Pengarsipan resep merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan yang digunakan secara tertib, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan jumlah permintaan obat untuk menjamin terlaksananya pelayanan kefarmasian secara optimal dan efektif.
2. Tujuan
Terlaksananya permintaan obat dan penerimaan obat yang benar dari gudang ke kamar obat.
3. Kebijakan
Keputusan Kepala Puskesmas No.440/ prosedur pengarsipan resep
4. Referensi
5. Prosedur 6. Langkah-langkah
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas 2. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes RI Tahun 2006, tentang Pedoman Informasi Obat di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta. 3. Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes RI Tahun 2004, tentang Pedomanan Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta. 1. Memisahkan resep berdasarkan kepesertaan pasien (umum, BPJS). 2. Mencatat jumlah resep harian berdasarkan kepesertaan (umum, BPJS) yang meliputi pencatatan terhadap jenis dan jumlah obat. 3. Membendel resep yang mempunyai tanggal yang sama berdasarkan urutan nomor resep dan kepesertaan pasien. 4. Membendel secara terpisah resep yang ada narkotikanya. 5. Menyimpan bendel resep pada tempat yang ditentukan secara berurutan berdasarkan tangggal agar memudahkan dalam penelusuran resep. 6. Memusnahkan resep yang telah tersimpan selama 3 (tiga) tahun dengan cara dibakar. 7. Membuat berita acara pemusnahan resep dan dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 8. Merekap pengeluaran obat harian berdasarkan resep yang diterima.