KOLABORASI SISTEM PADA ALFACART.COM Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Decision Support System
Disusun oleh: Muvika Perdana Putra 15919020 Prekanida Farizqa Shintadevi 15919022 Rizka Indiyani Sulistiawati 1591024 Saifullah 15919026 Sukeri 15919027 Lutfi Khairuna Putra Asmara 159190
MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2016
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang sangat pesat berakibat dengan adanya peningkatan globalisasi pada bidang teknologi informasi. Dimana informasi-informasi didapatkan secara cepat dan mudah. Oleh
sebab
itu,
pihak-pihak
yang
ingin
berkembang
seperti
perusahaan bisnis senantiasa mengikuti perkembangan teknologi informasi tersebut karena pengetahuan dan pemanfaatan teknologi informasi merupakan sudah menjadi sebuah tututan zaman. Dengan mengikuti perkembangan teknologi informasi tersebut, pihak-pihak yang
berkepentingan
dapat
mengetahui
informasi
global,
pengiriman berita, maupun perkembangan bisnis. Salah satu teknologi informasi adalah Interconnected Network atau lebih populer dengan sebutan Internet yaitu sebuah sistem komunikasi global yang menghubungankan komputer-komputer dan jaringanjaringan komputer di seluruh dunia. Internet menyediakan akses untuk layanan komunikasi yang tersebar di seluruh indonesia bahkan dunia. Setiap organisasi atau jaringan bisnis, pastinya memiliki keinginan untuk berinovasi dengan memanfaatkan media atau teknologi yang semakin maju saat ini. Salahsatunya caranya yaitu dengan membentuk suatu bisnis online atau yang biasa di sebut ecommerce. E-commerce adalah suatu jenis dari mekanisme bisnis secara elektronik yang memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet (teknologi berbasis jaringan digital) sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi (business to business) dan konsumen langsung (business to consumer), melewati kendala ruang dan waktu yang selama ini merupakan hal-hal yang dominan Pada masa persaingan ketat di era globalisasi saat ini, maka persaingan yang sebenarnya adalah terletak pada bagaimana
sebuah
perusahaan
dapat
memanfaatkan
e-commerce
untuk
meningkatkan kinerja dan eksistensi dalam bisnis inti. Dengan aplikasi e-commerce, seyogyanya hubungan antar perusahaan dengan entitas eksternal lainnya (pemasok, distributor, rekanan, konsumen) dapat dilakukan secara lebih cepat, lebih intensif, dan lebih
murah
daripada
aplikasi
prinsip
manajemen
secara
konvensional (door to door, one-to-one relationship). Maka ecommerce bukanlah sekedar suatu mekanisme penjualan barang atau jasa melalui medium internet, tetapi juga terhadap terjadinya sebuah
transformasi
bisnis
yang
mengubah
cara
pandang
perusahaan dalam melakukan aktivitas usahanya. Selain meningkatkan kinerja dan eksistensi dalam bisnis, perusahaan e-commerce
harus memberikan manfaat bagi semua
orang yang membutuhkan produk maupun jasanya tak terkecuali dengan
memberikan
pelayanan
yang
maksimal
kepada
konsumennya sehingga konsumen tersebut akan merasa puas. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan bisnis akan melakukan berbagai upaya agar semuanya dapat berjalan dengan lancar dan maskimal. Banyak hal yang dapat dilakukan para pebinsis guna mencapai tujuan-tujuannya, salah satunya yaitu dengan bekerja sama
atau
berkolaborasi
berkolaborasi
tersebut,
mendapatkan
banyak
dengan kedua
manfaat.
pihak-pihak
perusahaan Di
satu
sisi
lain.
Dengan
pastinya mereka
akan akan
mendapatkan keuntungan berupa material di sisi lain mereka juga dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada konsumen maupun calon kosumen. Contoh E-commerce yang akan kami bahas disini adalah Alfachart, sebuah terobosan dalam industri ritel di Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan sebuah cara berbelanja yang praktis dan mudah. Alfacart menyediakan beragam kebutuhan pribadi maupun keluarga mulai dari fashion, peralatan elektronik, handphone, komputer & laptop, kebutuhan rumah tangga sehari-hari, peralatan dapur, hobi & gaya hidup sampai
kesehatan & kecantikan. Alfacart melakukan kolaborasi dengan beberapa perusahaan untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada konsumen maupun calon konsumennya. B. Ruang Lingkup Dalam penulisan paper ini, yang mencakup antara lain : 1. Pengertian dan konsep dari kolaborasi sistem 2. Pengertian dan konsep dari e-commerce 3. Penerapan kolaborasi pada e-commerce Alfacart C. Tujuan Dan Manfaat Tujuan dari penulisan paper ini adalah: 1. Mengetahui dan memahami pengertian
dan
konsep
dari
2.
kolaborasi sistem Mengetahui dan memahami pengertian dan konsep dari e-
3.
commerce Menganalisis penerapan kolaborasi pada e-commerce Alfacart D. Metodologi Metodologi yang digunakan penulis adalah mencari sumber dari studi Web Browser. dan sumber yang di dapat penulis melalui proses membaca, dan informasi dari berbagai media informasi khususnya internet.
BAB II
LANDASAN TEORI A. Kolaborasi sistem 1. Pengertian Kolaborasi sistem Menurut Technopedia: “An Enterprise Collaboration System (ECS) is an information system used to facilitate efficient sharing of documents and knowledge between teams and individuals in an enterprise” Sistem kolaborasi Enterprise (ECS) adalah sistem informasi yang digunakan untuk memfasilitasi efisien berbagi dokumen dan
pengetahuan
antara
tim
dan
individu
dalam
suatu
perusahaan. Menurut Edward Marshal, PhD dalam bukunya Transforming The Way We Work: The Power of the Collaborative Work Place, “Collaboration is a principle based process of working together, wich produces integrity and breakthought result by building true concensus, ownership, and aligment in all aspects of the organization.” Kolaborasi adalah proses yang mendasar dari bentuk kerjasama
yang
melahirkan
kepercayaan,
integritas
dan
terobosan melalui pencapaian konsensus, kepemilikan dan keterpaduan pada semua aspek organisasi. “Collaboration is the premier candidate to replace hierarchy as the organizing principle for leading and managing the 21st century workplace.” Kolaborasi menggantikan
adalah
pendekatan
pendekatan
utama
hirarki
pada
yang
akan
prinsip-prinsip
pengorganisasian untuk memimpin dan mengelola lingkungan kerja pada abad 21. Dapat disimpulkan bahwa Sistem kolaborasi atau sistem kerja
sama
perusahaan
adalah
sebuah
sistem
yang
menggunakan komunikasi elektronik, konferensi dan alat kerja sama untuk mendukung dan meningkatkan kerja sama antar tim, kelompok kerja maupun perusahaan.
2.
Komponen Utama Dalam Kolaborasi
Endang Lestari dan Maliki (2001) menyebutkan beberapa komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam kolaborasi, yaitu : a. Collaborative Culture. Seperangkat nilai-nilai dasar yang membentuk tingkah laku dan sikap bisnis. Di sini yang dimaksudkan adalah budaya dari orang-orang yang akan berkolaborasi. b. Collaborative Leadership. Suatu kebersamaan yang merupakan fungsi situasional dan bukan sekedar hirarki dari setiap posisi yang melibatkan setiap orang dalam organisasi. c. Strategic Vision. Prinsip-prinsip pemandu dan
tujuan
keseluruhan
dari
organisasi yang bertumpu pada pelajaran yang berdasarkan kerjasama intern dan terfokus secara strategis pada kekhasan dan peran nilai tambah di pasar. d. Collaborative Team Process. Sekumpulan proses kerja non birokrasi dikelola oleh tim-tim kolaborasi dari kerjasama profesional yang bertanggung jawab
penuh
bagi
keberhasilannya
keterampilan-keterampilan
yang
dan
mempelajari
memungkinkan
mereka
menjadi mandiri. e. Collaborative Structure. Pembenahan diri dari sistem-sistem pendukung bisnis (terutama
sistem
informasi
dan
sumberdaya
manusia),
memastikan keberhasilan tempat kerja yang kolaboratif. Para anggotanya
merupakan
kelompok
intern
yang
melihat
organisasi sebagai pelanggan dan terfokus pada kualitas di 3.
segala aspek kerjanya. Tujuan Kolaborasi Perusahaan Kolaborasi merupakan kunci
yang
akan
menentukan
sekelompok orang menjadi satu team serta kunci suksesnya satu team. Tujuan adanya kolaborasi dalam perusahaan adalah untuk memungkinkan kita bekerjasama secara lebih mudah dan lebih efektif melalui: a. Komunikasi: sharing informasi dengan satu sama lain
b. Koordinasi: mengkoordinasikan pekerjaan dan menggunakan sumberdaya dengan satu sama lain c. Kolaborasi: bekerjasama secara kooperatif pada berbagai penugasan dan joint projects. d. Workgroup adalah beberapa orang yang bekerja bersamasama pada suatu tugas atau assignment yang sama. e. Team adalah ‘collaborative workgroup’ yang yang anggotaanggotanya komit untuk berkolaborasi menghadapi suatu pekerjaan tertentu di dalam suatu workgroup f. Virtual team adalah suatu team yang anggota-anggotanya berasal dari team, atau divisi, atau organisasi lain yang 4.
terhubung melalui teknologi informasi. Pemikiran tentang Kolaborasi a. Perubahan total. Kolaborasi bukanlah sebuah program yang secara teknis untuk memecahkan masalah, tetapi merupakan perubahan total
cara
bekerja
bersama.
Artinya
bersama-sama
memikirkan, dan saling berperilaku baik terhadap satu sama lain. b. Etos kerja baru. Kolaborasi merupakan etos kerja yang menghargai pemikiran, bahwa pekerjaan dapat diselesaikan bersama dengan orang lain secara bahu membahu. c. Sikap kebersamaan. Kolaborasi memiliki nilai-nilai
dasar
untuk
membangun
hubungan yang saling mempercayai. d. Pengambilan keputusan. Kolaborasi memberikan nuansa kerangka kerja kedekatan selalu keputusan bisnis atau keputusan organisasi baik itu keputusan mengenai strategi, pelanggan, masyarakat, atau sistem
kerja
melalui
keikutsertaan
pekerja
dalam
pelaksanaan. e. Suatu metode dan alat. Kolaborasi juga menghasilkan suatu metode dan alat yang membantu angkatan kerja untuk bersatu, memiliki rasa tanggung jawab mensukseskan usaha dan membantu suatu sistem organisasi yang menghasilkan kinerja yang baik.
5.
Cara kolaborator berinteraksi Menurut Sari dan Liane (2010) terdapat 3 cara bagaimana kolaborator berinteraksi yaitu: a. Conversational adalah pertukaran informasi antara dua atau lebih orang dengan tujuan interaksi berupa pembangunan relationship. Disini tidak terdapat orang sebagai pusat entitas tetapi merupakan pertukaran informasi yang bebas tanpa batasan yang didefinisikan. Teknologi komunikasi seperti telepon, instant message dan e-mail biasanya digunakan dalam interaksi conversational interaction. b. Transactional melibatkan entitas pertukaran informasi yang berfungsi sebagai pengubah relationship sesama partisipan. Entitas transaksi mendefinisikan relationship yang baru. Misalnya seorang participant menukarkan uang dengan barang dan menjadi seorang customer. c. Collaborative, fungsi participant dalam interaksi ini adalah untuk mengubah collaboration entity (kebalikan dengan transactional). Misalnya pembuatan sebuah ide, penciptaan sebuah desain, pencapaian sebuah tujuan. Oleh karenanya teknologi collaboration mendukung fungsionalitas patisipan
6.
untuk memperluas apa yang ingin dicapainya. Proses Kolaborasi Menurut fungsinya, proses kolaborasi dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu: a. Komunikasi Proses-proses kolaborasi yang bertujuan mempertukarkan informasi dari satu pihak dengan pihak yang lain. Contoh : bertukar informasi melalui email, mendiskusikan sebuah topik di suatu ruang diskusi dan sebagainya. b. Koordinasi Kolaborasi yang terjadi bertujuan untuk
menghasilkan
sebuah kesimpulan, misalnya pemungutan suara untuk menentukan waktu pertemuan. c. Produksi Kolaborasi yang terjadi bertujuan
untuk
menghasilkan
sesuatu, misalnya berkolaborasi dalam menghasilkan laporan
bisnis atau kolaborasi yang terjadi antara siswa untuk menghasilkan sebuah laporan proyek, dan sebagainya.
1.
B. E-commerce Pengertian E-Commerce E-commerce merupakan prosedur berdagang atau mekanisme jual-beli di internet dimana pembeli dan penjual dipertemukan di dunia maya. E-commerce juga dapat didefinisikan sebagai suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “get and deliver“. E-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga
sekaligus
memangkas
biaya-biaya
operasional
untuk
kegiatan trading (perdagangan). Pada masa persaingan ketat di era globalisasi saat ini, maka persaingan yang sebenarnya adalah terletak pada bagaimana sebuah perusahaan dapat memanfaatkan e-commerce untuk meningkatkan kinerja dan eksistensi dalam bisnis inti. Dengan aplikasi e-commerce, seyogyanya hubungan antar perusahaan
dengan
entitas
eksternal
lainnya
(pemasok,
distributor, rekanan, konsumen) dapat dilakukan secara lebih cepat, lebih intensif, dan lebih murah daripada aplikasi prinsip manajemen secara konvensional (door to door, one-to-one relationship). Maka e-commerce
bukanlah
sekedar
suatu
mekanisme
penjualan barang atau jasa melalui medium internet, tetapi juga terhadap terjadinya sebuah transformasi bisnis yang mengubah cara pandang perusahaan dalam melakukan aktivitas usahanya. Membangun commerce
dan
mengimplementasikan
bukanlah
merupakan
sebuah
proses
system
instant,
e-
namun
merupakan transformasi strategi dan system bisnis yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan perusahaan dan teknologi. Proses yang ada dalam e-commerce adalah sebagai berikut : a. Presentasi electronis (Pembuatan Web site) untuk produk dan layanan
b. Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan c. Otomasi account Pelanggan secara aman (baik nomor rekening maupun nomor Kartu Kredit). d. Pembayaran yang dilakukan secara Langsung (online). 2.
Jenis-Jenis E-Commerce E-Commerce dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu : a. B2B ( Bussines to Bussines) B2B adalah transaksi secara elektronik antara entitas atau obyek bisnis yang satu ke obyek bisnis lainnya, dapat disimpulkan B2B adalah : 1) Disebut juga transaksi antar perusahaan 2) Transaksinya menggunakan EDI dan email untuk pembelian barang dan jasa, informasi & konsultasi 3) Digunakan untuk pengiriman dan permintaan proposal bisnis. keterangan
:
EDI - singkatan dari Electronic Data Interchange sebenarnya adalah sebuah metode pertukaran dokumen bisnis antar aplikasi
komputer
-
antar
perusahaan/instansi
secara
elektronis dengan menggunakan format standar yang telah disepakati. b. B2C (Bussines to Consument) B2C adalah kegiatan E-businesses dalam pelayanan secara langsung kepada konsumen melalui barang atau jasa. Dengan penjualan
langsung
di
internet
dan
pemesanan
dapat
langsung dilakukan oleh konsumen karena biaya sudah tercantum. kelebihan dari B2C adalah sebagai berikut : 1) Disebut dengan transaksi pasar 2) Konsumen mempelajari produk yang ditawarkan melalui publikasi 3) Membeli dengan electronic cash & sistem secure payment 4) Meminta agar barang dikirimkan. c. C2C (Consumer to Consumer) C2C adalah model e-commerce yang
menjamur
di
Indonesia saat ini. Contoh dari C2C adalah iklan baris dan toko-toko buku online dadakan (dimiliki oleh individu yang umumnya
memanfaatkan
layanan blog
gratis seperti
blogspot). C2C terjadi seorang individu melakukan penjualan 3.
produk/jasa langsung kepada individu lainnya. Mekanisme Kerja E-Commerce Dari beragam jenis aplikasi E-Commerce yang ada, secara prinsip mekanisme kerjanya kurang lebih sama, ada dua hal utama yang biasa dilakukan oleh konsumen (Customers) di dunia maya (arena transaksi yang terbentuk karena adanya jaringan internet). Pertama adalah melihat produk-produk atau jasa-jasa yang diiklankan oleh perusahaan terkait melalui website-nya (Online Ads). Kedua adalah mencari data atau informasi tertentu yang dibutuhkan sehubungan dengan proses transaksi bisnis atau dagang (jual beli) yang akan dilakukan. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :
Jika tertarik dengan produk atau jasa yang ditawarkan, konsumen dapat melakukan transaksi perdagangan dengan dua cara. Cara pertama adalah secara konvensional (Standard Orders) seperti yang selama ini dilakukan, baik melalui telepon, faks, atau langsung datang ke tempat penjualan produk atau jasa terkait.
Cara
elektronik
kedua
(Online
adalah Orders),
melakukan yaitu
pemesanan
dengan
secara
menggunakan
perangkat komputer yang dapat ditemukan dimana saja (rumah, sekolah, tempat kerja, warnet, dsb.). Berdasarkan pesanan tersebut, penjual produk atau jasa akan mendistribusikan barangnya kepada konsumen melalui dua jalur (Distribution). Bagi perusahaan yang melibatkan barang secara fisik, perusahaan akan mengirimkannya melalui kurir ke tempat pemesan berada. Yang menarik adalah jalur kedua, dimana disediakan bagi produk atau jasa yang dapat digitisasi (diubah menjadi sinyal digital). Produk-produk yang berbentuk semacam teks, gambar, video, dan audio secara fisik tidak perlu lagi dikirimkan, namun dapat disampaikan melalui jalur internet. Contohnya adalah electronic newspapers, digital library, virtual school, dan lain sebagainya. Selanjutnya, melalui internet dapat dilakukan pula aktivitas pasca
pembelian,
yaitu
pelayanan
purna
jual
(Electronic
Customer Support). Proses ini dapat dilakukan melalui jalur konvensional, seperti telepon, ataupun jalur internet, seperti email, tele conference, chatting, dan lain-lain. Diharapkan dari interaksi tersebut di atas, konsumen dapat datang kembali dan melakukan pembelian produk atau jasa di kemudian hari (FollowOn Sales). Secara strategis, ada tiga domain besar yang membentuk komunitas E-Commerce, yaitu: proses, institusi, dan teknologi. Seperti telah dijelaskan di atas, proses yang terjadi di dalam perdagangan elektronik kurang lebih sama. Elemen pertama adalah “proses”. Proses yang berkaitan dengan produk atau jasa fisik, biasanya akan melalui rantai nilai (value chain) seperti yang diperkenalkan oleh Michael Porter: a. Proses
utama
terdiri
dari:
inbound
logistics,
production,
outbound logistics and distribution, sales and marketing, dan services; b. Proses penunjang terdiri dari: procurement, firm infrastructure, dan technology.
c. Sementara proses yang melibatkan produk atau jasa digital, akan mengikuti rantai nilai virtual (virtual value chain) seperti yang
diperkenalkan
rangkaian
aktivitas:
oleh
Indrajit
gathering,
Singha,
yang
organizing,
meliputi selecting,
synthesizing, dan distributing.
Elemen kedua adalah “institusi”. Salah satu prinsip yang dipegang dalam E-Commerce adalah diterapkannya asas jejaring (inter-networking), dimana dikatakan bahwa untuk sukses, sebuah perusahaan. E-Commerce harus bekerja sama dengan berbagai institusi-institusi yang ada (perusahaan tidak dapat berdiri sendiri). Sebuah perusahaan dotcom misalnya, dalam menjalankan prinsipprinsip
perdagangan
elektronik
harus
bekerja
sama
dengan
pemasok (supplier), pemilik barang (merchant), penyedia jasa pembayaran (bank), bahkan konsumen (customers). Kerjasama yang dimaksud di sini akan mencapai tingkat efektivitas dan
efisiensi
yang
diinginkan
dengan
cara
melakukannya
secara
otomatis (melibatkan teknologi komputer dan telekomunikasi). Elemen ketiga adalah “teknologi informasi”. Pada akhirnya secara operasional, faktor infrastruktur teknologi akan sangat menentukan tingkat kinerja bisnis E-Commerce yang diinginkan. Ada tiga jenis “tulang punggung” teknologi informasi yang biasa dipergunakan
dalam
konteks
perdagangan
elektronik:intranet,
ekstranet, dan internet. Intranet merupakan infrastruktur teknologi informasi yang merupakan pengembangan dari teknologi lama semacam LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Prinsip dasar dari intranet adalah dihubungkannya setiap sumber daya manusia (manajemen, staf, dan karyawan) di dalam sebuah perusahaan. Dengan adanya jalur komunikasi yang efisien (secara elektronis), diharapkan proses kolaborasi dan kooperasi dapat dilakukan secara efektif, sehingga meningkatkan kinerja perusahaan dalam hal pengambilan keputusan. Setelah sistem intranet terinstalasi dengan baik, infrastruktur berikut yang dapat dibangun
adalah
ekstranet.
Ekstranet
tidak
lebih
dari
penggabungan dua atau lebih intranet karena adanya hubungan kerja sama bisnis antara dua atau lebih lembaga. Contohnya adalah sebuah perusahaan yang membangun “interface” dengan sistem perusahaan rekanannya (pemasok, distributor, agen, dsb.). Format ekstranet inilah yang menjadi cikal bakal terjadinya tipe ECommerce B-to- B (Business-to-Business). Infrastruktur terakhir yang dewasa ini menjadi primadona dalam perdagangan elektronik adalah menghubungkan sistem yang ada dengan “public domain”, yang dalam hal ini diwakili oleh teknologi internet. Internet adalah gerbang masuk ke dunia maya, dimana produsen dapat dengan mudah
menjalin
hubungan
langsung
dengan
seluruh
calon
pelanggan di seluruh dunia. Di sinilah tipe perdagangan ECommerce B-to-C (Business-to-Consumers) dan C-to-C (Consumersto-Consumers) dapat diimplementasikan secara penuh.
BAB III PEMBAHASAN A. Sejarah Alfacart Alfacart.com adalah sebuah terobosan dalam industri ritel di Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan sebuah cara berbelanja yang praktis dan mudah. Menyediakan beragam kebutuhan pribadi maupun keluarga mulai dari fashion, peralatan elektronik, handphone, komputer & laptop, kebutuhan rumah tangga sehari-hari, peralatan dapur, hobi & gaya hidup sampai kesehatan & kecantikan. Berawal dengan nama Alfaonline.com pada 18 Februari 2013, dikembangkan oleh Alfamart sebagai alternative channel untuk berbelanja. April 2015 berubah entitas dan bernaung di PT Sumber Trijaya Lestari, sebagai anak perusahaan PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart), dan Mei 2016 berubah nama menjadi Alfacart.com. Belanja Online Jadi Dekat – Belanja online bisa dari mana saja, kapan saja, bisa diakses dengan desktop atau mobile application.
Pesanan Alfacart.com bisa diantar atau diambil di Pick Up Point terdekat. B. Layanan Alfacart Alfacart.com merupakan e-commerce dukungan jaringan terbesar, terintegrasi dengan toko Alfamart se-Indonesia yang memungkinkan semua kalangan dari kota besar hingga pelosok untuk menikmati kemudahan berbelanja online. Belanja online bayar offline, tersedia layanan Pay at Store di toko Alfamart terdekat atau COD (Cash on Delivery). Metode pembayaran Alfacart.com lainnya antara lain EVoucher Alfamart, Indosat Dompetku, Kartu Kredit ( Matercard, Visa, JCB ), Mandiri Clickpay, BCAklikpay, DOKU, XL Tunai, dan T-cash. Berikut wilayah jangkauan layanan Alfacart:
Selain menerapkan pembayaran yang umumnya telah banyak dilakukan seperti transfer bank dan internet banking, Alfacart juga memberikan penawaran Cash on Delivery (COD) dan membayar langsung di gerai Alfamart terdekat. Fasilitas belanja online-tooffline (O2O) yang tersedia di Alfacart menjadi alternatif terbaik yang ditawarkan kepada masyarakat yang saat ini masih belum memiliki
akun
perbankan,
tabungan,
maupun
kartu
kredit.
Kemudahan lain yang ditawarkan adalah pengambilan barang langsung di gerai-gerai terdekat Alfamart (Pick Up Point). Usai proses pembelian di Alfacart, nantinya konsumen akan diarahkan kepada gerai Alfamart terdekat untuk mengambil dan membayar langsung barang yang dibeli. C. Kelebihan Alfacart
Alfacart.com yang merupakan transformasi dari Alfaonline sejatinya tak melulu hanya perubahan nama dan tampilan semata. Melainkan menyodorkan sejumlah kelebihan yang tidak dimiliki para pesaing lainnya. Layanan ini kini berubah menjadi platform marketplace dan ecommerce yang tergabung sekaligus. Berikut kelebihan alfacart: a. Platform marketplace untuk para UKM Semua orang bisa meletakan dagangannya disitus Alfacart.com yang kemudian dapat dipickup di Alfamart terdekat maupun dikirimkan
melalui
jasa
kurir.
Chief
Executive
Officer
(CEO)
Alfacart.com, Catherine Hindra Sutjahyo menyebut meskipun bisa untuk siapa saja, pihaknya tetap menseleksi ketat para UKM. b. Sistem barcode produk pada aplikasi mobile Menariknya, Alfacart.com juga dijejali dengan aplikasi mobile yang tersedia untuk iOS maupun android. Pada aplikasi ini pengguna hanya cukup scan barcode pada produk yang biasanya ada dirumah kemudian setelah terkumpul bisa langsung di Pickup di Alfmart terdekat.. c. Pengambilan barang di 7 ribu outlet seluruh Indonesia Alfacart datang dengan kelebihan sistem pick-up dan pembayaran yang melibatkan Alfamart di seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah hingga 7000 outlet. Dengan begitu, pihaknya menyebut bakal memberi kepuasan bagi konsumen. Artinya, barang bisa dicek dahulu dan membayarnya pun bisa di Alfamart d. Pengembalian barang mudah Haryo Suryo Putro selaku Chief Operating Officer dan Chief Marketing Officer Alfacart.com, mengatakan pasar e-commerce tidak terlepas dari pengembalian barang lantaran ketidak cocokan harapan
dengan
kenyataan.
Sehingga
kedepan
dirinya
bakal
menerapkan system pengembalian semudah pengambilan. e. Tanpa akun perbankan bisa berbelanja Online
Beberapa ecommerce besar sebenarnya juga telah menerapkan hal serupa dengan pembayaran melalui jaringan mini market terdekat . Hanya saja pada situs Alfacart ini, pengguna bisa memesan barang, kemudian dipickup di Alfamart terdekat, setelah melihat barang
baru kemudian membayarnya pada kasir. Alfacart.com sendiri sudah mengintegrasikan layanan ini pada 7.000 toko dari total 11.750 toko fisik yang ada di Indonesia. Sedangkan 600 di antaranya berlokasi di Jakarta.
Jumlah
tersebut
dijanjikan
bakal
bertambah
secara
bertahap. D. Partnership Alfacart.com
Dukungan jaringan yang luas dari Alfamart sebagai induk perusahaan menjadikan Alfacart mampu memfasilitasi masyarakat Indonesia yang saat ini masih kesulitan dalam hal logistic. Fasilitas yang diberikan oleh Alfacart kepada masyarakat tak luput dari kolaborasi Alfacart dengan beberapa perusahaan. Berikut adalah beberapa perusahaan yang berkolaborasi dengan Alfacart, antara lain: 1. Perusahaan penyedia barang
Alfacart berkolaborasi dengan beberapa brand diatas guna meningkatkan
kepuasan
konsumen
dengan
menyediakan
berbagai produk-produk seperti kebutuhan pribadi maupun keluarga mulai dari fashion, peralatan elektronik, handphone, komputer & laptop, kebutuhan rumah tangga sehari-hari, peralatan dapur, hobi dan gaya hidup sampai kesehatan dan kecantikan. 2. Perusahaan Penyedia jasa pengiriman (Shipping partner)
Ada 3 cara pengiriman yang disediakan alfacart.com yaitu : a. Ambil langsung di toko Alfamart : Untuk mengambil barang pesanan di toko alfamart terdekat dengan lokasi konsumen, konsumen
dapat
mengatur
jadwal
pengiriman
atau
pengambilan barang di toko. b. Pengiriman ke alamat konsumen melalui kurir Alfamart khusus produk Alfamart. c. Pengiriman ke alamat
konsumen
menggunakan
jasa
pengiriman partner logistik (JNE, Atri Express dan Raja Kirim) untuk produk Non-Alfamart. Alfacart mengenakan biaya pengiriman sesuai dengan tariff yang ditentukan oleh masing-masing jasa pengiriman (JNE, Atri Express dan Raja Kirim). Biaya pengiriman dihitung flat berdasarkan untuk produk Alfamart dan ditentukan berdasarkan penghitungan berat serta volume produk dan lokasi pengiriman untuk produk Non-Alfamart. Apabila, biaya pengiriman ke tempat tujuan melebihi biaya yang telah ditentukan, maka kelebihan biaya akan ditanggung pembeli. 3. Perusahaan penyedia jasa pembayaran (Payment partner)
Alfacart bekerjasama dengan beberapa perusahan dalam hal metode pembayaran antara lain E-Voucher Alfamart, Indosat Dompetku, Kartu Kredit (Matercard, Visa, JCB ), Mandiri Clickpay,
BCAklikpay, DOKU, XL Tunai, dan T-cash. Sedangkan untuk belanja online bayar offline, tersedia layanan Pay at Store di toko Alfamart terdekat atau COD (Cash on Delivery). 4. Perusahaan penyedia aplikasi
Selain di desktop, Alfacart juga tersedia dalam aplikasi mobile untuk Android dan platform iOS. Aplikasi tersebut diklaim telah mengadopsi teknologi terkini, memiliki user-experience yang baik, dan pilihan yang beragam. E. Kolaborasi pada e-commerce Alfacart 1. Penerapan kolaborasi sistem pada Alfacart Alfacart.com adalah sebuah terobosan dalam industri ritel di Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan sebuah cara berbelanja yang praktis dan mudah. Menyediakan beragam kebutuhan pribadi maupun keluarga mulai dari fashion, peralatan elektronik, handphone, komputer & laptop, kebutuhan rumah tangga sehari-hari, peralatan dapur, hobi dan gaya hidup sampai kesehatan dan kecantikan. Alfacart.com terbentuk atas kerjasa antara Alfamart dan entitas-entitas yang memproduksi barang kebutuhan sehari-hari, elecktronik
dan
produsen
merupakan
ecommerce
terintegrasi
dengan
barang
dengan toko
lainnya.
dukungan
Alfamart
Alfacart.com jaringan
juga
terbesar,
se-Indonesia
yang
memungkinkan semua kalangan dari kota besar hingga pelosok untuk
menikmati
kemudahan
berbelanja
online.
Alfacart.com
menawarkan cara pembayaran yang bervariasi, belanja online bayar offline, tersedia layanan Pay at Store di toko Alfamart terdekat atau COD (Cash on Delivery) (hanya untuk barang tertentu), E-Voucher Alfamart, Indosat Dompetku, Kartu Kredit ( Matercard, Visa, JCB ), Mandiri Clickpay, BCAklikpay, DOKU, XL Tunai, dan T-cash. Di dalam teori
terdapat
beberapa
cara
kolaborator
berinteraksi yaitu: conversation, transaction, dan collaborative. Pada kasus Alfacart.com ini cara kolaborator berinteraksi dengan
cara collaborative. Cara collaborative merupakan fungsi participant dalam interaksi ini adalah untuk mengubah collaboration entity. Misalnya pembuatan sebuah ide, penciptaan sebuah desain, pencapaian sebuah tujuan. Oleh karenanya teknologi collaboration mendukung fungsionalitas patisipan untuk memperluas apa yang ingin dicapainya. Di telaah dari segi fungsi collaborative system Alfacart.com sendiri terdapat beberapa fungsi collaborative yaitu: a. Koordinasi Kolaborasi yang terjadi untuk menghasilkan sebuah kesimpulan. Contoh kolaborasi koordinasi dalam kasus Alfacart ini adalah kolaborasi antara supplier brand, shipping partner, payment partner dan buyer dalam melakukan pembelian suatu barang mulai dari menentukan nama barang jumlah barang yang di pesan, spesifikasi barang yang di pesan, metode pembayaran hingga pengiriman barang. b. Komunikasi Proses-proses kolaborasi yang
bertujuan
mempertukarkan
informasi dari satu pihak dengan pihak yang lain. Contoh kolaborasi koordinasi dalam Alfacart.com ini adalah kolaborasi antara buyer dan seller dalam pertukaran informasi dan datadata
yang
di
perlukan
masiing-masing
pihak,
baik
cara
pembayaran atau data-data buyer sehingga timbul kesepakatan pembelian dan cara bayar. c. Produksi Kolaborasi yang bertujuan menghasilkan sesuatu baik laporan atau produk. Contoh kolaborasi produksi dalam Alfacart ini adalah antara officer (PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart)) dan distributor/vendor dalam menghasilkan suatu produk-produk yang akan dijual pada Alfacart, biasanya produk dalam kemasan bermerk Alfamart. Dari sisi E-commers-nya Alfacart mengadaptasi sistem ecommers,
yang
artinya
setiap
masing-masing
entitas
yang
menggunakan jasa Alfacart hanya bisa mengakses data-data yang terdapat atau di inputkan ke dalam data base Alfacart tersebut.
Penggunaan e-commers ini memungkinkan pengorderan barang secara otomatis oleh buyer. Sehingga rantai supply dari supplier kepada distributo lalu kepada buyer dapat berjalan lancar. 2. Mekanisme sistem dalam Alfacart a. Flowcart sederhana dari proses sistem Alfacart.com
Kolom pembayaran Input data buyer Pilih barang dan jumlah barang Pilih cara pembayaran Bayar (jika dengan transfer)
Barang dikirim Bayar (jika COD)
Input data buyero Bayar (jika COD) Pilih cara pembayaran Bayar (jika dengan transfer)
b. Mekanisme
Pembelian
hingga
barang
sampai
ditangan
konsumen
1) Konsumen dapat klik gambar produk terlebih dahulu untuk melihat detail informasi produk serta menentukan kuantiti barang
belanja
pilihan
Konsumen
atau
langsung
klik
"Tambahkan ke Keranjang" untuk langsung mendaftarkan barang belanja pada Keranjang Belanja konsumen. 2) Selanjutnya, Cek kembali barang belanjaan konsumen pada Keranjang Belanja (Shopping Cart). Pastikan kembali barang belanja yang Konsumen inginkan dan Konsumen dapat
menghapus produk yang tidak diinginkan dengan klik button X pada sebelah kanan pada produk tersebut. Klik "Check Out" untuk / melanjutkan ke tahap selanjutnya bila konsumen sudah yakin dengan pesanan konsumen. 3) Pilih cara pengiriman. 4) Isi Informasi Pengiriman secara lengkap dan klik "Next". 5) Lalu pilih beragam cara pembayaran yang disediakan alfacart.com. 6) Masukan Kode Voucher jika ada dan klik "Proses Pembayaran". 7) Pilih Process Payment. 8) Selesai dan tunggu barang sampai ke tangan konsumen.
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian baik penelitian kepustakaan yang telah diuraikan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Proses kolaborasi dari Alfacart memiliki fungsi antaralain komunikasi bertujuan mempertukarkan informasi dari satu pihak dengan
pihak
yang
lain,
Koordinasi
yang
bertujuan
untuk
menghasilkan sebuah kesimpulan, misalnya pemungutan suara untuk menentukan waktu pertemuan dan Produksi yang bertujuan untuk
menghasilkan
sesuatu,
misalnya
berkolaborasi
dalam
menghasilkan laporan bisnis atau kolaborasi yang terjadi antara siswa untuk menghasilkan sebuah laporan proyek, dan sebagainya. 2. Dengan adanya kolaborasi antara Alfacart berbagai perusahaan, masyarakat
akan
lebih
mudah
untuk
melakukan
proses
pembelanjaan produk-produk kebutuhan, mulai dari pembelian, pembayaran hingga pengambilan barangnya (diambil sendiri, diantar melalui layanan pick up point, maupun pengiriman melalui jasa ekspedisi). 3. Terciptanya Alfacart yang memiliki fungsi sebagai perdagangan elektronik atau e-commerce, maka transaksi berbelanja akan menjadi lebih cepat, mudah, dan praktis. B. Saran Berdasarkan analisa uraian diatas, kami memberikan saran sebagai berikut : 1.
Alfacart agar selalu melakukan hal-hal inovasi dalam rangka meningkatkan kepuasan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
. Turban, Efraim, Jae E. Aronson And Ting Peng Liang. 2005. Decision Support System And Intelligent System. Edisi 7. Penerbit Andi : Yogyakarta Endang Lestari G, dan MA. Maliki, (2001), Komunikasi yang Efektif, LANRI, Jakarta. http://dev.republika.co.id/berita/koran/belanja-koran/16/06/02/o852g31memikat-dengan-kelengkapan-produk https://dailysocial.id/post/alfaonline-bertransformasi-menjadi-alfacarttoko-online-dengan-jaringan-terluas-di-indonesia http://www.slideshare.net/dciciolina/kolaborasi https://www.academia.edu/9414387/Bisnis_Dunia_Maya_E-Commerce http://www.alfacart.com/tentang-alfacart