BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tuberkulosis, MTB,
atau TB (sin (singk gkat atan an
dari dari bacillus berbentuk bacillus berbentuk
tuberkel) tuberkel) merupakan merupakan penyakit penyakit menular menular ya yang ng umum umum,, dan dan dalam dalam bany banyak ak kasu kasuss
bers bersif ifat at mema memati tika kan. n. Peny Penyak akit it ini ini
dise diseba babk bkan an oleh oleh berb berbag agai ai
strain mikobakteria strain mikobakteria,, umumny umumnyaa Mycobacterium tuberculosis. tuberculosis. Tuberku Tuberkulosis losis biasanya menyerang paru-paru, paru-paru, namun juga bisa berdampak pada bagian tubuh tubuh lainny lainnya. a. Tuber Tuberkul kulosi osiss menyeb menyebar ar melalui melalui udara udara ketika ketika seseora seseorang ng dengan dengan infeksi infeksi TB aktif aktif batuk, batuk, bersin bersin,, atau menye menyebark barkan an butiran butiran ludah ludah mereka melalui udara. Infeksi TB umumnya bersifat asimtomatikdan laten. asimtomatikdan laten. Namun hanya satu dari sepuluh kasus infeksi laten yang berkembang menjadi penyakit aktif. Bila Tuberkulosis tidak diobati maka lebih dari !" orang yang terinfeksi bisa meninggal.
#ejal #ejalaa klasi klasik k infek infeksi si TB akti aktiff yaitu yaitu batuk batuk kronis dengan kronis dengan ber$ak ber$ak darah sputum sputum atau atau dahak dahak , demam, demam, berkeringat di malam hari, hari, dan dan berat badan turun. turun. (dahulu TB disebut penyakit %konsumsi% karena orang-orang yang terinfeksi biasanya mengalami kemerosotan berat badan.) Infeksi pada organ lain menimbulkan gejala yang berma$am-ma$am. &iagnosis TB aktif bergantung pada hasil radiologi (biasan (biasanya ya melalu melaluii sinarsinar-' ' dada dada) sert sertaa pemeriksaan mikroskopis dan pembuatan kultur mikrobiologis $airan tubuh.
eme ement ntar araa itu, itu, diag diagno nosi siss TB late laten n berg bergan antu tung ng pada pada tes tuberk tuberkuli ulin n kulittuber$ kulittuber$ulin ulin skin test (TT) dan tes darah. Pengobatan darah. Pengobatan sulit sulit dilakukan dan memerlukan pemberian pemberian banyak banyak ma$am antibiotik dalam jangka jangka *aktu lama. lama. +ran +rangg-or oran ang g yang yang melak melakuk ukan an kont kontak ak juga juga haru haruss menjal menjalan anii tes tes penapisan dan diobati bila perlu. esistensi esistensi antibiotik antibiotik merupakan merupakan masalah yang yang bertam bertambah bah besar besar pada pada infeksi infeksi tuberkulos tuberkulosis is resisten multi-obat multi-obat (TB (TB &). ntuk men$egah TB, semua orang harus menjalani tes penapisan penyakit tersebut dan mendapatkan /aksinasi mendapatkan /aksinasi basil basil 0almette1#u2rin. 0almette1#u2rin.
Para Para ahli ahli per$ay per$ayaa bah*a bah*a seperti sepertiga ga populasi populasi dunia telah terinfeksi terinfeksi oleh M. oleh M. tuberculosis, tuberculosis, dan infeksi baru terjadi dengan ke$epatan satu orang per satu detik. Pada tahun 3!!4, diperkirakan ada 56,4 juta kasus kronis yang yang akti aktiff di ting tingka katt glob global al.. Pada Pada tahu tahun n 3!5! 3!5!,, dipe diperk rkir iraka akan n terja terjadi di pertambahan kasus baru sebanyak 7.7 juta kasus, dan 5, juta kematian yang mayoritas terjadi di negara berkembang. berkembang. 8ngka mutlak kasus Tuberkulosis mulai menurun semenjak tahun 3!!9, sementara kasus baru mulai menurun sejak sejak tahun tahun 3!!3. 3!!3. Tuber Tuberkul kulosi osiss tidak tidak terseba tersebarr se$ara se$ara merata merata di seluru seluruh h dunia. &ari populasi di berbagai negara di 8sia dan 8frika yang melakukan tes tuberkulin, 7!"-nya menunjukkan hasil positif, sementara di 8merika erika erikat, t, hanya hanya 15!" 15!" saja yang yang menunj menunjukk ukkan an hasil hasil positi positif. f. asyarak asyarakat at di dunia berkembang semakin berkembang semakin banyak yang menderita Tuberkulosis karena keke kekeba bala lan n tubu tubuh h mere mereka ka yang ang lema lemah. h. Bias Biasan any ya, mere mereka ka meng mengid idap ap Tuberkulosis akibat terinfeksi /irus :I; dan :I; dan berkembang menjadi 8I& menjadi 8I&..
BAB II SKRININ RESEP II.1 Rese!
Poliruangan < 8nak P.I..8 < Nama dokter< &r.8gustina ante
Poliruangan < 8nak P.I..8 < Nama dokter< &r.8gustina ante
Tgl < 5 55 56 im$ur paed 5 dd tab I; ima$fasid paed 5 dd tab I;
No. ;
Tgl < 5 55 56 imfampisin o mg tab No.'; 5 dd I tab
ndet IN: 6!! mg tab No. =' ndet
No.
'; 5 dd I tab
:istapan 3! mg u$os 3! mg albutamol 5, mg f. Pul/ da In 0aps dtd No. '; 6 dd 0aps I
Nama < an. 8nanda >urnia mur < ? tahun @) 0oret yang tidak perlu . ohon berikan obat yang terdaftar dalam &P:+ PT.8>A . =embar 5 untuk 8potek, lembar 3 untuk tagihan 8potek
Nama < an. 8nanda >urnia mur < ? tahun @) 0oret yang tidak perlu . ohon berikan obat yang terdaftar dalam &P:+ PT.8>A . =embar 5 untuk 8potek, lembar 3 untuk tagihan 8potek
II." Pela#anan Rese! A.
Skrining Rese! $ENIS SKRININ
KETERANAN
PERSYARATAN ADMINISTRASI
Nama dokter Tanggal penulisan resep TT& paraf dokter Nama pasien 8lamat pasien mur pasien Cenis kelamin BB pasien Nama obat jelas >ekuatan sediaan jelas Cumlah obat jelas 0ara pemakaian Celas =ain-lain
8da 8da 8da 8da Tidak 8da 8da Tidak ada Tidak ada Iya Iya Iya Iya
KESESUAIAN FARMASETIK
Bentuk sediaan &osis
Tablet dan >apsul =ebih tinggi jika disesuaikan dengan umur. Tetapi bisa disesuaikan jika ditinjau dri BB pasien.
Potensi tabilitas Inkompaktibilitas 0ara pemakaian =ama pemberian
? bulan
PERTIMBANGAN KLINIS
8danya alergi A+
8danya rasa gatal dikarenakan adanya batuk berdahak aat mengkonsumsi obat dapat mengakibatkan air seni menjadi *arna merah
Interaksi >esesuaian dosis
imfampisin <
8nak-anak< 5! 1 3! mgkg BB sehari, maksimum 9!! mg sehari. IN: < Pengobatan infeksi TB aktif < Terapi harian 5! 1 5 mgkghari dalam 5 1 3 dosis terbagi (maksimal 6!! mghari). &ua kali seminggu &+T (dire$tly obser/ed therapy) < 3! 1 6! mgkg (maksimal ?!! mg) >esesuaian durasi >esesuaian jumlah obat =ain-lain
B. Pera%ikan +bat rimfapi$in dan IN: diberikan langsung kepada pasien karena berupa
tablet. edangkan :istapan,mu$os,salbutamol dira$ik untuk dibuat '; kapsul sesuai permintaan dari esep. &. Etiket
D. In'or(asi )bat
$ENIS IN*)RMASI 0ara pemakaian obat
KETERANAN Ri('a!isin tab < diminum 5 D sehari 5 tab 5 jam
sebelum makan. Cika dimulai minum pagi hari utk hari berikutnya harus minum pagi hari terus sampai pengobatan selesai agar dapat berefek se$ara maksimal. INH < diminum 5 D sehari 5 tab. IN: beda
dengan rimfapisin. Cika rimfapisin diminum sebelum makan maka IN: diminum setelah makan. Untuk ra%ikan ka!sul < diminum 6 D sehari 5
0ara penyimpanan obat
kapsul (pagi,siang,malam) sesudah makan. &itempat sejuk dan tidak terkena sinar matahari
Cangka *aktu
langsung utin selama ? bulan tidak boleh terputus
pengobatan
E. Konseling 8 (8poteker) E P (Pasien)
8
<
Ini obatnya untuk anaknya bapak. &iminum rutin selama ? bulan jangan terputus atau sempay berhenti ya pak. Ini obat tablet ada 3. Fg 5 namanya rimfapi$in ini diminum 5 D 5 tablet sehari ya pak. Cika anak bapak sudah minum pagi hari, besoknya minum pagi lagi ya pak. &an untuk obat tablet yang lainnya adalah IN:, ini diminum 5 D 5 tablet sehari tapi sesudah makan ya pak. &an untuk kapsul diminumnya 6 D sehari sesudah makan. 8da yg bapak
P 8
< <
kurang mengertiG kenapa rimfapisin diminum sebelum makan buG agar rimfapi$in dapat mmeberikan efek terapi yang maksimal pak supaya anak bapak $epat sembuh. + iya. +bat kapsul yang kami berikan berefek untuk mengurangi rasa gatal karena dahak anak bapak dan juga mengurangi dahaknya serta memberikan kelegaan bagi nafas anak bapak yang mungkin akan sulit bernafas dikarenakan adanya dahak diparu-parunya. harus diminum rutin dan tidak boleh terputus ya bu. >enapa
P
<
8
begituG < dalam obat ini ada obat antibiotik pak. 8nak bapak harus minum sampai tuntas dan jangan sempat terputus. >arena antibiotik akan membunuh bakteri yang ada di dalam tubuh anak bapak. Cika anak bapak tidak minum se$ara rutin, nanti bakterinya akan kebal sehingga obat itu tidak mempan lagi dan tidak dapat memberikan kesembuhan bagi anak bapak. >ekebalan bakteri tersebut disebut
P
<
resistensi pak. 8da lagi yang bisa saya bantu pakG apa ada efek samping dri obat-obat ini buG
8
<
oh iya pak. Cika anak bapak mengkonsumsi obat ini, anak bapak akan mengeluarkan air seni ber*arna merah bata. Tapi bapak tidak perlu kaha*atir karena itu hanyalah efek samping dari obat ini dan tidak akan membahayakan anak bapak.
BAB III PEMBAHASAN
&ari hasil skrining resep yang telah dilakukan, terdapat obat im$ur paed dan ima$fasid paed dan ra$ikan kapsul < :istapan, mu$os, salbutamol. Namun resep ini diganti dengan imfapi$in ! mg dan IN: 6!! mg sedangkan ra$ikan kapsul tetap. &isini akan dibahas tentang komposisi, indikasi, efek samping, dan dosis masing dari obat-obat yang terdapat dalam resep.
RIM&URE PAED TABLET
Tags< tuberkulosis, bakteri, infeksi, TB0, paru-paru Brand< < andoH Produ$t # 0ode<<
>omposisi< ifampi$in 4 mg, isoni$otine hydraHine ! mg, pyraHinamide 5! mg Tuberkulosis mikobakterium tuberkulosis yang peka terhadap rifampisin, Indikasi< isoni$otine hydraHine, dan piraHinamid 8nak dengan BB 3 kg < tablethari. 8nak dengan BB 3! kg < tablethari. &osis< 8nak dengan BB 5 kg < 6 tablethari. 8nak dengan BB 5! kg < 3 tablethari. 8nak dengan BB kg < 5 tablethari. Pemberian Berikan sebelum makan, 6! menit sebelum makan telan utuh +bat< :ipersensiti/itas, ri*ayat hepatitis yang diinduksi obat, penyakit hati akut, >ontra neuritis perifer atau optik, gangguan fungsi ginjal, epilepsi, akoholisme Indikasi< kronik #angguan fungsi ginjal dan hati, diabetes melitus, akoholisme kronik, pasien kurang giHi, ri*ayat gout, gangguan kon/ulsi, porfiria akut, lanjut Perhatian< usia. :amil, laktasi. =akukan tes hitung darah dan fungsi hati se$ara periodik. :indari pengunaan bersama lensa kontak ifampisin < *arna merah pada $airan tubuh, peningkatan enHim hati asimtomatik, peningkatan nitrogen urea darah dan asam urat, hemolisis, hematuria, nefritis, isufisiensi ginjal, gangguan gastrointestinal, gangguan susunan saraf pusat, perubahan hematologi, ruam kulit, kelainan endokrin. Afek isoni$otine hydraHine < gangguan fungsi hati, neuropati perifer, pusing, amping< kepala terasa ringan, perubahan hematologi, reaksi alergi. piraHinamid < perubahan sementara transaminase serum, hepatotoksisitas, hepatomegali, ikterus, hiperurisemia, nefritis, disuria, gangguan gastrointestinal, perubahan hematologi, reaksi alergi >ontrasepsi oral atau terapi sulih hemon, antikoagualan, antasid, simetidin, Interaksi analgesik opioid, disulfirman, antidepresan, sedatif, obat gout, +bat< kortikosteroid, kloramfenikol, ketokonaHol, daspon, metadon, teofilin, siklosporin 8, aHatioporin >emasan< Tablet 9 D 5!
RIMA&TA+ID ,--/ M PAED TABLET
Tags< TB0, paru-paru, tuberkolosis, bakteri Brand< < andoH Produ$t # 0ode<<
>omposisi< ifampi$in 4 mg, isoni$otine hydraHine ! mg, pyraHinamide 5! mg Pengobatan tuberkulosis yang disebabkan mikobakterium tuberkulosis Indikasi< sensitif terhadap yang sensitif terhadap rifampi$in dan isoni$otine hydraHine 8nak < &engan BB 3 kg < tablethari &engan BB 3! kg < tablethari. &osis< &engan BB 5 kg < 6 tablethari. &engan BB 5! kg < 3 tablethari. &engan BB kg < 5 tablethari. Pemberian Berikan sebelum makan +bat< :ipersensitif. i*ayat mendapat terapi dengan obat yang menyebabkan >ontra hepatitis, penyakit hati akut, ikterus. Neuritis perifer, neuritis optik, Indikasi< gangguan ginjal, epilepsi, alkoholisme kronik :indari terapi kembali setelah pengobatan selesai dan pemakaian yang tidak teratur. Penyakit hati. 8mbang kejang yang rendah. #iHi buruk, Perhatian< alkoholisme, porfiria, epilepsi, hamil dan laktasi. Pengobatan dihentikan jika terjadi trombositopenia, purpura, anemia hemolitik, dipnea, syok, gagal ginjal ifampisin < urin ber*arna kemerahan. #angguan gastrointestinal, gangguan fungsi hati, leukopenia, eosinofilia. indrom flu. Carang < manifestasi pada kulit, demam, dispnea, trombositopenia, purpura, gagal Afek ginjal akut, anemia hemolitik. Isoni$atine h ydraHine < gangguan fungsi hati, amping< neuropati ferifer, kon/ulsi atau, psikosis, diskrasia darah, sindrom seperti lupus eritematosis, sindrom susunan saraf pusat ringan, toksik ensefalopati, sindrom reumatik, pallagra Interaksi 8ntikoagulan oral, antidiabetik oral, digitalis, kontrasepsi oral, antiaritmia, +bat< siklosporin, antiepileptik, disulfirman, hidantion, penghambat kanal kalsium >emasan< Tablet !
HISTAPAN TABLET
Ko(!osisi
ebhydrolin napadysilate ! mg pertablet.
In0ikasi
eaksi alergi.
Peratian - #laukoma sudut sempit.
- >ehamilan. - etensi urin, pembesaran prostat. - Pasien dengan lesi fokal pada kulit otak. - :indari mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin. - ensitifitas silang terhadap obat-obat terkait. Interaksi obat 2 alkool3 0e!resan susunan sara' !usat3 antikolinergik3 MA)I 4!enga(bat (ono a(in oksi0ase5. E'ek Sa(!ing
- edasi. - #angguan lambung-usus. - Afek antimuskarinik. - :ipotensi, kelemahan otot, tinitus (telinga berdenging tanpa rangsang dari luar), euforia (keadaan emosi yang gembira berlebihan), sakit kepala. - Perangsangan pada susunan saraf pusat. - eaksi alergi. - >elainan darah.
Ke(asan
BoD 5!! tablet.
Dosis
- &e*asa < 5!!-6!! mg. - 8nak-anak < 5!!-3!! mg. &iberikan setiap hari dalam dosis terbagi (dibagi menjadi beberapa kali pemberian dalam sehari).
Pen#a6ian
&ikonsumsi bersamaan dengan makanan.
A(bro7ol 8/ (g
Indikasi< Penyakit saluran napas akut dan kronis yang disertai sekresi bronkial yang abnormal, khususnya pada eksaserbasi dan bronkitis kronis, bronkitis asmatik, asma bronkial.
>ontra Indikasi< :ipersensitif terhadap ambroksol.
>omposisi< Tiap
tablet
mengandung
ambroksol
hidroklorida
6!
mg.
&osis<
&e*asa< sehari 6 kali 5 tablet. 8nak-anak - 53 tahun < sehari 6 kali 53 tablet. 8nak-anak 3 - tahun < sehari 6 kali 4, mg 8nak-anak di ba*ah 3 tahun < sehari 3 kali 4, mg &osis dapat dikurangi menjadi 5 kali sehari, untuk pengobatan yang lama. :arus diminum sesudah makan.
Afek amping< 8mbroksol umumnya ditoleransi dengan baik. Afek samping yang ringan pada saluran pen$ernaan dilaporkan pada beberapa pasien. eaksi alergi. Interaksi +bat< >ombinasi ambroksol dengan obat-obatan lain dimungkinkan, terutama yang berhubungan dengan sediaan yang digunakan sebagai obat standar untuk sindroma bronkitis (glikosida jantung, kortikosterida, bronkapasmolitik, diuretik dan antibiotik). Perhatian< Pemakaian pada kehamilan trimester pertama tidak dianjurkan. Pemakaian selama menyusui keamanannya belum diketahui dengan pasti. 0ara Penyimpanan< impan pada suhu kamar (di ba*ah suku 6! derajat 0el$ius) dan tempat kering, terlindung dari $ahaya. Cenis< Tablet Salbuta(ol
In0ikasi
>ejang bronkus pada semua jenis asma bronkial, bronkitis kronis dan emphysema.
Ko(!osisi
Tiap tablet mengandung salbutamol sulfat setara dengan salbutamol 3 mg Tiap tablet mengandung salbutamol sulfat setara dengan salbutamol mg Tiap sendok takar (ml) mengandung salbutamol sulfat 3,5 mg setara dengan salbutamol 3 mg
&ara Ker6a
albutamol merupakan suatu senya*a yang selektif merangsang reseptor B3 adrenergik terutama pada otot bronkus. #olongan B3 agonis ini merangsang produksi 8P siklik dengan $ara mengaktifkan kerja enHim adenil siklase. Afek
utama setelah pemberian peroral adalah efek bronkodilatasi yang disebabkan terjadinya relaksasi otot bronkus. &ibandingkan dengan isoprenalin, salbutamol bekerja lebih lama dan lebih aman karena efek stimulasi terhadap jantung lebih ke$il maka bisa digunakan untuk pengobatan kejang bronkus pada pasien dengan penyakit jantung atau tekanan darah tinggi. Kontrain0ikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini
Dosis
Tablet< &e*asa(J53tahun)<3-mg,6-kali sehari. &osis dapat dinaikan se$ara berangsur. ntuk lansia diberikan dosis a*al yang lebih rendah. 8nak-anak< 3-9 tahun < 5-3 mg, 6- kali sehari 9-53 tahun< 3 mg, 6- kali sehari. irup< &e*asa (J53 tahun)< 5-3 sendok (-5! ml), 6- kali sehari. 8nak-anak< 3-9 tahun< 53-5 sendok (!,3-ml), 6- kali sehari 9-53 tahun< 5 sendok (ml), 6- kali sehari.
E'ek Sa(!ing
Pada dosis yang dianjurkan tidak ditemukan adanya efek samping yang serius. Pada pemakaian dosis besar dapat menyebabkan tremor halus pada otot skelet (biasanya pada tangan), palpitasi, kejang otot, takikardia, sakit kepala dan ketegangan. efek ini terjadi pada semua perangsangan adrenoreseptor beta. ;asodilator
perifer,
gugup,
hiperaktif,
epitaksis
(mimisan),susahtidur.
Peringatan dan perhatian •
:ati-hati
bila diberikan pada penderita thyrotoDi$osis, hipertensi,
gangguan kardio/askuler, hipertiroid dan diabetes melitus.
•
eskipun tidak terdapat bukti teratogenitas sebaiknya penggunaaan salbutamol selama kehamilan trimester pertama, hanya jika benar-benar diperlukan.
•
:ati-hati penggunaan pada *anita menyusui karena kemungkinan diekskresi melalui air susu.
•
:ati-hati penggunaan pada anak kurang dari 3 tahun karena keamanannya belum diketahui dengan pasti.
•
Pemberian intra/ena pada pasien diabetik, perlu dimonitor kadar gula darah.
Interaksi )bat •
Afek salbutamol dihambat oleh B3-antagonis.
•
Pemberian bersamaan dengan monoamin oksidase dapat menimbulkan hipertensi berat.
•
albutamol dan obat-obatan beta-blo$ker non-selektif seperti propranolol, tidak bisa diberikan bersamaan.
)9er 0osis •
Tanda-tanda o/er dosis adalah tremor dan ta$hy$ardia. Pemberian suatu alpha-adrenergik bloker melalui injeksi intra/ena dan suatu beta-blo$king agen peroral pada kasus asmati$us karena resiko konstriksi bronkus.
•
:ypokalemia.
Rifampicin 450 mg
&8T8 +B8T, &eskripsi< ifampisina adalah antibiotika oral yang mempunyai akti/itas bakterisida terhadap y$oba$terium tuber$ulosis dan y$oba$terium leprae. ekanisme kerja rifampisina dengan jalan menghambat kerja enHim &N8-dependent N8 polymerase yang mengakibatkan sintesa N8 mikroorganisme dihambat. ntuk memper$epat penyembuhan dan men$egah resistensi kuman selama pengobatan, rifampisina sebaiknya dikombinasikan dengan antituberkulosis lain seperti IN: atau Atambutol. &engan antibiotika lain rifampisina tidak menunjukkan resistensi silang. >omposisi< Tiap kapsul mengandung rifampisina ! mg. Indikasi< 5. Tuberkulosis, sebaiknya dikombinasikan dengan antituberkulosis lain untuk memper$epat penyembuhan dan men$egah resistensi kuman. 3. =epra, tipe lepromatous, dimorfus dan tipe lain yang resisten atau intoleran terhadap antileprotik lain. &osis< &e*asa< 9!! mg atau 5! 1 3! mgkg BB sehari, untuk penderita gangguan fungsi hati dosis tidak boleh lebih dari 7 mgkg BB sehari. 8nak-anak< 5! 1 3! mgkg BB sehari, maksimum 9!! mg sehari. Pemberian obat 5 jam sebelum makan atau 3 jam sesudah makan. >emasan< >tk 5!! &ari hasil skrining resep diperoleh data bah*a im$ur paed dan ima$fasid paed diganti dengan imfapisin ! mg dan IN: 6!! mg. :al ini dikarenakan komposisi dari im$ur paed dan ima$fasid paed sama-sama mengandung imfampisin dan IN:. ntuk menghindari dosis double atau dosis ganda, maka im$ur paed dan ima$fasid paed diganti dengan imfapisin dan IN:. elain itu pemberian dosis yang terlalu besar untuk anak-anak berumur ? tahun. >emungkinan dokter memberikan dosis demikian karena ditinjau dari berat badan pasien. >emungkinan berat badan pasien memadai untuk
mengkonsumsi dosis tersebut. &iberikan dosis demikian agar obat dapat memberikan efek yang maksimal bagi pasie agar penyembuhan dapat berjalan dengan lan$ar. imfapisin dan IN: adalah antibiotik yang diberikan kepada pasien Tuberkulosis (TB) yang harus diminum se$ara rutin selama ? bulan tanpa putus-putus. Pasien harus meminumnya se$ara rutin jika sempat terputus, maka obat tidak akan memberikan efek terapi. >arena obat tersebut adalah antibiotik yang dapat membunuh bakteri sehingga harus diminum se$ara rutin dan patuh agar bateri tersebut tidak akan mengalami resisitensi yaitu kekebalan bakteri. 8ntibiotik adalah Hat-Hat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman. edangkan resistensi adalah suatu keadaan dimana tubuh sudah tidak mempan lagi dengan antibiotik.
BAB I: KESIMPULAN
&ari hasil skrinign resep yang telah dilakukan dapat disimpulkan bah*a im$ur Paed dan ima$fasid Paed memiliki komposisi yang sama yaitu sama 1 sama mengandung imfapi$in dan IN:. +leh karena itu im$ur Paed dan ima$fasid Paed diganti dengan imfapi$in dan IN: agar tidak terjadi dosis ganda yang bisa saja menyebabkan toksisitas bagi pasien. &alam resep ini juga diberikan obat dengan dosis tinggi padahal pasien baru berusia ? tahun. &okter mmemberikan dosis yang tinggi mungkin karena pasien memiliki berat badan yang besar yang sesuai dengan dosis yang telah diberikan. &ari skrining resep yang dilakukan, diketahui bah*a pasien menderita penyakit Tuberkulosis (TB).
SKRININ RESEP D)KUMENTASI PELA;ANAN RESEP
&I N +=A: <
=0>F I8 .N.
&I8N
8KIN 8&IN
:AN
+:8T L8C8
8:8& >88=
#IT8 NIN#I: .8.P
L8&I=8 &ATI88
&AI PPIT88I
NNI> +>TI=I8 .P
F8:= P8T88
8LIM8
8B&= 8:8N
STI*A PELITA MAS PALU "/18