METODE PELAKSANAAN /SPESIFIKASI TEKNIK
Mobilisasi
Pengiriman unit-unit peralatan Perkerasan Aspal Hotmix lengkap dengan
unit Pemecah Batu
Pengiriman unit-unit peralatan Pekerjaan Badan Jalan dan tanah
Galian Biasa
Galian untuk keperluan pekerjaan Talud dan Parit
Dilaksanakan setelah SPMK dan telah mendapatkan persetujuan dari PPK
yang meliputi Galian Tanah, Buangan Tanah Lebih dan Urugan Tanah
Kembali untuk . Sebelum pekerjaan galian dimulai maka perlu dilakukan
pengukuran sekeliling area bangunan. Tujuannya adalah agar tidak
terjadi kekeliruan pada saat pekerjaan galian dilaksanakan.
Pekerjaan galian akan didahului dengan pekerjaan pengupasan lapisan
teratas yang berupa lapisan urugan. Pekerjaan galian ini disesuaikan
dengan peil dalam gambar desain. Pekerjaan galian ini menggunakan
cara manual dengan peralatan sederhana. Pekerjaan lainya adalah
urugan tanah kembali bekas galian dilakukan setelah pekerjaan
pasangan selesai dilaksanakan dan dipadatkan kemudian sisa tanah
dibuang pada pada lokasi tertentu hingga terlihat rapi dan sempurna.
Pekerjaan tanah ini dilakukan untuk semua pekerjaan Talud dan Parit
Pasangan Batu
Membersihkan galian yang telah dibuat dan kontrol kedalaman dan lebar
galian serta kelurusannya sesuai profil yang dipasang.
Mengamparkan pasir sebagai lapisan dasar pondasi dan dipadatkan
sehingga mempunyai permukaan yang rata dengan tebal minimum +20 cm
Menghampar spesi talud dan memasang batu dengan rapi dengan posisi
batu mendatar dan mengisi celah-celah antara batu bagian samping
sampai penuh sengan dipasang drainase air tanah dengan menggunakan
pipa pralon dengan jarak rata rata 1 meter selang seling. Setelah
selesai dilakukan pekerjaan plesteran pada bagian atas talud serta
dilakukan plester siaran pada permukaan dengan rapi.
Pekerjaan Jalan Beton
Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Semen (Pd T-05-
2004-B) prosedur pelaksanaan perkerasan beton mencakup persyaratan
bahan, penyiapan tanah dasar dan lapis pondasi, penyiapan pembetonan,
pembetonan, pengendalian mutu dan pembukaan untuk lalu-lintas.
Hal utama yang harus dilakukan dalam pengawasan selama pelaksanaan
perkerasan beton semen adalah sebagai berikut:
a) pekerjaan awal:
- mempelajari gambar rencana dan spsefikasi
- pemahaman lebih dalam terhadap lokasi proyek, lajur dan
kemiringan
- peralatan dan organisasi kontraktor
- penentuan tugas dan tanggung jawab
- mementukan pengujian, pencatatan dan laporan yang diperlukan
b) bahan:
semua bahan harus diindentifikasi mengenai sumber, jumlah dan
kesesuaian dengan persyaratan, penanganan, penimbangan dan
pembuangan bahan yang ditolak. Bahan tersebut meliputi:
- semen
- agregat
- air
- bahan tambah
- tulangan, ruji dan bahan pengikat
- material perawatan beton
- bahan sambungan
c) perbandingan campuran:
pengujian agregat meliputi gradasi, berat jenis, penyerapan, kadar
lempung
data perencanaan campuran meliputi kadar semen, proporsi agregat,
air, rongga udara, kelecakan dan kekuatan
volume takaran meliputi ukuran takaran, berat material dalam
takaran dan koreksi kadar air agregat
d) unit penakaran/penimbangan meliputi:
- pemeriksaan peralatan untuk menimbang dan mengukur semen,
agregat, air dan bahan tambah
- pemeriksaan peralatan untuk penanganan material, pengangkut dan
skala timbangan
e) unit pencampuran:
pemeriksana peralatan pencampuran, lama waktu pencampuran, alat
pengatur waktu dan penghitungan jumllah takaran sebelum pengecoran
beton semen;
- acuan : kecocokan acuan, alinyemen, kemiringan dan ruji
- tanah dasar : kerataan, pemeriksaan permukaan akhir dan kadar air
- sambungan muai : bahan sambungan, lokasi, alinyemen, dudukan dan
ruji
f) pembetonan:
persiapan meliputi bahan, perlengkapan peralatan, tenaga kerja
dan bahan pelindung cauca
pencampuran meliputi jenis peralatan, konsistensi, kadar udara,
pemisahan butir (segregasi) dan ketrlambatan
pengangkutan meliputi bats waktu, pengecekan pemisahan butir dan
perubahan konsistensi
pengecoran meliputi penempatan adukan, pemisahan butir,
kelurusan dan kerataan, lingkungan, pengteksturan dan perapihan
tepi
pembentukan sambungan susut meliputi pembentukan sambungan,
alinyemen, perapihan tepi dan pemeriksaan permukaan sambungan
g) setelah pembetonan:
waktu pembongkaran acuan, kerusakan agar dihindari
perawatan meliputi metode, peralatan dan bahan, keseragaman,
waktu mulai perawatan dan lama waktu perawatan
perlindungan meliputi beton basah, hujan, lalu-lintas, cuaca
dingin, cuaca panas dan pencatatan temperatur
sambungan yang digergaji meliputi peralatan, temperatur, bahan
penutup, pembersihan sambungan dan penutup
pemeriksaan permukaan meliputi kelurusan dan kerataan, perbaikan
atau penggantian
h) pengujian beton semen:
campuran beton basah, pengujian kelecakan (dengan slump) dan
kadar udara
pengujin kekuatan, pengambilan contoh, pembuatan benda uji,
penyimpanan dan perawatan benda uji, pengujian kuat tekan,
pengujian kuat tarik lentur, pengambilan contoh inti dan
penggergajian perkerasan untuk pengujian kuat tarik lentur.
Bahan resap pengikat dan perekat
1. Bahan untuk lapis resap pengikat (prime coat)
Cutback bitumen jenis MC-30.
2. Bahan untuk lapis perekat (tack coat)
Cutback bitumen jenis RC-70.
Aspal emulsi kationik : CSS-1, CSS-1h
3. Aplikasi bitumen
Lapis resap pengikat : 1,00 – 1,50 Ltr/m2.
Lapis perekat :
" " " "
" "Takaran pada permukaan "Takaran pada permukaan"
"Jenis bahan"baru atau pada "yang berpori, "
" "permukaan yang sudah "permukaan yang lapuk "
" "tua dan licin (Ltr/m2) "(Ltr/m2) "
" " " "
"Cutback "0,15 "0,15 – 0,35 "
"RC-70 "0,40 "0,40 – 1,00 "
"Aspal " " "
"emulsi " " "
*) Aspal emulsi + air = 100 : 40
Pekerjaan hotmix
Pekerjaan lapisan Asphalt Treated Base (ATB) menggunakan alat :
1). Jenis alat di pusat pencampuran aspal
a. Asphalt Mixing Plant (AMP) dapat berupa pusat
pencampuran dengan penakaran
(batching) atau pusat pencampuran menerus (continuous).
AMP harus memiliki kapasitas yang cukup melayani mesin
penghampar secara menerus (tidak terhenti-henti)
sewaktu menghampar campuran pada kecepatan normal dan
ketebalan yang disyaratkan. AMP harus dirancang, dan
dioperasikan sedemikian rupa untuk menghasilkan campuran
dalam batas toleransi sesuai dengan Campuran Kerja.
b. Wheel Loader : alat untuk memindahkan agregat batu pecah
dan pasir (abu batu) dari tumpukan material ke dalam hoper
cold bin.
c. Dump Truck : untuk mengangkut campuran aspal, tiap muatan
harus ditutup dengan kanvas/terpal atau bahan lainnya yang
cocok, dengan ukuran yang sedemikian rupa agar dapat
melindungi campuran terhadap cuaca.
2). Jenis alat di lokasi badan jalan
a. Asphalt Finisher : untuk pembentuk dan penghampar campuran
aspal panas (hotmix). b. Tandem Roller : untuk breakdown
rolling dan finishing rolling.
c. Pneumatic Tire Roller : untuk pemadatan intermediate.
3). Timbangan
Timbangan untuk setiap kotak timbang atau corong tuang
(hopper) dapat berupa jenis batang (beam) atau springless
dial, harus berketelitian 0,5 % kali beban maximum yang
diperlukan.
Bila timbangan jenis batang, maka harus ada suatu batang
timbangan tersendiri untuk setiap ukuran agregat. Suatu tell
tale dial harus dipasang dan ini akan mulai berfungsi bila
beban yang sedang ditimbang berada dalam 50 kg dari yang
diharapkan. Gerakan vertikal secukupnya harus dimungkinkan
bagi batang tersebut untuk memungkinkan tell tale dial
berfungsi dengan benar.
Bila timbangan jenis springless dial, maka ujung
penunjuk harus di-stel dekat pada permukaan dial yang
bersangkutan. Timbangan tersebut harus dilengkapi dengan alat-
alat penunjuk yang dapat disesuaikan untuk memberikan tanda
berat dari setiap bahan yang akan ditimbang.
Timbangan untuk menimbang bahan bitumen harus sesuai
dengan spesifikasi, nilai perbedaan angka minimum harus tidak
boleh lebih besar dari 1 kg. Timbangan jenis dial
untuk menimbang bahan bitumen harus berkapasitas kurang dari 2
kali berat bahan yang akan ditimbang dan harus dibaca sampai
skala kg yang terdekat. Timbangan jenis batang harus
diperlengkapi dengan suatu sarana penunjuk yang mulai
berfungsi bila beban yang ditimbang berada dalam 5 kg dari
yang diharapkan.
4). Peralatan untuk persiapan bahan bitumen
Tanki-tanki penyimpan bahan bitumen harus dilengkapi untuk
memanaskan bahan. Sistem sirkulasi untuk bahan bitumen harus
berukuran cukup untuk menjamin sirkulasi yang layak dan terus
menerus selama seluruh periode operasi. Total kapasitas
penyimpanan tanki harus 30.000 liter dan minimum 2 buah tanki
berkapasitas sama harus disediakan.
5). Alat penyalur bahan untuk alat pengering
Instalasi harus diperlengkapi dengan suatu sarana mekanis yang
tepat untuk menyalurkan agregat kedalam alat pengering
sedemikian rupa sehingga dapat dicapai produksi dan
temperatur yang merata.
6). Alat pengering
Suatu alat pengering berputar untuk pengeringan dan
pemanasan agregat harus disediakan.
7). Saringan
Saringan instalasi yang mampu menyaring semua agregat
sampai ukuran-ukuran dan proporsi-proporsi yang ditetapkan, dan
berkapasitas sedikit lebih besar dari kapasitas penuh alat
pencampur harus disediakan. Saringan tersebut harus
mempunyai suatu efisiensi operasi sedemikian rupa
sehingga agregat yang disimpan dalam setiap tempat
penyimpanan harus tidak berisi lebih dari 10 % bahan yang
berukuran terlalu besar atau terlalu kecil.
8). Penampung
Instalasi harus memiliki tempat-tempat penyimpan yang
berkapasitas cukup untuk melayani alat pencampur bila sedang
beroperasi dalam kapasitas penuh. Tempat penyimpanan harus dibagi
sekurang-kurangnya dalam 3 kompartemen dan harus disusun
sehingga menjamin penyimpanan fraksi-fraksi agregat secara
terpisah dan cukup. Setiap kompartemen harus dilengkapi dengan
suatu pipa pelimpah.
9). Unit pengendali bitumen
Alat meteran untuk bahan bitumen harus berupa suatu pompa
meteran aspal. Bila digunakan AMP jenis Batch maka pompa harus
menyediakan jumlah bahan bitumen yang direncanakan untuk setiap
penakaran. Untuk AMP jenis Continuous maka kecepatan
operasi dari pompa harus disesuaikan dengan arus agregat
kedalam campuran dengan suatu pengendali, alat tersebut harus
dengan mudah dan tepat dapat diatur.
10). Peralatan pengukur suhu
Metal thermometer yang berskala 100 oC s/d 200 oC harus
ditempatkan dalam jalur pemasukan bitumen yang sesuai
dekat klep pengeluaran pada unit pencampur tersebut.
Instalasi diperlengkapi dengan termometer berskala cakra
angka (dial).
11). Pengumpul debu
AMP harus dilengkapi dengan suatu alat pengumpul debu (dust
collector) untuk membuang atau mengembalikan ke elevator.
12). Pengendali waktu pencampuran
AMP harus diperlengkapi dengan sarana-sarana untuk mengatur waktu
pencampuran.
13). Truck scale
Timbangan dan rumah timbang harus disediakan untuk menimbang
truck-truck bermuatan hotmix yang siap untuk dikirim ke lokasi
pekerjaan.
14). Persyaratan keamanan
Tangga-tangga yang cocok dan aman yang menuju ke landasan
alat pencampur dan tangga-tangga berpengaman yang menuju
ke unit-unit instalasi lainnya harus ditempatkan
pada semua jalan masuk ke operasi instalasi.
Jalan lintasan yang cukup lebar dan tanpa rintangan harus
dipelihara sepanjang waktu di dalam dan sekitar ruang pemuatan
truck.
15). Persyaratan khusus untuk AMP jenis Batch
Alat pencampur jenis Batch harus merupakan jenis twin-pugmill
(pengaduk putar ganda) yang mampu menghasilkan suatu campuran
yang merata dalam batas toleransi job mix formula. Alat ini
harus diberi selubung pemanas (heat jacketed) dengan uap air,
minyak panas atau sarana lain. Kapasitas pencampur harus tidak
kurang dari 1 ton. Pencampur harus mempunyai pengukur waktu
untuk pengendalian siklus pengadukan. Perioda pengadukan
kering di-definisikan sebagai interval waktu antara
pembukaan pintu kotak timbangan dan permulaan penggunaan
bitumen. Perioda pengadukan basah adalah interval antara waktu
bahan bitumen disemprotkan pada agregat dan waktu pintu
pencampur dibuka.
17). Peralatan penghampar
Peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian harus
terdiri dari mesin penghampar (asphalt finisher) yang
bertenaga penggerak sendiri, mampu menghampar dan
menyelesaikan campuran tepat pada garis, kelandaian, dan
penampang melintang yang diminta.
Mesin penghampar harus dilengkapi dengan corong-curah dan
ulir pendistribusi dari jenis yang dapat berputar balik untuk
menempatkan campuran secara merata di depan batang perata
(screed) yang dapat distel.
Mesin penghampar harus menggunakan perlengkapan
penyeimbang (equalizing runner), pelurus (straightedge
runner), lengan perata (evener arm) atau alat-alat
pengganti yang bersangkutan lainnya, untuk mempertahankan
kelandaian dan tepi perkerasan jalan tepat pada garis dan
ketinggian permukaan yang diberikan dalam gambar dengan tanpa
menggunakan acuan samping yang bersifat tetap.
Peralatan tersebut harus meliputi alat yang dapat
distel untuk memberikan bentuk penampang melintang yang
ditentukan dan mengatur ketebalan yang diperlukan.
Mesin penghampar harus dilengkapi dengan batang
perata (screed) yang dapat digerakkan yang memiliki
perlengkapan untuk memanaskan batang perata yang
bersangkutan sampai temperatur yang diperlukan untuk
menghampar campuran hotmix.
Istilah perataan (screeds) meliputi segala pemotongan,
pengumpulan (crowding), atau tindakan praktis lainnya yang
efektif dalam menghasilkan suatu permukaan akhir yang memiliki
kerataan dan tekstur yang ditetapkan, dengan
tanpa pembelahan, penggeseran atau pengaluran.
18). Peralatan pemadat
a. Mesin gilas roda baja (Tandem Roller) dan mesin gilas roda
ban bertekanan angin
(Pneumatic Tire Roller) diperlukan untuk setiap mesin
penghampar (Asphalt Finisher).
b. Pneumatic tire roller harus yang mempunyai tidak kurang
dari pada 7 roda dengan ban-ban pemadat bertapak halus yang
ber-ukuran dan ber-konstruksi sama, dapat beroperasi dengan
suatu tekanan ban sebesar 8,50 kg/cm2.
c. Mesin gilas harus mampu menghasilkan suatu tekanan beban
roda belakang tidak kurang dari pada 400 kg per 0,1 m
meliputi tidak kurang dari 0,5 m lebar mesin gilas. Sekurang-
kurangnya salah satu dari mesin gilas harus mampu
menghasilkan suatu tekanan gilas sebesar 600 kg per 0,1 m
lebar.
PEKERJAAN LAPEN LEVELING
Lapisan Penetrasi Macadam (lapen), merupakan lapis perkerasan yang terdiri
dari agregat pokok dan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang
diikat oleh aspal dengan cara disemprotkan di atasnya dan dipadatkan lapis
demi lapis. Di atas lapen ini biasanya diberi laburan aspal dengan agregat
penutup. Tebal lapisan bervariasi dari 4-10 cm.
A. Bahan
1. Agregat
Agregat terdiri dari batu pecah berupa agregat kunci dan agregat
penutup yang bersih, keras dengan kualitas seragam dan bebas dari
kotoran lempung, bahan-bahan tumbuh-tumbuhan atau bahan lainnya
yang harus dibuang.
Batas perbedaan agregat
Agregat kasar berupa lapisan utama yang berada dalam batas-batas
agregat ukuran nominal 2,5 cm – 6,25 cm yang tergantung kepada
ketebalan lapisan dengan ukuran lebih /3 cm tebal rencana.
Agregat kunci untuk lapisan utama harus lolos saringan 25 mm tetap
tidak boleh lebih dari 5% akan lolos dari saringan 9,5 mm.
2. Gradasi agregat
"Ukuran Ayakan "% Berat Yang Lolos "
" "Tebal Lapisan (cm) "
"ASTM "(mm) "7-10 "5-8 "4-5 "
"Agegat Pokok : "
"3" "75 "100 " " "
"2½" "63 "90 – 100 "100 " "
"2" "50 "35 – 70 "95 – 100 "100 "
"1½" "38 "0 – 15 "35 – 70 "95 – 100 "
"1" "25 "0 – 5 "0 – 15 "- "
"¾" "19 "- "0 – 5 "0 – 5 "
"Agregat Pengunci : "
"1" "25 "100 "100 "0 – 5 "
"¾" "19 "95 – 100 "95 – 100 "95 – 100 "
"3/8" "9,5 "0 – 5 "0 – 5 "100 "
3. Bahan Pengikat (Aspal)
Aspal semen Pen.80/100 atau Pen.60/70 yang memenuhi AASHTO M20.
Aspal emulsi CRS1 atau CRS2 yang memenuhi ketentuan Pd S-01-1995-03
(AASHTO M208) atau RS1 atau RS2 yang memenuhi ketentuan AASHTO M140.
Aspal cair penguapan cepat (rapid curing) jenis RC250 atau RC800 yang
memenuhi ketentuan Pd S-03-1995-03, atau aspal cair penguapan sedang
(medium curing) jenis MC250 atau MC800 yang memenuhi ketentuan Pd S-02-
1995-03.
4. Syarat-Syarat Kualitas Agregat
Agregat yang digunakan untuk lapis permukaan penetrasi macadam adalah
sebagai berikut.
" URAIAN "BATANG BESI "
"1. Kehilangan berat karena abrasi "Maksimum 40% "
"500 "Maksimum 25% "
"2. Indeks serpihan (brithish "Minimum 95% "
"standart) " "
"3. Penahanan aspal setelah pelapisan" "
"dan " "
"pengelupasan " "
B. Peralatan pelaksanaan
Dump truck
Loader
Penggilas tandem 6-8 ton atau penggilas beroda tiga 6-8 ton
Penggilas beroda karet 10-12 ton bila diperlukan
Hand sprayer
Truk penebar agregat
Penyapu, sikat, karung, keranjang, kaleng aspal, sekop, gerobak
dorong, dan peralatan kecil lainnya.
Ketel aspal
Penggilas seperti cara mekanis
C. Pelaksanaan
1. Persiapan Lapangan
Penetrasi macadam akan dipasang diatas pondasi yang telah dibangun
diatas
permukaan dengan lapis penutup yang akan meliputi:
Diletakkan diatas permukaan lapis penutup yang ada permukaan
tersebut harus dilapisi aspal pelekat pada suatu tingkat
pemakaian tidak melebihi 0,51/m2.
Permukaan perkerasan harus kering dan bebas dari batu-batu lepas
atau suatu bahan lain yang harus dibuang.
Sebelum pemasangan agregat kasar dan agregat kunci harus
ditumpuk secara terpisah dilapangan untuk mencegah pencampuran
dan harus selalu bersih.
Penghamparan dan Pemadatan
1. Metode mekanis
Penghamparan dan pemadatan agregat pokok
Truk penebar agregat harus dijalankan dengan kecepatan
sedemikiansehingga kuantitas agregatadalah seperti yang
disyaratkan dan diperoleh permukaan yang rata.
Pemadatan awal harus menggunakan alat pemadat6-8 ton yang
bergerak dengan kecepatan kurang dari 3 km/jam. Pemadatan
dilakukan dalam arah memanjang, dimulai dari tepi luar hamparan
dan dijalankan menuju ke sumbu jalan. Lintasan penggilasan harus
tumpang tindih(overlap) paling sedikit setengah lebar alat
pemadat. Pemadatan harus dilakukan sampai memperoleh permukaan
yang rata dan stabil (minimum 6 lintasan).
Penyemprotan Aspal
Temperatur aspal dalam distributor harus dijaga pada temperature
yang disyaratkan untuk jenis aspal yang disyaratkan.
Temperatur Penyemprotan Aspal
"Jenis Aspal "Temperatur Penyemprotan (oC) "
"60/70 Pen "165-175 "
"80/100 Pen "155-165 "
"Emulsi "Kamar, atau sebagaimana petunjuk "
" "pabrik "
"Aspal cair RC/MC "80-90 "
"250 " "
"Aspal cair RC/MC "105-115 "
"800 " "
Penebaran dan pemadatan agregat pengunci
Segera setelah penyemprotan aspal, agregat pengunci harus
ditebarkan pada takaran yang disyaratkan dan dengan cara yang
sedemikian hingga tidak ada roda yang melintasi lokasi yang
belum tertutup bahan aspal. Takaran penebaran harus sedemikian
hingga, setelah pemadatan, rongga-rongga permukaan dalam agregat
pokok terisi dan agregatpokok masih nampak.
Pemadatan agregat pengunci harus dimulai segera setelah
penebaran agregat pengunci. Dengan cara yang sama seperti yang
telah diuraikan diatas. Jika diperlukan, tambahan agregat
pengunci harus ditambahkan dalam jumlah kecil dan disapu
perlahan-lahan diatas permukaan selama pemadatan. Pemadatan
harus dilanjutkan sampai agregat pengunci tertanam dan terkunci
penuh dalam lapisan dibawahnya.
3. Metode Manual
Penghamparan dan pemadatan agregat pokok
Jumlah agregat yang ditebar d atas permukaan yang telah
disiapkan harus sebagaimana yang disyaratkan. Kerataan permukaan
dapat diperoleh dengan ketrampilan penebaran dan menggunakan
perkakas tanganseperti penggaru.
Pemadatan dilaksanakan seperti pada metode mekanis.
Penyemprotan aspal dapat dikerjakan dengan menggunakan
penyemprot tangan (hand sprayer) dengan temperatu aspal seperti
yang disebutkan diatas. Takaran penggunaan aspal harus serata
mungkin pada takaran yang direncanakan.
Penebaran dan pemadatan agregat pengunci dilaksanakan dengan
cara yang sama dengan agregat pokok.
D. Kontrol Kualitas dan Pengujian Di Lapangan
1. Penyimpanan tiap fraksi agregat harus terpisah untuk menghindari
tercampurnya agregat, dan harus dijaga kebersihannya dari benda
asing.
2. Penyimpanan aspal dalam drum harus dengan cara tertentu agar
tidak terjadi kebocoran atau kemasukan air.
3. Suhu pemanasan aspal harus sesuai dengan yang ditunjukkan pada
tabel.
"Jenis Aspal "Temperatur Penyemprotan (oC) "
"60/70 Pen "165-175 "
"80/100 Pen "155-165 "
"Emulsi "Kamar, atau sebagaimana petunjuk "
" "pabrik "
"Aspal cair RC/MC "80-90 "
"250 " "
"Aspal cair RC/MC "105-115 "
"800 " "