SOSIOLOGI EKONOMI KETERLEKATAN
KELOMPOK 5 : ANDISTYA OKTANING LISTRA (0910210022) MATELDA FABRIANA (0910213096) MUHAMMAD YANUAR FAJRI (0910213104) WINDY SEPTYA A.P (0910213127) WILDAN (
)
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Konsep dan Pengertian Keterlekatan Konsep Konsep ini diguna digunakan kan untuk untuk menjel menjelask askan an fenome fenomena na perila perilaku ku ekonomi ekonomi dalam dalam hubunga hubungan n sosial sosial.. Konsep Konsep keterl keterleka ekatan tan,, menuru menurutt Granov Granovett etter, er, merupa merupakan kan tindakan tindakan ekonomi yang disituasikan disituasikan secara sosial sosial dan melekat dalam jaringan jaringan sosial sosial personal yang sedang berlangsung di antara para aktor. Ini tidak hanya terbatas terhadap tindakan aktor individual sendiri tetapi juga mencakup perilaku ekonomi yang yang lebih lebih luas, luas, sepert sepertii penetap penetapan an harga harga dan instit institusi usi-in -insti stitus tusii ekonomi ekonomi,, yang yang semu semuan anya ya terp terpen enda dam m dala dalam m suat suatu u jari jaring ngan an hubu hubung ngan an sosi sosial al.. Adap Adapun un yang yang dimaksudkan dimaksudkan jaringan hubungan sosial sosial ialah sebagai “Suatu rangkaian rangkaian hubungan yang yang teratu teraturr atau atau hubunga hubungan n sosial sosial yang yang sama sama di antara antara indivi individudu-ind indivi ividu du atau atau kelompok-kelompok.” Granovetter (1985) menemukan dalam literature sosiologi dan ekonomi, perdebatan antara kubu oversocialized , yaitu tindakan ekonomi yang cultural dituntun oleh aturan berupa nilai dan norma yang diinternalisasi dan kubu undersocialized ,
yaitu tindakan yang rasional dan berorientasi pada pencapaian keuntungan individual (self(self-int intere erest) st),, dalam dalam menent menentukan ukan apa yang yang sebena sebenarny rnyaa menunt menuntun un orang orang dalam dalam perilaku ekonomi. Dala Dalam m hal hal ini ini kubu kubu oversocialized, memanda memandang ng bahwa bahwa semua semua perila perilaku ku ekonom ekonomii sepert sepertii memili memilih h pekerja pekerjaan, an, melaks melaksanak anakan an profes profesi, i, menual menual,, membel membeli, i, menabu menabung, ng, dan lain lain sebagai sebagainya nya tunduk tunduk dan patuh patuh terhada terhadap p segala segala sesuat sesuatu u yang yang diinternalisasi dalam kehidupan sosial seperti nilai, norma, adat – kebiasaan, dan tata kelakuan. Berbeda dengan kubu undersocialized yang melihat kepentingan individu di atas segala – galanya. Kubu ini tidak melihat adanya ruang bagi pengaruh budaya, agama, agama, dan strukt struktur ur sosial sosial terhad terhadap ap tindaka tindakan n ekonom ekonomi. i. Oleh Oleh sebab sebab itu, itu, kubu kubu ini memandang setiap tindakan ekonomi merupakan refleksi suatu pencapaian perolehan keuntungan pribadi. Persoalan untung – rugi meripakan hal utama yang menjadi pertimbangan (cost (cost bene benefi fitt – ratio ratio)), jika jika keun keuntu tung ngan an ada ada di depan depan mata mata maka maka seseorang akan meraihnya meskipun harus melanggar nilai norma dan agama. Secara Secara sederh sederhana ana untuk untuk memmah memmahami ami pandang pandangan an para para ahli ahli sosiol sosiologi ogi dan ekonomi umumnya tentang tindakan ekonomi maka figure berikut ini diharapkan dapat membantu pemahaman. Figur 1.1 Tindakan Ekonomi Menurut Ahli Sosiologi dan Ekonomi Umumnya
Oversocialized
Nilai dan Norma
Undersocialized
Tindakan Ekonomi
Keuntungan Pribadi
Granov Granovett etter er meliha melihatt bahwa bahwa dikhot dikhotomi omi oversoc oversocial ialize ized d – underso undersocia ciali lized zed bukanlah suatu penggambaran yang tepat terhadap realitas tindakan ekonomi. Sebab dalam kenyataannya, tindakan ekonomimelekat pada setiap jaringan hubungan sosial dan/ atau institusi sosial, baik tindakan ekonomi yang termasuk dalam oversocialized maupun yang undersocialized. Orang yang berorientasi pada keuntungan pribadi atau
self – interest , dalam kenyataannya juga mengantisipasi tindakan orang lain. Misalnya seorang pedagang akan mempertimbangkan pengambilan tingkat keuntungan yang ber berbe beda da antar antaraa pemb pembel elii yang yang menj menjad adii lang langgan ganan an denga dengan n yang yang tida tidak. k. Apabi Apabila la pedagang pedagang tidak tidak melakukan melakukan hal tersebutmaka tersebutmaka ia akan kehilangan kehilangan pelangga. Demikian juga juga suat suatu u perus perusah ahaan aan yang yang responsibility, misalnya misalnya melakukan melakukan pemberdayaan pemberdayaan lingkungan komunitasdimana perusahaan tersebut berada, agar citra perusahaan tetap tinggi di mata stakeholders mata stakeholders..
BAB II PEMBAHASAN 2.1 2.1 Ke Kete terl rlek ekat atan an – keti ketida dakt kter erle leka kata tan n Vers Versus us Ke Kete terl rlek ekat atan an Le Lema mah h – Kuat Menurut Polanyi dkk ekonomi dalam masyarakat pra-industri melekat dalam instit institusi usi-in -insti stitus tusii sosial sosial,pol ,politi itik, k, dan agama. agama. Ini berart berartii bahwa bahwa fenome fenomena na sepert sepertii perda perdagan gangan, gan, uang dan pasar pasar diilha diilhami mi tujuan tujuan selain selain dari dari mencar mencarii keuntu keuntunga ngan. n. Kehidu Kehidupan pan ekonom ekonomii dalam dalam masyar masyaraka akatt pra-in pra-indust dustri ri diatur diatur oleh oleh resipr resiprosi ositas tas dan redistribusi.
Permin Permintaa taan n dan penawa penawaran ran bukan bukan sebagai sebagai pembent pembentuk uk harga harga tetapi tetapi lebih lebih kepada tradisi atau otoritas politik. Sebaliknya dalam masyarakat modern, “Pasar yang menetapkan harga” diatur oleh suatu logika baru, yaitu logika yang menyatakan bahwa tindakan ekonomi tidak mesti melekat dalam masyrakat. Dengan kata lain, ekonomi terstrukturatas dasar pasar yang mengatur dirinya sendiri dan secara radikal melepaskan dirinya dari institusi sosial lainnya untuk berfungsi menurut hukumnya. Jadi ekonomi dalam tipe masyarakat seperti ini, ditegaskan sekali lagi, diatur oleh harg hargaa pasa pasar, r, yang yang mana mana manu manusi siaa berp berper eril ilaku aku dalam dalam suat suatu u cara cara tert terten entu tu untuk untuk mencapai perolehan yang maksimum. Dala Dalam m
memb membah ahas as keter keterle lekat katan an ekono ekonomi mi dala dalam m
masy masyar arak akat at..
Pola Polany nyii
mengajukan tiga tipe proses ekonomi yaitu resiprositas, redistribusi, dan pertukaran. Itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara individu-individu sering dilakukan. Hal ini terjad terjadii karena karena adanya adanya komuni komunitas tas politi politik k yang yang terpusa terpusat. t. Misaln Misalnya ya pada kerajaan-kerajaan Jawa tradisional, raja mempunyai hak untuk mengumpulkan pajak dari rakyatnya. Sebaliknya rakyat akan mendapat perlindungan keamanan maupun “berkah” dari pusat(raja). Acara sekatenan yang diadakan sekali setahun merupakan satu contoh redistribusi yang dilakukan oleh pusat. Granove Granovette tterr dan Swedber Swedberg g (1992) (1992) tidak tidak setuju setuju dengan dengan Polany Polanyii tentan tentang g tingka tingkatt atau atau deraja derajatt dari dari keterl keterlekat ekatan. an. Dia menegas menegaskan kan bahwa bahwa tindaka tindakan n ekonomi ekonomi dalam masyarakat industri juga melekat sebagaimana yang terjadi dalam masyarakat pra-industri, dengan tingkat dan level yang berbeda. Behavoi Behavoiur ur (1976) (1976),, mulai mulai dengan dengan beberap beberapaa unit unit peril perilaku aku atau atau aktor aktor yang yang diasumsika diasumsikan n “berperil “berperilaku aku rasional” rasional” . Berperilaku Berperilaku rasional rasional berarti berarti memaksimal memaksimalkan kan keajengan perilaku yang diantisipasi atau diharapkan akan membawa imbalan atau hasil di masa akan datang. Dikhotomi Dikhotomi keterlekata keterlekatan n dan ketidaklekat ketidaklekatan an menurut menurut Polanyi Polanyi ekonomi pada masa pra industry melakat dalam institusi – institusi social, politik, dan agama. Ini bermakna bahwa fenomena seperti perdagangan, uang, dan pasar digerakkan oleh
tuju tujuan an sela selain in menca mencari ri keunt keuntung ungan an.. Mekan Mekanis isme me pasa pasarr tida tidak k dibol diboleh ehkan kan untu untuk k mendominasi kehidupan ekonomi; oleh sebab itu permintaan – penawaran bukan bukan sebagai mekanisme pembentuk harga, tetapi sebagai bentuk dari tradisi atau otori otoritas tas politi politik. k. Kehidu Kehidupan pan ekonom ekonomii pra indust industry ry diatur diatur oleh oleh resipr resiprosi ositas tas dan redistribusi. Sedangkan dalam masyarakat modern, “pasar yang menentukan harga” diatur oeh suatu logika baru, yaitu logika yang menegaskan bawa tindakan ekonomi tidak melekat di masyarakat yang artinya ekonomi terstruktur atas dasara pasar yang mengatur dirinya sendiridan secara radikal melepaskan dirinya sendiri dari institusi social lainnya untuk berfungsi menurut hukumnya, diman tindakan ekonomi dituntun oleh oleh pencapa pencapaian ian perole perolehan han ekonomi ekonomi yang yang maksim maksimum. um. Beriku Berikutt figur figur dikhot dikhotomi omi keterlekatan – ketidakterlekatan dari Polanyi dkk. Figur Figur 2.1 Ket Keterl erlekat ekatan an – Ketidakt Ketidakterle erlekata katan n Tindaka Tindakan n Ekonomi Ekonomi dari Polanyi Polanyi dkk
Keterlekatan
Ketidakterlekatan
Masyarakat Praindustri
Tindakan Ekonomi
Masyarakat Modern
Figu Figurr 2.2 Ke Kete terle rleka katan tan dan Ke Keti tidak dakter terle lekat katan an Tind Tindaka akan n Ekon Ekonom omii dalam dalam Masyarakat Menurut Polanyi Hubungan
Keterlekatan Ek Ekonomi da dalam
Ketidakterlekatan Ekonomi
Organisasi
dalam Organisasi
Ekonomi dan
Resiprositas: ekonomi melekat
Pasar: ekonomi tidak melekat
Komunitas
dalam hubungan antar suku
pada komunitas melalui
yang berpusat pada kewajiban
institusi – institusi seperti
terhadap komunitas.
pasar dan hak milik pribadi.
Redistribusi: ekonomi melekat dalam komunitas politik yang terpusat. Ekonomi dan
Resiprositas: ekonomi melekat
Pasar:ekonomi tidak melekat
Pemerintah
dalam proses pengaturan suku
pada pemerintahan melalui
yang termaktub dalam adat.
integritas legal dari individu
Redistribusi: ekonomi melekat dalam aparat politik Negara yang terpusat dan kerajaan
dan perusahaan serta melalui kebebasan pasar dari dominasi politik
yang terbentuk melalui control politik. Ekonomi dan Rumah Resiprositas: ekonomi maupun
Pasar: ekonomi tidak melekat
Tangga
rumah tangga melekat dalam
pada rumahtangga dalam arti
komunitas suku.
pemisahan “kerja” dan
Redistribusi: ekonomi dan rumahtangga melekat dalam
“rumah”, “pekerjaan”, dan “waktu luang”
komunitas politik yang terpusat. Pend Pendap apat at Pola Polany nyii ters tersebu ebutt berb berbed edaa denga dengan n penda pendapa patt Grano Granove vett tter er dan dan Swedber Swedberg g yang yang tidak tidak menyet menyetuju ujuii tingka tingkatat tatau au deraja derajatt dari dari keterl keterlekat ekatan. an. Mereka Mereka menegaskan bhwa tindakan ekonomi dalam masyarakat industri juga melekat dalam jar jarin inga gan n hubu hubunga ngan n soci social al dan dan inst instit itus usii soci social al lain lainny nyaa sepe sepert rtii agama agama,, poli politi tik, k, pendi pendidik dikan, an, keluar keluarga, ga, dan lain lain – lainny lainnya, a, sebagai sebagaiman manaa halnya halnya juga juga terjad terjadii dalam dalam masyarakat masyarakat pra industri. industri. Oleh karena itu Granovetter Granovetter dan Swedberg Swedberg mengusulkan bah bahwa wa
tind tindak akan an
(underembedded)
dikh dikhot otom omii dan dan
berl berlan angs gsun ung g
kete keterl rlek ekata atan n
dian dianta tara ra
kete keterl rlek ekat atan an
kuat kuat (overembedded). (overembedded).
Denga ngan
yang yang kata
lema lemah h lain,
Granovetter dan Swedberg mengusulkan bahwa tindakan ekonomi berlangsung dalam
kontinum antara kutub keterlekatan dan kutub ketidakterlekatan, namun berada dalam garis kontinum kutub keterlekatan kuat dan keterlekatan leman. Untuk memahami pandangan Granovettter dan Swedberg secra ringkas dapat dilihat dalam figure di bawah ini. Figur Figur 2.3 Ket Keterle erlekata katan n Lemah Lemah dan Ket Keterle erlekata katan n Kuat Kuat dari Suatu Suatu Tindaka Tindakan n Ekonomi
Keterlekatan Lemah
Ketidakterlekatan
Underembedded
Overembedded
Tindakan Ekonomi
2.2 2.2 Be Bent ntuk uk Ke Kete terl rlek ekat atan an Granov Granovett etter er (1990) (1990) dalam dalam “The “The Old and The New Econom Economic ic Sociol Sociology ogy”” membedakan dua bentuk keterlekatan, yaitu : 1.
Keterlekatan Relasional
Keterlekat Keterlekatan an relasional relasional merupakan merupakan tindakan tindakan ekonomi yang disituasi disituasikan kan secara social dan melekat (embedded) dalam jaringa social personal yang sedang berlangsung di antara para actor. Konsep “disituasikan secara social” bermakna tindakan ekonomi terjadi dalam suatu aktivitas ysng berhubungan dengan orang lain lain atau atau dikait dikaitkan kan dengan dengan indivi individu du lain. lain. Misaln Misalnya ya tindak tindakan an ekonomi ekonomi antara antara penjual dan pembeli yang melibatkan aspek social, budaya, agama, dan politik dalm dalm kehidup kehidupan an merekan merekan berdua. berdua. Hubunga Hubungan n pelang pelanggan gan terjad terjadii karena karena adanya adanya informasi asimetris (ketidakseimbangan informasi) antara penjual dan pembeli sehingga pembeli perlu melakukan suatu klientitasi, yaitu suatu proses resiprokal dalam dalam hubun hubungan gan yang yang sime simetr tris is,, egali egalite ter, r, dan dan opos oposis isio iona nal. l. Ketik Ketikaa pemb pembel elii menghadapi informasi yang bersifat tidak pasti, kompleks, irregular, dan sulit maka maka ia berusa berusaha ha menget mengetasi asi persoa persoalan lan terseb tersebut ut melalu melaluii konstru konstruksi ksi hubunga hubungan n
lang langgan ganan an denga dengan n penju penjual al.. Mela Melalu luii hubun hubunga gan n langg langgan anan an ini, ini, pemb pembel elii bisa bisa memutus memutus mata rantai informasi informasi yang asimetri asimetriss tersebut. tersebut. Hubungan langganan langganan bermula dari pencarian informasi terhadap suatu barang atau jasa. Dalam pasar tidak sempurna , informasi yang pasti dan akurat ternyata tidak mudah untuk memperolehnya. Oleh sebab itu, pembeli berusaha mencari penjual yang mau berbagi informasi dengannya karena dengan komunikasi tersebut maka kedua belah pihak dapat memperoleh kepastian dan kepercayaan yang kiranya dapat menguntungkan kedua belah pihak. Dalam hal ini rasional berarti : a)
Akto Aktorr mela melaku kuka kan n perh perhit itun unga gan n dari dari pema pemanf nfaa aata tan n atau atau pref prefer eren ensi si dala dalam m pemilihan suatu bentuk tindakan.
b)
Aktor Aktor juga juga menghi menghitun tung g biaya biaya bagi seti setiap ap jalur jalur peril perilaku. aku.
c)
Aktor berusaha berusaha memaks memaksimalka imalkan n pemanfa pemanfaatan atan untuk mencapai mencapai piliha pilihan n terten tertentu. tu. Menurut Granovetter (1989), pendekatan pilihan rasional adalah bentuk
ekstre ekstrem m dari dari indivi individua dualis lisme me metodol metodologi ogiss yang yang mencoba mencoba meleta meletakkan kkan suatu suatu superstruktur yang luas diatas fundamen yang sempit, karena pendekatan pilihan rasional tidak memperhatikan secara serius pentingnya struktur jaringan sosial dan bagaimana struktur ini mempengaruhi hasil secara keseluruhan. 2.
Keterlekatan Struktural
Keterl Keterleka ekatan tan struct structura urall adalah adalah keterl keterlekat ekatan an yang yang terjad terjadii dalam dalam suatu suatu jaringan hubungan yang lebih luas, bisa merupakan institusi atau struktur social. Konse Konsep p inst instit itus usii soci social al (soc (socia iall inst instit itut utio ion) n),, sosi sosiol olog og Indo Indones nesia ia lebi lebih h suka suka menerjemahkan menerjemahkannya nya sebagai sebagai konsep lembaga social, social, merupakan merupakan struktur struktur social social yang memberikan memberikan tatanan tatanan siap pakai bagi pemecahan pemecahan persoalan persoalan kebutuhan dasar kemanusiaan. Dengan demikian struktur social adalah suatu pola hubungan atau interaksi yang terorganisir dalam suatu ruang social. Struktur social merupakn
tuntutan social dalam berinteraksi dan berkelompok. Struktur social menyadarkan kita bahwa hidup ini dicirikan sebagai pengorganisasian dan stabil. Pema Pemaha hama man n tent tentang ang stru strukt ktur ur soci social al yang yang dike dikemu muka kakan kan diat diatas as tela telah h mengandung beberapa pandang atau pengertian yang diberikan oleh berbagai ahli sebagai berikut : satu, Thomas J. Sullivan dan Kenrick S. Thompson (1984) meng mengem emuka ukaka kan n bahw bahwa, a, “Str “Struk uktu turr soci social al meru merupa pakan kan pola pola inte intera raks ksii yang yang terorganisir dalam suatu kelompok masyarakat”, dua, James W. Vander Zanden (1986) (1986) menjel menjelask askan an bahwa, bahwa, “Stru “Struktu kturr social social adalah adalah saling saling keterk keterkait aitan an dari dari inte intera raks ksii dan hubu hubunga ngan n oran orang g – orang orang dala dalam m pola pola yang yang stab stabil il dan dan teru teruss – mene meneru rus” s”;; seda sedang ngka kan n Davi David d B. Brin Brinke kerh rhof offf dan dan Lynn Lynn K. Whit Whitee (198 (1989) 9) berpendapat berpendapat bahwa “Struktur “Struktur social menunjuk pada suatu suatu jaringan jaringan status atau posisi yang mana interaksinya diatur oleh norma social.” Penjelasan Thomas J. Sullivan dan Kenrick S. Thompson dengan James W. Vander Zanden relative sama, dengan redaksi berbeda. Semntara penjelasan Brinkerhoff Brinkerhoff dan White White tampaknya tampaknya lebih terurai terurai agak rinci dengan menggunakan stat status us dan posi posisi si.. Sebe Sebenar narny nyaa defin definis isii Thom Thomas as J. Sull Sulliv ivan an dan dan Kenr Kenric ick k S. Thompson dengan James W. Vander Zander mengandung secara implisist konsep stat status us atau atau posis posisi, i, seba sebab b pola pola inte intera raks ksii atau atau sali saling ng kete keterk rkai aita tan n inte intera raks ksii meng mengan andu dung ng makn maknaa adan adanya ya hubu hubung ngan an anta antara ra dua dua oran orang g atau atau lebi lebih h yang yang menyandang status atau posisi.
2.3 Kete Keterleka rlekatan tan dan Pendek Pendekatan atan Lainny Lainnya a Perban Perbandin dingan gan pendeka pendekatan tan keterl keterlekat ekatan an dengan dengan pendekat pendekatan an lainny lainnyaa yng dimaksudkan dengan pendekatan lainnya yang dimaksudkan adalh pendekatan pilihan rasional dan pendekatan ekonomi institusi baru.
1. Ket Keterle erlekata katan n Versus Versus Pilihan Pilihan Rasiona Rasionall
Behaviour (1976), mulai dengan beberapa unit perilaku atau aktor yang diasumsikan “ber[erilaku rasional “. Berperilaku rasional” berarti memaksimalkan keajegan perilaku yang diantisipasi atau diharapkan akan emmbawa imbalan atau hasil di masa akan datang. Dalam hal ini rasional berarti:
Akto Aktorr mela melakuk kukan an perhi perhitu tunga ngan n dari dari peman pemanfa faat atan an atau atau pref prefer eren ensi si dalam dalam pemilihan suatu bentuk tindakan.
Aktor juga menghitung ibiaya bagi setiap jalur perilaku.
Aktor bersuaha memaksimalkan pemanfaatan untuk mencapai pilihan tertentu.
2.
Keterlekatan Versus Ekonomi Institusi Baru
Ekonomi Ekonomi Institusi Institusi Baru (EIB) (EIB) berasal berasal dari perluasan analisis ekonomi dalam rangka memasukkan memasukkan institusiinstitusi-inst institusi itusi sosial ke dalam cakupan perhatian. perhatian. Beberapa kepercayaan umum yang dimiliki oleh teoritisi Ekonomi Instituisi Baru adalah : Arus utama ekonomi harus berhubungan dengan institusi-institusi.
Analisis institusi-institusi yang selama ini terabaikan dapat dilakukan secara
langsung atas dasar prinsip-prinsip ekonomi neo-klasik. Menurut Granovetter dan Swedberg (1992) teoretisi EIB merupakan suatu kumpulan kumpulan ekonom yang heterogen. heterogen. Lebih lanjut lanjut Granovetter Granovetter menegaskan menegaskan bahwa institusi tidak dapat dijelakan pada prinsip-prinsip ekonomi neoklasik, khususnya efisiensi; instituisi yang ada akan lebih tepat bila dipandang sebagai konstruksi sosial atas kenyataan. Dengan demikian, insituisi ekonomi, dikonstruksi dengan mobi mobili lisa sasi si sumb sumber er-s -sum umbe berr mela melalu luii jari jaring ngan an sosi sosial al;; dan diban dibangu gun n deng dengan an pertimbangan latar belakang masyarakat,politik, pasar, dan teknologi.
2.4 Penerapa Penerapan n Konsep Konsep Keter Keterleka lekatan tan
Dala Dalam m peri perila laku ku ekon ekonom omii ters tersebu ebutt mele meleka katt konse konsep p keper keperca caya yaan an (tru (trust st). ). Kepercayaan merupakan institusi sosial yang berakar dari hasil evolusi kekuatankekuatan kekuatan politik,sos politik,sosial,s ial,sejarah ejarah dan hukum, dipandang sebagai sebagai solusi solusi yang efisien terhad terhadap ap fenome fenomena na ekonom ekonomii terten tertentu. tu. Sebali Sebalikny knyaa pendeka pendekatan tan aktor aktor yang yang lebih lebih tersosial tersosialisasi isasi memandang bahwa kepercayaan kepercayaan merupakan moralitas moralitas umum dalam perilaku ekonomi. Moralitas tersebut dipandang sesuatu yang umum dan universal terjad terjadii dalam dalam perila perilaku ku ekonom ekonomi. i. Kedua Kedua pendeka pendekatan tan terseb tersebut ut diatas diatas mengab mengabaik aikan an identitas dan hubungan masa lampau para aktor yang terlibat dalam suatu interaksi sosial. Oleh karena itu pendekatan sosiologi ekonomi baru atau sering juga disebut pendekatan “keterlekatan” mengajukan pandangan yang lebih dinamis, yaitu bahwa kepercayaan tidak mucul dengan seketika tetapi terbit dari proses hubungan antar pribadi dari aktor-aktor yang sudah lama terlibat dalam perilaku ekonomi secara bersama.
2.5 Jaringan Sosial dalam Konsep Keterlekatan Bagi sosiolog studi tentang jaringan sosial telah dikenal sejak 1960-an, yang dihubungkan dengan bagaimana individu terkait antara satu dengan lainnya dan bagaimana ikatan afiliasi melayani baik sebagai pelicin untuk memperoleh sesuatu yang dikerjakan maupun sebagai perkeat yang memberikan tatanan dan makna pada kehidupan sosial. Pada tingkatan antar individu, jaringan sosial dapat didefenisikan seba sebaga gaii rangk rangkai aian an hubun hubunga gan n yang yang khas khas dian dianta tara ra seju sejuml mlah ah orang orang deng dengan an sifa sifatt tambahan, yang ciri-ciri dari hubungan ini sebagai ini sebagai keseluruhan, yang digunakan untuk menginterpretasikan tingkah laku sosial dari individu-individu yang terlibat. Berdas Berdasark arkan an literat literatur ur yang yang berkem berkemban bang, g, Powell Powell dan Smith Smith Doerr Doerr (1994) (1994) mengajukan dua pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami jaringan sosial, yaitu pendekatan analisis atau abstrak dan pendekatan preskriptif atau studi kasus. Pendekatan analisis terhadap jaringan sosial menekankan analisis abstrak pada :
a. Pola Pola Inform Informal al dalam organi organisas sasi, i, pada dasarnya dasarnya area ini memilik memilikii kerangka kerangka pem pemik ikir iran an yait yaitu u hubu hubunga ngan n info inform rmal al seba sebaga gaii pusa pusatt kehi kehidup dupan an polit politik ik organisasi-organisasi. b. b. Jari Jaring ngan an juga juga memp memper erhat hatik ikan an tent tentan ang g baga bagaim iman anaa ling lingku kunga ngan n di dala dalam m organisasi dikonstruksi. c. Seba Sebaga gaii suat suatu u alat alat pene peneli liti tian an form formal al untu untuk k meng mengan anal alis is keku kekuas asaa aan n dan dan otonomi. Pendekatan preskriptif memandang jaringan sosial sebagai pengaturan logika atau atau sebaga sebagaii suatu suatu cara cara mengge menggerak rakkan kan hubunga hubungan-h n-hubun ubungan gan di antara antara para para aktor aktor ekono ekonomi mi.. Pende Pendeka kata tan n ini ini cende cenderu rung ng untu untuk k meli meliha hatt moti motiff yang yang berb berbed edaa dala dalam m kehidupan ekonomi seperti analisis jaringan sosial dalam pasar tenaga kerja,etika bisnis, dan organisasi dari kelompok bisnis. Persamaan antara pendekatan analitis dan pendekatan preskriptif didsarkan atas kerangka kerja konseptual dari : Keterlekatan, resiprositas dan koneksi.
Pemakain bahasa dan model tindakan.
Baik Baik pende pendekat katan an anal analit itis is maupu maupun n
pende pendeka kata tan n
pres preskr krip ipti tiff
memp mempuny unyai ai
keterb keterbata atasan san.. Keadaan Keadaan terseb tersebut ut menyeb menyebabk abkan an kedua kedua pendeka pendekatan tan terseb tersebut ut tidak tidak mampu mampu meliha melihatt keselu keseluruh ruhan an strukt struktur ur atau atau bentuk bentuk dan isi jaring jaringan an sosial sosial secara secara mendalam. Sebaliknya, pendekatan yang berorientasi abstrak sering terlalu sedikit memberi perhatian pada substansi. Dalam melakukan penelitian tentang jaringan sosial, terdapat empat bidang penelitian yang dapat dikerjakan oleh sosiolog. 1.
Jaringan Informal dan Akses Kesempatan
Pada Bidang ini penelitian yang telah dilakukan difokuskan pada penggunaan jar jarin inga gan n sosi sosial al dala dalam m peke pekerj rjaa aan n : mobl moblis isas asii dan dan difu difusi si.. Jari Jaring ngan an sosi sosial al memu memuda dahka hkan n mobi mobili lisa sasi si sumb sumber er daya daya.. Memp Memper erta taha hank nkan an sese seseor oran ang g untuk untuk memega memegang ng suatu suatu jabata jabatan n atau atau membang membangun un usaha usaha bisnis bisnis,, membut membutuhk uhkan an suatu suatu kemamp kemampuan uan untuk untuk menger mengerakka akkan n sumber sumber daya daya dalam dalam bentuk bentuk inform informasi asi dan finansial. finansial. Jaringan Jaringan komunikasi komunikasi memainkan memainkan peranan peranan penting penting dalam penyebaran model, struktur, praktek dan budaya bisnis. 2. Jaringan Formal Pengaruh dan Kekuasaan
Bagian ini menggunakan pendekatan analitis untuk menjelaskan kekuasaan aktor-aktor ekonomi. (Mintz dan Scwartz,1985;Burt,1992;Mizruchi,1992). Kubu pemiki pemikiran ran ini memper mempercay cayai ai bahwa bahwa “Kekuas “Kekuasaan aan melekat melekat secara secara situas situasion ional, al, ia bersifat dinamis dan tidak stabil secara potensial.” Sementara itu menurut Powell dan Smith-Doer Smith-Doerr, r, kekuasaan kekuasaan itu sendiri sendiri didefenisi didefenisikan kan sebagai sebagai otoritas otoritas formal, pengaruh formal, dan dominasi . Analisis jaringan sosial tentang kekuasaan terdiri dari legitimasi, informasi dan kekuatan. Kekuasaan berada dalam posisi struktural. Dalam memahami jaringan sosial dalam kekuasaan dapat didekati dengan tiga perspektif, yaitu pertukaran sosial,ketergantungan sumber daya, dan kelas sosial. 3. Organisasi sebagai jaringan sosial dari perjanjian
Analisis jaringan organisasi didasarkan atas organisasi formal dan organisasi informal. Menurut Dalton (1959:219) formal berarti sesuatu yang direncanakan dan disetujui atasnya sedangkan informal berarti ikatan-ikatan yang spontan dan fleksibel di antara anggota-anggota yang dituntun oleh perasaan-perasaan dan kepen kepenti ting ngan an prib pribad adii yang yang tida tidak k dapt dapt dipe dipert rtah ahan ankan kan oleh oleh kegi kegiat atan an form formal al.. Organisasi formal biasanya mempunyai struktur hirearkis, dihubungkan secara mendalam dengan jaringan yang lebih luas, sedangkan jaringan informal dapat tidak memihak dan menembus batas struktur yang hirearkis. Jaringan memberikan
suat suatu u cara cara bagi bagi perus perusah ahaa aan n besa besarr untuk untuk meng mengam aman anka kan n taru taruha hanny nnyaa dalam dalam menghadapi ketidakpastian dan hambatan pasar. 4. Jaringan Sosial dari Produksi
Powell dan Smith-Doerr (1994) mengajukan empat tipe jaringan produksi secara bersama, yaitu regional, penelitian dan pengembangan, kelompok bisnis, aliansi strategis dan produksi bersama. Tipe penelitian dan pengembangan merupakan jaringan sosial dari produksi yang berlandaskan atas kerja sama ilmiah. Jaringan sosial dari produksi yang bertipe bertipe kelompok kelompok bisnis bisnis digerakkan digerakkan oleh ikatan antar organisasi organisasi yang horizontal horizontal dan relatif relatif egaliter egaliter berkombinasi berkombinasi dengan hubungan hubungan vertikal vertikal yang lebih hirearkis, hirearkis, dengan landasan otoritas dan kebijakan. Alisansi strategis dan produksi bersama merupakan jaringan produksi yang lebih bersifat formal, karena dibentuk atas persetujuan bersama untuk bekerja sama yang jangka waktunya relatif pendek.