Sifat-Sifat Umum Virus dan Parasit 11.1
A. Istilah dan Definisi Virus adalah agen infeksius terkecil (dengan diameter antara 20nm-300nm) yang hanya mempunyai 1 jenis asam nukleat (RNA atau DNA) sebagai genom mereka. Asam nukleat terbungkus mantel protein yang di kelilingi oleh membrane dari lipid. Unit infeksius secara keseluruhan disebut virion. Dalam lingkungan ekstraseluler virus akan diam (inert). Virus hanya akan mengalami replikasi di dalam sel hidup dengan menjadi parasite pada tingkat gen. Asam nukleat virus mengandung informasi penting untuk bisa menghasilkan keturunannya yaitu dengan cara memprogram sel inang yang diinfeksikannya agar mensintesis makromolekul virus spesifik. Setiap siklus replikasi virus menghasilkan asam nukleat dan mantel protein virus dalam jumlah yang banyak. Mantel protein virus bergabung bersama sama membentuk kapsid yang berfungsi membungkus dan menjaga stabilitas asam nukleat virus terhadap lingkungan ekstraseluler. Selain itu juga berfungsi untuk mempermudah penempelan sacara penetrasi virus terhadap sel baru yang baru dimasukinya. Infeksi virus terhadap sel inang yang dimasukinya bisa berefek ringan atau bahkan tidak berefek sama sekali namun mungkin juga bisa membuat sel inang rusak atau bahkan mati. Virus bervariasi dalam hal struktur, organ genom, ekspresi maupun strategi replikasi dan transmisinya. Virus diketahui bisa menginfeksi organisme bersel satu seperti mikroplasma, bakteri, alga dan semua binatang atau tanaman tingkat tinggi.
Definisi di dalam virology : Kapsid
: Mantel protein yang membungkus genom asam nukleat.
Unit morfologik yang terlihat dengan mikroskop electron, terletak di Kapsomer : atas permukaan icosahedral partikel virus. Virus lemah : Sebuah partikel virus yang secara fungsional mengalami kekurangan dalam beberapa aspek replikasi. Amplop
: Sebuah membrane lipid yang mengelilingi partikel virus.
Nukleokapsid gen virus.
: Suatu komplek protein asam nukleat yang mewakili bentuk bungkus
Unit struktur
: Protein dasar yang membentuk dinding mantel.
Sub unit
: Sebuah rantai polipeptid virus yang terkumpul menjadi satu.
Virion : Partikel virus lengkap yang membantu pemindahan asam nukleat viral dari satu Sel ke sel yang lain.
B. Proses Evolusi Virus Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat obligat , hal tersebut karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidu dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.Asal mula virus tidak diketahui dengan perbedaan yang mendalam antara virus RNA,DNA, atau virus yang mempunyai keduanya. Virus kemungkinan besar tidak datang dari yang pertama organisme bersel tunggal, karena mereka tidak dapat hidup sendiri. Banyak teori berlimpah: bahwa virus berevolusi sebelum sel pertama, bahwa mereka muncul dari kehidupan selular sebelum nenek moyang universal terakhir karena mereka menginfeksi semua domain, atau bahwa mereka berevolusi dari sel-sel pada suatu titik kemudian dalam evolusi. Ada kemungkinan bahwa virus berasal dari asam nukleat terbuka bergerak dari sel ke sel. Kemungkinan besar, asam nukleat hanya akan memasuki sel terluka pada awal evolusi virus, hingga pengembangan kaspid memungkinkan virus masuk ke dalam sel terluka. Plasmid dan transposon keduanya kandidat yang baik untuk asal genom virus. Virus, plasmid, dan transposon adalah contoh dari unsur genetik bergerak (MGE), yang merupakan jenis DNA yang dapat bergerak di dalam genom. Sebuah plasmid merupakan molekul DNA yang terpisah dari, dan dapat mereplikasi secara independen, DNA kromosom. Mereka beruntai ganda dan, dalam banyak kasus, melingkar. Plasmid biasanya terjadi secara alami dalam bakteri, tetapi kadang-kadang ditemukan dalam organisme eukariotik. Ukuran plasmid bervariasi dari 1 sampai lebih dari 1.000 kilobasa pasang (kbp). Plasmid dianggap “replikan,” mampu mereplikasi otonom dalam host yang cocok. Plasmid dapat ditemukan di semua tiga domain utama: Archea, Bakteri dan Eukar ya. Mirip dengan virus, plasmid dianggap oleh beberapa orang untuk tidak menjadi bentuk “hidup.” Tidak seperti virus, plasmid yang “terbuka” DNA dan tidak mengkodekan gen yang diperlukan untuk membungkus bahan genetik untuk transfer ke host baru, meskipun beberapa kelas plasmid menyandikan pilus seks diperlukan untuk transfer mereka sendiri. Plasmid host transfer-to-host memerlukan secara langsung, transfer mekanik melalui konjugasi atau perubahan dalam ekspresi gen inang memungkinkan serapan disengaja unsur genetik dengan transformasi. Transposon adalah urutan DNA yang dapat bergerak, atau transpos, sendiri ke posisi baru dalam dalam genom dari sebuah sel tunggal. Mekanisme transposisi dapat berupa “copy dan paste” atau “cut dan d an paste.” Transposisi dapat menciptakan mutasi fenotip signifikan dan mengubah ukuran genom sel. Retrovirus dapat dianggap elemen transposabel. Setelah memasuki sel inang dan mengkonversi RNA menjadi DNA sendiri, retrovirus mengintegrasikan DNA-nya ke dalam DNA sel inang. Transposisi siklus retrovirus juga memiliki kesamaan dengan yang transposon prokariotik. Kesamaan menunjukkan adanya hubungan kekeluargaan yang jauh antara kedua jenis transposon. Ada beberapa komplikasi dalam menentukan asal-usul virus. Pertama, adal ah mungkin bahwa berbagai jenis virus muncul secara independen. Kedua, dan lebih membingungkan, membingungkan, ada dgn tak dpt disangsikan menjadi aliran gen antara virus dan tuan mereka, yang berarti bahwa setiap gen yang mungkin mungkin tidak mencerminkan filogeni dari virus itu sendiri.
C. Klasifikasi Virus I.
Dasar Klasifikasi Pada umumnya sejumlah informasi yang tersedia di dalam set iap kategori tidak sama pada semua virus. Sebelum dapat mengklasifikasi virus, kita perlu tahu apa asaja yang menjadi dasar dalam mengklasifikasikan virus 1. Morfologi Virion.
Seperti kita tahu morfologi merupakan suatu bentuk/struktur, maka dari itu langkah awal adalah mengetahui bentuk dari suatu satu unit lengkap virus (virion), seperti
Ukuran : 20 – 20 – 300 300 µm Bentuk : T (bagteriofage), Bulat (Influenza), Batang (TMV), Jarum (Tungro), Oval (Rabies).
Jenis tangkup : Kubus, Ikosahedral, Kompleks. Ada tidaknya peplomers dan membrane
2. Bagian-bagian fisikokimia virion. Me;iputi : banyaknya molekul, berat jenis, stabilitas pH, stabilitas suhu, dan tingkat pengaruhnya terhadap agen fisik dan kimiawi, khususnya khususnya ether dan deterjen. 3. Bagian-bagian gen virus. Meliputi : jenis asam nukleat (RNA/DNA), ukuran gen dala kilobase (kb) atau kilobase pair (kbp), untaian (ganda/tunggal), linier/sirkuler. 4. Bagian-bagian protein virus. Meliputi : jumlah, ukuran dan aktivitas fungsional dari protein strukturl dan nonstructural, deretan asam amino. 5. Organisasi dan replikasi gen. Meliputi : jenis gen, jumlh dan posisi kerangka pembcaan terbuka, strategi dari replikasi (pola transkripsi, translasi). 6. Bagian antigen. Limfosit, Sel T
7. Bagian-bagian biologi Kisaran alami inang. Cara penularan : Serangga (Aedes Aegypti), Gigitan Hewan (rabies), Hubungan seks (HIV), Udara (Influenza). Hubungan dengan vector. Patologi.
II.
Sistem Taksonomi Virus Universal Sistem yang telah ditetapkan yaitu virus dibagi menjadi kelompok utama yang disebut family, sebagai dasar morfologi virus, struktur gen dan strategi replikasi. Nama family virus mempunyai akhiran -viridae. Di setiap family, subfamili disebut - genera- yang biasanya berdasar pada perbedaan setologi dan fisiokimia. Kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan genera bervariasi dari family ke family. Nama genus mempunyai akhiran -virus. Pada 4 famili, (Herpesviridae, Parvoviridae,Paramyxoviridae), kelompok besar yang disebut subfamily didefinisikan dengan mempertimbangkan kompleksitas hubungan diantara anggota virus. Jenis jenis virus mungkin digunakan untuk mengelompokkan family virus yang memiliki karakter yang umum. Hanya 1 jenis yang saat ini telah didefinisikan yaitu: Famili Mononegavirales, meliputi family Filoviridae, Paramyxoviridae dan Rhabdoviridae. Sejak tahun 1995, The International Committee on Taxonomy of Virus telah mengumpulkan lebih dari 4000 virus binatang dan tumbuhan menjadi 71 famili, 11 subfamily dan 164 genera. Tetapi masih ada ratusan virus yang masih belum ditentukan, 24 famili virus diantaranya bias menginfeksi manusia dan binatang. Strukur Taksonomi secara umum adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Order (-Virales) Family (-Viridae) Subfamily (-Virinae) Genus (-Virus) Species (-Virus)
D. Virus Yang Mengandung DNA dan RNA I.
Virus yang mengandung DNA : 1. Parvovirus Virus ini sangat kecil, ukuran partikelnya kira-kira 18-26 nm. Partikel-partikelnya mempunyai tangkup berbentuk kubus, dengan 32 kapsomer tetapi t idak mempunyai amplop. Genom linier, DNA-nya untai tunggal dengan ukuran 5,6 kb. Replikasi hanya terjadi pada sel yang aktif membelah. Kapsid mengumpul di dalam nukleus sel yang diinfeksi. Beberapa parvovirus melakukan replikasi secara autonom tetapi virus satelit adenoassociated tidak sempurna, sehingga memerlukan bantuan adenovirus ataupun virus herpes. Human parvovirus B 19 melakukan replikasi didalam sel erythroid immatur dan menyebabkan efek yang berat yaitu meliputi krisis aplastik, fifth disease dan kematian janin. 2. Papovavirus Kecil (45-55 nm), non-amplop, stabil terhadap panas, virus ini resisten terhadap ether dengan tangkup berbentuk kubus dan mempunyai 72 kapsomer. Genomnya sirkuler dengan DNA untai ganda berukuran 5 kbp (polimavirus) atau 8 kbp (pappilomavirus). Virus ini mempunyai siklus pertumbuhan yang lambat, menstimulasi sintesa DNA sel dan replikasinya di dalam nukleus. Papovavirus manusia yang diketahui adalah virus papolloma (kutil) jumlahnya lebih dari 70 jenis dan virus ini diisolasi dari jaringan otak pasien leukoensefalopati multifokal progresif (JC virus) atau dari urin penerima transplantasi yang menderita imunosupresi (BK virus). Virus papova menyebabkan infeksi kronis dan bersifat laten pada inang alamiahnya dan semua dapat menginduksi tumor pada beberapa spesies binatang. Papollomavirus adalah faktor penyebab kanker genital manusia.
3. Adenovirus Berukuran medium (80-110 nm), virus non-amplop dengan tangkup berbentuk kubus dan mempunyai 252 kapsomer. Genomnya linier dengan DNA untai ganda berukuran 36-38 kbp. Sedikitnya 47 jenis yang menginfeksi manusia khususnya di dalam membran mukosan dan beberapa jenis dapat selalu ada di dalam jaringan limfoid. Beberapa Adenovirus menyebabkan penyakit pernapasan akut, konjungtivitis dan gastroenteritis. Beberapa Adenovirus manusia dapat menyebabkan tumor pada hamster baru lahir dan banyak serotipe yang menginfeksi binatang. 4. Virus Herpes Merupakan keluarga virus besar dengan diameter sebesar 150-200 nm. Diameter nukleokapsidnya sebesar 100 nm dengan tangkup berbentuk kubus dan mempunyai 162 kapsomer serta dikelilingi oleh amplop yang mengandung protein. Genom linier dengan DNA untai ganda berukuran 124-235 kbp. Virus herpes manusia meliputi herper simpleks tipe 1 dan 2 (lesi oral dan genital), virus varicella -zoster (ruam saraf dan cacar air / chicken pox), cytomegalovirus, virus Epstein-Barr (mononukleosis infeksius dan penyebab neoplasma manusia), virus herpes manusia 6 dan 7 (T limfotropik) dan virus herpes 8 manusia (penyebab sarkoma kaposi). Virus herpes yang lain bisa terjadi pada beberapa binatang. 5. Virus Pox Ukurannya besar berbentuk batu bata atau bulat telur, panjang 220-450 nm x lebar 140-260 nm x tebal 140-260 nm. Struktur partikelnya komplek dengan amplop yang mengandung lipid. Genom linier, tertutup secara kovalen, DNA untai ganda berukuran 130-375 kbp. Keseluruhan proses replikasi terjadi di dalam sitoplasma sel. Semua virus fox cenderung dapat nyebebabkan lesi kulit. Ada beberapa yang patogen terhadap manusia ( smallpox, vaccinia, moluscum contagiosum), sedangkan lainnya bisa patogen terhadap binatang dan juga bisa menginfeksi manusia ( cowpox, monkeypox). 6. Hepadnavirus Berukuran kecil (40-48 nm), mempunyai molekul DNA untai ganda sirkuler berukuran 3,2 kbp. DNA virus dalam partikel mengandung celah untai tunggal yang besar. Virus terdiri dari inti nukleokapsid icosahedral 27 nm di dalam amplop tertutup yang mengandung lipid dan antigen permukaan virus. Hepadnavirus menyebabkan hepatitis akut dan kronis yaitu infeksi persisten yang menimbulkan resiko tinggi terhadap perkembangan kanker hati. Ada 3 jenis virus yang diketahui bisa menginfeksi mamalia (manusia, woodchuck , tupai tanah) dan lainnya menginfeksi bebek.
II.
Virus Yang Mengandung RNA : 1. Picornavirus Berukuran kecil (28-30 nm), virus ini resisten dengan ether, tangkup berbentuk kubus. Genom RNA untai tunggal dan positif-sense yaitu dapat melayani sebagai suatu mRNA, ukuran 7,2-8,4 kb. Kelompok virus yang men ginfeksi manusia adalah enterovirus (polio-coxsackie dan echovirus serta virus yang tak tergolongkan), rhinovirus (lebih dari 100 serotipe yang menyebabkan influenza, [ common cold ])
2.
3.
4.
5.
6.
7.
dan hepatovirus (hepatitis A). Picornavirus menginfeksi binatang termasuk penyakit kaki dan mulut pada sapi dan ensefalomyocarditis pada tikus. Astrovirus Ukuran sama dengan picornavirus (28-30 nm) tetapi partikelnya mungkin menunjukkan gambaran garis luar seperti bentuk bintang tertentu pada permukaannya. Genom linier, positif-sense, RNA untai tunggal ukuran 7,2-7,9 kb. Agen ini mungkin penyebab gastroenteritis pada manusia dan binatang. Calicivirus Ukuran sama dengan picornavirus tetapi agak sedikit lebih besar 27-38 nm). Partikel kelihatannya mempunyai depresi berbentuk piala pada permukaannya. Genom RNA untai tunggal berukuran 7,4-7,7 kb, positif-sense. Virion tidak mempunyai amplop. Virus patogen terhadap manusia yang penting adalah Virus Norwalk, virus ini menyebabkan gastroenteritis akut epidemik dan Hepatitis E virus. Agen lainnya menginfeksi tikus, singa laut dan primata. Reovirus Ukuran medium (60-80 nm), resisten terhadap ether, non-amplop dan mempunyai tangkup berbentuk icosahedral. Genom linier untai ganda, RNA bersegmen berukuran total 16-27 kbp. Ukuran segmen RNA secara individual antara 680-3900 bp. Replikasi terjadi di sitoplasma. Reovirus manusia termasuk rotavirus yang mempunyai gambaran bentuk roda gigi tertentu yang menyebabkan gastroenteritis. Reovirus yang secara antigen sama, menginfeksi beberapa binatang. Genus Coltivirus termasuk virus demam sengkenit Colorado adalah virus manusia. Arbovirus Suatu kelompok ekologik virus (bukan famili virus) mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda. Semua virus ini (lebih dari 350) mempunyai siklus kompleks melibatkan arthropoda sebagai vektor yang memindahkan virus ke inang bertulang belakang (vertebrata) dengan cara menggigit. Replikasi virus rupanya tidak melukai arthropoda yang diinfeksinya. Arbovirus menginfeksi manusia, mamalia, burung dan ular serta menggunakan nyamuk dan sengkenit (ticks) sebagai vektor. Patogen manusia diantaranya virus dengue, yellow fever, ensefalitis dan lainnya. Arbovirus mempunyai bermacam-macam famili virus yaitu meliputi Reo-, Toga-, Bunya-, Rhabdo- dan Arenavirus. Togavirus Beberapa arbovirus utama yang patogen terhadap manusia disebut virus alfa, baik virus toga maupun rubella termasuk dalam kelompok ini. Mereka mempunyai amplop yang mengandung lipid dan sensitif terhadap ether, genom untai tunggal, RNA positif-sense berukuran 9,7-11,8 kb. Ukuran amplop virion sebesar 50-70 nm. Partikel virus matur dengan cara pertunasan dari membran sel inang. Contohnya virus encephalitis equina timur. Virus rubella tidak mempunyai vektor arthrophoda. Flavivirus Diameter amplop virus 45-60 nm, mengandung RNA untai tunggal, positif-sense. Ukuran genom bervariasi dari 9,5 kb (hepatitis C) sampai 10,7 kb (flavivirus) dan ada yang sampai 12,5 kb (pestivirus). Virion matur mengumpuldi dalam cisternae retikulum endoplasma. Termasuk dalam kelompok arbovirus adalah virus yellow fever dan virus dengue. Kebanyakan dari mereka ditularkan melalui arthropoda yang menghisap darah. Virus hepatitis C tidak mempunyai vektor.
8. Arenavirus Pleomorfik, ukuran amplop virus antara 50-300 nm. Genom bersegmen, RNA sirkuler untai tunggal negatif-sense dan ambisense dengan ukuran total 10-14 kb. Replikasi terjadi di dalam sitoplasma dengan perakitan melalui pertunasan pada membran plasma. Semja arenavirus yang patogenik terhadap manusia menyebabkan infeksi kronis pada binatang pengerat (rodensia). Salah satu contohnya adalah virus demam Lassa dari Afrika. Virus ini memerlukan kondisi penyimpanan yang maksimum di laboratorium. 9. Coronavirus Virus mempunyai amplop (terbungkus), ukuran 80-220 nm, partikel berisi genom positif-sense tak bersegmen, RNA untai tunggal berukuan 20-30 kb, nukleokapsid heliks dengan diameter 10-20 nm. Virus ini mempunyai rentang inang yang pendek. Coronavirus pada manusia menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan atas akut yang disebut colds (selesma). Coronavirus dari binatang secara cepat menyebabkan infeksi persisten yang meliputi hepatitis virus pada tikus dan virus bronkhitis unggas yang infeksius. 10. Retrovirus Berbentuk spheris (berbentuk bola), virus beramplop (diameter 80-100 nm) berasal dari genom yang berisi 2 RNA linier, positif-sense, untai tunggal dari polaritas yang sama dengan mRNA virus. Setiap monomer RNA berukuran 7-11 kb. Retrovirus tersebar luas; Ada juga provirus endogen yang dihasilkan dari infeksi kuno dari sel germ yang ditularkan sebagai warisan gen pada kebanyakan spesies. Termasuk dalam kelompok ini yaitu virus leukimia dan sarkoma pada manusia dan binatang, virus seperti busa pada primata dan lentivirus (virus imunodefesiensi pada manusia; visna dari domba). Retrovirus menyebabkan AIDS dan memungkinkan identifikasi onkogen seluler. 11. Bunyavirus Berbentuk bulat atau pleomorfik. Partikel beramplop dengan ukuran 80-120 nm. Genom terbuat dari RNA segmen lipat tiga, sirkuler, untai tunggal dengan negatifsense atau ambisense, secara keseluruhan berukuran 11-21 kb. Partikel virion berisi 3 nukleokapsid sirkuler, berbentuk tangkup heliks dengan diameter kira-kira 2,5 nm dengan panjang 200-3000 nm. Replikasi terjadi di dalam sitoplasma dan amplop diperoleh melalui pertunasan ke dalam golgi. Virus ini ditularkan kepada vertebrata oleh arthropoda (arbovirus). Hantavirus tidak ditularkan oleh arthropoda teta pi oleh rodensia (binatang pengerat) yang mengalami infeksi persisten, melalui aerosol dari ekskret yang terkontaminasi. Mereka menyebabkan demam berdarah dan nefropati dan juga menyebabkan sindrom paru-paru berat. 12. Orthomyxovirus Ukuran medium 80-120 nm, virus terbungkus (beramplop), menunjukkan tangkup berbentuk heliks. Partikelnya bisa bulat atau serabut (filamentosa), dengan proyeksi permukaan yang mengandung aktivitas hemagglutinin atau neuroaminidase. Genom RNA linier, bersegmen untai tunggal negatif-sense berukuran total 10-13,6 kb. Segmen setiap nukleotida berkisar antara 900-2350 nm. Nukleoprotein heliks internal berukuran 9-15 nm. Semua orthomyxovirus adalah virus influenza yang menginfeksi manusia atau binatang. Sifat genom virus yang bersegmen memungkinkan pemisahan genetik secara cepat ketika virus influenza me nginfiltrasi
sel yang sama, agaknya dapat memelihara angka yang variasi natural yang tinggi diantara virus influenza. Penularan dari spesies lain menjelaskan timbulnya strain pandemi virus influenza A baru pada manusia. 13. Paramyxovirus Ukurannya sama dengan orthomyxovirus namun sedikit lebih besar (150-300 nm). Partikel pleomorfik. Nukleokapsid internal berukuran 13-18 nm, dan RNA linier, untai tunggal negatif-sense, tidak bersegmen, berukuran 16-20 kb. Baik nukleokapsid maupun hemaglutinin dibentuk di dalam sitoplasma. Virus yang menginfeksi manusia meliputi virus-virus mumps (gondong), measles (campak), parainfluenza dan sinsitium pernapasan. Virus ini mempunyai rentang inang yang sempit. Berbeda dengan virus influenza. Paramyxovirus lebih stabil secara genetik. 14. Rhabdovirus Virion berbentuk mirip dengan peluru yaitu datar pada satu sisi dan sisi lainnya bulat, terbungkus (beramplop) dengan ukuran 75x180 nm. Bungkus (amplop) mempunyai rambut berukuran 10 nm. Genom RNA linier, negatif-sense, untai tunggal dan tidak bersegmen dengan ukuran 13-16 kb. Partikel-partikelnya dibentuk melalui pertunasan dari membran sel. Virus ini mempunyai rentang inang yang luas. Virus Rabies termasuk salah satu kelompok ini. 15. Bornavirus Terbungkus (beramplop), virus berbentuk spheris (0-125 nm). Genom RNA linier, negatif-sense, untai tunggal tidak bersegmen dengan ukuran 8,5-10,5 kb. Virus ini unik diantara virus-virus yang mempunyai RNA negatif-sense yaitu replikasi dan transkripsi genom viral terjadi di dalam nukleus. Virus penyakit borna bersifat neurotropik dan dapat menyebabkan gangguan neuropsikiatri pada manusia. 16. Filovirus Berbentuk pleomorfik terbungkus (beramplop) dan mungkin bisa tampak sangat panjang mirip benang. Ciri khasnya adalah lebar 80 nm dan panjang sekitar 1000 nm. Bungkus (amplop) berisi peplomer besar. Genom RNA linier, negatif-sense, untai tunggal dengan ukuran 19,1 kb. Virus Ebola dan Marburg menyebabkan demam berdarah berat di Afrika. Virus ini memerlukan kondisi penyimpanan maksimum (bioasafety derajat 4) untuk penangannya. 17. Virus-virus yang lain Informasi tidak cukup untuk memungkinkan klasifikasi. Ini dipakai terhadao agen yang menimbulkan beberapa penyakit virus yang lambat atau tidak sesuai dengan adat kebiasaannya, meliputi gangguan neurologik degeneratif seperti penyakit kuru atau Creutzfeldt-Jakob atau scrapie of sheep serta pada beberapa virus gastroenteritis. 18. Viroids (menyerupai virus) Agen infeksius kecil yang menyebabkan penyakit tanaman. Viroid adalah a gen yang tidak sesuai sebagai definisi klasik. Viroid tanaman memiliki molekul RNA untai tunggal, sirkuler tertutup secara kovalen, terdiri dari kira-kira 360 nukleotid yang mengisi struktur basa berpasangan seperti tongkat yang tinggi. Viroid melakukan replikasi secara keseluruhan dengan mekanisme baru, yaitu RNA viroid tidak mengkodekan beberapa hasil protein; penyakit yang membinasakan tanaman yang disebabkan oleh viroid terjadi dengan mekanisme yang tidak diketahui. Sampai hari
ini, viroid telah dideteksi hanya pada tanaman dan tidak seorangpun yang dapat menunjukkan viroid ada pada manusia atau binatang.
III.
Perbedaan Virus yang Mengandung DNA dan Virus Yang Mengandung RNA a. Virus dengan asam inti DNA Virus ini menginfeksi sel inang dan memperbanyak diri menjadi beberapa DNA. Beberapa DNA virus mengalami transkripsi menjadi mRNA penghasil selubung protein virus. mRNA menghasilkan enzim yang bisa menghancurkan dinding sel inang. Hancurnya sel inang menjadikan virus-virus baru berhamburan keluar dan virus-virus baru ini siap menginfeksi sel-sel inang lain. Contoh virus berasam inti DNA adalah virus cacar, virus herpes, dan bakteriofag. b. Virus dengan Asam Inti RNA Virus dengan asam inti RNA tergolong sangat ganas, salah satu contohnya adalah HIV AIDS. RNA virus AIDS menginfeksi sel inang, lalu melakukan penerjemahan balik membentuk RNA-DNA baru dan membentuk DNA virus. Selanjutnya, DNA virus masuk ke dalam inti sel inang yang menyebabkan DNA inang mengandung DNA virus. DNA virus membentuk mRNA dari inti. RNA virus membentuk protein virus di dalam sitoplasma sel inang. RNA virus dan protein virus akhirnya bergabung membentuk HIV.
E. Jenis dan Tangkup Partikel Virus Virus dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan pada susunan sub unit morflogi 1. Tangkup Bentu Kubus Semua bentuk tangkup yang terlihat pada virus binatang adalah berpola icosahedral dan mempunyai 20 muka. 2. Tangkup Bentuk Heliks Pada tangkup berbentuk heliks protein subkulit terikat terhadap asam nukleat virus secara periodik, dan membelitnya kedalam heliks, kompleks protein asam nukleat kemudian terlilit ke dalam bungkus (amplop) yang mengandung lemak. 3. Tangkup Bentuk Komplek Beberapa partikel virus tidak menunjukkan bentuk tangkup kubus/helis yang sederhana tetapi bentuknya lebih kompleks, contohnya virus pox yang berbentuk batu bata yang berhubungan pada permukaan eksternal dan sebelah dalam antara inti dan badan lateral
F. Cara Mengukur Virus Sifat klasik dari virus adalah berukuran kecil dan mampu melewati suatu filter yang tidak bisa dilewati oleh bakteri. Virus juga tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri virus terkecil karena hanya berdiameter 20nm. Sedangkan virus terbesar terkadang susah dilihat dengan mikroskop cahaya. Berikut ini adalah metode yang digunakan untuk menentukan ukuran virus beserta komponennya:
1. Melihat langsung dengan menggunakan mikroskop electron
Apabila dibandingkan dengan mikroskop cahaya, maka mikroskop electron menggunakan electron yang lebih baik dari gelombang cahaya dan menggunakan lensa elektromagnetik yang lebih baik dari lensa cahaya. Demikian juga dengan sinar electron yang diperoleh ia mempunyai panjang gelombang le bih pendek dibandingakan dengan cahaya biasa. Maka obyek yang lebih kecil dari panjang gelombang cahaya tampak atau sinar ultraviolet masih dapat dilihat dengan meggunakan mikroskop electron ini. Untuk melihat virus dengan cara ini maka diperlukan preparat yang terbuat dari ekstrak jaringan atau irisan ultratipis dari sel yang terinfeksi. Mikroskop electron ini merupakan cara atau metode yang paling luas digunakan untuk memperkirakan ukuran partikel. 2. Filtrasi melalui membrane penyerapan bertingkat
Membran mempunyai ukuran pori-pori yang berbeda-beda. Apabila preparat virus berhasil melalui membrane yang sudah diketahui ukuran pori-porinya maka dapat diperkirakan ukuran dari virus tersebut yaitu dengan cara menentukan membran mana yang bisa dilewati oleh unit infektif dan mana yang menahannya. Jadi diameter partikel virus adalah ukuran rata-rata diameter pori-pori dikalikan dengan 0,64. Demikian masuknya virus ke dalam pori-pori membrane tersebut juga dipengaruhi oleh bentuk struktur virus dari virus itu sendiri, maka cara ini hanya bisa memperoleh perikiraan ukuran virus yang paling mendekati. 3. Sendimentasi dengan menggunakan ultrasentrifuse
Sendimentasi adalah pengendapan, sementara ultrasentrifuse mengacu pada metode atau alat yang menggunakan prinsip sentrifugasi namun dengan kecepatan dan daya pisah yang lebih tinggi dari sentrifugasi biasa. Apabila partikel virus larut dalam cairan kemudian partikel akan mengendap dengan kecepatan yang sebanding sesuai proporsi ukuran mereka. Partikel mengendap di dasar dikarenakan menggunakan ultrasentrifuse dengan kekuatan lebih 100.000 kali gravitasi. Hubungan antara ukuran dan bentuk partikel dengan laju pengendapan memungkinkan penentuan ukuran partikel. Jadi, struktur fisik virus akan mempengaruhi perkiraan ukuran yang diperoleh. 4. Pengukuran dengan perbandingan
Metode ini menggunakan teknik acuan, yaitu dengan membandingkan ukuran suatu virus dengan virus tertentu yang dijadikan sebagai acuan. Contohnya adalah virus acuan antara lain bakteriofag yang memiliki ukuran 10-100nm bisa dibandingkan dengan virus lain atau dengan bakteri.
G. Komposisi Kimia Virus I.
Protein Virus Fungsi : Utama: untuk mempermudah perpindahan asam nukleat virus dari sel inang satu ke sel inang yang lainnya. {asam nukleat berfungsi untuk memberikan sandi informasi genetika penting untuk replikasi virus. Untuk melindungi gen virus terhadap inaktifasi oleh nukleus-nukleus
Berperan serta dalam melengkapi partikel virus untuk dapat memasuki sel yang
rentan terhadapnya Menyokong struktur tangkup partikel virus. Protein menentukan karakter antigen virus Beberapa virus membawa enzim (yang merupakan protein) di dalam virion. Enzim ini berfungsi untuk mengawali siklus replikasi virus ketika virion masuk ke dalam sel inang. Contohnya yang termasuk RNA polymerase yang dibawa oleh virus gen RNA negative sense yang bertugas untuk transkiptase virus.
II.
Glikoprotein
Glikoprotein adalah kandungan dari amplop virus. Glikoprotein dapat dijadikan indicator untuk melihat pertumbuhan virus dengan
melihat pertambahan gula pada glikoprotein. Glikoprotein juga terlibat dalam penggabungan membran pada tahap infeksi Glikoprotein terdapat di luar virion yang sering terlibat dalam interaksi partikel virus dengan antibody penetralisir inang.
III.
Asam nukleat virus
-
Virus hanya berisi satu jenis asam nukleat yaitu DNS atau RNA saja , yang berfungsi memberikan sandi informasi genetika penting untuk replikasi virus. Genom bisa untai tunggal /ganda, sirkuler atau linear dan bersegmen atau tidak bersegmen . untuk mengklarifikasikan family virus terutama tergantung dari jenis asam nukleatnya baik dari segi untaian atau ukuran. Ukuran gen DNA virus antara 3,2 kbp (hepadnavirus) – 375kbp (virus pox) Ukuran gen RNA virus antara 7 kbp (beberapa picornavirus dan astrovirus) – 30 kbp (virus corona) Semua kelompok virus DNA utama mempunyai genom molekul tunggal dan susunan linear atau sirkular. RNA virus terdapat dalam beberapa bentuk .molekul RNA bisa linear tunggal Contohnya = picornavirus. Sedangkan virus yang lain seperti gen terdiri dari beberapa segmen RNA yang terkait agak longgar di dalam virion . virus yang mempunyai RNA terpisah dan gen positif Sense adalah infeksius contoh picornavirus dan togavirus dan molekul berfungsi sebagai mRNA di dalam sel yang terinfeksi sedangkan virus yang mempunyai RNA terpisah dan gen negatif Sense adalah tidak infeksius contohnya rhabdovirus orthomyxovirus pada famili virus ini virion membawa RNA polimerase yang ada di dalam sel yang melakukan transkripsi atau merekam molekul genom RNA ke dalam beberapa molekul RNA yang saling melengkapi yang masing-masing bisa berperan se bagai sebuah mRNA. Urutan dan komposisi nukleotida nukleotida dari masing-masing asam nukleat virus beberapa dari yang lain . gen beberapa virus telah diurutkan .Urutan atau rangkaian dapat mengungkapkan hubungan genetik diantara yang terpisah termasuk hubungan yang tidak diduga antar virus-virus yang tidak diketahui hubungannya secara pasti . jumlah gen-gen pada virus dapat diperkirakan dari kerangka pembacaan terbuka yang ditimbulkan dari urutan asam nukleat .
Asam nukleat virus mempunyai ciri khas dari kandungan ditambah C gen virus DNA dapat dianalisa dan dibandingkan dengan menggunakan pembatasan endonuklease enzim-enzim yang membelah DNA pada urutan nukleotida spesifik .masing-masing gen akan menghasilkan pola-pola fragmen DNA yang khas sete lah pembelahan dengan enzim usus sedangkan gen virus RNA dikerjakan dengan menggunakan DNA clone secara molekuler sebagai salinan dari RNA dan juga dari peta terbatas. pengujian reaksi rantai polimerase dan teknik hibridasi molekuler ( DNA ke DNA DNA ke RNA atau DNA ke RNA )dapat mempelajari transkripsi dari gen virus di dalam sel yang terinfeksi hal ini sama baiknya dengan perbandingan keterkaitan dari virus-virus yang berbeda.
IV.
Glikoprotein virus Amplop virus mengandung glikoprotein. glikoprotein amplop virus berbeda dengan lipid yang berada di membran virus yaitu berasal dari membran sel inang tetapi glikoprotein amplop virus dikode oleh virus tetapi koma bertambahnya gula pada glikoprotein virus yang mencerminkan sel inang yang didalamnya terdapat pertumbuhan virus adalah glikoprotein permukaan virus beramplop yang melekatkan partikel virus kepada sel target dengan cara berinteraksi dengan reseptor sel mereka juga sering terlibat dalam penggabungan membran pada tahap infeksi. glikoprotein juga sebagai antigen virus yang penting titik sebagai akibat dari posisinya yang berada di luar permukaan virion, mereka sering terlibat dalam interaksi partikel virus dengan antibodi penetralisir. struktur 3 dimensi pada bagian luar kedua membran glikoprotein virus influenza yang terbuka hemaglutinin, neuraminidase telah diketahui dengan kristalografi sinar-x . penelitian demikian ini memberikan pengetahuan struktur antigen dan aktivitas fungsional dari glikoprotein virus.
H. Pengamanan Laboratorium Kebanyakan virus bersifat patogen terhadap manusia dan infeksin ya bisa terjadi dari laboratorium. Prosedur – prosedur yang dilakukan di laboratorium sering mempunyai resiko tinggi jika teknik yang seharusnya tidak diikuti dengan benar. Berikut ini adalah bahaya yang mungkin terjadi pada petugas laboratorium terhadap resiko terpapar infeksi yaitu : (1) aerosol – ditimbulkan oleh homogenisasi jaringan terinfeksi, sentrifugasi, getaran ultrasonik, pecahan barang pecah belah; (2) ingesti – dari pipet mulut , makan atau merokok di dalam laboratorium, membasuh tangan yang tidak adekuat; (3) penetrasi kulit – dari jarum, pecahan barang pecah belah, kontaminasi pada tangan akibat bocornya kontainer, memegang jaringan yang terinfeksi, gigitan binatang; dan (4) percikan masuk ke mata. Berikut ini adalah tindakan yang harus dilakukan dalam rangka pengamanan tubuh yaitu : (1) latihan sekaligus menerapkan teknik – teknik aseptik; (2) larangan menggunakan pipet mulut; (3) jangan makan, minum atau merokok di dalam laboratorium; (4) menggunakan alat – alat pelindung tubuh (jas, sarung tangan, masker, dan lain – lain); semua itu tidak boleh dipakai di luar laboratorium; (5) sterilisasi sampah buangan dari percobaan; (6) memakai topi / kerudung pengaman; dan (7) imunisasi jika tersedia vaksin yang relevan. Tindakan pencegahan tambahan dan
fasilitas karantina (biosafety level 4) adalah perlu saat petugas bekerja dengan bahan beresiko tinggi seperti filovirus dan virus rabies. Alat – alat pelindung badan (APD) :
I. Reaksi Terhadap Agen Fisika dan Kimia I.
Agen Fisika Panas dan Dingin
Ada variabilitas besar dalam hal stabilitas panas dari virus-virus yang berbeda. Virus icosahedral cenderung stabil, infektivitasnya hilang sedikit setelah beberapa jam pada suhu 37oC. Virus yang beramplop lebih labil terhadap panas, titernya akan menurun drastic pada suhu 37 oC. Infektivitas virus umumnya rusak oleh pemanasan selama 30 menit pada suhu 50-60 oC, meskipun ada pengecualian yang pernah tercatat (contoh virus hepatitis B, papovavirus, dan poliomavirus) Virus dapat diawetkan dengan cara menyimpan pada suhu dibawah titik beku dan mungkin terdapat beberapa virus yang tahan terhadap liofiliasi dan dapat juga diawetkan di dalam keadaan kering pada suhu 4 oC atau pada suhu ruangan. Virusvirus yang tahan terhadap liofiliasi lebih tahan panas jika dipanaskan dalam keadaan kering. Virus yang beramplop cenderung kehilangan daya infektivitasnya setelah disimpan lama pada 90 oC dan secara khusus sensitive terhadap pembekuan dan pencairan yang berulang. Radiasi
Sinar ultraviolet, sinar x, dan partikel energy tinggi bisa membuat virus tidak aktif. Variasi dosis untuk virus berbeda-beda. Infektivitas adalah sifat yang paling radiosensitive karena replikasi memerlukan eksprei isi seluruh gen. partikel yang tidak terkena radiasi dan tidak dapat melakukan replikasi mungkin masih mampu memperlihatkan fungsi spesifik dalam sel inang.
II.
Agen Kimia Stabilisasi Virus dengan Garam
Kebanyakan virus-virus dapat distabilkan dengan garam pada konsentrasi 1 mol/L, yaitu virus tidak diinaktivasi dengan pemanasan selama 1 jam pada suhu 50 °C .
mekanisme dimana garam menstabilsasi sediaan virus tidak diketahui. Virus-virus distabilkan sacara istimewa oleh garam tertentu MgCl2, 1 mol/L, menstabilkan picornavirus dan reovirus; MgSO4 , 1 mol/L, menstabilakn orthomyxov- dan paramyxovirus ; dan 2 4, 1 mol/L, menstabilkan virus herpes. Stabilitas virus penting dalam sediaan vaksin. Vaksin polio oral yang biasa tidak distabilkan, harus disimpan pada suhu beku untuk mengawetkan potensinya. Naun begitu, dengan penambahan garam untuk stabil;isasi virus, potensinya dapat dijaga untuk beberapa minggu pada suhu ambient, tetap sama pada suhu tropis yang tinggi. Ph
Virus-virus selalu stabil pada pH 5,0-9,0. Beberapa virus (contoh, enterovirus) resisten terhadap keadaan asam. Semua virus rusak oleh keadaan alkali/basa. Pada reaksi hemagglutinasi,berbeda kurang dari 1 unit pH mungkin akan mempengaruhi hasil.
J. Interaksi Antar Virus Ketika dua atau lebih partikel virus menginfeksi sel inang yang sama, mereka mungkin berinteraksi dengan berbagai cara. Agar dapat terjadi interaksi, virus harus cukup terkait erat, biasanya dalam famili yang sama. Interaksi genetik menghasilkan beberapa keturunan yang secara genetika berbeda dengan induknya. Keturunan Ketika dua atau lebih partikel virus menginfeksi sel inang yang sama, mereka mungkin berinteraksi dengan berbagai cara. Agar dapat terjadi interaksi, virus harus cukup terkait erat, biasanya dalam famili yang sama. Interaksi genetik menghasilkan beberapa keturunan yang secara genetika berbeda dengan induknya. Keturunan yang diperoleh sebagai konsekuensi dari interaksi non-genetik adalah mirip terhadap virus induknya. Pada interaksi genetik, molekul asam nukleat aktual berinteraksi, sementara produk gen-gen di dalam interaksi non-genetik. A.Rekombinasi
Rekombinasi menghasilkan keturuna virus (rekombinan) yang membawa sifat yang tidak ditemukan pada masing-masing induk. Mekanisme klasiknya adalah bahwa untaian asam nukleat pecah, dan bagian genom dari orang tua kedua. Virus rekombinan secara genetika stabil, menghasilkan keturunan seperti dirinya sendiri selama replikasi. Frekuensi virus dalam melakukan rekombinasi sangat bervariasi . Pada kasus virus genom bersegmen, seperti virus influenza , pembe ntukan rekombinan lebih disebebkan oleh pemilihan kembali fragmen genom individual daripada peristiwa penyebrangan yang aktual dan ini terjadi dengan mudah. B. Reaktivasi Genetik
Penyelamatan petanda terjadi diantara genom virion aktif dan genom partikel virus yang telah di-inaktivasi pada beberapa jalur. Bagian genom virus yang terinaktivasi menyatu kembali dengan bagian dari induk yang aktif, maka marker khusus yang dari induk yang ter-inaktivasi aman dan muncul di dalam keturunan yang dapat hidup terus. Tidak ada satu pun dari mereka yang identik terhadap induk yang ter-
inaktivasi. Keturunan membawa pertanda yang diselamatkan dari induk yang terinaktivasi stabil secara genetika. Reaktivasi keberagaman terjadi ketika beberapa partikel virus inaktif berinteraksi dengan sel yang sama untuk untuk menghasilkan virus yang dapat hidup terus. Terjadi ketika sediaan virus yang rusak berat digunakan untuk menginfeksi sel pada keberagaman infeksi yang tinggi. Rekombinasi terjadi diantara asam nukleat induk yang rusak, menghasilkan sebuah genom yang dapat melakukan replikasi. Semakin besar kerusakan pada genom induk, semakin besar pula jumlah par tikel inaktif yang dibutuhkan per sel untuk menjamin pembentukan genom yang dapat hidup terus (viable). C. Komplementasi (pelengkap)
Komplementasi ini merujuk pada interaksi dari gen virus yang menhasilkan selsel yang terinfeksi dengan 2 virus, satu atau keduanya mungkin cacat. Hal ini disebabkan karena di dalam replikasi satu atau keduanya berada di bawah kondisi dimana replikasi yang terjadi tidak sesuai perintah. Dasar untuk komplementasi adalah bahwa satu virus menyediakan sebuah hasil gen dimana pada yang kedua cacat, memungkinkan virus kedua untuk tumbuh. Genotip dari dua virus tet ap tidak berubah. Jika kedua mutan cacat berasal dari gen yang sama, mereka tidak akan mampu melengkapi setiap pertumbuhan yang lainnya. Oleh sebab itu tes ini secara rutin digunakan untuk kelompok mutan conditional lethal dari virus sebagai tes pendahuluan dalam analisa biokimia secara detil dari fungsi gen yang diwakili oleh mutan-mutan. D. Pencampuran Fenotip
Pencampuran fenotip adalah gabungan antara genotip dan fenotip heterolog. Hal ini terjadi ketika genom genom salah satu tergabung secara acak dalam kepsid protein-protein yang ditetapkan oleh virus atau kapsid yang mengandung komponen dari kedua virus. Jika genom terbungkus di dalam s ebuah mantel protein heterolog yang sempurna, contoh ekstrim dari campuran fenotip ini bisa disebut phenotypic masking atau “transkapsidasi”. Pencampuran seperti itu merupakan perubahan genetik yang stabil, karena ketika terjadi replikasi, induk yang tercampur secara fenotip akan menghasilkan keturunan yang terbungkus di dalam kapsid homolog terhadap genotip. Pencampuran fenotip biasanya terjadi antar anggota yang berbeda dari famili virus yang sama, yaitu protein kapsid yang tercampur bersama harus mampu berinteraksi secara tepat untuk membentuk sebuah kapsid intak secara sturuktual, tetapi pencampuran fenotip juga dapat juga terjadi diantara virus-virus beramplop, dan dalam kasus ini, virus-virus tidak memiliki hubungan yang erat. Nukleokapsid dari satu virus akan terbungkus di dalam amplop yang diterapkan oleh yang lainnya, sebuah fenomena yang disebut “pembentukan pseudotipe”. Terdapat banyak contoh dari pembentukan pseudotipe diantara virus tumor RNA. Nukleokapsid dari virus stomatitis vesikuler, suatu rhabdovirus, mempunyai kecenderungan yang tidak biasa untuk terlibat di dalam pembentukan pseudotipe dengan material amplop yang tidak terhubung.
E. Interferensi
Infeksi baik pada sel biakan maupun binatang utuh oleh dua virus seringkali menyebabkan suatu penghambatan perkembangbiakan salah satu virus, efek yang disebut dengan interferensi. Interferensi pada hewan berbeda dari imunitas spesifik. Lebih jauh, interferensi tidak terjadi pada semua kombinasi virus : dua virus bisa menginfeksi dan berkembang biak dalam sel yang sama seefesien pada infeksi tunggal. Beberapa mekanisme telah diterangkan sebagai penyebab interferensi : (1) satu virus bisa menghambat kemampuan virus kedua untuk adsorbsi dengan sel,baik melalui pemblokiran reseptornya (retrovirus, enterovirus) atau dengan pengrusakan reseptornya (orthomyxovirus). (2) satu virus bisa bersaing dengan lainnya untuk komponen aparatus replikasi (misalnya, faktor polimerase,translasi,inisiasi). (3) virus pertama bisa menyebabkan sel yang terinfeksi menghasilkan inhibitor yang mencegah replikasi virus kedua.
K. Ekologi dan Cara Penularan Virus Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang interaksi antara organisme dengan lingkungannya. Virus-virus yang berbeda telah mengembangkan mekanisme yang cerdik dan seringkali rumit untuk bertahan hidup di alam dan sulit menularkannya. Cara penularan virus itu tergantung pafa interaksi antara virus dengan inang itu sendiri. Virus bisa di tularkan melalui: 1. Penularan langsung dari orang ke orang secara kontak langsung. Penyebab utama penularan biasanya melalui infesi droplet yaitu infeksi yang ditularkan melalui lewat air liur atau air ludah (misalnya influenza); melalui jalan fecal-oral (misalnya hepatitis A); melalui kontak seksual (misalnya hepatitis B , HIV). 2. Penularan dari binatang ke binatang. Penyebaran mungkin melalui gigitan (rabies) atau dari tempat tinggal yang tercemar oleh binatang pengerat (misalnya arenavirus) . 3. Penularan dengan dasar vektor arthropoda misalnya arbovirus. Arbovirus ini merupakan golongan virus pemyebab penyakit yang ditularkam oleh vektor/binatang kelompok arthropoda seperti nyamuk dan lalat. Sedikitnya ada 3 pola penularan yang telah dikenali di antaranya arthropod-brone virus: (1) Siklus manusia-arthropoda:
Siklus ini merupakan penyakit dengan 2 kehidupan, atau sering disebut juga dengan penyakit yang di akibatkan oleh pengaruh langsung arthropoda terhadap manusia. Adapun pengaruh arthropoda terhadap kesehatan manusia yaitu arthropoda sebagai vektor (penular) penyakit dan penyebab penyakit. Bahkan arthropoda ini secara aktif menularkan dan sebagai pelantara mikroorganime penyakit, itu berarti arthropoda bisa memindahkan suatu penyakit dari orang sakit ke orang yang sehat, contohnya dengue.
(2) Siklus arthropoda-vertebrata yang lebih rendah dengan infeksi tangensial manusia:
Contohnya: demam kuning hutan, ensefalitis St Louis. Manusia yang terinfeksi merupakan inang terakhir. Ini merupakan mekanisme penularan yang lebih sering.
(3) Siklus arthropoda – arthropoda dengan kadang kala menginfeksi manusia dan vetebrata yang lebih rendah:
Contohnya : Demam Sengkenit Colorado,Ensefalitis La Crosse
Arthropoda
Manusia
Vetebrata yang lebih rendah
Arthropoda
Demam sengkenit terdapat di Amerika Serikat , penularan melalui gigitan yaitu dari gigitan kutu dan disebarkan kepada Manusia oleh sengkenit demacentor . Pada siklus ini virus di tularkan dari arthrpoda dewasa kepada keturunannya melalui telur,dengan demikian virus bisa berlanjut tanpa vetebrata yang sudah terkena infeksi virus tersebut . Pada vetebrata ,infeksi sebagian besar membangkitkan reaksi ,biasanya pada durasi pendek inangnya yang menentukan hasilnya,apakah vetebrata tersebut terkena penyakit dari infeksi virus tersebut atau tidak. Pada vektor arthropoda virus,biasanya tidak menimbulkan atau hanya sedikit atau hanya sedikit menimbulkan efek penyakit dan tetap aktif dalam arthropoda selama hidupnya .
Dengan demikian ,arthropoda , berbeda dengan vetebrata ,berperan sebagai inang permanennya.
11.2 A. Flagellata Usus Flagel= cambuk getar, merupakan salah satu kelas dalam filum protozoa.
Dientamoeba fragi llis Digolongkan dalam amoeba, organisme yang kadang-kadang pathogen ini dikenal sebagai amoeboflagellata dalam ordo yng sama dengan trichomonas. Pada tahap amoebanya ia berukuran 4-18 µm, mempunyai 1-2 inti sel/ nukleus, dan seringkali berbentuk seperti kacang. Pathogen ini sering kali ditemukan dalam colon atau usus manusia bersama amoeba sejati, tetapi ia mengandung struktur flagellata (badan parabasal) dekat nukleus , seperti trichomonas, tidak mempunyai tahapan kista . ia merupakan parasit manusia tetapi pernah ditemukan pada kera, monyet , dan juga domba . Dientamoeba fragilis ini adalah pathogen ringan sekitar 25% individu yang terinfeksi, yang menyebabkan nyeri perut/kembung, diare muntah, kelemahan, dan penurunan berat badan seperti giardiasis.giardiasis adalah infeksi umum pada usus yang disebabkan oleh giardia lambia yang merupakan peyebab utama diare.
Chilomastix mesnili Parasit ini bisa dikelirukan dengan trichomonas dalam laboraturium, ditemukan di seluruh dunia, banyak ditemukan pada lingkungan yang beriklim panas . trofozoitnya berbentuk buah pear dan menyerupai trichomonas , tetapi gerakan spiral dari trifozoit ini tidak seperti trichomonas . kistanya berbentuk buah lemon , berinti satu dan panjangnya 7-10 µm . Pathogen ini selalu bersama-sama dengan protozoa usus lainnya terutama giardia lambia yang dapat menyebabkan kelainan intestinal seperti diare pada kasus infeksi berat. Sumber : Brooks, GF,.Butel,JS.,&Morse, Kedokteran.Jakarta:Salemba Medika
SA.(2001). Mikrobiologi
B. Hemoflagellata 1. Pengertian Adalah parasit yang hidup didalam darah atau jaringan tubuh. Serangga adalah hospes (inang) sekaligus vektor penularnya. Vektor penular maksudnya adalah serangga yang dapat menularkan dari satu penderita ke penderita l ain.
2. Morfologi Umum
a. b.
Mempunyai 2 stadium dalam siklus hidupnya, yaitu : Siklus flagel yang berbentuk langsing, memanjang, dan me lengkung Siklus non flagel yang berbentuk bulat Inti/nukleus berbentuk bulat atau lonjong, terletak di sentral. Inti berfungsi menyediakan makanan bagi parasit sehingga disebut trofonukleus c. Kinetoplas, berbentuk bulat atau batang, ukurannya lebih kecil dari i nti. Terdiri dari 3 bagian yaitu parabasal, bleparoplas dan axoneme d. Flagel, yaitu cambuk halus untuk bergerak e. Undulating membrane, yaitu selaput yang ada karena flagel melingkari benda parasit sehingga terbentuk kurva-kurva yang jumlahnya ber gantung pada panjangnya badan sitoplasma.
3. Genus Hemoflagellata pada Manusia Pada manusia meliputi genus Trypanosoma dan Leishmania a. Trypanosoma Ada 2 tipe : 1) Tipe Afrika, pada tipe ini dapat menyebabkan penyakit tidur (tripanomiosis). Disebabkan oleh lalat tsetse (glossina), lalat ini umumnya sama dengan lalat biasanya, namun mulutnya seperti jarum yang cukup tajam untuk menghisap darah dan bagian badannya berlapis-lapis.
Manusia yang terserang lalat tsetse akan merasa lemas, ingin tidur dan akhirnya meninggal. Mengapa bisa sampai meninggal, karena efek dari lalat tsetse tersebut langsung menyerang system saraf. 2) Tipe Amerika, tipe ini menyebabkan penyakit Chagas (pembengkakan). Pembengkakan bisa terjadi di kelopak mata, pembengkakan organ respirasi sehingga menyebabkan sulit bernapas dan sakit dada. Penyakit Chagas ini ditularkan oleh kutu triatoma, kutu ini tinggal di jerami, lumpur, atau di celah batu bata bangunan. Kutu Triatoma ini setelah makan mengeluarkan feses yang mengandung parasit T. Cruzi yang bisa masuk melalui mata, mulut atau luka . Setelah masuk, parasit tersebut akan berkembangbiak dan menyebar sehingga timbul penyakit Chagas. b. Leishmania Menyebabkan leiskutaneus (nyeri oriental), mukokutaneus (espundia), dan visceral (kala-azar). Ditularkan oleh lalat pasir (Pblebotomus pada “old world” dan Lutzomya pada “new world”)
C. Leishmania KLASIFIKASI PARASIT ‘LEISHMANIA’
Filum : Protozoa Kelas : Flagellata Ordo : Leishmaniae Famili : Trypanosomatidae Genus : Leishmania Tergolong hemoflagellata, karena parasit ini hidup di dalam darah atau jaringan tubuh baik manusia ataupun hewan dan memerlukan vektor biologis. Hospes (inang) perantara dan vektor penularnya adalah serangga seperti lalat pasir dari genus Phlebotomus. Berbentuk bulat atau lonjong, mempunyai satu inti dan satu kinetoplas serta tidak mempunyai flagel (cambuk halus) pada stadium amastigot. Mempunyai 3 spesies yang bersifat infektif pada manusia serta mengakibatkan sakit, yaitu Leishmania donovani , Leishmania tropica dan Leishmania braziliensis
Ketiga spesies Leishmania mempunyai morfologi yang hampir sama, tetapi berbeda dalam sifat biakan, dampak klinis, penyebaran dan vektornya. Ketiga spesies tersebut terdiri atas sejumlah strain (hasil biakan) yang berbeda dalam virulensi, tipe, lesi sifat biologi dan adaptasi pada vektor. Mempunyai 2 stadium yaitu : (1) stadium amastigot (leishmania) yang terdapat pada manusia, pada hospes reservoar (2) stadium promastigot ( leptomonas) yang terdapat pada hosper perantara (lalat Phlebotomus atau lalat Lutzomyia) dan dalam biakan NNN (Novy-Mac Nale-Nicole) PATOGENESIS, PATOLOGI DAN TEMUAN KLINIS
1. Leishmania donovani yang menyebabkan leismaniasis visce ral atau ‘kala azar’, menyebar dari tempat inokulasi untuk berkembang biak secara belah pasang di dalam sel retikulo-endotel (RE). Parasit ini memenuhi sel RE, sehingga sel tsb pecah hingga masuk ke dalam makrofag limpa, hati, dan sum-sum tulang. Oleh karena banyak sel RE yang rusak, maka tubuh berusaha membentuk selsel baru, sehingga terjadi hiperplasi dan hipertrofi RE. Akibatnya terjadi pembesaran limpa (splenomegali), pembesaran hati (hepatomegali), pembesaran kelenjar limfe (limfadenopati) dan anemia oleh karena pembentukan sel darah terdesak serta l uka yang menghitam. 2. Leishmania tropica menyebabkan leishmaniasis kutaneus (leishmania kulit), mengakibatkan suatu lesi kulit pada tempat inokulasi oleh lalat pasir, lapisan kulit yang terkena mengalami infiltrasi seluler dan proliferasi amastigot secara intraseluler serta penyebaran secara ekstraseluler, sampai infeksi menembus epidermis dan menyebabkan ulserasi (koreng) yang cukup besar dan terus berkembang serta bertambah luas akibat parasit ini secara pelahan namun secara pasti terus memakan dan menggerogoti daging penderita. 3. Leishmania braziliensis menyebabkan leismaniasis mukokutaneus atau lesimaniasis nasofaring (espundia) pada orang Amazon di Amerika Selatan, lesinya tumbuh lambat tetapi luas. Migrasi terjadi dengan cepat ke permukaan mukosa nasofaring atau palatum. Setelah berbulan-bulan sampai 20 tahun, terjadi erosi sehingga merusak septum hingga menjamur. Dalam situasi demikian, kematian dapat terjadi karena sumbatan trakea, kelaparan, atau infeksi pernafasan. TES LABORATORIUM DIAGNOSTIK
1. Spesimen : aspirasi limfonodi, darah, limpa, hati, dan sumsum tulang belakang (kala azar) serta kerokan dan biopsy dari tepi lesi (kutaneus) 2. Pemeriksaan mikroskopis : olesan dan irisan yang dicat Giemsa bisa menunjukkan amastigot, terutama dalam material dari kala azar dan di bawah tepi kulit 3. Biakan : Medium NNN adalah medium yang paling umum digunakan. Biakan agar drah kelinci difasik yaitu medium Tobie, pada sushu 26- 28⁰C adalah yang paling sesuai. 4. Serologi : tes formol-del (aldehid) dari Napier adalah tes nonspesifik yang mendeteksi kadar globulin serum yang meningkat pada kala azar IMUNITAS
Penyembuhan dari leismania kutaneus memberikan imunitas permanen dan solid, walaupun biasanya spesifik spesies atau sesifik-strain. Imunitas terhadap kala azar bisa timbul tetapi bervariasi tergantung waktu pengobatan dan kondisi pasien. PENATALAKSANAAN
Lesi tunggal bisa dibersihkan, dikuret, diobati dengan antibiotik jika mengalami infeksi sekunder, dan kemudian ditutup sampai sembuh. Untuk bentuk yang lebih besar dn tidak menyembuh, pentavalen antimony sodium glukonat (pentostam, solustibosan) merupakan obat pilihan Untuk kala azar yang resisten terhadap obat tsb, dapat menggunakan pentamidin isotionat (lomidine) yang diikuti oleh pemberian antimoni EPIDEMIOLOGI, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
Kala azar biasanya ditemukan pada Negara-negara tropis dan subtropis, penyebarannya berkaitan dengan vektor lalat pasir. Reservoarnya bisa melalui anjing peliharaan, anjing liar, hewan pengerat, juga karnivora liar Pengendalian ditujukan untuk memberantas tempat perindukan dan melindungi orang dari gigitan lalat pasir Terminologi
Virulensi : derajat tingkat patogenitas suatu bakteri untuk menimbulkan suatu penyakit Hiperplasi : jumlah sel meningkat sehingga merubah ukuran organ Hipertrofi : peningkatan volume organ atau jaringan akibat pembesaran komponen sel Inokulasi : pemindahan mikroorganisme dari sumber asal ke medium baru Infiltrasi : bocornya suatu cairran ke jaringan sehingga mengakibatkan pembengkakan Proliferasi : penggantian massa yang hilang akibat proses detoksifikasi, peradangan atau imunitas Ulserasi : luka yang sulit sembuh Aspirasi : penarikan cairan dari rongga tubuh menggunakan jarum suntik Biopsy : pengambilan jaringan tubuh Giemsa : salah satu teknik pewarnaan parasit
D.
Trypanosoma
Trypanosoma berasal dari genus hemoflagellata, terdapat dalam darah mamalia sebagai trypomastigot memanjang dan berkembang biak pada semua spesies trypanosoma yang menginfeksi manusia. Trypanosoma dinyatakan sebagai penyakit tidur di Afrika dan penyakit Chagas dari AS bagian selatan,mexico,amerika tengah serta amerika selatan.ditularkan oleh invertebrate penghisap darah.Mereka merupakan parasit dari system sirkulasi dan cairan jaringan, tetapi beberapa dapat menginfeksi sel.Anggota dari familia ini memiliki bentuk seperti daun atau kadangkadang berbentuk bulat berisi satu i nti. Mereka juga memiliki Golgi apparatus, lisosom, Retikulum Endoplasmik, Ribosom serta memiliki vesikula. Bentuk dan ukuran trypanosoma bervariasi. Bentuknya pendek seperti "puntung",infektif terhadap inang serangga dan memiliki kekuatan enzim penuh untuk metabolisme energi untuk memanjang.
- Trypanosoma cruzi merupakan spesies dari trpanosoma rangeli dari Amerika Selatan dan Tengah. Bentuknya melengkung dan seperti huruf C k etika difiksasi dan diwarnai. Mempunyai kinetosom bulat diujung dalam preparat,bentuk jaringan yang paling sering dalam otot jantung,hati dan otak. Berkembang biak membentuk koloni dari sel inang atau fogositosis parasit. T.Cruzi dan Rangeli cepat dibiakkan,waktunya sekitar 3-6 minggu) - Trypanosoma brucei-brucei yang menyebabkan nagana pada ternak dan hewan pacuan -Trypanosomiasis Amerika atau Chagas, berasal dari kutu triatoma yang menjadi sama seperti kutu kasur. Infeksinya bisa dibawa oleh tikus,tupai,atau armadillo yang bisa menyebarkan infeksi pada hewan peliharaan seperti anjing atau kucing. Penyakit chagas biasanya terjadi pada orang2 dengan ekonomi rendah. Diperkirakan 20-25 juta orang mengidap parasit ini dan banyak dari mereka yang menderita kerusakan jantung. Akibatnya harapan hidup mereka menurun tajam. - Trypanosoma Gambiense dan Trypanosoma brucei rhodesiense adalah jenis Trypanosoma yang menyebabkan penyakit tidur. Masuk melalui gigitan lalat tsetse dan berkembangbiak pada tempat inokulasi yang menyebabkan indurasi dan pembengkakan lesi primer,yang bisa berlanjut membentuk chancre Trypanosomal. Mereka menyebar ke limfonodi,aliran darah dan akhirnya ke susunan syaraf pusat ; dimana menimbulkan gejala sindroma penyakut tidur yang khas yaitu kelemahan,kesulitan makan,penurunan berat badan,ketidaksadaran dan parahnya kematian.
E. Amoeba-Amoeba Usus ME K A NIS ME V IR US D A L A M ME NG HA D A P I INTE R F E R ON
Virus memperlihatkan berbagai mekanisme-mekanisme yang berbeda-beda dalam memblokir aktivitas penghambatan interferon terhadap replikasi virus, proses tersebut penting untuk menghadapi pertahanan inang. Protein virus spesifik bisa memblokir aktivitas kunci PKR protein kinase (adenovirus, herpesvirus); bisa mengaktivasi penghambat seluler dari PKR (virus influenza, polio); bisa memblokir sinyal transduksi yang diinduksi oleh interferon (adenovirus, virus Epstein barr, virus hepatitis B); atau bisa menetralisir IFN-γ dengan bekerja sebagai reseptor interferon yang larut (myxoma virus).
AMOEBA ANTAMOEBA HISTOLYTICA
Antamoeba histolytica adalah parasit umum dalam usus besar manusia, primata tertentu lainnya, dan beberapa hewan lain. Banyak kasusu tak bergejala kecuali pada manusia atau diantara hewan-hewan yang hidup dibawa tekanan (misalnya: primate yang dirawat dikebun binatang).
MORFOLOGI DAN IDENTIFIKASI CIRI KHAS ORGANISME : Tiga tahap yang dijumpai; amoeba aktif, kista inaktif,
prekista intermedia. Trofozoit amoeba adalah satu-satunya bentuk yang ada di jaringan. Ia juga ditemukan didalam feses cair selama disentri amoeba. Ukurannya adalah 15-30 μm. Sitoplasma granuler dan bisa mengandung sel darah merah tetapi
biasanya tidak mengandung bakteri. Pengecatan hematoxilin besi atau trichrom Wheatly menunjukkan membrane nukleus dibatasi oeh granula-granula teratur dari kromatin. Kista-kista hanya terdapat di dalam lumen dan feses lembek tetapi berbentuk. Kista berukuran 10 μm- 20μm sedangkan ukuran yang lebih kecil adalah 10 – 3,5 μm. Pembelahan nukleus di dalam kista menghasilkan 4 nukleus akhir, selama waktu dimana badan khromatid dan glikogen menghilang. Feses bisa mengandung kista dengan 1-4 nukleus didalamnya tergantung pada tahup maturasin ya. BIAKAN: Tropozoit cepat dipelajari dalam biakan, baik enkistasi maupun eksistasi dapat diamati. KEBUTUHAN PERTUMBUHAN : Pertumbuhan paling kuat pada berbagai media kompleks yang kaya atau pada biakan sel dalam keadaan anaerob parsial 37 oC dan kompleks kaya Ph 7,0- dengan flora campuran atau se tidaknya satu species yang hidup bersamaan. VARIASI : Variasi dalam ukuran kista disebabkan oleh perbedaan nutrisi atau oleh keberadaan species kecil nonpathogen. Tidak ada cara yang cepat untuk membedakan mereka kecuali melalui elektroforesis isoenzim dan analisis DNA.
PATOGENESIS, PATOLOGI dan TEMUAN KLINIS Tropozoit muncul dari kista (metakista) yang termakan setelah aktivasi dari proses pengeluaran kista dalam perut dan duodenum. Metakista cepat membelah, menghasilkan 4 amebulae yang masing-masing membelah la gi untuk menghasilkan 4 trpozoit kecil. Mereka masuk ke sekum dan menghasilkan populasi tropozoit yang menempati lumen. Tropozoit berkembang biak dengan pembelahan biner. Pada mayoritas infeksi, infeksi terjadi di lumen, tropozoit berkembang biak sebagai koloni pemakan bakteri, akhirnya membentuk kista, dan keluar bersama feses. Tropozoit bisa menembus selubung muskuler dan kadang-kadang lapisan serosa. Pembesaran akan menimbulkan perubahan yang kasar pada ulkus, yang bisa menghasilkan tepi kusut yang menjuntai, infeksi bacterial sekunder dan akumulasi lekosit netrofil. Faktor-faktor yang mempengaruhi infeksi amoeba meliputi; jumlah amoeba yang termakan, kemampuan pathogen, faktor-faktor inang seperti motilitas usus dan kemampuan imun, dan keberadaan bakteri usus yang sesuai yang menambah pertumbuhan amoeba. Feses yang padat biasanya hanya mengandung kista, sementara pasien dengan penyakit aktif dan feses cair biasanya hanya mengandung tropozoit. Gejala- gejala sangat bervariasi tergantung tempat dan intesitas lesi. Pada penyakit yang tidak begitu akut, biasanya bertahap, dengan diare, kram perut, mual d an muntah serta keinginan defekasi yang mendesak. Yang lebih sering akan terjadi kram dan ketidaknyamanan yang menyeluruh, kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan. Infeksi diluar usus jarang terjadi melalui perluasan langsung di dalam usus. Bentuk selanjutnya yang paling sering adalah hepatitis amoeba atau abses hati.
AMOEBA-AMOEBA USUS LAINNYA E histolytica harus dibedakan tidak hanya dari E dispar tetapi juga dari 4 organisme mirip amoeba lainnya yang juga merupakan parasit pada usus manusia; (1) Enta-moeba coli, yang sangat sering; (2) D fragilis, satu-satunya parasit usus selain E histolytica yang dicurigai menyebabkan diare dan dispepsi; (3) Iodamoeba butschilii; dan (4) Endolimax nana.
TES LABORATORIUM DIAGNOSTIK A. SPESIMEN 1. Feses cair
2. 3. 4. 5.
Segar dan hangat untuk pemeriksaan segera untuk tropozoit. Diawetkan dalam perekat polyvinyl alchohol (PVA) atau Methiolate-iodine-formalin (MIF) perekat untuk pengiriman ke laboratorium diagnostic. Setelah pembersihan dengan garam fisiologi untuk kista dan tropozoit Feses padat untuk kista Kerokan dan biopsy dikumpulkan dari sigmoidoskopi Aspirasi abses hati dikumpulkan dari tepi abses Darah untuk tes setologi dan hitungan sel
B. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS : Jika memungkinkan, selalu memeriksa feses segar dan hangatuntuk tropozoit jika pasien bergejala dan mempunyai feses diare. Jika tidak, warnai olesan dengan pengecetan trichome. Feses dalam disentri amoeba biasanya dapat dibedakan dari disenti basiler; disentri amoeba mengandung sangat banyak debris fecal, sedikit darah dengan benang-benang mucus yang tidak melekat dan sel darah merah yang terdegeneralisasi. Pembeda dari E histolytica dengan E coli dapat dibuat olesan yang diwarnai; Tropozoit – sitoplasma ada H bening dan banyak mengandung sel darah merah. Kista – vakuola glikogen menghilang selama pembelahan yang berturut-turut. Nukleus menyerupai yang ada pada tropozoit Biakan – biakan, diagnostik dibuat dalam lapisan cairan yang menutupi basa nutrisi solid dalam keadaan anerob parsial. Serologi – pengujian serologi adalah untu amoebiasis di luar usus, bila feses seringkali negative. Pengujian serologi pada infeksi usus kurang dapat dipercaya kecuali sudah terjadi invasi jaringan yang luas.
PENATALAKSANAAN Amoebiasis asimtomatik (yang mengeluarkan kista) dapat diobati dengan Iodoquinol (Yodoxin) atau Diloxanide furoat (Furamide) atau Paromomycin (Humatin). Metrodinazol mungkin merupakan obat pilihan untuk amoebiasis simtomatik walaupun bersifat mutagenic pada bakteri. Untuk penyakit usus yang ringan sampai sedang, Metrodinazol atau tinidazol merupakan obat yang baik sekali karena memiliki toksitisitas yang rendah tetapi tidak tersedia di AS. Untuk penyakit usus yang berat diberikan resimen
seperti yang diatas. Jika penyakit menjangkit hati dan ekstraintestinal lain atau untuk amoeboma diberikan metrodinazol, tinidazol, atau dehydrometin (atau emetin)
F. Balantidium Coli Morfologi :
Balantidium Coli merupakan protozoa usus terbesar pada manusia. Protozoa Balantidium Coli hidup di dalam colon manusia , babi , kelinci , tikus , dan hewan mamalia lainnya. Balantidium Coli memiliki dua stadium yaitu - Stadium Tropozoit - Stadium Kista
Stadium Tropozoit
Berbentuk oval Bercilia Memiliki ukuran , 60 x 45 µm atau lebih besar Dinding sel dibatasi oleh barisan spiral cilia Memiliki 2 buah vakuola kontraktil Memiliki 2 nukleus atau inti yaitu Makronukleus , besar dan berbentuk seperti ginjal
dan Mikronukleus kecil dan berbentuk bulat. Dalam pergerakan , berotasi dan lambat atau mungkin cepat.
Stadium Kista
Berbentuk bulat Berdinding sel tebal dan berlapis dua Dinding sel bersilia bisa tampak dalam kista , yang berdiameter antara 40 – 70 µm Memiliki makronukleus dan mikronukleus
Patologi & Temuan Klinis
ketika kista dimakan oleh inang baru , dinding kista melebur dan trofozoit turun menuju ke kolon ( usus besar). kemudian trofozoit dimakan oleh bakteri dan berkembang biak yang menyebabkan Diare Kronis.
Diare kronis yang terus menerus dan diselingi dengan konstipasi merupakan gejala klinis yang paling sering terjadi.
Feses yang dikeluarkan bisa berdarah , menderita tenesmus dan kolik .
Dalam kasus yang ekstrim bisa terjadi amoebiasis usus yang parah dan beberapa menjadi fatal.
Tes Laboratorium Diagnostik Diagnosis infeksi balantidial , baik yang disengaja atau tidak . Tergantung pada deteksi laboratorium tropozoit yang berbentuk feses cair atau dari kista dalam bentuk feses padat.
Epidemiologi Balantidium Coli ditemukan pada manusia , terutama di daerah tropois. Infeksi terutama terjadi pada peternak babi dan pekerja rumah penyembelihan. Lingkungan yang buruk , kepadatan dalam penjara , rumah sakit jiwa , atau perkemahan juga berhubungan dengan infeksi.
G. Amoeba Yang Hidup Bebas 1. Amoeba yang hidup bebas ialah protozoa yang tinggal di tanah atau air dan tidak harus tinggal pada orang atau binatang. Amoeba yang hidup bebas Nagleria Fowleri dan Achantamoeba castellani. Amoeba tanah ini dibedakan melalui nukleus yang besar, yang berbeda; melalui keberadaan vakuola kontraktil dan mitokondria (tidak ada lada entamoeba); dan melalui kista yabg mempunyai nukleus tunggal dan tidak ada badan kromatid serta glikogen. 2. Nagleria Fowleri adalah penyebab Meningoensefalitis amoeba primer. Dan hidup di air hangat. Meningoensefalitis amoeba primer biasanya infeksi fatal pada sistem saraf pusat (otak dan saraf tulang belakang). Kasus yang banyak timbul pada anakanak yang berenang atau menyelam dalam kolam air hangat yang terkontaminasi, baik di dalam ruangan maupun liar ruangan. Amoeba Nagleria fowleri ini masuk melalui hidung dan lempeng cribiform dari ethmoid langsung masuk jaringan otak, dan mereka dengan cepat membentuk sarang amoeba yang menyebabkan kerusakan dan pendarahan terutama bagian basiler serebrum dan serebelum. 3. Achantamoeba memiliki bentuk trofozoit, tidak ada bentuk flagellatanya. Kistanya bulat, memiliki satu inti. Dindingnya dua lapis, lapisan terluarnya bergerigi dan tidak beraturan. Masuknya Achantamoeba ke dalam susunan saraf pusat dari ulkus
di kukit atau pwnwmbusan traumatik. Radang otak Granulomatus amebic adalah infeksi sistem saraf pusat yang disebabkan oleh Achantamoeba. Biasanya orang yang terkontaminasi belum tentu terinfeksi, karena terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah atau kesehatannya buruk. 4. Amebic keratitis merupakan infeksi kornea yang juga disebabkan oleh Achantamoeba. Biasanya terjadi pada orang yang menggunakan lensa kontak. Infeksi lebih mungkin terjadi jika lensa dipakai selama berenang atau jika cairan pembersih lensa yang digunakan tidak steril. Biasanya, timbul luka nyeri di kornea. Gejalanya mata kemerahan, produksi air mata berlebihan, mata menjadi sakit ketika melihat cahaya berlebihan
H. Sporozoa Darah Sporozoa merupakan satu-satunya anggota protozoa yang tidak memiliki alat gerak sehingga pergerakannya hanya mengubah-ubah posisi tubuhnya. Ciri-ciri sporozoa yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ber sel tunggal Bersifat parasite baik pada hewan maupun pada manusia Mempunyai nukleus tetapi tidak mempunyai vakuola kontraktil Tubuhnya berbentuk bulat dan oval Makanan diserap langsung dari hospesnya melalui permukaan tubuh Respirasi dan ekskresinya melalui permukaan tubuh contoh hewan yang termasuk filum sporozoa adalah toxoplasma gondi ( penyakit toksoplasmosis ), plasmodium ( penyakit malaria ).
Meskipun sporozoa tidak memiliki alat gerak namun ia mengandung organel kompleks yang membantunya menempel dan menyerang inang, banyak anggotanya yang memiliki si klus hidup yang kompleks. Oleh karena itu, kelas sporozoa disebut juga dengan apicomplexa. Berdasarkan kelasnya sporozoa memiliki sifat yang berbeda antar genus ,seperti hal nya sporozoa darah ia hidup di dalam sel darah merah contohnya plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria pada manusia dengan menimbulkan gejala demam dan anemia. Penularan nya kepada manusia dapat melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Ada 4 jenis plasmodium yaitu: 1. Plasmodium falcifarum: penyebab penyakit malaria, masa sporulasinya 1-2 X 24 Jam 2. Plasmodium vivax : penyebab penyakit malaria tertiana, masa sporulasinya 2 X 24 jam 3. Plasmodium malariae : penyebab penyakit malaria kuartana 4. Plasmodium ovale : penyebab penyakit malaria ovale
I. Sporozoa-Sporozoa Lainnya
• Isospora belli
Isospora belli, sporozoa dari usus manusia, menyebabkan coccidiosis (penyakit infeksi berat oleh protozoa cocdia) pada manusia. Banyak spesies dari sporozoa usus atau occidia terdapat pada hewan lain dan menyebabkan beberapa penyakit yang paling penting secara ekonomis pada mamalia rumah atau unggas. I belli merupakan salah satu coccidia. Isospora belli bagian dari cocdia ibelli ini berkembang biak secara seksual di usu manusia, jadi di sini manusia berperan sebagai inang definitif (tempat parasit tumbuh dewasa). Ciri-ciri ibelli adalah dia berkembang baik di daerah tropis atau subtropis, dia menempati usus halus tepatnya di lumen usus dan di buang melalui fases. Ookista keluar bersama di dalam ookista ada sporoblas, sporoblas membelah menjadi dua di dalam ookista, dua sporoblas ini akan mensekresi dinding kista yang akan menghasilkan sporosit dan sporosit ini akan membelah dua kali menghasilkan 4 sporozoit. Empat sporozoit ini menandakan ookista sudah matang menjadi sporokista, infeksi akan terjadi saat sporokista tertelan oleh manusia dan masuk ke dalam usus, nama penyakit ini isosporiasis. SARCOCYSTIS
•
Spesies Sarcocystis adalah coccidia dengan siklus hidup bifasik: tahap intestinal dalam mukosa sel usus karnovia, dan tahap jaringan berkista (seksual) dalam sel otot atau sel lain dari herbivora atau hewan mangsa laiinnya. Sarcocystis menginfeksi usus manusia setelah memakan daging sapi,domba,babi atau daging terinfeksi lain yang di masak setengah matang tapi sarcocystis inii tidak hanya di usus saja tetapi dia bisa juga ada di jantung, otot rangka,laring,dan lidah. Jadi maksud nya itu apabila daging binatang yang sudah terinfeksi oleh sarcocystis di masak setengah matang lalu di makan oleh manusia secara otomatis sarcocystis ini masuk ke dalam usus manusia. Sarcocystis ini dapat mematikan pada beberapa biinatang dan menyebabkan infeksi usus pada manusia.
J. Cryptosporidium Cryptosporidium ini menginfeksi usus pada orang-orang dengan imunosupresi (misalnya mereka dengan AIDS) dan menyebabkan diare berat yang sulit dikendalikan Morfologi dan identifikasi Parasite ini berupa bulat-bulatan intraseluler yang sangat kecil ukurannya 25µm yang ditemukan dalam jumlah banyak, tetapi sedikit di bawah membrane sel bagian luar yang melapisi lambung dan usus. Ciri morfologi : - Trofozoit matur ( schizont ) Membelah menjadi 8 merozoit, berbentuk busur, yang dilepaskan dari sel induk untuk memulai siklus baru. - Ookista
Berukuran 4-5µm dan mengandung 4 sporozoit yang mungkin terlihat. Ookista keluar melalui feses dalam jumlah yang sangat banyak. Patologi dan temuan klinis Cryptosporidium menempati brus border sel epitel mukosa saluran pencernaan terutama permukaan villi dari usus halus bagian bawah. Gambaran klinis yang menonjol dari cryptosporidiosis adalah diare, yang ringan dan sembuh dengan sendirinya pada orang normal (1-2 minggu) tetapi bias berat dan berkepanjangan pada individu yang imunnya lemah Tes laboratorium diagnostic Diagnosis tergantung pada deteksi ookista dalam sempel feses seger Penatalaksanaan Pengobatan tidak diperlukan bagi pasien dengan imunitas normal. Pada penerimaan imunosupresan bias didedikasikan penghentian imunosupresan, untuk mereka yang AIDS hanya terapi penunjang te rus-menerus yang dipakai Epidemologi dan pengendalian Cryptosporidiosis diperoleh dari hewan yang terinfeksi atau fases manusia atau dari makanan dan air yang terkontaminasi feses. Kasus-kasus ringan sering terjadi pada pekerja petani. Untuk mereka yang beresiko tinggi ( orang dengan imunosupresi dan usiia lanjut usia sangat muda ), perlu menghindari fases binatang dan perhatian yang sama pada sanitasi. Organisme ini tersebar luas dan mungkin menginfeksi proporsi yang signifikan pada populasi manusia secara asimtimatik. Dalam contoh ini, pupuk kandang dari perternakan sapi rupanya merupakan sumber kontaminasi sumber air. Kapasitas sebanyak 30 organisme untuk memulai infeksi dan kemampuan parasite untuk menyelesaikan siklus hidupnya, termasuk fase seksual, dalam inag individual yang sama membuat infeksi yang fulminant kerap kali terlihat pada individu dengan imunosupresi
K. Toxoplasma Gondii (toksoplasmosis)
Suatu protozoa menginfeksi semua spesies vertebrata ( yang bertulang belakang ) Inang definifnya kucing Manusia bisa terinfeksi dengan tidak sengaja tertelan ookista dengan memakan daging mentah/setengah matang / melalui transfusi darah
Patologi & kepentingan klinis 2 macam trofozoit toxoplasma Takizoit ( “taki”=cepat= yang tumbuh cepat) Langsung merusak sel, terutama sel parenkima dan retikuloendotelial Bradizoit (“bradi”= lambat= yang tumbuh lambat) Yang dikeluarkan dari kista Jaringan m enyebabkan peradangan lokal dengan sumbatan pembuluh darah dan nekrosis