Sistem flokulasi Dalam sistem flokulasi, partikel terflokulasi terikat lemah, cepat mengendap dan pada penyimpanan tidak tidak terjadi cake dan mudah mudah tersuspensi kembali.
Sistem deflokulasi Dalam sistem deflokulasi partikel deflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya membentuk sedimen, dimana terjadi agregasi akhirnya terbentuk cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali. Secara umum sifat-sifat dari partikel flokulasi dan deflokulasi adalah :
Deflokulasi : 1. Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain. 2. Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing partikel mengendap terpisah satu dengan yang lain. . Sedimen terbentuk lambat. !. "khirnya sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi #. $ujud suspensi menyenangkan karena %at tersuspensi dalam &aktu relati'e lama.
(lokulasi : 1. 2. . !.
Partikel merupakan agregat yang bebas Sedimentasi terjadi cepat Sedimen terbentuk cepat Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi kembali seperti semula. #. $ujud $ujud suspen suspensi si kkuran kkurang g menyen menyenang angkan kan sebab sebab sedime sedimenta ntasi si terjad terjadii cepat cepat dan diatasnnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.
()*+"S SSP/0S +embuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori :
Penggunaan structured 'ehicle atau sering disebut juga suspending agent untuk menj menjag agaa parti partike kell deflo defloku kula lasi si dala dalam m susp suspen ensi si structured vehicle yaitu larutan larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit, dll.
Penggunaan Penggunaan prinsip-pr prinsip-prinsip insip flokulasi flokulasi untuk untuk membentuk membentuk flok, flok, meskipun meskipun tgerjadi tgerjadi cepat cepat pengen pengendap dapan, an, tetapi tetapi dengan dengan penggo penggojok jokan an ringan ringan mudah mudah sidupe sidupensi nsikan kan kembali. Pmebuatan suspensi sistem flokulasi sistem flokulasi ialah ialah ialah : 1. Partikel diberi %at pembasah dan sipersi medium 2. alu ditambah %at pemflokulasi, biasanya berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer. . Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir.
!. "pabila dikendaki gar flok yang terjadi tidak cepat mengendap, maka ditambah structured vehicle. #. Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi dalam structured vehicle. 3ahan pemflokulasi yang digunakan dapat berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer. ntuk partikel yang bermuatan positif digunakan %at pemflokulasi yang bermuatan negati'e dn sebaliknya. 4ontohnya suspensi bismuthi subnitras yang bermuatan positif digunakan %at pemflokulasi yang bermuatan negati'e yaiut kalium fosfat monobase. Suspensi sulfamera%in yang bermuatan negati'e digunakan %at pemflokulasi yang bermuatan positif yaitu "l4l 5"luminium trichlorida6. Bahan Pengawet Penambahan bahan lain dapat pula dilakukan untuk menambah stabilitas suspensi, antara lain tambahan bahan penga&et. 3ahan ini sangat diperlukan terutama untuk suspensi yang menggunakan hidrokoloid alam, karena bahan ini sangat mudah dirusak oleh bakteri. Sebagai bahan penga&et dapat digunakan butil p. ben%oat 51:12#76, etil p. ben%oat 51:#776, propel p. ben%oat 51:!776, nipasol, nipagin 8 1 9. Disamping itu banyak pula digunakan garam komplek dari mercuri untuk penga&et, karenamemerlukan jumlah yang kecil, tidak toksik dan tidak iritasi. +isalnya fenil mercuri nitrat, fenil mercuir chlorida, fenil mercuri asetat.
P/0""0 S"3"S SSP/0S 1. ;olume sedimentasi Salah satu syarat dari suatu suspensi adalah endapan yang terjadi harus mudah terdispersi dengan pengocokan yang ringan, sehinggga perlu dilakukan pengukuran 'olume sedimentasi. Volume sedimentasi adalah suatu rasio dari volume sedimentasi akhir (V u) terhadap volume mula-mula dari suspensi (V o) sebelum mengendap.
;olume sedimentasi dapat mempunyai harga dari <1 samapai =1
2. Derajat flokulasi Adalah suatu rasio volume sedimen akhir dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap volume sedimen akhir suspensi deflokulasi (V oc)
. +etode reologi +etode ini dapat digunakan untuk membantu menentukan prilaku pengendapan dan pengaturan pemba&a dan sifat yang menonjol mengenai susunan partikel dengan tujuan perbandingan. +etode reologi menggunakan 'iscometer 3rookfield.
!. Perubahan ukuran partikel Digunakan cara (ree%e-tha& cycling yaitu temperature diuturunkan sampai titik beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali 5=titik beku6. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan >ristal dan dapat menunjukkan kemungkinan keadaan berikutnya setelah disimpan lama pada temperature kamar. ?ang pokok yaitu menjaga tidak akan terjadi perubahan ukuran partikel, distribusi ukuran dan sifat >ristal.
P/0@/+"S"0 D"0 P/0"0D""0 S/D""0 Semua suspensi harus dikemas dalam &adah mulut lebar yang mempunyai udara diatas cairan sehingga dapat dikocok dan mudah dituang. >ebanyakan suspensi harus disimpan dalam &adah yang tertutup rapat dan terlindung dari pembekuan, panas yang berlebihan dan cahaya. Suspensi perlu dikocok setiap kali sebelum digunakan untuk menjamin distribusi %at padat yang merata dalam pemba&a sehingga dosis yang diberikan seiapkali tepat dan seragam. Pada etiket harus juga tertera >ocok Dahulu
Sistem Dispersi +erupakan campuran antara %at terlarut 5fase terdispersi6 dengan pelarut 5 medium pendispersi6 dimana jumlah %at terlarut lebih sedikit dibandingkan dengan %at pelarut. Sistem Dispersi dibedakan menjadi , yaitu disperse kasar, disperse halus, dan disperse koloid Dispersi >asar Dispersi kasar juga disebut suspensi adalah campuran heterogen an tara fase terdispersi berupa padatan dan medium pendispersi berupa %at cair yang dapat dibedakan secara jelas. (ase terdispersi memiliki ukuran partikel lebih besar dari 17-# cm.
Dispersi Aalus Disebut juga sebagai larutan sejati atau dispersi molekuler yang merupakan campuran antara fase terdispersi berupa %at padat atau cair dengan medium pendispersi berupa %at cair. (ase terdispersi larut sempurna ke dalam medium pendispersi, sehingga terbentuk campuran homogen yang tidak dapat dibedakan antara fase terdispersi dan medium pendispersinya. kuran fase terdispersinya antara 17-B-17-# cm.
Dispersi >oloid +erupakan campuran antara dispersi kasar dan halus. Sistem koloid merupakan campuran heterogen &alaupun fase terdispesi dan medium pendispersi terlihat homogennya. Aal ini terlihat jelas saat diamati pada mikroskop ultra. S i st e m k o lo i d a d al a h s u at u b e n tu k c a mp u ra n y a n g k e a da a nn y a t e rl e ta k a n ta r a l a ru t an
d a n s u sp e n si
5 c am p ur a n k a sa r 6.
Sistem koloid adalah suatu
campuran heterogen antara dua %at atau lebih di mana partikel-partikel %at yang berukuran koloid 5fase terdispersi6 tersebar merata dalam %at lain 5medium pendispersi6. (ase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa gas,padat atau cair.
Perbedaan antara larutan sejati, sistem koloid, dan suspensi dapat dilihat pada abel berikut:
SISTEM DISPERSI Sistem dispersi adalah sistem dimana suatu zat tersebar merata (fase terdispersi) di dalam zat lain (fase pendispersi atau medium). Fase terdispersi bersifat diskontinu (terputuputus) sedan!kan medium disperse bersifat kontinu. "erdasarkan ukuran partikeln#a$ sistem dispersi dibedakan men%adi & kelompok #aitu larutan$ koloid$ dan suspensi. Se'ara aepintas perbedaan antara suspensi (serin! disedbut suspensi kasar) den!an larutan (serin! disebut larutan se%ati) akan tampak %elas dari homo!enitasn#a$ tetapi akan sulit dibedakan antara larutan den!an koloid atau antara koloid den!an suspensi kasar.
1. Suspensi Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu : 1. Suspensi )ral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pemba&a cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk penggunaan oral. 2. Suspensi opikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pemba&a cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.
. Suspensi )ptalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yangterdispersi dalam cairan pemba&a yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata. !. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar. #. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikan secara intra'ena atau kedalam saluran spinal. C. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pemba&a yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pemba&a yang sesuai.
Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari pertikel. 4ara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi. 3eberapa faktor yang mempengaruhi stabiltas suspensi adalah :
1. .kuran Partikel kuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Aubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antar luas penampang dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. "rtinya semakin besar ukuran partikel maka semakin kecil luas penampangnya. 2. .>ekentalan ;iskositas >ekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun 5kecil6. Aal ini dapat dibuktikan dengan hukum S)>/S >et : ; E >ecepatan "liran d E Diameter Dari Partikel p E 3erat Fenis Dari Partikel p7 E 3erat Fenis 4airan
g E @ra'itasi G E ;iskositas 4airan . .Fumlah Partikel >onsentrasi "pabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. 3enturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari %at tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam &aktu yang singkat. !. Sifat +uatan Partikel Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. >arena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat mempengruhi. kuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan miHer, homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan 'iskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan %at pengental yang dapat larut kedalam cairan tersebut. 3ahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai suspending agent 5bahan pensuspensi6, umumnya besifat mudah berkembang dalam air 5hidrokoloid6.