LAPORAN KUNJUNGAN MUSEUM
Disusun oleh: Alfin Andyhanda N. (02) Amalia Rizki Rahmawati (04) Diki Yudha Bagos.S. (10) Lutfi Amar Makruf (18) Nadia Fitri Wijayaningsih (20) Shelika Aureli Rahmadila (28) Suci Melynia Rahmawati (29) Vida Nur Ardiyanti (31) DINAS PENDIDIKAN PEMUDA OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN SMA NEGERI 1 GAMPING 2016
1
LEMBAR PENGESAHAN Tahun Pelajaran 2015/2016 SMA N 1 GAMPING
Gamping, 03 Maret 2016 Dinilai dan dibimbing
Wali Kelas
Pembimbing
Drs. Supriyadi , S.Pd.
Sumaryono, S.Pd.
NIP.
NIP. Kepala Sekolah
Drs. Yunus , S.Pd. NIP. 19580927 198503 1 008
2
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kunjungan wisata studi Monumen Jogja Kembali, Museum Merapi, Kaliurang pada kegiatan studi lapang pada tanggal 25 Februari 2016 dapat terselesaikan dan tepat pada waktunya. Dan saya berterimakasih atas semua pihak yang berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Saya berterimakasih kepada wali kelas kita Bapak Drs. Supriyadi dan juga guru pembimbing yang telah membantu Bapak Sumaryono, S.Pd. dan juga teman teman yang saya tidak bisa sebut satu persatu. Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
,Maret 2016 Penulis
Sulfin Amafitri Lutdick Selvid
3
MOTO
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Buku adalah jendela dunia. Tuntutlah ilmu selagi kamu bisa. Kegagalan adalah awal dari keberhasilan Setidaknya kita pernah berjuang. Dimana ada kemauan, pasti disitu ada jalan. Tetap berjuang walaupun tidak dianggap oleh orang disekitarmu. Tetap semangat dalam menjalani hidup walaupun kegalauan dalam belajar selalu
8.
menghampiri. Walau hujan dan panasnya matahari tak menghalangi semangatmu dalam menjalani
9. 10. 11. 12.
hidup terutama dalam belajar. Tuhan akan menggantikan yang lebih terbaik dari yang kamu harapkan itu gagal. Segala yang baik bagi kita haruslah kita jaga, sebagaimana cinta ialah alam semesta. Orang yang berjuang haruslah dianggap sebagai pejuang. Alam adalah cerminan dari perbuatan manusia. PERSEMBAHAN
1. 2. 3. 4. 5.
Bapak Drs. Yunus selaku Kepala Sekolah. BapakSumaryono, S.Pd selaku Pembimbing. Bapak Supriyadi, S.Pd selaku Wali Kelas X B. Orang tua yang selalu memberikan dukungan dan semangat. Teman-teman kelompok saya yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
4
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... 1 HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................... 2 KATA PENGANTAR .................................................................................................... 3 MOTTO DAN PENGESAHAN .................................................................................... 4 DAFTAR ISI ................................................................................................................ 5 BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 6 A. B. C. D.
LATAR BELAKANG ......................................................................................... TUJUAN OBSERVASI .................................................................................... MANFAAT ....................................................................................................... TEKNIK OBSERVASI ......................................................................................
6 8 8 8
BAB II HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ....................................................... 8 A. IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN........................... 1. KUNJUNGAN MUSEUM MONJALI............................................................ 2. KUNJUNGAN MUSEUM MERAPI............................................................ 3. KUNJUNGAN WISATA KALIURANG.........................................................
9 9 13 15
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 16 A. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 16 SUMBER RUJUKAN .................................................................................................. 17 LAMPIRAN ................................................................................................................. 18
BAB I PENDAHULUAN 5
A. LATAR BELAKANG Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Menurut KBBI edisi IV. “ Museum adalah gedung yang di gunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu, dan juga tempat untuk menyimpan barang kuno. “ Apresiasi masyarakat terhadap museum masih di rasakan kurang, kemungkinan tingkat pemahaman masyarakat tentang museum masih sempit. Tidak jarang mereka memandang bahwa museum adalah sebuah bangunan yang di dalamnya tersimpan benda kuno yang tidak bermanfaat. Namun bila ditelusuri lebih dalam, museum cukup signifikan dalam pengembangan wawasan dan pengetahuan. Museum dibagi menjadi 2 jenis yakni museum umum dan khusus. Museum umum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. Museum khusus adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, cabang ilmu atau satu cabang teknologi. Di Bandung terdapat beberapa museum yakni Museum Geologi, Museum Konverensi Asia Afrika, Museum Mandala Wangsit, Museum Pos Indonesia, dan Museum Sribaduga. Museum Sribaduga merupakan museum umum yang di dalamnya terdapat koleksi peninggalan sejarah ilmu, seni, dan budaya yang ada di Jawa Barat. Jawa Barat merupakan wilayah yang sebagian besar ditinggali oleh masyarakat Sunda, oleh sebab itu sering disebut Tanah Pasundan atau Tatarsunda. Dalam perjalanan sejarah dan lingkup geografi
budha, wilayah Jawa Barat secara umum berada pada lingkungan
kebudayaan Sunda dan sebagai kebudayaan daerah yang menunjang pembangunan kebudayaan nasional. Peninggalan budaya yang bernilai tinggi banyak tersebar dikawasan Jawa Barat, baik yang hampir punah maupun yang masih berkembang hingga kini. Perkembangan budaya Jawa Barat berlangsung sepanjang masa sesuai dengan pasang surut kehidupan. Dalam garis perkembangannya tidak sedikit pengaruh luar yang masuk. Hal ini disebabkan wilayah Jawa Barat pada posisi yang strategis dari berbagai aspek mobilitas penduduk yang cukup tinggi. Pengaruh budaya luar cenderung mempercepat proses kepunahan budaya asli Jawa Barat kekhawatiran terhadap ancaman erosi
budaya Jawa Barat maka pemerintah menggambil kebijakan untuk
mendirikan museum Sribaduga di Jawa Barat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menunjukkan jati dirinya dalam peradaban manusia dewasa ini. Sudah tidak dapat diingkari dan dipandang 6
sebelah mata, peran perkembangan teknologi informasi telah memberikan peluang yang signifikan terhadap nilai tambah ekonomi. Efisiensi dalam berbagai bidang, khususnya dalam masalah waktu,tenaga,dan biaya melalui kecepatan dan ketepatan informasi, serta performa fisik telah dapat ditingkatkan dengan sangat drastis, sekaligus berarti telah mampu mengefesiensikan penggunaan tempat dalam artian kapasitas ruang. Kondisi ideal dari sebuah museum yakni para pengunjung dapat menyerap ilmu-ilmu yang terdapat didalam museum. Dengan dibantu oleh seorang komando agar pengunjung dapat mencerna dan mengetahui sejarah yang terkandung dalam bendabenda koleksi museum. Para pengunjung mendapatkan alat bantu sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini untuk mengingat benda-benda yang bersejarah yanga ada didalam museum sribaduga. Namun pada kenyataannya para pengunjung terutama pelajar hanya senang melihat lihat saja. Dan tidak sedikit juga yang merasa bosan saat berada didalam museum. Pemandu pun kurang melakukan perannya dengan baik.sehingga ilmu yang terdapat didalam museum kurang begitu dimengerti.sebagian besar dari pengunjung terutama pelajar sekolah dasar lupa akan ilmu-ilmu yang terdapat didalam museum. Karena terdapat perbedaan kondisi ideal dan kondisi saat ini,diperlukan pemecahan masalah agar informasi yang terdapat didalam museum dapat disampaikan dengan baik dan menyenangkan.
7
B. TUJUAN OBSERVASI Adapun tujuan praktikum kali ini mempunyi beberapa tujuan yang penting secara spesifik adalah sebagai berikut. 1. Pada saat di Monjali kita dapat mengetahui bagaimana sejarah Kemerdakaan Republik Indonesia 1945. 2. Pada saat di Museum Merapi kita dapat mengetahui keadaan benda-benda yang 3. 4. 5. 6.
terkena dampak letusan gunung merapi. Untuk mengetahui benda apa saja yang ada didalam museum. Untuk mengetahui kejadian letusan gunung Merapi. Untuk mengetahui kejadian yang terjadi di Indonesia beberapa tahun yang lalu. Untuk mengetahui erupsi di sekitar daerah Merapi. C. MANFAAT
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Adapun manfaat yang dapat diambIl dari laporan ini diantara sebagai berikut. Dapat menambah pengetahuan mengenai materi di lapangan. Menambah ketrampilan dalam pembuatan laporan penelitian Dapat memahami arti perjuangan Serangan Umum. Dapat mengetahui koleksi Museum Monjali dan Museum Merapi. Mampu mengidentifikasi sifat fisik batuan Meningkatkan kualitas pendidikan dan tanggung jawab di lapangan. Mengetahui ekosistem yang ada di Museum Monjali dan ekosistem yang ada setelah erupsi Gunung Merapi tahun 2010.
D. TEKNIK OBSERVASI Teknik observasi yang diperoleh adalah. 1. Mengunjungi Museum Monumen Jogja Kembali, Museum Merapi, Tlaga Putri di Kaliurang. 2. Mengumpulan data. 3. Mengidentifikasi masalah 4. Searching
BAB II IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN 1. Sejarah Museum Monumen Jogja Kembali Anda pasti kenal dengan Yogyakarta. Tapi tahukah anda bagaimana sejarah Yogyakarta. Jika ingin mengenal lebih dekat dengan Yogya, datanglah ke Monumen Yogya Kembali. Monumen ini biassa disingkat menjadi ‘Monjali’ oleh masyarakat Yogyakarta. Dibangun pada 29 Juni 1985 yang ditandai dengan upacara tradisional penanaman kepala kerbau dan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengkubowono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. 8
Gagasan untuk mendirikan monumen ini dilontarkan Kolonel Sugiarto, selaku Wali Kota madya Yogyakarta dalam peringatan Yogya Kembali yang diselenggarakan Pemerintah Daerah Tingkat II Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1983. Dipilihnya nama Yogya Kembali dengan maksud sebagai tetenger atau penanda peristiwa sejarah ditariknya tentara pendudukan Belanda dari Ibu kota Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949 . Hal ini sebagai tanda awal bebasnya Bangsa Indonesia secara nyata dari kekuasaan pemerintah Belanda. Monumen Jogja Kembali Pembangunan monumen dengan bentuk kerucut dan terdiri dari tiga lantai ini selesai dibangun dalam waktu empat tahun dan diresmikan pembukaannya pada tanggal 6 Juli 1989 oleh Presiden RI pada waktu itu, Soeharto. Monumen setinggi kurang lebih 31.8 m ini terletak di dusun Jongkang, desa Sariharjo, kecamatan Ngaglik, kabupaten Sleman. Bentuk krucutnya melambangkan bentuk gunung yang menjadi perlambang kesuburan selain memiliki makna melestarikan budaya nenek moyang prasejarah. Pemilihan lokasi Monumen Yogja Kembali juga memiliki alasan belatarkan budaya Yogya, yaitu Monumen terletak pada sumbu atau poros Imajiner yang menghubungkan gunung Merapi, Tugu, Kraton, Panggung Krapyak, dan Pantai Parangtritis. Sumbu Imajiner ini sering disebut dengan poros Makrokosmos atau sumbu besar kehidupan. Titik Imajinernya sendiri bisa anda lihat pada lantai 3 ditempat berdirinya tiang bendera. Bangunan Monumen ini terdiri dari taman depan dimana pengunjung bisa melihat meriam PSU Kaliber 60mm buatan Rusia, sedangkan dihalaman paling depan anda bisa jumpai replika pesawat Guntai dan pesawat Cureng yang dipakai dalam peristiwa perjuangan ini. Memasuki halaman museum terdapat dinding yang memenuhi satu sisi selatan monumen yang berisi rana daftar nama pahlawan dimana pengunjung bisa melihat 422 nama pahlawan yang gugur didaerah Weh Rk Re Ise III antara tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan 29 Juni 1949 dan puisi “Karawang-Bekasi” karangan Chairil Anwar. Monumen Yogja Kembali bangunan monumen yang terdiri dari 3 lantai terbagi dalam beberapa bagian. Seluruh bangunan dikelilingi oleh kolam air. Dilaintai satu adalah museum dimana terdapat 4 ruang museum yang menyajikan benda benda koleksi berupa : realia, replika, foto, dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, bentuk evokatif dapur umumyang kesemuanya menggambarkan suasana perang kemerdekaan 1945-1949. Pengunjung bisa melihat tandu yang digunakan untuk menggotong panglima besar Jendral Soedirman selama perang gerilya, seragam tentara, dan dokar yang juga pernah digunakan oleh Panglima besar Jendral Soedirman. Konon total koleksi barang barang dalam museum tersebut mencapai ribuan. Perpustakaan menggunakan satu ruang dilantai 1 yang merupakan perpustakaan khusus yang menyediakan bahan bahan refensi sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dan dapat dimanfaatkan oleh umum. Ruang serbaguna adalah ruangan yang terletak ditengah tengah ruangan lantai 1 lengkap dengan panggung terbukanya. Setiap hari Sabtu dan Minggu diruangan ini digelar berbagai atraksi 9
diantaranya tarian kalasik, gamelan, musik electon yang memainkan lagu lagu perjuangan. Ruangan serbaguna ini bisa digunakan oleh umum untuk acara acara pernikahan, seminar, wisuda, dll. Dilantai 2 bagian diding paling luar yang melindungi tubuh Monumen, pengunjung bisa melihat 40 buah relief perjuangan fisik dan diplomasi perjuangan bangsa Indonesia sejak 17 Agustus 1945 hingga 28 Desember 1949. Pengunjung bisa melihat antara lain relief Jendral Mayor Meyer yang mengancam Sri Sultan HB IX pada tanggal 3 Maret 1949, Presiden dan para pemimpin lain kembali ke Jogjakarta, pernyataan dari Sri9 Sultan HB IX yang menyatakan bahwa daerah istimewa Yogyakarta adalah bagian dari negara republik Indonesia, perayaan kemerdekaan di halaman Kraton Ngayogyakata dll. Monumen Yogya Kembali didalam bagunan lantai 2 terdapat 10 diorama perjuangan fisik dan diplomasi bangsa Indonesia sejak 19 Desember 1948 hingga 17 Agustus 1949 dengan ukuran life-size melingkari bangunan monumen. Diorama diawali dengan Agresi Militer Belanda memasuki kota Jogjakarta dalam rangka menguasai kembali Republik Indonesia pada tanggal 19 Desember 1948 dimana pengunjung bisa menyaksikan miniatur pesawat pesawat Belanda yang dibuat mirip dengan aslinya. Apabila anda datang didampingi pemandu maka pemandu akan dengan senang hati menjelaskan pada anda peristiwa sesungguhnya yang terjadi dimana pasukan Belanda yang dipimpin oleh kapten Van Langen berhasil menguasai lapangan Udara Maguwo (kini Adisucipto) pada pukul 08.00 dan mengadakan “Sapu Bersih” terhadap apa yang dijumpai sepanjang jalan menuju kota Yogyakarta (Jalan Solo). Kurang lebih pukul 16.00 pasukan Belanda sdah menguasai seluruh kota Yogyakarta dan beberapa tempat tempat penting lain seperti Istana Presiden (Gedung Agung) dan Benteng Vredeburg sejak itu perjuangan merebutkan kembali Negara RI di mulai. Kesepuluh Diorama disajikan dalam kronologis waktu sehingga memudahkan pengunjung untuk memahami urutan kejadian yang sebenarnya disini kita juga semakin memahami perang perjuangan Jendral Soedirman yang waktu itu dengan kondisi kesehatan sangat lemah dan paru paru sebelah tetap melaksanakan diri ikut berjuang dengan cara Gerilya walaupun Presiden Soekarno sudah memintanya untuk tinggal bersamanya saja. Diorama ini disajikan di awal awal. Di tengah tengah diorama disipkan juga adegan yang terkenal dengan sebutan Serangan Umum 1 Maret 1949 yamg dipimpin oleh Letkol Soeharto yang memiliki tujuan politik, psikologis, dan militer dimana bangsa Indonesia ingin mengabarkan pada dunia mengenai eksistensinya. Berita keberhasilan SU 1 Maret 1949 tersebut berhasil disebarluaskan melalui jaringan radio AURI dengan sandi PC-2 di Banaran, Playen, Gunung Kidul serta beranting hingga sampai ke Burma, India dan sampai kepada perwakilan RI di PBB. Menjelang diorama terkhir kita bisa melihat akhir dari perjuanagn panjang dan melelahkan bangsa dimana akhirnya tentara bangsa ditarik dari Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949 dan Sri Sultan HB IX bertindak selaku koordinator keamanan 10
yang mengawasi jalannya penarikan pasukan tersebut dan diakhiri adanya persetujuan Roemroyen pada tanggal 7 Mei 1949.Monumen Jogja Kembali ini sangat tepat menjadi sarana kita untuk memahami sejarah tanpa harus merasa di gurui karena peran pemandu dalam menyampaikan setiap cerita dalam diorama sangat menarik dan tidak menjemukan.Disini pengunjung akan disegarkan kembali ingatannya akan sejarah perjuangan bangsa dan mengetahui siapa saja tokoh-tokoh di balik perjuangan itu.Tidak salah apabila anda mengunjungi monumen ini bersama keluarga karena selain semua tempat yang telah disebutkan monumen ini juga dilengkapi dengan taman yang terletak di bagian barat dan timur.Beberapa pentas seni seperti keroncong dan campur sari sering diselenggarakan di taman monumen ini terutama dalam perayaan-perayaan seperti hari raya idul fitri.Monumen ini dibuka setiap hari Selasa-Minggu pada jam 08.00-16.00 WIB,tetapi pada masa liburan sekolah monumen ini juga tetap buka pada hari Senin seperti hari biasa.Dengan biaya masuk Rp10.000 untuk wisatawan nusantara maupun mancanegara tempat ini layak untuk dijadikan tempat kunjungan wisata anda dengan keluarga. a. Kunjungan Museum Monumen Jogja Kembali Monumen Jogja Kembali bangunan monumen yang terdiri dari tiga lantai terbagi dalam beberapa bagian. Seluruh bangunan dikelilingi oleh kolam air. Dilantai satu adalah museum awal memasuki Museum Jogja Kembali kita mendapatkan sedikit ilmu melalui diorama yang diputar di Museum Jogja Kembali dan sehabis menonton diorama, di lantai satu terdapat empat ruang museum yang menyajikan benda bendakoleksi berupa : realia, replika, foto, dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, bentuk evokatif dapur umum yang kesemuanya menggambarkan suasana perang kemerdekaan 1945-1949. Memasuki area monumen yang berada di ring road utara Jogjakarta ini, parapengunjung akan disambut dengan replika Pesawat Cureng di dekat pintu timur serta replika Pesawat Guntai di dekat pintu barat. Menaiki podium di barat dan timur pengunjung bisa melihat dua senjata mesin roda lengkap dengan tempat duduknya, sebelum turun menuju pelataran depan kaki gunung Monumen. Diujung selatan pelataran berdiri tegak sebuah dinding yang memuat 420 nama pejuang yang gugur antara 19 Desember 1948 hingga 29 Juni 1949 serta puisi Karawang Bekasinya Chairil Anwar untuk pahlawan yang tidak diketahui namanya. Sementara itu jalan utara dan selatan terhubung dengan tangga menuju lantai dua pada dinding luar yang melingkari bangunan terukir 40 relief yang menggambarkan peristiwa perjuangan bangsa mulai dari 17 Agustus 1945 hingga 28 Desember 1949. Sejumlah peristiwa sejarah seperti perjuangan fisik dan diplomasi sejak masa Proklamasi Kemerdekaan, kembalinya Presiden dan Wakil Presiden ke Jogjakarta hingga pembentukan Tentara Keamanan Rakyat tergambar di relief tersebut. Sedangkan didalam bangunan, berisi 10 diorama melingkari bangunan yang menggambarkan rekaan situasi saat Belanda menyerang Maguwo pada tanggal 19 11
Desember 1948, Serangan Umum Satu Maret, Perjanjian Roem Royen, hingga peringatan Proklamasi 17 Agustus 1949 di Gedung Agung Yogyakarta. Lantai teratas merupakan tempat hening berbentuk lingkaran, dilengkapi dengan tiang bendera yang dipasangi bendera merah putih di tengah ruangan, relief gambar tangan yang menggambarkan perjuangan fisik pada dinding barat dan perjuangan diplomasi pada dinding timur. Ruangan bernama Garbha Graha itu berfungsi sebagai tempat mendoakan para [pahlawan dan merenungi perjuangan mereka. Di Monumen ini pengunjung akan mendapat pelajaran sejarah yang sangat berharga, karena Monumen Jogja Kembali memberikan gambaran yang lebih jelas bagaimana kemerdekaan itu tercapai. Melihat berbagai diorama, relief yang terukir atau koleksi pakaian hingga senjata yang pernah dipakai oleh para penjuang kemerdekaan. Pengunjung bisa melihat tandu yang digunakan untuk menggotong Panglima Besar Jendral Soedirman selama perang gerilya, seragam tentara dan dokr yang juga pernah digunakan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman. Konon total koleksi barang barang daalam museum tersebut mencapai ribuan. Dengan melihat diorama diorama dan semua yang ada di Monumen ini, kita serasa dibawah laut dalam masa masa perjuangan dan semangat yang dikobarkan oleh para Pahlawan dalam memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia.
2. Sejarah Museum Merapi Dikaki Gunung Merapi,sebuah museum berdiri sebagai perekam jejak gunung api ini.Kenangan dari tiap letusan tersimpan rapi, bahkan suara dapat terdengar beberapa kali. Dimuseum ini, merapi dikagumi sebagai pemberi pelajaran berarti . Berdiri artistik dengan latar angungnya Gunung Merapi, museum 2 lantai yang diresmikan tahun 2010 silam ini menjadi salah satu tempat wisata menarik di daerah Hargobinangun, Sleman. Bentuik bangunannya unik, berbentuk trapesium dengan salah satu sisi puncaknya mengerucut membentuk segitiga. Ketika hari cerah dan Gunung Merapi tak tertutup awan, maka keduanya taampak begitu gagah. Memasuki museum, sebuah replika sebaran memasuki museum, sebuah replika sebaran awan panas dari tiga buah letusan Gunung Merapi, yakni pada 1969, 1994 dan 2006 akan menyambut para pengunjung. Alat inilah yang membuat seluruh ruangan bergemuruh. Tekan saja salah satu tombolnya, maka sebaran awan panas dan aliran lava pijar akan terlihat menyerupai kejadian waktu itu. Terbayang betapa dahsyatnya gejolak gunung api ini tiap kali meletus. Ratusan rumah tertimbun material vulkanik, ribuan ternak mati dan warga harus dievakuasi. Kehidupan di sekitar merapi tandas ditelan wedhus
12
gembel. Peristiwa tersebut bagai rajah yang tak akan hilang dalam ingatan siapa saja yang menjadi korban. Menjelajahi ruangan lain kita akan menemukan display tipe letusan gunung api, batuan dari gunung merapi sejak tahun 1930, koleksi benda benda sisa letusan tahun 2006 hingga koleksi foto foto guynung merapi dari jaman ke jaman yang dipajang sedemikian rupa sehingga mudah diamati. Panel panel ilustrasi dengan gambar kartunpun dapat dijumpai dan tentunya ramah bagi anak anak. Dari sekian banyak koleksi benda yang ada, salah satu yang menarik adalah batu bom (vulkanik bomb) batu ini sepintas terlihat seperti batu biasa dengan bentuk yang tak beraturan. Tapi siapa sangka, batu ini adalah rupa lain lava pijar bersuhu 700-1200 C yang kemudian terlempar keudara dan mengalami proses pendinginan cepat sebelum sampai ke permukaan bumi. Puas mengamati setiap koleksi dilantai 1, saatnya menilik apa yang ada dilantai 2 museum. Setidaknya ada 9 tipe benda koleksi dan alat peraga yang tersimpan disana, mulai dari display letusan dan erupsi merapi, lorong peraga simulasi LCD, peraga simulasi tsunami hingga peraga simulasi gempa. Masing masing koleksi tersebut berhasil menarik perhatian pengunjung, apalagi koleksi alat peraga yang ada masih berfungsi dengan baik. Jadi jangan heran bila tiap pengunjung dapat melihat tsunami dan gempabumi mini yang dahsyat namun tak membahayakan. Ketika semua sisi museum telah dijelajahi, masuk kedalam teater mini museum ini adalah pilihan yang tepat. Sembali beristirahat, pengunjung akan disuguhi sebuah film pendek berdurasi 24 menit berjudul Maha Buru Merapi. Film ini menunjukan 2 sisi merapi yang begitu berbeda. Merapi memberi kesuburan dan kehidupan bagi tiap makhluk disekitarnya, tapi adakalanya ia juga melululantahkan semuanya tanpa tersisa. Sungai sungai yang mengalir dari lerengnya memenuhi kebutuhan warga akan air, tapi ada saatnya sungai tersebut berubah menjadi ancaman. Kehidupan karena lahar dingin yang mengalir didalamnya. Melalui film ini, sekali lagi, merapi berhasil mengundang jejak kagum, membawa tiap pengunjung mengenal lebih dekat sosoknya yang mengagumkan. Kehadirannya adalah pengingat akan keagungan sang Pencipta, ketika semua yang sudah ada kapanpun bisa hilang dan kehidupan berulang dari awal a. Kunjungan Museum Merapi Museum Gunung Merapi menyimpan berbagai macam benda koleksi yang sesuai dengan fungsinya yaiyu sebagai sarana preservasi dan konservasi (memelihara dan melindungi suaka alam dan budaya), informasI (memberikan dan mengembangkan pengetahuan mengenai obyek yang ditampilkan), koleksi (mengumpulkan dan mengarsipkan benda bernilai sebagai pusat dokumentasi masyarakat) ,edukasi(memberikan ilmu pengetahuan untuk masyarakat mengenai kegunungapian),serta wahana rekreasi. Koleksi tersebut diantaranya adalah : 13
1.Film show tentang terjadinya letusan Gunung Merapi dan Diorama. 2.On the Merapi Volcano Trail yaitu beragam informasi mengenai Gunung Merapi,seperti : foto dokumentasi mengenai aktivitas merapi dari tahun 19002007,market,citra satelit,deskripsi singkat mengenai letak,titik koordinat dan tinggi gunung. 3.Peta deretan Gunung berapi di dunia dalam bentuk panel interaktif. 4.Peta wilayaah Indonesia yang dilengkapi dengan sebaran lokasi Gunung Berapi beserta panel tombol-tombol nama Gunung yang apaabila ditekan akan menyala. 5.Berbagai peranti yang digunakan untuk memantau Merapi,seperti: teleskop,alat-alat seismograf,pencatat aktivitas Merapi,alat-alat pengolah data,hingga komputer jinjing laawas milik petugas pemantau. 6. Volcano World yang berisi bahan-bahan pengetahuan tentang Gunung Berapi. 7.Volcano Bomb yaitu batuan pijar berdiameter sekitar 65mm yang terbentuk dari lontaran material letusan merapi. 8.Informasi mengenai kawasan rawan dan sederet endapan lava merapi yang dilengakapi dengan berbagai material endapan dan muntahan merapi. 9.Benda-benda milik warga di kawasan wisata kali adem yang tertimbun lahar panas pada erupsi gunung merapi tahun 2006. 10.Sebuah kerangka sepeda motor milik korban yang tewas dalam bungker kali adem 14 Juni 2006 dan 11. venue bertajuk manusia dan gunug api yang berupa informasi seputar manfaat dan ancamn bencana gunung api. Seluruh koleksi tersebut ditempatkan dalam sebuah bangunan 2 lantai seluas 4.470m persegi yang dibentuk sesuai dengan unsur alam dan pakem adat Yogyakarta.Unsur alam yang diambil tidak lain adalah Gunung Merapi itu sendiri.Sedangkan unsur adat attau budaya diambil dari bentuk tugu keraton dan berbagai macam candi yang berada di Yogyakarta. Berdasarkan pandangan tersebut maka Gedung Museum Gunung Merapi dibuat menyerupai limasan tak beraturan dengan kubah besar sebagai pusatnya.Bagian depan Gunung mengambil bentuk Gapura dan trek sejumlah candi,seperti: Prambanan,sambisari,dan candi Ratu Boko.Sedangkan bagian atapnya dibuat sedemikian rupa hingga menyerupai visualisasi awan “Wedhus Gembel”. 3. Kunjungan wisata Tlogo Putri Kaliurang Tlogo Putri Kaliurang sebagai tempat wisata yang menarik merupakan perpaduan antara wisata air dan wisata alam yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Sleman. Tlogo Putri Kaliurang adalah sebuah embung yang dilengkapi dengan penyewaan kano dan bebek air. Terdapat juga beberapa wahana permainan di sekitar embung, seperti: flying fox, ayunan, biang lala, jungkat-jungkit, dan beberapa permainan lainnya. Terdapat banyak pilihan aktivitas wisata yang di tawarkan di Tlogo Putri. Mulai dengan jalan-jalan untuk mencari tempat duduk yang nyaman untuk melepas kepenatan, naik kano, becak air, bermain jungkat-jungkit dan ayunan, bermain flying fox, naik biang lala, hanya 14
sekedar foto-foto saja untuk mencari objek yang menarik. Di tempat ini juga terdapat segerombolan monyet yang sering menampakkan diri dan tidak terganggu dengan kedatangan para wisatawan. Monyet tersebut tidak akan mengganggu kecuali diganggu terlebih dahulu. Tlogo Putri terletak di Kawasan Lereng Selatan Merapi dan satu kompleks dengan Bukit Plawangan Turgo dan Hutan yang di kelola oleh perhutanan. Terdapat juga jalur tracking dengan berjalan kaki memasuki hutan dengan menyusuri jalann setapak sampai akhirnya sampai di objek wisata Kali Adem atau Kali Kuning, Watu Kemloso atau di Air Terjun Tlogo Muncar. Pertunjukan seni juga sering di adakan di tempat ini. Seni yang digelar secara bergantian yang menampilkan grup-grup kesenian seperti: jathilan, campur sari, topeng ireng, kubro siswo, orkes Melayu, dangdutan, pentas di semblak panggung yang berada di Tlogo Putri. Bagi yang akan menyaksikan pertunjukan ini tidak dipungut biaya.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN 1. Dapat mengetahui koleksi dari Museum Monumen Jogja Kembali dan Museum Merapi. 2. Mengetahui suasana yang terjadi pada jaman Kemerdekaan dan pada Serangan Umum 1 Maret. 3. Penelitian ini telah berhasil mengintegrasikan beberapa teori yang diperoleh 4. 5. 6. 7.
yang berhubungan dengan mata pelajaran Geografi dan Sejarah. Dapat mengetahui perjuangan para pahlawan pada jaman Belanda Dapat mengetahui keadaan sosial dan alam disekitar Gunung Merapi. Dapat mengetahui berbagai koleksi sisa sisa erupsi Gunung Merapi. Dapat mengetahui keadaan pada jaman Kemerdekaan dan dapat mengetahui
keadaan alam Gunung Merapi pada erupsi tahun 2010. 8. Mengetahui tipe tipe Gunung Merapi saat letusan pada tahun 1768-2010 B. SARAN Adapun saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jalannya penelitian harus benar-benar matang dan terencana sebelumnya serta berjalan sesuai prosedur. 2. Peserta penelitian harus lebih bersungguh-sungguh dalam melakukan praktek penelitian di lapangan.
15
3. Sebagai manusia kita harus mengkaji setiap fenomena yang terjadi disekitar kita, supaya tumbuh kesadaran kekuasaan Tuhan sehingga tumbuh kepedulian untuk menjaganya.
SUMBER RUJUKAN www.monjali-jogja.com www.vsi.esdm.go.id http://www.njogja.co.id/sleman/tlogo-putri-kaliurang http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/542-g-merapi? start=1 www.banggawisatalokal.blogspot.co.id www.njogja.co.id www.google.com
16
LAMPIRAN
Miniatur gunung merapi erupsi 2006
contoh barang barang terkena erupsi
Depan Museum Merapi
17
Di Museum Monjali
18