LAPORAN KASUS KONJUNGTIVITIS VIRUS
Disusun oleh: FAWAID AKBAR I1111202
K!PANIT!RAAN KLINIK KLIN IK IL"U I L"U K!S!#AT K !S!#ATAN AN "ATA "ATA FAKULTAS K!DOKT!RAN UNIV!RSITA UNIV!RSI TAS S TANJUNGPURA PONTIANAK 201$
1
BAB I P!NDA#ULUAN
A% L&'& L&'&(( B Bel el&) &)&n &n* *
Di tubuh manusia, organ yang paling sering dan paling terpapar oleh oleh ling lingku kung ngan an sekita sekitarr selai selain n orga organ n kuli kulit, t, iala ialah h mata mata.. Walau mata mata dilindungi oleh selaput konjungtiva dan dapat ditutup oleh dua kelopak mata mata,, namu namun n mata mata teta tetap p haru haruss dala dalam m kead keadaa aan n terb terbuk ukaa jika jika ingi ingin n mendapatkan hasil penglihatan yang baik. Oleh karena itu sangat mungkin bila mata sering terkena infeki maupun iritasi yang akhirnya dapat melukai dan mengganggu fungsi penglihatannya. 1 Mata memilki segenap bagian-bagiannya, mulai dari media refraksi cahaya cahaya,, media media pengge penggerakn raknya, ya, dan juga juga persya persyarafa rafanny nnya. a. nfeks nfeksii dapat dapat mengenai tiap bagian dari mata itu sendiri, termasuk selaput luar mata yaitu konjungtiva karena posisinya yang berkontak langsung dengan dunia luar. !onjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata "konjungtiva palpebra# dan permuka permukaan an anteri anterior or sklera sklera "konju "konjungt ngtiva iva bulbari bulbaris#. s#. !onjun !onjungti gtiva va bersambungan dengan kulit pada tepi kelopak
mata "persambungan
mukokutan# dan dengan epitel kornea di limbus. !onjungtiva mengandung kelejar musin yang dihasilkan oleh sel $oblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea.1,% !arena lokasinya, konjungtiva terpapar terhadap mikroorganisme dan dan fakt faktor or ling lingku kung ngan an lain lain yang yang meng mengan angg ggu. u. &ir mata mata meru merupa paka kan n mekani mekanisme sme perlin perlindun dungan gan permuk permukaan aan mata mata yang yang pentin penting. g. 'ada 'ada film air mata, komponen akueosa mengencerkan materi infeksi, mukus menangkap debris, dan aktivitas pompa dari p(alpebra secara tetap membilas air mata ke duktus air mata.&ir mata mengandung substansi antimikroba, termasuk li)osim dan antibody "g$ dan g.&gen infeksi tertentu dapat melekat
2
dan mengala mengalahka hkan n mekani mekanisme sme pertah pertahana anan n normal normal dan memicu memicu reaksi reaksi peradangan sehingga timbul gejala klinis konjungtivitis. konjungtivitis. 1,%,* nsidensi nsidensi konjungti konjungtivitis vitis di ndonesia ndonesia berkisar antara %-+,. Data perkiraan jumlah penderita penyakit mata di ndonesia 1 dari seluruh golongan umur umur penduduk pertahun pertahun dan pernah menderita konjungtivitis. Data Data lain lain menun enunju jukk kkan an
bah bah/a dari dari 1 peny penyak akit it mata ata utama tama,,
konjungtivitis menduduki tempat kedua "0,+# setelah kelainan refraksi "%,*#. !onjungtivitis dibedakan bentuk akut dan kronis. !onjungtivitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, klamidia, alergi atau imunologik, jamur, parasit, kimia atau iritatif, etiologi yang tidak diketahui, bersama penyakit sistemik. !onjungti !onjungtivitis vitis virus adalah penyakit mata yang umum ditemukan ditemukan baik di ndonesia maupun di seluruh dunia.!arena begitu umum dan banyak kasus yang tidak diba/a ke perhatian medis, statistik yang akurat a kurat pada frekuensi penyakit tidak tersedia.'ada penelitian di 'hiladelphia, % dari kasus konjungtivitis penyebabnya adalah virus. 2edangkan di &sia 3imur, adenovirus dapat diisolasi dari 01,% kasus yang didiagnosa epidemic keratoconjunctivitis. nfeksi virus sering terjadi pada epidemi dalam keluarga, sekolah, kantor, dan organisasi militer.* .
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A% An&'o An&'o+i +i Kon, Kon,un* un*'i'i-& &
!onj !onjun ungt gtiv ivaa
meru merupa paka kan n
memb membra ran n
muko mukosa sa
tipi tipiss
yang ang
memb membat atas asii
permukaan dalam dari kelopak mata dan melipat ke belakang membungkus
3
permukaan depan dari bola mata, kecuali bagian jernih di tengah-tengah mata "kornea#. Membran ini berisi banyak pembuluh darah dan berubah merah saat terjadi inflamasi. !onjungtiva terdiri dari tiga bagian4 1
Kon,un*'i-& .&l.e/(&lis Menutupi permukaan posterior dari palpebra dan dapat dibagi menjadi
marginal, tarsal, dan orbital konjungtiva.* a Marginal konjungtiva memanjang dari tepi kelopak mata sampai sekitar %mm di belakang kelopak mata menuju lengkung dangkal, sulkus subtarsalis. 2esungguhnya merupakan )ona transisi antara kulit b
dan konjungtiva sesungguhnya. 3arsal konjungtiva bersifat tipis, transparan, dan sangat vaskuler. Menempel ketat pada seluruh tarsal plate pada kelopak mata atas. 'ada kelopak mata ba/ah, hanya menempel setengah lebar tarsus.
2
!elenjar tarsal terlihat le/at struktur ini sebagai garis kuning. c Orbital konjungtiva berada diantara tarsal plate dan forniks. Kon,un*'i-& /ul/&(is Menutupi sebagian permukaan anterior bola mata. 3erpisah dari sklera anterior oleh jaringan episklera dan kapsula 3enon. 3epian sepanjang *mm dari konjungtiva bulbar disekitar kornea disebut dengan konjungtiva limbal. 'ada area limbus, konjungtiva, kapsula 3enon, dan jaringan episklera bergabung menjadi jaringan padat yang terikat secara kuat pada pertemuan korneosklera di ba/ahnya. 'ada limbus, epitel konjungtiva menjadi berlanjut seperti yang ada pada kornea. * !onjungtiva bulbar sangat tipis. !onjungtiva bulbar juga bersifat dapat digerakkan, mudah melipat ke belakang dan ke depan.'embuluh darahdengan mudah dapat dilihat di ba/ahnya.Di dalam konjungtiva bulbar terdapat sel goblet yang mensekresi musin, suatu komponen penting lapisan air mata pre-kornea yang memproteksi dan memberi nutrisi bagi kornea.
Fo(ni)s 5agian transisi yang membentuk hubungan antara bagian posterior
palpebra dan bola mata. 6orniks konjungtiva berganbung dengan
4
konjungtiva bulbar dan konjungtiva palpebra. Dapat dibagi menjasi forniks superior, inferior, lateral, dan medial forniks. *
$ambar 1. 2truktur anatomi dari conjungtiva
B% #is'olo*is Kon,un*'i-& A% L&.is&n e.i'el )on,un*'i-& 3erdiri dari4 a. Marginal konjungtiva mempunyai epitel tipe stratified skuamous
lapis . b. 3arsal konjungtiva mempunyai % lapis epitelium4 lapisan superfisial dari sel silindris dan lapisan dalam dari sel pipih.
5
c. 6orniks dan bulbar konjungtiva mempunyai * lais epitelium4 lapisan superfisial sel silindris, lapisan tengan polihedral sel dan lapisan dalam sel kuboid. % 7imbal konjungtiva sekali lagi mempunyai banyak lapisan "- lapis# epitelium stratified skuamous. B% S'(o+& )on,un*'i-& Dibagi menjadi satu lapisan adenoid "superficial# dan satu lapisan fibrosa "profundus#. a. 7apisan adenoid disebut dengan lapisan limfoid dan terdiri dari jaringan ikat retikulum yang terkait satu sama lain dan terdapat limfosit diantaranya. 7apisan ini paling berkembang di forniks. 3idak terdapat mulai dari lahir tetapu berkembang setelah *-( bulan pertama kehidupan. 8ntuk alasan ini, inflamasi konjungtiva pada bayi baru lahir tidak memperlihatkan reaksi folikuler.* /% 7apisan fibrosa3erdiri dari jaringan fiber elastik dan kolagen. 7ebih tebal daripada lapisan adenoid, kecuali di regio konjungtiva tarsal dimana pada tempat tersebut struktur ini sangat tipis. 7apisan ini mengandung pembuluh darah dan saraf konjungtiva. 5ergabung dengan kapsula tenon pada regio konjungtiva bulbar.* !onjungtiva mempunyai dua macam kelenjar, yaitu4 1
Kelen,&( se)(e'o(i +usin% Mereka adalah sel goblet"kelenjar uniseluler yang terletak di dalam
epitelium#, kripta dari 9enle"ada pada tarsal konjungtiva# dan kelenjar Man)"pada konjungtiva limbal#. !elenjar-kelenjar ini menseksresi mukus %
yang mana penting untuk membasahi kornea dan konjungtiva. * Kelen,&( l&)(i+&lis &)seso(ius, mereka adalah4* a !elenjar dari !rause"terletak pada jaringan ikat konjungtiva di forniks, sekitar (%mm pada forniks atas dan :mm di forniks ba/ah#. b
Dan !elenjar dari Wolfring"terletak sepanjang batas atas tarsus superios dan sepanjang batas ba/ah dari inferior tarsus#. !onjungtiva palpebra dan forniks disuplai oleh cabang dari arcade
arteri periferal dan merginal kelopak mata. !onjungtiva bulbar disuplai
6
oleh dua set pembuluh darah4 arteri konjungtiva posterior yang merupakan cabang dari arcade arteri kelopak mata; dan arteri konjungtiva naterior yang merupakan cabang dari arteri siliaris anterior.
% De3inisi &n !'iolo*i Kon,un*'i-i'is Vi(us%
!onjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva. stilah ini mengacu pada peradangan yang tidak spesifik dengan penyebab yang beragam. =irus merupakan agen infeksi yang umum ditemukan selain konjungtivitis bakterial, alergi, dan lan-lain.( 5erbagai jenis virus diketahui dapat
menjadi
agen penyebab
konjungtivitis. &denoviral merupakan etiologi tersering dari konjungtivitis virus. 5eberapa subtipe dari konjungtivitis adenovirus antara lain demam faringokonjungtiva serta keratokonjungtivitis epidemika. nfeksi mata primer oleh karena herpes simple> sering ditemukan pada anak-anak dan biasanya
menimbulkan
konjungtivitis
folikuler.nfeksi
ini
umumnya
disebabkan oleh 92= tipe /alaupun 92= tipe dapat pula menyebabkan konjungtivitis terutama pada neonatus. 'enyebab lain yang lebih jarang antara lain infeksi virus varicella-)oster "=?=#, pikornavirus "enterovirus +, co>sakie &%(#, po>virus "molluskum kontagiosum, vaccinia#, serta Human Immunodeficiency Virus "9=#. nfeksi oleh pikornavirus menyebabkan konjungtivitis hemoragika akut yang secara klinis mirip dengan infeksi oleh adenovirus namun lebih parah dan hemoragik.Molluscum kontagiosum dapat menyebabkan konjungtivitis kronis yang terjadi akibat shedding partikel virus dari lesi kedalam sakus konjungtiva.nfeksi oleh virus =accinia saat ini sudah jarang ditemukan seiring dengan menurunnya insiden infeksi smallpo>.nfeksi 9= pada pasien &D2 pada umumnya menyebabkan abnormalitas pada segmen posterior, namun infeksi pada segmen anterior juga pernah dilaporkan. !onjungtivitis yang terjadi pada pasien &D2 cenderung lebih berat dan lama daripada individu lain yang immunokompeten. !onjungtivitis juga
7
kadang dapat ditemukan pada periode terinfeksi virus sistemik seperti virus influen)a, @pstein-5arr virus, paramy>ovirus "measles, mumps, Ae/castle# atau Bubella.1,( D% P&'o3isiolo*i
!onjungtiva
merupakan
jaringan ikat longgar
yang
menutupi
permukaan mata "konjungtiva bulbi#, kemudian melipat untuk membentuk bagian dalam palpebra "konjungtiva palpebra#.!onjungtiva melekat erat dengan sklera pada bagian limbus, dimana konjungtiva berhubungan dengan kornea.$landula lakrima aksesori "!raus dan Wolfring# serta sel $oblet yang terdapat pada konjungtiva bertanggung ja/ab untuk mempertahankan lubrikasi mata. 2eperti halnya membrane mukosa lain, agen infeksi dapat melekat dan mengalahkan mekanisme pertahanan normal dan menimbulkan gejala kinis seperti mata merah, iritasi serta fotofobia. 'ada umumnya konjungtivitis merupakan proses yang dapat sembuh dengan sendirinya, namun pada beberapa kasus dapat menimbulkan infeksi dan komplikasi yang berat tergantung daya tahan tubuh dan virulensi virus tersebut. (
!% Ge,&l& &n T&n& Klinis
$ejala konjungtivitis berbagai etiologi secara umum dapat berupa hiperemis, epifora, injeksi dan lain sebagainya. * 1% #i.e(e+i& Mata yang memerah adalah tanda tipikal dari konjungtivitis.
njeksi konjungtival diakibatkan karena meningkatnya pengisian pembuluh darah konjungtival, yang muncul sebagian besar di fornik dan menghilang dalam perjalanannya menuju ke limbus. 9iperemia tampak
pada
semua
bentuk
konjungtivitis.
3etapi,
penampakanCvisibilitas dari pembuluh darah yang hiperemia, lokasi mereka, dan ukurannya merupakan kriteria penting untuk diferensial diagnosa. 2eseorang juga dapat membedakan konjungtivitis dari kelainan lain seperti skleritis atau keratitis berdasar pada injeksinya. 3ipe-tipe injeksi dibedakan menjadi4
8
a. njeksi konjungtiva"merah terang, pembuluh darah yang distended bergerak
bersama
dengan
konjungtiva,
semakin
menurun
jumlahnya saat menuju ke arah limbus#. b. njeksi perikornea "pembuluh darah superfisial, sirkuler atau cirkumcribed pada tepi limbus#. c. njeksi siliar "tidak terlihat dengan jelas, pembuluh darah ber/arna terang dan tidak bergerak pada episklera di dekat limbus#. d. njeksi komposit "sering#. Dilatasi perilimbal atau siliar menandakan inflamasi dari kornea atau struktus yang lebih dalam. Warna yang benar-benar merah menandakan konjungtivitis bakterial, dan penampakan merah susu menandakan konjungtivitis alergik. 9iperemia tanpa infiltrasi selular menandakan iritasi dari sebab fisik, seperti angin, matahari, asap, dan sebagainya, tetapi mungkin juda didapatkan pada penyakit terkait dengan instabilitas vaskuler"contoh, acne rosacea#.
$ambar %. bentuk-bentuk injeksi pada konjungtiva 2% Dis4h&(*e 5 se)(e' 6 5erasal dari eksudasi sel-sel radang. !ualitas dan sifat alamiah
eksudat"mukoid, purulen, berair, ropy, atau berdarah# tergantung dari etiologinya.
9
% he+osis 5 ee+& 4on,un4'i-& 6 &danya Chemosis mengarahkan
kita
secara
kuat
pada
konjungtivitis alergik akut tetapi dapat juga muncul pada konjungtivitis gonokokkal akut atau konjungtivitis meningokokkal, dan terutama pada konjungtivitis adenoviral. Chemosis dari konjungtiva bulbar dapat dilihat pada pasien dengan trikinosis. Meskipun jarang, chemosis mungkin timbul sebelum adanya infiltrasi atau eksudasi seluler gross.
$ambar *. !emosis pada mata 7% !.i3o(& 5.en*elu&(&n /e(le/ih &i( +&'&6% 7akrimasi yang tidak normal"illacrimation# harus dapat dibedakan
dari eksudasi. 7akrimasi biasanya mencerminkan lakrimasi sebagai reaksi dari badan asing pada konjungtiva atau kornea atau merupakan iritasi toksik. uga dapat berasal dari sensasi terbakar atau garukan atau juga dari gatal. 3ransudasi ringan juga ditemui dari pembuluh darah yang hiperemia dan menambah aktifitas pengeluaran air mata. umlah pengeluaran air mata yang tidak normal dan disertai dengan sekresi mukus menandakan keratokonjungtivitis sika. 8% Pseuo.'osis !elopak mata atas seperti akan menutup, disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel radang pada palpebra superior maupun karena edema pada palpebra superior. $% #i.e('(o3i 3oli)el 3erdiri dari hiperplasia limfoid lokal dengan lapisan limfoid dari konjungtiva dan biasanya mengandung germinal center. 2ecara klinis, folikel dapat dikenali sebagai struktur bulat, avaskuler putih atau abu-
10
abu. 'ada pemeriksaan menggunakan slit lamp, pembuluh darah kecil dapat naik pada tepi folikel dan mengitarinya.3erlihat paling banyak pada kasus konjungtivitis viral dan pada semua kasus konjungtivitis klamidial kecuali konjungtivitis inklusi neonatal, pada beberapa kasus konjungtivitis parasit, dan pada beberapa kasus konjungtivitis toksik diinduksi oleh medikasi topikal seperti ido>uridine, dipiverin, dan miotik. 6olikel pada forniks inferior dan pada batas tarsal mempunyai nilai diagnostik yang terbatas, tetapi ketika diketemukan terletak pada tarsus"terutama tarsus superior#, harus dicurigai adanya konjungtivitis klamidial, viral, atau toksik "mengikuti medikasi topikal#.
$ambar (. gambaran klinis dari folikel 9% #i.e('(o3i .&.ile( &dalah reaksi konjungtiva non spesifik yang muncul karena
konjungtiva terikat pada tarsus atau limbus di dasarnya oleh fibril. !etika pembuluh darah yang membentuk substansi dari papilla"bersama dengan elemen selular dan eksudat# mencapai membran basement epitel, pembuluh darah tersebut akan bercabang menutupi papila seperti kerangka dari sebuah payung. @ksudat inflamasi akan terakumulasi diantara fibril, membentuk konjungtiva seperti sebuah gundukan. 'ada kelainan yang menyebabkan nekrosis"contoh,trakoma#, eksudat dapat digantikan oleh jaringan granulasi atau jaringan ikat.!etika papila berukuran kecil, konjungtiva biasanya mempunyai penampilan yang halus dan merah normal. !onjungtiva dengan papila ber/arna merah
11
sekali menandakan kelainan disebabkan bakteri atau klamidia"contoh, konjungtiva tarsal yang ber/arna merah sekali merupakan karakteristik dari trakoma akut#. njeksi yang ditandai pada tarsus superior, menandakan keratokunjungtivitis vernal dan konjungtivitis giant papillary dengan sensitivitas terhadap lensa kontak; pada tarsal inferior, gejala tersebut menandakan keratokonjungtivitis atopik. 'apila yang berukuran besar juga dapat muncul pada limbus, terutama pada area yang secara normal dapat terekspos ketika mata sedang terbuka"antara jam % dan ( serta antara jam : dan 1#. Di situ gejala nampak sebagai gundukan gelatin yang dapat mencapai kornea. 'apila limbal adalah tanda
khas
dari keratokonjungtivitis
vernal
tapi langka
pada
keratokonjungtivitis atopik.
$ambar . gambaran klinis hipertrofi papiler
% "e+/(&n &n .seuo+e+/(&n Merupakan reaksi konjungtiva
terhadap infeksi
berat
atau
konjungtivitis toksis. 3erjadi oleh karena proses koagulasi kumanCbahan toksik. 5entukan ini terbentuk dari jaringan epitelial yang nekrotik dan kedua-duanya dapat diangkat dengan mudah baik yang tanpa perdarahan"pseudomembran# karena hanya merupakan koagulum pada
12
permukaan
epital
atau
yang
meninggalkan
permukaan
dengan
perdarahan saat diangkat"membran# karena merupakan koagulum yang melibatkan seluruh epitel.
%
Ph;l4'enules Menggambarkan manifestasi lokal pada limbus karena alergi
terhadap to>in yang dihasilkan mikroorganisme. Phlyctenules dari konjungtiva pada mulanya terdiri dari perivaskulitis dengan pengikatan limfositik pada pembuluh darah. !etika berkembang menjadi ulserasi dari 10%
konjungtiva,
dasar
ulkus
mempunyai
banyak
leukosit
polimorfonuklear. Fo(+&si .&nnus 'ertumbuhan konjungtiva atau pembuluh darah diantara lapisan 5o/man dan epitel kornea atau pada stroma yang lebih dalam. @dema stroma, yang mana menyebabkan pembengkakan dan memisahkan lamela kolagen, memfasilitasi terjadinya invasi pembuluh darah.
$ambar .'annus tampak pada mata pasien konjungtivitis 11% G(&nulo+& &dalah nodus stroma konjungtiva yang meradang dengan area
bulat merah dan terdapat injeksi vaskular. 3anda ini dapat muncul pada kelainan sistemik seperti tuberkulosis atau sarkoidosis atau mungkin faktor eksogen seperti granuloma jahitan postoperasi atau granuloma
13
benda asing lainnya. $ranuloma muncul bersamaan dengan bengkaknya nodus limfatikus preaurikular dan submandibular pada kelainan seperti sindroma okuloglandular 'arinaud.
$ambar +. $ranuloma konjungtiva disertai dengan folikel pada sindroma okuloglandular 'arinaud.
12% Nous li+3&'i)us ;&n* +e+/en*)&) 2istem limfatik dari regio mata berjalan menuju nodus limfatikus
di preaurikular dan submandibular. Aodus limfatikus yangmembengkak mempunyai arti penting dan seringkali dihadapi sebagai tanda diagnostik dari konjungtivitis viral. G&+/&( % Li+3onoi .(e&u(i)ul&( &n su/+&ni/ul&(
14
!onjungtivitis folikuler virus akut dapat muncul sebagai gejala yang ringan dan sembuh sendiri hingga gejala berat yang menimbulkan kecacatan. 1% De+&+ 3&(in*o)on,un*'i-&l 3ipe ini biasanya disebabkan oleh adenovirus tipe * dan kadangkadang tipe ( dan +. Demam faringokonjungtival ditandai oleh demam *:,* -( <, sakit tenggorokan, dan konjungtivitis pada satu atau dua mata. 6olikel sering mencolok pada kedua konjungtiva, dan pada mukosa faring. 'enyakit ini dapat terjadi bilateral atau unilateral. Mata merah dan berair mata sering terjadi, dapat disertai keratitis superficial sementara ataupun
sedikit
kekeruhan
di
daerah
subepitel.
7imfadenopati
preaurikuler yang muncul tidak disertai nyeri tekan. 2indrom yang ditemukan pada pasien mungkin tidak lengkap, hanya terdiri atas satu atau dua gejala utama "demam, faringitis, dan konjungtivitis#. 1,% 2% Ke(&'o)on,un*'i-i'is e.ie+i)&: !eratokonjungtivitis epidemika disebabkan oleh adenovirus subgroup D tipe :, 10, %0, dan *+.!onjungtivitis yang timbul umumnya bilateral. &/itan sering pada satu mata kemudian menyebar ke mata yang lain. Mata pertama biasanya lebih parah.$ejala a/al berupa nyeri sedang dan berair mata, diikuti dalam -1( hari kemudian dengan fotofobia, keratitis epitel, dan kekeruhan subepitel bulat. 6ase akut ditandai dengan edema palpebra, kemosis, dan hiperemia konjungtiva. Dalam %( jam sering muncul folikel dan perdarahan konjungtiva. !adang-kadang dapat terbentuk
pseudomembran
meninggalkan
parut
datar
ataupun ataupun
membran
sejati
symblepharon.
yang
dapat
!onjungtivitis
berlangsung selama *-( minggu. !ekeruhan epitel terjadi di pusat kornea, menetap berbulan-bulan namun menyembuh tanpa disertai parut.1,% % Kon,un*'i-i'is -i(us he(.es si+.le)s 5#SV6 !onjungtivitis 92= umumnya terjadi
ada
anak-anak
dan
merupakan keadaan luar biasa yang ditandai pelebaran pembuluh darah unilateral, iritasi, disertai sekret mukoid, dan fotofobia. !onjungtivitis
15
dapat muncul sebagai infeksi primer 92= atau pada episode kambuh herpes mata.2ering disertai keratitis herpes simpleks, dengan kornea menampakkan lesi-lesi eptelial tersendiri yang umumnya menyatu membentuk satu ulkus atau ulkus epithelial yang bercabang banyak "dendritik#. !onjungtivitis yang terjadi mumnya folikuler namun dapat juga pseudomembranosa.=esikel herpes kadang-kadang muncul di palpebra dan tepian palebra, disertai edema berat pada palpebra. Aodus preaurikuler
yang nyeri
tekan
adalah
gejala
yang
khas untuk
konjungtivitis 92=.1,% 7% Kon,un*'i-i'is he+o(&*i)& &)u' !onjungtivitis hemoragika akut disebabkan oleh enterovirus tipe + dan kadang-kadang oleh virus co>sakie tpe &%(.Eang khas pada konjungtivitis tipe ini adalah masa inkubasi yang pendek "sekitar :-(: jam# dan berlangsung singkat "-+ hari#.$ejala dan tandanya adalah rasa sakit, fotofobia, sensasi benda asing, banyak mengeluarkan air mata, edema palpebra, dan perdarahan subkonjungtiva. !adang-kadang dapat timbul kemosis. 'erdarahan subkonjungtiva yang terjadi umumnya difus, namun dapat dia/ali oleh bintik-bintik perdarahan.'erdarahan bera/al dari konjungtiva bulbi superior menyebar ke ba/ah.'ada sebagian besar kasus, didapatkan limfadenopati preaurikular, folikel konjungtiva, dan keratitis epithelia.'ada beberapa kasus dapat terjadi uveitis anterior dengan gejala demam, malaise, dan mialgia. 3ransmisi terjadi melalui kontak erat dari orang ke orang melalui media sprei, alat-alat optic yang terkontaminasi, dan air.1,% !onjungtivitis virus menahun meliputi4 1% Ble3&(o)on,un*'i-i'is "ullos)u+ Kon'&*iosu+ Molluscum kontagiosum ditandai dengan adanya reaksi radang
dengan infiltrasi mononuclear dengan lesi berbentuk bulat, berombak, ber/arna putih-mutiara, dengan daerah pusat yang non radang. Aodul molluscum pada tepian atau kulit palpebra dan alis mata dapat
16
menimbulkan konjungtivitis folikuler menahun unilateral, keratitis superior, dan pannus superior, dan mungkin menyerupai trachoma. 1 2% Ble3&(o)on,un*'i-i'is -&(i4ell&<=os'e( 5lefarokonjungtivitis varicella-)oster ditandai dengan hiperemia dan konjungtivitis infiltratif yang disertai erupsi vesikuler sepanjang penyebaran
dermatom
nervus
trigeminus
cabang
oftalmika.
!onjungtivitis yang terjadi umumnya bersifat papiler, namun dapat pula membentuk folikel, pseudomembran, dan vesikel temporer yang kemudian berulserasi. 'ada a/al perjalanan penyakit dapat ditemukan pembesaran kelenjar preaurikula yang nyeri tekan. 2elanjutnya dapat terbentuk parut palpebra, entropion, dan bulu mata salah arah. 7esi palpebra dari varicella dapat terbentuk di bagian tepi ataupun di dalam palpebra sendiri dan seringkali meninggalkan parut.2ering timbul konjungtivitis eksudatif ringan, tetapi lesi konjungtiva yang jelas "kecuali pada limbus# sangat jarang terjadi. 7esi di limbus menyerupai phlyctenula dan dapat melalui tahap-tahap vesikel, papula, dan ulkus. !ornea di dekatnya mengalami infiltrasi dan bertambah pembuluh darahnya.1 % Ke(&'o)on,un*'i-i'is +o(/ili% @nantema khas morbili seringkali mandahului erupsi kulit.'ada tahap a/al konjungtiva nampak seperti kaca yang aneh, yang dalam beberapa hari diikuti pembengkakan lipatan semilunar "tanda Meyer#. 5eberapa hari sebelum erupsi kulit timbul konjungtivitis eksudatif dengan sekret mukopurulen. 5ersamaaan dengan munculnya erupsi kulit akan timbul bercak-bercak koplik pada konjungtiva dan kadang-kadang pada carunculus. !eratitis epithelial dapat terjadi pada anak-anak dan orang tua.1 F%
Di&*nosis &n Di&*nosis B&nin* &namnesis yang teliti mengenai keluhan pasien dan ri/ayat
terdahulu sangat penting dalam menegakkan diagnosis konjungtivitis virus. 'ada penyakit ini, pasien akan mengeluhkan gejala-gala yang berkaitan dengan proses infeksi "bengkak, merah#. 'asien juga dapat
17
mengeluhkan mata berair dan gatal. !eluhan mata merah biasanya menetap dan tidak bertambah merah setelahnya. Dari pemeriksaan fisik bisa terdapat ri/ayat demam. 'ada mata dapat ditemukan injeksi konjungtiva, palpebra hiperemis, sekret serous terutama di daerah forniks, dan dapat dijumpai folikel. 2ebagian dari pasien akan mengalami pembengkakan di daerah kelenjar getah bening di bagian depan telinga "preaurikula#. 2istem limfatik dari regio mata berjalan menuju nodus limfatikus di preaurikular dan submandibular. Aodus limfatikus yang membengkak mempunyai arti penting dan seringkali dihadapi sebagai tanda diagnostik dari konjungtivitis viral. 1,% Dokter
bisa
menggunakan
biomicroscopic
slit
lamp untuk
melakukan pemeriksaan bagian depan mata. !adang-kadang, pasien mengalami pseudo-membrane pada jaringan di bagian ba/ah kelopak mata pada konjungtiva.% 'emeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk konjungtivitis viral adalah kultur dengan pemeriksaan sitologi konjungtiva yang dilakukan pada infeksi yang menahun dan sering mengalami kekambuhan, pada reaksi konjungtiva yang atipikal, serta terjadi kegagalan respon terhadap pengobatan yang diberikan sebelumnya. 'engecatan giemsa juga dapat dilakukan.'ada konjungtivitis virus ditemukan sel mononuklear dan limfosit.nokulasi merupakan teknik pemeriksaan dengan memaparkan organism penyebab kepada tubuh manusia untuk memproduksi kekebalan terhadap penyakit itu. Deteksi terhadap antigen virus dan klamidia dapat dipertimbangkan.'olymerase chain reaction "'
tanda
klinis
maupun laboratorium.
=irus
penyebab demam
faringokonjungtiva ini dapat dibiakkan dalam sel 9e7a dan di identifikasi dengan uji netralisasi. Dengan berkembangnya penyakit
18
virus ini dapat di diagnosis secara serologis melalui peningkatan titer antibodi penetral virus. Aamun, diagnosis klinis merupakan diagnosis yang paling mudah dan praktis. 'ada kerokan konjungtiva didapatkan sel mononuklear dan tidak ada bakteri yang tumbuh pada biakan. b. !eratokonjuntivitis epidemika =irus ini dapat diisolasi dalam biakan sel dan dapat diidentifikasi
dengan
uji
netralisasi.
!erokan
konjungtiva
menampakkan reaksi radang mononuklear primer. 5ila terbentuk pseudomembran, juga tampak neutrofil yang banyak. c. !onjungtivitis herpetik 'ada konjungtivitis virus herpes simplek, konjungtivitisnya
folikuler, reaksi
radangnya terutama
jika akibat
kemotaksis nekrosis. nklusi intranuklear "karena adanya marginasi kromatin# tampak dalam sel-sel konjungtiva dan kornea dengan fiksasi 5ouin dan pilasan papanicolaou, tetapi tidak tampak dalam pulasan giemsa. 3emuan sel-sel epitel raksasa multinukleus memiliki nilai diagnostik. 'ada konjungtivitis =arisella- Zooster , diagnosis biasanya ditegakkan dengan ditemukan sel raksasa pada pe/arnaan giemsa, kultur virus, dan sel inklusi intranuklear. d. !onjungtivitis New castle Dari konjungtivitis ini adalah dari anamnesis dan juga gambaran klinisnya. e. !onjungtivitis hemoragik epidemik akut Diagnosis utama adalah dari gambaran klinisnya. 2% Kon,un*'i-i'is Vi(&l K(onis
a. 5lefarokonjungtivitis Molluscum Contagiosum 5ioposi
menunjukkan
inklusi
sitoplasma
iosinofilik
yang
memenuhi sitoplasma sel yang rusak, mendesak inti ke satu sisi. b. 5lefarokonjungtivitis varicella ooster 'ada ooster maupun varicella, kerokan dari vesikel palpebranya mengandung sel raksasa dan banyak leukosit polimorfonuklear,
19
kerokan dari konjungtiva pada varicella dan dari vesikel konjungtiva pada ooster dapat mengandung sel raksasa dan monosit c. 5lefarokonjungtivitis campak !erokan konjungtiva menunjukkan rekasi sel mononuclear, kecuali jika ada pseudomembran atau infeksi sekunder. 2ediaan terpulas giemsa menampilkan sel-sel raksasa 2ementara itu konjungtivitis virus harus dibedakan dengan konjungtivitis yang lain dan penyakit mata merah lainnya terkait dengan penatalaksanaannya. subyektif dan obyektif
2ecara klinis bedasarkan keluhan
perbedaan konjungtivitis virus dengan
konjungtivitis yang lain serta diagnosis mata merah dapat dilihat pada tabel diba/ah ini.
T&/el 1% Diagnosis 5anding 'enyakit Mata Merah 5erdasarkan !eluhan
2ubjektif dan Obyektif.% &dapun diagnosis differensial konjungtivitis =irus ini antara lain4 ,,+ , - !onjungtivitis 5akteri - !onjungtivitis &lergi - !onjungtivitis !lamidial - !eratitis - 8veitis - @piskleritis - 2kleritis - 5lefaritis - $laukoma. 5erikut algoritma yang dapat dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis dengan keluhan mata merah, termasuk konjungtivitis virus4 Al*o(i'+& i3e(ensi&l i&*nosis un'u) +eni&*nosis .en;&)i' o.'&l+i) en*&n )eluh&n +&'& +e(&h
20
21
T&/el 1 %Differensial Diagnosis Mata Merah dengan =isus Aormal ataupun 3urun + Ge,&l& In,e)sio Ko(ne& Ke)e(uh&n )o(ne& Fo'o3o/i& #&lo T&,&+ Pen*lih&'&n Se)(e' R&s& n;e(i G&'&l Fle( Bili) +&'& e.&n Te)&n&n in'(&o)ule( Pu.il V&s)ul&(is&si Pen*o/&'&n
Kon,un*'i-i'is
Ke(&'i'is > Ul)us Ko(ne& 2iliar 6luoresein FCFFF
U-ei'is 5I(i'is6 A)u' 2iliar 'resipitat -
Gl&u)o+& A)u'
- C Bingan Aormal, atau suram ringan karena sekret F FC Aormal
FFF Menurun
FFF Menurun
F FF Menurun
FF FCAormal
FF FF Aormal
FFCFFF FCDangkal
Aormal
Aormal
Bendah
3inggi
Aormal a.konjungtiva posterior &ntibiotikCantivira l
AormalCMiosis 2iliar
Miosis ireguler 'leksus siliar
Midriasis nonreaktif @piskleral
&ntibiotik, sikloplegik
2teroid, sikloplegik
F Miotika diamo> F
!onjungtiva ernih -
@piskleral @dema FFF
T&/el 2. Differensial Diagnosis !onjungtivitis ,+,:
22
Te+u&n Klini) &n Si'olo*i #i.e(e+i& G&'&l L&)(i+&si #e+o(&*i) !)su&si
Kon,un*'i-i'is B&)'e(i 8mum "berat# Minimal 2edang F 5anyak "mukopurulen sampai purulen#
Kon,un*'i-i'is Vi(us 8mum "sedang# Minimal 5anyak F Minimal "serous#
Kon,un*'i-i'is Kl&+ii&l 8mum "sedang# Minimal 2edang 5anyak "mukoid sampai mukopurulen#
Ke+osis P&.il Foli)el Pseuo+e+/(&n
FF FCFC"!treptococcus, C.diphterica# arang
FCF FC-
FCFCFF -
2ering
3idak ada
5akteri, 'MA
Monosit
F 9anya sering pada konjungtivitis inklusi 'MA, plasma sel badan inklusi
!adang-kadang
!adang-kadang
3idak pernah
3idak pernah
P&nus Aeno.&'i P(e&u(i)ule(
Pe?&(n&&n )e(o)&n &n e)su&' Dise('&i s&)i' 'en**o(o)&n &n e+&+
G%
Kon,un*'i-i'is Ale(*i 8mum "sedang# 9ebat 2edang Minimal "serous sampai mukoid, putih, berserabut, lengket# FF F F -
@osinofil
Ko+.li)&si
!omplikasi dari konjungtivitis viral, antara lain *4 •
nfeksi pada kornea "keratitis# dan apabila tidak ditangani bisa menjadi ulkus kornea
#% Pen&'&l&)s&n&&n !onjungtivitis viral umumnya dapat sembuh sendiri. 3erapi untuk
konjungtivitis yang disebabkan oleh adenovirus dapat diterapi dengan terapi suportif. 'asien diinstruksikan untuk melakukan kompres dingin dan pemberian tetes mata steril. =asokonstriktor dan antihistamin topikal dapat
23
digunakan untuk mengatasi rasa gatal yang berlebihan. 8ntuk pasien yang dicurigai berpotensi terkena infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik topikal untuk mencegah infeksi bakteri. 0 'ada pasien dengan konjungtivitis yang disebabkan oleh virus 9erpes simpleks, terapi antiviral topikal dapat diberikan seperti, ido>uridine, vidarabine dan trifluridine.
0
8ntuk konjungtivitis akibat
infeksi virus varicella )oster, pemberian acyclovir oral dapat diberikan untuk menghambat replikasi virus.
0
'encegahan transmisi konjungtivitis
viral sangat penting dilakukan. 'asien dan pemeriksa harus mencuci tangan untuk mencegah infeksi mata, tidak bertukar handuk, linen dan alat kosmetik. 'asien diharapkan untuk istirahat dari pekerjaan untuk menhindari penularan, dan tidak diperkenankan untuk menggunakan softlens hingga tanda dan gejala sudah teratasi. 0 'enatalaksanaan berdasarkan klasifikasi
dan
gejala
dari
konjungtivitis virus dapat diuraikan sebagai berikut 4 1% Kon,un*'i-i'is -i(&l &)u'1@2 a. Demam faringokonjungtiva 'engobatan untuk demam faringokonjungtiva hanya bersifat suportif karena dapat sembuh sendiri diberi kompres, astrigen, lubrikasi, sedangkan pada kasus yang berat dapat diberikan antibiotik dengan steroid lokal.'engobatan biasanya simptomatis dan pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder. b. !eratokonjungtivitis epidemika 9ingga saat ini belum ada terapi spesifik, namun kompres dingin akan mengurangi beberapa gejala. 2elama konjungtivitis akut, penggunaan kortikosteroid dapat memperpanjang keterlibatan kornea lebih lanjut sehingga harus dihindari.&nti bakteri harus diberikan jika terjadi superinfeksi bakteri. c. !onjungtivitis herpetik 8ntuk konjungtivitis herpes simpleks yang terjadi pada anakdiatas satu tahun atau pada orang de/asa yang umumnya sembuh sendiri dan mungkin tidak perlu terapi.Aamun, antivirus
24
topikal atau sistemik harus doberikan untuk mencegah terkena kornea.ika terjadi ulkus kornea, harus dilakukan debridement korneadengan mengusap ulkus menggunakan kain steril dengan hatihati, oenetesan obat anti virus, dan penutupan mata selama %( jam.&ntivirus topikal sendiri harus diberikan +-1 hari. Misalnya trikloridin setiap % jam se/aktu bangun. 'enggunaan kortikosteroid dikontraindikasikan karena bias memperburuk infeksi herpes simpleks dan mengubah penyakit dari suatu proses singkat yang sembuh sendiri menjadi infeksi berat yang berkepanjangan. 'ada konjungtivitis varicella ooster pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian kompres dingin. 'ada saat acyclovir ( mgChari selama hari
merupakan pengobatan umum. Walaupun diduga steroid
dapat mengurangi penyulit akan tetapi dapat mengakibatkan penyebaran sistemik. 'ada % minggu pertama dapat diberikan analgetik untuk menghilangkan rasa sakit.'ada kelainan peermukaan dapat diberikan salep terasilin. 2teroid tetes deksametason ,1 diberikan bila terdapat episkleritis, skleritis dan iritis. d. !onjungtivitis new castle 'engobatan yang khas hingga saat ini tidak adadan dapat diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder disertai obatobat simtomatik. e. !onjungtivitis hemorhagik epidemik akut 'enyakit ini dapat sembuh sendiri sehingga pengobatan hanya simtomatik.'engobatan antibiotika spekturm luas, sulfacetamide dapat digunkan untuk mencegah infeksi sekunder.'enyembuhan dapat terjadi dalam -+ hari.
2% Kon,un*'i-i'is -i(&l )(oni) 1 a. !onjungtivitis Molluscum Contagiosum
@ksisi, insisi sederhana pada nodul yang memungkinkan darah tepi yang memasukinya atau krioterapi akan menyembuhkan
25
konjungtivitis. 'ada kondisi ini eksisi nodul juga menyembuhkan konjungtivitisnya. b. 5lefarokonjungtivitis varicella oster 'ada
kondisi
ini
diberikan acyclovir oral
dosis
tinggi
":mgCoral > selama 1 hari# c. !eratokonjungtivitis campak 3idak ada terapi yang spesifik, hanya tindakan penunjang saja yang dilakukan, kecuali ada infeksi sekunder.
!onjungtivitis viral merupakan penyakit infeksi yang angka penularannya cukup tinggi, sehingga pencegahan adalah hal yang sangat penting. 'enularan juga bisa terjadi di fasilitas kesehatan bahkan ke tenaga kesehatan yang memeriksa pasien. 7angkah G langkah pencegahan yang perlu diperhatikan adalah mencuci tangan dengan bersih, tidak menyentuh mata dengan tangan kosong, serta tidak
menggunakan
peralatan
yang
akan
digunakan
untuk
pemeriksaan pasien lain. Dalam penularan ke lingkungan sekitar, pasien sebaiknya disarankan untuk menghindari kontak dengan orang lain seperti di lingkungan kerja C sekolah dalam 1 G % minggu, juga menghindari pemakaian handuk bersama.%
I%
P(o*nosis
'rognosis penderita konjungtivitis baik karena sebagian besar kasus dapat sembuh spontan " self"limited disease#, namun komplikasi juga dapat terjadi apabila tidak ditangani dengan baik.
26
BAB III P!NAJIAN KASUS A% Ien'i'&s P&sien
Aama 8mur enis !elamin 2uku 'ekerjaan &lamat 3anggal 'eriksa
4 4 4 4 4 4 4
Ay. A ( tahun 'erempuan Melayu bu Bumah 3angga alan Wajok 9ulu * &gustus %1
B% An&+nesis
1. !eluhan 8tama 4 'asien datang dengan mata kiri dan kanan merah %. !eluhan 3ambahan 4 'asien merasa mata kiri dan kanan berair, gatal dan seperti ada pasir *. Bi/ayat 'enyakit 2ekarang 4 'asien datang ke 5alai 'engobatan Mata dan $igi !ota 'ontianak bersama anaknya. 'asien mengeluhkan mata merah sejak + hari yang lalu. &/alnya mata merah di sebelah kanan kemudian merambat ke mata kiri. !eluhan Disertai Mata terasa gatal dan berair. Mata sulit dibuka terutama di pagi hari. 'asien juga mengatakan kelopak matanya bengkak, terasa seperti berpasir, dan juga terasa perih. 'asien juga mengeluhkan demam pada hari ke (. 'asien mengaku a/alnya cucu pasien mengalami hal yang sama kemudian menular kepada pasien. 'asien mengalami penurunan penglihatan dan pandangan kabur, sebekumnya tidak ada trauma mata. 'asien tidak mengalami mual, muntah dan sakit kepala. 'asien juga mengkompres dengan air dingin di matanya. (. Bi/ayat 'enyakit Dahulu 4 'asien belum pernah mengalami penyakit ini sebelumnya. . Bi/ayat penyakit keluarga 4
27
1. !eadaan 8mum 4 5aik %. !esadaran 4 Cmenit Bespirasi 4 %>Cmenit 3ekanan Darah 4 1*C: mmC9g 2uhu 4 *,+ < (. !epala 4 Aomrocephali . 3elinga, 9idung,3enggorokan 4 Deviasi septum "-#, sekret "-# . 3horaks 4 3idak dilakukan +. &bdomen 4 3idak dilakukan :. @kstremitas 4 &kral 9angat, edema "-# 0. !$5 4 3idak didapatkan pembesaran
D% S'&'us O3'&l+olo*i
28
G&+/&(% O)uliC.Sinis'(& P&sien
G&+/&(% O)uli De'(& P&sien
1. =isus O)uli De)s'(& C* C1 -
Visus Ko(e)si &n Aisi Pinhole K&4&+&'& L&+& Pu.il Dis'&n4e: ( mm
O)uli Sinis'(& C% C -
%. !edudukan 5ola Mata
29
O)uli De)s'(& 3idak ada 3idak ada 3idak ada 5aik ke semua arah,
tanpa hambatan
!)so3'&l+os !no3'&l+os De-i&si Ge(&)&n Bol& "&'&
+
+ +
+
+
+
+
tanpa hambatan OS
OD
+
O)uli Sinis'(& 3idak ada 3idak ada 3idak ada 5aik ke semua arah,
+
+
+
+
+
+
+
+
*. nspeksi dan 'alpasi O)uli De)s'(&
O)uli Sinis'(&
'ergerakan "F#, ptosis "-#,
P&l.e/(& Su.e(io(
'ergerakan "F#, ptosis "-#,
lagoftalmos "-#, edema "F#, eritema
&n In3e(io(
lagoftalmos "-#, edema "-#, eritema
"-#, nyeri tekan "F#, ektropion "-#,
"-#, nyeri tekan "-#, ektropion "-#,
entropion "-#, trikiasis "-#,
entropion "-#, trikiasis "-#,
2ikatriks "-#, 6isura palpebra dalam
2ikatriks "-#, 6isura palpebra
batas normal. T&+.&) #i.e(e+is@ 'e(lih&'
dalam batas normal. T&+.&) #i.e(e+is@ 'e(lih&'
Kon,un*'i-& T&(s&l
In,e)si Kon,un*'i-&
In,e)si Kon,un*'i-&
6olikel "F#, 'apil "-#, 2ikatriks "-#,
6olikel "-#, 'apil "-#, 2ikatriks "-#,
!emosis "-# T&+.&) #i.e(e+is en*&n
!emosis "-# T&+.&) #i.e(e+is en*&n
Kon,un*'i-& Bul/i
In,e)si Kon,un*'i-& ;&n*
In,e)si Kon,un*'i-& ;&n*
/e(+ul& &(i )&n'us +ei&l &n
/e(+ul& &(i )&n'us +ei&l &n
l&'e(&l%
l&'e(&l%
30
2ekret "F#, njeksi !onjungtiva
2ekret "F#, njeksi !onjungtiva
"F#, njeksi 2ilar "-#, 'enebalan
"F#, njeksi 2ilar "-#, 'enebalan
epitel konjungtiva "-#, nodul "-#,
epitel konjungtiva "-#, nodul "-#,
perdarahan subkonjungtiva "-# Warna putih, ikterik "-#, nyeri tekan
S)le(&
perdarahan subkonjungtiva "-# Warna putih, ikterik "-#, nyeri
Ko(ne&
tekan "-# 'ermukaan jernih dan licin,
"-# 'ermukaan jernih dan licin, sensibilitas baik, edema "-#,
sensibilitas baik, edema "-#,
infiltrat "-#, ulkus "-#, perforasi "-#,
infiltrat "-#, ulkus "-#, perforasi "-#,
sikatriks "-# arkus senilis "-# ernih dan dalam. 9ifema "-#,
Bili) An'e(io(
sikatriks "-# arkus senilis "-# ernih dan dalam. 9ifema "-#,
I(is &n Pu.il
9ipopion "-# ris 4 ber/arna cokelat, intak
9ipopion "-# ris 4 ber/arna cokelat, intak 'upil 4 bulat, diameter H*mm,
'upil 4 bulat, diameter H*mm,
isokor, reflek cahaya "F#
isokor, reflek cahaya "F#
ernih, 2hado/ test "F#
Lens&
ernih, 2hado/ test "F#
ernih, 'erdarahan "-#
Vi'(eous
ernih, 'erdarahan "-#
5atas 'apil tegas dan bulat
Funus
5atas 'apil tegas dan bulat
Makula terlihat dengan ukuran H
Makula terlihat dengan ukuran H
%mm
%mm
Basio &rteri4=ena %4*
Basio &rteri4=ena %4*
Betina ber/arna kemerahan
Betina ber/arna kemerahan
'erdarahan "-#, @ksudat "-#,
'erdarahan "-#, @ksudat "-#,
2ikatriks "-#, &blasio "-#
2ikatriks "-#, &blasio "-#
AF per palpasi
Tono+e'e(i P&l.&si
AF per palpasi
'emeriksaan 7ain4
31
'emeriksaan 'alapsi !elenjar 'reaurikuler4 "F# F% Resu+e
2etelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan pada pasien ibu B yang datang ke 5alai 'engobatan Mata dan $igi !ota 'ontianak didapatkan keluhan berupa mata merah sejak + hari yang lalu. &/alnya mata merah di sebelah kanan kemudian merambat ke mata kiri. !eluhan Disertai Mata terasa gatal dan berair. Mata sulit dibuka terutama di pagi hari. 'asien juga mengatakan kelopaknya bengkak, terasa seperti berpasir, dan juga terasa perih. 'asien juga mengeluhkan demam pada hari ke (. 'asien mengaku a/alnya cucu pasien mengalami hal yang sama kemudian menular kepada pasien. 'asien mengalami penurunan penglihatan dan pandangan kabur, sebekumnya tidak ada trauma mata. 'asien tidak mengalami mual, muntah dan sakit kepala. 'asien juga mengkompres dengan air dingin di matanya. Dari pemeriksaan visus yang diperoleh =OD C* dan =O2 C%. 'ada konjungtiva tarsal tampak 9iperemis dan terlihat njeksi !onjungtiva, serta di konjungtiva bulbi tampak 9iperemis dengan njeksi !onjungtiva yang bermula dari kantus medial dan lateral dan terdapat sekret serous mucous. G% Di&*nosis Ke(,& !onjungtivitis =iral OD2 #% Di&*nosis B&nin* !onjungtivitis 5akteri !onjungitvitis &lergi I% Pen&'&l&)s&n&&n
a. Medikamentosa •
'olynel @d
•
acin
•
•
'arasetamol
tetes ODChari %> mg
* > mg
b. Aon Medikamentosa
32
o
5eristirahat dan menghindari kontak dengan keluarga maupun lingkungan di sekitarnya beberapa hari agar tidak menularkan ke orang yang sehat. 'asien diberi penjelasan bah/a konjungtivitis bisa menular melalui udara.
o
Memberikan edukasi kepada pasien bah/a konjungtivitis karena virus merupakan penyakit yang dapat sembuh secara spontan. 'asien harus menjaga asupan nutrisi sehingga meningkatkan sistem imun.
o
Memberikan edukasi kepada pasien untuk tidak mengucek mata, menghindari paparan debu "dapat menggunakan penutup misalnya kaca mata hitam#.
o
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan "mencuci tangan, memisahkan handuk, pakaian, dan seprei pasien dengan keluarga yang lain#.
J% P(o*nosis
&d =itam 4 &d 6ungsionam 4 &d 2anationam 4
Okuli Dekstra &d bonam &d bonam &d bonam
Okuli 2inistra 5onam 5onam 5onam
33
BAB IV P!"BA#ASAN A% Pe+/&h&s&n
2etelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan pada pasien Ay. A yang datang ke 5alai 'engobatan Mata dan $igi !ota 'ontianak didapatkan keluhan 'asien mengeluhkan mata merah sejak + hari yang lalu. &/alnya mata merah di sebelah kanan kemudian merambat ke mata kiri. !eluhan Disertai Mata terasa gatal dan berair. Mata sulit dibuka terutama di pagi hari. 'asien juga mengatakan kelopaknya bengkak, terasa seperti berpasir, dan juga terasa perih. 'asien mengaku a/alnya cucu pasien mengalami hal yang sama kemudian menular kepada pasien. 'asien mengalami penurunan penglihatan dan pandangan kabur, sebekumnya tidak ada trauma mata. 'asien tidak mengalami mual, muntah dan sakit kepala. 'asien juga mengkompres dengan air dingin di matanya. Dari pemeriksaan visus yang diperoleh =OD C* dan =O2 C%. 'ada konjungtiva tarsal tampak 9iperemis dan terlihat njeksi !onjungtiva, serta di konjungtiva bulbi tampak 9iperemis dengan njeksi !onjungtiva yang bermula
34
dari kantus medial dan lateral dan terdapat sekret 2erous mucous. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis oftalmologi. Dari anamnesis didapatkan pasien datang dengan keluhan utama merah pada mata kanan dan kiri yang dialami sejak + hari yang lalu, disertai rasa berpasir "F#, rasa mengganjal "F#, rasa perih "F#, air mata berlebih "F#,5erair "F# kelopak mata sulit di buka pada pagi hari saat bangun tidur "F#, gatal "F#.'asien juga mengeluhkan demam pada hari ke (. Bi/ayat kontak dengan penderita dengan penyakit yang sama "F#. 'ada pemeriksaan oftalmologi OD2, didapatkan palpebra edema dan hiperemis, ada sekret serous mukous, hiperlakrimasi, fotofobia dan terlihat injeksi konjungtiva. 9al ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bah/a gambaran klinis dari konjungtivitis adalah gejala subjektif mata terasa pedih, seperti ada benda asing, silau dan lakrimasi.% 'ada konjungtivitis viral ditemukan adanya edema palpebra, hiperemi konjungtiva, sekret serous serta ada pembesaran kelenjar getah bening preaurikular.+ Diagnosis konjungtivitis viral umumnya sudah dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis saja. 'ada konjungtivitis ketajaman penglihatan "visus# biasanya normal, tapi dapat menurun akibat adanya sekret dan debris pada tear film. % Bi/ayat kontak dengan penderita yang terinfeksi konjungtivitis penting untuk ditanyakan, karena
konjungtivitis
akibat
infeksi
"virus,
bakteri# mudah
menular.
'enularannya dapat melalui kontak mata G tangan "eye # hand contact #, handuk, saputangan, linen, lensa kontak dan kacamata. Diagnosis banding dari kasus ini adalah konjungtivitis bakteri dan alergi, karena gejala subjektifnya sama. Eang membedakan adalah pada konjungtivitis bakteri sekretnya banyak dan bersifat purulen. 'ada konjungtivitis alergi sekretnya sedikit, bersifat mukoid dan gejala yang khas adalah gatal hebat. Aodul prearikular jarang ditemukan pada konjugtivitis bakteri dan tidak ditemukan pada konjungtivitis alergi. Dalam pemeriksaan kerokan konjungtiva, pada konjungtivitis viral ditemukan monosit sedangkan pada konjungtivitis viral terlihat bakteri dan 'MA dan pada konjungtivitis viral ditemukan eosinofil.1
35
'engobatan konjungtivitis viral bersifat suportif karena penyakit ini dapat sembuh sendiri. 'engobatan yang dapat diberikan adalah antibiotik untuk mencegah
infeksi
sekunder,
dan
steroid
untuk
mengurangi
gejala. 1
=asokonstriktor dan antihistamin dapat diberikan jika pasien mengeluh gatal hebat pada matanya.. 'ada pasien diberikan
antibiotik oral ciproflo>acin
untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. 'asien diberikan steroid topikal
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wilkins,
konjungtivitis
viral
akut
menunjukkan
perbaikan
lebih
baik
penderita dengan
menggunakan steroid topikal dibandingkan hypromellose.1 Aamun pada pemberian steroid yang perlu diingat adalah kemungkinan terjadinya inflamasi ulangan "rebound inflammation# ketika steroid dihentikan, oleh karena itu pasien harus diedukasi untuk minum obat teratur. =asokonstriktor dan antihistamin tidak diberikan karena tidak ada keluhan gatal hebat dari pasien.
BAB V K!SI"PULAN
A% Kesi+.ul&n 1. Diagnosis konjungtivitis viral pada kasus ini ditegakkan berdasarkan
gambaran klinis hiperlakrimasi, fotofobia, edema palpebra, hiperemi konjungtiva, sekret serous serta pembesaran kelenjar getah bening preaurikular. %. 'engobatan konjungtivitis viral bersifat suportif seperti lubrikasi, antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder, dan steroid untuk mengurangi gejala. *. 'rognosis pasien dalam kasus ini adalah dubia ad bonam karena cepat ditangani.
B% S&(&n
36
!onjungtivitis viral adalah penyakit yang sangat menular. 'enularan dari pasien ke pasien dan dari pasien ke dokter harus dihindari. oleh karena itu untuk tenaga medis disarankan4 1.
DAFTAR PUSTAKA 1. $arcia-6errer 6, 2ch/ab B, 2hetlar D.
8.
=iral
%1(.
&vailable4
http4CCemedicine.medscape.comCarticleC1101*+-overvie/Ksho/all. . 7ang, $erhard !.; 7ang, $abriele @. tbook &tlas, %nd @dition. %. Ae/ Eork4 3hieme; p.+-:*. . lyas, 2idarta. lmu 'enyakit Mata. @disi *. %:. akarta4 5alai 'enerbit 6!8. hal.10-%:.
37