Studio Tugas Akhir
Museum Seni & Budaya Jawa Barat
BAB II TINJAUAN TERHADAP MUSEUM 2.1
Pengertian ian Mu Museum Pada Pada
awal awalny nya, a, museum
meru merupa paka kan n
suat su atu u
temp tempat at
peraga peragaan an bagi bagi pemili pemilikny knya a yang yang dapat dapat memb memberi erikan kan su suatu atu gambaran akan betapa besar kekayaan dan kekuasaannya. (Evner, Nicholas. Historical Of Building Type).
Dalam alam
hika hikay yat
mito itolog logi
Yuna Yunan ni,
kon konsep sep
museum
diangkat dari nama seorang dewi dari sembilan dewi yang bersandang ang
keturunan
Zeus
dan
Maemosyne,
yang
memberikan inspirasi bagi para seniman. Museum berasal dari kata ‘MOUSEION’ yang ‘MOUSEION’ yang berarti tempat untuk Dewi Muse, yaitu suatu tempat bersejarah yang memberikan banyak inspirasi karena koleksi-koleksinya. Mungkin kesej esejar arah ahan an
karena melal elalu ui
hasrat
untuk
beber eberap apa a
art artefak efak
mengabadikan ter terten tentu
mendo mendoro rong ng orang orang untuk untuk memb membang angun un museum
yang ang
yang yang jadi jadi
merup merupaka akan n “rumah “rumah penyim penyimpan panan an barang barang-ba -baran rang g berhar berharga ga yang
melestarikan
warisan
suatu
peradaban”.
Pada
perkembangannya museum sebagai ruang pamer bagi orangoran orang g kaya kaya tela telah h beru beruba bah h fung fungsi si menj menjad adii su suat atu u temp tempat at rekreasi publik. Museum kini juga telah mengalami berbagai perubahan baik dari fungsi, kriteria maupun citra.
2.2
Definisi Mu Museum Definisi sam sampai pai
museum
saat saat
berd berdir irin inya ya
terus terus
menga mengalam lamii
ICOM ICOM
perkem perkemban bangan gan,,
(Int (Inter erna nati tion onal al
Coun Counci cill
of
Museum), Museum), su suat atu u orga organi nisa sasi si prof profes essi sion onal al museum tingkat internasional memberikan definisi. Museum adalah adalah sebuah sebuah lembag lembaga a yang yang bersif bersifat at tetap, tetap, tida idak Nim Nama
menca encari ri
: 1.04.01.034 : Cecep Sukmana RS
keu keuntu ntungan ngan,,
melay elayan anii
masyar yarakat akat
dan 6
Studio Tugas Akhir
Museum Seni & Budaya Jawa Barat perkembangannya, mengumpulkan,
terbuka merawat,
untuk
umum,
yang
mengkomunikasikan
dan
memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, bukti-bukti material manusia dan lingkunganya.
Beberapa pendapat ahli tentang definisi museum antara lain: •
AC.
Parker.
Sarjana
Museologi
dari
Amerika
Serikat, menyatakan: “museum dalam arti modern, adalah sebuah lembaga yang secara aktif melakukan tugasnya dalam hal alamnya” •
menerangkan dunia
manusia dan
(majalah Museografia jilid 1987/1988:19).
SIR John Forsdyke, Direktur British Museum: “museum adalah badan yang memelihara kenyataan, dengan perkataan lain, memamerkan kebenaran benda-benda, selama kebenarana itu bergantung bukti-bukti yang berupa benda” (ibid:19)
2.3
Fungsi dan Peran Museum Fungsi-fungsi museum adalah: •
Tempat pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya
•
Tempat dokumentasi dan penelitian ilmiah
•
Konservasi dan preservasi
•
Penyebaran dan perataan informasi
keilmuan untuk
umum
Nim Nama
•
Pengenalan dan penghayatan kesenian
•
Pengenalan kebudayaan antar daerah dan bangsa
: 1.04.01.034 : Cecep Sukmana RS
7
Studio Tugas Akhir
Museum Seni & Budaya Jawa Barat •
Visualisasi warisan alam dan budaya
•
Cermin sejarah manusia, alam dan budaya
•
Objek wisata
(Tjandrasasmita, 1976:13)
Peran Museum secara umum adalah: •
Menghindarkan bangsa dari kemiskinan kebudayaan
•
Memajukan kesenian dan kerjinan rakyat
•
Turut menyalurkan dan memperluas pengetahuan secara massal
•
Memberikan
kesempatan
dan
bantuan
dalam
penyelidikan masalah (Amir Sutaarga, 1962:23 – 27)
2.4
Kriteria Perancangan a.
Berdasaran Materi Koleksi 1.
Museum Seni Berfungsi
sebagai
pengeloksian
benda-benda
yang dikumpulkan dan dipajang semata-mata karena nilai-nilai estetisnya dan untuk memberi kenikmatan bagi pengunjung dan meningkatkan nilai
apresiasi
manusia
terhadap
hasil
karya
manusia lain. 2.
Museum Sejarah Materi yang dikoleksi dan dipamerkan adalah berdasarkan perkembangan sejarah
3.
Museum Ilmu Pengetahuan Tujuan
adalah
pemikiran-pemikiran
untuk
mengkomunikasikan
dalam ilmu
pengetahuan,
dalam bentuk tiga dimensi, menambah rasa ingin tahu pengunjung tentang ilmu pengetahuan dan
Nim Nama
: 1.04.01.034 : Cecep Sukmana RS
8
Studio Tugas Akhir
Museum Seni & Budaya Jawa Barat memberi informasi tentang
penelitian-penelitian
yang sedang dilakukan. b.
Berdasarkan Arsitektur 1.
Museum dalam bentuk Istana/Kuil
2.
Museum yang berasal dari Monumen
3.
Museum
baru
yaitu
museum
yang
memang
direncanakan dan dirancang sebagai museum. c.
Berdasarkan Cara Penyajian 1.
Presentasi Estetis Materi koleksi biasanya benda-benda seni dengan konsep dasar penyajian adalah isolasi objek dari pengamat.
2.
Presentasi Historis Biasanya
pada
museum
sejarah,
antropologi,
etnologi dan arkeologi di mana tujuannya adalah untuk menghidupkan kebudayaan lampau. 3.
Presentasi Ekologis Biasanya
untuk
museum
yang
memamerkan
koleksi dalam bentuk natural science
d.
Berdasarkan Kawasan 1. Museum Nasional Merupoakan
museum
milik
Negara,
pengelolaannya dibawah lembaga nasional dan berhubungan dengan kepentingan nasional 2. Museum Daerah/Kota Merupakan museum yang dibatasi untuk suatu
kawasan
atau
kota
baik
dari
materi/pengelolaannya e.
Museum Khusus 1. Museum Terbuka
Nim Nama
: 1.04.01.034 : Cecep Sukmana RS
9
Studio Tugas Akhir
Museum Seni & Budaya Jawa Barat Museum ini mengambil tempat pameran di alam terbuka dan hanya memanfaatkan bangunan untuk administrasi, service dan gedng penyimpanan. 2. Museum Anak-anak Museum ini berfungsi sebagai media pendidikan, di mana anak-anak diberi inisiatif ataupun motivasi untuk belajar.
2.5
Aspek Perancangan Ruang Pamer 1.
Display Berfungsi sebagai tempat perletakan obyek dalam daerah pandang pengamat, pelindung benda pamer, tempat perletakan cahaya buatan dan pembatas ruang. Display dapat berupa: •
Dinding
•
Panel, yang bermanfaat sebagai pendukung dengan fleksibilitas tinggi
•
Penyangga
•
Lemari
Standar jarak dan sudut pandang untuk Display
Gambar 2.1 Standard Jarak dan sudut pandang display ( Neufert. Data Arsitek. Jilid 2. 250 ).
Nim Nama
: 1.04.01.034 : Cecep Sukmana RS
10
Studio Tugas Akhir
Museum Seni & Budaya Jawa Barat 2.
Sirkulasi dan pembagian ruang. Sirkulasi ruang pamer yang baik adalah sirkulasi yang dapat dicapai ke seluruh bagian ruang pamer dan dapat
“dibaca”
dengan jelas
oleh
pengunjung ploa sirkulasinya, penempatan pintu-pintu pada ruang pamer hendaknya memperhatikan efek “ Exit attraction”. Pada gambar dapat dilihat rencana denah untuk penempatan pintu, dalam hubungan dengan penggunaan ruang dan alur sirkulasi
Gambar 2.2 Sirkulasi pembagian ruang ( De Chiara, Time Saver Standards For Buildings Type ).
Keterangan •
a sampai d, penempatan pintu, denah display dan alur sirkulasi yang akan terjadi
•
c 1, penempatan pintu dan pengaruhnya pada sirkulasi exit attraction diabaikan
•
c 2, Exit attraction mendukung penjelajahan ruang
•
c 3, Exit atrtaction meningkatkan
penjelajahan
ruang •
Exit attraction: penarikan perhatian pengunjung akan sesuatu dibalik pintu.
Nim Nama
: 1.04.01.034 : Cecep Sukmana RS
11
Studio Tugas Akhir
Museum Seni & Budaya Jawa Barat
Gambar 2.3 Sirkulasi pembagian ruang ( De Chiara, Time Saver Standards For Buildings Type ).
Alternatif lain dalam pembagian ruang
Gambar 2.4 Alternatif lain pembagian ruang ( Neufert. Data Arsitek. Jilid 2. 250 ).
3.
Pencahayaan a.
Jenis pencahayaan •
Pencahayaan matahari,
alami, sifat
yaitu
pencahayaan
penerangannya
adalah
penyinaran merata dan matahari tidak dapat diatur
kekuatannya
dan
tidak
dapat
dipindahkan. •
Pencahyaan buatan, dari lampu yang dapat berfunsi selain sebagai penerang juga bisa menjadi elemen dekoratif.
b.
Aspek-apek pencahayaan yang perlu diperhatikan antara lain: •
Warna cahaya, dengan dasar warna, di mana masing-masing
warna
cahaya
memberikan
kesan yang berbeda pada pengamat •
Iluminasi dan tingkat penerangan
•
Posisi
pencahayaan,
dengan
pertimbangan
perletakan tidak menyilaukan pengamat, baik secara langsung maupun refleksi Nim Nama
: 1.04.01.034 : Cecep Sukmana RS
12
Studio Tugas Akhir
Museum Seni & Budaya Jawa Barat Posisi pencahayaan
•
tergantung dari obyek
yang diberi penerangan Menentukan
•
diperlukan
jenis dan
pencahayaan
kekuatannya
yang
(intensitas)
disesuaikan dengan objek yang disorot Menentukan sudut yang tepat untuk posisi
•
pencahayaan,
agar
tidak
mengurangi
keindahan obyek yang diberi cahaya Metoda pengunaan cahaya alami dari atas
Gambar 2.5 potongan melintang dan tampak atas untuk pencahayaan ( De Chiara, Time Saver Standards For Buildings Type ).
Gambar 2.6 potongan melintang untuk arah pencahayaan ( Neufert. Data Arsitek. Jilid 2. 250 ).
c.
Arah Pencahayaan Secara garis besar arah pencahayaan
dapat
dibagi menjadi: Nim Nama
: 1.04.01.034 : Cecep Sukmana RS
13
Studio Tugas Akhir
Museum Seni & Budaya Jawa Barat •
Pencahayaan ke bawah (downlight ). Arah pencahayaan datang dari atas dan menyinari obyek yang ada di bawahnya, sifat pencahayaannya merata.
•
Pencahayaan ke atas (Uplight ) Arah cahaya dari bawah ke atas, di mana posisi lampu dihadapkan ke atas, efek yang ditimbulkan
yaitu
kesan
megah
dan
memunculkan dimensi •
Pencahayaan dari belakang (Backlight ) Cahaya berasal dari belakang obyek, kesan yang akan muncul yaitu membuat bentuk obyek lebih jelas terlihat, memberi aksentuasi pada obyek
•
Pencahayaan samping (Sidelight ) Arah cahaya dari samping untuk memberikan penekanan pada elemen-elemen dari obyek tertentu yang menjadi aksen
•
Pencahayaan dari depan (Frontlight ) Cahaya datang dari depan obyek, memberi kesan natural dan apa adanya.
Nim Nama
: 1.04.01.034 : Cecep Sukmana RS
14