22
Leo Agung, Sejarah Intelektual, hlm 59
http://www.binasyifa.com/869/06/27/pengaruh-paham-liberalisme-dalam-berbagai-bidang.htm
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak.
Leo Agung, Sejarah Intektual,Ombak,hlm 61
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak.
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak.
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak. Hlm: 64
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak. Hlm: 65
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak. Hlm: 65
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak. Hlm: 66
http://www.binasyifa.com/869/06/27/pengaruh-paham-liberalisme-dalam-berbagai-bidang.htm
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam ilmu-ilmu sosial dikenal dua pengertian mengenai ideologi, yaitu ideologi secara fungsional dan secara struktural. Ideologi secara fungsional diartikan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama; atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik, sedangkan ideologi secara struktural diartikan sebagai sistem pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa. Menurut pendekatan struktural konflik, kelas yang memiliki sarana produksi materiil dengan sendirinya memiliki sarana produksi mental, seperti gagasan, budaya dan hukum. Gagasan kelas yang berkuasa di manapun dan kapanpun merupakan gagasan yang dominan. Gagasan, budaya, hukum dan sebagainya sadar atau tidak merupakan pembenaran atas kepentingan materiil pihak yang memiliki gagasan yang dominan. Sistem pembenaran ini disebut ideologi. Sedangkan liberal adalah suatu kebebasan setiap individu atu perorangan dalam melakukan kegiatannya, seperti di contohkan bebas memilih agama, pendidikan, dan hal yang menyangkut dalam kesehariannya seperti makan minum berolahraga dan lainnya, tetapi selain itu tetap ada peraturan–peraturan yang mengekang mereka agar tidak melewati batas dan juga untuk kebaikan mereka sendiri.
Perkembangan paham-paham di Eropa semakin hari semakin mengalamikemajuan yang pesat. Dalam hal ini adalah Liberalisme dan Kapitalisme. Liberalisme mempunyai makna positif dan negative tergantung dalam kontek apamenempatkannya. Perkembangan Liberalisme di Prancis dan Inggris tidaklah sama, masing-masing dengan konteks historisme sendiri-sendiri. Liberalisme pada awalnya muncul saat dunia barat memasuki enlightment ages atau abad pencerahan (sekitar abad ke 16 sampai awal abad 19). Pada saa titu, mulai muncul industri dan perdagangan dalam skala besar yang berbasis teknologi baru. Untuk mengelola kedua hal tersebut muncullah kebutuhan-kebutuhan baru seperti buruh yang bebas dalam jumlah banyak, ruang gerak yang leluasa, mobilitas yang tinggi, dan kebebasan berkreasi. Namun kebutuhan-kebutuhan ini terbentur oleh peraturan-peraturan yangdibuat oleh pemerintahan yang feodal. Maka golongan intelektual yang mengedepankan rasionalitas memunculkan faham liberal, yang menjalankan faham liberal disebut liberalisme.
Golongan intelektual ini merasakan keresahan ilmiah (rasa ingin tahu dan keinginan untuk mencari pengetahuan yang baru) danartistic umum pada zaman itu. Dalam bidang sosial (menyangkut individu), liberalisme klasik menciptakan masyrakat yang atomistis yang terdiri dari individu-individu yang tidak mempunyai hubungan satu dengan yang lain. Dalam bidang ekonomi, Liberalisme klasik menciptakan pengusaha dan perusahaan raksasa. Keahlian berkembang menjadi semacam ideology, sehingga amat menentukan kehidupan Negara.
Dalam perkembangannya liberalisme klasik menuai badai yang ditaburkannya, prakteknya kontra produktif, kebebasan individu yang ingin dilindungi justru digerogoti sendiri. Sejarah akhirnya memaksa liberalisme klasik harus dibongkar menjadi liberalisme demokratis yaitu liberalisme yang mampu melindungiindividualitas setiap orang dan memanusiakan manusia. Selain hal-hal di atas, liberalisme juga dilatar belakangi oleh terjadinya Reformasi Gereja yang memuncak pada 31 Oktober 1517. Reformasi Gereja inimembawa dampak pada munculnya paham sekularisme yang akan berujung padarevolusi dalam segala bidang, termasuk di dalamnya adalah bidang politik. Selain oleh Reformasi Gereja, faham Liberalisme juga dilatar belakangi dengan terjadinya Revolusi Industri dan Glorious Revolution di Inggris.
1.2 Rumusan masalah
1) Apa pengertian dari Liberalisme?
2) Bagaimana Lahirnya Liberalisme?
3) Bagaimana Perkembangan Liberalisme?
4) Bagaimana perkembangan Liberalisme di Indonesia?
5) Apa saja dampak dari Pekembangan Liberalisme dalam aspek kehidupan?
1.3 Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui pengertian dari Liberalisme
2) Untuk mengetahui Lahirnya Liberalisme
3) Untuk mengetahui Bagaimana Perkembangan Liberalisme
4) Untuk mengetahui perkambangan Liberalisme di Indonesia
5) Untuk Mengetahui Apa saja dampak dari Pekembangan Liberalisme dalam aspek kehidupan.
BAB 2. PEMBAHASAN
Pengertian Liberalisme
Liberalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya suatu kebebasan individu dalam segala bidang, baik bidang politik, ekonomi, maupun agama. Menurut paham ini titik pusat dalam kehidupan adalah individu. Karena ada indivdu masyarakat dapat tersusun; karena ada individu pula negara dapat terbentuk. Oleh karena masyarakat atau negara harus melindungi kebebasan dan kemerdekaan individu. Tiap-tiap individu harus memiliki kebebasan dan kemerdekaan dalam bidang politik, ekonomi, maupun agama.
Jadi, Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama didasarkan pada kebebasan mayoritas. Banyak suatu negara yang tidak mematuhi peraturan tersebut.
Tokoh-tokoh Liberalisme
Ada beberapa tokoh nan berperan besar dalam paham liberalisme, antara lain sebagai berikut.
Marthen Luther
Abad ke -15 merupakan abad kegelapan di Eropa sebab setiap individu terkekang dan terbatasi oleh Gereja Katolik, namun kemudian muncul Marthen Luther seorang tokoh nan menyuarakan kebebasan sehingga tiap-tiap individu bisa berkembang dalam berbagai bidang termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan. Puncak kesuksesan perjuangan Marthen Luther ini ditandai dengan terjadinya "reformasi gereja" pada tahun 1517.
2. John Locke dan Hobbes
Konsep dasar pemikiran nan dimiliki oleh kedua tokoh ini sebenarnya sama yaitu konsep negara alamiah atau lebih dikenal dengan sebutan "State Of Nature". Namun, seiring dengan pengembangan konsep ini titik tolak pemikiran keduanya saling kontras.
John Locke berpendapat bahwa setiap individu pada hakikatnya ialah baik, tetapi dampak adanya kesenjangan harta dan kekayaan terjadilah kekhawatiran jika hak satu individu diambil oleh individu lain maka diperlukan pihak penengah (pemerintah).
Sementara itu, Hobbes berpendapat bahwa setiap individu pada hakikatnya ialah jelek dan mementingkan dirinya sendiri, tetapi sebab menginginkan kehidupan nan damai mereka membentuk suatu masyarakat baru dengan kesepakatan bersama nan melibatkan pihak ketiga (pemerintah) buat melindungi hak-haknya dari individu lainnya.
3. Adam Smith
Dalam hasil karya pertamanya nan berjudul, "The Theory Of Moral Sentiments" pada tahun 1759 dia mengemukakan tentang individualisme dan kebebasan. Dalam karya tersebut dia menuliskan bahwa setiap manusia sangat menyukai hayati bermasyarakat dan tak menyukai hayati sendiri-sendiri (individualistik) serta mementingkan diri sendiri.
Dia berpikiran bahwa sejatinya setiap individu saling menghargai (rasional) dan menghormati satu sama lain sehingga secara tak langsung mereka telah menganggap bahwa setiap individu merupakan makhluk nan bebas dan dengan sendirinya memahami nilai-nilai dalam hayati bermasyarakat. Padahal dalam kenyataannya asumsi Adam Smith tak sahih sebab tak semua individu menghargai individu lain pemikiran ini dianggap cukup berbahaya.
Lahirnya Liberalisme
Awal mula perjuangan kaum Liberal berawal dari Inggris, mereka melawan kekangan yang ada pada saat itu untuk mendapatkan kebebasan dalam segala hal. Perjuangan mereka akhirnya berbuah hasil dengan dikeluarkanya Magna Charta tahun 1225, isi dari piagam ini antara lain;
Seseorang tidak boleh ditangkap
Dipenjara
Disiksa
Diasingkan atau disita hak miliknya tanpa cukup alasan menurut hukum.
Piagam ini sangat berpen garuh terhadap kehidupan masyarakat di Inggris, mereka menjadi memiliki kebebasan dan kenyamanan karna haknya di lindungi oleh hukum.
Dua peristiwa penting yang menjadi dasar lahirnya paham liberalisme adalah;
Declaration of Independense
Deklarasi ini adalah deklarasi yang dikemukakan atau dikeluarkan oleh ketiga belas koloni di Amerika dengan deklarasi ini ketiga belas koloni menyatakan merdeka dari jajahan Inggris, deklarasi ini menyatakan bahwa semua orang diciptakan sama, semua orang mendapat hak yang melekat dalam dirinya sejak lahir yang diberikan oleh tuhan, dan hak ini tidak dapat dipisahkan oleh siapapun, hak-hak ini antara lain; hak untuk hidup, hak untuk kebebasan, dan hak untuk memiliki kebahagiaan. Life, poorsweet of happines
Wealt of Nation karya Adam Smith yang berisi merupakan ajaran pokok bagi Liberalisme yang biasanya dirumuskan sebagai laisser Faire,laisser passer, (produksi bebas, perdagangan bebas)
Pertumbuhan dan perkembangan kaum Liberalisme ini semakin nyata dengan adanya Revolusi Prancis kaum Borjuis pada abad ke 18 menyuarakan aksi Liberalisme sebagai protes terhadap sistem Feodalisme yang ada di Prancis pada waktu itu, golongan borjuis berhasil mengajak rakyat Prancis untuk menentang kekuasaan raja yang Absolut mereka menentang ini untuk mewujud kan Liberalisme di Prancis dan mendapatkan kebebasan dan kemerdekaan di Prancis
Kebebasan ini ada dalam bidang politik maupun agama gerakan menuju Liberalisme ini di ilhami oleh karya Montesue dalam tulisannya yang berjudul jiwa Undang-undang dan tulisan Rosseau yang berjudul Kontak sosial.
Gerakan rakyat menuju Liberalisme akhirnya berubah menjadi gerakan politik yang berakibat dengan meletusnya Revolusi Prancis pada 1789, revolusi Prancis ini mengakhiri kekuasaan feodal dan absolut raja Prancis.
Gerakan ini menghasilkan dokumen yang disebut La Declaration des Droits de L'home de Citoyen( pernyataan hak-hak manusia dan negara) yang dikumandangkan pada 27 Agustus 1791 yang berisi:
Persamaan dalam bidang Politik dan sosial bagi semua warga negara
Penghormatan hak milik
Kedaulatan bangsa dan negara
Kemungkinan bagi semua warga negara untuk memegang jabatan umum
Penghormatan akan pendirian
Kepercayaan dan agama
Kemerdekaan berbicara dan pers
Paham Liberalisme ini disebar luaskan saat Napoleon Bonaparte berkuasa, dan di seluruh penjuru Eropa dan kemudian menyebar luas di seluruh dunia dengan semboyan Liberte, egalite dan fraternite. Revolusi Prancis ini sebenarnya adalah revolusinya para golongan Borjuis yang menuntut adanya kebebasan, dan kemerdekaan dan mereka disebut sebagai golongan liberal.
Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property). Dibawah ini, adalah nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:
Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being). Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang kehidupan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena kualitas manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam menggunakan persamaan kesempatan itu akan berlainan tergantung kepada kemampuannya masing-masing. Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari demokrasi. Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, di mana setiap orang mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, maka dalam setiap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan kenegaraan dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan dengan persetujuan – di mana hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme individu. (Treat the Others Reason Equally).
Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah tidak boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak menurut kehendak rakyat.(Government by the Consent of The People or The Governed)
Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela dan mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum abadi di mana seluruh peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah adalah untuk melindungi dan mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of law, harus ada patokan terhadap hukum tertinggi (Undang-undang), persamaan dimuka umum, dan persamaan sosial. Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu. (The Emphasis of Individual) Negara hanyalah alat (The State is Instrument). Negara itu sebagai suatu mekanisme yang digunakan untuktujuan-tujuan yang lebih besar dibandingkan negara itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.
Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse Dogatism). Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 – 1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.
2.3 Perkembangan Liberalisme
Embrio perjuangan kaum liberal yang menentang setiap tindakan yang dianggap menekan kebebasan individu sebenarnya telah ada di Inggris. Kebebasan individu akhirnya dijamin dengan dikeluarkannya Magna Charta tahun 1215. Isi piagam ini antara lain bahwa seseorang (kecuali budak) tidak boleh ditangkap, dipenjara, disiksa, diasingkan, atau disita hak miliknya tanpa cukup alasan menurut hukum.
Dua peristiwa penting yang menjadi dasar lahirnya paham liberalisme ialah:
a. Declaration of Independence
Ke-13 koloni Inggris di Amerika Utara berhasil melepaskan diri dari belenggu penjajahan Inggris dan menghasilkan "Declaration of Independence", yang menyatakan "bahwa semua orang di ciptakan sama, bahwa Tuhan telah menganugrahi beberapa hak yang tidak dapat dipisahkan daripadanya, dan hak untuk mencapai kebahagiaan" (life, liberty, and pursuit of happiness).
b. Buku Wealth of Nation karya Adam Smith yang isinya mengenai gagasan-gagasan pokok yang menjadi dasar bagi kaum liberal di bidang ekonomi yang lazim dirumuskan dengan "laisser faire, laisser passer" (produksi bebas, perdagangan bebas).
Pertumbuhan dan perkembangan perjuangan kaum liberal semakin nyata dengan munculnya kaum borjuis di Prancis pada abad ke-18 yang menyuarakan liberalism sebagai aksi protes terhadap kepincangan yang ada di Prancis selama itu. Golongan borjuis berhasil mendekati rakyat untuk menentang kekuasaan raja yang absolute guna mendapatkan kebebasan dan kemerdekaan dalam bidang politik, ekonomi dan agama.
Gerakan ini di ilhami oleh buah karya ahli pikir seperti Montesquieu (menulis L'esprit des Lois: jiwa undang-undang) dan J.J Rousseau (yang menulis Du Contract Social). Gerakan liberalism ini akhirnya meningkat menjadi gerakan politik dengan meletusnya Revolusi Prancis tahun 1789. Satu naskah penting dalam bidang politik yang dihasilkan di waktu Revolusi Prancis adalah yang lazim disebut "La Declaration des Droits de L'homme et du Citoyen" (ppernyataan hak-hak asasi manusia dan warga Negara), dikumandangkan pada 27 Agustus 1791.
Isinya antara lain sebagai berikut.
1) Persamaan dalam lapangan politik dan social bagi semua warga Negara.
2) Penghormatan akan hak milik,
3) Kedaulatan bangsa dan Negara.
4) Kemungknan bagi semua warga Negara untuk memegang jabatann-jabatan umum.
5) Penghormatan akan pendirian, kepercayaan dan agama.
6) Kemerdekaan berbicara dan pers.
Selanjutnya lewat kekuasaan Napoleon Bonaparte, paham liberalisme ini disebarluaskan ke seluruh Eropa dan kemudian menyebar ke seluruh dunia dengan semboyan "liberte, egalite, dan fraternite" (kebebasan, persamaan dan persaudaraan). Jadi, Revolusi Prancis sebenarnya revolusinya golongan borjuis yang menuntut adanya kebebasan dan kemerdekaan, dan mereka itu kemudian disebut golongan liberal.
Praktik kehidupan liberalisme
Dalam bidang politik
Terbentuknya suatu Negara merupakan kehendak dari individu. Oleh karena itu yang berhak dan mengatur adalah individu tersebut. Dengan kata lain kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat yang kemudian melahirkan Negara demokrasi. Agar kebebasan dan kemerdekaan tetap dihormati dan dijamin maka dibentuk undang-undang, hokum, parlemen dan sebagainya.
Demokrasi yang dihendaki oleh golongan liberal adalah yang dikenal dengan demokrasi liberal yang dianut oleh Negara eropa dan amerika. Bagi Indonesia, demokrasi liberal tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Sejarah telah membuktikan bahwa ketika paham ini dipraktikkan pada masa UUDS 1950-1959, timbul instabilitas dibidang politik, ekonomi, social dan keamanan. Partai-partai politik hanya berjuang untuk mementingkan partainya sendiri sehingga kepentingan bangsa dan Negara terbengakalai.
Dalam bidang ekonomi
Liberalism di bidang ekonomi menghendaki adanya system ekonomi yang bebas. Setiap individu, harus memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk berusaha, memilih pekerjaan yang disukai, mengumpulkan harta dan sebagainya. Pemerintah tidak boleh mencampuri urusan tersebut. Semboyan kaum liberal yang dikenal dibidang ekonomi ialah "Laisser faire, laisser passer I"emmonde va de lui-meme (produksi bebas, perdagangan bebas dunia akan berjalan sendiri). Hal ini diilhami oleh buku Wealth of Nations karya Adam Smith. Dalam buku ini ditampilkan adana gagasan pokok yang dijadikan dasar bagi paham liberal dibidang ekonomi. Oleh karena itu Adam Smith sering mendapat julukan Bapak ekonomi liberal
.
c. Dalam bidang agama
Liberalisme menganggap masalah agama adalah masalah individu, maka tiap individu berhak menganut agamanya masing-masing tanpa adanya campur tangan pemerintah.
Ekonomi Liberal
Ciri ekonomi liberal
Semua sumber produksi adalah milik masyarakat individu.
Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber-sumber eproduksi.
Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari keuntungan.
Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonomi.
Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.
Keuntungan dan kelemahan dari ekonomi liberal
Ada beberapa keuntungan dari system ekonomi liberal, yaitu:
Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi karna masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah atau komando dari pemerintah.
Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber daya produksi yang nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi.
Efisiensi dan efektifitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan motif mencari keuntungan.
Ada beberapa kelemahan dari sistem ekonomi liberal, yaitu:
Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat bilamana birokratnya korup.
Masyarakat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumberdaya oleh individu.
Tidak adanya pemerataan pendapatan.
Penerapan Ekonomi Liberal
a. Amerika
Negara yang menganut paham liberal dibenua Amerika adalah Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Colombia, Ekuador, Honduras, Kanada, meksiko, Nikaraguna, Panama dan lain sebagainya.
b. Amerika Serikat
Paham liberal di Amerika Serikat disebut liberalism modern atau liberalism baru. Sekarang para politis diAmerika Serikat mengakui bahwa paham liberalism klasik ada kaitannya dengan kebebasan individu yang bersifat luas. Akan tetapi mereka menolak ekonomi yang bersifat laissez faire atau liberalism klasik yang menuju ke pemerintahan interventionism yang berupa penyatuan persamaan social dan ekonomi.
Liberalism AS mulai bangkit pada awal abad ke-20 sebagai suatu alternative ke politik nyata yang merupakan interaksi internasional yang dominan pada waktu itu. Presiden Franklin Roosevelt yang berpaham liberal selt-proclaimed yang menawarkan bangsaa menuju kesuksesan baru dengan membangun institusi kolaboratif. Untuk mengantisipasi akhir perang dunia II Roosevelt merancang PBB yang diharapkan dapat menumbuhkan kerjasama daripada membuat ancaman dan penggunaan kekuatan perang untuk memecahkan permasalahan politis internasional. Selain itu PBB digunakan untuk memasukkan orang-orang Afrika yang tinggal di Amerika kedalam militer AS, serta membuat badan pendukung hak dan kebebasan para wanita yang dilanjutkan oleh presiden John. F. Kennedy dengan pembangunan patung liberti 1964 sebagi symbol kebebasan indvidu.
Sebenarnya, liberalisme yang dianut AS menekankan lebih pada kolaborasi untuk pemecahan masalah politis, baik di dalam maupun diluar. Suatu paham liberal mungkin seperti institusi dan prosedur politis yang mendorong kebebasa ekonomi, perlindungan yang lemah dari agresi oleh yang kuat, dan kebebasan norma social yang berdifat membatasi. Sejak perang dunia II, liberalism AS dihubungkan denga liberalism modern, pengganti paham ideology liberalisme klasik.
c. Eropa
Sebagai aksi dan reaksi penentangan komunisme, eropa membuat paham yang berterminologi politis, tapi mereka tidak bias memilh AS karena pada saat itu Eropa belum begitu mengenal liberalism yang dianut oleh AS. Akan tetapi beberapa tahun kemudian Eropa menyadari bahwa liberalism yang dianut ileh Amerika mendorong Eropa kedalam ekonomi yang lebih kuat. Liberalism dinnegara eropa, kaum liberalnya ceenderung menyebut diri mereka sendriri sebagai kaum liberal atau sebagai radikal sentries yang demokratik.
Negara-negara penganut paham liberal adalah Albania, Armenia, Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Cyprus, Prancis, Jerman, Yunani, Italia, Rusia, Portugal dal lain-lain.
d. Asia
Negara-negara yang menganut paham liberal di Asia antara lain India, Iran, Israel, Jepang, Korea selatan, Filiphina, Taiwan, Thailand, dan Turki. Saat ini banyak Negara-negara di Asia yang mulai berpaham liberal, anatar lan adalah Myanmar, Kamboja, Hongkong, Malaysia dan Singapur.
e. Kepulauan Oceania
Negar yang menganut paham liberal dikepulauan Oceania adalah Australia dan Selandia Baru.
f. Afrika
Sistem ekonomi liberal terbilang masih baru di Afrika pada dasarnya liberalisme hanya dianut oleh mereka yang tinggal di Mesir, Senegal, dan Afrika Selatan. Pada saat ini kurang lebih liberalisme dipahami oleh Negara Aljazair, Angola, Benin, Burkinavaso, Kenya, Gambia, Ghana, Maroko, Zambia dan Zimbabwe.
2.4 Perkembangan Liberalisme Di Indonesia
Indonesia sendiri yang lebih menganut paham demokrasi Pancasila, yang mempunyai nilai-nilai yang luhur mengenai konsep-konsep kerjasama, kerukunan, dan gotong-royong yang menurut penulis merupakan nilai-nilai yang paling mulia dan memiliki makna "keadilan dan penghargaan hak-hak individu" dalam arti sesungguhnya oleh karena itu tidaklah cocok dengan liberalisasi di segala bidang, terutama bidang ekonomi.
Di bidang ekonomi, Indonesia mempunyai ciri khas yang sangat mencerminkan kesahajaan dalam bentuk Pertanian, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Pertanian bahkan bisa menjadi ujung tombak perekonomian dengan keadaan alam Indonesia yang sangat subur dan mendukung. Jika kita lihat dari konstitusi Indonesia, yaitu Undang-Undang Dasar 1945, Liberalisasi di segala bidang juga amat tidak relevan dengan tujuan Negara dan pemerintah untuk membantu orang-orang terlantar dan tidak mampu untuk hidup berkecukupan serta untuk mencerdaskan seluruh rakyat Indonesia dengan kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan yang seharusnya dipunyai oleh seluruh rakyat Indonesia.
Untuk itu Indonesia, sebagai Negara yang berdaulat tidak menjadikan segala sesuatu yang datang dari Barat sebagai anutan secara berlebihan, terlebih meniru secara menyeluruh, karena Bangsa kita tidak kalah hebat, bahkan sebenarnya jauh lebih hebat dibandingkan Negara-negara Barat tersebut. Nilai-nilai yang kita punya, yang terbentuk melalui proses yang panjang dan dilatarbelakangi oleh penyesuaian karakteristik iklim, karakteristik keadaan alam, maupun karakteristik sosiologis-kemasyarakatan, membentuk budaya, norma, dan nilai-nilai yang patut kita acungkan jempol dan tentu saja paling sesuai dengan diri kita sebagai masyarakat Indonesia.
Ideologi liberalisme juga mempunyai kelemahan jika diterapkan di Indonesia, Kelemahan utama liberalisme adalah kurangnya perhatian terhadap nasib kaum miskin, buruh dan lainnya. Mereka menganggap siapa yang miskin itu yang hidupnya malas. Sangat ekstrem. Tapi anggapan itu tidak berlaku untuk kondisi Indonesia.
Jadi, penerapan liberalisme pada dasarnya tidak cocok diterapkan di Indonesia secara penuh. Indonesia sendiri dikenal dengan Negara yang selalu menggunakan sistem campuran. Sehingga, hal-hal yang positif dapat diikuti namun tetap merajuk pada budaya dan adat istiadat Negara kita, karena pada dasarnya manusia dilahirkan secara bebas namun norma dan adat istiadat yang masih terus dijaga oleh masyarakat Indonesia tetap mengikat kita sebagai manusia.
2.5 Dampak dari Pekembangan Liberalisme dalam Aspek Kehidupan
Besarnya pengaruh paham Liberalisme menyebar hampir ke seluruh global dan tentunya juga memberikan pengaruh pada berbagai aspek dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Wujud dari pengaruh paham Liberalisme tersebut, antara lain sebagai berikut:
1. Bidang Politik
Pengaruh paham Liberalisme dalam bidang politik ditandai dengan munculnya paham demokrasi dan nasionalisme nan menyebar di berbagai negara. Akibat dari kemunculan demokrasi dan nasionalisme ini, antara lain memberikan suntikan semangat buat meraih kemerdekaan bagi bangsa nan masih terjajah, mulai diberlakukan PEMILU (Pemilihan Umum) buat memilih anggota parlemen dimana pemilihnya ialah dari seluruh anggota masyarakat.
2. Bidang Ekonomi
Pengaruh paham Liberalisme dalam bidang ekonomi ditandai dengan munculnya sistem perekonomian liberal nan menghendaki perdagangan bebas serta menolak campur tangan pemerintah.
3. Bidang Agama
Pengaruh paham Liberalisme dalam bidang agama ditandai dengan adanya kebebasan beragama bagi tiap individu tanpa ada paksaan atau tekanan dari pihak manapun buat memeluk suatu agama tertentu.
4. Bidang Pers
Pengaruh paham Liberalisme dalam bidang pers ditandai dengan adanya kebebasan berekspresi dan berkarya bagi artis serta kebebasan bagi wartawan buat menulis dan memuat warta apapun nan benar-benar diketahuinya.
5. Bidang Sosial
Pengaruh paham Liberalisme dalam bidang sosial ditandai dengan adanya emansipasi wanita serta penyetaraan gender nan menempatkan wanita sejajar dengan pria serta mendapatkan kesempatan nan sama dalam berbagai hal, seperti pendidikan dan karir.
Meskipun saat ini Liberalisme sudah diterapkan di berbagai bidang kehidupan tetapi tetap saja kebebasan nan kebablasan tentunya berdampak tak baik. Mari menggunakan kebebasan secara bertanggungjawab serta mengikuti anggaran nan berlaku sehingga kebebasan nan telah diperoleh membawa akibat positif bagi diri sendiri, orang lain, masyarakat, serta bangsa dan negara.
BAB III. PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Liberalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya suatu kebebasan individu dalam segala bidang, baik bidang politik, ekonomi, maupun agama. Menurut paham ini titik pusat dalam kehidupan adalah individu. Karena ada indivdu masyarakat dapat tersusun; karena ada individu pula negara dapat terbentuk. Oleh karena masyarakat atau negara harus melindungi kebebasan dan kemerdekaan individu. Tiap-tiap individu harus memiliki kebebasan dan kemerdekaan dalam bidang politik, ekonomi, maupun agama.
Awal mula perjuangan kaum Liberal berawal dari Inggris, mereka melawan kekangan yang ada pada saat itu untuk mendapatkan kebebasan dalam segala hal. Perjuangan mereka akhirnya berbuah hasil dengan dikeluarkanya Magna Charta tahun 1225, isi dari piagam ini antara lain;
Seseorang tidak boleh ditangkap
Dipenjara
Disiksa
Diasingkan atau disita hak miliknya tanpa cukup alasan menurut hukum.
Piagam ini sangat berpen garuh terhadap kehidupan masyarakat di Inggris, mereka menjadi memiliki kebebasan dan kenyamanan karna haknya di lindungi oleh hukum.
Ada beberapa keuntungan dari system ekonomi liberal, yaitu:
Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi karna masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah atau komando dari pemerintah.
Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber daya produksi yang nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi.
Efisiensi dan efektifitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan motif mencari keuntungan.
Ada beberapa kelemahan dari sistem ekonomi liberal, yaitu:
Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat bilamana birokratnya korup.
Masyarakat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumberdaya oleh individu.
Tidak adanya pemerataan pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak.
Sukarna. Sistem Politik Indonesia II. Yogyakarta: Mandar Maju.
http://www.binasyifa.com/869/06/27/pengaruh-paham-liberalisme-dalam-berbagai-bidang.htm