Museum Sri Baduga Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari Museum Sri Baduga 250px Didirikan 1974 Lokasi kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia Indonesia
Museum Sri Baduga merupakan sebuah museum yang terletak di kota k ota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia. Museum ini dikelola oleh pemerintah propinsi Jawa Barat, yang mulai didirikan pada tahun 1974 dengan memanfaatkan bangunan lama bekas Kawedanan Tegallega, yang kemudian diresmikan pada tanggal 5 Juni 1980 oleh Menteri M enteri Pendidikan dan Kebudayaan waktu itu, Daoed Joesoef. Penamaan museum ini diambil dari gelar salah s alah seorang raja Pajajaran sebagaimana tertulis pada Prasasti Pras asti Batutulis. Dan kemudian ditetapkan melalui Kepmendikbud nomor 02223/0/1990 tanggal 4 April 1990. Museum Sri Baduga menampilkan koleksi batuan, flora & fauna, bahan galian, dan peta plestosen. Di lantai dua terdapat profil masyarakat tradisional Sunda dan produk budaya yang dihasilkan kebudayaan Sunda. Selain itu, museum ini juga menampilkan penataan ruang dalam sebuah rumah dan koleksi benda bersejarah bersejar ah di dalamnya. Terdapat Terdapat pula pula fasilitas fasilitas auditorium, auditorium, perpustakaan perpustakaan,, ruang ruang seminar seminar dan pameran pameran,, serta perpustakaan
Sekilas Tentang Museum Sribaduga Bandung Oleh: AnneAhira.com Content Team
Tahukah Anda Museum Sri Baduga? Sebelum membahas mengenai Museum Sri Baduga, penulis akan membahs sedikit tentang museum. Museum sebagai tempat peninggalan masa lampau mampu menggiring kita seakan-akan berada pada zaman ketika peninggalan-peninggalan itu berfungsi. Seakan-akan benda-benda tersebut berbicara dan meyakinkan kita atas apa yang telah dilaluinya. Museum sebagai media representasi dari wajah sejarah suatu identitas: bangsa dan negara. Museum, termasuk Museum Sribaduga, bukanlah usaha komersil. Museum merupakan sebuah tempat yang mengoleksi, mendokumentasikan, melestarikan, memamerkan, merefleksikan, dan merepresentasikan fakta sejarah. Museum memiliki fungsi sebagai penyedia layanan masyarakat, menjaga warisan bangsa, media perubahan sosial politik. Selain itu, museum berfungsi dan bertujuan sebagai media edukasi dan rekreasi bagi masyarakat. Sebagai bangunan budaya atau heritage, Museum Sribaduga yang terletak di kawasan Tegallega, Bandung, mampu menjadi daya tarik untuk belajar dan berwisata. Museum Sribaduga berasal dari nama seorang raja Pajajaran terakhir yang bernama Sri Baduga. Penamaan museum dari nama raja-raja atau pahlawan daerah setempat kar ena kebijakan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Museum Sribaduga bernanung di bawah Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi Jawa Barat. Bertolak dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1955, maka Museum Sribaduga pun melaksanakan fungsi dan tugas museum yang dikenal dengan 4P yakni penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan. Penyimpanan di Museum Sri Baduga Tidak semua benda bisa disimpan di Museum Sri Baduga untuk dijadikan koleksi. Benda yang bisa disimpan di museum adalah benda-benda yang mempunyai nilai sejarah; dapat diidentifikasi dari bentuk atau wujudnya, tipe atau gayanya, fungsi dan asalnya secara historis, geografisnya, dan periodisasi dalam geologinya; dapat menjadi monumen dalam sejarah alam dan budaya; serta replika yang sah menurut persyaratan. Perawatan di Museum Sri Baduga Berbagai koleksi benda di museum memerlukan perlakukan berbeda-beda dan khusus, termasuk di Museum Sri Baduga. Misalnya benda-benda seperti kayu, kertas, tulang, kulit, dan sejenisnya membutuhkan penyimpanan dan perawatan yang relatif lebih sulit dan telaten dibanding benda-benda nonorganik seperti batu, besi, baja, dan sejenisnya. Seluruh koleksi yang ada harus diperhatikan dalam hal penyimpanan meliputi iklim dan lingkungan, cahaya, serangga, dan mikroorganisme yang mungkin bisa merusak koleksi tersebut seperti jamur dan lumut. Pengamanan di Museum Sri Baduga
Pengamanan dimaksudkan bukan hanya pada pengamanan museum secara umum, melainkan pada pengamanan sarana penyimpanannya. Pengamanan sarana penyimpanan ini sangat penting untuk koleksi museum, termasuk di Museum Sri Baduga. Pengamanan sarana penyimpanan ini seperti lemari koleksi, ruangan atau gedung tempat koleksi itu disimpan. Pengamanan koleksi museum mencakup teknik pengamanan dan personil pelaksananya (dalam hal ini orang yang bertugas mengamankan). Meski teknik pengamanan museum itu canggih, namun jika tidak ditunjang dengan SDM yang kompeten maka tidak akan berhasil. Itu sebabnya saat ini banyak kita jumpai kasus penjualan koleksi museum kepada kolektor benda-benda kuno. Pemanfaatan Museum Sri Baduga Koleksi-koleksi museum yang terkumpul termasuk di Museum Sri Baduga, kemudian disimpan, dirawat, dan diamankan, mestilah dimanfaatkan. Pemanfaatan berfungsi untuk mendukung kelangsungan kebudayaan itu sendiri. Masyarakat mesti mengetahui nilai historis berupa arti, guna, dan fungsi dari koleksi tersebut. Pemanfaatan sudah bisa dilakukan dengan lebih inovatif saat ini. Selain dengan cara pameran pada jam kunjung atau jam kerja, juga pameran dalam bentuk penginformasian kepada masyarakat luas melalui pembuatan leaflet, brosur, katalog, media cetak, bahkan media virtual (internet) sekalipun. Koleksi Museum Sri Baduga Koleksi yang ada di Museum Sribaduga merupakan koleksi yang komplet. Setidaknya ada sepuluh klasifikasi koleksi di Museum Sri Baduga, yaitu: 1. Geologika, benda koleksi disiplin ilmu geologi (fosil, batuan, mineral, dan benda bentukan alam lainnya seperti andesit dan granit). 2. Biologika, benda koleksi disiplin ilmu biologi (rangka manusia, tengkorak, hewan, dan tumbuhan baik fosil ataupun bukan). 3. Etnografika, benda koleksi disiplin antropologi yang merupakan hasil budaya atau identitas suatu etnis. 4. Arkeologika, benda koleksi yang merupakan peninggalan budaya sejak masa prasejarah sampai masuk pengaruh barat. 5. Historika, benda koleksi yang memiliki nilai sejarah dan menjadi objek penelitian sejak masuknya pengaruh barat hingga sekarang (negara, tokoh, kelompok, dan sejenisnya). 6. Numismatika dan heraldika. Numismatika adalah alat tukar atau mata uang yang sah. Heraldika adalah lambang, tanda jasa, dan tanda pangkat resmi (cap atau stempel). 7. Filologika, benda koleksi disiplin filologi (naskah kuno tulisan tangan yang mendeskripsikan suatu peristiwa). 8. Keramologika, benda koleksi barang pecah belah yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. 9. Seni Rupa, benda koleksi yang mengekspresikan pengalaman artistik manusia melalui karya dua atau tiga dimensi. 10.Teknologika, setiap benda atau kumpulan benda yang menunjukkan perkembangan teknologika tradisional hingga modern.
Kegiatan Anak di Museum Sri Baduga Museum Sri Baduga Bandung berusaha memenuhi besarnya animo anak-anak untuk mengunjungi museum dengan memamerkan mainan koleksi Museum Sri Baduga tersebut. Untuk memperingati Hari Anak Nasional, beberapa kegiatan yang berhubungan dengan anak-anak juga diselenggarakan. Beberapa tahun terakhir ini, minat anak-anak untuk berkunjung ke museum Sri Baduga meningkat. Hal ini disebabkan oleh dorongan tugas dari sekolah dan tentunya keinginan dari anak-anak itu sendiri. Oleh karena itulah, pihak dari museum Sri baduga menyikapinya dengan inisiatif memamerkan mainan anak koleksi museum Sri Baduga. Koleksi mainan yang dipamerkan tidak hanya maianan tradisional zaman dulu, melainkan juga mainan saat ini. Kepala Balai Pengelolaan Museum Sri Baduga Bandung mengatakan bahwa hal ini dilakukan agar keterkaitan perkembangan permainan zaman dulu atau tradisional dengan mainan modern saat ini dapat dihubungkan. Intinya, semua mainan adalah sesuatu yang menghibur. Namun, di belakang itu semua, ada tujuan lain dari permainan, yaitu berupa kreativitas, inovasi, dan lain-lain. Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, Museum Sri Baduga akan menggelar berbagai kegaiatan selama satu minggu. Museum Sri Baduga akan memamerkan koleksi-koleksi masterpiece museum ini dan juga koleksi pribadi maupun koleksi komunitas. Kegiatan lainnya adalah rangkaian festival permainan anak, work shop mainan, dan pemutaran film-film dokumenter. Karena tingginya minat sekolah untuk mengikuti berbagai kegiatan yangberlangsung selama satu minggu itu, pihak Museum Sri Baduga akhirnya membatasi peserta dalam satu hari kegiatan, yaitu hanya diikuti tiga sampai lima sekolah. Sementara itu, kegiatan ini terdiri atas kegiatan festival mainan, work shop mainan, dan pemutaran film. Bandung Zaman Dulu di Museum Sri Baduga Untuk mengetahui sejarah Kota Bandung, kita semua dapat berkunjung ke Museum Sri Baduga. Di dalam museum ini kita bisa mengetahui tentang sejarah Kota Bandung, mulai zaman purba, zaman kerajaan Hindu, Budha, Islam, zaman Belanda, dan sejarah budaya yang berkembang di Bandung. Museum Sri Baduga berada di Jalan BKR, tepatnya di depan Taman Tegallega, Bandung. Di dalam museum ini, para pengunjung dapat melihat Prasasti Telapak Gajah yang dibuat pada zaman Kerajaan Tarumanegara. Selain itu, ada juga koleksi furnitur khas dari Jawa Barat pada masa penjajahan Belanda. Furnitur ini sangat unik dan bahannya juga sangat berkualitas. Jika ingin mengetahui keadaan Bandung tempo dulu, berkunjunglah ke Museum Sri Baduga.