Traducción de la norma de encofrado de la norma ACIDescripción completa
Descripción completa
doc
Full description
VolvoDescripción completa
BAB I BANGUNAN OPERASI
1. PENGERTIAN
Bangunan Operasi adalah bangunan - bangunan yang berfungsi untuk
menampung
kegiatan yang menunjang kegiatan operasional, keselamatan penerbangan dan pelayanan umum di bandar udara. Dalam merencanakan Bangunan Operasi beberapa kriteria yang penting untuk diperhatikan antara lain : -
Kebutuhan serta fungsi bangunan untuk menunjang operasi bandar udara sesuai tingkat kebutuhan karyawan dan persyaratan teknis peralatan yang digunakan.
-
Karakteristik peralatan (dimensi, jumlah, prosedur dan persyaratan pengoperasian alat) yang akan ditempatkan di bangunan tersebut.
-
Kondisi fisik dan lingkungan bandar udara.
-
Kemungkinan untuk ditingkatkan fungsinya atau dikembangkan dimasa yang akan datang.
Hal - hal tersebut diatas sangat penting untuk menentukan : - Kebutuhan luas untuk setiap jenis dan klasifikasi bangunan sebagai dasar perhitungan kebutuhan luas. - Tata letak bangunan sesuai dengan persyaratan keselamatan operasi penerbangan dan operasi peralatan. - Jenis dan sistim konstruksi sehingga memudahkan dalam pembangunan. - Jenis bahan bangunan disesuaikan dengan karakteristik peralatan di dalamnya. Dengan demikian dalam perencanaan bangunan operasi, harus ada koordinasi dengan Direktorat - direktorat terkait seperti Direktorat Fasilitas Elektronik dan Elektronika serta Direktorat Keselamatan Penerbangan, sehingga tercapai suatu bangunan operasi yang ekonomis serta nyaman bagi penggunanya.
2. FUNGSI Secara garis besar, fungsi dari bangunan operasi terbagi menjadi : a.
Bangunan umum dan administrasi, yaitu :
Tempat menampung kegiatan yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan
-
kegiatan operasi penerbangan. Tempat untuk memenuhi kebutuhan karyawan bandar udara dalam melaksanakan
-
tugas-tugasnya. b.
Bangunan operasional yaitu : Tempat menampung kegiatan yang secara langsung menunjang kegiatan Operasi
-
Penerbangan dan Keselamatan Penerbangan. Tempat melindungi peralatan telekomunikasi, navigasi dan listrik terhadap pengaruh
-
kondisi alam serta gangguan lain. Tempat penyimpanan peralatan yang berkaitan dengan Keselamatan Penerbangan.
-
c. Bangunan Teknik/Penunjang : -
Tempat penyediaan dan penyaluran sember daya listrik yang dibutuhkan bandar udara.
-
Tempat penyimpanan peralatan bandar udara.
3. JENIS Bangunan Operasi menurut jenisnya terdiri dari antara lain : a. Bangunan Umum dan Administrasi 1) Bangunan Administrasi Bandar Udara 2) Rumah Dinas Karyawan 3) Bangunan Umum lain b. Bangunan Operasional 1) Bangunan PKP-PK 2) Menara Kontrol 3) Stasiun Meteorologi 4) Gedung NDB 5) Gedung VOR 6) Gedung DME c. Bangunan Teknik/Penunjang 1) Pembangkit Tenaga Listrik (PH) 2) Stasiun Bahan Bakar (DPPU) 3) Hanggar
BAB II BANGUNAN UMUM DAN ADMINISTRASI 1. BANGUNAN ADMINISTRASI BANDAR UDARA Bangunan Administrasi Bandar Udara merupakan pusat kegiatan operasional dan administrasi seluruh aktifitas di bandar udara. Kepala bandar udara, kepala divisi dan staf sesuai skema organisasi berkantor di bangunan sini.
a. Konsep Perencanaan. -
Karena kegiatannya tidak langsung berhubungan dengan pelayanan terhadap penumpang dan pengguna bandar udara, Kantor Administrasi Bandar Udara ini sebaiknya merupakan bangunan tersendiri yang terpisah dari bangunan terminal penumpang / cargo.
-
Untuk memperlancar kegiatannya diperlukan kemudahan akses ke fasilitas fasilitas lainnya di dalam bandar udara.
-
Jika jumlah pegawai yang bekerja relatif besar, selain mempunyai akses ke fasilitas - fasilitas di dalam bandar udara, kemudahan akses dengan fasilitas transportasi umum juga patut dipertimbangkan.
b. Analisa kebutuhan ruang. Luas bangunan yang dibutuhkan untuk Kantor Administrasi Bandar Udara akan berbeda - beda tergantung kepada besarnya kegiatan bandar udara. Berdasarkan standar Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Tata Bangunan mengenai bangunan perkantoran, luas total
Kantor Administrasi Bandar Udara yang
dibutuhkan dapat dihitung dengan ketentuan sebagai berikut : -
Standar ruang kerja : 8 m2 / orang.
-
Standar servis ( toilet, pantry, gudang ) serta sirkulasi : maksimum 40% dari luas total.
-
Standar daerah parkir mobil : luas 1parkir mobil = 25 m2 luas kantor.
-
Kebutuhan luas 1 parkir mobil = 35 m2.
Contoh perhitungan : Jumlah pegawai yang akan bekerja di kantor yang akan dibangun ; 10 orang, maka kebutuhan luas bangunan yang dibutuhkan : Luas ruang kerja
10 X 8 m2
Luas ruangan sirkulasi & service
40% X 80 m2 =
Total luas bangunan
=
=
80 m2 32 m2 + 112 m2
Kebutuhan luas daerah parkir : 112
X 35 m2 = 156,8 m2
25 m2
2. RUMAH DINAS KARYAWAN. Pada kondisi tertentu, misalnya bila ada pendaratan darurat, bandar udara harus siap dioperasikan selama 24 jam, maka alangkah baiknya jika pegawai - pegawai bandar udara tinggal berdekatan dengan tempatnya bertugas. Untuk itu perlu disediakan fasilitas tempat tinggal karyawan yang berdekatan dengan lokasi bandar udara. Tempat tinggal ini berupa rumah dinas, artinya rumah tersebut boleh ditempati oleh karyawan beserta keluarganya selama dia bertugas di bandar udara tersebut.
Konsep perencanaan.
-
Untuk kelancaran tugas, rumah dinas karyawan sebaiknya mempunyai jarak yang relatif dekat dengan bandar udara.
-
Bila rumah dinas karyawan akan di bangun didalam areal bandar udara, sebaiknya diletakkan di sisi darat dan tidak mengganggu kegiatan operasional bandar udara.
Seperti pada rumah tinggal umumnya, perencanaan rumah dinas karyawan juga harus memperhatikan syarat - syarat keamanan, kenyamanan dan kesehatan, seperti : • Arah orientasi rumah, sedapat mungkin seluruh ruangan mendapat sinar matahari yang cukup. • Adanya ventilasi yang baik dan hubungan dengan udara luar cukup. • Sanitasi yang baik, dan sebagainya.
Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya No. 051/KPTS/CK/1984 tentang perumahan dinas, perhitungan luas lahan dan perumahan karyawan bandara adalah sebagai berikut :
Tabel II - 1 :
STANDAR
LUAS
LAHAN
DAN
BANGUNAN
UNTUK
PERUMAHAN DINAS KARYAWAN BANDAR UDARA.
KELAS
B
LUAS PERSIL / LAHAN ( M2 ) 350
LUAS BANGUNAN ( M2 ) 120
PEMAKAI
- Pejabat esalon II, atau - Pegawai gol. IV/d keatas
C
200
70
- Pejabat esalon III, atau - Pegawai gol. IV/a sampai dengan IV/c.
D
120
50
- Pejabat esalon IV, atau - Pegawai gol. III/a sampai dengan III/d.
E
100
36
- Pegawai gol. II/d kebawah
Sumber : Direktorat Jenderal Cipta Karya.
2. BANGUNAN UMUM LAIN a. Kantor Keamanan Kantor keamanan merupakan pusat kegiatan keamanan di bandar udara. Kegiatan kegiatan utama yang di tampung di kantor ini antara lain : Kantor kepala keamanan, ruang briefing, locker / penyimpanan dan fasilitas penunjang seperti toilet, gudang dan sebagainya.
1) Konsep perencanaan. Untuk kelancaran kegiatan pengawasan keamanan, kantor keamanan sebaiknya : -
Dekat dengan sirkulasi utama tempat keluar / masuk bandar udara.
-
Mempunyai kemudahan hubungan dengan fasilitas lain.
2) Lokasi Penempatan. Pos penjagaan ditempatkan di pintu masuk dan pintu keluar area bandar udara dan pada titik-titik yang dianggap rawan. Sedangkan untuk pusat operasinya bisa ditempatkan di bangunan administrasi bandar udara.
b. K a n t i n. Kantin disediakan untuk melayani kebutuhan akan makanan dan minuman bagi karyawan maupun pengunjung bandar udara.
Konsep perencanaan.
-
Kantin umum sebaiknya diletakkan di daerah publik yang mudah dilihat dan mudah dicapai.
-
Kantin sebaiknya mempunyai dapur tersendiri serta mempunyai tempat pembuangan sampah dan limbah yang tersendiri pula.
-
Karena perletakannya di daerah publik, maka tempat pembuangan sampah dan limbah sebaiknya tertutup dan rapi, sehingga tidak terexpose dan tidak menyebarkan bau yang dapat mengundang lalat dan hewan - hewan yang tidak diinginkan.
BAB III BANGUNAN OPERASIONAL 1. BANGUNAN PKP-PK Karena keterkaitannya yang sangat erat, uraian tentang bangunan PKP-PK di bawah ini juga memperhatikan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/94/IV/98 tanggal 30 April 1998 tentang Persyaratan Teknis dan Operasional Fasilitas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran.
a. Fungsi Bangunan PKP-PK Bangunan PKP-PK merupakan tempat untuk menampung :
1) Kegiatan dan alat yaitu : -
Penyimpanan
peralatan
pertolongan
kecelakaan
penerbangan
dan
pemadam kebakaran beserta para personilnya. -
Jenis, jumlah dan besarnya peralatan/kendaraan tergantung dari jenis pesawat udara terbesar yang beroperasi di bandar udara tersebut.
2) Air untuk PKP-PK -
Air untuk PKP-PK diperlukan untuk pembuatan busa pemadam kebakaran.
-
Air untuk kebutuhan PKP-PK tidak perlu air bersih yang dapat diminum, dan disediakan dalam suatu bak khusus.
-
Cadangan air yang dibutuhkan untuk operasi PKP-PK minimum 400% dari jumlah kebutuhan air yang dipersyaratkan sesuai kategori bandar udara.
Tabel III – 1 : KATEGORI BANDAR UDARA UNTUK KEGIATAN PK-PPK Kategori Bandara*
Panjang pesawat yang beroperasi di bandara tersebut (a) dalam (m1)*