KEPERAW KEP ERAWA ATAN TAN JIWA JI WA “ DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA”
NAMA
: S SIISCA AYU VAMELA
NIM
: PO.71.20.4.14.042
TINGKAT
: II. B
DOSEN
: SRI ENDRIYANI S. K!" N# M. K!"
KEMENTERIAN KEMENTER IAN KESE$ATAN KESE$ATAN REPUBLIK INDONESIA INDONESI A POLITEKNIK POLITEKN IK KESE$AT KE SE$ATAN AN PALEMBANG PALEMBANG PRODI PROD I DIV KEPERAW KEPE RAWA ATAN TA$UN TA$UN 201%
BAB I PENDA$ULUAN 1.1.
L&'&( )!*&+&,-
Gangguan Jiwa tidak terbatas pada psikotik atau yang kita kenal sebagai gila. Banyak macam gangguan jiwa ringan yang jika tidak segera diterapi menjadi berat dan mengancam nyawa. Biasanya gangguan itu bermanifestasi sebagai gangguan fisik. Kesehatan jiwa sebagai bidang kegiatan banyak menggunakan kerangka berpikir yang berasal dari ilmu kesehatan masyarakat. Dalam garis besar kegiatannya dapat dibagi dalam tiga kelompok pencegahan atau prevensi primer yang mencakup juga usaha pembinaan dan promosi kesehatan jiwa, prevensi sekunder yang menekankan diagnosis dan pengobatan secara dini, dan prevensi tersier yang juga mencakup rehabilitasi mental. Gangguan jiwa disebabkan oleh adanya
berbagai stressor fisik,
psikososial, atau sosial. etapi, gangguan yang actual terjadi karena perantara proses psikososial. !eningkatan dan pencegahan penyakit kesehatan jiwa intervensi. 1.2. ". $. %. &.
T/&, P!,*#&, #ntuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa. #ntuk mengetahui pengertian gangguan jiwa dan gejalanya. #ntuk mengetahui bagaimana deteksi dini gangguan jiwa. #ntuk mengetahui tentang pencegahan dan pengobatan gangguan jiwa.
1.. ". $. %. &. ).
R#&, M&*&3 'pa pengertian gangguan jiwa dan deteksi dini gangguan jiwa( 'pakah tujuan deteksi dini pada gangguan jiwa( 'pakah manfaat deteksi dini pada gangguan jiwa( Bagaimana gejala dan cara mendeteksinya pada gangguan jiwa( Bagaimana pencegahan dan pengobatan pada gangguan jiwa(
BAB II PEMBA$ASAN 2.1.
D!,# G&,--&, J5& 6&, D!'!+# D, G&,--&, J5&
Gangguan jiwa atau mental adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh
seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya sendiri* sendiri +Djamaludin, $"-. Gangguan jiwa menurut Depkes / +$- adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Deteksi Dini, 0ecara fitrah setiap manusia atau individu memiliki mental yang sehat, akan tetapi karena suatu sebab ada beberapa individu yang mengalami atau memiliki mental yang tidak sehat. Biasanya mental yang tidak sehat, diakibatkan dari goncangan*goncangan atau konflik batin yang ada dalam diri +jiwa-, dan pengalaman hidup yang tidak menyenangkan. Dengan kondisi semacam itu biasanya kondisi psikologis +mental- menjadi kacau yakni, tidak selaras lagi antara yang dipikirkan dengan perilakunya. 1rang yang menderita sakit mental +jiwa-, secara sosial kurang bisa diterima ditengah* tengah dimana dia tinggal, bahkan secara umum dalam masyarakat kurang bisa diterima. #ntuk menghindari terjadinya sakit mental tersebut, maka perlu upaya sedini mungkin untuk mengenal kondisi mental, maka dari itu harap diketahui faktor*faktor yang menimbulkan gangguan mental dan gejalagejalanya sebagai bentuk deteksi diagnosis. Deteksi yang biasa dilakukan ialah mengenali gejala*gejala abnormalitas +ketidakwajaran- pada mental atau pada jiwa. !endekatan diagnosis ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kekalutan mental yang lebih parah yang dapat merusak
kepribadian.
2al
tersebut
dapat
membantu
individu
dalam
mengembangkan cara berfikir, cara berperasaan, dan cara berperilaku yang baik dan benar, sehingga eksistensi seseorang bisa diterima dan diakui $ dalam lingkungan sosialnya sebagai sosok insan yang sehat secara sempurna. 2.2.
T/&, D!'!+# D, P&6& G&,--&, J5&
ujuan deteksi dini ialah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman serta perhatian terhadap kondisi psikologis, yakni kondisi mental dan jiwa
spiritual yang ada dalam diri individu untuk menghindari dan menanggulangi akan terjadinya gangguan*gangguan jiwa +mental-. Deteksi dini juga sebagai bentuk preventive +pencegahan- sejak awal terhadap indikasi*indikasi akan terjadinya gangguan mental dan kejiwaan. Karena manusia hidup itu memiliki tanggung jawab yang besar terhadap relasi dalam berhubungan, baik yang berkaitan individu dengan uhannya, individu dengan dirinya sendiri, keluarganya, lingkungannya sosialnya dan lingkungan alam sekitarnya. 2..
M&,&&' D!'!+# D,
Deteksi dini terhadap gangguan jiwa juga memberikan manfaat yaitu3 a. 4engembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri +self acceptance b. 4embantu memahami tingkah laku manusia dan membantu manusia untuk memperoleh kepuasan pribadi, dan dalam penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat serta membantu individu untuk hidup seimbang dalam berbagai aspek, fisik, mental dan sosial. Disamping itu deteksi dini mempunyai fungsi dan tujuan, yaitu3 fungsi pemahaman +understanding -, fungsi pengendalian +control -, fungsi peramalan + prediction-,
fungsi
pengembangan
+development - ,
fungsi
pencegahan
+ prevention-, dan fungsi perawatan +treatment -. 4isal dengan melakukan deteksi dini terhadap gangguan mental seseorang akan terhindar dari hal*hal atau keadaan yang dapat membahayakan jiwa. 2.4.
G!/&*&G!/&*& T)*,8& G&,--&, J5& 6&, C&(& M!,6!'!+#,8&
#ntuk mengetahui bagaimana kondisi mental atau kondisi jiwa kita. 'pakah kondisi mental itu sehat, normal atau terganggu. /ni semua bisa diketahui atau dideteksi lewat apa yang disebut dengan 5gejala6 atau 5tanda6. Gejala adalah tanda*tanda yang mendahului suatu problem, atau sesuatu yang dapat diamati sebelum timbulnya suatu masalah atau keadaan yang menjadi tanda*tanda akan timbulnya atau berjangkitnya sesuatu. Jadi gejala*gejala timbulnya gangguan mental ialah segala bentuk kondisi kejiwaan yang bisa
diamati atau bisa dirasakan secara jelas sebagai realisasi aktivitas kejiwaan yang bisa mengakibatkan ketidaknyamanan ataupun ketidaktenangan baik secara psikologis maupun secara jasmaniah +fisik-. 'dapun gejala*gejala timbulnya gangguan mental yang dapat dirasakan dan diamati sebagai bentuk upaya deteksi +diagnosis- yang terjadi dalam diri yaitu, dengan menilai dan mau merasakan bagaimana kondisi jasmaniah dan rohani yang ada dalam diri kita. #ntuk mengetahuinya bisa diagnosis atau deteksi sendiri melalui beberapa gejala +tanda-. 'dapun gejala*gejalanya tersebut bisa dirasakan atau bisa dideteksi melalui gejala kejiwaan yang ada dalam diri +kejiwaan- yaitu, melalui pikiran, perasaan, emosi, kehendak dan tingkah laku. ". !ikiran !ikiran yang dimiliki setiap manusia memiliki fungsi yaitu untuk berfikir. Berfikir ialah sebagai bentuk gejala kognisi atau gejala cipta, dan berfikir juga wujud dari proses kerja pikiran dan merupakan kondisi kejiwaan yang juga bisa ikut membantu mengontrol segala perilaku manusia. !ikiran memiliki fungsi untuk mengetahui, mencipta, dan memecahkan problema. Berfikir bisa disebut juga, gejala atau kondisi kejiwaan yang dapat menetapkan
hubungan*hubungan
antara
ketahuan*ketahuan
kita.
Berfikir
merupakan proses dialektika, yakni selama individu berfikir, pikiran akan mengadakan tanya jawab ataupun melakukan pertimbangan*pertimbangan, untuk bisa memutuskan suatu persoalan yang akan dilakukan. Dalam proses dialektika itulah yang memberi arah atau pengertian agar pikiran tidak salah dalam memberikan keputusan. 'dapun kondisi pikiran yang sehat diantaranya yaitu, mampu
berfikir
secara
cepat,
akurat
dan
sistematis,
realistis,
mampu
berkonsentrasi, tidak merasa lelah dan tidak merasa gundah dan kacau. Dengan demikian apabila diri seseorang merasakan hal yang sebaliknya dalam pikirannya, ini merupakan suatu gejala timbulnya gangguan mental ataupun gangguan jiwa secara umum. $. !erasaan
0etiap aktivitas, tingkah laku dan pengalaman kita diliputi oleh perasaan. Disamping pikiran perasaan juga mempunyai peran untuk memberikan pertimbangan bagaimana seseorang atau individu untuk berbuat dan bertingkah laku. !erasaan juga termasuk naluri manusia yang banyak memberi pengaruh serta mempengaruhi perkembangan sikap dan tingkah lakunya. 'da dua macam perasaan manusia sebagaimana yang dikategorikan oleh Jamaludin Kafie yaitu digolongkan ke dalam dua bentuk, yakni3 ". !erasaan yang dikategorikan sebagai perasaan kejasmanian +rendah- seperti, perasaan penginderaan, perasaan vital, perasaan psikis dan perasaan pribadi. $. !erasaan kerohanian +tinggi-, seperti perasaan religius +hal yang suci-, perasaan etis +hal yang baik-, perasaan estetik +hal yang indah-, perasaan egoistis +hal diri sendiri-, perasaan sosial +hal bersama-, perasaan simpati +hal tertarik- dan perasaan intelektual +hal yang benar-. !erasaan biasanya disifatkan sebagai kondisi kejiwaan yang dialami oleh setiap manusia pada suatu waktu. 0eperti orang merasa iba, terharu, gembira, merasa gembira atau sedih, tercengang dan sebagainya. 0ecara sederhana perasaan bisa dimaknai sebagai suatu kondisi kejiwaan sebagai akibat dari adanya peristiwa*peristiwa, pada umumnya datang dari eksternal individu, yang bisa menimbulkan kegoncangan*kegoncangan pada diri individu yang mengalaminya. !erasaan yang dimiliki oleh setiap orang tidaklah sama, itu semua tergantung pada kondisi atau peristiwa yang mempengaruhinya atau yang dialaminya. Disamping pengaruh stimulus dari luar, perasaan juga bergantung pada kondisi Jasmani dan rohani 0ifat
pembawaan yang erat hubungannya dengan kepribadian
seseorang. Kondisi perkembangan seseorang, yakni keadaan yang pernah mempengaruhi, akan dapat memberikan corak dalam perkembangan perasaannya.
Disamping
itu faktor lain yang dapat mempengaruhi perasaan
seseorang, misalnya7 keluarga, lingkungan, tempat kerja, sekolah dan sebagainya. 8kspresi perasaan ini bisa dilihat dari keadaan jasmani, karena banyak perasaan timbul bersamaan dengan peristiwa tubuh, seperti tertawa, marah, membentak, mengepal tangan, menangis, mengerutkan dahi dan sebagainya, ini semua tak lain adalah sebagai perbuatan*perbuatan tubuh +badan- untuk melahirkan perasaan. anggapan*tanggapan perasaan dapat diwujudkan dengan gerakan*gerakan seperti, perubahan raut muka +mimik- dan gerakan*gerakan tubuh yang lain baik sebagian + pantomimic- maupun seluruhnya. 0ebagai bentuk gejala + symptom- terhadap mental, yakni terganggu tidaknya kondisi mental seseorang itu bisa diamati atau bisa dirasakan lewat perasaannya, untuk mengetahuinya bisa kita rasakan atau kita amati terhadap gejala*gejala baik secara psikis maupun secara fisik seperti, denyut jantung yang sangat cepat tidak seperti biasanya, pernafasan yang tidak teratur atau tidak seperti biasanya, raut muka yang tidak seperti biasanya +seperti tampak pucat, tampak murung, tampak bersedih, dan sebagainya-, kehilangan gairah dan sebagainya. kondisi perasaan kita bekerja pada batas ketidakwajaran dan disertai dengan gejala*gejala jasmaniah yang tidak seperti biasanya +tidak wajar- berarti mental atau jiwa seseorang mulai terganggu. Kondisi perasaan seperti inilah yang bisa disebut sebagai gejala terjadinya gangguan mental. 4aka dari itu perasaan seseorang perlu didik dan dilatih agar menjadi baik, wajar stabil, dan proporsional dan bernilai positif, sehingga dengan sendirinya akan membentuk mental yang sehat. %. 8mosi Kondisi kejiwaan yang dapat mempengaruhi 5mental6, disamping pikiran dan perasaan juga dipengaruhi oleh 5emosi6. 8mosi dengan perasaan hampir tidak ada perbedaannya. 8mosi dalam pengertiannya sangat bermacam*macam, seperti 5keadaan bergejolak6, 5gangguan keseimbangan6, 5 respon kuat dan tidak teratur terhadap stimulus6.
Dari pengertian tersebut memiliki kecenderungan yang sama bahwa, keadaan emosional itu menunjukkan penyimpangan dari keadaannya normal. Keadaan yang normal adalah keadaan yang tenang atau keadaan seimbang fisik dan sosial. !erlu dimengerti dan juga diantisipasi bahwa emosi yang tidak stabil dapat mengganggu pikiran +berfikir-, sedangkan berfikir adalah alat terbaik untuk memecahkan persoalan, dan juga bisa mengganggu perasaan. 'pabila pikiran dan perasaan terganggu oleh emosi yang tidak stabil tersebut, yang terjadi adalah pikiran dan perasaan menjadi bingung sehingga tidak bisa berfikir secara obyektif. Dan lebih parah lagi kondisi mental kita sampai pada taraf diffusi yakni dalam kondisi ini orang melakukan banyak gerakan yang tidak ada gunanya, seperti7 berjalan mondar*mandir, menarik*narik rambut, menghempaskan apa saja yang ada di depannya, berteriak dan sebagainya. &. Kehendak Kehendak atau kemauan disebut juga gejala konasi atau gejala karsa yang ada dalam diri +jiwa- seseorang, juga termasuk fungsi jiwa yang memberi dorongan untuk menuju atau menghindari sesuatu. Kehendak merupakan fungsi jiwa yang memiliki fungsi untuk menentukan berhasil atau tidaknya suatu keinginan karena kehendak atau kemauan merupakan tujuan aktif untuk menuju pelaksanaan suatu tujuan. 'kan tetapi yang perlu diwaspadai dan disadari disini yaitu bahwa kehendak atau kemauan juga tidak bisa terlepas dari apa yang disebut dengan 5hasrat6 ataupun 5nafsu6 yang bergejolak, yakni suatu keinginan yang kuat atau meluap*luap, yang cenderung menggebu*gebu yang terkadang bisa mengganggu atau pikiran, perasaan, emosi bahkan hasrat tersebut sampai menguasainya, kalau pikiran, perasaan dan emosinya telah tertutup maka yang muncul adalah sifat emosionalnya atau nafsunya yang begitu berkobar*berkobar, maka tidak menutup kemungkinan perilaku atau sikap dan tindakan yang dilakukan pasti tindakan berada diluar kontrol yang ada dalam dirinya. Dengan demikian secara lahiriah orang tersebut mengalami gangguan mental. 4aka dari itu kita harus mampu mengatur dan mengendalikan kehendak
atau kemauan kita, jangan sampai terjebak pada hasrat dan nafsu yang cenderung mengarahkan sikap dan tingkah laku kita pada tindakan yang negatif. Gejala gangguan mental disini juga bisa kita kenali atau kita deteksi sendiri lewat kehendak atau kemauan kita. ). 0ikap dan ingkah 9aku ingkah laku adalah gerak gerik, aktivitas, tindakan, sikap dan perbuatan atau gerakan yang nampak pada individu, yang merupakan manifestasi dari gejala*gejala kejiwaan yang ada dalam diri manusia. 0ecara sederhana tingkah laku bisa dikatakan sebagai bentuk yang kongkrit dari jiwa itu sendiri, maka dari itu tingkah laku sifatnya mudah diamati, dikenali, ditafsirkan, diramalkan, dan mudah dimengerti atau mudah dipahaminya. Dengan demikian tingkah laku bisa disebut sebagai bentuk ungkapan jiwa yang tidak bohong, karena tingkah laku yaitu sebagai manifestasi atau ekspresi dari jiwa baik yang disadari maupun yang tidak disadari. ingkah laku ialah merupakan ekspresi dan manifestasi dari gejala*gejala hidup kejiwaan yang ada dalam diri manusia tersebut. 4aka segala sikap tindakan yang dilakukan tidak bisa lepas dari kondisi kejiwaannya karena, manusia itu terbentuk atas dua dimensi yakni dimensi jasmani dan dimensi rohani, yang mana keduanya saling mempengaruhi. ingkah laku manusia mempunyai arah dan tujuan yaitu untuk memenuhi suatu kebutuhan hidupnya baik sebagai mahluk individual, sosial, dan mahluk berketuhanan. Kebutuhan manusia merupakan dorongan dari kehendak, atau kemauan, pikiran, emosi dan perasaan, dimana semuanya secara totalitas bekerjasama untuk menentukan tingkah laku yang tepat +positif- yang harus dilakukan oleh manusia untuk memenuhi semua kebutuhan. Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tingkah laku manusia menurut tinjauan psikologis ialah beberapa macam aktivitas, kegiatan dan tindakan manusia yang tampak secara riil +obyektif dan terbuka- sebagai bentuk penampakan dari adanya dorongan*dorongan psikis untuk memenuhi atau mencapai suatu kehendak atau kemauan dan tujuan hidupnya.
Dari kelima gejala kejiwaan itulah +pikiran, perasaan, emosi, kehendak dan tingkah laku- perlu senantiasa kita perhatikan dan kita jaga agar selalu dalam kondisi seimbang. 0ehingga kondisi diri kita atau mental kita selalu dalam kondisi yang sehat +tidak terganggu-. 0ecara umum, biasanya gejala*gejala gangguan mental Gejala psikis, yang merupakan indikasi dari kondisi mental yang tidak sehat yang bisa menimbulkan terjadinya gangguan mental, dengan ciri*ciri diantaranya yaitu3 a. !erasaan sering gelisah, menderita insomnia +kesulitan akan tidur-, mudah tersinggung, sering mimpi buruk, mudah marah, cenderung bersikap agresif, dan mudah garang +kurang perhatian pada daerah sekitarnya-. b. 9ekas jadi cemas, sering bingung, sering lupa, suka menyendiri, benci terhadap keramaian, kehilangan nafsu makan dan seksual, dan cenderung kehilangan kontrol diri, seperti suka ceroboh, sering berbuat dengan tergesa*gesa dan lain*lain. c. 0ering terjadi disorientasi waktu, kadang*kadang berperilaku immoral, terkadang lupa terhadap diri sendiri, terkadang berbicara ngelantur dan tidak jelas. d. 0ering berbuat apatis, beku emosional, perasaan sering bergantiganti, tidak mampu melakukan konsentrasi, ada kelesuan pada bagian interesnya, e. 'ktivitas intelektualnya mundur dan juga kemampuan*kemampuan lain menjadi lemah seperti tidak bisa berfikir secara cermat. f. 4erasa kesulitan dalam melakukan adaptasi atau adjustment dan sering datang perasaan*perasaan putus asa. g. !restasi menurun, merasa kesulitan dalam beraktualisasi, sosialisasi, dan komunikasi serta timbul perasaan*perasaan cepat bosan dan suka mengumpat. h. anpa disadari tiba*tiba bicara sendiri tanpa dengan obyek yang jelas i. 0ering kehilangan kesabaran, dan perasaan ingin menjerit. 0ementara itu gejala pada fisik, tanda*tanda kondisi mental yang terganggu, diantaranya yaitu3 a. erjadi gangguan pada fungsi pencernaan makan.
b. Kondisi stamina tubuh menurun dan otak ada semacam kelesuan, sehingga timbul rasa malas dan malas berfikir. c. 'da semacam gangguan pada alat pernafasan d. anpa disadari sering melakukan tics +gerak*gerak facial pada wajah, seperti7 mengedip*ngedipkan mata terus menerus, mengerenyitkerenyitkan cuping hidung dan bibir, dan laine. anpa disadari sering menendang*menendang, tiba*tiba menjerit +histerisdan bersikap agresif f. 0ering mondar*mandir tanpa tujuan yang jelas, berdiam diri dan tampak stupor. g. Kondisi tubuh terasa capek yang luar biasa, dan suka menggerakgerakkan anggota tubuh yang tidak biasa dilakukan dan otot leher semakin terasa kaku. h. 4uka tampak memerah, pucat dan lemas i. 0uka marah dan disertai dengan tindakan agresif Dari sekian gejala yang tampak dalam diri kita sebagaimana tersebut di atas, semua itu merupakan cerminan dari kondisi mental yang tidak sehat +terganggu- yang dapat mempengaruhi kondisi jiwa, sehingga pada ujungnya dapat membentuk suatu kepribadian yang tidak sehat pula. 2.9.
C&(& P!,!-&3&, 6&, P!,-;)&'&, G&,--&, J5&
4eski bukan penyebab utama kematian, menurut Dr. :ijay ;handra, 2ealth and Behaviour 'dvisor dari <21
gangguan
jiwa
merupakan
penyebab
utama
disabilitas
+ketidakmampuan, cacat- pada kelompok usia paling produktif yakni antara ")*&& tahun. 'pa saja yang perlu dilakukan dan cara mencegah serta mengobati gangguan jiwa( Keluarga mana pun tak tega sanak saudaranya menderita gangguan jiwa. Di mana dampak sosialnya sangat serius berupa penolakan, pengucilan dan diskriminasi. Begitu pula dampak ekonomi yang ditimbulkan berupa hilangnya hari produktif untuk mencari nafkah bagi penderita maupun keluarga yang harus merawat serta tingginya biaya perawatan yang harus ditanggung keluarga maupun masyarakat.
1leh karena itu, memerlukan penanganan sedini mungkin agar gejala*gejala yang ditimbulkan tidak berkembang menjadi gangguan jiwa yang kronis. !enderita gangguan jiwa, baik ski=ofrenia maupun psikosis sebenarnya masih dapat ditolong. 0yaratnya pengobatannya baik dan tidak terlambat. Kalau syarat itu dipenuhi $) persen penderita ski=ofrenia bisa disembuhkan. 4emang bukan berarti sembuh total, karena kepekaan untuk terganggu lagi pada penderita ski=ofrenia lebih besar daripada orang normal. etapi, gangguan psikosis yang disebabkan oleh kelainan anatomi otak sembuh total karena sebagian besar bersifat sementara. 0alah satu titik penting untuk memulai pengobatan adalah keberanian keluarga untuk menerima kenyataan. 4ereka juga harus menyadari bahwa gangguan jiwa itu memerlukan pengobatan sehingga tidak perlu dihubungkan kepercayaan yang macam*macam. erapi bagi penderita gangguan jiwa bukan hanya pemberian obat dan rehabilitasi medik, namun diperlukan peran keluarga dan masyarakat dibutuhkan guna resosialisasi dan pencegahan kekambuhan.
". !sikofarmaka !enanganan penderita gangguan jiwa dengan cara ini adalah dengan memberikan terapi obat*obatan yang akan ditujukan pada gangguan fungsi neuro* transmitter sehingga gejala*gejala klinis tadi dapat dihilangkan. erapi obat diberikan dalam jangka waktu relatif lama, berbulan bahkan bertahun. $. !sikoterapi !sikoterapi adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. !sikoterapi ini bermacam*macam bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya. !sikoterapi e*eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu, psikoterapi rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah
mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit, psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif +da ya pikir dan daya ingat- rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai* nilai moral etika. 4ana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dsbnya. !sikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya. %. erapi !sikososial Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. !enderita selama menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka. &. erapi !sikoreligius erapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa. Dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama berhubungan dengan manfaatnya di bidang klinik. erapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji*pujian kepada uhan, ceramah keagamaan, kajian kitab suci dsb. ). ehabilitasi !rogram rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali kekeluarga dan masyarakat. !rogram ini biasanya dilakukan di lembaga +institusi- rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain7 terapi kelompok, menjalankan ibadah keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olah raga, keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok tanam, rekreasi, dsbnya. !ada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung antara %*> bulan. 0ecara berkala dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita
mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat.
DA
http3??library.walisongo.ac.id?digilib?files?disk"?$@?jtptiain*gdl*s"*$>* muhfahrudi*"%A*bab$&"*&.pdf 0uliswati. $). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta 3 8G;
;lifford . 'nderson. 4D, !etunjuk 4odern !ada Kesehatan, terj. /ndonesia !ublising 2ouse, +Bandung, "ACA-, hlm. %%. Kartini Kartono dan Jenny 'ndari, op cit., hlm. A&*A). @@ /bid. @A Kartini Kartono, !sikologi 'bnormal, op. cit., hlm. @&. http3??ristywangoen.blogspot.co.id?$"?)?cara*pencegahan*dan*pengobatan* gangguan.html http3??aandyn&.blogspot.co.id?$"&?%? deteksi*dini*gangguan*kejiwaan.html