Si s t em k es ehat andi Aus t r al i at er k enal s ebagai s al ahs at uy angt er bai kdi duni a Fas i l i t asBer t ar afI nt er nas i onal
Fasilitas Fasilitas kesehatan yang dikelola oleh Healthscope adalah termasuk salah satu yang terbaik di dunia, dirancang secara khusus untuk memberikan pelayanan kesehatan spesialisasi yang mengutamakan kenyamanan bagi pasien. KETERANGAN E!"H AN#$T
Kami mi ak anmengur uss emu muakeper l uanAnda
Kami akan mengurus setiap detil per%alan anda sehingga per%alanan anda amat mudah dan bebas stres. KETERANGAN E!"H AN#$T &istem kesehatan Australia merupakan system yang kompleks dan canggih, merupakan kombinasi antara pelayanan kesehatan pemerintah dan s'asta. &eluruh 'arga negara dan penduduk tetap Australia memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan bebas biaya yang dikelola oleh pemerintah, namun demikian hampir setengah penduduk Australia memiliki asuransi kesehatan s'asta. &elama bertahun(tahun, sistem kesehatan milik s'asta telah ber kembang sedemikian rupa sehingga memiliki peran yang cukup besar dalam pelayanan kesehatan. Rumah sakit(rumah sakit s'asta, termasuk didalamnya rumah sakit s'asta yang dikelola oleh Healthscope, telah diperlengkapi untuk menyediakan hampir segala bentuk %enis pera'atan kesehatan yang tersedia, mulai dari pelayanan sub akut seperti rehabiltasi hingga pera'atan yang kompleks seperti pembedahan dan unit pera'atan intensi). &ektor kesehatan s'asta di Australia berdasarkan model pelayanan berdasarkan biaya, dengan berbagai pilihan dokter dan institusi pelayanan.
Ak r edi t as i
*emerintah Australia telah menetapkan standard akreditasi secara nasional melalui Australian +ouncil on Health +are &tandards A+H&- dan standar Ealuation and /uality "mproement E0ui*&tandar akreditasi rumah sakit Australia se%a%ar1setara) dengan akreditasi $& #oint +ommission "nternational #+"-2 bahkan banyak yang mengakui bah'a standard akreditasi milik Australia lebih menyeluruh. !ahkan A+H& sendiri baru(baru ini telah mulai mengakreditasi rumah sakit(rumah sakit se Asia Tenggara dan Timur Tengah, akreditasi ini dibangun berdasarkan standar yang tinggi yang dipakai oleh rumah sakit di Australia.
Penguk ur anKual i t as &ektor Kesehatan Australia terkenal diseluruh dunia memiliki kualitas pera'atan yang sangat tinggi. &ebuah studi komparati) internasional mengenai system kesehatan di enam negara Australia, Kanada, #erman, Ne' 3ealand dan Amerika &er ikat-, membuktikan bah'a 4Australia memilik ranking tertinggi dalam bidang hidup sehat, memiliki angka tertinggi1kedua tertinggi dalam semua indicator penilaian yang ditetapkan5 The +ommon'ealth Fund, 6778-. &ecara %elas di setiap indikator hasil pelayanan kesehatan yang diukur oleh 9E+:, Australia meduduki peringkat yang sangat baik. :alam pengukuran umum seperti angka harapan hidup keseluruhan, hingga pengukuran khusus seperti in)rastruktur, tenaga kesehatan, pengukuran kualitas rumah sakit, Australia termasuk yang terbaik di dunia. Rumah sakit Australia, para dokter, uniersitas dan para penelitinya adalah yang terbaik di bidangnya. Australia memiliki lebih banyak rumah sakit yang menduduki rangking ;77 rumah sakit penelitian terbaik di dunia dibandingkan de ngan negara(negara lain di Asia Tenggara Ranking dunia cybermatics-. "nstitut kesehatan dan kese%ahteraan Australia sebuah badan pemerintah )ederalbertugas mengukur dan memonitor kesehatan dan kese%ahteraan di Australia. !adan itu pula yang menerbitkan data tentang rumah sakit di Australia yang dapat diakses secara bebas sehingga memungkinkan para pasien membandingkan rumah sakit yang akan mereka kun%ungi dengan standar nasional rata(rata.
http://healthscopeaustralia.com/id/australian-healthcare-system
SAMPANG: Penataan Sistem Rujukan Penataan Sistem Rujukan Kesehatan Perorangan di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar merupakan isu penting menjelang pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional JKN! yang dimulai Januari "#$%& 'ntuk antisipasi pelaksanaan JKN( Dinas Kesehatan Ka)upaten Sampang melaksanakan kegiatan Penataan Sistem Rujukan Perorangan Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar melalui Pem)entukan Tim Penataan Sistem Rujukan pada tanggal "* No+em)er "#$, di Grand Restaurant -amplong& Kegiatan Pem)entukan Tim Penataan Sistem Rujukan ini dihadiri oleh semua peja)at .selon /// ( Kepala Seksi yang )erkaitan dengan Pelayanan Kesehatan dan Rujukan( Su)ag Peren0anaan 1 Anggaran Dinas Kesehatan Ka)upaten Sampang( RS'D dan Per2akilan dari Puskesmas Kamoning dan 3m)en serta dihadiri juga oleh Tim A/P4SS5 Pro6&Dr&As0o)at Gani( dr&Sandi /ljanto( dr&7rankie se)agai narasum)er( PM. 366i0er 8'KD( PPM' -oordinator dan DPM' Sampang&
Pertemuan dia2ali dengan pengarahan oleh Kepala Dinas Kesehatan Ka)upaten Sampang: dr&7irman Pria A)adi(MM( 8eliau menyampaikan )ah2a di Ka)upaten Sampang )elum ada Sistem 3perasional Prosedur Rujukan S3P! atau kalaupun sudah ada )aru se)agian namun tidak lengkap( yang sudah jelas )aru S3P ke)idanan oleh karena itu penataan sistem rujukan perorangan ini sangat penting dilaksanakan dalam antisipasi pelaksanaan JKN98PJS "#$%& S3P perlu di)uat )erdasarkan kesepakatan )ersama dan diketahui oleh masyarakat& Proses selanjutnya adalah diskusi tentang pelaksanaan rujukan perorangan mulai dari tingkat masyarakat( Puskemas dan jaringannya dan rumah sakit& Proses )erjalan dengan partisipati6 akti6 dari seluruh peserta& Sistem rujukan perorangan 6okus pada 7asilitas Puskesmas sesuai dengan 6ungsinya yaitu se)agai Pusat Pem)erdayaan Masyarakat( Pusat Pem)angunan )er2a2asan Kesehatan dan Pusat Pelayanan Kesehatan& ang menjadi akar masalah rujukan di Ka)upaten Sampang adalah )udaya masyarakat dimana rujukan atas permintaan sendiri APS! masih tinggi yaitu se)esar ,# ;& 3leh karena itu dalam menyusun Pedoman Sistem Rujukan agar memperhatikan isue
Kriteria seperti kapan pasien harus dirujuk(
•
Peningkatan Kapasitas Puskesmas( Puskesmas P3N.D(
•
Net2orking )erkaitan dengan transportasi( am)ulan0e(
•
Rujukan )er)asis Masyarakat
•
Dimensi 8udaya: tiga (3) terlambat yaitu terlam)at mengam)il keputusan( terlam)at transportasi dan terlam)at penanganan&
Kegiatan diakhiri dengan Pem)entukan Tim Penataan Sistem Rujukan melalui SK 8upati yang atas saran Pro6&Dr&As0o)at agar dijadikan satu dengan Tim D4A dan Tim SDM dan disepakati menjadi Kelompok Kerja Pokja! Penguatan Sistem Kesehatan& Pokja Sistem Rujukan )ersama dengan technical assistancerujukan akan melaksanakan diagnosti0 managerial yaitu menyusun proposal teknis( desk analisis( kunjungan lapangan( dra6t a2al dan Seminar dra6t Sistem Rujukan Perorangan Ka)upaten Sampang dan 6inalisasi Model Sistem Rujukan Perorangan Ka)upaten Sampang& Dengan ter)entuknya Pokja Penataan Sistem Rujukan Perorangan Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar ini diharapkan dapat tersusunnya Model Sistem Rujukan Perorangan di Ka)upaten Sampang untuk antisipasi pelaksanaan JKN Januari mendatang& Titien /ra2ati 1 Team!
http://aiphss.org/sampang-referral-systems-strengthening/?lang=id
Artikel
Persoalan kesehatan masyarakat miskin bukan hanya t anggung jawab RS, puskesmas, Dinas Kesehatan dan pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama seluruh komponen bangsa. Kunci sukses membantu masyarakat miskin dalam
bidang kesehatan adalah membangun sistem kesetiakawanan sosial dan sistem pembiayaan kesehatan masyarakat yang dibangun dengan gotong royong secara pra-upaya dan sesuai dengan prinsip-prinsip asuransi.
Solusi Pelayanan si Miskin di Rumah Sakit Oleh Ketut Sanjana
KEMISKINAN menjadi lebih banyak diperdebatkan ketika angka kemiskinan diIndonesia yang dikeluarkan PS berjumlah !",# juta atau $!,$%, sebaliknya KK& mengeluarkan angka !'% yang terdiri atas keluarga pra-sejahtera dan keluarga sejahtera I. Perbedaan yang cukup besar dari angka kemiskinan PS (makro) dan KK& (mikro) ini berkepanjangan, dan pemerintah-pemerintah daerah berbeda-beda sikapnya terhadap perbedaan ini. Perbedaan angka dan kriteria kemiskinan tersebut berdampak pada banyaknya ke luhan terhadap program-program pengentasan kemiskinan yang diluncurkan oleh pe merintah seperti program beras miskin (raskin), beasiswa dan asuransi kesehatan gakin terutama di RS.
Sistem Pelayanan Sistem Kesehatan &asional (SK&) membagi pelayanan kesehatan menjadi dua* pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan. Pelayanan kesehatan masyarakat untuk penanggulangan masalah kesehatan masyarakat umum, si+atnya massal, yang apabila tidak dilaksanakan akan mengakibatkan banyak orang akan menderita. isalnya, pelayanan pemberantasan penyakit menular seperti pemberantasan sarang nyamuk, kebersihan lingkungan, imunisasi dan lain-lain. Penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat adalah Dinas Kesehatan dan puskesmas. Pelayanan kesehatan publik ini harus sepenuhnya dibiayai pemerintah. Pelayanan kesehatan perorangan ditujukan langsung kepada indiidu yang menderita suatu kelainan tertentu yang apabila tidak dilaksanakan hanya akan menyerang indiidu itu sendiri. ontohnya, pelayanan penyakit-penyakit degenerati+ seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, cuci darah dan lainlain. Penyelenggara pelayanan kesehatan indiidu adalah rumah sakit dan klinik puskesmas. Pelayanan kesehatan indiidu ini seharusnya dibiayai oleh indiidu bersangkutan kecuali untuk masyarakat miskin, yang harus dibiayai oleh negara dan menjadi tanggungan negara sebagaimana diamanatkan oleh pasal /! 00D !#. Pelayanan kesehatan perorangan terus berkembang terutama di RS sejalan dengan kemajuan ilmu kedokteran modern. erkembangnya penemuan obat baru, alat baru, prosedur pengobatan yang baru, mengakibatkan biaya pelayanan kesehatan perorangan menjadi makin mahal. 1ingginya biaya RS juga dirasakan oleh negara-negara lain tidak hanya Indonesia. &amun, negaranegara lain sudah mengembangkan suatu sistem pembiayaan kesehatan warganya dengan sangat baik dengan prinsip-prinsip asuransi. 2ustralia membiayai kesehatan masyarakatnya dengan cara mengembangkan asuransi kesehatan nasional (medicare) dan asuransi kesehatan swasta
(medisae). Seluruh penduduk 2ustralia wajib memiliki medicare dengan premi tertentu, sedangkan masyarakat yang tidak mampu p reminya dibayar oleh pemerintah. Di Singapura sistem pembiayaan kesehatannya terstruktur dengan sangat jelas. Pasien kelas III-nya disubsidi pemerintah sebesar '3%, dan pasien kelas II disubsidi #3%. &amun, pasien kelas I dan 4IP tidak diberi subsidi bahkan harus membayar mahal. Di 5epang, pemerintah mensubsidi biaya kesehatan masyarakat yang mendapatkan pelayanan standar minimal sebesar 63%, sedangkan /3% dibayar sendiri oleh masyarakat. 5ika masyarakat tidak juga mampu membayar yang /3%, maka masyarakat datang ke Dinas Sosial untuk dicarikan donatur atau kaum dermawan yang menolong membayarkan biaya di RS, bukan sebaliknya memaksa RS menggratiskan biaya pelayanannya. ereka sadar RS harus tetap mampu memberikan pelayanan dengan mutu yang baik dan prima.
Dilema di RS Isu 77gratis all-risk77 untuk seluruh pasien kelas III di RS membuat kalang-kabut banyak pihak, terutama pengelola RS pemerintah. Pertanyaannya, apakah pemerintah sanggup menyediakan anggaran untuk itu8 5ika seluruh pasien kelas III dibebaskan berarti Indonesia sudah lebih hebat dari 5epang. 5epang saja masih mewajibkan warganya membayar /3% unit cost RS di kelas III. Isu selanjutnya adalah pasien miskin di kelas III di RS dan puskesmas mendapat asuransi kesehatan yang dikelola oleh P1 2skes dan mendapat pelaya nan gratis all-risk. Sistem dan paket pelayanan askes gakin dibuat sama dengan askes wajib P&S, bahkan melebihi. Dilemanya, P1 2skes memiliki paket pel ayanan yang ada batasnya. Pelayanan di luar paket, pasti tidak akan dibayar oleh P1 2skes. 9alu, siapa yang harus menanggung beban p elayanan di luar paket8 anyak pihak menganggap RS mampu membe rikan pelayanan kesehatan gratis all-risk kepada masyarakat miskin dengan prinsip subsidi silang. Program subsidi silang dari masyarakat mampu kepada masyarakat miskin di RS belum berjalan karena tidak seimbangnya jumlah +asilitas yang menguntungkan di kelas I dan 4IP dibanding dengan +asilitas merugi di kelas II dan kelas III. Dibutuhkan dana inestasi yang cukup besar untuk mampu melakukan subsidi silang di RS, sementara itu saat ini banyak RS sudah tidak mendapat bantuan biaya operasional, biaya pemeliharaan dan biaya inestasi dari p emerintah karena kemampuan pemerintah kita yang sangat terbatas. Sangat berbahaya menjanjikan pelayanan gratis all-risk di RS apabila sumber daya kita masih sangat terbatas. 5ika dipaksakan, ibarat menjanjikan makan nasi gratis di sebuah warung, namun setelah sampai di warung tidak ada nasi yang bisa dimakan karena pemilik warung tidak cukup uang buat biaya menyiapkan nasi.
Pelayanan Bermutu asalah kesehatan adalah masalah hidup dan mati. Persoalan kesehatan masyarakat miskin bukan hanya tanggung jawab RS, puskesmas, Dinas
Kesehatan dan pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama seluruh komponen bangsa. Kunci sukses membantu masyarakat miskin dalam bidang kesehatan adalah membangun sistem kesetiakawanan sosial dan sistem pembiayaan kesehatan masyarakat yang dibangun dengan gotong royong secara pra-upaya dan sesuai dengan prinsip-prinsip asuransi. 5angan terjebak pada eu+oria dan retorika sesaat, jangan terjebak pada solusi yang si+atnya mendadak dan jangka pendek, namun mari kita ciptakan solusi dan sistem yang kuat untuk masa depan. asyarakat yang maju mempunyai ciri bagaimana merancang masa depan, masyarakat terkebelakang mempunyai ciri sekadar melewati hari ini. 0ntuk kelompok keluarga sangat miskin (gaskin) biaya kesehatannya harus dibantu pemerintah pusat dan daerah dengan cara membelikan asuransi kesehatan, atau menyiapkan biaya untuk membayar pe layanan kesehatan orang miskin di RS dan puskesmas secara l ayak berdasarkan unit cost. 2kan lebih bijaksana jika dipakai prinsip-prinsip asuransi, sehingga akan tercipta suatu sistem membagi risiko (risk sharing) antara semua sektor dan tidak terjadi moral ha:ard oleh penyelenggara pel ayanan maupun peserta. 0ntuk kelompok keluarga dengan penghasilan pas-pasan yang hanya cukup untuk hidup normal, tetapi tidak mampu me mbayar biaya berobat, atau masyarakat yang bila sakit jadi miskin, biaya kesehatannya harus ditanggung oleh mereka sendiri dengan jalan membeli premi asuransi kesehatan sukarela yang murah sebesar Rp #.333 per orang per bulan. 5angan dibiasakan dengan budaya gratis. erdayakan mereka agar menjadi masyarakat yang berbudaya pejuang, tahu hak dan kewajiban, serta masyarakat yang memikirkan dan menciptakan masa depannya. Pertanyaannya, bagaimana cara pembayaran preminya8 Siapa yang memungut, di mana, kapan8 agaimana jika masih ada yang tidak mampu membayar Rp #.333 per bulan8 5awabannya adalah, sistem banjar. Sistem banjar yang ada di ali sangat ampuh untuk menjalankan program ini karena telah terbukti berhasil menyukseskan program K maupun Posyandu. 1iap bulan ada pertemuan rutin di banjar yang sangat ditaati warganya dan d apat dijadikan media untuk memungut premi dan memecahkan masalah. Dengan sistem banjar kita mengetahui siapa yang benar-benar miskin yang patut dibantu dan bantuan bisa datang dari warga banjar yang mampu karena rasa kesetiakawanan sosial antarwarga banjar yang kuat.
Penulis, Wakil Ketua Arsada Wilayah Bali, Direktur BRSU Taanan, konsultan mana!emen RS, dosen Pas"asar!ana Mana!emen Rumah Sakit #K$U%M &o'yakarta
http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/5//o!.htm
Pelayanan Publik di Indonesia dan Australia, Serupa Tapi Tak Sama D/8'AT PADA "= AG'ST'S "#$,
Dilihat: $#"$ http:99222&menpan&go&id9)erita
JAKARTA – Sejumlah Kementerian9>em)aga melaporkan hasil studi )anding di -an)erra terse)ut menerima arahan rekomendasi pada lingkup pekerjaan( )erupa peru)ahan peraturan( peningkatan kualitas SDM( penyempurnaan sistem /T( penanganan konsultasi( dan komplain& Tujuannya untuk mempersingkat 2aktu dan penyederhanaan prosedur untuk mem)erikan pelayanan pu)lik yang prima& @Komitmen pimpinan terhadap implementasi re6ormasi )irokrasi di lingkungan Kementerian >em)aga( dan pelayanan kepada masyarakat perlu ditingkatkan mengingat masyarakat )elum 0ukup merasakan dampak dari re6ormasi )irokrasi( im)uh .ko Prasojo mengakhiri rapat terse)ut& Koordinator /-D8R ?ahyu Sutiyono dan John 4alligan dari 'ni+ersity o6 -an)erra mengikuti rapat pertanggungja2a)an hasil kunjungan studi )anding yang dipimpin oleh ?akil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Re6ormasi )irokrasi .ko Prasojo& A0ara terse)ut juga dihadiri oleh peserta studi )anding( antara lain dari Kementerian PANR8( Kementerian Pekerjaan 'mum( 8appenas( Sekretariat ?akil Presiden( Kementerian Kesehatan( Direktorat Pengem)angan .konomi Daerah Ditjen 8ina Pem)angunan Daerah Kementerian Dalam Negeri( >em)aga Administrasi Negara >AN!( Deputi 8idang Pelayanan Penanaman Modal 8adan Koordinasi Penanaman Modal 8KPM!( Kepala 'nit PTSP 8idang Penanaman Modal Pemerintah Pro+insi DK/ Jakarta( Sta6 Khusus Kementerian Pendidikan dan Ke)udayaan( dan 8PKP& Peserta menyampaikan laporan implementasi re6ormasi )irokrasi yang meliputi( manajemen peru)ahan( penataan peraturan perundang
Sekilas Perbedaan Perawat Indonesia dan Australia Posted by BissiE at 8:24 PM
Semua orang akan memahami bahwa profesi keperawatan adalah sebuah profesi yang sangat menentukan bagi baik buruknya system pelayanan kesehatan di sebuah negara. Baik itu di negara yang sedang berkembang ataupun negara mau! system pelayanan kesehatan terutama di bidang keperawatan seharusnya sudah mempunyai peraturan perundang2an yang sama se"ara uni#ersal atau international. $arena pada intinya bidang ini akan memberikan suatu pelayanan kesehatan yang sama kepada masyarakat. Mungkin perbedaaan hanya bisa di lihat dari "ara pelayanannya dan hasil akhirnya. %an sebenarnya perbedaan itu bisa di hidari ika masing2 negara mempunyai suatu system& peraturan yang sama baik itu dari segi pendidikannya maupun dari segi system pelayanan kesehatannya itu sendiri.
%ari hasil pengamatan se"ara sekilas perbedaan keperawatan di 'ndonesia dan (ustralia di bagi berbagai ma"am yang diantaranya dari system pendidikan. )anya dari segi pendidikan! kita bisa lihat perbedaan yang sangat men"olok. *enang karier keperawatan di 'ndonesia sulit di bedakan antara SP$! ($PE+ dan Skep&S,. -alaupun pada dasarnya mereka mempunyai perbedaan tingkat pendidikan! namun di rumah sakit mereka mempunyai kesamaan dalam memberikan pelayanan kesehatan di bidang keperawatan. )ak dan tanggung awab mereka hampir sama dalam memberikan obat baik itu ineksi maupun oral. Belum lagi kesamaan dalam melakukan tindakan seperti memasang infus! /0 ataupun "atheterisation. %ari alasan kesamaan ini! banyak rumah sakit yang "enderung memilih mempekerakan tenaga SP$ atau (kper karena mereka mau di bayar lebih murah di banding mempekerakan 1ulusan Skep&S, yang tentunya standart gainya lebih tinggi. Sedangkan mereka sama2 bisa memberikan dan melalukan tindakan2 keperawatan pada umumnya. %ari sini kita bisa menyimpulkan bahwa rumah sakit pun belum mau mendukung system pendidikan yang ada dan belum mau setingkat lebih mau dalam mempergunakan tenaga2 ahli lulusan sarana keperawatan.
Sedangkan di (ustralia kita merasakan perbedaan yang elas antara tugas dan tanggung seorang lulusan Sarana keperawatan& Ba"helor of ursing&+ +egistered urse3 dengan perawat ber"ertifi"ate seperti ('& (ssistant 'n ursing! 0E&0rainee Enrolled urse! EE& Endorse Enrolled urse ataupun E&Enrolled nurse dll. Seorang +egistered urse dapat memberikan dan melalukan hampir mayoritas tindakan2 dalam keperawatan! sedangkan E!EE!0E ataupun (' tidak di berikan wewenang dalam memberikan obat terutama ineksi. )anya terke"uali beberapa yang telah mengikuti pelatihan yang di perkenankan! itupun harus didampingi seorang +egistered urse. *adi pada intinya semua mempunyai tugas dan tanggung awab masing2. 0etapi walupun demikian di ruang yang sama kita bekera se"ara team! saling membantu dan meringankan. Masih banyak perbedaan2 yang lain yang diantaranya dari segi kelembagaan nursing itu sendiri yang di australia di kenal memilikiNursing Board. Sebuah lembaga yang mengatur! mengkoordinasi dan mengendalikan system keperawatan yang ada. 1embaga ini uga yang mengeluarkan ursing +egistration untuk bisa bekera di rumah sakit! dan sebuah +egistration harus di renew setiap tahun ika tetap mau bekera di australia. Sedangkan di 'ndonesia! apakah kita sudah mempunyai sebuah lembaga yang mampu mengkoordinasi system keperawatan kita seperti halnya y ang ada di (ustralia.. *awab dalam hati saa ya..
http://bissienurse.blogspot.com/200"/!2/sekilas-perbedaan-perawat-indonesiadan.html