Simbolisasi Hiperrealitas pada Tayangan Reality Show Trans TV
Disusun Oleh : 1.
Ade Kurnia P.
( 08330041 )
2.
Agatha Christie
( 08330044 )
3.
Marcelina R.
( 08330055 )
4. Geovani Jonggi Wijaya
( 08331003 )
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Merdeka Malang
2011 BAB I PENDAHULUAN
1.1
Fakta dan Realita Berbicara tentang realitas memang terus menjadi perdebatan dari waktu ke waktu. waktu. Apakah Apakah realitas realitas yang yang kita sebut adalah adalah segala segala sesuatu sesuatu yang ditangkap indra semata. Hingga sesuatu yang tak mampu ditangkap adalah nonreal. Lalu bagaimana dengan realitas yang hadir dalam televisi. Realita yang yang dita ditamp mpil ilka kan n tele televi visi si adal adalah ah real realit itaa medi media. a. Real Realit itaa yang yang tela telah h mengalami hasil seleksi, yang disebut realita tangan kedua (second hand reality). Inilah yang harusnya dipahami lebih lanjut bahwa terdapat perbedaan signifikan antara realita media dan realita dunia. Jika tak dapat memisahkan dengan dengan jelas jelas kedua kedua realita realita ini maka maka akan semakin semakin kaburla kaburlah h perbed perbedaan aan diant diantara ara kedu keduany anya. a. Akan Akan tump tumpan ang g tindi tindih h antar antaraa reali realita ta dan dan citra. citra. Pada Pada perkembanga perkembangan n berikutnya, berikutnya, citra ini bisa menjadi menjadi lebih nyata dari realita itu sendiri. Kondisi inilah yang disebut hiperealitas media. Keadaan dimana kesemuan dianggap lebih nyata daripada kenyataan; kepalsuan dianggap lebih benar daripada kebenaran; isu lebih dipercaya ketimbang informasi; rumor dianggap lebih benar ketimbang kebenaran. Berkaitan dengan kehadiran realitas media ini, menurut Baudrillard, ada empat empat fase dalam pertim pertimbang bangan an citra atau image, image, yaitu: yaitu: Pertama Pertama,, citra citra adalah adalah cermina cerminan n atau refleks refleksii dari dari realitas realitas.. Kedua, Kedua, citra citra membel membelokk okkan an realitas. Ketiga, citra menutupi realitas dan yang Keempat, citra sama sekali tidak berkaitan dengan realitas; citra merupakan merupakan simulakra murni. Sinetron, ikla iklan, n, real realit ity y show show,, hing hingga ga pemb pember erit itaa aan n tele televi visi si adal adalah ah feno fenome mena na hiperealitas yang hadir di televisi kita.
1.1. 1.1.1 1
Taya Tayang ngan an Reali Reality ty Show Show Reali Realigi gi •
Fakta -
Kehidupan manusia tidak terlepas dari mitos dan hal – hal yang berhubungan berhubungan dengan dengan mistis
-
Simbolisasi pada tayangan tersebut digambarkan dengan : a. Mitos Mitos ( keperc kepercayaa ayaan n masyar masyarakat akat yang yang ada sejak sejak dulu dulu ) b.
-
Mistis ( kepercayaan masyarakat terhadap hal – hal ghaib )
Jargon Jargon yang yang ditawar ditawarkan kan adalah adalah mencob mencobaa untuk untuk mengul mengulik ik empati empati masyarakat dengan menyentuh sisi – sisi spiritual individu
•
Contoh tayangan : a. Mitos : -
Anak yang durhaka pada orangtua gara – gara pergaulan
bebas -
Penyimpangan seksual
b. Mistis :
1.1. 1.1.2 2
-
Mendapatkan kekayaan melalui pesugihan
-
Menggunakan susuk untuk meningkatkan aura kecantikan
Taya Tayang ngan an Reali Reality ty Show Show Ter Terme mehe hek k – Mehek Mehek •
Fakta -
Komunikasi antar personal kuat dimunculkan
-
Peny Penyam ampa paia ian n
perm permas asal alah ahan an
prib pribad adii
terl terlal alu u
dikonsumsi publik -
Konflik yang dimunculkan terlalu didramatisir
gambl amblan ang g
untu untuk k
-
Jargon Jargon yang ditawark ditawarkan an hanya hanya menemu menemuii kasus kasus perpisa perpisahan han atau pengkhianatan pengkhianatan yang berujung berujung pada tangis tangis – tangisan tangisan
•
Contoh tayangan -
Pencarian seorang gadis akan pacarnya yang telah menghilang, yang ditemui ditempatnya bekerja ternyata tidak mengakui bahwa dirinya adalah adalah orang orang yang yang dicari. dicari. Setelah Setelah bertem bertemu u orangt orangtuany uanya, a, ternyat ternyataa diketa diketahui hui dia mempun mempunyai yai saudar saudaraa kembar kembar yang yang telah telah dipisah dipisahkan kan oleh oleh percerai perceraian an kedua kedua orang orang tuanya. tuanya. Ceritan Ceritanya ya beruju berujung ng pada pada kebahagiaan kebahagiaan yang mengharukan. mengharukan. Tim Termehek-mehe Termehek-mehek k berinisiatif berinisiatif untuk memfasilitasi sebuah reuni keluarga yang sudah lama terpisah. Akhi Akhirny rnyaa kedu keduaa saud saudara ara kemb kembar ar itu pun pun mene menemu mukan kan belah belahan an jiwanya jiwanya yang telah lama terpisahkan, terpisahkan, dan si client turut client turut merasakan merasakan kebahagiaan tersebut karena telah menjadi seorang pahlawan dan juga mendapa mendapatkan tkan cintanya cintanya yang yang hilang. hilang.
1.2
Rumusan Masalah 1.2.1 1.2.1
Bagaima Bagaimana na bentuk bentuk simbo simbolisa lisasi si dalam dalam hipe hiperrea rrealitas litas taya tayanga ngan n
reality show Trans TV? 1.2.2
Meng Mengap apaa taya tayang ngan an real realit ity y show show Tran Transs TV cend cender erun ung g
meng menggu gunak nakan an simbo simbolis lisas asii (semi (semiot otika ika)) secar secaraa berle berlebi biha han n dalam dalam merekonstruksi realita untuk membentuk opini publik? 1.2.3 2.3
Bagaima imana
upaya aya
masy asyarak arakat at
dala alam
hiperrealita pada tayangan reality show Trans TV?
meminimal imalis isir ir
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN SOLUSI
2.1
Fokus Kajian 1.
Keman emanfa faat atan an
ilm ilmu
komu komun nikas ikasii
untu ntuk
mene menent ntuk ukan an
bent bentuk uk
simbolisasi dalam hiperalitas tayangan reality show Trans TV melalui Analisis Semiotika 2.
Kemanfaatan Kemanfaatan ilmu komunikasi komunikasi untuk menjelaskan kecenderungan kecenderungan
penggunaan penggunaan simbolisasi simbolisasi ( semiotika semiotika ) secara berlebihan berlebihan dalam merekonstruks merekonstruksii realita untuk membentuk membentuk opini publik melalui Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa dan Analisis Framing. 3.
Kemanfa Kemanfaatan atan ilmu ilmu komunik komunikasi asi dalam dalam meminim meminimalis alisir ir hiperrea hiperrealita lita
pada tayangan tayangan reality show Trans TV melalui Uses and Gratification Gratification Theory
2.2
Landasan Teori
2.2. 2.2.1 1
Teori eori Komun omunik ikas asii 1. Anal Analisi isiss Semio Semiotik tikaa Menilik sejarahnya, tradisi semiotika berkembang dari dua tokoh utama: Charles Sanders Peirce mewakili tradisi Amerika dan Ferdinand de Saussure mewakili tradisi Eropa. Keduanya tidak pernah bertemu sama sama sekali, sekali, sehing sehingga ga kendat kendatii keduan keduanya ya sering sering disebut disebut mempun mempunyai yai kemirip kemiripan an gagasa gagasan, n, penera penerapan pan konsep konsep-ko -konse nsep p dari masing masing-ma -masing sing keduanya seringkali mempunyai perbedaan penting. Barangkali karena keduanya berangkat dari disiplin yang berbeda; Peirce adalah seorang guru besar filsafat dan logika, sementara Saussure adalah seorang ahli lingu linguis istik tik.. Istila Istilah h semio semiotik tikaa send sendiri iri dipe diperk rken enalk alkan an oleh oleh Peirc Peirce, e, sedangkan Saussure menamai pemikirannya dengan istilah semiologi. Dalam praktik analisis kedua istilah itu seringkali dipertukarkan tanpa memb membed edak akan an artiny artinya. a. Palin Paling g jauh, jauh, peng penggu gunaa naanny nnyaa hany hanyaa untu untuk k menunjuk salah satu mahzab yang dianut, meski untuk era sekarang
barangkali barangkali sudah tidak jelas lagi model mana yang dijadikan dijadikan model model utama karena kadangkala konsep-konsep dari kedua tokoh itu terlanjur dipakai bersama. Pusat perhatian semiotika pada kajian komunikasi adalah menggali apa apa yang yang terse tersemb mbun unyi yi di balik balik bahas bahasa. a. Terob Terobos osan an pent penting ing dala dalam m semioti semiotika ka adalah adalah diguna digunakan kannya nya linguist linguistik ik (mungk (mungkin in ini lebih lebih terasa terasa beraroma beraroma Saussurean) Saussurean) sebagai model model untuk diterapkan pada fenomena fenomena lain di luar bahasa. Saussure mendefinisikan semiotika sebagai “ilmu yang mengkaji tentang tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial”. Tanda merupakan istilah yang sangat penting, yang terdiri atas penanda ( signifier signifier ) dan petanda ( signified ). ). Penanda mewakili elemen bentuk atau atau isi, isi, seme sementa ntara ra petan petanda da mewa mewakil kilii eleme elemen n konse konsep p atau atau makn makna. a. Keduanya merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan sebagaimana laya layakn knya ya dua dua bida bidang ng pada pada seke sekepin ping g mata mata uang uang.. Kesat Kesatua uan n antar antaraa penanda penanda dan petanda petanda itulah yang disebut disebut sebagai sebagai tanda. Pengaturan Pengaturan makna atas sebuah tanda dimungkinkan oleh adanya konvensi sosial di kalang kalangan an komuni komunitas tas bahasa. bahasa. Suatu Suatu kata mempun mempunyai yai makna makna tertent tertentu u karena adanya kesepakatan bersama dalam komunitas bahasa. ‘Tanda’ dan ‘hubungan’ kemudian menjadi kata-kata kunci dalam analisis semiotika. Bahasa dilucuti strukturnya dan dianalisis dengan cara mempertalikan penggunaannya beserta latar belakang penggunaaan bahasa itu. Usaha-usaha Usaha-usaha menggali menggali makna teks harus dihubungk dihubungkan an dengan dengan aspek-aspe aspek-aspek k lain di luar luar bahasa bahasa itu sendir sendirii atau sering juga disebut sebagai konteks. Teks dan konteks menjadi dua kata yang tak terpi terpisa sahk hkan an,, kedu keduan anya ya berke berkelin lindan dan memb membent entuk uk makna makna.. Konte Konteks ks menjadi penting dalam interpretasi, yang keberadaannnya dapat dipilah menja enjadi di
dua, dua,
yak yakni
intr intrat atek ekst stua uali lita tass
dan
inte intert rtek ekst stul ulai aita tas. s.
Intratekstualitas menunjuk pada tanda-tanda lain dalam teks, sehingga produki produki makna bergantu bergantung ng pada bagaiman bagaimanaa hubungan hubungan antartanda antartanda dalam dalam sebuah sebuah teks. teks. Semen Sementara tara intertek intertekstu stualita alitass menunj menunjuk uk pada pada hubung hubungan an antarteks alias teks yang satu dengan teks yang lain. Makna seringkali
tidak dapat dipahami kecuali dengan menghubungkan teks yang satu dengan teks yang lain. Konsep Konsep Hiperrealitas; Hiperrealitas; sebagaimana sebagaimana yang dikemukakan dikemukakan oleh Jean Baudrillard, adalah sebuah konsep dalam dunia posmodernisme dimana ukuranukuran-uku ukuran ran realitas realitas yang yang ada tidak tidak dapat dapat dipegan dipegang g lagi. lagi. Sebuah Sebuah dunia dunia realitas realitas yang yang dalam dalam konstru konstruksi ksinya nya tidak tidak bisa dilepas dilepaskan kan dari dari produksi produksi dan permainan permainan bebas tanda-tanda tanda-tanda yang melampaui melampaui ( Hyper sign). sign). Dunia hiperrealitas, dengan demikian, dapat dipandang sebagai sebu sebuah ah duni duniaa pere pereka kayas yasaan aan reali realitas tas lewat lewat perm permain ainan an tandatanda-ta tand nda. a. Permai Permainan nan tersebu tersebutt sedemi sedemikian kian rupa rupa sehing sehingga ga tanda-ta tanda-tanda nda tersebu tersebutt kehilangan kontak dengan realitas yang direpresentasikannya. Hiperrealitas menciptakan satu kondisi, yang didalamnya kepalsuan berbaur berbaur dengan dengan keaslian; keaslian; masa lalu berbaur berbaur dengan dengan masa kini; fakta bersimpang bersimpang siur dengan rekayasa; rekayasa; tanda melebur dengan realitas; dusta bersenyawa bersenyawa dengan dengan kebenaran kebenaran (Baudrillard; (Baudrillard; 1983). 1983). Hiperrealitas Hiperrealitas menghadirka menghadirkan n model-model model-model kenyataan sebagai sebagai sebuah sebuah simulasi simulasi bagi penikmatnya, penikmatnya, sebuah sebuah simulacrum. simulacrum. Simu Simulas lasii atas atas dasa dasarr tanda tanda-ta -tand ndaa realitas ( sign sign of reality) of reality) melalui semiotika(simbolisasi). 2.
Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa Teori yang dikembangkan dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeach Ball-Rokeach dan Melvin
L.De Fleur memfokuskan perhatiannya pada kondisi struktural suatu masyarakat masyarakat yang mengatur mengatur kecenderunga kecenderungan n terjadinya terjadinya suatu efek media massa. Teori ini pada dasarnya merupakan suatu pendekatan struktur sosial yang berangkat dari gagasan mengenai sifat suatu masyarakat moder modern n (masyar (masyarakat akat massa), massa), dimana dimana media media massa massa dapat dapat diangg dianggap ap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses pemeliharaan, pemeliharaan, perubahan, perubahan, dan konflik pada tatanan masyarakat, masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas sosial. Pemikiran terpenting dari teori ini adalah bahwa dalam masyarakat modern, publik menjadi terg tergan antu tung ng pada pada medi mediaa mass massaa seba sebaga gaii sumb sumber er info inform rmas asii bagi bagi
pengetahuan pengetahuan tentang, tentang, dan orientasi orientasi kepada, kepada, apa yang terjadi dalam masyarakatnya. Jenis dan tingkat ketergantungan akan dipengaruhi oleh jumlah kondisi kondisi struktural, struktural, meskipun meskipun kondisi kondisi terpenting terpenting terutama berkaitan berkaitan dengan dengan tingkat perubahan, perubahan, konflik konflik atau tidak stabilnya stabilnya masyarakat tersebut, dan berkaitan dengan apa yang dilakukan media yang pada dasarnya melayani berbagai fungsi informasi. Menurut Menurut pembahasan pembahasan lebih lanjut mengenai mengenai teori ini ditujukan ditujukan pada jenis-jenis jenis-jenis efek yang dapat dipelajari dipelajari melalui melalui teroi ini. Secara ringkas, ringkas, kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : a.
Kog Kogniti nitif, f,
menc mencip ipta taka kan n
atau atau
meng menghi hila lang ngka kan n
amb ambigui iguita tas, s,
pembentukan pembentukan sikap, agenda setting, setting, perluasan perluasan sistem keyakinan keyakinan masyarakat, penegasan/penjelasan nilai-nilai. b. Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, kecemasan, dan meningkatkan meningkatkan atau menurunkan dukungan moral. c. Behav Behavio ioral ral,, meng mengak aktif tifka kan n atau atau meng mengge gerak rakka kan n atau atau mere mereda dakan kan,, pembentukan pembentukan isu tertentu atau penyelesaianny penyelesaiannya, a, menjangkau menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan suatu perilaku. perilaku. Dengan demikian, teori ini menjelaskan saling hubungan antara tiga perangkat perangkat variabel utama dan menentukan menentukan jenis, efek tertentu sebagai sebagai hasil interaksi antara ketiga variabel tersebut. Ketiga komponen yaitu : publik, publik, sistem media, media, dan sistem sosial, sosial, saling berhubunga berhubungan n satu dengan lainnya, meskipun sifat hubungan ini berbeda antara masyarakat satu satu dengan dengan masyara masyarakat kat yang yang lainnya lainnya.. Setiap Setiap kompon komponen en dapat dapat pula pula memiliki cara yang beragam yang secara langsung berkaitan dengan perbedaan perbedaan efek yang terjadi. Seperti Seperti misalnya misalnya sistem sosial akan berbeda-beda berbeda-beda sesuai sesuai dengan dengan tingkat stabilitasnya. stabilitasnya. Adakalanya Adakalanya sistem sosial yang stabil akan mengalami masa-masa krisis. Sistem sosial yang telah mapan dapat mengalami tantangan legitimasi dan ketahanannya secar ecaraa
mend mendas asar ar..
Dalam alam kond ondisi isi
sema semaca cam m
ini, ini, akan akan muncu ncul
kecenderungan untuk mendefinisikan hal-hal baru, penyesuaian sikap, menega menegaska skan n kembali kembali nilai-ni nilai-nilai lai yang yang berlaku berlaku atau mempro mempromos mosika ikan n nilai-nil nilai-nilai ai baru, baru, yang yang kesemu kesemuany anyaa menstim menstimula ulasi si proses proses pertuk pertukaran aran informa informasi. si. Publik Publik akan memiliki memiliki hubung hubungan an yang yang beraga beragam m dengan dengan siste sistem m sosia sosiall dan dan perub perubah ahan an-pe -peru ruba baha han n yang yang terjad terjadi. i. Sejum Sejumla lah h kelompok mungkin mampu bertahan, sementara lainnya akan lenyap. Demikian pula dengan keragaman ketergantungan pada media massa sebagi sebagi informa informasi si dan pandua panduan. n. Pada Pada umumn umumnya ya kelomp kelompok ok elit pada pada masyarakat akan memiliki lebih banyak kendala terhadap media, lebih banyak akses kedalamnya, kedalamnya, dan tidak terlalu bergantung bergantung pada media, jika
dibandingkan dibandingkan
dengan dengan
masyarakat masyarakat
kebanyakan. kebanyakan.
Sementara Sementara
kelo kelomp mpok ok elit elit cend cender erun ung g untu untuk k memi memili liki ki akse aksess kepa kepada da sumb sumber er infor informa masi si lain lain yang yang lebi lebih h cakap cakap dan dan komp kompet eten en,, non-e non-elit lit terpa terpaks ksaa bergantung bergantung pada media massa atau sumber informasi informasi perorangan perorangan yang biasanya biasanya kurang memadai. memadai. Media massa beragam beragam dalam hal kualitas, kualitas, persebaran, persebaran, realibilitas, dan otoritas. Untuk kondisi kondisi tertentu atau dalam masya asyara raka katt
tert terteentu ntu
medi mediaa massa assa akan akan lebi lebih h berp berpeeran ran
dala dalam m
memberikan informasi sosial-politik dibandingkan dalam kondisi atau masyarakat lainnya. Selanjutnya, terdapat pula keragaman fungsi dari media massa untuk memenuhi berbagai kepentingan, selera, kebutuhan, dan sebagainya. 3. Anal Analisi isiss Fram Framing ing Menurut Stuart Hall, bahwa ketika membuat berita, wartawan bukan hanya hanya menentu menentukan kan apakah apakah peristiw peristiwaa tertentu tertentu layak layak diberit diberitakan akan atau tidak, tetapi juga memperhitungkan bagaimana peristiwa tersebut ditulis dan ditampilkan sehingga publik mengerti dan dapat mengambil posisi dari peristiwa yang diberitakan. Sebuah peristiwa hanya akan berarti jika ia ditempatkan ditempatkan dalam identifikasi identifikasi kultural kultural dimana berita tersebut tersebut hadir. Tetapi, yang kemudian menjadi persoalan dalam proses produksi makna ini adalah siapa yang memegang kendali dalam memberikan
pemaknaan. pemaknaan. Siapa yang memegang memegang kendali sebagi sebagi agen pemroduksi pemroduksi makna, dan siapa atau kelompok mana yang hanya berperan sebagai konsumen saja dari pemaknaan tersebut. Sehubungan dengan media, tentulah pemilik modal yang memiliki akses yang lebih besar dalam mene menentu ntuka kan n kema kemana na media media terse tersebu butt akan akan diar diarahk ahkan. an. Hal Hal terse tersebut but didasari oleh fungsi kedalam dari sebuah media, yang mau tidak mau memaks memaksaa media media untuk untuk melaku melakukan kan politik politik pemakn pemaknaan aan tersebu tersebutt demi demi survive-nya media itu sendiri. Dalam Dalam pers perspe pekti ktiff komu komunik nikas asi, i, anali analisis sis frami framing ng dipa dipaka kaii untu untuk k membedah cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan dan pertautan fakta kedalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih lebih diinga diingat, t, untuk untuk mengg menggiring iring interpre interpretasi tasi publik publik sesuai sesuai dengan dengan perpektifnya. perpektifnya. Dengan Dengan kata lain, framing adalah pendekatan pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan wartawan ketika menyeleksi menyeleksi isu dan menulis berita, untuk menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa kemana berita tersebut. Analisis Framing memiliki dua dimensi besar, yaitu : seleksi isu dan penekanan penekanan atau penonjol penonjolan an aspek-aspek aspek-aspek realitas. realitas. Penonjola Penonjolan n merupakan merupakan proses proses membuat membuat informasi informasi agar menjadi menjadi lebih bermakna, bermakna, dengan menyeleksi isu tertentu dan mangabaikan isu yang lain, atau dengan penempatan penempatan yang mencolok. mencolok. Analisis Analisis Framing Framing secara sederhana sederhana dapat digamb digambarka arkan n sebaga sebagaii analisis analisis untuk untuk mengeta mengetahui hui bagaima bagaimana na realitas realitas (peris (peristiw tiwa, a, akto aktor, r, kelo kelomp mpok ok,, atau atau apa apa saja) saja) dibing dibingka kaii oleh oleh media media.. Pembingkaian tersebut melalui proses konstruksi dimana realitas sosial dima dimakn knai ai
dan dan
diko dikons nstr truk uksi si
deng dengan an
makn maknaa
tert terten entu tu..
Hasi Hasiln lnya ya,,
pemberitaan pemberitaan media pada sisi tertentu atau wawancara wawancara dengan dengan orangorangorang tertentu. 4.
Uses and Gratification Theory
Peng Penggu gunaa naan n (use (uses) s) isi media media untu untuk k mend mendap apatk atkan an peme pemenu nuha han n (gratification) atas kebutuhan seseorang digunakan untuk menjelaskan berbagai berbagai kebutuhan kebutuhan (needs) dan kepentingan kepentingan (interest) (interest) publik sebagai sebagai suat suatu u
feno fenome mena na
meng mengen enai ai
pros proses es
pene peneri rima maan an
(pes (pesan an
medi media) a)..
Pendek Pendekatan atan uses uses and gratific gratificatio ation n ditujuk ditujukan an untuk untuk mengg menggamb ambarka arkan n proses proses
penerimaan penerimaan dalam komunikasi komunikasi massa dan menjelaskan menjelaskan
penggunaan penggunaan media oleh oleh individu atau agregasi agregasi individu. Pendekatan Pendekatan ini member memberikan ikan alternat alternatif if untuk untuk memand memandang ang pada pada hubung hubungan an antara antara isi media dan publik, dan pengkategorian isi media menurut fungsinya. Logi Logika ka yang yang mend mendas asari ari pend pendek ekat atan an ini, ini, yaitu yaitu : (1) (1) Kond Kondisi isi sosia sosiall psikologis psikologis seseorang seseorang akan menyebabkan menyebabkan adanya (2) kebutuhan, kebutuhan, yang menci mencipta ptaka kan n (3) (3) harap harapan an-ha -hara rapan pan terha terhada dap p (4) (4) media media mass massaa atau atau sumb sumber er-su -sumb mber er lain, lain, yang yang memb membaw awaa kepa kepada da (5) (5) perb perbed edaan aan pola pola penggunaan penggunaan media atau keterlibatan keterlibatan dalam aktivitas aktivitas lainnya yang akhi akhirny rnyaa akan akan meng menghas hasilk ilkan an (6) (6) peme pemenu nuha han n kebu kebutu tuhan han dan dan (7) konse konsekue kuensi nsi lainnya lainnya,, termasu termasuk k yang yang tidak tidak diharap diharapkan kan sebelum sebelumnya nya.. Sebagai Sebagai tambah tambahan, an, pendek pendekatan atan ini sering sering memasu memasukk kkan an unsur unsur motif motif untuk memuaskan kebutuhan dan alternatif-alternatif fungsional untuk memenuhi kebutuhan. Teori Uses and Gratification menegaskan bahwa orang-orang adalah pengguna pengguna
aktif
dari
media
dan
mereka mereka
akan
menyeleksi menyeleksi
pemanfaatannya pemanfaatannya.. Orang-orang akan memanfaatkan media untuk tujuan sebagai berikut : a. b.
Sebag ebagai ai medi mediaa hibu hibura ran n Untuk memeriksa keadaan lingkungan jika ada sesuatu yang penting bagi mereka mereka secara secara pribadi pribadi
c.
Sebag Sebagai ai peng pengal aliha ihan n dari dari rutin rutinita itass
d.
Sebag Sebagai ai pen pengg ggant antii hung hungan an pers person onal al
e.
Sebag Sebagai ai cek cek dari dari ide identi ntitas tas dan dan nil nilai ai perso persona nall
2.2. 2.2.2 2
Kons Konsep ep Pub Publi licc Rela Relati tion onss 1. Riset Riset PR PR : Pemaham Pemahaman an Opini Opini Publik Publik Kebanyakan Kebanyakan tujuan dan sasaran organisasi organisasi terkait dengan dengan PR dalam batas tertentu bergantung bergantung pada konsep konsep opini publik. publik. Praktisi PR bergantung bergantung pada polling opini publik dalam mendapatkan mendapatkan pemahaman pemahaman tentang tentang karakte karakterist ristik ik atau opini opini dari publik publiknya nya.. Kebany Kebanyakan akan polling polling opini opini publik publik tidak tidak begitu begitu berman bermanfaat faat dari sudut sudut pandan pandang g PR karena karena biasanya biasanya PR menguku mengukurr opini massa massa bukan bukan opini opini publik. publik. Oleh karena karena itu, riset PR sering digunakan untuk mencoba dana megetahui opini publik. Sebelum menggunakan survei, praktisi PR harus menyadari perbedaan antara opini massa dengan opini publik. Opini massa mempresentasikan rata-rata pendapat yang diambil dari sebuah kelompok dengan banyak opini yang berbeda. Tetapi rata-rata ini cenderu cenderung ng mengab mengaburk urkan an kekuat kekuatan an bebera beberapa pa sikap. sikap. Ketika Ketika bebera beberapa pa opini yang berbede secara substansial di rata-rata, maka hasilnya akan sangat berbeda dengan kenyataan aslinya. aslinya. Kebanyakan Kebanyakan polling opini massa sedikit berguna dalam memprediksi pemilihan umum, tetapi tidak begitu banyak menjelaskan menjelaskan kompleksita kompleksitass opini publik dari yang seharusnya menjadi perhatian program PR yang efektif. Namun, jika hasil hasil polling polling opini opini massa massa dianalis dianalisis is dengan dengan karakte karakterist ristik ik demogr demografis afis berbeda, berbeda, maka hasilnya hasilnya akan mendekati mendekati polling polling opini opini publik. publik. Polling opini publik melibatkan populasi yang ditarget secara hatihati. Profesional PR harus memecah publik menjadi sub-kelompok yang bermakna bermakna dan merancang merancang strategi komunikasi komunikasi bagi setiap segmen. segmen. Sampling opini publik tidak akan bermanfaat, kecuali jika merefleksikan seca secara ra akur akurat at peras perasaan aan dari dari setia setiap p kelo kelomp mpok ok publ publik ik dan dan memb memberi eri beberapa beberapa perhatian perhatian tentang mengapa mengapa mereka beropini beropini seperti itu. Langkah-langkah
dalam
mengukur
opini
publik,
yaitu
:
(a)meng (a)mengiden identifik tifikasi asi publik, publik, (b)pem (b)pemanta antauan uan lingkun lingkungan gan,, (c)audit (c)audit PR,
(d)surv (d)survei ei gambara gambaran n organis organisasi, asi, (e)audit (e)audit komuni komunikas kasi, i, (f)riset (f)riset tentang tentang kegunaan, dan (g)audit sosial. 2. Medi Mediaa Rel Relat atio ions ns Media Relations dan kerja publisitas yang canggih menjadi tulang punggung punggung bagi praktisi praktisi PR. Dalam banyak hal, membangun membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dengan media, tetap menjadi ciri khas praktisi PR. Pijakan dasar dari kerja PR berawal dengan memahami hubungan antara jurnalis dan praktisi PR. Para jurnalis yang mengumpulkan dan mengorganisasi informasi untuk media cenderung menganggap sangat serius tanggung jawab mereka terhadap masyarakat. Mereka memahami diri mereka sebagai mata dan telinga publik, menjadi pengawas bagi kebe kebenar naran an insti institu tusi si publ publik, ik, mele meletak takka kanny nnyaa pada pada pers perspek pektif tif,, dan dan mempublikasikannya sehingga orang dapat melakukan urusan mereka dengan dengan penget pengetahua ahuan n yang yang cukup. cukup.Par Paraa jurnali jurnaliss terkadan terkadang g mengal mengalami ami kesulit kesulitan an mempero memperoleh leh informa informasi si yang yang mereka mereka butuhk butuhkan. an. Mereka Mereka beranggapan beranggapan bahwa bahwa sumbe sumberr berita yang yang sulit sulit didapat didapat umumnya umumnya memiliki memiliki sekat, sekat, kerahas kerahasiaan iaan,, dan sensiti sensitivita vitass yang berleb berlebihan ihan,, meraka meraka seakan seakan tidak tidak meng mengen enal al hak hak publ publik ik untu untuk k meng mengeta etahui hui infor informas masii dan dan tidak tidak menghargai nilai peran media dalam mengekspose praktik yang layak dipertanyakan. Dalam hal ini, praktisi PR mampu dan dapat membantu mereka menyediakan latar informasi yang mereka perlukan. Dari perspektif praktisi PR, para jurnalis adalah salah satu publik mereka, sebuah medium dimana praktisi dapat menjangkau publik yang lebih luas serta seorang penjaga pintu yang mewakili dan merespons kebutu kebutuhan han publik publik akan informa informasi. si. Hubun Hubungan gan antara antara praktisi praktisi PR dan jurnalis saling tergantung tergantung satu sama lain. Praktisi PR sebagai boundary spanner , sering sering berada berada dalam dalam posisi posisi tengah tengah diantar diantaraa jurnali jurnalistik stik dan lembaga lembaga lainnya lainnya yang berusa berusaha ha meneran menerangka gkan n posisi posisi masing masing-mas -masing ing pada lainnya. lainnya.
Dengan pemahaman dasar tentang hubungan yang kompleks antara praktisi PR dengan dengan wartawan, wartawan, ada beberapa beberapa prinsip umum dalam bekerja dengan dengan media, yaitu : (a)Bersiap (a)Bersiap bertemu dengan dengan media, (b)Strat (b)Strategi egi persiapa persiapan, n, serta serta (c)Riset (c)Riset dan perenca perencanaan naan dalam dalam media media relations. Metode yang digunakan untuk mengkomunikasikan sebuah peristiwa dapa dapatt memp mempen enga garu ruhi hi damp dampak aknya nya.. Tiga Tiga cara cara atau atau meto metode de untu untuk k menja menjang ngka kau u media media cetak cetak adala adalah h melal melalui ui : relea release se,, disk diskus usi, i, atau atau konfer konferens ensii berita. berita. Media Media elektro elektronik nik dapat dapat dijangk dijangkau au melalui melalui : video video release berita, wawancara satelit, atau tur ke media satelit. 2.3
Rasionalisasi Pemikiran Teor Teorii baru baru perp perpad adua uan n dari dari keem keempat pat landas landasan an teori teori di atas atas adala adalah h
Effectiveness Uses of Media Theory ( Teori Keefektifan Penggunaan Media ). Gagasan Gagasan awal teori ini adalah untuk menolak Agenda-Setting Agenda-Setting Theory dan Agenda-Media Theory yang digunakan sebagai landasan teori dalam tayangan-tayangan reality show Trans TV. Penggunaan kedua teori tersebut kurang tepat apabila diterapkan pada tayangan televisi negara Indonesia yang belum merata tingkat pendidikan, ekonomi, dan sosialnya. Masyarakat Indonesia seharusnya membutuhkan tayangan-tayangan televisi, khususnya reality show, yang mendidik dan memajukan bangsa Indonesia. Tetapi pada kenyat kenyataann aannya, ya, tayanga tayangan-ta n-tayang yangan an yang yang ada bukann bukannya ya malah malah mendid mendidik, ik, melaink melainkan an semakin semakin membua membuatt masyara masyarakat kat mundu mundur. r. Mereka Mereka terbuai terbuai akan akan mimpi-mimpi mimpi-mimpi konglomerasi, konglomerasi, dan cenderung cenderung berkutat berkutat dengan dengan mitos-mitos mitos-mitos dan hal-hal yang berbau mistis dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dan melalui melalui tayanga tayangan-ta n-tayang yangan an reality reality show show tersebu tersebut, t, media media mensu mensukse kseska skan n keja kejaya yaan anny nyaa dala dalam m hal hal rati rating ng dan dan poli politi tikk-ek ekon onom omii medi media, a, deng dengan an menampilkan hipersemiotika dalam hiperrealitas yang bertubi-tubi kepada masyarakat.
Dengan adanya kenyataan tersebut, sangatlah sulit untuk mengekang atau mengontrol mengontrol penggunaan penggunaan simbolisasi yang berlebihan berlebihan dalam tayangantayangan yg disajikan oleh media. Maka, sebagai solusinya, masyarakatlah yang saatnya mengontrol efek terpaan media yang mereka terima. Dengan cara meminim meminimalis alisir ir pengg pengguna unaan an media media secara secara efektif, efektif, yaitu yaitu disesu disesuaika aikan n dengan dengan porsi kebutuhan kebutuhan akan informasi serta kemampuan dalam menerima menerima informa informasi si yang yang mereka mereka miliki, miliki, melalu melaluii pengaw pengawasa asandia ndian n ( intepret intepretasi asi ) simbol simbolisas isasii yang yang disajik disajikan an dalam dalam tayang tayangan, an, khusu khususny snyaa tayanga tayangan n reality reality show show yang yang disaj disajik ikan an oleh oleh media media.. Oleh Oleh karen karenaa itu, itu, terbe terbentu ntukla klah h Teori Teori Keefektifan Penggunaan Media. Dengan adanya teori ini, seorang praktisi PR dapat mengaplikasikan kemamp kemampuan uannya nya dalam dalam menjemb menjembatan atanii hubung hubungan an publik publik dengan dengan media media melalui sosialisasi tentang keefektifan masyarakat akan penggunaan media. Hal itu dapat dilakukan dengan memberikan seminar komunikasi kepada masyarakat tentang pengintepretasian simbolisasi tayangan televisi, dengan berbagai berbagai bentuk seminar dengan dengan disertai contoh-contoh contoh-contoh realita dalam masyarakat yang benar-benar terjadi dan seharusnya diangkat secara riil dala dalam m tayang tayangan an reali reality ty show show.. Deng Dengan an adan adanya ya solu solusi si ini, ini, dihara diharapk pkan an masya asyara raka katt
dapa dapatt
memi memini nima mali lissir
serb serbu uan
terp terpaa aan n
med media, ia,
tanp tanpaa
menghilangkan tujuan mendidik dan memajukan bangsa. Selain Selain itu, praktisi praktisi PR dapat dapat pula pula menjem menjembata batani ni hubung hubungan an antara antara pemerintah pemerintah dengan media dan masyarakat. Pemerintah Pemerintah dapat berperan serta dalam mengontrol dan mendukung hubungan media dan masyarakat melalui aktivitas PR yang diterapkan. Pemerintah dapat pula merangkul organisasi atau atau perus perusah ahaan aan untu untuk k mend menduk ukun ung g suks sukses esny nyaa prog program ram PR ini, ini, yang yang nantinya akan berimbas pada perekonomian bangsa yang makmur. Dengan adanya teori ini diharapkan publik, dengan segala stakeholder yang ada di dala alamnya
tan tanpa
terkecu kecual ali, i,
semakin
ter terdidik idik
dan
maju
dalam
menge mengemba mbangk ngkan an negara negara Indone Indonesia sia bersam bersama-sa a-sama, ma, baik saat saat ini hingg hinggaa generasi mendatang.
“You can fool some of the people all of the time, and all of the people some of the time, but you can not fool all of the people all of the time” (Abraham Lincoln). Lincoln).
2.4
Daftar Pu Pustaka / Refer ferensi
Eco, Umberto. 1987. 1987. Tamasya Dalam Hyperrealitas Hyperrealitas.. Yogyak Yogyakarta arta : Jala Jala Sutra. Piliang Piliang,, Yasraf Yasraf Amir. Amir. 2006. 2006. Dunia Yang Dilipat, Tamasya Melampaui Batas-Batas Batas-Batas Kebudayaan Kebudayaan.. Yogyakarta : Jala Sutra. Piliang, Yasraf Amir. 2003. Hiper Semiotika, Semiotika, Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna Makna.. Bandung : Jala Sutra. Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi. Komunikasi. Jakarta : Kencana. Lattimore, Lattimore, Dan. 2010. Public Relations Relations : Profesi dan Praktik . Jakarta : Salemba Humanika. http:/ /www.google /www.google.com .com /hiperrealitas/