SEJARAH STBM Di Indonesia sejak tahun 2008 sudah dicanangkan satu pendekatan untuk mempercepat peningkatan akses sanitasi yang disebut Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau yang biasa disingkat STBM. disingkat STBM. Pencanangan Pencanangan ini ditandai dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan nomor 852 pada September 2008. CLTS (Communi Communi ty L ed Total Sanitation ) digunakan sebagai metode andalan dalam pelaksanaan STBM . Dikeluarkannya Kepmenkes STBM ini
erat hubungannya dengan upaya bangsa Indonesia untuk memenuhi komitmennya untuk mencapai target MDGs ( Millennium Millennium Development Goals) Goals) khususnya terkait butir 7 yaitu untuk mengurangi minimal separuh penduduk yang tidak terakses sanitasi dasar pada tahun 2015 nanti. Ini upaya yang tidak mudah, karena meskipun program sanitasi sudah dilaksanakan tetapi peningkatan akses sanitasi masih lambat. Hal ini terbukti angka cakupan penduduk yang mempunyai akses terhadap sarana jamban sehat hanya 38% di pedesaan (Riskesdas 2010). Belajar dari pengalaman proyek-proyek sanitasi sebelumnya yang hanya bertumpu pada upaya peningkatan jumlah dan cakupan jamban (yang ternyata kurang berpengaruh terhadap t erhadap perubahan perilaku), maka pendekatan STBM lebih bertumpu pada upaya perubahan perilaku mas yarakat. Strategi pendekatan STBM ini meliputi 5 (lima) pilar perilaku, yaitu:
Membiasakan BAB di jamban sehat,
Membiasakan cuci tangan pakai sabun,
Mengelola air minum dan makanan dalam rumah tangga,
Mengelola sampah rumah tangga, dan
Mengelola limbah cair rumah tangga secara aman.
STBM dilaksanakan dengan 3 (tiga) komponen sanitasi total, yaitu:
Peningkatan kebutuhan (demand (demand ), ),
Peningkatan suplai, serta
Penciptaan lingkungan yang dapat mendukung terjadinya upaya peningkatan demand dan dan suplai.
Lahirnya konsep strategi pendekatan STBM pendekatan STBM tidak terlepas dari mulai dikenalnya suatu metode pendekatan untuk merubah perilaku masyarakat yang berbasis pada PRA (participatory rural appraisal) yaitu appraisal) yaitu metode CLTS (Communi (Communi ty L ed Total Sanitation
“Masyarakat Indonesia bisa melakukan triggering dengan begitu cepat, karena 8 (delapan) bulan lalu saya datang ke Indonesia belum ada yang tahu tentang CLTS, setelah diperkenalkan dalam waktu 6 bulan CLTS dapat berkembang dengan bagus di Indonesia” Setelah uji coba tersebut metode CLTS terus diterapkan di berbagai daerah oleh berbagai pelaku sanitasi baik Pemerintah maupun mitra swasta. Berawal dari keberhasilan uji coba itu, dilakukan pula perumusan sebuah konsep strategi nasional untuk perluasan peningkatan akses sanitasi pedesaan yang disesuaikan dengan misi dan karakter bangsa Indonesia. Hasilnya adalah dikeluarkannya Kepmenkes No. 852 pada September 2008 tentang Strategi Nasional STBM . Keputusan ini didukung dengan disusunnya sebuah Pedoman
Pelaksanaan STBM yang akan menjadi perangkat perluasan gerakan sanitasi total ke seluruh wilayah Indonesia. Pengerti an STBM
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Komunitas merupakan kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial berdasarkan kesamaan kebutuhan dan nilai-nilai untuk meraih tujuan. Open Defecation Free yang selanjutnya disebut sebagai ODF adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Cuci Tangan Pakai Sabun adalah perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir. Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga yang selanjutnya disebut sebagai PAMRT adalah suatu proses pengolahan, penyimpanan dan pemanfaatan air minum dan air yang digunakan untuk produksi makanan dan keperluan oral lainnya seperti berkumur, sikat gigi, persiapan makanan/minuman bayi. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas:
Tidak buang air besar (BAB) sembarangan.
Mencuci tangan pakai sabun.
Mengelola air minum dan makanan yang aman.
Mengelola sampah dengan benar.
Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit. Sanitasi dasar adalah sarana sanitasi rumah tangga yang meliputi sarana Buang air besar, sarana pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah salah satu Program Nasional di bidang sanitasi yang bersifat lintas sektoral. Program ini telah dicanangkan pada bulan Agustus 2008 oleh Menteri Kesehatan RI. Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud
mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Ada indikator output STBM yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu: 1. Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat (ODF). 2. Setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga. 3. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar. 4. Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar. 5. Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar. Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) yang tengah digalakkan Pemerintah bersama LSM pemerhati lingkungan saat ini sebenarnya merupakan manifestasi dari sebuah ajaran dalam Islam, yang menggariskan Kebersihan merupakan sebagian daripada Iman. Karena itu, STBM 5 pilar hendaknya bukan semata lif service atau sebatas terucap dibibir, untuk itu diperlukan kiat pembumian yang akurat dan berdampak secara kultural dalam kehidupan masyarakat. Saat ini di Lombok Timur, pemicuan dan sentuhan pembumian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sudah dilakukan dengan semakin terrencana dan sistimatis. Ini didukung dengan kolaborasi Instansi terkait Pemerintah Kabupaten lombok Timur, dengan sebuah Lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang menggandeng kemitraan Kedutaan Belanda dan lembaga donor Simavi Netherlands, Yayasan Masyarakat Peduli (YMP) NTB.
STBM memiliki 6 (enam) strategi nasional, yaitu: 1. Penciptaan lingkungan yang kondusif (enabling environment) 2. Peningkatan kebutuhan sanitasi (demand creation) 3. Peningkatan penyediaan sanitasi (supply improvement) 4. Pengelolaan pengetahuan (knowledge management) 5. Pembiayaan 6. Pemantauan dan evaluasi Keunggulan program : Satu-satunya program yang mengusung non subsidi untuk pembangunan sarana jamban tingkat rumah tangga. Sampai saat ini masih menjadi program sanitasi yang terbukti paling cepat meningkatkan akses sanitasi dan perubahan perilaku higiene di Indonesia. STBM adalah satu-satunya program sanitasi yang menyasar langsung ke tingkat rumah tangga. STBM berfokus pada perubahan perilaku, bukan pembangunan sarana. 1. STRATEGI NASIONAL STBM Permenkes : 852/Menkes/SK/IX/2008 2. Apa itu Sanitasi Total BerbasisMasyarakat (STBM) atau Community- Led Total Sanitation (CLTS) ? Penbdekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan 3. 5 PILAR DALAM STBM 4.
MDGs Tujuan 4 (Penurunan angka kematian anak) dan 7 (Menjamin kelestarian
lingkungan berkelanjutan); Proyek dan program pembangunan sanitasi pedesaan gagal• Kondisi sanitasi Indonesia Akses terhadap fasilitas sanitasi dasar 59,96%. Peningkatan hanya sekitar 38% sejak 1985. 5. PERILAKU HYGINE Praktek Cuci Tangan di Masyarakat Indonesia 16%14%12%10%8% 14%6% 12%4% 9% 7% 6%2%0% after defecation after cleaning before eating before feeding before preparing child bottom child food BHS, 2006 6. Cuci Tangan Pakai Sabun – lanjutan Cuci tangan: sesudah 43,7 membersihkan rumah Cuci tangan: sesudah 51,2 bekerja di luar Lebih banyak sesudah dari Cuci tangan: sesudah makan 35,7 pada sebelum makan…. 0 10 20 30 40 50 60 Studi EHRA-Environmental Health Risk Assessment ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program) Diagram Cuci Tangan Pakai Sabun 2 – Kasus Payakumbuh 2007 N=1531, Bobot Proporsi Populasi Kelurahan, Filter: Rumah tangga yang memiliki akses pada sabun Wawancara, Jawaban berganda Bu, mohon
diingat-ingat, mulai dari kemarin sampai hari ini, untuk apa saja sabun itu digunakan? Mohon ingat- ingat, yang benar-benar Ibu lakukan saja, mulai bangun tidur sampai tidur malam hari.GALI: Ada lagi bu? Yang benar-benar Ibu lakukan? BILA MENJAWAB CUCI TANGAN, GALI: Kapan tepatnya itu bu? 7. Pengolahan Air Minum Hampir semua rumah tangga memasak air untuk mendapat air minumnya Survai BHS/ USAID & Survai IPWRBasic Human S ervice (BHS)/USAID Baseline Survey 2006.Enam provinsi: 99.20%NAD, Sumut, Banten, DKI, Jaba 100%r, dan Jatim Rebus Survai rumah tangga 50% Filter dengan batita N = 7137 LainnyaIPWR (2006-2007) 0.50% 0.30% Binjai (Sumut), Bantaeng, & 0% Maros (Sulsel) Survai rumah tangga dengan balita N = 2100 8. Pengolahan Air Minum - lanjutan Hampir semua memasak tapi sebagian (sekitar 47,5%) rumah tangga air minumnya ternyata ber-E-coli…. 70 IPWR (2006- 60 2007) 50 Binjai Tangerang (Sumut), Bantaen 40 61% g, & Maros% Mauk 30 Binjai (Sulsel) 48% Survai rumah 43% Bantaeng 20 tangga dengan 28% balita N = 2100 10 0 AC Nielsen (2005) Air minum di rumah tangga Tangerang Survai rumah tangga N = 1500 9. DAMPAK STBM Study WHO (2007) kejadian diare menurun 32% dg meningkatkan
akses sanitasi dasar 45% dgn CTPS 39% dg PAM RT Intervensi ketiga prilaku menurunkan kejadian diare sebesar 94% 10. SEJARAH STBM diperkenalkan oleh Kamal Kar dari India pada tahun 2004 Di tahun yang sama, PemerintahIndonesia melakukan studi banding ke India dan Bangladesh. Penerapannya dimulai pertengahan tahun 2005 Percontohan di 6 desa yang terletak di 6 provinsi Pada Juni 2006, Departemen Kesehatan mendeklarasikan pendekatan CLTS sebagai
strategi nasional untuk program sanitasi Mulai tahun 2006 Metode CLTS dipakai pendekatan oleh proyek air minum dan sanitasi pada tahun 2008 diluncurkannya sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) sebagai strategi nasional (Kepmenkes RI No. 852/MENKES/SK/IX/2008). 11. UU No 4 Th 1992 tt Perumahan dan Pemukiman UU No 23 Th 1997 ttg Pengelolaan Lingkungan Hidup UU No 7 Th 2004 ttg Sumber Daya Air UU No 25 Th 2004 ttg Sistem
Perencanaan Nasional UU No 32 Th 2004 ttg Pemerintahan Daerah UU No 36 Th 2009 ttg Kesehatan PP No 7 Th 2005 ttg Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2005-2009. PP No 16 th 2005 ttg Pengembangan Sistem PAM PP No 38 Th 2007 ttg Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Kepmenkes RI Nomor 331/Menkes/SK/V/2006 tentang Rencana Strategis
Departemen Kesehatan. Kepmenkes No 852 Th 2008 ttg Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 12. PRINSIP DASAR STBM Tidak adanya subsidi yang diberikan kepada masyarakat, tidak terkecuali untuk kelompok miskin untuk penyediaan fasilitas sanitasi dasar Meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat sasaran. Menciptakan prilaku masyarakat yang higienis dan saniter untuk mendukung terciptanya sanitasi total. Masyarakat sebagai pemimpin dan seluruh masyarakat terlibat dalam analisa permasalahan, perencanaan, pelaksanaan serta pemanfaatan dan pemeliharaan. Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi. 13. METODE PEMETAAN TRANSEC WALK ALUR KONTAMINASI (ORAL FECAL) SIMULASI AIR YANG TERKONTAMINASI FGD PEM ICUAN 14. PEMICUAN Hal-hal yang harus Alat yang digunakan dipicuRasa jijik Transect walk Demo air yang mengandung tinja, untuk digunakan cuci muka, kumur-kumcuci piring, cuci pakaian, cuci mwudlu, dllRasa Malu Transect walk (meng-explore pelaku open defecation) FGD (terutama untuk perempuan)Rasa Sakit FGD Perhitungan jumlah tinja Pemetaan rumah warga yang terkena diare didukung data puskesmas Alur kontaminasiAspek agama Mengutip hadits atau pendapat-pendapat para ahli agamyang relevan dengan perilaku manusia yang dilarang
karena
merugikan
manusia
itu
sendiri.Privacy
FGD
(terutama
dengan
perempuan)Kemiskinan Membandingkan kondisi di desa/dusun yang bersangkutan dengan masyarakat “termiskin” seperti di Bangladesh atau India. 15. STRATEGI NASIONAL1. Target dan Sasaran A. Target : Terwujudnya kondisi (Stop BABS) nasional hingga akhir tahun 2014 Tersedianya akses terhadap pengelolaan sampah bagi 80 persen rumah tangga hingga tahun 2014; Menurunnya luas genangan sebesar 22.500 Ha di 100 kawasan strategis perkotaan 16. B. Sasaran Kabupaten/kota lokasi PPSP Kabupaten/Kota dan Desa/Kelurahan proyek AMPL- BM
Kabupaten/Kota yang telah mengembangkan Kabupaten Kota Sehat (KKS)
Kabupaten/Kota dan Desa/Kelurahan rawan diare. meningkatkan perilaku lainnya secara berjenjang) higienis dan saniter. Mengembangkan kapasitas lembaga pelaksana di tingkat daerah.
Peningkatan kemitraan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, Organisasi Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Swasta. 19. Komponen Strategi-2Strategi Prinsip Pokok Kegiatan2.Peningkatan Menciptakan perilaku Meningkatkan peran seluruh Kebutuhan komunitas yang pemangku kepentingan dalam higienis dan saniter perencanaan dan pelaksanaan sosialisasi pengembangan untuk mendukung kebutuhan terciptanya sanitasi total Pengembangan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi dari kebiasaan buruk sanitasi. Peningkatan kemampuan masy. dalam pilihan teknologi, material, &biaya sarana sanitasi yg sehat. Pengembangan kepemimpinan di kalangan masyarakat (natural leader/volunteer/champion).Mem bangun sistem penghargaan kepada masyarakat. 20. Komponen Strategi-3Strategi Prinsip Pokok Kegiatan Ket3.Peningkatan Meningkatkan Peningkatan kapasitas Penyediaan ketersediaan sarana produksi swasta lokal dalam sanitasi yang sesuai dengan kebutuhan menyediakan sarana sanitasi . masyarakat. Pengembangan kemitraan dengan kelompok masyarakat, koperasi, pengus aha lokal, dan lembaga keuangan dalam penyediaan . sarana sanitasi Peningkatan kerjasama dengan lembaga penelitian/ perguruan tinggi. 21. Komponen Strategi-4Strategi Prinsip Pokok Kegiatan Ket4.Pengelolaan Melestarikan Pengembangan dan mengelola Pengetahuan pengetahuan dan pusat data dan informasi. pembelajaran dalam sanitasi total Meningkatkan kemitraan antar program-program pemerintahnon pemerintah dan swasta, dalam peningkatan pengetahuan dan pembelajaran sanitasi di Indonesia Mengupayakan masuknya pendekatan sanitasi total dalam kurikulum pendidikan 22. Komponen Strategi-5Strategi Prinsip Pokok Kegiatan Ket5.Pembiayaan Meniadakan subsidi Menggali potensi masyarakat untuk penyediaan untuk membangun sarana fasilitas sanitasi dasar sanitasi sendiri . Mengembangkan solidaritas sosial (gotong royong).. Subsidi diperbolehkan hanya untuk fasilitas sanitasi komunal. 23.
Komponen
Strategi-6Strategi
Prinsip
Poko
Kegiatan
Ket6.Pemantau
Melibatkan
masyarakat Memantau kegiatan dalam an dan dalam kegiatan lingkup komunitas oleh Evaluasi pemantauan dan evaluasi. masyarakat . Pemda mengembangkan sistem pemantauan dan pengelolaan data Mengoptimumkan pemanfaatan hasil pemantauan dari kegiatan- kegiatan lain yang sejenis Pemerintah dan Pemda mengembangkan sistem pemantauan berjenjang 24. Mekanisme Koordinasi STBMTim Pengarah STBM Kementrian Terkait Tim Pembina STBM Nasional Nasional Gubernur SKPD Tim Pembina STBM Terkait Provinsi Provinsi Bupati/Walikota SKPD Tim Pembina STBM Terkait Kab/Kota Kab/Kota Camat Tim Kerja
STBM Kecamatan KecamatanLurah/Kepala Desa Tim Kerja STBM Desa/Kelurahan Desa/ Kelurahan Tim Kerja STBM Dusun/RW 25. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Komunitas merupakan kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial berdasarkan kesamaan kebutuhan dan nilai-nilai untuk meraih tujuan. Open Defecation Free (ODF) adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Cuci Tangan Pakai Sabun adalah perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir. 26. Hasil (Outcome) dan Keluaran (Output) Program Nasional STBM Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi yang bebas dari BAB sembarang tempat; Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas tersedia fasilitas cuci tangan
(air, sabun, sarana cuci tangan) Setiap rumah tangga mengelola A.L dengan benar; Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar. 27. Keberhasilan dan hambatan keberhasilan1. Adanya dukungan pejabat politis-politis. Sifat kebersamaan masyarakat hambatan. Adanya bantuan dan janji-janji. Keterampilan tenaga. Masyarakat pinginnya permanen (tidak ada target waktu )
TUGAS ISU TREND KESEHATAN MASYARAKAT ARTIKEL STBM
AULIYA RAHMAN KELAS C