Simple Additive Weighting (SAW)
Merlien N. Febriyati 09.04.111.00056
• Metode
Simple Additive sering juga dikenal penjumlahan terbobot.
Weighting (SAW) istilah metode
• Konsep
dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut (Fishburn, 1967)(MacCrimmon, 1968).
• Metode
SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.
• Menurut
Thill saat skor keseluruhan semua alternatif dihitung, alternatif dengan nilai tertinggi akan dipilih. Evaluasi aturan keputusan masing-masing alternatif, Ai, seperti rumus sebagai berikut (Sugiono, 2012):
• Dimana
Xij adalah alternatif ke i pada atribut j, Wj adalah normalisasi bobot (Wj=1). Bobot-bobot tersebut menunjukkan pentingnya atribut secara relatif. Alternatif yang paling dipilih diseleksi dengan mengidentifikasi nilai Ai maksimum. Ai (i=1,2,...,m)
• Formula
untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut:
• dengan
rij
adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n.
• Nilai
preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai:
• Vi
= nilai preferensi wj = bobot rangking rij= rating kinerja ternormalisasi
• Nilai
Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.
Langkah-langkah dari metode SAW adalah: 1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu C. 2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria. 3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (C), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R. 4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vector bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternative terbaik (A) sebagai solusi.
CONTOH KASUS : • Suatu
institusi perguruan tinggi akan memilih seorang karyawannya untuk dipromosikan sebagai kepala unit sistem informasi.
• Ada
empat kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian, yaitu: C1 = tes pengetahuan (wawasan) sistem informasi C2 = praktek instalasi jaringan C3 = tes kepribadian C4 = tes pengetahuan agama
• Pengambil
keputusan memberikan bobot untuk setiap kriteria sebagai berikut: C1 = 35%; C2 = 25%; C3 = 25%; & C4 = 15%.
• Ada
enam orang karyawan yang menjadi kandidat (alternatif) untuk dipromosikan sebagai kepala unit, yaitu: A1 A2 A3 A4 A5 A6
= = = = = =
Indra, Roni, Putri, Dani, Ratna, dan Mira.
• Tabel
nilai alternatif di setiap kriteria:
• Normalisasi:
• Hasil
normalisasi:
• Proses
perankingan dengan menggunakan bobot yang telah diberikan oleh pengambil keputusan: w = [0,35 0,25 0,25 0,15]
• Hasil
yang berikut:
diperoleh
adalah
sebagai
• Nilai
terbesar ada pada V5 sehingga alternatif A5 adalah alternatif yang terpilih sebagai alternative terbaik.
• Dengan
kata lain, Ratna akan terpilih sebagai kepala unit sistem informasi.
~ SEKIAN ~