Sejarah Nama Papua & Asal A sal Usul Manusianya Dari Penemuan ke Peradaban, Dari Gereja ke Politik
Oleh : Melkior Nikolar Ngalumsine Sitokdana
Sejarah Nama Papua & Asal Usul Usul Manusianya Dari Penemuan ke Peradaban Dari Gereja ke Politik
© Penerbit Kepel Press Oleh: Melkior Nikolar Ngalumsine Sitokdana Desain Sampul : Winengku Nugroho Nugroho Desain Isi : Syaiful Cetakan Pertama, Juli 2016 Penerbit Kepel Press
Puri Arsita A-6 Jl. Kalimantan Ringroad Ringroad Utara, Utara, Yogyakarta Yogyakarta Telp : (0274) 884500, Hp : 08122710912 email :
[email protected] ISBN : 978-602-356-114-8 Hak cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun, tanpa izin tertulis dari penulis dan penerbit. Dicetak oleh percertakan Amara Books Isi di luar tanggung jawab percetakan
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan berkat yang melimpah sehingga penulis menghadirkan buku dengan judul “SEJARAH NAMA PAPUA & ASAL USUL MANUSIANYA [Dari Penemuan ke Peradaban, Peradaban, Dari Gereja ke Politik]”. Dalam proses pembuatan buku ini penulis telah mendapatkan m endapatkan banyak banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1.
Bupati Kabupaten Peg Pegunungan unungan Bintang, Costan Oktemka, S.IP yang telah mem bantu biaya percetakan dan penerbitan buku.
Prakata
iii
2.
Bapak Drs. Theodorus Sitokdana yan yang g bersedia ber sedia menulis pengantar dan sekaligus menyempurnakan isi buku ini.
3.
Bapak Drs. Pa Paulus ulus Sudiyo dan seluruh staf Yayasan Binterbusih yang selalu mendukung men dukung dan mengarahkan penulis.
4.
Civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana yang telah mendukung penulis untuk mengabdikan diri sebagai peneliti dan turut ambil bagian dalam misi mencerdaskan bangsa.
5.
Bapak-Bapak anggota Pusat Studi GMIT yang selalu memotivasi, mendukung dan mengarahkan penulis untuk tak hentihentinya meneliti dan menulis.
6.
Masyarakat Papua di Tanah Papua maupun diluar Negri.
7.
Mama Beatha Bidana dan Bapa Pa Paskalis skalis Sitokdana, terima kasih untuk kasih sayang, perhatian, dan dukungan doanya.
8.
Keluarga besar Komapo, Imppetang, dan Himppar Salatiga
9.
Istri tercinta Elka Mimin, S.Pd yan yang g selalu mendampingi dan memberikan
iv
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
motivasi. Terima kasih untuk kasih sayang, perhatian, dan dukungan doa selalu diberikan. 10. Anak-anak tercinta Injilio Pa Papuano puano Okbison Sitokdana dan Inri Isla De Guinea Sitokdana yang selalu menghibur dalam situasi suka maupun duka. 11. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mem bantu penulis selama pendidikan dan penyusunan buku ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, untuk itu semua jenis saran, kritik dan masukan yang bersifat ber sifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga buku ini dapat mem berikan manfaat dan memberikan waw wawasan asan tambahan bagi para pembaca.
Yogyakarta, Juli 2016 Melkior N.N Sitokdana, S.Kom., M.Eng.
Prakata
v
KATA PENGANTAR
B
uku dengan judul SEJARAH NAMA PAPUA & ASAL USUL MANUSIANYA, Dari Penemuan ke Peradaban, Dari Gereja ke Politik yang ditulis Melkior Nikolar Ngalumsine Sitokdana ini merupakan salah satu buku langkah yang ditulis oleh penulis orang asli Papua. Buku yang berisikan sejarah nama Papua, asal usul manusianya serta sejarah pekabaran Injil Kristus oleh Gereja di tanah ini dan napak tilas sejarah perjalanan Papua dalam kanca politik kepentingan berbagai pihak ini diuraikan dengan mengacu pada beberapa referensi ilmiah.
Kata Pengantar
vii
Orang asli Papua sudah mendiami pulau ini rata-rata 7 (tujuh) turunan. Namun, dari mana asal usul orang asli Papua masih menjadi pertanyaan bagi berbagai kalangan. Suku-suku bangsa asli Papua sendiripun sampai saat ini belum sepakat tentang asalusul nenek moyang mereka. KetidaksepakatKetidak sepakatan itu dapat diterima karena memang tidak ada dasar referensi tertulis yang dimiliki suku-suku bangsa asli yang mendiami pulau ini. Hal ini tidak dapat dibantah oleh sukusuku bangsa asli yang mendiami men diami pulau ini karena sampai dengan abad ke 18, sebelum introduksi peradaban modern masuk dalam kehidupan suku-suku bangsa asli Papua, manusia pribumi Papua belum mengenal tradisi menulis. Yang selalu ada dan dipertahankan turun-temurun secara lisan adalah pandangan-pandangan pandangan-pandanga n religi kosmo kosmologisnya. logisnya. Misalnya cerita mitos penciptaan penciptaan dari setiap suku bangsa asli yang ada di daratan pulau ini masih menjadi acuan lisan anak cucunya. Sementara itu, dilain sisi, nenek moyang suku-suku bangsa asli Papua sendiri tidak pernah menyebut dirinya sebagai orang Papua. Sebutan Papua atau New Guinea bukanGuinea bukan viii
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
lah nama sebenarnya yang digunakan bagi pulau dan suku-suku bangsa asli yang telah mendiami pulau ini. Nenek moyang orang asli Papua tidak pernah dengan tegas dan jelas menyebut pulau ini maupun identitas dirinya dengan nama Papua atau New Guinea. Guinea. Kenyataan Kenya taan ini dibuktikan dengan tidak adanya literatur tertulis yang ditinggalkan oleh nenek moyang suku-suku bangsa asli yang mendiami daratan pulau ini yang bercerita atau yang mengindikasikan tentang identitas dirinya dan pulau yang didiaminya ini yang kemudian menjadi bahan referensi bagi berbagai pihak, baik penduduk asli maupun orang yang datang dari luar pulau ini demi kepentingannyaa masing-masing. kepentinganny Yang ada, jelas dan pasti adalah sebutan lisan yang digunakan, diguna kan, diceritakan dan ditinggal diting galkan kan secara turun-temurun oleh nenek moyang suku-suku bangsa pribumi yang mendiami mendiami pulau ini kepada anak cucunya cucu nya tentang identitas suku tersebut, baik nama suku, bahasa maupun wilaya wilayah h geogra geo gra yang kemudian menjadi daerah otoritas kewenangan sukunya. Cerita mitos penciptaan dari suku-suku bangsa asli dari Kata Pengantar
ix
pulau ini masih menjadi acuan lisan bagi anak cucunya. Kenyataan ini juga didukung oleh fakta sejarah awal mula pengenalan peradaban modern bagi suku-suku bangsa asli yang mendiami pulau ini. Introduksi peradaban modern kepada penduduk asli yang mendiami pulau ini dimulai pada pertengahan abad ke 18 setelah dua pendeta berkebangsaan Jerman, yakni yak ni Pdt. Oo dan Pdt. Geissler menginjakan kakinya di Pulau Mansinam, Manokwari pada tanggal 5 Februari 1855. Kedatangan dua misionaris berkebangsaan Jerman itu menjadi tonggak sejarah peradaban baru dalam kehidupan suku-suku bangsa asli yan yang g sudah lama hidup di pulau ini. Kedatangan dua pendeta ini menjadi awal dimulainya kehidupan baru bagi sukusuku bangsa asli Papua karena sejak saat itulah pendidikan formal dimulai dan tradisi membaca, menulis dan berhitung secara teratur, sistimatis dan terencana diperkenalkan dengan membuka sekolah-sekolah untuk mendidik dan memperkenalkan memperkenalkan suatu tradisi hidup yang baru dan lain bagi penduduk pribumi yang mendiami pulau ini. x
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
Jauh sebelum dua misionaris mis ionaris berkebangsaan Jerman itu menginjakkan kakinya di Pulau Mansinam, Manokwari pada abad ke 18, sudah ada orang dari luar Papua yang pernah menginjakan menginjakan kakinya ataupun berlayar melewati pulau ini, seperti para pelaut berke bangsaan Portugis dan Spanyol. Meskipun demikian, belum ada pengaruh luar yang menyebabkan suku-suku bangsa asli Papua dapat mengenal tradisi membaca, menulis dan berhitung. Karena itu, tidak ada literatur tertulis yang ditinggalkan nenek moyang suku-suku bangsa asli yan yang g menghuni pulau ini ya yang ng bisa dijadikan sebagai acuan untuk penamaan dirinya dan pulau ini dengan nama Papua atau New Guinea. Guinea. Pertanyaannya, kenapa kini pulau ini disebut Pulau Papua atau Pulau New Guinea dan suku-suku bangsa asli yang mendiami pulau ini disebut manusia Papua atau orang Pertanyaan lain adalah dari mana m ana New Guinea? Guinea? Pertanyaan asal usul datangnya orang asli yang mendiami pulau yang disebut Papua ini? Pertanyaanpertanyaan ini menjadi fokus ulasan dari buku ini. Penelusuran penulis buku ini Kata Pengantar
xi
dari berbagai literatur tertulis menunjukan bahwa nama Pap Papua ua dan New Guinea , baik bagi nama pulau ini maupun sebutan yan yang g kini digunakan bagi suku-suku bangsa asli yang mendiami pulau ini merupakan hasil rekayasa rekay asa sejarah. Ada empat hal utama yang diuraikan di dalam buku ini secara berurutan. Pertama adalah proses sejarah penamaan nama pulau ini. Dengan mengambil beberapa sumber pustaka tua dari penulis berkebangsaan Eropa yang berbeda, penulis buku ini dengan jelas meng menguraikan uraikan hasil rekayasa sejarah itu. Bab I dalam buku ini mengulas proses rekayasa sejarah penamaan Papua. Dari uraiannya pada Bab ini diperoleh gambaran utuh tahapan proses penamaanny penamaannya. a. Bagi orang awam yang yang tidak tertarik tertar ik pada eksplorasi perjalanan sejarah yang hidup dalam suatu ruang dan waktu, mungkin ulasan yang disajikan di dalam Bab I buku ini terkesan aneh karena melibatkan beberapa kerajaan yang berkuasa di Indonesia pada abad ke 8 sampai abad ke 13, seperti s eperti Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Kediri dan Kerajaan Majapahit. Meskipun demikian, sebagai hasil xii
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
sebuah proses sejarah yang bisa dipahami secara rasional, kerajaan-kerajaan itu juga ikut memberikan kontribusi terhadap penamaan Papua. Proses historis penamaan pulau ini bermula dari abad ke 8 dari masa Kerajaan Sriwijaya ke era Kerajaan Kediri pada abad ke 13 hingga masa pemerintahan Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit. Namun proses penamaan pada masa itu masih dalam fase tafsiran dan dugaan. Karena itu tulisantulisan dari beberapa penulis Eropa, seperti Krom dan Roaer yang dikutip penulis buku ini masih pada fase gudaan. Proses tahap berikut adalah tahap kejelasan dan kepastian penamaannya yakni pada abad ke 16 setelah para penjelajah berkebangsaan Portugis menemukan pulau ini. Pelaut-pelaut ulung asal Portugis merupakan orang Eropa pertama yang menginjakkan kakinya di Tanah Papua. Nama Papua juga untuk pertama kalinya kali nya digunakan oleh pelaut berkebangsaan Portugis. Kedua adalah tentang asal usul sukusuku bangsa asli yang mendiami pulau ini. Seperti dikemukakan di atas bahwa sebelum pandangan agama import yakni Agama Kata Pengantar
xiii
Wahyu (Kristen dan Islam) masuk mempengaruhi kehidupan agama dan spiritual penduduk pribumi Papua, pandangan pan dangan religi kosmologi masih menjadi pegangan hidup bagi penduduk asli Pa Papua. pua. Berdasarkan pandangan tersebut maka cerita mitos penciptaan suatu suku bangsa dan penentuan totem bagi setiap marga di dalam suku bangsa itu masih menjadi pegangan hidup serta membentuk pemahaman tentang asal usul nenek moyang suku-suku bangsa asli Papua sebelum pengaruh Agama Wahyu ada. Bab II buku ini secara khusus menghadirkan kajian ilmiah tentang siapakah manusia Papua dan dari mana asal usulnya. Mengutip beberapa teori dari ilmuan yang berbeda setelah pulau ini ditemukan dan juga mengacu kepada pandangan-pandangan biblis, penulis buku ini menguraikan asal usul suku-suku bangsa asli Papua, baik dari sudut pandang Alkitabiah maupun penelusuran teori penyebaran ras manusia. Teori Trihybrid , berasal dari Birdsell yan yang g menjadi sumber utama uraiannya dalam Bab ini, penulis buku ini menguraikan sebaran manusia Melanesia , polynesia dan melayu di belahan bumi xiv
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
Sahul ini. Teori terse tersebut but menyatakan bahwa penduduk pribumi Australia ( Aborigin ), New Aborigin), Guinea (West Papua Papua dan Papua New Guinea) Guinea) dan Tasmania sesungguhnya merupakan keturunan dari tiga ras manusia pertama yang menduduki Sahul-Land , yaitu ras Oseanik Negritos, ras Carpertarians dan ras Murray ras Murrayan Carpertarians dan an.. Ketiga adalah tentang sekilas sejarah penye baranan Gereja-Gereja di Tanah Papua. Setelah pelaut Eropa berkebangsaan Portugis menemukan pulau Papua pada abad ke 16, dua abad kemudian dua penginjil berkebangsaan Jerman ya yakni kni Pdt. Oow dan Pdt. Geissler menginjakan kakinya di Tanah Papua. Kedatangan ke dua pendeta ini sekaligus membuka lembaran baru kehidupan suku-suku bangsa asli yang mendiami pulau ini. Sesudah kedua penginjil berkebangsaan Jerman itu mengucapkan doa sulungny sulungnya, a, “Dengan Nama Tuhan Kami Menginjak Tanah Ini” di Pulau Mansinam pada tanggal 5 Februari 1855, organisasi-organisasi gereja lain baik dari Eropa maupun Amerika dan Australia mulai berdatangan dan menjadikan penduduk pribumi Papua sebagai sasaran misi penginjilan mereka. Gereja Katolik juga Kata Pengantar
xv
memulai karya pelayanan dan pekabaran Injil Kristus di Tanah Papua bermula dari pantai selatan Papua sejak tahun 1902. Karya pelayanan dan penginjilan bagi orang asli Papua oleh organisasi-organisasi gereja ini menjadi tanda dimulainya peradaban modern dalam seluruh tatanan kehidupan sukusuku bangsa pribumi Papua. Bab III buku ini menyajikan sekilas sejarah organisasi-organisasi gereja itu memulai karya agungnya di Tanah Papua. Ke empat adalah tentang napak tilas sejarah perjalanan politik di Tanah Papua. Dalam sejarahnya, lima abad yang lalu (abad ke 16) pulau ini ditemukan ditem ukan dan dinamai Papua oleh pelaut berkebangsaan Portugis. Dua abad kemudian (abad ke 18), peradaban baru bagi bangsa-bangsa pribumi pribumi Papua Papua diperkenalkan diperkenalkan oleh dua pendeta berkebangsaan Jerman, Pdt. Oow dan Pdt. Geissler pada tanggal 5 Februari 1855. Selanjutnya, dua abad setelah orang Papua memulai hidupnya dengan belajar mengenal kehidupan modern, yakni pada abad ke 20, Papua justru menjadi medan
xvi
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
perebutan politik dua kekuatan, yakni Indonesia dan Belanda. Namun, sangat ironis bahwa perebutan kekuasaan kekua saan politik untuk menguasai Papua yang dimainkan Pemerintah Indonesia tidak didahului dengan pendidikan politik bagi bangsa pribumi Papua. Pemaksaan kepentingan Pemerintah Indonesia berujung pada pelaksanaan PEPERA (Penentuan Pendapat Rakyat) pada tahun 1969. Penyelenggaraan Act of Free Choice (PEPERA) (PEPERA) semula disepakati sistim one man one vote vote (satu orang satu suara) melalui New York Agreement tahun 1962, namun Pemerintah Indonesia meru bah bahnya nya menjadi sistim perwakilan demi mengamankan kepentingan kepen tingan politiknya. Sebanyak 1025 orang dipilih dan ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia untuk mewakili 800.000 lebih penduduk pribumi Papua pada waktu itu. Hasil PEPERA menunjukkan kemenangan di pihak Pemerintah Indonesia dan meninggalkan benih perjuangan politik Pap Papua ua Merdeka bagi masyarakat masya rakat asli Papua yang menghendaki kemerdekaan dan kedaulatan penuh sebuah Negara merdeka ya yakni kni Negara Pap Papua. ua.
Kata Pengantar
xvii
Untuk menegakkan kemenangannya itu, Pemerintah Indonesia menerapkan sistim pemerintahan peme rintahan represif untuk menghadapi resistensi politik Papua Merdeka yang dilakukan oleh orang-orang Papua yang menghendaki kemerdekaan kemerdekaan Bangsa Papua dengan membentuk sebuah organisasi perjuangan politik, yakni Organisasi Papua Merdeka (OPM). Perjuangan politik Papua merdeka masih terus bergulir hingga awal abad ke 21 ini. Dalam Bab IV buku ini, penulis menyajikan ulasan ringkas berkaitan dengan napak tilas sejarah perjalanan politik di Tanah Papua. Seperti dikemukakan di atas bahwa Buku ini berisikan berisi kan hal-hal yang berhubungan dengan Sejarah Papua, namun penulis buku ini bukanlah seorang ahli sejarah atau ahli antropologi. Penulis muda usia yang sedang menjadi tenaga dosen di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah ini merupakan Sarjana Informatika sehingga ia menggunakan menggunakan kemampuan ilmu jelajah dunia maya (internet) untuk mengeksplorasi data-data kepustakaan, baik dengan menggunakan perangkat lunak (internet) maupun xviii
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
perangkat keras (perpustakaan manual) untuk mengulas sejarah proses terjadinya nama Papua dan juga awal mula penyebaran suku-suku bangsa asli Papua di pulau ini serta sejarah penyebaran Gereja-Gereja di Tanah Papua yang kemudian berdampak pada terjadinya penciptaan suatu kondisi politik oleh berbagai pihak yang memiliki kepentingannya. Meskipun demikian, buku ini bisa dijadikan sebagai salah satu referensi, baik sebagai bahan pendalaman maupun sebagai acuan penelitian historis dan antropologis bagi para ahli sejarah, ahli antropologi, mahasiswa maha siswa jurusan sejarah, mahasiswa jurusan antropologi ataupun juga umumnya bagi mereka yang berminat untuk memahami Sejarah Papua. Buku ini juga dapat dipelajari, didalami dan diperbaiki oleh para pihak yang berkepentingan dalam dunia pendidikan serta dapat mengadopsinya sebagai suatu referensi untuk merancang Kurikulum Pendidikan yang dapat diajarkan di sekolah-sekolah di Tanah Papua.
Kata Pengantar
xix
Bercerita secara lisan tentang identitas sebuah suku bangsa kepada anak-cucu secara turun-temurun sangatlah penting. Namun, akan lebih penting lagi kalau cerita itu dibukukan sehingga menjadi suatu cerita sejarah yang dapat diabadikan sehingga tidak terhimpit bahkan terkikis habis oleh perubahan dan per jalanan wak waktu. tu. Ketika cerita baru lebih kuat arusnya maka punahlah cerita lisan itu dan punah pula seluruh keberadaannya di atas panggung dunia ini. Buku ini merupakan m erupakan sebuah cerita yang mungkin dapat bermanfaat bagi anak-cucu Bangsa asli Pap Papua ua kelak di kemudian hari ketika semua cerita lisan yang hidup di muka bumi Papua habis termakan gelombang waktu dan peradaban.
Oksibil, Juli 2016 Drs. Theo Sitokdana Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Pernah menjadi Wakil Bupati Pegunungan Bintang periode 2005-2010
xx
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
DAFTAR ISI
Prakata
Kata Pengantar BAB I
iii
...........................................
................................
vii
Sejarah Nama Papua . . . . . . . . . . . .
1
1.1 Nama Papua dan New Guinea dalam Literatur . . . . . . . . . . . . . 2 1.2 Penjelajah Portugis dan Nama Papua . . . . . . . . . . . . . . . . . .
6
1.3 Penjelajah Spanyol dan Nama Nueva Guinea . . . . . . . . . . . . . . . . 7 1.4 Nama Papua dalam politik kepentingan . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar Isi
xxi
9
BAB II Asal Usul Manusia Papua
....
15
2.1 Siapakah manusia Pa Papua? pua?
15
2.2 Dari manakah manusia Papua? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
17
2.3 Teori Trihyb Trihybrid rid dan Pra-Zaman Es . . . . . . . . . . . . . . . .
20
BAB III Sejarah Peny Penyebaran ebaran Gereja di Tanah Papua . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
25
3.1 Peny Penyebaran ebaran Gereja Protestan 26 3.2 Peny Penyebaran ebaran Gereja Katolik
32
BAB IV Napak Tilas Politik di Tanah Papua . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
37
Referensi
61
xxii
........................................
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
BAB I
SEJARAH NAMA PAPUA
Nama Papua dan New Guinea Guinea bukanlah nama sebenarnya yang digunakan suku-suku bangsa asli ya yang ng sudah mendiami pulau ini rata-rata 7 turunan. Papua dan New Guinea merupakan nama yang kini populer dan eksis dalam peta dunia serta dikenal, baik di tingkat lokal, regional maupun internasional karena suatu proses rekayasa sejarah. Bab ini khusus menguraikan rekayasa sejarah itu hingga nama Papua dan New Guinea Guinea dipakai untuk menyebut nama pulau maupun sebutan yang menunjukan identitas suku-suku bangsa asli yang yan g menghuni pulau ini. Sejarah Nama Papua
1
1.1 Nama Papua dan New Guinea dalam Literatur
Keterangan tertulis pertama tentang penduduk Pulau Nieuw Guinea berasal dari negara-nusa Sriwijaya pada abad ke 8, tepatnya pada tahun 724 SM. Sumber dari Sriwijaya itu menyatakan bahwa pada tahun 724 SM pihak kerajaan Sriwijaya menghadiakan sejumlah hadiah kepada Kerajaan Tiongkok, termasuk seorang gadis Sengki-ki’i Sengki-ki’i.. Catatan ini ditafsirkan bahwa nama Sengk’i sama dengan Zangge Zangge atau Jangge Jangge dalam bahasa Jawa, sebutan untuk orang-orang negrito (kulit hitam dan rambut keriting) pada waktu itu. Atas dasar ini maka Krom (1926) menduga perempuan itu berasal dari Tanah Papua [1]. Keterangan tertulis kedua berasal dari seorang berke bangsaan Arab, bernama Marsudi pada tahun 915 SM. Dalam laporannya ada suatu lautan yang bernama Sanji. Nama ini yang ditafsirkan oleh Rouaer (1915) sama dengan Jangge seperti yang ditafsirkan Jangge seperti oleh Krom sehingga dihubungkan bahwa seorang berkebangsaan Arab pernah berlayar
2
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
ke wilayah Papua dan diduga ada kontak dengan orang Papua waktu itu (Rouaer 1915 dan Wichmann 1909-1910) [1]. Keterangan tertulis ketiga oleh seorang musar dari Tionghoa bernama Chau Yu Kua pada abad ke 13, memuat berita tentang adanya suatu daerah bernama Tung-ki yang terletak di sebelah timur dan merupakan bagian dari kerajaan Kediri ( Jawa Timur Timur). ). Krom menduga bahw bahwaa daerah yan yang g bernama Tung-ki itu adalah sama dengan Janggé [1] Tafsiran dan dugaan atas keterangan tertulis pertama, kedua dan ketiga oleh Krom dan Rouaer menghubung-hubungkan menghubung-hubungkan dengan orang Papua masih diperdebatkan hingga saat ini. Beberapa alasan yang mendasari perdebatan per debatan ini karena penyebutan “ Jangge Jangge”” untuk menggambarkan menggambarkan orang ras negroid (kulit hitam dan rambut keriting) bisa saja untuk orang yang memiliki kemiripan ciriciri sik ras negroid, misalnya NTT, Timor Leste dan Maluku. Karena sejumlah daerah yang dimaksud di atas dari sisi geogras berdekatan ber dekatan dengan kerajaaan Sriwijaya maupun Mataram dibandingkan dengan
Sejarah Nama Papua
3
Papua, sehingga tafsiran atau dugaan yang dikemukkan ini masih diperdebatkan. Keterangan tertulis ke empat yang dianggap lebih positif dari tiga keterangan sebelumnya tentang adanya kontak penduduk Pulau New Guinea dengan Guinea dengan orang luar terdapat pada syair pujaan dari pujangga Prapanca untuk raja Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit, bernama Nagara-Kertagama nomor 14 ayat 4 yang memuat nama-nama tempat di Pulau New Guinea Guinea (Irian Jaya) seperti Wanin (sama dengan Onin, dekat Fak-Fak), Seran (menurut Rouaer 1926:643, Seran adalah sama dengan Kowiai, nama suatu tempat yang letaknya dekat Kaimana dan Wandan [1]. Tafsiran dan dugaan oleh Krom dan Rouaer belum sepenuhnya sepenuhnya diterima oleh sejumlah pihak, sehingga sejarah penemuan pulau Papua sampai hubungan orang Papua dengan orang asing (non pribumi Papua) yang dianggap relevan adalah keteranganketengan tertulis yang diberikan oleh orangorang Eropa sejak abad ke 16. Dari bukti-bukti yang ada hubungan secara intensif dengan orang asing dilakukan 4
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
dengan kesultanan Tidore dalam hal hubungan perdagangan perdagangan hasil rempah-rempah. Dengan hubungan dagang ini Kesultanan Tidore sekalian menyebarkan agama Islam di Kepulauan Raja Ampat tidak lama sesudah agama tersebut masuk di Maluku pada abad ke-13. Agama Islam masuk di Kepulauan Maluku (Ternate) pada abad ke-13 dibawah oleh seorang pedagang Arab yang berasal dari Pulau Jawa bernama Jafar Shadik (juga disebut Jafar Nuh). Anak dari Jafar Shadik yan yang g bernama Kaicil Mashur Malamo adalah raja pertama Ternate menurut sistem kesultanan dan berkuasa antara tahun 1257-1277 (Van der Crab, 1862). Walaupun agama Islam lebih lama masuk di daerah-daerah tersebut di atas, namun tidak disebarkan secara luas kepada penduduk, melainkan hanya dipeluk oleh golongan-golongan tertentu saja dalam masyarakat, yakni golongan penguasa terutama di kalangan keluarga raja-raja dan pem bantu-pembantunya. bantu-pembantuny a. Daerah-daerah yan yang g memeluk agama Islam adalah daerah yang duluny dulu nyaa langsung bersentuhan dengan kesulkesul tanan tan an Tidore, misalnya kerajaan-kerajaan di
Sejarah Nama Papua
5
Kepulauan Raja Ampat, Semenanjung Onin Kepulauan dan Kerajaan di Kowiai. 1.2 Penjelajah Portugis dan Nama Papua
Pada abad ke 16 orang Eropa pertama yang melihat Pulau Papua adalah orangorang Portugis, bernama D’Abreu dan Serrano pada tahun 1511. Setelah beberapa tahun kemudian, pada tahun 1526 orang Portugis lainnya bernama De Menezes menginjakkan meng injakkan kakinya di Tanah Papua. Ia tercatat sebagai orang Eropa pertama yang menginjakan kakinya di Tanah Papua. Ketika itu ia terdampar di Versiya (Warsa), suatu tempat di Kepala Burung hendak melakukan pelayaran dari Malaka ke Maluku. Walaupun melihat dan menginjakan kakinya di Tanah Papua, Pap ua, mereka tidak mengetahui me ngetahui nama pulau itu. Orang pertama yang menyebut nama tempat dan orang untuk pulau ini adalah orang Portugis lainnya bernama Pigafea yang menulis laporan mengikuti penjelajah Portugis Magelhaens dalam perjalanan mengelilingi menge lilingi dunia. Saat itu ia mendapatkan nama Papua di pulau Maluku pada tahun 1521.
6
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
Nama tersebut kemungkinan didapatkan dari Tidore yang terlebih dahulu memberi nama pulau dan orang-orang sebagai PapaUa, yang sudah berubah dalam sebutan men jadi Pap Papua. ua. Dalam bahasa Tidore artiny artinyaa tidak bergabung atau tidak bersatu (not integrated).. Secara etimologis, dalam bahasa integrated) melayu lama, kata Puah berarti keriting. Kata Pepuah atau Puah-Puah yang berarti rambut kriting dalam logat Melayu di Maluku Utara dimasa lampau (R.J.Wilkinson, 1903). Bahkan kata Papua diasosiasikan dengan “ Budak”, seperti isi surat dari Sultan Ternate kepada Jenderal Gubernur Belanda tanggal 11 September 1733, yang menyertai pengiriman hadiah Sultan berupa:... empat orang budak, tiga orang laki-laki dan seorang perempuan, tiga rambutnya betul seorang Papuah...” (A. Gallop, 1994) [2]. 1.3 Penjelajah Spanyol dan Nama Nueva Guinea
Setelah penjelajah Portugis, berikut datang dari Spanyol bernama Alvaro De Savedra, seorang pimpinan armada laut Sejarah Nama Papua
7
pada tahun 1528. Ketika berhasil berlabuh di Pantai Utara, ia menjuluki Papua sebagai Isla De Oro atau Island of Gold yang artinya Pulau Emas. Tujuh belas tahun kemudian pelaut asal Spanyol Inigo Ortiz De Retes memberi nama Nueva Guinee. Nama tersebut diberikan pada tanggal 20 Juni 1545 di muara Sungai Amberno (Sungai Mamberamo) yang terletak di Pantai Utara Tanah Papua, dalam suatu upacara kecil untuk menyatakan daerah baru yang diberi nama itu sebagai milik raja Spanyol. Ia awalnya menyusuri Pantai Utara pulau ini dan karena melihat ciri-ciri manusianya yang berkulit hitam dan berambut keriting sama seperti manusia yang ia lihat di belahan bumi Afrika bernama Guinea, maka diberi nama pulau ini Nueva Guinee (Pulau Guinea Baru). Hal itu dilakukan ketika Ortiz de Retes melakukan perjalanan dari Maluku ke Meksiko dengan menggunakan meng gunakan kapal San Yuan. Nama Nueva Guinea itu dicetak dan dimuat untuk pertama kalinya dalam peta pada tahun 1561 oleh Girolamo Russeli pada penerbit Potolomeus di Venetia. Nama tersebut kemudian pada tahun 1564 dirubah oleh Vlaming Ortelis
8
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
sesuai dengan ejaan Latin menjadi Nova Guinea. Ortelis pada waktu itu beranggapan bahwa Nova Guinea merupakan bagian dari Benua Selatan (Antartika). Pada tahun 1569 Mercator mengubah nama tersebut di dalam peta-petanya menjadi Nova Guinea (L’Honore Naber, 1915) [1]. Selanjutnya pada tahun 1770, nama Nova Guinea diterjemahkan diterjemahkan dalam bahasa Belanda dan dimuat untuk pertama kalinya dalam peta-peta yang dicetak dan diterbitkan oleh Isaac Tiron di Amsterdam menjadi Nieuw Guinea [1]. Sejak itu nama tersebut dipakai untuk menamakan wilayah yang merupakan bagian dari daerah jajahan Belanda B elanda yang bernama Nederlands Nieuw Guinea. Guinea. Pemakaian nama tersebut berlangsung terus dan kadangkadang bergantian dengan nama Papua hingga pertengahan abad ke-20. 1.4 Nama Papua dalam politik kepentingan
Ketika terjadi perubahan konstelasi politik di daerah jajahan Hindia Belanda, pihak Indonesia menuding perubahan nama tersebut lebih bersifat politis karena Belanda Sejarah Nama Papua
9
tak ingin kehilangan pulau Papua dari Indonesia pada zaman itu, sehingga beberapa tokoh Muda Papua didorong untuk memper juangkan perubahan nama Nederlands Nieuw Guinea.. Salah satunya adalah Frans Kaisepo, Guinea pada tanggal 16 Juli 1946, ia mewakili Nederlands Nieuw Guinea dalam Guinea dalam konferensi di Malino-Ujung Pandang, melalui pidatonya mengusulkan penggantian nama Papua dan Nieuw Guinea dengan nama Irian dengan alasan kata Papua diasosiasikan dengan “budak”. Frans Kaisepo mengusulkan meng usulkan nama Iryan (Bahasa Biak) yang artinya “negri yang panas hawanya”. hawanya”. Dalam bahasa Biak Numfor “Iri” artinya tanah, “an” artinya panas. Pada perkembangan selanjutnya, setelah diselidiki ternyata terdapat beberapa pengertian yang sama seperti Serui dan Merauke. Dalam bahasa Serui, “Iri” artinya artinya tanah, tanah, “an” artiny artinyaa bangsa, jadi Irian artinya Tanah bangsa, sementara dalam bahasa Merauke, “Iri” artinya ditempatkan ditempatkan atau diangkat tinggi, “an” artinya bangsa, jadi Irian adalah bangsa yan yang g diangkat tinggi. Namun demikian nama Irian yang diusulkan Frans Kaisepo waktu itu lebih berbau politis pro Indonesia karena Frans
10
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
Kaisepo pernah mengatakan “Perubahan nama Papua menjadi Irian, kecuali mempunyai arti historis, juga mengandung semangat perjuangan: IRIAN artinya Ikut Republik Indonesia Anti Nederland” (Buku PEPERA 1969 terbitan tahun 1972) [2]. Nama tersebut mengandung semangat perjuangan bagi masyarakat dan pejuangpejuang pro NKRI waktu itu, namun nama itu tidak disukai oleh masyarakat yang ingin Papua berdiri sendiri (Merdeka). Nama Irian ini kemudian digunakan secara resmi oleh pemerintahan peme rintahan Indonesia, sementara di pihak Belanda masih menggunakan Nederlands Nieuw Guinea Guinea sebagai daerah jajahannya; bahkan nama Irian ditambahkan dengan Barat sehingga jadinya Irian Barat. Pemerintah Belanda merubah Nederlands Nieuw Guinea Guinea menjadi West Nieuw Guinea kemudian dirubah menjadi West Papua Papua oleh Dewan Nieuw Guinea pada bulan Oktober 1961 oleh Komite Nasional Papua, sekalian dengan 5 point putusan yaitu menentukan Bendera Papua, Lagu Kebangsaan, Penggantian nama West Nieuw Nie uw Guinea menjadi Guinea menjadi West Papua Papua atau Papua Barat, nama bangsa Sejarah Nama Papua
11
menjadi Papua dan usul agar bendera Papua dikibarkan dikibar kan tanggal 1 Desember 1961. Dua minggu kemudian pada tanggal 19 Desember 1961 Presiden Ir. Soekarno mengumumkan Tri Komando Rakyat (Trikora) di Yogyakarta untuk membubarkan Negara yang telah dibentuk oleh Komite Nasional Papua, dengan mengeluarkan Tiga Komando Rakyat (Trikora). Di dalam isi Trikora, Ir. Soekarno menyebut wilayah Irian Barat. Sebelumnya, nama tersebut sudah resmi digunakan oleh pemerintah Indonesia sejak 17 Agustus 1956 dengan membentuk Provinsi Irian Barat dengan ibukota di Soasiu yang berada di Pulau Tidore. Gubernur pertamanya Zainal Abidin Syah, dilantik pada tanggal 23 September 1956. Wilayah Irian Barat adalah Tidore, Oba, Weda, Patani, Wasile, dan Tanah Papua walaupun daerah ini belum diselesaikan atau memiliki kekuatan hukum tetap sebagai wilayah NKRI [4]. Nama Irian Barat digunakan juga dalam dokumen kontrak kerja sama PT Freeport McMorran dengan pemerintah Indonesia pada tahun 1967.
12
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
Setelah PEPERA, sepanjang tahun 1969 sampai dengan 1973, Pemerintah Indonesia secara resmi menggunakan nama Irian Barat. Kemudian pada tanggal 1 Maret 1973 pemerintah mengeluarkan Peraturan Nomor 5 tahun 1973 tentang penggantian peng gantian nama Irian Barat menjadi Irian Jaya oleh Presiden Soeharto. Penggantian nama tersebut dilakukan bersamaan dengan peresmian eksplorasi dan eksploitasi biji tembaga dan emas oleh PT. Freeport McMorrant yang terpusat Tembagapura. Masyarakat Papua yang pro terhadap kemerdekaan Papua dibawah pimpinan Seth Jafet Rumkorem, sejak 1 Juli 1971 men jalankan Pemerintah Revolusio Revolusioner ner sementara Republik West Papua Papua di Markas Victoria menggunakan nama West Papua untuk Papua. Selama kurun waktu 1973-1999 Tanah Papua disebut sebagai wilayah Provinsi Irian Jaya. Memasuki era reformasi sebagian masyarakat masya rakat Papua menuntut penggantian nama men jadi Pap Papua. ua. Presiden Abdurrahman Wahid memenuhi memenuhi permintaan masyarakat tersebut. Dalam acara kunjungan resmi kenegaraan Presiden, sekaligus menyambut Sejarah Nama Papua
13
pergantian tahun baru 1999 ke 2000, pagi hari tanggal 1 Januari 2000, ia memaklumkan bahwa nama Irian Jay Jayaa saat itu dirubah namanya menjadi Papua.
14
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
BAB II
AS AL US ASAL USUL UL MANUSIA PAPUA
2.1 Siapakah manusia Papua?
Pertanyaan ini bermakna multidimensi multi dimensi yang memunculkan interpretasi sesuai konteks, perspektif dan latar belakang sudut pandang. Buku ini mengkaji manusia Papua dalam perspektif perspektif ciri-ciri biologis (ciri-ciri sik) menurut pandangan beberapa sumber. Alfred Louis Kroeber, seorang antropolog berkebangsaan ber kebangsaan Amerika keturunan Jerman mengelompokan manusia Papua dalam kelompok Ras Negroid. Sementara itu seorang Asal Usul Manusia M anusia Papua
15
penjelajah berkebang berkebangsaan saan Perancis di kawasan Pasik bernama Dumont d’Urville d’Urville dalam pertemuan Geography Society of Paris Paris pada tanggal 27 Desember 1831 mengelompokkan manusia Papua dalam kelompok etnik yang ng arti artinya nya kepulauan hitam, Melanesia , ya dengan ciri sik kulit hitam dan rambut keriting, sehingga manusia Papua dikelompokkan dalam “ Melanesian Negroid”. Negroid”. Pengelompokkan menurut Dumont d’Urville terhadap penduduk di Kepulauan d’Urville Pasik ini secara umum terdiri dari empat kelompok. Pertama, Melanesia Melanesia artinya kepulauan hitam, terdiri dari New Guinea (West Papua dan Papua New Guinea), Papua dan Guinea), Kaledonia Baru, Vanuatu, Vanuatu, Fiji, dan d an Kepulauan Solomon. Solom on. Ke dua, Mikronesia artinya kepulauan kecil, yakni Kepulauan Mariana, Guam, Palau, Kepulauan Marshall, Kiribati, Nauru, dan Mikronesia. Ke tiga, Polinesia artinya arti nya kepulauan yang banyak jumlahnya, yakni Selandia Baru, Kepulauan Hawaii, Atol Midway, Samoa, Samoa Amerika, Tonga, Tuvalu, Kepulauan Cook, Polynesia Perancis, dan Pulau Easter. Ke empat, Kepulauan Melayu yakni Malaysia, Indonesia, Singapura, 16
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
Brunei Darusalam, Burma, Philipina dan Thailand.
Gambar Peta Pengelompokkan Etnis di Pasik oleh Dumont d’Urville
(Sumber: www www.pacific-encounters.fr) .pacific-encounters.fr)
2.2 Dari manakah manusia Papua?
Pertanyaan ini jika diajukan ke masingmasing suku ya yang ng menyebar di daratan pulau Papua maka jawaban yang mungkin sama dikemukakan adalah mirip sama, sesuai persepsi masing-masing dengan menggunakan pemahaman pema haman religius-kosmologisnya. Misalnya referensi lisan tentang mitologi penciptaan dapat menjadi acuan setiap suku bangsa di Papua untuk menunjukan identitas asal-usul Asal Usul Manusia M anusia Papua
17
suku bangsa tersebut dengan mengatakan manusia pertama dari nenek-moyangnya diciptakan di gunung ini, lembah itu, di mata air ini, di pulau itu dan sebagainya. Sama halnya dengan ajaran Abrahamik bahwa Allah menciptakan manusia pertama di taman Eden. Cerita Alkitab inilah yang kemudian diajarkan diajar kan melalui agama-agama agama- agama Wahyu Wahyu yakni Agama Yahudi, Agama Kristen dan Agama Islam yang menyebar hingga ke penjuru dunia. Merujuk pada ajaran Alkitabiah ini maka manusia pertama yang diciptakan adalah orang berkebangsaan Yahudi dengan ciri sik berkulit putih dan rambut kekuningkuningan. Bagaimana dengan orang Papua, ras Negroid Melanesia ? Melanesia ? Terlepas dari pandangan Alkitabiah seperti yang dikemukakan di atas, hingga saat ini belum ada kepastian jawaban atas pertanyaan pertanyaan kritis ini. Belum ada titik temu antara sejarah penciptaan manusia yan yang g termuat dalam Alkitab dengan kenyataan yang ada tentang keberadaan suku-suku bangsa Papu Papuaa ras Negroid Melanesia Melanesia yang mendiami pulau Pap Papua. ua.
18
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
Para ahli melakukan penelitian ilmiah dalam hal kajian asal usul manusia dari fosilfosil manusia purba, yang cukup terkenal. Dimulai dari Teori Evolusi yang dikemukan oleh Charles Darwin bahwa manusia berasal dari kera atau nenek moyang manusia adalah kera yang berevolusi menjadi manusia modern seperti sekarang ini. Teori ini bany banyak ak diperdebatkan diper debatkan oleh berbagai pihak, terutama dari kalangan agama dan para ahli. Selain itu, banyak banya k juga teori yan yang g dikemukakan oleh para lsuf tentang terbentuknya dunia dan asal usul manusia, namun hingga kini belum ada titik temu, sehingga mitos penciptaan bangsa Yahudi yan yang g diajarkan melalui tiga Agama Wahyu (Yahudi, Kristen & Islam) dapat diterima secara umum oleh berbagai kalangan di dunia. Mengacuh pada ajaran Agama Wahyu tersebut bahwa Allah menciptakan manusia pertama di Taman Eden, maka logikanya adalah bahwa manusia tersebut berkebangsaan Yahudi “berkulit putih dan rambut lurus”. Karena penciptaan penciptaan manusia pertama dilakukan di Wilayah suku bangsa Yahudi, sehingga pertanyaan selanjutnya adalah Asal Usul Manusia M anusia Papua
19
bagaimana dengan “ Melanesia Negroid”?. Melanesia Negroid”?.
asal-usul
manusia
Kajian ilmiah akan pertanyaan tentang asal usul manusia di kawasan Pacik dilakukan setelah adanya pengelompokkan etnik oleh Dumont d’Urville pada d’Urville pada tahun 1831, yang secara tidak langsung mendorong ber bagai pihak dari kalangan ilmuwan, terutama para ahli geogra, arkeologi, linguistik dan antropologi sik dan budaya untuk melacak kembali asal terbentukny terbentuknyaa Kepulauan Pasik dan komunitas manusia yang mendiami wilayah ini. 2.3 Teori Trihybrid dan Pra-Zaman Es
Meskipun ada berbagai teori yang dikemukan para ahli tentang asal usul manusia asli di Pasik, namun ada satu teori yang amat terkenal karena selalu dijadikan bahan referensi oleh ahli-ahli lain, lai n, yakni Teori Trihybrid Trihybrid , berasal dari Birdsell. Teori tersebut menyatakan bahwaa pendudu bahw penduduk k asli atau pribumi Australia Australia ( Aborigin Aborigin), New Guinea (West Papua dan Papua dan Papua New Guinea) Guinea) dan Tasmania sesungguhnya merupakan keturunan dari tiga ras manusia 20
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
pertama yang menduduki Sahul-Land , yaitu ras Oseanik Negritos, ras Carpertarians dan ras Carpertarians dan Murraya Murra yan n [1].
Peta Ilustrasi Sunda-Sahul-Land oleh Christophe Cagé, 2008
(Sumber: archaeology archaeology.about.com) .about.com)
Orang Oseanik Negritos dan orang Carpentarian datang secara berurutan ke Benua Sahul kurang lebih 25.000 tahun yang lalu. Mereka ini merupakan golongan penduduk pertama di Benua Sahul yang menurunkan menu runkan penduduk Pulau New Guinea (West Papua dan Papua New Guinea), Tasmaniaa Papua dan Guinea), Tasmani dan beberapa daerah hutan tropis Queensland
Asal Usul Manusia M anusia Papua
21
(Australia). Golongan penduduk kedua yang datang kemudian di Sahul-Land atau Greater Sahul-Land atau Australia adalah orang Murray Murrayan an.. Mereka ini mendesak golongan penduduk pertama yang terdiri dari orang Oseanik Negritos dan orang Carpentarian ke daerah-daerah periferi, yaitu hutan tropis Queensland, New dan Papua New Guinea) Guinea (West Papua Papua dan Guinea) dan Tasmania, lalu menduduki bagian timur dan selatan benua tersebut. ters ebut. Keturunannya adalah penduduk pribumi Australia sekarang [1]. Sedangkan menurut para ahli geologi lainnya lain nya dalam buku White & O’Connell, 1982 bahwa sebelum zaman es terakhir di dunia ini terdapat tiga kontinen, yaitu Auserica, America dan Sahul-Land Sahul-Land.. Manusia pertama di dunia ini hidup di Auserica kurang lebih lima juta tahun yang lalu. Nama Sahul-Land diberikan oleh para ahli biogra untuk Australia, New Guinea (West Papua dan Papua dan Papua New Guinea) Guinea) dan Tasmania sebagai satu kesatuan wilayah geograk karena kesamaan biotisnya. Nama tersebut hany hanyaa dipakai untuk masa lampau, ketika pulau-pulau dan kontinen tersebut di atas merupakan satu kesatuan. Kesamaan biotis dan ciri-ciri 22
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
penduduk pribumi dari Sahul-Land Sahul-Land ini tidak terbantakan lagi bahwa dimasa lampau telah terjadi peristiwa geologis seperti yang diungkapan oleh para ahli[1]. Dalam hubungannya dengan manusia asli Papua, sekalipun memiliki ciri biologis yang sama, terdapat beragam suku dan bahasa di Pap Papua. ua. Tercatat 312 suku dan 250 bahasa yan yang g tersebar di 7 (tujuh) wilayah adat yaitu Tanah Tabi, Ha Anim, La Pago, Me Pago, Pag o, Doberay dan Bomberay, Bom beray, dengan jumlah penduduk orang asli Papua total 1.460.846 (Data BPS, 2005).
Gambar Peta Wilayah Adat Papua
(Sumber: Tabloidjubi.com)
Asal Usul Manusia M anusia Papua
23
Dilihat dari aspek karakteristik budaya, mata pencaharian dan pola kehidupannya, maka suku-suku bangsa asli di Tanah Papua dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu (1) Papua Pegunungan yang mendiami sepanjang daerah dataran tinggi dan (2) Papua dataran rendah, pesisir dan pulau. Kelompok pertama mata pencahariannya adalah bercocok tanam di ladang, memelihara babi sebagai ternak utama, berburuh dan memetik hasil hutan. Pola pemukimannya tetap secara berkelompok dan adat istiadat dijalankan secara ketat dan sistematis. Kelompok kedua, mata pencaharian utamanya nelayan/ menangkap menang kap ikan di sungai dan laut, berkebun, meramu sagu dan berburuh di hutan yang ada di sekelilingnya [2].
24
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
BAB III
SEJARAH PENYEBAR P ENYEBARAN AN GEREJA GERE JA DI TANA TANAH H PAP APUA UA
Sebelum agama Nasrani masuk ke Tanah Papua, pada abad ke 13, penduduk di beberapa daerah, khususnya di bagian barat Tanah Pap Papua ua sudah memeluk agama Islam karena dipengaruhi oleh pedagang dari Kesultanan Tidore T idore dan Ternate, terutama di daerah Kepulauan Raja Ampat, Fakfak dan Kaimana. Walaupun agama Islam lebih lama masuk di daerah-daerah tersebut di atas, namun penyebarannya tidak secara luas kepada penduduk setempat karena tujuan
Sejarah Penyebaran Gereja di Tanah Papua
25
utama kedatangan para pedagang beragama Islam itu bukan untuk penyebaran agama, namun lebih memfokuskan pada pencarian hasil bumi dengan tujuan dagang. 3.1 Peny Penyebaran ebaran Gereja Protesta Protestan n
Beberapa abad setelah kunjungan para pedagang muslim dari Kerajaan Tidore, Pekabar Injil dari Nasrani, khususnya dari Gereja Protestan masuk ke Tanah Papua pada tahun 1855 oleh dua penginjil berkebangsaan Jerman ya yaitu itu Pdt. C.W. Oow dan Pdt. J.G. Geissler. Dua Penginjil ini diutus oleh Pdt. Gossner dari Berlin, Jerman atas inisiatif Pdt. Heldring untuk pekabaran Injil di Nieuw Guinea. Inisiator Heldring pada zaman itu sangat terkenal di Belanda karena kontribusinya dalam kegiatan-kegiatan dalam hal pekabaran Injil ke daerah-daerah yang belum menerima Firman Tuhan. Organisasi atau badan peka baran Injil yan yang g didirikan Heldring dan temantemannya untuk misi penginjilan waktu itu adalah De Zeense Inrichtingen voor de Inwendige Zending. Sedangkan Pendeta Gossner berasal 26
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
dari Jerman, ia mantan pastor Gereja Katolik Roma. Waktu itu Pdt. Gossner membentuk sebuah organisasi bernama De Christen Werkman, tujuannya tujuannya adalah mempersiapkan tenaga-tenaga ahli di bidang pertanian dan pertukangan untuk ditempatkan ditem patkan di daerahdaerah tropis sambil menga barkan Firman Tuhan kepada penduduk setempat. Hal ini dilakukan karena jika mengirim pendeta maka tentu akan menelan biaya yang banyak, sehingga apa yang dilakukan dilaku kan waktu itu juga untuk menghemat biaya. Atas kerja sama Pendeta Gossner dari Jerman dan Pendeta Heldring dari Negeri Belanda itulah Pdt. Oow & Pdt. Geissler diutus ke Nieuw Guinea (keduanya adalah orang Jerman). Kedua tokoh pekabaran Injil ini diberang diberangkatkan katkan dari Amsterdam, Belanda pada pertengahan tahun 1852 dan tiba di pelabuhan Tanjung Periuk, Batavia (sekarang Jakarta). Selama satu setengah tahun mereka berada di Jakarta sambil mengurus izin di pemerintah setempat. Dari Batavia mereka tiba di Ternate pada 1854. Setelah Sete lah memperoleh izin dari Sultan Tidore, mereka mengadakan pelayaran tiga minggu dengan sebuah kapal Sejarah Penyebaran Gereja di Tanah Papua
27
dagang dan mendarat di Pulau Mansinam, Manokwari pada tanggal 5 Februari 1855 dengan mengucapkan doa sulung mereka “In Goes Namen Beraten Wir Das Land” yang artinya Dengan Nama Tuhan Tuhan Kami Menginjak Mengi njak Tanah Ini (Van den End dan J. Weitjens,1993) [1].
Gambar Tugu Pekabaran Injil Inj il Tanah Tanah Papua di Mansinam
(Sumber: www.divebuddy.com)
Dengan demikian setiap tanggal 5 Februari selalu diperingati oleh seluruh denominasi deno minasi gereja di Tanah Papua (Protestan maupun Katolik) sebagai Hari Peka Pekabaran baran Injil
28
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
di Tanah Papua atau sebagai awal peradaban orang Papua. Di Manokwari, Pdt. Oow bekerja kurang lebih selama tujuh tahun, dari tahun 1855-1862, kemudian meninggal dunia dan dikuburkan di Kwawi, Manokwari, sedangkan penginjil Geissler bekerja lebih dari 14 tahun (1855-1870), kemudian kembali dan meninggal di negeri asalnya Jerman. Misi penginjilan yang dilakukan oleh Pdt. Oow dan Pdt. Geissler pada mulanya diawali oleh organisasi Zending Utrechtsche Zendingsvereniging lalu kemudian disusul Zendingsvereniging oleh berbagai aliran gereja dari Gereja Kristen Protestan, seperti Unevangelized Field Mission (UFM) yang mulai pekabarannya di daerah belakang Jayapura pada tahun 1951, aliran Gereja Pantekosta Bethel di Sorong pada pertengahan pertengahan tahun 1930-an, Christian and Missionary Alliance (CMA) di Enarotali (Paniai) pada tahun 1939, Gereja Baptis di daerah Inanwatan dan Ayamaru pada akhir tahun 1940-an, Regions Beyond Missionary Union (RBMU) pada tahun 1952 dan Gereja Protestan Maluku di Fak-Fak pada tahun 1930 [3] Sejarah Penyebaran Gereja di Tanah Papua
29
Pekabaran Injil dari berbagai organisasi di Tanah Tanah Papua telah menjadi men jadi embrio em brio Zending di Zending bagi pendirian sejumlah organisasi gereja di Tanah Papua, yakni: a)
Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Pa Papua pua berdiri tanggal 26 Oktober 1956 sebagai hasil pekabaran Injil yang dimulai oleh Pdt. Oow dan Pdt. Geissler pada 5 Februari 1855. Sejak awal berdirinya, berdirinya, GKI di Tanah Papua adalah suatu gereja yang bersifat oikumenis dan bukan gereja suku. Oleh karena itu, anggota-anggota Jemaat GKI berasal dari orang Pap Papua ua sendiri dan orang-orang bukan Papua dari berbagai suku dan bangsa serta dari berbagai latar belakang keanggotaan gereja.
b)
Gereja Kristen di Indonesia (GIDI) dirintis oleh badan Zending Unev Unevangelised angelised Fields Mission Mission (UFM) dan Asia Pacic Christian Mission Missi on (APCM) dari Australia. Australia. Tiga penginjil penginjil yang merintis GIDI adalah Hans Veldhuis, Fred Dawson, dan Russel Bond. Awalnya mereka mulai merintis pos di Senggi, kabupaten Keerom termasuk mem buka lapangan 30
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
terbang pertama pada tahun 19511954. Selanjutnya pada tahun 1960-an mereka membuka pos penginjilannya penginjilannya di sepanjang Pegunungan Tengah Papua, pem baptisan selam pertama dilakukan di Kelila, sebagai cikal bakal jemaat mulamula dalam sejarah berdirinya Gereja Injili di Indonesia. c)
Gerej a Baptis di Tanah Papua dirint Gereja dirintis is Australian ustralian Baptist pada tahun 1956 oleh A Misionary Society Society disingkat ABMS (sekarang menjadi Global Inter Action = GIA). Waktu itu badan ini mengutus 3 (tiga) tenaga penginjil ke daerah Lembah Baliem. Masing-masing terdiri dari Pdt. Norman Draper, Hein Noordyk dan Ian Gruber bersama dengan Myron Bromley seorang ahli Bahasa dari Missi CAMA. Mereka mulai membuka pos di Tiom (sekarang ibu kota Kabupaten Lani Jaya), dari pos ini kemudian mulai merintis pos-pos lainnya. Misi penginjilan ini berhasil, terbukti mayoritas penduduk di Lani Jaya beraliran Gereja Baptis.
d) Gereja Kingmi (Kemah Injil Masehi Indonesia) dirintis oleh The Christian and Sejarah Penyebaran Gereja di Tanah Papua
31
Missionary Alliance (CMA). Organisasi ini mengutus dua orang misionarisnya yaitu Pdt. Russell Deibler D eibler dan Pdt. P dt. Walter Walter Post ke Pegunungan Tengah Papua pada tahun 1939. Kedua pendeta ini membuka basis pelaya pelayananny nannyaa di wilayah otoritas suku Mee, selanjutnya menyebar ke wilayah Suku Dani dan Nduga. e)
Gereja Jemaat Reformasi Papu Papuaa (GJRP) dirintis oleh Pendeta Gerrit Kuijt dari Belanda. Ia tiba di Abenaho, Kabupaten Yalimo pada tahun 1963. Pendeta Gerrit Kuijt diutus oleh Zending Gereformeerde Zending Gereformeerde Gemeenten (ZGG) dari Belanda. Misi penginjilan yang ia rintis kini tumbuh, berkembang dan menyebar di poros pulau Papua, wilayah otoritas Suku Yali, Suku Mek dan Suku UKAM (Una, Kopkaka, Arimtab, Momuna).
3.2 Peny Penyebaran ebaran Gereja Katolik
Penyebaran Geraja Katolik berbeda dengan berbagai organisasi gereja dari Gereja Kristen Protestan yang mulai membangun basis-basis misi penginjilan di wilaya wilayah h 32
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
bagian Pan Pantai tai Utara dan sebagian daerah pegunungan di Tanah Papua. Gereja Katolik mengambil tempat di wilayah Pantai Selatan yang ditandai dengan kedatangan Pastor Le Cocq d’Armandville S.J. di Kapaur dekat Fak-Fak pada tahun 1894. Le Cocq d’Armandville adalah pastor Yesu’i esu’itt pertama pertam a yang diutus oleh Ordo Or do Yesu’i Yesu’itt yang sudah bekerja satu abad sebelumnya di daerah lain di Kepulauan Indonesia (Indische Archipel) untuk membuka lapangan pekabaran Injil di Nieuw Guinea. Ia tidak bekerja lama di daerah tersebut sebab satu tahun kemudian tenggelam di daerah Mimika dalam suatu per jalanan orientasinya menyebabkan kegiatan misi terhenti untuk sementara waktu [1]. Beberapa kunjungan dilakukan oleh para misionaris Yesui’t di daerah Merauke antara tahun 1892 dan 1902, namun kegiatan resmi misi Katolik Roma di daerah ini dimulai pada tahun 1902 ketika Ordo Misi Hati Kudus Yesus Yesus (Missionarissen van het Heilige Hart : MSC) dari Negeri Belanda yang perwakilannya perwakilannya berkedudukan di Langgur, Kepulauan Kei, mendapat hak untuk melakukan kegiatan misi di Sejarah Penyebaran Gereja di Tanah Papua
33
daerah tersebut. Walaupun demikian kegiatan misi baru dilakukan secara nyata setelah dua orang pastor bersama seorang Broeder tiba di Merauke pada tanggal 14 Agustus 1905 (Verschueren 1953)[1]. Pada awal penyebaran Injil di Tanah Papua setelah Pdt. Oow dan Pdt. Geissler, penginjil peng injil dari Katolik di wilayah otoritas suku Marind-Anim relatif berkembang lebih cepat dibandingkan dengan misi penginjilan yang dilakukan oleh Zending Zending (Penginjil dari Protestan) di bagian Pantai Utara Tanah Papua, karena dalam kurun waktu 50 tahun terbentuk Vikariat atau Keuskupan sendiri (meliputi wilayah Merauke Raya) pada tahun 1920 sebagai basis kerja Ordo Hati Kudus Yesus atau Missionarii Mi ssionarii Sacratissimi Cordis Iesu (MSC). Tiga puluh tahun kemudian, tahun 1954, Gereja Katolik mem buka satu Vikariat lagi di Holandia atau Jayapura (meliputi daerah Jayapura, Wamena, Mimika, dan Paniai) sebagai basis kerja Ordo Fransiskan atau Ordo Fratrum Minorum (OFM). Pada tahun 1966 terbentuk Vikariat Manokwari (meliputi daerah Manokwari, Sorong dan FakFak) sebagai basis kerja Ordo Santo Agustinus 34
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
(OSA), disusul dengan terbentuknya Vikariat sendiri di Agats (Asmat) sebagai basis kerja Ordo Salib Suci atau Ordo Sacred Cross (OSC). Terakhir dibentuk Keuskupan Mimika-Paniai pada tahun 2003 sebagai basis kerja Ordo Imam-imam Hati Kudus Yesus atau SacréCœur de Jésus Jés us (SCJ). Pembag Pembagian ian Vikariat atau Keuskupan seperti tersebut di atas didasarkan atas Ordo yang melakukan kegiatan misi di daerah tertentu.
Sejarah Penyebaran Gereja di Tanah Papua
35
BAB IV
NAPAK TILAS POLITI NAPAK POLITIK K DI TAN TANAH AH PAPUA
Keberadaan Papua dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejak kemerdekaan Indonesia tahun 1945 hingga saat ini masih diperbincangkan, dipolemikan dan diperdebatkan hingga saat ini. Di pihak Indonesia status Papua sudah sah melalui mela lui PEPERA tahun 1969, bahkan jauh sebelum itu, sementara di pihak masyarakat Papua memandang memandang sejarah integrasi Papua sebagai tindakan aneksasi secara sepihak yang dilegitimasi dilegitimasi oleh pengakuan umum
Napak Tilas Politik di Tanah Papua
37
atas dasar pelaksanaan PEPERA yang tidak mencerminkan hak kebebasan menentukan nasip sendiri oleh seluruh masyarakat Papua. Puncak permasalahan integrasi politik di Papua bermula dari perbedaan perbed aan pandangan antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Kerajaan Belanda dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tahun 1949 di Den Haag, Belanda. Dalam KMB tidak berhasil mencapai men capai kesepakatan atas status Papua, sehingga kedua belah pihak sepakat untuk dirundingkan dirunding kan ulang. Terkait dengan ini termuat dalam hasil Konferensi Meja Bundar butir ke 6, pasal 2 bahw bahwaa “kedudukan Irian Barat akan dirundingkan antara Kerajaan Belanda dan Republik Indonesia Serikat (RIS) setahun setelah perundingan”. Tindak lanjut dari kesepakatan kesepakatan tersebut diselenggarakan suatu konferensi konferensi pada bulan Maret tahun 1950 di Jakarta. Konferensi ini dinamakan “Konferensi Uni Indonesia-Belanda”, namun perundingan ini-pun gagal karena kedua belah pihak saling mem mempertahankan pertahankan kepentingannya atas Tanah Papua [5].
38
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
Pada tahun 1961 masyarakat Papua yang didukung oleh pihak Belanda mendeklarasikan kemerdekaan Negara Papua pada tanggal 1 Desember 1961 di Hollandia (Kini Jayapura) Jaya pura) melalui Komite Nasional Pap Papua ua (KNP) dengan nama Negara “West “ West Papua”, Papua”, lambang Negara “Burung Mambruk”, Bendera “Bintang Kejora”, Lagu Kebangsaan “Hai Tanahku Papua” dan Semboyan “One People One Soul”. Dua minggu setelah pem bentukan negara “West Papua”, Papua”, Presiden Soekarno mencetuskan Tri Komando Rakyat (TRIKORA) pada tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta untuk merebut Irian Barat. TRIKORA berisi tentang: 1) Gagalkan pem bentukan negara Pa Papua pua buatan Belanda kolonial. 2) Kibarkan sang Merah Putih di Irian Barat, tanah air Indonesia. 3) Bersiaplah untuk memobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa [6].
Napak Tilas Politik di Tanah Papua
39
Gambar Deklarasi Trikora oleh Soekarno di Alun-alun utara Yogyakarta 19 Desember 1961
(Sumber: cintabelanegara.blogspot.com)
Dengan adanya TRIKORA memicu serangan-serangan militer dari pemerintah Indonesia terhadap pemerintah Belanda di seluruh Irian Barat (Tanah Papua). Indonesia didukung oleh Blok Timur “Uni Soviet” dalam peralatan perang. Hal ini mencuri perhatian Blok Barat “Amerika Serikat”. Waktu itu Amerika Serikat takut bila Uni Soviet makin kuat dalam campur tangan soal Irian Barat, sehingga pihak Amerika menekan Belanda untuk mengadakan perundingan dengan Indonesia. Indonesia. Amerika Serikat diwakili 40
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
oleh Elsworth Bunker. Ia mengajukan usulan kepada PBB agar penyelesaian status Irian Barat diselesaikan secara damai melalui mekanisme internasional. Pihak Belanda menerima mene rima usulan tersebut dengan syarat harus memperhatikan memperhatikan hak dan jaminan bagi masyarakat masyarak at Irian Barat [5]. Sesuai dengan usulan Bunker dan kesepakatan pemerintah Belanda dan Indonesia, maka pada tanggal 15 Agustus 1962 di markas besar PBB, New York dilakukan penandatanganan sebuah perjanjian yang dikenal dengan nama “New York Agreement” yang langsung disaksikan oleh Sekretaris Jenderal PBB U Thant. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Adam Malik dan delegasi Belanda oleh Dr. Van Roijen, sedangkan E. Bunker dari Amerika Serikat menjadi m enjadi perantaranya[5]. perantaranya[5].
Napak Tilas Politik di Tanah Papua
41
Gambar Para Pejabat UNTEA, UNSF dan Indonesia bertemu sebagai sebagai persiapan persiapan pengalihan pengalihan kekuasaan Irian Barat dari UNTEA kepada Indonesia, April 1963. (Dok. Kemenlu)
Atas dasar perjanjian tersebut, Belanda menyerahkan kekuasaannya kekuasaannya atas Irian Barat kepada Badan Pemerintahan (Peralihan) Sementara PBB yakni United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) pada 1 Oktober 1962 dan selanjutnya tanggal 1 Mei 1963 PBB menyerahkan Irian Barat ke tangan Indonesia. Namun penyerahan tersebut dilakukan tanpa persetujuan masyarakat Papua. Selanjutnya selama kurun waktu tahun 1962 sampai dengan tahun 42
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
1969 detik-detik pelaksanaan Act of Free Choice (PEPERA), penentuan nasib sendiri bagi orang Papua dilakukan berbagai upay upayaaupaya sistematis oleh pemerintah Indonesia untuk memenangkan memenangkan pelaksanaan PEPERA [5]. Salah satu upaya adalah pembentukan Dewan Musyawarah PEPERA (DMP). Anggota DMP dipilih oleh Pemerintah Indonesia. Jumlah anggota DMP sebanyak 1025 orang dari 800.000 penduduk Papua waktu itu. PEPERA dilaksanakan mulai dari Merauke pada tangal 14 Juli 1969 dan berakhir di Jayapura pada tanggal 2 Agustus 1969. PEPERA dilaksanakan di delapan kota, yakni Merauke, Jayawijaya, Paniai, Fak-fak, Sorong, Manokwari, Teluk Cendrawasih dan Jayapura.. Jaya pura.. Hasil PEPERA secara aklamasi 1025 orang tersebut memilih bergabung dengan Indonesia. Namun disisi lain, selama pelaksanaan PEPERA, di beberapa daerah diwarnai dengan aksi demonstrasi menolak hasil PEPERA, dipimpin oleh Herman Wayoi dan Permenas Torrey. Mereka menolak dengan alasan bahwa pelaksanaan PEPERA Napak Tilas Politik di Tanah Papua
43
tidak menggunakan prinsip “one “ one man one vote” vote” (satu orang satu suara). Indonesia tidak patut menjadi penyelenggara PEPERA, seharusnya dipegang oleh pihak ketiga (penengah) yang netral. Keterlibatan pihak militer Indonesia pada pelaksanaan PEPERA tidak saja pada intimidasi terhadap penduduk tetapi militer juga terlibat dalam pengaturan pelaksanaan PEPERA [5].
Gambar Anggota Dewan Musyawarah Pepera (DMP) dari Kabupaten Jayapura melakukan penentuan pendapat pada 2 Agustus 1969 di Gedung Negara Dok V Atas Atas Jayapura J ayapura
(Sumber: Tabloidjubi.com)
Protes atas hasil PEPERA menimbulkan gejolak politik baru. Awalnya konik Peme-
44
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
rintah Belanda dan Indonesia selanjutnya bergeser ke perlawa perlawanan nan masyara masyarakat kat Pa Papua pua terhadap Pemerintah Indonesia. Salah satu bentuk perla perlawanan wanan adalah pada tanggal 1 Juli 1971, Seth Jafet Rumkorem, pimpinan Pemerintah Revolusioner sementara Republik West Papua Papua di Markas Victoria menggu meng gunakan nakan nama West Papua untuk Papua untuk Papua sebagai bentuk perlawanan pemerintah Indonesia di Tanah Papua. Kemudian diikuti oleh berbagai organisasi perjuangan Papua merdeka. Menyikapi keadaan ini, Pemerintah Indonesia di bawah komando Presiden Soeharto memberlakukan Tanah Papua sebagai Daerah Operasi Militer (DOM) untuk menumpas masyarakat masyarakat Papua yang ingin memisahkan memi sahkan diri dari NKRI. Sejak tahun 1967 sampai 1972 sekitar 60.000 tentara dikirim ke Papua untuk menghadapi OPM yang hanya berjumlah 1600 1600 orang, orang, termasuk mereka yan yang g berjuang tanpa kekerasan [7]. [7]. Sementara masih dalam situasi dan kondisi hukum dan keamanan yang tidak kondusif, pemerintah mengeluarkan beberapa regulasi. Salah satunya adalah Peraturan RI No 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Napak Tilas Politik di Tanah Papua
45
Kabupaten Merauke, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Fak-Fak, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Sorong, Kabupaten Kabupate n Yapen Yapen Waropen, Kabupaten Kabup aten Teluk Cenderawasih dan Kabupaten Pa Paniai. niai. Sepanjang tahun 1970-1998 sampai detikdetik reformasi digulirkan di Indonesia, masyarakat masya rakat Papua hidup dalam cengkraman rezim Orde Baru yang otoriter dan militeristik. militeristi k. Pada masa ini, Papua diberlakukan sebagai Daerah Operasi Militer (DOM), sehingga ter jadi berbagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Ketika itu terjadi pem bunuhan, penyiksaan, teror, pemer pemerkosaan, kosaan, intimidasi dan penahanan semena-mena oleh aparat keamanan, seakan-akan hak hidup masyarakat masya rakat Papua ada di tangan TNI/Polri. Gelombang kasus kekerasan melalui berbagai operasi militer yang terungkap adalah Operasi Sadar (1965-1967), Operasi Batarayhuda (1967-1969), Operasi Wibawa (1969), Operasi Koteka di Jayawijaya (1977), Operasi Sapu Bersih I dan II (1981), Operasi Tumpas (19831984), Operasi Sapu Bersih III (1985). Tahun 1996 Operasi Militer di Mapnduma, Biak berdarah tahun 1998, Abepura Berdarah dan 46
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
Wasior Berdarah Be rdarah 2001, 200 1, Wamena Wamena Berdarah Be rdarah 2001 dan 2003, Puncak Jaya 2004, pembunuhan pelajar di Paniai tahun 2014 dan sebagainya. Belum termasuk penculikan, penyiksaan, pembunuhan, pemerkosaan, pemerkosaan, intimidasi, teror yang dilakukan terhadap perorangan yang dicurigai atau dianggap sebagai separatis yang berjuang untuk memerdekakan Papua. Sekalipun dilakukan berbagai operasi militer, Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Barat (TPN OPM) semakin eksis, membuka pos-pos pertahanan di sepanjang perbatasan Papua New Guinea dan Guinea dan Pegunungan Tengah, yang sewaktu-waktu mereka melakukan penyerangan terhadap pos-pos TNI, akibatnya tidak sedikit anggota TNI dan POLRI yang menjadi korban. Akhirnya masa Orde Baru yang penuh otoriter di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto selama 30 tahun lebih dari tahun 1966 hingga 1998 runtuh. Gelombang protes mahasiswa yang didukung massa dipimpin oleh tokoh-tokoh reformis Indonesia yang tidak menghendaki kembalinya kekuasaan rezim Orde Baru pada tahun 1997 memaksa Soeharto lengser dari kursi kepresidenannya Napak Tilas Politik di Tanah Papua
47
pada tanggal 21 Mei 1998. Mundurnya Presiden Soeharto juga dipicu oleh krisis ekonomi dan moneter yang menyebabkan tingginya inasi di Indonesia. Karena itu B.J. Habibie menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Runtuhnya rezim Orde Baru pimpinan Presiden Soeharto membuka babak baru gerakan perjuangan Papua merdeka melalui cara-cara yang damai dan bermartabat, ditandai dengan pendirian Presidium Dewan Papua (PDP) pada tanggal 1-7 Juli 1998. Presidium Dewan Papua (PDP) adalah organisasi resmi masyarakat kesukuan di Papua Barat. Dewan ini merupakan penjelmaan kembali dari Dewan Nugini (Nieuw Guinea Raad) yang dibentuk pada Oktober 1961. Organisasi ini menggerakan seluruh Rakyat Papua dengan menaikkan Bendera Bintang Kejora di seluruh Tanah Papua. Hal ini dipicu karena adanya surat Senator Amerika yang mendesak Presiden Republik Indonesia, Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie untuk segera memberikan referendum kepada Timor Leste, L este, Aceh, dan Papua. 48
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
Pada masa pembentukan Presidium Dewan Papua (PDP), masyarakat Papua di Biak mengi barkan barkan bendera Bintang Kejora (Morning Star Flag) pada tanggal 7 Juli 1998 pukul 03.00 WIT. Sekitar 200 lebih jiwa dibunuh oleh TNI (T (Tentara entara Nasional Indonesia), sehingga dibentuklah suatu Forum Masyarakat Papua yang diberi nama Tim FORERI yang dipersiapkan untuk menghadap Presiden Habibie. Setelah itu Presiden Habibie mengundang 100 tokoh rakyat Papua untuk mendengar secara langsung keluhan rakyat Papua. 100 orang perwakilan per wakilan masyarakat masyarakat Papua yang berasal dari ber bagai komponen itu bernama Team 100. Team ini diterima Presiden Habibie di Istana Negara dan mereka menyampaikan keinginan politik Bangsa Papua yakni keluar dari NKRI dan hendak merdeka dan berdaulat dalam negara Papua. Namun keinginan Bangsa Papua itu dijawab oleh Presiden B J Habibie dengan mengatakan, “Pulang dan Renungkan”. Presiden B J Habibie kemudian tidak melan jutkan masa kepe kepemimpinannya mimpinannya.. Salah satu alasannya karena memper bolehkan diadaNapak Tilas Politik di Tanah Papua
49
kannya referendum bagi rakyat di Provinsi Timor Timur (sekarang negara Timor Leste). Hasil referendum yan yang g diselenggarakan pada tanggal 30 Agustus 1999 itu adalah mayoritas m ayoritas masyarakat memilih merdeka (memisahkan diri dari NKRI). Lepasnya Timor Timur di satu sisi memang disesali oleh sebagian warga negara Indonesia, namun di sisi lain mem bersihkan nama Indonesia yan yang g sering tercemar oleh tuduhan pelanggaran HAM di Timor Timur. Jabatannya B.J. Habibie digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Pada masa Presiden Preside n Abdurr Abdurrahman ahman Wahid Wahid atau Gusdur mem bawa bawah h perubahan positif bagi raky rakyat at Pap Papua. ua. Dengan jiwa negaraw negarawan, an, Presiden Abdurrahman Wahid Wahid meminta memi nta maaf kepada rakyat Papua atas pelanggaran HAM masa lalu di Papua, membebaskan Tapol/ Napol, mengganti nama Irian Jaya menjadi Papua Pap ua dan memperbolehkan m emperbolehkan bendera Bintang Kejora dikibarkan berdampingan dengan bendera Merah Putih. Langka-langka berani yang dilakukan Presiden Abdurrahman Wahid ini menim bulkan pro dan kontra. 50
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
Di pihak pro menilai langka ini cukup baik untuk mencari pemecahan masalah Papua, sedangkan di pihak kontra menilai langka ini mendorong kemerdekaan Bangsa Papua.
Gambar. Gusdur Berbincang-Bincang dengan Pejuang Kemerdekaan Papua, Theys Eluay
(Sumber: http://lapago.blogspot.co.id )
Kebijakan-kebijakan yang dilakukan Presiden Abdurrahman Wahid ini dinilai semakin membahayakan keutuhan NKRI sehingga ia diberhentikan sebagi Presiden RI ke 4 dan diganti oleh Megawati Sukarnoputri sebagai Presiden RP ke 5. Pada tahun yang sama (1999), setelah dilantik menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati Sukarnoputri mengeluarkan Napak Tilas Politik di Tanah Papua
51
Undang-undang No. 45 tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi Irian Jaya Tengah, Irian Jaya Barat, Kabupaten Paniai, Kabupaten Mimika, Kabupaten Puncak Jaya dan Kota Sorong. Kemudian dilakukan perubahan dengan keluarnya Undang-Undang No. 5 tahun 2000 tentang Perubahan atas UndangUndang No. 45 Tahun 1999. Kebijakan pemekaran atas sejumlah daerah tersebut, terutama mengenai pemekaran tiga Provinsi direspon dires pon oleh masyarakat Papua Pap ua dengan cara demonstrasi besar-besaran yang dipusatkan di kota Jayapura dan Timika. Waktu itu masyarakat tahu betul bahwa kebijakan pemekaran adalah strategi untuk penguatan integrasi nasional dari pemerintah Indonesia. Demonstrasi besar-besaran rakyat Papua Pap ua direspon oleh DPRD Provinsi Irian Jaya (kini Provinsi Papua) dengan mengeluarkan Keputusan DPRD No. 11/DPRD/1999 tentang Pernyataan Pendapat DPRD Provinsi Irian Jaya dan usul pencabutan Keputusan RI No.327/M 1999 tertanggal 5 Oktober 1999. Penolakan pemekaran ini dengan alasan bahwa pemerintah pusat tidak melakukan
52
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
konsultasi rakyat dan tidak sesuai dengan usulan pemerintah Provinsi Irian Jay Jaya. a. Pada masa Presiden Preside n Abdurr Abdurrahman ahman Wahid, Wahid, dalam sidang MPR Tahun 1999 menetapkan pemberian Otonomi Khusus kepada Aceh dan Papua Pap ua untuk meredam tuntutan kemerdekaan (memisahkan diri dari NKRI). Namun proses penyusunan Draft RUU Otsus baru dimulai setelah Jaap Salossa menjadi Gubernur Papua pada 23 November 2000. Rancangan RUU Otsus itu dikoordinir oleh tim dari Universitas Cendrawasih. Setelah melalui ber bagai kesulitan, RUU Otsus untuk Pa Papua pua disahkan oleh DPR RI pada 20 Oktober 2000. Pada tanggal 21 November 2001 Presiden Megawati Sukarnoputri menandatangani UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Pap Papua. ua. UU ini diharapkan dapat menjadi payung hukum untuk pemecahan masalah di Tanah Papua, namun Presiden melakukan mela kukan pelanggaran atas UU tersebut dengan mengeluarkan Inpres Nomor 1/2003 tentang pemekaran tiga Provinsi terpisah. Keputusan ini diambil tanpa konsultasi dengan rakyat Papua. Buntut dari kebijakan ini adalah terpecahnya konik horizontal Napak Tilas Politik di Tanah Papua
53
antara masa pro pemekaran dan kontra pemekaran. Sebelum regulasi tersebut dikeluarkan, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Kabupaten Sarmi, Kabupaten Keerom, Kabupaten Kabu paten Sorong Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Waropen, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Mappi, Kabupaten Asmat, Kabupaten Teluk Bintuni, dan Kabupaten Teluk Wondama. Pada masa pemerintahan Presiden Pada Presid en Susilo Bambang Yudoyono dikeluarkan beberapa kebijakan dalam kerangka Otsus, yakni dikeluarkannya PP. No. 54 tentang Majelis Rakyat Papua (MRP) tanggal 23 Desember 2004. MRP merupakan salah satu lembaga yang diamanatkan diamanatkan dalam UU Otsus. Otsus . Lembaga ini memiliki peran yang sangat strategis sebagai representasi kultural masyarakat Papua dalam memberikan penilaian atau persetujuan terhadap kebijakan Pemerintah Pusat maupun Daerah.
54
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
Pada tahun 2008 pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan Pemeri Pemerintah ntah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Pa Papua pua menjadi Undang-Undang. Isi Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008, tertanggal 16 April 2008 ini menyebutkan bahwa Otsus diberikan untuk Provinsi Papua adalah Provinsi Irian Jaya yang kemudian menjadi Provinsi Papua dan Papua Barat. Selain itu, dalam tahun 2008 pemerintah mengeluarkan beberapa regulasi untuk pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) di Provinsi Papua, yakni Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Mamberamo Tengah, Kabupaten Nduga, Kabupaten Puncak, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Yalimo, dan Kabupaten Deiyai. Pembentukan Daerah Otonom Baru ini atas inisiatif masyarakat dari berbagai daerah di Tanah Tanah Papua dengan alasan memperpendek mempe rpendek rentang kendali pemerintahan, walaupun banyak banya k gelombang penolakan datang dari ber bagai komponen, terutama dari kalangan Napak Tilas Politik di Tanah Papua
55
mahasiswa, dengan alasan bahwa pemekaran menguntungkan meng untungkan orang luar karena kualitas dan kuantitas SDM Papua masih terbatas dan dari sisi kultural akan merusak keutuhan sosial budaya Papua yang diwariskan secara turun-temurun. Ada banyak dampak negatif akibat pemekaran di Tanah Papua. Namun demikian banyak banya k juga pengaruh positif yan yang g didapat dari pemekaran wilayah administrasi pemerintahan peme rintahan ini. Hingga kini masyarakat merasakan banyak manfaat pembangunan jika potret dari aspek ekonomi, pendidikan, sosial dan politik, seperti bertambahnya pengusaha peng usaha lokal Papua, perhatian per hatian terhadap SDM dengan membangun fasilitas dan mem berikan bantuan studi kepada pelajardan mahasiswa, masyarakat semakin adaptif dengan perkembangan IPTEK, jabatan Legislatif dan Eksekutif mayoritas dijabat oleh orang asli Papua, dsb. Semua ini terjadi demikian atas hadirnya UU Otonomi Khusus dan pemekaran di Tanah Papua. Selain Otonomi Khusus, untuk menjaw me njawab ab ketertinggalan pembangunan maka pada masa Pemerintahan Presiden Soesilo Bambang 56
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
Yudhoyono (SBY) dibentuk Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2011. Lembaga ini ada untuk mendukung koordinasi, memfasilitasi, dan mengendalikan pelaksanaan percepatan per cepatan pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Terbentuknya unit ini telah membantu pemerintah di Papua untuk percepatan pembangunan diberbagai aspek. Terutama Terutama di bidang pendidikan, UP4B telah mendorong ratusan putra-putri Papua mengenyam mengenya m pendidikan di Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia. Di bidang lainnya masih banyak banya k pekerjaan yang belum diselesaikan hingga masa tugas UP4B berakhir. Disisi lain, pemerintah RI bersama TNI/ Polri masih mempertahankan mempertahankan cara-cara rezim Orde Baru bagi orang asli Papua yang hendak berdemokrasi untuk menyampaikan pendapat di muka umum demi hakhak hidupnya, namun pemerintah selalu menutup ruang-ruang demokrasi. Selain itu, pemerintah secara sistematis membatasi akses jurnalis dan peneliti internasional yang hendak meliput pelanggaran HAM dan Napak Tilas Politik di Tanah Papua
57
memantau situasi dan kondisi pembangunan di Tanah Papua. Pendekatan militeristik yang digunakan ini mengakibatkan sebagian orang Papua dibunuh, disiksa, dipenjara, diperkosa, dan diteror sehingga masyarakat hidup dalam lingkungan yang tertekan. Tidak hanya Orang Asli Papua (OAP), TNI/Polripun dibunuh atau disiksa oleh pihak-pihak yang bersebarangan ataupun yang memiliki kepentingan tertentu, termasuk non pribumi yang kerja di Tanah Papua-pun kena ke na imbasnya imb asnya akibat dari kekecewaaan masyarakat Papua terhadap pemerintah Indonesia. Untuk mengakhiri sejumlah persoalan ini, Jaringan Damai Papua (JDP) yan yang g dikoordinir oleh Pastor Dr. Neles Tebay berupaya mendukung men dukung konsultasi antar Papua dan membantu Papua menyiapkan proses dialog potensial dengan pemerintah pusat. Meskipun demikian, format dialog yang diusulkan belum diterima secara utuh. Yang terjadi di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo malah mengadakan dialog parsial dengan tokoh-tokoh tertentu di Papua, seperti yang dilakukan mantan Presiden Susilo Bambang 58
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
Yudoyono. Pendekatan ini tentu tidak akan menyelesaikan akar masalah Papua (Sejarah Integrasi dan Pelanggaran HAM Berat) karena dulu persoalan ini diperjuangkan kalangan orang tua. Pada saat ini, ideologi Papua Merdeka diperjuangkan oleh kaum intelektual muda sebagai suatu ideologi politik yang tidak mudah untuk dikompromi dengan iming-iming uang, jabatan maupun kesejahteraan. Di tengah-tengah gejolak sosial politik yang tidak menentu di Tanah Papua, pemerintah di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan berbagai kebijakan dan strateginya selalu berupaya untuk mengangkat harkat dan martabat manusia Papua di berbagai bidang, buktinya masyarakat Papua semakin hari semakin berkembang dari sisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM), walaupun secara skala nasional Papua selalu diurutan terakhir. Diharapkan, seiring berjalannya waktu, proses pembangunan di Tanah Papua semakin membaik sehingga masyarakat merasakan keadilan dan kemakmuran.
Napak Tilas Politik di Tanah Papua
59
REFERENSI
[1] Mansoben, J.R, (1995). Sistem Politik Tradisional Di Irian Jaya. Jakarta-Leiden: LIPI Rijksuniversiteit Leiden. [2] Antoh, Demianus, (2007). Rekontruksi dan Transformasi Nasionalisme Papua. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Harapan [3] Kamma, F.C, (1987). Ajaib Di Mata Kita. Jakarta: BPK Gunung Mulia. [4] Wikipedia.org. Operasi Trikora (Diakses Tanggal 23 Januari 2016). [5] Korwa, Richo (2013). Proses Integrasi Irian Barat ke Dalam NKRI. Diakses dari ejournal.unsrat.ac.id Tanggal 23 Januari 2016
Referensi
61
[6] Djopari,J.R.G. (1993). Pemberonta Pemberontakan kan Organisasi Papua Merdeka. Jakarta: Grasindo [7] Ayorbaba, Anthonius (2011). The Pap Papua ua Way: Dinamika Konik Laten dan Reeksi 10 Tahun Tahun Otsus Papua. Jayapura: Suara Perempuan Papua- The Papuan Institute
62
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
BIODA BI ODAT TA PEN ENULI ULIS S
Data Pribadi
Nama
: Melkior Nikolar N g a l u m s i n e Sitokdana, S.Kom., M.Eng
Tempat Tanggal Lahir : Abmisibil, Abmis ibil, 18 Mei 1987
Biodata Penulis
63
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Agama
: Katolik
Kewarganegaraan Kewarg anegaraan
: Indonesia
Alamat
: Purisatya Blok IV No. 17, Salatiga
Handphone
: 081229553542
Latarbelakang Pendidikan Formal
1995 – 2001 : SD YPPK Abmisibil Kabupaten Pegunungan Bintang Papua 2001 – 2004 : SMP N Okbibab Kabupaten Pegunungan Bintang Papua 2004 – 2007 : SMA YPPK Jayapura Jay apura
Asisi
Sentani
2007 – 2012 : Jurusan Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga 2013-2015
64
: Pascasarjana Teknik Elektr Elektro, o, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
Non Formal
2010 : Pelatihan Jurnalistik Yogyakarta
di
Bernas
2008 : Kursus Operator Komputer Bisnis di Stekom PAT Salatiga S alatiga 2009 : Kursus Desain Komputer Gras di Stekom PAT Salatiga S alatiga 2011 : Administrator Jaringan Satya Bina Bangsa Salatiga 2012 : Kursus Pemogr Pemograman aman Visual di Stekom PAT Salatiga Dan masih banyak pelatihan dan kursus ya yang ng diikuti Pengalaman Berorganisasi
2009-2011 : Sekjen Komunitas Mahasiswa Pelajar Pegunungan Bintang Se Jawa Bali dan Sulawesi 2009
: Pendiri Media Mahasiswa Pegunungan Bintang: Komapo News (Online dan Cetak)
2011
: Ketua Pan Panitia itia Seminar Nasional Kerja Sama Pemerintah Kabupaten
Biodata Penulis
65
Raja Ampat dan Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga 2012-2015 : Pembina Mahasiswa Pegunungan Bintang Penghargaan
2009 : Juara I Pidato dan Sebagai Peserta Terbaik Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Papua Diselenggarakan Yayasan Binterbusih Semarang 2011 : Juara II Sebagai Peserta Terbaik Latihan Kepemimpinan Tingkat Lanjut Mahasiswa Papua Diselenggarakan Yayasan Binterbusih Semarang Karya Ilmiah dan Kegiatan Sosial
1.
Pemakalah Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia (SEMNAS TEKNOMEDIA) TEKNO MEDIA) STMIK Amikom Yogyakarta Tahun Tahun 2015. Judul Makalah: Rencana Strategis Pengembangan e-Government Pemerintah Provinsi Papua
2.
Pemakalah Seminar Nasional Teknolologi Pemakalah Informasi dan Komunikasi (SENTIKA)
66
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya
Universitas Admajaya Yogyakarta Tahun 2015. Judul Makalah: Digitalisasi Kebudayaan Kebudaya an di Indonesia 3.
Publikasi Jurnal di Universitas Adma Jay Jayaa Yogyakarta Tahun 2015. Judul: Evaluasi Implementasi e-Government Pada Situs Web Pemerintah Kota Surabaya, Kota Medan, Kota Banjarmasin, Kota Makassar dan Kota Jayapura
4.
Publikasi Jurnal di Universitas Kristen Maranatha Bandung Tahun 2016. Judul: Strategi Pembangunan e-Culture di Indonesia. Jurnal Maranatha
5.
Memba ngun Membangun Website ebsite:: www. knpipegbintang.com (oine), www. knpipegbintang.com komapo.org, www.himppar.com, www. ngapdonpapua.com (oine), www. ngapdonpapua.com imppetang.com, www.oksnews.com, ngalumtourism.com
Buku
1.
Strategi Pembangunan Pemerintahan Berbasis Elektronik [Sebuah Langka Untuk Mewujudkan Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera]
Biodata Penulis
67
2.
“Menerima Misionaris Menjemput Peradaban” [Sejarah Nama Pegunungan Bintang, Papua & Awal Mula Peradaban Orang Asli Pegunungan Bintang]
Pengalaman Kerja
Staf Laboratorium Komputer Fakultas Teknologi Informasi Univ. Kristen Satya Wacana tahun 2009
•
•
•
Pendamping mahasiswa Papua di Yayasan Binterbusih Semarang 2012 hingga sekarang Staf Pengajar (Dosen (Dosen)) Tetap di Universi Universitas tas Kristen Satya Wacana, Salatiga 2015 hingga sekarang
68
SejarahNamaPapua&AsalUsulManusianya