SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET MARMET TERHADAP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI ASI PADA IBU YANG BERMASALAH DALAM PRODUKSI ASI DI RSU Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI BUKITTINGGI TAHUN TAHUN 2015
REZA APRIANI SAPUTRI 1104142010239
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKes STIKes YARSI YARSI SUMBAR SUMBAR BUKITTINGGI 2015
SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI ASI PADA IBU YANG BERMASALAH DALAM PRODUKSI ASI DI RSU Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi S1 Keperawatan STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi
REZA APRIANI SAPUTRI 11041420210239
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKes YARSI SUMBAR BUKITTINGGI TAHUN 2015
SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI ASI PADA IBU YANG BERMASALAH DALAM PRODUKSI ASI DI RSU Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi S1 Keperawatan STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi
REZA APRIANI SAPUTRI 11041420210239
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKes YARSI SUMBAR BUKITTINGGI TAHUN 2015
HALAMAN PENGESAHAN
Skrip Skripsi si ini ini dia diaju juka kan n ole oleh h : Nama
: Reza Apriani Saputri
NIM
: 1104142010239
Program Studi
: S1 Keperawatan
Judul Proposal
: Pengaruh te teknik ma marmet te terhadap pe peningkatan produksi ASI pada ibu yang bemasalah dalam produksi ASI di Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi pada tahun 2015.
Telah berhasil berhasil dipertahan dipertahankan kan di hadapan hadapan Dewan Dewan Penguji Penguji dan diterima diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi Dewan Penguji Pembimbing I
: Wisnatul Izzati SST, M.Kes
(
)
Pembimbing II
: Ns. Aulia Putri, S.Kep
(
)
Penguji I
: Dra. Eliza Anas, MS
(
)
Penguji II
: Ns. Liza Merianti, S.Kep
(
)
Dite itetap tapkan di
: STIKes YARSI Sumbar Bukittin tinggi
Tanggal
: 11 Juli 2015
KATA KATA PENGA PENGANTA NTAR R
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini yang berjudul “Pengaruh teknik marmet terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu yang yang bema bemasala salah h dalam dalam produks produksii ASI di Rum Rumah ah Sakit Sakit Dr. Dr. Acham Achamad ad Mochtar Bukittinggi pada tahun 2015”.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Yarsi Bukittinggi. Peneliti Peneliti menyadari bahwa, bahwa, tanpa bantuan dan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan kesempatan kali ini izin kan peneliti mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Ns. Marlina Andriani, S.Kep, M.Kep M.Kep selaku ketua STIKes STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi. 2. Ibu Ns. Sri Hayulita, S.Kep selaku selaku ketua Program Studi S1 Keperawatan STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi. 3. Ibu Ns. Wiznatu Wiznatull Izzati, Izzati, S.Kep S.Kep.. MNS selaku selaku pembimbi pembimbing ng I yang yang telah telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Ns. Aulia Putri, S.Kep S.Kep selaku pembimbing II yang yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Kepala Rumah Sakit Sakit Dr. Achmad Achmad Mochtar Mochtar Bukittinggi yang yang telah memberikan izin dan membantu peneliti dalam mengumpulkan data. 6. Teristimewa buat orang tua tercinta, serta keluarga yang telah telah memberikan dukungan baik material, maupun moral moral dan telah memberikan memberikan dorongan dorongan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan menyelesaikan skripsi ini.
7. Semua sahabat sahabat dan rekan-rekan yang yang senasib senasib dan seperjuangan seperjuangan dalam dalam penulisan proposal ini serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, peneliti berharap Allah Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Peneliti juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dimasa yang akan datang. Semoga skripsi skripsi ini membawa banyak manfaat bagi pengembangan pengembangan ilmu.
Bukittinggi, 04 Juli 2015
Peneliti
LEMBARAN PERSETUJUAN LISENSI PUBLIKASI SKRIPSI STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGI
Judul
: Pengaruh Teknik Marnet Terhadapp Peningkatan Produksi ASI pada Ibu yang Bermasalah dalam Jumlah Produksi ASI di RS Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2015
Nama Mahasiswa
: Reza Apriani Saputri
Program Studi
: S1 Keperawatan
Tahun Lulus
: 2015
Pembimbing Skripsi
1. Wiznatul Izzati, SST, M.Kes 2. Ns. Aulia Putri, S.Kep
Dengan ini saya memberikan kewenangan kepada STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi untuk menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data ( database) dan mempublikasikan karya ilmiah saya bagi keperluan akademik tanpa adanya pembatasan waktu dan jumlah penggunaannya. Selain itu skripsi ini dapat dibaca atau digunakan oleh para pengguna atau mahasiswa lain yang berkepentingan. Bukittinggi, 11 Juli 2015
Tanda Tangan Mahasiswa : Reza Apriani Saputri 1104142010239
Tanda Tangan Pembimbing 1 : Wizzatul Izzaty SST, M.Kes
Tanda Tangan Pembimbing 2 : Ns. Aulia Putri, S.Kep
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik STIKes YARSI Sumbar Bukittinggi, saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Reza Apriani Saputri
NIM
: 1104142010239
Program Studi : S1Keperawatan Jenis karya
: Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi Hak Bebas Royalti Noneksklusif ( Nonexclusive Royalty-Free Right ) atas karya ilmiah saya yang berjudul : “Pengaruh Teknik Marnet Terhadapp Peningkatan Produksi ASI pada Ibu yang Bermasalah dalam Jumlah Produksi ASI di RS Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2015” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas royalti noneksklusif
ini
STIKes
Yarsi
Sumbar
Bukittinggi
berhak
menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data ( database), merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemiliki hak cipta
demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi
Pada tanggal : 5 Juli 2015
Yang menyatakan
(Reza Apriani Saputri)
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi S1 Keperawatan Skripsi, Juni 2015 Reza Apriani Saputri Pengaruh Teknik Marmet Terhadap Peningkatan Produksi ASI pada Ibu Yang Bermasalah Dalam Jumlah ASI di Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2015 xviii + 57 Halaman, Gambar 11, Tabel 4, 12 lampiran ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi penurunan jumlah produksi ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan dan rendahnya cakupan pemberian ASI secara eksklusif, tahun 2013 cakupan ASI eksklusif hanya 40.08% dan belum memenuhi target WHO yaitu 50%. Di RSAM Bukittinggi banyak ibu yang ASInya hanya keluar sedikt dan bahkan ada ASInya yang tidak keluar sama sekali. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik marmet terhadap peningkatan produksi ASI. Jenis penelitian ini pre eksperimental dengan rancangan pretest dan post test design. Populasinya adalah seluruh ibu primipara yang bermasalah dalam jumlah produksi ASI. Sampel 15 ibu primipara yang diambil secara purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakir Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi mulai 29 juni-1 juli 2015. Data dianalisis dengan paired sample t test. Hasil penelitian ini adalah ada pengaruh teknik marmet terhadap peningkatan produksi ASI dengan p = 0,001 yang berarti < 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini ada pengaruh teknik marmet terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu yang bermasalah dalam jumlah produksi ASI.
Kata Kunci : ASI, Teknik marmet, Primipara, produksi ASI Kepustakaan: 32 (2003-2014)
Nursing Science Collage Of Health Sciences Yarsi West Sumatera Bukittinggi Bachelor of Nursing Thesis, June 2015-07-27 Reza Apriani Saputri Effectivity Marmet Technique to increase milk production in women have less breast-milk production at RS Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi 2015 xviii + 57 page + 11 picture + 4 tables, 12 Appendixs ABSTRACT
This research background was the deflation of breast-milk production during the first day after birth dan low coverage of exclusive breastfeeding. Exclusive breastfeeding in 2013 coverage is only 40.08 % and do not meet the WHO target of 50 %. At RS Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi many mother who breast milk out a little and even there her milk does not come out at all. The purpose of this study was to determine the effect marmet technique to increase milk production. This type of pre-experimental research with pretest dan posttest design. The population is all primiparous mother are problem in the amount of milk production. 15 samples of primiparous mother were taken by purposive sampling. This research was conducted at the RS Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi from 25 may – 1 july 2015. Data were analyzed by paired sample t test. Result of this study was not influence marmet technique to increase milk production with significant p = 0.001
Keyworlds : breastfeeding, Marmet Technique, Primiparous Bilbiography : 32 (2003-2014)
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL....................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN LISENSI PUBLIKASI SKRIPSI.................. ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................ iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv KATA PENGANTAR .................................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix DAFTAR TABEL........................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................................................... 1 B. Rumusan masalah ................................................................................... 5 C. Tujuan penelitian..................................................................................... 6 1. Tujuan umum ..................................................................................... 6 2. Tujuan khusus .................................................................................... 6 D. Manfaat penelitian................................................................................... 6 1. Bagi peneliti ....................................................................................... 6 2. Bagi institusi pendidikan .................................................................... 7 3. Bagi rumah sakit................................................................................. 7 4. Bagi responden................................................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Menyusui ................................................................................... 8 1. Definisi ASI dan Menyusui................................................................ 8 2. Pengelompokan (Stadium) ASI.......................................................... 9 3. Manfaat Menyusui.............................................................................. 9 4. Masalah-Masalah dalam Menyusui.................................................... 15 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI............................. 23
B. Teknik Marmet........................................................................................ 27 1. Pengertian Teknik Marmet................................................................ 27 2. Manfaat Teknik Marmet ................................................................... 28 3. Langkah-Langkah Teknik Marmet ................................................... 29 4. Skema cara kerja teknik marmet terhadap peningkatan produksi ASI ................................................................................................... 35 BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka konsep..................................................................................... 36 B. Hipotesa penelitian.................................................................................. 36 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian........................................................................................ 37 B. Tempat dan waktu penelitian .................................................................. 37 1. Tempat penelitian ............................................................................... 37 2. Waktu penelitian ................................................................................ 38 C. Populasi dan sampel................................................................................ 38 1. Populasi .............................................................................................. 38 2. Sampel................................................................................................ 38 D. Kriteria inklusi dan ekslusi ..................................................................... 38 1. Kriteria inklusi.................................................................................... 38 2. Kriteria ekslusi ................................................................................... 39 E. Defenisi operasional................................................................................ 39 F. Instrumen penelitian................................................................................ 40 1. Teknik Marmet................................................................................... 40 2. Produksi ASI ...................................................................................... 40 G. Etika penelitian ....................................................................................... 40 1. Informed consent................................................................................ 41 2. Anonimity........................................................................................... 41 3. Confidentiality.................................................................................... 41 H. Metode pengumpulan data ..................................................................... 41 1. Cara pengumpulan data...................................................................... 41 2. Pengolahan data.................................................................................. 45
I. Analisa data ............................................................................................ 45 1. Analisa univariat ................................................................................ 46 2. Analisa bivariat .................................................................................. 46 BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaram umum lokasi penelitian...................................................... 47 B. Analisa Univariat.................................................................................. 47 1. Jumlah prosuksi ASI sebelum teknik marmet ................................ 48 2. Jumlah produksi ASI sesudah teknik marmet ................................ 48 C. Analisa Bivariat .................................................................................... 49 BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat .................................................................................. 51 1. Jumlah produksi ASI sebelum teknik marmet................................. 51 2. Jumlah produksi ASI sesudah teknik marmet.................................. 53 B. Analisa Bivariat .................................................................................... 54 1. Perbedaan rata-rata jumlah produksi ASI sebelum dan sesudah dilakukan teknik marmet.................................................................. 54 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................................... 56 B. Saran ..................................................................................................... 56 C. Keterbatasan penelitian ........................................................................ 57 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Posisi “C” ............................................................................................ 29 Gambar 2.2. Posisi yang dihindari ........................................................................... 30 Gambar 2.3. Gerakan menekan payudara................................................................. 30 Gambar 2.4. Gerakan memutar................................................................................. 31 Gambar 2.5. Gerakan mendorong kedepan ............................................................. 31 Gambar 2.6. Posisi jari sesuai jarum jam ................................................................ 32 Gambar 2.7. Gerakan yang dihindari........................................................................ 32 Gambar 2.8. Gerakan pijat, tekan dan goyangkan payudara .................................... 32 Gambar 3.1. Kerangka Konsep................................................................................. 36 Gambar 4.1. Desain Penelitian ................................................................................. 39 Gambar 4.2. Alur Perizinan Penelitian..................................................................... 42
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Defenisi Operasional ............................................................................... 43 Tabel 5.1. Distribusi rata-rata jumlah produksi ASI sebelum teknik marmet ..........46 Tabel 5.2. Distribusi rata-rata jumlah produksi ASI sesudah teknik marmet.......... 46 Tabel 5.3. Perbedaan distribusi rata-rata jumlah produksi ASI sebelum dan sesudah teknik marmet......................................................................47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
:
Jadwal Kegiatan Penelitian
Lampiran 2
:
Curriculum Vitae
Lampiran 3
:
Lembar Konsul Skripsi
Lampiran 4
:
Surat Izin Selesai Penelitian
Lampiran 5
:
Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 6
:
Informed Consent
Lampiran 7
:
SOP Teknik Marmet
Lampiran 8
:
Lembaran observasi jumlah produksi ASI
Lampiran 9
:
Lembar Observasi jumlah produksi ASI
Lampriran 10
:
Pengambilan sampel dengan Gpower
Lampiran 11
:
Master Tabel
Lampiran 12
:
Output SPSS
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Saat ini banyak bayi yang tidak mendapatkan ASI secara eksklusif yang disebabkan oleh banyaknya ibu yang bermasalah dalam jumlah produksi ASI. Jumlah
produksi
ASI
yang kurang
akan
menyebabkan
tidak
akan
terlaksananya pemberian ASI secara eksklusif. Tidak terlaksananya pemberian ASI secara eksklusif akan berdampak kepada bayi, salah satunya masalah kekebalan tubuh yang akan berakibat pada banyaknya bayi yang mudah terjangkit penyakit infeksi dan akan berakibat pada tingginya angka kematian bayi (AKB). United Nations International Children’s Fund
(UNICEF)
menyatakan
bahwa kematian sekitar 30,000 anak Indonesia setiap tahunnya dapat dicegah melalui pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama 6 bulan semenjak kelahiran bayi (Roesli, 2008). WHO merekomendasikan agar bayi baru lahir mendapatkan ASI eksklusif, sebab ASI adalah nutrisi alami yang terbaik bagi bayi dengan gizi yang paling sesuai untuk pertumbuhan optimal (Hegar, 2008). ASI telah terbukti mempunyai keunggulan yang tidak bisa digantikan dengan susu manapun, karena ASI mengandung zat gizi yang selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi, sehingga akan sulit terserang oleh penyakit karena ASI juga berfungsi sebagai imunitas (kekebalan). Besarnya manfaat pemberian ASI itu sendiri, dalam kenyataannya tidak diimbangi dengan perilaku menyusui karena angka menyusui masih sangat buruk.
Menurut UNICEF angka menyusui di dunia masih sangat buruk, untuk tahun 2012 tingkat menyusui hanya 28%, dan menghasilkan temuan setelah dilakukan evaluasi di 139 negara hanya 20% negara yang diteliti mempraktekkan pemberian ASI secara eksklusif. Di Indonesia sendiri pada tahun 2012 cakupan pemberian ASI secara eksklusif menurun dari 38.5% menjadi 37.9% (Kemenkes, 2012). Sedangkan pada tahun 2013 menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan cakupan pemberian ASI di Indonesia hanya 40.08% (Depkes, 2012). Meskipun angka menyusui berdasarkan data diatas tidak terlalu rendah tetapi angka menyusui tersebut masih belum memenuhi target menurut WHO yaitu 50%. Cakupan pemberian ASI secara eksklusif yang masih rendah disebabkan oleh berbagai faktor, pada persalinan dini misalnya putting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat dan mastitis atau abses. Selain beberapa masalah diatas paritas juga dapat mempengaruhi produksi ASI sesuai dengan penelitian yang dilakukan Iskandar (1987) menyatakan bahwa hubungan paritas dengan pemberian kolostrum menyebutkan bahwa jumlah paritas tinggi cenderung memberikan kolostrum pada bayi dibandingkan dengan paritas rendah (Nurliawati, 2010). Penelitian ini didukung oleh Suradi (1992) bahwa ASI lebih cepat keluar pada multipara daripada primipara (Nurliawati, 2010). Penelitian Madjid (2003) menyimpulkan bahwa ibu-ibu yang baru pertama kali mempunyai anak (primipara) memiliki masalahmasalah
menyusui,
berbeda
sebelumnya (Nurliawati, 2010).
dengan
ibu-ibu
yang
sudah
menyusui
Sedangkan untuk masalah menyusui dalam persalinan lanjut adalah sindrom ASI kurang dan ibu yang bekerja. Selain hal-hal tersebut, ada keadaan-keadaan khusus yang menghambat ibu menyusui seperti: ibu yang melahirkan dengan sectio caesarea, ibu yang menderita AIDS, TB paru, diabetes dan ibu yang memerlukan pengobatan. Sedangkan pada bayi yang menyebabkan terhambatnya proses pemberian ASI eksklusif karena bayi sering menangis, bayi bingung putting, bayi dengan kondisi tertentu (BBLR, ikterik, bibir sumbing, kembar) (Suradi, 2014). Hal ini menunjukkan bahwa proses menyusui secara global masih buruk, yang disebabkan oleh banyak faktor, baik dari faktor ibu maupun dari faktor bayinya sendiri. Masalah menyusui ini akan berakibat pada penurunan produksi ASI karena dengan adanya masalah menyusui maka proses menyusui akan jarang atau tidak dilakukan sama sekali. Akibatnya, akan berkurangnya rangsangan hormon prolaktin dan oksitosin yang sangat berperan dalam kelancaran produksi ASI. Penelitian yang dilakukan oleh Blair (2003) menunjukkan bahwa pada 95 ibu post partum yang menyusui bayinya ditemukan produksi ASInya menurun jika rangsangan hisapan bayi menurun atau berkurang (Mardiyaningsih, 2011). Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Pace (2001) menunjukkan bahwa penurunan hisapan bayi juga menurunkan stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin (Murdiyaningsih, 2011). Penurunan produksi ASI dapat diatasi dengan berbagai teknik salah satunya sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardiyaningsih et al., (2011) tentang efektifitas kombinasi teknik marmet dan pijat oksitosin terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu post sectio caesarea dirumah
sakit diwilayah Jawa Tengah. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa teknik marmet lebih efektif dalam meningkatkan produksi ASI pada ibu post sectio caesarea karena teknik marmet langsung merangsang pengeluaran ASI
didaerah sinus laktiferus dengan cara memijat langsung didaerah payudara. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Mulyani (2013) juga berpendapat bahwa ada peningkatan dalam produksi ASI pada ibu yang melakukan massage depan pada payudara dibandingkan produksi ASI sebelum ibu
melakukan massage depan. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati et al., (2013) juga menunjukan dari penelitian yang dilakukan bahwa teknik marmet juga lebih bermanfaat untuk meningkatkan produksi ASI. Berdasarkan beberapa penelitian diatas, maka teknik marmet lebih efektif dalam meningkatkan produksi ASI. Teknik marmet atau Cloe marmet merupakan perpaduan antara memompa dan memijat payudara sehingga reflek keluarnya ASI bisa optimal. Teknik marmet ini pada prinsipnya bertujuan untuk mengosongkan ASI di sinus laktiferus yang akan merangsang hormon prolaktin (Roesli, 2010). Jika
teknik ini dilakukan dengan efektif dan tepat maka tidak akan terjadi masalah dalam produksi ASI maupun cara mengeluarkannya sehingga bayi akan tetap mendapatkan ASI eksklusif dan penggunaan susu formula
dihari-hari
pertama melahirkan dapat dihindari (Soraya, 2006). Berdasarkan survey awal yang dilakukan di Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi yang merupakan salah satu rumah sakit terbesar di Bukittinggi dan rumah sakit rujukan untuk wilayah Bukittinggi. Selain itu, karena angka persalinan yang tinggi di Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar
pada tahun 2014 cukup tinggi yaitu angka kejadiannya sebesar 805 kasus. Dari survey awal yang peneliti lakukan diruang rawat kebidanan, dengan melakukan wawancara pada 10 ibu primipara yang 1 sampai 3 hari setelah melahirkan. Dari 10 ibu, 7 ibu mengatakan ASInya belum keluar setelah melahirkan dan 3 ibu lainnya mengatakan ASInya keluar hanya sedikit. Ibu yang ASInya tidak keluar mengatakan payudaranya terasa penuh dan padat, payudara ibu juga terasa sakit saat tersentuh. Pada bayinya sendiri, bayi telihat rewel dan merengek-rengek dan ibu menganggap bahwa bayinya merasa lapar. Tapi karena ASI ibu tidak ada, untuk mengatasinya ibu-ibu tersebut mengatakan bayinya diberikan susu formula. Berdasarkan masalah diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh teknik marmet terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu yang bemasalah dalam jumlah produksi ASI di Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi pada tahun 2015. B. RUMUSAN MASALAH
Teknik marmet adalah teknik kombinasi antara memompa dan memijat payudara sehingga reflek keluarnya ASI dapat optimal. Tujuan dari teknik marmet ini adalah untuk mengosongkan ASI dari sinus laktiferus sehingga akan menyebabkan peningkatan produksi ASI. Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti tertarik membahas lebih lanjut mengenai teknik marmet. Berdasarkan uraian dari latar belakanag diatas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu: “ Apakah ada pengaruh teknik marmet terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu yang bemasalah dalam jumlah produksi ASI di Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh teknik marmet terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu yang bemasalah dalam jumlah produksi ASI di Rumah Sakit Dr. Achamad Mochtar Bukittinggi pada tahun 2015. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui jumlah produksi ASI sebelum dilakukan teknik marmet pada ibu yang bemasalah dalam jumlah produksi ASI di Rumah Sakit Dr. Achamad Mochtar Bukittinggi pada tahun 2015. b.
Mengetahui jumlah produksi ASI sesudah dilakukan teknik marmet pada ibu yang bemasalah dalam jumlah produksi ASI di Rumah Sakit Dr. Achamad Mochtar Bukittinggi pada tahun 2015.
c. Mengetahui perbedaan jumlah produksi ASI sebelum dan sesudah dilakukan teknik marmet pada ibu yang bemasalah dalam jumlah produksi ASI di Rumah Sakit Dr. Achamad Mochtar Bukittinggi pada tahun 2015. D. MANFAAT PENELITIAN
a. Bagi peneliti Diharapkan
peneliti
dapat
memperluas
pengetahuan
dan
meningkatkan ilmu pengetahuan peneliti serta dapat mengaplikasikan secara optimal tentang teknik marmet dan pengaruhnya dalam meningkatkan produksi ASI b. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan masukan tentang teknik marmet dan pengaruhnya terhadap peningkatan produksi ASI sehingga institusi dapat mengembangkan untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. c. Bagi rumah sakit Diharapkan rumah sakit dapat mengaplikasikan kepada semua pasien yang mengalami masalah dalam jumlah produksi ASI. d. Bagi responden Diharapkan ibu-ibu yang mengalami masalah dalam produksi ASI mendapatkan informasi dan tambahan pengetahuan tentang cara meningkatkan produksi ASI sehingga masalah dapat diatasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Menyusui 1. Definisi ASI dan Menyusui
ASI merupakan makanan alami pertama untuk bayi, yang memberikan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk bulan pertama kehidupan dan terus menyediakan hingga setengah atau lebih dari kebutuhan gizi anak pada setengah tahun pertama dan sampai sepertiga selama dua tahun kehidupan (WHO, 2014). ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa pemberian makanan tambahan lain, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur, atau nasi tim dan pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu 6 bulan (Priyono, 2010). Menyusui merupakan sebuah kewajiban bagi ibu yang telah melahirkan bayi dan merupakan perwujudan kasih sayang yang diberikan oleh seorang ibu serta dengan menyusui berarti ibu sudah memberikan sesuatu yang berharga untuk bayinya (Priyono, 2010). Berdasarkan uraian di atas ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan kepada bayi tanpa tambahan makanan dan minuman lain kepada bayi karena ASI merupakan makanan yang paling sesuai untuk bayi. Menyusui merupakan suatu cara yang dilakukan untuk pendekatan atau untuk menjalin kasih sayang antara ibu dan bayinya.
2. Pengelompokan (Stadium) ASI
Menurut Purwanti (2004), ada tiga stadium ASI : a. ASI stadium I ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh payudara dari hari pertama sampai keempat. Kolostrum merupakan cairan viscous kental dengan warna kekuningkuningan, lebih kuning dibandingkan dengan susu matur. Kolostrum mengandung lebih banyak protein, yang sebagian besar adalah globulin dan antibodi dibandingkan susu matur. Sedangkan kadar karbohidrat dan lemak lebih rendah dari susu matur. b. ASI stadium II ASI stadium II adalah ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI matur yang diproduksi pada hari ke-4 sampai ke-10. Kadar protein semakin merendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak semakin meningkat. c. ASI stadium III ASI stadium III adalah ASI matur , yang diproduksi dari hari ke-10 sampai seterusnya ASI matur merupakan cairan berwarna putih kekuning-kuningan
yang
diakibatkan
dari
garam
Ca-caseinat,
riboflavin dan karoten yang terdapat di dalamnya.
3. Manfaat Menyusui
Ada berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari pemberian ASI, yaitu ASI dapat bermanfaat bagi bayi, perkembangan kesehatan wanita atau ibu, sosial ekonomi, lingkungan keluarga dan masyarakat:
a. Manfaat ASI untuk bayi 1) ASI mengandung zat gizi untuk bayi Bagi bayi ASI memiliki banyak manfaat di antaranya adalah ASI mengandung zat gizi yang sesuai untuk bayi. ASI mengandung asam lemak esensial yaitu asam linoleat (Omega 6) sebagai precursor arachidonic acid (AA), dan asam linolenat (Omega 3) sebagai precursor docosahexaenoic acid (DHA), yang fungsinya sangat
penting untuk pertumbuhan otak anak. Kadar lemak ASI matur dapat berbeda menurut lama menyusui (Lawrence, 2004). Pada permulaan menyusui (5 menit pertama) disebut foremilk dimana kadar lemak ASI rendah (1-2 g/dl) dan lebih tinggi pada hindmilk (ASI yang dihasilkan pada akhir menyusui, setelah 15-20 menit). Kadar lemak hindmilk bisa mencapai 3 kali dibadingkan dengan foremilk
(Bincuzo, 2000). ASI juga mengandung karbohidrat utama yaitu laktosa yang kadarnya lebih tinggi dari susu formula, laktosa juga
mampu mempertinggi kalsium serta merangsang pertumbuhan lactobacillus bifidus. Protein yang terdapat di ASI sebagian besar
adalah whey, dimana whey lebih mudah dicerna dibandingkan kasein, didalam ASI terdapat juga asam amino sistin yang berfungsi
untuk pertumbuhan somatik serta tauri untuk pertumbuhan otak. Disamping itu ASI juga mengandung garam dan mineral yang rendah, dimana kadar mineral dan garam yang rendah dibutuhkan oleh bayi karena ginjal neonatus belum dapat mengkonsumsikan air kemih dengan baik, sehingga diperlukan susu dengan kadar garam
dan mineral yang rendah. ASI mengandung garam dan mineral yang lebih rendah dari susu sapi. Zat besi dalam ASI juga lebih mudah dicerna sehingga bayi yang meminum ASI maka kebutuhan zat besinya dapat mencukupi hingga bayi berusia 6 bulan (Lawrence, 2004). 2) ASI Mengandung Lactobacillus Protektus Manfaat lain adalah ASI mengandung zat protektif seperti lactobacillus protektus yang berfungsi mengubah asam laktat dan
asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asam, sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti shigella, jamur serta E. Coli yang sering mengakibatkan diare.
Selain itu di dalam ASI terdapat laktoferin yang berfungsi dalam menghambat pertumbuhan kandida. Biancuzzo (2000), mendapatkan bahwa di dalam ASI terdapat lisozim, yaitu enzim yang dapat memecah dinding bakteri ( bakteriosida dan aninflamantori), bekerja sama dengan peroksida dan askorat untuk menyerang E-coli dan salmonella.
3) ASI Mengandung Zat Imunitas Secara elektroforetik dan radio immunoassay terbukti bahwa ASI terutama kolostrum mengandung immunoglobulin, yaitu secretory IgA (SIgA) terbanyak, IgE, IgM, dan IgG dengan banyaknya zat imunitas
yang terdapat dalam ASI. Sehingga ASI mampu
menurunkan angka kejadian penyakit infeksi seperti otitis media, infeksi
saluran
pernafasan,
bakterianemia,
meningitis,
dan
gastroenteritis,
frekuensi
alergi
makanan
pada
bayi
dan
keterlambatan perkembangan akibat dermatitis atopic, penyakit saluran cerna, diabetes pada anak, kanker pada anak, dan necrotizing enterocolitis (Nichols, 2000). Bayi belum mampu memproduksi
SIgA sampai ia berusia 3-4 minggu oleh karenanya dengan SIgA yang tinggi pada awal kehidupannya, bayi dapat bertahan terhadap penyakit infeksi berbahaya yang pada akhirnya dengan ASI dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian, mencegah terjadinya Sudden
Infant
Death
Syndrome
(SIDS), dan menyebabkan
pertumbuhan yang baik (Matthews, 2004). b. Manfaat ASI bagi Pekembangan Kesehatan Wanita 1) Menurunkan Resiko Anemia Postpartum Menurunkan resiko anemia postpartum disebabkan karena peningkatan involusio uterus dan pembentukan zat besi sehubungan dengan amenorea laktasi. Selain itu ASI
juga bermanfat dalam
menurunkan resiko kanker ovarium dan payudara, mencegah osteoporosis,
meningkatkan
kesejahteraan
serta
memberikan
dampak psikologis yang baik bagi ibu (Suradi, 2004). 2) Menurunkan Berat Badan Bagi ibu manfaat pemberian ASI yang lain adalah dapat menurunkan berat badan setelah lahir secara cepat. Hal ini di dukung dengan olahraga yang teratur serta pengaturan diet yang benar, seperti penelitian yang dilakukan oleh Hammer dan Hinterman (2008) melaporkan bahwa ibu-ibu yang menyusui secara eksklusif
terbukti terjadi penurunan berat badan secara proporsional pada bagian paha serta pinggul ibu. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Van Esterik (2008) menyatakan bahwa menyusui dapat menurunkan bias gender perempuan, dikarenakan dengan menyusui seorang ibu dapat meningkatkan solidaritas terhadap perempuan lain, menjadi aktivis yang memberikan pembaharuan kepada ibu-ibu tentang pentingnya ASI serta kerugian penggunan susu formula. 3) Mengatur jarak kelahiran Menyusui
secara
eksklusif
juga
mampu
menjarangkan
kehamilan, karena hormon prolaktin dan oksitosin mampu menekan pembentukan hormon estrogen (Lowdermilk, 2006). ASI secara signifikan juga mampu menekan kesuburan, yang berkontribusi terhadap suksesnya pembatasan jumlah populasi penduduk (Mc Nelly, 2003). Hal ini juga di dukung oleh penelitian Carol (2009) bahwa ibu-ibu yang menyusui jarak antara kelahiran yang satu dengan berikutnya lebih lama. Peningkatan hormon prolaktin pada ibu yang menyusui mampu menekan terjadinya ovulasi serta siklus reproduksi. Mulainya menstruasi pasca melahirkan pada ibu-ibu yang menyusui tergantung frekwensi meyusui. Hal ini bisa berbedabeda antara ibu yang satu dengan ibu yang lainnya, bisa beberapa minggu, bulan atau tahun pasca melahirkan, perbedaan ini dapat menjadi dasar dalam pemberian pendidikan kesehatan tentang
bagaimana mengatur jarak kelahiran (piliteri, 2003; Lowdermilk & Bobak, 2005). c. Manfaat ASI bagi sosial, ekonomi, dan lingkungan keluarga serta masyarakat Memberikan rasa nyaman, keselamatan, perasaan mampu menjamin sumber makanan bagi bayi dan anak, meningkatkan status ekonomi ibu dan keluarganya dan menurunkan kebutuhan bagi bayi dan anak, memberikan
keuntungan
ekonomi
yang
signifikan
termasuk
penggunaan fasilitas kesehatan seperti pembayaran rawat inap, menurunkan angka kunjungan ke rumah sakit, dan menunjukan angka penggunaaan obat-obatan. Penggunaan ASI juga aman terhadap lingkungan Biancuzzo (2000) mengemukakan bahwa ASI tidak memproduksi sampah, sebab ibu hanya membutuhkan sedikit energi untuk menyusui, berbeda dengan industri susu formula yang harus menggunkan plastik, kaleng, karet, silicon, kertas, tinta serta bahan bakar untuk memproduksi susu. Pabrik-pabrik susu menghasilkan 100 juta ton methane setiap tahunnya, 20 persen dari pembakaran methane ini merupakan gas utama kedua yang berkonstribusi terhadap pemanasan global. 4. Masalah-Masalah Dalam Menyusui
a. Masalah menyusui pada masa persalinan dini Menurut Shelov (2005) ada beberapa, masalah pada persalinan dini: 1) Putting susu lecet
Di awal persalinan terjadinya masalah putting susu lecet disebabkan karena posisi dan perlekatan bayi yang tidak tepat saat menyusui, atau bayi tidak menghisap dengan baik. Selain itu putting susu lecet juga bisa disebabkan karena infeksi jamur, rasa sakit yang terinfeksi jamur sering digambarkan seperi rasa terbakar. Sedangkan rasa sakit yang disebabkan oleh posisi dan pelekatan yang kurang baik dan proses mengisap yang tidak baik akan terasa paling sakit saat bayi melekat ke payudara. Jika lecetnya cukup parah maka akan terasa sakit selama proses menyusui. Jika rasa sakit terus di rasakan oleh ibu, maka ibu akan menghentikan proses menyusui pada bayi yang akan berakibat pada penurunan produksi ASI pada ibu. 2)
Payudara bengkak Payudara bengkak berbeda dengan payudara penuh, karena payudara bengkak merupakan kondisi yang tidak normal. Payudara bengkak terasa sangat sakit karena payudara membengkak, tampak oedema, putting susu serta areola kencang, kulit mengkilat dan
bisa tampak memerah. Seluruh payudara juga mengencang dan sakit sehingga payudara sulit untuk dipencet atau ditekan dan t erasa sakit. Payudara yang bengkak tersusun dari ASI yang terakumulasi, akumulasi ini terdiri dari cairan yang berlebihan akibat peningkatan perdarahan disekitar jaringan payudara dan ditambah oleh oedema akibat sumbatan di pembuluh darah serta saluran limfe payudara. Akibatnya ASI juga akan sulit keluar secara efisien sehingga
banyak ASI yang masih tertinggal di payudara. Bila air susu tidak dikeluarkan secara maksimal akan mengakibatkan berkurangnya sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan terlambatnya proses menyusui. Efek lainnya juga akan membuat ibu menjadi demam. 3) Saluran susu tersumbat Saluran susu tersumbat adalah suatu keadaan terjadinya sumbatan pada satu atau lebih saluran susu yang disebabkan oleh tekanan jari waktu menyusui, atau pemakaian BH yang terlalu ketat. Hal ini juga dapat terjadi karena komplikasi payudara bengkak yang berlanjut. Pada payudara bengkak akan terjadi bendungan dimana payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena dan limfatik tersumbat dan aliran susu akan tersumbat. 4)
Mastitis Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak
disertai
infeksi.
Terjadinya
mastitis
diawali
dengan
peningkatan tekanan di dalam duktus (saluran ASI) akibat statis ASI. Jika ASI tidak dikeluarkan segera maka akan terjadi tegangan alveoli yang berlebihan dan mengakibatkan sel epitel yang memproduksi
ASI
menjadi
datar
dan
tertekan,
sehingga
permebialitas jaringan ikat akan meningkat. Beberapa komponen (terutama protein, kekebalan tubuh dan natrium) dari plasma masuk kedalam ASI, dan selanjutnya ke jaringan sekitar sel sehingga memicu respon imun. Akibatnya payudara akan membengkak dan
terasa nyeri. Ibu yang mengalami mastitis masih boleh menyusui bayinya bahkan dianjurkan tetapi kebanyakan ibu menghentikan proses menyusui karena rasa sakit yang timbul saat menyusui. Padahal penghentian proses menyusui ini akan berdampak pada penurunan produksi ASI. b. Masalah menyusui pada persalinan lanjut Masalah menyusui pada persalinan lanjut meliputi sindrom ASI kurang dan ibu yang bekerja. Masalah sindrom ASI kurang disebabkan oleh kecukupan bayi akan ASI tidak terpenuhi sehingga bayi mengalami ketidakpuasan setelah menyusui, bayi sering menangis atau rewel, tinja bayi keras dan payudara tidak terasa membesar. Namun kenyataannya ASI sebenarnya tidak kurang. Sehingga terkadang timbul masalah bahwa ibu merasa ASInya tidak mencukupi dan berakibat pada keinginan ibu untuk memenuhinya dengan susu formula agar bayi tercukupi kebutuhannya. Pada ibu bekerja terjadi masalah menyusui karena ibu lebih sering memberikan susu perah kepada bayinya dari pada menyusui secara langsung. Kita ibu sudah jarang menyusui bayi, maka hormon-hormon prolaktin dan oksitosin yang ada di tubuh ibu akan kembali pada keadaan sebelum hamil. Sehingga keadaan ini akan mempengaruhi produksi ASI dan mengakibatkan produksi ASI pada ibu akan menurun (Sukarni & Margaret, 2013).
c. Masalah menyusui pada keadaan khusus 1)
Ibu yang melahirkan dengan sectio caesarea Ibu yang melahirkan dengan sectio caesarea sering kali sulit sekali menyusui bayinya segera setelah lahir. Ibu yang melahirkan dengan sectio caesarea akan mempunyai dampak tersendiri pada ibu antara lain tindakan anastesi, keadaan sepsis yang berat, mobilisasi terganggu, adanya tromboemboli, Activity of Daily Living
(ADL)
terganggu,
IMD
tidak
dapat
terpenuhi.
Terganggunya IMD akan mengakibatkan masalah terhadap proses menyusui serta produksi ASI pada ibu. Tidak dilakukannya IMD mengakibatkan produksi ASI menurun karena rangsangan isapan bayi berkurang. Jika isapan bayi menurun, maka stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin juga menurun, sedangkan prolaktin dan oksitosin sangat berperan dalam kelancaran produksi ASI. Selain itu penggunaan obat-obatan saat dilakukan sectio caesarea
juga
dapat
mempengaruhi ,
salah
satunya
yaitu
penggunaan obat anastesi. Obat anastesi yang sering digunakan sekarang ini yaitu bupivakain. Penggunaan bupivakain untuk anastesi karena awal kerja yang dapat diterima, lama kerja yang panjang dan ada tendensi untuk terjadinya blok sensorik yang lebih besar dibandingkan dengan blok motoriknya. Bupivakain memiliki reaksi pertama dalam waktu 5-10 menit dan masa kerja 9-120 menit. Dosis maksimal bupivakain yang boleh digunakan adalah 2.5 mg/kg berat badan dan kosentrasi yang digunakan berkisar 0.25
– 0.75%. Tetapi bupivakain memiliki efek samping karena akan diekskresi pada air susu ibu. Selain itu bupivakain juga memiliki efek kepada ibu yaitu pusing, lemes, dan tekanan darah rendah. Jika terjadi keadaan tersebut pada ibu maka ibu tidak akan bisa langsung merawat bayinya dan akan terjadi penundaan proses IMD yang akan berakibat pada penurunan produksi ASI. Penundaan proses menyusui biasanya diatasi dengan pemberian susu formula, yang malahan akan membuat proses menyusui semakin terhambat. Nyeri yang ditimbulkan akibat sectio caesarea juga akan mempengaruhi ibu dalam memberikan
perawatan pada bayi,
karena nyeri akan membatasi gerakan ibu untuk merawat bayi. Sehingga dapat menyebabkan ibu menunda untuk menyusui dan terjadilah ketidaklancaran dalam produksi ASI (Kasdu, 2003). Sementara itu, bayi mungkin mengantuk dan tidak responsif untuk menyusui, terutama jika ibu mendapatkan obat-obatan penghilang sakit sebelum operasi. Jika bayi tidak responsif menyusui maka proses pengeluaran ASI akan terganggu karena ketika bayi menghisap beberapa hormon yang berbeda bekerjasama untuk menghasilkan air susu dan melepaskannya untuk diisap bayi. Gerakan penghisapan bayi akan merangsang serat saraf dalam putting. Serat saraf akan membawa permintaan air susu melewati kolumna spinalis ke kelenjer hipofisis dan dalam otak. Kelenjer hipofisis akan merespon pesan ini dengan melepaskan hormonhormon prolaktin dan oksitosin.
Kemudian hormon prolaktin
akan merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi membuat air susu untuk menghasilkan lebih banyak susu. Sedangkan hormon oksitosin akan diangkut melalui aliran darah menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem dukstus dan selanjutnya mengalir melalaui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi. Jika bayi tidak resposif maka proses pengeluaran ASI tidak akan optimal dan akan menyebabkan proses menyusui terganggu (Shelov, 2005; Sukarni & Margareth, 2013) 2)
Ibu yang menderita AIDS (HIV+) Penularan HIV dari ibu ke anak sebanyak 90% penularan pada anak <13 tahun terjadi pada masa perinatal artinya terjadi selama dalam kandungan, selama proses kelahiran dan sesudah kelahiran. Penularan pasca lahir yang paling mungkin adalah melalui pemberian ASI mengingat di ASI dapat ditemukan virus bebas, atau sel limfosit CD4 yang sudah terinfeksi oleh virus HIV. Untuk menghindari penularan maka dilakukan penghentian menyusi pada bayi yang berakibat bayi tidak akan mendapatkan asupan ASI (Shelov, 2005).
3) Ibu yang menderita hepatitis B Pada ibu yang hepatitis B dapat menularkan virus karena putting ibu yang luka, pecah atau berdarah. Oleh karena itu ibu yang menderita hapatitis B tidak diperbolehkan menyusui karena
dapat menularkan virus kepada bayinya. Air susu memang menjadi salah satu alat untuk penyebaran virus hepatitis B mengingat sangat berhubungan sekali dengan interaksi yang terjadi antara kesehatan ibu dan bayi (Shelov, 2005). d. Masalah pada bayi 1) Bayi sering menangis Menangis adalah cara bayi untuk berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya sehingga apabila bayi menangis dicari sebabnya. Jangan biarkan bayi menangis terlalu lama karena akan menyebabkan bayi merasa lelah sehingga kemampuan menghisap bayi akan berkurang (Anggraini, 2010). 2) Bayi bingung putting Bingung putting merupakan kondisi bayi yang menolak menyusui langsung dari payudara ibu. Bingung putting terjadi karena bayi disusui dengan botol susu bukan dari putting ibunya langsung. Bingung putting tidak boleh dibiarkan terlalu lama karena pada akhirnya bayi tidak akan mau menyusui secara langsung lagi pada puting susu ibu. Sehingga akan mengakibatkan produksi ASI akan berkurang karena akan terjadi penurunan hormon prolaktin yang disebabkan bayi tidak menghisap langsung di putting ibu (Anggraini, 2010). 3) Bayi prematur dan BBLR Bayi kecil, prematur atau dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
mempunyai
masalah
menyusui
karena
refleks
menghisapnya masih relatif lemah. Oleh karenanya bayi kecil justru harus cepat dan lebih sering dilatih menyusu (Shelov, 2005). 4)
Bayi kembar Ibu merasa bahwa ASInya tidak akan cukup untuk bayinya, karena bayi yang dilahirkan oleh ibu tidak hanya satu orang. Sehingga ibu akan memberikan makan pendamping ASI untuk memenuhi kebutuhan bayinya, walaupun sebelum bayi barusia 6 bulan. Akibat dari pemberian makanan pendamping maka bayi tidak akan sering menyusu pada ibunya dan akan mengakibatkan payudara ibu tidak akan kosong sepenuhnya sehingga akan terjadi penumpukan dan penggumpalan ASI (Shelov, 2005; Proverawati & Rahmawati, 2010).
5.
Faktor-Faktot yang Mempengaruhi Produksi ASI
Menurut Bianuzzo (2003) faktor yang mempengaruhi produksi ASI : a. Faktor tidak langsung 1)
Pembatasan waktu menyusui Menyusui yang dibatasi atau di jadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Jadwal menyusui yang ketat juga akan membuat bayi frustasi (Suradi & Tobing, 2004).
2)
Umur Menurut Hartanto (1996) periode umur antara 20-35 tahun merupakan periode usia yang baik untuk melahirkan (Sinaga, 2010). Bila umur ibu kurang dari 20 tahun, berarti ibu masih dalam
masa pertumbuhan. Sedangkan untuk faktor biologis ibu sudah siap namun untuk faktor psikologis ibu masih belum matang. Begitu pula jika ibu melahirkan di usia 35 tahun masalah kesehatan akan sering
timbul
dengan
komplikasi.
Untuk
menyusui
bayi
memerlukan kondisi kesehatan dan psikologis ibu yang baik, sebab jika ibu belum siap maka akan mengganggu dalam proses menyusui. 3)
Paritas Paritas adalah jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran bayi dalam keadaan hidup dengan usia kehamilan yang > 28 minggu. Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami masalah ketika menyusui. Sebetulnya masalah hanya karena tidak tahu cara-cara yang sebenarnya dan apabila ibu mendengar ada pengalaman menyusui yang kurang baik yang di alami oleh orang lain hal ini yang akan menyebabkan ibu tidak memberikan ASI pada bayinya. Tidak diberikannya ASI akan berakibat pada tidak terlaksananya pemberian ASI secara eksklusif (Proverawati & Rahmawati, 2010).
4) Faktor kenyamanan ibu Faktor kenyamanan ibu yang secara tidak langsung mempengaruhi produksi ASI meliputi puting lecet, pembengkakan dan nyeri akibat insisi. Dimana faktor ketidaknyamanan yang ibu rasakan sering menyebabkan ibu berhenti untuk menyusui dengan berhenti menyusui, maka ASI didalam payudara tidak akan keluar.
Padahal payudara akan banyak memproduksi ASI apabila ASI banyak dikeluarkan dari payudara, karena produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering payudara dikosongkan. 5)
Faktor bayi a) Berat badan Bayi kecil, premature atau dengan berat badan lahir rendah BBLR) mempunyai masalah dengan proses menyusui karena reflek
menghisapnya,
frekwensi
dan
lama
penyusuan
dibandingkan dengan yang lebih besar. Reflek menghisap yang masih relatif rendah ini sehingga akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam produksi ASI (Surardi & Tobing, 2004). b) Status kesehatan Bayi
yang
sakit
dan
memerlukan
perawatan
akan
mempengaruhi produksi ASI, karena bayi yang sedang dalam perawatan
akan
dipisah
dari
ibunya.
sehingga
akan
mengganggu proses menyusui karena ibu tidak bisa menyusui bayi secara langsung (Suradi & Tobing, 2004). b. Faktor langsung 1) Perilaku menyusui a) Waktu inisiasi Inisiasi dapat dilakukan segera pada jam-jam pertama kelahiran, dengan melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) dilakukan berdasarkan pada reflek dan kemampuan bayi
mempertahankan diri bayi yang baru berusia 20 menit dengan sendirinya akan dapat langsung mencari putting susu ibu selain membantu
bayi
belajar
menyusui
kepada
ibunya
dan
memperlancar pengeluaran ASI, proses inisiasi diharapkan dapat mempererat ikatan perasaan antara ibu dan bayinya, serta berpengaruh terhadap lamanya pemberian ASI kepada bayinya (Suryprajogo, 2009; Poedianti, 2002). b) Frekwensi dan lamanya menyusui Bayi sebaiknya disusui secara on demand atau kapanpun bayi
menginginkan
karena
bayi
akan
mentukan
sendiri
kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Karena semakin sering sinus laktiferus kosong maka akan terjadi peningkatan produksi ASI dan jika sinus laktiferus tidak kosong
maka akan terjadi
penurunan produksi ASI (Suradi & Tobing, 2004; Poedianto, 2002). c) Menyusui malam hari Setiap ibu memiliki kemampuan berbeda untuk menyimpan ASI di payudaranya. Dengan tidak menyusui di malam hari, produksi ASI ibu bisa menurun. Tidak hanya itu, kadar prolaktin (hormon
yang
memberikan
sinyal
ke
payudara
untuk
memproduksi ASI) juga lebih banyak di malam hari. Jadi jika hormon itu semakin rendah, produksi ASI ibu pun bisa menurun.
Intinya, menyusui di malam hari penting untuk menjaga produksi ASI tetap banyak. Seorang Bayi memang membutuhkan tidur yang cukup, akan tetapi bukan berarti ibu terus membiarkan dan tidak menyusuinya. Bayi yang jarang atau malah sama sekali tidak menyusu di malam hari bisa memiliki masalah penambahan berat badan. 2) Faktor psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi kurangnya produksi ASI adalah ibu yang berada dalam keadaan stres. Hal ini terjadi karena faktor hormonal dimana perubahan kadar estrogen dan progesteron yaitu terjadi fluktuasi hormon dalam tubuh. Kadar hormon kartisol (hormon pemicu stress) pada tubuh ibu naik hingga mendekati kadar orang yang mengalami deperesi. Disaat yang sama hormon laktogen dan prolaktin yang memicu produksi ASI sedang meningkat. Semetara pada saat yang sama kadar progesteron sangat rendah. Pertemuan kedua hormon ini akan menimbulkan keletihan fisik pada ibu dan memicu depresi (Anggraini, 2010). 3) Faktor fisiologis Faktor fisiologis ibu meliputi status kesehatan ibu, nutrisi, intake cairan, pengobatan dan merokok. Selama menyusui, seorang ibu membutuhkan tambahan 800 kalori per hari selama menyusui (Suryoprogo, 2009). Selain kebutuhan makanan, ibu menyusui juga memerlukan minuman yang cukup karena kebutuhan tubuh akan cairan pada ibu menyusui meningkat. Asupan cairan yang cukup
2000 cc perhari dapat menjaga produksi ASI ibu (Pillitteri, 2003; Saryoprayogo,
2009).
Sedangkan
ibu
perokok
tidak
akan
menurunkan resiko efek samping yang secara negatif ditimbulkan oleh asap rokok tetapi akan lebih baik jika ibu tidak merokok. B. Teknik Marmet 1.
Pengertian Teknik Marmet
Teknik Marmet merupakan kombinasi antara cara memompa ASI dengan tangan dan memijat payudara sehingga reflek keluarnya ASI dapat optimal. Teknik memompa ASI menggunakan teknik marmet pada prinsipnya bertujuan untuk mengosongkan ASI dari sinus laktiferus yang terletak dibawah areolla sehingga akan merangsang pengeluaran hormon prolaktin. Pengeluaran hormon prolaktin ini selanjutnya akan merangsang mammary alveoli untuk memproduksi ASI. Semakin banyak ASI
dikeluarkan atau dikosongkan dari payudara maka akan semakin banyak ASI yang akan diproduksi (Roesli, 2005; Soraya 2006). Jadi teknik marmet adalah pengeluaran ASI secara alami dengan menggunakan tangan karena dengan skin to skin contact akan lebih mudah merangsang produksi ASI. 2.
Manfaat Teknik Marmet
Manfaat memerah ASI dengan menggunakan teknik marmet yaitu: a. Penggunaan pompa untuk memerah ASI relatif tidak nyaman dan tidak efektif mengosongkan payudara. b. Banyak ibu yang lebih nyaman menggunakan tangan karena lebih natural.
c. Reflek keluarnya ASI lebih mudah terstimulasi dengan skin to skin contact.
d. Ekonomis, karena tidak perlu mengeluarkan banyak biaya lebih untuk membeli alat pompa ASI, baterai ataupun biaya listrik untuk mengoperasikan alat pompa ASI elektrik. e. Lebih efektif dalam merangsang payudara agar terus bisa memproduksi ASI.
Ketika
payudara
kosong
setelah
dipompa,
otak
akan
memerintahkan tubuh agar segera mengisi payudara dengan ASI. f. Tidak bergantung dengan alat pompa karena ketika lupa membawa pompa ASI masih bisa memompa ASI sendiri dengan mengunakan tangan serta tidak kerepotan dengan membawa banyak peralatan karena hanya memerlukan wadah steril untuk menampung ASI. g. Tidak direpotkan dalam membersihkan alat pompa, karena yang dibutuhkan untuk memompa hanya tangan yang benar-benar bersih. 3.
Langkah-langkah teknik marmet
Menurut La Leche League (LLL) ada beberapa langkah teknik marmet yaitu: a. Mengosongksn sinus laktiferus 1) Posisikan ibu jari dan dua jari sekitar 2.5 – 3.75 cm dari dasar putting.
Gambar 2.1 Posisi “C”
a) Tempatkan ibu jari diatas putting pada arah jam 12 dan dua jari lainnya dibawah putting arah jam 6 sehingga membentuk huruf “C” seperti gambar di atas. b) Catatan: ibu jari dan 2 jari lainnya sejajar dengan putting. c) Hindari menggenggam payudara.
Gambar 2.2 Posisi yang dihindari
2) Dorong payudara lurus ke belakang ke arah dinding dada
Gambar 2.3 Gerakan menekan payudara
a) Hindari meregangkan jari. b) Untuk payudara yang besar, pertama angkat payudara kemudian dorong kearah dinding dada.
3) Tekan ibu jari sedikit kedepan seperti saat melakukan pengambilan cap jempol. Pindahkan tekanan jari dari jari tengah ke jari telunjuk saat ibu jari memutar kedepan.
Gambar 2.4 Gerakan memutar
Gambar 2.5 Gerakan mendorong kedepan
a) Setelah diputar, gerakan memutar dari ibu jari meniru gerakan seperti gelombang dari lidah bayi dan tekanan berlawanan jari meniru langit-langit mulut bayi. Gerakan memompa ASI meniru
hisapan bayi dengan menekan dan mengosongkan sinus laktiferus tanpa menyakiti jaringan sensitif payudara. b) Catatan: perpindahan dari kuku ibu jari dan jari lainnya di ilustrasikan pada gambar. 4) Ulangi secara berirama untuk mengosongkan sinus laktiferus a) Posisi, tekan, putar; posisi, tekan, putar...
Gambar 2.6 Posisi jari sesuai jarum jam
5) Putar jempol dan posisi jari untuk mecari sinus laktiferus yang lain. Gunakan kedua tangan pada masing-masing payudara. a) Catatan: posisi jari 12:00 dan 6:00, 11:00 dan 5:00, 1.00 dan 7:00, 3:00 dan 9:00. b) Hindari gerakan ini: (1) Hindari memeras payudara, karena akan mengakibatkan memar. (2) Menarik keluar putting dan payudara, karena akan merusak jaringan
(3) Hindari meluncur di payudara, karena mengakibatkan kulit tersa terbakar.
Gambar 2.7 Gerakan yang dihindari
b. Membantu reflek let down 1) Pijat sel-sel produksi dan saluran ASI a)
Mulai pada bagian atas payudara, tekan dengan kuat ke arah dinding dada. Pindahlan jari dengan pelan, tekan kuat dengan sebuah gerakan melingkar kecil pada satu area di kulit.
b)
Setelah beberapa saat, angkat jari dan pindah ke area yang lain pada payudara. Jangan meremas pada jaringan payudara.
c)
Mengelilingi disekitar payudara kearah areola dengan pijatan.
d)
Tekanan dan gerakan mirip dengan yang digunakan dalam pemeriksaan payudara.
2) Tekan payudara dari dinding dada ke putting susu dengan tekanantekanan lembut dengan jari seperti menggelitik. a)
Teruskan gerakan menenkan dari dinding dada ke putting susu disekitar seluruh payudara.
b)
Ini akan membantu dengan merelaksasi dan mendorong let down reflek.
3) Goyangkan payudara dengan lembut sambil membungkuk sehigga gravitasi akan membantu let down reflek.
Gambar 2.8 Gerakkan Pijat, Tekan dan Goyangkan
c. Waktu Semua prosedur harus dilakukan selama waktu 20 sampai 30 menit ketika teknik marmet menggantikan proses menyusui: 1) Pompa masing-masing payudara 5-7 menit. 2) Pijat, tekan dan goyangkan selama 5 menit. 3) Pompa masing-masing payudara 3-5 menit lagi. 4) Pijat, tekan dan goyangkan salama semenit. 5) Pompa masing-masing payudara 2-3 menit.
Skema cara kerja teknik marmet terhadap peningkatan produksi ASI
Teknik marmet Merangsang ujung saraf sensorik
Medula spinalis
diteruskan ke neurohipofise
Hipotalamus
mengeluarkan oksitosin
Menekan zat-zat penghambat sekresi prolaktin dan me dan me zat yang membentuk prolaktin Menekan Adenohipofise Keluar hormon prolaktin Setelah tebentuk menuju alveolii Alveoli terangsang
ASI akan terbentuk dalam alveoli
(Sukarni, 2013)
oksitosin
BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep
Konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting masalahnya (Hidayat, 2009). Pada kerangka konsep ini peneliti menghubungkan pengaruh variabel bebas (Independen) yaitu teknik marmet terhadap variabel terikat (dependen) yaitu peningkatan produksi ASI.
Pretest
Perlakuan
Posttest
Produksi ASI
Teknik Marmet
Produksi ASI
Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesa Penelitian
Hipotesa dalam penelitian ini adalah: Ha: Ada pengaruh teknik marmet terhadap peningkatan jumlah produksi ASI pada ibu yang bemasalah dalam jumlah produksi ASI di Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2015.
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen, jenis penelitian yang digunakan yaitu preeksperimen design dengan kategori pretest and posttest . Rancangan ini tidak menggunakan kelompok kontrol, tetapi peneliti
melakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan menguji perubahan-perubahan
yang
terjadi
setelah
adanya
eksperimen.
Bentuk
rancangan ini adalah sebagai berikut:
R
01
X
02
Gambar 4.1 Desain Penelitin
Keterangan: R
: Responden
01
: Pengukuran pertama (pre test)
X
: Intervensi Teknik Marmet
02
: Pengukuran kedua (post test) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik marmet terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu yang bemasalah dalam jumlah produksi ASI di Rumah Sakit Dr. Achamad Mochtar Bukittinggi pada tahun 2015.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2015. 2. Waktu
Waktu dalam penelitian ini yaitu dimulai pada 25 Mai sampai dengan 1 Juli 2015. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua ibu primipara yang bermasalah dalam jumlah produksi ASI di Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. 2. Sampel
Pada penelitian ini peneliti menggunakan program komputerisasi yaitu GPower 3.0.1.0 untuk menentukan besar sampel terhadap populasi yang ada dalam penenlitian ini. Peneliti menetapka effect size large atau 0.80,
α error
prob 0.05 dan menetapkan power 0.80. Berdasarkan penghitungan tersebut
jumlah sampel yang di dapatkan yaitu sebanyak 15 orang. Sedangkan untuk pengambilan sampel penelitian ini menggunakan non-probability sampling yaitu purposive sampling yang merupakan penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria tertentu.
D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1.
Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah dimana subjek peneliti dapat mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: a) Ibu primipara di RSAM b) Bayi yang tidak ada kelainan seperti bibir sumbing, BBLR dan prematur c) Bentuk putting payudara ibu normal d) Putting susu ibu tidak ada masalah sepeti lecet, insisi dan mastitis e) Umur ibu antara 20 – 35 tahun f) Ibu yang sudah menyusui bayinya 2 jam yang lalu g) Ibu dengan jumlah ASI < 20 ml 2.
Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi yaitu semua yang masuk dalam kriteria inklusi tetapi tetap tidak bisa untuk dijadikan sampel. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah: a)
Ibu yang mengkonsumsi obat perangsang ASI
b)
Ibu yang memiliki penyakit menular seperti TB, hepatitis dan HIV
E. Defenisi Operasional Tabel 4.1 Defenisi Operasional Defenisi No
Variabel
Cara Ukur
Alat Ukur
Skala
Hasil Ukur
Operasional Variabel independen
1
Teknik
Teknik
yang
marmet
dilakukan
dengan
menggunakan tangan
Intervensi teknik marmet
untuk
memompa ASI dan untuk meningkatkan produksi dengan
ASI satu
kali
teknik dalam waktu 20-30 menit Variabel dependen
1
Peningkatan
Banyaknya jumlah
produksi
ASI
ASI
setelah
yang
keluar
dilakukan
teknik marmet
Jumlah ASI
Gelas ukur
Nominal
Indikator utama a. Jumlah ASI > 20 ml b. Pancaran keluar nya asi meningkat c. Payudara tidak padat 1. Tidak terpenuhi, jika
indikator
utama
tidak
terpenuhi. 2. terpenuhi,
jika
indikator utama terpenuhi
F. Instrumen Penelitian
1. Teknik Marmet Untuk teknik marmet instrumen yang digunakan adalah SOP (standar operasional prosedur) teknik marmet. 2. Produksi ASI Alat yang digunakan untuk mengukur jumlah produksi ASI peneliti menggunakan alat ukur berupa gelas ukur, wadah untuk menampung ASI dan lembar observasi peningkatan produksi ASI. G. Etika Penelitian
Sebelum di lakukan penelitian, peneliti telah mengurus perizinan untuk mengambil data dan survey awal dari program S1 Keperawatan STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi. Kemudian peneliti mengurus surat izin di Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar kebagian SDM setelah mendapat izin selanjutnya ke Kabid keperawatan RSAM. Setelah mendapat surat pengantar dari Kabid Keperawatan RSAM selanjutnya peneliti mengambil data di rekam medis dan melakukan survey awal diruang rawat kebidanan setelah memberikan surat pengantar dari Kabid keperwatan dan mendapat izin
dari
KARU
kebidanan.
Penelitian
dilakukan
memperhatikan etika penelitian yaitu sebagai berikut:
dengan
tetap
1. Informed consecent Informed concent adalah suatu bentuk persetujuan antara peneliti dan responden dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuannya agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti maka harus mendatangani lembar persetujuan dan jika menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati haknya. 2. Anonimity Menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama jelas responden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberikan kode. 3. Confidentially Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti yang dilaporkan hanya keperluan peneliti. H. Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, dimana data primer dilakukan melalui wawancara langsung kepada ibu primipara yang post sectio caesaraea sedangkan data sekunder diperoleh
dari Medical Record , literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian ini seperti buku tentang ASI, jurnal-jurnal tentang teknik marmet dan data-data dari pihak rumah sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Peneliti melakukan pendekatan dan memberikan penjelasan tentang tujuan penelitian kepada calon responden sesuai dengan kriteria yang sudah
peneliti tentukan. Selanjutnya calon responden yang bersedia untuk dilakukan intervensi maka peneliti memberikan formulir persetujuan. Setelah responden setuju, peneliti melakukan intervensi kepada responden setelah 2 jam sebelumnya responden sudah menyusui bayinya. Intervensi yang pertama peneliti melakukannnya tanpa teknik marmet dan dilakukan selama 30 menit. Intervensi yang kedua atau posttestnya peneliti lakukan 2 jam dengan menggunakan teknik marmet setelah dilakukan intervensi pertama. Intervensi kedua juga dilakukan selama 30 menit kepada responden.
Mendapatkan surat pengantar dari ketua program studi S1 Keperawatan STIKes YARSI yang akan diberikan kepada SDM RSAM untuk melakukan pengumpulan data
Mendapatkan izin dari bagian SDM dan kemudian i zin dari Kabid Keperawatan RSAM
Selanjutnya ke MR (medical record) untuk mendapatkan data tentang sectio caesarea pada tahun 2014
Selanjutnya ke ruanag rawat kebidanan yang sebelumnya sudah memberikan surat izin dari Kabid keperawatan Setelah mendapatkan izin peneliti mencari pasien yang sesuai dengan kriteria
Peneliti melakukan survey awal kepada responden yang sesuai dengan kriteria
Responden yang sesuai kreteria dilakukan prettest tanpa teknik marmet
Melakukan posttest 2 jam setelah pretest dengan menggunakan teknik marmet
Gambar 4.2 Alur perizinan penelitian
2. Pengolahan Data
a. Editing Proses editing dilakukan semua sesuai dengan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan SOP teknik marmet. b. Coding Peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan. Kegunaan dari pengkodean ini adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat entry data, dimana pengkodean dilakukan sebagai berikut : 1) Pengkodean produksi ASI Tidak terpenuhi
(1)
terpenuhi
(2)
c. Memasukan data atau data entry Memproses data dengan cara mengentri data ke dalam program komputer SPSS. d. Pembersihan data Pada tahap ini merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi data.
3. Analisa Data
Prosedur analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data univariat dan bivariat. a. Analisa Univariat Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisa univariat dalam penelitian ini dilakukan untuk menentukan distribusi dan frekwensi jumlah produksi ASI sebelum dan sesudah dilakukan teknik marmet. b. Analisa Bivariat Analisa bivariat bertujuan untuk menganalisis hubungan dua variabel. Analisa bivariat dilakukan dengan uji T berpasangan (Dependent Sample T-tes). Uji T dependen merupakan suatu uji statistik
untuk menguji perbedaan rata-rata dua kelompok sampel yang sama. Analisis bivariat akan menguraikan perbedaan produksi ASI sebelum dan sesudah dilakukan teknik marmet pada kelompok intervensi, dengan tingkat kepercayaan 95% atau nilai p = 0.05. Statistik
yang digunakan dalam analisa bivariat dengan uji T
berpasangan (Dependent Sample T-tes). Untuk data berdistribusi normal menggunakan paired sample t-test sedangkan untuk data yang berdistribusi tidak normal menggunakan mean withney. Kriteria pengambilan keputusan menggunakan nilai signifikan atau p value, jika p value > 0.05 maka Ho diterima tetapi jika p value < 0.05 maka Ho ditolak. Selain itu juga bisa menggunakan perbandingan antara t hitung dengan t tabel, nilai t tabel didapat dari α (tingkat signifikan) dengan
degree of freedom (df). Jika t hitung >t tabel maka Ho ditolak dan jika t hitung < t tabel maka Ho diterima.
BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penenlitian
Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi adalah rumah sakit kelas B pendidikan yang terletak d kota Bukittinggi yang berudara sejuk dengan ketinggian dari permukaan laut ± 927 M dan terletak di antara (10021 BT10025 BT), (00.76 LS-00.19 LS). Adapun batas-batas RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi adalah: 1. Sebelah timur dengan jalan A. Rivai 2. Sebelah barat dengan kelurahan Bukit Apit 3. Sebelah utara dengan Ngarai Sianok dan PMI Bukittinggi 4. Sebelah selatan dengan Kantor Dinas Pendapatan Daerah Sumbar Peneliti melakukan penelitian di ruang rawat kebidanan RSU Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi dengan 6 dokter spesialis kandungan, 1 dokter onkologi dan 12 bidan. B. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan pada 15 orang responden yang bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan jumlah produksi ASI sebelum dilakukan teknik marmet pada ibu yang bermasalah dalam jumlah produksi ASI, data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
1. Jumlah ASI sebelum dilakukan teknik marmet Tabel 5.1 Distribusi Jumlah Produksi ASI sebelum dilakukan Teknik Marmet pada Ibu yang Bermasalah dalam Jumlah Produksi ASI di Rumah Sakit DR. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2015 Produksi ASI sebelu No
f
%
1 Tidak terpenuhi
15
100
2 Terpenuhi
0
0
teknik marmet
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan semua responden jumlah ASInya tidak terpenuhi yaitu < 20 cc dengan payudara padat dan pancaran ASI lemah. 2. Jumlah produksi ASI setelah dilakukan teknik marmet Tabel 5.2 Distribusi Jumlah Produksi ASI sesudah dilakukan Intervensi Teknik Marmet pada Ibu yang Bermasalah dalam Jumlah Produksi ASI di Rumah Sakit DR. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2015
Produksi ASI setelah te N
f
%
1 Tidak terpenuhi
5
33.3
2 Terpenuhi
10
66.7
marmet
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan kurang dari separoh responden ASInya tidak terpenuhi setelah dilakukan intervensi teknik marmet yaitu 33.3 %. C. Analisa Biviariat
Analisa bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya pengaruh antara variabel independen yaitu teknik marmet dengan variabel dependen yaitu jumlah produksi ASI. Uji statistik yang digunakan adalah paired sample ttest . Kriteria pengambilan keputusan menggunakan nilai signifikan atau p
value, jika p value > 0.05 maka Ho diterima tetapi jika p value < 0.05 maka Ho ditolak. 1.
Perbedaan distribusi jumlah produksi ASI sebelum dan sesudah dilakukan teknik marmet Tabel 5.3 Perbedaan distribusi jumlah produksi ASI sebelum dan sesudah teknik marmet pada Ibu yang Bermasalah dalam Jumlah Produksi ASI di Rumah Sakit DR. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2015
95% Variabel
Pretest-postest produksi ASI
P val
Mea Lowe
Uppe
-8.626
-5.64
ju -7.13
0.00
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan jumlah rata-rata produksi ASI sebelum dan sesudah intervensi teknik marmet yaitu -7.133. Nilai tingkat kepercayaan 95 % adalah antara -8.626 cc sampai -5.641 cc. Setelah dilakukan uji paired sample t test didapatkan ada pengaruh teknik marmet terhadap peningkatan produksi ASI karena didapatka p 0.01 yang berarti kecil dari p value yaitu 0.05. Sehingga data dinyatakan Ha diterima yaitu ada pengaruh teknik marmet terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu yang bermasalah dalam jumlah produksi ASI di Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2015
BAB VI PEMBAHASAN A. Analisa Univariat
1. Jumlah produksi ASI sebelum dilakukan intervensi teknik marmet Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelum dilakukan intervensi teknik marmet didapatkan bahwa jumlah ASI ibu ratarata 15,13 cc, payudara ibu padat dan pancaran ASI lemah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Shollehah (2011) yaitu hubungan perawatan payudara pada ibu postpartum dengan kelancaran pengeluaran ASI Di Desa Karang Duren Kecamatan Tanggerang Kabupaten Semarang. Hasil penelitian menunjukkan dari 16 responden yang tidak melakukan perawatan payudara, 75% kelancaran pengeluaran ASI-ya tidak lancar. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muliani (2013) tentang perbedaan produksi ASI sebelum dan sesudah dilakukan kombinasi metode massage depan dan massage belakang di wilayah kerja puskesmas Kesamiran Kabupaten Tegal menunjukkan dari 18 responden ASInya tidak lancar karena rata-rata jumlah ASI ibu hanya 32.61 ml. ASI merupakan makanan alami pertama untuk bayi, yang memberikan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk bulan pertama kehidupan dan terus menyediakan hingga setengah atau lebih dari kebutuhan gizi anak pada setengah tahun pertama dan sampai sepertiga selama dua tahun kehidupan (WHO, 2014).
Pemberian ASI secara eksklusif dapat tidak terlaksana karena fenomenanya pada awal-awal setelah melahirkan produksi dan ejeksi ASI mengalami penurunan. Selain itu, masalah menyusui juga menjadi masalah dalam pemberian ASI secara eksklusif. Masalah menyusui yang sering terjadi pada masa persalinan dini yaitu putting susu lecet, payudara padat, saluran susu tersumbat, dan mastitis, serta bayi bingung putting (Shelov, 2005). Menurut asumsi peneliti yang menyebabkan ASI keluar sedikit karena kurangnya rangsangan dari bayi pada putting susu ibu yang disebabkan karena reflek isap bayi yang masih kurang dan bayi jarang disusui. Selain itu, faktor yang paling mempengaruhi adalah dari persepsi ibu itu sendiri yang menganggap bahwa ibu tidak bisa memenuhi kebutuhan bayi yang akan menyebabkan kadar hormon kartisol dalam tubuh ibu akan meningkat. Hormon kartisol merupakan hormon pemicu stress. Jika hormon kartisol meningkat maka akan mempengaruhi hormon yang mempengaruhi produksi ASI yaitu hormon prolaktin dan oksitosin karena hormon pemicu stres lebih dominan. Faktor lain yang menyebabkan ASI keluar sedikit yaitu nutrisi dan intake cairan. Kebanyakan ibu tidak memperhatikan intake nutrisi saat menyusui, padahal ibu membutuhkan 800 kalori per hari dan intake cairan 2000 cc (Suryoprayugo, 2009).
2. Jumlah produksi ASI sesudah dilakukan intervensi teknik marmet
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 menunjukkan lebih dari separoh responden yaitu 10 responden cakupan ASInya terpenuhi rata-rata jumlah ASI adalah 22.27 cc dengan rentang -8.626 cc sampai -5.641 cc, payudara tidak padat dan pancaran ASI kuat. Penelitian sejalan dengan penelitian muliani (2013) tentang perbedaan produksi ASI sebelum dan sesudah dilakukan kombinasi metode massage depan dan massage belakang di wilayah kerja puskesmas Kesamiran Kabupaten Tegal menunjukkan bahwa jumlah produksi ASI mengalami peningkatan dengan rata-rata 40,83 cc. Berdasarkan rata-rata penelitian yang dilakukan peneliti diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan produksi ASI pada semua responden. Dari semua responden rata-rata terjadi peningkatan produksi sebanyak 8,22 ml. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada 33.3 % yang tidak mengalami peningkatan produksi ASI yaitu pada 5 orang ibu. Tidak terjadi peningkatan produksi ASI karena ibu belum pernah menyusui secara langsung bayinya, ibu stress karena bayinya mengalami masalah kesehatan dan karena nutrisi ibu yang tidak tercukupi. Sedangkan dari faktor bayinya, karena bayi sudah diberikan susu formula saat ASI ibu keluar sedikit atau tidak keluar. Selain itu ASI ibu tidak keduar karena pada masa kehamilan ibu tidak memperhatikan intake makanan dan cairan, ibu mengatakan menu makanananya sama saja pada saat sebelum hamil dan saat sedang hamil. Porsi makannan ibu bertambah, tapi ibu mengatakan yang bertambah hanya untuk porsi karbohidrat saja, untuk protein, lemak dan cairan jumlahnya sama saja saat keadaan sebelum hamil.
B. Analisa Bivariat
1. Perbedaan rata-rata jumlah produksi ASI sebelum dan sesudah dilakukan intervensi teknik marmet Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari 15 responden setelah dilakukan uji paired sample t test didapatkan bahwa terdapat pengaruh teknik marmet terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu yang bermasalah dalam jumlah ASI di Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi 2015 dengan p 0,001 yang berarti p value < 0,05. Mardiyaningsih et al (2011) telah membuktikan bahwa teknik marmet lebih berpengaruh terhadap peningkatan produksi ASI. Teknik Marmet merupakan kombinasi antara cara memompa ASI dengan tangan dan memijat payudara sehingga reflek keluarnya ASI dapat optimal. Teknik memompa ASI menggunakan teknik marmet pada prinsipnya bertujuan untuk mengosongkan ASI dari sinus laktiferus yang terletak dibawah areolla sehingga akan merangsang pengeluaran hormon prolaktin. Pengeluaran hormon prolaktin ini selanjutnya akan merangsang mammary alveoli untuk memproduksi ASI. Semakin banyak ASI
dikeluarkan atau dikosongkan dari payudara maka akan semakin banyak ASI yang akan diproduksi (Roesli, 2005; Soraya 2006). Manfaat dari memompa ASI menggunakan tangan yaitu penggunaan pompa untuk memerah ASI relatif tidak nyaman dan tidak efektif mengosongkan payudara, banyak ibu yang lebih nyaman menggunakan tangan karena lebih natural, reflek keluarnya ASI lebih mudah terstimulasi dengan skin to skin contact dan ekonomis.
Menurut peneliti jika teknik marmet dilakukan secara teratur dan rutin maka produksi ASI pada ibu akan meningkat. Selain dengan teknik marmet ibu juga harus memperhatikan intake makanan dan cairan saat masa kehamilan. Jika kedua hal tersebut diperhatikan oleh i bu maka tidak akan ada lagi masalah dalam menyusui yang disebabkan karena jumlah ASI yang tidak mencukupi. Selain dengan teknik marmet untuk dapat terlaksananya menyusui secara eksklusif dan meningkatkan produksi ASI. Selain itu, ibu juga harus memperhatikan keadaan emosi dan persepsi ibu bahwa ibu bisa mencukupi ASI untuk bayinya karena selain hal-hal tersebut persepsi ibu yang akan mengirim perintah keotak untuk memproduksi ASI. Menyusui bayi kapanpun bayi ingin menyusui dan menyusui malam hari juga bisa mempertahankan jumlah produksi ASI karena semakin kosong sinus laktiferus pada payudara maka akan semakin banyak ASI yang akan diproduksi. Menyusui malam hari bermanfat, karena pada malam hari jumlah ASI ibu lebiih optiimal sehingga jika tidak diberikan kepda bayi maka akan menghambat proses terbentuknya ASI untuk selanjutnya.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti di Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2015 dapat diambil kesimpulan: 1.
Rata-rata jumlah produksi ASI sebelum dilakukan teknik marmet yaitu 15.13 cc dengan payudara padat dan pancaran ASI lemah.
2.
Rata-rata jumlah produksi ASI sesudah dilakukan teknik marmet yaitu 22.27 cc dengan payudara tidak padat dan pancaran ASI lemah.
3.
Teknik marmet berpengaruh terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu yang bermasalah dalam jumlah ASI di Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi dengan p < 0,001. Hal ini berarti p value < 0,05, sehingga Ha diterima.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian maka peneliti menyarankan kepada: 1. Bagi profesi kesehatan Hasil penelitian diharapkan sebagai masukan bagi profesi keperaatan dalam memberikan promosi kesehatan dalam meningkatkan jumlah produksi ASI sehingga ibu yang mengalami masalah dalam jumlah produksi ASI bisa mendapatkan paparan informasi. 2. Bagi institusi pelayanan kesehatan
Hasil penelitian ini bisa sebagai bahan masuhan bagi rumah sakit sehingga bisa mengaplikasikan kepada ibu yang bermasalah dalam jumlah produksi ASI. 3. Bagi peneliti Peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti terhadap cara meningkatkan jumlah produksi ASI C. Keterbatasan Peneliti
1. Keterbatasan peneliti sebagai peneliti pemula membuat peneliti hanya melakukan pada jumlah sampel yang kecil. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengkombinasikan teknik marmet dengan teknik lain agar dapat meningkatkan produksi lebih optimal. 3. Peneliti hanya melakukan penelitian pada satu kelompok yang sama sehingga tidak ada kelompok pembanding. 4.
Penelitian selanjutnya perlu dilakukan dengan mengontrol nutrisi dan psikologi responden.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, 2008. Asuhan kebidanan nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik . Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik . Jakarta: Rineka Cipta. Biancuzzo, M. (2003). Breastfeeding the newborn: Clinical Srategies for nurses. St Louis: Mosby. Budiati, T. (2010). Peningkatan produksi ASI ibu nifas seksio cesarea melalui pemberian paket “Sukses ASI”. Jurnal Keperawatan Universitas Indonesia 13(2).
Chertok, I. R., & Shoham-Vardi, I. (2008). Infant hospitalization and breastfeeding post caesarea sectio . British Journal of Nursing, 17. 786791. Colin, W. B., & Scott, J.A. (2002). Breastfeeding: reason for starting, reasons for stopping and problems along the way . Australia: School of Public Health.
Cox, S. (2006). Breastfeeding with confidence: Panduan untuk belajar menyusui dengan percaya diri (Gracinia, Penerjemah). Jakarta: Gramedia.
Depkes RI. (2007). Riset
Kesehatan Dasar 2007. Jakarta: Badan Penelitian
Dann Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Depkes RI. (2010). Riset
Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Badan Penelitian
Dann Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Depkes RI. (2013). Riset
Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian
Dann Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Dewey, K., Nommsen-River, L., Heining, M., Cohen, R. (2003). Risk suboptimal infant breastfeeding behavior, delayed onset lactation, and excess neonatal weight loss. Journal Pedriatrics, 111, 607-619. Endah, S.N, Masinarsah,I. 2012. Pengaruh pijat oksitosin terhadap pengeluaran kolostrum pada ibu post partum di ruangan kebidanan Rumah Sakit Muhammadiyah. Jurnal Kesehatan Kartika.
Grajeda, R., & Perez-Escamilla, R. (2002). Stress during labor and delivery is associated with delay onset of lactation among urban Guatemala women. Journal Nutrition, 132, 3055-3060. Hegar, B. (2008). Dipetik (April 15, 2015), dari ASI Eksklusif enam bulan, http://www.f-buzz.com/2008/09/01/asi-eksklusif-enam-bulan/ Grajeda, R., & Perez-Escamilla, R. (2002). Stress during labor and delivery is associated with delay onset of lactation among urban Guatemala women. Journal Nutrition, 132, 3055-3060. Kemenkes Indonesia. (2011), Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta Pusat data dan informasi Kementrian Kesehatan RI Kurniawati, B, Fauziandari, E.N, Wulandari, A. 2013, Studi komparasi teknik marmet dan pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu post partum primipara di Rumah Sakit Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Muliani. R. (2011). Pebedaan produksi ASI sebelum dan sesudah dilakukan kombinasi metode massage depan (breast care) dan massage belakang (pijat oksitosin) pada ibu menyusui 0-3 bulan. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nurliawati, E. (2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan produksi Air Susu Ibu pada ibu pasca sectio caesarea di wilayak kota dan kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Keperawatan Universitas Indonesia. Nurmiati, dan Besral. (2008). Pengaruah durasi pemberian asi terhadap ketahanan hidup bayi di indonesia. Makara Kesehatan, 12(2), 47-52. Mardiyaningsih, E. (2011). Efektifitas kombinasi teknik marmet dan pijat oksitosin terhadap peningkatan produksi ASI ibu post sectio caesarea di Rumah Sakit Wilayah Jawa Tengah. Jurnal Keperawatan Soedirman, 6(1) Prasetyono, DS. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif . Yogjakarta: DIVA Press Priyono, P. (2010). Merawat Bayi tanpa Baby Sitter . Jakarta: MedPress. Proverawati, A., & Rahmavati, E. (2010 ). Kapita Selekta ASI & Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika.
Roesli,
U.
2008. Inisiasi
menyusui
dini
untuk
awali
ASI
eksklusif ,
http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid1221548709,57734 Saputa, H. (2014, September 15). Dipetik February 17, 2015, dari Pemberian ASI
eksklusif
di
Indonesia
menurun:
http://lifestyle.okezone.com/read/2014/09/15/483/1039184/pemberianasi-eksklusif-di-indonesiamenurun, Sariani, C. (2014, Agustus 7). Dipetik February 17, 2015 dari Angka Kematian Bayi di Indonesia: http://www.academia.edu/5113636/Angka_Kematian_Bayi_di_Indones ia. Selasi. (2009).
Dipetik February 20, 2015 dari Susu formula dan angka
kematian bayi, http://selasi.net/index.php? Siregar, A. (2004). Pemeberian ASI eksklusif dan faktor-faktor yang mempengaruhuinya. Jurnal Kesehatan Masyarakat Sumatera Utara. Sulistyawati, Ari. 2009. Buku ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Penerbit Andi. Sukarni, K. I., & ZH, Margareth. (2013). Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika. Suryani. E, Astuti. E.W, 2013. Pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI ibu postpartum.
CURRICULUM VITAE
Biodata
Nama Mahasiswa
: Reza Apriani Saputri
Tempat/Tanggal Lahir
: Sukarami/ 05 April 1993
Alamat
: Komplek BPTP Sukarami
Nama Orang Tua
Ayah
: Irwanto
Ibu
: Nuraini
Anak ke
:1
Riwayat Pendidikan
TK
: TK Pertiwi (1998-1999)
SD
: SDN 20 Koto Gaek Guguk (1999-2005)
SMP
: SMPN 1 Kota Solok (2005-2008)
SMA
: SMAN 1 Gunung Talang (2008-2011)
PERGURUAN TINGGI
: STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi Program Studi S1 Keperawatan (tahun 2011-sekarang)
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth : Calon Responden Di Tempat
Dengan hormat Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Nama : Reza Reza Aprian Aprianii Saput Saputri ri NIM
: 11 1104142010239 Adalah mahasiswa STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi yang bermaksud
mengadakan penelitian
dengan judul “Pengaruh “Pengaruh teknik marmet terhadap
peningkatan produksi ASI pada ibu yang bermasalah dalam jumlah jumlah produksi ASI di Rumah Sakit Dr. Achamad Mochtar Bukittinggi pada tahun 2015 ”. Penelitian ini tidak tidak akan merugikan Bapak Bapak / Ibu, Ibu, saudara / saudari. Karena kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila bapak / ibu menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaannya untuk menandatangani menandatangani lembar persetujuan yang disediakan dibawah ini. Demikianlah, atas perhatian dan kesediaan bapak / ibu sebagai responden saya ucapkan terima kasih.
Bukittinggi, Mei 2015
Reza Apriani Saputr
INFORMED CONSENT CONSENT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YARSI SUMBAR BUKITTINGGI
Judul
: Pengaruh teknik marmet terhadap peningkatan produksi ASI ibu yang bemasalah dalam jumlah jumlah produksi produksi ASI di Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.
Pembiayaan
: Individu
Penanggung Jawab
: - Nama Mahasiswa
1.
2.
: Reza Apriani Saputri
- Telepon
: 081261178639
- E-mail
:
[email protected]
- Al Alamat
: Komplek BPTP Sukarami
Data Demograf rafi Nama Responden
:
TTL
:
JK
:
Nomor MR
:
Telpon
:
Alamat
:
Tujuan Tujuan Peneli Penelitia tian n ini ini untuk untuk meng mengeta etahui hui pengar pengaruh uh tekni teknik k marme marmett terhad terhadap ap peningkatan produksi ASI ibu yang yang bemasalah bemasalah dalam jumlah produksi ASI di Rumah Sakit Dr. Achamad Mochtar Bukittinggi.
3.
Jumlah Jumlah sampe sampell dalam dalam penelitian penelitian ini adala adalah h 15 15 orang orang dengan dengan kriteria kriteria inklusi inklusi ibu ibu yang primipara, bayi yang tidak ada kelainan seperti bibir sumbing, BBLR dan prematur, bentuk putting payudara ibu normal, putting susu ibu tidak ada masalah seperti lecet, insisi dan mastitis, umur ibu antara 20-35 tahun, ibu yang sudah menyusui menyusui bayinya 2 jam yang yang lalu dan ibu dengan dengan jumlah ASI < 20 ml sedangkan kriteria eksklusi adalah, ibu yang mengkonsumsi obat perangsang ASI.
4.
Penga Pengambi mbilan lan data data di di mulai mulai dari dari 02 02 Apri Aprill 2015 2015 sampa sampaii 1 Juli Juli 2015. 2015.
5.
Dalam penelitian ini, prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut diawali dengan mengurus perizinan untuk mengambil data dan survey awal dari program S1 Keperawatan STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi. Kemudian peneliti mengurus surat izin di Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar kebagian SDM setelah mendapat izin selanjutnya ke Kabid keperawatan RSAM. Setelah mendapat surat pengantar dari Kabid Keperawatan RSAM selanjutnya peneliti mengambil data di rekam medis dan melakukan survey awal diruang rawat kebidanan setelah memberikan surat pengantar dari Kabid keperwatan dan mendapat izin dari KARU kebidanan.
6.
Dalam penelitian ini risiko yang ditimbulkan sangat minimal bisa berupa rasa terbakar di kulit payudara kalau tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan prosedur.
7.
Data Preserving (Penggunaan Data) Berisi :
Saya (responden) bersedia memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini, dan memberikan izin untuk menggunakan informasi tersebut untuk penelitian yang akan datang.
Jika informasi yang saya berikan hari ini akan digunakan untuk penelitian selanjutnya, maka peneliti harus meminta izin terlebih dahulu, kecuali jika data yang digunakan tidak berhubungan dengan informasi pribadi saya (responden).
Saya (responden) bersedia memberikan informasi hanya dalam penelitian ini saja. Jika setelah selesai penelitian tanggal 10 Juli 2015, maka semua informasi yang diberikan akan dimusnahkan (baik dalam bentuk kertas dan elektronik data).
8.
Confidentiality /Kerahasiaan
a. Data ini akan dijamin kerahasiaannya dari pihak luar. b. Data ini akan disimpan dalam bentuk berkas dan soft copy. c. Data dari responden akan disimpan dalam 5 tahun kedepan yaitu mulai tahun 2015 sampai tahun 2020. Setelah 5 tahun maka data akan dimusnahkan untuk menjaga kerahasiaannya.
d. Data dari responden tidak akan menyebutkan nama responden tapi hanya akan ditulis dalam bentuk nomor kode. 9.
Selama
penelitian
ini
berlangsung
maka
responden
berhak
untuk
mengundurkan diri kapanpun jika responden merasa tidak nyaman selama penelitian, dan data yang didapatkan berhak juga untuk tidak digunakan dalam penelitian ini. Jika responden mempunyai keluhan atau merasa dipaksa maka responden dapat mengajukan komplain atau menghubungi (STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi, 0752-21169). 10. Jika dalam penelitian ini ada kerusakan atau kerugian yang dirasakan responden, maka STIKes Yarsi Sumbar akan bertanggung jawab secara penuh. 11. Tidak ada konflik kepentingan selama penelitian ini dilakukan. 12. Penelitan ini akan dilakukan di bawah bimbingan Ibu Wisnatul Izzati STT, M.Kes dengan nomor telepon : 081374773673 dan Ibu Ns. Aulia Putri, S.Kep dengan nomor telepon : 085263619283 dalam lingkup STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi (Jln. Tan Malaka Belakang Balok Bukittinggi 0752-21169) 13. Dengan ini saya (responden) menyatakan bahwa saya sudah mengerti dengan isi Informed Consent dan bersedia dimasukkan sebagai salah satu partisipan dalam penelitian ini. Nama Responden
:
TTL
:
Jika responden berhalangan (tidak mampu/tidak bisa secara fisik dan mental) untuk menandatangani Informed Consent ini, maka wali dari responden dapat memberikan persetujuan. Nama Wali
:
TTL
:
Hubungan dengan Responden
:
Bukittinggi, Mei 2015
TTD Saksi;
TTD Responden;
(Nama Jelas)
(Nama Jelas)
PROSEDUR INTERVENSI
TEKNIK MARMET No
Langkah
1
Menjelaskan tujuan prosedur
2
Mencuci tangan
3
Posisikan ibu jari dan dua jari lainnya (jari telunjuk dan jari tengah) sekitar 2.5 – 3.75 dari dasar putting dengan menempatkan ibu jari diatas putting pada arah jam 12 dan dua jari lainnya dibawah putting searah jam 6 sehingga akan membentuk seperti
huruf “C” dan hindari untuk menggenggam payudara.
4
Mendorong payudara lurus ke belakang kearah dinding dada dan hindari meregangkan Jari.
5
Tekan ibu jari kedepan dan pindahkan tekanan jari dari jari tengah ke jari telunjuk saat ibu jari memutar kedepan. Gerakan ibu jari seperti meniru gelombang dari lidah bayi dan tekanan berlawanan jari meniru langit-langit bayi. Gerakan memompa ASI meniru hisapan bayi dengan menekann sinus laktiferus tanpa menyakiti jaringan payudara. Memperhatikan posisi dari ibu jari dan jari lainnya. Posisi jari berubah pada tiap gerakan mulai dari posisi push (jari terletak jauh dari belakang areola) hingga posisi roll (jari terletak disekitar areola).
6
Mengulangi gerakan diatas secara teratur hingga sinus laktiferus kosong. Memposisikan jari secara tepat, push (dorong), roll (gulung).
7
Memutar ibu jari dan jari lainnya dititik sinus laktiferus lainnya, selanjutnya memindahkan ibu jari dan jari lainnya pada posisi jam 6 dan jam 12, posisi jam 11 dan jam 5, posisi jam 2 dan jam 8 kemudian jam 3 dan jam 9. Demikian juga saat memompa payudara lainnya, gunakan kedua tangan misalkan saat memompa payudara kanan gunakan tangan kanan dan saat memompa payudara kiri gunakan tangan kiri. Saat memompa ASI, jari-jari berpuutar searah jarum jam atau berlawanan agar semua sinus laktiferus kosong.
8
Menghindari gerakan menekan payudara, menarik putting dan mendorang payudara.
9
Melanjutkan prosedur dengan gerakan untuk merangsang reflek keluarnya ASI yang terdiri dari massage (pemijatan), stroke (tekan), dan shake (goyangkan). Memijat alveolus dan duktus laktiferus mulai dari bagian atas payudara, dengan gerakan memutar, memijat dengan menekan kearah dada. Kemudian menekat (stroke) daerah
payudara dari bagian atas hingga sekitar putting dengan tekanan lembut dengan jari seperti menggelitik. Gerakan selanjutnya (shake) menggoyangkan payudara dengan arah memutar.
10
Mengulangi seluruh proses memompa ASI pada setiap payudara dan teknik stimulasi reflek keluarnya ASI sesuai dengan waktu, prosedur ini umumnya membutuhkan waktu 20-30 menit. Memompa masing-masing payudara selama 5-7 menit dilanjutkan dengan gerakan untuk merangsang reflek keluarnya ASI selama 5 menit. Memeompa lagi masing-masing payudara selama 3-5 menit dan dilanjutkan gerakkan merangsang reflek keluarnya ASI selama semenit. Terakhir pompa masing-masing selama 2-3 menit.
11
Merapikan responden
12
Mencucui tangan
Lembar Observasi Jumlah Produksi ASI Sebelum dan Sesudah Teknik Marmet Jumlah Produksi ASI No
Nama Responden
Sebelum Jumlah (cc)
1 2
3
4 5
6
7 8
9 10
11
12 13
14 15
Sesudah Jumlah (cc)
Kesimpulan
Lembar Observasi Peningkatan Produksi ASI Jumlah Produksi ASI No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Payudara
Nama Responden Meningkat Tidak Padat Meningkat
Tidak Padat
Pancaran ASI Meningkat
Tidak Meningka
Pengambilan Sampel dengan Gpower
FREQUENCIES VARIABLES=pretest posttest /NTILES=
4
/STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN /PIECHART /ORDER=
FREQ ANALYSIS .
Frequencies
[DataSet0]
Statistics N
Valid Missing
Mean Median Std. Deviation Minimum Maximum Percentiles
25 50 75
pretest 15 0 1,00 1,00 ,000 1 1 1,00 1,00 1,00
posttest 15 0 1,67 2,00 ,488 1 2 1,00 2,00 2,00
Frequency Table
pretest
Valid
1
Frequency 15
Percent 100,0
Valid Percent 100,0
Cumulative Percent 100,0
posttest
Valid
1 2 Total
Frequency 5 10 15
Percent 33,3 66,7 100,0
Valid Percent 33,3 66,7 100,0
Cumulative Percent 33,3 100,0
Pie Chart
pretest 1
posttest 1 2
T-TEST PAIRS = pretest
WITH posttest (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.
T-Test
[DataSet0]
Paired Samples Statistics
Pair 1
pretest posttest
Mean 1,00 1,67
N 15 15
Std. Deviation ,000 ,488
Std. Error Mean ,000 ,126
Paired Samples Correlations N Pair 1
pretest & posttest
15
Correlation .
Sig. .
Paired Samples Test
Pair 1 pretest - posttes
Mean -,667
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Deviation Mean Lower Upper ,488 ,126 -,937 -,396
t -5,292
df 14
Sig. (2-tailed ,000
T-TEST PAIRS = pretest
WITH posttest (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.
T-Test
[DataSet0]
Paired Samples Statistics
Pair 1
Mean 15,13 22,27
pretest posttest
N 15 15
Std. Deviation 3,021 3,770
Std. Error Mean ,780 ,973
Paired Samples Correlations N Pair 1
pretest & posttest
15
Correlation ,706
Sig. ,003
Paired Samples Test
Pair 1 pretest - postte
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Erro Mean Deviation Mean Lower Upper -7,133 2,696 ,696 -8,626 -5,641
t -10,24
df
Sig. (2-taile 14 ,000
FREQUENCIES VARIABLES=pretest posttest /NTILES=
4
/STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN /PIECHART /ORDER=
FREQ ANALYSIS .
Frequencies
[DataSet0]
Statistics N Mean Median Std. Deviation Minimum Maximum Percentiles
Valid Missing
25 50 75
Frequency Table
pretest 15 0 15,13 16,00 3,021 10 19 13,00 16,00 18,00
posttest 15 0 22,27 23,00 3,770 15 29 20,00 23,00 25,00
pretest
Valid
10 11 13 14 15 16 18 19 Total
Frequency 1 2 2
Percent 6,7 13,3 13,3
Valid Percent 6,7 13,3 13,3
1 1 3 3 2 15
6,7 6,7 20,0 20,0 13,3 100,0
6,7 6,7 20,0 20,0 13,3 100,0
Cumulative Percent 6,7 20,0 33,3 40,0 46,7 66,7 86,7 100,0
posttest
Valid
15 16 19 20 21 22 23 24 25 26 29 Total
Pie Chart
Frequency 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 15
Percent 6,7 6,7 6,7 6,7 13,3 6,7 13,3 13,3 6,7 13,3 6,7 100,0
Valid Percent 6,7 6,7 6,7 6,7 13,3 6,7 13,3 13,3 6,7 13,3 6,7 100,0
Cumulative Percent 6,7 13,3 20,0 26,7 40,0 46,7 60,0 73,3 80,0 93,3 100,0
pretest 10 11 13 14 15 16 18 19