SKENARIO 2 BLOK MUSKULOSKELETAL MUSKULOSKELETAL TERJATUH DARI SEPEDA MOTOR 2010-2011
KELOMPOK A.8
Ketua : Ayu Agustin (1102009048) Sekret Sekretari aris s : Febrina Febrina Rizky Rizkya a (1102009111) Anggota
Andika Prayoga (1102008027)
Annisa Rachmatia Mony (1102008037)
Aprilia Ramandani Jamin (1102008041)
Adhito Karistomo (1102009008)
Aura Rachmawati (1102009047)
Fatiha Fatihah h Iswatun Iswatun Sahar Sahara a (1102009109)
Fazmial Rakhmawati (1102009110)
SKENARIO 2 TERJATUH DARI SEPEDA MOTOR
Laki-laki, 30 tahun, datang berobat ke UGD RSUD diantar polisi dengan keluhan nyeri di tungkai kanan atasnya setelah terjatuh akibat kecelakaan sepeda motor. Pada pemeriksaan dokter didapatkan didapatkan : Airway, Breathing dan Circulation : Baik, GCS : 15. Status lokalis : Regio Femur Dextra : •
Look : Deformitas (+), vulnus laseratum, hematoma
•
Feel
•
Move : Pergerak Pergerakan an aktif aktif dan dan pasif pasif : nyeri nyeri (+)
: Nyeri tekan (+), Neurovaskuler Distal : baik
Dokter Dokter yang yang memer memeriks iksan anya ya memin meminta ta rontge rontgenn femur femur dextra dextra AP/ AP/Lat Lat.. Hasil Hasil pemer pemeriks iksaan aan rontgen tampak fraktur femur 1/3 proksimal cum contraxionem, punctum proksimal tampak SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SEPEDA MO MOTOR
Page 2
abduksi
dan eksorotasi sedangkan punctum distal adduksi dan endorotasi. Pada keadaan
ini pende penderita rita sama sama sekali sekali tid tidak ak bisa bisa berdir berdirii hanya hanya berbar berbaring ing tid tidur, ur, sement sementara ara pasien pasien diwajibkan untuk sholat lima waktu.
STEP 1 (Menentukan sasaran belajar) I. Memahami dan menjelaskan otot-otot di regio femur
1. Mekanisme Mekanisme otototot-otot otot di di regio femur femur 2. Otot-oto Otot-otott yang berpera berperan n di regio femur femur
II. Memahami dan menjelaskan tentang fraktur femur 1. Menjelaskan Menjelaskan etiologi fraktur femur 2. Menjelaskan Menjelaskan klasifikasi fraktur femur 3. Menjelaskan Menjelaskan mekanisme/patofisiologi mekanisme/patofisiologi fraktur femur
4. Menjelas Menjelaskan kan manifesta manifestasi si klinis fraktur fraktur femur 5. Menjelaskan Menjelaskan komplikasi komplikasi yang timbul pada pada fraktur fraktur femur femur
SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SEPEDA MO MOTOR
Page 3
III.
Memah Memahami ami dan menjel menjelask askan an pemer pemeriks iksaa aan n fisik fisik dan pemer pemeriks iksaan aan pen penunj unjang ang (radiologi) pada fraktur batang femur terbuka 1. Pemer Pemeriks iksaan aan fisik fisik 2. Pemeriksa Pemeriksaan an penunjang penunjang (radiolo (radiologi) gi)
IV. Memahami Memahami dan menjelas menjelaskan kan tent tentang ang ter terapi/p api/penat enatalaks alaksanaa anaan n fraktur fraktur batang batang
femur terbuka 1. Ter Terapi api farma farmakol kologi ogi 2. Terapi Terapi non-farm non-farmakolo akologi gi 3. Komplikas Komplikasii pasca pasca terapi terapi
V. Memah Memahami ami dan menjelas menjelaskan kan tenta tentang ng rukhshah rukhshah bagi orang orang sakit sehing sehingga ga tidak tidak mampu melaksanakan shalat dengan berdiri
STEP 2 (Tugas mandiri)
SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SEPEDA MO MOTOR
Page 4
STEP 3 (Menyajikan materi dan informasi) I. Memahami Memahami dan menjelas menjelaskan kan otot-oto otot-otott di regio regio femur femur 1. Mekanisme Mekanisme otototot-otot otot di di regio femur femur * *
* *
Flexi : gerakan yang memperkecil sudut antara dua tulang/dua bagian tubuh seperti saat menekuk lutut. Ekstensi : gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang/dua bagian tubuh kembali ke posisi anatomi, seperti gerak meluruskan persendian pada lutut setelah flexi. Abduksi : gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh. Adduksi : gerakan bagian tubuh saat kembali ke axis utama tubuh/kebalikan abduksi.
2. Otot-oto Otot-otott yang berpera berperan n di regio femur femur
OTOT-OTOT PAHA ANTERIOR – M.iliposoas M.iliposoas •
M.Psoas Mayor
SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SEPEDA MO MOTOR
Page 5
Perlekatan Proximal : sisi vertebra T12 – 15 dan discus intervertebralis, processus traverses dan semua lumbalis Perlekatan distal : throcanter minor Fung Fu ngsi si utam utamaa : bers bersam amaa meng mengfl flex exik ikan an paha paha pada pada Arti Articu cula lati tioo Coxa Coxaee dan dan menstabilkannya.
•
M.iliacus
•
•
•
Perlekatan proximal : crista iliaca, fossa iliaca ala sacralis, dan ligamentum sacro iliaca arteriora. Perlekatan distal : tendo m.psoas mayor,throcanter minor dan femur distal dari throchanter minor M.tensor fasciae latae Perlekatan proximal : SIAS dan bagian anterior crista iliaca Perlekatan distal : tractus iliotiblalis yang melekat pada candylus lateralis ( tibia ) Fungsi utama : abdukasi, endorotasi dan flexi paha membantu extensi lutut, menetapkan batang paha. M. Sartorius Pelekatan proximal : SIAS dan bagian atas takik di bawahnya Perlekatan distal : bagian proksimal, permukaan medial tibia. Fungsi utama : flexi,abduksi,dan eksorotasi, paha pada Articulatio Coxae : flexi tungkai bawah pada Articulatio Genu
M. quadriceps femoris o
o
o
o
M. rectus femoris Perlekatan proximal : SIAI dan os.ilii cranial dari acetabulum M. vastus lateralis Perlekatann proximal proximal : throcante throcanterr mayor mayor dan labium laterale laterale lineae lineae Perlekata asperae corporis femoris M.vastus medial Perlek Perlekata atann proxim proximal al : lin linea ea int intert ertroc rochan hanter terica ica dan labium labium medial medialee lineae asperae corporis femoris M.vostus intermedius Perlekatan prosikmal : permukaan anterior dan lateral corpus femoris Perlekatan distal umum : alas patela dan lewat ligamentum patella pada tuberositas tibiae. Fungsi utama : extensi tungkai bawah pada Articulatio Genu M.rectus femo femori riss juga uga men menstab stabil ilka kann Artic rticul ulat atio io coxa oxae dan dan memb embantu antu M.iliapsoas memfleksikan paha.
SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SEPEDA MO MOTOR
Page 6
OTOT-OTOT PAHA MEDIAL
o
o
o
o
o
M.pectinatus
Perlekatan prosikmal : ramus jupertor ossis pubis
Perlekatan distal : linea pectinata femur di bawah throcanter minor (femur)
Fungsi utama : aduksi dan fleksi paha, membantu rotasi medial paha
M.adductor
Perlekatan proksimal : corpus ossis pubis
Perlekatan distal : 1/3 tengah linea aspera femoris
Fungsi utama : aduksi paha
M.adduktor brevis
Perlekatan proksimal : corpus ossis pubis dan ramus inferior ossis pubis
Perlekatan distal : linea pectinata dan gogian proximal linea aspera femoris.
Fungsi utama : aduksi paha dan sedikit banyak flexi paha.
M.adductor magnus
Perlekatan prosikmal : ramus inferior ossis pubis, ramus ossis ischii(bagian adductor) dan tubes ischiadicurt
Perlekata Perlekatann distal: distal: tuberosit tuberositas as glutealis, glutealis, linea, linea, aspera, aspera, linea supracond supracondylari ylaris, s, medialis, turbeculum adductor femoris (bagian hamstring).
Fungsi utama : aduksi paha, aduksi juga melakukan flexi paha, extensi (bagian hamstring).
M.gracilis
Perlekatan prosikmal : corpis ossis pubis dan ramus inferios ossis pubis.
Perlekatan distal : bagian superior permukaan media tibia.
Fungsi Fungsi utama utama : aduks aduksii paha, paha, flexi flexi tungka tungkaii bawah bawah,, memban membantu tu endoro endorotas tasii tungkai bawah.
SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SEPEDA MO MOTOR
Page 7
II. Memahami Memahami dan menjelas menjelaskan kan tent tentang ang fraktur fraktur femur femur 1. Menjelas Menjelaskan kan etiologi etiologi fraktu frakturr femur
Fraktur pada regio femur sering disebabkan oleh beberapa faktor : Osteoporosis Kecelakaan Kecelakaan lalu lintas Jatuh dari tempat yang tidak terlalu tinggi ( seperti terpeleset di kamar mandi) Trauma memuntir Trauma yang hebat Jatuh dari tempat yang tinggi Trauma langsung Trauma angulasi Tekanan varus/valgus
• • • • • • • • •
2. Menjelas Menjelaskan kan klasifika klasifikasi si fraktur fraktur femur
Klasifikasi secara garis besar : 1.
Fraktur Fraktur intrakaps intrakapsuler uler femur yang terjadi didalam tulang sendi, panggul, dan melalui kepala femur ( capital fraktur ) : 1.)Hanya di bawah kepala femur, 2.) melalui leher dari dari femur. femur. Biasan Biasanya ya diseba disebabka bkann karena karena trauma langsung dan tidak langsung
Trauma langsung Penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah trokantor mayor langsung terbentur karena benda keras.
Trauma tak langsung Disebabka Disebabkann oleh gerakan eksorota eksorotasi si yang mendadak mendadak dari tungkai tungkai bawah. bawah. Karena kepala femur terikat kuat dengan ligamen di dalam asetabulum oleh ligamen iliofemoral dan kapsul sendi, mengakibatkan fraktur di daerah kolum femur.
Klasifikasi fraktur kolum femur berdasarkan: 1. Lokasi Lokasi anatomi,d anatomi,dibag ibagii menja menjadi: di:
Fraktur subkapital
Fraktur trans-servikal
Fraktur basis kolum femur
SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SEPEDA MO MOTOR
Page 8
2. Arah garis garis patah patah,diba ,dibagi gi menurut menurut Pauwel: Pauwel:
Tipe I : sudut 30°
Tipe II : sudut sudut 50° 50°
Tipe III: sudut 70°
3. Dislokasi Dislokasi/tida /tidakk fragmen,diba fragmen,dibagi gi menurut menurut Garden: Garden:
2.
Garden I : Incomplete(impacted) Incomplete(impacted)
Garden II : Fraktur Fraktur kolum femur tanpa tanpa dislokasi dislokasi
Garden III : Fraktur kolum femur dengan sebagian dislokasi
Garden IV : Fraktur kolum femur dan dislokasi total
Fraktur Extrakapsuler : 1.) Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trochanter mayor / minor / pada daerah intratrochanter, 2.) Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inchi di bawah trochanter minor. Klasifikasinya dibagi menjadi 2 oleh Evan-Massie, yaitu : Stabil
i.
Gari Gariss frakt fraktur ur intert intertro roch chan ante ter-u r-und ndis ispl plac aced ed
ii.
Garis Garis frakt fraktur ur inter intertro troch chant anter er disp displac laced ed menj menjadi adi varu varuss
Tidak stabil i. ii.
Gari Gariss frakt fraktur ur komi kominu nuti tiva va dan dan dis displ plac aced ed var varus us Garis fraktur intertrochanter dan subtrochanter
Klasifikasi menurut letak fraktur : 1. Fraktu Frakturr leher leher femur femur 2. Fraktur Fraktur daera daerahh trocha trochanter nter 3. Fraktur Fraktur Subtroch Subtrochante anter r 4. Fraktur Fraktur diafisis diafisis femur/B femur/Batan atangg femur 5. Fraktur Fraktur Suprakon Suprakondile diler r 6. Fraktur Fraktur kondilus kondilus femur/ femur/ Intrakon Intrakondile diler r Pembagian/ klasifikasi untuk tiap fraktur : Fraktur Subtrochanter
Fraktur dimana garis patah berada 5cm distal dari trochanter minor,disebabkan oleh trauma yang ringan. Klasifikasinya yaitu : SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SEPEDA MO MOTOR
Page 9
•
Klasifikasi Zickel
•
Klasifikasi Scinshaemer Scinshaemer
•
Klasifikasi Fielding dan Magliato, yaitu : tipe 1 : garis fraktur fr aktur satu level dengan trochanter minor tipe 2 : garis patah berada 1 -2 inch di bawah dari batas atas trochanter minor tipe 3 : garis patah berada 2 -3 inch di distal dari batas atas trochanterminor
Fraktur diafisis femur/Batang femur
fraktur batang femur dibagi berdasarkan adanya luka yang berhubungan dengan daerah yang patah. Fraktur batang femur pada anak-anak disebabkan oleh jatuh waktu bermain di rumah / di sekolah, dan diagnosanya mudah ditegakkan. Dibagi menjadi : - tertutup - terbuka, ketentuan fraktur femur terbuka bila terdapat hubungan antara tulang patah dengan dunia luar dibagi dalam tiga derajat, yaitu : · Derajat I : Bila terdapat hubungan dengan dunia unia lua luar ti tim mbul bul luka luka kecil, cil, biasa iasany nyaa diak diakib ibat atka kann tusu tusuka kann fragm fragmen en tula tulang ng dari dari dalam menembus keluar. · Derajat II : Lukanya lebih besar (>1cm) luka ini disebabkan karena benturan dari luar. Derajat III : Lukanya lebih luas dari derajat II, lebih kotor, jaringan lunak banyak yang ikut rusak (otot, saraf, pembuluh darah).
Fraktur suprakondiler femur
Disebabkan karena adanya tariakan dari otot-otot gastroknemeus,biasanya fraktur supra prakond kondil ileer ini ini dise disebbabkan bkan oleh leh tra traum umaa lang langsu sung ng kare arena kec kecepa epatan tan tinggi(kecelakaan tinggi(kecelakaan sepeda motor). SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SE SEPEDA M MO OTOR
Page 10 10
Klasifikasi :
Undisplaced impacted
Displaced
Comminutive
Fraktur interkondiler femur
Biasanya fraktur interkondiler diikiuti oleh fraktur suprakondular,sehingga umunya terjadi bentuk T/Y fraktur.Terdapat pembengkakkan daerah lutut dan deformitas.
Fraktur kondiler femur
Mekanisme traumanya bisa kombinasi dari gaya hiperabduksi dan adduksi disertai dengan tekanan pada sumbu femur ke atas. Klasifikasi :
Undisplaces
Displaced
Bicondylar
Coronal
3. Menjelaskan Menjelaskan mekanisme/patofisiologi mekanisme/patofisiologi fraktur femur
Fraktur leher femur
Fraktur leher femur merupakan jenis fraktur yang sering ditemukan pada orang tua terutama wanita umur 60 tahun ke atas disertai tulang yang osteoporosis dan terjadinya di daerah proksimal femur. Jatuh pada daerah trokanter baik karena kecela kecelakaa kaann lalu lalu lin lintas tas atau atau jatuh jatuh dari dari tempat tempat yang yang tid tidak ak terlal terlaluu tin tinggi ggi sepert sepertii terpeleset di kamar mandi dimana panggul dalam keadaan flexi dan rotasi. Fraktur daerah trochanter
Fraktur daerah trokanter biasa disebut trokanterik adalah semua fraktur yang terjadi antara trokanter mayor dan minor. Fraktur ini bersifat ekstra-artikuler dan sering terja terjadi di pada pada orang orang tua diatas diatas umur umur 60 tahun tahun.. Fraktu Frakturr trokan trokanter terik ik terjad terjadii bil bilaa penderita jatuh dengan trauma langsung pada trokanter mayor/ pada trauma yang bersi bersifat fat memun memuntir tir.. Kereta Keretakan kan tul tulang ang terja terjadi di antara antara troka trokante nterr mayor mayor dan min minor or SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SE SEPEDA M MO OTOR
Page 11 11
dimana fragmen proximal cendrung bergeser secara varus. Fraktur dapat bersifat komunitif terutama pada korteks bagian posteromedial Fraktur Subtrochanter
Fraktur subtrokanter dapat terjadi pada setiap umur dan biasanya akibat yang hebat. Fraktur diafisis femur/Batang femur
Fraktur spiral terjadi apabila jatuh dengan posisi kaki lekat erat pada dasar sambil terjadi putaran yang diteruskan pada femur. Fraktur yan bersifat tranversal dan oblik terjadi karena trauma langsung dan trauma angulasi. Fraktur Suprakondiler
Fraktur terjadi karena tekanan varus / valgus disertai kekuatan aksial dan putaran. Fraktur supracondyler fragment bagian distal selalu terjadi dislokasi ke posterior, hal ini biasanya disebabkan karena adanya tarikan dari otot – otot gastrocnemius, biasa biasanya nya fraktu frakturr suprac supracond ondyle ylerr ini diseb disebabk abkan an oleh oleh trauma trauma langsu langsung ng karen karenaa kecepatan tinggi sehingga terjadi gaya axial dan stress valgus atau varus dan disertai gaya rotasi. Fraktur kondilus femur/ Intrakondiler
Biasan Biasanya ya fraktu frakturr int interc ercond ondula ularr dii diikut kutii oleh oleh fraktu frakturr suprac supracond ondula ular, r, sehing sehingga ga umumnya terjadi bentuk T fraktur atau Y fraktur 4. Menjelas Menjelaskan kan manifesta manifestasi si klinis fraktur fraktur femur
Terjadi syok hebat dan pada fraktur tertutup, dan fat emboli sering ditemukan. Kaki berotasi keluar, memendek dan deformitas. Paha membengkak dan memar. Patah pada daerah ini menimbulkan pendarahan yang cukup banyak. Penderita biasanya tidak hanya nyeri bahkan bahkan tidak tidak bisa bangun. bangun. Hal ini terjadi terjadi karena karena ketidaksta ketidakstabilan bilan fraktur. 5. Menjelaskan Menjelaskan komplikasi komplikasi yang timbul pada pada fraktur fraktur femur femur
Syok , terjadi perdarahan 1-2 liter, walaupun fraktur bersifat tertutup
sering didapatkan pada penderita muda dengan fraktur femur perlu dilakukan pemerikasaan gas darah
Fat
emboli,
Trauma pembuluh darah besar , ujung fragment H menembus jaringan lunak dan
merusak A. Femoralis
Trauma Trauma saraf saraf ,
trauma trauma pada pada pembul pembuluh uh darah darah akibat akibat tusuka tusukann fragme fragment nt dapat dapat disertai kerusakan saraf yang dapat bervariasi
Infeksi ,
dapat terjadi pada fraktur terbuka akibat kontaminasi dari luka,tetapi infeksi dapat terjadi setelah tindakan operasi
III. III. Mema Memaha hami mi dan dan menj menjel elas aska kan n peme pemeri riks ksaa aan n fisi fisik k dan dan peme pemeri riks ksaa aan n penu penunj njan ang g (radiologi) pada fraktur batang femur terbuka
SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SE SEPEDA M MO OTOR
Page 12 12
1. Pemer Pemeriks iksaan aan fisik fisik
Look
Pembengkakan, Pembengkakan, memar dan deformitas (penonjolan yang abnormal, angulasi, rotasi, pemendekan) mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh, atau robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur, cidera terbuka. Feel
Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian distal dari fraktur untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasi. Cedera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan. Move
a. Krepitasi: Krepitasi: terasa terasa krepitasi krepitasi bila fraktur fraktur digerakkan, digerakkan, tetapi tetapi ini bukan bukan cara yang baik dan kurang halus. Krepitasi tombul oleh pergeseran atau beradunya ujung tukang kortikal b. Nyeri bila digerakkan, baik pada pada gerakan aktif dan pasif c. Meme Memeri riks ksaa sebe sebera rapa pa jauh jauh gang ganggu guan an fung fungsi si,, gera geraka kann yang yang tida tidakk mamp mampuu dilakukan, range of motion dan kekuatan d. Geraka Gerakann yang yang tid tidak ak normal normal:: geraka gerakann yang yang terjad terjadii tid tidak ak pada pada sendi. sendi. Misalnya Misalnya:: perte pertenga ngahan han femur femur dapat dapat digera digeraka kan. n. Ini adalah adalah bukti bukti paling paling pentin pentingg adany adanyaa fraktur. Hal ini penting untuk membuat visum, misalnya: bila tidak ada fasilitas rontgen. 2. Pemeriksa Pemeriksaan an penunjang penunjang (radiolo (radiologi) gi)
Radiol Radiologi ogi untuk untuk lokas lokasii fraktu frakturr harus harus menu menuru rutt rule rule of two, two, terd terdir irii dari dari : 1. Dua gambaran, anteroposterior (AP) dan lateral 2. Memuat dua sendi di proksimal dan distal fraktur, contoh panggul dan lutut 3. Mem Memuat uat gamb mbaaran ran foto foto dua dua ekstermitas Fraktur dapat terjadi pada setiap bagian batang, tetapi tempat yang paling sering adalah sepertiga bagian tengah. Fraktur dapat berbentuk spiral atau melintang, atau atau mu mung ngki kinn terd terdap apat at frag fragme menn berbentuk segitiga (kupu-kupu) yang terpisah pada satu sisi. Pergeseran dapat terjadi pada setiap arah. Kadang-kadang terdapat dua fragmen melintang, sehingga segmen femur akan terisolasi.
IV.
Memahami Memahami dan menjelas menjelaskan kan tent tentang ang ter terapi/pe api/penata natalaksa laksanaan naan fraktur fraktur batang batang femur terbuka 1. Ter Terapi api farma farmakol kologi ogi
SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SE SEPEDA M MO OTOR
Page 13 13
Penanganan Penanganan fraktur batang femur f emur ditangani dengan cara :
Antibiotik Antibiotik diberikan apabila terjadi fraktur terbuka misalnya pada fraktur corpus femur. Luka pada fraktur terbuka harus segera diberi antibiotik karena apabila luka ditimbulkan karena terkena benda dari luar atau luka yang kotor dan jaringan lunak lunak banyak banyak yang rusak, rusak, sehingga sehingga memungki memungkinkan nkan mikroorga mikroorganisme nisme masuk masuk melalui luka tersebut. Contoh antiobiotik yang diberikan yaitu : ♣ Penisilin G
Obat untuk terapi tetanus (C.tetani), perlu ditambahkan toksoid tetanus dan imun im unog oglo lobu buli linn teta tetanu nuss (ATS (ATS)) seba sebabb Peni Penisi sili linn G hany hanyaa tert tertuj ujuu pada pada pembasmian mikroorganisme vegetatif saja ♣ Tetrasiklin
Obat ini merupakan pengganti apabila tidak ada Penisilin G ♣ Kombinasi benzilpenisilin dan flukloksasilin tiap 6 jam selama 48 jam ♣ Gentamisin atau metronidazol
Mencegah dari bakteri gram negative
Analgesik dan dan Anti inflamasi Non-Steroid (AINS) Dipaka Dipakaii untuk untuk mengh menghila ilangk ngkan an rasa rasa nyeri nyeri dan menceg mencegah ah proses proses terja terjadin dinya ya inflamasi pada pasien. Contoh obat jenis analgesik dan Anti-Inflamasi NonSteroid(AINS) diantaranya ibuprofen, salisilat, salisilamid, diflunisial, dan para amino fenol (parasetamol)
2. Terapi Terapi non-farm non-farmakolo akologi gi
Prinsip-Prinsip Pengobatan Fraktur :
a. Jangan Jangan membua membuatt keadaan keadaan lebih lebih jelek jelek Bebera Beberapa pa fraktu frakturr terja terjadi di akibat akibat trauma trauma diseb disebabk abkan an oleh oleh pengo pengobat batan an yang yang diberikan disebut iatrogenik b. Pengobatan berdasarkan diagnosis dan dan prognosis prognosis yang akurat
SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SE SEPEDA M MO OTOR
Page 14 14
Perlu ditetapka ditetapkann apakah fraktur tersebut tersebut merupakan merupakan jenis fraktur fraktur tertutup atau terbuka c. Seleksi Seleksi pengoba pengobatan tan untuk untuk tujuan tujuan khusus khusus •
Menghilangkan nyeri nyeri : terjadi karena adanya trauma trauma pada jaringan jaringan lunak dan akan bertambah nyeri bila ada pergeseran
•
Memperoleh posisi yang lebih baik dari fragmen
•
Mengusahakan terjadinya penyambungan tulang
d.
Bersifat realistik dan praktis
e.
Meny Menyes esua uaik ikan an peng pengob obat atan an sesu sesuai ai deng dengan an pend pender erit itaa (umu (umur, r, jeni jeniss frakt fraktur ur,, komplikasi)
Prinsip umum pengobatan fraktur. Ada empat prinsip pengobatan fraktur: •
•
• •
Recognition, diagnosis dan penilaian fraktur Prinsi Prinsipp pertam pertamaa adalah adalah menge mengetah tahui ui dan menil menilai ai keadaa keadaann fraktu frakturr denga dengann anamn anamnes esis, is, pemer pemeriks iksan an kli klinis nis dan radiol radiologi ogis. s. Pada Pada awal awal pengob pengobata atann perlu perlu diperhatikan: Lokalisasi fraktur Bentuk fraktur Menentukan teknik yang sesuai untuk pengobatan Komplikasi yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengobatan Reduction; reduksi fraktur apabila perlu Restor Restorasi asi fragme fragmenn fraktu frakturr dil dilaku akukan kan untuk untuk mendap mendapatk atkan an posisi posisi yang yang dapat dapat diterima. Pada fraktur intraartikuler diperlukan reduksi anatomis dan sedapat mungkin mungkin mengembal mengembalikan ikan fungsi fungsi normal normal dan mencegah mencegah komplikas komplikasii seperti seperti kekakuan, deformitas, serta perubahan osteoartritis di kemudian hari. Posisi yang baik adalah : Alignment yang sempurna Aposisi yang sempurna Retention; imobilisasi fraktur Rehabilitation; mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin
Penatalaksanaan Penatalaksanaan Awal Sebelum dilakukan pengobatan, maka diperlukan :
1. Pertol Pertolon ongan gan perta pertama ma Membe Membebas baska kann jalan jalan nafas, nafas, menutu menutupp luka luka dengan dengan perba perbann bersih bersih,, steril steril dan dan imobil imo bilisa isasi si fraktu frakturr pada pada anggot anggotaa gerak gerak yang yang terken terkenaa agar agar pender penderita ita meras merasaa nyaman dan mengurangi nyeri sebelum ambulans datang. 2. Penila Penilaian ian kli klinis nis Misalnya apakah luka terkena tulang, atau ada trauma pembuluh darah atau saraf SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SE SEPEDA M MO OTOR
Page 15 15
3. Resu Resusi sita tasi si Kebanyakan penderita dengan cidera fraktur multipel datang dengan keadaan syok, sehingga diperlukan resusitasi berupa cairan infus atau transfusi darah serta obat-obat anti nyeri
Terapi pada Fraktur Terbuka
Banyak pasien dengan fraktur terbuka mengalami cidera ganda dan syok hebat. Bagi mereka, terapi di tempat seperti pada prinsip diatas merupakan hal penting. Semua fraktur terbuka, tak peduli seberapa ringannya harus dianggap terkontaminasi karena itu penting untuk mencegahnya dari infeksi. Untuk hal ini, ada beberapa hal yang penting : 1) Pembalut Pembalutan an luka dengan dengan segera segera 2) Profilaksi Profilaksiss antibiotik antibiotik 3) Debrideme Debridemenn luka sedini sedini mungkin mungkin Pengangkatan benda asing atau jaringan yang mati misalnya kulit, Fasia, Otot mati (makanan bagi bakteri), vaskuler, nervous, Tendon dan tulang 4) Stabilisa Stabilisasi si fraktur fraktur
Penutupan luka Pada Pada luka luka sete setela lahh debr debrid idem emen en,, dapa dapatt ditu ditutu tupp deng dengan an dija dijahi hit, t, atau atau deng dengan an cangkokan kulit.
Perawatan setelahnya Tungkai Tungkai ditinggik ditinggikan an di atas tempat tempat tidur, jika luka dibiarkan dibiarkan terbuka, terbuka, periksa setelah 5-7 hari, jika terjadi toksemia atau septikemia dilakukan drainase. Tindakan terhadap fraktur terbuka:
•
•
•
Nilai derajat luka, kemudian tutup luka dengan kassa steril serta pembidaian anggota gerak, kemudian anggota gerak ditinggikan. Kirim ke radiologi untuk menilai jenis dan kedudukan fraktur serta tindakan reposisi terbuka, usahakan agar dapat dikerjakan dalam waktu kurang dari 6 jam (golden period 4 jam) penderita diberi toksoid, ATS atau tetanus human globulin.
Terapi pada Fraktur Diafisis (batang) Femur
SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SE SEPEDA M MO OTOR
Page 16 16
Terapi darurat Sama seperti prinsip terapi dan terapi pada fraktur terbuka, selain itu pada terapi fraktur diafisis femur, pengangkutan menggunakan bebat Thomas .
Begitu sampai di rumah sakit jika harus dioperasi, sebelumnya pasien dianastesi, bebat dilepas (dilakukan pembersihan terbuka pada luka terbuka). Non operatif
Dilakukan skeletal traksi, yang paling sering digunakan ialalah metode Parkin. Metode Parkin : •
digunakan apabila fasilitas terbatas
•
Alat yang diperlukan ( Steinman pin, Tali, Beban katrol)
•
Penderita tidur terlentang 1-2 jari di bawah tuberisitas tibis, dibor dengan steinman pin, dipasang staple, ditarik dengan tali, paha ditahan dengan 3-4 bantal. Tarikan dipertahankan dipertahankan sampai 12 minggu hingga terbentuk kalus kalus yang kuat
Operatif Pada fraktur 1/3 tengah femur dipasang intermedullary intermedullary nail,
Kuntscher nail
Sneider nail
Ao nail Pada intermedullary nail, dapat dipasang dengan cara
Tertutup : tanpa menyayat di daerah yang patah, pen dimasukkan melalui ujung trokantor mayor dengan bantuan image intersifier
Terbuka : dengan menyayat kulit – fasia (jaringan fibrosa kulit) Keuntungan menggunakan menggunakan intermedullary nail, tidak menimbulkan bekas sayatan lebar dan perdarahan terbatas. Tindakan reposisi terbuka: 1. Pemasang Pemasangan an torniqu torniquet et di kamar kamar operasi operasi dalam dalam pembiusa pembiusann yang yang baik. baik. 2. Ambil swab untuk untuk pemeriks pemeriksaan aan mikroo mikroorgan rganisme isme dan dan kultur/ kultur/ sensi sensitifity tifity test. 3. Dala Dalam m kead keadaa aann nark narkos ose, e, selu seluru ruhh ekst ekstre remi mita tass dicu dicuci ci sela selama ma 5-10 5-10 meni menitt dan dan dicukur.
SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SE SEPEDA M MO OTOR
Page 17 17
Luka diirigasi dengan cairan Naci steril atau air matang 5-10 liter. Luka derajat 3 harus disemprot hingga bebas dari kontaminasi. 5. Tutu Tutupp lluk ukaa den denga gann doe doekk ste steri rill 6. Ahli Ahli beda bedahh cuci cuci tangan tangan dan dan sete seterus rusnya nya 7. Desi Desinf nfek eksi si ang anggo gota ta ger gerak ak 8. Drapping 9. Debridement luka (semua kotoran dan jaringan nekrosis kecuali neirovascular vital termasuk fragmen tulang lepas dan kecil) dan ndiikuti reposisi terbuka, kalau perlu perpanjang luka dan membuat incisi baru untuk reposisi tebuka dengan baik. 10. 10. Fi Fiks ksas asi: i: a. fiksasi interna untuk fraktur yang sudah dipertahankan dipertahankan reposisinya reposisinya (unstable fracture) minimal dengan Kischner wire b. Intra medular nailing atau plate screw sesuai sesuai dengan indikasinya indikasinya seperti pada operasi elektif, terutama yang dapat dilakukan dalam masa golden period untuk fraktur terbuka grade 1-2 c. Tes stabilitas pada tiap tindakan. Apabila fiksasi interna tidak memadai (karena sifatnya hanya adaptasi) buat fiksasi luar (dengan gips spalk atau sirkular) d. Setiap luka yang tidak bisa dijahit, karena akan menimbulkan ketegangan, biarkan terbuka dan luka ditutup dengan dressing biasa atau dibuat sayatan kontra lateral. Untuk grade 3 kalau perlu: Pasang fikasasi externa dengan fixator externa (pin/screw dengan K nail/wire dan acrylic cement). Usahakan agar alignment dan panjang anggota gerak sebaik-baiknya. Apabila hanya dipasang gips, pasanglah gips sirkuler dan kemudian gips dibelah langsung (split) setelah selesai operasi. e. Buat x-ray setelah setelah tindakan tindakan 4.
V.
Memahami dan menjelaskan tentang rukhshah bagi orang sakit sehingga tidak mampu melaksanakan shalat dengan berdiri
Pada dasarnya orang sakit sama dengan orang sehat dalam hal kewajiban melaksanakan melaksanakan shala halat, t, hanya nya bagi oran rang sak sakit ada bebera berapa pa rukhsah (kerin (keringan ganan) an) dalam dalam melaksanakannya. Di dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa agama Islam itu mudah tidak sulit, dan Allah tidak menjadikan menjadikan untuk kita dalam agama suatu kesempitan.
اَوجَ دوُِه يِلف ِّ قّ حَ ِ ِا َج ِ َ هُ مْكُتباَ َْجْ اَوَ َ عَجَ مْ ُ ْ َ َ فيِ نِ د ْن ِ ٍ رَ حَ ةَ ّ مْ ُ ِ أَ مَهِ رَ ِْإ َ هُ مُكُاّس َ َن ِْ ُ ْ نِ ُ بْ َ فيِوَ ذَهَ َ ُ َ ِ ُ سُ ّر دً ِشَ مْ ُ ْ َ َ ُ ُ وَ َ ء َد َ شُ ىَ َ ِ اّ ُ ِ َف َ َ َ ص ّّ آُو َ َكاَّز ُص ِ تَ ْ وَ لِّ اِ َ هُ مْكَُ ْ َ مَعْ ِفَ ىَ ْ َ ْ مَعْ وَِ رُ ص ِ ّ Artinya: “Dan “Dan berji berjihad hadlah lah kamu kamu pada pada jalan jalan Allah Allah dengan dengan jihad jihad yang yang sebena sebenarrbenarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (ikutilah) Agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (al-Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanl dirikanlah ah shalat, shalat, tunaikan tunaikanlah lah zakat zakat dan berpegan berpeganglah glah kamu pada tali Allah. Allah. Dia SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SE SEPEDA M MO OTOR
Page 18 18
adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong”.
[QS. al-Hajj (22): 78]
1. Ketika akan melaksanakan melaksanakan shalat shalat hendaklah hendaklah melakukan wudhu wudhu terlebih dahulu. dahulu. Jika orang sakit mampu melakukan wudhu dengan menggunakan air, maka hendaklah ia melakukannya seperti orang sehat. Apabila ia tidak mampu melakukannya dengan menggunakan menggunakan air, maka hendaklah ia melakukan tayamum sebagai ganti dari wudhu, yait yaitu, u, deng dengan an mene meneka kank nkan an kedu keduaa tela telapa pakk tang tangan an ke tana tanahh atau atau temp tempat at yang yang mengandung unsur tanah/ debu, kemudian meniup kedua telapak tangan tersebut, lalu mengusapkannya pada muka dan kedua punggung telapak tangan masingmasing satu kali. 2. Orang Orang sakit selama ia mampu melakuka melakukann shalat dengan dengan berdiri, maka hendakl hendaklah ah ia shalat dengan berdiri. Jika ia tidak mampu melaksanakannya dengan berdiri, maka shalatlah dengan duduk, baik dengan duduk bersila maupun dengan cara duduk tawaruk atau iftirasy. 3. Jika Jika ti tida dakk mamp mampuu dudu dudukk kare karena na mend mendap apat atka kann kesu kesuli lita tann keti ketika ka dudu dudukk atau atau mendapatkan madharat, seperti penyakitnya bertambah parah, maka hendaklah ia melaksanakan shalat dengan tidur miring. Tata cara shalat orang sakit seperti itu ditegaskan dalam hadits sebagai berikut; Artinya: “Diriwayatkan dari Imran bin Husein ra., ia berkata; ”Saya menderita penyakit wasir, lalu saya bertanya kepada Rasulullah saw., maka beliau menjawab: “Shalatlah kamu sambil duduk. Jika tidak mampu (duduk), maka hendaklah shalat sambil berbaring.” [HR. al-Bukhari]
1. Gerakan Gerakan atau cara ruku’ dan sujud sujud orang sakit hendaklah hendaklah dibedaka dibedakan. n. Untuk sujud caranya dengan membungkukkan membungkukkan badan lebih rendah (bawah) dari ruku’.
Artinya: “Diriw “Diriway ayatk atkan an dari dari Ali Ali bin bin Abi Thali Thalib b ra., ra., dari dari Nabi Nabi saw. saw. beli beliau au bersabda: Orang sakit melakukan shalat dengan berdiri jika ia mampu berdiri. Jika ia tidak mampu (berdiri), shalatlah ia dengan duduk. Jika ia tidak mampu sujud sujud ke tanah tanah (temp (tempat at sujud) sujud),, maka maka ia mem membe beri ri isyara isyarat, t, dan ia menja menjadik dikan an sujudnya lebih rendah (posisi atau caranya) dari ruku’nya. Jika ia tidak mampu shalat dengan duduk, maka ia shalat dengan tidur miring ke sebelah kanan dan menghada menghadap p kiblat. kiblat. Jika Jika tidak tidak mampu mampu tidur tidur miring miring ke sebelah sebelah kanan, maka ia shalat dengan menghadapkan kedua kakinya ke arah kiblat.” [HR. al-Baihaqi dan
ad-Daruquthni] Dari kedua hadits di atas (hadits riwayat Imran bin Husein dan riwayat Ali bin Abi Thalib) dapat disimpulkan bahwa tatacara shalat bagi orang sakit adalah sebagai berikut: 1. Jika ia mampu berdiri hendaklah ia melakukannya melakukannya dengan dengan berdiri berdiri 2. Jika Jika tidak tidak mampu mampu berdir berdiri,i, henda hendakla klahh melaku melakukan kannya nya denga dengann duduk, duduk, baik baik duduk duduk iftirasy, duduk tawarruk atau cara duduk yang ia mampu lakukan. 3. Apab Apabil ilaa ia ti tida dakk mamp mampuu mela melaks ksan anak akan an shal shalat at deng dengan an dudu duduk, k, maka maka ia dapa dapatt melakukannya dengan cara tidur miring ke sebelah kanan dan menghadap kiblat jika memungkinkan. memungkinkan. SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SE SEPEDA M MO OTOR
Page 19 19
4. Jika Jika tid tidak ak mampu tidur tidur miring miring,, maka maka ia mengha menghadap dapkan kan kedua kedua kakiny kakinyaa ke arah kiblat jika memungkinkan. memungkinkan. 5. Jika Jika tid tidak ak memun memungki gkinka nkann mengha menghadap dap ke arah arah kiblat kiblat,, maka maka shalat shalat tetap dapat dapat dilakukan ke arah mana saja orang sakit itu menghadap. Allah berfirman:
ل ِ َو ُ رِ ْ َ ْ ُ رِ غْ َ ْ وَ اَ َ ْ َف َ ْ َ ُ مّثَفَ ُجْ وَ ل ّ إِ لّ ٌسِ وَ ٌم َِ Artinya: “Dan “Dan kepun kepunya yaan an AllahAllah-la lah h timur timur dan barat, barat, maka maka kemana kemanapun pun kamu kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.” [QS. al-Baqarah (2): 115]
Cara ruku’ dan sujud bagi orang sakit yang tidak mampu melakukannya dengan ber berdi diri ri hend hendak akla lahh dibe dibeda daka kann anta antara ra kedu keduan anya ya.. Su Suju judd dila dilaku kuka kann deng dengan an cara cara membungkukkan membungkukkan badan lebih rendah (bawah) dari cara untuk ruku.
DAFTAR PUSTAKA
•
Al-Quran dan Al-Hadits
•
Gan Gunawan, Sulistia. 2007 . Farmakologi Farmakologi dan Terapi . FKUI : Jakarta.
•
Graham Apley,A & Solomon Louis. 1995. Buku Buku Ajar Ortopedi Ortopedi dan fraktur sistem Apley, Ed. 7 . Widya Medika :
Jakarta.
SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SE SEPEDA M MO OTOR
Page 20 20
•
Moore, Keith L.2002. Anatomi Klinis Dasar . Hipokrates : Jakarta.
•
Rasjad, Chairuddin. 2009. Pengant Yarsif Watam Watampoe poe : Pengantar ar Ilmu Bedah Bedah Ortopedi Ortopedi. Yarsif Jakarta.
•
Reksoprodjo, Soelarto. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah FKUI . Binarupa Aksara : Jakarta.
•
Sjamsuhidajat Sjamsuhidajat R, Jong W. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II . EGC : Jakarta.
•
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula . EGC : Jakarta.
•
http://medicastore.com.htm
•
http://kuliahsyariah.wordpress.com/2010/0 http://kuliahsyariah.wo rdpress.com/2010/08/09/tata-cara-shalat-bagi-oran 8/09/tata-cara-shalat-bagi-orang-sakit/ g-sakit/
•
www.muhammadiyah.or.id
SKENARIO 2 : TE TERJATUH DA DARI SE SEPEDA M MO OTOR
Page 21 21