S.O.P ( STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ) PATROLI DAN PENGAWALAN PERAIRAN DIREKTORAT POLISI PERAIRAN POLDA METRO JAYA TAHUN 2011
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum
a. Dengan adanya arus globalisasi, informasi dan transportasi serta pasar bebas dan ditambah dengan meningkatnya arus keluar masuk kapal barang dan manusia melalui perairan Teluk Jakarta yang menuju atau dari pelabuhan Tanjung Priuk maka dengan menyesuaikan dan memperhatikan situasi dan kondisi dilapangan serta perkembangan gangguan gangguan kamtibmas di wilayah perairan Polda Metro Jaya.
b. Guna menangkal dampak yang akan timbul diwilayah perairan Dit Pol Air Polda Metro Jaya melaksanakan upaya pembinaan kamtibmas serta penegakan hukum, dalam pelaksanaan kegiatannya mengadakan koordinasi lintas fungsional dan sektoral dengan satuan atas maupun instansi terkait lainnya.
2. Maksud dan tujuan
a. Maksud Standar Operasional Prosedur ini adalah agar dapat di gunakan sebagai pedoman dan petunjuk bagi semua anggota Polisi Perairan dalam melaksanakan tugas di lapangan.
b. Tujuan Standar Operasional Prosedur ini adalah agar pelaksanaan patroli dan pengawalan di wilayah perairan Polda Metro Jaya dapat berjalan dengan terarah dan mencapai hasil yang Optimal. 3. Ruang lingkup
3. Ruang Lingkup …..
Ruang Lingkup Standar Operasional Prosedur ini meliputi urutan-urutan tindakan yang harus di laksanakan laksanakan oleh setiap anggota Polisi Perairan dalam melaksanakan tugas.
4. Tata Urut
a.
BAB I
PENDAHULUAN
b.
BAB II
DASAR-DASAR KEBIJAKSANAAN KEBIJAKSANAAN
c.
BAB III
PENGGOLONGAN PENGGOLONGAN DAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN
d.
BAB IV
ADMINISTRASI DAN LOGISTIK
e.
BAB V
PENUTUP
5. Pengertian-pengertian
a.
1) Patroli dalam fungsi Pol Air adalah salah salah satu kegiatan pencegahan pencegahan Pol Air dalam rangka pelaksanaan pelaksanaan tugas POLRI di wilayah Perairan RI dengan tujuan mencegah terjadinya terjadinya kriminalitas / ancaman terhadap Kamtibmas diwilayah perairan.
2) Wilayah perairan Indonesia meliputi laut territorial Indonesia, Perairan Pedalaman, adapun pengertiannya pengertiannya . a.l
Kepulauan dan Perairan
:
a) Laut Teritorial Indonesia Indonesia adalah jalur laut laut selebar 12 ( dua belas belas ) Mil Laut yang di ukur ukur dari garis pangkal kepulauan Indonesia. b) Perairan kepulauan Indonesia adalah garis pangkal lurus kepulauan tanpa memperhatikan kedalaman atau jarak dari pantai. c) Perairan Pedalaman Pedalaman Indonesia adalah semua semua perairan perairan yang terletak pada sisi sisi darat dari garis air rendah dari pantai-pantai Indonesia, termasuk kedalamannya semua bagian dari perairan yang terletak pada sisi darat dari suatu garis penutup.
b.
Kapal adalah Kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun yang digerakan oleh tenaga
mekanik,
tenaga angin, atau di tunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. 4 / Surat Keputusan …..
Ruang Lingkup Standar Operasional Prosedur ini meliputi urutan-urutan tindakan yang harus di laksanakan laksanakan oleh setiap anggota Polisi Perairan dalam melaksanakan tugas.
4. Tata Urut
a.
BAB I
PENDAHULUAN
b.
BAB II
DASAR-DASAR KEBIJAKSANAAN KEBIJAKSANAAN
c.
BAB III
PENGGOLONGAN PENGGOLONGAN DAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN
d.
BAB IV
ADMINISTRASI DAN LOGISTIK
e.
BAB V
PENUTUP
5. Pengertian-pengertian
a.
1) Patroli dalam fungsi Pol Air adalah salah salah satu kegiatan pencegahan pencegahan Pol Air dalam rangka pelaksanaan pelaksanaan tugas POLRI di wilayah Perairan RI dengan tujuan mencegah terjadinya terjadinya kriminalitas / ancaman terhadap Kamtibmas diwilayah perairan.
2) Wilayah perairan Indonesia meliputi laut territorial Indonesia, Perairan Pedalaman, adapun pengertiannya pengertiannya . a.l
Kepulauan dan Perairan
:
a) Laut Teritorial Indonesia Indonesia adalah jalur laut laut selebar 12 ( dua belas belas ) Mil Laut yang di ukur ukur dari garis pangkal kepulauan Indonesia. b) Perairan kepulauan Indonesia adalah garis pangkal lurus kepulauan tanpa memperhatikan kedalaman atau jarak dari pantai. c) Perairan Pedalaman Pedalaman Indonesia adalah semua semua perairan perairan yang terletak pada sisi sisi darat dari garis air rendah dari pantai-pantai Indonesia, termasuk kedalamannya semua bagian dari perairan yang terletak pada sisi darat dari suatu garis penutup.
b.
Kapal adalah Kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun yang digerakan oleh tenaga
mekanik,
tenaga angin, atau di tunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. 4 / Surat Keputusan …..
c.
Kapal Patroli Adalah kapal Pemerintah yang mempunyai Identitas yang jelas dan mempunyai kewenangan untuk menegakan menegakan Hukum di laut. ( Dasar Hukum : Pasal 224 UU No. 17 Tahun 1985 ).
BAB II DASAR - DASAR KEBIJAKSANAAN
6. Dasar Hukum
a.
Undang – Undang – Undang Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Republik Indonesia.
b.
Undang – Undang – Undang Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP.
c.
Undang – Undang – Undang Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
d.
Undang – Undang – Undang Undang No. 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah.
e.
Keputusan Kapolri No. Pol : Kep / 53 / X / 2002 tanggal 17 oktober 2002 tentang organisasi dan tata cara kerja satuan organisasi di tingkat ti ngkat Mabes Polri.
f.
Perkap No 22 Tahun 2010 tgl 28 september tentang sususnan sususnan organisasi dan tata kerja tingkat t ingkat Polda.
g.
Surat Keputusan Kapolri No. Pol : Skep / 1250 / IX / 2000 tanggal 11 September 2000 tentang revisi himpunan juklap dan juknis proses penyidikan tindak pidana.
h.
Surat Keputusan Kababinkam Kababinkam Polri No. Pol : Skep / 04 / VII / 2004 tanggal 13 Juli 2004 tentang naskah sementara buku petunjuk lapangan patrol di wilayah perairan Indonesia dengan kapal Polisi.
BAB III PENGGOLONGAN DAN PELAKSANAAN
7. Dalam pelaksanaannya SOP ini di golongkan menjadi :
a.
Situasi
b.
Tugas Pokok
c.
Organisasi
d.
Kemampuan dan Keterampilan
e.
Alut dan Alsus 4 / Surat Keputusan …..
f.
Sasaran
g.
Cara Bertindak
h.
Hal – Hal – hal hal yang perlu di perhatikan
i.
struktur Organisasi
8. Pelaksanaan
a.
Situasi Wilayah hukum Dir Pol Air Polda Metro Jaya adalah merupakan daerah perairan yang meliputi pesisir pantai dan lautan yang terdapat terdapat Gugusan pulau – pulau – pulau di Kepulauan Seribu terdapat Masyarakat / Penduduk sebagian terdapat Pulau Wisata, Cagar Alam, dan Taman Arkeologi sedang wilayah perairan sebagai jalur transportasi keluar masuk kapal / jalur Domestik maupun Internasional dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok.
b.
Tugas Pokok Melaksanakan tugas patrol di wilayah perairan hukum Polda Metro Jaya dalam rangka Preemtif, Preventif dan penegakan hukum serta memberikan pelayanan, pengayoman dan perlindungan kepada masyarakat secara cepat dan tepat. Dalam pelaksanaan tugas Satuan Patroli menggunakan sarana dan prasarana serta alat utama berupa kapal yang dimiliki oleh jajaran Dit Pol Air Polda Metro Jaya dengan melaksanakan kegiatan sebagai berikut : 1) Mendatangi dan melaksanakan melaksanakan tindakan pertama di TKP. 2) Memberikan pertolongan pertolongan pertama kepada korban ( P3K ). 3) Mengumpulkan Mengumpulkan barang bukti, mencari saksi dan menangkap pelaku. 4) Melaksanakan Melaksanakan pencarian dan penyelamatan ( SAR ). 5) Membuat sket TKP. 6) Melakukan pemeriksaan dokumen – dokumen – dokumen dokumen serta muatan kapal. 7) Memberikan informasi navigasi, syahbandar setempat.
c.
Organisasi
1) Tingkat Direktorat
4 / Surat Keputusan …..
Unit kapal merupakan satuan unsure pelaksanaan patrol tingkat Direktorat yang melibatkan kapal – kapal patrol polisi sesuai dengan standar yang dimiliki. 2) Kewilayahan a) Pos Polisi Perairan Dit Pol Air merupakan unsur pelaksana terdepan yang melaksanakan tugas patroli dengan menggunakan peralatan / alut yang ada diwilayah hukumnya. b) Luas wilayah perairan yuridiksi Polda Metropolitan Jakarta Raya adalah sebagai berikut : c) Dari titik sebelah barat dan titik batas sebelah timur ditarik batas pada peta maka jarak ini adalah kurang lebih 42 Mil ( bila menyusuri pantai berjarak kurang lebih 65 Mil ). d) Dari sebelah utara ditarik garis lurus ke pantai Utara Teluk Jakarta berjarak 90 Mil. e) Maka luas seluruh perairan Yuridiksi Polda Metropolitan Jakarta Raya diperkirakan adalah 42 Mil X 60 Mil = 3780 Mil Persegi.
d.
Kemampuan dan Keterampilan Kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap anggota Polisi Perairan adalah : 1) Kemampuan dasar Kepolisian a) Kemampuan dasar Patroli b) Kemampuan melakukan tindakan pertama di TKP c) Mampu memberikan bantuan, perlindungan, arahan, kepada masyarakat yang memerlukan d) Mampu membuat laporan dan pengaduan 2) Kemampuan Navigasi : a) Mampu menggunakan kompas b) Mampu menjangka peta c) Mampu olah gerak kapal d) Mampu tehnik mesin 3) Kemampuan perundang – undangan tentang perairan dan pelayaran. 4) Kemampuan dasar SAR : a) Mampu melaksanakan pencarian dan pertolongan serta penyelamatan terhadap korban musibah. b) Mampu melakukan perlindungan terhadap jiwa, harta benda milik masyarakat yang mengalami musibah. 5) Kemampuan berkomunikasi : 4 / Surat Keputusan …..
a) Menggunakan HT. b) Menggunakan Semapore. 6) Kemampuan menghentikan dan melakukan pemeriksaan kapal. 7) Kemampuan deteksi. 8) Keterampilan : a) Memiliki keterampilan fisik ( Cekatan ). b) Memiliki keterampilan menggunakan perahu karet, jetski atau jet motor boat. c) Memiliki keterampilan beladiri POLRI. d) Memiliki keterampilan mendayung, berenang, selam, repling hely jump. e) Memiliki keterampilan pertolongan pertama ( P3K ) e.
Alat Utama dan Alat Khusus 1) Alat utama berupa : a) Kapal Polisi Tipe C1, C2, dan C3 sebagai berikut :
NO
1
JENIS ALUT / KAPAL 2
NO LAMBU
TH MEREK MESIN
PK
NG
BUA T
KONDISI
GOL / TIPE
BB RR RB
3
4
5
6
7
8
9
10
1
601
MITSHUBISHI
2x158
2000
C1
-
1
-
2
3101
MITSHUBISHI
2x158
1984
C1
-
1
-
3
3102
SUZUKI
2x250
2006
C1
-
1
-
4
3103
SUZUKI
2x250
2008
C1
-
1
-
5
3201
YAMAHA
2x200
2004
C2
-
1
-
6
3202
YAMAHA
2x250
2006
C2
-
1
-
7
3203
2x250
2008
C2
-
1
-
KETERANGAN
11
KAPAL PATROLI I
PEMAKAI HSD
PEMAKAI MT.88
YAMAHA / MERCURY
TIPE C 1 : 4 UNIT
TIPE C 2 : 3 UNIT
4 / Surat Keputusan …..
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
III
PEMAKAI MT.88
8
3304
YAMAHA
1x200
1995
C3
-
1
-
9
3305
YAMAHA
1x115
1995
C3
-
1
-
10
3306
YAMAHA
2 x 40
2002
C3
-
1
-
11
3307
YAMAHA
1x115
2002
C3
-
1
-
12
3308
YAMAHA
2x250
2003
C3
-
1
-
13
3309
YAMAHA
2 x 40
2004
C3
-
1
-
14
3310
YAMAHA
2 x 40
2004
C3
-
1
-
15
3311
YAMAHA
1 x 85
2004
C3
-
1
-
16
3312
YAMAHA
1 x 85
2004
C3
-
1
-
17
3313
YAMAHA
1x200
2006
C3
-
1
-
18
3314
YAMAHA
1x200
2006
C3
-
1
-
19
3315
YAMAHA
1x200
2007
C3
-
1
-
20
102
YAMAHA
2 x 40
1978
C3
-
1
-
21
103
YAMAHA
1 x 40
2000
C3
-
1
-
22
105
YAMAHA
1 x 40
2000
C3
-
1
-
23
106
YAMAHA
1 x 40
2000
C3
-
1
-
24
108
YAMAHA
1 x 40
2000
C3
-
1
-
25
110
YAMAHA
1 x 40
2000
C3
-
1
-
26
111
YAMAHA
1 x 40
2000
C3
-
1
-
27
112
YAMAHA
1 x 40
2000
C3
-
1
-
28
113
YAMAHA
1 x 40
2000
C3
-
1
-
29
114
YAMAHA
1x115
2000
C3
-
1
-
30
115
YAMAHA
1 x 40
2000
C3
-
1
-
31
116
YAMAHA
1 x 40
2000
C3
-
1
-
11
TIPE C 3 24 UNIT
4 / Surat Keputusan …..
b) Rubber Boat ( Perahu Karet ). c)
Jet ski / Jet Boat.
d)
Perahu
2) Alat Khusus : a)
Life Jacket
b)
Ring Bouy
c)
Sign Lamp
d)
Kompas
e)
Peta
f)
Alat P3K
g) Alat Selam ( baju selam, tabung oksigen, fin, snorkel ) h) Alkom ( HT, Alat, Semaphore ) i)
Megaphone
j)
Sirine
k)
Tangga Pandu
l)
Alat pemadam kebakaran
m) Generator n)
Senter
o)
Kamera
p)
Tali
q)
Dan sarana lainnya
3) Perlengkapan Tiap Anggota : a)
Pakaian Dinas
b)
Tongkat POLRI
c)
Borgol
d)
Senjata Genggam dan senjata laras panjang
e)
Sempritan peluit
f)
Buku Note dan bolpen
4 / Surat Keputusan …..
f.
Sasaran : 1) Tindak Pidana / Pelanggaran hukum di perairan Teluk Jakarta : a) Penanganan Terhadap Kejahatan Perompakan (1) Peran pemeriksaan kapal yang sedang di rompak (a) Untuk menghentikan berikan tanda isyarat bendaera K. (b) Dengan isyarat cahaya. (c) Tembakan peringatan ke udara atau ke air. (d) catat waktu kejadian termasuk usaha penghentian kapal. (e) Menentukan posisi kejadian perompakan dan penghentian kapal dalam peta dan catat dalam buku jurnal kapal. (f) Amankan tersangka dan barang bukti . (g) Membantu bila ada korban luka. (h) Bantu upaya perbaikan kapal. (i)
Informasikan kepada agen pemilik kapal.
(j)
Membawa kapal dengan cara di gandeng atau dapat dengan cara di kawal kapal patrol Polisi.
(2) Perompakan pengeboran minyak lepas pantai : (a) Lakukan tindakan kepolisian. (b) Informasikan ke perusahaan kapal yang bersangkutan. (c) Pam olah TKP. (d) Amankan dokumen penting bilamana ada. (e) Koordinasikan dengan instansi yang berwenang berkaitan dengan pengeboran minyak lepas pantai. b) Pemberkasan awal : (1) Buat laporan Polisi . (2) Gambar situasi pengejaran dan penghentian kapal ( GSPP ). (3) Pernyataan posisi. (4) Berita acara pemeriksaan. (5) Surat perintah memeriksa kapal. (6) Surat perintah membawa / mengawal kapal. 4 / Surat Keputusan …..
(7) Berita acara pemeriksaan membawa / mengawal kapal. (8) Laporan Dan kapal via radio kepada Direktur Polisi Perairan.
g.
Cara Bertindak 1) Urutan tidakan secara umum yang dilaksanakan dalam penanganan terhadap kejahatan narkotika dan / atau psikotoprika di wilayah perairan adalah : 2) Berusaha menghentikan kapal yang sedang mengangkut narkotika dan atau psikotropika dengan urutan tindakan sebagai berikut : a) Dengan isyarat bendera K b) Dengan isyarat cahaya c) Dengan tembakan peringatan ke udara d) Dengan tembakan peringatan ke air 3) Melakukan pemeriksaan kapal setelah kapal, yang di duga mengangkut narkotika dan atau psikotropika berhenti dan merapat di lambung kapal patrol Polisi, tindakan selanjutnya adalah : a) Semua ABK dan penumpang dikumpulkan di lokasi haluan kapal untuk memudahkan pengamanan dan segera lakukan penyidikan b) Tim penyidik segera melakukan pengecekan pada peta laut yang ada untuk menentukan posisi.
c) Dengan disaksikan oleh nahkoda dan 1 ( satu ) ABK dan atau Tersangka, Tim penyidik mengadakan pencarian barang bukti berupa : (1) Narkotika dan atau Psikotropika (2) Mengamankan seluruh barang bukti Narkotika dan atau Psikotropika yang di temukan (3) Dokumen kapal dan dokumen ABK termasuk dokumen pengangkutan, surat persetujuan ekspor dan atau impor d) Apabila tidak terdapat cukup bukti mengangkut narkotika dan atau psikotropika, maka kapal dapat di lepas kembali dengan : (1) Membuat surat pernyataan hasil penyidikan (2) Dicatat dalam buku jurnal kapal patrol Polisi (3) Buat laporan ke kesatuan atau sesuai prosedur
4 / Surat Keputusan …..
e) Apabila terdapat cukup bukti mengankut narkotika dan atau psikotropika, maka tindakan tim penyidik selanjutnya adalah : (1) Membawa kapal (a) Di Ad Hock ke satuan kewilayahan yang terdekat (b) Dikawal (c) Digandeng (2) Mengamankan para tersangka dan barang bukti (3) Pemberkasan awal penahanan adalah (a) Laporan Polisi (b) Gambar situasi pengejaran penghentian kapal (GSPP). (c) Pernyataan posisi (d) Berita Acara Pemeriksaan Perkara (e) Surat Perintah Memeriksa Kapa (f)
Surat perintah Membawa/mengawal kapal
(g) Berita Acara Pemeriksaan Membawa/mengawal kapal. (4) Laporkan dan Kapal Patroli Polisi ke kesatuan atasan melalui alkom yang ada h.
Hal – hal yang harus diperhatikan antara lain : 1) Untuk tindakan kepolisian terhadap kapal berbendera asing yang sedang berlayar yang di curigai membawa narkotika dan atau psikotropika perlu menerapkan prinsip kehati-hatian dalam bertindak petugas,karena bila tidak terdapat barang bukti narkotika dan atau psikotropika yang dimaksud dapat merugikan pelayanan Polri. 2) Kapal yang sedang tidak berlayar dan atau sedang sadar di pelabuhan baik berbendera Indonesia maupun kapal berbendera asing mengikut sertakan petugas intansi yanag berwenang antara lain Tim Refresi BNN ( Badan Narkotika Nasional ) dan petugas Keimigrasian,kecuali dalam hal tertangkap tangan. 3) Mengenali dan memastikan bahwa barang buktinya termasuk jenis Narkotika dan atau psikotropika. 4) Adakan pemeriksaan dibawah air dengan cara penyelaman.
i.
Instruksi dan Koordinasi 1)
Instruksi
4 / Surat Keputusan …..
a) Laporkan pada kesempatan pertama apabila menangani tindak kejahatan narkotika dan/ atau psikotropika di wilayah perairankepada Kababinkam Polri Up. Dir Pol Air Polri apabila penugasan dari mabes Polri, dan kepada Kapolda Up. Dir Pol Air Polda bila penugasan dari kewilayahan. b) Cegah dan hindari sejauh mungkin jatuhnya korban personil dan harta benda dalam proses penanganan narkotika dan/ atau psikotropika di wilayah perairan.
2) Koordinasi : a) Adakan koordinasi dengan sebaik – baiknya antar fungsi antar satuan dan instasi terkait. b) Pedomani dan berlakukan petunjuk lapangan ini sesuai perkembangan situasi dan kondisi. c) Setiap pemerintah yang tidak diatur dalam petunjuk lapangan yang telah berlaku agar diinformasikan sebelumnya.
3) Pemeriksaan Kapal ( Cara Memeriksa Kapal ) a) Cara Memeriksa Kapal : (1) Persiapan. Keselamatan tim pemeriksa merupakan perhatian utama, maka harus memperhatikan setiap usaha untuk menjamin keselamatan dengan memperhatikan prosedur pengamanan, persiapan pemeriksaan kapal meliputi hal – hal sebagai berikut :
(2) Observasi sebelum pemeriksaan. Observasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan dan mencatat informasi yang dapat dilihat dan berguna nantinya pada saat pemeriksaan.Obyek yang perlu di observasi adalah : (a)
Posisi/Lokasi Kapal.
(b)
Kegiatan Kapal.
(c)
Jenis Kapal.
(d)
Tanda – tanda di lambung Kapal.
(e)
Kondisi Kapal.
(f)
Bendera Kapal / Kebangsaan.
(g)
Haluan dan kecepatan. 4 / Surat Keputusan …..
(h)
Elektronik yang dimiliki
(i)
Jenis dan kondisi perlengkapan.
(j)
Jumlah orang yang ada di Kapal.
(k)
Reaksi para awak kapal atas kehadiran pemeriksa.
(l)
Bagaimana orang tersebut.
(3) Tingkatan resiko atau ancaman. Semua pemeriksaan dapat mengakibatkan resiko personil tim pemeriksa. Penentuan tingkat resiko dibuat untuk menentukan cara bertindak dalam mengantisipasi kemungkinan resiko yang akan terjadi. Beberapa hal untuk menentukan tingkat resiko adalah : (a)
Jumlah pers yang ada di Kapal.
(b)
Konfigurasi Kapal.
(c)
Kebangsaan awak Kapal.
(d)
Reaksai awak kapal atas kehadiran pemeriksa.
(e)
Keadaan cuaca.
(f)
Waktu ( siang / malam )
(g)
Kemungkinan adanya senjata api di kapal yang akan diperiksa.
(4) Membuat rencana pemeriksaan. Tujuan membuat rencana pemeriksaan adalah untuk menjamin bahwa setiap orang dalam tim pemeriksa tahu apa yang harus dikerjakan dan kapan dikerjakannya dan juga untuk mencapai hasil – hasil yang maksimum dengan gangguan yang minimum. Rencana pemeriksaan meliputi : (a)
Tingkat resiko.
(b)
Tugas – tugas khusus bagi setiap anggota ketika naik kapal.
(c)
Kapan dan dimana mengumpulkan awak kapal.
(d)
Bagaimana rekomunikasi antar tim pemeriksa.
(e)
Bagaimana rekkomunikas dengan kapal pemeriksa.
(f)
Apakah ada kata – kata kode yang di gunakan.
(g)
Rencana pengamanan petugas pemeriksa. 4 / Surat Keputusan …..
(5) Prosedur pemeriksaan Kapal. Keselamatan tim pemeriksa adalah hal yang utama sehingga proses pemeriksaan dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu prosedur – prosedur pemeriksaan harus di perhatikan. Beberapa butir prosedur pemeriksaan diuraikan sebagai berikut : (a)
(b)
pada saat naik ke kapal : -
Keamanan tim pemeriksa.
-
Keamanan kedua kapal ( kapal yang memeriksa dan kapal yang diperiksa ).
-
Ukuran Kapal yang diperiksa.
-
Lokasi bawah Kapal.
-
Lokasi perlengkapan Kapal ( Jaring – jarring, muatan ).
Tata cara naik ke Kapal. -
Orang yang pertama naik ke kapal segera nengamankan situasi awak kapal Orang kedua yang naik kapal membantu yang lain yang akan naik ke Kapal.
-
Orang lain berikutnya setelah naik ke kapal harus bergerak ke posisi aman dan selalu mengawasi posisi fisik seluruh tim pemeriksa, lokasi semua senjata, awak kapal.
-
Hanya berurusan dengan nahkoda kapal karena dialah yang mengepalai seluruh awak kapal.
-
Seluruh anggota tim pemeriksa harus terima informasi agar mengerti atas setiap gerakan awak kapal
(c)
Pengenalan tim pemeriksa Tujuannya
adalah
untuk
memperkenalkan
diri,
menyampaikan
maksud
pemeriksaan, pemeriksaan jikalau ada senjata di kapal. Dilakukan terhadap nahkoda kapal segera setelah naik ke kapal. Beberapa hal yang mencakup tindakan memperkenalkan diri : -
Katakan nama ( Pimpinan ) pemeriksa.
-
Dari kantor / instansi mana ( POLRI ).
-
Katakana secara ringkas alas an mengapa tim pemeriksa naik ke kapal.
-
Mintalah senjata – senjata bila di kapal tersebut ada senjata ( jangan mengambil sendiri ). 4 / Surat Keputusan …..
(d)
Pengecekan dokumen Kelengkapan dokumen merupakan salah satu syarat yang terus dipenuhi oleh setiap operator Kapal sebagaimana diatur dalam perundangan yang ada. Beberapa dokumen yang dapat diperiksa :
(e)
Dokumen kapal : -
-
-
-
-
Kapal motor dengan isi kotor < 7 GT
Pas kecil.
Sertifikat keselamatan.
SIB.
Kapal motor dengan isi kotor 7 GT < 35 GT
Pas tahunan.
Sertifikat keselamatan SV 1935 pasal 5 ( 5 ).
Sertifikat garis muat untuk panjang kapal lebih dari 24 M.
Surat ukur.
SIB.
Kapal layar bermotor bantu isi kotor s/d 35 GT
Sertifikat keselamatan SV 1935 pasal 5 ( 7 a ).
Sertifikat radio.
Surat ukur.
SIB.
pal layar bermotor bantu ( KLM ) 35 s/d 150 GT :
Sertifikat keselamatan sesuai aturan SK Dirjen.
Hubla No. DKP. 46 / 1 / 2 – 02.
Sertifikat radio.
Surat ukur..
SIB.
Kapal layar bermotor bantu isi kotor s/d 500 GT :
Sertifikat keselamatan sesuai SK Dirjen Hubla No. PY. 66 / 1 / 2 – 02.
Pas tahunan / surat laut. 4 / Surat Keputusan …..
-
-
-
-
Kapal penyebrangan :
Sertifikat keselamatan penyebrangan.
Surat tanda kebangsaan.
Surat ukur.
IOPP sertifikat.
Sertifikat kelas.
SIB.
Kapal kecepatan tinggi :
Sertifikat kapal kecepatan tinggi.
Surat ijin pengoprasian kapal kecepatan tinggi.
Surat ukur.
IOPP sertifikat.
Sertifikat kelas.
SIB.
Brevet A / Brevet B.
Uji rute yang di tunjuk.
Dokumen muatan.
Manifest.
Copy B / L ( Bill of ledding ).
Stoweight ( cek kebenarannya ).
Personil effect list ( daftar barang ABK )
Surat-surat lain yang berkenaan dengan muatan.
Dokumen awak kapal
Daftar sijil ABK (awak).
Daftar penumpang.
Buku pelaut.
Paspor.
Buku kesehatan. 4 / Surat Keputusan …..
Surat-surat lain yang berkenaan dengan identitas awak kapal dan penumpang.
(f)
Wawancara. Wawancara yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi yang berguna dan merencanakan informasi yang telah ada. Wawancara dilakukan dengan cara yang sopan dan professional, meliputi pertanyaan sebagai berikut : -
Siapa
-
Apakah
-
Dimana
-
Dengan apa
-
Mengapa
-
Bagaimana
-
Bilamana
Hindari pertanyaan – pertanyaan yang dijawab dengan “ ya ” atau “ tidak ” atau pertanyaan yang tidak mengandung jawaban.
(g)
Penggeledahan kapal. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari / menemukan barang buktik kejahatan, penyidikan hendaknya perhatikan hal – hal sebagai berikut : -
Pusatkan perhatian pada ruang – ruang tersembunyi.
-
Tim terdiri dari 3 ( tiga ) orang minimum 2 ( dua ) orang, 1 ( satu ) orang yang memeriksa ruangan lainnya menjaga keamanan pemeriksaan yang dipersenjatai senjata pinggang atau senpi genggam.
-
Mengikutkan minimal 2 ( dua ) orang awak kapal yang diperiksa, hal mana diperlukan sebagai saksi bahwa penyidikan tidak merugikan awak kapal yang diperiksa.
4 / Surat Keputusan …..
(h)
(i)
(j)
-
Jaga jarak antara tim pemeriksa dan awak kapal untuk menjaga keamanan dari ancaman mendadak.
-
Perhatikan lubang – lubang, pintu – pintu, benda –benda disekitar yang dilalui / diperiksa yang setiap saat dapat menjadi bahaya yang mengancam anggota tim pemeriksa.
-
Mengatur posisi tubuh sehubungan dengan tempat dan senjata sehingga setiap saat dapat menjaga kewaspadaan dari segala kemungkinan ancaman bahaya.
Tindakan terhadap kapal yang tidak melakukan tindak pidana. -
Membuat pernyataan hasil pemeriksaan.
-
Membuat catatan di buku jurnal Kapal yang diperiksa.
-
Diberi pengarahan / bimmas.
-
Diberangkatkan / dibebaskan.
-
Lapor satuan atas
Tindakan terhadap kapal yang melakukan tindak pidana : -
Membuat laporan polisi ( LP ).
-
Membuat gambaran GSPP ( Gambar Situasi Pengejaran dan Penghentian ).
-
Pernyataan tentang Polisi :
-
Surat perintah pemeriksaan kapal.
-
Berita acara pemeriksaan kapal.
-
Pernyataan hasil pemeriksaan.
-
Pernyataan keadaan muatan.
-
Kapal diserahkan ke Mako Dit Polair.
Cara membawa Kapal
4 / Surat Keputusan …..
Kapal beserta awaknya yang diduga melakukan tindak pidana harus segera ke pelabuhan terdekat untuk dilakukan tindakan penyelidikan lebih lanjut. Membawa kapal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : -
Ad Hock Karena pertimbangan bahwa besarnya kapal tersangka tidak memungkinkan untuk digandeng atau memang kondisi kapal tersebut tidak memungkinkan untuk berlayar sendiri.Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :
Surat perintah membawa kapal / ad hock.
Menempatkan
tim
pengawalan
pada
kapal
tersangka
dengan
pertimbangan kekuatan tim pengawal dan perbandingan awak kapal memenuhi syarat keamanan bagi tim pengawal.
Komunikasi tim pengawal dan kapal pemeriksa terjamin baik / lancar.
Memindahkan sebagian barang, perlengkapan dan personil kapal tersangka ke kapal
pemeriksa.
Kapal pemeriksa menjaga jarak yang memungkinkan dapat mengawasi secara visual setiap kegiatan di kapal tersangka.
-
Berita acara membawa kapal.
Menggandeng / tunda dilakukan apabila memang memungkinkan dan keadaan harus demikian, pertimbangan kekuatan kapal yang menggandeng harus di utamakan demi keamanan. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
(k)
Kekuatan tali gandeng / tunda.
Menggandeng di lambung kanan / kiri. Menggandeng ke belakang.
Pergunakan kecepatan aman.
pertimbangan keselamataan kedua kapal.
Perhatikan cuaca.
Berita acara membawa kapal.
Pengamanan Dan Pengawalan di Atas Kapal Penumpang dan Kapal Barang. 4 / Surat Keputusan …..
Indonesia adalah Negara kepulauan, dimana wilayahnya lebih dari 2/3 terdiri dari wilayah perairan. Wilayah perairan yang demikian luas merupakan asset Negara untuk menunjang pembangunan nasional termasuk kapal – kapal yang berlayar di atasnya. Kapal laut merupakan salah satu sarana transportasi laut yang menghubungkan wilayah Indonesia sesuatu mottonya “ merangkai pulau mewujudkan nusantara “ berupaya untuk meningkatkan pelayanan, kenyamanan dan keselamatan penumpang serta harta bendanya. Dit Polair Polda Metro Jaya sebagai pengemban fungsi kepolisian di wilayah perairan dalam menunjang keberhasilan
operasional
pengamanan/
pengawalan kapal penumpang dan barang perlu menyusun pentunjuk lapangan ( Juklap ) untuk dipedomani setiap anggota yang akan melaksanakan pengamanan / pengawalan.
Dasar kebijaksanaan : a. Undang – undang No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran. b. Undang – undang No. 6 tahun 1995 tentang Perairan Indonesia. c. Undang – undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. d. Undang – undang No. 8 tahun 1981 tentang KUHAP. e. Undang – undang No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. f.
Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 53 / X / 2002, tanggal 17 Oktober 2002 tentang organisasi dan tata kerja satuan – satuan organisasi pada tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia.
g. Perkap No. 22 tahun 2010 tanggal 28 September tentang susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Daerah. h. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep /1205 / IX / 2000, tanggal 11 September 2000 tentang Revisi himpunan Juklak dan Juknis proses penyidikan tindak pidana.
Cara Bertindak
Melaksanakan deteksi dini, penggalangan, mengumpulkan informasi dan melakukan pengamanan terhadap kapal, penumpang dan barang. Bila terjadi tindak pidana segera 4 / Surat Keputusan …..
melakukan olah TKP, dan segera mengamankan tersangka atau orang yang dicurigai untuk dimintai keterangan. Sedangkan untuk pelanggaran disesuaikan dengan Perda ( Peraturan Daerah ) yang berlaku.
Dalam situasi aman, anggota melakukan patroli rutin diatas kapal dan memberikan himbauan kepada seluruh penumpang agar mentaati segala peraturan yang berlaku di atas kapal, bila situasi berubah menjadi rawan maka setiap anggota wajib meningkatkan patroli, bila diperlukan melakukan sweping terhadap penumpang kapal dan tingkatkan kewaspadaan juga melaporkan perkembangan situasi kepada Dan Tim. Dalam situasi
yang semakin menigkat sehingga mengarah pada situasi yang tidak terkendali maka anggota dapat melakukan tindakan tegas sesuai Protap yang berlaku di Polri.
Hal – hal yang perlu diperhatikan : Bahwa setiap anggota harus menampilkan penampilan yang simpatik terhadap seluruh penumpang kapal, dan wajib mengayomi, melayani dan melindungi setiap penumpang yang berada di atas kapal.
(l) Pertolongan Orang Jatuh Dilaut Di dalam melaksanakan patroli ada kemungkinan ditemukannya orang / korban baik masih hidup atau sudah meninggal, maka perlu diadakan latihan ini. Karena wajib bagi setiap kapal untuk memberikan pertolongan kepada korban tersebut. Yang dilakukan bila melihat orang jatuh di laut : i.Segera melempar Lifebuoy ( pelampung ) kea rah orang tersebut. ii.Melaporkan Kepada Komandan kapal atau Mualim jaga sambil berteiak “ ORANG JATUH DI LAUT DISEBELAH KANAN KAPAL atau KIRI KAPAL “.
Tindakan Bintara jaga setelah menerima laporan : - Membelokan kapal dengan cikar kanan atau cikar kiri sesuai dimana orang tersebut jatuh untuk menghindari dari bahaya putaran baling – baling. - Membunyikan alarm tanda orang jatuh di laut satu kali tiup panjang agar semua ABK standby. 4 / Surat Keputusan …..
- Selalu mengawasi orang tersebut jangan sampai hilang dari pengawasan. - Mencatat kejadian tersebut kedalam buku jurnal kapal. Tindakan penyelamatan yang di lakukan : - Membentuk tim penyelamat. - Menyiapkan alat- alat keselamatan seperti tangga penyelamat, jarring penyelamat, dan sekoci penolong untuk mengangkat orang tersebut keatas kapal patroli. - Menyiapkan peralatan Medis untuk memberi pertolongan pertama kepada korban termasuk member pakaian dan selimut untuk mengatasi hipothermi. Pembagian Pos dan tugas ABK Kapal Polisi dalam pelaksanaan peran pertolongan terhadap orang adalah sebagai berikut : 1. Komandan Kapal. Pemegang komando dan pengendalian. 2. Bintara Nautika a. Membantu komandan kapal dalam rangka olah gerak kapal dan penentuan posisi kapal. b. Menyiapkan peralatan komunikasi dan melaksanakan hubungan radio antar kapal. Peralatan komunikasi yang di pergunakan antara lain : HT untuk komunikasi intern kapal,Radio VHF untuk komunikasi antar kapal. c. Memgang kemudi dalam rangka olah gerak kapal. Melaksanakan dan mengulangi aba – aba kemudi. 3. Bintara Mesin a. Memegang Handle mesin motor induk dan melaksanakan serta mengulangi aba – aba dari komandan kapal. b. Mengawasi dan bertanggung jawab semua kegiatan di kamar mesin serta melaporkan kepada Komandan Kapal bila ada masalah. c. Membantu dikamar mesin dalam memeriksa keadaan motor kapal. d. Membantu dikamar mesin dalam memeriksa keadaan motor bantu pada kapal.
(m) Penanganan Kecelakaan di Wilayah Perairan. 1. Proses penanganan Pelaksanaan penanganan laka diwilayah perairan dilaksanakan setelah diketahui bahwa suatu laka telah terjadi melalui laporan kapal, stasiun pantai, masyarakat atau diketahui dan 4 / Surat Keputusan …..
ditemukan langsung oleh DAN kapal dan atau ABK kapal patrol Polri. Dijabarkan sebagai berikut : a. Laporan kejadian Laka Laut di wilayah perairan dari kapal. Terima laporan tentang adanya laka di wilayah air dari kapal melalui radio SSB, melalui kontak langsukng dengan kapal atau dating ke kantor Polair. Membuat Laporan Polisi yang ditanda tangani oleh Komandan Kapal Polri. b. Laporan yang disampaikan melalui stasiun pantai. Melalui sarana komunikasi seperti Radio VHF, SSB pada chanel 16 dll. Petugas menerima laporan dan mnginformasikan kepada komandan Kapal Patroli Polri melalui Alkom yang ada. c. Laporan kejahatan perompakan di wilayah perairan dari masyarakat. Menerima laporan tetang adanya kecelakaan di wilayah perairan dari masyarakat, baik melalui kontak langsung dengan kapal – kapal patrol atau dating ke kantor ke kantor Kepolisian Perairan, secara tertulisn maupun lisan. Laporan yang diajukan baik secara tertulis maupun lisan di catat terlebih dahulu oleh petugas yang saat itu menerima laporan, kemudian diinformasikan kepada Komandan Kapal Patroli Polri dan di tuangkan dalam laporan polisiyang ditandatangani oleh Komandan Kapal Patroli Polri. d. Diketahui / ditemukan langsung oleh Komandan Kapal dan / atau Anak Buah Kapal Patroli Polri Peristiwa kecelakaan di wilayah perairan, diketahui atau ditemukan langsung oleh Komandan Kapal atau Anak Buah Kapal Patroli Polri maka wajib segera melakukan tindakan – tindakan sesuan dengan kewenangan yaitu sesuai jabatan, pos, lokasi dan tugas masing – masing melaporkan pada kesempatan pertama dengan alat komunikasi yang ada ke atasan. Segera melakukan tindakan Kepolisian terhadap kasus perompakan yang terjadi.setiap petugas Kepolisian Perairan tanpa surat perintah dapat melakukan penangkapan, penggeledahan dan penyitaan serta tindakan lain yang dapat dipertanggung jawabkan menurut hukum yang berlaku. Tahap – tahap tindakan yang harus di laksanakan dalam penanganan kecelakaan yang terjadidi wilayah perairan adalah sebagai berikut : a. Persiapan
4 / Surat Keputusan …..
Keselamatan Kapal Patroli Polri beserta ABK Kapal Patroli Polri merupakan perhatian utama, maka harus memperhatikan setiap usaha untuk menjamin keselamatan dengan memperhatikan setiap prosedur pengamanan. Persiapan penanganan kecelakaan adalah sebagai berikut : 1. Observasi. Observasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan dan mencatat informasi yang dapat dilihat dan berguna pada saat penanganan. Sasaran yang perlu di observasikan adalah : a) Posisi / lokasi kapal. b) Kegiatan kapal. c) Jenis kapal. d) Tanda – tanda di lambung kapal. e) Kondisi kapal. f)
Bendera kapal / kebangsaan.
g) Haluan dan kecepatan. h) Elektronik yang dimiliki. i)
Jenis dan kondisi kelengkapan.
j)
Jumlah awak kapal.
2. Tingkat resiko dan ancaman Semua penanganan dapat mengakibatkan resiko bagi awak kapal patrol Polri. Penentuan tingkat resiko dibuat untuk menentukan cara bertindak dalam mengantisipasikemungkinan resiko yang akan terjadi. Beberapa hal yang menentukan tingkat resiko, meliputi : a) Konfigurasi kapal yang mengalami kecelakaan. b) Kebangsaan awak kapal yang mengalami kecelakaan. c) Reaksi awak kapal terhadap kehadiran kapal patrol Polri. 3. Membuat rencana. Tujuan membuat rencana penanganan meliputi : a. Tingkat resiko. b. Tugas – tugas khusus bagi setiap ABK kapal patrol Polri ketika naik ke kapal 4 / Surat Keputusan …..
28
28
c. yang mengalami kecelakaan. d. Kapal dan dimana mengumpulkan awak kapal. e. Bagaimana rekomunikasi antar ABK kapal patroli. f. Apakah ada kata – kata kode yang digunakan. 4. Ada 4 ( empat ) petunjuk perencanaan yang perlu diikuti, sebagai berikut : a. Pusat komando Kelompok yang mengontrol kegiatan di bawah pimpinan atau komandan kapal patroli atau perwira senior serta dilengkapi perangkat komunikasi intern dan ekstern. b. Satuan keadaan darurat Kelompok dibawah
perwira senior yang dapat menaksir keadaan,
melaporkan ke pusat komando, menyarankan tindakan apa yang harus diambil, jenis bantuan apa dan darimana bantuan tersebut di butuhkan. c. Skelompok pendukung Kelompok pendukung ini di bawah seorang perwira yang harus siap membantu kelompok induk dengan perintah pusat komando, tugasnya menyediakan bantuan pendukung seperti peralatan, perbekalan bantuan medis, termasuk alat bantu pernapasan, dll. d. Kelompok ahli mesin Kelompok ini di bawah satuan engineering atau kepala kamar mesin ( KKM )yang menyediakan bantuan atas perintah pusat komando. Tanggung jawab utamanya di ruang kamar mesin dan dapat memberi bantuan bila diperlukan.
b. Pelaksanaan Cara bertindak kapal patroli meliputi : a) TPTKP dalam tangani laka oleh petugas patroli, dengan urutan sebagai berikut:
1. Bunyikan alarm dan sirine di kapal patroli sebagai tanda adanya laka laut, maka komandan kapal beserta ABK segera menuju posisi masing – masing sesuai perannya di atas kapal patrol polisi dengan memperhatikan ketentuan –
1.
Bunyikan Alarm …..
2. ketentuan berpakaian dan perlengkapannya. 3. Abk kapal patroli yang pertama kali melihat / mengetahui adanya laka laut, segera berteriak “ KECELAKAAN LAUT “ di posisi ( Posisi laka tersebut terjadi atau dilihat ) secara berulang – ulang, kemudian menginformasikan kejadian tersebut kepada PA jaga kapal. 4. Kecepatan laju kapal patrol segera dikurangi dan haluan diarahkan ke lokasi laka yang terjadi dan diusahakan posisi lokasi laka senantiasa pada posisi lambung dari kapal patrol. 5. Komandan kapal menuju salah satu abk kapal untuk selalu mengawasi posisi laka. 6. Merapatkan kapal patrol ke lokasi laka dengan memperhatikan posisi yang aman bagi kapal patroli. 7. Olah gerak kapal patroli dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu korban yang sedang berusaha menyelamatkan diri. 8. Pada malam hari, lampu sorot kapal patroli seluruhnya dinyalakan dan diarahkan pada lokasi kecelakaan. 9. Dalam hal penanganan terhadap korban, melakukan tindakan – tindakan antara lain : a) Bilamana ada korban yang jatuh ke laut usahakan dalam melempar pelampung kearah korban yang jatuh ke laut harus memperhatikan arus laut,agar korban dapat menjangkau pelampung. b) Anggota tim penolong yang diterjunkan kelaut dengan maksud memberikan pertolongan harus sudah memakai baju penyelamat ( Life Jacket ) atau alat pengaman lainnya. c) Dalam hal penanganan korban luka berat dan luka ringan diusahakan dibaringkan ditempat yang terbuka dan atau terdapat sirkulasi udara di atas kapal. d) Segera memberikan tindakan pertama terhadap korban dengan mempergunakan alat kesehatan yang berada di atas kapal patrol polri sebelum mendapatkan perawatan yang intensif dari pihak Rumah Sakit.
4 / Surat Keputusan …..
c. Tindakan pengakhiran penanganan kecelakaan diwilayah perairan meliputi : 1. Konsolidasi, hal ini dimaksud untuk mengecek personel, perlengkapan dan segala hal yang diketahui / ditemukan serta dilakukan pada saat penanganan kecelakaan oleh petugas kapal patrol Polri. 2. Korban luka maupun yang meninggal dunia segera dibawa kepelabuhan terdekat guna penanganan lebih lanjut oleh pihak yang berwenang dengan menggunakan kapal patrol Polri. 3. Pemberkasan awal penanganan meliputi : a) Laporan Polisi b) Pernyataan posisi c) Berita Acara Pemeriksaan d) Surat perintah pemeriksaan kapal e) Membuat sketsa TKP f)
Membuat laporan dan Berita Acara Pemeriksaan TKP
g) Menyiapkan visum et revertum apabila ada korban luka maupun meninggal dunia h) Berita acara membawa / mengawal kapal i)
Menyerahkan hasil kegiatan di TKP kepada penyidik beserta tersangka, saksi dan barang bukti yang ditemukan dan berkoordinasi dengan instasi terkait
4. Disamping Berita Acara Pemeriksaan di TKP dibuat juga Berita Acara Pemotretan di TKP serta Berita Acara lain sesuai tindakan yang dilakukan. 5. Melaporkan setiap tindakan yang telah dilakukan terhadap penanganan kecelakaan 6. diwilayah perairan kepada satuan atas dengan mempergunakan alat komunikasi yang ada di atas kapal patroli Polri.
d. Instruksi dan koordinasi 1) Instruksi a. laporkan pada kesempatan pertama apabila menangani kecelakaan diwilayah perairan kepada Kababinkam Polri Up. Direktur Polair Polri apabila 4 / Surat Keputusan …..
penugasan dari Mabes Polri dan kepada Kapolda Up. Direktur Polair Polda bila penugasan dan kewilayahan. b. Cegah dan hindari sejauh mungkin jatuhnya korban personil dan harta benda dalam proses penanganan kecelakaan diwilayah perairan. 2) Koordinasi a. Adakan koordinasi dengan sebaik – baiknya antar fungsi, antar satuan dan instansi terkait. b. Apabila kapal patroli Polri mengalami kesulitan dalam menangani kecelakaan, demi keamanan dan keselamatan ABK kapal patroli Polri maka segera minta bantuan kepada antar fungsi, antar satuan dilingkungan Polri maupun instansi yang terkait dengan alat komunikasi yang ada.
e. Bunyi alarm di kapal patroli Polri sebagai tanda adanya laka di wilayah perairan : 1) Dengan bel alarm “ SATU PANJANG “ secara terus menerus selama 60 detik, diikuti dengan pengumuman “ KECELAKAAN DI LAUT “ di posisi….. sebanyak 3 kali secara berulang – ulang. 2) Dengan Lonceng, membunyikan lonceng dengan cara “ DUA KALI PUKULAN “ secara berulang – ulang selama 60 detik. 3) Dengan suling, dilaksanakan dengan cara meniup suling “ SATU KALI PANJANG “ 4) selama 60 detik secara berulang – ulang. Tanda aman, membunyikan bel alarm “ DUA KALI “ panjang selama 60 detik secara berulang – ulang.
(n) Penanggulangan kebakaran diatas kapal Pengertian Kebakaran Sejak dahulu api merupakan kebutuhan hidup manusia, dari hal kecil hingga hal besar. Sebagai salah satu contoh, api digunakan untuk memasak atau untuk pemakaian skala besar dalam industri dalam peleburan logam. Tetapi sudah tidak dapat dikendalikan lagi, api menjadi musuh manusia yang merupakan malapetaka dan dapat menimbulkan kerugian baik materi maupun jiwa manusia. Hal tersebut yang biasa disebut kebakaran. 4 / Surat Keputusan …..
Proses Kebakaran Kebakaran berawal dari proses reaksi oksidasi antara unsur Oksigen ( O 2 ), Panas dan Material yang mudah terbakar ( bahan bakar ). Keseimbangan unsur – unsur tersebutlah yang menyebabkan kebakaran. Berikut ini adalah definisi singkat mengenai unsur – unsur tersebut :
a. Oksigen Oksigen atau gas O 2 yang terdapat diudara bebas adalah unsur penting dalam pembakaran. Jumlah oksigen sangat menentukan kadar atau keaktifan pembakaran suatu benda. Kadar oksigen yang kurang dari 12 % tidak akan menimbulkan pembakaran.
b. Panas Panas menyebabkan suatu bahan mengalami perubahan suhu / temperatur, sehingga akhirnya mencapai titik nyala dan menjadi terbakar. Sumber – sumber panas tersebut dapat berupa sinar matahari, listrik, pusat energi mekanik, pusat reaksi kimia dan sebagainya.
Bahan yang mudah terbakar ( Bahan bakar ) Bahan tersebut memiliki titik nyala rendah yang merupakan temperatur terendah suatu bahan untuk dapat berubah menjadi uap dan akan menyala bila tersentuh api. Bahan makin mudah terbakar bila memiliki titik nyala yang makin rendah. Dari ketiga unsur – unsur di atas dapat digambarkan pada segitiga api.
Bahan Bakar
Oksigen Rantai reaksi Kimia
Panas
4 / Surat Keputusan …..
Proses kebakaran berlangsung melalui beberapa tahapan, yang masing – masing tahapan terjadi peningkatan suhu, yaitu perkembangan dari suatu rendah kemudian meningkat hingga mencapai puncaknya dan pada akhirnya berangsur – angsur menurun sampai saat bahan yang terbakar tersebut habis dan api menjadi mati atau padam. Pada umumnya kebakaran melalui dua tahapan, yaitu : a. Tahap Pertumbuhan ( Growth Period ) b. Tahap Pembakaran ( Steady Combustion ) Tahap tersebut dapat dilihat pada kurva suhu api di bawah ini.
1200 1000 800 T C 600 400 200 0 10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Growth Time ( Detik )
Gambar Kurva Suhu Api Pada suatu peristiwa kebakaran, terjadi perjalanan yang arahnya dipengaruhi oleh lidah api dan materi yang menjalarkan panas. Sifat penjalarannya biasanya kearah vertikal sampai batas tertentu yang tidak memungkinkan lagi penjalarannya, maka akan menjalar kearah horizontal. Karena sifat itu, maka kebakaran pada gedung – gedung bertingkat tinggi, api menjalar ketingkat yang lebih tinggi dari asal api tersebut. Saat yang paling mudah dalam memadamkan api adalah pada tahap pertumbuhan. Bila sudah mencapai tahap pembakaran, api akan sulit dipadamkan atau dikendalikan 4 / Surat Keputusan …..
Tabel Laju Pertumbuhan Kebakaran Klasifikasi Pertumbuhan
Waktu Pertumbuhan / Growth Time ( detik )
Tumbuh Lambat ( Slow Growth )
> 300
Tumbuh Sedang ( Moderete Growth )
150 – 300
Tumbuh Cepat ( Fast Growth )
80 – 150
Tumbuh Sangat Cepat (Very Fast Growth )
< 80
Klasifikasi Kebakaran Klasifikasi Kebakaran, Material dan Media Pemadam Kebakaran di Indonesia dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Klasifikasi Kebakaran RESIKO Class A
MATERIAL
ALAT PEMADAM
Kayu, kertas, kain
Dry Chemichal Multiporse dan ABC soda acid
Class B
Bensin, Minyak tanah, varnish
Dry Chemichal foam ( serbuk bubuk ), BCF (Bromoclorodiflour Methane), CO2, dan gas Hallon
Class C
Bahan
– bahan
seperti Dry Chemichal, CO2, gas Hallon dan BCF
asetelin, methane, propane dan gas alam Class D
Uranium,
magnesium
titanium
dan Metal x, metal guard, dry sand dan bubuk pryme
Dari keempat jenis kebakaran tersebut yang jarang ditemui adalah kelas D, biasanya untuk kelas A, B dan C alat pemadamnya dapat digunakan dalam satu tabunng / alat, kecuali bila diperlukan jenis khusus.
Penyebab Kebakaran 4 / Surat Keputusan …..
Berikut ini adalah penyebab kebakaran : 1. Manusia, kesalahan manusia dapat berupa kurang hati – hati dalam menggunakan alat yang dapat menimbulkan api atau kurangnya pengertian tentang bahaya kebakaran. Sebagai salah satu contoh merokok atau memasak.
2.
Alat, disebabkan karena kualitas alat yang rendah, cara penggunaan yang salah, pemasangan instalasi yang kurang memenuhi syarat. Sebagai contoh : pemakaian daya listrik yang berlebihan atau kebocoran.
3. Alam, sebagai contoh adalah panasnya matahari yang amat kuat dan terus menerus memancarkan panasnya sehingga dapat menimbulkan kebakaran. 4. Penyalaan sendiri, sebagai contoh adalah kebakaran kapal yang membawa bahan kimia akibat reaksi kimia yang disebabkan oleh kebocoran atau hubungan pendek listrik. 5. Kebakaran disengaja, seperti huru – hara, sabotase dan untuk mendapatkan asuransi ganti rugi.
Penggolongan penyebab kebakaran dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Penyebab Kebakaran
Alam
Kemajuan Teknologi
Perkembangan Penduduk
Matahari
Listrik
Ulah manusia :
Gempa bumi
Biologis
− sengaja
Petir
Kimia
− tidak sengaja
Gunug merapi
− awam ( ketidakpahaman )
Penyebab kebakaran dapat dilihat secara mendalam dari beberapa faktor berikut di bawah ini : a. Faktor Non Fisik ● Lemahnya peraturan perundang – undangan yang ada, serta kurangnya pengawasan terhadap pelaksanaannya ( Perda No. 3 Tahun 1992 ). ● Adanya kepentingan yang berbeda antar berbagai instansi yang berkaitan dengan usaha – usaha pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran. 4 / Surat Keputusan …..
37
37
Kondisi masyarakat yang kurang mematuhi peraturan perundang – undangan yang berlaku sebagai usaha pencegahan terhadap bahaya kebakaran. ● Lemahnya usaha pencegahan terhadap bahaya kebakaran pada kapal yang dikaitkan dengan faktor ekonomi, dimana pemilik kapal terlalu mengejar keuntungan dengan cara melanggar peraturan yang berlaku. ● Dana yang cukup besar untuk menanggulangi bahaya kebakaran pada bangunan Kapal terutama Kapal besar. b. Faktor Fisik ● Keterbatasan jumlah personil dan unit pemadam kebakaran serta peralatan. ● Kondisi Kapal. ● Kondisi lalu lintas pelayaran yang tidak menunjang dalam penanggulangan bahaya kebakaran.
Pola Meluasnya Kebakaran Dari segi cara api meluas dan menyala, yang menentukan ialah meluasnya kebakaran. Bedanya antara kebakaran besar dan kebakaran kecil sebetulnya hanya terletak pada cara meluasnya api tersebut. Perhitungan secara kuantitatif tentang cara meluasnya kebakaran sukar untuk ditentukan. Tetapi berdasarkan penyelidikan – penyelidikan, kiranya dapat diperkirakan pola cara meluasnya kebakaran itu sebagai berikut :
a. Konveksi ( Convection ) atau perpindahan panas karena pengaruh aliran,
disebabkan
karena molekul tinggi mengalir ke tempat yang bertemperatur lebih rendah dan menyerahkan panasnya pada molekul yang bertemperatur lebih rendah. »
Panas dan gas akan bergerak dengan cepat ke atas ( langit – langit atau bagian dinding sebelah atas yang menambah terjadinya sumber nyala yang baru ).
»
Panas dan gas akan bergerak dengan cepat melalui dan mencari lubang – lubang vertikal seperti cerobong, pipa – pipa, ruang tangga lubang lift, dsb.
»
Bila jalan arah vertikal terkekang, api akan menjalar kearah horizontal melalui ruang bebas, ruang langit – langit, saluran pipa atau lubang – lubang lain di dinding kapal.
>> Bila Jalan …..
»
Udara panas yang mengembang, dapat mengakibatkan tekanan kepada pintu, jendela atau bahan – bahan yang kurang kuat dan mencari lubang lainnya untuk ditembus.
b. Konduksi ( Conduction ) atau perpindahan panas karena pengaruh sentuhan langsung dari bagian temperatur tinggi ke temperatur rendah di dalam suatu medium. »
Panas akan disalurkan melalui pipa – pipa besi, saluran atau melalui unsur kontruksi lainnya diseluruh bagian Kapal.
»
Karena sifatnya meluas, maka perluasan tersebut dapat mengakibatkan keretakan di dalam kontruksi yang akan memberikan peluang baru untuk penjalaran kebakaran.
c. Radiasi ( Radiation ) atau perpindahan panas yang bertemperatur tinggi kebenda yang bertemperatur rendah bila benda dipisahkan dalam ruang karena pancaran sinar dan gelombang elektromagnetik. Permukaan suatu kapal tidak mustahil terbuat dari bahan – bahan yang bila terkena panas akan menimbulkan api. »
Karena udara itu mengembang ke atas, maka langit – langit dan dinding bagian kapal akan terkena panas terlebih dahulu dan paling kritis. Bahan bangunan kapal yang digunakan untuk itu sebaiknya ialah yang angka penigkatan perluasan apinya ( flemespread ratings ) rendah.
»
Nyala mendadak ( flash-over ) yang disebabkan oleh permukaan dan sifat bahan bangunan kapal yang sangat mudah termakan api, adalah gejala yang umum di dalam suatu kebakaran. Kalau suhu meningkat sampai ± 425 0 C atau gas – gas yang sudah kehausan zat asam tiba – tiba dapat tambahan zat asam, maka akan menjadi nyala api yang mendadak, dan membesarnya bukan saja secara setempat tetapi meliputi beberapa tempat.
»
Sama halnya dengan cerobong sebagai penyalur ke luar dari gas – gas panas yang mengakibatkan adanya bagian kosong udara di dalam ruangan ( yang berarti pula menarik zat asam ), semua bagian – bagian yang sempit atau lorong – lorong vertikal di dalam kapal bersifat sebagai cerobong, dan dapat memperbesar nyala api, terutama kalau ada kesempatan zat asam membantu pula perluasan api tersebut. 4 / Surat Keputusan …..
Cara Pemadaman. Dari pengertian tentang penyebab kebakaran maka dapat ditemukan sistem pemadaman api, yaitu : a. Cara penguraian, adalah sistem pemadaman dengan cara memisahakan / menjauhkan benda – benda yang dapat terbakar. Contohnya, bila terjadi kebakaran dalam kapal, yang terdekat dengan sumber api harus segera dibongkar / dimatikan. b. Cara pendinginan, adalah sistem pemadaman dengan cara menurunkan panas. Contoh, penyemprotan air ( bahan pokok pemadam ) pada benda yang terbakar. c. Cara isolasi, adalah sistem pemadaman dengan cara mengurangi kadar O 2 pada lokasi sekitar benda- benda terbakar. Sistem ini disebut juga dengan sistem lokalisasi, yaitu dengan membatasi / menutupi benda – enda yang terbakar agar tidak bereaksi dengan O 2, contohnya : ▪
Menutup benda – benda yang terbakar dengan karung yang dibasahi air, misalnya pada kebakaran yang bermula dari kompor.
▪
Menimbun benda – benda yang terbakar dengan pasir atau tanah.
▪
Menyemprotkan bahan kimia yaitu dengan alat pemadam jenis CO 2
Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Pemadam Kebakaran Pemeriksaan Sistem Pemadam Kebakaran Pada tahapan ini ada 2 macam pemeriksaan yang perlu dilakukan, yaitu : a. Pemeriksaan Sebagian – sebagian
Pemeriksaan ini perlu dilakukan sebelum sesuatu bagian dari sistem pemadam kebakaran ditanam kapal atau sebelum diletakan diantara plafond dengan plat lantai. Kesemua ini harus dilakukan disaat proses pembangunan kapal agar pemeriksaan dapat dilakukan lebih baik. b. Pemeriksaan Keseluruhan
4 / Surat Keputusan …..
Pemeriksaan ini dilaksanakan apabila seluruh sistem telah terpasang dan kapal telah mencapai penyelesaian sebesar 75 % dari rencana keseluruhan.
Pengujian Sistem Pemadam Kebakaran
Pengujian umumnya dilakukan atas masing – masing jenis alat dan fungsi dari seluruh sistem setelah selesai pemasangan.
a. Pengujian Tekanan Pada pengujian tekanan ini perlu diketahui apakah pengujian sampai kesemua bagian dari sistem instalasi pipa pemadam kebakaran tersebut. Cara pelaksanaannya yaitu dengan : menjalankan pompa penguji untuk menghantarkan tekanan air kesemua pipa cabang dan membuka semua katup untuk sementara agar dapat diketahui apakah tekanan air yang masuk pada tiap – tiap pipa cabang sesuai dengan yang diinginkan dan selama pengujian berlangsung tidak boleh terjadi perubahan / penurunan tekanan. b. Pengujian Tangki Setelah selesai dibangun atau dipasang, tangki harus dibersihkan secara baik dan kemudian diisi dengan air untuk memeriksa adanya kebocoran, dan pada pengujian ini tangki harus tidak menunjukan gejala – gejala adanya kebocoran sekurang – kurangnya selama 24 jam.
b. Pengujian Pipa dan Aliran Pada pengujian ini aliran harus benar – benar lancar sehingga debit aliran masuk mendekati / sama dengan debit aliran keluar. Jika hal tersebut tidak terpenuhi maka sistem instalasi harus diperiksa ulang untuk menjamin bahwa sistem yang dipasang dapat berfungsi dengan baik. d. Pengujian Sistem Automatisasi Sprinkler
Cara ini dapat dilakukan hanya pada bagian dari beberapa sprinkler, yaitu dengan cara memanaskan sprinkler head, pada temperatur tertentu tabung kaca sprinkler head akan 4 / Surat Keputusan …..
pecah dan katup akan terbuka sehingga air akan terpancar keluar melalui lubang – lubang sprinkler head. e. Pengujian Katup Pengujian katup secara khusus dilaksanakan, walaupun pengujian pada katup sudah tercakup pada pengujian aliran pada pipa.
(o) Tolak Sandar Kapal Patroli
Peran tolak sandar di atas kapal dilaksanakan pada saat kapal akan meninggalkan pelabuhan ( dermaga ) dan pada saat kapal akan merapat ke dermaga. Peran tolak sandar dilaksanakan dibawah komando dan pengendalian Komandan Kapal yang dibantu Perwira Nautika yang diawali dengan tanda isyarat bunyi taitu tiga kali tiup panjang ( ------ ------ ------ ). Setelah terdengar tanda isyarat ini maka dengan segera setiap ABK menuju tempatnya masing – masing sesuai tugas dan tanggung jawabnya. a. One Hour Notice / Satu Jam Persiapan One Hour Notice adalah suatu pemberitahuan untuk semua ABK agar seluruh ABK stanby di posisinya masing – masing, yang diberikan satu jam sebelum kapal akan merapat atau meninggalkan dermaga, serta untuk mengecek keplengkapan jumlah anggota. Seluruh ABK harus sudah siap dengan pakaian seragam ( PDH, PDL, atau Wear Pack ) untuk menerima arahan kegiatan selanjutnya. Persiapan yang dilakukan : 1. Bagian Mesin a) Cek bahan bakar dan minyak pelumas. b) Menghidupkan dan memanasi motor induk. c) Menghidupkan motor bantu ( generator ). d) Cek semua kondisi di kamar mesin dan melaporkan kepada Komandan Kapal bila ada masalah. e) Mencoba telegraph / handle mesin di anjungan. f)
Bila sudah siap segera melapor ke Komandan Kapal.
2. Persiapan di Anjungan. a) Menyiapkan Peta dan Daftar Pasang Surut. 4 / Surat Keputusan …..
Membuat garis haluan yang aman dan efektif serta melaporkan kepada Komandan Kapal bila diperlukan adanya perubahan. b) Menyiapkan peralatan navigasi. -
Menyalakan RADAR.
-
Menyalakan GPS.
-
Menyalakan ECHO SOUNDER.
c) Mengecek lampu navigasi d) Menyalakan dan mencoba system kemudi. e) Menyiapkan Binokuler / teropong. 3. Persiapan bagian dek a) Menyiapkan tali –temali di haluan dan buritan baik tali tros maupun spring , termasuk tali buangan. b) Menyiapkkan dapra. c) Menyalakan dan mencoba mesin winch di haluan dan buritan. 4. Persiapan Radio a) Menyiapkan peralatan komunikasi seperti HT, radio VHF dan SSB. b) Meminta informasi kepada Kepanduan tentang alur lalu – lintas pelayaran dan informasi keadaan cuaca. c) Menyiapkan suling kapal dan mencobanya.
5. Bila ada masalah segera melaporkannya ke Komandan Kapal. Pembagian Peran dan tugas ABK kapal Polisi pada saat pelaksanaan peran tolak sandar adalah sebagai berikut : a) Komandan Kapal. Pemegang komando dan pengendalian. b) Bintara Nautika. 1) Membantu Komandan Kapal dalam rangka olah gerak kapal. 2) Memegang kemudi dalam rangka olah gerak kapal. 3) Melaksanakan dan mengulangi aba – aba kemudi. c) Bintara Operator Radio dan Telekomunikasi.
4 / Surat Keputusan …..
Menyiapkan peralatan komunikasi dan melaksanakan hubungan radio dengan kepanduan setempat mengenai alur pelayaran pelabuhan serta hubungan antar kapal. Peralatan komunikasi yang digunakan antara lain : HT untuk komunikasi intern kapal, Radio VHF untuk komunikasi antar kapal. d) Bintara Teknik Memegang handle mesin motor kapal patroli Polisi dan melaksanakan serta mengulangi aba- aba dari Komandan Kapal.
dikeluarkan di : Jakarta pada tanggal
:
Desember 2011
DIR POL AIR POLDA METRO JAYA
Drs. EDISON SITORUS, MH KOMISARIS BESAR POLISI NRP 66120397
4 / Surat Keputusan …..