mikroorganisme (virus, bakteri), iritasi atau reaksi alergi. Konjungtivitis ditularkan melalui kontak langsung dengan sumber infeksi. Penyakit ini dapat menyerang semua umur. 2. Tujuan
Sebagai acuan Dokter melakukan pengelolaan kolestisiasis pada pasien yang meliputi. 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana 3. Penegakan diagnosis 4. Rencana penatalaksanaan
3. Kebijakan
SK kepala Puskesmas Kalumpang
4. Referensi
PERMENKES NO 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
5. Peralatan dan perlengkapan
a. Lup b. Laboratorium sederhanauntuk pemeriksaan Giemsa c. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan Gram d. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan dengan metilen blue
6. Prosedur dan langka-langka
Hasil Anamnesis (Subjective): Keluhan Pasien datang dengan keluhan mata merah, rasa mengganjal, gatal dan berair, kadang disertai sekret. Umumnya tanpa disertai penurunan tajam penglihatan. Faktor Risiko a. Daya tahan tubuh yang menurun b. Adanya riwayat atopi c. Penggunaan kontak lens dengan perawatan yang tidak baik d. Higiene personal yang buruk
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective): Pemeriksaan Fisik Oftalmologi a. Tajam penglihatan normal b. Injeksi konjungtiva c. Dapat disertai edema kelopak, kemosis d. Eksudasi; eksudat dapat serous, mukopurulen atau purulen tergantung penyebab. e. Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan folikel, papil atau papil raksasa, flikten, membran dan pseudomembran. Penegakan Diagnosis (Assessment): Diagnosis Klinis Konjungtivitis berdasarkan etiologi. -Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi. Klasifikasi Konjungtivitis : a. Konjungtivitis bakterial Konjungtiva hiperemis, secret purulent atau mukopurulen dapat disertai membrane atau pseudomembran di konjungtiva tarsal. b. Konjungtivitis viral Konjungtiva hiperemis, secret umumnya mukoserous, dan pembesaran kelenjar preaurikular c. Konjungtivitis alergi Konjungtiva hiperemis, riwayat atopi atau alergi, dan keluhan gatal Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan): Penatalaksanaan a. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit b. Sekret mata dibersihkan. c. Pemberian obat mata topikal : - 1. Pada infeksi bakteri: Kloramfenikol tetes sebanyak 1 tetes 6 kali sehari atau salep mata 3 kali sehari selama 3 hari. - 2. Pada alergi diberikan flumetolon tetes mata dua kali sehari selama 2 minggu. - 3. Pada konjungtivitis gonore diberikan kloramfenikol tetes mata 0,51%sebanyak 1 tetes tiap jam dan suntikan pada bayi diberikan 50.000 U/kgBB tiap hari sampai tidak ditemukan kuman GO pada sediaan apus selama 3 hari berturut-turut. - 4. Konjungtivitis viral diberikan salep Acyclovir 3% lima kali sehari selama 10 hari. Konseling dan Edukasi Memberi informasi pada keluarga dan pasien mengenai: a. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih. b. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya. c. Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitar.
Kriteria rujukan a. Pada bayi dengan konjungtivitis gonore jika terjadi komplikasi pada kornea dilakukan rujukan ke spesialis mata. b. Konjungtivitis alergi dan viral tidak ada perbaikan dalam 2 minggu rujuk ke spesialis mata. c. Konjungtivitis bakteri tidak ada perbaikan dalam 1 minggu rujuk ke spesialis mata.
7. Distribusi
Loket Poliklinik Laboratorium Farmasi Rumah Sakit
8. Dokumen terkait
-Status pasien/Rekam medic -lembar hasil laboraturium -Surat rujukan