SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA TAMANGAPA ANTANG MAKASSAR
OLEH: ANDI FAHDINA FITRIANTI A. D12112004
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA TAMANGAPA ANTANG, MAKASSAR Sampah perkotaan, sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk dan peningkatan pembangunan, adalah salah satu masalah yang sangat penting bagi kota-kota besar di Asia. Pengolaaan sampah perkotaan menjadi sangat sulit mengingat semakin berkurangnya lahan sebagai TPA dan seringkali muncul hambatan dari masyarakat dalam pembukaan lahan TPA baru. Kurangnya sarana transportasi dan peralatan yang usang juga memberikan kontribusi dalam masalah pengelolaan sampah. Pembuangan sampah yang kurang memadai memberikan kontribusi terhadap polusi air, polusi udara, dan peningkatan terjadinya banjir. Pengelolaan sampah perkotaan yang tidak memadai akan menyebabkan terjadinya masalah di masyarakat yang berdampak pada timbulnya penyakit kulit dan penyakit menular. Dengan jumlah penduduk lokal mencapai sekitar 1,3 juta jiwa, kota Makassar menghasilkan sekitar 3800 m3 sampah perkotaan setiap harinya. Padahal kapasitas maksimum dari TPA Tamangapa hanya sekitar 2,800 m3 sampah perkotaan setiap harinya. Lahan TPA tambahan akan diperlukan untuk pembuangan 1000 m3 sisa sampah. Sebagian besar sampah berasal dari aktivitas penduduk seperti di pasar, pusat perdagangan, rumah makan, dan hotel.
GAMBARAN UMUM TPA TAM ANGAPA – M AKA SSAR
Lokasi TPA Tamangapa di dalam kota Makassar ditunjukkan pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1. Lokasi TPA Tamangapa Antang
TPA Tamangapa bertempat di wilayah Tamangapa, Kecamatan Manggala, 15 km dari pusat kota Makassar. TPA memiliki luas lahan sekitar 14,3 ha dan hanya 70% dari kapasitas keseluruhan TPA yang digunakan. TPA Tamangapa didirikan tahun 1993 dan dipertimbangkan sebagai satu-satunya TPA di kota Makassar. Sebagian besar sampah perkotaan yang diolah di TPA berasal dari sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah perkantoran, dan sampah pusat perbelanjaan. Secara administratif, TPA ini berada di wilayah Tamangapa dan Kecamatan Manggala. Lahan TPA berlokasi sangat dekat dengan daerah perumahan sehingga sering timbul keluhan dari penduduk setempat terkait dengan bau tak sedap yang berasal dari TPA, terutama pada saat musim hujan. Terdapat beberapa pusat aktivitas dan perumahan seperti tempat ibadah dan sekolah, dan perkantoran yang berlokasi di sekitar 1 km dari lokasi proyek. Semenjak tahun 2000, berbagai perumahan telah didirikan, seperti Perumahan Antang, Perumahan TNI Angkatan Laut, Perumahan Graha Janah, Perumahan Griya Tamangapa, dan Perumahan Taman Asri Indah yang berlokasi berdekatan dengan TPA Tamangapa. Terdapat dua buah rawa yang berdekatan dengan perumahan tersebut, yaitu Rawa Borong yang berlokasi di sebelah utara dan Rawa Mangara yang bertempat di sebelah timur. Air dari Rawa Mangara mengalir menuju Sungai Tallo dan air dari Rawa Borong mengalir menuju saluran air Borong.
Tabel 1.3 Informasi Terpenci mengenai TPA Tamangapa – Kota Makassar
SI STEM PENGOLAH AN SAM PAH YANG DI LA KUKAN DI TPA SAM PAH TAM ANGAPA ANTANG.
Sistem pengolahan sampah merupakan cara yang dilakukan oleh pengelola suatu TPA untuk mengolah berbagai sampah sehingga dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. Sejak awal peroperasian TPA sampah Tamangapa Antang ini, yaitu pada tahun 1991, system pengolahan sampah yang dilakukan belum begitu efisien memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan dimasa yang akan datang. Beberapa contoh sistem pengolahan yang belum efisien diantaranya adalah: 1. Pada lapisan sampah yang paling bawah tidak diberi alas yang impermeable agar resapan lindi yang dihasilkan sampah tidak menimbulkan pencemaran air tanah. 2. Sampah ditimbun begitu saja tanpa adanya selingan lapisan tanah atau Sanitary Landfill yang menjadi pembatas disetiap lapisan tertentu, agar gas methane yang dihasilkan oleh sampah dapat di kontrol dengan baik. Sistem pengolahan diatas dilakukan dikarenakan pemerintah berencana menjadikan TPA ini hanya sebagai TPA sementara, dan ternyata sampai saat ini TPA tersebut tetap saja berjalan. Setelah beberapa tahun berlalu, barulah ada sistem pengolahan sampah yang menggunakan sanitary landfill, bak pengolahan lindi, penampungan gas methane, dan lainnya, pengolahan tersebut dilakukan oleh pihak perusahaan swasta. Sistem pengolahan sampah di TPA ini akan dibahas lebih lanjut dari setiap beberapa stasiun b erikut. Stasiun 1.
Berdasarkan hasil tinjauan yang dilakukan, Pada stasiun ini terdapat sebuah alat pengolahan akhir pupuk kompos dari sampah yang merupakan “pengarungan” kompos yang sudah jadi. Namun, alat tersebut sudah tidak lagi beroperasi. Hal ini membuat kurangnya lagi salah satu efisensi pengolahan sampah di TPA ini. Tidak beroperasinya alat ini dikarenakan alat ini mengalami kerusakan dan kuangnya perhatian untuk perbaikannya. Stasiun 2
Pada stasiun ini dapat dijumpai tumpukan sampah yang sudah lama tertimbun dan diangkat untuk dikeringkan dan nantinya akan dioah menjadi pupuk kompos. Selain itu tujuan dari pengangkatan sampah lama ini adalah untuk digantikan dengan sampah yang baru.
Selain itu kita juga dapat menemukan tempat penampungan akhir gas methane yang di tampung dari berbagai tumpukan sampah yang sudah dipasangkan selang penampungan gas methane dari sampah. Di dalam penampungan akhir inilah gas akan diolah dan dipisahkan berdasarkan fungsi dari setiap gas yang ada. Berikut adalah gambar penampungan akhir dari gas methane tersebut.
Stasiun 3
Berdasarkan gambar stasiun 3 diatas, dapat dilihat bahwa,terdapat beberapa ekor sapi yang sedang makan dari sisa-sisa makanan dari sampah yang masih baru. Hal ini menginterpretasikan bahwa sudah terjadi pencemaran secara langsung oleh sampah kepada tubuh sapi, yang nantinya sapi ini akan dijual dan dikonsumsi oleh manusia sampah ini mengandung banyak sekali cacing-cacing pita yang tinggal di dalam tubuh sapi dan pindah lagi ke tubuh manusia ketika dikonsumsi nanti. Secara tidak langsung masyarakat yang jauh dari TPA-pun terkena dampak dari pencemaran sampah di TPA ini. Satsiun 4
Pada stasiun yang keempat ini merupakan situasi aktivitas pengolahan sampah sehari-hari sampah yang baru datang dipilah oleh pemulung untuk diambil sampah yang bernilai jual seperti botol-botol plastik. Sampah yang lama kan di angkat daan digantikan lagi dengan sampah yang baru, proses ini dilakukan untuk mengurangi volume sampah yang terus bertambah setiap harinya. Stasiun 5
Berdasarkan hasil peninjauan, pada stasiun ke 5 ini terdapat bak penampungan lindi yang merupakan sitem penyaringan lindi sebelum dialirkan ke danau. Namun, bak penampungan ini sudah tidak lagi berfungsi. Jadi lindi yang keluar mengalir begitu saja ke danau tanpa ada proses filtrasi.
Stasiun 6
Pada stasiun ini terdapat pipa-pipa penampungan gas methane yang berasal dari tumpukan sampah yang sudah tertimbun dan dilapisi oleh sanitary landfill. Gas methane ini akan di tampung di penampungan gas pada stasiun 2 diatas. Ini merupakan salah satu manfaat dari TPA . Selain untuk menampung gas, pipa gas methane ini juga berfungsi sebagai pengontrol gas methane agar terhindar dari ledakan gas methane, sehingga terhindar dari kebakaran TPA sampah. Tetapi pipa-pipa ini sudah tidak berfungsi lagi.
Stasiun 8
Stasiun 8 terletak di bagian relative tenggara dari lokasi TPA, tepatnya di sebuah yayasan pesantren. Dari gambar dibawah terlihat kontak langsung dari sampah dengan danau yang telah tertutupi eceng gondok. Kontak langsung ini menyebabkan pencemaran baik air permukaan maupun air tanah di daerah pesantren ini. Selain itu danau tersebut juga diajadikan tempat penangkapan ikan untuk di konsumsi dan dijual oleh nelayan setempat.
KETENTUAN UMUM TPA SAMPAH
Pemilihan lokasi TPA sampah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. TPA sampah tidak boleh berlokasi di danau, sungai, dan laut. b. Penentuan lokasi TPA disusun berdasarkan 3 tahapan yaitu : 1)
Tahap regional yang merupakan tahapan untuk menghasilkan peta yang berisi daerah atau tempat dalam wilayah tersebut yang terbagi menjadi beberapa zona kelayakan.
2)
Tahap penyisih yang merupakan tahapan untuk menghasilkan satu atau dua lokasi terbaik diantara beberapa lokasi yang dipilih dari zona-zona kelayakan pada tahap regional.
3)
Tahap penetapan yang merupakan tahap penentuan lokasi terpilih oleh instansi yang berwenang.
c. Jika dalam suatu wilayah belum bisa memenuhi tahap regional, pemilihan lokasi TPA sampah ditentukan berdasarkan skema pemilihan lokasi TPA sampah.
M etoda Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah mengenal beberapa metoda dalam pelaksanaannya yaitu: a.
Open Dumping Open dumping atau pembuangan terbuka merupakan cara pembuangan sederhana dimana sampah hanya dihamparkan pada suatu lokasi; dibiarkan terbuka tanpa pengamanan dan ditinggalkan setelah lokasi tersebut penuh. Masih ada Pemda yang menerapkan cara ini karena alasan keterbatasan sumber daya (manusia, dana, dll). Cara ini tidak direkomendasikan lagi mengingat banyaknya potensi pencemaran lingkungan yang dapat ditimbulkannya seperti:
b.
-
Perkembangan vektor penyakit seperti lalat, tikus, dll
-
Polusi udara oleh bau dan gas yang dihasilkan
-
Polusi air akibat banyaknya lindi (cairan sampah) yang timbul
-
Estetika lingkungan yang buruk karena pemandangan yang kotor
Control Landfill Metoda ini merupakan peningkatan dari open dumping dimana secara periodik sampah yang telah tertimbun ditutup dengan lapisan tanah untuk mengurangi potensi gangguan lingkungan yang ditimbulkan. Dalam operasionalnya juga dilakukan perataan dan pemadatan sampah untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan kestabilan permukaan TPA. Di Indonesia, metode control landfill dianjurkan untuk diterapkan di kota sedang dan kecil. Untuk dapat melaksanakan metoda ini diperlukan penyediaan beberapa fasilitas diantaranya:
c.
-
Saluran drainase untuk mengendalikan aliran air hujan
-
Saluran pengumpul lindi dan kolam penampungan
-
Pos pengendalian operasional
-
Fasilitas pengendalian gas metan
-
Alat berat
Sanitary Landfill Metode ini merupakan metode standar yang dipakai secara internsional dimana penutupan sampah dilakukan setiap hari sehingga potensi gangguan yang timbul dapat diminimalkan. Namun demikian diperlukan penyediaan prasarana dan sarana yang cukup
mahal bagi penerapan metode ini sehingga sampai saat ini baru dianjurkan untuk kota besar dan metropolitan. USAHA PENGENDALI AN SAM PAH DI TPA TAM ANGAPA ANTANG
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif pengolahan yang benar. Teknologi landfill yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah lingkungan akibat sampah, justru memberikan permasalahan lingkungan yang baru. Kerusakan tanah, air tanah, dan air permukaan sekitar akibat air lindi, sudah mencapai tahap yang membahayakan kesehatan masyarakat, khususnya dari segi sanitasi lingkungan. Gambaran yang paling mendasar dari penerapan teknologi lahan urug saniter (sanitary landfill) adalah kebutuhan lahan dalam jumlah yang cukup luas untuk tiap satuan volume sampah yang akan diolah. Teknologi ini memang direncanakan untuk suatu kota yang memiliki lahan dalam jumlah yang luas dan murah. Pada kenyataannya, lahan di berbagai kota besar di Indonesia dapat dikatakan sangat terbatas dan dengan harga yang tinggi pula. Dalam hal ini, penerapan lahan urug saniter sangatlah tidak sesuai.
Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat diperkirakan bahwa teknologi yang paling tepat untuk pemecahan masalah di atas, adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam penggunaan lahan. Konsep utama dalam pemusnahan sampah selaku buangan padat adalah reduksi volume secara maksimum. Salah satu teknologi yang dapat menjawab tantangan tersebut adalah teknologi pembakaran yang terkontrol atau insinerasi, dengan menggunakan insinerator. Teknologi insinerasi membutuhkan luas lahan yang lebih hemat, dan disertai dengan reduksi volume residu yang tersisa ( fly ash dan bottom ash ) dibandingkan dengan volume sampah semula.
REFERENSI
http://ramdiananana.blogspot.com/2010_02_01_archive.html http://www.scribd.com/doc/207389325/BAB-I#download http://fluby04dya.blogspot.com/2012/09/syarat-ketentuan-tpa.html http://helpingpeopleideas.com/publichealth/standard-persyaratan-tpa-sampah/ http://bulekbasandiang.wordpress.com/2009/04/07/pengelolaan-tpa-berwawasan-lingkungan/ http://tpasampah.blogspot.com/