a.
Sistem Reproduksi Proses reproduksi katak dimulai dengan pembuahan, dan seperti semua amfibi lain kecuali sesilia, telurnya di luar tubuh betina. Katak-katak jantan dan betina menempatkan diri menjadi apa yang dikenal sebagai posisi amplexus. Mereka bisa tetap dalam posisi ini dari beberapa jam sampai beberapa hari pada waktu tertentu. Posisi ini memungkinkan untuk kesempatan terbaik pemupukan telur oleh sperma di luar tubuh. Para jantan dan betina yang bersanggama, melepaskan telur dan sperma untuk dibuahi pada waktu yang sama, dan kemudian meninggalkan telur mereka untuk berkembang sendiri. Katak lain merawat telur mereka dalam mode yang berbeda seperti: membawa telur mereka dalam kantung vokal /perut atau mengubur telurnya di darat (mereka menjaga kelembaban melalui penambahan periodik air atau urine ke sarang). Kemudian kecebong, muncul dari telur beberapa hari sampai beberapa minggu setelah dibuahi. Kecebong ini kemudian tumbuh dan perubahan dalam lingkungan berair melalui proses yang dikenal sebagai metamorfosis (proses perubahan drastis dari satu tahap kehidupan ke berikut dalam pengembangan organisme). Perubahan tubuh kecebong dengan urutan sebagai berikut: kaki belakang katak mulai terbentuk, diikuti oleh kaki depan, organ-organ internal mempersiapkan diri untuk kehidupan di darat, paru paru berkembang, perubahan pencernaan untuk dapat memproses makanan katak, ekor hampir sepenuhnya menghilang. Setelah kecebong telah benar-benar membuat semua perubahan melalui metamorfosis, hewan mulai hidup di darat dan di air sebagai katak dewasa dan siklus dimulai lagi.
I.
Pada katak jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warna keputih-putihan) terletak disebelah atas ginjal. Memiliki ureter dan saluran sperma. Pada katak jantan, testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantung oleh mesorsium. Sebelah kudal dijumpai korpus adiposum, terletak dibagian posterior rongga abdomen. Saluran reproduksinya yaitu tubulus ginjal akan menjadi duktus ofieren dan membawa spermatozoadari testis menuju duktus mesonefrus. Didekat kloak, duktus mesonefrus pada beberapa spesis akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan (pen yimpan sperma sementara). Vasikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian krunial ginjal, ia berjalan disebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai. II. Pada katak betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh penggantungnya yang disebut mesovarium, memiliki rahim dan oviduk. Pada katak betina, ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning (kurpus adiposum). Baik ovarium maupun korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gunalis dan pars proyonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium. Saluran reproduksi berupaoviduk yang merupakan saluran berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infodibulum) dengan lubangnya yang disebut oksum abdominal. Oviduk disebelah katidal mengadakan pelebaran yang disebut dutus masonefrus, dan akhirnya bermuara di kloaka
Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan men ekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelokkelok dan bermuara di kloaka. Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang d an disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur. Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap. Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau insektivora (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan dengan anggota gerak depan. Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan paru paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.
Pada pengamatan sistem reproduksi katak hijau ( Rana Rana cancrivora cancrivora) jantan memiliki sepasang testis yang berfungsi menghasilkan sperma. Sperma yang dihasilkan oleh testis dikeluarkan melalui saluran sperma sperma dan bersama urine keluar melalui kloaka. Kloaka merupakan suatu muara dari tiga saluran yaitu pencernaan, saluran kelamin (Reproduksi), dan pengeluaran (Ekskresi). Katak hijau ( Rana Rana cancrivora cancrivora) jantan memiliki sistem reproduksi sebagai berikut: badan lemak, testis, vas aferen, uterus, kantong sperma, kantong kemih, ginjal, dan kloaka. Sedangkan sistem reproduksi pada katak hijau ( Rana Rana cancrivora cancrivora ) betina yaitu berupa sel telur, ovarium, uterus, ureter, ginjal, ginjal, oviduk, kantong kemih dan kloaka. Ovarium pada katak betina berfungsi menghasilkan sel telur (Ovum), sel telur tersebut dikeluarkan menuju oviduk dan selanjutnya keluar melalui kloaka.
Sistem reproduksi katak hijau ( Rana Rana cancrivora cancrivora ) betina berupa: sel telur, ovarium, ginjal, uterus, ureter, kantong kemih, oviduk, dan kloaka. Ketika melakukan reproduksi di dalam air, katak betina yang memiliki ukuran lebih besar dirangkul oleh pejantan. Selain itu diketahui bahwa katak betina memiliki sepasang ovarium yang mengeluarkan telur. Apabila telur sudah masak, katak betina menuju ke air kemudian katak jantan datang dan menaiki punggung katak betina. Selanjutnya katak betina mengeluarkan telur ke dalam air dan bersamaan dengan itu katak jantan mengeluarkan spermanya. Telur yang sudah dibuahi menyerap air sehingga membesar kemudian berkembang menjadi embrio. Embrio mendapat makanan dari kuning telur, kurang lebih seminggu seminggu setelah pembuahan embrio berkembang menjadi men jadi berudu. Selanjutnya katak berkembang terus megalami perubahan yang disebut dengan metamorphosis.