SKRINING RESEP Tahap Tahap pertama yang dilakukan dilakukan oleh seorang apoteker dalam proses proses pelayanan pelayanan resep adalah adalah melaku melakukan kan skrinin skrining, g, yaitu yaitu memeri memeriksa ksa persya persyarat ratan an admini administra stratif, tif, kesesu kesesuaia aian n farma farmaseti setis, s, dan pertim pertimban bangan gan klinis klinis pada pada resep. resep. Saat Saat apotek apoteker er menemu menemukan kan suatu suatu permasalahan dari resep, maka apoteker harus mampu memberikan pengatasan masalah, dan dan pada pada kasu kasuss tert terten entu tu haru haruss berk berkon onsu sult ltas asii deng dengan an dokt dokter er deng dengan an memb member erik ikan an pertimbangan dan alternatif solusinya.
Menurut Keputusan Mentri Kesehatan No. 1027M!NK!SSK"#200$ tentang standard pelayanan kefarmasian di apotek, %poteker dalam melakukan skrining resep meliputi & a. 'ersyaratan administratif (esep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter he)an kepada apoteker, untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. (esep mempunyai dua makna penting yaitu sebagai dokumen legal dan sebagai alat komunikasi antara penulis resep *pres+riber dan penerima resep *dispenser. -leh karena itu, resep harus memenuhi persyaratan administratif dan ditulis dengan elas agar tidak menimbulkan salah interpretasi bagi dispenser. (esep memiliki& 1. Nama, S"', dan alamat dokter 2. Tanggal Tanggal penulisan resep /. Tanda Tanda tanganparaf dokter penulis resep $. Nama, alamat, umur, enis kelamin, dan berat badan pasien . Nama obat, potensi, dosis, umlah yang diminta . ara pemakaian yang elas 7. "nformasi lainnya
3eberapa +atatan yang perlu diperhatikan dalam resep antara lain& 1. 4ika informasi yang diperlukan tidak ada maka apoteker harus menanyakan kepada pasien danatau dokter. 2. 4ika dokter menginginkan resep diulang, maka diberi tanda 5iter6. 4ika 5iter6 ditulis di sebelah kiri ( maka yang diulang hanya ( di sebelah kanannya, ika ditulis di atas ( maka semua resep diulang sesuai umlah yang ditulis. "ter / artinya pasien akan mendapatkan obat $ kali. /. (esep yang mengandung narkotika tidak boleh ada iterasi. $. 8ntuk penderita yang segera memerlukan obatnya, dokter menulis pada bagian kanan resep sebagai berikut& +ito, statim, urgent, atau '"M *peri+ulum in mora, berbahaya bila ditunda . 3ila dokter tidak ingin resepnya yang mengandung obat keras diulang tanpa sepengetahuan dokter, dokter akan menulis n.i. *ne iter atur, tidak boleh diulang . (esep dapat ditulis kembali dalam bentuk salinan resep *apograph, +opy resep. Selain memuat keterangan resep asli, +opy resep uga memuat nama apotek dan alamatnya, nama apoteker dan nomor S"'%9nya, tanda tangan apoteker pengelola apotek, dan tanda 5det6 *ika obat sudah diserahkan atau 5nedet6 *ika obat belum diserahkan. 7. 4ika +opy resep ternyata mengandung narkotika *misalnya karena umlah obat yang diminta sebelumnya baru diberikan sebagian, maka +opy resep hanya dapat ditebus di apotek yang memiliki resep aslinya. :. (esep yang mengandung narkotika tidak dapat ditebus di luar kota tempat obat diresepkan. b. "nkompatibilitas *tak ter+ampurkannya obat ;isika
•
"nkompatibiltas fisika adalah teradinya perubahan9perubahan yang tidak diinginkan pada pen+ampuran 2 obat atau lebih tanpa ada perubahan susunan kimianya. Kimia
•
"nkompatibilitas kimia adalah perubahan9perubahan yang teradi karena timbulnya reaksi9reaksi kimia pada )aktu men+ammpurkan bahan9bahan obat. +. 'ertimbangan klinis 1. %danya alergi %poteker harus mendapatkan informasi seluas9luasnya tentang kondisi pasien, termasuk ika belum ada keterangan tentang alergi. 2. !fek samping /. "nteraksi -bat Menurut mekanismenya, interaksi obat dapat teradi baik se+ara farmasetis, farmakokinetik maupun farmakodinamik. "nteraksi farmasetis adalah interaksi yang teradi saat obat belum sampai ke tubuh, yaitu pada inkompatibilitas fisika dan kimia. Se+ara farmakokinetik, interaksi dapat teradi selama proses absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Se+ara farmakodinamik, interaksi teradi antara 2 atau lebih obat yang mengakibatkan adanya kompetisi dalam pendudukan reseptor sehingga meniadakan salah satu efek dari obat yang digunakan. ontoh interaksi pada proses absorbsi misalnya obat yang satu merubah ke+epatan atau umlah obat lain yang diabsorbsi. 'ada proses distribusi, mekanisme dapat teradi karena terbatasnya protein plasma darah yang dibutuhkan oleh obat untuk berikatan. 'ada proses metabolisme, mekanisme
im pemetabolisme obat. 'ada proses eks kresi, misalnya suatu obat menyebabkan perubahan p? urin sehingga merubah klirens obat lainnya. !fek dari interaksi obat&
a. !fek sinergis& 1@1 A 10 *-bat % dan obat 3 digunakan bersamaan sehingga menghasilkan efek yang auh lebih besar b. !fek antagonis& 1@1 A 1 *-bat % dan obat 3 diminum bersamaan sehingga efeknya meniadakan salah satu obat +. !fek additif& 1@1 A 2 *-bat % dan obat 3 digunakan bersamaan sehingga memberikan efek ganda. $. Kesesuaian dosis, durasi, dan umlah obat yang diminta Balam pengobatan perlu dipastikan bah)a kadar obat selalu berada di atas K!M *konsentrasi efektif minimum dan di ba)ah KTM *konsentrasi toksis minimum, sehingga perlu aturan dosis yang mengatur dosis dan arak )aktu pemberian agar obat men+apai konsentrasi terapi sesuai dengan yang dikehendaki. %turan dosis dapat diberikan dalam tiga dasar kategori& Bosis pemeliharaan, yaitu pada konsentrasi efektif. !fek obat harus selalu
•
terpelihara pada endela terapi. Bosis terapi pada periode )aktu tertentu. Bosis yang diberikan hanya dalam
•
)aktu tertentu tingkat terapi yang diinginkan, seperti pada pemberian antibiotika terhadap pengobatan infeksi dan obat9obat dengan t12 pendek. Bosis tunggal atau terapi angka pendek. Bosis ini diberikan pada keadaan efek
•
obat yang diinginkan hanya untuk sesaat, seperti pada pengobatan simptomatik. 3eberapa faktor yang memengaruhi dosis& 8sia
•
bayi dan anak9anak sangat peka terhadap obat karena fungsi hati, ginal, dan sistem en>imnya belum sempurna. 3egitu uga pada orang tua karena fungsi hati dan ginal yang telah menurun. Bosis untuk orang tua&
o 97$ tahun& dosis biasa C 10D o 7 C :$ tahun& dosis biasa C 20D o E : tahun& dosis biasa C /0D 3obot badan
•
=uas permukaan badan
•
4enis Kelamin
•
3eratnya penyakit
•
Karena banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam memberikan dosis, perlu di+ek kembali apakah dosis yang diminta di resep sesuai dengan dosis la>im anak atau de)asa, dan tidak melebihi dosis maksimal sesuai usia pasien. Bosis la>im adalah umlah obat yang sering digunakan dan merupakan dosis terapi. Bosis maksimal adalah umlah maksimal obat yang dapat diberikan tanpa menimbulkan efek toksis. Resep :
Skrining Resep 1) Administratif (Kelengkapan Resep) No.
1 2 / $
URAIAN Identitas dokter: Nama dokter S"' dokter %lamat dokter Nomor telepon Tempat dan tanggal resep
Tanda resep resep *(
dia)al
PAA RESEP AA !IAK Inscription
penulisan
Invocatio penulisan
Prescriptio/Ordonatio
7 : F
Nama -bat Kekuatan obat 4umlah obat
Signatura
10 11 12 1/
Nama pasien 4enis kelamin 8mur pasien 3erat badan
1$ 1 1
%lamat pasien %turan pakai obat "tertanda lain
Subscriptio
17 Tanda tanganparaf dokter Kesimp"lan: (esep tersebut lengkap tidak lengkap. Resep tidak lengkap karena tidak men+antumkan informasi mengenai berat badan pasien dan paraf dokter. #ara pengatasan 3erat badan pasien dapat ditanyakan langsung kepada pasienkeluarga pasien dan paraf dokter perlu diingatkan kembali.
$) Keses"aian %armasetis No Kriteria 1 3entuk sediaan 2 Stabilitas obat / "nkompatibiltas $ ara pemberian 4umlah dan aturan pakai
Permasala&an 9 9 9 9 9
Pengatasan
Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
') osis No . 1
Nama at
osis Resep
/ sehari 12 sendok teh 1 menit sebelum makan
osis *iterat"r
0,2C0,$ mgKg33 sehari
Kesimp"lan
Sesuai
Rekomendasi +
2
3iothi+ol
/ sehari G sendok teh
Be)asa, anak9anak dan bayi E 2 minggu& 0 mgkg berat badan per hari, terbagi dalam / C $ dosis.
Sesuai
9
/
(aniHel
2 sehari I sendok teh
Bosis oral yang disarankan untuk pengobatan borok usus pada anak9anak adalah 29$ mgkg dua kali sehari dan dosis maksimum yang dapat diberikan adalah /00 mg (anitidin hari *20 ml
Sesuai
9
,) Pertimangan Klinis No . 1
Kriteria
Permasala&an
Pengatasan
"ndikasi
9
9
2
Kontraindikasi
9
9
/
"nteraksi
9
9
$
9
9
Bupikasipol if ar mas i %lergi
9
9
!fek samping
9
9
7.
(eaksi
obat
yang
merugikan
9 9
*%B( Adverse Drug Reaction)
Bapus& %nonim. 200$. Kepmenkes No.1027M!NK!SSK"#200$. Tentang Standar 'elayanan Kefarmasian Bi %potik. Bepkes (". 4akarta. %nonim. 200F. '' No. 1 tahun 200F. Tentang 'ekeraan Kefarmasian. Bepkes (". 4akarta. 3oh, =.!. 1FF2. lini+al lerkship Manual, %pplied Therapeuti+s "n+.