5
Sketsa
5.1. Sketsa Sebagai Kelengkapan Catatan
Oleh seorang ahli geologi kadang-kadang diperlukan kemampuan untuk mengabadikan gejala alam, di samping cara lain seperti penggunaan alat foto. Sketsa merupakan salah satu cara yang praktis dan mudah disajikan sebagai kelengkapan catatan lapangan. Kadangkadang suatu singkapan atau pemeriannya sulit diuraikan dengan kalimat, tetapi akan lebih jelas apabila dilengkapi dengan sketsa. Pembuatan sketsa diperlukan untuk banyak hal, dari keadaan lapangan misalnya bentang alam, singkapan, lintasan stratigrafi dan sebagainya, hingga sketsa hasil pengamatan laboratorium seperti Paleontologi, Petrografi dan sebagainya.
Dalam pembuatan sketsa, ada beberapa manfaat yang akan kita peroleh dibandingkan dengan pembuatan foto, yaitu :
-
Melatih seseorang untuk teliti dalam melihat gejala lapangan, baik pada saat melakukan pengamatan maupun saat membuat analisis.
-
Mengambil makna yang yang penting dari apa yang dilihatnya, gambaran yang tidak mudah ditonjolkan pada foto, dapat ditunjukkan pada sketsa.
-
Memiliki
rekaman
pembuatan foto.
pengganti
bila
terjadi terjadi
kegagalan
pada
5.2. Perspektif dan Teknik Pengarsiran (arseeing)
Dalam pembuatan sketsa (terutama untuk bentang alam atau singkapan yang luas), kesan perspektif sebaiknya dapat ditonjolkan. Hal yang penting dalam perspektif adalah gambaran relatif terhadap jarak. Pengertian ini mencakup beberapa ketentuan sebagai berikut : a.
Makin jauh letak benda, makin kecil kenampakan benda tersebut, dan sebagainya
b.
Makin jauh letak benda, maka makin kabur detail benda tersebut dan sebagainya.
c.
Garis-garis sejajar yang menjauhi si penglihat akan bertemu pada satu titik. Titik temu tersebut terletak di cakrawala.
d.
Garis-garis sejajar dengan cakrawala akan tetap sejajar. Sebagai contoh, adalah gambaran jalan kereta api atau tiang listrik.
Pengarsiran dilakukan untuk menimbulkan kesan gambaran tiga dimensi, misalnya adanya tonjolan atau lekukan. Cara yang dilakukan umumnya berupa garis-garis atau titik-titik. Cara titik untuk membuat bayangan pada dasarnya adalah
menaburi titik-titik lebih
banyak pada bagian yang gelap oleh bayangan. Makin terang, titik yang ditaburkan makin sedikit. Demikian halnya dengan garis, perlu diingat bahwa jalur garis sebaiknya mengikuti arah lekukan. Dalam pembuatan sketsa, dapat pula digunakan berbagai alat untuk memudahkan dan mendapatkan hasil yang lebih baik, seperti meja gambar atau alas gambar, bingkai gambar, dan lain-lain. Bingkai gambar seperti bingkai lukisan tetapi diberi kawat dengan jaringan grid tegak lurus. Jika bingkai ini diarahkan pada bentang alam, maka kita
akan dapat membuat sketsa yang lebih baik, dengan perbandingan tinggi dan lebar yang lebih tepat pula.
5.3. Sketsa Bentang Alam
Pada sketsa bentang alam, untuk mencapai kesan perspektif dilakukan tahapan sebagai berikut :
1.
Menentukan letak garis cakrawala a.
Letak
cakrawala
tinggi
terhadap
gambar,
didapat
pada
penglihatan “pandangan burung terbang”. b.
Letak cakrawala lebih kurang 2/3 dari batas bawah gambar. Pengamatan seolah-olah berada di suatu ketinggian dan memandang ke bawah.
c.
Letak cakrawala membagi dua bidang gambar (“pandangan horisontal”).
Penggambar
letaknya
r ata
terhadap
yang
digambar. d.
Letak cakrawala lebih rendah terhadap gambar, didapat pada penglihatan “pandangan katak”. Letak cakrawala lebih kurang 1/3 dari batas bawah gambar, penggambar seolah-olah berada pada suatu kaki bukit atau gunung, dan memandang ke atas.
Dengan memakai letak berbagai cakrawala ini dapat diperoleh kesan akan perspektif terhadap arah pandangan ke bawah, horisontal atau ke atas.
2.
Membagi bidang pandangan Bidang muka (fore ground) adalah bidang yang paling dekat dengan sisi penggambar, dapat ditimbulkan dengan garis-garis yang lebih tebal, perbandingan yang lebih besar, atau warna-warni yang tegas. Dalam penggambaran tidak perlu detail, untuk tidak “menutupi” sasaran gambar yang sesungguhnya (bidang gambar). Bidang gambar merupakan bidang utama di mana sasaran gambar diletakkan, Gambar terperinci terletak di sini. Garis-garis jelas, teliti dan bermakna. Utamakan garis-garis yang mengandung arti geologi, seperti bentuk bukit, “tekstur” lereng dan batas-batas litologi. Timbulkan suatu kesan dalam gambar yang mencerminkan karakter morfologi daerah tersebut. Proporsi dim ensi bukit dan lembah sangat penting. Latar belakang (back ground) merupakan bidang yang letaknya terjauh. Garis-garis dibuat tipis dan agak kabur. Pada umumnya dapat dikatakan permukaan bentang alam yang halus dapat dinyatakan dengan titik yang merata atau garis-garis yang menerus, sedangkan permukaan kasar dengan titik-titik kasar tak merata atau garis putus-putus.
Hasil terbaik dalam mebuat sketsa dengan bayangan pada pagi oo
oo
hari pada antara jam 09 – 11
pada saat matahari condong terhadap
bentang alam.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sketsa bentang alam :
a.
Pemilihan batas-batas pada pemilihan bentang alam yang akan digambarkan dengan mengingat faktor-faktor geologi dan sketsa gambar.
b.
Pengamatan bentuk bentang alam
c.
Perbandingan (proporsi) dari unsur-unsur bentang alam (gunung, bukit, gawir, lembah) dan lain-lain.
d.
Unsur-unsur geologi yang tampak pada bentang alam tersebut (perlapisan batuan, kekar, nada warna, vegetasi).
e.
Perbedaan keterjalan lereng yang disebabkan oleh macam batuan, struktur geologi dan erosi.
f.
Interpretasi gejala geologi yang penting seperti rekonstruksi garis utama lapisan, batas kontak instruksi, bidang sesar dan lain-lain.
g.
Lokasi pandangan dan arah gambar.
Judul sketsa, akan mencakup hal-hal tersebut di atas dan disertai pesan khusus bagi pembaca. Misalnya “Bentang alam daerah Gunung Bujil
dan
sekitarnya”
atau
“Kar angsambung
dilihat
dari
bukit
Pesanggrahan”, dengan pesan khusus misalnya : “Perhatikan struktur sesar sungkup dan lipatan rebah pada batupasir”. (Gambar 5.1)
Pada sketsa bentang alam diutamakan penggunaan garis-garis sederhana tetapi dapat mencerminkan gejala-gejala geologi dengan jelas. Bila tidak perlu, keadaan yang bersifat tidak ada hubungannya dengan geologi dapat diabaikan seperti vegetasi, bangunan, awan dan sebagainya.
Gambar 5.1. Sketsa bentang alam Gunung Bukitunggul, perhatikan struktur s esar sungkup dan lipatan rebah pada batupasir.
5.4. Sketsa Singkapan
Sketsa singkapan dimaksudkan menonjolkan dan memperinci arti yang penting dari suatu singkapan. Dalam sketsa ini dapat juga dikemukakan penafsiran mengenai gejala geologi yang ada. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sketsa singkapan :
-
Pengamatan gejala struktur (bidang perlapisan, bidang sesar, bidang dan sumbu-sumbu sesar kolom).
-
Macam-macam batuan (batuan sedimen berlapis, batuan beku dengan kekar kolom, batuan metamorfis berfoliasi).
-
Dimensi singkapan dan gejala struktur.
-
Lokasi singkapan dan skala gambar.
-
Skala garis, suatu sketsa singkapan yang tidak dilengkapi dengan skala garis akan menjadi tidak berarti.
Judul sketsa sebaiknya mencakup hal tersebut di atas disertai dengan pesan bagi pembaca.
Gambar 5.2. Sketsa singkapan yang menunjukkan gejala struktur sedimen dan ketidak selarasan (unconformity)