menggunakan sedikit adukan (mortar) semen pada permukaannya. Adonan terdiri dari semen dan pasir halus dengan perbandingan yang sama dengan beton yang sedang di-finishing. Penggosokan harus sampai menghilangkan bekasbekas cetakan dan segala ketidakrataan, lubang-lubang ditambal, dan permukaan menjadi rata. Pasta hasil penggosokan ini harus dibiarkan tetap pada permukaan. Setelah semua beton diatas permukaan itu dihilangkan, finishing akhir adalah dengan menggosok permukaan dengan batu karborundum halus dan air. Penggosokan harus terus sampai seluruh permukaan halus dan sama warna. Setelah penggosokan akhir itu selesai dan permukaan menjadi kering, permukaan harus digosok lagi dengan kain goni untuk membuang butir/partikel lepas. Permukaan akhir tidak boleh mempunyai tambalan, pasta, bubuk-bubuk dan bekas-bekas lain yang tidak dikehendaki.
(v)
Pengurugan (backfill and road fill) - Rongga-rongga hasil penggalian yang tidak terisi penuh oleh struktur beton harus diurug dan dipadatkan dengan material yang semestinya sesuai dengan ketentuan S5.01(6) dari Spesifikasi ini. Bila ada genangan air di balik dinding, urugan tidak boleh diletakkan sebelum dinding penahan, sekat-sekat atau dinding spandrel berumur 28 hari. Balok pelengkung (arches) dan slabs tidak boleh diurug, sebelum beton berumur 28 hari atau sebelum ada petunjuk dan Uji contoh bahwa beton sudah mencapai kekuatan umur 28 hari.
(vi) Pembebanan (loading) - Lalu lintas atau peralatan konstruksi ukuran besar tidak boleh masuk melintasi struktur beton bertulang sebelum jangka waktu 28 hari sejak pengecoran terakhir beton, kecuali secara berikut ini. Bila struktur beton itu harus digunakan lebih dini / awal, harus diadakan pengujian contoh extra. Struktur beton sudah dapat digunakan bila pengujian menunjukkan bahwa beton sudah mencapai umur 28 hari.
SU10 - 37
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton (j)
Perekat (adhesive) (i)
Metoda Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Penghalusan Permukaan Sambungan Permukaan balok beton yang harus diberi perekatan harus disikat dengan sikat kawat sampai halus, untuk membuang butir-butir lepas (sheath) yang menonjol pada permukaan sambungan.
(b)
Pembersihan minyak dan debu Setelah permukaan sambungan halus dan rata, debu dan kotoran harus dibersihkan dengan pompaan udara atau cara lainnya. Bila ada zat yang melekat, gunakanlah larutan organik.
(c)
Pengeringan Beton Setelah melepaskan cetakan dari balok beton (PC), permukaan beton harus ditutupi agar terlindung dari air hujan hingga balok beton tetap kering. Bila pekerjaan perlindungan ini harus dilakukan padahal balok PC masih basah, maka harus dilakukan pengeringan dengan alat lampu obor, gas pembakar (gas burner) dan lain-lain.
(ii)
Pemakaian perekat (a)
Mencampur dan mengaduk Setelah pekerjaan permukaan selesai, bahan dan pengeras harus dicampur dengan perbandingan tertentu dan diaduk merata.
(b)
Cara Pemakaian Perekat harus dipakai secara menyeluruh pada kedua permukaan dengan menggunakan karet atau sudip (spatula) dari logam. Ketebalan optimal lapisan perekat untuk setiap permukaan beton adalah 1 mm, dan perekat harus melebar menyeberang sambungan bila balok itu bersambungan, lalu diberi tekanan awal (prestressing).
(c)
Penyambungan Suhu udara pada waktu balok disambungkan harus antara 535C dan penekanan awal (first - prestresing) harus selesai selambat-lambatnya dalam batas waktu umur kerusakan SU10 - 38
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton perekat (pot life time). Karena dengan penekanan awal, perekat harus melebar ke luas daerah sambungan dan, pada waktu yang sama, tertekan ke dalam lubang sheath, maka harus disisakan daerah 10 - 20 mm sekeliling lubang sheath tetap tidak terlapisi perekat. Untuk hasil yang memuaskan, lubang sheath bisa ditutupi dengan pita getah (gum tape). (d)
Pengawetan (Curing) Selama sekurang-kurangnya 24 jam setelah penyambungan (bonding), bagian beton yang disambungkan harus dilindungi dari air hujan atau benturan.
(k)
Pembersihan Setelah pekerjaan struktur selesai dan sebelum persetujuan akhir dari Konsultan Pengawas, Kontraktor harus menyingkirkan segala falsework dan lain-lain, sampai 1,0 meter di bawah garis tanah yang sudah selesai. Material galian atau material yang tidak berguna dll, harus disingkirkan dari lokasi kerja sampai lokasi menjadi bersih dan rapih sesuai dengan perintah Konsultan Pengawas.
(l)
Penyimpanan unit beton pracetak. Unit beton pracetak harus disimpan atau ditumpuk di lapangan setelah pembongkaran acuan sehingga tidak terjadi distorsi atau lendutan. Bilamana unit pracetak ditumpuk diataspermukaan tanah, permukaan tanah harus dibuat rata dan menjadi bahan yang keras seperti tidak ada pelunakan pada tanah, atau penurunan pada tumpukan, akan terjadi ketika tanah dalam kondisi basah. Dua buah kayu perletakan (dengan ukuran minimum 50 mm kali 100 mm) akan ditempatkan di permukaan tanah, dan didudukkan dengan kokoh dan dibuat rata dan sejajar sebelum setiap unit pracetak ditaruh diatasnya. Palet kayu dapat digunakan sebagai pengganti dua buah kayu perletakan tadi dengan persetujuan Konsutan Pengawas. Perhatiaan harus dilakukan untuk menghindari kerusakan pada unit beton pracetak selama penanganan dan penyimpanan. Setiap unit yang rusak harus ditolak dan disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
S10.01(5)
Metoda Pengukuran Beton diukur menurut jumlah meter kubik menurut kelas beton yang selesai dan sudah disetujui. Dalam menghitung jumlah tersebut, ukuran yang digunakan adalah sesuai dengan ketentuan dalam Gambar dan perintah tertulis Konsultan Pengawas, namun pengukuran ini tidak berlaku untuk beton pada konstruksi sementara. Jumlah yang diukur harus tidak dikurangi oleh volume yang ditempati pipa yang berdiameter kurang dari 20 cm, ataupun ditempati baja SU10 - 39
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton tulangan, baut angkur (anchor), pipa, lubang cucuran (weep holes) atau tiang yang tertanam dalam beton. Pengurangan hanya akan diadakan untuk volume baja struktur, termasuk tiang pancang baja dalam beton. Pengukuran juga harus tidak dilakukan untuk beton yang digunakan pada Konstruksi Cofferdam, Falsework atau volume formwork dan falsework. Tidak ada tambahan pembayaran untuk setiap tambahan kadar semen, untuk bahan additive, tidak juga untuk penyelesaian setiap pekerjaan beton yang diuraikan atau lantai beton. Beton kelas B yang diijinkan untuk digunakan pada struktur yang ditentukan menggunakan beton kelas C atau D harus diukur dan dibayar sebagai beton kelas C dan D. Beton kelas C yang diijinkan untuk digunakan, pada struktur yang seharusnya menggunakan beton kelas D harus diukur dan dibayar sebagai beton kelas D. Pelat beton pracetak tidak diukur untuk pembayaran tetapi akan dianggap telah termasuk dalam harga satuan dari lantai beton bertulang. Beton yang digunakan pada pekerjaan untuk mata pembayaran Divisi 6, 12 dan 13 (kecuali untuk pondasi tiang lampu yang tinggi), tidak akan diukur secara terpisah untuk pembayaran menurut Pasal S10.01 ini. Kuantitas baja tulangan dan mata pembayaran lainnya dalam Kontrak lain yang termasuk dalam struktur yang telah selesai dan diterima harus diukur untuk pembayaran seperti yang diuraikan untuk mata pembayaran yang tercakup. S10.01(6)
Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas untuk masing-masing kelas beton tertentu, harus dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per meter kubik beton seperti diuraikan di bawah ini. Pembayaran ini merupakan konpensasi penuh untuk penyediaan dan pemakaian semua material, termasuk tenaga kerja, peralatan, cetakan (formwork), falsework (perancah dan penopang); termasuk pemancanganformwork untuk balok dan slab; untuk pekerjaan pencampuran, pengecoran, finishing dan perawatan beton dan lain-lain; dan semua pekerjaan insidentil yang diperlukan termasuk penyediaan dan pelaksanaan bangunan terjunan (drainage fall) dan sistemnya serta suling-suling. Penyediaan, pemasangan dan finishing sambungan ekspansi dan baja tulangan harus dibayar tersendiri dan tidak termasuk ke dalam pembayaran untuk beton. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
10.01(1)
Beton Struktur Kelas A-1 (Gelagar Beton Pratekan Kotak)
Meter Kubik
10.01(2)
Beton Struktur Kelas A-2-1 (Gelagar Beton Pratekan T)
Meter Kubik
10.01(3)
Beton Struktur Kelas A-2-2 Meter Kubik (Kepala Pier Beton Pratekan – Pier Tipe Y)
SU10 - 40
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton 10.01(3a) Beton Struktur Kelas A-2-3 Meter Kubik (Kepala Pier Beton Pratekan – Pier Tipe T) 10.01(3b) Beton Struktur Kelas A-2-4 Meter Kubik (Kepala Pier Beton Pratekan – Pier Portal) 10.01(3c) Beton Struktur Kelas A-2-5 (Kepala Pier Beton Pratekan)
Meter Kubik
10.01(4a) Beton Struktur Kelas B-1-1a (Lantai Beton Bertulang dari Gelagar Beton Pratekan U/I)
Meter Kubik
10.01(4b) Beton Struktur Kelas B-1-1b (Lantai Beton Bertulang dari Gelagar Baja Kotak)
Meter Kubik
10.01(5)
Beton Struktur Kelas B-1-2 (Diafragma dari Gelagar Beton Pratekan U/I)
Meter Kubik
10.01(5a) Beton Struktur Kelas B-1-3 (Kepala Pier Beton Bertulang)
Meter Kubik
10.01(6)
Meter Kubik
Beton Isian Kelas B untuk Rongga Beton Pratekan
10.01(7a) Beton Struktur Kelas B-1-4a (Kolom Beton Bertulang dari Pier Tipe Dinding)
Meter Kubik
10.01(7b) Beton Struktur Kelas B-1-4b (Kolom Beton Bertulang dari Pier Tipe Y)
Meter Kubik
10.01(7c) Beton Struktur Kelas B-1-4c (Kolom Beton Bertulang dari Pier Tipe T)
Meter Kubik
10.01(7d) Beton Struktur Kelas B-1-4d (Kolom Beton Bertulang dari Pier Tipe Portal)
Meter Kubik
10.01(7e) Beton Struktur Kelas B-1-4e (Kolom Beton Bertulang dari Pier Ramp)
Meter Kubik
10.01(7f) Beton Struktur Kelas B-1-4f (Kolom Beton Bertulang dari Pier)
Meter Kubik
SU10 - 41
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton 10.01(8)
Beton Struktur Kelas B-1-5 (Pelat Beton Bertulang diatas Tiang Pancang)
Meter Kubik
10.01(9)
Beton Struktur Kelas B
Meter Kubik
(Beton Penghalang)
10.01(9a) Beton Struktur KelasB
Meter Kubik
(Kerb)
10.01(10) Beton Struktur Kelas C-1
Meter Kubik
(Abutments, Telapak Pier, Dinding Penahan Tanah, Pelat Injak, Kotak Tanaman)
10.01(11) Beton Struktur Kelas C-2
Meter Kubik
(Gorong-gorong Kotak)
10.01(13) Beton Struktur Kelas C-4
Meter Kubik
(Pelat Pracetak untuk Lantai Jembatan)
10.01(14) Beton Struktur Kelas D
Meter Kubik
10.01(15) Beton Struktur Kelas E
Meter Kubik
10.01(16) Cut Off Plate untuk Water Stop
Meter Panjang
SU10 - 42
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton S10.02
BAJA TULANGAN
S10.02 (1)
Uraian Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pembuatan dan pemasangan batang-batang baja tulangan dengan tipe dan ukuran yang sesuai dengan Spesifikasi, Gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.
S10.02 (2)
Material Baja tulangan harus sesuai dengan ketentuan Spesifikasi berikut ini, kecuali berat batang ukuran tanpa standar ditentukan dalam Tabel 10-2-1 dan Tabel 102-2 dengan mengabaikan Spesifikasi dalam pembuatan. Batang berdiameter 9 mm atau kurang dan batang dowel berdiameter 25 mm, 29mm, 30 mm : SNI 07-2052-2002 (Grade BJTP 24); atau JIS G3112 atau ASTM A 615-92b (Grade SR 24); atau AASHTO M31-07 (Grade 40). Batang berdiameter 10 mm atau lebih : SNI 07-2052-2002 (Grade BJTD 40); atau JIS G3112 atau ASTM A 615-92b (Grade SD 40); atau AASHTO M31-07 (Grade 60). Penulangan anyaman baja harus mengikuti AASHTO M55-07. Baja tulangan tidak boleh disimpan diletakkan di atas tanah dan harus disimpan dalam bangunan atau tertutup dengan baik. Baja tulangan ulir harus diangkut dan dipelihara lurus atau dibengkokkan dengan bentuk seperti terlihat pada Gambar. Tidak boleh dibengkokan dan diluruskan kembali atau dibengkokan dua kali pada titik yang sama pada baja tulangan.
S10.02 (3)
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Pembuatan (pabrikasi) (i)
Batang-batang tulangan harus dibuat secara akurat menurut bentuk dan ukuran dalam Gambar, dan pengerjaannya jangan sampai merusak material baja itu.Bilamana terjadi kesalahan dalam membengkokan baja tulangan, batang tulangan tidak boleh dibengkokan kembali tanpa persetujuan Konsultan Pengawas yang sedemikian rupa akan melemahkan bahan
(ii)
Kecuali bila ditentukan lain, semua batang tulangan yang harus dibengkokkan maka harus dibengkokan dalam keadaan dingin. Bila batang tulangan dibengkokan dengan pemanasan, maka cara pengerjaannya harus disetujui dulu oleh Konsultan Pengawas; dan harus dilakukan sedemikian rupa agar sifat fisik baja tidak berubah.
(iii) Batang tulangan yang tidak bisa diluruskan tidak boleh digunakan. Batang tulangan yang telah tertanam sebagian dalam beton tidak
SU10 - 43
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton boleh dibengkokan, kecuali bila tertera dalam Gambar atau ada ketentuan lain. (iv) Untuk pemotongan dan pembengkokan, harus disediakan pekerja yang ahli dan alat-alat yang memadai. (v)
(b)
Bila Konsultan Pengawas perlu memeriksa mutu batang tulangan, Kontraktor harus menguji batang tulangan dengan tanggungan biaya sendiri, dengan cara menurut ketentuan Konsultan Pengawas.
Pemasangan (i)
Sebelum dipasang, batang tulangan harus dibersihkan dari karat, kotoran, lumpur, serpihan yang mudah lepas; dari cat minyak, atau bahan asing lainnya yang dapat merusak ikatan.
(ii)
Batang-batang tulangan harus ditempatkan pada kedudukan semestinya sehingga tetap kokoh pada waktu beton dicor. Batang tulangan yang dibutuhkan untuk keperluan sehubungan dengan cara pelaksanaan struktur, bila perlu, harus digunakan.
(iii) Batang tulangan harus diikat pada setiap titik pertemuan dengan kawat besi yang diperkuat, dengan diameter 0,9 mm atau lebih, atau dengan jepitan yang sesuai. (iv) Jarak batang-batang tulangan dari cetakan harus dijaga agar tidak berubah, dengan gantungan logam (metal hanger), balok adukan penopang dari logam, atau penopang lainnya yang disetujui Konsultan Pengawas. (v)
(c)
Setelah ditempatkan, batang-batang tulangan harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas bila batang tulangan telah terlalu lama terpasang, harus dibersihkan dan diperiksa lagi oleh Konsultan Pengawas sebelum dilakukan pengecoran beton.
Penyambungan (i)
Bila batang tulangan harus disambung pada titik-titik selain yang ditentukan Gambar, kedudukan dan cara penyambungan harus didasarkan pada perhitungan kekuatan beton, yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
(ii)
Pada sambungan melingkar, batang harus dilingkarkan dengan panjang tertentu dan diikat kawat pada beberapa titik temu dengan kawat besi diameter yang lebih besar dari 0,9 mm.
(iii) Batang tulangan yang tampak, yang harus disambung nantinya, harus dilindungi dengan semestinya dari kerusakan dan karat.
SU10 - 44
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton (iv) Pengelasan baja tulangan harus dikerjakan hanya bila ada detailnya dalam Gambar, atau ada ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. (v)
(d)
Penggantian batang tulangan dengan ukuran yang berbeda dari ketentuan dapat dilakukan bila ada ijin khusus dari Konsultan Pengawas. Bila batang baja tulangan harus diganti, penggantinya harus sama atau lebih besar.
Toleransi (i)
Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam SNI 03-6816-2002.
(ii)
Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup bagian luar baja tulangan adalah sebagai berikut : Tabel 10-2-1.Selimut beton untuk acuan dan pemadatan standar
Klasifikasi Lingkungan A B1 B2 C
Tebal selimut beton nominal (mm) untuk beton dengan kuat tekan f'c yang tidak kurang dari 20 MPa 25 MPa 30 MPa 35 MPa 40 MPa 35 30 25 25 25 (65) 45 40 35 25 (75) 55 45 35 (90) 70 60
Tabel 10-2-2 Selimut beton untuk acuan dan pemadatan intensif Klasifikasi Lingkungan A B1 B2 C
Tebal selimut beton nominal (mm) untuk beton dengan kuat tekan f'c yang tidak kurang dari 20 MPa 25 MPa 30 MPa 35 MPa 40 MPa 25 25 25 25 25 (50) 35 30 25 25 (60) 45 35 25 (65) 50 40
Tabel 10-2-3Selimut beton untuk komponen yang dibuat dengan cara diputar Klasifikasi Lingkungan A, B1 B2 C
Kuat Tekan Beton f’c (MPa) 35 40 50 40
Selimut beton (mm) 20 25 20 35
Persyaratan ini berlaku untuk struktur dan komponen beton bertulang dan beton prategang dengan umur rencana 50 tahun atau lebih. Persyaratan ini diberlakukansehubungan dengan kondisi dan klasifikasi lingkungan. Klasifikasi lingkungan yangberpengaruh terhadap struktur beton seperti berikut:
SU10 - 45
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Tabel 7.3.1.(4) Klasifikasi Lingkungan Keadaan permukaan dan lingkungan 1. Komponen struktur yang berhubungan langsung dengan tanah: a. Bagian komponen yang dilindungi lapisan tahan lembab atau kedap air. b. Bagian komponen lainnnya di dalam tanah yang tidak agresif c. Bagian komponen di dalam tanah yang agresif (tanah permeable dengan pH<4, atau dengan air tanah yang mengandung ion sulfat > 1gr/liter) 2. Komponen struktur di dalam ruangan tertutup di dalam bangunan, kecuali untuk keperluan pelaksanaan dalam waktu yang singkat. 3. Komponen struktur di atas permukaan tanah dalam lingkungan terbuka: a. Daerah di pedalaman (>50 km dari pantai) di mana lingkungan adalah : (i) bukan daerah industri dan berada dalam iklim yang sejuk (ii) bukan daerah industri namun beriklim tropis (iii) daerah industri dalam iklim sembarang b. Daerah dekat pantai (1 km sampai 50 km dari garis pantai), iklim sembarang) c. Daerah pantai (<1 km dari garis pantai tetapi tidak dalam daerah pasang surut), iklim sembarang 4. Komponen struktur di dalam air a. Air tawar b. Air laut (i) terendam secara permanen (ii) berada di daerah pasang surut c. Air yang mengalir 5. Komponen struktur di dalam lingkungan lainnya yang tidak terlindung dan tidak termasuk dalam kategori yang disebutkan di atas.
Klasifikasi lingkungan
A A U
A
A B1 B1 B1 B2
B1 B2 C U U
Khusus untuk klasifikasi lingkungan “U”, mutu dan karakteristik beton harus ditentukan secara khusus agar dapat menjamin keawetan jangka panjang komponen struktur dalam lingkungan tidak terlindung yang khusus. S10.02 (4)
Metoda Pengukuran Jumlah batang tulangan yang harus dibayar adalah jumlah berat (kg) batang tulangan yang dipasang menurut ketentuan Gambar atau perintah tertulis Konsultan Pengawas Berat dihitung berdasarkan tabel-tabel berikut:
SU10 - 46
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Tabel 10-2-1 Berat Satuan Batang Baja Tulangan Polos Ukuran Batang (Bars) (dia.mm) Berat per linier meter dalam kilogram
6 0,222
9 0,499
Tabel 10-2-2 Berat Satuan Batang Baja Tulangan Berulir Ukuran Batang (Bars) (diameter.mm) Berat per liner meter dalam kilogram
D10
D13
D16
D19
D22
D25
D29
D32
0,617
1,04
1,58
2,23
2,98
3,85
5,19
6,31
Panjang yang harus diukur dalam menghitung berat material untuk dibayar ini harus tertera dalam Gambar atau diperintahkan secara tertulis oleh Konsultan Pengawas. Penulangan anyaman baja, harus diukur sebagai meter persegi luas anyaman. Sambungan tambahan yang dilakukan Kontraktor untuk kepentingan sendiri atau sambungan yang tidak tertera dalam Gambar atau tidak disetujui Konsultan Pengawas, harus tidak diukur dan dibayar. Penjepit, tali dan material lain penguat kedudukan batang tulang harus tidak diukur untuk pembayaran. Batang tulangan yang digunakan pada pekerjaan pada butir pembayaran dalam Divisi 6, 12 dan 13 (kecuali pondasi untuk tinag lampu yang tinggi), harus tidak diukur untuk pembayaran menurut Pasal S.10.02 ini. S10.02 (5)
Dasar Pembayaran Jumlah batang tulang baja yang diukur secara tersebut di atas harus dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per kilogram batang yang sudah terpasang dan diterima. Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan tenaga kerja, peralatan dan material, yang diperlukan untuk pembuatan, pembengkokan, pembentukan, pemasangan dan jika perlu, pengelasan batang baja dengan tenaga gas, penyimpanan dan pengangkutan batang baja tulangan. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
10.02 (1)
Batang Baja Tulangan Polos BJTP-24
Kilogram
10.02 (2)
Batang Baja Tulangan Ulir BJTD-40
Kilogram
SU10 - 47
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton S10.03
BETON PRA-TEKAN (PRESTRESSED CONCRETE)
S10.03 (1)
Uraian (a)
Umum Pekerjaan ini meliputi struktur beton pra-tekan dan bagian beton pra-tekan dari struktur gabungan (composite) yang dibangun sesuai dengan garis, grade, disain dan ukuran yang tertera dalam Gambar, atau ketentuan Konsultan Pengawas, dan ketentuan Spesifikasi ini dan lainnya. Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan alat-alat sistem pratekan yang harus digunakan, termasuk juga pipa saluran, angkur (anchorage) dan grout yang digunakan untuk pressure grouting ducts. Pekerjaan ini meliputi pembuatan, pengangkutan dan penyimpanan balok, slab, dan bagian struktural lain dari beton precast yang telah diproses pratekan dengan metoda pre-tensioning atau post-tensioning. Juga meliputi pemasangan seluruh bagian beton pra-tekan precast. Untuk beton pra-tekan cast-in-place, istilah “suku” yang digunakan dalam bagian ini, berarti beton yang tidak diproses pra-tekan.
(b)
Definisi-definisi Post-tensioning adalah metoda pra-tekan beton di mana tulang ditegangkan setelah beton dituang. Pre-tensioning adalah metoda pratekan beton dimana tulangan ditegangkan sebelum beton dituang. Tulangan pra-tekan adalah tulangan penguat yang dikenai proses pratekan dengan cara post-tensioning atau pre-tensioning.
S10.03 (2)
Material (a)
Umum Semua material yang harus disediakan dan digunakan, yang tidak tercakup dalam pasal ini, harus sesuai dengan ketentuan dalam pasal lain yang berhubungan.
(b)
(c)
Baja tulangan- umum (i)
Tulangan penguat non-pra-tekan harus sesuai dengan Pasal S10.02 atau, bila kualitas pratekan ditentukan dalam Gambar, harus diselesaikan dengan kebutuhan untuk baja pra-tekan.
(ii)
Baja pratekan harus kawat baja (wire) berdaya tarik tinggi, batang (bars) baja berdaya tarik atau untaian kawat (strand) baja berdaya tarik tinggi.
Baja Pra-tegang SU10 - 48
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton (i)
Kawat baja berdaya tarik tinggi harus dihilangkan tegangannya (stress relieved) dan harus sesuai dengan ketentuan SNI 07-11551989 atau JIS G3536 atau AASHTO M204-06 “Uncoated Stress Relieved Wire for Presstressed Concrete”.
(ii)
Untaian kawat baja berdaya tarik tinggi harus dibebaskan dari patri (weld free) dan dari tegangannya setelah dihampar, dan harus sesuai dengan ketentuan SNI 07-1154-1989 atau JIS G3536 atau AASHTO M203-07 “Uncoated Seven Wire Stress Relieved Strand for Prestressed Concrete”.
(iii) Batang baja berdaya tarik tinggi harus dihilangkan tegangannya (stress relieved), dan harus sesuai dengan ketentuan AASHTO M275-06 atau JIS G3109 atau ASTM A722. (iv) Pengujian - pengujian tulangan pre-tegang harus menurut ketentuan Spesifikasi AASHTO untuk tipe sistem pra-tekan yang digunakan. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar, tulangan dan kabel PC yang digunakan sbb : Keterangan
PC Wire SWPR 1 (tipe C) PC Wire SWPR 1 (tipe B) PC-7 Wire Strand SWPR 7A (tipe D) PC 7 Wire Strand SWPR 7 B (tipe A) PC 19-Wire Strand SWPR 19 (tipe E) PC Bar SBPR 80/95
(d)
Diameter Nominal (mm) 7 8 T12.4 T12.7 T19.3 23
Penggunaan
PC Pile Diafragma PC Box Girder PC Core Slab PC-I-Girder & U-Girder dan PC Hollow Slab. Diafragma PC 1-Girder Diafragma untuk PC Box Girder
Angkur (Anchorages) Semua baja pra-tekan post-tensioning harus dikunci pada ujung-ujungnya dengan alat angkur (anchoring) tipe permanen. Semua alat angkur untuk post-tensioning harus bisa menahan baja pratekan dari beban yang memberikan tegangan yang tidak kurang dari 95% daya tarik minimum baja pra-tekan.
(e)
Pipa grouting (ducts) Semua pipa saluran harus dari bahan logam dan kedap adonan semen (mortar tight). Pipa harus cukup kuat untuk mempertahankan bentuknya menahan tekanan kerja. Bila ada ketentuan mengenai grouting, lubang SU10 - 49
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton udara dan grout harus dibuat dengan pipa atau alat lainnya, agar semprotan grout dapat mengisi seluruh rongga sepanjang pipa saluran. (f)
Grout Material grouting tersusun dari semen portland, air dan adukan muai (expansive admixture) plus retarder, sesuai dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas. Air harus dapat diminum (potable). Adukan yang mengandung klorida atau nitrat tidak boleh digunakan. Kontraktor harus mengajukan proposal perbandingan campuran untuk disetujui Konsultan Pengawas. Yang pertama dimasukkan ke mixer adalah air, lalu disusul semen dan adukan. Grout harus dicampur/diaduk dalam alat pengaduk mekanik dengan tipe yang mampu menghasilkan grout yang merata. Grout tidak boleh dilembekkan kembali dengan air. Sebelum dipompakan, grout harus terus diaduk.
(g)
Beton Beton harus sesuai dengan ketentuan Beton kelas A-1, A-2 atau AA Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini, dan dengan ketentuan di bawah ini, kecuali bila dinyatakan lain dalam Gambar. Kontraktor harus membuat rancangan campuran yang kemudian diajukan untuk disetujui Konsultan Pengawas. Ukuran maksimum agregat yang harus digunakan untuk membuat beton pra-tekan adalah 2 cm.
S10.03 (3)
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Umum Kontraktor harus menyediakan seorang teknisi yang harus mengawasi dalam pemakaian sistem pra-tekan, yang akan mengawasi pekerjaan, dan memberikan bantuan tertentu kepada Konsultan Pengawas bila diperkirakan perlu. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi dan pra-tekan. Pekerjaan pra-tekan harus dikerjakan dengan peralatan dongkrak yang disetujui. Bila memakai dongkrak hidrolik, maka harus lengkap dengan meteran penunjuk tekanan. Kombinasi dongkrak dan meteran harus disesuaikan ukuran dasarnya, dan Kontraktor harus menyerahkan grafik hubungan kedua alat itu kepada Konsultan Pengawas. Bila menggunakan dongkrak tipe lain, maka harus lengkap dengan cincin (ring) penunjuk yang sudah kalibrasi ukurannya (calibrated), untuk mengetahui kekuatan dongkrakan secara tepat. Semua ketentuan yang dapat diberlakukan dari Pasal S10.01 (4) “Pelaksanaan Pekerjaan” harus ditaati, kecuali yang mungkin harus SU10 - 50
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton diubah dalam pasal ini. Beton pra-tekan harus dicetak, ditekan, diberi pengawetan, dan dilindungi di bengkel, tempat pembuatan, dan lain-lain lokasi yang disetujui Konsultan Pengawas, dimana pembuatan bagianbagiannya dapat diperiksa dan dikontrol. (b)
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan Bila diminta, Kontraktor harus mempersiapkan, memeriksa dan mengarahkan, kepada Konsultan Pengawas, detail lengkap Gambar Kerja atau Jadwal, mengenai : (i) (ii) (iii) (iv)
Rencana alternatif Kontraktor bila alternatif yang diajukan disetujui. Detail proposal pabriknya dan pelaksanaannya. Urutan pekerjaan, dan Uraian mengenai ukuran dan lain-lain secara lengkap, mengenai peralatan, sambungan, bearing, dan jangkar (anchorages), yang tidak ditentukan atau dirinci dalam Dokumen-dokumen Kontrak.
Beton tidak boleh dicetak sebelum Konsultan Pengawas menyetujui Gambar dari Kontraktor, bila ada, mengenai campuran beton, cetakan, metoda pra-tekan, metoda penuangan, pengecoran, pengawetan, perlindungan, penanganan dan pemasangan suku-suku penguat. Setiap alternatif rencana dalam Dokumen Kontrak harus disetujui oleh Konsultan Pengawas, sebelum Pelaksanaan Konstruksi dan pembuatan. Kontraktor harus memberi tahu Konsultan Pengawas, tidak kurang dari 3 hari sebelumnya, tanggal dimulainya pembuatan dan tanggal mulai dilaksanakannya pekerjaan penekanan beton, pencetak unit-unit, dan pemindahan tekanan. (c)
Menempatkan Baja Tulang Semua unit baja tulangan harus ditempatkan secara tepat menurut Gambar, dan tetap pada posisinya pada waktu beton dituang dan dikeringkan. Jarak unit baja tulangan dari cetakan harus dijaga dengan memakai ruji penopang, balok, tali, hanger, atau penahan lain yang disetujui. Balok penahan bahu penahan yang bersentuhan dengan cetakan harus terbuat dari balok pracetak (precast mortar blocks) dengan bentuk dan ukuran yang sudah disetujui, lapisan-lapisan unit harus dipisahkan dengan balok ini atau alat lain yang sama baiknya. Balok kayu tidak boleh digunakan.
(d)
Metode Pretensioning Elemen-elemen pra-tekan harus tepat posisinya dan ditekan dengan dongkrak. Penekanan harus sampai menghasilkan tekanan yang dikehendaki pada kawat atau untaian (strand) baja segera setelah penangkuran (anchorage), sesuai dengan Gambar atau perintah Konsultan Pengawas. Pergeseran dongkrak, angkur atau pencengkram harus diberi kelonggaran. SU10 - 51
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Harus ada catatan mengenai kekuatan pendongkrakan dan perpanjangan (elongations) yang ditimbulkan, serta umur minimum (dalam jam) beton pada saat tendon dilepas. Beberapa unit dapat dicetak dalam satu barisan kontinyu dan ditekan sekaligus, tetapi di antara ujung-ujung unit harus dibuat/disisakan ruang secukupnya untuk pemotongan beton bila kekuatan beton sudah mencapai yang ditentukan. Tekanan ikat (bond stress) tidak boleh diberikan kepada beton atau angkur akhir (end anchors) tidak boleh dilepas sebelum beton mencapai kuat tekan tidak kurang dari 85% kekuatan umur 28 hari yang telah ditentukan oleh contoh standar yang dibuat dan diberi pengawetan sama dengan sukusukunya. Elemen-elemen pra-tekan harus dipotong atau dilepaskan dengan cara tertentu sehingga eksentrisitas pra-tekan minimum. (e)
Pengawetan (Curing) Proses pengawetan uap dapat digunakan sebagai alternatif untuk pengawetan air. Alas pengecoran untuk setiap unit yang harus diberi pengawetan harus ditutup rapat agar uap tidak lari ke luar, dan udara luar tidak masuk. Dua sampai empat jam setelah penuangan beton dan setelah beton mencapai tahap kering awal, proses awal pengawetan uap harus dilakukan. Bila beton diberi campuran pelambat (retardingadmixture), maka tenggang waktu itu harus ditambah menjadi 4 sampai 6 jam. Metode pengawetan air harus digunakan sejak beton dituang sampai pengawetan uap mulai diberikan. Kelembaban uap harus 100% agar kadar air tidak hilang, dan agar kadar air cukup untuk proses hidrasi pada semen. Pengawetan uap tidak boleh langsung pada beton. Selama pemakaian uap, suhu udara sekitar harus naik tidak lebih dari 22C per jam sampai tercapai suhu maksimum, dan suhu itu harus dipertahankan sampai beton mencapai kekuatan yang diinginkan. Dalam menghentikan proses pengawetan uap, suhu udara sekitar tidak boleh lebih dari 22C per jam sampai tercapai suhu 10C lebih tinggi dari suhu udara tempat beton harus dibuka. Maksimum suhu pengawetan harus 60C sampai 67C. Bila Kontraktor memilih pengawetan dengan metoda khusus yang lain, metoda dan detail harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Kecuali ditentukan lain dan disetujui, pengawetan harus sesuai dengan ketentuan pada Pasal S10.01.
(f)
Metode Post-tensioning Penekanan tulangan pra-tekan (prestressed reinforcement) tidak boleh dimulai sebelum pengujian silinder beton, yang dibuat dari beton yang sama dengan suku masing-masing yang harus diberi proses pra-tekan, SU10 - 52
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton menunjukkan bahwa beton sudah mencapai kuat tekan yang ditentukan dalam Gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas. Setelah semua beton mencapai kekuatan yang dikehendaki, tulangan pratekan (prestressing reinforcement) harus ditekan dengan alat dongkrak sampai tegangan yang dikehendaki, dan tekanan ini harus dipindahkan ke angkur (anchorage) akhir. Beton cast-ini-place tidak boleh diberi post-tensioning sebelum 10 hari (sekurang-kurangnya) setelah beton terakhir dituang ke dalam suku unit yang harus diberi Post-tensioning, dan sebelum kekuatan kompresi dari beton yang sudah dituang itu mencapai tingkat yang ditentukan untuk beton pada saat ditekan. Semua cetakan sisi dan dalam untuk girder harus dibongkar sebelum pelaksanaan post-tensioning. Falsework di bawah slab yang menyangga struktur utama tidak boleh dilepaskan sebelum jangka waktu minimum 48 jam setelah proses grouting pada tendon post-tensioning, atau pun sebelum syarat-syarat lain dalam spesifikasi ini terpenuhi. Falsework penyangga harus dibangun sedemikian rupa sehingga bagian struktur utama dapat bebas melepaskan falsework dan mengalami pemendekan pada waktu proses post-tensioning. Proses penarikan (tensioning) harus sedemikian rupa agar tekanan yang diberikan pada perpanjangan elemen pra-tekan dapat diukur setiap waktu. Harus ada catatan mengenai tekanan (gauge pressure) dan perpanjangan pada setiap waktu, dan harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui. Gaya dari alat angkur (anchoring devices) harus disebarkan pada beton dengan alat yang disetujui yang dapat menyebarkan tekanan beban secara efektif pada beton. Bila ujung unit yang sudah diberi post-tensioning harus tidak ditutupi beton, peralatan angkur (anchoring devices) harus dihentikan agar ujung baja pra-tekan dan semua bagian peralatan angkur berada sekurangkurangnya 50 mm ke dalam permukaan akhir dari suku unit, kecuali bila ada penanaman (embedment) yang lebih besar pada Gambar Rencana. Setelah proses post-tensioning, ceruk-ceruk harus ditambal dengan beton, dan diberi finishing sesuai dengan Gambar. (g)
Baja pengikat (Bonding steel) Baja post-tensioned harus diikat ke beton. Semua baja Pra-tekan yang harus diikatkan ke beton harus bersih dari kotoran, karat, minyak, atau bahan-bahan lain yang berbahaya. Baja pra-tekan harus diikatkan ke beton dengan menambal rongga antara pipa (ducts) dan tendon dengan adukan grout. Semua pipa (ducts) harus SU10 - 53
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton bersih dari bahan-bahan yang berbahaya yang dapat merusak ikatan grout atau mengganggu proses grouting (Pengisian adukan semen). Semua grout harus disaring dengan kasa berlubang ukuran 1,20 mm maksimum, sebelum dimasukan ke pompa grouting. Pipa injeksi grout harus dipasangi katup penutup mekanis. Lubang angin dan pipa semprotan harus dipasangi katup (klep), sumbat atau alat lain yang dapat menahan tekanan pompa. Katup (klep dan sumbat itu tidak boleh dilepas atau dibuka hingga adukan benar-benar terisi dan padat. (h)
Penanganan, Pengangkutan dan Penyimpanan Beton pra-tekan precast tidak boleh dipindahkan dari posisi pencetakan sebelum mencapai kekuatan kompresi 85% dari kekuatan beton umur 28 hari yang sudah ditentukan, atau tidak boleh diangkut sebelum mencapai kekuatan 90% dari kekuatan beton umur 28 hari. Penanganan dan pemindahan beton pra-tekan precast harus hati-hati. Slab dan girder precast harus diangkut dengan posisi tegak lurus, tidak boleh ada guncangan pada titik-titik penyanggaan dan arah reaksi yang berkenaan dengan suku unit harus ditentukan bila suku unit sudah mencapai posisi final. Bila Kontraktor menganggap lebih baik mengangkut atau menyimpan unit-unit beton pra-tekan precast dengan posisi lain, maka resikonya ditanggung sendiri setelah memberitahu Konsultan Pengawas. Unit-unit yang oleh Konsultan Pengawas dianggap tidak memenuhi standar harus diganti atas tanggungan biaya Kontraktor sendiri.
(i)
Menandai bagian/suku beton pra-tekan precast Setiap suku beton pra-tekan precast harus ditandai untuk menunjukkan tipe, tanggal pencetakan/pengecoran dan penguatan.
(j)
Menguji bagian/suku beton pra-tekan precast Bila ada perintah dari Konsultan Pengawas, satu tiang atau lebih harus diuji beban (loading test). Kontraktor harus meminta persetujuan Konsultan Pengawas terlebih dahulu, mengenai detail tata cara pengujian. Balok yang harus diuji pada titik-titik dudukan (bearing), harus diberi penyangga, dan defleksi naiknya akibat tenaga pra-tekan harus diukur relatif terhadap garis yang menghubungkan titik-titik itu. Kemudian beban-beban yang sama harus diberikan kepada titik ketiga dengan sepuluh kali kenaikan yang sama, yang keseluruhannya diteruskan selama 5 menit. Kemudian beban dilepas dari tiang itu. Defleksi rentang tengah (midspan deflection) relatif terhadap garis acuan harus diukur untuk setiap penambahan beban. Kurva defleksi beban, yang tersusun dari nilai-nilai pengukuran itu, harus menunjukkan tidak adanya perbedaan yang berarti dengan garis lurus. Gambar harus menunjukkan, SU10 - 54
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton atau Konsultan Pengawas harus menentukan, beban-beban yang harus diberikan dan defleksi-defleksinya yang tidak boleh dilewati. Balok yang, menurut Konsultan Pengawas, gagal dalam pengujian, harus ditolak, dan seluruh balok yang dicor dan dicetak dalam baris yang sama dengan tiang itu juga harus ditolak, kecuali bila diuji sendiri-sendiri atas biaya Kontraktor, dan ternyata memenuhi syarat. Kontraktor harus memberikan, kepada Konsultan Pengawas, catatan pengujian yang berisi tentang tanggal pengujian, beban, defleksi, dan kurva defleksi beban, nilai “E” dan nilai kekuatan beton, ketika lepas beban, sebagaimana ditunjukkan dari hasil uji silinder ataupun uji kubus. Tes/pengujian dilakukan pada unit-unit yang dipilih oleh dan dihadapan Konsultan Pengawas, setelah ia menyetujui metoda pengujian dan bentuk pencatatan. Biaya pengujian dan pencatatan sudah termasuk ke dalam Harga Satuan Kontrak. S10.03 (4)
Metoda Pengukuran Jumlah beton pra-tekan (I-girder dan U-girder) yang harus diukur untuk pembayaran adalah jumlah suku/bagian struktur beton pra-tekan precast disediakan, dipasang ditempat, lengkap dan diterima. Setiap bagian meliputi beton, tulang penguat dan baja pra-tekan, dan material lain yang terkandung atau terpasang dalam unit balok atau lempeng (slab). Suku/bagian beton pratekan cast-in-place dibayar berdasarkan jumlah meter kubik beton,berat (kg) baja tulangan. Untuk beton, pengukuran mangacu ke Pasal S10.01, dan untuk baja tulangan ke Pasal S10.02. Plat pracetak (concrete plate) dibayar berdasarkan jumlah meter persegi sesuai dengan Gambar. Baja pra-tekan yang digunakan pada Butir Pembayaran dalam Spesifikasi ini harus tidak diukur tersendiri untuk pembayaran dalam Pasal S10.03 ini.
S10.03 (5)
Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas harus dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk nota pembayaran terdaftar di bawah ini, yang tertera dalam bid schedule. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan penempatan seluruh material, termasuk seluruh tenaga kerja, peralatan, dan kebutuhan insidentil yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan menurut Pasal ini. Pembayaran untuk kabel PC meliputi pekerjaan penarikan, grouting, angkur (anchorages) dan pipa grouting (ducts). Harga Satuan untuk I-girder dan U-girder tercakup ke dalam harga beton, tulangan, kabel PC, pengangkutan dan pemasangan/erection.
SU10 - 55
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
10.03(1a) Gelagar PC-Ubentang nominal 35,5m, H= 1.95m (Tipe RB), penyediaan
Buah
10.03(1b) Gelagar PC-U bentang nominal 35,5m, H= 1.95m (Tipe RB), pemasangan
Buah
10.03(2a) Gelagar PC-U bentang nominal 31,3m, H= 1.95m (Tipe RC), penyediaan
Buah
10.03(2b) Gelagar PC-U bentang nominal 31,3m, H= 1.95m (Tipe RC), pemasangan
Buah
10.03(3a) Gelagar PC-U bentang nominal 26,5m, H= 1.95m (Tipe RD), penyediaan
Buah
10.03(3a) Gelagar PC-U bentang nominal 26,5m, H= 1.95m (Tipe RD), pemasangan
Buah
10.03(4a) Gelagar PC-U bentang nominal 18,5m, H= 1.85m (Tipe A), penyediaan
Buah
10.03(4b) Gelagar PC-U bentang nominal 18,5m, H= 1.85m (Tipe A), pemasangan
Buah
10.03(5a) Gelagar PC-U bentang nominal 23m, H= 1.85m (Tipe B), penyediaan
Buah
10.03(5b) Gelagar PC-U bentang nominal 23m, H= 1.85m (Tipe B), pemasangan
Buah
10.03(6a) Gelagar PC-U bentang nominal 26m, H= 1.85m (Tipe C), penyediaan
Buah
10.03(6b) Gelagar PC-U bentang nominal 26m, H= 1.85m (Tipe C), pemasangan
Buah
10.03(7a) Gelagar PC-U bentang nominal 28,5m, H= 1.85m (Tipe D), penyediaan
Buah
10.03(7b) Gelagar PC-U bentang nominal 28,5m, H= 1.85m (Tipe D), pemasangan
Buah
10.03(8a) Gelagar PC-U bentang nominal 31m, H= 1.85m (Tipe E), penyediaan
Buah
10.03(8b) Gelagar PC-U bentang nominal 31m, H= 1.85m (Tipe E), pemasangan
Buah
SU10 - 56
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton 10.03(9a) Gelagar PC-U bentang nominal 31m, H= 1.85m (Tipe F), penyediaan
Buah
10.03(9b) Gelagar PC-U bentang nominal 31m, H= 1.85m (Tipe F), pemasangan
Buah
10.03(10a) Gelagar PC-U bentang nominal 33m, H= 1.85m (Tipe G), penyediaan
Buah
10.03(10b) Gelagar PC-U bentang nominal 33m, H= 1.85m (Tipe G), pemasangan
Buah
10.03(11a1) Pelat PC-Void bentang nominal 16m, H= 0.85m, penyediaan
Buah
10.03(11a2) Pelat PC-Void bentang nominal 16m, H= 0.85m, pemasangan
Buah
10.03(11b1) Pelat PC-Void bentang nominal 12,28m, H= 0.74m, penyediaan
Buah
10.03(11b2) Pelat PC-Void bentang nominal 12,28m, H= 0.74m, pemasangan
Buah
10.03(12a1) Gelagar PC-I bentang nominal 11,50m to 13.00m,H= 0.90m, penyediaan
Buah
10.03(12a2) Gelagar PC-I bentang nominal 11,50m to 13.00m,H= 0.90m, pemasangan
Buah
10.03(12b1) Gelagar PC-Ibentang nominal 13,10m to 14.50m,H= 0.90m, penyediaan
Buah
10.03(12b2) Gelagar PC-Ibentang nominal 13,10m to 14.50m,H= 0.90m, pemasangan
Buah
10.03(12c1) Gelagar PC-Ibentang nominal 14,60m to 16.00m,H= 0.90m, penyediaan
Buah
10.03(12c2) Gelagar PC-Ibentang nominal 14,60m to 16.00m,H= 0.90m, pemasangan
Buah
10.03(13a1) Gelagar PC-Ibentang nominal 12,0m to 14.0m,H= 1.40m, penyediaan
Buah
10.03(13a2) Gelagar PC-I bentang nominal 12,0m to 14.0m,H= 1.40m, pemasangan
Buah
10.03(13b1) Gelagar PC-I bentang nominal 14,10m
Buah SU10 - 57
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton to 15.00m,H= 1.40m, penyediaan 10.03(13b2) Gelagar PC-I bentang nominal 14,10m to 15.00m,H= 1.40m, pemasangan
Buah
10.03(13c1) Gelagar PC-I bentang nominal 15,10m to 17.0m,H= 1.40m, penyediaan
Buah
10.03(13c2) Gelagar PC-I bentang nominal 15,10m to 17.0m,H= 1.40m, pemasangan
Buah
10.03(13d1) Gelagar PC-I bentang nominal 25,00m to 27.0m,H= 1.40m, penyediaan
Buah
10.03(13d2) Gelagar PC-I bentang nominal 25,00m to 27.0m,H= 1.40m, pemasangan
Buah
10.03(14a) Gelagar PC-I bentang nominal 25,0m to 27.00m,H= 1.60m, penyediaan
Buah
10.03(14b) Gelagar PC-I bentang nominal 25,0m to 27.00m,H= 1.60m, pemasangan
Buah
10.03(15a) Gelagar PC-I bentang nominal 30,0m to 32.00m,H= 1.70m, penyediaan
Buah
10.03(15b) Gelagar PC-I bentang nominal 30,0m to 32.00m,H= 1.70m, pemasangan
Buah
10.03(16a1) Gelagar PC-I bentang nominal 20,0m to 22.0m, H=2.10m, penyediaan
Buah
10.03(16a2) Gelagar PC-I bentang nominal 20,0m to 22.0m, H=2.10m, pemasangan
Buah
10.03(16b1) Gelagar PC-I bentang nominal 39,0m to 41.0m, H=2.10m, penyediaan
Buah
10.03(16b2) Gelagar PC-I bentang nominal 39,0m to 41.0m, H=2.10m, pemasangan
Buah
10.03(17) Baja PrategangTipe A (SWPR7B, T12.7)
Kilogram
10.03(18) Baja PrategangTipe B (SWPR7B, T15.2)
Kilogram
SU10 - 58
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton S10.04
BALOK BETON PRECAST
S10.04 (1)
Uraian Pekerjaan ini terdiri atas balok beton bertulang precast, disediakan dan ditempatkan sesuai Spesifikasi ini dan sesuai dengan ketentuan dalam Gambar atau pasal manapun dalam Dokumen Kontrak Pekerjaan ini meliputi pembuatan, transportasi, penyimpanan dan pemasangan balok pracetak.
S10.04 (2)
Material (a)
Umum Semua material yang akan disediakan dan digunakan yang tidak tercakup dalam Pasal ini harus sesuai dengan ketentuan yang ditentukan dalam pasal lain yang berlaku.
(b)
Beton Beton harus memenuhi ketentuan beton Kelas B-1 pada Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini kecuali dinyatakan lain dalam Gambar.
(c)
Penulangan (Reinforcement) Penulangan harus memenuhi persyaratan yang persyaratan yang disebutkan dalam Pasal S10.02 dari Spesifikasi ini
(d)
Acuan(Formwork) Acuan untuk balok harus memenuhi ketentuan umum dari acuan beton sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini
S10.04 (3)
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Umum Pelaksanaan Pekerjaan harus memenuhipersyaratan yang berlakupada Pasal S10.01(4) dari Spesifikasi ini.
(b)
Rencana Operasi Kontraktor harus, jika diperlukan, menyiapkan, memeriksa dan menyerahkan kepada Konsultan Pengawas rincian Gambar Kerja yang lengkap atau Jadwal yang menunjukkan: (i) Alternatif desain Kontraktor jika pengajuan alternatif disetujui; (ii) Rincian frabrikasi kontraktor dan pelaksanaan yang diusulkan; dan (iii) Urutan operasi yang diusulkan.
SU10 - 59
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Beton tidak boleh dicor sebelum Gambar Kontraktor disetujui Konsultan Pengawas, jika ada, campuran beton, acuan, metode pengecoran, perawatan, perlindungan, penanganan dan pemasangan komponen. Setiap alternatif desain dalam Dokumen Kontrak harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sebelum fabrikasi atau pelaksanaan. (c)
Pemasangan Baja Tulangan Semua baja tulangan harus dipasang dengan akurat pada posisi yang ditunjukkan dalam Gambar dan cukup kaku selama pengecoran dan pengerasan beton. Jarak dari acuan harus dipelihara dengan tetap, blok beton, pengikat, gantungan, atau pendukung lain yang disetujui. Blok beton untuk memegang unit dari kontak dengan acuan haruslah pracetak mortardalam bentuk dan dimensi yang disetujui.
(d)
Pengecoran Balok akan dicor dalam posisi horizontal. Perhatian khusus harus diambil untuk menempatkan beton sehingga menghasilkan balok yang bebas dari kantong udara, sarang lebah atau cacat lainnya. Beton harus dicor secara terus menerus dan harus dipadatkan dengan alat pengetar atau dengan cara lain yang diterima Konsultan Pengawas.
(e)
Penanganan, Transportasi dan Penyimpanan Balok beton bertulang precast tidak boleh bergerak baik dari posisi pengecoran beton sampai telah mencapai kuat tekan 85% darikekuatan 28hari yang disyaratkan, maupun diangkut sampai mencapaikuat tekan 90% dari kekuatan 28-hari yang disyaratkan. Perhatian khusus harus dilakukan dalam menangani dan pergerakan balok betonprecast. Balok precast harus diangkut dalam posisi tegak, guncangan harus dihindari dan titik-titik pendukung dan arah reaksi terhadap bagian tersebut harus kurang lebih sama selama pengangkutan dan penyimpanan seperti ketika bagian tersebut berada dalam posisi akhir. Jika Kontraktor menganggap dapat mengangkut atau menyimpan unit balok precast di selain posisi ini, maka harus dilakukan dengan resiko sendiri setelah memberitahukan kepada Konsultan Pengawas akan rencana untuk melakukannya. Setiap unit dianggap oleh Konsultan Pengawas tidak memenuhi syarat harus ditolak dan diganti dengan biaya Kontraktor dengan unit diterima.
(e)
Penandaan Balok Precast Setiap unit balok precast harus ditandai dengan unik dan permanen termasuk tanggal pengecoran.
SU10 - 60
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton S10.04 (4)
Metoda Pengukuran Kuantitas balok beton bertulang yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah aktual balok beton precast, dipasang di tempat, selesai dan diterima. Setiap balok meliputi beton, baja tulangan, dan bahan lainnya seperti terkandung di dalam atau melekat pada unit balok.
S10.04 (5)
Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur seeprti yang disebutkan diatas harus dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk setiap jenis balok precastyang terdaftar di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua material, termasuk beton dan baja tulangan untuk pengecoran dan pengakutan, penyimpanan dan pengangkatan balok termasuk tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan serta biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar dan disebutkan dalam Pasal ini
SU10 - 61
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton S10.05
TIANG PANCANG BETON PRETENSIONED
S10.05 (1)
Uraian Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemancangan tiang pancang beton bulat/kotak pretensioned, sesuai dengan Spesifikasi, persyaratan dalam Gambar atau pada bagian-bagian lain dalam Dokumen Kontrak.
S10.05 (2)
Material (a)
Umum Tiang pancang beton bulat/kotak pretensioned harus dibuat sesuai dengan detail pada Gambar dan ketentuan ACI 318-77 dan JIS A5335 (prestressed spun concrete piles) Tipe A dan Tipe B. Ketentuan-ketentuan yang berhubungan pada Pasal S10.03 merupakan bagian dari pasal ini.
(b)
Beton Beton harus beton kelas AA sesuai dengan ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini.
(c)
Tulang Penguat Penulangan harus sesuai dengan ketentuan Pasal S10.02 dari Spesifikasi ini dan pemasangannya harus sesuai dengan Gambar.
(d)
Baja Pratekan Kawat baja pratekan berdaya tarik tinggi harus sesuai dengan persyaratan dari SNI 07-1155-1989 atau JIS G3536 atau AASHTO M204-06 Class SWPR 1 135/155.
(e)
Sertifikat Sebelum menyediakan tiang pancang beton bulat/kotakpretensioned, Kontraktor harus menyerahkan sertifikat dari pabrik untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
S10.05 (3)
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Persiapan Untuk Pemancangan (i)
Caps - Kepala tiang pancang beton, yang bisa rusak karena cara pemancangan, harus dilindungi dengan penutup (caps) dengan bantalannya dan dipasang ke casting yang kemudian akan menyangga balok kayu.
SU10 - 62
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Kepala tiang pancang tidak boleh dicengkeram terlalu kuat sehingga menghambat rotasi tiang pancang pada waktu dipancangkan. (ii)
Sambungan - Sambungan tiang pancang beton putar pretensioned harus dibuat sesuai dengan Gambar dan arahan Konsultan Pengawas. Pengelasan harus sesuai dengan ketentuan JIS A7201.
(iii) Sepatu tiang pancang - Alas sepatu terdiri dari pelat baja seperti yang tertera dalam Gambar. (b)
Pengangkutan dan Pemancangan (i)
Umum - Pada waktu mengangkat atau mengangkut tiang pancang, Kontraktor harus menyediakan kawat baja (sling) dan peralatan lainnya yang diperlukan untuk mencegah pembengkokan pada tiang pancang. Sebelum dipancangkan, tahap pematokan harus sudah selesai. Tahap pematokan masing-masing tiang pancang harus sudah selesai dan disetujui paling lambat 8 jam sebelum pemancangan di mulai. Seluruh titik, garis dan kedudukan penanaman harus dijaga keamanannya sampai pekerjaan selesai. Tiang pancang harus ditanam tepat pada posisinya dan dipancangkan sesuai dengan garis-garis yang tertera dalam Gambar atau ketentuan-ketentuan Konsultan Pengawas. Tiang pancang yang menyimpang dari garis yang ditentukan, bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, harus dicabut dan ditanamkan lagi sampai memenuhi ketentuan garis. Untuk membetulkan posisi atau garis tiang pancang, dilarang menggunakan metoda secara paksa. Tiang pancang yang rusak karena kesalahan cara pemancangan, atau pemancangannya tidak tepat pada tempatnya, atau di bawah elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau oleh Konsultan Pengawas, harus diperbaiki dengan salah satu metoda berikut yang disetujui oleh Konsultan Pengawas atau tanggungan biaya Kontraktor sendiri.
Tiang pancang tersebut harus dicabut dan diganti dengan yang baru dan, bila perlu, yang lebih panjang. Lubang bekar pencabutan tiang pancang harus diisi dan dipadatkan dengan material nonplastic sebelum pemancangan kedua dilakukan atau
Dipancangkan lagi tiang pancang kedua di dekat tiang pancang yang tidak memenuhi ketentuan itu.
Semua tiang pancang yang terdorong ke atas akibat pemancangan di dekatnya atau karena hal-hal lain harus dipancangkan lagi.
SU10 - 63
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton (ii)
Tiang Pancang Miring(Batter Pile) - Tiang pancang ini harus dipancang sesuai dengan kemiringan seperti tertera dalam Gambar. Pipa/rangka alat pancang yang digunakan untuk pemacangan harus mempunyai alat penuntun dan bisa disesuaikan dengan sudut yang dikehendaki. Bila tiang pancang harus dipancangkan di bawah alas penuntun, harus disediakan alat penuntun sambungan (extension leads), kecuali bila Konsultan Pengawas mengijinkan digunakannya penyokong.
(iii) Alat-alat Pemancangan - Sebelum pemancangan dimulai, Kontraktor harus mengajukan detail peralatan pemancangan tiang pancang dan metoda pelaksanaan kerjanya kepada Konsultan Pengawas. Setiap tiang pancang harus dilengkapi dengan penutup (Caps) seperti yang ditentukan item (a) (i) di atas. Untuk tipe pemancangan tertentu, harus disediakan landasan pukul yang berputar (madrel) atau lainnya sesuai dengan ketentuan, agar tiap pancang tidak mengalami kerusakan pada waktu dipancangkan. Tiang pancang dapat dipancangkan dengan martil tenaga uap, udara atau diesel, atau kombinasi martil dengan semprotan air atau martil gravitasi. Bila menggunakan martil diesel, martil itu harus disesuaikan ukurannya dengan uji beban. Bangunan dan peralatan yang disediakan untuk martil uap dan martil udara harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk mempertahankan tekanan, dalam kondisi kerja, dengan cara yang sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatanya. Tangki atau boiler harus dilengkapi dengan alat pengukur tekanan, dan juga alat pengukur harus dipasang pada lubang masuk ke martil. Bila menggunakan martil gravitasi, maka jarak kejatuhan martil tidak boleh melebihi 2,5 meter dan berat martil tidak boleh kurang dari setengah berat tiang pancang. Penjatuhan martil harus teratur untuk mencegah kerusakan pada tiang pancang. (iv) Pemancangan - Pada waktu dipancangkan, tiang pancang harus disangga pada garis dan posisinya dengan alat penuntun (leads). Leads pemancang tiang pancang ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga martil tetap dapat bergerak bebas, dan posisi leads harus kokoh agar tiang pancang selalu tersangga dengan baik selama pemancangan. Kecuali bila tiang pancang dipancangkan ke dalam air, panjang leads harus cukup sehingga bisa mempermudah pemancangan tiang pancang dan direncanakan sedemikian sehingga dapat menempatkan batter pile. Bila kondisi lokasi kerja memungkinkan diperlukannya penyokong, Kontraktor dapat menggunakannya bila sudah disetujui Konsultan Pengawas.
SU10 - 64
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Bila, menurut Konsultan Pengawas, diperlukan semprotan air, maka jumlah semprotan dan volume mulut pipa semprot dan tekanannya harus cukup untuk mengikis material yang berdekatan dengan tempat pemancangan. Pada mulut pipa semprot dengan ukuran 2 cm, tekanan harus selalu tetap tujuh kilogram per sentimeter persegi. Sebelum penembusan yang ditentukan tercapai, semprotan harus dihentikan dan tiang terus dipancangkan sampai tahap penekanan akhir. Konsultan Pengawas harus menyimpan catatan mengenai pemancangan semua tiang pancang, dan Kontraktor harus memberikan bantuan untuk pengadaan catatan ini, yang isinya meliputi : jumlah, posisi, tipe, ukuran, panjang sebenarnya, dan tanggal pemancangan tiang pancang; panjang kaki (footing), jumlah pukulan, tenaga pukulan martil, panjang yang disambung, panjang pemotongan, dan panjang akhir yang harus dibayar. Tiang pancang tidak boleh dipancangkan dekat beton yang baru dituang. (v)
Nilai Daya Dukung Tanah - Tiang pancang harus dipancangkan dengan nilai daya dukung tidak kurang dari yang tertera pada Gambar. Konsultan Pengawas harus menentukan tahap penekanan akhir dan Kontraktor harus mematuhi ketentuan itu. Tetapi bila Konsultan Pengawas menilai nilai daya dukung yang ditentukan tidak terpenuhi, Kontraktor harus melanjutkan pemancangan sampai nilai daya dukung sesuai dengan yang dikehendaki tercapai.
(vi) Pemotongan dan Perpanjangan - Tiang pancang harus dipotong pada elevasi tertentu sehingga tiang memanjang sampai ke penutup (caps) atau kaki (footing) atau slab, cross beam atau balok sebagaimana tertera di dalam Gambar. Panjang tambahan pada tiang pancang harus cukup untuk mencapai elevasi bawah caps, kaki, cross beam atau balok, dan harus dari bagian yang sama sebagaimana tiang pancang itu sendiri, atau sesuai dengan Gambar. Setelah tiang pancang diperpanjang, pemancangan jangan dihentikan sebelum ada persetujuan Konsultan Pengawas. Kecuali ditentukan lain, panjang sisa pemotongan tiang pancang manjadi milik Kontraktor, dan harus di luar batas daerah milik Kuasa Bangunan, atau di luar batas jangkauan penglihatan dari daerah jalan, sesuai dengan perintah Konsultan Pengawas. (vii) Hubungan dengan Kaki, - Semua tiang pancang harus dihubungkan dengan kaki (footing) sesuai ketentuan dalam Gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. (c)
Tiang Pancang Untuk Pengujian
SU10 - 65
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Konsultan Pengawas dapat memerintahkan pemancangan pengujian untuk menentukan tipe pondasi dan panjang tiang pancang untuk proyek ini Kontraktor harus menyediakan dan melaksanakan pemancangan percobaaan ini di lokasi yang ditentukan Konsultan Pengawas. Panjang tiang pancang yang tertera dalam Gambar didasarkan pada informasi dari penyelidikan tanah. Tetapi, mungkin diperlukan juga tiang pancang yang panjangnya berbeda, dan bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Sebelum panjang tiang pancang ditentukan Kontraktor harus membuat tiang pancang untuk pengujian, dengan panjang sesuai Gambar, dan tiang pancang itu harus dipancangkan dengan posisi yang ditentukan Konsultan Pengawas sebelum pemancangan. Kontraktor harus memberikan catatan mengenai pemancangan tiang pancang percobaan sampai pemancangan mencapai kedalaman sepenuhnya. Setelah tercapai kedalaman yang disetujui, pemancangan harus diteruskan sebelum Konsultan Pengawas menghentikannya. Pemancangan tiang pancang di luar kedudukan titik yang ditentukan, harus bisa menunjukkan bahwa resistansi pemancangan semakin bertambah. Kontraktor harus membiarkan sisa tiang pancang di dalam struktur. Dalam menentukan panjang tiang pancang, Kontraktor harus mengacu pada panjang yang diharuskan tertinggal dalam struktur yang secara keseluruhan. Tiang pancang percobaan harus digunakan sebagai tiang pancang pondasi, bila ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Atas biaya sendiri, Kontraktor dapat menaikkan panjang tiang untuk Konsultan Pengawas fresh heading dan atau panjang yang sedemikian rupa untuk menyesuaikan metoda kerjanya. S10.05 (4)
Metoda Pengukuran (a)
Penyediaan Tiang Pancang Satuan pengukuran untuk penyediaan tiang pancang beton bulat/kotak pretensioned adalah meter panjang, diukur dari ujung tiang sampai pemotongan tiang pancang, disediakan sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas dan persyaratan material dalam Spesifikasi, dandisimpan dalam kondisi baik di lokasi kerja oleh Kontraktor dan disetujui Konsultan Pengawas. Harus tidak ada pembayaran untuk panjang tiang pancang yang disediakan Kontraktor untuk mengganti tiang pancang yang sudah disetujui Konsultan Pengawas tetapi ternyata tidak sesuai atau rusak sebelum selesai Kontrak ketika dalam penyimpanan, atau ketika diangkat atau dipancangkan, atau atas perintah Konsultan Pengawas harus dibongkar dan dibuang.Panjang tiang yang dibayar untuk penyediaan SU10 - 66
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton adalah dari ujung tiang bawah sampai batas potong tiang (cut off level). Tidak ada pembayaran terhadap sisa potongan tiang atau penyediaan tiang pancang yang tidak terpasang (b)
Pemancangan Tiang Pancang Jumlah tiang pancang beton bulat/kotak pretensioned yang terpancang yang harus dibayar adalah jumlah meter panjang tiang yang benar-benar dipancangkan dan disetujui. Panjang yang harus dibayar diukur dari ujung tiang sampai sisi bawah footing (pile cap) untuk tiang pancang yang seluruh panjangnya masuk ke dalam tanah, atau dari ujung tiang sampai permukaan tanah asli untuk tiang pancang yang hanya sebagian panjangnya masuk ke dalam tanah, seperti terlihat pada Gambar atau perintah tertulis dari Konsultan Pengawas.
(c)
Tiang Pancang Percobaan Jumlah tiang pancang percobaan sebagaimana ketentuan Pasal S10.05 (3) (c) yang harus dibayar adalah jumlah meter panjang tiap yang diselesaikan dan disetujui, di dalam atau di luar pondasi.
S10.05 (5)
Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas harus dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per meter untuk mata pembayaran di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk seluruh material, termasuk proses penegangan, tulangan dan sepatu, peralatan, hardware, penyediaan, penyambungan, pemancangan, penyemprotan, pemotongan, pengelasan, koping dan segala material yang terkait, bor, derek, boiler, martil, penyemprot, beton pengisi dan tulangan sambungan tiang dan footing, tenaga kerja dan peralatan serta pekerjaan insidentil lainnya. Pembayaran untuk tiang pancang percobaan, dilakukan menurut jumlah meter panjang tiang yang selesai dan disetujui, dilakukan dan dipancangkan. Bila tiang percobaan ini bersatu dengan pondasi, tidak ada pembayaran tambahan untuk tiang kecuali sebagai tiang pancang percobaan. Harus tidak ada pembayaran untuk tiang pancang yang pemancangannya tidak memenuhi ketentuan, atau pun untuk biaya perbaikannya. Nomor dan NamaMata Pembayaran
Satuan Pengukuran
10.05
(1)
Penyediaan tiang pancang beton bulat pretensioned, dia. 60 cm
meter panjang
10.05
(2)
Pemancangan tiang pancang beton bulat pretensioned, dia. 60 cm
meter panjang
SU10 - 67
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton 10.05
(3)
Penyediaan dan pemancangan tiang pancang beton bulat pretensioned, pile test, dia. 60 cm
meter panjang
10.05
(4)
Penyediaan tiang pancang beton bulat pretensioned, dia. 50 cm
meter panjang
10.05
(5)
Pemancangan tiang pancang beton bulat pretensioned, dia. 50 cm
meter panjang
10.05
(6)
Penyediaan dan pemancangan tiang pancang beton bulat pretensioned, pile test,dia. 50 cm
meter panjang
10.05
(7)
Pengujian Pembebanan Dinamis untuk tiang pancang beton bulat pretensioned, dia. 50 – 60 cm
buah
10.05
(8)
Pengujian Pembebanan Dinamis untuk tiang pancang beton bulat pretensioned, dia. 50 – 60 cm (2,5 kali Beban Rencana)
buah
10.05
(9)
Tambahan Biaya untuk Mata Pembayaran 10.05.(2) atau 10.05.(4) jika dilaksanakan di Aliran Sungai
meter panjang
SU10 - 68
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton S10.06
TIANG PANCANG BAJA
S10.06 (1)
Uraian Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemancangan tiang pancang baja untuk pondasi struktur, sesuai dengan Spesifikasi ini, Gambar, dan perintah Konsultan Pengawas. Bila, menurut Konsultan Pengawas tiang pancang tidak diperlukan, berdasarkan hasil test Drilling yang ditentukan dalam Pasal S10.08, atau hasil test piling,maka Kontraktor harus merubah kaki (footing) sesuai dengan perintah Konsultan Pengawas.
S10.06 (2)
Material Tiang pancang baja harus dibuat di bengkel dan dari tipe, berat, kualitas dan ukuran yang ditentukan dalam JIS A5525 (Pipa Baja : SKK-41) atau ASTM A252-90, ASTM A500 (Pipa Baja Grade B), atau seperti tertera dalam Gambar. Kontraktor harus menggerahkan sertifikat dari pabrik untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas, sebelum tiang pancang baja itu disediakan.
S10.06 (3)
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Persiapan Untuk Pemacangan (i)
Caps - Kepala tiang pancang baja, yang bisa rusak karena cara pemancangan, harus dilindungi dengan penutup (caps) dengan bantalannya, dan dipasangkan ke casting dengan dudukan putar balok kayu. Kepala tiang pancang tidak boleh dicengkeram terlalu kuat sehingga menghambat rotasi tiang pancang pada waktu dipancangkan.
(ii)
Sambungan - Sambungan tiang pancang baja harus dibuat sesuai dengan Gambar, dan instruksi Konsultan Pengawas. Apabila dalam Gambar tidak ditentukan cara-cara penyambungan maka Kontraktor dapat mengajukan cara-cara penyambungan tersebut kepada Konsultan Pengawas. Pengelasan harus sesuai dengan ketentuan JIS A7201 “Standard Practice For Execution of Spun Concrete Piles”.
(iii) Sepatu tiang pancang - Alas harus terdiri dari pelat baja seperti tertera dalam Gambar. (b)
Pengangkutan dan Pemancangan (i)
Umum - Pada waktu mengangkat atau mengangkut tiang pancang, Kontraktor harus menyediakan kawat baja (sling) dan peralatan lainnya yang diperlukan untuk mencegah pembengkokan tiang pancang. Tiang pancang tidak boleh diangkat kecuali dengan kawat baja pada lubang pengangkutan, dan posisi yang diperintahkan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
SU10 - 69
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Sebelum dipancangkan, tahap pematokan posisi tiang-tiang pancang harus sudah selesai. Tahap pematokan masing-masing tiang pancang harus sudah selesai paling lambat 8 jam sebelum pemancangan dimulai. Seluruh titik, garis dan kedudukan penanaman harus dijaga keamanannya sampai pekerjaan selesai. Tiang pancang harus ditanam tepat pada posisinya dan dipancangkan sesuai dengan garis-garis yang tertera dalam Gambar atau ketentuan Konsultan Pengawas. Tiang pancang yang menyimpang dari garis yang ditentukan, bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, harus dicabut dan ditanamkan lagi sampai memenuhi ketentuan garis. Untuk membetulkan posisi atau garis tiang pancang, dilarang menggunakan metoda secara paksa. Tiang pancang yang rusak karena kesalahan cara pemancangan, atau pemancangannya tidak tepat pada tempatnya, atau di bawah elevasi yang ditentukan dalam atau oleh Konsultan Pengawas, harus diperbaiki dengan salah satu metoda berikut yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, atas tanggungan biaya Kontraktor sendiri:
Tiang pancang tersebut dicabut dan diganti dengan yang baru dan bila perlu lebih panjang. Lubang bekas pencabutan tiang panjang harus dipadati dulu dengan material non-plastic sebelum pemancangan kedua dilaksanakan; atau
Dipancangkan lagi tiang pancang kedua didekat tiang pancang yang tidak memenuhi ketentuan itu.
Semua tiang pancang yang terdorong ke atas karena pemancangan didekatkan atau karena hal-hal lain harus dipancangkan lagi. (ii)
Tiang Pancang Miring (Batter Pile) - Tiang pancang miring(batterpile) harus dipancangkan sesuai dengan kemiringan seperti tertera dalam Gambar. Pipa/rangka alat pancang yang digunakan untuk pemancangan harus mempunyai alat penuntun dan bisa disesuaikan dengan sudut yang dikehendaki. Bila tiang pancang harus dipancangkan di bawah alas penuntun, harus disedikan alat penuntun sambungan (extension leads), kecuali bila Konsultan Pengawas mengijinkan digunakannya penyokong.
(iii) Alat-alat Pemancangan - Sebelum pemancangan dimulai, Kontraktor harus mengajukan detail peralatan pemancangan dan Metoda Pelaksanaan Kerja kepada Konsultan Pengawas. Setiap tiang pancang harus dilengkapi dengan penutup (caps) seperti yang ditentukan dalam item (a) (i) di atas. Untuk tipe tiang pancang tertentu, harus disediakan landasan pukul yang berputur (madrel) atau alat lainnya sesuai dengan ketentuan, agar tiang pancang tidak mengalami kerusakan pada waktu dipancangkan.
SU10 - 70
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Sepatu harus disediakan seperti terlihat pada Gambar. Tiang pancang dapat dipancangkan dengan martil tenaga uap, udara atau diesel, atau kombinasi martil dengan semprotan air atau martil gravitasi. Bila menggunakan martil diesel, martil harus disesuaikan ukurannya dengan uji beban. Bangunan dan peralatan yang disediakan untuk martil uap dan udara harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk mempertahankan tekanan, dalam kondisi kerja, dengan cara yang sesuai dengan ketentuan pabrik yang membuatnya. Tangki atau boiler harus dilengkapi dengan alat pengukur tekanan, dan juga pengukur harus dipasang pada lubang masuk ke martil. Bila menggunakan martil gravitasi, maka jarak kejatuhan martil tidak boleh melebihi 2,5 meter dan berat martil tidak boleh kurang dari setengah berat tiang pancang. Penjatuhan martil harus teratur untuk mencegah kerusakan pada tiang pancang. (iv) Pemancangan - Pada waktu dipancangkan, tiang pancang harus disangga pada garis dan posisinya dengan alat penuntun (leads). Leads pemancangan tiang pancang ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga martil tetap dapat bergerak bebas, dan posisi leads harus kokoh agar tiang pancang selalu tersangga dengan baik selama pemancangan. Kecuali bila tiang pancang dipancangkan ke dalam air, panjang leads harus cukup sehingga tidak diperlukan adanya penyokong, dan bentuknya harus sedemikian rupa sehingga bisa mempermudah pemancangan tiang pancang. Bila kondisi lokasi kerja memungkinkan perlunya penyokong, maka Kontraktor digunakannya penyokong, Kontraktor dapat mengguna-kannya bila disetujui Konsultan Pengawas. Bila, menurut Konsultan Pengawas, diperlukan semprotan air, maka jumlah semprotan dan volume mulut pipa semprot dan tekanannya harus cukup untuk mengikis material yang berdekatan dengan tempat pemancangan. Pada mulut pipa semprotan dengan ukuran 2 cm, tekanan harus selalu tetap 7 kg/cm2. Sebelum penembusan yang ditentukan tercapai, semprotan harus dihentikan dan tiang pancang terus dipancangkan sampai tahap penekanan akhir. Konsultan Pengawas harus menyimpan catatan mengenai pemancangan semua tiang pancang dan Kontraktor harus memberikan bantuan untuk pengadaan catatan itu, yang isinya meliputi: jumlah, posisi, tipe, ukuran, panjang sebenarnya, dan tanggal pemancangan tiang pancang, panjang tonjolan (footing), jumlah pukulan pada penekanan akhir, energi tumbuk pemukul, panjang yang sambung, panjang pemotongan, dan panjang akhir yang dibayar. SU10 - 71
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Tiang pancang tidak boleh dipancangkan dekat beton yang baru dituang. (v)
Nilai Daya Dukung - Tiang pancang harus dipancangkan sampai nilai daya dukung tidak kurang dari yang tertera pada Gambar. Konsultan Pengawas harus menentukan tahap penekanan akhir dan Kontraktor harus memenuhi ketentuan itu. Tetapi bila Konsultan Pengawas menilai nilai daya dukung yang ditentukan tidak terpenuhi, Kontraktor harus melanjutkan pemancangan sampai nilai daya dukung sesuai dengan yang dikehendaki tercapai.
(vi) Pemotongan dan perpanjangan - Tiang pancang harus dipotong pada elevasi tertentu sehingga akan memanjang sampai kepenutup (caps) atau kaki (footing) sebagaimana tertera pada Gambar. Panjang tambahan pada tiang pancang harus cukup untuk mencapai elevasi bawah caps dan harus dari bagian yang sama sebagai mana tiang pancang itu sendiri, sesuai dengan Gambar setelah tiang pancang diperpanjang, pemancangan jangan dihentikan sebelum ada persetujuan Konsultan Pengawas. Kecuali ditentukan lain, panjang sisa pemotongan tiang pancang menjadi milik Kontraktor, dan harus di luar batas daerah milik Kuasa Bangunan, atau di luar batas jangkauan penglihatan dari daerah jalan, sesuai dengan perintah Konsultan Pengawas. (vii) Hubungan dengan kaki - Semua tiang pancang harus dihubungkan dengan kaki (footing) menggunakan batang tulangkan dan pelat baja sesuai ketentuan dalam Gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas. (c)
Tiang Pancang untuk Pengujian Konsultan Pengawas dapat memerintahkan pemancangan pengujian untuk menentukan tipe pondasi atau panjang tiang pancang untuk proyek itu. Kontraktor harus menyediakan dan melaksanakan pemancangan percobaan ini di lokasi yang ditentukan Konsultan Pengawas. Panjang tiang pancang yang tertera di dalam Gambar didasarkan pada informasi dari penyelidikan tanah. Tetapi, mungkin diperlukan juga tiang pancang yang panjangnya berbeda, dan sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Sebelum panjang tiang pancang ditentukan, Kontraktor harus membuat tiang pancang untuk pengujian, dengan panjang sesuai Gambar, dan tiang pancang itu harus dipancangkan pada posisi yang ditentukan Konsultan Pengawas sebelum pemancangan Kontraktor harus memberikan catatan harian mengenai pemancangan tiang pancang percobaan sampai pemancangan mencapai kedalaman penuh.
SU10 - 72
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Setelah tercapai kedalaman yang disetujui, pemancangan harus diteruskan sebelum Konsultan Pengawas menghentikannya. Pemancangan tiang pancang diluar kedudukan tidak yang ditentukan, harus bisa menunjukkan bahwa resistansi pemcangan semakin bertambah. Kontraktor harus membiarkan sisa tiang pancang di dalam struktur. Dalam menentukan panjang tiang pancang, Kontraktor harus mengacu pada panjang yang diharuskan tertinggal dalam struktur yang secara keseluruhan. Tiang pancang percobaan dapat digunakan sebagai tiang pancang pondasi, bila ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Atas biaya sendiri, Kontraktor dapat menambah panjang tiang untuk fresh heading dan atau panjang yang sedemikian rupa untuk penyesuaikan metoda kerjanya. S10.06 (4)
Metoda Pengukuran (a)
Penyediaan Tiang Pancang Satuan pengukuran untuk pembayaran tiang pancang baja yang disediakan adalah berat (ton), termasuk pelat baja, baja sambungan dan baja tulangan pelindung (cap reinforcement), yang disediakan sesuai dengan persyaratan material Spesifikasi ini dan petunjuk Konsultan Pengawas.Panjang tiang yang dibayar untuk penyediaan adalah dari ujung tiang bawah sampai batas potong tiang (cut off level). Tidak ada pembayaran terhadap sisa potongan tiang atau penyediaan tiang pancang yang tidak terpasang.
(b)
Pemancangan Tiang Pancang Jumlah tiang pancang baja yang terpancang yang harus dibayar adalah jumlah meter panjang tiang yang betul-betul sudah dipancangkan dan disetujui. Panjang dari masing-masing tiang pancang harus diukur dari ujung tiang pancang sampai sisi bawah footing (pile cap) untuk tiang pancang yang seluruh panjangnya masuk ke dalam tanah, atau dari ujung tiang pancang sampai permukaan tanah untuk tiang pancang yang hanya sebagian panjangnya masuk ke dalam tanah.
(c ) Tiang Pancang Percobaan Tiang pancang percobaan harus diukur dan dibayar menurut bagian (a) dan (b) di atas, dan jumlah yang ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga harus didasarkan pada asumsi bahwa tiang pancang percobaan dapat dipakai dalam pekerjaan permanen. S10.06 (5)
Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas harus dibayar menurut harga satuan kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran seperti di bawah ini. Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan SU10 - 73
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton pemancangan tiang pancang, untuk material yang diperlukan dalam penyelesaian pemancangan, dan untuk tenaga kerja, peralatan, pengangkatan, pengangkutan, semprotan, sambungan, pemotongan dan kebutuhan insidentil lain yang terkait. Nomor dan Nama Mata Pembayaran 10.06 (1)
Penyediaan tiang pancang baja dia. 50 cm
Satuan Pengukuran ton
10.06 (2)
Pemancangan tiang pancang baja dia. 50 cm
meter panjang
10.06 (3)
Penyediaan tiang pancang baja dia. 60 cm
10.06 (4)
Pemancangan tiang pancang baja dia. 60 cm
10.06 (5)
Penyediaan tiang pancang baja dia. 80 cm
10.06 (6)
Pemancangan tiang pancang baja dia. 80 cm
meter panjang
10.06 (7)
Tambahan Biaya untuk Mata Pembayaran 10.06 (2) atau 10.06 (4) atau 10.06 (6) jika dilaksanakan di Aliran Sungai
meter panjang
ton meter panjang ton
SU10 - 74
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton S10.07
TIANG BOR BETON CAST-IN-PLACE
S10.07 (1)
Uraian Pekerjaan ini meliputi tiang bor beton cast-in-place yang dibuat dengan metoda bor (reverse circulation drill), sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar.Pengujian pembebanan juga termasuk yang diperlukan untuk menentukan daya dukung pondasi tiang bor beton.
S10.07 (2)
Material Tiang bor beton cast-in-place harus dibuat, sesuai dengan detail Gambar, kelas beton B-2 yang sesuai, dicampur dan dituang menurut ketentuan Pasal S10.01 Spesifikasi ini. Baja tulangan harus sesuai dengan ketentuan Pasal S10.02 Spesifikasi ini.
S10.07 (3)
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Lubang Bor Semua lubang untuk tiang bor beton yang dituang pada lubang pengeboran harus dibor sampai memenuhi ujung tiang. Panjang tiang harus ditentukan sesuai Gambar atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Mesin bor harus yang sedemikian rupa sehingga lubang dapat dijaga tetap vertikal selama pengeboran. Tiang yang sudah selesai dan struktur lama yang berdekatan dengan daerah pengeboran harus dilindungi dari gangguan pelaksanaan pemancangan, dan Kontraktor harus mengajukan proposal mengenai hal ini kepada Konsultan Pengawas untuk memperoleh persetujuannya sebelum pemancangan dimulai. Lubang yang sudah dibor harus dijaga agar tidak longsor karena limpahan air, dengan menyediakan pipa casing. Pipa casing harus dipasang cukup kokoh dan menonjol sekurang-kurangnya 50 cm di atas muka tanah. Permukaan air pada bagian dalam lubang pengeboran harus dijaga tetap sekitar 2 m lebih tinggi dari permukaan air tanah. Kualitas air harus seperti untuk beton. Air bekas pengeboran tidak diperbolehkan masuk ke dalam lubang bor. Sebelum pengecoran semua air yang terdapat dalam lubang bor harus dipompa keluar. Semua material lepas yang terdapat dalam lubang setelah pengeboran harus dibersihkan dan dibuang dengan penyedot atau pompa isap (airlift)sebelum beton dituang. Pengecoran beton dan pemasangan baja tulangan tidak diijinkan sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
(b)
Bentonit SU10 - 75
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Bahan bentonit harus berasal dari merek internasional yang disetujui atau daribahan yang setara seperti polimer, yang harus dipertimbangkan jika ada pengaruhair garam dari pantai. Bentonit tersebut harus dicampur dalam mixer berturbulensi tinggi dan dipompa ke silo penyimpanan atau tangki bentonit yang bersih / kolam yang dibuat di lapangan. Bubur beton harus dipompa melalui pipa baja diameter berdiamater 4” dari dan sampai galian Bentonit yang telah digunakan akan melewati saringan turun dan disimpan untuk digunakan kembali. Bubur bentonit yang tidak digunakan harus disimpan secara terpisah dan diangkut keluar dari lapangan kedalam tanker bubur dan dibuang di daerah yang disetujui. Sebuah laboratorium pengujian lumpur harus disediakan di situs dan harus berisi peralatan berikut dan hasil pengujian harus disetujui oleh Konsutan Pengawas: 1 Baroid filter press (uji air bebas); 1 timbangan lumpur (tes kepadatan); 1 konus lumpur (uji viskositas); 1 set ayakan pasir (uji kandungan pasir); Peralatan untuk mengukur pH. (c)
Pembuangan Tanah Limbah tanah dari lubang bor yang dibuang di samping anjungan pengeboran selama pekerjaan pengeboran harus diangkut dari situ segera untuk mencegah terhambatnya kemajuan pengeboran. Tanah buangan harus dimuat ke truk dengan excavator atau loader dan harus dilakukan untuk persediaan daerah di dalam lapangan dan kemudian diangkut keluar dari lokasi proyek ke area pembuangan sampah yang disetujui
(d)
Baja Tulangan Baja tulangan harus dipasang dan diletakkan sesuai dengan Gambar. Bagian sambungan batang tulangan melingkat harus dilas dengan pengelasan listrik atau dapat digunakan clamps baja. Pada waktu penempatan tulangan dalam lubang, ketegaklurusan dan posisi tulangan harus dikontrol dengan cermat untuk mencegah runtuhnya atau rusaknya dinding lubang.
SU10 - 76
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton (e)
Pengecoran Beton harus dituangkan dalam satu kali penuangan secara kontinyu dari ujung ke elevasi pemotongan dengan tabung tremie, dan harus dijaga jangan mengalami segregasi. Dengan tanggungan biaya sendiri, Kontraktor harus mengecor tiang bor beton tambahan di atas level yang sudah selesai pada ujung (bagian atas) tiang bor beton, dan kemudian semua beton yang lepas, lemah dan kelebihan bor beton tambahan harus dikupas/ dibuang bagian puncak tiang bor beton untuk menjamin penyatuan kepala tiang bor beton sebaikbaiknya dengan struktur kaki (footing).
(f)
Laporan Kontraktor harus menyediakan catatan harian mengenai pelaksanaan pekerjaan tiang bor beton, kepada Konsultan Pengawas.
(g)
Tiang Uji Pembebanan Statis Konsultan Pengawas dapat memerintahkan pengujian pembebanan tiang beton cor-di-tempat. Rincian pengujian pembebanan diberikan sebagai oleh Konsultan Pengawas dan sesuai dengan persyaratan pembebanan maksimum yang 150% dari beban layanan.
(h)
Tiang Uji Pembebanan Dinamis Untuk pengujian pembebanan dinamis, berat palu yang tepat diperlukan untuk memberikan energi yang cukup untuk memobilisasi elemen tanah di sekitar tiang. Sebagai metode pengujian, berat palu yang tepat minimum harus 1% dari daya dukung yang diharapkan. Metode uji standar harus sesuai dengan persyaratan ASTM D4945 "Metode Uji Standar untuk Tiang Dinamis Regangan Tinggi ".
(i)
Pemeriksaan Non-destruktif 1)
Pemantauan Pengukuran Lubang Pengeboran Kontraktor harus memeriksa semua lubang yang dibor dengan pengukuran ultrasonik sebelum pemasangan baja tulangan, dan rincian metode tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pemantauan harus memeriksa lubang pengeboran vertikal dan rekaman langsung haruslah di empat arah (XX 'dan Y-Y'). Pekerjaan ini harus termasuk dalam mata pembayaran 10.07 (1) dan (2).
2)
Pile Integrity Testing (PIT) Kontraktor harus menguji semua tiang pancang beton dengan Pile Integrity Testing (PIT) setelah pengecoran beton, yang merupakan metode pengujian integritas non-destruktif untuk pondasi tiang. Ini SU10 - 77
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton adalah Metoda "Regangan Rendah" Metode (karena hanya memerlukan palu genggam kecil). Evaluasi catatan PIT dilakukan baik sesuai dengan prosedur pulse-echo (atau Sonic Echo - analisis domain waktu) atau transient response (analisis domain frekuensi). Metode uji standar harus sesuai dengan persyaratan ASTM D58827 "Metode Uji Standar Regangan Rendah -Pengujian Integritas Tiang ", dan harus termasuk dalam mata pembayaran 10.07 (1) dan (2). 3)
Pemantauan Pengukuran Ultrasonik Tiang Beton Kontraktor dapat diminta untuk memantau tiang pancang beton yang digunakan dipasang pipa dalam tiang dengan pemantauan pengukuran ultrasonik setelah pengecoran beton, dan hasil pemantauan tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Konsultan Pengawas dapat menetapkan lokasi pengujian tiang cor beton cast-in-place. Lubang tiang untuk pemasangan peralatan ultrasonik harus dituang dengan bahan yang cocok setelah pencatatan hasil uji ultrasonik. Spesifikasi pemantauan pengukuran ultrasonik harus disetujui Konsultan Pengawas dan harus dibayar dengan mata pembayaran 10.07(4).
S10.07 (4)
Metoda Pengukuran (a)
Tiang bor Beton Cast-in-Place Jumlah tiang bor beton cast-in-place yang harus dibayar adalah jumlah meter panjang tiang pancang yang dituang dan ditinggalkan di tempatnya pada pekerjaan yang sudah selesai dan disetujui. Pengukuran dilaksanakan dari ujung tiang sampai bagian bawah kaki (footing)seperti yang ditunjukan dalam Gambar. Bagian tiang yang dicor lebih dalam dari yang ditentukan, akibat prosedur pengeboran yang melewati batas, harus tidak dibayar.
(b)
Tiang Uji Beban Statis Kuantitas tiang uji beban statik yang akan dibayar haruslah kuantitas aktual tiang yang dipasang dan diuji seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Pengukuran tiang uji adalah panjang tiang uji yang bebas yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
(c)
Tiang Uji Beban Dinamis Kuantitas tiang uji beban dinamis akan dibayar untuk akan menjadi jumlah sebenarnya diuji seperti yang diperintahkan oleh Konsutan Pengawas. Pemasangan tiang uji tidak termasuk dalam mata pembayaran ini.
(d)
Pemantauan Pengukuran Ultrasonik Tiang Beton SU10 - 78
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Kuantitas pemantauan pengukuran ultrasonik tiang beton yang harus dibayar haruslah kuantitas aktual yang diuji seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Pemasangan tiang tidak termasuk dalam mata pembayaran ini. S10.07 (5)
Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas harus dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per satuan pengukuran untuk butir pembayaran pada daftar di bawah ini. Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk konstruksi tiang bor beton, termasuk perlindungan untuk tiang bor beton dan struktur yang sudah ada; segala material untuk penyelesaian tiang bor beton; dan untuk tenaga kerja, peralatan, pengangkatan, pengangkutan, semprotan, penyambungan, pemotongan dan pekerjaan insidental lainnya yang terkait. Pembayaran untuk tiap tiang bor beton merupakan kompensasi penuh untuk semua tenaga kerja, peralatan, material, termasuk tiang bor beton sementara yang dibuat untuk percobaan / tes dan untuk uji beton, dengan cara yang disetujui Konsultan Pengawas. Bila tiang bor beton menyatu dengan pondasi, untuk tiang tersebut tidak ada pembayaran tambahan, selain hanya sebagai tiang bor beton percobaan. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
10.07(1)
Tiang Cor Beton Cast-in-PlaceD=80cm dengan Pemantauan Ultrasonik
Meter Panjang
10.07(2)
Tiang Cor Beton Cast-in-Place D=80cm Termasuk Pengujian Pembebanan Statis
Buah
10.07(3)
Pengujian Pembebanan Dinamis untuk Tiang Beton Cor Cast-in-Place D=80cm
Buah
10.07(4)
Pemantauan Pengukuran Ultrasonik untuk Buah Tiang Beton Cor Cast-in-Place D=80cm
10.07(5)
Tiang Cor Beton Cast-in-Place D=120cm, Meter Panjang dengan Pemantauan Ultrasonik
10.07(6)
Tiang Cor Beton Cast-in-Place D=120cm, Buah Termasuk Pengujian Pembebanan Statis
10.07(7)
Pengujian Pembebanan Dinamis untuk Buah Tiang Beton Cor Cast-in-Place D=120cm
10.07(8)
Pemantauan Pengukuran Ultrasonik untuk Buah Tiang Beton Cor Cast-in-Place D=120cm
SU10 - 79
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton 10.07(9)
Tambahan Biaya untuk Mata Pembayaran Meter Panjang 10.07.(1) atau 10.07.(5) jika dilaksanakan di Aliran Sungai
SU10 - 80
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton S10.08
PENGEBORAN PERCOBAAN (TEST DRILLING)
S10.08 (1)
Uraian Pekerjaan ini meliputi pengeboran percobaan dalam penelitian lokasi untuk penempatan pondasi struktur.
S10.08 (2)
Bor Percobaan (a)
Umum Bila diperlukan percobaan, Kontraktor harus melakukan pengeboran pada setiap lokasi struktur untuk mengetahui profil tanah, atau sebagaimana petunjuk Konsultan Pengawas. Bila ditemukan lapisan batu, Konsultan Pengawas dapat menghentikan pengeboran.
(b)
Kedalaman Pengeboran Pengeboran harus sampai pada stratum bearing. Biasanya sekitar 5 meter. Bila stratum bearing belum juga terjangkau pada batas 50 meter dari permukaan, pengeboran dapat dihentikan, bila Konsultan Pengawas menyetujuinya.
(c)
Metoda Pengeboran Kontraktor dapat menggunakan metoda rotary wash drilling. Lapisan batuan harus terus dibor sampai setelah lapisan sehingga diperoleh core drilling.
(d)
Pengujian pada setiap lubang pengeboran Pengujian standar penetration test harus dilaksanakan pada setiap interval 2 (dua) meter, atau pada setiap pergantian strata/lapisan. Untuk setiap pengambilan strata harus diambil satu kali tabung undisturbed core sample, dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas. Untuk setiap lubang harus dicatat tinggi permukaan air statis. Dalam core drilling, maka seluruh bagian kerasnya (core) harus didapat dan disimpan untuk diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
(e)
Keterangan mengenai pengeboran Bila Konsultan Pengawas memintanya, Kontraktor harus menyediakan informasi hasil pengeboran sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.
Nama struktur Posisi dan nomor kode bor Tingkat keausan ujung Tanggal dan waktu pengeboran SU10 - 81
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Diameter bor Tipe alat yang digunakan Kedalaman pengeboran Kedalaman dasar setiap stratum dari permukaan Uraian mengenai strata/lapisan tanah Kedalaman dan hasil pengujian Permukaan air statis Komentar / keterangan lain.
Semua uraian dan klasifikasi tanah harus sesuai dengan “Procedure for Testing Soils, ASTM”. (f)
Pengujian lanjutan yang mungkin diperlukan Konsultan Pengawas dapat meminta diadakan lagi pengujian yang lebih terperinci pada lokasi struktur tertentu yang dipandangnya perlu karena informasinya tidak memadai. Bila Konsultan Pengawas memerintahkan, harus dilakukan pengambilan contoh asli (undisturbed core sample) pada lapisan tanah kohesif. Untuk mengangkut contoh asli dari lokasi kerja ke laboratorium, dapat digunakan silinder contoh yang sudah disekat. Semua pengujian di laboratorium merupakan tanggungjawab Kontraktor.
S10.08 (3)
Metoda Pengukuran Pengeboran percobaan ini diukur dan dibayar menurut panjang lubang, tanpa mempersoalkan material apa yang ditemukan.
S10.08 (4)
Dasar Pembayaran Pembayaran harus dilakukan berdasarkan jumlah yang diukur secara tersebut di atas dan menurut harga pada kontrak. Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk pengeboran, casing bila perlu, standar penetration test dan splitbarrel sampling, pencatatan dan penyampaian hasil dan penyimpanan contoh, sampai Konsultan Pengawas mengijinkan untuk membuangnya. Nomor dan Nama Mata Pembayaran 10.08
Pengeboran Percobaan
Satuan Pengukuran meter panjang
SU10 - 82
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton S10.09
Railing Jembatan dan Pagar Kawat dan Pegangan Tangga
S10.09 (1)
Uraian Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan, pembuatan dan pemasangan railing pipa baja, railing aluminium dan pagar kawat untuk jembatan, rangka Beton Bertulang dan struktur insidentil, semua sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar dan disyaratkan oleh Spesifikasi ini dan sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
S10.09 (2)
Material (a)
Material harus memenuhi persyaratan : JIS G3101 : Baja Rol untuk Struktur Umum (ASTM A36-91) JIS G3452 : Pipa Baja Karbon untuk Pipa Umum (ASTM A53-90b) JIS G3444 : Tabung Baja Karbon untuk Tujuan Struktur Umum (ASTM A500-90a) JIS G3466 : Pipa Baja Karbon Persegi untuk Tujuan Struktur (ASTM A500-90a) Umum JIS G3532 : Kawat Baja Rendah Karbon (ASTM A82-90) JIS G3552 : Pagar Jaringan Kawat (ASTM A392-91) JIS H4040 : Batang, Tulangan, Kawat Aluminium dan Campuran Aluminium JIS G4303 : Tulangan Baja Stainless
S10.09 (3)
(b)
Mortar dan nat harus sesuai dengan ketentuan Pasal S12.04 dari Spesifikasi ini.
(c)
Semua baja railing, pagar kawat, dan alat kelengkapan harus digalvanis kecuali ditentukan lain, sesuai dengan ketentuan Pasal S12.18 dari Spesifikasi ini. Semua campuran aluminium harus dilapisi sesuai dengan Spesifikasi JIS H8601. Lokasi galvanis yang rusak akibat pengelasan atau tempat pekerjaan lainnya harus dibersihkan dan diberi 3 lapis cat dasar berbahan seng disetujui, untuk diterima Konsultan Pengawas.
(d)
Bilamana diperlukan pengecatan, maka material cat itu harus sesuai dengan ketentuan Pasal S12.18 dari Spesifikasi ini
Pelaksanaan (a)
Pipa railing, kelengkapan pengepasan dan bagian insidental harus ditangani dengan hati-hati dan disimpan pada blocking, rak atau landasan agar tidak kontak langsung dengan tanah dan harus dilindungi dari korosi. Material harus disimpan bebas dari kotoran, minyak, gemuk dan benda asing lainnya. Permukaan yang akan dicat harus dilindungi dengan hatiSU10 - 83
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton hati baik di bengkel maupun di lapangan. Ulir harus dilindungi dengan hati-hati dari kerusakan. (b)
Railing dan pagar harus dilaksanakan dengan hati-hati terhadap garis dan kemiringan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar, dan tidak ada pelaksanaan yang akan dimulai sebelum inspeksi dan persetujuan oleh Konsultan Pengawas, dan sebelum semua titik pemegang, pendukung dan perancah atau tahapan bangunan atas jembatan telah disingkirkan.
(c)
Bagian komponen pagar pipa harus dihubungkan dengan sekrup berulir kecuali ditentukan lain dalam Gambar. Pengepasan untuk railingpada lereng harus diratakan agar sesuai dengan kemiringan yang diperlukan. Sekrup berulir harus dilapisi dengan meni timbal dan minyak, dan ulir harus disertakan dengan panjang minimal 2 sentimeter. Perpanjangan harus dilaksanakan dengan menghilangkan ulir pada sisi yang masuk pada tiang yang ditetapkan. Bilamana railing menerus melalui dua tiang atau lebih ulir dapat dihilangkan antara railing dan kelengkapan pengepasan, tetapi railing harus ditambat pada setiap tiang. Bilamana pengelasan bagian komponen diijinkan, rincian harus sesuai dengan Gambar atau yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
(d)
Kontraktor harus menyediakan pemasangan pipa railing dengan fabrikasi yang cocok di bengkel. Bilamana railing dipasang di antara tiang beton, perlengkapan harus disediakan untuk memungkinkan instalasi yang sama Railing dan pagar harus difrabrikasi dan dipasang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar, dan railing harus sejajar dengan kemiringan jalan. Tiang harus dipasang benar-benar vertikal kecuali diinstruksikan lian oleh Konsultan Pengawas. Semua permukaan terekspos harus dibersihkan dengan cara yang disetujui sebagai pengerjaan akhir dalam pekerjaan ini.
(e)
S10.09 (4)
Kontraktor harus menyediakan Gambar Kerja untuk persetujuan dari Konsutan Pengawas untuk jenis railing dan pagar yang akan dipasang.
Metoda Pengukuran Kuantitas raling logam dan pagar kawatyang akan dibayar haruslah dalam jumlah meter panjang railing atau pagar kawat yang diselesaikan dengan baik dan diterima sesuai dengan Gambar, Spesifikasi ini, dan seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
S10.09 (5)
Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur seperti yang disyaratkan diatas harus dibayar dengan harga satuan Kontrak per meter panjang railing dan pagar kawat. Harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua railing, pagar kawat, tiang dan alat kelengkapan termasuk pengiriman,
SU10 - 84
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton pemasangan dan penyelesaian, dan untuk semua tenaga kerja, peralatan, alatalat dan ongkos yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Nomor Mata Pembayaran dan Nama
Satuan Pengukuran
10.09 (1) Railing Jembatan
meter panjang
10.09 (2) Pegangan Tangga H = 1.5m
meter panjang
10.09 (3) Pagar Kawat, H = 2.6m
meter panjang
.
SU10 - 85
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton S10.10
SAMBUNGAN EKSPANSI JEMBATAN (BRIDGE EXPANSION JOINT)
S10.10 (1)
Uraian Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan sambungan ekspansi pada lantaislab/geladak/deck jembatan beton dan jembatan rangka RC, yang terbuat dari logam atau elastomer atau tipe asphaltic dan setiap bahan pengisi (filler) dan penutup (sealer), untuk sambungan struktur baik dalam arah memanjang maupun melintang, sesuai Gambar dan sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
S10.10 (2)
Pengajuan Contoh dari material sambungan ekspansi yang direncanakan harus digunakan Kontraktor, bersama-sama dengan menyatakan sumbernya dan data uji menyatakan sifat-sifatnya harus diserahkan pada Konsultan Pengawas dan disetujui sebelum penyediaan sambungan itu. Kontraktor harus menyerahkan sertifikat pabrik kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum menyediakan sambungan itu.
S10.10 (3)
S10.10 (4)
Tipe-tipe Sambungan Ekspansi Jembatan (Expansion Joint) (a)
Sambungan seal tipe karet Sambungan seal karet tipe A dan tipe B harus sambungan selebar 30 mm dan 50 mm.
(b)
Tipe karet Sambungan ekspansi karet tipe C harus untuk sambungan selebar 20 mm. 30 mm, 40 mm dan 50 mm.
(c)
Tipe Sealant Sealant tipe D harus untuk sambungan tetap.
(d)
Asphaltic Plug Joint Tipe C harus untuk sambungan bergerak dan Tipe D untuk sambungan tetap.
Material (a)
Material untuk sambungan seal karet tipe A dan tipe B harus memenuhi ketentuan Spesifikasi berikut: (i)
Mortar Epoxy Material yang digunakan harus merupakan komposisi dan Spesifikasi berikut : - Komposisi (berat) Pasir Silika No. 3 Pasir Silika No. 4
= =
4,00 kg (diameter butir 1,68 - 1,19 mm) 2,50 kg (diameter butir 1,19 - 0,59 mm) SU10 - 86
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Pasir Silika No. 7 Bubuk Silika Epoxy binder
= = =
2,50 kg (diameter butir 0,42 - 0,105 mm) 1,00 kg 1,00 kg
- Spesifikasi Berat jenis Kekuatan lentur JIS R 5201 Kekuatan tekan JIS R 5201 Modulus Young tekan JIS R 5201
= = = =
2,20 0,10 50 kg/cm2 150 kg/cm2 (0,5 - 2,0) x 10000 kg/cm2
- Pasir Silika Material yang digunakan harus bersih dan kering, gradasi untuk tiap ukuran harus minimum 85% Si 02. - Epoxy binder Material yang digunakan harus memenuhi Spesifikasi berikut: Berat jenis JIS K 7112 = 1,08 0,10 Kekuatan tarik JIS K 6301 = 50 kg/cm2 Perpanjangan JIS K 6301 = 100% (ii)
Plastik bertulangan fiber Material yang digunakan harus memenuhi Spesifikasi berikut : Kekuatan tarik = 270 kg/mm2 Young Modulus tarik = 22000 - 24500 kg/mm2 Massa = 0,396 0,016 g/m
(iii) Seal Sambungan Karet Material yang digunakan harus memenuhi Spesifikasi berikut : Kekuatan tarik JIS K6301 = 120 kg/cm2 Perpanjangan JIS K6301 = 300% Kekerasan JIS K6301 = 50 5 Hs Regangan permanen tekan = 35% = JIS K6301 (pada 70C, 22 jam) 30 kg/cm2 Kekuatan robek JIS K6301, tipe B
(iv) Bahan Pengikat untuk Seal Sambungan Karet Berat jenis JIS K6911 Viskositas JIS K6838 Kekuatan adhesi kulit JIS K6854 (Kekuatan adhesi kulit 180 derajat antara mortar dan karet vulcanized) Kekuatan tarik JIS K6301 Perpanjangan JIS K6301
= = =
1,20 0,10 Kondisi pasta 3 kg/cm2
= =
200 % 200 %
SU10 - 87
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton (b)
Material untuk sambungan ekspansi karet tipe C harus memenuhi ketentuan Spesifikasi berikut: (i)
Sambungan Karet Sambungan ini merupakan karet sintetik (Neoprene) yang tahan terhadap cuaca, oli, minyak, dan lain-lain, yang berfungsi untuk mengakomodasi movement yang terjadi. Mutu elemen neoprene seal berkualitas tinggi dengan standar sebagai berikut : a. b. c. d.
Tensile Strength, min Hardness, Shore A durometer Elongation at break, min Oven aging, 70 hours at 100C Tensile Strength, loss max. Elongation, loss max. Hardness, Shore A duro change e. Oil Swell, ASTM Oil 3, 70 hours at 100C, weight change max. f. Ozone Resistant, 20 % strain, 3 PPM in air, 70 hours at 40C (ii)
: 13.9 mPa : 55 5 : 250 %
ASTM D412 ASTM D2240 ASTM D412
: : : :
ASTM D573 ASTM D573 ASTM D573 ASTM D471
20 % 20 % 0 to +10 points 45 %
: No Cracks
ASTM D1149
Epoxy Adhesive Material epoxi adhesive adalah epoxi perekat antara dinding celah dengan Expansion Joint Seal yang memenuhi standar mutu sebagai berikut : a. Memenuhi standar ASTM C 881-90 b. Tensile Strength : 13.9 mPa ASTM D638 c. Compressive Strength : 34.5 mPa ASTM D695
(iii) Polymer Concrete Header Material ini adalah material Polyurethane 100 % solid yang digunakan pada konstruksi eksterior yang tahan terhadap benturan beban lalu lintas berat (impact resistant), sinar matahari, ozon, abrasi dan pengaruh kimia lainnya. Mutu material Polymer Concrete Header berkualitas tinggi dengan standar mutu sebagai berikut : TEST with BINDER and AGGREGATE Compressive Strength ASTM D695 15 mPa (2200 psi) 5 % Compressive Stress ASTM D695 2 mPA (300 psi) 5 % Resilience ASTM D695 95 % Impact Resistance ASTM D3209 158F No Cracks No Cracks 0F No Cracks -32F Cure Time (Open Traffic) 21-32C 2-3 hours SU10 - 88
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton (c)
Material Sealant Material sealant terdiri dari 2 bagian material polysulphine sesuai dengan JIS K 6301 Perpanjangan = 500 % Kekuatan tarik = 8 kg/cm2
(d)
Material Asphaltic Plug Joint Material harus sesuai dengan Spesifikasi berikut ini : (i)
Kompensasi (berdasarkan berat) BJ 200 Binder = 666 kg (Polymer Material Bituminous) BJ Agregat = 2.000 kg
(ii)
Spesifikasi
BJ 200 Binder - Titik lembek
= > 95C (diuji dengan Ring and Ball Method – SNI 06-2434-1991 (AASHTO T53-06 atau ASTM E28)
- Kekuatan leleh
= 0 (phase test, 60C, 5 jam)
- Penetrasi Conus = 10 – 30 mm (jika diuji pada 25C 150 g, 5 sec – SNI 06-2456-1991 (AASHTO T49-07 atau ASTM D217) - Extension Test
= to pass3 cycles of extension to 50% at a rate of 3.2 mm/h prepares to ASTM D1190 and tested to limits of BS2499 : 1973
BJ 200 Binder Material yang digunakan dari satu macam ukuran. Batu granite 20 mm (14 mm jika kedalaman dan pada sambungan lebih dari 75 mm). Sifat dari batuan sesuai di bawah ini : Nilai Impact Agregat (%) Nilai Pecah Agregat (%) Nilai Abrasi Agregat (%) Nilai Polished Stone Indeks Kepipihan (%) Indeks Bentuk dan Ukuran per BS 594 (%)
: : : : :
< 15 < 20 <8 > 55 < 25
: < 60 SU10 - 89
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Peralatan untuk pekerjaan asphaltic plug joint adalah sebagai berikut : (i)
Kompresor udara panas, minimal dapat menyemprotkan udara panas dengan kecepatan 550 m per menit pada temperatur 1.000 C saat kompresor mempunyai tenaga minimal 85 putaran/menit.
(ii)
Mesin pengaduk berlubang dengan kapasitas 90 – 100 liter dengan lubang pembuang abu.
(iii) Pemanas sealant dengan semburan api dilengkapi agitator datar kapasitas minimum 450 liter. (iv) Mesin pengaduk (tidak berlubang) sebagai alat pencampuran material. S10.10 (5)
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Penyimpanan dan Persiapan Material sambungan ekspansi yang dibawa ke lokasi pekerjaan jembatan harus disimpan pada rak/panggung di atas permukaan tanah dengan dilindungi penutup. Material harus terlindung dari kerusakan, dan ketika diletakan harus bersih dari kotoran, minyak atau bahan asing lainnya. Material cetakan (premoulded) harus berpotongan sebesar mungkin. Material harus dipotong bersih dan rapih dengan pemotong yang tajam tidak boleh ada pinggiran yang kasar dan bergerigi. Penyambungan harus menurut instruksi pabrik pembuat material itu.
(b)
Pemasangan (i)
Umum - Sambungan ekspansi harus dibentuk per bagian/potongan, dan harus dari tipe material yang tertera dalam Gambar atau persetujuan Konsultan Pengawas. Ukuran celah antara sambungan harus sebanding dengan suhu rata-rata pada jembatan pada saat pemasangan. Suhu ini ditentukan menurut persetujuan dengan Konsultan Pengawas. Posisi semua baut yang dipasang ke beton dan seluruh lubang harus ditentukan secara tepat dari mal lengkung. Pencampuran pemakaian dan pengawetan semua material harus sesuai dengan persyaratan dari pabrik. Semua sambungan harus dibuat sesuai dengan detail fisik yang tertera dalam Gambar atau perintah Konsultan Pengawas.
(ii)
Penempatan mortar epoxy - Penempatan mortar epoxy untuk sambungan, tipe A dan tipe B harus dilaksanakan dalam 2 (dua) SU10 - 90
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton tahap. Lapisan dasar mortar harus diletakkan setelah epoxy binder digunakan pada permukaan pelat dan bagian sisi dari perkerasan dan mortar dipadatkan dengan menggunakan mesin penggetar sampai ketebalan 2,0 cm dari permukaan perkerasan. Bagian atas mortar harus diletakkan setelah dilekatkan plastik bertulangan fiber. Lapisan atas harus dipadatkan dengan penggetar sampai permukaan perkerasan. Finishing kasar harus dilaksanakan dengan sekop kayu dan finishing akhir dengan sekop logam. (iii) Pencegahan kerusakan - Selama pengecoran dan pengerasan beton atau adukan (mortar) di bawah komponen-komponen sambungan ekspansi, harus dicegah jangan sampai ada gerakan relatif antara komponen dan beton itu dengan penyangga. Bila setengah bagian sambungan sedang dipasang setengah lainnya jangan mengalami kekangan longitudinal. Bila mal lengkung digunakan untuk menentukan letak kedua sisi sambungan, maka mal lengkung ataupun strongback tidak boleh dipasang serentak pada kedua sisi itu. Drat skrup harus selalu bersih dan bebas karat. Untuk melindungi sambungan ekspansi dari beban kendaraan, harus dibuat jalur melandai (ramps). Kendaraan harus melintasi sambungan hanya dengan melalui jalur tersebut, sebelum Konsultan Pengawas mengijinkan jalur itu dibongkar. (iv) Waktu pemasangan - Pemasangan sambungan ekspansi harus dilakukan setelah pekerjaan jalan di atas jembatan sudah selesai. (v)
Pemasangan sambungan tipe Bitumen Binder Karet Pemasangan harus dilaksanakan memenuhi persyaratan berikut, atau sesuai dengan petunjuk pabrik. (a)
Waktu Pemasangan - Pemasangan sambungan ekspansi dilaksanakan setelah pekerjaan perkerasan dan struktur selesai.
(b)
Penandaan - Sambungan harus ditandai sampai lebar seperti terlihat pada Gambar atau seperti perintah Konsultan Pengawas.
(c)
Galian - Aspal harus dipotong penuh dan dipatahkan dengan tangan sampai pelat struktur asalkan pelat beton tidak rusak.
(d)
Pembersihan - Seluruh sambungan harus bersih dan kering menggunakan angin bertekanan panas segera sebelum diisi. Semua debu lepas harus dibersihkan dari celah ekspansi.
(e)
Pendempulan - Celah ekspansi harus didempul dengan tarred hemp sehingga 25 mm Grider pada celah ekspansi antara bagian atas dan permukaan akhir dari dempul. SU10 - 91
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton
S10.10 (6)
(f)
Tangki - Sambungan harus dilapisi dengan binder panas segera setelah pendempulan dan pembersihan.
(g)
Pelat- Celah sambungan harus ditutup dengan strip alumunium sesuai dengan lebar dan kondisi celah.
(h)
Pemasangan Material - Lapisan dari batu panas tidak kurang dari 20 dan tidak lebih dari 40 mm ketebalan harus diletakan pada parit dan diisi binder panas. Tiap lapisan harus digaruk untuk memastikan batuan terlapisi dan rongga-rongga diisi. Proses ini dihentikan kira-kira 25 mm dari bagian atas galian untuk pemakaian lapisan permukaan akhir.
(i)
Lapisan permukaan - Material pre-mix panas harus ditransfer pada sambungan dan disebarkan sampai mengisi.
(j)
Pemadatan - Material harus segera dipadatkan segera setelah diisi menggunakan pelat vibrator atau roller yang dibasahi. Sekurang-kurangnya tiga lintasan untuk mengakibatkan sambungan rata dengan permukaan jalan.
(k)
Pekerjaan akhir - Permukaan Sambungan dan sekitar jalan harus dikeringkan dan dibersihkan dengan udara bertekanan sebelum tahap akhir segera sesudah itu lapisan binder panas diberikan untuk mengisi semua rongga permukaan.
Pelaksanaan Pekerjaan Asphaltic Plug Joint Pemasangan sambungan ekspansi harus dibentuk sesuai detail dan tipe yang tertera dalam Gambar atau, atas persetujuan Konsultan Pengawas dan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik. (i)
Agregate harus dalam keadaan kering betul, bersih dan dipanaskan pada bak pengaduk disemprot dengan udara panas dari kompresor.
(ii)
Binder dipanaskan pada temperatur 190 – 220 C.
(iii) Sebaiknya lapisan batu granit panas ketebalannya tidak boleh kurang dari 20 mm dan tidak lebih dari 40 mm dihampar pada permukaan beton. Setelah seluruh permukaan beton selesai dilapisi dan segera dihampar dengan binder panas. Setiap lapisan sebaiknya diaduk-aduk untuk memastikan bahwa batu granit tersebut telah terlapisi dan menutup poriporinya. Proses ini akan dihentikan bila mencapai ketebalan 25 mm dari permukaan dimaksudkan sebagai lapisan akhir. (iv) Lapis Permukaan – campuran material panas yang akan disiapkan dengan metode lain harus ditransfer ke lokasi sambungan dan dihamparkan ke daerah yang akan diisi. Lapis permukaan ini harus dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Plate guna meratakan permukaan tersebut. SU10 - 92
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton (v)
S10.10 (7)
Lapis Akhir – permukaan sambungan dan sekelilingnya haruslah dibersihkan dan dikeringkan dengan kompresor. Setelah itu segera dilapisi binder panas guna mengisi/menutupi celah-celah pada permukaan.
Metoda Pengukuran Kuantitas yang harus dibayar adalah jumlah meter panjang untuk sambungan ekspansi tipe A sampai F yang betul-betul sudah dipasang, selesai ditempatnya sesuai dengan Gambar. Sealant dan back up dari bahan polystyrene busa atau material sejenis yang digunakan pada tempat yang berbatasan dengan kerb dan dinding parapet harus tidak diukur dan dibayar terpisah.
S10.10 (8)
Dasar Pembayaran Kuantitas yang diukur tersebut di atas, harus dibayar menurut Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk setiap mata pembayarannya seperti di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pembongkaran perkerasan jalan, pembentukan sambungan konstruksi dengan beton yang sudah ada; dan untuk tenaga kerja dan peralatan, penyediaan material meliputi adonan epoksi (epoxy mortar), epoxy beton, baja tulangan dan beton, pembuatan, pengangkutan, pengecatan, pemasangan sambungan ekspansi dan untuk pekerjaan insidental lainnya. Pembayaran untuk sambungan ekspansi sudah mencakup biaya sekat (sealant) yang digunakan pada pekerjaan dan dinding jembatan yang berdekatan. Untuk Asphaltic Plug Joint jumlah yang akan dibayar adalah jumlah meter panjang sambungan ekspansi yang betul-betul sudah terpasang, selesai ditempatnya sesuai dengan Gambar. Jumlah yang diukur tersebut di atas, akan dibayar menurut harga Kontrak persatuan pengukuran untuk setiap mata pembayarannya seperti di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pembongkaran perkerasan jalan, pembentukan sambungan konstruksi dengan beton yang sudah ada, tenaga kerja, peralatan, penyediaan material, pengangkutan, pemasangan sambungan ekspansi dan untuk pekerjaan insidental lainnya. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
10.10(1)
Sambungan Ekaspansi Tipe A (Surface Meter Panjang Rubber Joint with Load - supporting Tipe)
10.10(2)
Sambungan Ekaspansi Tipe B (Adhesive Sealant Joint)
Meter Panjang
10.10(3a) Sambungan Ekaspansi Tipe C-1 (20mm)
Meter Panjang
10.10(3b) Sambungan Ekaspansi Tipe C-1 (50mm)
Meter Panjang
SU10 - 93
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton 10.10(4)
Sambungan Ekaspansi Tipe C-2 (Steel Finger Joint 175mm)
Meter Panjang
10.10(5)
Sambungan Ekaspansi Tipe C-3 (Steel Finger Joint 220mm)
Meter Panjang
10.10(6a) Sambungan Ekaspansi Tipe D-1 (Rubberized Bitumen Binder Tipe 40cm)
Meter Panjang
10.10(6b) Sambungan Ekaspansi Tipe D-1 (Rubberized Bitumen Binder Tipe 30cm)
Meter Panjang
10.10(7)
Meter Panjang
Sambungan Ekaspansi Tipe E (Longitudinal Expansion Joint)
SU10 - 94
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton S10.11
BRIDGE BEARINGS
S10.11 (1)
Uraian Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan bearing shoes dan bearing pads untuk bangunan atas jembatan, dan lembaran karet untuk RC frame dan plat injak (approach slabs).
S10.11 (2)
Material (a)
Bearing Shoes Material untuk bearing shoes tipe umum harus memenuhi ketentuan berikut: JIS G3101 : Baja Gulung untuk struktur umum SS-41 (ASTM A36-91) JIS G5101 : Baja Karbon Tuang SC-46 (ASTM A27-91) JIS G5102 : Kuningan Tuang Kuat Tarik Tinggi HBsC3 (ASTM A216-89) Kontraktor harus meminta Persetujuan Konsultan Pengawas sebelum menyediakan bearing shoes.
(b)
Bearing Pads Bearing Pads terdiri lapisan elastometer dan logam, atau elastometer dan kain direkatkan menjadi satu kesatuan, dan harus memenuhi ketentuan berikut: Bearing stress : Compression strain : Horizontal/deformation :
15 - 50 Kg/cm2 15 % max 50 % max
Bagian elastomer yang merupakan senyawa elastomer haruslah 100 persen karet alam yang memenuhi ketentuan Kolom A atau 100 persen chloroprene asli yang memenuhi ketentuan Kolom B dari Tabel 10-11-1 Laminasi haruslah lembaran baja ringan rol yang tertanam dengan tebal minimum elastomer sebesar 3,2 mm. Sebelum pengadaan bridge bearing Kontraktor harus mengajukan, bersama-sama dengan contoh, kepada Konsultan Pengawas untuk persetujuan sertifikat pabrik yang menyatakan bahwa bridge bearing tersebut memenuhi ketentuan dari spesifikasi. Sampel yang dipilih secara acak hingga 5 unit harus diambil dari setiap 100 unit dan diuji untuk mengkonfirmasi apakah memenuhi ketentuan spesifikasi.
SU10 - 95
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Tabel 10-11-1 ASTM Standard D2240 D412
D573 70 jam @158°F (69,9°C)
D395 Metoda B
D1149
D429,B
D746 Prosedur B (c)
Sifat-sifat Elastomer Sifat-sifat Fisik Kekerasan Kuat tarik, min. psi Perpanjangan mutlak, min. % Ketahanan terhadap Panas Perubahan dalam durometer kekerasan, max. points Perubahan dalam kuat tarik, max. % Perubahan dalam perpanjangan mutlak, max. % Compression Set 22 jam @ 158°F (69,9°C), max. %
Ozone 25(kol.A)/100(kol.B) pphm ozone di udara dalam volume, 20% regangan 100°F + 2°F (37,7°C + 1°C), 48 jam prosedur penggantungan D518. Prosedur A Adhesi Kelekatan yang dibuat selama vulkanisasi, lbs. per inch (kg/m) Pengujian Temperatur Rendah Kegetasan pada -40°F (-40°C)
A
B
50 + 5 2500 450
50 + 5 2500 400
+ 10
+ 15
- 25 - 25
- 15 - 40
25
35
Tidak ada retak
Tidak ada retak
40 (714)
40 (714)
Tidak gagal
Tidak gagal
Rubber Sheet Material untuk rubber sheet adalah karet sintetis chloroprene atau styrene - butadiene. Kontraktor harus menyerahkan sertifikat dari pabrik, untuk disetujui Konsultan Pengawas sebelum menyediakan lembaran karet.
S10.11 (3)
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Bearing Shoes (i)
Bearing shoes umumnya harus dipasang tepat pada posisi yang ditentukan, sebelum pelaksanaan pekerjaan bagian bangunan atas SU10 - 96
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton jembatan dilakukan. Pekerjaan pemasangan ini harus dikerjakan hati-hati dengan adukan mortar khusus yang tidak susut (non-shrink mortar) sehingga alas bearing shoes melekat pada bagian atas pier atau abutment secara kokoh. Bila Konsultan Pengawas memberikan persetujuan dan bearing shoes dipasang setelah pelaksanaan bangunan atas jembatan, adonan anti susut harus disebar di bawah alas bearing shoes, dan kemudian dilekatkan pada bagian atas bangunan bawah jembatan (substructure). (ii)
(b)
Memasang baut angkur - pemasangan baut angkur sesuai ketentuan Pasal S10.01 (4) (f) (xi).
Bearing Pads Bearing pads harus dipasang tepat pada tempatnya sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas atau ketentuan dalam Gambar. Bila dipasang diatas lapisan tipis adukan semen (mortar), adukan itu harus diberi pengawet dan harus sudah mencapai kekuatan yang cukup sebelum balok jembatan diletakkan. Bearing pads harus dijaga tetap pada posisinya selama penempatan belok jembatan. Bila balok jembatan telah terpasang, bearing pads dan daerah sekitarnya harus dibersihkan.
(c)
Rubber Sheet Lembaran karet harus dipasang pada Mesnager hinge (concrete hinge) slab jembatan menerus pada ujung RC frame dan approach slab yang berdekatan sebagaimana nampak pada Gambar atau atas petunjuk Konsultan Pengawas.
S10.11 (4)
Metoda Pengukuran (a)
Bearing Shoes Kuantitas bearing shoes akan diukur berdasarakan jumlah dari tiap jemis yang lengkap dan diterima. Klasifikasi bearing shoes haruslah sebagai berikut: Tipe Beban Rancangan (P) Tipe A; Tipe B; Tipe C; Tipe D; Tipe E;
125 ton (Movable Bearing) 150 ton (Movable Bearing) 175 ton (Movable Bearing) 275 ton (Movable Bearing) 450 ton (Movable Bearing) SU10 - 97
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton Tipe F; Tipe G; Tipe H; Tipe I; Tipe J; Tipe K; Tipe L; (b)
450 ton (Fixed Bearing) 162 ton (Movable Bearing) 175 ton (Fixed Bearing) 200 ton (Movable Bearing) 300 ton (Movable Bearing) 300 ton (Fixed Bearing) 350 ton (Fixed Bearing)
Bearing Pads Kuantitas bearing pads akan diukur berdasarkan jumlah dari tiap jenis yang lengkap di tempat sesuai dengan Gambar
(c)
Rubber Sheet Kuantitas rubber sheet harus diukur berdasarkan jumlah dalam mjeter persegi yang lengkap di tempat dan diterima. Klasifikasi bearing padsharuslah sebagai berikut : Tipe
Beban Rancangan
Tipe A; Tipe B; Tipe C; Tipe D; Tipe E; Tipe F; Tipe G; Tipe H; Tipe I; Tipe J; Tipe K-1; Tipe K-2; S10.11 (5)
Deformasi Geser yang diijinkan
60 ton 70 ton 70 ton 85 ton 110 ton 70 ton 95 ton 110 ton 150 ton 125 ton 35 ton 35 ton
20 mm 20 mm 22 mm 22 mm 22 mm 25 mm 25 mm 25 mm 25 mm 29 mm 15 mm 15 mm
Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas dibayar menurut Harga Satuan Kontrak. Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, pembuatan, pengangkutan, pengecatan dan pemakaian segala material, termasuk tenaga kerja, peralatan, dan kebutuhan-kebutuhan insidental lainnya. Detail asesori seperti tertera dalam Gambar, dan mencakup batang angkur dan penutupnya, baja tulangan, dan lain-lain. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
10.11(1)
Elastomeric Bearing Pad 460 x 550 x 75 (Mov.)
Buah
10.11(2)
Elastomeric Bearing Pad 450 x 520 x 75 (Mov.)
Buah
SU10 - 98
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton 10.11(3)
Elastomeric Bearing Pad 420 x 500 x 75 (Mov.)
Buah
10.11(4)
Elastomeric Bearing Pad 400 x 450 x 75 (Mov.)
Buah
10.11(5)
Elastomeric Bearing Pad 460 x 550 x 49 (Fix)
Buah
10.11(6)
Elastomeric Bearing Pad 450 x 520 x 49 (Fix)
Buah
10.11(7)
Elastomeric Bearing Pad 420 x 500 x 49 (Fix)
Buah
10.11(8)
Elastomeric Bearing Pad 400 x 450 x 49 (Fix)
Buah
10.11(9)
Elastomeric Bearing Pad 450 x 550 x 83 (Mov.)
Buah
10.11(10) Elastomeric Bearing Pad 600 x 600 x 83 (Mov.)
Buah
10.11(11) Elastomeric Bearing Pad 400 x 450 x 83 (Mov.)
Buah
10.11(12) Elastomeric Bearing Pad 700 x 750 x 48 (Fix)
Buah
10.11(13) Elastomeric Bearing Pad 850 x 850 x 52 (Fix)
Buah
10.11(14) Elastomeric Bearing Pad 650 x 650 x 52 (Fix)
Buah
10.11(15) Elastomeric Bearing Pad 300 x 350 x 36 (Mov.)
Buah
10.11(16) Elastomeric Bearing Pad 350 x 400 x 40 (Mov.)
Buah
10.11(17) Elastomeric Bearing Pad 450 x 500 x 60 (Mov.)
Buah
10.11(18) Elastomeric Bearing Pad 300 x 350 x 36 (Fix.)
Buah
10.11(19) Elastomeric Bearing Pad 350 x 400 x 40 (Fix.)
Buah
10.11(20) Elastomeric Bearing Pad 450 x 500 x 60 (Fix.)
Buah
10.11(21) Elastomeric Bearing Pad 350 x 400 x 52 (Mov.)
Buah
10.11(22) Elastomeric Bearing Pad 350 x 400 x 52 (Fix.)
Buah
10.11(22a) Elastomeric Bearing Pad 450 x 400 x 52 (Mov.)
Buah
10.11(22b) Elastomeric Bearing Pad 450 x 400 x 52 (Fix.)
Buah
10.11(23) Elastomeric Bearing PaduntukPC Void 100 x 500 x 29 (Fix)
Buah
10.11(24) Elastomeric Bearing Pad untukPC Void 100 x 500 x 38(Move)
Buah
SU10 - 99
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton 10.11(25) Rubber Bearing Sheet 200 x 200 x 20 10.11(26) Rubber Bearing Sheet 250x25
Buah Meter Panjang
10.11(27) Anchor Bar dengan Perlengkapannya
Kg
10.11(28) Elastomeric Bearing Shoe untuk Gelajar Baja 7.400kN (Fix)
Buah
10.11(29) Elastomeric Bearing Shoe untuk Gelajar Baja 8.800kN (Fix)
Buah
10.11(30) Elastomeric Bearing Shoe untuk Gelajar Baja 7.200kN (Fix)
Buah
10.11(31) Elastomeric Bearing Shoe untuk Gelajar Baja 8.200kN (Fix)
Buah
10.11(32) Elastomeric Bearing Shoe untuk Gelajar Baja 4.200kN (Move)
Buah
10.11(33) Elastomeric Bearing Shoe untuk Gelajar Baja 4.200kN (Fix)
Buah
10.11(34) Elastomeric Bearing Shoe untuk Gelajar Baja 4.000kN (Move)
Buah
10.11(35) Elastomeric Bearing Shoe untuk Gelajar Baja 4.000kN (Fix)
Buah
10.11(36) Elastomeric Bearing Shoe untuk Gelajar Baja 3.800kN (Move)
Buah
10.11(37) Elastomeric Bearing Shoe untuk Gelajar Baja 3.800kN (Fix)
Buah
10.11(38) Elastomeric Bearing Shoe untuk Gelajar Baja 3.400kN (Fix)
Buah
10.11(39) Elastomeric Bearing Shoe untuk Gelajar Baja 1.800kN (Move)
Buah
10.11(40) Elastomeric Bearing Shoe untuk Gelajar Baja 2.000kN (Move)
Buah
10.11(41) Elastomeric Bearing Shoe untuk Gelajar Baja 1.800kN (Fix)
Buah
SU10 - 100
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton 10.11(42) Elastomeric Bearing Shoe untuk Gelajar Baja 4.700kN (Fix)
Buah
10.11(43) Elastomeric Bearing Shoe untuk Gelajar Baja 4.700kN (Move)
Buah
10.11(44) Pot Bearing,1900/220/80 kN
Buah
SU10 - 101
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton S10.12
Fasilitas Jembatan Insidentil Lainnya
S10.12(1)
Uraian Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan dan pemasangan fasilitas drainase dan pull boxes untuk jembatan, rangka beton bertulang dan fasilitas jembatan insidental lainnya. Semua pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini dan seperti diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
S10.12(2)
S10.12(2)
Material (a)
Material pipa drainase harus memenuhi ketentuan JIS K6741(unplasticized Polyvinyl ChloridePipes). Material deck drain harus memenuhi ketentuan JIS G5101 atau ASTM A27-91 (Carbon Steel Castings), JIS G5501 atau ASTM A48-92 (Grey Iron Castings), dan JIS G3101 atau ASTM A36-91 (Rolled Steel for General Structures: SS41). Bahan logam untuk deck drain harus dicat tiga lapis dengan cat jenis tarepoxyresin, setiap ketebalan lapisan 80, dan sekur pendukungan perlengkapan lainnya harus digalvanis, semua sesuai dengan Pasal S12.18 dari Spesifikasi ini.
(b)
Material pull boxes harus memenuhi ketentuan JIS G3101(Rolled Steel for General Structures: SS41) atau ASTM A36-91 dan harus galvanis sesuai dengan Pasal S12.18 dari Spesifikasi ini.
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
(b)
Fasilitas Drainase (i)
Pipa drainase, bak kontrol (catch basin) dan lubang pembuangan pada lantai (deck drain) yang akan dibungkus dalam beton harus dipasang oleh Kontraktor sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.
(ii)
Pipa drainase harus ditetapkan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
Pull Boxes Pull boxesdan saluran listrik untuk penerangan pada parapet jembatan harus dipasang sebagaiman yang ditunjukkan dalam Gambar, atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, sebelum beton dicor. Setelah beton mengeras, beton itu harus diperiksa untuk memastikan bahwa pull boxes dapat dibuka dengan bebas.
(c)
Papan Nama Jembatan Jenis dan bahan papan nama jembatan harus sesuai dengan ketentuan sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. SU10 - 102
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton S10.12 (4)
Metoda Pengukuran Kuantitas pipa drainase yang akan dibayar adalah jumlah meter panjang yang diukur sepanjang sumbu pipa dan tidak ada pengukuran tambahan yang akan dibuat untuk tikungan atau bagian-bagian persimpangan. Kuantitas deck drain yang akan dibayar harus diukur menurut jumlah masingmasing jenis, selesai di tempat dan diterima. Kuantitas papan nama jembatan yang akan dibayar untuk haruslah dalam jumlah masing-masing jenis, terpasang dan diterima sebagai oleh Konsultan Pengawas. Tarik kotak Pull boxes dan saluran untuk pekerjaan listrik akan diukur dan dibayar menurut Divisi 13 dari Spesifikasi ini.
S10.12 (5)
Dasar Pembayaran Kuantitas yang diukur sebagaimana ditentukan di atas, akan dibayar dengan harga satuan Kontrak per meter panjang pipa drainase dan per jumlah deck drains dan papan nama jembatan. Pipadrainase harus berdiamater 20 cm dan15cm. Pembayaran untuk pipa pembuangan dan deck drain akan dianggap mencakup semua perlengkapan dan dukungan yang diperlukan untuk memasang drainase sesuai dengan rincian yang ditunjukkan dalam Gambar. Harga danpembayaran untukmata pembayaran di atas dianggap kompensasi penuh untuk tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, penyediaan material, fabrikasi, pengangkutan, dan pemasangan dari setiap jenis dan semua hasil pekerjaan incidental lain yang berhubungan dengannya . Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran 10.12(1)
Pipa Drainase D=20cm dengan perlengkapan dan dukungan
Meter Panjang
10.12(2)
Pipa Drainase D=15cm dengan perlengkapan dan dukungan
Meter Panjang
10.12(3)
Deck Drain Tipe 1 dengan perlengkapan
Buah
10.12(4)
Deck Drain Tipe 2 dengan perlengkapan
Buah
SU10 - 103
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton S10.13
TURAP BETON PRATEGANG BERGELOMBANG
S10.13 (1)
Uraian Pekerjaan ini meliputi struktur turap beton prategangdan pemancangannya sehingga memenuhi desain yang diinginkan sesuai rencana dan ukuran yang tertera dalam Gambar, atau atas petunjuk Konsultan Pengawas, dan ketentuan pada Spesifikasi ini. Pekerjaan ini termasuk penyediaan mesin pancang dan alat bantu pengarah untuk kelurusan pemasangan secara horisontal.
S10.13 (2)
Material (a) Umum Semua material yang harus disediakan dan digunakan, yang tidak tecakup dalam pasal ini, harus sesuai dengan ketentuan dalam pasal lain yang relevan. (b) Beton Beton yang digunakan adalah yang mempunyai kekuatan beton kelas A-3. Ketentuan lainnya harus memenuhi ketentuan umum beton yang tertuang pada pasal-pasal lain yang relevan. (c) Baja Tulangan Mutu baja yang digunakan sesuai dengan SNI-07-2052-2002 (AASHTO M31-07 atau ASTM A615-99) Diameter < 13 mm dipakai BjTP 24. Diameter 13 mm dipakai BjTD 40.
S10.13 (3)
Metoda Fabrikasi (a) Umum Beton tidak boleh dicetak sebelum Konsultan Pengawas menyetujui Gambar dari Kontraktor, bila ada kekurangan mengenai campuran beton, cetakan, metoda pra-tekan, metoda penuangan, pengecoran, pengawetan, perlindungan, penanganan dan pemasangan suku-suku penguat. Setiap alternatif rencana dalam Dokumen Kontrak harus disetujui oleh Konsultan Pengawas, sebelum pelaksanaan konstruksi dan pembuatan. Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas, tidak kurang dari 3 hari sebelumnya, tanggal dimulainya pembuatan dan tanggal mulai dilaksanakannya pekerjaan pencetakan unit-unit.
SU10 - 104
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton (b) Cetakan Cetakan dibuat dari baja untuk menjamin keseragaman dan keakuratan produk. (c) Minyak Cetak Sebelum pengisian beton ke dalam cetakan, permukaan cetakan harus dilapisi dengan minyak cetakan. (d) Pengecoran Pengisian beton ke dalam cetakan dilakukan secara merata dan bertahap, sesuai dengan ketentuan yang relevan di dalam Spesifikasi ini. Sedangkan pemadatannya menggunakan internal vibrator secara merata. (e) Perawatan Beton (Curing) Proses pengawetan uap dapat digunakan sebagai alternatif untuk pengawetan air. Alas pengecoran untuk setiap unit yang akan diberi pengawetan harus ditutup rapat agar uap tidak lari keluar, dan udara luar tidak masuk. Dua sampai empat jam setelah penuangan beton dan setelah beton mencapai tahap kering awal, proses awal plengawetan uap harus dilakukan. Bila beton diberi campuran pelambat (retarding admixture), maka tenggang waktu itu harus ditambah menjadi 4 sampai 6 jam. Metoda pengawetan air harus digunakan sejak beton dituang sampai pengawetan uap mulai diberikan. Kelembaban uap harus dijaga agar kadar air tidak hilang, dan agar kadar air cukup untuk proses hidrasi pada semen. Pengawetan uap tidak boleh langsung pada beton. Selama pemakaian uap, suhu udara sekitar akan naik tidak lebih dari 22C per jam sampai tercapai suhu maksimum, dan suhu itu harus dipertahankan sampai beton mencapai kekuatan yang diinginkan. Dalam penghentian proses pengawetan uap, suhu udara sekitar tidak boleh lebih dari 22C per jam sampai tercapai suhu 10C lebih tinggi dari suhu udara tempat beton akan dibuka. Suhu pengawetan ini harus sesuai dengan ketentuan Pasal S10. 01. S10.13 (4)
Pemancangan (a) Hammer Pemancangan turap menggunakan diesel hammer K13 (b) Balok pengarah dan cara pemancangan Untuk menjamin kelurusan dan kerapian pemancangan, Kontraktor harus menyediakan balok pengarah dari profil baja, jenis WF atau menurut petunjuk Konsultan Pengawas. Pemancangan tidak boleh dilakukan sekaligus sampai kedalaman rencana, tetapi dilakukan secara bertahap. SU10 - 105
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 10 – Struktur Beton S10.13 (5)
Metoda Pengukuran Jumlah turap beton pracetak yang akan diukur untuk pembayaran adalah jumlah tertanam selesai sesuai rencana, dihitung berdasarkan jarak horisontal selesai tertanam. Setiap bagian meliputi beton, tulangan penguat, dan material lain yang terkandung atau terpasang dalam unit turap. Untuk beton pengikat yang dicor ditempat dihitung tersendiri berdasarkan pasal beton pada umumnya.
S10.13 (6)
Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut harga satuan kontrak untuk nomor pembayaran terdaftar di bawah ini, yang tertera dalam mata pembayaran. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan penempatan peralatan, dan kebutuhan insidentil yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan menurut Pasal ini. Nomor dan Nama Mata Pembayaran 10.13 (1) 10.13.(2)
Pengadaan Corrugated prestressed concrete sheet pile, W 325A Pemancangan Corrugated prestressed concrete sheet pile, W 325A
Satuan Pengukuran meter panjang meter panjang
SU10 - 106
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural
DIVISI 11 PEKERJAAN BAJA STRUKTURAL S11.01
PEKERJAAN JEMBATAN BAJA
S11.01 (1)
Umum (a)
Uraian Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pembuatan, pengangkutan ke lokasi pekerjaan, dan pemasangan seluruh baja struktural untuk struktur jembatan sesuai dengan Spesifikasi, Gambar atau arahan Konsultan Pengawas.
(b)
Standar dan Spesifikasi Dalam merujuk kepada Spesifikasi dan standar lain dalam Spesifikasi ini, digunakan singkatan-singkatan berikut : AASHTO - American Association of State Highway and Transportation Officials FHA - Federal Highway Administration, Department of Transportation, USA ASTM - American Sociaty for Testing and Materials AWS - American Welding Sociaty SSPC - Steel Structures Painting Council (USA) JIS - Japanese Industrial Standard Bila ditunjukkan lain dalam Gambar, pembuatan dan pemasangan bangunan atas baja harus sesuai dengan ketentuan AASHTO (Standar Ketentuan untuk Jembatan Jalan Raya dan ketentuan AWS D1.1-81, Peraturan Pengelasan Struktural (American Welding Society) , dan Spesifikasi Standar untuk Pembangunan Jalan dan Jembatan dari Proyek Federal Highway, Divisi 550, Seksi 555, halaman 525-552. Bila ada pertentangan antara ketentuan rujukan di atas dengan Spesifikasi ini, maka Spesifikasi inilah yang berlaku.
(c)
Pengujian dan Inspeksi (i)
Petugas Inspeksi Pengguna Jasa berhak menunjuk Petugas Inspeksi untuk menginspeksi, menguji dan mengetes material, kecakapan kerja dan pelaksanaan bagian-bagian Pekerjaan di tempat pembuatan atau di pabrik. Petugas Inspeksi akan dipilih oleh Pengguna Jasa tetapi segala biaya untuk Pekerjaan ini harus dibayar oleh Kontraktor dan dianggap termasuk ke dalam Harga Satuan untuk Pekerjaan ini.
SU11 - 1
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural Petugas Inspeksi harus meminta instruksi dari Konsultan Pengawas dan harus mengajukan laporan bulanan kepada Konsultan Pengawas. Petugas Inspeksi akan menerangkan bahwa seluruh pekerjaan sampai tahap pengecatan di bengkel untuk pasangan percobaan, telah dilaksanakan sesuai dengan Spesifikasi ini dan Gambar. Beberapa wewenang Konsultan Pengawas akan diberikan kepada Petugas Inspeksi. Batas kewenangannya akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis ketika penunjukan Petugas Inspeksi. Surat keterangan dari Petugas Inspeksi tidak mengurangi kewajibankewajiban Kontraktor yang ditentukan dalam Kontrak ini. (ii)
Pengawasan oleh Kontraktor Walaupun ada penunjukan Petugas Inspeksi, Kontraktor tetap harus mengawasi diri sendiri atau mengawasi semua material, pekerjaan bengkel dan pekerjaan lapangan untuk memastikan sudah terpenuhinya ketentuan Gambar dan Spesifikasi, dan bahwa Pekerjaan dilaksanakan secara baik dan benar. Kontraktor harus menyediakan asisten, tenaga kerja, material, listrik, bahan bakar, gudang, peralatan dan material lainnya yang diperlukan untuk menjamin pengujian dan pengawasan dari Konsultan Pengawas dan dari Petugas Inspeksi agar dapat dilaksanakan secara efisien.
(d)
Pengajuan-pengajuan (i)
Jadwal / Daftar Umum Sebelum pengajuan hal-hal teknis, Kontraktor harus mengajukan proposal jadwal untuk seluruh pengajuan Gambar Kerja (shop drawing), pengajuan material dan proses pembuatan. Pada jadwal atau daftar ini, Kontraktor harus memberi waktu 4 (empat) minggu kepada Konsultan Pengawas untuk mengkaji daftar-daftar yang diserahkan, terhitung sejak penerimaan.
(ii)
Persetujuan Konsultan Pengawas Kontraktor tidak boleh melaksanakan pembelian atau pembuatan material sebelum gambar konstruksinya disetujui oleh Konsultan Pengawas.
(iii) Material Sebelum material digunakan Kontraktor harus mengajukan 2 (dua) rangkap sertifikat dari pabrik, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, mengenai :
SU11 - 2
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural -
Baut, mur, ring dan filter untuk pengelasan
-
Sertifikasi pengujian baja struktural harus mencakup nama dan lokasi pabrik baja, analisa sifat kimia dan fisika, dan harus berkaitan dengan berbagai grades baja struktural yang akan digunakan dalam Proyek.
(iv) Rencana Pengelasan Kontraktor tidak boleh melakukan pengelasan sebelum Konsultan Pengawas menyetujui rencana pengelasan yang meliputi: -
Seluruh informasi mengenai prosedur pengelasan, peralatan, perekat dan pemanasan awal selama pelaksanaan penjelasan.
-
Detail metoda pengujian nondestruktif yang akan digunakan untuk beberapa sambungan tertentu.
-
Tindakan pencegahan sehubungan dengan penyusutan karena pengelasan.
-
Kemungkinan pekerjaan gurinda pada hasil pengelasan, disertai arah penggurindaan, dan lain-lain.
-
Prosedur dan program urutan pengelasan (untuk tiap komponen dan komponen gabungan). Setelah pengajuan ini disetujui, prosedur dan urutan pengelasan harus dilaksanakan tanpa ada penyimpangan dari rencana.
Detail rencana pengelasan harus memenuhi persyaratan sebagaimana diuraikan dalam cara pengujian AWS“Prosedur Kualifikasi Standar”. (v)
Rencana Pengecatan Sebelum dimulai pekerjaan permukaan, Kontraktor harus mempersiapkan dan mengajukan detail program pelaksanaan pekerjaan di bengkel, di lokasi pekerjaan dan lain-lain, metoda pekerjaan, dan jadwal waktu masing-masing pekerjaan. Program ini harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
(vi) Rencana Pemasangan Sebelum dimulai pembuatan, Kontraktor harus mengajukan uraian lengkap metoda pemasangan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, yang meliputi : -
urutan pemasangan
-
pemakaian balok penyangga permanen atau sementara pada detail sumbangan
-
diagram kelengkungan pemasangan untuk menunjukkan posisi vertikal setiap tahap proses pemasangan/pemancangan
-
analisa desain yang meliputi berbagai tahap proses pemasangan SU11 - 3
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural -
tipe peralatan yang dipakai dalam pemasangan
Persetujuan Konsultan Pengawas tidak membebaskan Kontraktor dari kewajiban dan tanggung jawabnya sesuai Kontrak, untuk menyediakan metoda, peralatan, kecakapan kerja dan langkahlangkah pengamanan. (vii) Sertifikat Pengecatan Kontraktor harus mengajukan kepada Konsultan Pengawas, dua duplikat sertifikat yang menyatakan bahwa ketentuan mengenai pembersihan sebelum pengecatan dilaksanakan sesuai Spesifikasi. (viii) Catatan Pekerjaan Sambungan Kontraktor harus menyimpan catatan mengenai prosedur pengelasan di bengkel, tukang las dengan tanggal kualifikasi dan tanda identifikasi, juga harus ada catatan mengenai baut yang sudah diuji dan nilai tenaga putarannya, bila menggunakan kontrol tenaga putar. Catatan tersebut harus selalu tersedia untuk dipergunakan oleh Petugas Inspeksi, dan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas setelah pekerjaan pembuatan di bengkel selesai.
e.
Masalah-masalah yang Harus Dipertimbangkan Kontraktor Dalam persiapan Gambar Kerja (shop drawing) dan semua kegiatan fabrikasinya, Kontraktor harus mempertimbangkan hal-hal berikut :
S11.01 (2)
-
Pemasangan percobaan di bengkel
-
Masalah berat dan ukuran komponen yang akan diangkut antara tempat pembuatan dan lokasi pekerjaan.
-
Perubahan suhu antara tempat pembuatan dan lokasi pekerjaan 28 derajat Celcius diasumsikan untuk keperluan Gambar Kontrak.
-
Diperlukannya dimensi-dimensi tertentu dari pekerjaan baja struktural diperiksa dengan pengukuran di lokasi pekerjaan.
-
Pengelasan di lokasi Pekerjaan tidak boleh dilakukan kecuali untuk perlengkapan struktur.
Material dan Kecakapan Kerja (a)
Material (i)
Baja Struktural harus yang baru digulung (newly rolled) dan harus sesuai dengan ketentuan dan Spesifikasi berikut atau yang setara menurut ASTM : JIS G3101 : Baja gulung untuk Struktur Umum SS400 (ASTM A36-91)
SU11 - 4
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural JIS G3106 : Baja gulung untuk Struktur Sambungan (ASTM A283-92) Las-SM 400, SM490, SM 490y. SM 520 dan SM 570. JIS G3114 : Baja Gulung - Panas Tahan Karat Atmosfir – (ASTM A588-91) SMA 400W, SMA 490W dan SMA 570W. Nilai CE ekuivalen dari karbon tidak boleh melebihi nilai berikut : Mn CE = C +
Si +
6
Ni +
24
Cr +
40
Mo +
5
V 0,44 %
+ 4
14
Semua baja harus dihantarkan beserta sertifikatnya, dan penghantaran itu harus memenuhi ketentuan JIS standar G3191 (DIN 1013/1-76), G3192 (BS 4/1-80), G3193 (BS EN 10029-91) dan G0303 termasukketentuan mengenai analisa, ekivalen karbon, toleransi, inspeksi, pengujian dan pemberi tanda. Baja Struktural harus disimpan pada panggung atau penyangga lain jauh di atas tanah; dan harus selalu bersih dari kotoran, minyak dan bahan asing lainnya, dan harus dilindungi sebaik-baiknya untuk memperkecil korosi. (ii)
Baut harus baut berkekuatan tinggi, tipe gesek, F10T, dibuat dan diangkut sesuai dengan ketentuan JIS B1186. Bila dalam Gambar tertera baut F8T, maka berlaku juga ketentuan JIS B1186 itu.
(iii) Ketentuan logam filter harus sesuai dengan peraturan pengelasan Struktur AWS D1.1-81. Bila logam dasar tidak tercakup dalam kelompok baja ASTM pada Tabel 4.1.1 dari ASW D1.1-81, maka sifat-sifat logam pengelasan yang digunakan untuk material harus sesuai dengan sifat-sifat logam dasar yang digunakan pada bagian yang akan dilas. Untuk itu, Kontraktor harus menyerahkan proposal untuk diminta persetujuan Konsultan Pengawas. Segala material yang akan digunakan untuk pengelasan harus berasal dari pabrik yang diakui, dan bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus menyediakan sertifikat dari pabrik yang menerangkan bahwa elektroda dan produk-produk lainnya yang digunakan dalam pengerasan telah memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi. (iv) Tiang berkepala harus memenuhi ketentuan JIS G1198, yield point minimum 24 kilogram/mm2 dan daya renggang minimum 41 kilogram atau mm2; dan harus sesuai juga dengan ketentuan AWS Dl.l-81, Bab 4, bagian F.
SU11 - 5
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural (v)
Material yang digunakan dalam pengecatan Baja Struktur harus sesuai dengan keterangan Gambar atau ketentuan lain dan ketentuan spesifikasi berikut ini. JIS K5400 JIS K5421 JIS K5516 JIS K5492 JIS K5621 JIS K5622 JIS K5623 JIS K5623 JIS K5625 JIS K5626 JIS K5627 JIS K5628 JIS K5633 JIS K5664
Testing Methods for Organic Coatings Boiled Oil and Boiled Linseed Oil Ready Mix Paint Alumunium Paint Anticorrosive Paint for General Use Red-Lead Anticorrosive Paint Lead Suboxide Anticorrosive Paint (Class I) Basic Lead Chromate Anticorrosive Paint (Class 1) Lead Cianamide Anticorrosive Paint (Class 1) Zinc Dust Anticorrosive Paint Zinc Chromate Anticorrosive Paint Red-Lead Zinc Chromate Anticorrosive Paint Etching Primer (Class 2) Tar Epoxy Resin Paint
Bila cat yang ditentukan tidak memenuhi Spesifikasi di atas, maka cat tersebut harus disuplai dari pabrik yang diakui, dimana sampel dan data teknisnya harus diajukan dulu kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui. Pada setiap sistem pengecatan (lapisan primer, lapisan bawah, lapisan tengah, lapisan akhir), setiap lapisan harus setara dengan lapisan lainnya, dan untuk memastikannya, semua cat harus berasal dari pabrik yang sama yang telah disetujui disertai jaminan kecocokan. (b)
Standar Kecakapan Kerja Kecuali bila ada ketentuan lain Spesifikasi ini atau dalam Gambar, semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan bagian yang relevan dari Spesifikasi ini pada Pasal S11.01(b). Kontraktor harus bertanggungjawab atas segala kerusakan pada komponen Struktur lainnya, termasuk substruktur, akibat dari pekerjaan yang dilaksanakannya selama masa berlaku Kontrak ini. Secara khusus, Kontraktor harus melakukan langkah pencegahan untuk memperkecil terperciknya beton pada pekerjaan baja yang sudah terpasang. Kontraktor harus membersihkan dan/atau memperbaiki segala noda dan kerusakan pada pekerjaan yang telah selesai, sebelum pekerjaan itu bisa diterima.
(c)
Toleransi Melalui perencanaan yang memadai dan pengukuran yang kontinyu di bengkel dan di lokasi kerja, Kontraktor harus menjaga bahwa toleransi yang ditentukan dalam Spesifikasi Khusus tetap terpenuhi. Konsultan Pengawas dapat memerintahkan diubahnya prosedur pekerjaan bila dinilai dapat melewati toleransi.
SU11 - 6
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural Kontraktor bertanggungjawab penuh dalam mengkalkulasikan dan menentukan kelengkungan (chamber) seperlunya pada elemen sebelum dipasang untuk memperoleh kerataan yang tepat pada jembatan yang telah selesai, dengan pertimbangan prosedur pemasangan dan urutan pemasangan berbagai komponen beban mati (dead loads). Kerataan beban jalan yang ditentukan dalam Gambar atau ditentukan dengan inklinasi dan lengkungan adalah kerataan badan jalan sampai permukaan aspal pada poros jembatan dari jembatan yang sudah selesai waktu dibebani hanya dengan beban mati (dead loads) dari struktur yang sudah terpasang dan selesai. Kontraktor harus mengambil langkah kompensasi atas perbedaan suhu bengkel dan suhu jembatan pada posisi normal 28C. 11.01(3)
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Pembuatan (i)
Mal Lengkung dan Pengukuran Kontraktor harus menyediakan seluruh mal lengkung dan alat pengukur lainnya yang diperlukan untuk menjaga ketepatan hasil kerja.
(ii)
Mal Datar Sebelum pekerjaan dimulai, semua pelat harus diperiksa kerataannya dan semua batang dan bagian-bagiannya harus diperiksa kelurusannya. Bila ada kelainan, harus diambil langkah pembetulan agar ketika dipasang permukaan-permukaan yang berdekatan benarbenar rapat. Metoda pekerjaan ini harus sedemikian rupa sehingga tidak merusak, meninggalkan bekas pada material atau mengurangi kekuatan material.
(iii) Pemotongan Pemberian tanda harus tepat dan menggunakan penggaris dan mal lengkung yang ukurannya memadai. Sebelum pemberian tanda, ukuran dan grade material harus diperiksa dulu. Pelat-pelat yang bersambungan dalam box girder termasuk tulang longitudinal harus mengarah pada arah tertentu sehingga arah gulungan mengikuti arah longitudinal jembatan. Untuk bagianbagian yang sudah terpasang, arah gulung (rolling) tiap komponen harus mengikuti poros bagian itu. Pemotongan harus secara otomatis. Pemotongan dengan tangan dapat dilakukan sebagai kekecualian pada pemasangan/penegakan, bila Konsultan Pengawas menyetujui. Dalam hal itu, tepi-tepi sambungan harus diberi fixing dulu dengan alat gurinda dan pengerut.
SU11 - 7
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural
Pemotongan dengan mesin dapat digunakan untuk pelat yang tebalnya tidak lebih dari 10 mm, dengan syarat tepi sambungan dapat tertutup dalam pengelasan. Pemotongan dengan oksigen boleh digunakan, dengan syarat permukaan yang rata, halus dan bersih dari coretan dan benjolan, serta kekerasan permukaan yang dipotong oksigen tidak melebihi nilai 508, menurut JIS B0601 dengan menggunakan pedoman mekanis. Seluruh tepian pelat yang dipotong dan tidak akan dilas harus diserut dan tepian pelat serta bagian yang tidak akan dilas harus dibentuk melingkar dengan radius tertentu untuk nanti dicat. (iv) Pembuatan Lubang Lubang untuk baut harus dibor, tidak boleh dipukul-pukul. Bila tidak ditentukan dalam Gambar, diameter baut harus 2,5 mm lebih besar dari diameter nominal baut. Semua lubang untuk sambungan atau girder, kecuali balok dan siku-siku, harus dibor 1,5 mm lebih kecil dan pada pemasangan di bengkel harus diperbesar sampai 2,5 mm lebih besar dari diameter nominal baut. (v)
Pembengkokan Pembengkokan pelat harus memakai mesin dengan proses dingin, bila radius lengkungan bagian dalam sekurang-kurangnya 15 kali dari ketebalan pelat.
(vi) Pengelasan (Pelaksanaan) Semua pengelasan harus direncanakan dengan menggunakan material yang sesuai dan metoda kerja yang cocok untuk tujuan tertentu. Pengelasan di lokasi kerja hanya diperbolehkan untuk perlengkapan pasangan, dan detail, pengelasan perlengkapan pasangan tersebut harus ditunjukan secara jelas dalam Gambar bengkel dan ditunjukan surat penyerahan. Ketentuan pengelasan dalam segala hal harus sesuai dengan ketentuan AWS D1-1-81: Bagian 2; Desain sambungan las;Bagian 3: Kecakapan kerja; Bagian 4: Teknik; Bagian5 Kualifikasi; Bagian 6: Pengawasan; dan Bagian 9: Desain Jembatan Baru. Semua pengelasan harus dikerjakan oleh tukang las yang terampil dan berpengalaman yang mempunyai surat ujian pengelas yang syah berdasarkan test kualifikasi yang ditentukan dalam Bab C Bagian 5 AWS D1-81 atau test-test kualifikasi serupa yang diakui secara internasional. Sebelum pengelasan dimulai, sambungan harus dibersihkan dari karat, terak sisik dan gerigi. Bila dua pengelasan harus saling
SU11 - 8
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural menyilang, maka pengelasan yang pertama harus dihaluskan dan logam pengelasan yang berlebih harus diratakan. Pada waktu pemasangan, komponen-komponen pemasangan harus diletakkan sesuai dengan posisinya dan disangga sedemikian rupa agar tidak mengalami perubahan bentuk dan tekanan yang berlebihan. Pemboran lubang untuk pemasangan sementara untuk keperluan pengelasan tidak diperbolehkan. Suhu minimum pemanasan awal interpass harus sesuai dengan prosedur pengelasannya, dan harus disetujui oleh Pengawas Proyek. (vii) Toleransi Pengelasan Komponen atau suku yang akan disambungkan dengan pengelasan harus disiapkan sedemikian rupa agar terpasang tepat, tanpa diletakkan secara paksa. Toleransi kerenggangan antara bagian-bagian yang akan dilas, eksentrisitas dan penyimpanan dari penjajaran teoritis, ukuran/dimensi cross section sambungan pengelasan melekuk, dan lain-lain, harus sesuai dengan Bagian 3.3. Pemasangan pada AWS D1.1-81; kecuali, kerenggangan antara bagian-bagian yang akan dihubungkan dengan pengelasan fillet (tipis) tidak boleh lebih dari 1 mm untuk pengelasan fillet yang menyambungkan flens dengan jaringan dalam box girder, dan tidak boleh lebih dari 5 mm untuk pengelasan fillet lainnya. Toleransi permukaan pengelasan harus sesuai dengan Bagian 3.6 dari AWS D1.1-81. (viii) Tes Kualifikasi Prosedur Pengelasan Kontraktor harus mengadakan pengelasan percobaan untuk tipe-tipe lapisan pengelasan yang akan dilakukan pada struktur, sesuai dengan program yang disetujui bersama Konsultan Pengawas. Kualitas pengelasan percobaan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum pengelasan tersebut dikerjakan pengelasan percobaan harus dilaksanakan menurut posisi pekerjaan sesuai dengan posisi sebenarnya dalam pelaksanaan kerja. (ix) Pengawasan Pengelasan Kontraktor harus mempersiapkan program terperinci untuk mengawasi pengelasan sambil berkonsultasi dengan Konsultan Pengawas, yang sudah dibuat tidak boleh dirubah tanpa persetujuan Konsultan Pengawas. Program pengawasan ini harus dapat mengawasi secara baik pekerjaan di bengkel agar ketentuan AWS D1.1-81. Bagian 9.25. Pengawasan ini harus dilakukan atas biaya Kontraktor dan harus sesuai dengan jadwal pengawasan berikut :
SU11 - 9
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural 1.
Persiapan Pengelasan -
Pemeriksaan visual persiapan tepi
-
Pemeriksaan visual keadaan permukaan terhadap celah/ kerenggangan, retakan dan hal-hal yang akan mengganggu pengelasan.
2.
Pemeriksaan visual sebelum dan sesudah pengelasan Semua pengelasan harus diperiksa secara visual sesuai sesuai dengan AWD D1.1-81, Bagian 9.25.1.
3.
Pengujian keawetan (nondestruktif) pengelasan
4.
-
Hasil pengelasan yang diuji dengan test partikel magnetik atau radiografik, selain dengan pemeriksaan visual, tidak akan diterima bila test.
-
Partikel magnetik atau radiografik diperoleh data mengenai tipe-tipe ketidaksinambungan yang ditentukan dalam AWS D1.1-81, Bagian 9.25.2.
-
Pengelasan yang diuji dengan test ultrasonik atau sinar x-ray, selain dengan pemeriksaan visual, dapat diterima bila memenuhi ketentuan Tabel 9.25.3 dalam AWS D1.1-81. Pengelasan yang diuji dengan test perembesan cairan, selain dengan pemeriksaan 1, harus dievaluasi visual berdasarkan ketentuan-ketentuan untuk pemeriksaan visual.
Lingkungan Uji Keawetan (Non Destruktif) Pengelasan -
Pengelasan fillet harus diuji dengan test yang paling cocok antara test partikel magnetik atau test perembesan cairan.
-
Pengelasan lekukan harus diuji dengan test yang paling cocok antara test radiografik atau test ultrasonik.
-
Metoda pengujian non-destruktif untuk pengelasan tertentu harus sertai konsultasi dengan Konsultan Pengawas.
Tahap minimum pengujian (pengawasan) harus sebagai berikut : Plat Box Girder Pengelasan ujung melintang pada pelat flens atas dan bawah. Pengelasan yang mendapatkan tekanan regang dan tekanan balik = 100%. Pengelasan yang mendapatkan tekanan kompresi = 25 %. Pengelasan ujung melintang pada pelat jaringan = 50%.
SU11 - 10
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural Bagian besar pengontrolan harus dilakukan pada zona ketegangan). Pengelasan Fillet Longitudinal Flens atas dan bawah kejaringan = 25% Tulang longitudinal ke flens atas dan bawah = 10% Pengeras horisontal kejaringan = 10% Diafragma Semua pengelasan ujung = 25% Pengelasan fillet = 10% Lain-lain Pengelasan lain yang tidak tertera diatas = 10% Angka-angka di atas merupakan nilai minimum dari taraf pengujian, dan Konsultan Pengawas dapat memerintahkan pengujian tambahan bila pengujian-pengujian diperlukan lagi untuk memenuhi ketentuan-ketentuan. (x)
Pengelasan Tiang (Stud) Setelah tiang disambung las ke balok, maka harus diadakan pemeriksaan visual, dan tiang harus diberi pukulan ringan dengan palu (martil). Tiang yang pengelasan ujungnya belum sempurna yang pada waktu dipukul pelan dengan palu (martil) tidak bersuara nyaring, yang sudah diperbaiki dengan pengelasan, atau yang ketinggiannya di bawah normal akibat pengelasan, harus ditempa dengan palu dan dibengkokkan 15 derajat dari poros yang benar, dan bila rusak, tiang harus dibengkokkan 15 derajat ke arah yang akan menempatkan bagian yang rusak pada tegangan yang sebesar-besarnya. Tiang yang retak dalam daerah patrian (las) ataupun dalam batangnya harus diganti. Kontraktor menunjukkan pengontrakan sebaik-baiknya pada gambar bengkel yang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor harus menyerahkan dua laporan mengenai pengawasan itu, dan berisi hasilnya sambil pengawasan berlangsung. Dengan tanggung biaya sendiri Kontraktor harus memperbaiki hasil pengelasan yang tidak memuaskan, dan hasil perbaikan itu harus diuji lagi atas biaya Kontraktor.
(xi) Hubungan dengan Baut Permukaan yang bersentuhan pada sambungan tidak boleh dicat. Apabila terjadi di lapangan, karat pada permukaan-permukaan sambungan termasuk yang berdekatan dengan kepala baut, mur dan cincin penutup harus dibersihkan dengan sikat kawat. SU11 - 11
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural
Jarak antara permukaan yang berjerumbai dari sambungansambungan atau hubungan-hubungan yang dibaut tidak boleh melebihi 1 mm. Kalau jarak tersebut antara 1 dan 3 mm, maka permukaan yang bersangkutan harus dilancipkan untuk menghilangkan jarak yang demikian. Jarak yang melebihi 3 mm harus diisi dengan lempengan baja pengisi sebagaimana diperlukan. Setiap baut harus dikencangkan untuk menciptakan ketegangan baut yang minimum apabila baut-baut dinding pada sambungan karat keduanya. Berikut ini adalah tabel ketegangan baut yang minimum. Ukuran Baut
Kerenggangan Baut Minimum (ton)
F 8T
M 20 M 22 M 24
13,3 16,5 19,2
F 10 T
M 20 M 22 M 24
16,5 20,5 23,8
Kelas
Baut-baut berkekuatan tinggi tidak boleh digunakan kembali. Mengencangkan kembali baut-baut yang sebelumnya sudah dikencangkan yang kemungkinan sudah melonggar oleh pengencangan baut-baut di dekatnya tidak boleh digunakan lagi. Semua baut yang berkekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci inggris yang cukup berkesesuaian dan kedudukan dari baut-baut tersebut harus sedemikian rupa sehingga menimbulkan suatu ketegangan baut sebesar 10% melebihi nilai dalam tabel. Kunci inggris harus ini dicocokkan sekurang-kurangnya setiap hari kerja dengan pengencangan pada sebuah alat yang berdiameter cukup untuk dipasangkan setiap baut. Kunci-kunci Inggris yang digerakkan tenaga mesin harus disesuaikan kepada stan atau penghalang atau diputus pada ketegangan yang dipilih. Kalau digunakan kunci inggris tenaga putaran manual, maka indikasi putaran yang sesuai dengan ketegangan yang cocok harus diketahui dan digunakan pada semua pemasangan baut yang sudah teruji. Mur harus diputar ke arah pengencangan apabila tenaga putaran diukur. Metoda "Putaran Mur" dapat digunakan untuk baut-baut F 10 T kalau Konsultan Pengawas menerima dan kalau kondisi-kondisi iklim mengakibatkan metoda pengendalian putaran tidak cocok. Untuk baut-baut F 8 T, pengencangan dapat dilakukan dengan metoda "Putaran Mur". Apabila metoda ini dipakai harus cukup dulu bautbaut yang dilibatkan pada kondisi "sempit ketat" untuk menjamin agar SU11 - 12
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural bagian-bagian dari sambungan disentuhkan sepenuhnya kepada satu sama lain. Sempit ketat harus diuraikan sebagai keketatan yang diperoleh melalui beberapa tubrukan dari sebuah kunci Inggris tubruk atau upaya sekuat tenaga dari seseorang yang menggunakan sebuah kunci Inggris berbentuk sekop biasa. Perputaran Mur dari Kondisi Sempit-Ketat Kedua permukaan normal terhadap sumbu Kedua permukaan baut atau salah satu permukaan normal melandai dari terhadap sumbu baut dan permukaan lainnya normal terhadap mempunyai kelandaian1/ sumbu baut Panjang baut tidak Panjang baut Untuk semua melebihi 8 x garis melebihi 8 x garis panjang baut-baut tengah atau 20 cm tengah atau 20 cm 1/2 putaran 2/3 putaran 3/4 putaran 1/
= Kelandaian 1:20 maksimum
(xii) Pemasangan menyeluruh yang bersifat percobaan Kontraktor harus melakukan uji coba pemasangan menyeluruh di bengkel kerja miliknya atau di bengkel lapangan bergantung kepada prosedur pembuatan dan pendirian yang dianut. Yang dimaksud “Uji Pemasangan Menyeluruh” adalah penempatan secara bersama-sama semua elemen pra-pembuatan (pra-pabrikasi) untuk mengetahui pas tidaknya pemasangan sesungguhnya nanti. Kontraktor harus menyerahkan usulan mengenai uji coba pemasangan menyeluruh untuk mendapatkan Konsultan Pengawas. Uji coba pemasangan menyeluruh harus membuktikan bahwa semua elemen satu demi satu memiliki bentuk persis dan pas untuk dipasangkan dengan elemen-elemen pasangannya. Uji coba pemasangan menyeluruh juga harus membuktikan bahwa kurva ke atas atau chamber, yang ditinjau atau diuraikan sebelumnya, benar-benar ada, dan juga membuktikan bahwa hasil pekerjaan geometrik umumnya benar. Kontraktor harus melakukan pengukuran terhadap bagian-bagian struktur dan hasil pengukuran tersebut harus dicatat dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas kemudian menyerahkan hasil pemeriksaan tersebut kepada Konsultan Pengawas. Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas bahwa uji coba pemasangan menyeluruh dari komponen-komponen utama telah selesai dan terukur, dan struktur tidak boleh dibongkar sebelum uji coba pemasangan menyeluruh disetujui oleh Konsultan Pengawas.
SU11 - 13
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural (b)
Perawatan Permukaan Baja (i)
Umum Spesifikasi ini meliputi perawatan lengkap permukaan semua bagian baja, termasuk persiapan permukaan, pengecatan dasar dan pengecatan akhir. Perawatan permukaan baja struktur harus dipikirkan menjadi enam sistem atau kelompok sebagaimana termuat pada Gambar dan seperti diuraikan berikut ini : Sistem I
: Umumnya, semua pekerjaan baja eksternal yang akan terkena kondisi-kondisi atmosfir. Sistem II : Permukaan-permukaan tersembunyi yang tidak terkena pembasahan atau pengaruh-pengaruh udara. Sistem III : Umumnya, semua pekerjaan baja yang akan tertutup dalam, atau bersentuhan dengan beton. Sistem IV : Permukaan-permukaan bagian dalam termasuk balok-balok penopang kotak. Sistem V : Sambungan berbaut. Sistem VI : Daerah-daerah tertentu yang sulit dicat ulang selama pekerjaan pemeliharaan. (ii)
Persiapan Permukaan Sebelum pemakaian cat, permukaan yang akan dikerjakan harus dibersihkan dan dibebaskan dari semua kotoran, noda-noda, karat dan zat-zat perusak lainnya, minyak dan pelumas harus dibersihkan dari permukaan dengan pencucian memakai cairan pelarut atau larutan deterjen sebelum dilakukan operasi pembersihan dengan hembusan. Kalau tetap ada tanda-tanda minyak atau lemak setelah penghembusan, maka zat-zat tersebut harus disingkirkan dengan pembersihan memakai zat pelarut dan daerah bersangkutan dihembus lagi. Semua daerah las harus mendapat perhatian khusus ketika dibersihkan dari butiran atau pecahan-pecahan seperti kaca, percikan logam las, oksida kepala las, karat, asap aliran las dan benda-benda asing lainnya sebelum dilakukan penghembusan. Bila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, pencucian dengan asam dan pencucian susulan dengan air bersih harus dilakukan. Capitan las yang kasar harus digerinda dan harus diperiksa serta disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum dilakukan pengecatan terakhir. Semua baja struktural yang akan dicat harus dibersihkan dengan penghembusan dan pembersihan hingga mendekati putih. Noda-noda mesin, karat dan benda atau zat asing lainnya harus disingkirkan sedemikian rupa sehingga tanda-tanda yang tersisa hanya noda-noda tipis dalam bentuk titik-titik atau garis-garis. Akhirnya, permukaan
SU11 - 14
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural dibersihkan dengan sebuah alat penghisap debu (vacum cleaner), atau dengan udara kempaan kering bersih. Pembersihan dengan hembusan harus menghasilkan kekasaran permukaan yang sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh pabrik cat untuk cat dasar bersangkutan. Kalau permukaan yang dibersihkan berkarat atau tercemari oleh bahan-bahan asing sebelum pengecatan selesai, permukaan tersebut harus dibersihkan ulang oleh Kontraktor dengan biaya sendiri. (iii) Bahan-bahan Cat Semua bahan harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan sub-Pasal S11.01(2)(a)(v). Warna cat harus sesuai dengan Gambar atau arahan Konsultan Pengawas. (iv) Pengecatan Pelaksanaan pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan sesempurna mungkin dan dengan kecakapan kerja yang memadai (tenaga berpengalaman) sehingga memuaskan Konsultan Pengawas. Selain itu, pemakaian cat harus dilakukan berdasarkan rekomendasi pabrik cat. Perencanaan dan pelaksanaan pengecatan harus sesuai dengan spesifikasi dari pihak pensuplai berkaitan dengan waktu selingan antara pemakaian masing-masing lapisan cat. Jika suatu bahan cat memerlukan tambahan zat pengawet, daya tahan dalam kondisi pakai harus dinyatakan dengan jelas pada label kaleng, dan masa daya tahan ini tidak boleh kadaluwarsa. Apabila batas masa daya tahan sudah lewat, peralatan semprot harus dikosongkan, bahan yang tertinggal dihilangkan, peralatan dibersihkan dan bahan baru disiapkan. Setiap cat harus dipulaskan secara merata ke seluruh permukaan. Lompatan-lompatan, lubang-lubang, longgaran-longgaran serta tetesan-tetesan harus dihindari. Bila hal ini terjadi, semuanya harus disikat bersih dengan segera atau disingkirkan dan permukaan bersangkutan diberi lapisan cat lagi, masing-masing cat harus dibiarkan mengering selama waktu yang ditetapkan oleh pabrik atau berdasarkan petunjuk Konsultan Pengawas sebelum dilakukan pelapisan cat yang berikutnya. Permukaan harus kering seluruhnya, dan temperatur yang ada sekurang-kurangnya 5C titik embun. Cat seharusnya hanya dipulaskan dalam kondisi cuaca yang tepat. Hasil pengecatan segar yang mengalami kerusakan akibat cuaca harus diperbaiki atau diganti dengan biaya Kontraktor dan harus diambil tindakan atau langkah untuk mencegah debu atau bahan merugikan lainnya menempel pada cat yang basah.
SU11 - 15
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural Sikat-sikat, bila digunakan, harus berbadan memadai dan mempunyai panjang bulu yang dapat menyebarkan cat secara merata. Untuk mengecat semua bagian permukaan yang tidak bisa dicapai dengan cara biasa, cat harus dipulaskan dengan sapu pulas kulit domba, sikat botol, cata atau alat apa saja yang diijinkan Konsultan Pengawas. Apabila digunakan roller, harus roller dari jenis yang tidak menghasilkan lapisan berbintik-bintik pada lapisan cat. Sebuah perangkap air yang dapat disetujui Konsultan Pengawas harus disertakan dan terpasang pada semua peralatan yang digunakan dalam pengecatan dengan semprotan. Untuk pencampuran cat harus digunakan alat pencampur mekanis. Sebelum digunakan, cat harus dicampurkan dengan cukup waktu sampai terjadi pencampuran zat warna secara tuntas bersama alat dan harus terus bercampur selama pekerjaan pengecatan berlangsung. Ketebalan setiap lapisan cat harus terbatas pada apa yang ditetapkan dalam sistem-sistem pengecatan. (v)
Ketebalan Lapisan Cat Ketebalan lapisan cat untuk bahan pengecatan atau pelapisan harus diwarnai secara tepat dan harus diperiksa dengan alat pengukur ketebalan lapisan cat yang disiapkan oleh Kontraktor. Kontraktor harus mencocokkan alat pengukur sehubungan dengan angka ketebalan yang akan diperiksa. Penyesuaian atau pencocokan umumnya harus dilakukan pada lempengan baja yang digerinda dan dihaluskan dengan kualitas sesuai dengan kualitas baja struktural yang akan dicat. Ketebalan lapisan cat kering akan diperlihatkan pada sistim pengecatan minimal sesuai dengan Spesifikasi SSPC-PA2. Pengukuran ketebalan lapisan cat kering harus menggunakan alat pengukuran magnetis. Apabila ketebalan lapisan cat kering kurang dari yang telah ditentukan, Kontraktor harus melakukan pengecatan atau pelapisan tambahan dengan biaya sendiri. Ketebalan lapisan cat pada bagian tepi dan hasil pengelasan harus medapat perhatian khusus.
(vi)
Perlindungan Hasil Pengecatan Kontraktor harus mengambil langkah-langkah perlindungan untuk mencegah terjadinya kerusakan hasil pengecatan akibat benda lain dan atau manusia sehubungan dengan pekerjaan pembersihan dan pengecatan. Cat atau noda-noda cat yang sedikit timbul pada permukaan yang tidak harus dicat harus dihilangkan oleh Kontraktor dengan biaya sendiri. Semua permukaan yang sudah dicat tetapi mengalami kerusakan menurut Konsultan Pengawas dengan cara apapun harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan biaya sendiri dan dengan bahan-bahan serta kondisi yang sudah ditetapkan. Usulan Kontraktor untuk pengerjaan ulang bagian-bagian yang rusak akibat
SU11 - 16
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural pemotongan api dan pengelasan harus dinyatakan secara jelas dalam rencana pengecatan terinci yang diserahkan sesuai dengan sub-Pasal ketentuan S11.01(1)(d)(v). Setelah semua pekerjaan pengecatan selesai, debu, minyak dan bahan-bahan asing lainnya pada permukaan baja yang dicat akibat pekerjaan lainnya, harus dibersihkan secara tuntas. Pada saat struktur dibuka untuk umum, pengecatan harus sudah selesai dengan tidak ada kerusakan atau kotoran pada permukaan yang dicat. (vii)
Jenis-jenis Perawatan Permukaan Perawatan berbagai bagian permukaan baja struktural harus sesuai dengan salah satu sistem perawatan sebagaimana diuraikan Pasal S11.01(3)(b) sistim perawatan I sampai dengan VI. Penerapan dari setiap sistem perawatan permukaan pada struktur harus seperti apa yang diperlihatkan pada Gambar. Pada lampiran tabeldisiapkandengan asumsi bahwa rangkaian pengecatan adalah sebagai berikut : Mill shop - shot blasting dan etching primer (cat dasar penggores) Fabrication shop - Pengecatan harus setelah selesainya pelaksanaan uji coba pemasangan menyeluruh yang memuaskan. Site - Pengecatan harus sesudah pendirian akhir. Apabila Kontraktor memohon ijin untuk menyimpang dari rangkaian tersebut di atas, hal ini harus dinyatakan dengan jelas dalam rencana pengecatan terinci yang diserahkan sesuai dengan sub-Pasal S11.01(d)(v). Daerah-daerah pada baut gesek kuat tarik tinggi harus dilindungi pada saat pengecatan fabrication shop segera sebelum pendirian akhir. Karat pada daerah sambungan harus dibersihkan menggunakan sikat kawat yang digerakkan mesin sampai tuntas mengacu pada standar yang setara SSPC-SP3.
(c)
Penanganan Pengangkutan dan Penyimpanan Sebelum pusat perakitan dibongkar, semua bagian yang berdekatan harus ditandai dengan cat atau diberi alur. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas gambar-gambar struktur yang sudah selesai yang memperlihatkan semua tanda bagian dan pasangannya. Cara-cara pengangkutan dan penanganannya harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Untuk menghindari kerusakan, perlu diperhatikan secara khusus pekerjaan pengepakan, metoda-metoda penunjang, pengangkatan selama penanganan dan pengangkutan baja struktural yang dirakit sebelum dikirimkan.
SU11 - 17
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural Segera setelah dikirimkan ke tempat Proyek, Kontraktor harus memeriksa semua material. Bila terdapat kerusakan, Kontraktor harus segera melaporkan Konsultan Pengawas. Kontraktor juga harus membuat laporan secara tertulis mengenai kerusakan-kerusakan yang terjadi kepada Konsultan Pengawas, dan menyampaikan usulan perbaikan atau penggantian bagian-bagian yang rusak atau cacat. Material yang akan disimpan harus ditempatkan pada selip-selip di atas tanah dan harus dijaga agar selalu tetap bersih dan kering. Balok-balok dan tiang-tiang penyangga harus dipasang secara tegak dan kokoh. Bagianbagian yang panjang harus ditumpukkan pada selip-selip yang cukup dekat secara bersama-sama untuk mencegah kecacatan akibat defleksi. Setiap bahan baja struktural (baik yang dicat maupun yang tidak) yang dikirim ke lapangan dengan transportasi laut, dan diletakkan pada papan sedemikian rupa sehingga bersentuhan dengan air garam, harus dicuci dengan air tawar yang bersih, menggunakan selang bertekanan dan ikat sisir yang kaku, sebelum pemasangan atau aplikasi pengecatan terakhir. (d)
Pemasangan di Lapangan Kedudukan dari sambungan-sambungan lapangan seperti diperlihatkan pada Gambar hanya sebagai suatu alternatif dan Kontraktor bebas untuk mengajukan prosedur-prosedur alternatif lain asal sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi ini. Biaya untuk menyiapkan perhitungan/desain terinci untuk menunjang alternatif yang diusulkan harus menjadi tanggungjawab Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan gambar-gambar tempat, mal-mal lengkung dan petunjuk-petunjuk untuk pemasangan baut-baut sauh atau alat-alat lain yang akan ditanam ke dalam beton. Selama pemasangan, bagian-bagiannya harus dirakit dengan akurat seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja yang disetujui dan setiap tandatanda harus diikuti. Bahan harus ditangani dengan hati-hati sehingga tidak ada bagian yang akan bengkok, patah atau rusak. Pemaluan akan melukai atau merusak komponen-komponen tidak boleh dilakukan. Permukaan perletakan dan permukaan yang bersentuhan secara permanen harus dibersihkan sebelum komponen-komponen itu dirakit. Sambungan dan penyambungan di lapangan harus memiliki satu setengah dari lubang diisi dengan baut dan pin silinder pemasangan (setengah baut dan setengah pin) sebelum dipasang baut kekuatan tinggi. Baut untuk ngepas harus dengan diameter nominal yang sama dengan baut kekuatan tinggi, dan pin silinder pemasangan harus 1 mm lebih besar. Perbaikan minor terhadap pengepasan yang tidak tepat termasuk sejumlah pelebaran, pemotongan dan pengganjalan yang tidak membahayakan akan dipandang sebagai bagian yang sah dari pemasangan. Namun, kesalahan akibat frabrikasi atau deformasi akibat penanganan dan transportasi yang menghalanagi perakitan yang tepat dan pemasangan bagian-bagian denagn
SU11 - 18
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural menggunakan pin pengungkit atau dengan sejumlah pelebaran dan sedikit pengganjalan atau pemotongan harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan persetujuan atas metode perbaikan harus diperoleh. Perbaikan harus dibuat di hadapan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus bertanggungjawab untuk semua ketidak-tepatan pemasangan, kesalahan dan luka-luka pada logam dan harus melakukan perbaikan dan penggantian yang diperlukan. Pelurusan plat, sudut, bentuk lain dan komponen-kompenen yang menyusun struktur, jika diijinkan oleh Konsultan Pengawas, harus dilakukan dengan metode yang tidak akan menghasilkan keretakan atau cedera lainnya. Komponen-komponen yag terdistorsi harus diluruskan dengan cara mekanis atau, jika disetujui oleh Konsultan Pengawas, dengan hati-hati direncanakan dan diawasi pelaksanaannya dengan sejumlah pemanasanlocal yang terbatas, masing-masing pelaksanaan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. S11.01(4)
Metoda Pengukuran Pengukuran untuk pekerjaan baja jembatan didasarkan pada satuan potongan seperti yang dijelaskan di bawah ini. Secara khusus tidak akan diadakan pembayaran terpisah untuk pemasangan percobaan, pengangkutan dan pengecatan di lapangan. Susunan kelas baja yang tertera dalam Gambar Kontrak hanya digunakan sebagai informasi saja, dan Kontraktor harus memeriksa angka-angka tersebut. Angkaangka tersebut tidak memberikan kelonggaran untuk pekerjaan sambungan atau penguatan sementara atau permanen yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan pembuatan dan pemasangan sesuai dengan urutannya. Bila Konsultan Pengawas menginstruksikan perubahan desain yang menyebabkan berubahnya besaran kelas baja yang tertera dalam Gambar, maka Harga Satuan untuk unit atau potongan yang diukur pun berubah. Tiang silang (shear studs) atau baut lempeng (slab anchor), yang dilas pada geladak baja, tidak akan diukur terpisah, melainkan termasuk dalam Harga Satuan atau potongan unit yang berkaitan. Beton bertulang untuk lempeng geladak (deck slab), sambungan ekspansi, pegangan jembatan (bridge railing), saluran/drainase pada geladak, jaringan listrik dan lampu sinyal lalu lintas akan diukur dan dibayar berdasarkan mata pembayaran lain dalam Spesifikasi ini.
S11.01(5)
Dasar Pembayaran Kuantitas yang diukur sebagaimana yang disyaratkan di atas akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk setiap Mata Pembayaran di bawah ini. Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan yang tertera dalam Gambar atau dijelaskan dalam Spesifikasi ini. Secara khusus, tidak akan diadakan pembayaran tambahan untuk Petugas Inspeksi (Inspection Authority), pemasangan percobaan, pengangkutan dan pengecatan di bengkel atau di lapangan.
SU11 - 19
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 11 – Pekerjaan Baja Struktural Harga atau biaya pengelasan, baut, mur, cincin atau ring dan perlengkapanperlengkapan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur yang lengkap, harus dianggap termasuk dalam Daftar Harga untuk berbagai Mata Pembayaran pekerjaan baja. Nomor dan Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
11.01(1)
Penyediaan Gelagar Baja Persegi Menerus
ton
11.01(2)
Pemasangan Gelagar Baja Persegi Menerus
ton
11.01(3)
Penyediaan Gelagar Baja Persegi Sederhana
ton
11.01(4)
Pemasangan Gelagar Baja Persegi Sederhana
ton
11.01(5)
Penyediaan Gelagar Baja Persegi Menerus dengan Lantai Baja
ton
11.01(6)
Penyediaan Jangkar Kabel Gantung
ton
11.01(7)
Tangga Inspeksi
ton
11.01(8)
Kabel Gantung and Perlengkapan Peredam
ton
11.01(9)
Pemasangan Kabel Gantung Jembatan
ton
SU11 - 20
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain
DIVISI 12 PEKERJAAN LAIN-LAIN S12.01
PENANAMAN RUMPUT
S12.01(1)
Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini mencakup penyediaan, penanaman gebalan rumput sebagaimana disyaratkan dan menanamnya dengan sehat, membuat permukaan yang stabil sehingga akan menjaga pertumbuhanna pada semua cuaca dan mencegah penggerusan materialdi mana rumput ditanami.
S12.01(2)
Pekerjaan Penanaman Pohon dan Semak/Perdu (a)
Umum Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan persiapan lahan, galian, pemupukan tanah dan pemberian pestisida, penanaman pohon sesuai dengan jenis dan dimensi yang dipersyaratkan serta perawatan tanaman sejak tanaman tersebut ditanam sampai berakhirnya Masa Pemeliharaan.
(b)
Material Material yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : (i)
Top soil (lapisan tanah yang subur). Kontraktor harus mengganti tanah media tanam dengan topsoil yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Topsoil tersebut harus bersih dari sampah dan material yang membahayakan.
(ii)
Pupuk Kandang Pupuk kandang matang/kering.
yang
dipergunakan
adalah
pupuk
yang
(iii) Tanaman - Pohon terdiri dari pohon-pohon dengan nama, kualitas dan ukuran yang sesuai dengan Gambar. - Semak terdiri dari tanaman dengan nama, kualitas dan ukuran yang sesuai dengan Gambar. - Kondisi tanaman harus sehat dan normal serta sudah di polybag /pot (bukan merupakan tanaman cabutan). (iv) Air Air yang digunakan untuk menyiram tanaman harus air yang bebas dari segala kotoran, minyak, zat kimia atau lainnya yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman. (v)
Steger/bambu Penunjang
SU12 - 1
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain Bambu yang dipakai untuk menunjang tanaman adalah bambu bulat dengan panjang 2 m atau sebanding dengan tinggi pohon, sedangkan untuk semak dengan teknis pelaksanaan sesuai dengan Gambar. (vi) Pupuk Organik Pupuk yang digunakan adalah NPK dan TSP dengan dosis rata-rata 25 gram/pohon. (vii) Pestisida Pestisida yang digunakan adalah dengan Furudan 3 G dengan dosis 10 gram per pohon dan Bayrusil 250 EC, Basudin 60 EC dengan dosis 2 cc/ltr air perpohon. (c)
Pelaksanaan Pekerjaan (i)
Persiapan Lokasi Tanam Tanah yang akan dipersiapkan untuk lokasi penanaman harus benarbenar bersih dari tanaman liar, batu-batuan, plastik dan segala macam material bangunan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Lokasi penanaman harus ditandai dengan patok-patok yang diberi warna yang berbeda pada ujungnya sesuai dengan klasifikasi tanaman yang tertera dalam Gambar. Setiap ada penyesuaian lokasi terlebih dahulu harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
(ii)
Penggalian Lubang Tanaman Ukuran lubang tanam adalah sebagai berikut : Pohon : bagian atas 60x60 cm, bagian bawah 40x40 cm, tinggi 60 cm. Semak : bagian atas 40x40 cm, bagian bawah 20x20 cm, tinggi 40 cm.
(iii) Pengisian Tanah Lubang tanaman tersebut diatas harus diisi kembali dengan campuran pupuk kandang dan top soil dengan perbandingan 1: 4. Untuk menghindari serangan hama rayap pada perakaran harus ditambahkan Furadan 3 G dengan dosis 10 gr/pohon. (iv) Pekerjaan penanaman Setelah media tanam siap, maka tanaman ditanam dengan hati-hati agar tidak merusak perakarannya. Semua kaleng atau plastik pembungkus tanaman harus dibuka dan dibuang ke luar lokasi. Untuk jenis tanaman yang perlu ditunjang untuk memperkuat batangnya, dipergunakan steger/ bambu penunjang yang pelaksanaannya sesuai dengan Gambar. (v)
Penyiraman
SU12 - 2
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain Setelah tanaman selesai ditanam, harus disiram sampai benar-benar basah ke perakarannya. (vi) Pemangkasan dan Perbaikan Sebagai penyempurnaan dari pekerjaan penanaman ini, semua tanaman dapat dipangkas/diperbaiki dari kerusakan-kerusakan akibat proses pemindahan tanaman/penanaman. Pemangkasan disini harus dikerjakan sedemikian rupa, sehingga tidak merubah bentuk dan sifat tanaman. (vii) Perawatan Tanaman Setelah penanaman selesai, dilakukan perawatan tanaman. Pekerjaan pemeliharaan tanaman tersebut meliputi:
Penyiraman Dilakukan secara rutin terutama pada musim kemarau, yaitu pada: - pagi hari pukul 6.00 - 9.00 - sore hari pukul 15.00 - 18.00 Jumlah air yang dibutuhkan diperkirakan adalah sebagai berikut: - untuk pohon : 10 liter/pohon - untuk semak : 5 liter/pohon Cara penyiraman dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan tanaman terganggu. Penyiraman tidak perlu dilakukan apabila pada hari yang bersangkutan turun hujan lebat.
Penyiangan dan pendangiran Pekerjaan ini meliputi penggemburan tanah dan pembersihan tanaman/rumput liar di sekitar media tanam.Pembersihan tanaman liar harus dicabut sampai keakaranya dan penggemburan tanahnya harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak akar tanaman. Pekerjaan ini dilaksanakan secara rutin minimal sebulan sekali atau apabila media tanam telah ditumbuhi rumput. Kondisi media tanam tersebut harus selalu bersih dan gembur.
Pemangkasan Pemangkasan dilakukan apabila dipandang perlu dimana pertumbuhan sudah menimbulkan bentuk yang tidak baik. Ranting-ranting yang mati perlu segera dipangkas.
Pemupukan Pemupukan dilakukan dengan pupuk buatan organik dan pupuk kandang/kompos.
SU12 - 3
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain
-
Untuk pemakaian pada pohon, pupuk organik diberikan dengan cara menaburkan pada sekeliling batang pohon selebar diameter tajuknya sedalam 0,10 m, sedangkan untuk jenis semak, pupuk tersebut dicampur dengan air yang kemudian disiramkan ke tanaman tersebut. Pemakaian pupuk dilaksanakan minimal 1 bulan setelah tanam dan dilakukan sebulan sekali.
-
Untuk pemakaian pupuk kandang/kompos pada masa pemeliharaan, pupuk tersebut diberikan 2 - 3 bulan setelah penanaman.
Pemberantasan hama/penyakit Pekerjaan ini dilakukan dengan cara penyemprotan pestisida dengan alat sprayer ke arah batang, daun serta semua percabangan. Penyemprotan hama dilakukan segera setelah penanaman dan selanjutnya sebulan sekali dengan bahan pestisida yang berbeda.
(d)
Perlindungan Tanaman Kontraktor harus menjaga semua tanaman dari kerusakan, kematian dan kemungkinan hilang yang dapat terjadi pada masa pelaksanaan maupun masa pemeliharaan.Semua resiko tersebut adalah sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor. Tanaman yang rusak/mati/hilang tersebut harus diganti dengan jenis, dimensi yang sesuai dengan Spesifikasi atau petunjuk Konsultan Pengawas.
S12.01(3)
Pekerjaan Penanaman Rumput (a)
Umum Pekerjaan ini terdiri dari persiapan lahan, pemberian topsoil dan pupuk kandang, pemasangan lempengan rumput dengan jenis yang sesuai dengan Spesifikasi serta pekerjaan pemeliharaannya, agar tercipta lapisan rumput yang kuat dan baik, tetap tumbuh dalam segala cuaca, dan dapat mencegah erosi pada material tempat rumput itu ditanam.
(b)
Material (i)
Top soil (Tanah lapisan atas/subur) Top soil yang dipergunakan harus bersih dari segala material yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
(ii)
Pupuk kandang Pupuk kandang yang dipergunakan adalah pupuk kandang yang kering/ matang dan bersih dari segala material yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
SU12 - 4
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain
(iii) Rumput Apabila tidak ditentukan dalam Gambar, maka rumput yang dipakai adalah jenis Polytrias Amaura dan, mempunyai perakaran dan bebas dari tanaman liar. Rumputnya harus spesies asli, tidak berbahaya bagi manusia dan binatang serta pertanian, harus dapat tumbuh cepat, tidak berpenyakit dan berakar dalam.Kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pembuatan gebalan rumput dimulai. Sumber pengambilan gebalan rumput harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas sebelum pemotongan pembuatan gebalan rumput dapat dilakukan. Gebalan rumput harus ditanamkan dengan akar yang tidak rusak, dan dipotong berbentuk persegi beserta tanah basah/lembab tempat asal tumbuhnya. Gebalan rumput harus ditanamkan dalam batas waktu 5 hari setelah dipotong. Pengangkutan dan penyimpanan gebalan rumput harus sedemikian rupa agar terlindung dari pengaruh langsung sinar matahari, dilengkapi ventilasi sehingga memungkinkan sirkulasi udara yang baik, dan jangan sampai kering. (iv) Air Air yang dipergunakan harus bersih, bebas dari segala material yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. (v)
Pupuk organik Pupuk yang dipakai adalah Urea dengan dosis 20 gram/m2.
(c)
Pelaksanaan Pekerjaan (i)
Pengolahan tanah Sebelum penanaman, permukaan tanah diolah sedemikian rupa sehingga rapi dan bebas dari kotoran sehingga tidak mengganggu penanaman dan pertumbuhan rumput.
(ii)
Pemberian top soil dan pupuk kandang antara lain : -
Permukaan yang akan ditanami rumput harus dibongkar/digali dan diratakan setelah bersih dari serpihan, kerikil, gulma dan lain lain. Permukaan itu harus berupa tanah permukaan yang subur, dan gebalan beserta lapisan tanah subur (top soil) tersebut minimal tebalnya 15 cm dan pupuk kandang secara merata setebal 1 cm. Kontraktor bertanggungjawab menjaga pertumbuhan rumput sebaik-baiknya, dengan menggunakan pupuk, atas biaya Kontraktor sendiri.
-
Permukaan tanah tersebut kemudian disiram secara merata sehingga tidak merusak permukaan tanah yang telah siap tanam. SU12 - 5
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain
(iii) Pekerjaan penanaman -
-
-
-
-
(d)
ada lokasi yang terdapat penanaman pohon/semak, maka pekerjaan penanaman rumput ini dilaksanakan setelah penanaman pohon/ semak selesai. Gebalan rumput harus menutupi 50 % permukaan sehingga membentuk strip sodding (gebalan bergaris) dengan interval 30 cm, atau menutupi keseluruhan sehingga membentuk solid sodding(gebalan penuh), sesuai dengan yang tertera pada Gambar atau Petunjuk Konsultan Pengawas. Sambungan antara gebalan yang berdekatan tidak boleh lebih dari 1 cm. Gebalan rumput ini harus ditata dan diratakan sampai rapi dan dipadatkan dengan roller dengan berat 100 kg atau dengan tamper plate. Bila gebalan rumput ditanam pada lereng/talud, harus digunakan tonggak-tonggak bambu penahan dengan panjang kurang lebih 20 cm yang ditancapkan secara merata agar rapi, kemudian seluruh permukaan disirami air yang bersih dari zatzat yang berbahaya (mematikan tanaman). Kontraktor harus tetap menyirami dengan air dan melaksanakan pekerjaan pemeliharaan lainnya, sekurangkurangnya selama 6 bulan setelah pekerjaan penanaman tersebut selesai. Hasil pekerjaan penanaman rumput ini akan ditentukan berdasarkan pemeriksaan lapangan yang dilakukan 2 sampai 12 bulan setelah selesai penanaman. Pada daerah yang rumputnya tidak tumbuh baik, Kontraktor harus menggantinya, atas biaya sendiri. Kontraktor bertanggung jawab untuk memotong dan membersihkan daerah penamanan rumput sejak masa penanaman sampai dengan berakhirnya Masa Pemeliharaan dengan periode pemotongan setiap 1 bulan sekali.
Perawatan rumput Setelah penanaman selesai, dilakukan pemeliharaan rumput. Pekerjaan tersebut meliputi : (i)
Penyiraman Sebagaimana disyaratkan pada ketentuan Pasal penanaman pohon dan semak.
(ii)
Penyiangan Pekerjaan penyiangan adalah membersihkan rumput dari tanaman/ rumput liar yang tumbuh. Pembersihan tanaman liar harus dicabut sampai akar-akarnya. Pekerjaan ini dilaksanakan secara rutin minimal sebulan sekali atau apabila tanaman/rumput liar tumbuh pada area rumput tersebut. Kondisi area tersebut harus selalu bersih dari tanaman/rumput liar serta material lainnya yang mengganggu.
SU12 - 6
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain
(e)
Perlindungan Tanaman Kontraktor harus menjaga semua tanaman rumput dari kerusakan, dan kematian yang dapat terjadi pada masa pelaksanaan maupun masa pemeliharaan. Semua risiko tersebut adalah sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor. Tanaman yang rusak/mati tersebut harus diganti dengan jenis, dimensi yang sesuai dengan Spesifikasi atau petunjuk Konsultan Pengawas.
S12.01(4)
Metode Pengukuran Kuantitas penanaman rumput yang akan dibayar adalah jumlah meter persegi luas permukaan yang sudah diselesaikan yang diukur pada talud, termasuk daerah kosong diantara tiap gebalan garis (strip sodding), yang sudah selesai dan disetujui, sesuai dengan Gambar, Spesifikasi dan petunjuk Konsultan Pengawas.
S12.01(5)
Dasar Pembayaran Kuantitas yang diukur secara tersebut diatas, akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per satuan pengukuran untuk butir pembayaran seperti di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan material, tenaga kerja, peralatan; termasuk persiapan permukaan, perlindungan dan pemeliharaan, dan lain-lain yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan Gambar, Spesifikasi, dan petunjuk Konsultan Pengawas. Nomor dan Nama Mata Pembayaran 12.01 (1) 12.01 (2)
Solid Sodding Strip Sodding
Satuan Pengukuran meter persegi meter persegi
SU12 - 7
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.02
PASANGAN BATU KALI (STONE MASONRY)
S12.02(1)
Uraian Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pasangan batu untuk penahan tanah baik daerah galian maupun timbunan, dan di tempat lain sebagaimana tercantum pada Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas. Pasangan batu harus dibuat di atas fondasi yang sudah dipersiapkan sesuai dengan Spesifikasi, serta sesuai dengan garis, kelandaian, penampang dan ukuran pada Gambar, atau instruksi Konsultan Pengawas.
S12.02(2)
Material (a)
Batu Batu harus keras, kuat, tidak berlapis-lapis, bermutu baik, dan tahan cuaca. Kualitas batu harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum digunakan. Kekuatan batu harus memenuhi ketentuan pada Gambar, harus rata, berbentuk baji atau lonjong. Permukaan base (alas) tidak boleh kurang dari 1/16 dari permukaan depan, dan panjang permukaan base yang terpendek harus lebih dari 1/10 bagian yang terpanjang. Standar jumlah batu per meter persegi adalah 14, atau menurut perintah Konsultan Pengawas.
(b)
Mortar Apabila tidak ditentukan lain dalam Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas maka, mortar harus memenuhi ketentuan Pasal S12.04 "Mortar Semen".
(c)
Beton Beton kelas D untuk pondasi dan beton kelas E untuk sandaran harus memenuhi ketentuan Divisi 10 (Struktur Beton).
(d)
Urugan rembesan Urugan rembesan harus sesuai dengan ketentuan Pasal S4.10 dari Spesifikasi ini.
S12.02(3)
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Penggalian Penggalian harus sesuai dengan penampang melintang, elevasi, dan garis yang tercantum pada Gambar, dan dilakukan setelah pematokan diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas. Bila metoda dan ukuran penggalian tidak ditentukan, Kontraktor dapat memilih sendiri metoda yang akan dilakukan dengan persetujuan Konsultan Pengawas. Penggalian dan pengurugan harus memenuhi ketentuan Divisi 5 dari Spesifikasi ini.
(b)
Pondasi SU12 - 8
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain
Sebelum pelaksanaan pondasi, tanah dasarnya harus dipadatkan secara mekanis ataupun manual. Blinding stone untuk pondasi, sesuai Pasal S5.01(5). dihampar dan dipadatkan sesuai ketentuan pada Gambar. Apabila tidak ditentukan lain dalam Gambar. Pondasi telapak berupa beton kelas E dibuat dengan ukuran menurut Gambar. (c)
Urugan dan Beton Sandaran Urugan rembesan harus dibuat sesuai dengan Gambar, Spesifikasi atau petunjuk Konsultan Pengawas. Beton kelas E sebagai sandaran (alas) dihamparkan dan dipadatkan di atas material urugan rembesan, dan perlu dibuat sambungan ekspansi dan lubang cucuran (weep hole) sebagaimana ketentuan bagian lain Pasal ini. Material urugan dan beton kelas E harus dilaksanakan mendahului pekerjaan pasangan batu sebatas ketinggian yang masih memadai untuk dipadatkan.
(d)
Penempatan Pelaksanaan pasangan batu penahan tanah tidak boleh di mulai sebelum pengukuran dan pematokan diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas. Sebelum ditempatkan, batu harus dicuci dengan air. Sebelum batu lain diletakkan, pada sisi-sisi batu yang berdekatan harus disebarkan alas mortar, dengan ketebalan minimum yang diperlukan untuk sekedar mencegah batu bergesekan langsung. Batu harus dipukul palu sehingga mapan dan mantap posisinya, dan batu yang mencuat lebih dari 20 mm di atas permukaan yang seharusnya atau lebih dari 30 mm di atas permukaan batu di dekatnya, harus segera dibetulkan. Celah-celah antara muka batu yang berdekatan harus disiar.
(e)
Lubang Cucuran (weep holes) Pasangan batu penahan tanah harus dilengkapi dengan lubang cucuran. Kecuali bila ada ketentuan lain dalam Gambar, atau petunjuk Konsultan Pengawas, jarak antar titik pusat lubang itu tidak boleh lebih dari 2 m, dan diameter lubang 50 mm.
(f)
Kepala Dinding (Coping) Kepala dinding (bagian atas dinding) harus sesuai dengan ketentuan dalam Gambar. Bila kepala dinding tidak ditentukan, maka permukaan atas dinding batu harus dilapisi mortar dan dihaluskan dengan penggosok kayu.
(g)
Sambungan Sambungan ekspansi harus dibuat dengan jarak maksimum 20 meter, lebar sambungan 30 mm dan menerus seluruh tinggi dinding termasuk beton pondasi telapak dan beton sandaran (backing). Batu yang digunakan pada sambungan harus yang cocok untuk pembuatan sambungan vertikal dengan ukuran di atas.
SU12 - 9
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain
(h)
PekerjaanFinishing Pekerjaan pasangan batu yang tampak harus dibuat siar luar. Tidak ada pembayaran khusus untuk pekerjaan ini, sudah termasuk dalam Nomor Pembayaran 12.02.(1).
(i)
Perawatan Dalam cuaca panas atau kering, pekerjaan batu harus terlindung dari sinar matahari dan harus selalu basah untuk masa paling sedikit 3 hari setelah pekerjaan selesai.
S12.02(4)
MetodePengukuran Kuantitas yang akan dibayar adalah meter persegi untuk pasangan batu penahan tanah tipe A dan B, sesuai dengan Spesifikasi ini dan meter kubik untuk tipe C. Dalam menghitung jumlah yang akan dibayar, ukuran yang akan digunakan harus sesuai Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas. Pada pasangan batu penahan tanah tidak akan ada pengurangan untuk lubang cucuran, pipa drainase, atau lubang lainnya yang luasnya kurang dari 0.10 meter persegi, dan tidak ada tambahan baiya untuk alas (footing) beton. Kepala dinding sudah tercakup ke dalam pengukuran dan dianggap sebagai bagian pekerjaan ini. Pasangan Batu Tipe Aharus digunakan pada daerah timbunan dan Tipe B di daerah galian, dan tipe C sebagaimana diarahkan oleh Konsultan Pengawas.
S12.02(5)
Dasar Pembayaran Kuantitas yang diukur secara tersebut di atas dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran di bawah ini. Semua penggalian dan pengurugan untuk butir-butir pembayaran itu dianggap sudah tercakup dan sudah dibayar menurut pekerjaan Divisi 5 (Galian Struktur) dari Spesifikasi ini. Pengeluaran ekstra karena adanya penggalian, atau akibat ketentuan pondasi, atau urugan khusus, dianggap sudah tercakup ke dalam Harga Satuan untuk butir-butir pembayaran itu. Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemakaian material, serta pekerjaan lainnya untuk menyelesaikan semua pekerjaan ini, sebagaimana ketentuan Pasal ini. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
12.02 (1)
Pasangan Batu Kali Tipe A
meter persegi
12.02 (2)
Pasangan Batu Kali Tipe B
meter persegi
S12.03
12.02 (3) Pasangan Batu Kali Tipe C Perlindungan Lereng (Slope Protection)
S12.03(1)
Uraian
,meter kubik
SU12 - 10
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain
Pekerjaan ini terdiri dari pasangan batu kosong (riprap) dan blok beton untuk perlindungan lereng yang disediakan dan dibuat sesuai dengan Spesifikasi ini dan sesuai dengan garis-garis, kemiring dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar atau diperlukan oleh Konsultan Pengawas. Perlindungan lereng dari blokbeton harus dipasang pada abutmen jembatan. S12.03 (2)
Materials Batu untuk pasangan batu kosong (riprap) terdiri dari batu lapangan atau batu dari sumber bahan yang tidak dibelah karena hampir persegi panjang pada bagian yang praktis. Batu itu harus mulus, keras, tahan lama, padat, tahan terhadap udara dan air, dan cocok dalam segala hal untuk tujuan yang dimaksud. Batu bata tidak boleh digunakan untuk pekerjaan pasangan batu kosong (riprap). Potongan batu untuk melindungi lereng denagn berat berkisar dari minimal 2 kg sampai maksimum 20 kg dengan tidak kurang dari 60 persen batu yang beratnya lebih dari 12 kg. Blok beton harus blok persegi panjang polos yang padat. Contoh blok yang representatif harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui sebelum pesanan yang diberikan kepada pemasok atau produsen.
S12.03 (3)
Pelaksanaan (a)
Persiapan Permukaan lereng yang perlindungan lereng akan ditempatkan harus dipadatkan dan merapikan dengan benar setelah menyingkirkan semua vegetasi. Penempatan perlindungan lereng tidak akan dimulai sampai pematokan selesai dipasang sesuai dengan Gambar dan telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
(b)
Penempatan (i)
Perlindungan Lerengan dengan Pasangan Batu Kosong (riprap) Batu yang dipasang di bawah garis air harus didistribusikan dan dipadatkan sehingga ketebalan riprap tidak kurang dari yang ditentukan. Batu dipasang di atas garis air harus dipasang dengan tangan. Batu-batu ini harus diletakkan berdekatan, sambungan lepas dan harus dibenamkan kedalam lereng dan bersinggungan degan batu di sebelahnya. Batu-batu harus diletakkan tegak lurus terhadap lereng dengan ujung-ujung yangbersinggungan. Batubatu kecil harus dipasang di lereng terlebih dahulu dan batu yang lebih besar harus digunakan sebagai penutup permukaan. Pasangan batu kosong (riprap) tersebut harus dipadatkan seluruhnya sebagai
SU12 - 11
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain kelangsungan pelaksanaan dan permukaan akhir akan tampil sebagai permukaan yang rata dan ketat. Celah antara batu harus disisipi dengan pecahan batu dan dipadatkan sampai masuk ke dalam. Kecuali ditentukan lain, tebal pasangan batu kosong (riprap) minimal harus 60 cm, diukur tegak lurus terhadap lereng. Permukaan riprap ditempatkan di atas garis air tidak akan berbeda dari permukaan teoritis lebih dari 8 cm pada titik apapun. (ii)
Blok Beton untuk Perlindungan Lereng Blok beton harus dipasang pada landasan beton Kelas E dan pasir. Blok beton harus dipadatkan seluruhnya ke dalam pasir untuk menghasilkan permukaan yang rata. Sambungan antara blok-blok harus diisi dengan mortar. Permukaan yang selesai harus sedemikian rupa sehingga tidak akan melampaui lebih dari 6 mm dari tepi pengujian antara dua kontak blok dari 3 meter mistar lurus diterapkan di mana saja pada area yang diperkeras. Blok-blok harus dipotong rapi sebagaimana diperlukan untuk benar-benar mengisi area yang akan ditutupi Dalam cuaca panas atau kering daerah yang diperkeras harus benar-benar dilindungi dari sinar matahari dan harus dijaga lembab untuk jangka waktu setidaknya tiga hari setelah selesai.
S12.03 (4)
Metoda Pengukuran Kuantitas yang harus dibayar haruslah jumlah meter persegi pasangan batu kosong (riprap) kering atau blok beton yang diukur di lapangan dan dimasukkan dalam pekerjaan telah selesai sesuai dengan Kontrak. Dalam menghitung kuantitas pembayaran untuk perlidungan lereng harus diukur sepanjang permukaan lereng dan tidak ada pengukuran akan dilakukan untuk tumpit kaki untuk pasangan batu kosong (riprap). Dalam menghitung kuantitas untuk perlindungan lereng blok beton, tidak ada pengukuran akan dilakukan untuk kunci tepi beton atau beton dan landasan batu untuk telapak. Hanya pekerjaan yang diterima akan diukur untuk pembayaran dan perhitungan kuantitas selanjutkan didasarkan pada area di dalam dimensi yang dibatasi dan dirancang dalam Gambar atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
S12.03 (5)
Dasar Pembayaran Kuantitas, ditentukan sebagaimana yang disyaratkan di atas, harus dibayar dengan harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran yang tercantum di bawah ini, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, tenaga kerja, peralatan, perlengkapan termasuk persiapan landasan lereng, pondasi dan ongkos lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi, dan seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas
SU12 - 12
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain . Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
12.03 (1)
Perlindungan Lereng dengan Pasangan Batu Kosong Kering
meter persegi
12.03 (2)
Pasangan Batu Kosong yang Diisi (Grouted riprap )
meter kubik
12.03 (3)
Drop Structure
meter kubik
12.03 (4)
Perlindungan Lereng dengan Blok Beton
meter persegi
SU12 - 13
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.04
MORTAR SEMEN
S12.04(1)
Uraian (a)
Umum Pekerjaan ini meliputi persiapan dan penyediaan mortar yang sesuai dengan Spesifikasi, untuk pekerjaan pasangan batu dan pekerjaan insidental lainnya.
(b)
Komposisi Kecuali bila Konsultan Pengawas menentukan lain, mortar untuk pekerjaan pasangan batu harus tersusun dari satu bagian semen Portland dan tiga bagian agregat halus (pasir) berdasarkan perbandingan volume.
S12.04(2)
Material Semen yang digunakan adalah semen Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I harus memenuhi persyaratan SNI 15-2049-2004“Semen Portland” (JIS R5210 atau AASHTO M85-07). Portland Composite Cement (PCC) harus memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004. Portland Pozzolan Cement (PPC) harus memenuhi persyaratan SNI 15-0302-2004 Agregat halus harus memenuhi ketentuan AASHTO M45-06. Kualitas air harus memadai untuk pekerjaan beton sesuai ketentuan Divisi 10 dari Spesifikasi ini.
S12.04(3)
S12.04(4)
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Semua material, kecuali air, harus dicampur/diaduk dalam alat pencampuran mortar yang disetujui sampai warnanya merata, lalu dicampuri air sambil terus diaduk. Bahan yang diaduk harus sebatas jumlah yang akan segera digunakan. Mortar yang tidak juga digunakan dalam batas 45 menit, setelah penambahan/pemberian air harus dibuang.
(b)
Permukaan yang akan menerima mortar harus dibersihkan dari setiap tanah liat, atau material-material yang tak terpakai lainnya dan dijenuhkan seluruhnya sebelum mortar digunakan.
(c)
Bila digunakan sebagai suatu penyelesaian permukaan maka mortar harus digunakan pada permukaan yang bersih dalam jumlah yang cukup untuk menyediakan suatu ketebalan mortar minimum 15 mm, dan harus diratakan sampai mendapatkan suatu permukaan yang halus dan rata.
Metode Pengukuran Tidak ada pengukuran untuk pembayaran langsung.
SU12 - 14
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.04(5)
Dasar Pembayaran Pelaksanaan pekerjaan ini tidak akan dibayar secara terpisah, tapi merupakan kewajiban dari Kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan yang memerlukan material mortar tersebut.
SU12 - 15
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.05
Pasangan Batu dengan Mortar (Mortared Rubble)
S12.05 (1)
Uraian Pekerjaan ini terdiri dari selokan terbuka dilapisi dengan pasangan batu dengan mortar yang disediakan dan dibuat sesuai dengan Spesifikasi ini dan sesuai dengan garis-garis, kemiringan, dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar atau diarahkan oleh Konsultan Pengawas.
S12.05 (2)
Material (a)
Batu terdiri dari batu lapangan atau batu kasar dari sumber bahan yang tidak dibelah, yang hampir persegi panjang pada bagian yang praktis. Batu itu harus mulus, keras, tahan lama, padat, tahan terhadap aksi udara dan air, dan cocok dalam segala hal untuk tujuan yang dimaksud Kualitas dan dimensi batu harus disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum digunakan. Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Spesifikasi, semua batu harus lebih besar dari 0,008 meter kubik.
(b) S12.05 (3)
Mortar harus memenuhi ketentuan Pasal S12.04.
Pelaksanaan Pekerjaan tanah harus diselesaikan dan pondasi dipadatkan sebelum menempatkan pondasi beton kelas E. Batu harus ditempatkan tepat dengan tangan, dan rongga harus dihindari. Muka dari permukaan semua batu akan membentuk permukaan halus biasa sesuai dengan bentuk selokan. Tidak ada permukaan batu yang boleh melampaui lebih dari satu setengah sentimeter di atas atau di bawah elevasiumum selokan. Semua rongga batu harus diisi dan dibilas dengan mortar tetapi muka permukaan batu harus dibiarkan terbuka. Mortar harus ditempatkan dari bawah ke atas dan permukaan disapu dengan sikat yang kaku. Permukaan harus dipelihara sebagaimana ditentukan dalam Divisi 10 untuk jangka waktu setidaknya tiga hari. Pembentukan (coping) harus sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar. Jika pembentukan (coping) tidak dapat dilakukan untuk permukaan atas pasangan batu dengan mortar harus diberi mortar dan diselesaikan dengan halus dengan perata kayu
S12.05 (4)
Metoda Pengukuran Kuantitas yang harus dibayar haruslah dalam jumlah meter panjang selokan terbuka atau meter persegi selokan terbuka yang dilapisi dengan pasangan batu dengan mortar diukur pada keliling seperti yang ditunjukkan dalam Gambar, selesai dan diterima. Dalam menghitung area untuk pembayaran dimensi yang digunakan haruslah dimensi yang ditentukan oleh batas-batas garis pembayaran
SU12 - 16
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain atau area pembayaran yang ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Setiap pembentukan (coping) yang disediakan harus termasuk dalam pengukuran seolah-olah itu adalah pasangan batu dengan mortar. Bilamana Konsultan Pengawas menginstruksikan sambungan khusus khusus atau detail dari suatu ketebalan yang lebih besar dari standar yang ditunjukkan dalam Gambar, dimensi ini akan diukur dengan volume dan dikonversi ke area setara dengan ketebalan standar untuk tujuan pembayaran S12.05 (5)
Dasar Pembayaran Kuantitas yang ditentukan sebagaimana ketentuan di atas, harus dibayar dengan harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran yang tercantum di bawah ini, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua pekerja, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk penyelesaian yang tepat dari pekerjaan yang ditentukan dalam pasal ini, termasuk mengisi dan memotong, tiang pancang kayu dan semua keperluan lainnya Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
12.05 (1)
Pasangan Batu dengan Mortar Tipe A
Meter Panjang
12.05 (2)
Pasangan Batu dengan Mortar Tipe B
Meter Panjang
12.05 (3)
Pasangan Batu dengan Mortar Tipe C
Meter Kubik
12.05 (4)
Pasangan Batu dengan Mortar DS.4
Meter Kubik
12.05 (5)
Pasangan Batu dengan Mortar DS.5
Meter Kubik
12.05 (6)
Pasangan Batu dengan Mortar DV-10
Meter Kubik
12.05 (7)
Pasangan Batu dengan Mortar untuk Inlet dan Outlet
Meter Kubik
.
.
SU12 - 17
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.06
GUARDRAIL DAN PAGAR
S12.06 (1)
Uraian Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan guardrail dan pagar (railing) dengan tipe dan pada lokasi sesuai yang tercantum pada Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini termasuk penyediaan tiang, jeruji, mur dan baut atau perlengkapan lainnya yang diperlukan maupun penyetelan, pabrikasi, pemasangan dan pengecatan guardrail atau pagar bila perlu, dan segala proses yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam Gambar dan Spesifikasi ini.
S12.06 (2)
Material (a)
Material harus sesuai dengan persyaratan : JIS G3101 : Baja Gulung Untuk Struktur Umum (ASTM A36-91) JIS G3452 : Pipa Baja Karbon untuk pemipaan umum (ASTM A53-94b) JIS G3444 : Tabung Baja Karbon untuk baja struktural umum (ASTM A500-90a) JIS G3466 : Pipa Persegi Baja Karbon untuk baja Struktural Umum (ASTM A511-90) JIS G3532 : Kawat Baja Karbon Rendah (ASTM A82-90) JIS G3552 : Kawat jaring (chainlink) (ASTM A392-91) Material guardrail harus memenuhi ketentuan dari AASHTO M18000(2004), Kelas A, Tipe 1.
S12.06 (3)
(b)
Semua jeruji (railing) baja dan perlengkapannya harus bergalvanis, kecuali bila ditentukan lain, sesuai dengan ketentuan Pasal S12.18 dari Spesifikasi ini. Bila diperlukan pengecatan, maka harus sesuai juga dengan ketentuan Pasal S12.18.
(c)
Material-material lainnya harus sesuai dengan pasal-pasal yang relevan dari Spesifikasi ini atau seperti ketentuan pada Gambar.
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Pipa, railing, mur dan baut dan perlengkapan lainnya harus diangkut dan disimpan dengan hati-hati di atas rak atau platform sehingga tidak bersentuhan dengan tanah agar terlindung dari korosi. Material harus selalu bebas dari kotoran, minyak dan zat asing lainnya harus dilindungi dari kerusakan.
(b)
Guardrail harus dipasang menurut garis, ketinggian dan posisi sebagaimana pada Gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.
(c)
Baja tidak boleh dipanaskan atau dilas dilapangan kecuali ada ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. Pembuatan lubang atau pemotongan baja di lapangan harus hati-hati agar tidak merusak baja. SU12 - 18
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain (d)
Tiang guardrail harus dipasang kuat-kuat setelah lubang digali dengan alat bor atau alat lain yang disetujui Konsultan Pengawas. Bila perlu penggalian dengan tangan, harus dilakukan hati-hati agar tidak merusak perkerasan jalan yang sudah ada. Bila tiang akan dipasang pada beton atau pasangan batu, semua detail lubang dan cara pemasangan tiang harus sesuai dengan Gambar. Bekas lubang untuk tiang pada tanah harus diurug dengan material yang disetujui Konsultan Pengawas atau dengan beton sesuai ketentuan pada Gambar. Material urugan harus dipadatkan dengan kepadatan minimum sama dengan tanah sekitarnya. Permukaan sekitar lubang harus dipulihkan seperti keadaan semula.
(e)
Bagian-bagian pipa railing harus disatukan dengan baut, kecuali bila ada ketentuan lain dalam Gambar. Pemasangan pagar pada talud harus sesuai dengan kemiringan yang diharuskan, pemasangan pagar diatas jembatan harus sesuai dengan Gambar. Baut harus dilapis/dilumasi dengan cat "red lead" dan minyak. Sambungan ekspansi harus dibuat dengan menghilangkan baut pada salah satu sisi penjepit pada suatu tiang. Bila railing masih menerus dengan dua tiang atau lebih, baut penjambung antara railing dan penjepit ditiadakan. Kawat jaring (chainlink) dan kawat berduri harus dipasang pada tiang baja dengan pengunci baja yang memadai, termasuk plat sambungan baja pada sambungan sudut baja, pada pojok dan pada ujung pagar. Material dan standar hasil kerja harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pengadaan dan pemasangan pintu pagar harus sesuai dengan Gambar, meliputi engsel, kunci, baut atau perangkat besi lainnya. Material dan hasil kerja harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
S12.06 (4)
Metode Pengukuran Kuantitas yang akan dibayar adalah jumlah meter panjang tiap tipe guardrail atau pagar yang sudah selesai dan diterima sesuai dengan Gambar, Spesifikasi dan petunjuk Konsultan Pengawas. Guardrail kendaraan Tipe C akan digunakan di diverging noses, untuk perlindungan pilar jembatan dan opritpekerjaan tanah dengan bagian dari jembatan dan setiap unit yang lengkap akan diukur untuk pembayaran berdasarkan meter panjang.
S12.06 (5)
Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk tiap tipe guardrail danpagar seperti di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua material, termasuk tenaga kerja, peralatan, perlengkapan dan kebutuhan insidental lain untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi.
Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
SU12 - 19
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain 12.06 (1)
Guardrail Kendaraan Tipe A
Meter Panjang
12.06 (2)
Guardrail Kendaraan Tipe B
Meter Panjang
12.06 (3)
Guardrail Kendaraan Tipe C
Meter Panjang
12.06 (4)
Pagar Separator (Panel Beton) Tipe-A
Meter Panjang
12.06 (5)
Pagar Separator (Spine Wire) Tipe-B
Meter Panjang
12.06 (6)
Pintu Pagar Tipe-A
Buah
12.06 (7)
Pintu Pagar Tipe-B
Buah
12.06 (8)
Pagar yang dapat dipindahkan Tipe-A
Buah
12.06 (9)
Pagar yang dapat dipindahkan Tipe-B
Buah
12.06 (10) Pagar BRC
Meter Panjang
12.06 (11) Bagian Ujung Guardrail
Buah
12.06 (12) Chainlink Fence
Meter Panjang
SU12 - 20
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.07
RAMBU PERINGATAN DAN PENGATURAN (WARNING AND REGULATORY SIGNS)
S12.07 (1)
Uraian Pekerjaan ini harus meliputi penyediaan, pembuatan, pengangkutan dan pemasangan rambu lalu-lintas tipe tertentu pada lokasi seperti tercantum pada Gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Bentuk simbol dan warna rambu pengaturan dan peringatan harus sesuai dengan ketentuan Keputusan Menteri Perhubungan No: PM13/2014.
S12.07 (2)
Material (a)
Material harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada Gambar Baja dan aluminium bahan harus berkualitas tahan lama dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Bahan untuk tiang harus memenuhi persyaratan JIS G3444 (ASTM A50090a). Mur, baut, U-bolt, ring, paku keling (clamps) dan pelengkap lainnya harus berupa baja yang digalvanisasi, aluminium alloy atau seperti yang tertera pada Gambar. Galvanisasi untuk mur, baut dan pelengkap lainnya sesuai persyaratan AASHTO M232-06.
(b)
Plat alumunium yang berlemak harus dibersihkan dan dinetralkan dan diproses sebelum digunakan sebagai papan tanda lalu lintas, dan harus sesuai dengan persyaratan ASTM B209 atau AASHTO M290-96(2004), dengan minimum ketebalan 2 mm. Reflective sheeting (lapisan pemantul) harus sesuai persyaratan AASHTO M268-13 atau ASTM D4956-13 dan warnanya harus sesuai dengan Gambar dan bagian belakang reflective sheeting dilengkapi dengan perekat (precoating adhesive) yang dapat melekatkannya secara tahan lama pada plat aluminium dengan metode vacuum atau roller. Reflective sheeting yang digunakan sesuai dengan Tipe dalam AASHTO M268-13 atau ASTM D4956-13adalah berikut di bawah ini: (i) Tipe I: Engineering Grade, digunakan untuk rambu parkir dengan dengan jarak pandang pada malam hari 167 meter. (ii) Tipe IV: High Intensity Prismatic, digunakan untuk jalan dengan lalulintas rendah dengan jarak pandang pada malam hari 334 meter. (iii) Tipe IX: Diamond Grade, digunakan untuk jalan dengan lalulintas sedang sampai tinggi dengan jarak pandang pada malam hari 500 meter. Dalam penggunaan reflective sheeting yang di atasnya berupa gambar dan huruf harus mempertimbangkan bahwa perlu dilakukan dua tipe/grade
SU12 - 21
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain yang berbeda agar rambu secara keseluruhan dapat memberi informasi dan kecerahan yang memadai bagi pengemudi.
S12.07 (3)
S12.07 (4)
(c)
Jenis plat baja yang digunakan adalah baja untuk struktur umum sesuai persyaratan SNI 03-6764-2002 (AASHTO M183M-90 atau JIS G3101) dan digalvanisasi sesuai persyaratan AASHTO M111-04 atau JIS H8641
(d)
Tiang baja untuk rambu lalu lintas harus baik diproses untuk pencegahan karat dengan fosfat membran atau seng galvanis, atau jika disetujui oleh Konsultan Pengawas, dengan menggunakan proses pengecatan pencegahan karat. Cat pencegahan karat dan pengalvanisasi harus sesuai dengan Pasal S12.18 dari Spesifikasi ini dan semua rincian bahan dan pengecatan harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
(e)
Mutu beton yang digunakan untuk pondasi seperti tertera pada Gambar dan harus sesuai dengan ketentuan pada Divisi 10 dari Spesifikasi ini.
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Tipe, lokasi dan penempatan rambu harus sesuai dengan Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas. Penentuan lokasi harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
(b)
Tiang harus dipasang pada pondasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar setelah menggali lubang dengan cara ulir atau peralatan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Ketika pekerjaan manual diperlukan, perawatan harus dilakukan untuk tidak merusak trotoar yang ada
(c)
Tiang harus didukung seperlunya sampai beton telah mencapai kekuatan yang cukup dan lubang kemudian harus ditimbun dan dipadatkan secara menyeluruh dengan bahan yang cocok sampai diterima Konsultan Pengawas. Permukaan yang berdekatan akan dikembalikan ke kondisi semula seperti yang diarahkan oleh Konsultan Pengawas.
(d)
Ketika rambu lalu lintas yang akan dipasang di jalan, perhatian khusus harus dilaksanakan untuk mencegah gangguan lalu lintas. Setiap bagian yang rusak harus diperbaiki ke kondisi semula segera setelah pemasangan.
(e)
Rambu lalu lintas harus hati-hati ditangani agar tidak menyebabkan kerusakan, dan Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti tandatanda atas biaya sendiri jika terjadi kerusakan.
Metode Pengukuran Kuantitas yang harus dibayar haruslah kuantitas aktual rambu lalu lintas permanen yang disediakan, ditempatkan dan diterima sesuai dengan Gambar, dan yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
S12.07 (5)
Dasar Pembayaran
SU12 - 22
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain
Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk setiap tipe rambu lalulintas seperti di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemakaian seluruh material, termasuk tiang dan panel rambu, penggalian, pengurugan, pondasi, pemasangan; tenaga kerja, peralatan, dan kebutuhan insidental yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
12.07 (1)
Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe A - 1
buah
12.07 (2)
Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe A - 2
buah
12.07 (3)
Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe B - 1
buah
12.07 (4)
Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe B - 2
buah
12.07 (5)
Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe C – 1
buah
12.07 (6)
Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe C – 2
buah
12.07 (7)
Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe D
buah
12.07 (7a) Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe D – 2
buah
SU12 - 23
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.08
RAMBU PETUNJUK(GUIDE SIGNS)
S12.08(1)
Uraian Pekerjaan ini harus meliputi penyediaan, pembuatan, pengangkutan dan pemasangan rambu lalu-lintas tipe tertentu pada lokasi seperti tercantum pada Gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 13/2014.
. S12.08(2)
Material (a)
Kecuali disebutkan lain dalam Spesifikasi ini, semua material harus memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Gambar.
(b)
Spesifikasi untuk produk baja dan aluminium atau polycarbonate dan lembaran reflektif seperti yang diberikan dalam Pasal S12.07 dari Spesifikasi ini juga harus digunakan pada rambu petunjuk lalu lintas
Semua bahan untuk pekerjaan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum pesanan yang diberikan kepada pemasok atau produsen S12.08(3)
. S12.08(4)
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Tipe dan lokasi dari semua rambu petunjuk lalu lintas akan ditetapkan oleh Konsultan Pengawas sebelum dimulainya pekerjaan ini. Ketika penetapan dilakukan, Konsultan pengawas akan menginstruksikan huruf yang akan digunakan pada setiap rambu.
(b)
Semua rincian yang diberikan dalam Pasal S12.07 mengenai fabrikasi dan pemasangan rambu-rambu dan tiang juga harus digunakan untuk rambu petunjuk lalu lintas. Detail pondasi harus seperti yang ditunjukkan pada Gambar.
(c)
Rambu-rambu petunjuk dan unit lampu harus ditangani dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan, dan Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti dengan biaya sendiri bilamana terjadi kerusakan.
Metode Pengukuran Kuantitas yang harus dibayar adalah kuantitas aktual rambu petunjuk permanen yang disediakan, ditempatkan dan diterima sesuai dengan Gambar, dan yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
S12.08(5)
Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk setiap tipe Rambu seperti di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemakaian seluruh material, termasuk termasuk rambu-rambu yang diberi huruf sesuai dengan perintah Konsultan Pengawas, tiang, sambungan, untuk semua
SU12 - 24
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain bahan yang bermacam-macam, untuk pondasi, untuk semua penggalian, penimbunan kembali dan pengembalian kondisi, termasuk tenaga kerja, perlengkapan, peralatan dan ongkos yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
12.08 (1)
Rambu Petunjuk Tipe A-1
Buah
12.08 (2)
Rambu Petunjuk Tipe A-2
Buah
12.08 (3)
Rambu Petunjuk Tipe A-3
Buah
12.08 (4)
Rambu Petunjuk Tipe A-4
Buah
12.08 (5)
Rambu Petunjuk Tipe A-5
Buah
12.08 (6)
Rambu Petunjuk Tipe A-6
Buah
12.08 (7)
Rambu Petunjuk Tipe A-7
Buah
12.08 (8)
Rambu Petunjuk Tipe B-1
Buah
12.08 (9)
Rambu Petunjuk Tipe B-2
Buah
12.08 (10) Rambu Petunjuk Tipe C
Buah
12.08 (11) Rambu Petunjuk Tipe D
Buah
SU12 - 25
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.09
MARKA JALAN
S12.09 (1)
Uraian Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan penerapan marka jalan tipe A dan tipe B serta rumble strip pada perkerasan jalan yang sudah selesai sesuai dengan Spesifikasi, pada lokasi dan dengan ukuran sesuai Gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.
S12.09(2)
S12.09 (3)
Material (a)
Marka jalan tipe A harus berupa material pra-campur (premix) thermoplastic glass beads dan memenuhi persyaratan SNI 06-4826-1998 (AASHTO M249-98(2003)) yang mensyaratkan Federal Test Standar Number 595B, Warna No.17886 untuk Putih dan No.13655 untuk Kuning.
(b)
Marka jalan tipe B adalah cat khusus untuk marka jalan yang memenuhi persyaratan SNI 06-4825-1998 (AASHTO M248-91(2003)),
(c)
Glass beads yang digunakan untuk tipe A maupun tipe B dan Rumble Strip harus sesuai dengan persyaratan SNI 15-4839-1998 (AASHTO M24707).
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Marka jalan existing yang harus dihapus akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas, dan harus dihapus dengan gritblasting atau sand blasting atau cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas.
(b)
Daerah permukaan yang akan dicat harus bersih, kering dan bebas dari butir-butir lepas. Sebelum dilaksanakan, lokasi dan pre-marking (setting out) dari marka jalan yang akan dikerjakan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Kecuali ditentukan lain, penerapan marka jalan harus dilakukan dengan mesin berpenggerak sendiri (self-propelled machines) yang dilengkapi dengan cut-off valves dan nozzle yang mampu menghasilkan bentuk marka yang rapi dengan garis tepi yang tegas/tajam dan ketebalan yang disyaratkan.
(c)
Material Tipe A harus diterapkan dengan screed/extrusion atau disemprotkan atau cara lain yang bukan manual dengan ukuran sesuai yang tercantum pada Gambar dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Ketebalan marka jalan yang sudah selesai minimum tidak termasuk ketebalan glass beads,yang akan dijelaskan pada butir (e) di bawah ini. Penyiapan dan penerapan material harus sesuai dengan petunjuk pabrik material yang bersangkutan atau sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas. Pada permukaan perkerasan beton, lebih dulu Kontraktor harus memasang lapisan pengikat (primer) yang jenisnya cocok dengan material termoplastic yang akan digunakan.
(d)
Material tipe B harus diterapkan dengan mesin semprot yang dilengkapi dengan penggerak mekanis. Setiap nozzle harus dilengkapi dengan
SU12 - 26
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain guidelines (batang penuntun) yang mempunyai selubung logam atau air blasts (semprotan udara) dan cut-off valves yang dapat menghasilkan garis marka terputus-putus. Tebal marka jalan yang sudah selesai minimum 0,38 mm tidak termasuk ketebalan glass beads,yang akan dijelaskan pada butir (e) di bawah ini.Di daerah yang tidak terjangkau dengan mesin, Konsultan Pengawas dapat mengijinkan penerapan marka jalan dilakukan secara manual.
S12.09 (4)
(e)
Glass beads harus disebar secara mekanis ke permukaan marka tipe A dan tipe B segera setelah marka diterapkan. Kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas, glass beads harus disebarkan dengan tekanan atau disemprotkan sebanyak tidak kurang dari 450 g/m2.
(f)
Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu-lintas sebagaimana instruksi Konsultan Pengawas. Marka jalan harus rapi, merata, dan permukaannya tidak boleh menunjukkan retak-retak dan coret-coret. Marka jalan yang tidak rata dan memberikan penampilan yang tidak sama pada waktu siang dan malam, harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan tanggungan biaya sendiri.
(g)
Tebal marka penggaduh (rumble strip) adalah 12,5 mm ±0,5 mm dengan beberapa kali aplikasi material thermoplastik.
Metode Pengukuran Kuantitas marka jalan dan rumble stripyang akan dibayar adalah jumlah meter persegi marka jalan dan rumble strip yang telah diselesaikan dan sudah diterima sesuai dengan Gambar, Spesifikasi, dan petunjuk Konsultan Pengawas. Untuk keperluan pengukuran setiap jenis bahan akan dibagi menjadi dua kategori sebagai berikut: Penerapan Umum
- garis pusat, garis tepi, marka lajur dan pekerjaan lain yang pada dasarnya sejajar dengan centerlinedari lajur lalu lintas atau ramp
Penerapan Khusus - tanda Panah, tanda pejalan kaki, striping dan pekerjaan lain yang merupakan perlaihan atau sudut tajam terhadap arah lalu lintas. S12.09 (5)
Dasar Pembayaran Kuantitas yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk setiap meter persegi marka jalan dan marka pengaduh untuk setiap jenis di bawah ini Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua material, termasuk tenaga kerja, peralatan, perlengkapan dan kebutuhan insidental lain untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi.yang diuraikan dalam pasal ini.
SU12 - 27
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
12.09 (1)
Marka Jalan, Tipe A (Penerapan Umum)
meter persegi
12.09 (2)
Marka Jalan, Tipe A (Penerapan Khusus)
meter persegi
12.09 (3)
Marka Jalan, Tipe B (Penerapan Umum)
meter persegi
12.09 (4)
Marka Pengaduh (Rumble Strip)
meter persegi
SU12 - 28
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.10
DELINEATOR
S12.10 (1)
Uraian Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan dan pemasangan tipe delineatoryang disebutkan pada lokasi yang telah ditentukan dalam Gambar atau sesuai pengarahan Konsultan Pengawas. Pekerjaan harus mencakup semua diperlukan posting, pengepasan, pengencangan dan pengikatan serta penyelarasan dan pemasangan, dan semua proses yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
S12.10 (2)
Material Pabrik pembuat dan bentuk/tipe dari semua delineator harus disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum pemesanan dilakukan untuk pemasokan. Semua detail-detail dari delineator harus sesuai dengan standar JIS atau AASHTO yang relevan. Delineator Tipe A : disc reflektif tetap ke tiang baja yang ditempatkan di dalam tanah. Delineator Tipe B : disc reflektif pada tiang guardrail atau pagar jembatan. Delineator Tipe C : paku jalan reflektif tetap pada muka dari kerb atau pada daerah merging dan diverging.
S12.10 (3)
Pelaksanaan Pekerjaan Delineator harus dipasang dengan tepat sesuai dengan Gambar atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas. Semua bagian logam dari delineator harus sepenuhnya digalvanis. Warna reflektor berwarna harus seperti yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
S12.10 (4)
Metode Pengukuran Kuantitas yang akan dibayar untuk pekerjaan ini adalah kuantitas aktual dari delineator yang disediakan, dipasang dan diterima sesuai dengan Gambar dan sebagaimana yang diarahkan Konsultan Pengawas.
S12.10 (5)
Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur seperti disebut diatas harus dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk setiap tipe seperti dibawah ini. Harga dan Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan delineator, termasuk tenaga kerja, peralatan, perlengkapan dan semua kebutuhan insidentil yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Pekerjaan yang diukur sebagaimana di atas harus dibayar pada harga satuan Kontrak untuk setiap tipe jenis delineator sebagaimana tercantum di bawah. Harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan delineator, termasuk tenaga kerja, peralatan,
SU12 - 29
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain perlengkapan dan semua kebutuhan insidentil yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
12.10(1)
Delineator tipe A
buah
12.10 (2)
Delineator tipe B
buah
12.10 (3)
Delineator tipe C
buah
SU12 - 30
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.11
Dinding Batu Dwarf
S12.11 (1)
Uraian Pekerjaan ini terdiri dari pasangan batu untuk dinding penahan kecil di mana ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Dinding harus dibangun di atas landasan yang disiapkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Hanya ada satu mata pembayaran untuk pekerjaan ini meskipun Gambar dapat merinci tipe untuk tujuan-tujuan konstruksi.
S12.11 (2)
Material Material harus sesuai dengan Pasal S12.02 (2), kecuali bahwa penimbunan kembali terhadap S4.09 tidak diperlukan.
S12.11 (3)
Konstruksi Penggalian harus sesuai dengan penampang, kemiringan dan garis yang ditunjukkan dalam Gambar setelah pematokan telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Penggalian dan penimbunan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan Bagian 5 dari Spesifikasi ini. Pondasi ini harus seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Semua detail lain dari pelaksanaan harus sesuai dengan bagian yang relevan dari ayat (d) ke (h) dari Psal S12.02 (3).
S12.11 (4)
Metode Pengukuran Kuantitas yang harus dibayar haruslah kuantitas dalam meter persegi pasangan batu yang dipasang sesuai dengan Spesifikasi ini. Dalam menghitung kuantitas pembayaran, dimensi yang digunakan harus yang ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan secara tertulis oleh Konsultan Pengawas. Tidak ada pemotongan harus dibuat untuk lubang sulingan, pipa pembuangan, atau bukaan lainnya kurang dari 0,10 meter persegi di daerah, dan tidak ada peningkatan yang diijinkan untuk beton atau batu pondasi. Copping akan dimasukkan dalam pengukuran seolah-olah batu.
S12.11 (5)
Dasar Pembayaran Kuantitas yang ditentukan sebagaimana di atas, harus dibayar dengan harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran di bawah ini. Semua penggalian dan penimbunan untuk mata pembayaran ini akan dianggap dicakup oleh dan dibayar karena pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian 5 dari Spesifikasi ini. Setiap biaya tambahan karena penggalian atau karena ketentuan pondasi akan dianggap termasuk dalam harga satuan untuk mata pembayaran ini. Kontrak harga satuan merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan termasuk pondasi dan mencakup semua hasil pekerjaan
SU12 - 31
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain lain yang diperlukan sebagaimana ditentukan untuk penyelesaian yang tepat dari semua pekerjaan yang dijelaskan dalam Pasal ini. Nomor dan Nama Mata Pembayaran 12.11
Dinding Batu Dwarf
Satuan Pengukuran meter persegi
SU12 - 32
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.12
KERB BETON (CONCRETE CURB)
S12.12 (1)
Uraian Pekerjaan ini meliputi pembuatan kerb beton dengan berbagai bentuk dan pada lokasi sesuai Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas.
S12.12 (2)
Material Kerb beton dapat berupa beton precast atau beton cast-in-place. Beton untuk kerb precast atau kerb beton bertulang harus beton kelasB, untuk kerb tidak bertulang harus kelas Bdan pondasi atau base harus memakai beton kelas E atau sesuai ketentuan pada Gambar. Semua beton harus memenuhi ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini. Filler sambungan ekspansi untuk sambungan kerb harus terdiri dari bitumen (bituminous) sesuai dengan ketentuan AASHTO M33-99(2003).
S12.12 (3)
PelaksanaanPekerjaan Ketentuan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Pasal S10.01 untuk struktur beton. Jarak sambungan maksimum adalah 10 m. Sebelum pengecoran bagian kerb yang terlihat, garis-garis dan kerataan harus diperiksa Konsultan Pengawas. Setiap pertemuan antara pondasi beton dan beton kelas B harus dikerjakan sebagai sambungan konstruksi sesuai dengan Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini. Bila pada persimpangan jalan masuk atau untuk alasan lain, dimana pada Gambar menunjukkan bagian transisi kerb, atau Konsultan Pengawas memerintahkannya, Kontraktor harus menyediakan kerb beton yang telah dimodifikasi seperlunya. Kerb precast harus dicor pada cetakan logam yang cukup keras sehingga kerb tidak bisa berubah bentuk. Kerb precast harus dibongkar dari cetakan secepatnya dan harus tetap basah selama sekurang-kurangnya 7 hari. Selama jangka waktu ini beton harus terlindung dari angin dan sinar matahari. Beton kerb yang retak, lembek atau rusak pada tepiannya atau permukaannya harus tidak diterima. Kerb harus diangkat, diangkut dan diletakkan dengan hati-hati agar tidak rusak. Kerb yang rusak, retak atau cacat selama peletakan harus ditolak. Mortar untuk alas dan sambungan untuk kerb precast harus memenuhi ketentuan Pasal S12.04. Panjang setiap kerb precast (satu buah) tidak boleh lebih dari 80 cm. Untuk radius lengkung kurang dari 5 m harus dibuat kerb dengan ukuran khusus. Konstruksi atau pekerjaan kerb harus dikerjakan menurut toleransi yang ditentukan.
SU12 - 33
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain Pelaksanaan Kerb harus dilakukan sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi Khusus. Setelah menyelesaikan trotoar Kontraktor wajib melakukan penimbunan dan merapikan pekerjaan untuk kepuasan Konsultan Pengawas. Kerb pracetak harus dicat sampai permukaan beton berdasarkan spesifikasi pemerintah daerah. Kontraktor harus mengajukan spesifikasi bahan cat kepada Konsultan Pengawas. S12.12(4)
MetodaPengukuran Kerb beton dengan tipe seperti pada Gambar harus diukur menurut meter panjang muka kerb. Untuk kerb yang dibuat pada lengkungan, tidak ada pembayaran tambahan. Tida ada pengurangan panjang untuk struktur drainase yang dipasang pada daerah kerb, tetapi pembayaran untuk struktur tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan struktur sesuai standar yang sama dan memenuhi toleransi seperti kerb di dekatnya dan untuk pembuatan sambungan ekspansi antara unitunit dan kerb di dekatnya. Kerb beton bertulang yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari struktur non-drainase harus tidak diukur dan dibayarkan menurut Pasal ini, tetapi harus ditentukan sesuai ketentuan Divisi 10 dari Spesifikasi ini.
S12.12 (5)
DasarPembayaran Kuantitas pekerjaan kerb beton yang diukur secara tersebut di atas, harus dibayar menurut Harga Satuan Kontrak, per meter panjang kerb yang sudah selesai di tempat. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk pekerjaan kerb sesuai ketentuan pada Gambar, termasuk penggalian, base pondasi, material sambungan ekspansi, mortar untuk alas dan penyambungan kerb precast, urugan dan pembuangan kelebihan material dan seluruh material, tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. No. dan Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
12.12 (1)
Kerb Beton, Tipe A
meter panjang
12.12 (2)
Kerb Beton, Tipe B
meter panjang
12.12 (3)
Kerb Beton, Tipe C
meter panjang
12.12 (4)
Kerb Beton, Tipe D
meter panjang
SU12 - 34
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.13
PERKERASAN BLOK BETON (INTERLOCKING CONCRETE, PAVING)
S12.13 (1)
Uraian Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan blok-blok beton menurut garis, ketinggian dan pada lokasi sesuai yang tercantum dalam Gambar atau perintah Konsultan Pengawas.
S12.13 (2)
Material (a)
Agregat untuk Membuat Blok Beton (i)
Agregat kasar harus yang mempunyai abrasion loss kurang dari 30% untuk yang tebal 8 cm dan 40% untuk yang tebal 6 cm bila diuji dengan Los Angeles Abrasion Method.
(ii)
Kadar lumpur dalam pasir harus kurang dari 3 % yang lewat ayakan ukuran 0,075 mm.
(iii) Campuran beton untuk blok beton harus mengandung 30 - 40 % agregat kasar (ukuran 5 - 10 mm). (b)
Pembuatan Blok Beton (i)
Batching Plant Blok beton harus dibuat di pabrik yang dilengkapi batching plant dimana semua material dapat diukur menurut beratnya, dan kadar air dalam campuran dapat dikendalikan secara otomatis.
(ii)
Pengendalian Mutu Pabrik tersebut harus dilengkapi laboratorium untuk kendali mutu produk, yang antara lain meliputi : Pengujian kuat tekan beton Resistansi Abrasi.
(c)
Blok Beton Bentuk, ketebalan, kekuatan, kualitas dan lain-lainnya harus memenuhi Spesifikasi berikut : (i)
Bentuk Contoh blok beton harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui, sebelum Kontraktor melakukan pemesanan kepada pemasok atau pabrik.
SU12 - 35
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain
(ii)
Ketebalan Berikut ini ketebalan minimum yang harus dipakai : 6 cm untuk trotoar, 8 cm untuk kendaraan penumpang atau kendaraan berat/sedang, pickup, bus dan truk; 10 cm untuk kendaraan sangat berat, termasuk derek, alat-alat berat dan lain-lain.
(iii) Toleransi Ukuran Toleransi ukuran adalah 2 mm untuk panjang dan lebar, 3 mm untuk tebal. (iv) Kuat Tekan Beton Kuat tekan (compressive strength) beton rata-rata tidak boleh kurang dari 490 kg/cm2 dan kuat pecah (crushing strength) masing-masing blok tidak boleh kurang dari 400 kg/cm2. Blok beton silinder untuk trotoar harus mempunyai kuat tekan minimum 250 kg/cm2. (v)
Resistansi Abrasi Blok beton harus tahan lama dan tahan iklim, dengan indeks abrasi minimum 1,5.
(vi) Contoh untuk Pengujian Lima unit contoh yang dipilih secara random untuk pengujian kuat tekan dan 5 unit untuk pengujian abrasi, harus diambil dari setiap 10.000 unit atau dari setiap kelompok yang diangkut. (d)
Alas Pasir Pasir untuk alas blok beton harus pasir beton, yang bersih, kering dan berkadar air 4 - 8 %.
(e)
Pasir Pengisi Pasir pengisi harus lebih halus dari 1,18 mm dan mengandung material lanau kira-kira 10 %.
SU12 - 36
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.13 (3)
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Base Course (i)
Base course harus kuat dan stabil, dengan nilai CBR minimum 90 %.
(ii)
Permukaan base course harus memuncak pada bagian tengahnya, dan harus mempunyai kemiringan minimum 2 - 2,50 %.
(iii) Permukaan base course harus padat agar pasir alas tidak masuk ke rongga antar batuan. (b)
(c)
Menghamparkan Alas Pasir (i)
Alas pasir harus kering, dengan penghamparan 20 % lebih tebal dari pada ketebalan dalam keadaan padat sebagaimana dalam Gambar.
(ii)
Dengan menggunakan straightedges kayu, alas pasir harus diratakan sesuai dengan permukaan jalan yang ditentukan. Sebelum dan sesudah diratakan, alas pasir tidak boleh dipadatkan. Bila alas pasir terpadatkan tanpa sengaja, bagian tersebut harus digemburkan kembali dan diratakan.
Peletakan Blok Beton (i)
Blok Beton harus diletakkan di atas alas pasir yang sudah diratakan.
(ii)
Peletakan blok beton harus dimulai dari tepi kerb mengikuti pola bentuknya.
(iii) Jarak rongga antar blok beton harus 2 - 4 mm agar pasir pengisi dapat memasukinya, harus lurus dan dikontrol dengan rentangan tali dan straightedge. (iv) Blok beton yang rusak akan ditolak dan tidak boleh dipasang. (d)
Pemadatan (i)
Setelah satu hari sejak peletakan, blok beton harus dipadatkan dengan pemadat plat vibrasi, dengan Spesifikasi sebagai berikut : Luas plat 0,35 - 0,50 m2 Daya sentrifugal 16 - 20 KN Frekwensi 75 - 100 Hz Jumlah lintasan 3 - 4 lintasan
(ii)
Pemadatan harus dihentikan pada jarak 1 m dari tepi blok beton di mana ada kerb.
SU12 - 37
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain
(iii) Blok beton yang rusak pada pemadatan awal ini harus diganti dengan yang baru. (iv) Setelah pemadatan awal selesai, pasir filler harus disebarkan dan disapu agar mengisi rongga-rongga antar blok beton. (v)
Pemadatan akhir dengan pemadat plat vibrasi yang sama dengan 3 - 4 lintasan.
(vi) Blok beton untuk kendaraan berat harus dipadatkan dengan tire roller dengan kapasitas 10-14 ton dan 8-10 kali lintasan, setelah dipadatkan dengan pemadat plat vibrasi. (e)
Pemeliharaan Selama beberapa minggu, atau tergantung perintah Konsultan Pengawas, setelah jalan blok beton terbuka untuk lalulintas, diperlukan pemeliharaan dengan cara terus menerus mengurug/mengisi rongga antar blok beton dengan pasir filler. Idealnya, pengisian dengan pasir filler itu terus dilanjutkan sampai blok beton saling mengunci.
S12.13 (4)
Metoda Pengukuran Perkerasan blok beton akan diukur menurut meter persegi luas perkerasan, yang telah diselesaikan dan diterima.
S12.13 (5)
Dasar Pembayaran Kuantitas yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut harga satuan Kontrak per satuan pengukuran. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk pekerjaan persiapan penyediaan blok beton, alas pasir, pemasangan, pemadatan dan untuk pekerjaan insidental lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Gambar. Nomor dan Nama Mata Pembayaran 12.13
Perkerasan Blok Beton
Satuan Pengukuran meter persegi
SU12 - 38
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.14
TANGGA
S12.14 (1)
Uraian Pekerjaan ini terdiri dari pelaksanaan tangga beton bertulang di lereng badan jalan sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas .
S12.14 (2)
Ketentuan Yang Digunakan Ketentuan yang digunakan adalah Pasal S5.01, S10.01 dan S10.02 harus dibaca kedalam dan menjadi bagian dari Pasal S12.14 ini.
S12.14 (3)
Material (a)
Beton Beton harus memenuhi ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini. Tangga beton bertulang harus beton Kelas C. Beton perata haruslah beton Kelas E.
(b)
Baja Tulangan Baja tulangan harus sesuai dengan Pasal S10.02 dari Spesifikasi ini.
(c)
Batu Kosong (Blinding Stone) Batu Kosong harus sesuai dengan Pasal S5.01 (5) dari Spesifikasi ini
S12.14 (4)
Pelaksanaan Konstruksi harus sesuai dengan ketentuan Pasal S10.01 (4) dari Spesifikasi ini. Permukaan lereng yang tangga yang akan dibuat harus digali sampai elevasi yang diperlukan, dipadatkan dan dirapikan sebagaimana mestinya. Pelaksanaan tangga tidak boleh dimulai sampai survei penetapan titik pengukuran telah dilaksanakan sesuai dengan Gambar dan telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
S12.14 (5)
Metoda Pengukuran Kuantitas yang harus dibayar haruslah dalam meter panjang tangga yang diukur di tempat. Panjang yang akan diukur harus panjang tumpuan dan panjang tangga diukur sepanjang lereng
S12.14 (6)
Dasar Pembayaran Kuantitas, ditentukan sebagaimana disyaratakan diatas, harus dibayar dengan harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi
SU12 - 39
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, tenaga kerja, peralatan, alat-alat termasuk landasan lereng, batu kosong, beton perata dan ongkos lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi, dan seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
12.14
Meter Panjang
Tangga
SU12 - 40
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.15
CONCRETE BARRIER
S12.15 (1)
Uraian Pekerjaan ini terdiri dari concrete barrier, dibangun dan dipasang sesuai dengan dimensi, garis, desain yang ditunjukkan dalam Gambar atau ditetapkan oleh Konsultan Pengawas sesuai dengan spesifikasi ini dan yang terkait lainnya. Ini jugatermasuk dalam pembuatan, pengiriman, dan penyimpanan unit beton pracetak dan komponen pagar.
S12.15 (2)
Material (a)
Umum Semua material yang harus disediakan dan digunakan yang tidak tercakup dalam Pasal ini harus memenuhi ketentuan yang dinyatakan dalam pasal lain yang bersangkutan.
(b)
Penulangan Baja tulangan harus memenuhi ketentuan Pasal S10.02 dari Spesifikasi ini.
(c)
Beton Beton harus memenuhi ketentuan beton kelas B-1 pada Pasal S10.01 dan dengan ketentuan di bawah ini, kecuali bila dinyatakan lain dalam Gambar. Kontraktor harus membuat mix design sendiri berdasarkan Pasal S10.01 Spesifikasi ini.
(d)
Grout Grout harus terdiri dari semen Portland, air yang dapat diminum (portable water) dan campuran penghambat (retarder) yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Tidak boleh menggunakan campuran yang mengandung klorida atau nitrat. Kontraktor harus mengajukan perbandingan campuran untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas. Grout harus diaduk dengan peralatan aduk mekanis dengan tipe yang dapat menghasilkan grout yang rata. Air dimasukkan ke dalam mixer terlebih dahulu, kemudian semen dan campuran (admixture).
(e)
Railing Railing harus memenuhi ketentuan Pasal S10.09 dari Spesifikasi ini dan sesuai dengan Gambar.
(f)
Filler Sambungan Ekspansi Filler sambungan ekspansi harus sesuai dengan ketentuan AASHTO M33-99(2003).
SU12 - 41
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.15 (3)
Perlengkapan dan Peralatan Perlengkapan dan peralatan yang diperlukan untuk mengangkut material dan melaksanakan pekerjaan harus sesuai dengan permintaan Konsultan Pengawas, dalam hal bentuk, kapasitas, kondisi mekanis, dan harus sudah berada di lokasi kerja sebelum pekerjaan dimulai. Bila peralatan yang digunakan Kontraktor tidak cukup untuk mencapai hasil yang ditentukan, peralatan tersebut harus diperbaiki atau diganti atau ditambah sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas. (a)
Batching Plant dan Peralatan Pelengkap lainnya Batching plant beton, mixer beton, vibrator, alat-alat kecil dan pengangkutan harus memenuhi ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi Umum.
(b)
Cetakan Cetakan harus terbuat dari logam dengan bentuk, garis dan ukuran sesuai dengan Gambar dan ketentuan Pasal S10.01. Jumlah cetakan harus cukup untuk keperluan selama masa pengecoran, dan harus diajukan kepada Konsultan Pengawas oleh Kontraktor untuk disetujui. Bila pengecoran tidak dapat memenuhi hasil sesuai dengan jadwal, Kontraktor harus menyediakan cetakan tambahan, sebanyak yang disetujui Konsultan Pengawas. Cetakan yang rusak harus diganti dengan cetakan baru oleh Kontraktor. Bila Konsultan Pengawas tidak menentukan lain, bentuk disain cetakan harus sedemikian rupa sehingga concrete barrier dicor/dicetak dalam posisi terbalik.
S12.15 (4)
Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Concrete barrier harus dibangun dengan menggunakan komponen cetakan precast yang dibuat di halaman pengecoran/pencetakan dengan luas cukup. Kontraktor harus mempersiapkan, memeriksa dan akhirnya menyerahkan Gambar Kerja dan Jadwal Kerja yang lengkap kepada Konsultan Pengawas, yang isinya adalah : (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi)
Detail berbagai unit-unit precast yang akan dibuat. Desain alternatif bila penyerahan alternatif disetujui. Detail cetakan; Detail Proposal pembuatan dan pelaksanaan pekerjaan; Urutan Operasi kerja; dan Jadwal Produksi yang berkenaan dengan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dan masa Kontrak.
Kontraktor tidak boleh mengecor/mencetak beton sebelum ada persetujuan Konsultan Pengawas mengenai Gambar dan Jadwal, campuran beton, cetakan, urutan pekerjaan, metoda penuangan, pengawetan, perlindungan, penuangan dan komponen-komponen precast. Setiap alternatif bagi rencana dalam Dokumen Kontrak harus mendapat
SU12 - 42
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain persetujuan Konsultan pemasangannya dimulai.
Pengawas,
sebelum
pembuatan
atau
Setelah semua disetujui, Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas, sekurang - kurangnya 3 hari kerja sebelum tanggal dimulainya pekerjaan. (b)
Pemasangan Cetakan Cetakan dipasang, dibentuk dan ditopang secara baik dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dengan alas cetakan terbalik dan betul-betul rata baik secara longitudinal maupun melintang.
(c)
Pemasangan Baja Tulangan Semua baja tulangan harus diletakkan tepat pada posisi menurut Gambar dan tetap kokoh selama penuangan dan pengeringan beton. Jarak baja dari cetakan harus dijaga dengan balok, hanger, atau penyangga lainnya yang disetujui. Balok mortar precast tidak boleh digunakan untuk menahan unit dari kontak dengan cetakan, dan akan diijinkan hanya bila bentuk dengan cetakan sekecil-kecilnya, juga tidak diperbolehkan menggunakan balok kayu.
(d)
Penuangan. Beton harus dituang sesuai dengan ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini.
(e)
Finishing untuk Beton Setelah penuangan beton, permukaan atas yang tampak harus segera ditempa mengikuti cetakannya dan difinishing dengan alat penggosok/pelepa kayu setelah pelepaan selesai. Semua unit beton harus diperiksa menggunakan alat mal datar untuk memastikan ada tidaknya daerah yang cembung.
(f)
Perawatan Beton Pengawetan/perawatan harus segera dilakukan setelah pekerjaan finishing, dan harus memenuhi ketentuan Pasal S10.01 dan/atau S10.03 dari Spesifikasi ini. Perawatan dengan air harus dilakukan sekurang-kurangnya sampai 7 hari.
(g)
Membongkar Cetakan Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum sekurang-kurangnya 24 jam sejak selesai pekerjaan finishing pada beton.
(h)
Finishing Untuk Permukaan Segera setelah pembongkaran cetakan, kecuali bila ditentukan lain dari Konsultan Pengawas, permukaan unit beton harus difinishing gosok sesuai dengan ketentuan Pasal S10.01 Spesifikasi ini.
(i)
Penyimpanan Unit Unit beton tidak boleh dipindahkan dulu sebelum beton mencapai sekurang-kurangnya 70% kekuatan tekan minimum yang telah ditentukan. Unit harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak berhubungan SU12 - 43
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain dengan tanah. Unit beton boleh ditumpuk dengan syarat hanya sampai dua tumpukan dan tidak bersentuhan satu sama lain. S12.15 (5)
Pemasangan (a)
Peralatan Unit beton harus diangkat dengan dua tumpuan (double slung) memakai kerekan dengan kapasitas cukup untuk mengangkat dan meletakkannya secara tepat dan mudah. Peralatan pengangkatan jangan sampai merusak atau membuat cacat pada beton.
(b)
Pembuatan Alas Alas grout semen harus dihamparkan dengan ketebalan sesuai dengan Gambar. Penghamparan grout tidak boleh terlalu lama sebelum peletakan beton, karena grout akan menjadi kenyal pada waktu beton diletakkan. Grout yang melimpah di luar concrete barrier harus dibuang.
(c)
Alinemen Unit concrete barrier harus dipasang sesuai garis alinemennya dan dengan bentuk lengkungan yang baik.
(d)
Railing Railing harus dipasang menurut ketentuan Pasal S10.09, dari Spesifikasi ini.
S12.15 (6)
Metode Pengukuran Kuantitas yang diukur untuk dibayar adalah jumlah meter panjang komponen beton precast dan railing logam yang terpasang di tempat yang telah diselesaikan dan disetujui. Unit-unit tertentu yang memakai ukuran non-standar akan diukur menurut panjangnya. Blok transisi, lean concrete dan beton pengisi antara concrete barrier dan kerb tidak akan diukur untuk dibayar, melainkan merupakan kewajiban subsider Kontraktor berdasarkan Pasal ini.
S12.15 (7)
Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk Mata Pembayaran di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemakaian serta penempatan semua material, termasuk peralatan dan kebutuhan insidental yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dijelaskan dalam Pasal ini. Nomor dan Nama Mata Pembayaran 12.15 (1) 12.15 (2) 12.15 (3)
Concrete Barrier, tipe – A Concrete Barrier, tipe – B Concrete Barrier and Planter Box
Satuan Pengukuran meter panjang meter panjang meter kubik
SU12 - 44
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.16
HALTE BUS
S12.16 (1)
Uraian Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan dan pemasangan halte bus di lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
S12.16 (2)
Material Semua bahan harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau setara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Gambar kerja dan rincian sumber bahan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum pemesanan bahan Semua bahan untuk pekerjaan kelistrikan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum pemesanan yang diberikan kepada pemasok atau produsen
S12.16 (3)
Pelaksanaan Semua detail pelaksanaan harus sesuai dengan gambar kerja yang disetujui dan pasal-pasal yang relevan dari Spesifikasi.
S12.16 (4)
Metoda Pengukuran Kuantitas yang harus dibayar haruslah jumlah aktual Halte Bus yang disediakan dan dipasang sesuai dengan Gambar dan instruksi Konsultan Pengawas.
S12.16 (5)
Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur seperti yang disyaratakan di atas akan dibayar dengan harga satuan Kontrak untuk setiap Halte Bus. Harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan Halte Bus, termasuk tenaga kerja, peralatan, bahan dan semua ongkos yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Nomor dan Nama Mata Pembayaran 12.16
Halte Bus
Satuan Pengukuran Buah
SU12 - 45
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.17
PEKERJAAN LANDSCAPING
S12.17 (1)
Uraian Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan dan penanaman pohon dan semak dan pengolahan tanaman sesuai dengan spesifikasi dan posisi tanaman seperti yang dijelaskan dalam Gambar dan penyediaan atau pelaksanaan beton, batu bata atau blok kotak tanaman di lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas Kontraktor harus memberikan perhatian pada langkah-langkah persiapan yang diperlukan sebelum penanaman dilakukan, seperti elevasi tanah; kemiringan tanah; dan persyaratan humus termasuk pembalikan tanah dan perataan tanah
S12.17 (2)
Rujukan Semua pekerjaan seperti penanaman semak, pohon, dan pengolahan tanaman untuk menutupi tanah gundul, harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi dan standar saat ini uang digunakan untuk pekerjaan tersebut. Kontraktor harus memahami peraturan dan persyaratan dari otoritas pemerintah daerah, Dinas Pertamanan, dan akan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuanketentuan tersebut.
S12.17 (3)
Material Tanaman yang digunakan terdiri dari pohon dan semak/belukar seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. Penunjang dan perlindung untuk pohon harus kayu/bambu. Pengikatan atau penambatan harus dibuat dari tali rafia alami. Pupuk haruslah sebagaimana tercantum dalam spesifikasi ini. Beton untuk kotak tanaman harus sesuai dengan ketentuan Pasal 10 dari Spesifikasi Umum ini. Batu bata dan blok beton haruslah produk lokal dengan kualitas terbaik yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Batu bata/blok beton harus memiliki permukaan yang bersih, tepi tajam, seragam dalam dimensi dan tanpa retak.
S12.17 (4)
Persiapan Setelah tanah dibersihkan dari puing-puing dari pelaksanaan konstruksi tanah humus harus disiapkan untuk penanaman. Untuk mencegah genangan air yang terjadi maka kemiringan 0.3%o(3/1000) dibuat dalam arah aliran yang ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas. Semua tanah humus untuk area budidaya harus terdiri dari campuran tanah humus 5 cm dan 10 cm tanah yang ada.
SU12 - 46
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain Lapisan-lapisan ini dilaksanakan setelah tanah dipersiapkan telah bebas dari puing-puing yang dihasilkan dari pekerjaan konstruksi dan pertumbuhan atau gulma lainnya yang jelas. Penggunaan pembunuh gulma untuk menghancurkan gulma dll tidak akan diperbolehkan. Penyusunan tanah membentuk tahap akhir dalam pekerjaan tanah. Pada tahap ini kondisi dan kekompakan tanah harus baik, karena tidak ada perubahan lebih lanjut terjadi pada ketinggian dan kontur yang diinginkan S12.17 (5)
Persyaratan Tanaman Sebelum tanaman ditanam dalam posisi di lapangan, tanaman itu harus terlebih dahulu diletakkan ke dalam lokasi yang ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas. Izin untuk melaksanakan penanaman di lapangan akan diberikan oleh Konsultan Pengawas untuk Kontraktor sebelum penanaman dimulai. Tanaman harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
S12.17 (6)
-
Tinggi pohon harus antara 2,0 m dan 3,0 m.
-
Tinggi semak harus tidak kurang dari 60 cm.
-
Ketika penanaman kembali pohon ke lapangan, pohon harus diikat untuk mendukung tulisan atau serupa agar pohon tidak rusak, demikian pula daun dapat dipangkas untuk mengurangi penguapan.
-
Tanaman harus bebas dari penyakit, kutu dan harus memiliki cabang yang sehat dan baik.
Penanaman Pelaksanaan lansekap dapat dimulai: - Ketika semua pelaksanaan dan pekerjaan sipil di daerah tersebut selesai. - Ketika Kontraktor telah menerima izin tertulis dari Konsultan Pengawas. Lubang yang akan ditanami harus diperkaya dengan campuran tanah dan pupuk, dan harus dibersihkan dari puing-puing dan batu. Setiap tanaman harus diatur sedikit di atas dasar lubang yang menerimanya, maka tanah ditambahkan secara bertahap ke lubang dan di sekitar akar, pemadatan tanah dilakukan sampai yang diperlukan. Setelah akar tanaman telah menyebar, batangnya akan perlahanlahan ditarik keluar untuk memastikan bahwa tanah di sekitarnya cukup padat untuk mendukung akarnya, dan mendorong pertumbuhan yang sehat.Dalam pengenalan pengolahan, perhatian terhadap tanah humus di sekitar tanaman mensyaratkan tanah humus dibersihkan di sekitar area yang ditanami.
S12.17 (7)
Pohon dan Semak Pohon dan semak yang ditanam sebelum rumput ditempatkan tetapi setelah tanah diratakan dan disiapkan.
SU12 - 47
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain
S12.17 (8)
(a)
Lokasi pohon pertama-tama harus dipastikan, dengan mengacu patokpatok penetapan pengukuran, sesuai dengan spesifikasi atau detail gambar dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
(b)
Penanaman harus sesuai dengan rincian dalam Gambar.
(c)
Lubang digali untuk penanaman adalah sebagai berikut: Untuk pohon: 80 x 80 cm dengan kedalaman 80 cm Untuk semak: 60 x 60 cm dengan kedalaman 40 cm
(d)
Untuk melindungi kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman Kontraktor harus menyelesaikan penanaman pohon tidak lebih dari 1 minggu setelah lubang untuk pohon telah digali, untuk menghindari kondisi asam tanah.
(e)
Campuran tanah untuk mengisi lubang untuk penanaman terdiri dari tanah merah dan pupuk kandang atau dengan kualitas yang sama dengan kompos (kompos tanah yang mengandung vegetasi yang telah mengalami proses penguraian). Campuran tanah untuk mengisi harus sebanding dengan: Tanah untuk tanaman (pH7) 75% Pupuk stabil 25%
(f)
Campuran tanah harus bebas dari batu yang lebih besar dari 4 cm. Campuran ini akan dimasukkan ke dalam lubang merata hingga kedalaman 15 cm, dengan 5 cm yang lain di sekitar akar pohon.
(g)
Penyiraman yang cukup harus dilakukan pada setiap tahap penanaman. Untuk menghindari kemungkinan air yang mengalir jauh ke elevasi lain saat menyiram, ketinggian tanah atas sekitar pohon dan semak harus dibuat 4 cm lebih rendah dari elevasi sekitarnya
(h)
Setiap pohon harus dilindungi oleh tiang pendukung. Dukungan tiang seperti (kayu atau bambu) ini harus diberi lapisan dari kreosot atau setara sehingga mereka tidak cepat membusuk. Tulisan harus 1,8 m panjang dan 60 cm akan dimakamkan di tanah
(i)
Pohon harus disiram sampai mereka tumbuh sehat sampai akhir Periode Garansi, penyiraman harus dilakukan di pagi hari antara 06:00-10:00 dan di sore hari dari 03:00 sampai selesai.
Kotak Tanaman Kotak tanaman Tipe 1 harus beton pracetak yang terdiri dari sekelompok 4 kontainer silinder seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Kotak tanaman Tipe 2 harus batu bata atau blok beton seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Pekerjaan bata/blok yang terekspos harus dari kualitas terbaik, sesuai dengan garis, bahkan dengan sambungan. Ijuk dan pecahan batu bata untuk memperkenalkan drainase, dan tanah untuk ditanam didalam kotak harus seperti yang ditunjukkan pada Gambar. SU12 - 48
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain
S12.17 (9)
Pembersihan Selama dan setelah pekerjaan penanaman dan pekerjaan lainnya Kontraktor harus terus melanjutkan pembersihan semua bahan yang tidak dikehendaki atau puing-puing yang disebabkan oleh kegiatan lansekap diatas trotoar dan/atau saluran air dan saluran besar selama Periode Garansi. Kontraktor wajib mengangkut bahan sisa sisa dan sampah lain yang jauh dari situs sedini mungkin ketika kegiatan lansekap selesai.
S12.17 (10)
Perawatan Setiap gulma yang tumbuh setelah pekerjaan lansekap selesai harus dikumpulkan dan dibuang. Penggunaan racun rumput kimia tidak diijinkan. Pencegahan penyakit atau gangguan yang akan ditangani oleh aplikasi dua kali dalam seminggu dengan Basudin 60 atau Dithane M45. Penyiraman harus dilakukan dua kali sehari, pagi dan sore sampai pertumbuhan sepenuhnya dibentuk dan selanjutnya untuk mempertahankan pertumbuhan yang sehat hingga selesainya Periode Garansi. Aplikasi pupuk, terhitung 2 minggu setelah tanam, harus dilakukan dua kali setiap bulan dengan menggunakan pupuk"NPK" untuk semua pohon dan semaksemak. Untuk setiap dan semua kelalaian Kontraktor selama periode keperawatan yang menyebabkan kerusakan atau kematian pada tanaman yang hidup, Kontraktor akan diminta untuk mengganti tanaman yang mati secepat mungkin, pada 3 hari setelah permintaan untuk penggantian diterbitkan.
S12.17 (11)
Metoda Pengukuran Kuantitas yang harus dibayar haruslah jumlah pohon dan tanaman yang berhasil ditanam dan dipelihara sesuai dengan Gambar, Spesifikasi ini dan instruksi Konsultan Pengawas. Pembayaran akan dilakukan untuk setiap jenis kotak tanaman yang disediakan dan ditempatkan atau dibangun dan diterima sesuai dengan Gambar, dan yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
S12.17 (12)
Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar dengan Harga Satuan Kontrak untuk setiap jenis pohon, semak dan kotak tanaman yang tercantum di bawah ini. Harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk memenuhi persyaratan instansi pemerintah daerah, untuk penyediaan, penanaman dan perawatan pohon dan semak, dan untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk pondasi, untuk semua penggalian, pengurukan SU12 - 49
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain dan pengembalian kondisi kotak tanaman, dan semua tenaga kerja, material, peralatan, perlengkapan dan ongkos yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
12.17 (1)
Semak untuk Kotak Tanaman Tipe 1
Buah
12.17 (2)
Semak untuk Kotak Tanaman Tipe 2
Buah
12.17 (3)
Nyamplung (Calophylum Inophyllum)
Buah
12.17 (4)
Ketapang(Terminallia Cattapa)
Buah
12.17 (5)
Bungur (Largerslroemia Indica)
Buah
12.17 (6)
Bintaro (Cerbera Oddlam)
Buah
12.17 (7)
Waru Laut (Hibiscus Tillaceus)
Buah
12.17 (8)
Mahoni (Swietania Mahagoni)
Buah
12.17 (9)
Akasia Daun Lebar
Buah
12.17 (10) Biola Cantik
Buah
12.17 (11) Butterfly
Buah
12.17 (12) Dadap Merah (Erythrina Oristagal)
Buah
12.17 (13) Kelapa Sawit (Elais Guineensis)
Buah
12.17 (14) Trembesi (Samanea Saman)
Buah
12.17 (15) Jati Mas
Buah
SU12 - 50
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.18
PERLINDUNGAN PERMUKAAN BAJA
S12.18 (1)
Umum Spesifikasi ini mencakup perlindungan permukaan pada semua bagian baja, termasuk pekerjaan persiapan atau pembersihan permukaan dan galvanisasi atau pengecatan sesuai dengan Spesifikasi ini dan gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.
S12.18 (2)
Material (a) Material untuk pengecatan baja harus sesuai ketentuan pada Gambar atau ketentuan lainnya, dan harus memenuhi ketentuan Spesifikasi berikut: “Peraturan Cat lndonesia” (lndonesia Spesification for Paint) JIS K5400 JIS K5421 JIS K5516 JIS K5492 JIS K5621 JIS K5622 JIS K5623 JIS K5624 JIS K5625 JIS K5626 JIS K5627 JIS K5628 JIS K5633 JIS K5664
Testing Methods for Organic Caoting Boiled Oil and Boiled Linseed Oil Ready Mix Paint Aluminum Paint Anticorrosive Paint for General use Red-Lead Anticorrosive Paint Lead Suboxide Anticorrosive Paint (Class I) Basic Lead Chromate Anticorrosive Paint (Class I) Lead Cyanamide Anticorrosive Paint (Class I) Zinc Dust Anticorrosive Paint Zinc Chromate Anticorrosive Paint Red-Lead Zinc Chromate Anticorrosive Paint Etching Primer (Class 2) Tar-Epoxy Resin Paint
Bila cat yang ditentukan tidak sesuai dengan Spesifikasi di atas, maka cat tersebut hanya boleh diperoleh dari pabrik yang sudah diakui. sampeldan data teknisnya harus diajukan dulu untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pada setiap macam pengecatan (yaitu primer, lapisan dasar/meni, lapisan kedua dan lapisan akhir) setiap lapisan cat harus setara satu sama lain, dan untuk itu, semua cat harus diambil dari pabrik yang sama yang telah disetujui, disertai Jaminan Kesesuaian. (b) Galvanisasi harus memenuhi persyaratan AASHTO M111-04 atau JIS H8641 kelas 3-55c dan JIS H0401. Material yang lebih tipis dari 3,2 mm dapat digalvanisasi sebelum pabrikasi, dengan mengikuti ketentuan ASTM A525. Galvanisasi untuk besi, baja, baut dan mur harus mengikuti ketentuan AASHTO M232-06 atau yang setaraf.
SU12 - 51
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.18 (3)
Pelaksanaan Pekaerjaan (a) Persiapan Permukaan Sebelum pelaksanaan pengecatan atau sebelum digalvanisasi, permukaan harus dibersihkan dulu dari karat, kerak dan bahan yang merusak lainnya. Minyak dan lemak harus dibersihkan dengan larutan pencuci atau larutan detergen sebelum pembersihan dengan blasting. Bila minyak masih ada setelah pembersihan dengan blasting,maka harus digunakan lagi larutan pencuci, lalu dibersihkan dengan blasting lagi. Bila permukaan sudah bersih dari karat atau tercampuri bahan asing, sebelum pelaksanaan pengecatan dan galvanisasi selesai, permukaan harus dibersihkan lagi. Pada daerah pengelasan, sisa-sisa pengelasan harus dibersihkan, percikan logam pengelasan, oksida busa pengelasan, asap pengelasan, pecahanpecahan logam dan bahan asing lainnya. Permukaan bekas pengelasan yang kasar harus diratakan sampai halus. (b) Pengecatan Pengecatan harus dilakukan dengan rapi oleh pekerja yang berpengalaman sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Pengecatan juga harus dilakukan dengan mengikuti rekomendasi pabrik pembuatnya. Perencanaan dan pelaksanaan pengecatan harus mengikuti aturan pabrik, dalam hal interval minimum dan maximum pelaksanaan setiap lapisan cat. Bila bahan / material cat harus diberi lagi pengawetan (curing),maka pada kaleng cat harus tertera umur rusak (pot life), dan umur rusak ini tidak boleh dilewati. Bila batas kadaluarsa/ umur rusak ini sudah habis, maka peralatan semprot harus dikosongkan, material sisa harus dibuang, peralatan harus bersih, untuk diisi lagi material baru. Pengecatan harus merata di seluruh bagian permukaan. Bila ada benjolan, lekukan, tetesan dan lain-lain, harus segera diratakan dengan disikat atau dibiarkan oleh pabrik, atau oleh Konsultan Pengawas, sebelum lapisan cat berikutnya dilaksanakan. Permukaan harus betul-betul kering, dengan suhu sekurang kurangnya 5C di atas titik embun. Pengecatan hanya boleh dilakukan dalam cuaca yang baik, dan lapisan cat baru yang rusak karena cuaca harus diperbaiki atau diganti atas biaya Kontraktor. Debu atau kotoran lain harus dicegah agar tidak menempel ke cat yang masih basah.
SU12 - 52
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain Bila digunakan sikat kuas, sikatnya harus cukup lebar dan panjang bulunya agar dapat menyebarkan cat secara merata. Pada permukaan yang tidak terjangkau oleh pengecatan secara reguler, dapat digunakan pemulas bulu domba, kuas botol, atau alat lain yang telah disetujui Konsultan Pengawas. Bila menggunakan kuas gulung (roller), tipe roller harus yang sedemikan rupa sehingga tidak menimbulkan tekstur bintik-bintik pada lapisan cat. Bila menggunakan penyemprot cat, maka pada peralatan semprot itu harus dilengkapi dengan penjebak air yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Sebelum pengecatan, cat harus diaduk sampai merata, dan selama dipergunakan cat harus tetap teraduk merata. Ketebalan lapisan cat yang sudah kering harus diukur dengan alat pengukur magnetis yang sudah dikalibrasi. ketebalan setiap lapisan harus sesuai dengan ketentuan. Bila ketebalan kering kurang dari yang sudah ditentukan, harus di cat lagi tanpa diadakan pembayaran tambahan. ketebalan lapisan cat pada daerah tepi, pengelasan dan lain-lain harus diperhatikan secara khusus. Jumlah lapisan, tipe cat, dan ketebalan lapisan kering harus memenuhi ketentuan berikut, kecuali bila ada ketentuan lain atau yang ditunjukan dalam Gambar: Ketebalan lapisan minimum per lapisan (mikron)
Jumlah Lapisan
Tipe Cat
Dua
Lead Suboxide (JIS K5623) atau Basic lead Chromate(JIS K5624) Atau
Satu
Lead Cyanamide(JIS K5625)
45
Satu
Lapisan Chloranaterd Rubber Intermedaited
35
Lapisan atas ChloranatedRubber Top Coat
30
35
Satu
Lapisan pengecatan berikutnya harus dengan corak (shade) yang kontras dengan lapisan cat yang ditutupinya. Warna cat harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum pengecatan dimulai.
SU12 - 53
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain
(c) Perlindungan untuk pekerjaan-pekerjaan Kontraktor harus mengadakan perlindungan untuk mencegah kerusakan pada hasil pekerjaan dan propertilainnya atau pada orang akibat segala proses pembersihan dan pengecatan. Cat atau gilasan cat yang membuat permukaan yang seharusnya tidak dicat menjadi buruk dipandang harus dihapuskan oleh Kontraktor dengan tanggungan biaya sendiri. seluruh permukaan yang sudah dicat yang menurut Konsultan Pengawas, rusak atau cacat, harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan biaya sendiri, dengan material dan ketentuan yang sudah ditentukan. (d) Galvanisasi Kecuali untuk pipa standar yang sudah digalvanisasi sebelumnya, galvanisasi material yang tebalnya 3,2 mm atau lebih harus dilakukan setelah dibuat menjadi bagian-bagian kesatuan yang lebih besar (pabrikasi). Daerah pengelasan harus dibersihkan sebelum digalvanisasi, untuk membuang ampasnya dan material lain yang dapat merusak/ mengganggu pelapisan seng. Bila, setelah digalvanisasi, bagian-bagian kesatuan tersebut perlu diluruskan, maka pelurusan jangan sampai merusak lapisan seng. Permukaan yang sudah digalvanisasi yang kemudian rusak, setelah pelapisan seng, harus diperbaiki dengan disikat kawat lalu lapisan yang lepas itu dibuang. Setelah itu, daerah yang sudah dibersihkan itu harus dicat 3 kali dengan cat seng anti karat yang disetujui Konsultan Pengawas. S12.18 (4)
Metoda Pengukuran Pengecatan dan galvanisasi harus tidak diukur untuk dibayar langsung.
S12.18 (5)
Dasar Pembayaran Pelaksanan pekerjaan ini harus tidak dibayar secara tersendiri, tetapi merupakan kewajiban subsider Kontraktor, yang pembayarannya dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk butir-butir pekerjaan yang memerlukan pengecatan atau galvanisasi.
SU12 - 54
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.19
PATOK PENGARAH, PATOK KILOMETER DAN PATOK RUMIJA
S12.19(1)
Uraian Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan tipe patok pengarah, patok rumija dan patok kilometer tertentu pada lokasi yang ditentukan dalam Gambar atau oleh Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tiang, papan pemantul, penyetelan, pembuatan pondasi dan pemasangannya serta semua proses yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.
S12.19(2)
Material (a)
Tiang guide post berupa pipa baja atau baja profil yang memenuhi ketentuan Pasal 12.07. Papan pemantul terdiri dari plat aluminium tebal minimum 2 mm dilapis dengan reflective sheeting jenis "high intensity grade" sesuai dengan ketentuan Pasal 12.07 dan 12.08. Ukuran papan pemantul sesuai ketentuan yang tercantum pada Gambar. Warna papan pemantul sesuai ketentuan yang tercantum pada Gambar, yaitu merah, putih atau kuning.
S12.19(3)
(b)
Patok Rumija harus merupakan patok beton bertulang persegi dengan ukuran sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada Gambar. Beton harus merupakan beton kelas D sebagaimana ditetapkan Pada pasal S 10.01 dan baja tulangan yang dipergunakan dari tipe BJTP 24.
(c)
Tiang patok kilometer (kilometer post) yang berupa pipa baja dan material panel harus memenuhi ketentuan Pasal S 12.07.
Pelaksanaan Pekerjaan Papan pemantul dipasang pada tiang guide post dengan baut atau paku keling (rivet) dan dilakukan secara pabrikasi. Tiang guide post ditanam langsung pada pondasi beton dengan ukuran sesuai dengan ketetentuan pada Gambar. Lubang bekas galian pondasi harus diurug dan dipadatkan kembali sehingga kepadatannya minimal sama dengan kepadatan tanah di sekelilingnya. Jarak antara dan penempatan guide post harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada Gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas. Jumlah dan lokasi untuk patok Rumija harus sebagaimana diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas. Semua tiang harus diatur secara tepat pada lokasi dan ketinggian yang disyaratkan dan dengan cara yang demikian hingga menjamin tiang-tiang tersebut dipertahankan pada tempatnya dengan kuat, khususnya selama pengerasan dari setiap beton. Jarak penempatan kilometers post harus sesuai dengan ketentuan dalam Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas.
SU12 - 55
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.19(4)
Metode Pengukuran Kuantitas yang akan dibayar adalah jumlah guide post, patok rumija dan kilo meter post yang disediakan, dipasang dan sudah diterima sesuai dengan Gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.
S12.19(5)
Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk setiap jenis pekerjaan seperti di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan Patok pengarah, patok Rumija dan patok kilometer termasuk tenaga kerja, peralatan dan semua kebutuhan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
12.19 (1)
Patok Pengarah, Tipe A
buah
12.19 (2)
Patok Pengarah, Tipe B
buah
12.19 (3)
Patok Rumija, Tipe A
buah
12.19 (4)
Patok Rumija, Tipe B
buah
12.19 (5)
Patok Kilometer
buah
SU12 - 56
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.20
PAGAR RUMIJA
S12.20 (1)
Uraian Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan semua bahan untuk pagar, penyiapan jalur dimana pagar ini akan dibuat, serta pengerjaannya di tempat yang sesuai dengan yang tertera di dalam Gambar.
S12.20 (2)
Material Pagar RUMIJA berupa pagar panel beton pracetak, kawat duri dan BRC.Bahan/material yang digunakan adalah sebagai berikut : -
Pondasi Pondasi Kolom
: Beton kelas C untuk pagar RUMIJA tipe 1. : Beton kelas D untuk pagar RUMIJA tipe 2 dan tipe 3 : Beton pracetak kelas C dengan penulangan sesuai Gambar (tipe 1, 2). Panel/Plat Beton : Beton pracetak kelas C dengan penulangan sesuai Gambar (tipe 1). Besi Siku : L-40-40 (ROW Tipe 1) Kawat Duri Pagar BRC
Ketentuan-ketentuan lain yang belum ditentukan dalam Spesifikasi ini harus merujuk pada Gambar. S12.20 (3)
S12.20 (4)
Pelaksanaan (a)
Penyiapan tempat pagar yang akan dibuat harus dilakukan dengan teliti, dengan mengukur secara benar terhadap jalan dan terhadap bangunan sesuai dengan Gambar.
(b)
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diharuskan membuat 'Shop Drawing' untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
(c)
Kesalahan yang kelak mungkin terjadi setelah pagar ini terlanjur terpasang dan Kontraktor tidak dapat membuktikan telah adanya persetujuan dari Konsultan Pengawas akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
(d)
Pengerjaan pagar ini, satu dan lain hal sesuai dengan pasal pekerjaan besi dan pasal pekerjaan beton Spesifikasi ini.
(e)
Pekerjaan pengelasan dan pengecatan harus sesuai dengan pasal-pasal terkait dalam Spesifikasi ini.
MetodaPengukuran Kuantitas yang akan dibayar adalah jumlah meter panjang pagar RUMIJA (panel beton) dan pagar RUMIJA (kawat berduri), yang diukur menurut panjang yang sudah terpasang (selesai) dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Dalam menghitung volume untuk pembayaran, panjang pagar sudah termasuk pondasi, panel beton, kolom beton kawat duri dan besi siku yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
SU12 - 57
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.20 (5)
Dasar Pembayaran Kuantitas yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk pembuatan pondasi, kolom, panel beton, kawat duridan penyediaan tenaga kerja, peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam Pasal ini. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
12.20 (1)
Pagar RUMIJA, Tipe 1 (Panel Beton)
meter panjang
12.20 (2)
Pagar RUMIJA, Tipe 2 (Kawat Berduri)
meter panjang
12.20 (3)
Pagar RUMIJA, Tipe 3 (BRC)
meter panjang
SU12 - 58
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.21
JALUR PENYELAMAT
S12.21 (1)
Uraian Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan semua bahan untuk jalur penyelamat, penyiapan lahan yang akan dibuat, serta pengerjaannya ditempat yang tertera sesuai dengan Gambar.
S12.21 (2)
Material Semua material dan pekerjaan yang dikerjakan berdasarkan mata pembayaran ini harus sesuai dengan ketentuan Pasal-pasal dalam Spesifikasi ini. -
Persiapan Tanah Dasar (Subgrade) Lapis Pondasi Agregat (Subbase) Prime Coat (Lapis Resap Pengikat) Asphalt Treated Base Course Pasir Beton Klas C Pasangan Batu Kali (Stone Masonry) Ban untuk tatapan (bumper)
- Pasal S7.01 - Pasal S8.01 - Pasal S9.04 - Pasal S9.07 - Pasal S9.09(3) - Pasal S10.01 - Pasal S12.02
Ketentuan-ketentuan lain yang belum ditentukan dalam Spesifikasi ini harus merujuk pada Gambar. S12.21 (3)
Pelaksanaan (a) (b)
(c)
S12.21 (4)
Penyiapan lokasi jalur penyelamat harus dilakukan dengan teliti, dengan mengukur secara benar dan sesuai dengan Gambar. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diharuskan membuat “Shop Drawing” untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas. Kesalahan yang kelak mungkin terjadi setelah jalur penyelamat ini terlanjur terpasang dan Kontraktor tidak dapat membuktikan telah adanya persetujuan dari Konsultan Pengawas akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Dasar Pengukuran dan Pembayaran Material/bahan, tenaga dan alat yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan ini, seperti diuraikan dalam Pasal ini harus diukur dan dibayar menurut pembayaran lump sum untuk jalur penyelamat dimana jumlah tersebut akan dianggap sebagai pembayaran penuh untuk pembangunan, perlengkapan dan juga termasuk keperluan insidentil untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Gambar dan dalam Spesifikasi ini, serta petunjuk Konsultan Pengawas.
SU12 - 59
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain Nomor dan Nama Mata Pembayaran 12.21
Jalur Penyelamat
Satuan Pengukuran lump sum
SU12 - 60
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain S12.22
SHOTCRETE
S12.22 (1)
Umum (a)
Uraian Pekerjaan ini akan mencakup penediaan semua material dan tenaga kerja yang diperlukan untuk menghampar shotcrete sebagai perlindungan lereng, pemasangan material drainase, penyambungan pipa, pipa cucuran, dan horizontal drains (jika perlu), saluran terbuka dan baja tulangan sebagimana yang ditunjukkan da;am Gambar Shotcrete dapat dilaksanakan dalam satu lapis atau lebih sampai permukaan dengan menggunakan campuran kering maupun basah. Campuran beton basah terdiri dari semen Portland, agregat yang sudah dibasahi terlebih dahulu sebelum pompa menekan campuran melalui selang. Tekanan udara ditambahkan pada nosel untuk meningkatkan kecepatan aliran campuran. Pekerjaan ini termasuk pengupasan dan pembersihan permukaan shotcrete lama yang telah mengeras sebagai sambungan sebelum shotcrete baru disemprotkan. Bilamana digunakan pencampuran cara basah, semua material harus diaduk dengan baik, dialirkan ke nosel dan ditembakkan dengan tekanan tinggi pada permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Bilamana digunakan pencampuran cara kering, semen dan agregat dicampur dan kemudian ditampung dalam silo (penampung), selanjutnya ditembakkan bersama air yang dialirkan ke bagian nosel dengan tekanan tinggi
(b)
Standar Rujukan SNI 15-2049-1994 (AASHTO M85-07) AASHTO M6-03 AASHTO M80-87 (2003) AASHTO M195-06 SNI 03-6817-2002 (AASHTO T26-79 2004)) SNI 07-2529-1991 (AASHTO M68-05) SNI 03-1968-1990 (AASHTO T27-06) SNI 03-2495-1991 (AASHTO M194-06)
: Portland Cement : Fine Aggregate for Portland Cement Concrete : Coarse Aggregate for Portland Cement Concrete : Standard Specification for Light weight Aggregate for Structural Concrete : Water Quality of Water to be used in Concrete : Tension testing of metallic materials : Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregate : Chemical Admixture for Concrete
SU12 - 61
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain AASHTO M55M/M55-07 ASTM C928-13
(c)
: Steel Welded Wire Reinforcement, Plain, for Concrete : Packaged, Dry, Rapid-Hardening Cementitious Materials for Concrete Repairs
Pengajuan Kesiapan Kerja Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyiapkan informasi berikut kepada Konsultan Pengawas: (i)
Pengalaman kerja dari NOZZLEMAN sebagai operator nosel.
(ii)
Usulan metode penghamparan shotcrete dan pengaturan untuk menjaga kemiringan lereng dan usulan ketebalan yang stabil.
(iii) Rencana campuran shotcrete meliputi: Jenis Portland Cement. Tempat asal agregat dan gradasinya Pabrik, nama produk, dan literatur teknis untuk campuran kimia(admixture) yang diusulkan. Hasil Uji kuat tekan dari laboratorium independen umur 3 dan 28 hari. (iv) Data material drain strip (v)
Data teknis baja tulangan.
Konsultan Pengawas akan menerima atau menolak diterima usulan Kontraktor dalam waktu 10 hari setelah menerima usulan. Sebelum persetujuan diberikan, Kontraktor tidak diperkenankan untuk mendatangkan material ke lapangan dan memulai pekerjaan. Penangguhan pekerjaan dapat dilakukan oleh Konsultan Pengawas apabila kualifikasi personel yang diajukan oleh Kontraktor tidak memenuhi syarat dan Kontraktor tetap bertanggungjawab penuh atas setiap penambahan biaya yang ditimbulkannya akibat ditolaknya usulan tersebut tanpa ada penyesuaian Waktu Pelaksanaan. (d)
Kondisi Cuaca Yang Diijinkan Pelaksanaan pekerjaan shotcrete tidak boleh dilakukan pada saat hujan atau diperkirakan akan hujan atau kondisi angin yang sangat kencang. Permukaan shotcrete yang masih baru tidak boleh dibiarkan terkena air hujan, oleh karena itu perlu persiapkan penutup permukaan bila terjadi hujan. Permukaan shotcrete yang terkikis air hujan harus dilakukan pembongkaran dan penempatan shotcrete ulang.
(e)
Toleransi Pekerjaan Toleransi pekerjaan untuk pekerjaan shotcrete adalah sebagai berikut: SU12 - 62
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain (i)
Posisi horizontal wire mesh dan tulangan ± 10 mm.
(ii)
Jarak baja tulangan nail terhadap baja tulangan nail sebelahnya maksimum 25 mm.
(iii) Overlap tulangan tidak lebih dari 25 mm. (iv) Tebal penghamparan tidak kurang dari 10 mm terhadap tebal yang ditunjukkan dalam Gambar. S12.22 (2)
Material Semua bahan yang akan digunakan untuk shotcrete harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Uraian Pelat Penumpu dan Mur (Bearing Plate and Nuts)
Standar AASHTO M291-06
Bahan Perawatan (Curing Compound) Abu Terbang
AASHTO M148-05
Geo-compositeDrain Strip
AASHTO M288-06
Agregat Drainase
AASHTO M43-05
Penghubung PVC dan Pipa Pembuang (Connector and Drain Pipe)
ASTM D1785-86
Fittings
ASTM D3034-14a
AASHTO M295-07
Ketentuan Grade B, hexagonal, bentuk sesuai dengan ring atau penumpu terpancung agar diperoleh dukungan yang merata. Tipe 1D atau Tipe 2 Tipe F atau C, semen Portland dapat disubstitusi sampai 35 persen terhadap berat dari kandungan semen Kelas 3, permitivitas min. 0,2 per detik; AOS maks. 0,25 mm Tabel 1: No.67 (Ukuran Nominal 19,0mm – 4,75mm) Material lolos 0,075mm tidak melampaui 2 persen. Schedule 40 PVC, solid and perforated wall, cell classification 12454-B or 12354-C, wall thickness SDR 35, with solvent weld joints or elastomeric gasket cell classification 1245412454-B or C guardian SDR35 thickness, with an elastomeric gasket or solvent weld joints
SU12 - 63
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain
Geo-composite Drain Stripharus memenuhi ketentuan berikut: Sifat-sifat Fisik
ASTM Test Method
Satuan Pengukuran
FABRIC Material 1 Kecepatan Aliran Air
D-4491
Kuat Tarik Grab
D-4632
Ketahanan terhadap Tusukan
D-4833
Apparent Opening Size(AOS)
D-4751
Perpanjangan Grab Ketahanan terhadap UV CORE Material 1 Tebal
D-4632 D-4355
gpm/ft2 Lpm/m2 lbs N lbs N ayakan mm % % / 500 jam
Kuat Tekan
D-1621
Kecepatan Alitran2
D-4716
Nilai Tipikal
PP 165 6.724 100 445 65 289 70 0.21 65 70 HIPS D-1777
in mm psf kPa gpm/ft Lpm/m
0.44 11.0 15,000 718 17 211
1- PP = Polypropylene; HIPS = High Impact Polystyrene 2 – Kecepatan Alitran in-plane diukur pada beban tekan 3.600 psf (172 kPa) dan gradien hirolik 1,0.
Shotcrete harus memenuhi ketentuan ACI 506.2 "Specifications for Materials, Proportioning, and Application of Shotcrete", kecuali disebutkan lain dalam Spesifikasi ini. (a)
Agregat Agregat yang digunakan untuk shotcrete harus memenuhi persyaratan kekuatan dan durabilitas. Ada duajenis agregat yang digunakan, yaitu: (i)
Agregat Biasa, dengan gradasi berikut: Ukuran Ayakan ¾” (19.1 mm) ½” (12.5 mm) 3/8' (9.50 mm) No. 4 (4.75 mm) No. 8 (2.36 mm)
Gradasi 1 — — 100 95-100 80-100
Persen Berat Yang Gradasi 2 Gradasi 3 — 100 100 85-95 90-100 70-90 70-85 50-70 50-70 35-55
SU12 - 64
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain No. 16 (1.18 mm) No.30 (0.60 mm) No. 50 (0.30 mm) No. 100 (0.15 mm)
50-85 25-60 10-30 2-10
35-55 20-35 8-20 2-10
20-45 10-30 5-17 2-10
Gradasi 1 digunakan untuk shotcrete bergradasi halus, gradasi 2 dan 3 digunakan untuk shotcrete betgradasi kasar. (ii)
(b)
Agregat Ringan, sebagaimana yang diuraikan dalam AASHTO M195-06.
Baja Tulangan Tulangan dibutuhkan jika shotcrete berfungsi sebagai struktur pemikul beban. Tulangan yang digunakan berupa welded wire dan baja tulangan baik palos maupun ulir. Untuk pelaksanaan yang baik dapat digunakan baja tulangan diameter 10 - 16 mm. Sedangkanjaring kawat yang telah terlapisi galvanis berukuran 5 mm x 150 mm x 150 mm Bahan yang akan digunakan harus didatangkan, disimpan, dan ditangani dengan baik untuk menghindari terjadinya kontaminasi, segregasi, korosi, atau kerusakan. Material cair harus disimpan dengan baik untuk menghindarkan penguapan. Semua bahan geo-komposit harus tergulung dan dibungkus, kemudian disimpan sedemikian rupa sehingga terlindung dari lumpur, kotoran, debu, tanah dan semen. Pembungkus tidak boleh dibuka sampai akan dilakukannya pemasangan geo-komposit. Bahan ini tidak boleh langsung terkena sinar ultraviolet selama penyimpanannya. Setiap gulungan geokopmposit dalam pengiriman harus disertai dengan label keterangan sebagai identifikasi produk.
S12.22 (3)
Pencampuran (a)
Rancangan Campuran Kontraktor harus mendapat persetujuan tertulis terhadap rancangan campuran dan metode pelaksanaan shotcrete sebelum pekerjaan dimulai. Proporsi dan Penggunaan Admixture Campuran harus proporsional sedemikian rupa sehingga material dapat dipompa dengan menggunakan mesin pompa yang disediakan khusus untuk pekerjaan ini dengan material pengikat (semen) paling tidak 390 kg/m3 dan rasio air semen kurang dari 0,45. Admixture tidak boleh dipergunakan tanpa ada persetujuan terlebih dahulu. Admixture yang dimasukkan kedalam shotcrete dengan kecepatan pengadukan yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya. Accelerator (bila digunakan) harus kompatibel dengan semen yang digunakan, tidak korosif terhadap baja,
SU12 - 65
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain dan tidak menimbulkan akibat negatif lainnya seperti retak dan susut yang berlebihan. Kandungan ion klorida yang diperholehkan maksimum 0,10% jika diuji sesuai dengan AASHTO T260-97(2005). Kandungan Udara Kandungan udara diperlukan pada campuran basah. Kandungan udara yang terukur dalam pencampuran harus berada dalam rentang 7 - 10% jika diuji sesuai dengan AASHTO T152-05/ASTM C231. Kandungan udara tidak diperlukan jika digunakan pencampuran kering. Persyaratan Kekuatan dan Durabilitas Kuat tekan campuran shotcrete pada umur 3 hari harus mencapai 14 MPa dan pada umur 28 hari harus mencapai 28 MPa. Kuat tekan rata-rata dari satu set pengujian yang terdiri dari 3 benda uji (core) yang diambil dari panel uji prakonstruksi atau dari dinding shotcrete harus sama atau lebih dari 85% dari kuat tekan yang disyaratkan, dengan setiap henda uji tidak kurang dari 75% dari kuat tekan yang disyaratkan sesuai dengan ACI 506.2. Daya serap (boiled absorption) shotcrete tidak holeh melampaui 8,0% pada umur 7 hari dengan pengujian sesuai dengan ASTM C642 "Standard Test Method for Density, Absorption and Voids in Hardened Concrete". (b)
Pencampuran Shotcrete Agregat dan semen dapat dicampurkan dengan perbandingan berat atau volume seperti yang diuraikan dalam ASTM C94 atau AASHTO M24195(2004)/ASTM C685 "Standard Spesification for concrete Made by Volumetric Batching and Continuous Mixing". Alat pencampuran harus dapat melakukan pencampuran dengan rata dalam jumlah yang cukup untuk menjaga ketersediaan bahan secara terus menerus. Bila digunakan beton ready mix untuk material shotcrete maka harus sesuai dengan ASHTO M157-06/ASTM C94. Beton untuk shotcrete harus dibuat, dikirimkan, dengan ditempatkan dalam waktu 90 menit. Penggunaan admixture dapat memperlama penghamparan beton lebih dari 90 menit, namun penggunaannya harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas. Campuran bahan shotcrete yang dihasilkan dari pabrik dapat disediakan untuk pencampuran di lapangan. Material tersebut harus sesuai dengan bagian dari Spesifikasi ini. Waktu penghamparan shotcrete harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuatnya
S12.22 (4)
Pelaksanaan
SU12 - 66
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain
(a)
Persiapan Permukaan Bersihkan permukaan lereng atau bidang yang akan di shotcrete dari material yang lepas, lumpur, percikan semen, atau material lain yang dapat menyebabkan ikatan shotcrete melemah. Untuk mencegah terkena semprotan maka bagian tepi dan sebelahnya harus dilindungi. Selama penggalian dan pembersihan permukaan, harus dihindarkan terjadinya rontokan, retakan, atau kerusakan tanah. Bersihkan permukaan tanah yang lepas dan rusak sampai kedalaman yang mencukupi untuk menyediakan dasar shotcrete. Bersihkan material yang menyebabkan shotcrete terlepas ketika ditembakkan. Arahkan aliran air bila dijumpai supaya shotcrete tidak rusak akibat aliran tersebut.
(b)
Pembuatan Drainase pada Lereng Memasang dan mengamankan semua komponen drainase yang tertera dalam gambar, atau yang diminta oleh Konsultan Pengawas di lapangan untuk disesuaikan dengan gambar atau yang diminta oleh Konsultan Pengawas di lapangan untuk menyesuaikan kondisi lapangan. Jaringan drainase harus mencakup drain strip yang terbuat dari geotekstil nonwoven, pipa PVC untuk lubang cucuran (weep holes) seperti yang tertera dalam gambar atau atas persetujuan Konsultan Pengawas sesuai dengan kondisi lapangan. Semua komponen tersebut harus terpasang sebelum shotcrete ditempatkan. Jaringan drainase didalam tanah yang ditemukan pada saat penggalian dan tidak tertera dalam gambar harus ditangani dan dialirkan secara tersendiri, tidak digabungkan dengan jaringan drainase yang baru dan dilakukan sebelum penempatan shotcrete. Biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan tersebut diperhitungkan sebagai biaya tambah. Drain strip dipasang di tengah antara dua titik nail seperti yang tertera dalam gambar. Ketebalan drain strip minimum 100 mm dan lebar 300 mm dengan bagian geo-komposit menempel ditanah. Drain strip diletakkan sedemikian rupa dan dijaga agar shotcrete tidak masuk ke dalam drain strip. Drain strip diupayakan menerus, hila sambungan digunakan, maka overlap pada bagian drain strip minimum 30 em supaya aliran air tidak terganggu . Pipa PVC harus sesuai dengan gambar untuk mengalirkan air keluar dari drain strip. Penyambung antara dua drain strip ke pipa dapat digunakan penyambung khusus dari pabrik atau sambungan langsung yang dibungkus agar tidak terjadi instrusi shotcrete. Penyambungan ini akan dilakukan dengan membuat lubang diameter lebih besar dari pipa pada drain strip bagian plastik belakang dan tidak menembus geotekstil. Bungkus ujung pipa dengan geotekstil untuk mencegah migrasi butiran halus ke pipa. Lindungi dan bungkus ujung pipa yang tersambung pada drain strip untuk mencegah shotcrete masuk pada bagian ini. Wheepholeterbuat dari pipa
SU12 - 67
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain PVC harus dipasang sesuai dengan Gambar untuk mengalirkan air keluar dinding. Pada bagian ujung pipa harus ditutup sementara selama penempatan shotcrete supaya tidak tersumbat. (c)
Pemasangan Wire Mesh Wire mesh dengan ukuran 5 mm x 150 mm x 150 mm merupakan tulangan dari shotcrete, dikaitkan dengan paku yang ditancapkan pada bidang miring tanah dengan diberi beton decking dibawah tulangan supaya tulangan tidak menempel pada permukaan tanah. Mutu beton decking minimal sama dengan mutu beton shotcrete. Dengan adanya wire mesh diharapkan bahwa shotcrete lebih kuat sebagai penutup lereng galian, dan mengurangi atau meniadakan kemungkinan terjadinya retakan.
(d)
Permukaan Shotcrete (i)
Pengaturan Ketebalan Shortcrete Untuk shotcrete yang tidak menahan beban atau struktur dengan pembebanan terbatas, baik untuk interior maupun eksterior, ketebalannya 75 mm. Ketebalan shotcrete harus dipastikan agar memenuhi persyaratan minimum seperti dalam Gambar dengan menggunakan alat bantu seperti benang, lidi pengatur ketebalan atau alat bantu lain yang dapat diterima oleh Konsulyan Pengawas. Alat bantu tersebut harus dipasang menonjol tegak lurus terhadap bidang sehingga ketebalan minimum dapat tercapai dan alinyemen terhadap pennukaan shotcrete sesuai dengan Gambar. Jarak maksimum alat bantu adalah sama dengan jarak antara nail. Bila digunakan benang sebagai alat bantu maka harus dipastikan benang terpasang dengan kencang, lurus, dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan dilakukan dilakukan pengencangan kembali. Benang tersebut harus dilepaskan setelah selesai menempatkan shotcrete.
(ii). Penempatan atau Penyemprotan Shotcrete Penempatan shotcrete dilakukan dari bawah ke atas untuk mencegah terjadinya rebound yang berlebihan. Arahkan nosel pada jarak 60 100 em berulang-ulang sehingga tercapai ketebalan rencana dan usahakan agar tegak lurus dengan bidang kerja sehingga rebound diminimalkan dan kepadatan yang diperoleh maksimum. Tulangan harus dipastikan bersih dan shotcrete ditempatkan dibelakang tulangan sehingga dicegah terjadinya rongga atau penumpukkan pasir kosong. Gunakan pipa penyemprot untuk membersihkan rebound dan penempatan shotcrete yang berlebih. Rebound yang telah mengeras dan shotcrete berlebih harus dibersihkan sebelum penempatan shotcrete lanjutan, pembersihan dilakukan dengan menggunakan teknik yang memadai. Bila shotcrete digunakan untuk
SU12 - 68
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain mengisi bagian lubang bor yang berada dekat dengan permukaan, arahkan nosel ke lubang tersebut sampai terisi penuh. Pola yang terlihat jelas secara vertikal maupun horisontal pada bagian perkuatan setelah ditutup penuh oleh shotcrete menunjukkan indikasi penutupan shotcrete yang kurang atau teknik nosel yang buruk. Dalam kasus ini pekerjaan shotcrete harus dihentikan sementara dan Kontraktor harus melakukan pengecekan menyeluruh sebelum pekerjaan dilanjutkan. Prosedur penempatan shotcrete harus dikoreksi dengan menyesuaikan jarak nosel dan arah penembakan, memastikan ketebalan shotcrete yang mencukupi pada bagian tulangan, memastikan kadar air campuran material yang tepat, atau hallainnya. Penyesuaian kadar air pada pencampuran basah memerlukan kualifikasi ulang campuran tersebut. Pipa penyemprot yang digunakan untuk membersihkan rebound harus mendapatkan aliran udara bertekanan yang senantiasa bersih, kering, tidak ada minyak pelumas, sehingga diperoleh kecepatan yang mencukupi serta pengoperasian alat yang terus menerus. Peralatan shotcrete harus mampu menyalurkan material campuran dengan akurat, merata, dan menerus melalui selang penyalur. Kendalikan ketebalan shotcrete yang ditempatkan, teknis nosel, tekanan udara, dan kecepatan penempatan shotcrete untuk mencegah terjadinya shotcrete yang tidak merata, menumpuk, atau basah, yang membuat shotcrete melorot. (v)
Perbaikan Permukaan Perbaikan permukaan shotcrete yang tidak rapih tetapi persyaratan kekuatan dapat dilakukan dengan :
memenuhi
(i)
Menyikat permukaan dengan sikat besi untuk membersihkan dari material yang lepas, rebound, semprotan berlebih atau permukaan yang mengkilat sebelum shotcrete mengeras.
(ii)
Bila shotcrete telah mengeras maka persiapan permukaan harus ditunda paling tidak selama 24 jam, kemudian setelah itu permukaan dipersiapkan dengan sand blast atautembakan air bertekanan untuk membersihkan semua material yang terlepas, rebound, semprotan berlebih yang telah mengeras atau permukaan yang mengkilat, atau material lain yang dapat menyebabkan lemahnya ikatan dengan beton baru.
(vi) Shotcrete yang Cacat
SU12 - 69
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain Konsultan Pengawas dapat memutuskan untuk menerima atau menolak pekerjaan shotcrete. Shotcrete yang tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan dapat ditolak, baik pada saat pelaksanaan, dari hasil tes, atau setelah pekerjaan selesai dilakukan. Cacat pada permukaan shotcrete harus segera diperbaiki segera setelah penempatan shotcrete. Bersihkan semua bagian shotcrete yang mengalami segregasi, keropos (honey-combing), atau kantung pasir kosong. Shotcrete yang telah ditempatkan dan tidak memenuhi persyaratan kuat tekan akan diperbaiki dengan arahan Konsultan Pengawas. Perbaikan yang mungkin dilakukan adalah penempatan shotcrete tambahan, atau pembongkaran dan penempatan ulang dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor. (vii) Sambungan Sambungan shotcrete harus cukup kasar, bersih, dan keras, dengan bentuk miring. Sebelum penempatan shotcrete baru, sambungan tersebut harus dibersihkan dan dibasahi. Bila shotcrete digunakan untuk menutup bagian kosong dari lubang nail bagian atas, maka penyambunganjuga memperhatikan hal-hal diatas. (viii) Perawatan (Curing) Shotcrete yang telah ditempatk.an harus dijaga kelembabannya paling tidak selama 7 hari setelah ditempatkan dengan menggunakan metode yang menjamin permukaan shotcrete dalam keadaan basah. Perawatan dimulai 1 jam setelah shotcrete ditempatkan, namun hila suhu udara lebih dari 27° Celcius maka perawatan harus dimulai segera setelah ditempatkan. Lakukan perawatan sesuai persyaratan sebagai berikut :
S12.22 (5)
(i)
Perawatan dengan air. Pemberian air diatur sedemikian rupa sehingga permukaan shotcrete dalam keadaan basah dan menjaga supaya permukaan tidak terkikis oleh aliran air. Pembasahan yang dilakukan tidak tertatur sehingga shotcrete mengalami kering basah selama masa curing tidak diperbolehkan.
(ii)
Perawatan dengan membran. Curing compound tidak boleh digunakan pada permukaan yang akan menerima shotcrete baru kecuali hila permukaan tersebut dibersihkan dengan menggunakan sand blast. Curing compound membran disemprotkan pada permukaan segera setelah shotcrete mulai mengeras tidak lebih dari 2.5 liter/ m2
Pengendalian Mutu
SU12 - 70
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain Pembuatan panel uji pra konstruksi dan pengambilan core dari dinding yang dibuat, keduanya harus dilakukan. Pelaksanaan panel uji dan pengambilan core harus dilakukan oleh personil yang berpengalaman dan diawasi oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor harus menyediakan peralatan, material dan personel yang diperlukan untuk memperoleh core untuk diuji, kotak panel uji, dan curing yang diperlukan di lapangan. Kuat tekan beton shotcrete umur 28 hari menjadi dasar penerimaan final. Pekerjaan penyediaan material shotcrete dapat dilakukan setelah persetujuan awal terhadap mix design dan nozzlemen diberikan, dan dapat dilanjutkan bila kuat tekan yang disyaratkan telah dicapai. Pekerjaan shotcrete dapat ditangguhkan bila hasil pekerjaan tidak memenuhi kuat tekan yang disyaratkan. Kontraktor harus melakukan prosedur. Seluruh biaya yang diperlukan untuk memperoleh hasil uji tekan yang memenuhi persyaratan ditanggung oleh Kontraktor. Panel Uji Pra Konstruksi. Setiap nozzleman yang tidak memiliki sertifikasi harus melakukan setidaknya dua panel uji pra konstruksi untuk setiap campuran yang akan digunakan dan setiap posisi penembakan yang akan dijumpai dalam pekerjaan ini. Uji panel prakonstruksi harus dibuat sebelum dimulai pekerjaan dengan menggunakan alat, material, proporsi campuran, dan prosedur yang sama seperti yang akan dilakukan dalam pekerjaan. Panel uji prakonstruksi dibuat dengan ukuran minimum 750 x 750 mm2 dan tebal 100 mm. Penembakan dilakukan dengan kemiringan 45° untuk melepaskan rebound. Satu panel uji pra konstruksi sudah termasuk bagian tertutupi tulangan seperti pada Gambar. Uji bor yang diambil dari panel uji harus menunjukkan tulangan tersebut sesuai dengan ACI 506.2 yang setara dengan uji bor Grade 2 atau lebih baik. Panel uji prakonstruksi yang lain harus dibuat tanpa tulangan, kemudian uji bor yang diambil diuji daya serap dan kuat tekannya. Panel Uji Produksi. Pembuatan panel uji setidaknya dilakukan sekali, sebanyak 9 (sembilan) bor berdiameter 75 rnm diambil dari dinding shotcrete setiap luas 500m2 shotcrete uji. Pembuatan panel uji dilakukan bersamaan pekerjaan yang sedang berjalan dengan waktu yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Panel uji produksi yang dibuat memiliki tebal minimum 100 mm dan dimensi 450 x 450 mm2. Pengambilan, Perawatan (Curing) dan Pengujian. Segera setelah penembakan campuran, panel uji harus dijaga kelembabannya dengan cara menutup atau membungkusnya dengan lembaran material yang memenuhi persyaratan dalam ASTM C171 "Standard Spesification for Sheet Materials for Curing Concrete" sampai dibawa ke laboratorium pengujian atau dilakukan pengujian contoh uji. Panel uji tidak boleh direndam dalam air. Panel uji juga tidak boleh terganggu selama 24 jam pertama setelah penembakan campuran. Benda uji harus disediakan sebanyak 3 uji bor dengan diameter 75 mm dari setiap panel uji prakonstruksi dengan tulangan yang terpasang untuk keperluan penentuan grade. Untuk keperluan uji daya serap dan kuat tekan harus disediakan 9 benda uji dengan diameter 75 mm dari panel uji pra konstruksi
SU12 - 71
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain tanpa tulangan. Kontraktor dapat memilih untuk melakukan pengambilan uji bor di lapangan atau membawa ke tempat lain untuk keperluan tersebut. Uji bor tidak boleh diambil pada jarak kurang dari 150 mm dari tepi luar panel uji. Untuk pengetesan kuat tekan, basil bor dipotong pada kedua ujungnya sehingga diperoleh benda uji dengan panjang 75 mm. Hasil bor yang akan diuji daya serapnya tidak boleh dipotong ujungnya. Bila Kontraktor memilih untuk mengambil hasil bor dari panel uji yang diambil dari dinding shotcrete di lapangan, maka lokasi pengambilan akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Setiap benda uji harus diberi tanda dengan baik supaya dapat dibedakan antara benda uji yang diambil dari prakonstruksi atau selama konstruksi. Bila benda uji diambil selama konstruksi maka benda uji harus ditandai terhadap potongan dinding yang diwakili. Segera bungkus hasil bor dengan bahan yang basah atau material Jain yang memenuhi persyaratan ASTM C171 dan kemudian dimasukkan dalam kantong plastik yang tertutup rapat. Dalam waktu 48 jam, hasil bor harus segera diantar ke laboratorium yang ditunjuk. Uji kuat tekan beton dan uji daya serap akan dilakukan oleh Kontraktor dan diawasi oleh Konsultan Pengawas. Selama dipindahkan sampai dilakukan pengujian, benda uji harus ditempatkan dalam ruangan yang lembab. Bila panjang benda uji kurang dari dua kali diameternya, digunakan faktor koreksi dari AASHTO T2407/ASTM C42 untuk memperoleh nilai kuat tekan banda uji. Tiga benda uji diuji kuat tekan pada umur 3 hari, tiga benda uji lain diuji kuat tekan pada umur 28 hari sesuai AASHTO T24-07/ASTM C42. Tiga benda uji lainnya lagi, diuji daya serapnya pada umur 7 hari sesuai ASTM C642. Lubang bekas uji bor pada dinding harus diisi dengan menggunakan mortar yang tidak mengembang setelah lubang dibersihkan. Lubang tersebut tidak boleh diisi dengan menggunakan shotcrete S12.22 (6)
Pengukuran dan Pembayaran (a)
Cara Pengukuran Shotcrete dihitung dari luas permukaan dalam meter persegi terhadap pekerjaan shotcrete sesuai ketebalan yang telah selesai dan diterima. Luas permukaan bersih dihitung terhadap permukaan datar luar seperti yang tercantum dalam Gambar. Pengukuran dan pembayaran tambahan tidak dilakukan terhadap shotcrete tambahan yang dibutuhkan untuk menutup rongga yang terjadi akibat penggalian yang salah, penggalian berlebih atau tidak terencana, atau pengerjaan yang tidak sesuai dengan toleransi yang telah ditetapkan. Pembayaran ini sudah termasuk shotcrete, admixture, tulangan, wire mesh, panel uji, dan pengambilancontoh, pengujian dan pelaporannya sesuai yang disyaratkan dalam Gambar dan Spesifikasi ini. Kuantitas yang diukur adalah kuantitas sesuai Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
(b)
Dasar Pembayaran Kuantitas pekerjaan terukur dengan cara pengukuran seperti di atas akan dibayar sesuai harga kontrak per meter persegi dengan ketebalan yang
SU12 - 72
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 12 – Pekerjaan Lain-Lain diterima. Pembayaran yang dilakukan sudah mencakup penyediaan semua peralatan, material, tenaga kerja, dan kelengkapannya untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar, termasuk pekerjaan lain untuk memperoleh alinyemen dan ketebalan shotcrete sesuai yang direncanakan. Seluruh material drainase termasuk drain strip, pipa untuk weep holes, penangkap air (catch basin), geotekstil, dan seluruh asesori untuk kesempurnaan pekerjaan tidak akan dibayar terpisah. Nomor dan Nama Mata Pembayaran 12.22
Shotcrete
Satuan Pengukuran meter persegi
SU12 - 73
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik
DIVISI 13 PENCAHAYAAN, LAMPU LALULINTAS DAN PEKERJAAN LISTRIK
S13.01
PENCAHAYAAN, LAMPU LALULINTAS DAN PEKERJAAN LISTRIK
S13.01(1) Umum (a)
Pekerjaan ini terdiri atas pengadaan dan pemasangan semua material dan perlengkapan yang perlu untuk menyelesaikan penerangan jalan dan sistem kelistrikan lainnya, semua sesuai dengan Gambar, Spesifikasi ini atau atas petunjuk Konsultan Pengawas. Kecuali disebutkan lain, pekerjaan teknik sipil yang perlu untuk pekerjaan pada Pasal 13.01 harus dilaksanakan dan dibayarkan di bawah Pasal 13.02 dari Spesifikasi ini.
(b)
Lokasi lampu, alat pengendali tiang-tiang dan perlengkapannya seperti terlihat pada Gambar adalah perkiraan dan lokasi yang pasti diberikan di lapangan oleh Konsultan Pengawas.
(c)
Pekerjaan kelistrikan untuk Rambu-rambu Petunjuk harus dilaksanakan sesuai dengan Pasal ini dan Pasal S13.02. Pembayaran di bawah Pasal ini untuk kabel-kabel Rambu Petunjuk berhenti pada papan persimpangan pada lubang dari tiang.
S13.01(2) Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan harus mencangkup pengadaan, pengangkutan ke lapangan, pembangunan, pengetesan dari semua material dan peralatan dalam hubungan dengan Instalasi Kelistrikan sampai seperti ditentukan pada Gambar dan termasuk tetapi tidak dibatasi oleh: (a) (b) (c)
(d)
(e)
Persiapan dan penyerahan Shop Drawing. Penyerahan tabel penyediaan material detail. Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pembongkaran dari bagian dari sistem yang ada dan penggabungan bagian-bagian yang tersisa dari pekerjaan permanen. Pengukuran lapangan terhadap sinar matahari pada bagian tunnel atau underpass untuk membantu Konsultan Pengawas dalam mengkajiulang terhadap detail penerangan sebagaimana terlihat pada Gambar. Semua peralatan listrik yang lain dan pelayanan yang diperlukan untuk menyelesaikan fasilitas operasi sesuai dengan peraturan lokal untuk Instalasi Kelistrikan, termasuk semua perijinan yang diperlukan untuk layak pengoperasian dari Otoritas Kelistrikan setempat.
S13.01(3) Jaminan Kualitas (a)
Untuk pabrikasi aktual, pemasangan dan uji pekerjaan seperti diuraikan pada Pasal ini, Kontraktor harus hanya menggunakan personil yang ahli dan
SU13 - 1
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik berpengalaman yang telah terbiasa dengan persyaratan pekerjaan ini dan rekomendasi pemasangan dari pabrik untuk pekerjaan tertentu. i)
Dalam menerima dan menolak sistem kelistrikan yang dipasang, tidak diijinkan keahlian yang kurang dari pemasang. ii) Pemasang harus mempunyai sertifikat yang berlaku yang memenuhi ketentuan PLN atau peraturan lokal yang ada. (b)
Semua pekerjaan harus sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini, sebagai tambahan juga memenuhi peraturan berikut: i) Persyaratan satuan lokal eksploitasi PLN dan badan pemerintah lokal. ii) PUIL, SPLN atau standar lokal yang ada.
S13.01(4) Gambar-gambar dan Dokumen (a)
Kontraktor harus merujuk pada semua Gambar yang berhubungan untuk meyakinkan dirinya, lokasi dan rute dari semua pelayanan pelengkap untuk memelihara jarak yang cukup antara pelayanan kelistrikan dan lainnya. Gambar yang disediakan harus menunjukkan pengaturan yang umum dari pekerjaan. Sebab itu Kontraktor dituntut untuk menyediakan gambar kerja yang menunjukkan rute kabel yang pasti dan saluran bawah dan di atas tanah, jalur yang pasti dari semua saluran dan trunking, lokasi manhole, box sambungan dan tarikan, jumlah dan ukuran kawat pada setiap saluran atau trunking, pengaturan hubungan akhir dari panel penerangan jalan, detail saluran dan metoda pemasangan panel penerangan jalan untuk disetujui Konsultan Pengawas sebelum memulai tiap bagian pekerjaan. Semua Gambar Kerja harus diserahkan dalam jumlah rangkap dan dalam perioda yang ditentukan di bawah ini : i)
Detail saluran dan metoda pemasangan panel penerangan jalan dan kabel masuk ke bangunan : Gambar Kerja harus diserahkan dalam waktu 2 (dua) bulan sejak penyerahan lapangan kepada Kontraktor. ii) Semua gambar kerja yang lain harus diserahkan dalam periode satu bulan sejak hari persetujuan panel penerangan jalan oleh Konsultan Pengawas. iii) Walaupun demikian Kontraktor diwajibkan memasang saluran listrik sebelum periode ini. Kontraktor juga harus menyerahkan Gambar Kerja yang berhubungan sekurang-kurangnya empat bulan sebelum usulan hari memulai pekerjaan. iv) Kontraktor harus menyerahkan program yang menyatakan tanggal yang mana pekerjaan dari bagian yang berbeda harus terjadi, bersama-sama dengan pemasukkan Gambar Kerja. (b)
Setelah selesai uji, Kontraktor harus membuat Gambar “As-built” dari rencana dan diagram sirkuit, yang menyatakan secara jelas tiap modifikasi yang telah dibuat dari Gambar.
(c)
Setelah selesai pekerjaan dan sebagai prasyarat diterima, Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas tiga fotokopi Manual untuk
SU13 - 2
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik Pemeliharaan dan Operasi semua instalasi kelistrikan dan daftar suku cadang untuk keperluan permintaan suku cadang. S13.01(5) Standar dan Peraturan (a)
(b)
Pekerjaan yang tercakup oleh kontrak ini harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan Otoritas Listrik dan dengan standar yang terpakai dan peraturan dari hal berikut : JIS JEC IEE ASA ASTM CIE
: : : : : :
DIN IEA IEC NEC NECA
: : : : :
NEMA UL PLN PUIL SNI
: : : : :
Japanese Industrial Standard Japanese Electrical Committee Institute of Electrical Engineers American Standards Association American Society for Testing Materials Commission Internationale de l’Elclairege (International Commission of Illumination) German IndustryStandard (Deutsche Industrie Normal) International Electrical Association International Electrotechnical Commission National Electrical Code (USA) National Electrical Contractors "Standard of Installation" (U.S.A) National Electrical Manufacturers Association (U.S.A) Underwriters Laboratories, Inc. Perusahaan Listrik Negara Peraturan Umum Instalasi Listrik Standar Nasional Indonesia
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus berhati-hati meneliti pekerjaannya dari semua Peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Kelistrikan lokal dan memilih material dan metoda yang sesuai dengan peraturan ini.
S13.01(6) Satuan Pencahayaan A.
Untuk non LED
(a)
Umum Satuan pencahayaan seperti terlihat pada Gambar harus terdiri dari lentera, lampu, ballast dan perlengkapan pemasangan. Kontraktor harus menyerahkan untuk disetujui diagram panel penerangan jalan untuk tiap lentera yang harus dipasang. Selanjutnya, harus diserahkan perhitungan yang menunjukkan percahayaan horisontal dalam lux pada ketinggian jalan, dan distribusi pencahayaan dalam candela per meter persegi untuk 2 meter pada arah badan jalan dan tiap 1,2 meter melintang badan jalan.
(b)
Satuan Pencahayaan Jalan (Tiang Terpasang) Lampu untuk sistem penerangan jalan tol dapat berupa tipe 250 watt Highpressure sodium dan untuk jalan arteri harus tipe 250 watt High-pressure
SU13 - 3
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik sodium. Semua lentera harus dari tipe seperti terlihat pada Gambar atau ekivalen seperti disetujui Konsultan Pengawas. PJU tidak dihubungkan dengan genset. (c)
Satuan Pencahayaan di Dalam Tunnel/Terowongan Lampu untuk ceiling/ dibawah Jembatan atau di dalam Terowongan (tunnel) atau Underpass harus lampu tipe 150 watt high -pressure sodium Daerah dari satuan pencahayaan tunnel seperti terlihat pada Gambar didasarkan pada penerangan ambient perkiraan dari cahaya alami pada tempat masuk tunnel. Setelah selesai tunnel atau underpass dan sebagian pekerjaan perkerasan di dalamnya, Kontraktor harus melaksanakan pengukuran lapangan untuk memeriksa penerangan ambient yang ada. Berdasarkan hasil ini, Konsultan Pengawas dapat merevisi denah satuan penerangan seperti terlihat pada Gambar. Rumah lampu harus tipe yang dapat dipasang pada permukaannya, dengan distribusi cahaya simetris dan tipe seperti terlihat pada Gambar atau ekivalen seperti disetujui oleh Konsultan Pengawas.
(d)
Satuan Penerangan Tiang Tinggi Rumah lampu harus tipe flood light dan terpasang pada tiang tinggi membawa lampu sodium/merkuri bertekanan tinggi 600 atau 1000 watt atau sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar. Rumah lampu terdiri atas tiga bagian utama meliputi tempat alumunium bertekanan rendah, kaca depan yang kuat yang terpasang pada tempatnya dengan dua sendi dan empat penjepit stainless steel, dan pemegang siku-siku digalvanisasi. Rumah lampu harus terpasang dengan sistem optis yang asimetri denganperencanaan khusus, terbuat dari alumunium kemurnian tinggi yang telah dipoles dan di-anoda. Rumah lampu harus dari tipe bebas debu dan percikan terpasang antara rumah dan kaca penutup depan. Semua bagian metal yang terbuka harus terbuat dari material tidak korosif. Dalam posisi pemasangan dasar dengan penutup depan kaca dan dalam posisi horisontal absolut sinar cahaya harus menjaga cahaya distribusi di bawah bidang horisontal, asalkan distribusi cahaya potongan dengan batas bayangan sesuai dengan persyaratan CIE (CIE = Commission International de l’Eclairage).
(e)
Satuan Pencahayaan Tol Plasa (Pole mounted) Rumah lampu harus tipe tipe horizontal burning dengan distribusi semi-cutoff dan harus sesuai jenis yang ditunjukkan dalam Gambar atau setara dan disetujui Konsultan Pengawas. Lampu harus tipe merkuri bertekanan tinggi
(g)
Ballast untuk Lampu Sodium Bertekanan Tinggi Ballast untuk lampu sodium bertekanan tinggi harus ditentukan agar dengan benar mengoperasikan pada daya yang ditentukan dalam Gambar.Semua ballast harus tahan tetesan, dibungkus, diisi polyester dan dilengkapi blok SU13 - 4
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik terminal untuk hubungan listrik. Petunjuk untuk hubungan listrik harus tertulis jelas pada kaleng ballast. Faktor daya dari kombinasi lampu harus mempunyai nilai lebih besar dari 0,85 dan harus dicapai dengan menghubungkan kapasitor paralel dengan kapasitas yang cukup untuk semua. Kapasitor yang digunakan harus cocok untuk beroperasi pada tegangan normal sekurang-kurangnya 220 volt 50 Hz. (h)
Ballast untuk Lampu Merkuri Bertekanan Tinggi Ballast untuk lampu merkuri bertekanan tinggi harus ditentukan agar dengan benar mengoperasikan pada daya yang ditentukan dalam Gambar.Semua ballast harus tahan tetesan, dikemas secara ortosikilk agar tahan sobek, unit kehilangan daya rendah dan kontruksi mekanikal-elektrikal dibuat kasar.Ballast harus dilengkapi blok terminal untuk hubungan listrik. Petunjuk untuk hubungan listrik harus memunyai plat nama permanen yang dilekatkan pada bungkus semua data elektrik
(i)
Rumah Lampu Penerangan Jalan Umum i)
Umum 1. Luminer adalah suatu alat yang mendistribusikan, menyaring atau mengubah cahaya yang ditransmisikan dari lampu, terdiri dari seluruh bagian yang dibutuhkan untuk menyangga, memasang dan melindungi lampu, termasuk rangkaian listrik yang ada di dalamnya untuk disambungkan ke satu daya. 2. Luminer dan komponen di dalamnya dibuat dari material tahan karat dan getaran dan dibuat dari bahan high pressure die cast aluminium, dan harus dibuktikan dengan brosur atau katalog dari pabrik.
ii) Klasifikasi Klasifikasi luminer harus memenuhi kriteria untuk perlindungan terhadap debu, benda padat, kelembaban dan air pada luminer (IP) dan nilai koefisien utilisasi minimal 60 %. 1. Ruang lampu / optik minimum : IP 65 2. Ruang kontrol gear minimum : IP 43 iii) Ruang lampu dan cover 1. Pada ruang lampu terdapat bola lampu, fitting, reflector dan penutup yang dilengkapi gasket dari bahan silicon yang tahan iklim tropis dan terpasang kencang pada posisinya. 2. Klem pengunci cover lampu harus dapat dibuka dengan mudah tanpa menggunakan alat. 3. Cover lampu terbuat dari bahan borosilicatea atau tempered glass. 4. Penutup ruang komponen listrik terbuat dari bahan high pressure die cast aluminium. iv) Reflektor optik
SU13 - 5
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik 1. Reflektor terbuat dari anodized aluminium atau allglass dengan kemurnian yang tinggi dan dapat memberikan efek pantulan cahaya, sehingga menghasilkan efisiensi cahaya luminer minimum 60 %. 2. Pada ruang optik harus ada sirkulasi udara dan reflektor harus memenuhi ruangan lampu (full reflector) B. Untuk LED (light-emitting diode) (a)
Standar LED Standar yang digunakan untuk Lampu jenis LED adalah sebagai berikut: EN61347-1 : Persyaratan umum dan keselamatan. EN62384 : Suplai DC atau AC electronic control gear modul LED EN61347-2-13 : Persyaratan suplai DC/AC electronic control gear modul LED Standar tes LED IEC 60598-2-3 : Certification Body Test (CB Test) IEC 3130125 : Uji Medan Elektromagnetik (EMC Test)
(b)
Sertifikasi Sebelum diajukan kepada Konsultan Pengawas, Kontraktor terlabuh dahulu harus menunjukkan sertifikat berikut ini:
Sertifikat LM80 (uji penurunan lumen) dari LED yang digunakan Sertifikat uji tipe IEC 60598 (test rangkaian listrik) Sertifikat uji getaran (Tes Vibrasi) Sertifikat uji medan elektromagnetik (EMC Test) Sertifikat uji garam (Salt spray test) Sertifikat ISO dari Pabrikan. Sertifikasi Laboratorium Pengujian.
(c)
Rumah Lampu Rumah lampu harus terbuat dari material full die cast Alumunium. Untuk kekuatan pelepasan panas yang optimal dan kemudahan pengoperasian, driver dan modul LED harus berada di dalam rumah lampu yang sama (complete set) Kaca penutup ruang modul LED harus terbuat dari kaca tempered dari bahan silikon yang menjamin indeks proteksi minimal IP66.
(d)
Optik Persayaratan optik berikut ini harus dipenuhi: Luminer untuk LED 120 watt harus memiliki output fluks cahaya minimal (13000 Lumen +/- 5%) dengan konsumsi daya maksimal (120 Watt+/- 5%), dan luminer LED 80 watt harus memiliki output fluks cahaya minimal (Lumen 8000 +/- 5%) dengan konsumsi daya maksimal (80 Watt +/- 5%).
SU13 - 6
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik Untuk efisiensi terbaik penyebaran cahaya LED lensa yang digunakan harus memiliki teknologi multi layer agar distribusi cahaya masih tetap dapat dipertahankan apabila terjadi kegagalan pada salah satu chip LED pada modul. Lensa dan papan modul LED harus memiliki karakteristik berikut: proteksi ultraviolet agar lensa tidak berubah warna dan papan modul LED berwarna putih cerah untuk mendapatkan reflektansi yang tinggi. (e)
Indeks proteksi dan indeks ketahanan benturan Untuk menjamin ketahanan dan performa, maka persyaratan berikut harus dipenuhi: Untuk penerangan Jalan umum: Luminer harus memiliki indeks proteksi minimal IP66 dan Indeks Ketahanan Benturan IK08 Untuk Penerangan Bawah Jembatan atau dalam terowongan: Luminer harus mempunyai Indeks Proteksi Mminum IP 65 dan Indeks Ketahanan Benturan IK07. Pemasangan gasket silikon harus tanpa menggunakan bahan kimia perekat.
(f)
Teknologi pelepasan panas Untuk memastikan kesempurnaan pelepasan panas dan menjaga daya tahan sistem luminer yang optimal, maka persyaratan berikut harus dipenuhi : Rumah lampu harus memiliki desain khusus yang memungkinkan pertemuan sempurna antara bagian belakang papan modul LED dengan permukaan dalam rumah lampu. Papan modul LED terpasang di dalam rumah lampu dengan menggunakan material dengan konduktansi tinggi dan tidak dijinkan penggunaan lem silikon sebagai perekat papan modul LED
(g)
Driver LED Persayaratan driver LED berikut ini harus dipenuhi Driver LED yang digunakan dalam luminer harus memiliki tegangan kerja pada 220V- 240VAC, 50Hz dengan efisiensi minimal 0.9. Driver LED harus memiliki fitur dimming untuk penghematan energi, dimana sistem dimming tersebut dapat juga digunakan dengan sistem 110V DC. Driver LED juga harus memiliki fitur untuk diprogram menjadi dimming bertahap.
(h)
Chip Modul LED Untuk menjamin kualitas dan performa LED, Luminer yang diajukan Kontraktor harus memiliki chip LED dari pabrikan-pabrikan yang memenuhi standar dan sertifikasi seperti tersebut diatas.
(i)
Renderasi Warna (Ra), Temperatur Warna, Efisiensi dan Lumen efikasi LED pada luminer harus mem iliki Indeks Renderasi Warna (Ra) minimal CRI ( 70+/-10%) Temperatur warna 4000K-6500K
SU13 - 7
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik Efisiensi lampu LED ≥ 95% dengan Power Faktor (PF) : 0,9501 Lumen Efikasi lampu LED ≥ 100 Lumen / Watt (j)
Proteksi terhadap tegangan lebih Luminer harus memiliki sistem proteksi yang mampu melindungi seluruh komponen elektrikal dari tegangan lebih, seperti sambaran petir. Sistem perlindungan pada luminer ini minimum terdiri dari 2 tahapan proteksi, yaitu Tahap 1 untuk proteksi LED Driver. Tahap 2 untuk proteksi modul LED. Nilai proteksi minimal 10kV.
(k)
Pemasangan Pemasangan luminer berikut ini harus dipenuhi: Luminer harus dapat mengakomodasi pemasangan horisontal pada stang ornament (48 – 60) mm. Luminer yang akan dipasang harus dilengkapi Certificate of Origin (Jaminan keaslian produk ) dari pabrik pembuatnya.
(l)
Upgrade / penggantian modul Luminer yang digunakan harus memiliki desain dan sistem yang memungkinkan upgrade/penggantian modul LED tanpa harus mengganti luminer.
(m) Perawatan Ruang modul LED dan komponen harus dapat dijangkau dengan membuka kaca luminer tanpa alat bantu. (n)
Masa Garansi Keseluruhan sistem luminer harus memiliki umur pakai minimal 50,000 jam pada temperature lingkungan 35o C dengan masa garansi 3 tahun yang dikeluarkan resmi oleh pabrikan.
(o)
Satuan Pencahayaan Satuan Pencahayaan Jalan dan Terowongan masing-masing adalah 120 watt dan 70 watt.
(p)
Kuat Pencahayaan Kuat Pencahayaan (Illuminasi) sesuai dengan SNI 7391: 2008: E rata-rata = 15 – 20 lux, Kemerataan (uniformity) = 0,14 – 0,20
S13.01(7) Panel Pencahayaan (a)
Umum Panel pencahayaan harus termasuk sumber tenaga terpasang pada sirkuit dari pencahayaan jalan dan tunnel, rambu-rambu lalulintas dan rambu-rambu petunjuk.Panel harus seperti terlihat pada Gambar atau ekivalen seperti disetujui oleh Konsultan Pengawas.
SU13 - 8
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik Panel harus berventilasi dan harus struktur freestanding pada pondasi beton minimum 40 cm di atas permukaan tanah. Atap rumah panel harus puncak rangkap dan puncak harus pada pusat dari panel. Panel dan jendela harus dibuat dari lempeng baja dilapisi penuh dan tidak kurang dari 3,2 mm dalam tebal dan dengan rangka baja yang perlu. Penjelasan untuk sambungan luar harus dihaluskan. Panel harus mempunyai dasar perencanaan yang harus mengijinkan penjelasan titik pada kanal dan harus dipasang pada pondasi beton seperti terlihat pada Gambar. Panel harus telah dipasang lengkap dan dikabeli/diwiring di pabrik. Kawat utama dan kecil harus dapat mudah masuk untuk pemeliharaan dan pengawasan, dan kawat kecil harus diisolasi efektif dari kawat utama. Diagram kawat, terpasang pada pelat aluminium, harus terpasang permanen pada jendela bagian dalam panel. Tiap panel harus mempunyai satu atau lebih pelat nama untuk identifikasi. Pelat nama harus terbuat dari plastik laminasi dengan karakter putih pada lapisan hitam bila dipotong atau dipasang. Panel Type-SS harus dibuat untuk LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel). Pada Jenis panel MB1 dan MB2 harus dibuat untuk pencahayaan Panel. Dimensi dan isi panel seperti yang ditunjukkan pada gambar. Rumah panel harus dipasang dengan kunci utama PLN. (b)
Komponen Panel Pencahayaan Semua panel pencahayaan harus seperti terlihat pada Gambar. Komponenkomponennya harus direncanakan untuk 3 phase, 4 kawat, beroperasi pada tegangan 380/220 volts, 50 Hz. Semua komponen harus sesuai dengan hal-hal berikut : i)
Pemutus Sirkuit Pemutus sirkuit harus terbentuk dari kotak padat, tipe pemutus udara, beroperasi pada 600 volt AC. Pemutus sirkuit harus mempunyai 3 kutub kecuali disebutkan lain. Pemutus sirkuit harus menyediakan waktu balik untuk overload dan aksi segera dan overload sepuluh kali arus normal. Pemutus sirkuit berkapasitas pemutus 16.000 ampere didasarkan JIS C8370 putaran pegas standar, kecuali pemutus lebih besar dari 225 ampere mempunyai kapasitas pemutus 25.000 ampere atau seperti disetujui Konsultan Pengawas. Pemutus untuk arus utama harus dilengkapi dengan kontak tambahan yang harus berdekatan bilamana pemutus ditutup dan 380 volt shunt trip coil. Mereka harus diwiring untuk mencegah pemutus tertutup sedangkan yang lain tertutup.
SU13 - 9
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik ii) Kontrol Peralatan Sirkuit pencahayaan berganda harus dikendalikan oleh kombinasi tombol waktu dan relay kendali jarak jauh (remote control) yang harus dipasang di panel lampu jalan tipe A, B, C dan D. iii) Tombol Waktu / Sensor Cahaya Penyalaan/pemadaman penerangan jalan mempunyai dua elemen kontrol, yang satu untuk “on” bila terjadi kegelapan/malam dan “off” bila terang/pagi serta pengurangan arus listrik untuk penghematan energy pada tengah malam, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar. Tombol waktu harus beroperasi pada 220 volt. Pemasangan timer untuk pencahayaan dasar adalah 100% nyala pada jam 18.00 dan jam 06.00, sedang untuk pengaturan nyala lampu dengan pencahayaan kurang dari 100 % digunakan sistem dimming ballast electromagnet / inductive ballast yang mampu mengurangi penggunaan arus dan konsumsi listrik minimal 30 % yang dipasang pada rumah lampu, dan pengaturan penyalaan pencahayaan lampu adalah sebagai berikut: (a) Lampu nyala 100 %, pukul : 18.00 – 22.00, dengan timer switch (b) Lampu nyala 100% (hemat 30 %), pukul : 22.00 – 06.00, dengan sistem dimming ballast (c) Lampu nyala 50 % (hemat 80 %), pukul : 02.00 – 06.00, dengan kombinasi sistem dimming ballast dan timer switch. iv) Kontrol Peralatan untuk Pencahayaan Terowongan Peralatan kontrol tambahan untuk panel penerangan terowongan terdiri auto controller(kontrol otomatis) dan sensor foto. Yang pertama adalah harus terpasang ke panel penerangan terowongan dan yang terakhir akan dipasang di pintu masuk terowongan. Kontrol otomatis harus menjadi panel jenis mounted dilengkapi dengan membuat- saklar waktu, lampu petunjuk, tombol power dan tombol perpindahan untuk merubah kontrol otomatis atau manual. Kebutuhan sumber daya harus AC 1 phase 220 V + 10% 50 Hz dan maksimal 40 VA. Waktu pengaturan untuk dasar penerangan harus 100% dinyalakan antara jam 6:00 sampai dengan jam 24:00 dan 50% dinyalakan antara jam 24:00 sampai dengan jam 06:00. Saklar waktu harus memiliki perangkat darurat mengemudi selama 48 jam atau lebih ketika sumber daya yang masuk gagal. S13.01(8) Tiang-tiang (a)
Tiang Pencahayaan Tiang pencahayaan harus baja galvanisasi, sesuai dengan detail yang terlihat pada Gambar, seperti digambarkan di sini sesuai dengan persyaratan pasal 12.18 dari Spesifikasi ini.
SU13 - 10
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik Tinggi tiang pencahayaan tipe A1 lengan tunggal harus 13 meter dan tinggi tipe B1 –lengan ganda harus 12 m dan diletakkan pada barrier median. Kontraktor dapat mengajukan penggunaan tiang pencahayaan spun prestressed concrete sebagai alternatif untuk tiang baja galvanis. Gambar konstruksi tiang pencahayaan ini harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas termasuk metode penanganan dan transportasi, ereksi dan rincian bagaimana tiang ditanamcdii dalam tanah. Semua pasal-pasal yang relevan untuk tiang baja berlaku untuk tiang spun prestressed concrete poles. Semua material harus warna alami dan harus tidak dicat atau dilapisi material lain. Semua tiang harus baja galvanisasi dan semua perlengkapannya adalah baja galvanisasi.Goresan, tanda-tanda dan kerusakan lain pada tiang dan fitting harus ditolak. Setiap tanda atau noda yang dihasilkan dari material pembungkus harus dibuang. Semua tiang dan lengan-lengan harus dibungkus spiral satu persatu, sebagai tambahan harus dipak untuk pengiriman dalam grup dengan kayu di antara tiang dan lengkap sekitar tiap grup pada minimum 4 lokasi dan dipegang dengan tali pengikat logam yang sesuai. Lengan-lengan harus dibungkus, dipak dan dikirim ke lapangan dengan minimum pembebanan kembali di antara titiktitik asal dan tujuan. Pengepakan yang tidak sesuai dengan persyaratan ini harus ditolak untuk tiang dan lengannya. Semua pembebanan dan penurunan beban dari tiang-tiang dan lengan-lengan harus di bawah pengawasan pabrik dan/atau Kontraktor. Semua perlengkapan tiang tambahan diperlukan untuk menyelesaikan proyek harus material standar dibuat untuk pelaksanaan pekerjaan tiang. Semua bagian metal harus digalvanisasi. Semua tiang harus tipe angkur dan harus mempunyai dasar angkur terpasang pada batang dan terikat pada dua las melingkar. Lubang tangan dan pelat penutup untuk hubungan terminal harus 2,0 m di atas permukaan tanah. Pelat-pelat identifikasi harus terpasang pada tiap tiangtiang pencahayaan. (b)
Tiang Pencahayaan untuk Lampu Sorot Semua peryaratan tiang pencahayaan lampu sorot sama dengan persyaratan untuk tiang pencahayaan untuk PJU di atas.
(c)
Tiang Pencahayaan untuk Tiang Menara (High Masts) 1) Tiang menara harus terbuat dari baja yang dipasang dalam bentuk kerucut, dan dilas dalam satu lapisan longitudinal. Bagian-bagiannya harus disambung secara teleskopis atau dengan baut. Bila menggunakan baut, plat penyambungnya (flanges) tidak boleh merusak estetika garisgaris tiang dan sebaiknya diletakkan di bagian dalam. Semua bagian yang berupa baja dari tiang menara ini harus digalvanisasi (hotdip galvanized) seluruh permukaannya sesuai dengan ketentuan Bab 11 pasal S11 dari Spesifikasi Standar ini. Setelah tiang menara dipasang, semua baut yang tampak dan mur pengencangannya pada pondasi harus diberi lapisan cat
SU13 - 11
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik bitumen. Kerusakan dan cacat akibat pengangkutan dan pemasangan harus dibersihkan dan diperbaiki. 2) Tiang menara harus dipasang dengan baut ke pondasi beton bertulang dengan baut baja dan mur baja dengan diameter dan jumlah yang memadai. Fondasi harus terbuat dari beton dan tulengan baja sebagaimana persyaratan dalam Bab 10 Pekerjaan Struktur. Kontraktor harus menyerahkan Gambar Konstruksi mengenai pondasi dan perhitungannya menunjukkan bahwa fondasi dan baut angker tidak akan bergerak, untuk disetujui Konsultan Pengawas. Baut angker harus memenuhi ketentuan JIS B 1180 dan B 1181 atau yang setara, dan masing-masing harus dilengkapi dengan dua mur dan dua ring. Baut angker, mur dan ring harus digalvanisasi sesuai dengan ketentuan Pasal 12.18 Spesifikasi ini. 3) Tiang menara harus mempunyai lubang masuk yang dapat dikunci. 4) Aksesoris lampu seperti sekering, ballast, ignitors dan kapasitor harus dipasang pada bingkai yang sesuai dan dipasang di dalam tiang di permukaan tanah. Ketentuan harus dibuat bahwa tidak ada air, baik dari kondensasi atauair hujan yang masuk, yang akan menetes pada aksesoris lampu. Penambahan kabel dari aksesori untuk lampu harus disatukan dan diletakkan di tiang. Dekat bingkai aksesori di dalam tiang terminal tanah minimal diameter M10 harus disediakan, langsung dilas ke tiang. Di bagian atas tiang bingkai kepala harus disediakan sesuai dengan menerima perlengkapan penerangan dalam jumlah dan arah seperti yang ditunjukkan pada gambar. 5) Tiang menara harus mempunyai garis-garis bentuk yang serasi. Kontraktor harus menyerahkan informasi lengkap, untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, mengenai bentuk dan detail ukuran tiang menara. 6) Sebelum tiang menara dibuat, Kontraktor harus meminta persetujuan Konsultan Pengawas atas Gambar detail konstruksi tiang menara. Perhitungan harus mencakup struktur selengkapnya, termasuk head frames dan rumah lampu, dan harus memenuhi syarat berikut : i) Tidak ada bagian atau komponen yang mendapat tekanan melewati batas yang diijinkan; ii) Defleksi akibat gaya dinamik tidak boleh melebihi batas yang diijinkan; dan iii) Perhitungan harus memenuhi ketentuan JIL -1001- 1962. JIL: (Asosiasi Industri Perlengkapan dan Peralatan Penerangan Jepang) (d)
Pondasi Beton untuk pondasi tiang pencahayaan dan pedestal adalah beton Kelas C seperti terlihat pada Gambar. Semua detail beton dan penulangan pondasi harus sesuai dengan persyaratan Bab 10 atau bab yang berkaitan. SU13 - 12
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik Untuk tiang menara (High Mast), Kontraktor harus menyerahkan Gambar pondasi dan perhitungannya, untuk disetujui Konsultan Pengawas. Baut angker harus memenuhi ketentuan JIS B 1180 dan B 1181 atau yang setara, dan masing-masing harus dilengkapi dengan dua mur dan dua ring. Baut angker, mur dan ring harus digalvanisasi sesuai dengan ketentuan bab 11 pasal S11.01 dari Spesifikasi ini. (e) Mobile Equipment untuk Lampu High Mast (i) (ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
peralatan mobile terdiri dari bingkai kepala perakitan, kereta lampu sorot mobile, perangkat mengangkat, dan peralatan listrik. Setiap tiang akan diberikan dengan mekanisme yang akan memiliki tiga kunci di bagian atas struktur mampu mendukung suspensi lampu sorot mobile, dll, ketika kabel menaikkan adalah kendur. Rakitan bingkai kepala akan dipasang di bagian atas tiang, dan satu kereta untuk mendukung maksimal enam lampu sorot harus disediakan. Setiap struktur tiang harus lengkap dengan tiga kabel mengangkat, enam konduktor minimal 10 mm2 kabel listrik, sirkuit kotak pemutus dan mengibarkan dengan drive yang umum dilepas. Kabel listrik harus terputus dari kotak pemutus dan terpasang pada kabel menurunkan ketika lampu sorot diturunkan. Kabel listrik harus dibagi dalam kereta banjir cahaya dengan 5 ampere in-line sekering dipasang di setiap jalur suplai ballast lampu sorot. Bingkai perakitan kepala harus ditutup dengan penutup dilepas dan cincin kereta harus disertakan dalam semi-lingkaran untuk memudahkan pengiriman, pemasangan atau turun dari setelah Tinggi Mast tiang telah didirikan. Cincin harus disertakan dengan sarana penunjang enam lampu sorot sama spasi sekitar ring, dan konektor untuk mencocokkan soket enam tiang di dasar harus dipasang di pengumpan daya utama untuk tujuan pengujian saat cincin berada dalam posisi yang lebih rendah. Panduan harus disediakan pada lengan bingkai kepala, untuk memastikan keselarasan yang benar dari kereta ke mekanisme penguncian dalam posisi terangkat. Rol harus disediakan di bagian dalam kereta untuk membantu dalam keselarasan akhir kereta dalam operasi pemeliharaan. Kereta harus dilengkapi dengan menunjukkan bendera untuk mengkonfirmasi bahwa kereta adalah dalam posisi terkunci sepenuhnya. Flag ini akan terlihat jelas dari permukaan tanah. Mekanisme penguncian harus ditempatkan pada maksimum 120 derajat satu sama lain pada frame kepala perakitan dan akan dapat mendukung kereta, lentera dan pemberat dalam posisi terkunci sepenuhnya. Kabel mengangkat tidak akan berada di bawah ketegangan saat kereta berada dalam posisi yang mengangkat dan terkunci. Sebuah winch harus disediakan di dasar masing-masing poros tiang, untuk menaikkan dan menurunkan kereta melalui kabel mengangkat baja fleksibel. Winch harus dari worm dan gigi jenis, memiliki rasio gigi yang akan memungkinkan memudahkan menaikkan dan menurunkan dan mencegah jatuh bebas dari kereta dalam hal rilis disengaja pegangan
SU13 - 13
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik
(vii)
(viii)
winch. Sebuah pegangan winch harus disediakan untuk operasi tangan winch dalam keadaan darurat. Sebuah penutup pintu berengsel harus disediakan atas pembukaan akses di poros tiang. Pembukaan harus dari ukuran yang cukup untuk memungkinkan penghapusan dari poros dari peralatan yang dipasang di dalamnya, untuk penggantian atau perawatan. Pintu harus dilengkapi dengan fasilitas untuk padlocking. Akses pembukaan harus sesuai diperkuat untuk memastikan bahwa tidak ada melemahnya struktur di daerah ini, juga harus dipastikan bahwa memperkuat adalah sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu operasi atau akses ke peralatan yang dibutuhkan di dalamnya. Selain kerekan (hoist) kabel, tiang-tiang harus dilengkapi dengan pentanahan “stud dan nuts”, dan sebuah kotak baja yang dicat epoksi berkode mengukur terdiri dari: 1) Satu tiang tiga kutub, 20 ampere dibentuk dengan wadah pemutus (penginterupsi kapasitas 30.000 ampere pada 460 volt) untuk luas daerah luminer pencahayaan. 2) Satu tiang tunggal, 15 ampere seperti di atas untuk luminer lampu keamanan. 3) Satu tiang tunggal, 15 ampere pemutus sirkuit, seperti di atas, untuk alat penurunperangkatoutlet. 4) Satu enam tiang kutub yang cocok dan soket untuk menggantung kabel enam konduktor. 5) Satu keeping penghubung netral yang mana sirkuit netral dari panel penerangan jalan yang ditunjukkan pada gambar dan tiang socket outlet harus terhubung. Satu 265-volt, fase tunggal soket yang kompatibel dengan menurunkan konektor perangkat drive yang akan terhubung ke pemutus sirkuit (c) di atas. Perangkat yang dapat bergerak naik dan turun yang digerakan dengan motor harus (hanya dipasok satu) harus termasuk sebuah kopling bertorsi dengan batang penghubung untuk penggerak perangkat penurun. Dudukan dan penguat untuk motor penggerak harus disediakan. Sebuah kotak pengendali dan penghubung kedap air harus disertakan dengan motor penggerak yang berisi: -
Satu starter motor bolak - balik dengan kabel dan steker untuk mencocokkan stopkontak di kotak pemutus sirkuit, ditambah panjang enam meter kabel kontrol lengkap dengan tempat tombol tekan bolak-balik kedap air. Selanjutnya akan membolehkan operator untuk berdiri diluar dari zona yang mungkin berbahaya selama menaikkan dan menurunkan ring dudukan luminer.
-
Sebelum menempatkan pesanan untuk motor, Kontraktor harus menyerahkan karakteristik motor yang akan digunakan untuk Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
SU13 - 14
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik
S13.01(9) Kabel, Grounding, Sambungan dan Pipa Saluran Kabel (Conduit) (a)
Kawat untuk Pencahayaan Semua kabel yang harus digunakan untuk penerangan jalan harus dari tipe dan ukuran yang terlihat pada Gambar. Kabel harus ditarik dalam tiang melalui pipa-pipa yang dipersiapkan dalam pondasi dari tiang dan harus dihubungkan pada kotak terminal yang terpasang pada tiang. Semua tiang harus termasuk pemutus sirkuit miniatur yang disetujui bekerja pada IP 10 ampere, terpasang pada dasar dari tiap tiang dan dapat masuk melalui lubang tangan dari tiang. Sekering harus melindungi kedua kabel tiang dan ballast kontrol elektrik. Kabel terpasang pada tiang harus mempunyai dua konduktor dari 2,5 mm seperti ditentukan pada “Kabel dan Kawat” di sini. Kabel harus terpasang pada lentera sehingga terminal lentera harus bebas dalam membawa beratnya.
(b)
Kabel dan Kawat Semua kabel harus sesuai untuk beroperasi pada voltage yang ditentukan dalam saluran terbuka atau terbungkus, di bawah kondisi temperatur kerja konduktur maksimum yang mana arus harus kurang dari 70o Celcius. Warna kabel harus memenuhi peraturan standar warna Indonesia. Kabel harus diangkut ke lapangan dengan drum kayu yang tidak dikembalikan lagi, tiap bagian dengan 1 label yang terpasang menyatakan berat kotor, nomor seri, panjang kabel dan diskripsi lainnya. Penutup harus disediakan di sekitar keliling dari drum untuk melindungi kabel dalam perpindahan dan ujung kabel dalam harus dilindungi oleh petunjuk logam atau yang disetujui lainnya. Kedua ujung kabel harus disegel dengan metoda yang cocok untuk mencegah masuknya kelembaban. Semua kabel di dalam tiang penerangan harus mempunyai dua konduktor tiap lentera. Kabel harus 600 volt, tingkat “Polyvinye Chloride Insulated and Sheathed Cable (NYY)” atau dan tipe yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua kabel pada sistem penerangan jalan yang dipasang di bawah tanah harus terbungkus PVC, Galvanized Flat Steel kawat dan tipe pelapis PVC NYFGBY atau yang sama yang disetujui Konsultan Pengawas. Konduktor harus mempunyai luas penampang melintang minimum 10 mm2 untuk digunakan pada instalasi bawah tanah. Tipe kabel harus Standar National Indonesia (S01.01) dan tipe yang ditentukan. Semua kabel yang harus digunakan harus diuji dan disetujui oleh Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK) atau PLN sebelum disetujui oleh Konsultan Pengawas. Kabel tipe -1 harus 2cores dengan 2.5 mm2. Kabel tipe -2 harus 4 cores dengan 10 mm2. Kabel tipe -3 harus 4 cores dengan 16 mm2. SU13 - 15
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik Kabel tipe -4 harus 4 cores dengan 25 mm2. Kabel tipe -5 harus 4 cores dengan 70 mm2. (c)
Grounding Saluran, tiang baja dan kabinet harus dibuat secara mekanis dan elektrik untuk menjamin sistem yang menerus dan harus secara efektif grounded. Grounding harus dari kawat tembaga dari potongan melintang yang sama untuk semua sistem. Bonding jumper harus digunakan dalam box/kotak yang non metallic. Kotak metallic harus mempekerjakan pusat dan mur kunci ganda dan bushes. Ikatan dari semua saluran, tiang penerangan dan panel untuk membentuk sistem ground yang menerus harus sesuai dengan standar peraturan yang dipakai. Bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas tiang penerangan harus digrounded satu per satu. Ukuran kawat grounding minimum 6 mm2 Bare Copper Conductor (BCC) atau seperti disetujui oleh Konsultan Pengawas. Batang tembaga 10 x 1.500 milimeter minimum, kedalaman 1,2 m di bawah permukaan akhir dan dilas-thermo dan dihubungkan dengan alat penghubung pada kawat 6 mm2 grounding. Kontraktor harus menyelidiki tiap lapangan dan mengukur tahanan grounding dari tiap lokasi. Setelah mengambil data, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum pemasangan. Tahanan grounding harus 5 ohm atau kurang atau seperti disetujui oleh Konsultan Pengawas. Detail titik-titik grounding harus diserahkan pada Konsultan Pengawas untuk persetujuannya. Tipe Kebel grounding harus sebagai berikut: Kabel tipe-6 harus BCC 10 mm2. Kabel tipe-7 harus BCC 16 mm2. Kabel tipe-8 harus BCC 25 mm2.
(d)
Material Sambungan Elektrik Sambungan-sambungan dan tap (kran) harus terbuat dari tipe tekanan penghubung tanpa solder dihubungkan dengan kuat kawat baik secara mekanik dan elektrik. Epoxy resin, penyekatan tipe cast harus dibentuk pada cetakan plastik yang jelas. Material yang digunakan harus dapat diganti dengan penyekatan yang ditentukan pada Gambar atau Spesifikasi ini. Material yang harus digunakan harus memenuhi persyaratan JIS C2804, C2805, C2806 atau mempunyai kualitas yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pita pembungkus bilamana ditentukan untuk digunakan dalam formasi sambungan harus sesuai JIS C2336 atau standar PLN.
SU13 - 16
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik Pemutus hubungan cepat tanpa sekering seperti konektorIn-line atau konektor T harus dari kualitas yang disetujui Konsultan Pengawas. (e)
Pipa Saluran Saluran yang dipasang di bawah tanah, di atas tanah atau pada permukaan struktur harus melalui pipa baja galvanis “medium weight”. Pipa-pipa kabel yang dipasang di bawah tanah diistilahkan sebagai saluran dan berhubungan dengan Pasal S13.02. Permukaan luar dan dalam dari saluran baja harus uniform/merata dan dilapisi seng secukupnya dengan proses galvanisasi hot-dip. Saluran yang tertanam pada beton harus PVC sesuai dengan persyaratan JIS C8430 atau tipe “AZ”.
(f)
Talam Kabel (Cable Trays) Semua detail material dan pemasangan talam kabel harus sesuai dengan Gambar.
(g)
Pull Box Material pull box hasus memenuhi persyaratan JIS G3101, pull box diperlukan pada struktur underpass, overpass atau tunnel yang memerlukan penerangan, berfungsi untuk tempat penyambungan kabel ke tiang lampu.
S13.01.(10) Sistem Penangkal Petir (a) Umum Bagian ini meliputi penyediaan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan dari sistem penangkal petir yang lengkap sesuai spesifikasi ini, serta pengurusan izin dari badan yang berwenang. Lingkup Pekerjaan 1. Pengadaan dan pemasangan seluruh material instalasi sesuai gambar. 2. Pengadaan dan pemasangan Tiang Penyangga Spitzen Penangkal Petir. 3. Pengujian Sistem (b) Standarisasi Standar dan peraturan yang berlaku dalam pekerjaan ini antara lain : SNI PUIPP
:
Standard Nasional Indonesia Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir
PUIL Lain-lain
: :
Peraturan Umum Instalasi Listrik tahun 2000 RekomendasiFabrikator
SU13 - 17
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik
(c) Persyaratan Material Material yang digunakan dalam sistem penangkal petir harus dalam keadaan baik dan sesuai dengan yang dimaksudkan serta disetujui oleh Konsultan Pangawas. Daftar material, katalog dan shop drawing harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas sebelum dilakukan pemasangan. Material atau alat-alat yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini akan ditolak. Sistem penangkal petir yang dipakai adalah : Sistem Elektrostatis non radio aktif . Komponen-komponen yang dipakai adalah sebagai berikut : -
Head Electroda (Spitzen) : Head electroda khusus untuk sistem non radio aktif atau elektrostatis yang dapat menciptakan medan ionisasi pada sekeliling areal (ionizer dissipation system).
-
Penghantar : Yaitu penghantar vertikal (down conductor) yang menghubungkan secara kelistrikan antara kepala penangkal dan elektroda pentanahan. Penangkal ini harus menjamin dapat mentransfer dengan aman energi kilat dari “air terminal” ke tanah. Untuk sistem elektrostatis digunakan jenis kabel khusus lighting protection Bare Copper (BC).
-
Sistem Pembumian : Terminal pentanahan, terletak di dalam bak kontrol yang dilengkapi dengan elektroda pembumian. Bak kontrol diperlukan untuk pengujian tahanan tanah secara berkala.
-
Elektroda Pembumian : Elektroda Pembumian, terbuat dari Copper Rod digalvanisir dengan diameter tidak kurang dari 1” dan panjang 6 meter dan harus dimasukkan ke dalam tanah secara vertikal dan pengukuran tahanan pentanahan maksimum 1 Ohm.
(d) Persyaratan Kerja Cara-cara pemasangan penangkal petir sistem ini harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk dan spesifikasi pabrik. Batang penangkal dipasang pada atap bangunan dengan memakai baut angker atau klem. Pemasangan harus cukup kuat untuk menahan gaya-gaya mekanis pada saat timbulnya sambaran petir. Pemegang konduktor / klem harus terbuat dari bahan yang sama dengan konduktor untuk mencegah terjadinya elektrolisa jika terkena air. Sambungan-sambungan :
SU13 - 18
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik Sambungan yang diperlukan haruslah menjamin kontak yang baik dan tidak mudah terlepas. Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-kerugian tipis akibat adanya sambungan. Pelindungmekanis : Down Conductor harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis dengan pipa PVC tipe high impact. (e) Testing dan Commissioning Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya. Pengetesan yang harus dilakukan: 1. Grounding Resistant Test Nilai tahanan dari pembumian dengan mempergunakan metode standar. 2. Continuity Test. 3. Merger Test (f) Contoh Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan dipergunakan/dipasang, yaitu minimal penghantar dan elektroda pentanahan yang dimintakan dalam persyaratan. Semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah tanggungan Kontraktor. (g) Pemeriksaan Sistem penangkal petir akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas untuk memastikan dipenuhinya spesifikasi ini. Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas terlebih dahulu sebelum tertutup atau tersembunyi. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan syarat-syarat spesifikasi dan gambar-gambar harus segera diganti, tanpa membebankan tambahan pada Konsultan Pengawas. (h) Surat Ijin 1. Kontraktor harus mempunyai ijin dari PLN golongan C untuk pemasangan petir ini. 2. Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan penangkal petir ini, dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.
(i) Daftar Material
SU13 - 19
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik Untuk semua material yang akan digunakan, Kontraktor wajib mengisi daftar material yang menyebutkan : merk, tipe, kelas lengkap dengan brosur/ katalog yang dilampirkan sebelum waktu pelaksanaan dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas.. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponenkomponen yang berupa barang-barang produksi. .S13.01(11)Lampu Pengendali Lalulintas dam Lampu Kedip Setiap unit lampu pengendali lalulintas harus terdiri dari mekanisme listrik yang lengkap untuk mengendalikan operasi lalulintas, meliputi : a)
Panel Listrik PLN Sebagai sumber tenaga listrik untuk operasional panel kontrol lampu pengendali lalulintas dan lampu lalulintas. Panel listrik PLN dipasang diatas pondasi beton, panel terbuat dari plat besi tebal 3,2 mm dan dicat anti karat, detail dan dimensi pondasi panel dan panel listrik sesuai dengan Gambar.
b)
Panel Kontrol Lampu Lalulintas Panel Kontrol Lampu Lalulintas berfungsi untuk mengatur operasional lampu lalu-lintas secara automatic dan dilengkapi peralatan untuk operasi secara manual (dioperasikan oleh operator). Panel kontrol dipasang diatas pondasi beton, panel terbuat dari plat besi 3,2 mm dan dicat dengan cat anti karat.
c)
Tiang Lampu Pengendali Tiang lampu pengendali lalu-lintas berbentuk oktagonal, terbuat dari plat besi dengan tebal 3,2 mm dilindungi dengan hot dip galvanis, detail dan dimensi pondasi lampu lalulintas dan tinag lampu lalulintas disesuaikan dengan Gambar, dan atau sesuai dengan yang diarahkan Konsultan Pengawas.
d)
Lampu Pengendali Lalulintas Lampu pengendali lalulintas harus berupa lampu halogen sedangkan pada lampu pengendali pejalan kaki harus tertera simbol/gambar “orang berjalan” atau simbol tulisan sesuai ketentuan Gambar. Tiang penyangga lampu pengendali lalulintas harus dicat dengan warna sesuai ketentuan dalam Gambar, Detail mengenai tipe dan kapasitas unit pengendali (controller), penyediaan serta pemasangan lampu lalulintas harus sesuai dengan peraturan DLLAJR (Dinas Lalulintas Angkutan Jalan Raya), dan harus sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Persyaratan untuk pemasangan penerangan jalan yang relevan, berlaku juga untuk pemasangan lampu pengendali lalulintas. Detail unit lampu kedip (flashing light) harus sesuai dengan Gambar. Contoh material yang akan digunakan harus terlebih dulu disetujui oleh Konsultan Pengawas, sebelum dilakukan pemesanan.
SU13 - 20
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik
Spesifikasi Lampu Kedip (Flashing) : NO. 1 2 3 4 5
SPESIFIKASI Penampilan Voltage Lampu Rumah Lampu Lensa
KETERANGAN Warning Light Standing 180 – 240 VAC Traffic Signal : 40/60/70 Watt(2 Aspek, LED 10 Watt/Aspek) Dari bahan aluminium (Box Aluminium) Yellow – Yellow : 2 Aspek diameter 20 cm
Lampu pengatur lalulintas pada gerbang tol harus mempunyai persyaratan sebagai berikut : Tipe 1 NO. 1
SPESIFIKASI Tipe
2
Penampilan
3 4 5 6 7 8 9 10
Umur Lampu Susunan Cluster Voltage Daya Rumah Lampu Dimensi Berat Temperatur
KETERANGAN Outdoor superbright LED Cluster (Over head traffic light) Red (Cross) : 6000 cd/mm2; Blue Green (Arrow) : 7000 cd/mm2 50.000 jam 8 LED/Cluster, ABS housing (hood), Wheather sealed 180 240 VAC Red : 18 Watt, Blue Green : 15 Watt Dari bahan aluminium (50x50x15) cm 21 kg (10 – 55) derajat celcius
Tipe 2 NO. 1 2 3 4 5
SPESIFIKASI Penampilan Voltage Lampu Rumah Lampu Lensa
KETERANGAN Traffic Light LLA (Lampu Lalulintas Atas) 180 – 240 VAC Red : 60/75/100 Watt (LED 20 Watt); Green : 60/75/100 Watt (LED 20 Watt) Dari bahan aluminium (Box Aluminium) Red – Green : 2 Aspek diameter 30 cm
Lampu pengatur lalulintas untuk jalan harus mempunyai persyaratan sebagai berikut: NO. 1
2
SPESIFIKASI Standar
Rujukan
KETERANGAN 1. EN61347-1 : General Condition and Safety for Lighting type LED 2. PLN : Perusahaan Listrik Negara 3. PUIL : Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000 4. 04-2763-1992 : Standar Nasional Indonesia 1. SK MENHUB No.KM 62 Th.1993
SU13 - 21
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik NO.
3
SPESIFIKASI
Sertifikasi
KETERANGAN 2. Surat Dirjen Perhubungan Darat : No.AJ.003/5/9/DRJD/2011 1. IEC 60598 : Practical Guide to Testing and Certification requirements for Luminaires 2. Tes Vibrasi
4 5 6 7
Voltase
180 – 240 V, 50 Hz
Sistem pentanahan Umur Lampu Daya
8 9 10
Lantern Tipe Lensa
11
Operasional
Harus ditanahkan dengan minimum tahanan ≤ 1 Ω Minimum 50,000 jam Merah : 15 Watt Kuning :15 Watt Hijau : 15 Watt Material dari kotak almunium, tebal minimum 2 mm Outdoor Super Bright, IP minimum 65 Merah, Kuning, Hijau: 3 aspek-diameeter 20 cm, atau Merah, Kuning, Hijau: 3 aspek diameter 30 cm Suhu: 5-700 C, Kelembaban : 0 – 95%
S13.01(12) Mengubah Jaringan/Fasilitas Lama yang Ada (a)
Membongkar Kontraktor harus membongkar material lama, seperti lampu dan rumah lampu, panel, lampu pengendali lalulintas, dan lain-lain, yang sekiranya akan merintangi pelaksanaan pekerjaan, dengan mengikuti ketentuan Gambar dan Spesifikasi ini atau petunjuk Konsultan pengawas. Sebelum pekerjaan pembongkaran dilaksanakan Kontraktor harus mengajukan pedoman cara pembongkaran kepada Konsultan Pengawas, untuk disetujui. Setelah pembongkaran selesai, semua lubang harus diurug dan dibersihkan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Semua material bongkaran seperti fitting ballast, tiang, lampu pengendali lalulintas, kabel, pipa saluran kabel dan sebagainya harus disimpan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan merupakan tanggungjawab Kontraktor.
(b)
Pemasangan Kembali Sebagian material lama yang dibongkar harus dipasangkan kembali, sesuai Gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas. Pemasangan kembali harus dilakukan dengan cara dan alat yang sama dengan pekerjaan utama sebagai material tambahan sebagimana ditentukan dalam Spesifikasi ini.
SU13 - 22
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik Sebelum pemasangan tiang lampu atau panel kontrol, permukaan harus digosok bersih dari segala kotoran dan dicat dengan tiga lapisan cat anti karat alas seng (zinc based), sebagaimana ditentukan oleh Konsultan pengawas. Bila ada kerusakan pada material pada saat dipasang kembali, material itu harus diganti dengan yang sejenis, atau diperbaiki sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. S13.01(13) Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Umum Semua kecakapan kerja harus lengkap sesuai dengan Standar Industri terakhir yang diterima, seperti ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Pemasangan saluran, pemasangan manhole dan penggalian kabel atau jalur saluran harus sesuai dengan Pasal S13.02.
(b)
Penggalian dan Penimbunan Penggalian dan penimbunan yang diperlukan untuk pemasangan pondasi, tiang dan alat-alat lain harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan Pasal 13.02, tetapi tidak harus diukur untuk pembayaran. Biaya untuk pekerjaan tambah harus termasuk dalam Harga Satuan untuk mata pembayaran yang terpasang atau pembongkaran.
(c)
Pondasi Pondasi harus dibangun dari portland semen, beton Kelas C atau K-150, kecuali ditentukan lain pada Gambar dan semua detail harus sesuai persyaratan pada Divisi 10 dari Spesifikasi ini. Dasar dari pondasi beton harus terletak pada dasar yang teguh dan kokoh. Pondasi harus dicor dalam satu kali pengecoran sepraktis mungkin. Bagian yang terbuka harus membentuk penampilan yang rapi. Pondasi seperti terlihat pada Gambar harus diperpanjang bila kondisi memerlukan kedalaman tambahan dan pekerjaan tambahan itu, bila diperintahkan Konsultan Pengawas, harus dibayar pada bagian Bab 5 atau bab yang bersangkutan dari Spesifikasi ini. Acuan harus benar dalam garis dan kemiringan. Bagian atas kaki untuk tiang, kecuali pondasi khusus harus pada garis muka tanah atau kemiringan trotoar kecuali disebutkan lain pada Gambar atau perintah Konsultan Pengawas. Acuan harus baku dan terpasang dengan pasti di tempat. Ujung saluran dan baut angkur harus ditempatkan pada posisi yang sesuai dan ketinggian yang sesuai dan harus dipegang ditempat dengan menggunakan mal datar sampai beton mengeras. Perpipaan tiang harus dicapai dengan mur penyesuai ketinggian. Goncangan, atau peralatan lain untuk perpipaan atau garukan tidak harus diijinkan.
SU13 - 23
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik Kedua acuan dan dasar yang harus bersentuhan dengan beton harus seluruhnya dibasahi sebelum penempatan beton. Acuan tidak harus dibongkar sampai beton telah mengeras untuk sekurang-kurangnya 3 hari. Permukaan akhir diperhalus harus digunakan untuk permukaan beton terbuka sesuai dengan persyaratan Bab S10.01. Bilamana halangan mencegah pelaksanaan pekerjaan dari pondasi yang direncanakan, Kontraktor harus membangun pondasi efektif, yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. (d)
Saluran Pemasangan saluran harus dilaksanakan sesuai dengan Spesifikasi ini dan sesuai dengan lokasi seperti ditentukan pada Gambar atau atas pengarahan Konsultan Pengawas. Ukuran saluran yang digunakan seperti terlihat pada Gambar. Saluran yang lebih kecil dari 25 mm ukuran dagang kelistrikan harus tidak digunakan, kecuali ditentukan lain. Hal ini adalah kebebasan Kontraktor, atas biaya sendiri untuk menggunakan saluran yang lebih besar bila diinginkan dan bila saluran yang lebih besar digunakan adalah harus seluruh panjang dari ujung ke ujung. Tidak ada pengurangan perangkai harus diijinkan. Ujung semua saluran harus dilebarkan dengan baik untuk membuang ujung yang kasar. Pemotongan lapangan harus dibuat segi empat dan benar sehingga ujung-ujung harus bertemu atau datang bersama untuk seluruh kelilingnya. Sambungan meleset atau alur yang tidak benar harus tidak diijinkan untuk saluran pasangan. Bilamana pasangan standar tidak dapat digunakan, pasangan gabungan berulir harus digunakan. Ulir dari semua saluran baja harus dicat dengan baik dengan cat anti karat yang baik sebelum pasangan dibuat. Semua gabungan baja harus disekerup sampai kedua ujung saluran dibawa bersama, sehingga hubungan listrik yang baik harus dibuat sepanjang seluruh saluran. Bilamana pelapisan pada saluran baja rusak dalam penanganan atau pemasangan, tempat itu harus dicat dengan cat pencegah karat. Semua ujung saluran harus disekrup dan ditutup dengan penutup gabungan dengan saluran push pennies sampai pemasangan kawat dimulai. Bilamana gabungan dan push pennies dibongkar ulir ujung harus dilengkapi dengan paking saluran yang disetujui. Penggunaan pasak, baik meskipun sementara sebagai pengganti dari gabungan saluran yang telah disebutkan dan push pennies tidak diperbolehkan. Potongan saluran dasar harus diperpanjang sekurang-kurangnya 15 cm dari permukaan pondasi sekurang-kurangnya 80 cm di bawah bagian atas pondasi. Bengkokan saluran, kecuali bengkokan pabrik, harus mempunyai jari-jari tidak kurang dari enam kali diameter dalam dari saluran. Bilamana bengkokan pabrik tidak digunakan, saluran harus dibengkokkan dengan alat pembengkok saluran yang disetujui dengan menggunakan dies berukuran
SU13 - 24
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik benar, tanpa kerut atau perataan, menggunakan jari-jari sebesar mungkin. Semua bengkokan saluran PVC harus dilaksanakan. Saluran yang berhenti pada tiang atau tumpukan harus diperpanjang sekurang-kurangnya 15 cm di atas pondasi secara vertikal dan harus miring terhadap bukaan lubang. Saluran yang masuk melalui dasar dari pull box harus terletak di dekat ujung dinding untuk membiarkan sebagian besar dari box bebas. Pada semua outlet, saluran harus masuk dalam arah aliran, berhenti 15 sampai 20 cm di bawah bibir pull box dan dalam 9 cm dari box dinding yang terdekat lokasi jalan masuk. Tanda-tanda yang sesuai harus dipasang pada ujung-ujung saluran yang ditutup sedemikian sehingga terletak dengan mudah. Suatu kawat tarik galvanisasi harus dipasang pada semua saluran yang menerima konduktor yang harus datang. Sekurang-kurangnya 60 cm dari kawat tarik harus dibuat rangkap kembali pada saluran pada tiap pemutusan. (e)
Pull Box Pull box harus dipasang pada lokasi seperti terlihat pada Gambar dan pada titik-titik tambahan yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor harus memasang, atas biaya sendiri tambahan box itu yang diharapkan untuk melengkapi pekerjaan.
(f)
Kawat Kawat harus sesuai dengan persyaratan peraturan yang sesuai. Pengawatan dalam kabinet, manhole dan lain-lain harus diatur dengan rapih dan di dalam kabinet harus diikat menggunakan tali. Pupur soapstone, talk atau pelumas harus digunakan dalam penempatan konduktor dalam saluran. Pemisahan konduktor harus diijinkan hanya pada manhole, transfomer lead, pole bases atau peralatan kontrol. Cahaya tanda konduktor yang cukup harus dilengkapi untuk melaksanakan operasi fungsional dari sistem sinyal seperti terlihat. Konduktor cadangan harus disediakan bilamana dicatat pada Gambar.
(g)
Pelayanan Titik-titik pelayanan harus terletak dalam dan dekat lapangan, secara normal, tetapi tidak harus selalu, pada rumah transformer sub-station PLN yang terdekat dengan panel pencahayaan utama proyek yang ditentukan pada gambar. Kecuali ditentukan lain pada Gambar, tiap titik pelayanan harus termasuk dasar meter yang terpasang sesuai dengan persyaratan perlengkapan
SU13 - 25
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik pelayanan, kawat tiga dari ukuran yang ditulis pada Gambar, dan penahan saluran yang perlu dan pemasangan grounding. Secara umum, pencahayaan rangkap adalah 220 volt, 50 Hz seperti pada Gambar. Kontraktor harus menyiapkan semua Gambar yang diperlukan dan semua dokumentasi yang perlu untuk penggunaan hubungan pelayanan yang harus diserahkan pada Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas kemudian, atas permintaan Kontraktor, membuat pengaturan pada perlengkapan pelayanan untuk menyelesaikan hubungan pelayanan. Biaya penyambungan, perlengkapan dan konsumsi energi listrik sampai tanggal selesai, harus dibayar oleh Kontraktor, pembayaran sudah termasuk dalam harga satuan kecuali ditentukan lain dalam Kontrak (h)
Tes Lapangan Sebelum menyelesaikan pekerjaan, Kontraktor harus melaksanakan uji berikut pada lampu lalulintas dan sirkuit pencahayaan, dengan kehadiran Konsultan Pengawas. i) Uji untuk kelancaran dari tiap sirkuit. ii) Uji untuk ground dari tiap sirkuit. iii) Uji pada tiap sirkuit antara konduktor dan ground dengan semua pemutus arus, papan panel, tempat sekering, pemutus arus, soket outlet dan atas alat arus di tempat dan semua pembacaan dicatat. Kontraktor harus menyerahkan pada Konsultan Pengawas tiga kopi dari hasil uji yang yang menyatakan bacaan yang diamati dan sirkuitnya. Tahanan insulasi antara konduktor dan ground tidak boleh kurang dari 8 mega ohm. Setiap perubahan dari bacaan minimum yang disebutkan di atas harus disetujui Konsultan Pengawas. Persetujuan itu harus tertulis, diikuti laporan tertulis dari Kontraktor. iv) Suatu uji fungsional yang menyatakan tiap dan tiap bagian dari sistem berfungsi seperti ditentukan atau diharapkan di sini. Setiap kegagalan dari tiap material atau dalam bagian instalasi oleh uji ini harus diganti atau diperbaiki oleh Kontraktor dengan cara yang disetujui Konsultan Pengawas, uji yang sama harus diulangi sampai tidak terjadi kegagalan.
(i)
Pengecatan Semua pengecatan harus sesuai dengan Pasal 12.18 atau pasal yang berlaku dari Spesifikasi ini. Dalam hal peralatan elektrik (kecuali lampu utama) yang terletak di atas tanah tidak mempunyai permukaan luar baik dari aluminium atau galvanisasi,
SU13 - 26
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik kemudian ia harus dilapisi dengan dua lapisan dari cat dasar seng yang disetujui, ditambah lapisan penutup yang diperintahkan Konsultan Pengawas. Kabinet kontrol harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan di atas untuk peralatan elektrik. Baja galvanisasi atau tiang pencahayaan aluminium dan lentera pencahayaan harus tidak dicat. (j)
Tiang Pencahayaan Tiang pencahayaan harus dipegang selama pemasangan, penurunan dan mendirikan sedemikian rupa sehingga tidak rusak. Tiap bagian yang rusak yang disebabkan operasi Kontraktor harus diperbaiki atau diganti atas biaya Kontraktor untuk disetujui Konsultan Pengawas. Tiang pencahayaan tidak harus didirikan pada pondasi beton sampai pondasi telah mengeras sekurang-kurangnya 72 jam dan harus digaruk secukupnya agar tegak lurus setelah semua beban diletakan, atau seperti yang lain yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
(k)
Peralatan Kontrol Bilamana ditentukan secara detail pada Gambar, untuk lokasi pelayanan di mana dua atau lebih sirkuit pencahayaan dioperasikan dari satu alat kontrol pemutus arus, relai itu, pemutus arus dan peralatan kontrol lain yang perlu harus dikelompokkan bersama dan dipasang dalam lingkungan yang tahan terhadap air hujan dari ukuran yang cukup untuk menampung semua peralatan yang dipasang di sini. Setiap pemasangan ballast kontrol listrik harus dilindungi oleh pemutus yang membentuk.
(l)
Kontrol Sinyal Semua kabinet kontrol dan peralatan kontrol harus terpasang di pabrik dan siap untuk digunakan. Pekerjaan lapangan harus dibatasi pada penempatan kabinet dan peralatan dan menghubungkan kawat lapangan pada jalur terminal lapangan.
(m) Sinyal Utama Semua sinyal utama harus dipasang seperti terlihat pada Gambar. Sinyal utama tidak harus dipasang pada tiap persimpangan sampai semua peralatan sinyal, termasuk pengontrol, adalah di tempat dan siap untuk beroperasi pada persimpangan itu, kecuali sinyal utama terpasang bila permukaannya ditutupi. (n)
Gambar yang dilaksanakan (“As Built” Drawing) Untuk penyelesaian pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan gambar “As Built”, atau gambar yang dikoreksi atau tiap data yang diperlukan oleh
SU13 - 27
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik Konsultan Pengawas, yang menunjukkan secara detail semua perubahan konstruksi, khususnya lokasi dan kedalaman saluran dan diagram sirkuit skematik yang lengkap. Gambar harus dalam lembaran sesuai dengan Gambar Kontrak standar. Gambar koreksi harus dibuat pada lembaran penuh dan tidak dalam cetakan yang diperkecil. (o)
Jaminan Kontraktor harus memperlengkapi Konsultan Pengawas setiap jaminan yang diperlukan sebagai praktek dagang normal dalam hubungan dengan pembelian dari tiap material atau hal yang digunakan dalam pembangunan dari iluminasi atau sistem sinyal lalulintas atau sistem yang termasuk dalam Kontrak ini.
S13.01(14) Metoda Pengukuran Kuantitas dari tiap hal yang dibayarkan di bawah pasal ini adalah jumlah meter panjang atau hal individu seperti secara detail di bawah ini yang disediakan dan dipasang sesuai dengan Spesifikasi ini, Gambar dan perintah Konsultan Pengawas. Saluran, manhole dan penggalian untuk kabel atau saluran harus diukur untuk pembayaran di bawah Pasal S13.2 dari Spesifikasi ini. Kabel dalam tiap-tiap atau lampu lalulintas harus tidak diukur untuk pembayaran, tetapi harus dianggap termasuk dalam Harga Satuan untuk mata pembayaran yang dipasang. Pengukuran untuk kabel luar harus diambil sampai papan persimpangan yang terletak dalam lubang dari tiang atau persimpangan pertama dalam panel kontrol. Kabel di dalam tiang atau lampu dan kabel penghubung tiang dengan tiang dan panel serta ke penyambungan daya ke PLN tidak akan diukur dan dibayar, tetapi dianggap termasuk ke dalam Harga Satuan untuk mata pembayaran pekerjaan yang dipasang. S13.01(15) Dasar Pembayaran Jumlah yang diukur ditentukan di atas, harus dibayarkan untuk Harga Satuan Kontrak untuk tiap mata pembayaran seperti ditentukan di bawah ini. Harga dan pembayaran harus merupakan penggantian penuh untuk semua pekerjaan yang ditentukan seperti terlihat pada Gambar yang termasuk Pasal S13.01(10) (g). Lingkup pekerjaan termasuk dalam tiap-tiang harus seperti terlihat pada Gambar atau seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini. Pekerjaan pencahayaan tiang tinggi harus termasuk pengadaan, pemasangan dan pendirian tiang, kepala tiang, lentera, pengawatan, gigi kontrol elektrik, pelat dasar dan baut angkur untuk tiang. Motor penggerak alat untuk menaikkan dan menurunkan yang dapat diganti harus disediakan dan pembayaran adalah kompensasi penuh untuk pengadaan motor penggerak dan semua pemasangan dan kontrol peralatan.
SU13 - 28
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik Pekerjaan pencahayaan untuk PJU maupun Lampu Pengatur Lalulintas harus sudah termasuk pengadaan, pemasangan dan pendirian tiang, kepala tiang, lampu, pengawatan/kabel, pelat dasar dan baut angkur, serta grounding (termasuk grounding test dan meger test) dan pondasi untuk tiang. Pembayaran adalah kompensasi penuh untuk pengadaan dan pemasangan termasuk pengadaan dan pemasangan peralatan kontrol. Pembayaran untuk panel harus termasuk penggantian penuh untuk pengadaan dan pemasangan peralatan panel, grounding dan box-nya, pondasi serta kabel dalam. Pembayaran untuk panel pencahayaan harus termasuk pengadaan dan pemasangan sensor foto jarak jauh di lapangan. Pembayaran untuk kabel harus termasuk penggantian penuh untuk pengadaan, peletakan atau penarikan dan sambungan-sambungan kabel tetapi penggalian, perlindungan dan penimbunan kembali harus dibayar dalam Pasal S13.02. Pembayaran untuk pemasangan, pemindahan atau pembongkaran untuk tiap tiang atau panel harus termasuk setiap penggalian, pembongkaran, penimbunan dan semua material yang diperlukan, ketentuan sebagai dasar seperti terlihat pada Gambar atau uraikan dalam Spesifikasi ini. Biaya pemasangan listrik untuk Ruang Kantor, Rumah Dinas dan lain-lain sebagaimana dijelaskan pada Pasal 16.04 harus sudah termasuk biaya penyambungan daya ke PLN dengan KWH tersendiri. Nomor dan Nama Mata Pembayaran 13.01 13.01(1)
13.01(1).1 13.01(1).1a 13.01(1).2 13.01(1).2a 13.01(1).3 13.01(1).4 13.01(1).5 13.01(1).6 13.01(1).7
Satuan Pengukuran
PENERANGAN JALAN UMUM (PJU) Lampu (termasuk Grounding), Kabel dan Material Bantu Lampu PJU, Tinggi 13 m, Tipe A (1 x 120Watt), Jenis LED, Dimming System Lampu PJU, Tinggi 13 m, Tipe A (1 x 150 Watt), Jenis HPS,Dimming System Lampu PJU, Tinggi 13 m, Tipe B (2 x 120 Watt), Jenis LED,Dimming System Lampu PJU, Tinggi 13 m, Tipe B (2 x 150 Watt), Jenis HPS, Dimming System Lampu PJU, Tinggi 13 m, Tipe A (1 x 250 Watt), Jenis HPS, Dimming System Lampu PJU, Tinggi 13 m, Tipe B (2 x 250 Watt), Jenis HPS, Dimming System Lampu Menara (High Mast), Tinggi 20 m Lampu Menara (High Mast), Tinggi 30 m Lampu Menara (High Mast), Tinggi 35 m
buah buah buah buah buah buah buah buah buah
SU13 - 29
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik Nomor dan Nama Mata Pembayaran 13.01(1).8 13.01(1).9a
Satuan Pengukuran
Lampu Menara (High Mast), Tinggi 40 m Lampu Penerangan Bawah Jembatan / Tunnel (1 x 120 Watt) 13.01(1).9b Lampu Penerangan Bawah Jembatan / Tunnel (1 x 80 Watt) jenis LED 13.01(1).10 Lampu Sorot, Tinggi 9 m 13.01(1).11 Lampu Sorot, Tinggi 13 m 13.01(1).12 a Lampu Sorot, Tinggi 14 m (3 x 250W) 13.01(1).12 b Lampu Sorot, Tinggi 14 m (4 x 250W) 13.01(1).13 Lampu Kedip (Flashing Light) 13.01(1).14 Penangkal Petir Lampu Menara (termasuk Box Grounding danGrounding)
buah buah
13.01(1).15 13.01(1).16 13.01(1).17 13.01(1).18 13.01(1).18a
Kabel NYFGBY 2C - 10 mm2 Kabel NYFGBY 2C - 16 mm2 Kabel NYFGBY 4C - 1 mm2 Kabel NYFGBY 4C – 1.5 mm2 Kabel NYFGBY 4C – 4 mm2
meter panjang meter panjang meter panjang meter panjang meter panjang
13.01(1).19 13.01(1).20 13.01(1).21 13.01(1).22
Kabel NYFGBY 4C - 10 mm2 Kabel NYFGBY 4C - 16 mm2 Kabel NYFGBY 4C - 25 mm2 Kabel NYFGBY 4C - 35 mm2
meter panjang meter panjang meter panjang meter panjang
13.01(1).23 13.01(1).24 13.01(1).25 13.01(1).26 13.01(1).27 13.01(1).28 13.01(1).29 13.01(1).30 13.01(1).31 13.01(1).32
Kabel NYFGBY 4C - 50 mm2 Kabel NYFGBY 4C - 70 mm2 Kabel NYFGBY 4C - 90 mm2 Kabel NYFGBY 4C - 95 mm2 Kabel NYFGBY 4C - 120 mm2 Kabel NYFGBY 4C - 150 mm2 Kabel NYFGBY 7C - 2.5 mm2 Kabel NYY 3C - 2.5 mm2 Kabel NYY 4C - 10 mm2 Kabel NYY 4C - 16 mm2
meter panjang meter panjang meter panjang meter panjang meter panjang meter panjang meter panjang meter panjang meter panjang meter panjang
13.01(1).33 13.01(1).34 13.01(1).35 13.01(1).36 13.01(1).37 13.01(1).38 13.01(1).39
Kabel NYY 4C - 25 mm2 Kabel NYY 4C - 35 mm2 Kabel NYY 4C - 50 mm2 Kabel NYY 4C - 70 mm2 Kabel BC - 6 mm2 Kabel BC - 10 mm2 Kabel BC - 25 mm2
meter panjang meter panjang meter panjang meter panjang meter panjang meter panjang meter panjang
buah buah buah buah buah unit buah
SU13 - 30
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik Nomor dan Nama Mata Pembayaran 13.01(1).40 13.01(1).41 13.01(1).42 13.01(1).43 13.01(1).44 13.01(1).45 13.01(1).46 13.01(1).47 13.01(2) 13.01(2).1 13.01(2).2 13.01(2).3 13.01(2).4 13.01(2).5 13.01(2).6
Kabel BC - 35 mm2 Pipa Saluran Kabel Baja D = 100 mm Pipa Saluran Kabel PVC D = 50 mm Pipa Saluran Kabel PVC D = 100 mm Pull box, Tipe A Pull box, Tipe B Pull box, Tipe C Pull box, Tipe D
Satuan Pengukuran meter panjang meter panjang meter panjang meter panjang buah buah buah buah
Panel PJU
13.01(2).7 13.01(2).8 13.01(2).9
Panel PJU (termasuk Box dan Pondasi) Panel PJU 1 (termasuk Box dan Pondasi) Panel PJU 2 (termasuk Box dan Pondasi) Panel PJU 3 (termasuk Box dan Pondasi Panel PJU 4 (termasuk Box dan Pondasi) Panel PJU Gerbang Tol ( Pondasi &Box panel PJU Gerbang Tol ) Panel PJU 1A-01 ( termasuk Box dan Pondasi ) Panel PJU 1A-03 ( termasuk Box dan Pondasi ) Panel PJU 1A-04 ( termasuk Box dan Pondasi )
13.01(3) 13.01(3).1 13.01(3).2 13.01(3).3 13.01(3).4
Pasokan Tenaga Listrik dari PLN Box dan Pondasi Panel Meter PLN Kabel NYFGBY 4C - 50 mm2 Kabel NYFGBY 4C - 70 mm2 Kabel NYFGBY 4C - 95 mm2
13.01(4) 13.01(4).1
Lampu Pengatur Lampu Lalulintas Panel Meter PLN ( Pondasi & Box Panel )
13.01(4).2 13.01(4).3 13.01(4).4 13.01(4).5 13.01(4).6 13.01(4).7 13.01(4).8 13.01(4).9
Kabel NYFGBY 4 x 10 mm2 Panel Kontrol LPL ( Pondasi &BoxPanel LPL ) Bak kontrol Listrik Pipa galvanis diameter 6 “ ( 2 jalur ) Kabel NYFGBY 3 x 10 mm2 Kabel BC 10 mm2 Lampu LPL (Lampu Pengatur Lalulintas) Tipe-1 Lampu LPL (Lampu Pengatur Lalulintas) Tipe-2
unit unit unit unit unit unit unit unit unit
unit meter panjang meter panjang meter panjang
unit meter panjang unit buah meter panjang meter panjang meter panjang unit unit
SU13 - 31
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik Nomor dan Nama Mata Pembayaran 13.01(4).10 13.01(4).11 13.01(4).12 13.01(4).13
Lampu LPL Jalan Tipe A Lampu LPL Jalan Tipe B Lampu LPL Jalan Tipe C Tiang besi pengaman lampu LPL
Satuan Pengukuran unit unit unit buah
SU13 - 32
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik
S13.02
PEKERJAAN SIPIL UNTUK HAL-HAL KELISTRIKAN
S13.02(1) Uraian Pekerjaan di dalam pasal ini harus termasuk saluran-saluran, manhole dan galian yang diperlukan untuk pemasangan kabel atau saluran seperti digambarkan pada Pasal 13.01. S13.02(2) Material Semua material harus sesuai detail yang diberikan pada Gambar. Dengan tidak adanya detail Gambar, pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan bab yang berhubungan dari Spesifikasi ini dan perintah Konsultan Pengawas. Material untuk saluran harus seperti diberikan untuk saluran dalam Pasal S13.01. S13.02(3) Pelaksanaan Pekerjaan (a)
Semua detail manhole harus sesuai dengan Gambar dan persyaratan yang berhubungan dari Bab 6. Saluran dan ujung saluran harus tetap pada tempatnya dengan menggunakan mal datar sampai beton mengeras. Permukaan akhir digosok harus digunakan pada permukaan beton yang terbuka sesuai dengan Bab 10 dari Spesifikasi ini.
(b)
Galian untuk pemasangan kabel harus selebar yang diperlukan untuk secara memuaskan meletakkan kabel dan harus memastikan bahwa kabel sekurangkurangnya 60 cm di bawah permukaan akhir. Dasar dari alur kabel harus dibuat datar dan bebas dari batuan dan bahan-bahan tajam lainnya. Kedalaman kabel dapat ditambahkan apabila perlu untuk menghindari halangan-halangan yang ada. Setelah kabel diletakkan, harus dilindungi oleh ubin beton pembuat kabel atau pelindung dari desain yang disetujui oleh badan kelistrikan lokal.
(c)
Lokasi saluran harus seperti terlihat pada Gambar atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Kecuali bila Kontraktor memilih atas biaya sendiri untuk memasang saluran dengan dongkrak atau pengeboran, semua pekerjaan saluran harus sudah selesai sebelum pekerjaan dimulai pada lapisan sub-base. Detail penuh dari tiap saluran terpasang oleh dongkrak atau pengeboran harus diserahkan pada Konsultan Pengawas untuk persetujuannya. Kecuali diperintahkan lain, semua saluran harus diperpanjang sekurang-kurangnya 60 cm di luar tepi perkerasan. Patok tanda yang sesuai harus dipasang pada ujung-ujung saluran yang ditimbun sehingga mereka diletakkan dengan mudah. Saluran bawah tanah yang ada harus digabungkan dengan sistem yang baru harus ditiup dengan angin bertekanan atau diperiksa dengan mandrel. Kawat tarik bergalvanisasi harus dipasang dalam semua saluran yang harus menerima kabel-kabel yang akan datang. Sekurang-kurangnya 60 cm dari kawat tarik harus digandakan kembali dalam saluran pada tiap pemberhentian. Semua saluran harus
SU13 - 33
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik diletakkan hanya dalam garis lurus, dengan jumlah sambungan minimum sepanjang tiap saluran. Bilamana sambungan harus dibuat, ujung semua saluran harus diperbesar untuk membuang permukaan kasar, pemotongan lapangan harus dibuat persegi dan benar sehingga ujung-ujung ini harus bertemu bersama untuk seluruh kelilingnya. Sambungan geser atau ulir bebas harus tidak diijinkan untuk saluran ganda. Bila standar ganda tidak dapat digunakan, penyatuan ganda berulir harus digunakan. Ulir pada semua saluran harus dicat dengan baik dengan cat yang berkualitas baik atau cat pencegah karat sebelum penggandaan dibuat. Semua saluran harus diperiksa dengan mandrel setelah selesai tiap pemasangan. Kecuali disetujui lain oleh Konsultan Pengawas, saluran harus diletakan sampai kedalaman tidak kurang dari 60 cm di bawah kemiringan kerb pada tepi jalan dan semua daerah lain dan sampai kedalaman tidak kurang dari 80 cm di bawah permukaan akhir pada daerah penyeberangan jalan. (d)
Semua galian untuk manhole, saluran dan pemasangan kabel harus dilaksanakan sedemikian untuk meminimumkan kerusakan pada permukaan yang ada. Kontraktor harus mengembalikan kembali seluruh permukaan sesuai dengan perintah Konsultan Pengawas. Untuk memudahkan pengembalian kembali semua daerah yang dibongkar dalam beton semen portland dan trotoar beton aspal dan perkerasan harus dipotong sampai minimum kedalaman 5 cm dengan gergaji, sebelum membuang trotoar dan material perkerasan. Pemotongan sisa kedalaman yang diperlukan harus dibuat dengan metoda yang memuaskan Konsultan Pengawas. Pemotongan harus rapih dan benar dan permukaan di luar daerah pembuangan harus tidak rusak. Konsultan Pengawas dapat melepaskan atau mengubah persyaratan di atas untuk penggalian dan pengembalian kembali bilamana penggalian terletak dalam daerah yang dilapisi kembali atau dibangun kembali di bawah Pasal lain dari Spesifikasi ini. Semua timbunan untuk manhole, saluran, jaluran kabel harus memenuhi persyaratan Pasal S6.05 (3), (c) atau pasal yang berlaku dari Spesifikasi ini.
S13.02(4) Metoda Pengukuran Jumlah dari saluran yang dibayar adalah jumlah meter linier dari tiap ukuran saluran seperti terlihat pada gambar yang disetujui. Hanya saluran-saluran yang diletakan sesuai dengan gambar yang disetujui dan perintah Konsultan Pengawasdan dibuktikan dengan mandrel harus diukur untuk pembayaran. Jumlah manhole dibayar adalah jumlah tiap struktur disediakan dan dipasang sesuai dengan Spesifikasi ini dan perintah Konsultan Pengawas dan atau Konsultan Pengawas. Setiap pertambahan manhole terpasang yang disebabkan oleh metoda kerja Kontraktor harus tidak diukur untuk pembayaran. Jumlah pelindung kabel atau tanda-tanda yang dibayar adalah jumlah meter linier yang diletakkan di atas kabel sesuai dengan Gambar yang disetujui dan perintah Konsultan Pengawas. Jumlah galian yang diukur untuk pembayaran adalah jumlah meter linier dari kabel atau alur kabel digali sesuai dengan Gambar dan perintah Konsultan Pengawas. SU13 - 34
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik Pengukuran dari kabel atau alur saluran harus bebas/tidak tergantung pada lebar atau kedalaman. S13.02(5) Dasar Pembayaran Jumlah, ditentukan seperti digambarkan di atas harus dibayarkan pada Harga Satuan Kontrak dari pengukuran untuk mata pembayaran tertulis di bawah ini, harga mana dan pembayaran adalah penggantian penuh untuk semua material, tenaga kerja, peralatan dan keperluan kecil lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Gambar, Spesifikasi ini dan seperti diperintahkan Konsultan Pengawas. Secara khusus meskipun Pasal S4.08 (4), Harga Satuan harus termasuk semua galian dan timbunan melalui setiap material dan pada tiap kedalaman dan pengembalian itu dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas. Pembayaran untuk saluran harus termasuk pengadaan dan pemasangan patok-patok tanda pada ujung-ujung saluran yang ditimbun dan gambar kawat sebagaimana diperlukan. Nomer dan Nama Mata Pembayaran 13.02 (1) 13.02 (2) 13.02 (3) 13.02 (4) 13.02 (5) 13.02 (6) 13.02 (7) 13.02 (8) 13.02 (9) 13.02 (10) 13.02 (11) 13.02 (12) 13.02 (13) 13.02 (14) 13.02 (15)
Pelindung Kabel atau alur saluran kabel Rak Kabel (Cable Tray) Galian Kabel atau alur saluran kabel Horizontal Duct of Underground Lubang Kontrol Listrik Tipe-A Lubang Kontrol Listrik Tipe-B Pipa Galvanis Ø 6" (1 jalur) Pipa Galvanis Ø 6" (2 jalur) Pipa Galvanis Ø 4" Pipa Besi Pengaman Pipa PVC Ø 6" Pipa PVC Ø 4" Pipa Utilitas, Tipe 1 Pipa Utilitas, Tipe 2 Pipa Utilitas, Tipe 3
Satuan Pengukuran meter panjang meter panjang meter panjang meter panjang Buah Buah meter panjang meter panjang meter panjang buah meter panjang meter panjang meter panjang meter panjang meter panjang
SU13 - 35
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik S13.03
SALURAN POMPA
S13.03(1) Uraian Pekerjaan di dalam pasal ini harus termasuk pengadaan dan pemasangan saluran pompa rumah pompa seperti Gambar atau yang diperintahkan Konsultan Pengawas. S13.03 (2)
Material Semua material harus sepertidengan yang ditunjukan pada Gambar atau yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.Gambar Kerja dan rincian sumber material harus disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum pengadaan material. Semua material untuk pekerjaan listrik harus disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum perintah yang diberikan kepada pemasok atau produsen. Pompa harus memiliki kapasitas memompa 110 liter / s (0,11 m3 / s) secara vertikal dari reservoir di bawah permukaan jalan ke bangunan penangkap (catch basin)pada permukaan jalan.
S13.03 (3)
Pelaksanaan Pekerjaan Semua detail pelaksanaan pekerjaan harus seuai dengan Gambar kerja yang telah disetujui yang disesuaikan dengan pasal pada Spesifikasi ini.
S13.03 (4)
Metode Pengukuran Kuantitas yang akan dibayar adalah jumlah aktual daripompa drainase yang diadakan dan terpasang sesuai dalam Gambar dan perintah Konsultan Pengawas
S13.03(5) Dasar Pembayaran Jumlah yang diukur ditentukan di atas, harus dibayarkan untuk Harga Satuan Kontrak untuk tiap Pompa drainase. Harga dan pembayaran harus merupakan penggantian penuh untuk semua pengadaan dan pemasangan Pompa drainase termasuk pipa dari catch basin, material penyangga pipa, pondasi pompa dan material lain yang diperlukan mempengaruhi sistim drainase, tenaga kerja, peralatan dan semua biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan seperti yang ditunjukan pada Gambar. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
13.03
Buah
Saluran Pompa
SU13 - 36
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik S13.04
Generator untuk Pompa Drainase dengan Panel Listrik
S13.04 (1)
Uraian Pekerjaan ini terdiri dari perabotan dan pemasangan ruang kontrol generator di lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
S13.04 (2)
Material Semua bahan harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau setara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Gambar kerja dan rincian sumber bahan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum pengadaan bahan. Semua bahan untuk pekerjaan listrik harus disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum perintah yang diberikan kepada suplier atau produsen. Generator harus memiliki kapasitas dari Output Rating: 55 KVA. Ini akan menjadi tipe kedap suara. Spesifikasi adalah sebagai berikut: Output rating: Voltage Rating Frequency: Power Factor: Voltage Regulation Rotation: Insulation: Fuel:
55 KVA 3 phases 220V / 380V, single voltage System 50 Hz 0.8 within ±1.0 1500 rpm Class F Diesel Fuel of equivalent (ASTM 2)
Panel Generator harus terdiri dari berikut. Voltmeter, Ampere meter, Frekuensi meter, Jam operasi meter, DC Ampere meter, DC Voltmeter, Breaker. Panel Listrik harus mengikuti spesifikasi sebagai berikut. Pemutus sirkuit/CBs utama harus terdiri dari 150 Ampere Peringkat relay listrik saling bertautan dan harus diatur dengan 3 posisi sebagai berikut: - Mode Otomatis - Mode Manual - Mode Trial dengan indikator berikut dan lampu pilot: OFF Automatic mode Manual mode Trial mode Supervision "ON" Diesel running Low oil pressure Engine overheating
SU13 - 37
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 13 – Pencahayaan, Lampu Lalulintas & Pekerjaan Listrik Main source CB on Generator CB on Start fails Start Manual start Manual stop Block Reset Test Panel juga harus dilengkapi dengan berhenti darurat dan suara peringatan otomatis diaktifkan dalam keadaan darurat.
S13.04 (3)
Pelaksanaan Semua detail pelaksanaan harus sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui dan pasal yang sesuai dengan spesifikasi ini
S13.04 (4)
Metode Pengukuran Jumlah yang harus dibayar akan menjadi jumlah sebenarnya untuk ruang kontrol dilengkapi dan dipasang sesuai dengan Gambar dan instruksi Konsultan Pengawas.
S13.04 (5)
Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur seperti yang diberikan di atas akan dibayar pada unit harga kontrak untuk setiap Generator dengan panel listrik. Harga dan pembayaran akan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan Generator termasuk panel genset, panel listrik, dukungan dan pondasi, dan semua bahan lainnya yang diperlukan untuk sistem drainase yang memadai dalam keadaan darurat serta kondisi normal, tenaga kerja, peralatan, dan semua ongkos yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
13.04
Buah
Generator untuk Pompa Drainase
SU13 - 38
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 14 – Plaza Tol DIVISI 14 PLAZA TOL
S14.01
PEKERJAAN PLAZA TOL
S14.01(1)
Umum Pekerjaan ini terdiri atas pembangunan Plaza Tol, pengadaan dan pemasangan fasilitas Plaza Tol. Pelaksanaan semua pekerjaan harus sesuai dengan Gambar, Spesifikasi dan atau arahan Konsultan Pengawas
S14.01(2)
Lingkup Kerja Lingkup kerja secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian, sebagai berikut : (a)
Pembangunan Gerbang Tol, terdiri dari Pulau Gerbang Tol, Atap Gerbang Tol, Pondasi untuk atap Gerbang Tol, Rumah Genset, Lubang Listrik dan Septic Tank.
(b)
Peralatan pada Gerbang Tol terdiri dari pengadaan dan pemasangan peralatan, meliputi Instalasi Penerangan, Pengamanan Lampu penerangan, Intercom, Sistem alarm, Rotator, Loop Coil, Speaker public address, Fire Extinguishers, LCB (Penutup Lajur Gerbang Tol), CCTV, Lampu lalulintas, Penyediaan Air bersih, Rambu-rambu petunjuk, Pekerjaan Sanitasi, Plumbing, Generator dan AMF, Gardu Tol, Pot Bunga dan Koleksi Perabotan.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas harus dilaksanakan seperti yang ditunjukan pada Gambar dan harus termasuk tetapi tidak dibatasi oleh : 1) 2) 3)
S14.01(3)
Persiapan dan penyerahan Gambar Kerja ; Penyerahan Detail Daftar Penyediaan Material, Peralatan, Daftar Tenaga Kerja dan; Semua peralatan kelistrikan dan pelayananannya harus selesai dan beroperasi sesuai dengan Peraturan Kelistrikan yang berhubungan dan Peraturan Setempat untuk pemasangan kelistrikan.
Jaminan Kualitas (a)
Untuk pembangunan Gerbang Tol seperti disebutkan pada Pasal S14.01(2) (a), peraturan yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan teknik sipil dan arsitektural seperti terlihat pada berbagai pasal dari Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus harus digunakan bersama-sama dengan pasal yang berhubungan dari Divisi 14.
(b)
Untuk Pekerjaan Gardu Tol seperti dikelompokkan dalam Pasal S14.01(2) (b) merujuk pada Pasal S13.01(3)(a), Pasal S13.01(3)(b) Spesifikasi bersama dengan pasal yang berhubungan dari Divisi 14.
SU14 - 1
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 14 – Plaza Tol
S14.01(4)
S14.01(5)
Gambar-Gambar dan Dokumen (a)
Karena Gambar yang diajukan menyatakan secara umum pengaturan pekerjaan, Kontraktor harus merujuk pada semua Gambar yang berhubungan, untuk meyakinkan dirinya sendiri menyangkut lokasi, rute semua pelayanan kelengkapan dan hal-hal lain yang dianggap perlu, sehingga Kontraktor dapat menjaga ruang bebas yang cukup antara kelistrikan dan pelayanan lainnya. Untuk itu, Kontraktor harus menyediakan Gambar Kerja (shop drawings) sebanyak 2 (dua) copy yang menunjukkan rute pasti dari kabel-kabel di bawah atau di atas tanah, saluran-saluran, semua saluran dan cabang, lokasi manhole, kotak draw-in dan persimpangan, jumlah dan ukuran kawat dalam tiap saluran atau cabang, pengaturan hubungan akhir pada papan-papan distribusi, detail dari saluran dan metoda menentukan papan-papan utama, sub-utama untuk bagian dari pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan program yang menunjukkan tanggal pada mana pembetonan pada berbagai bagian terjadi, bersama-sama dengan penyerahan Gambar Kerja.
(b)
Setelah selesai pengujian, Kontraktor harus membuat Gambar Terlaksana “as-built drawing” dari denah dan diagram sirkuit, yang secara jelas menyatakan tiap perubahan yang dibuat dari perencanaan awal.
(c)
Setelah pekerjaan selesai, dan sebagai syarat diterima, Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas sebanyak 3 (tiga) buah manual untuk pemeliharaan dan operasi dari instalasi kelistrikan dan daftar bagianbagian yang cukup untuk permintaan suku cadang.
Standar (a)
Pekerjaan pada Pasal S14.01(2)(b) yang dicakup dalam Kontrak ini harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Kelistrikan lokal serta standar dan peraturan yang digunakan dari hal berikut : JIS JEA AIEE ASA ASTM DIN IEA NEC NECA NEMA UL PLN SNI SII
: Japanese Industrial Standards : Japanese Electrical Association : American Institute of Electrical Engineers : American Standards Association : American Society for Testing Materials : German Industry Standard (Deutsche Industrie Normen) : International Electrical Association : National Electrical Code (USA) : NationalElectricalContractors“Standards of Installation(USA) : National Electrical Manufacturers Associaton (USA) : Underwriters Laboratories, Inc. : Perusahaan Listrik Negara : Standar Nasional Indonesia : Standar Industri Indonesia
SU14 - 2
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 14 – Plaza Tol (b)
S14.01(6)
Sebelum pelaksanaan, atas biaya sendiri, Kontraktor harus mengamati dengan teliti peraturan yang dikeluarkan oleh Otoritas Kelistrikan.Pemilihan material dan metode pemasangan harus sesuai dengan peraturan ini. Kontraktor harus mengetahui dan menghargai peraturan Badan Lokal, Peraturan Daerah Setempat, DLLAJR, PLN, PDAM, PT. TELKOM, PT. PGN, Operator seluler dan semua aturan serta peraturan lain yang berhubungan.
Material Material yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dalam Pasal S14.01(2)(a) dan harus diikuti pasal-pasal yang berhubungan sebelumnya. Material-material yang diperlukan untuk perlengkapan Fasilitas Tol serta cara pemasangannya dan harus memenuhi sebagai berikut: (a) Perlengkapan Penerangan (i) Perlengkapan peneranganseperti yang ditunjukkan pada Gambar harus terdiri dari perlengkapan, lampu, dan perlengkapan pemasangan. Lampu LED 100 watt harus digunakan. Perlengkapannya ditempatkan di luar ruangan di langit-langit atap Plasa Tol harus dari tipe tersembunyi. (ii) Panel Listrik Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, panel harustipe panel dalam ruangan dan terbuat dari pelat baja atau bahan plastik khusus yang tersedia di pasaran di bawah nama merek terkemuka. Harus disediakan ruangan yang cukup untuk memudahkan ketika pemeliharaan dan pemeriksaan kabel ukuran kawat kecil. Panel harus disertakan dengan diagram kabel secara permanen yang ditempelkan di bagian dalam pintu panel. (iii) Komponen Panel Komponen harus dirancang untuk 3-fase, 4 kawat, 50 Hz dioperasikan Pada 380/220 volt. Pemutus sirkuit harus dibuat dari tipe pemutus udara dengan nilai pelayanan AC 460-volt. Kapasitas pemutus sirkuit gangguanharus yang 15.000 ampere dan berdasarkan standar JIS C 8370, kecuali gangguan lebih besar dari 225 ampere harus memiliki pemutus gangguan dengan kapasitas 25.000 ampere atau yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
SU14 - 3
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 14 – Plaza Tol (v) Kabel, Kawat, Grounding dan Material sambungan Listrik Semua kabel, kawat, grounding dan material sambungan listrik harus memenuhi persyaratan Pasal S.13.01 (9) (b), S.13.01(9) (c) dan S.13.01 (9) (d) Spesifikasi ini dan semua persyaratan khusus yang berlaku. (vi) In-line Connector Sebuah pin tembaga dan setiapstop kontak tembaga minimal 90% konduktivitasnya harus dikerutkan ke kabel Soket harus mempunyai tekanan konstan dengan pin dari lengan pegas tembaga berilium dan harus dilengkapi dengan pin dudukan sekali pakai. Pin harus dari material setengah-keras dan bagian crimping harus sepenuhnya dianil sedangkan sisanya dari pin dipertahankan dalam keadaan keras. Soket tersebutharussepenuhnya dianil. Baik pin tembaga dan soket harus mempunyai tempat penguncian dilokasi tersembunyi yang disesuaikan dipasang dan disimpan di rumah karet. Pin dan soket harus saling mengunci sehingga koneksi dapat dipertahankan dengan kekuatan tegangan tarik minimum 10 kg yang diterapkan pada kabel terpasang. Colokan kontak dan soket harus dibuat tahan air, karet sintetis dan mampu tertaman di tanah atau terpasang di bawah sinar matahari. Setiap rumah soket di sekitar kabel harus tidak bocor, memiliki susunan ruang dalam yang sesuai dan dapat mempertahankan pin tembaga atau soket, dan tidak bocor antara dua soket pada titik yang tidak tersambung. Setiap soket harus dilengkapi dengan ventilasi dalam yang diisi dengan jumlah senyawa isolasi silikon yang dirakit di tempat elemen konduktor, dan memaksa udara melalui ventilasi rendering ke seluruh rongga udara bebas konektor. (vii) Tee Connectors Setiap konektor harus mengandung tiga lugs terminal, baut dan mur. Setiap lug harus memiliki lubang pemutaran baut dan mur. Rumah saklar dan rumah tee harus dibuat dari karet sintetis tahan airdan tahantertanam di tanah atau terpasang di bawah sinar matahari. Rumah saklardi sekitar kabel dan di titik sambungan di rumah tee harus tidak bocor. Rumah tee harus kedap air pada rumah saklar. Setiap kotak harus disertakan dengan senyawa silikon yang cukup untuk melumasi rumah karet agar memudahkan saat pemasangan.
SU14 - 4
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 14 – Plaza Tol (viii) Saluran penghubung (Conduit) Conduit dipasang di bawah tanah harus dari baja. Permukaan luar dan dalam conduit semuanya harus seragam dari baja dan dilapisi-seng dari proses hot-dip galvanizing. Conduit yang ditanam dalam beton harus PVC sesuai dengan persyaratan JIS C8430. (b) Penangkal Petir Terminal udara harus dari tipe tembaga konvensional seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. BC konduktor harus dipasang braket di setiap 50 cm panjang dan sealant karet harus diisi disemua lubang untuk menghindari kebocoran. Hambatan tanah maksimum harus kurang dari 1ohm. (c) Sistem Alarm Sebuah unit pengontrol harus ditempatkan di ruang patroli keselamatan jalan. Sebuah lampu strobe warna kuning dipasang dilangit-langit Toll Booth seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. Semua Gardu Tol harus dilengkapi dengan tombol tekan untuk mempercepat dan mempermudah pengoperasian. Sirene harus ditempatkan di dekat lampu strobe seperti yang ditunjukkan pada Gambar. (d) Public Address System Semua Toll Booth harus dilengkapi dengan mikrofon tipe kondensor dengan dilengkapi lonceng. Frekuensi harus 50 Hz sampai 20 KHz, impedansi yang 600 ohm dan penyeimbang antara pola pick up uni-directional. Speaker harus dari tipe tanduk dengan frekuensi 280 Hz sampai 12.500 Hz dan harus memiliki keluarantekanan suara sebagai berikut: Input 1 watt, 1 meter: 104 dB Input 15 watt, 1 meter: 116 dB Input Rating 15 watt harus dengan impedansi 8 ohm. Pre-Amplifier, terpisah dari Power Amplifier, harus memiliki 1 input modul untuk kedua mikrofon dan bunyinya memiliki karakteristik sebagai berikut: Power Output Mixer Frequency Response
: 0 dB / 600 ohm : 40 Hz sampai 16 KHz untuk 1 dB
SU14 - 5
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 14 – Plaza Tol Total Harmonic Distortion Indicator Power Output Mixer
: Kurang dari 0,5% : LED : 100 watt
Spesifikasi dari Power Amplifier harus: Power Output Total Harmonic Distortion Controls
: : :
100 watt kurang dari 1% at 40 Hz to 16 KHz 1 Volume Control 1 Power ON / OFF switch 2 Priority inputs paralleled
Spesifikasi dariVolume Control harus: Tipe Power Rating Attenuation/Step Total Attenuation Insertion Loss
: : : : :
Auto Transformer sesuai dengan Speaker tanduk 3 dB / 6 dB 36 dB 0.6 dB
Semua kabel yang digunakan NYAHY 2 x 1,5mm2 Semua peralatan harus terhubung ke tanah. (e) CCTV Sebuah kamera yang ditempatkan di ruang patroli keselamatan jalan, dilengkapi dengan lensa remote control dan penempatannya disesuaikan disetiap letak Toll Booth sehingga operator CCTV dapat memantau situasi pada monitor LED 21 inch. (f) Sinyal Lalulintas Seperti ditunjukkan dalam Gambar, lokasi lampu pengatur lalu lintas harus 1 set ditempatkan di setiap lajur masuk dengan diameter 30 cm (Silang / Panah) dan 1 set dengan diametertiang 20 cm dan dicat kuning. Setiap set terdiri dari 2 lampu LED - 1 hijau dan 1 merah dan harus dioperasikan dari Toll Booth. (g) Alat pasokan Udara bersih Tidak diperlukan karena sudah tersedia tirai udara (h) Pendingin Ruangan AC (Air Conditioning) Pendingin ruangan harus disediakan untuk semua ruang seperti berikut: Toll Booth (Short Type)
SU14 - 6
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 14 – Plaza Tol
Pendingin ruangan untuk tipe short booth harus dipasang seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Untuk plasa 4 pulau dan juga digunakan untuk plasa 3 pulau, kapasitas harus 15.000 BTU dan plasa 2 pulau kapasitas harus 9.000 BTU. Tegangannya harus 220 V. Gardu Tol (Long Type) Pendingin ruangan untuk tipe long booth harus tipe unit split. Kapasitas setiap unit harus 8.000 BTU. Tegangannya harus 220 V. Letak pendingin ruangan harus dipasang atas pengarahan Konsultan Pengawas. (i) Tirai udara Tirai udara harus dipasang di semua tipe short Toll Booth. Tirai udara harus dipasang di atas jendela operator dan harus memiliki karakteristik sebagai berikut: Panjang
:
90 cm
Air Velocity
:
Pengaturan kecepatan ganda Hi = 9.0 m/s, Lo = 8.0 m/s
Voltage
:
220 V
Frekwensi
:
50 Hz
Berat
:
Tidak lebih dari 15 kg
(j) Sistem Intercom Sistem ini terdiri unit tombol telepon yang dilengkapi meja tipe telepon dengan cabang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. Kabel lapis baja harus diameter 0,8 mm2 yang dibuat sesuai dengan SPLN. Untuk salurannya harus digunakan tipe PVC Az. (k) Rambu-rambu Petunjuk Persyaratannya Rambu-rambu Petunjuk harus sesuai dengan Pasal S12.07 dan S12.08 yang berlaku. (l) Pemasangan Sanitasi Saluran pada lantai harus dari stainless steel diameter 50 mm dan dilengkapi dengan siphon. WC (Water Closets) harus buatan Pabrik terkemuka yang dilengkapi dengan peralatan yang diperlukan.
SU14 - 7
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 14 – Plaza Tol
Galian untuk pembangunan septic tank harus memenuhi persyaratan dan peraturan pekerjaan teknik sipil. (m)Pipa Keran Air Pipa untuk Keran Airharus PVC sesuai dengan JIS K - 6742 jenis VIP. Pompa air harus tipe jet pump 250 watt fase tunggal 220 volt, dengan karakteristik sebagai berikut: Kapasitas Bagian atas Tekanan di atas Total
:60 Lt. per menit : 30 m : 30 m : 60 m
(n) Sambungan ke PDAM Saluran pipa keran air harus disambungkan ke pipa air utama (PDAM). Titik sambungan akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Biaya penyambungan air akan ditentukan oleh Otoritas Perusahaan Air Minum dan akandibebankan kepada Kontraktor. (o) Siaga Gensetdarurat. Genset darurat yang di siagakan harus spesifikasi sebagai berikut: (i) Genset 100 KVA atau kapasitas yang ditunjukkan dalam Gambar a) Mesin Diesel Rating : 150 HP atau yang ditunjukkan dalam Gambar Rpm : 1500 Stroke : 4 Air pendingin, penyala listrik, selip dipasang dan dilengkapi dengan peredam getaran dengan tingkat kebisingan 45-72 dB dari jarak 7 meter. - Sistem Bahan Bakar 1 tangki bahan bakar 500 liter atau yang setara untuk operasi 24 jam mana yang lebih besar, di atas struktur baja tinggi 3 m untuk pasokan bahan bakar harian. 1 tangki bahan bakar 3000di atas dasar beton dihubungkan ke tangki harian dengan pompa, tipe listrik dan tipe manual. Bahan bakar dihubungkan melalui serangkaian filter, filter sangat halus dan dipompakan dan diatur sekrup halus.
SU14 - 8
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 14 – Plaza Tol
- Sistem Pelumasan Pompa minyak pelumas Penyaring radiator pendingin Pengukur tekanan Pompa ganti oli (manual) - Pasokan udara Udara disaring sistem turbo charger - Sistem Exhaust Insulated exhaust manifold dengan tipe peredam rumah. - Sistem Pendingin Sistem air pendingin dilengkapi dengan pompa sirkulasi, radiator dan kipas - Sistem Pemantau Mesin Sistem pemantau mesin akan dilindungi oleh: * oli tekanan rendah * kelebihan kecepatan * kekurangan pendingin dan harus dilengkapi dengan tombol shutdown darurat - Panduan Panduan yang disediakan berupa: * panduan pengoperasian * panduan perbaikan * panduan spare part dengan 2000 jam daftar spare part yang direkomendasikan
b) Genset Output rating Voltage rating Frekwensi Rpm Power factor Isolasi
: 100 KVA continuous rating atau yang ditunjukan dalam Gambar : 3 fase, 220 V / 380 V AC : 50 Hz : 1500 : 0.8 : Kelas F
SU14 - 9
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 14 – Plaza Tol Standar
: VDE IP-23
Pengaturan tegangan harus otomatis dan genset harus tipe sikat 3 fase tipe synchronous dengan gulungan peredam. (ii) Genset 30 KVA a) Mesin Diesel Rating Rpm
: 55 HP : 1500
Air pendingin, penyala listrik dengan baterai 24 volt dari 50 AH dan dilengkapi dengan tangki bahan bakar 500 liter b) Genset Output rating Voltage rating Frekwensi Rotasi Power factor Isolasi
:
30 KVA atau yang ditunjukan dalam Gambar 3 phase, 220 V / 380 V 50 Hz 1500 rpm 0.8 Kelas F, IP - 23 (VDE)
: : : : :
Pengaturan tegangan harus otomatis dan genset harus tipe sikat 3 fase tipe synchronous dengan gulungan peredam (iii) Generator Panel Panel Genset harus tipe berdiri bebasdan terbuat pelat baja 3,2 mm dan rangka dari baja, dicat dengan lapisan anti karat sebagai lapisan pertama danwarna abu-abu lapisan terakhir. Panel berisi sebagai berikut: - Voltmeter
: Skala 0-500 V Pengukuran langsung, tipe besi bergerak, bentuk segi empat 100 mm x 100 mm, terhubung dengan saklar pemilih dengan kontak yang sesuai untuk 3x fase ke netral, 3x fase ke fase dan posisi OFF.
- Amperemeter
: Skala 0-100 A Satu untuk setiap fase, tipe besi bergerak,bentuk segi empat100 mmx 100 mm, dioperasikan dengan bantuan arus transfo.
SU14 - 10
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 14 – Plaza Tol - Frequencymeter
- Meteran Jam Beroperasi
: Tipe getaran dengan kesalahan akurasi kurang dari 0,3%, bentuk persegi empat 100 mm x 100 mm. : Bentuk segi empat 50 mm x 50 mm.
- DC Amperemeter
: Skala 0-50 A, tipe besi bergerak, bentuk segi empat 100 mm x 100 mm.
- DC Voltmeter
: Skala 0-50 V, tipe coil bergerak, bentuk segi empat100 mm x 100 mm.
Jika tidak disebutkan lain dalam Gambar, maka MCCB utama harus 3 tiang 200 A pemutus arus untuk generator 100 KVA dan 100 A untuk generator 30 KVA. Panel tersebut harus ditempatkan di atas pondasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar. (iv) Automatic Mains Failure (AMF) Panel The CBs utama harus 150 Ampere dengan pemisahan listrik yang saling terhubung dan harus diatur dengan 3 posisi sebagai berikut: - Model Otomatis - Model Manual - Model Percobaan dengan mengikuti indikator dan lampu pengarah: OFF Model otomatis Model Manual Model percobaan Pengawasan "ON" Diesel jalan Oli tekanan rendah Mesin kepanasan Sumber utama diCB Generator di CB Mulai gagal Mulai Panduan mulai Panduan berhenti Blok Pengulangan Pengujian
SU14 - 11
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 14 – Plaza Tol Panel juga harus dilengkapi dengan penghentian darurat dan pengaktifkan tombol otomatis dalam keadaan darurat. Panel harus dari tipe bebas berdiri, terbuat dari 3,2 mm pelat baja danrangka baja, dicat dengan lapisan anti-karat sebagai lapisan pertama dan lapis terakhir warna abu-abu. (p) Pemadam Kebakaran Tipe pemadam kebakaran multiguna kimia kering harus digunakan tipe yang melawan api tipe A, B atau C dengan semprotan yang tidak merugikan operator, bukan dari bahan beracun dantidak sehat, korosif atau elektrik konduktif. Berat Alat Pemadam harus 4,5 kg dan harus ditempatkan tegak dan tidakgoyah sebelum digunakan. Waktu aktif pemadam harus minimal dua tahun dan harus memiliki jangkauan 3,0 m. (q) Struktur Baja Struktur harus dari baja dengan plat menurut standar JIS G 3101 atau ASTM A. 36. Elektroda pengelasan harus dari jenis elektroda baja dengan tipe Eutectic Rod Unimatic 6.000 (AC-DC) dengan kekuatan tarik 68.000 psi atau setara. Baut dan mur harus sesuai dengan ASTM A.36 untuk baut hitam dan ASTM A.325 F untuk jenis HSB. (r) Kayu Semua kayu yang digunakan pada struktur harus lurus, tua dan kering dan sesuai dengan Peraturan NI - 5-1965 atau setara. (s) Keramik Mosaik Dimensi keramik harus 10 cm x 20 cm atau yang ditunjukkan lain dalam Gambar yang berasal dari produsen lokal terkemuka. Warna dan tekstur akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas. (t) Aluminium Profil aluminium harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut: Ketebalan anoda Batas patah Batas Elastisitas Ketebalan profil
: 20 - 20 mikron : 22 kg / mm2 : 0.078 inch (tanpa kerusakan) 0,056 inch (dengan kerusakan) : minimum 1,5 mm
SU14 - 12
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 14 – Plaza Tol
Perlengkapan lainnya harus dari aluminium. Semua tebal kaca harus 5 mm dan tepinya dilindungi oleh vinil gasket. Spesifikasi untuk kunci pintu adalah sebagai berikut: Kantor Toilet Toll Booth
: KEND atau setara : Alpha 6.000, p.11 WC atau setara : Cisa 44210 atau setara
(u) Ceiling Superdeck tipe C dengan ketebalan 0,3 mm atau setara harus digunakan untuk langit-langit atap Plasa Tol. (v) Atap dan Fascia Material atap adalah sebagai berikut: - Tipe Kantor LT 7 SWG 22 - Tipe Toll Booth L 7 SWG 22 Material fascia harus Super deck tipe B (tinggi kerut 15 mm) dengan ketebalan 0,7 mm atau setara, dengan berwarna coklat. S14.01 (7)
Konstruksi (a) Umum Semua pengerjaan harus diselesaikan sesuai dengan standar industri yang terbaru yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. (b) Saluran kabel (Conduit) Pemasangan conduit harus dilakukan sesuai dengan Spesifikasi ini dengan lokasi seperti yang ditunjukan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Ukuran conduit harus seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Conduit yang lebih kecil dari 25 mm tidak boleh digunakan, kecuali dinyatakan khusus. Menjadi pilihan Kontraktor atas biaya sendiri dapat menggunakan ukuran conduit yang lebih besar jika diinginkan dan di mana ukuran conduit yang lebih besar yang digunakan harus seluruh meter panjang dari dan ke stopkontak. Tidak ada pengurangan sambunganyang diijinkan. Ujung conduit harus dibesarkan baik untuk meghilangkan ketidakrataan maupun sisi yang kasar. Bidang pemotongan harus dibuat persegi dan benar sehingga kedua ujungnya bebentuk lingkaran penuh.
SU14 - 13
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 14 – Plaza Tol
Sambungan yang licin atau untainnya sudah lepas tidak diperbolehkan untuk sambungan conduit. Ketika standar koplingtidak dapat digunakan, jika diijinkan kumpulan benang sambungan berulir harus digunakan. Benang baja semua conduit harus dicat dengan kualitas baik atau cat anti karat sebelum sambungan dipasang. Semua sambungan baja harus diulir sampai ujung saluran, sehingga dibuat sambungan listrik yang baik sepanjang conduit. Jika lapisan pada conduit telah rusak saat pelaksanaan atau pemasangan, tempat tersebut harus dicat dengan cat anti karat. Semua ujung conduit harus threaded dan ditutup dengan penutup standar sambungan conduitdan ditekan sampai pemasangan kabel dimulai. Saatsambungan dan tekanan dipindahkan, ujung sekrup harus dilengkapi dengan ring yang disetujui. Penggunaan colokan sementara sebagai pengganti kopling conduit tersebut dilarang menekan secara tegas. Conduit awal harus diperpanjang minimal 15 cm dari permukaan pondasi dan minimal 80 cm di bawah pucakpondasi. Belokan Conduit, kecuali belokan buatan pabrik, harus memiliki radius minimal 6 kali diameter dalam Conduit tersebut. Ketika belokan buatan pabrik tidak digunakan, Conduit harus dibengkokan menggunakan alat bending yang disetujui dilengkapi ukuran yang benar, tanpa pemampatan atau datar dengan menggunakan jari-jari praktis terpanjang. Tarikan kawat galvanis harus dipasang di semua Conduit yang akan menerima konduktor. Minimal 60 cm panjang tarikan kawat dan harus dua kalinya pada setiap ujung Conduit. (c) Pull box Pull box harus dipasang di lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar danpada titik-titik tambahan seperti diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor dapat memasang dengan biaya sendiri, kotak tambahan seperti yang diinginkan untuk memudahkan pekerjaan. (d) Kawat Kabel harus memenuhi persyaratan peraturan yang berlaku.Kabelberada dalam panel, manholes, dll harus tersusun rapi dan tergabung dalam panel. Serbuk Soapstone, bedak, atau pelumas harus digunakan saat menempatkan konduktor didalam conduit. Penyambungan konduktor diijinkan hanya pada manholes, transformator lead, di pangkalan tiang, atau peralatan kontrol. (e) Profil Baja
SU14 - 14
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 14 – Plaza Tol
Profil baja harus bebas dari karat dan didukung oleh sertifikat kualitas yang diperlukan. Semua pekerjaan pengelasan dilakukan oleh tukang las yangberkualitas dengan kualifikasi sebagaimana diatur dalam JIS 2.3801. Semua permukaan bajalapis pertama harus dua kali dilapisi seng-kromat sebelum lapisan terakhir dilakukan. Sebelum pengecatan semua permukaan harus dibersihkan dengan sand blasting jika diperlukan. (f) Pekerjaan Aluminium Lembaran aluminium akan dipasang dengan menggunakan sekrup, profil saling terkait atau paku keling. Bingkai aluminium yang menempel semen atau bahan lainnya yang dapat merusak anodizing harus terlebih dahulu dilapisi lemak dan dibungkus dengan kertas atau resin. (g) Toilet /WC (Water Closets) Sebelum pemasangan water closets, didasarnya harus dipasang kayu ek tebal 3 cm dan kemudian water closet dipasang sekrup perunggu. (h) Prosedur Pengujian GenSet. Setelah generator-set telah selesai terpasang, berikut prosedur pengujian yang harus diikuti: (i) Generator Dengan menggunakan perangkat pembebanan buatan, langkah pembebanan harus: Tanpa beban 25% beban penuh 50% beban penuh 100% beban penuh 110% beban penuh
60 menit 15 menit 15 menit 60 menit 15 menit
(ii) AMF (Automatic Mains Failure) Setelah tercapai 25%beban, AMF harus diuji terhadap: (aa) Fungsi dari relay, seperti model otomatis, model manual, dll (bb) Persimpangan sumber daya.
SU14 - 15
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 14 – Plaza Tol
Prosedur pengujian dengan beban 100% harus diulang sebelum erah Terima pertama dan terakhir. (i)
Pengujian Lapangan Sebelum menyelesaikan pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan pengujian pada semua sinyal lalu lintas dan lintasan penerangan dan disaksikan Konsultan Pengawas. (i) Pengujian pada sambungan setiap lintasan. (ii) Pengujian pada dasar/ tanah di setiap lintasan. (iii) Uji megger pada setiap lintasan antara konduktor dan tanah dengan semua pelat switch, pelat panel, pegangan sekering, switch, dan saklar di atas perangkat tempat membaca rekaman. Kontraktor harus memberikan Konsultan Pengawas tiga salinan hasil pengujian rekaman bacaan masing-masing lintasan. Resistansi isolasi antara konduktor dan tanah harus tidak kurang dari 8 mega-ohm. Setiap perubahan bacaaan minimal diatas harus disetujui oleh Konsultan Pengawasdan persetujuan harus tertulis, setelah ada permohonan tertulis dari Kontraktor. Pengujian fungsional menunjukkan bahwa masing-masing dansetiapbagian dari fungsi seperti yang ditentukan atau dimaksudkan disini. Setiap kesalahan dari hasil uji pada material atau bagian manapun yang dipasang harus diganti atau diperbaiki oleh Kontraktor dengan disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan harus diulang pengujian yang sama sampai tidak ada kesalahan lagi.
(J) Pengecatan Semua pengecatan yang diperlukan harus disesuaikan dengan bagian yang berlaku pada Pasal S12.18 dari Spesifikasi ini. Jika perlengkapan listrik (tanpa kepala sinyal) terletak di atas tanah dan tidak memiliki permukaan luar dari aluminium atau galvanis, maka permukaannya harus dilapisi dengan dua lapisan yang disetujui yaitu seng dengan cat dasar, ditambah lapisan finishing yang langsung diperintahkan Konsultan Pengawas. Panel kontrol untukperlengkapan peralatan listrik harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan di atas. (k) Panel
SU14 - 16
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 14 – Plaza Tol
Semua panel kontrol dan peralatan kontrol harus dari pabrik kabel siap pakai. Pekerjaan lapangan harus dibatasi untuk penempatan kabinet, peralatan dan sambungan kabel lapangan ke ke strip terminal lapangan. (l)
Gambar Terlaksana “As–Built Drawing” Setelah selesai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan Gambar Terlaksana (as-built drawing), gambar koreksi dan data-data lian yang diperlukan kepada Konsultan Pengawas, yang menunjukkan semua detail perubahan konstruksi dan lokasi, kedalaman saluran dan diagram sirkuit skematik yang lengkap. Gambar Terlaksana harus dalam lembaran standar Gambar Kontrak. Gambar koreksi harus dalam lembar ukuran penuh dan tidak dalam ukuran yang diperkecil.
(m) Jaminan Kontraktor harus memberikan Pengguna Jasa jaminan atau garansi yang diperlukan dalam praktek perdagangan normal dalam hubungannya dengan pembelian tiap material atau item yang digunakan untuk pembangunan penerangan atau sistem lampu lalu lintas atau sistem yang termasuk dalam Kontrak ini. S14.01(8)
Metode Pengukuran Jumlah setiap item dibayar berdasarkan Pasal ini akan menjadi masing item atau kumpulan atau satuan seperti yang dijelaskan di bawah ini yang dilengkapi dan dipasang sesuai dengan Spesifikasi ini, Gambar dan atas perintah Konsultan Pengawas. Pengadaan dan pemasangan kabel listrik dan sambungan ke sistem pembangkit yang baru tidak akan diukur secara terpisah dan dianggap dimasukkan dalam item untuk instalasi listrik.
S14.01(9)
Dasar Pembayaran Kuantitas yang diukur sebagaimana di atas, harus dibayar sesuai Kontrak Harga Satuan untuk setiap item pembayaran seperti yang dijelaskan di bawah ini. Harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh atas semua pekerjaan yang ditunjukkan dalam Gambar atau dijelaskan dalam Spesifikasi ini. Nomor dan Nama Mata Pembayaran 14.01(1) 14.01(2) 14.01(3) 14.01(4) 14.01(5) 14.01(6)
Satuan Pembayaran
Pulau Tol Tipe A (standar) Pulau Tol Tipe B (standar dengan lobang tangga) Pulau Tol Tipe C (untuk tipe long booth-ruang keamanan dan kepala kolektor tol Pulau Tol Tipe D (untuk tipe long booth ruang WC (toilet) Pulau Tol Tipe E (untuk ruangan belakang) Pulau Tol Tipe F (untuk gerbang sisi luar)
Unit Unit Unit Unit Unit Unit
SU14 - 17
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 14 – Plaza Tol Nomor dan Nama Mata Pembayaran 14.02(1) 14.02(2) 14.02(3) 14.03(1) 14.03(2) 14.03(3) 14.03(4) 14.03(5) 14.03(6) 14.03(7) 14.04(1) 14.04(2) 14.04(3)
Satuan Pembayaran
Tipe standar short Booth Long Booth untuk Keamanan dan Kepala kolektor Tol Long Booth dengan WC (toilet) Atap Gerbang Tol untuk 2 pulau Atap Gerbang Tol untuk 3 pulau Atap Gerbang Tol untuk 4 pulau Atap Gerbang Tol untuk 5 pulau Atap Gerbang Tol untuk 6 pulau Atap Gerbang Tol untuk 7 pulau Atap Gerbang Tol untuk 8 pulau Genset bergerak (sound proof trailer) 100 KVA Genset bergerak (sound proof trailer) 50 KVA Genset bergerak (sound proof trailer) 30 KVA
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
SU14 - 18
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 15 – Pengalihan dan Perlindungan Utilitas Yang Ada DIVISI 15
PENGALIHAN DAN PERLINDUNGAN UTILITAS YANG ADA S15.01
PENGALIHAN DAN PERLINDUNGAN UTILITAS YANG ADA
S15.01 (1)
Umum (a) Pekerjaan ini terdiri atas penggantian, pemindahan, pengalihan dan perlindungan utilitas umum yang ada, keseluruhan pekerjaan disesuaikan dengan Gambar, Standar, Spesifikasi dan Peraturan. (b) Lokasi instalasi yang terlihat pada Gambar adalah perkiraan, lokasi dan rute yang tepat akan ditentukan kemudian oleh Instansi Berwenang.
S15.01 (2)
Lingkup Kerja Lingkup kerja akan mencakup pengadaan dan pengangkutan ke lapangan, pemasangan, pengujian dan mempersiapkan semua material dan peralatan berkenaan dengan pengalihan atau perlindungan perlengkapan berikut : a. Pipa saluran air bersih diameter 800mm, 600mm, 400mm, 350mm, 250mm, 200mm b. Jalur supply Gas diameter 400mm, 600mm c. Jalur transmisi tower 150 KV, 200 KV d. Jalur atas medium voltage 20 KV. e. Kabel ground medium voltage 20 KV f. Jalur atas low voltage 220 V/ 380 V g. Substansi Listrik h. Jalur atas Telepon i. Kabel Bawah Tanah Telepon j. Fasilitas Kereta Api k. Utilitas lainnya sesuai perintah Konsultas Pengawas sepanjang pekerjaan itu berhubungan dengan pekerjaan sipil, seluruhnya sampai batas menurut Gambar, Standar dan Spesifikasi untuk pemasangannya mengikuti peraturan yang dikeluarkan oleh pemilik utilitas sebagai berikut : -
-
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM/PAM) untuk semua pipa penyediaan air bersih. Perusahaan Gas Negara atau Petrogas untuk semua jalur penyediaan gas Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) untuk jalur transmisi 150 KV, 200 KV, instalasi jalur atas dan instalasi di bawah tanah medium voltage 20 KV, jalur distribusi atas low voltage.220 V/ 380 V dan substation listrik. Perusahaan Umum Telekomunikasi untuk jalur atas dan kabel ground Telepon.
SU15 - 1
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 15 – Pengalihan dan Perlindungan Utilitas Yang Ada Kontraktor diwajibkan untuk melakukan koordinasi bersama dengan Pemilik Utilitas ketika akan memindahkan atau melindungi Utilitas yang ada. S15.01 (3)
S15.01 (4)
S15.01 (5)
Jaminan Kualitas a.
Kontraktor akan melihat dan memenuhi Standar, Spesifikasi, Peraturan menentukan Kontrak ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b.
Kontraktor juga harus memenuhi peraturan lokal yang dikeluarkan oleh Instansi Utilitas lokal.
c.
Untuk pembuatan sesungguhnya, pemasangan dan pengujian dari pekerjaan yang disebutkan, Kontraktor harus memperkerjakan seluruhnya personel yang terlatih dan berpengalaman atau menunjuk Sub-Kontraktor yang sudah terbiasa dengan persyaratan pekerjaan ini dan dengan rekomendasi pemasangan dari pabrik hal-hal yang ditentukan.
Gambar dan Dokumen a.
Kontraktor harus melihat Gambar yang berhubungan yang dikeluarkan oleh Instansi Berwenang untuk meyakinkannya lokasi dan rute pelayanan sehingga dapat mempertahankan jarak yang cukup di antara pelayanan utilitas. Gambar yang disediakan biasanya menunjukkan secara umum pengaturan pekerjaan, sehingga Kontraktor perlu menyediakan Gambar kerja yang menunjukkan rute yang pasti dari semua pipa, instalasi atas dan bawah tanah, jalur yang pasti saluran dan cabang, lokasi manhole atau lubang kontrol, unit penutup dan persimpangan, jumlah dan ukuran kabel dalam tiap saluran dan lain-lain.
b.
Prosedur dan penyelesaian uji dan pemasukan Gambar As built akan memenuhi persyaratan dari Instansi Berwenang yang berhubungan.
Standar, Spesifikasi dan Peraturan Dengan mempertimbangan pada : -
Spesifikasi Material Peraturan, Standar, Praktis Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan Pabrik dan Prosedur Tes yang diterima Gambar as built Penyerahan manual
akan ditentukan oleh Otoritas Utilitas. S15.01 (6)
Metoda Pengukuran Untuk setiap perlengkapan yang diganti, ditampung, dialihkan atau dilindungi tingkat pekerjaan dan metoda pengukuran akan ditetapkan oleh Konsultan Pengawas sesuai dengan pekerjaan seperti diperintahkan dan pekerjaan SU15 - 2
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 15 – Pengalihan dan Perlindungan Utilitas Yang Ada dilaksanakan memenuhi persyaratan dari Otoritas Utilitas dan Spesifikasi yang terpakai.
S15.01 (7)
Dasar Pembayaran Suatu Provisional Sum ditentukan dalam Jadwal Penawaran untuk pengalihan dan perlindungan perlengkapan yang ada. Pekerjaan ini, diukur seperti ditentukan di atas, akan dinilai sesuai dengan Ketentuan Umum Kontrak, dan Pembayaran akan dibuat dari Provisional Sum disebutkan di bawah ini. Biaya overhead Kontraktor untuk pekerjaan subkontrak ini ditambahkan sejumlah persentasi yang sudah ditentukan dalam Daftar Harga dan Kuanitas
Nomor dan Nama Mata Pembayaran 15.1
Pengalihan dan Perlindungan Utilitas yang ada
Satuan Pengukuran Provisional Sum
SU15 - 3
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol DIVISI 16 KANTOR DAN FASILITAS TOL
S16.01
Umum Divisi 16 dari Spesifikasi ini berhubungan hanya dengan daerah yang ditunjuk sebagai Kantor Tol dan daerah Fasilitas Tol. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar dan/atau Spesifikasi Khusus maka Divisi16 persyaratan dari Spesifikasi Umum ini, akan berlaku.
S16.02
Pekerjaan Lapangan
S16.02(1)
Lingkup Pekerjaan a. Umum Lingkup pekerjaan seperti yang disebutkan di bawah ini tidak membatasi luas pekerjaan yang ditentukan seluruhnya dalam Spesifikasi dan Gambar tetapi hanya menyediakan gambaran awal seluruhnya. b. Gambaran Pekerjaan Pekerjaan yang dilaksanakan terdiri atas : Perataan dan persiapan permukaan tanah yang ada atau timbunan yang diperlukan di bawah dan disekitar Kantor Tol dan Daerah Fasilitas Tol. Pembangunan Jalan dan Tempat Parkir Pembangunan Drainase disekitar Bangunan. Pembangunan Parit Drainase, Gorong-gorong dan kisi-kisi. Galian Drainase Tepi Jalan. Pembangunan Kotak Tanaman Pertamanan seperti tanaman, rumput dan lain-lain. Pagar. c. Lokasi Lapangan Lokasi lapangan seperti terlihat pada Gambar.
S16.02 (2)
Pembersihan Lapangan, Pembongkaran, Galian dan Timbunan a. Persyaratan Spesifikasi Pembersihan Lapangan, Pembongkaran, Galian dan Timbunan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan Divisi 2 “Pembersihan
16 - 1
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol Tempat Kerja”, Divisi3 “Pembongkaran dan Divisi 4 “Pekerjaan Tanah” dari Spesifikasi ini. Galian dan timbunan untuk struktur, pipa-pipa drainase dan lain-lain dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan Divisi 5 “Galian Struktur” dari Spesifikasi ini. b. Metoda Pengukuran Jumlah yang dibayarkan akan diukur sesuai dengan ketentuan yang berhubungan dari Divisi 2, Divisi 3 dan Divisi 4 dari Spesifikasi ini. c. Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur seperti ditentukan di atas akan dibayarkan sesuai dengan ketentuan Divisi 2, Divisi 3 dan Divisi 4 dari Spesifikasi ini. Pelaksanaan galian dan timbunan untuk Kantor Tol dan Fasilitas struktur, drainase, pipa-pipa dan lain-lain tidak dibayar secara langsung tetapi akan dianggap sebagai kewajiban tambahan dari Kontraktor yang tercakup di bawah Mata Pembayaran dalam Pasal S16.03 (6) untuk pelaksanaan dari pekerjaan masing-masing. S16.02 (3)
Pekerjaan Pasangan Batu a. Semen Semen untuk pekerjaan pasangan batu harus semen yang berkualitas sama untuk pekerjaan beton, Pasal S16.03 (2). b. Pasir Pasir untuk pekerjaan pasangan batu harus memenuhi persyaratanpersyaratan AASHTO M45. c. Air Air yang digunakan untuk pekerjaan pasangan batu harus bersih, bebas dari bahan-bahan perusak atau ketidakmurnian yang akan mempengaruhi daya ikat semen. d. Tipe Mortar (i) Komposisi Campuran mortar berikut yang akan digunakan dan seperti yang diperintahkan pada Gambar atau jika tidak disebutkan dalam Gambar makasebagai berikut : 1 bagian PC : 5 bagian pasir (ii) Pengadukan Mortar akan diaduk dalam pengaduk yang disetujui atau dengan tangan pada permukaan keras yang bersih. Tiap pencampuran adalah
16 - 2
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol perbandingan volume, diukur dengan teliti dan seluruhnya diaduk dengan jumlah minimum air sampai konsistensi merata dan dapat dilaksanakan. Mortar tidak akan diaduk bila belum diperlukan. Setiap mortar yang telah diaduk tidak digunakan untuk perioda satu (1) jam harus dibuang. Mortar yang mengeras tidak boleh diencerkan dengan air dan harus dibuang. e. Pasangan Batu (Stone Masonry) (i) Material Batuan harus kualitas terbaik dari material yang ada di lokasi terdekat, bersih, bebas dari retakan dan cacat lain yang mempengaruhi kualitas. Baik padas pecah atau batu sungai dapat diterima. Diameter maksimum dari ukuran batuan adalah 15 cm. (ii) Mortar Semua pasangan batu akan dilaksanakan dengan tipe mortar sesuai subpasal (d) dari pasal ini dan minimal dengan 1 PC : 5 Pasir. (iii) Pelaksanaan Struktur pasangan batu dibuat dan dilaksanakan dengan dimensi dan ketinggian yang diperlukan sesuai dengan gambar. (iv) Perlindungan Struktur pasangan batu yang dalam pelaksanaannya terbuka terhadap cuaca harus dilindungi selama perioda hujan lebat dan ditutupi dengan material yang sesuai. (v) Perawatan Pasangan batu harus tetap dibasahi dengan air untuk perioda minimum 7 hari setelah pembangunan. f. Pasangan Batu bata untuk Parit / Selokan Pasangan batu bata harus dilaksanakan dengan mortar 1 PC : 5 pasir, semua sambungan harus digaruk sedalam ½ cm. Batu bata yang pecah/rusak tidak boleh digunakan.
S16.02 (4)
Jalan dan Parkir Kendaraan a. Umum
16 - 3
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol Seluruh pekerjaan jalan harus dibangun sesuai dengan gambar. Semua trotoar jalan harus dilapisi kerb dari kerb tipe A sesuai dengan Pasal S12.12. b. Sub-grade Sub-grade harus memenuhi persyaratan Pasal S7.01 dari Spesifikasi ini. c. Lapis Pondasi Agregat Lapis Pondasi Agregat Kelas A sebagaimana disyaratkan dalam Divisi 8 dengan tebal minimum 40 cm, dipadatkan dengan baik , diletakkan pada bagian atas dari sub-grade selebar badan jalan, dengan mengingat bahwa semua tanah humus harus dibuang seluruhnya dari sub-grade. d. Persiapan Lapisan Beraspal Sebelum lapisan beraspal dihampar, permukaan harus dibersihkan dengan kompresor, sebelum menyemprotkan lapis resap pengikat (prime coat). Sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal S9.04 e. Lapisan Beraspal Lapisan beraspal terdiri dari AC-WC setebal 4 cm dan AC-BC setebal 6 cm harus dihampar dan dipadatkan sebagaimana yang disyaratkan pada Pasal S9.07 f. Permukaan Akhir Lapisan Beraspal Permukaan akhir dari lapisan beraspal harus diukur sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal S9.07 (3) (h). Permukaan harus berbentuk tekstur dan tidak menunjukan daerah yang miring atau datar dan tidak mempunyai tempat yang rendah atau datar dimana air akan mengumpul.
S16.02 (5)
Parit Drainase dan Gorong-Gorong a. Galian untuk Drainase Tepi Jalan Galian untuk drainase tepi jalan harus lurus dan dengan kedalaman yang benar dan gradient seperti ditunjukan pada gambar. Dasar drainase harus mempunyai lebar yang cukup untuk mendapatkan ruang kerja yang memadai. Material galian tidak ditimbun pada jarak 50 cm dari tepi parit dan tepi galian harus didukung oleh papan atau topangan bila perlu untuk memastikan pelaksanaan pekerjaan yang layak dan cepat.
16 - 4
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol Dalam hal galian dibuat lebih dalam dari yang diperlukan, maka harus ditimbun sampai ketinggian yang layak dengan cara yang efisien dari pengaruh konsolidasi. Semua kelebihan tanah dari galian harus diangkut dari tempat kerja seperti perintah Konsultan Pengawas. b. Galian untuk Gorong-Gorong dan Parit Drainase Semua pekerjaan persiapan dan galian harus dilaksanakan sesuai dengan sub-pasal (a) dari pasal ini. c. Drainase Terbuka dari Beton Pembangunan drainase terbuka dari beton harus sesuai dengan Spesifikasi, dimensi dan detil seperti terlihat pada gambar. Drainase itu harus dibentuk dari pipa beton terbuka setengah lingkaran terpasang pada beton disekeliling bangunan dan lain-lain atau pada konstruksi beton bertulang dimana terlihat pada gambar. d. Gorong-gorong Pipa Beton Galian untuk gorong-gorong harus dalam parit, lebar sekurang-kurangnya 0,50 m lebih besar dari diameter luar pipa. Gorong-gorong pipa beton harus dibuat pada dimensi, garis dan ketinggian yang telah ditentukan, lengkap dengan dasar, dan bilamana diperintahkan dinding sayap, tembok kepala, pinggir dan lubang pengumpul semuanya seperti ditentukan dan seperti terlihat pada Gambar. Dasar pasir dipadatkan sekurang-kurangnya setebal 0,10 m dan 0,20 lebih lebar dari diameter luar pipa. Sabuk pasangan bata setelah 10 cm (mortar 1 PC : 3 pasir) harus dibuat pada sambungan pipa. Dinding sayap pasangan batu, tembok kepala, pinggir dan lubang pengumpul dalam ketebalan sesuai dengan gambar harus dilengkapi untuk gorong-gorong pipa dimana diperintahkan. Bilamana tidak ada tembok kepala, pinggang atau lainnya, maka pasangan batu berakhir pada ujung pipa. Semua pasangan batu dibuat dengan mortar 1 PC : 3 pasir. Pipa harus diletakkan dengan teliti sepanjang sumbu dasar, disambung dengan selayaknya dan diberi mortar untuk mencegah masuknya kotoran atau material timbunan. Kisi-kisi besi pada lubang pengumpul harus dibuat sesuai dengan gambar detil Timbunan harus disebar merata dan seluruhnya dipadatkan selapis demi selapis. Lalulintas dilarang melintasi di atas pipa gorong-gorong minimum 7 hari setelah penyelesaian pengecoran seluruh beton..
16 - 5
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol e. Parit Drainase Pasangan Bata / Selokan Parit pasangan bata / selokan harus dibuat sesuai dengan pasal S16.03 (3) (f) dan Gambar. Dasar pasir yang dipadatkan harus sekurang-kurangnya tebal 0,10 m dan 0,20 m lebih lebar dari dimensi luar dari dasar. Timbunan harus disebar rata dan seluruhnya dipadatkan selapis demi selapis. f. Parit Beton Bertulang Beton harus Kelas C, baja tulangan Grade 40 (baja sedang) dan seluruhnya harus memenuhi persyaratan untuk pekerjaan beton sesuai dengan Pasal S16.03 (2). S16.02 (6)
Pertamanan Pertamanan harus dilaksanakan, diukur dan dibayar sesuai dengan S12.17.
S16.03
Pekerjaan Bangunan
S16.03 (1)
Lingkup Pekerjaan a. Umum Lingkup pekerjaan seperti yang disebutkan dibawah ini tidak membatasi luas pekerjaan yang didefinisikan seluruhnya dalam Spesifikasi dan Gambar tetapi hanya memberikan gambaran awal menyeluruh. b. Deskripsi Pekerjaan Pekerjaan yang dilaksanakan terdiri atas pembangunan :
Kantor Tol Rumah Staff/Dinas Rumah Keamanan Rumah Genset Rumah Pompa Menara Air Tangki Bawah Tanah Trotoar Dilapisi
c. Lokasi Tempat Kerja Lokasi tempat kerja terlihat pada Gambar. S16.03 (2)
Pekerjaan Beton a. Material
16 - 6
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol Material untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dari Divisi10 dan yang terkait. b. Permukaan Akhir Permukaan akhir beton untuk pekerjaan struktural seperti yang ditentukan atau terlihat pada gambar akan dicapai dengan penggunaan acuan kualitas yang baik. Permukaan kasar yang diplaster tidak akan diterima. c. Angker untuk dinding Pada semua hubungan vertikal dari kolom beton dengan dinding, Kontraktor harus menyediakan batang baja dengan diameter 8 mm, panjang 40 cm, dibengkokan pada satu ujung dan dicor dalam beton dan ujung yang lain 25 cm untuk hubungan dengan dinding. Angker harus terletak pada jarak 50 cm, 150 cm, 250 cm dan lain-lain diukur dari bagian atas dari tiang pondasi beton bertulang atau titik ekivalen. d. Persimpangan, Bukaan dan Blok Kontraktor akan meletakan dan memasang semua persimpangan, bukaan, paku dari blok terpasang, angker dan lain-lain yang diperlukan untuk persimpangan pipa, pemasangan rangka dan sambungan lainnya, dan lainlain. Alat yang ditempatkan dengan tidak benar harus dibongkar bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas dan ketentuan lain akan dibuat untuk mendapatkan tujuan yang diperlukan. e. Toleransi (i) Toleransi untuk Beton Bentuk Kasar Posisi beton harus teliti dalam 1 cm, tetapi toleransi ini tidak kumulatif. Ukuran dari beton harus teliti dalam -0,3 cm sampai + 0,5 cm. (ii) Toleransi untuk Beton Berpermukaan Sedang Toleransi untuk permukaan beton 0,60 cm untuk posisi lurus dan 0 cm sampai 0,3 cm untuk ukuran konstruksi. Lendutan dari papan penutup pada bagian sambungan harus tidak lebih dari 0,10 cm dan lendutan dari kelurusan konstruksi harus dalam 1/1000, tetapi toleransi ini tidak kumulatif. f. Penutup Beton Pada Baja Menunjuk pada SNI 07-2052-2002. g. Beton Precast
16 - 7
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol Penutup manhole harus terbuat dari beton precast, bertulang dengan batang 8 mm x 15 cm pada kedua arah. Ukuran dan bentuk dari penutup beton precast ini seperti terlihat pada gambar. h. Lintel (Balok Latel) Lintel (balok latel) di atas pintu dan bukaan dengan batang maksimum 2 meter menyangga pasangan bata dan tanpa penambahan beban harus dilaksanakan sebagai berikut : Untuk dinding setengah bata Untuk dinding satu bata
13 cm x 20 cm 22 cm x 25 cm
Lintel harus dari beton bertulang dengan tulangan 4 x 10 mm diameter (sampai bentang 1 m) dan diameter 6 mm untuk sengkang pada jarak 15 cm. Ujung dari lintel dibuat 20 cm masuk ke dalam pasangan bata. i. Sambungan Ekspansi Sambungan ekspansi dibuat sedemikian rupa sehingga pergerakan yang perlu dapat terjadi dengan tahanan minimum pada sambungan. Tulangan tidak diperpanjang melintas sambungan ekspansi dan patahan antara dua bagian tetap ada. Pengisi sambungan dengan ketebalan yang ditentukan, harus sesuai persyaratan ASSHTO M33-99(2003), dan akan digunakan dalam sambungan ekspansi terlihat pada gambar.
S16.03 (3)
Dinding Bata dan Pekerjaan Pasangan Bata a. Material Material ditentukan dalam Divisi 10 dan berikut. b. Tipe Mortar 1 bagian PC : 3 bagian pasir untuk pasangan bata dengan mortar kedap air (daerah basah seperti toilet tidak berubin). 1 bagian PC : 5 bagian pasir untuk pasangan batu dan pasangan bata biasa. c. Bata dan Pasangan (i) Batu Bata Bata yang digunakan adalah produksi lokal dengan kualitas terbaik yang disetujui Konsultan Pengawas dan mempunyai ketebalan 10 cm (Setengah Bata). Bata harus mempunyai permukaan datar dan bersih, ujung tajam, merata dalam ukuran dan tanpa retakan. (ii) Pasangan
16 - 8
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol Batu harus kualitas terbaik dari material lokal yang ada, padat, bersih, bebas retakan dan cacat lain yang mempengaruhi kualitas. Baik pecahan cadas atau batu sungai akan diterima. d. Pelaksanaan Pembuatan dinding dilaksanakan dan dibangun dengan dimensi masingmasing, ketebalan dan tinggi yang diperlukan untuk memenuhi gambar. Tidak ada bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan lebih dari 1 meter di atas yang lain sebelum mengisi bagian tepi, persimpangan dan ujung dinding dengan tulangan dan diisi dengan adukan. e. Tepi, Persimpangan dan Ujung Dinding Semua tepi, persimpangan dan ujung dinding harus dilaksanakan sebagai kolom antara. Untuk tujuan ini tepi, persimpangan dan ujung dinding harus diisi dengan 2 batang baja vertikal diameter 10 mm dan diisi adukan 1 bagian PC terhadap 2 bagian pasir dan 3 bagian kerikil halus. f. Kolom dan Balok Pengikat Permukaan dinding yang lebih besar harus diperkuat dengan kolom dan balok pengikat dengan luas permukaan maksimum 12 m2 atau panjang 2 m untuk dinding berdiri bebas. Kolom antara harus dibentuk dengan mengisi lubang dengan 2 batang baja vertikal diameter 10 mm dan diisi adukan seperti yang ditentukan untuk persimpangan. g. Penggarukan sambungan Pada permukaan bata yang akan diberi lapisan plesteran maka semua sambungan harus digaruk sekurangnya 0,5 cm untuk mendapatkan ikatan yang baik untuk pekerjaan plasteran. S16.03 (4)
Pekerjaan Kayu, Sambungan dan Perlengkapan a. Kayu (i) Kualitas Semua kayu harus kualitas terbaik untuk jenis yang ditentukan, bebas dari getah kayu, tempelan, lembaran besar yang lepas atau simpul mati, tepi berombak, lubang dan cacat-cacat lain. Semua kayu harus dikeringkan dengan alat pengering. (ii) Kadar Kelembaban Kadar kelembaban dari kayu yang digunakan untuk pekerjaan kayu harus kurang dari 15%, dan kurang dari 20% untuk kayu yang digunakan untuk struktur. Kadar kelembaban yang disebutkan adalah ditentukan
16 - 9
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol untuk material yang diangkut pada tempat kerja, dan kadar kelembaban harus dipelihara sampai bangunan selesai. (iii) Jenis Kayu Jenis kayu berikut yang digunakan untuk pembangunan dan jenis pekerjaan yang terdaftar di sisi.
-
-
Jenis Kayu Kamper Samarinda ex Kalimantan Dryobalanops Aromatica Tingkat A Ketahanan Kelas II Kekuatan Kelas II Berat Satuan 0,75 min disebutkan dalam PKKI Kamper Samarinda Tingkat 5 Ketahanan Kelas III Kekuatan Kelas II Berat Satuan 0,75 min disebutkan dalam PPKI
-
-
-
Teak (teakwood Padat) kualitas akhir natural
-
Penggunaan Prulins Kaso Wuwung Papan atap
Penggantung langit-langit tidak tampak Papan atap tidak tampak & Kuda-kuda Wood fascia, bubungan atap Rangka pintu dan jendela Daun pintu dan jendela Rangka partisi Louvres kayu Rangka langit-langit terbuka Rusuk langit-langit kayu Lantai kayu Perabot kayu Anak tangga kayu, pegangan kayu Rangka kayu kisi-kisi Timber beads / laths untuk: Pasangan dari lapisan Pelapisan sambungan dari panel dinding Perabot
Semua kayu harus disimpan dalam tempat teduh terlindungi dari hujan dan sinar matahari langsung (iv) Pengetesan Semua kayu kering yang digunakan untuk struktur harus diperiksa ketat terhadap : a) pemeriksaan visual seperti ditentukan oleh PKKI-1961 (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia). b) penggunaan alat pengukur kadar kelembaban untuk mengukur derajat kelembaban dari tiap lempeng kayu. 16 - 10
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol c) penggunaan mesin tegangan MSR “Panter L12” (tes tidak merusak) untuk mengukur nilai kekakuan. d) penggunaan tes destruktif untuk penentuan derajat MSR. e) hal b), c) dan d) disebutkan di atas harus dilaksanakan di bawah pengawasan laboratorium kayu yang disetujui. Kayu lainnya harus diperiksa dengan ketat terhadap hal a) dan b) seperti ditentukan di atas. b. Ukuran Kayu tidak harus dibuat sesuai dengan dimensi yang diminta, kecuali variasi yang kecil dalam penggergajian diijinkan. Kayu yang dibuat harus diratakan dengan mesin atau dikerjakan dengan ukuran yang benar seperti terlihat pada gambar. Toleransi maksimum hanya 3 mm dalam ukuran diijinkan. c. Permukaan yang Tampak Semua kayu yang tampak terlihat pada permukaan akhir atau pekerjaan sambungan dibuat pada permukaan yang sesuai, untuk disetujui Konsultan Pengawas. Semua permukaan yang tampak dari kayu harus diratakan dan dihaluskan dengan penghalusan sampai permukaan halus diperoleh. d. Simpul / Buhul Permukaan yang dicat boleh mengandung simpul / buhul yang kuat dan rata pada satu sisi bila diameter rata-ratanya tidak melebihi 4 cm dan tidak mencakup lebih dari setengah lebar permukaan. Bila permukaan pada pekerjaan akhir hanya sedikit maka kekuatan dan kerataan yang akan diterima. e. Plywood Plywood harus dibuat oleh perusahaan anggota “Asosiasi Panil Kayu Indonesia” (APKINDO) dan harus memenuhi hal-hal berikut: Semua plywood harus Tipe I Standar Indonesia tingkat luar dengan lem tahan air. Ketebalan dari lapisan tunggal vernish harus tidak kurang dari 1,0 mm. Lapisan harus dilapisi dalam lapisan-lapisan dengan serat potongan pada tegak lurus dari lapisan berturut-turut. Jumlah lapisan harus 3, 5, 7 dan sebagainya. Semua plywood dengan permukaan jadi natural harus mempunyai permukaan vernish potongan dekoratif, lebih disukai motif kayu, tetapi dekoratif kayu yang lain juga akan disetujui, sepanjang ia konsisten digunakan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. 16 - 11
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol Semua plywood dengan permukaan jadi transparan harus dengan warna yang sama, rata dan halus, di mana variasi warna dan jenis diketahui, panel akan dipilih dan diatur pada tiap dinding sesuai dengan panel yang berdekatan. f. Susut Pengaturan, sambungan dan pemasangan dari semua sambungan harus sedemikian sehingga susut pada tiap bagian dalam tiap arah tidak merusak kekuatan dan penampilan dari pekerjaan akhir dan harus tidak menyebabkan kerusakan pada material yang berdekatan. g. Pembuatan Kontraktor harus melaksanakan semua keperluan penyesuaian, penempatan, potongan dan semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk sambungan yang benar. Kontraktor juga harus menyediakan pelat logam, sekerup, paku dan lainnya yang diperlukan untuk pembuatan yang layak dari rangka, pelapisan dan lain-lain, dan dukunganya untuk menyelesaikan bangunan. h. Partisi (i) Material Partisi yang terbuat dari kayu akan dibangun dalam beberapa ruangan pada rencana lantai. Teak plywood akan digunakan untuk panel. (ii) Pelaksanaan Pembuatan dan ukuran harus sesuai dengan gambar dan dilaksanakan dengan teliti. Angka dibentuk dengan sambungan tenon dan mortise dan sambungan setengah lap pada persimpangan dibuat sedemikian untuk menjamin kekakuan seluruh rangka. Sambungan akan disekerup dengan baji kayu dan lem kayu dan tidak dengan paku kayu. Rangka berdekatan dengan kolom struktur akan dipasang dengan sekerup galvanisasi dan fisher atau ramset dengan diameter tertentu. Teak melapisi panel plywood digunakan pada rangka kayu dengan adhesive. Panel akan dipres dengan kuat dalam tempat dan tekanan dari garis arah panel dan dipelihara sampai adhesive mengeras. i. Pintu, Jendela dan Rangka (i) Pintu Pintu harus dibuat rata dan kuat, kedua permukaan pintu harus dilapisi dengan teakwood dan formika dan satu muka dengan kaca. Pintu-pintu harus dibuat tepat pada ukuran dan detil yang diberikan pada gambar
16 - 12
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol yang relevan. Sambungan tenon dan mortise harus dipasang menggunakan baji dan bukan paku kayu.
(ii) Jendela Jendela-jendela kayu harus diberi rangka bersama-sama dengan penjepit tenon dan mortise terpasang dengan baji kayu dan tidak dengan paku kayu. Potongan kaca dan manik-manik harus benar-benar terbentuk. (iii) Rangka Rangka padat dibentuk bersama-sama dengan sambungan tenon dan mortise sedemikian rupa untuk menjamin kekakuan dan kekuatan seluruh rangka. Rangka harus dibuat dengan kayu seperti terlihat pada gambar. Rangka yang berdekatan dengan kolom struktur (beton) harus terpasang dengan baji kayu atau ramset. Semua permukaan vertikal berdekatan dengan dinding atau kolom harus dilengkapi dengan mortar. Sambungan tenon dan mortise akan dipasang dengan baji kayu dan tidak dengan paku kayu. (iv) Permukaan Akhir Pintu-pintu, jendela-jendela dan rangka-rangka harus benar-benar persegi dan datar. Permukaan yang tampak pandang harus benar, halus dan bebas dari tanda-tanda mesin dan dilapisi vernish. Permukaan yang bersentuhan dengan mortar atau pasangan batu dan sambungan harus dicat dua lapis dengan cat dasar merah dari kualitas yang baik yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. (v) Pelengkap dan Gantungan untuk Pintu dan Jendela Tiap pintu dan jendela harus terpasang dengan teliti pada tiap rangka, dengan pelapisan cat yang cocok untuk menghindari kemungkinan bergelombang dan pengerutan. Pelengkapannya harus terpasang dengan tepat pada posisi seperti terlihat pada gambar. Ruang bebas untuk kunci dan gantungan rel atas harus tidak melebihi 2,5 mm. Ruang bebas dibawah harus tidak melebihi 3 mm. Semua tepi yang tajam harus dibulatkan. j. Perlindungan Sendi Sendi tidak boleh dibawa kelapangan sampai ia diperlukan untuk bangunan atau pemasangan. Material untuk membuat sendi tidak boleh dibawa kelapangan, juga tidak untuk pekerjaan merakit sendi sampai bangunan
16 - 13
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol telah cukup maju untuk menerima pekerjaan itu. Bila disimpan, material dan unit pasangan harus dilindungi terhadap cuaca. Fasilitas diberikan pada Konsultan Pengawas untuk memerlukan semua pekerjaan dalam kemajuannya dilapangan. Kontraktor lebih lanjut akan menyediakan semua pintu sementara dan menutup semua bukaan yang perlu untuk perlindungan pekerjaan sendi selama kemajuan. Kontraktor akan menyediakan dan memelihara semua penutup sementara untuk perlindungan dari sendi yang sudah selesai, proyeksi pengerasan, langkah-langkah dan sejenisnya yang dapat merusak selama kemajuan pekerjaan. k. Sendi Tetap Bilamana pekerjaan sendi terpasang setelah bingkai sekitar bangunan selesai, Kontraktor akan memastikan bahwa pemasangan yang diperlukan sehubungan dengan bingkai. Persimpangan vertikal antara rangka dan bingkai bangunan harus diisi dengan mortar sampai padat tetapi ruang bebas harus dipelihara pada bagian kepala. Sendi tidak akan dipasang dalam posisi manapun sampai bingkai dari lantai, dinding, dan atap telah selesai. l. Blok dan Landasan Semua blok dan landasan yang diperlukan harus dilengkapi dan dipasang untuk kloset atau tangki air lain, juga rel handuk, pengait dan lain-lain. m. Memperbaiki Pekerjaan yang Cacat Semua pintu dan jendela harus beroperasi dengan bebas, tetapi tidak terlalu lepas, tanpa perekat dan dengan semua peralatan diatur selayaknya dan berfungsi. Apabila penyusutan dan gelombang terjadi atau cacat lain muncul pada sendi dan pekerjaan kayu sebelum berakhirnya periode pertanggungjawaban, pekerjaan cacat itu harus dilepaskan dan diperbaiki dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan tiap pekerjaan yang terganggu sebagai konsekwensinya harus diperbaiki atas biaya Kontraktor. n. Pembersihan Semua serutan, potongan akhir dan kayu tidak terpakai lagi harus dikeluarkan dari semua bagian bangunan dari waktu ke waktu dan pada penyelesaian pekerjaan. Semua yang tidak terpakai dan sampah harus dikeluarkan atau dihancurkan. o. Pelengkapan Bangunan (i) Umum Didasarkan pada keperluan pengadaan barang-barang perlengkapan sesuai dengan jadwal terakhir, tiap hal dari barang-barang tersebut harus disediakan untuk digunakan pada pintu-pintu, jendela-jendela dan
16 - 14
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol rangka-rangka untuk pemasangan untuk pemasangan yang sesuai dan berfungsi. Kontraktor akan menyerahkan contoh dari tiap alat kepada Konsultan Pengawas sebelum pemesanan. (ii) Material Engsel, bout pasak, bout pegas dan pengatur jendela harus produk dari “Simonwerk”, “Schwarte”, “Henderson” atau kualitas terbaik yang disetujui. Perlindungan cuaca harus “Super Seal Kleenex Ind. Ltd” atau sejenis yang disetujui. Bingkai kunci harus produk setara “Griff”. Nemef”, “Bostinco” atau kualitas terbaik yang disetujui. Silinder harus produk setara “DOM”, “Griff” atau dari kualitas terbaik yang disetujui. Handel, pelat, penarik pintu, batang penarik dan pelat pendorong, perisai lambang, alat keluar panik harus produk setara “Griff”, FSB” atau dari kualitas terbaik yang disetujui. Penutup pintu, engsel lantai dan penutup, tali pegangan pintu harus produk setara “ESB”, “Geze” atau dari kualitas terbaik yang disetujui. Tahap akhir harus sesuai dengan barang-barang yang berdekatan. Alat pintu dorong harus “Henderson”, “Griff” atau dari kualitas terbaik yang disetujui. Kontraktor harus melengkapi sistim kontrol kunci termasuk label, itikad, indeks kartu, seperti yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat. (iii) Pemasangan Tiap barang harus dipasang sesuai dengan instruksi dan rekomendasi pabrik pembuat. Bilamana pemotongan dan pencocokan diperlukan untuk memasang alat pada permukaan yang dicat, tiap item harus terpasang lengkap dan kemudian dipindahkan dan disimpan dalam tempat yang aman selama pelaksanaan tahap akhir. Setelah selesai tahap akhir, tiap item akan dipasang kembali. Item yang terpasang diluar harus tidak dipasang sampai tahap akhir lapisan dasar telah selesai. Satuan-satuan harus dibuat datar, ditimbang dan benar pada garis dan lokasi. Pelengkapan lapisan dasar akan diatur dan diperkuat sebagaimana mestinya untuk pemasangan yang layak dan beroperasi. Satuan - satuan yang tidak disiapkan pabrik untuk penguat angker harus dibor dan dibenamkan kembali. Ambang pintu dan penutup lantai harus dipotong dan pas pada profil rangka pintu dengan sudut kecil dan sambungan pas. Bukaan untuk kumparan, baut dan hal yang sama harus dipotong halus. Ambang pintu harus disekrup pada lapisan bawah dengan sekrup baja dari tipe yang sesuai untuk angker permanen.
16 - 15
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol Tiap operasi dan item barang harus disesuaikan dan diperiksa untuk memastikan operasi yang layak atau berfungsi dari tiap unit.
(iv) Deskripsi dari Barang-barang Pelengkap Untuk tujuan penerbitan kualitas dasar, sistim kunci, tarikan pintu, batang penarik dan plat pendorong, perisasi lambang, alat keluar panik seperti yang ditentukan pada jadwal pengadaan barang yang tertulis disini didasarkan pada barang-barang dari produk yang sesui dengan standar barang pelengkap untuk pintu setara “Bostinco”, dan produk lain untuk melengkapi apa yang tidak menjadi standar barang pelengkap untuk pintu setara “Bostinco”. Dalam penentuan barang-barang dengan nama pabrik dan jumlah tipe tidak boleh dianggap sebagai pelanggaran tetapi sebagai pengadaan untuk dasar perbandingan kualitas.
16 - 16
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol DAFTARPENGADAAN BARANG PELENGKAP (MENGACU PADA GAMBAR) WARNA BARANG B.5 PERUNGGU GELAP
SET
1
Pintu Rangkap Dengan Alat Keluar 1 Tempat kunci tipe 1 tanpa baut gerendel 1 Silinder tipe 333 N (GMK) 1 Perisai lambang, tipe II - B.5 4 Dorong/Tarik tipe 6670.34 - B.5 4 Sekerup untuk dorong/tarik tipe 6690 - 2299 2 Penutup pintu tipe TS 7310-D Ambang pintu Aluminium 6 Engsel 2 Baut rata Penutup cuaca pada bagian depan dan kusen.
SET
2
Pintu Rangkap dengan Alat Keluar Penutup cuaca pada bagian depan dan kusen 1 Tempat kunci tipe 1 tanpa baut gerendel 1 Silinder tipe 333 N (GMK) 1 Dorong/Tarik tipe 2141 - B.5 1 Penutup pintu tipe TS 7310-D 3 Engsel
SET
3
Pintu Kamar Kecil 1 1 3
Tempat kunci tipe 1 WC Handel dan Pelat balik tipe 1080/WC - B.5 Engsel
SET
4
1 Tempat Kunci tipe 1 1 Silinder tipe 333 N (GMK) 1 Handel dan Pelat balik tipe 1080/1 - B.5 3 Engsel Penutup cuaca
SET
5
1 Tempat Kunci tipe 1 1 Silinder tipe 333 N (GMK) 1 Handel dan Pelat balik tipe 1080/1 - B.5 6 Engsel 2 Baut rata Penutup cuaca
SET
6
-
SET
7
-
16 - 17
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol SET
8
1 Tempat Kunci tipe 1769/03 1 Silinder tipe 333 N (GMK) 1 Handel dan Pelat balik tipe 1080/1 - B.5 1 Penutup pintu TS 7310-D 2 Engsel Penutup cuaca pada bagian depan dan kusen
SET
9
1 1 1 3
Tempat Kunci tipe 1 Silinder tipe 333 N (GMK) Handel dan Pelat balik tipe 1080 / 1 - B.5 Engsel
SET
10
1 1 1 1 3
Tempat Kunci tipe 1 Silinder tipe 333 N (GMK) Handel dan Pelat balik FSB Tipe 1080 / 1 - B.5 Penutup pintu, tipe TS 7310-D Engsel
SET
11
Barang Pelengkap untuk Pintu Baja 1 1 1 2
Tempat Kunci tipe 1206/Zy/.g.W/65 Silinder tipe 333 N (GMK) Handel dan Pelat balik Tipe 7570 / 1 - B.5 Engsel tipe D 76
SET
12
1 1 1 6 2
Tempat Kunci tipe 1 Silinder tipe 333 N (GMK) Handel dan Pelat balik tipe 1080 / 1 - B.5 Engsel Baut rata.
SET
13
1 1 1 1 6 2
Tempat Kunci tipe 1 Silinder tipe 333 N (GMK) Handel dan Pelat balik tipe 1080 / 1 - B.5 Penutup pintu TS 7310-D Engsel Baut rata.
SET
14
Barang Pelengkap untuk Pintu Baja Akustik 1 1 1 4 1 1
SET
15
Tempat Kunci tipe 1206/Z Silinder tipe 333 N (GMK) Handel dan Pelat balik tipe 7570 01 - B.5 Engsel tipe D.76 Espagnolet tipe 7 - 124 Set peredam suara.
Barang Pelengkap untuk Pintu Baja Akustik 1 1
Tempat Kunci Nemef tipe 1206/Zy/.g.W/65 mm Silinder tipe 333 N (GMK)
16 - 18
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol 1 4 1 SET
16
Handel dan Pelat balik tipe 7570 / 1 - B.5 Engsel tipe D 76 Set peredam suara
Barang Pelengkap untuk Pintu Masuk Utama dengan Alat Keluar Pintu Rangkap Dengan Alat Keluar 1 Tempat Kunci tipe 1801 B 1 Silinder tipe 333 N (GMK) 4 Perisai lambang tipe II - B.5 4 Dorong/tarik tipe 6670.38 - B.5 4 Sekerup untuk dorong/tarik tipe 6690 - 2299 2 Engsel pintu/penutup, BTS-75 termasuk sumbu dan tali pintu. Ambang pintu Aluminium
SET
17
Barang Pelengkap untuk Pintu Rapat Cahaya (Ruang Gelap) Tempat Kunci tipe 1206/Zy.g.W/65 mm 1 Silinder tipe 333 N (GMK) 1 Handel dan Pelat balik tipe 7570 / 1 - B.5 1 Set Penutup Kunci Cahaya
SET
18
Barang Pelengkap untuk Pintu Masuk Utama dari Aula dengan Alat Keluar 1 Tempat Kunci tipe 1801 B 1 Silinder tipe 333 N (GMK) 4 Perisai lambang tipe II - B.5 4 Dorong/tarik tipe 6670.38 - B.5 4 Sekerup untuk dorong/tarik tipe 6690 - 2299 2 Engsel pintu/penutup, Tipe BTS-75 termasuk sumbu dan tali pintu. Ambang pintu Aluminium
SET
19
Barang Pelengkap untuk Pintu Metal dari Bangunan Pelengkap 1 Tempat Kunci tipe 1206/Zy.g.W/65 mm 1 Silinder tipe 333 N (GMK) 1 Handel dan Pelat balik, Tipe 7570 01 - B.5 4 Engsel tipe D.76 Ambang pintu Aluminium
SET
20
Barang Pelengkap untuk Pintu Sorong Metal dari Bangunan Pelengkap. 1 1 1 1 1
SET
21
Tempat Kunci tipe 1801 H Silinder tipe 333 N (GMK) Handel dan Pelat balik tipe 1801 / 1- B.5 Set Hendersen Sorong lurus satu arah (lihat gambar detil) Set penutup suara pada bagian depan dan kusen
Barang Pelengkap untuk Daun Jendela -
Baut Pegas Sumbu Pengatur Jendela
16 - 19
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol
S16.03 (5)
Atap dan Struktur Atap a. Genteng Semen, Penyekat Atap dan Penutup Metal (i) Material Genteng Dimana ditentukan pada gambar menyediakan genteng semen untuk atap. Genteng harus ditekan secara mekanis dan harus merata dalam kualitas, dimensi, bentuk, warna dan ketebalan. Genteng dan bubungan harus kualitas terbaik dan disetujui oleh Konsultan Pengawas, warna akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor secara khusus mencatat kapasitas produksi yang dapat dicapai oleh pabrik pembuat dan perjanjian pendahuluan harus dibuat untuk produksi diangkut sampai lapangan sesuai dengan jadwal pembangunan. Penutup Metal Semua penutup metal untuk atap harus dari lapisan baja yang digalvanisasi dengan tebal minimum 0,46 mm (BWG.26). (ii) Pelaksanaan Paku bersayap akan digunakan untuk memasang kaso-kaso atap dan kaso-kaso atap harus diperlengkapi dengan lubang pembuangan 05 x 2 cm tiap 50 cm dari sumbu dan dilapisi ter pada permukaan bawah. Dua lapis lakan atap aspal akan diletakan diantara kaso-kaso atap dan papan kayu dengan sambungan overlap 150 mm dan seal paket tahan air lebar 2” untuk menutup sambungan. Lakan atap aspal akan dipasang kedap air dan seperti terlihat pada gambar detil. b. Atap Beton dan Talang Seluruh permukaan pelat atap beton dan fascia beton dan seluruh permukaan dalam dari talang atap beton harus dilapisi dengan material kedap air. Untuk tujuan ini “LANSTAR AQUAGARD” lapisan elastomerik atau sejenis yang disetujui Konsultan Pengawas akan digunakan. c. Struktur Atap (i) Struktur Atap Kayu Rangka kayu akan dibangun seperti terlihat pada gambar, dirakit di bawah dan berbentuk kaku siap untuk dipasang semua sambungan dan
16 - 20
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol hubungan harus dilaksanakan sesuai detil gambar dan harus diperkuat dengan baut baja hitam dengan diameter tertentu. Semua penyambungan harus dilaksanakan dengan baik dan baut pengikat harus terpasang dalam lubang dari diameter baut. Mur harus disekerup pada tempatnya. Rangka harus terpasang pada ring balk beton baik dengan pelat / siku baja seperti ditentukan pada gambar dan bilamana perlu baji atas atau bawah untuk menjamin kuat dan pemasangan kokoh atau dengan pengikat metal seperti terlihat pada gambar detil dari rangka. (ii) Purlin dan lain-lain Purlin, rangka kuda-kuda, ikatan angin, kaso-kaso, papan harus seperti ukuran pada gambar umum dan detil. Tiap bagian harus terpasang sesuai dengan gambar detil. (iii) Pemeriksaan Atap Pembangunan atap lengkap tidak akan dibiarkan tidak terlindungi lebih lama dari yang benar-benar diperlukan. Sebelum memulai pemasangan akhir atap pembangunan, atap harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas untuk memastikan struktur tidak melengkung dan purlin dan reng harus lurus pada jarak yang benar. (iv) Tahap Akhir Batang dari purlin struktur atap dan papan kayu yang tampak harus diserut dan diratakan sampai permukaan halus didapat dan dilapisi dengan natural finishing. Lihat Pasal S16.03 (8) Pengecatan. (v) Struktur Atap Baja Struktur atap untuk kantor harus terbuat dari baja. Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan informasi yang terdapat pada gambar, lengkap dengan pendukung, penggunaan penguat dan sambungan. Material yang digunakan untuk pekerjaan baja harus memenuhi kualitas ASTM A7, A36, A441 dengan kekuatan batas minimum 25 kg/mm2, kekuatan tarik 40-52 kg/mm2, harus didapat dari pembuat yang dikenal dan disetujui harus bebas dari karat yang berlebihan dan potongan serta lembaran tidak bengkok atau melendut. Potongan yang pasti, bentuk, ketebalan, ukuran, berat dan detil pembangunan seperti ditentukan dalam gambar akan disediakan, walaupun demikian Kontraktor karena persediaan dan praktek bengkel dapat mengusulkan perubahan pada Konsultan Pengawas untuk persetujuan.
16 - 21
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol a. Sambungan -
Pengelasan Pengelasan harus dengan las listrik, dilaksanakan dengan hatihati. Pengelasan harus bersih dari sisa kotoran dan kekurangan lainnya yang dapat merusak kekuatan dan sambungan dan bila dibuka harus halus. Permukaan pengelasan harus merata dan kontur konsisten dan berpenampilan biasa. Pengelasan yang menunjukan kerusakan / cacat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya Kontraktor.
-
Baut dan Mur Baut dan mur harus baja sedang (QR 24 atau U 24) dari tingkat tertinggi yang ada untuk keperluan struktur. Baut dan mur harus berukuran seperti yang ditentukan pada gambar.
b. Perlindungan -
Pengecatan Kerak gilingan dan karat permukaan harus dibuang sampai permukaan yang didapat berpenampilan metalik tetap. Segera setelah perawatan ini pekerjaan baja harus dilapisi dengan dua lapisan 30 - 36 micron dari chromate utama metal seperti ditentukan pada Pasal S16.03 (8). Bila lapisan ini rusak selama pengangkutan, penumpukan atau pembangunan mereka harus segera diperbaiki.
c. Tahap Akhir Struktur atap baja yang tampak pada tahap akhir harus dicat halus sesuai dengan persyaratan Pasal S16.03 (8).
S16.03 (6)
Finishing Lantai a. Umum Pemasangan ubin seperti yang ditentukan pada gambar. Contoh-contoh tiap tipe ubin harus diserahkan untuk dievaluasi dan persetujuan kualitas, warna, pola dan tekstur ubin. b. Lapisan akhir adukan untuk lantai Lapisan akhir adukan untuk lantai adalah sebagai berikut : proporsi campuran 1 bagian semen dan 3 bagian agregat halus. Ketebalan akan
16 - 22
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol ditentukan dengan menghitung perbedaan ketinggian dari tahap akhir lantai dan pelat beton bertulang. Air dibuat seminimum mungkin tetapi masih cukup untuk mengikat dengan sempurna. Semua kabel, pekerjaan pipa dan lain-lain harus diletakan dan diperiksa sebelum mulai adukan. Adukan harus diletakan dalam konstruksi lapisan yang monolit tidak melebihi 30 m2. Adukan harus dirawat untuk 3 sampai 7 hari dan dilindungi dari keausan atau kerusakan lain sampai peletakan lantai selesai. Tidak ada tahap akhir lantai sensifit akan diletakan sampai tes kelembaban yang dapat diandalkan menunjukan bahwa adukan cukup kering untuk menerima penutup. Adukan yang cacat harus dipotong dan diperbaiki dalam waktu yang mengijinkan, interval yang cukup untuk pengeringan sebelum jadwal penempatan penutup lantai tahap akhir. Permukaan adukan rata dan datar. c. Ubin Teraso dengan Sambungan Tembaga (i) Material Material untuk lantai ubin teraso harus kelas satu dari produksi lokal, disetujui oleh Konsultan Pengawas. Kekuatan tekan minimum ubin teraso akhir harus 40 kg/cm2. (ii) Pelaksanaan Setelah adukan mengering (lihat sub pasal (b)) sambungan tembaga diletakan diikuti pola segitiga equilateral sebagaimana ditentukan pada gambar. Ketebalan sambungan harus 2 mm dan sambungan harus lurus. Ubin teraso harus diletakan dengan perata kayu dan melintang dengan penggaris perata sampai benar dan permukaan rata. Ketebalan rata-rata ubin harus 2,5 cm. Pemolesan permukaan teraso harus dilaksanakan dengan teliti dengan menggunakan mesin pemoles sampai permukaan yang halus dan rata diperoleh dan disetujui Konsultan Pengawas. Pemolesan harus dilaksanakan minimum 7 hari setelah pekerjaan ubin selesai. Pekerjaan ubin teraso dan pemolesan harus dilaksanakan oleh pabrik. Kecakapan kerja harus kualitas terbaik dan hanya dilaksanakan oleh pekerja ahli. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penampilan dan kualitas pekerjaan akhir. Lantai ubin teraso yang tidak dilaksanakan atas persetujuan Konsultan Pengawas harus diperbaiki segera.
16 - 23
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol d. Lantai Beton Expose Lantai beton expose menunjuk pada lantai dengan adukan semen sebagai lapisan akhir pada pelat beton. (i) Pelaksanaan Adukan semen sebagai lapisan akhir atau lantai expose harus dilaksanakan untuk : Pejalan kaki mall dan lain-lain Adukan semen harus diletakan dalam lapisan atau pola seperti yang ditentukan pada Gambar. e. Ubin Portland Cement (i) Material Ubin PC ukuran 20 x 20 cm dengan ketebalan minimum 2 cm harus kualitas terbaik produksi lokal yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. (ii) Pelaksanaan Adukan untuk tahap akhir lihat sub pasal (b). Setelah adukan mengering ubin harus diletakan pada dasar mortar agak kering. Ketebalan mortar bergantung pada ketinggian akhir lantai seperti yang terlihat pada Gambar. Mortar untuk mengisi celah sambungan harus dari campuran air dan semen. Sambungan harus garis lurus dengan lebar yang rata. Segera setelah penempatan ubin, lantai harus dibersihkan dengan serbuk gergaji. Ubin PC harus dipoles dengan tangan untuk mendapatkan permukaan akhir yang baik. f. Keramik dan Ubin Mosaik (i) Material Keramik dan ubin mosaik harus kualitas terbaik dari produksi lokal yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. (ii) Pelaksanaan Setelah adukan mengering (lihat sub pasal (b) sambungan tembaga harus diletakan diikuti pola segitiga equilateral seperti ditentukan pada gambar. Ketebalan sambungan harus 1 mm dan sambungan harus lurus. Ketebalan rata-rata plasteran harus 2,5 cm.
16 - 24
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol Kecakapan pekerja harus kualitas terbaik dan dilaksanakan hanya oleh pekerja ahli. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penampilan dan kualitas pekerjaan akhir. Pemasangan keramik dan ubin mosaik yang dilaksanakan menggelembung (tidak datar) dan tidak disetujui oleh Konsultan Pengawas harus diperbaiki segera. Ukuran dari ubin keramik harus 10 x 20 cm.
S16.03 (7)
Finishing Dinding a. Pekerjaan Plasteran (i) Komposisi Mortar Komposisi mortar harus 1 bagian portland semen terhadap 5 bagian pasir untuk plasteran pada pasangan blok beton. Untuk permukaan lain komposisi harus 1 bagian PC terhadap 1 bagian pasir, untuk mortar kedap air 1 bagian PC terhadap 3 bagian pasir. Juga lihat mortar untuk pengisi dalam b (iii) berikut sebagai pilihan. Mortar harus seluruhnya dicampur dalam keadaan kering sebelum menambah air. (ii) Persiapan Permukaan Waktu pengeringan yang cukup diijinkan untuk dinding blok beton dan permukaan beton. Semua pekerjaan pipa saluran dan lain-lain harus terpasang terlebih dahulu pada lokasi yang benar. Sambungan pada dinding blok beton harus digaruk seperti ditentukan pada Pasal S16.02 (3) (g). Permukaan beton harus dikasarkan dengan mencincang atau pukulan palu dan harus bebas dari lemak atau oli, disikat dengan sikat kaku. Lokasi tersebut harus diberi waktu yang cukup untuk pengeringan sebelum plasteran pertama digunakan. Untuk mencegah pengeringan prematur dari plasteran, permukaan yang dipersiapkan harus dibasahi dahulu dengan air. (iii) Pelaksanaan Ketebalan rata-rata dari plasteran adalah 1,5 cm dan ketebalan minimum 1 cm. Permukaan akhir yang baik yang diterima oleh Konsultan Pengawas. Adukan harus dibuat sedemikian rupa agar adukan dapat menempel pada permukaan dinding. Plasteran akan diratakan dengan perata kayu dan melintang dengan penggaris sampai pada permukaan yang benar dan rata.
16 - 25
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol Plasteran akan dibiarkan lembab untuk sekurang-kurangnya 7 hari setelah pelaksanaan. Pembahasan harus dimulai setelah plasteran cukup mengeras untuk mencegah kerusakan. b. Ubin Dinding (i) Persiapan dan Pemeriksaan Kontraktor tidak boleh mulai memasang ubin dinding sampai semua pipa ledeng, pipa listrik, pentanahan (grounds), angker dan lain-lain telah dipasang dan disetujui. Kontraktor harus memeriksa lokasi dulu sebelum pemasangan ubin. Bila ada cacat atau kondisi buruk Kontraktor harus memperbaiki sebelum memulasi pekerjaan pemasangan ubin dinding. (ii) Material Ubin harus ubin keramik lapisan putih dari kualitas terbaik yang disetujui Konsultan Pengawas dengan ukuran nominal 11 cm x 11 cm. Ubin harus merata dalam ukuran, warna, lapisan dan ketebalan. Ubin dengan cacat permukaan harus tidak digunakan. (iii) Mortar Mortar untuk dasar harus 1 bagian portland semen terhadap 3 bagian pasir. Mortar untuk mengisi celah sambungan harus campuran semen putih dan air. (iv) Pemotongan Ubin Tepi potongan dari ubin keramik harus diratakan dengan batu carborundum. (v)
Pelaksanaan Sebelum pemasangan, ubin dinding lapis putih harus direndam dalam air bersih sampai lembab, tetai tidak terlalu basah. Mortar untuk dasar harus ditempatkan pada permukaan datar yang telah disiapkan seluruhnya, bersih dan dibasahi. Pemasangan ubin harus benar, lurus dan tegak lurus dengan sambungan garis lurus dan lebar rata 3 mm.
(vi) Pemasangan Ubin dinding dengan Bahan Adhesive Ubin dinding dapat dilaksanakan pemasangannya dengan menggunakan lapisan bahan adhesive yang disetujui pada dasar semen yang telah diratakan dan diperhalus. Kontraktor harus menempelkan 16 - 26
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol tepat sesuai dengan perintah yang diberikan oleh pabrik pembuat bahan adhesive. Persyaratan untuk ubin, lebar dan penentuan sambungan ditentukan pada sub-pasal terdahulu (v) “Pelaksanaan”. (vii) Lingkup Pekerjaan Ubin keramik lapis putih akan dipasang seperti yang ditentukan pada Gambar. S16.03 (8)
Pemasangan Kaca dan Pengecatan a. Pemasangan Kaca (i) Material Kecuali ditentukan lain, kaca yang digunakan untuk bangunan harus kaca bersih tebal 6 mm, kualitas terbaik yang disetujui Konsultan Pengawas. Campuran karet silikon harus digunakan untuk mendempul pemasangan kaca pada rangka kayu. Hanya campuran yang telah diketahui (terbukti) yang dapat digunakan untuk mengganti seluruh permukaan yang bersentuhan. (ii) Pelaksanaan Bersihkan segera bagian rangka kayu untuk menerima kaca sebelum pemasangan kaca. Rangka kayu harus dilapisi dan dicat satu lapis sebelum pemasangan kaca. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk ukuran kaca yang tepat untuk tiap bukaan dalam toleransi dan ukuran diadakan. Pemasangan tahan air dan tahan cuaca untuk tiap keping kaca diperlukan. Tiap keping kaca harus dapat menahan perubahan temperatur normal, beban angin, beban kejut tanpa kerusakan atau cacat lainnya. Lem pengikat (compund) kaca harus digunakan untuk memastikan ikatan yang lengkap dari penutup pada kaca dan rangka kayu. Kayu harus terpasang dengan sekerup kuningan. Membongkar dan mengganti kaca yang rusak, retak kecil atau rusak dengan cara lain selama perioda pembangunan, termasuk sebab umum, kecelakaan dan pengrusakan. Cuci dan poles kaca pada kedua permukaan tidak lebih dari 4 hari sebelum penerimaan pekerjaan oleh Pemilik Proyek.
16 - 27
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol b. Pengecatan (i) Material, Persyaratan Umum Semua material cat dan lapisan awal harus didapat dari pabrik/supplier. Untuk tujuan pengadaan dasar kualitas, cat yang disebutkan disini didasarkan pada cat yang dibuat ICI. Penentuan cat dengan nama pabrik pembuat dan nomor seri tidak dianggap sebagai pelanggaran tetapi sebagai pengadaan dasar untuk perbandingan kualitas. Cat yang digunakan harus sebagai berikut atau nama
ICI Vinyl Acrylic Emulsion A.921 ICI Weathershield Exterior Wall Finish ICI Synthetic Super Gloss A.365 ICI Teak Oil A.101-110 ICI Timber Glow Clear Finish A.291-Satin ICI Clear Varnish A.105.9010
Material yang diangkut ke lapangan dengan kaleng tertutup dengan label pabrik mengidentifikasi tipe dan tingkat dari isi. Tidak ada cat yang disimpan labih lama dari masa berlaku yang ditentukan pabrik yang akan digunakan. Cat akan diaduk dan digunakan sesuai dengan petunjuk pabrik. Cat harus seluruhnya diaduk sampai bahan-bahan yang ada benar-benar tercampur dan bila perlu harus disaring sebelum digunakan. Dalam segala hal penambahan bahan pengering atau material lain tidak diijinkan, kecuali bila penambahan itu disarankan atau diperlukan oleh pabrik pembuat cat. Material pemutih harus “kapur pemutih/kapur sirih” dari kualitas yang baik (ditentukan dalam N17) bebas dari material yang tidak murni. Tiga lapisan atau lebih akan digunakan sampai akhir lapisan yang putih rata diperoleh dan dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
16 - 28
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol (ii) Material, Persyaratan Tertentu ___________________________________________________________________ a. Tahap Akhir Transparan (Pigmen) Pekerjaan Kayu a.l Lapisan Pertama : Lapisan Kedua :
1 2
Lapisan dasar kayu Lapisan Vernish A.105-49010
* Pintu, jendela dan rangka partisi * Pintu luar dan daun jendela * Hiasan kayu.
a.2 Lapisan Pertama : Lapisan Kedua :
1 2
Lapisan dasar kayu Lapisan kayu bening (Glow-Clear) A.291-satan
* Tangga kayu * Pegangan kayu * Kayu terbuka rangka dari langit-langit * Kayu rusuk langit-langit * Kayu dasar * Kayu terbuka struktur, rangka, purlin dan lain-lain * Papan luar * Perabot
3
Lapisan Teak Oil
* dauan pintu dalam, teak plywood
a.3
b.
Tahap Akhir Halus
Tipe Permukaan
b.1 Lapisan Pertama : Lapisan Kedua :
1 2
Lapisan dasar kayu Lapisan Synthetic Super Gloss A.365
* Lembaran Kayu
b.2 Lapisan Pertama :
1
*
Semua metal terbuka dan pekerjaan baja/struktur baja
Lapisan Kedua
2
Lapisan Q.D Metal Perimer Chromate A-1540 - 49020 Lapisan Synthetic Sper Gloss A.365
*
Semua talang atap metal
2
Lapisan Q.D Metal Primer Chromate A.540 - 49020
* *
Pelat baja galvanisasi Atap dan pekerjaan baja tidak terbuka.
1
Lapisan alkali resisting primer
*
Semua dinding luar, kolom, dll.
:
b.3
c.1 Lapisan Pertama :
16 - 29
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol Lapisan Kedua
:
2
Lapisan ICI Weater shield
*
Semua asbestos semen penutup semen penutup cahaya.
c.2 Lapisan Pertama :
1
Lapisan alkali resisting primer
*
Lapisan Kedua
2
Lapis Vinyl acrylic emulsion A.921
*
Semua dinding luar, kolom, balok, beton terbuka pelat / langit-langit. Dinding dalam, beton terbuka, pelat / langit-langit Langit-langit soft board.
:
*
(iii) Persiapan a. Umum Kontraktor akan membuat daerah yang ada untuk pengecatan bilamana pekerjaan itu dilaksanakan tanpa pengaruh dari aktivitas yang lain atau merusak operasi yang berikutnya. Kontraktor dapat memulai pengecatan bila telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas untuk bekerja pada daerah khusus. Konsultan Pengawas, bilamana perlu, memutuskan bidang mana yang akan menjadi prioritas pekerjaan dalam tiap daerah dan tiap waktu. Kecuali bila tidak direkomendasikan secara specifik atau diperintahkan oleh petunjuk pabrik untuk penggunaan yang memuaskan dari pelapisan khusus, permukaan yang akan dicat harus kering bilamana pekerjaan dilaksanakan. Tidak ada cat atau pelapisan yang akan dilaksanakan pada bagian yang ada debu atau zat yang tidak adhesive juga tidak yang ada lemak, oli atau zat lain yang mempengaruhi ikatan cat atau pelapisan. Persyaratan umum dari paragraph ini harus digunakan untuk semua permukaan termasuk lapisan dasar dan cat pabrik. Semua cat dasar atau bagian yang dicat dan semua lapisan di lapangan harus dibersihkan dari tiap oli, lemak atau zat yang tidak dapat mengikat dengan persiapan permukaan sebelum penggunaan lapisan berikutnya. b. Persiapan Perkaan Kayu Pembersihan alkali diperlukan untuk membuang setiap gemuk, oli atau parafin. Membuang alkali dengan dicuci dengan air dan dikeringkan. Memperhalus permukaan dengan kertas amplas halus / gerinda. Tepi yang tajam ditumpulan dengan gerinda. Penutup simpul dan lapisan bubungan dengan lak. Mengisi lubang, retakan dan lain-lain dengan campuran dempul kayu dan bila mengeras dihaluskan.
16 - 30
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol c. Persiapan Pekerjaan Baja Semua permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari semua karat, sisik, kontaminasi las, lemak, oli dan zat asing lainnya dengan pelarut pembersih dan pembersih tangan atau alat pembersih bertenaga. Semua percikan las dan ujung tajam dan simpul baja yang dikerjakan di bengkel harus diperiksa. Panas yang merusak cat dasar dan cat dasar yang tidak memuaskan harus dibongkar, dibersihkan, disikat kawat, dilap dan diberi cat dasar kembali seperti yang ditentukan. Pengawasan yang ketat harus dilaksanakan untuk mencegah adanya karat, sisik, kotoran atau produk lain dari pembersihan pada bagian pekerjaan dari mesin yang berdekatan atau peralatan, proses yang terkait atau produk dari daerah pengecatan. Membersihkan semua oli, kotoran, oksida dan kontaminasi permukaan atau pelapisan dengan menggosok untuk membuang noda pada permukaan dengan Rustoleum atau sejenis yang disetujui, bersihkan dengan air bersih dan keringkan seluruhnya. Hanya cat dasar primer metal cepat mengering yang akan digunakan sebagai cat dasar. d. Persiapan dari pekerjaan Plasteran Plasteran yang sudah lama mengering yang diijinkan untuk dikerjakan. Plesteran yang rusak atau semen yang berubah warna harus dibongkar dan diperbaiki dengan persetujuan Konsultan Pengawas. Rekomendasi pabrik pembuat cat dengan menetralisir permukaan sebelum perawatan permukaan dengan pelapisan cat dasar penahan alkali harus dipenuhi. (iv) Penerapan a. Kondisi Pengecatan Tidak ada pekerjaan pengecatan yang akan dilaksanakan bila debu kotoran yang tertiup angin dapat mencemarkan pekerjaan. Pengecetan pada bagian dalam harus ditutup sebagaimana diperlukan untuk mencegah sirkulasi debu. Penutupan sementara harus disediakan oleh Kontraktor dimana penutupan tidak dapat dipengaruhi dengan menutup pintu-pintu yang ada. Tidak ada larutan pengering atau katalis perawatan pelapisan yang akan digunakan bilamana kadar kelembaban lebih besar dari 80%. Tidak ada cat yang akan digunakan pada permukaan yang basah, bilamana tidak ditentukan. Kontraktor akan memeriksa permukaan yang akan dicat atau dilapisi dan harus memberi tahu Konsultan Pengawas dari setiap cacat yang terdeteksi atau kondisi permukaan yang tidak memuaskan yang tidak 16 - 31
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol diperbaiki. Bilamana ada keaguan mengenai kesesuaian dari permukaan yang dicat sebelumnya dengan cat tertentu, Kontraktor harus membuat percobaan potongan kecil sebelum melanjutkan dengan pengecatan dilapangan. Penggunaan lapisan pertama dari cat atau pelapisan harus atas gambaran Kontraktor bahwa permukaan itu, termasuk pengecatan dasar dibengkel atau pengecatan, cocok untuk menerima pengecatan selanjutnya. Pada bagian atau permukaan baja struktur yang tidak dapat dimasuki setelah pemasangan dari material lain, bagian itu atau permukaannya harus dicat sebelum pemasangan material itu. Rekomendasi pabrik pembuat cat untuk pelapisan ulang pada kondisi dimana pengecatan akan dilaksanakan harus benar-benar diikuti. Semua bahan cat digunakan dengan seksama sesuai dengan instruksi pabrik pembuat cat. b. Pembersihan Sebelum penyerahan akhir dari pekerjaan, Kontraktor harus membuang noda-noda cat atau kotoran-kotoran yang disebabkan oleh pekerjaannya, dari lantai, dinding, barang, alat, dan hal yang lain, sehingga semua permukaan bersih dan dalam kondisi yang dapat diterima. Semua kaca harus dibersihkan dari noda cat dan sisa-sisa dempul.
S16.03 (9)
Langit-Langit a. Panel Langit-Langit (i) Material Kayu kamper kelas I harus digunakan untuk struktur langit-langit dan penutup langit-langit tidak harus pelat asbes semen. (ii) Pengembangan dan Pelaksanaan Panel setebal 0,5 cm dengan rangka kayu 3x4 cm disokong oleh rangka kayu 3x5 cm yang disekrup pada rangka 3x7 cm. Sambungan diantara batang rangka harus dilaksanakan dengan kelengkapan sambungan. Bagian bawah dari penggantung harus diratakan untuk mendapatkan permukaan yang rata. (iii) Sebelum pemasangan panel langit-langit, Kontraktor harus memeriksa apakah bagian bawah dari semua penggantung adalah datar dan pada ketinggian yang sesuai.
16 - 32
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol (iv) Tahap Akhir Semua bagian terbuka dari rangka kayu pada tepi harus dicat sesuai dengan pasal S16.02 (8). (v) Lokasi Panel langit-langit harus dipasang seperti yang ditentukan pada gambar. S16.03 (10)
Pagar Metal a. Material Semua bagian dari pagar, termasuk patok terbuat dari baja diameter 25 mm dan 50 mm. b. Pelaksanaan Untuk beberapa bagian dari balkon pagar harus terpasang pada rangka baja sepanjang bagian muka bangunan. Patok untuk pagar dari tangga beton harus terpasang pada pelat tangga beton dengan empat baut. (i) Sambungan Pengelasan Lihat pasal S16.03 (5) Baut dan mur Lihat pasal S16.03 (5) (ii) Tahap Akhir Pagar harus dicat sesuai dengan persyaratan pasal S16.03 (8).
S16.03 (11)
Pipa Drainase Air Hujan a. Material Semua pipa drainase air hujan atau pipa ke bawah harus PVC diameter 5 cm (diameter 6”). Drainase atap harus besi tuang. b. Pelaksanaan Pipa drainase harus dibuat sesuai dengan gambar detil.
16 - 33
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol S16.03 (12)
Finishing Dinding Softboard a. Material Lembaran softboard 1,20x2,40 m dengan ketebalan 1,2 cm kualitas terbaik yang disetujui oleh Konsultan Pengawas harus digunakan untuk panel. Bilah sambungan harus teak (jati) 1,5x5 cm. Panel softboard harus ditutup dengan tenunan. b. Pelaksanaan Pekerjaan bilah untuk pemasangan panel softboard harus terbuat dari kamfer 3x5 cm dengan grid 60x120 cm. Pekerjaan bilah harus dipasang pada dinding blok beton tidak terplester dengan sekrup dan fisher 40 cm dari as ke as. Softboard harus dipasang dari bagian atas dari dasar kayu sampai ketinggian pintu masuk (+3 m). Tahap akhir dan bagian atas dinding softboard harus horizontal. Bagian atas harus ditutupi dengan bilah teak 1,5/2,5x6,5 cm (potongan melintang trapesium). Panel softboard harus dipaku pada bilah dengan jarak 40 cm dari as ke as dengan paku 1”. Sambungan vertikal harus ditutupi dengan bilah teak 1,5x5 cm. Sambungan horizontal tidak ditutupi. Pelaksanaan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar detail. Di bagian atas dinding softboard, blok beton harus diplester. c. Tahap Akhir Bilah sambungan teak dan bilah sisi atas harus diakhiri dengan vernish bening sesuai dengan persyaratan pasal S16.02 (8).
S16.03 (13)
Perbaikan Tanah dan Perlindungan Terhadap Rayap a. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini termasuk penyediaan tenaga kerja dan material dan melaksanakan semua operasi yang perlu dalam perbaikan tanah dengan ketat sesuai dengan Spesifikasi. b. Disebabkan oleh hukum dan peraturan yang ada membatasi ijin dari badan yang terkait dalam praktek Kontrol Rayap dan Operasi Pencegahan dan disebabkan oleh keperluan penggunaan pengetahuan khusus, ijin dari sub Kontraktor harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk persetujuannya. c. Tingkat penggunaan harus ditentukan oleh penggunaan semprotan bertenaga, dengan kaliberasi alat pelengkap meter aliran untuk menyediakan tingkat yang diperlukan dan keseragaman pemakaian. Setiap metoda lain harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
16 - 34
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol d. Konsentrasi bahan kimia yang digunakan pada daerah tanah yang diperbaiki adalah chlordane 1% digunakan dalam emulsi air perbandingan 1: 95. e. Sebelum pengecoran dari plat lantai beton untuk pelat-pelat pada permukaan tanah dan pada timbunan, dan sebelum timbunan sekitar keliling luar, sepanjang dinding pondasi dalam, dan sekitar daerah kritis perbaikan tanah dan perlindungan terhadap karat harus digunakan dengan ketentuan disini. (i) Seluruh perbaikan harus dilaksanakan terhadap seluruh permukaan di bawah pelat lantai, platform masuk, pejalan kaki mall, teras terbuka, anak tangga disekitar keliling bangunan selebar 1,0 m, dengan kadar 6 liter emulsi tiap meter persegi. Pada daerah kritis seperti disekitar bukaan untuk pipa utiliti, saluran, pipa dan drainase lantai, penggunaan harus dengan kadar 9 liter emulsi tiap meter persegi. (ii) Perbaikan harus dilaksanakan sepanjang kedua tepi pondasi dari kolom dan dinding geser dengan kadar 9 liter emulsi tiap meter persegi. Penggunaan 1/3 bagian emulsi digunakan dekat dengan bagian atas pondasi sebelum penimbunan, 1/3 setelah separuh dari timbunan, dan kemudian sisanya. f. Perbaikan tanah dan operasi perlindungan rayap harus dijamin oleh Sub Kontraktor untuk periode 5 tahun dimulai pada hari perbaikan / perawatan sebagai salah satu kondisi untuk penerimaan akhir dari pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan sertifikat operator kontrol hama dari jaminan pada Konsultan Pengawas yang menjamin dalam beberapa hal, konsentrasi yang diperlukan, kadar dan metoda penggunaan yang memenuhi dalam setiap aspek dari persyaratan yang terkandung disini. Setiap tanda dari gangguan dalam periode jaminan akan memerlukan perbaikan tanpa biaya dari pemilik.
S16.04
PEKERJAAN FASILITAS
S16.04 (1)
Perpipaan dan Sistim Pencegah Kebakaran a. Umum Bab ini mencakup penyediaan dan pemasangan perpipaan dan peralatan pencegah kebakaran dan material seperti yang ditentukan disini dan seperti yang ditunjukan dalam gambar. Pemasangan lengkap harus diperiksa dan ditest dan semua pekerjaan yang diperlukan untuk meletakan sistim dalam kondisi siap operasi yang memuaskan yang akan dilaksanakan. Dalam hal air tidak siap masuk atau air yang ada tidak mempunyai kapasitas yang cukup, Kontraktor harus menganggap bahwa sumber air baru akan diperlukan dan Kontraktor harus menyediakan sumur atau sumur-sumur, sejalan dengan pompa-pompa yang diperlukan. Kontraktor harus mendiskusikan hal ini dengan badan yang tepat dan termasuk untuk semua pekerjaan yang perlu untuk menyediakan pengadaan air yang konstan dan
16 - 35
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol cukup. Untuk “penyediaan yang cukup” dengan kadar pengeluaran normal dari kebutuhan harus ditambahkan pada kadar pengeluarkan dari pompa pencegah kebakaran untuk dua jam. Kapasitas penyediaan dan penyimpanan harus dihitung sesuai kebutuhan. b. Perpipaan dan Peraturan Pemasangan Pencegah Kebakaran Perpipaan dan pekerjaan pemasangan pencegah kebakaran harus dilaksanakan dan memenuhi :
Pedoman Plumbing Indonesia 1974 National Fire Protector Association (NFPA) Fire Office Committee (FOC) Peraturan dari badan berwenang lain.
Perpipaan dan pekerjaan pemasangan pencegah kebakaran harus dilaksanakan oleh sub Kontraktor yang terdapat dan mempunyai ijin yang berlaku dari PAM dan berpangalaman dalam sistem pemasangan yang sejenis. Daftar pedoman pemasangan harus diserahkan pada Konsultan Pengawas. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua negoisasi dengan badan yang relevan dan untuk mendapatkan dan membayar semua ijin-ijin dan ongkos-ongkos. c. Lingkup Pekerjaan untuk Perpipaan dan Pencegah Kebakaran Lingkup pekerjaan yang diperlukan di bawah bab ini mencakup pengadaan, pemasangan dan pengetesan dari semua peralatan, material, dan hal-hal yang terkait untuk menyelesaikan pekerjaan perpipaan dan sistim pencegah kebakaran dan memenuhi semua persyaratan seperti ditunjukkan pada gambar perencanaan dan dituliskan dalam Spesifikasi ini. (i) Lingkup dari pekerjaan perpipaan secara umum sebagai berikut: Pengadaan dan pemasangan alat-alat sanitari. Pengadaan dan pemasangan sistim air bersih. Pengadaan dan pemasangan sistim sanitasi seperti pipa kotor, pipa pembuangan air dan pipa udara, septic tank. Persiapan dan tahap akhir dari sistim perpipaan. (ii) Lingkup dari pekerjaan pencegah kebakaran secara umum sebagai berikut : Pengadaan dan pemasangan sistim Pipa Pencegah Kebakaran termasuk pompa dan kotak Hidrant. Pengadaan dan pemasangan sambungan Siamse.
16 - 36
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol Pengadaan dan pemasangan Pemadam Kebakaran Portable. (iii) Lingkup detail dan pekerjaan perpipaan termasuk tetapi tidak dibatasi pada hal-hal berikut : Alat - alat kamar kecil : Kloset air Urinal Bak cuci Bak cuci piring Keran Drainase lantai Pembersihan lantai Cermin Penyebaran sabun cair Sistim air bersih
-
Penyediaan dan pemasangan sistem air bersih dari tempat penyediaan pada tempat penyimpanan air bawah tanah lengkap dengan tempat pengeluaran.
Penyediaan dan pemasangan sistem pompa Booster (Booster Pump), sistim pipa air bersih lengkap dengan perlengkapan dari tempat penyimpanan air sampai tempat pengeluran.
Sistem Sanitasi
Pembangunan septic tank atau hubungan dengan sistim pembuangan lokal bila ada dan diijinkan.
Pengadaan dan pemasangan pipa buang air, pipa kotor dari kamar kecil, penyiram, WC, urinal, drainase lantai dan tempat cuci dapur pada septic tank. Sistim termasuk septic tank adalah terpisah untuk kotoran dari kamar kecil agar reaksi biologis dalam septic tank tidak terhenti oleh sabun dari sistim lain.
-
Pengadaan dan pemasangan pipa udara untuk sistim perpipaan pada atap.
Persiapan dan Tahap Akhir dari Sistim Perpipaan. Persiapan dan Tahap Akhir dari Sistim Perpipaan termasuk :
16 - 37
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol
Penyediaan dan pemasangan dari cabang – cabang dan bukan pada lantai, balok dan dinding untuk pengadaan lubang pada pekerjaan pipa.
Penyediaan dan pemasangan penggantung dan penguat pipa.
Penggalian tanah dan timbunan untuk menimbun instalasi pipa
Tes kebocoran, pengaliran dan pembersihan.
Pelapisan untuk semua pipa baja dan menimbun pipa bawah tanah
Pengecatan untuk pipa baja yang berada di atas permukaan termasuk penyokong baja, penggantung dan semua material baja.
Blok beton untuk perpipaan sebagaimana diperlukan.
(iv) Lingkup detil dari pekerjaan pencegah kebakaran akan termasuk tidak dibatasi pada :
tetapi
-
Penggadaan dan pemasangan pompa kebakaran gerak listrik, pompa joki gerak listrik, pompa kebakaran gerak mesin bensin, lengkap dengan tangki tekanan, perlengkapan, panel starter, kabel power dan kontrol dan semua hal yang perlu.
-
Pengadaan dan pemasangan kotak hidrant dan sambungan kembar.
-
Pengadaan dan pemasangan alat pemadam kebakaran portable.
d. Standar Material Semua material harus baru dan kualitas baik berdasar pada standar lokal juga standar internasional ASA. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas material yang digunakan. Sebelum pemasangan semua material, persetujuan Konsultan Pengawas harus didapat. e. Penggantian Material (i) Material, peralatan atau alat-alat yang tidak sesuai dengan Spesifikasi hanya boleh dipergunakan setelah persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Semua biaya untuk pengetesan material, peralatan atau alatalat harus biaya Kontraktor. (ii) Bila diperlukan, pengetesan material, peralatan atau alat-alat harus dilaksanakan oleh badan yang disetujui oleh Kontraktor Pengawas. Testes ini harus dilaksanakan menurut prosedur standar lokal. Bila tidak ada prosedur standar, Konsultan Pengawas dapat menentukan prosedur tes yang digunakan.
16 - 38
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol (iii) Tiap panjang standar dari perkakas pipa, alat-alat dan peralatan yang digunakan harus mempunyai tanda merk pabrik yang jelas. Material tanpa tanda ini harus diganti. f. Spesifikasi Material (i) Peralatan Sanitari Semua peralatan sanitari harus “KIA Kramik Indonesia” atau sejenis yang disetujui, warna akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas. a. WC, style barat, harus tipe DUTA TS atau sejenis yang disetujui, katup penyediaan, seal pengeluaran dan sekrup pemasang. b. WC, tipe jongkok harus tipe RAPI E atau sejenis yang disetujui, katup sudut dilapisi chromium, pipa pengalir dan perangkai, seal pengeluaran dan sekrup pemasang. c. Tempat kencing harus tipe PANDA atau sejenis yang disetujui. Tiap tempat kencing harus dilengkapi dengan katup pengalir dilapisi chromium dan lubang penyemprot pipa perforated pabrik semua dalam chromium. d. Bak pencuci harus tipe SUSAN atau sejenis yang disetujui. Tiap bak pencuci harus dilengkapi dengan keran dilapisi chromium, perabot pembuang dilapisi chromium dan perangkap “P”, pengantung balik, alat pengunci dynabolts dan lain-lain. e. Keran harus tipe SINKTAP Y 100 atau sejenis yang disetujui. f. Drainase lantai harus tipe konvensional dengan kisi-kisi dan penutup yang terbuat dari baja stainless atau kuningan dilapisi chromium. g. Pengeluaran lantai harus terbuat dari baja stainless atau kuningan dilapisi chromium dengan penutup dan rangka dari material yang sama. h. Pemegang rol kertas harus tipe VIDI / BIMA atau sejenis yang disetujui dan diperlukan untuk tiap WC. i. Placent harus tipe SHINTA atau sejenis yang disetujui, diperlukan untuk setiap bak cuci. (ii) Sistim Sanitasi a. Material berikut akan digunakan untuk saluran kotoran, air buangan dan sistim pipa ventilasi : Pipa-pipa harus PVC Pralon atau Rucika kelas D atau sejenis yang disetujui dengan sambungan perekat.
16 - 39
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol Sambungan pipa harus PVC injection cetakan dari jenis sama seperti pipa. Bengkokan dari pipa utama harus bengkokan radius besar untuk cabang - cabang dalam pipa utama 45o Y dan bengkokan harus 45o digunakan. Lem harus sesuai dengan yang direkomendasikan pabrik pipa PVC. b. Semua pipa, perabot, katup, peralatan dan perlengkapan harus produksi orisinil dari pabrik. (iii) Sistim Pencegah Kebakaran a. Sistim pompa hidrant kebakaran harus terdiri atas : Satu pompa joki penggerak listrik Fairbank Morse, Ingersol Rand atau ekivalen yang disetujui C/W motor NUG, perangkai, pelat dasar dan lain-lain. Suatu pompa api penggerak listrik Fairbank Morse, Ingersol Rand atau ekivalen yang disetujui C/W motor NUG, Perangkai, pelat dasar dan lain-lain, kapasitas 600 L/M, tinggi 50 m. Satu tank tekanan 500 liter C/W pengukur tekanan dan keran, lubang tangan, drain dan lain-lain pada tekanan tes 15 kg / cm2. Dua tombol tekanan FANAL tipe FG 10 atau sejenis yang disetujui. satu panel kontrol pompa PCP 1. Satu lot kawat listrik dari PCP 1 sampai pompa dan kontrol. Satu tangki dasar 500 liter C/W semua perlengkapan. Satu pompa kebakaran minyak Fairbank Morse atau sejenis yang disetujui dengan minyak penggerak Perkins atau sejenis yang disetujui C/W semua perlengkapan. b. Kotak hidrant didalam tipe A harus terdiri atas : Tempat logam / metal lengkap dengan dinding pintu ketebalan 1,5 mm, engsel, handel, jalur hias, rol pipa air tipe tetap dia 100 dan katup hidrant diameter 12”. c. Kotak hidrant didalam tipe B harus terdiri dari : Tempat logam / metal lengkap dengan dinding pintu ketebalan 1,5 mm, engsel, handel, jalur hias, pipa air kanvas diameter 1,5” panjang 200 feet, lengkap dengan pipa semprot, katup dan rak dan lain-lain.
16 - 40
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol d. Sistim pipa pencegah kebakaran harus galvanis pipa besi ASTM a 53/a 120 daftar 40 (tipe pengelasan) dan 300 lbs terpasang disekrup untuk pipa ukurang sampai 2” dan untuk lebih besar dari 2” pipa baja hitam BS 1387 kelas medium dengan pemasangan las halus dicat dasar dan dicat minimum dua kali. Katup lebih besar dari 3” harus katup besi tuang 150 psi tipe bersayap. e. Pamadam kebakaran portabel harus tipe BFC, kapasitas 5 lbs, jenis ABRO atau sejenis yang disetujui. g. Spesifikasi Sambungan (i) Pipa-pipa Galvanis dan Perkakas a. b. c. d. e. f.
Sambungan antara pipa-pipa dan perkakas harus berulir. Panjang ulir pada pipa harus sekurang-kurangnya ¾ diameter pipa. Semua sambungan berulir harus menggunakan pita perekat. Untuk memotong pipa harus dengan alat pemotong pipa yang sesuai. Semua ujung pipa harus dilebarkan. Untuk sistim pipa sampai 2,5” setelah katup gabungan harus digunakan, dan untuk pipa lebih besar dari 3” sayap harus digunakan. g. Dalam sistim perpipaan, gabungan atau sayap harus digunakan pada minimum tiap 60 m. h. Semua pipa harus dibersihkan dengan pantas sebelum pemasangan. (ii) Pipa PVC dan Perlengkapan a. Pipa-pipa dan perlengkapan harus disambung oleh lem PVC seperti yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat pipa PVC. Sebelum pengeleman sambungan harus dibersihkan dengan pantas dengan cairan pembersih. b. Sambungan antara pipa-pipa dan perlengkapan harus dilaksanakan dengan layak menggunakan alat penekan khusus. Untuk memotong pipa, alat pemotong yang sesuai harus digunakan untuk mendapatkan ujung lurus dari pipa setelah pemotongan. (iii) Perangkai Perangkai akan digunakan untuk sambungan berikut : Sambungan antara penyemprot api Sambungan antara penyemprot api, pipa semprot dan katup. Untuk sambungan ini “perangkai mesin” akan digunakan. (iv) Sambungan gasket Untuk mendapatkan kedap air gasket sambungan harus digunakan untuk sambungan peralatan sanitari berikut : 16 - 41
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol
Antara keran kamar kecil dan katup penyediaan. Antara katup pengalir dan tempat kencing. Antara katup pengalir dan pengapung WC / kakus Untuk perangkai dan shipon.
h. Spesifikasi Pemasangan (i)
Semua pipa harus dipasang lurus dan sejajar dinding dan / atau lantai.
(ii)
Bengkokan 90o dan 45o harus digunakan.
(iii) Sebelum pipa-pipa dipasang penyokong harus dipasang dengan benar. (iv) Sebelum pemasangan, penyokong harus dicat dasar zinc Chromate. (v)
Semua pekerjaan pemasangan harus dilaksanakan dengan benar.
(vi) Semua pipa harus disokong dengan layak (vii) Selama pemasangan, ujung pipa yang terbuka harus ditutup dengan penutup atau sumbat. (viii) Pipa - pipa dan perlengkapan harus bebas dari tegangan yang disebabkan oleh pemasangan tidak benar. (ix) Sebelum pemasangan persetujuan Konsultan Pengawas harus diperoleh untuk semua pemasangan, atau yang dihubungkan pada konstruksi bangunan. (x)
Kontraktor harus menyediakan cabang untuk semua pipa yang melalui dinding, lantai, pelat beton, dan lain-lain.
(xi) Sebelum ditanam pada tanah pipa harus dicat dengan flintcote, minimum tiga lapisan. (xii) Pipa pembuangan kotoran harus mempunyai kemiringan 05-1 %. (xiii) Pipa air kotor harus mempunyai kemiringan 1-2%. (xiv) Pipa PVC yang ditimbun ditanah harus diletakan pada lapisan pasir dengan ketebalan minimum 10 cm. (xv) Pembuangan septic tank harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang berpengalaman dalam bidang itu.
16 - 42
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol i. Cabang dan Penyokong (i) Umum a. Sub Kontraktor harus menyediakan cabang-cabang yang diperlukan dan penyokong akan bertanggungjawab penuh untuk pemasangan pada lokasi yang tepat b. Pamasangan cabang dan penyokong pada bagian bangunan yang akan dicor dengan beton harus dilaksanakan oleh Kontraktor. c. Perpipaan harus tidak melalui kolom, dasar kolom dan balok tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. (ii) Cabang a. Cabang untuk pipa-pipa yang melalui beton harus diletakan dengan tepat sebelum beton dicor. b. Cabang harus mempunyai diameter dalam sekurang-kurangnya 2 inci lebih besar dari diameter luar dari pipa termasuk penyeberangan. c. Cabang melalui dinding dll, harus dari baja tuang atau pipa baja. d. Cabang yang melalui bagian bangunan tahan air harus tipe “cabang alir” e. Kontraktor harus mengisi ruangan antara bagian luar dari pipa atau penyekatan dan bagian dalam cabang dengan gasket atau “dempul” untuk tahan air. (iii) Penyokong a. Semua perlengkapan dan peralatan sanitari harus disokong dan dipasang sesuai pada lokasi yang benar. b. Semua “sisipan” dalam pelat beton atau dinding harus terpasang dengan benar. c. Baut melalui dinding atau lantai harus dilengkapi dengan pelat baja untuk memegang baut pada bagian yang lain dari dinding atau lantai. d. Semua baut terbuka, mur, sekrup dan ring harus chromium atau tipe berlapis nikel. j. Penggantung (i) Semua pipa harus diklem dan dikencangkan dengan penggantung, penyokong dan dikencangkan dengan ukuran yang sesuai dan kuat.
16 - 43
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol (ii) Pipa horizontal harus disokong dengan penggantung baja yang dapat diatur pada jarak maksimum 3.0 m. (iii) Kontraktor harus menyerahkan pada Konsultan Pengawas contohcontoh dari penggantung dan sokongan untuk persetujuan. Plat berlubang, kawat, atau sejenis tidak akan diijinkan digunakan untuk penggantung. (iv) Penggantung dan penyokong harus dikencangkan pada konstruksi beton dengan menggunakan baut “sisipan” atau “ramset” sebelum beton dicor. (v) Pipa-pipa vertikal harus dikelem. Jarak antara kelem harus kurang dari ketinggian lantai. k. Pipa-pipa Bawah Tanah (i)
Pipa-pipa bawah tanah harus dipasang pada kedalaman dan kemiringan yang benar.
(ii)
Pipa harus diletakan pada parit dengan lapisan dasar pasir 10 cm untuk stabilitas.
(iii) Pipa untuk air bersih dan pipa untuk air kotor atau kotoran tidak diletakan pada parit yang sama. (iv) Setelah pemasangan pipa dalam parit dan setelah diperiksa oleh Konsultan Pengawas parit harus dibersihkan dan ditimbun dengan pasir atau material yang disetujui. (v)
Semua pipa bawah tanah harus disokong dengan cukup baik untuk mencegah lendutan atau pecah sebelum dan sesudah timbunan. l. Pengetesan (i)
Pengetesan pipa Air Dingin Setelah semua pipa dipasang tes kebocoran dari sistim keseluruhan harus dilaksanakan untuk menjamin pelaksanaan yang memuaskan. Sistim perpipaan akan dites terus menerus selama 2 jam, tekanan tes hidrostatik 10 kg/cm2, penurunan tekanan maksimum yang dapat diterima 5%. Kontraktor harus memperbaiki kebocoran / kerusakan tanpa biaya tambahan.
(ii)
Pengetesan Pipa Pencegah Kebakaran Setelah semua pipa dipasang tes kebocoran dari sistim keseluruhan harus terus dilaksanakan untuk menjamin pelaksanaan yang memuaskan. Sistim perpipaan akan dites terus menerus selama 2
16 - 44
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol jam, tekanan tes hidrostatik 20 kg/cm2, penurunan tekan maksimum yang dapat diterima 5%. Kontraktor harus memperbaiki kebocoran / kerusakan tanpa biaya tambahan. (iii)
Pengetesan Pipa Sanitari Setelah semua pipa dipasang tes kebocoran dari sistim keseluruhan harus dilaksanakan untuk menjamin pelaksanaan yang memuaskan. Sistim perpipaan akan dites terus menerus selama 2 jam, tekanan tes hidrostatik 2 kg/cm2, penurunan tekanan maksimum yang dapat diterima 5%. Kontraktor harus memperbaiki kebocoran / kerusakan tanpa biaya tambahan.
(iv)
Pembilasan Setelah semua tes kebocoran selesai seluruh sistim perpipaan akan dibilas dengan memberi air sistim distribusi dan bukaan semua titik keran dengan tekanan maksimum 2 kg/cm2.
(v)
Tes Distribusi Setelah semua tes untuk kebocoran dan pembilasan selesai sistim akan dites distribusi dengan membuka sistim keseluruhan sekaligus. Tes ini akan diulangi untuk 6 hari, tiap hari 6 jam terus menerus tanpa menyebabkan kerusakan. Kontraktor harus memperbaiki semua kerusakan setelah pengetesan ini tanpa biaya tambahan.
(vi)
Desinfeksi a. Kontraktor harus membilas dan mendesinfeksi seluruh pemasangan air sebelum menyerahkan ini pada pemilik. b. Mendesinfeksi harus dilaksanakan dengan chlorirating sistim pipa, dengan metoda yang disetujui. Chlorine 500 P.P.M (Part Per Million). c. Setelah 16 jam sistim pipa harus dibilas dengan air bersih dilarutkan dengan cairan chlorine sampai maksimum 0,2 p.p.m. d. Dalam 16 jam proses disenfiksi keran akan dibuka dan ditutup beberapa kali.
S16.04 (2) Pemasangan Alarm Pencegah Kebakaran a. Umum Bab ini mencakup penyediaan dan pemasangan peralatan alarm kebakaran dan material seperti ditentukan disini dan ditentukan dalam gambar. Instalasi yang
16 - 45
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol lengkap harus diperiksa dan dites, dan semua pekerjaan yang diperlukan mendapatkan sistim dalam kondisi operasi yang memuaskan akan dilaksanakan. b. Peraturan Pemasangan Alarm Pencegah Kebakaran Pekerjaan pemasangan sistim Alarm Pencegah Kebakaran harus dilaksanakan memenuhi dengan :
Peraturan PUIL National Fire Protection Association (N.F.P.A) Fire Office Committee (F.O.C) Peraturan oleh badan berwenang lainnya.
Pekerjaan pemasangan sistim alarm pencegah kebakaran akan dilaksanakan oleh Kontraktor yang berpengalaman dalam pemasangan sistem yang sama. Suatu daftar pedoman pemasangan harus diserahkan pada Konsultan Pengawas. c. Lingkup dari Pemasangan Sistim Alarm Pencegah Kebakaran Kontraktor akan menyediakan, memasang, mengetes dan menyerahkan dalam kondisi yang baik dan siap digunakan, material dan peralatan untuk sistim alarm pencegah kebakaran harus memenuhi peraturan teknik dan gambar. d. Peralatan Sistim alarm pencegah kebakaran memperingatkan kebakaran pada tahap awal dan memberikan alarm peringatan, secara otomatis, dengan detektor, atau manual dengan sebuah tombol tekan. Jaringan sistim alarm pencegah kebakaran direncanakan untuk memusatkan seluruh detektor dan jaringan tombol tekan manual pada kotak persimpangan dalam koridor dari tiap lantai dan dari kotak persimpangan ini pada panel kontrol. Panel kontrol akan menerima tanda secara otomatis atau manual dan akan memberikan tanda yang terlihat dan terdengar. Peralatan untuk sistim akan termasuk tetapi tidak dibatasi pada berikut: Detektor suhu : Detektor temperatur tetap. Kadar temperatur detektor pembuangan. Detektor Asap Ionisasi Detaktor Asap Optical Alarm Corong (bel) Panel Kontrol Semua peralatan Alarm Pencegah Kebakaran harus disetujui oleh Konsultan Pengawas dan harus memenuhi persyaratan berikut :
16 - 46
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol (i) Detektor Suhu Detektor akan kombinasi dari “tingkat pembangun” dengan “detektor suhu” dan sebuah “detektor suhu tetap”. Spesifikasi teknis :
Tes Frekwensi Operasi Voltage Arus Diam Arus Alam
: dapat digunakan berulang : 20 V DC : Kurang dari 1000 µA : Maks 100 mA
(ii) Detektor Asap Ionasi Detektor harus memenuhi persyaratan berikut : Test Frekwensi Operasi voltage Arus Diam
: Dapat digunakan berulang : 20 V DC : Kurang dari 100 mA
Pelat pemasang dan dasar terminal harus sama untuk detektor suhu.
(iii) Detektor Asap Optikal Detektor yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut :
Test Frekwensi Operasi Voltage Arus Alarm Temperatur batas yang diijinkan.
: Dapat digunakan berulang : 20 V DC : Maks 100 mA : -30oC - + 60o C
(iv) Tombol Tekan Manual Dipasang dipermukaan dengan kaca yang dapat dipecah. (v) Alarm Corong Dipasang dipermukaan dengan persyaratan teknis sebagai berikut :
Pemasangan bebas karat Operasi Voltage : 18 sampai 36 V DC Konsumsi arus : Maks 60 mA Konsumsi Paket : 2 VA Tingkat suara : 95 db corong
16 - 47
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol (vi) Panel Kontrol Panel kontrol akan terdiri atas Modul Tenaga, Modul Kontrol, Modul Daerah dan Modul Keterlambatan. Panel Kontrol harus mempunyai pintu dengan rangka berkaca. a. Modul Tenaga Modul tenaga akan mempunyai fasilitas berikut : Suatu satuan sumber tenaga darurat menyala secara otomatis bilamana tenaga listrik 220 V / 50 Hz menurun. Suatu pencegah listrik (sekering, pemutus arus kecil dan lain-lain). Suatu lampu anda NYALA untuk Sumber Tenaga Utama / sistim voltage dalam (kontrol jarak jauh / tanda), mengisi baterai. Memeberikan tanda bilamana : Sumber tenaga adalah NYALA. Kegagalan dalam sumber tenaga. b. Modul Kontrol Modul Kontrol harus mempunyai fasilitas berikut : Lampu Tanda Untuk : Corong mati Memasang kembali Tes Lampu tes Kegagalan tanda umum Tanda untuk kondisi alarm Tanda untuk “Daerah Mati”. Suatu keluaran sebagai : Alarm terlihat atau terdengar Kegagalan alarm terlihat / terdengar Tes tanda (terlihat) Tanda optikal “Daerah Mati”. Fasilitas untuk menutup semua Satuan Paket AC bilamana kebakaran terjadi (pengadaan kontrol kabel / dipasang oleh Kontraktor alarm pencegah kebakaran pada panel AC). (vii) Saluran Untuk salurun terpasang dalam beton, saluran baja dengan diameter minimum ¾” atau seperti digambarkan oleh Konsultan Pengawas akan digunakan.
16 - 48
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol Untuk saluran jadi, di atas langit-langit, pipa PVC lengkap dengan perlengkapan memenuhi persyaratan PUIL akan digunakan. Semua kabel untuk Sistim Alarm Pencegah Kebakaran akan menggunakan saluran. (viii) Kabel Kabel untuk sumber tenaga utama dari tiap bagian dari peralatan dalam sistim harus NYM 3 x 2,5 mm2. Untuk rangkaian antara detektor dan kabel tombol tekan harus NYA diameter 1,5 mm2. Untuk alarm corong kabel rangkaian harus NYM 2,5 mm2. Kabel harus kabel metal, atau Kabelindo atau sejenis yang disetujui. e. Pemasangan Peralatan
Lokasi detektor dan peralatan lain akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Tombol tekan manual harus dipasang pada ketinggian, 1,5 m dari lantai. Alarm corong harus dipasang kira-kira 0,5 m di bawah ketinggian langit-langit. Kira-kira 0,6 m sekeliling detektor harus bebas dari hambatan.
S16.04 (3) Televisi Rangkaian Tertutup dan Sistim Suara a. Umum Bab ini mencakup pengadaan dan pemasangan Televisi Rangkai nomor dan material seperti ditentukan disini dan ditentukan dalam gambar. Instalasi lengkap akan diperiksa dan dites, dan semua pekerjaan yang akan diperlukan untuk menempatkan sistim balam kondisi operasi yang memuaskan akan dilaksanakan. b. Peraturan Pemasangan Sistim Suara Pekerjaan pemasangan sistim suara harus dilakanakan memenuhi dengan : PUIL AVE Perintah-perintah yang diterbitkan oleh pembuat peralatan Peraturan oleh badan berwenang lainnya. c. Lingkup dari Televisi Rangkaian Tertutup Kontraktor harus menyediakan, memasang dan menyerahkan dalam kondisi baik dan siap digunakan dari pemasangan Televisi Rangkaian Tertutup berikut :
16 - 49
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol (i) Mengadakan dan memasang kabel dari pemancar kepada tiap kamera dalam tol booth dan tiap ruang yang ditentukan. (ii) Mengadakan dan memasang kabel dari pemancar kepada monitor televisi, kontrol lensa, kontrol mendatar dan putar. c. Kondisi Operasi Semua instalasi, Televisi Rangkaian Tertutup harus beroperasi dalam kondisi yang baik pada temperatur ganda dari 35o C dan RH 70% atau 30 o C dan RH 80%. e. Material dan Kondisi Pemasangan (i) Kabel Televisi Rangkaian Tertutup tipe RG-150 dan RG-590 jenis kabel metal, Kabelindo atau sejenis yang disetujui harus digunakan. (ii) Semua kabel pemasangan Televisi Rangkaian Tertutup harus menggunakan saluran kecuali kabel yang dipasang didalam lantai. Untuk pemasangan saluran dalam beton, pipa-pipa GIP dengan diameter minimal ¾” harus digunakan atau seperti ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Untuk saluran yang dipasang di atas langit-langit, pipa PVC harus digunakan dengan perlengkapannya. Untuk semua sambungan kabel, kotak dengan penutup harus digunakan. Jalur kabel Televisi Rangkaian Tertutup harus dipisahkan dari sistim kabel yang lain. f. Sistim Pemasangan (i) Semua pengawatan harus dikelompokan, kabel atau kawat harus diikat kuatkuat dikelem sebagai ikatan kumpulan kabel. (ii) Semua kabel harus ditandai dengan jelas. (iii) Kontraktor harus memperkerjakan seorang ahli untuk memasang dan mengawasi pemasangan / peralatan dan menjamin berfungsi dengan baik pemasangan itu. (iv) Memasang Televisi Rangkaian Tertutup dan pengetesan harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan badan lain yang berwenang. g. Televisi Rangkaian Tertutup (i) Kamera dengan lensa 8 mm (ii) Monitor televisi (iii) Kontrol lensa (iv) Pemancar
16 - 50
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol Televisi Rangkaian Tertutup harus Javelin atau TOA atau sejenis yang disetujui. S16.04 (4) Pemasangan Pendingin Udara a. Umum Bab ini mencakup pengadaan dan pemasangan peralatan pendingin udara dan material seperti ditentukan disini dan dalam gambar. Pemasangan yang telah selesai harus diperiksa dan dites dan semua pekerjaan yang diperlukan untuk menempatkan sistim dalam kondisi operasi yang memuaskan harus dilaksanakan. b. Pemasangan Pendingin Udara Pekerjaan pemasangan Pendingin Udara harus dilaksanakan memenuhi peraturan berikut :
PUIL ASHRAE, ARI, NFPA ASTM, ASME SMACNA Peraturan dari badan yang relevan.
Pekerjaan pemasangan pendingin udara harus dilaksanakan oleh subkontraktor yang berpengalaman dalam pemasangan yang sama. Pedoman harus diserahkan pada Konsultan Pengawas. c. Skema Pendingin Udara Kontraktor harus menyiapkan skema pendingin udara, lengkap dengan perhitungan dan gambar yang menunjukkan lokasi satuan, untuk menyediakan kondisi mangan dalam (d) di bawah ini, dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk persetujuannya. d. Kondisi Ruangan (i) Kondisi ruangan yang diperlukan sebagai berikut : Suhu 74o ± 2o F
Kelembaban Relatip 50% + 5%
(ii) Kadar suara dalam ruangan yang ditempati yang disebabkan oleh pemasangan pendingin udara harus tidak melampaui 150 NR - 35. e. Lingkup Pekerjaan. Pekerjaan termasuk penyediaan tenaga kerja, material dan peralatan dan pelayanan yang perlu dan diperlukan untuk menyelesaikan pemasangan yang 16 - 51
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol sesuai dari semua pekerjaan pendingin air untuk memperoleh kondisi dalam (d) diatas. S16.04 (5) Jaringan Kelistrikan a. Uraian Bab ini mencakup pengaturan sumber tenaga, ketentuan, pemasangan dan pengetesan dari kawat kelistrikan, outlet tenaga, perlengkapan dan perabot seperti terlihat pada gambar atau diperlukan oleh pekerjaan Kantor Tol dan Fasilitasnya. b. Sumber Tenaga Kontraktor harus menghitung beban tenaga total dari kantor tol dan fasilitas dan mendiskusikan dengan badan yang relevan dan dalam hubungannya dengan Konsultan Pengawas, harus membuat pengaturan pada sistim sumber tenaga lokal atau nasional. Kontraktor akan mendiskusikan dengan badan relevan dan Konsultan Pengawas, menyetujui lokasi yang seseuai untuk daerah pelayanan dan keperluan transformer, juga harus mempertimbangkan lokasi rumah generator. Berdasarkan pada lokasi yang disetujui, Kontraktor akan menghitung ukuran kabel utama didasarkan pada 60% dari beban total potensial dari semua outlet tenaga dan mengusulkan pada Konsultan Pengawas untuk persetujuannya sesuai dengan gambar dan dokumen yang diperlukan. c. Material dan Kecakapan Kerja Paragrap yang relevan dari Divisi 13 akan berlaku. Kabel untuk bangunan harus disimpan dalam saluran atau dilindungi dengan layak diruangan atap. Kabel luar harus ditimbun dalam parit dengan tanda / perlindungan yang sesuai. Kotak-kotak distribusi, tombol, soket dan tiap kabel terbuka untuk perlengkapan langit-langit harus dari tipe dan warna seperti terlihat pada gambar atau perintah Konsultan Pengawas. Panel-panel distribusi harus ditutupi dalam kabinet yang dapat dikunci tetapi dalam lokasi yang dapat dijangkau oleh staf yang bertanggung jawab. Sekering harus tipe trip, setelah pengetesan dan penyeimbangan, tiap-tiap bagian ditandai dengan outlet yang disediakan. Tiap titik pelayanan harus termasuk meter listrik dipasang sesuai dengan persyaratan kelengkapan, pemutusan arus tiga kawat dari ukuran yang dicatat pada Gambar, saluran yang diperlukan dan pemasangan grounding. d. Pengukuran dan Pembayaran Item yang disediakan untuk seluruh pekerjaan kelistrikan termasuk pekerjaan sipil, saluran, perabot dan peralatan termasuk lampu juga untuk biaya (termasuk
16 - 52
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol ongkos) dari sambungan pada sistem sumber tenaga. Kontraktor bertanggung jawab terhadap biaya kelistrikan sampai kantor tol dan fasilitas selesai dan diserahkan pada Konsultan Pengawas, untuk Pemilik Proyek. S16.05
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
S16.05 (1)
Metoda Pengukuran Jumlah dari tiap item yang dibayarkan di bawah Divisi 16 adalah jumlah item individu seperti disebutkan dibawah ini yang disediakan dan dipasang sesuai dengan spesifikasi ini. Gambar dan perintah dari Konsultan Pengawas.
S16.05 (2)
Dasar Pembayaran Pekerjaan diukur seperti ditentukan di atas akan dibayarkan dengan dasar lump sum yang mencakup pekerjaan dari setiap item. Pembayaran itu merupakan penggantian penuh untuk semua pekerjaan seperti terlihat pada gambar atau disebutkan dalam Spesifikasi ini. Tidak ada pekerjaan dari Divisi 16 akan diukur untuk pembayaran di bawah hal lain dari spesifikasi, kecuali seperti ditentukan secara jelas dalam Divisi 16. Pekerjaan Tol Plaza digambarkan detil dalam Divisi 14. Pembersihkan lapangan, Pekerjaan Tanah Jalan dan Galian Struktural akan diukur dan dibayarkan di bawah item yang relevan dari Divisi 2, 4, dan 5. Dalam harga Rumah Pompa harus termasuk biaya terpasang pompa-pompa tanki tekanan seperti yang dinyatakan dalam gambar beserta peralatan tambahan dan pemipaannya. Biaya untuk Rumah Generator adalah gedungnya saja sedangkan biaya generator beserta segala peralatan lainnya termasuk dalam item Divisi 14. Yang dimaksud dengan Instalasi Listrik adalah seluruh instalasi dimulai dari Panel - panel Induk Gerbang Tol ke seluruh jaringan distribusi melalui panel yang bersangkutan, kecuali jaringan ke dan untuk PJU dan Pintu-pintu Gerbang, yang Mata Pembayarannya dinyatakan secara terpisah yaitu masing-masing dalam Divisi 13 dan Divisi 14.
Nomor dan Nama Mata Pembayaran 16.04
(1)
16.04 16.04 16.04 16.04
(2) (2) (3) (3)
a b a b
Satuan Pengukran
Jalan, lapangan parkir drainase, Pembuangan air kotor, pagar dan Lansekap Kantor Cabang Pos Toll Pos Jaga Pos Polisi
Lump Sum
Unit Unit Unit Unit
16 - 53
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 16 – Kantor dan Fasilitas Tol 16.04
(4)
Rumah Dinas, Tipe 54
Unit
16.04
(5)
Mushola
Unit
16.04 16.04
(6) (7)
Rumah Pompa, Tipe A Rumah Generator
Unit Unit
16.04
(8)
Menara Air, Tipe A (8000 liter)
Buah
16.04
(9)
Reservoir air bawah tanah
Buah
16.04
(10)
Instalasi Listrik
Buah
16.04
(11)
Buah
16.04
(12)
16.04
(13)
Plumbing & System Pemadam kebakaran Sistem Alarm Pemadam Kebakaran Air Condition,
16.04
(14)
Intercom System untuk Kantor Tipe A
Buah
.
Buah Buah
16 - 54
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 17 – Pekerjaan Harian DIVISI 17
PEKERJAAN HARIAN S17.01
Umum
S17.01
Uraian Pekerjaan ini mencakup operasi-operasi yang disetujui oleh Konsultan Pengawas yang semula tidak diperkirakan (atau disediakan dalam Daftar Kuantitas dari Divisi 1 sampai 16 tetapi diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan untuk penyelesaian Pekerjaan yang memenuhi ketentuan. Operasi-operasi yang dilaksanakan menurut Pekerjaan Harian dapat terdiri dari pekerjaan jenis apapun sebagaimana yang ditunjukkan atau diperintahkan oleh konsultan Pengawas, dan dapat mencakup pekerjaan tambahan dari drainase, galian, timbunan, stabilisasi, pengujian, pengembalian (restitution) perkerasan lama ke bentuk semula, pelapisan ulang, struktur atau pekerjaan lainnya.
S.17.01.2
Pengajuan Sebelum memesan setiap bahan "khusus" (tidak terdapat dalam Harga Satuan Dasar yang tercantum dalam Penawaran Kontraktor harus mengajukan kepada Konsultan Pengawas daftar pekerjaan harian untuk disetujui, dan sesudah melakukan pemesanan bahan, harus mengajukan kepada Konsultan Pengawas seperti kwitansi atau bukti lain sebagaimana diperlukan untuk membuktikan jumlah yang dibayar. Kontraktor harus menyerahkan catatan tertulis tentang waktu yang digunakan oleh pekerja dan peralatan instalasi serta kuantitas bahan yang digunakan untukPekerjaan Harian pada akhir dari setiap hari kerja, dan catatan tersebut harus ditandatangani oleh Konsultan Pengawas untuk pengesahan atas mata pembayaran dan kuantitas yang akan ditagihkan. Kontraktor harus menyerahkan tagihan Pekerjaan Harian, sesuai dengan Pasal S.17.03.(3) di bawah ini.
S17.02
Material dan Peralatan
S17.02.1
Material Seluruh bahan yang digunakan dalam Pekerjaan Harian harus memenuhi ketentuan mutu dan kinerja yang diberikan dalam Pasal yang sesuai dari Spesiflkasi ini. Untuk bahan yang tidak disyaratkan secara terinci dalam Spesiflkasi ini, maka mutu bahan harus seperti diperintahkan atau disetujui oleh Konsultan Pengawas.
S17.02.2
Peralatan Seluruh peralatan yang digunakan dalam Pekerjaan Harian harus memenuhi ketentuan dari Pasal yang sesuai dari Spesiflkasi ini dan harus disetujui oleh SU17 - 1
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 17 – Pekerjaan Harian Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan dimulai. S17.03
Pelaksanaan Pekerjaan
S17.03(1)
Perintah Pekerjaan Harian Pekerjaan Harian dapat diminta (requested) secara tertulis oleh Kontraktor maupun diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Dalam kedua hal tersebut pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diterbitkan suatu Perintah Pekerjaan Harian oleh Konsultan Pengawas, dan jika perlu, setelah Variasi (Pekerjaan Tambah/Kurang) yang ditandatangani. Untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan dimana Harga Satuan Pekerjaan Harian sudah dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, perintah ini akan menguraikan batas dan sifat dari pekerjaan yang diperlukan dengan lampiran Gambar untuk menentukan detil pekerjaan, dan akan menentukan metode untuk menetapkan harga akhir dari Pekerjaan yang diperintahkan. Untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan dimana diperlukan persetujuan terlebih dahulu atas Harga Satuan Pekerjaan Harian yang baru atau tambahan maka perintah ini akan dirujuk silang ke, dan akan disertai dengan Variasi (Pekerjaan Tambah/Kurang) mencakup Harga Satuan baru atau tambahan yang disetujui. Konsultan Pengawas akan menandatangani dan memberikan tanggal Perintah Pekerjaan Harian sebagai perintah bagi Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
S17.03 (2)
Kinerja Pekerjaan Yang Dilaksanakan Berdasarkan Pekerjaan Harian Semua operasi Pekerjaan Harian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari Pasal yang sesuai dari Spesiflkasi ini berlaku untuk penempatan bahan dan penyelesaian akhir, pengujian, mutu dan pemeliharaan pekerjaan dan perbaikan atas pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan. Bilamana suatu pekerjaan yang diperlukan dilaksanakan dalam Pekerjaan Harian tetapi tidak disyaratkan pada Pasal manapun dari Spesiflkasi ini, pekerjaan harus dilaksanakan sebagaimana diperintahkan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
S17.03 (3)
Tagihan Atas Pekerjaan Harian Setelah setiap perintah untuk pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan Pekerjaan Harian telah selesai, Kontraktor diharuskan menyiapkan tagihan mata pembayaran untuk pekerja, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan Pekerjaan Harian, dan Kontraktor harus melengkapi tagihan Pekerjaan Harian ini, bersama dengan seluruh data penunjangnya, pada permohonan pembayaran sementara (interim payment), melalui Sertifikat Bulanan. Data penunjang untuk tagihan Pekerjaan Harian ini harus termasuk semua catatan harian yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas ditambah semua informasi tambahan lainnya yang diminta oleh Pengguna Jasa seperti: Salinan Surat Perintah Pekerjaan Harian dari Konsultan Pengawas ; SU17 - 2
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 17 – Pekerjaan Harian
Ringkasan dari tanggal dan waktu pekerjaan diselesaikan dan oleh siapa ; Ringkasan jam kerja untuk semua pekerja ; Ringkasan jam kerja untuk semua peralatan yang digunakan ; Bilamana dapat dilaksanakan, kuitansi dan surat tanda terima setiap bahan khusus, produk atau layanan yang digunakan dalam Pekerjaan seperti diperintahkan dalam Variasi (Pekerjaan Tambah/Kurang)
Konsultan Pengawas akan memeriksa dan mengesahkan tagihan Pekerjaan Harian Kontraktor sebagai bagian dari permohonan Pembayaran Sertifikat Bulanan sesuai dengan Pasal-pasal yang berkaitan dari Syarat-syarat Kontrak tentang pengesahan dan pembayaran. S17.04
Pengukuran dan Pembayaran
S17.04 (1)
Pengukuran dan Pembayaran Untuk Pekerja Pengukuran untuk pembayaran Pekerja menurut Pekerjaan Harian harus dilakukan menurut jam kerja aktual dari pekerja yang disahkan pada Harga Satuan untuk berbagai jenis pekerja yang dimasukkan oleh Kontraktor dalam Daftar dan Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran itu haruslah merupakan kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut ini: Upah pekerja, pajak, bonus, asuransi, tunjangan hari libur, akomodasi dan fasilitas kesejahteraan, pengobatan, seluruh tunjangan serta biaya lainnya yang diuraikan dalam "Peraturan Tenaga Kerja Indonesia", Petunjuk Untuk Penanaman Modal Asing, yang diterbitkan oleh Biro Hukum, Departemen Tenaga Kerja; Penggunaan dan pemeliharaan perkakas tangan; Biaya transportasi ke dan dari lokasi pekerjaan yang dilaksanakan; Seluruh biaya administrasi dan keuangan yang bersangkutan, pengawasan di luar mandor, dan biaya pelengkap lainnya serta biaya umum (overhead) yang diperlukan untuk memobilisasi pekerja ke lokasi pekerjaan; Keuntungan
S17.04 (2)
Pengukuran dan Pembayaran Untuk Peralatan Pengukuran peralatan untuk pembayaran menurut Pekerjaan Harian, baik peralatan yang disewa atau milik Kontraktor harus dilakukan sesuai jam kerja aktual dari penggunaan peralatan yang disahkan pada Harga Satuan menurut jenis peralatan yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut haruslah merupakan kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut ini: Supir, operator dan pembantunya dimana telah termasuk semua biaya yang ditunjukkan dalam Pasal 17.04 (1) di atas untuk pekerja; Bahan bakar dan perbekalan yang habis dipakai lainnya; Turun mesin (overhaul), perbaikan dan penggantian; Waktu lowong dan waktu perjalanan di lapangan; Pengeluaran yang telah ditetapkan, biaya untuk keperluan lapangan dan kantor pusat dan semua biaya umum; SU17 - 3
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 17 – Pekerjaan Harian Biaya pemindahan peralatan ke dan dari lapangan; S17.04 (3)
Pengukuran Untuk Bahan Kuantitas Pekerjaan Harian yang diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas bahan yang aktual digunakan dalam Pekerjaan Harian sebagaimana yang dibuktikan dengan kwitansi pemasok dan catatan pekerjaan harian yang telah disetujui.
S17.04 (4)
Pembayaran Untuk Bahan Untuk bahan "khusus" (tidak terdapat dalam Harga Satuan Dasar yang tercantum dalam Penawaran) yang telah digunakan dalam Pekerjaan Harian, pembayaran harus berdasarkan harga netto yang dibayarkan oleh Kontraktor untuk bahan-bahan yang didatangkan ke lapangan, sebagaimana tertulis dalam faktur tagihan dari pemasok, di mana harga tersebut harus ditambah sebesar 15 persen dari jumlah harga bahan yang bersangkutan. Pembayaran yang demikian harus dianggap sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, termasuk biaya-biaya berikut ini: Pengadaan dan pengiriman ke lapangan; Penerima di lapangan, pembongkaran, pemeriksaan, penyimpanan, pengujian, perlindungan dan penanganan secara umum; Pembuangan bahan sisa; Pembayaran semua bahan yang telah digunakan dalam Pekerjaan Harian, harus diambilkan dari seluruh anggaran yang telah ditetapkan untuk Pekerjaan Harian menurut Divisi 17 dari Daftar Kuantitas dan Harga atau, menurut pendapat Konsultan Pengawas, harus dari Mata Pembayaran lain dalam Divisi 2 sampai 16 dimana terdapat kelebihan anggaran. Dalam setiap hal, suatu Variasi (pekerjaan tambah/kurang) yang telah ditandatangani akan diperlukan sebelum pembayaran bahan yang digunakan dalam Pekerjaan Harian yang disetujui.
Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran Jam
17.01
Mandor
17.02
Pekerja punya keahlian
Jam
17.03
Pekerja biasa
Jam
17.04
Beton Kelas C
M3
17.05
Aspal Keras
Ton
17.06
Kerosine
Liter
17.07
Asphalt Concrete Binder Course
Ton
17.08
Asphalt Concrete Surface Course
Ton
SU17 - 4
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 17 – Pekerjaan Harian
Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran M3
17.09
Beton Kelas P
17.10
Perancah Baja
M2
17.11
Curing Compound
liter
17.12
Joint Filler
M1
17.13
Perancah Plywood
M2
17.14
Curing Mat
M2
17.15
Bulldozer 100-150 HP
jam
17.16
Compressor 4000-6500 Lt/M
jam
17.17
Concrete Mixer 0.3-0.6 M3
jam
17.18
Crane 10-15 Ton
jam
17.19
Dump Truck 10 Ton
jam
17.20
Excavator 80-140 HP
Jam
17.21
Generator Set 125KVA
Jam
17.22
Wheel Loader 1.0-1.6 M3
Jam
17.23
Tandem Roller 6-8 Ton
Jam
17.24
Tire Roller 8-10 Ton
Jam
17.25
Vibratory Roller 5-8 Ton
Jam
17.26
Concrete Vibrator
Jam
17.27
Water Pump 70-100 mm
Jam
17.28
Tamper
Jam
17.29
Truck Crane 5 Ton
Jam
17.30
Welding Machine 300A
Jam
17.31
Truck Crane 22 Ton
Jam
17.32
Pick Hammer 7Kg
Jam
17.33
Concrete Breaker 20 Kg
Jam
17.34
Rammer 60-100 Kg
Jam
17.35
Agitator Truck 4.5 M3
Jam
17.36
Concrete Pump Truck 55-60 M3/Hr
Jam
SU17 - 5
Spesifikasi Teknis Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol Divisi 17 – Pekerjaan Harian
Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran Jam
17.37
Concrete Cutter 30 CM
17.38
Generator Set 45 KVA
Jam
17.39
Soil Compactor 100-110 Kg
Jam
17.40
Welding Machine Semi
Jam
17.41
Vibro Hammer 40 KW
Jam
17.42
Crawler Type Road Cutter W=2.1 M
Jam
17.43
Concrete Finisher 3.0-7.5m
Jam
17.44
Winch 1.8 Ton x 30m/min
Jam
17.45
Concrete Pump Truck 90-110 M3/Hr
Jam
17.46
Vibro Hammer 60 KW
Jam
SU17 - 6