Endapan Magmatik
Magmatic Concentration (Pengayaan Magma )
Terbentuknya Terbentuknya bahan galian karena adanya diff dari magma. Magma sebagai s ebagai cairan panas dan pijar merupakan sumber dari jebakan bijih yang terjadi dari bermacam-macam komponen, dimana dari masing-masing komponen mempunyai daya larut yang berlainan. Pada waktu magma naik ke permukaan bumi, maka temperature dan tekanannya akan turun. Akibatnya Akibatnya terjadi kristalisasi, dimana komponen yang sukar larut akan mengkristal lebih dahulu sebagai terbentuk endapan bijih. Proses magmatic concentration dibagi atas Endapan magmatik awal ( Early Magmatik deposite )
Endapan Early Magmatic dihasilkan dari proses magmatik langsung, yang disebut orthomagmatik !proses pengkristalan magma hingga mencapai "#$%. Mineral bijih pada endapan ini selalu berasosiasi dengan batuan beku plutonik ultrabasa dan basa. &ara terbentuknya endapan ini bisa terjadi dengan ' cara, yaitu (.
dalam Kristalisasi sederhana tanpa konsentrasi konsentrasi (disseminasi) , terjadi pada magma dalam
yang kemudian akan menghasilkan batuan beku granular, dimana kristal yang yang terbentuk di awal akan tersebar seluruhnya,. )entuk endapan yang dihasilkan dihasilkan intrusif seperti dike, pipa atau stock. &ontoh endapan ini adalah diamond pipe pada batuan kimberlite di Afrika *elatan. +. Segregasi , dimana konsentrasi awal magma dari hasil diferensiasi mengalami pemisahan karena tenggelamnya kristal berat yang terbentuk ke bagian bawah magma chamber, seperti yang terjadi pada chromite. Endapan segregasi early magmatic umumnya lenticular dan relatie berukuran kecil, biasanya berupa disconnected pod-shape lenses, stringer buches dan kadang membentuk layer dalam hostrock !contohnya stratiform band of chromite pada )usheld gneous &omple/, Afrika *elatan% &ontoh lainnya endapan segregasi early magmatic ada pada *tillwater &omple/ di Montana.
'.
Injeksi, dimana mineral bijih terkonsentrasi oleh diferensiasi kristalisasi lebih awal atau
berbarengan dengan batuan yang berasosiasi dengan mineral mineral silikan. Mineral bijih tersebut diinjeksikan ke dalam host rock atau batuan sekitarnya, sebagai mush kristal oksida yang
fluidanya dari residual magma. Mineral bijih tersebut memotong struktur batuan termasuk fragmen batuan, atau terjadi sebagai dike atau tubuh intrusi lainnya. &ontoh endapan ini adalah Titaniferous magnetite dike di &umberland, 0hode sland, Magnetite di 1iruna, *wedia, Platinum pipes dan beberapa )usheld &omple/ di Afrika *elatan, lmenite of Allard 2ake, 3uebec.
Endapan Magmatik Akhir ( Late Magmatic eposite )
4ebakan menghasilkan kristal setelah terbentuk batuan silikat sebagai bentuk sisa magma yang lebih kompleks dan mempunyai corak dengan arias i yang lebih banyak. Magma dari endpan late magmatic mempunyai sifat mobilitas tinggi. 4ebakan ore mineral late magmatic terjadi setelah terbentuknya batuan silikat yang menerobos dan bereaksi dan menghasilkan rangkaian reaksi. Perubahan ini disebut 5euteric alteration yang terjadi pada akhir kristalisasi dari batuan beku dan cirri-cirinya hampir mirip dengan efek yang dihasilkan proses pneumatolytic atau larutan hydrothermal. 4ebakan late magmatic terutama berasosiasi dengan batuan beku yang basic dan disebabkan oleh bermacam-macam proses differensiasi, kebanyakan jebakan mgmatic termasuk dalam golongan sebagai berikut (.
!esid"al Li#"id Segregation, 5alam proses diff magma, residual magma umumnya
lebih kaya akan silikat alkali dan uap air. Twetapi pada jenis magma yang basic menjadi kaya oleh 6e dan Ti. ni adalah magma yang utama yang menghasilkan anorthosite. Plagiocelah mengkristal pertama-tama dan 6e oksida dengan atau tanpa piro/enne mengkristal belakangan. 0esudual li7uid tadi mungkun menerobos keluar atau bisa juga trepisah dari rongga-rongga kristal dari dapur magma dan mengkristal disitu tanpa perpindahan. )eberapa badan bijih yang terjadi cukup besar dan kaya untuk membetuk jebakan yang berharga. 4ebakan ini umumnya sejajar dengan struktur primer btuan sekitarnya yang umumnya terdiri dari anhorthsite, norite, gabro atau batuan lain. &ontoh &ebakan Titanifereous magnetite di )usheld comple/ di Afrika *elatan, &ebakan platinum di ron Mountain, 8yo. +.
!esid"al Li#"id Injection , Proses ini hampir sama dengan diatas, dimana kumpulan
residual li7uid yang banyak mengandung 6e oleh adanya tekanan dari luar menyebabkan
a. 2i7uid menerobos keluar ke tempat yang tekanannya lebih rendah ke dalam celah atau perlapisan batuan di atasnya. b. 4ika pengumpulan li7uid ini tidak terjadi, maka residual li7uid yang kaya 6e akan terfilter keluar membentuk late magmatic injection deposite. '.
Immisci$le Li#"id Segregation, 5alam sisa magma yang basic dari 6e-9i-&u *ulphide
berupa saat pendinginan mereka memisah membentuk bagian yang tidak bisa bercampur mengumpul pada dasar sumber magma membentuk larutan yang terpisah. &ontoh 5i *udbury :ntario, &anada terdapat cebakan bijih 9i dalam bentuk lensa yang teratur pipih disebut Marginal 5eposite. 1eseluruhan ini terdapat dalam batuan norite bre/ia dimana mineral-mineralnya adalh pyrrhotite, &halcopyrite, Petlandite ! bijih &a dan 9i %, magnetite, pyrote. &ebakan 9i, &u *ulphide di nsi;wa Afrika *elatan, mineral Pyrrhotite, &halcopyrite, Petlandite dalam batuan gabro yang kontak dengan sedimen. 5i samping itu terdapat pula au dan Ag. <. Immisci$le Li#"id injection, Proses ini hampir sama dengan proses mmiscible 2i7uid *egregation di atas. 5imana pada residu li7uid yang kaya akan suphide diselingi gangguan sebelum konsolidasi sehingga menyebabkan li7uid menerobos ke dalam celah-celah batuan. )entuk jebakan tidak teratur atau dapat mirip bentuk dike. &ontoh &ebakan di =lacfontein, Afrika *elatan. jebakan 9ickel di 9orwegia. Per$edaan antara Early Magmatic eposits dan Late Magmatic eposits
Early Magmatic 5eposits harus terletak dalam batuan beku pada tempat pengendapan dan mineral bijih terakumulasi sebagai padatan, tidak ada mobilitas setelah akumulasi, sedangkan 2ate Magmatic 5eposits terakumulasi melalui mobilitas dan endapan mungkin terletak dengan sempit dan selaras dalam host rock atau memotong struktur internal.
*umber http://mineritysriwijaya.blogspot.co.id/2013/09/endapan-magmatik.html
Man%aat ari &atanan Lempeng &ektonik Indonesia
Penyebaran mineral ekonomis di ndonesia ini tidak merata. *eperti halnya penyebaran batuan, penyebaran mineral ekonomis sangat dipengaruhi oleh tatanan geologi ndonesia yang rumit. )erkenaan dengan hal tersebut, maka usaha-usaha penelusuran keberadaan
mineral ekonomis telah dilakukan oleh banyak orang. Mineral ekonomis adalah mineral bahan galian dan energi yang mempunyai nilai ekonomis. Mineral logam yang termasuk golongan ini adalah tembaga, besi, emas, perak, timah, nikel dan aluminium. Mineral non logam yang termasuk golongan ini adalah fosfat, mika, belerang, fluorit, mangan. Mineral industri adalah mineral bahan baku dan bahan penolong dalam industri, misalnya felspar, ;iolit, diatomea. Mineral energi adalah minyak, gas dan batubara atau bituminus lainnya. )elakangan panas bumi dan uranium juga masuk dalam golongan ini walaupun cara pembentukannya berbeda. !*udradjat, ("""% Keberadaan Mineral Logam
Pembentukan mineral logam sangat berhubungan dengan aktiitas magmatisme dan ulkanisme, pada saat proses magmatisme akhir !late magmatism%, pada suhu sekitar +##o&. 8estereld !(">+% menerbitkan peta jalur kegiatan magmatik. 5ari peta tersebut dapat diperkirakan kemungkinan keterdapatan mineral logam dasar yang pembentukannya berkaitan dengan kegiatan magmatik. &arlile dan Mitchell !(""<%, berdasarkan data-data mutakhir *imanjuntak !("?@%, *ikumbang !(""#%, &ameron !("?#%, Adimangga dan Trail !("?#%, memaparkan busur-busur magmatik seluruh ndonesia sebagai dasar eksplorasi mineral. Teridentifikasikan (> busur magmatik, diantaranya membawa jebakan emas dan tembaga, dan ? lainnya belum diketahui. )usur yang menghasilkan jebakan mineral logam tersebut adalah busur magmatik Aceh, *umatera-Meratus, *unda-)anda, 1alimantan Tengah, *ulawesi-Mindanau Timur, Balmahera Tengah, rian 4aya. )usur yang belum diketahui potensi sumberdaya mineralnya adalah Paparan *unda, )orneo )arat-laut, Talaud, *umbaTimor, Moon-Ctawa dan dataran Ctara rian 4aya. 4ebakan tersebut merupakan hasil mineralisasi utama yang umumnya berupa porphyry copper-gold minerali;ation, skarn minerali;ation, high sulphidation epithermal minerali;ation, gold-siler-barite-base metal minerali;ation,
low
sulphidation
epithermal
minerali;ation
dan
sediment
hosted
minerali;ation. Mineralisasi Busur Vulkanik Jawa:
*ebuah &ontoh )usur ulkanik 4awa merupakan bagian dari busur ulkanik *unda-)anda yang membentang dari *umatera hingga )anda, sepanjang '.## km yang dikenal banyak mengandung endapan bijih logam !&arlile Mitchell, (""<%. )atuan ulkanik hasil kegiatan gunungapi yang berumur Eosen hingga sekarang merupakan penyusun utama pulau 4awa.
Terbentuknya jalur gunungapi ini merupakan hasil dinamika subduksi ke arah utara lempeng *amudera Bindia ke 2empeng )enua Eurasia !1atili, ("?"% yang berlangsung sejak jaman Eosen !Ball, ("""%. 1erak kontinen yang membentuk tepi benua aktif !actie continent margin% mempengaruhi kegiatan ulkanisme Tersier 4awa bagian barat, sedang kerak samudera yang membentuk busur kepulauan !island arc% mempengarui kegiatan ulkanisme Tersier 4awa bagian timur !&arlile Mitchell, (""<%. *umber http://www.sridianti.com/proses-tektonik-dan-pembentukan-gunung-api.html Proses &ektonik !egional pada Sistem '"s"r di Indonesia
Proses utama tektonik di daerah geologi ndonesia untuk daerah busur magma dan asosiasinya terhadap mineralisasi emas dan tembaga dibagi menjadi (. Pembentukan ophiolite, tumbukan, dan perubahan busur Pembentukan ophiolit terjadi karena pengangkatan kerak samudera sebagai hasil pemekaran lantai samudra, naik ke atas kerak benua yang pasif dan dipengaruhi juga aktiitas intrusi andesitk pada kerak yang ditumpangi. *ecara tektonik, ophiolit yang terbentuk mendorong terjadinya pembentukan patahan pada busur belakang !&% sehingga mengakibatkan perubahan subduksi pada ke arah baru !5%. Pada kerak benua yang ditumpangi terjadi pemekaran !E% sehingga terbentuk cekungan di busur belakang !6%. :leh karena lempeng terus bergerak, pemekaran dan subduksi terjadi bersamaan !D% sehingga potensi cebakan endapan mineral terbentuk tinggi karena aktiitas tersebut yang langsung berhubungan dengan magma. *etting tektonik seperti ini terjadi pada daerah tektonik *unda )anda yang menghubungkan Timor, 8etar dan *umba. (. )usur magmatik Tipe busur magmatik di ndonesia terbagi atas mafik dan andesitik. )atuan mafik olkanik kebanyakan berada pada daerah bekas laut, yang didominasi basalt atau balastik andesite dan generasinya. Akan tetapi dominasi busur magmatik ndonesia berupa busur andesitic yang banyak ditemukan di sekitar daerah perairan dangkal. 5ominasi rhyolit yang membatasi dan menyusun lantai benua. ntrusi andesitik ini mengidikasikan bahwa terjadi stress lemah yang mengakibatkan tarikan sepanjang busur dan mungkin berhubungan dengan mundurnya palung di daerah subduksi lempeng samudera.
+. 2antai busur 1ebanyakan mineralisasi di daerah busur di ndonesia yang terekspos berupa batuan ulkanik. 2antai busur kebanyakan tersusun atas batuan metamorfik !greenstone, phyllite, mica schist, gneiss% dan ophiolit. 1erak busur kepulauan lebih tipis dibandingkan dengan daerah kerak benua. '. Pemekaran busur belakang Pemekaran busur belakang terbentuk di busur belakang selama subduksi juga terjadi pada kerak samudera yang mengalami perubahan arah subduksi. Akibatnya terbentuk cekungan pada daerah busur belakang. <. 1ompleks daerah metamorfik Bipotesis yang dimungkinkan untuk menjelaskan kompleks daerah metamorfik adalah adanya asosiasi dengan patahan bersudut rendah yang merupakan jalur dari metamorfik Papua 9ugini. Pemanjangan kerak terregional yang berasosiasi dengan pemindahan akibat patahan menyediakan mekanisme yang memungkinkan pemendekan busur. Bal ini dapat dilihat terbentuk pada daerah subduksi pada busur yang sangat berkaitan dengan aktiitas mineralisasi. '"s"r Magmatik Indonesia
*ebagai daerah pertemuan tiga lempeng aktif, ndonesia juga memiliki daerah busur kepulauan yang menyebar sepanjangan wilayah timur selatan ndonesia. Pergerakan lempeng lempeng secara aktif pada masa neogen menyusun ndonesia menjadi beberapa jalur aktif busur magmatik. *ecara umum, sistem busur magmatik di ndonesia adalah hasil kompleks sejarah aktiitas tektonik, termasuk di dalamnya subduksi dan busur magmatik, rotasi
dan
perpindahan
busur,
pemekaran
busur
belakang,
pembentukan
ophiolit
danpenumbukan yang akibatkan perubahan arah busur, patahan stike-slip dan kemungkinan karena pemanjangan kerak.
'ent"k "tama Mineralisasi Emas dan &em$aga di Indonesia
*ecara umum, bentuk mineralisasi emas dan tembaga di ndonesia berupa
(. Porfiri +. Endapan ephitermal sulfidasi tinggi '. Endapan ephitermal sulfidasi rendah <. Mineralisasi Au-Ag-&u F base metals >. *karn @. Sediment !osted )erdasarkan aktiitas tektonik yang terjadi di sepanjang busur magmatik, daerah bagian timur ndonesia didominasi oleh bentukan porfiri dan skarn, serta sebagian kecil endapan hidrotermal sulfidasi tinggi dan sediment hosted. 5aerah barat ndonesia memiliki mineralisasi cenderung berupa endapan epitermal sulfidasi rendah yang terjadi di daerah paparan *unda yang relatif dangkal. Aktiitas busur magmatik dan bentuk mineralisasi memiliki hubungan yang menunjukkan identifikasi perbedaan antara lingkungan tektonik selama pembentukan porfiri emas-tembaga, skarn dan deposit sulfidasi tinggi. Pembentukan mineralisasi Au-Ag-&u F base metals terjadi di lingkungan submarine dangkal saat larutan sulfida yang hasilnya juga menghasilkan mineralisasi sulfidasi tinggi di sekitar sub-aerial batuan ulkanik, dan daerah lantai samudera.
Kontrol !egional terhadap Mineralisasi
Mineralisasi endapan Au-Ag-&u F base metals dipengaruhi oleh kontrol regional terhadap kondisi tektonik yang ada. 1ontrol yang terjadi dibagi menjadi hubungannya mineralisasi dengan
busur
magmatik,
asal
kerak
dan
umur
busur,
serta
berhubungan syn-
minerali"ation regional. Terhadap hubungan dengan busur magmatik, deposit di ndonesia berhubungan dengan busur magmatik andesitik yang terbentuk selama dan secara cepat dalam aktiitas magma. ni menunjukkan bahwa mineralisasi yang terjadi berkaitan dengan subduksi lantai samudera. 5eposit epithermal ndonesia terbentuk di sepanjang busur benua yang merupakan busur kepulauan yang bergabung dengan *undaland selama masa mineralisasi karena penebalan kerak dan pemanjangan intensif. Porfiri emas terjadi baik pada kondisi busur kepulauan dan benua.
1ebanyakan mineralisasi terjadi pada masa 9eogen yang mengindikasikan bahwa mineralisasi juga sebenarnya tidak bergantung pada umur kerak yang tersubduksi. Bubungan antara usia busur dijelaskan dengan erosi sebagai akibat pengangkatan selama aktiitas ulkanik dan erosi yang berhubungan dengan kegiatan orogenik yang pengaruhi s elama pasca
mineralisasi saat perubahan polaritas busur. Syn-minerali"ation regional berkaitan dengan perbedaan jenis mineralisasi di daerah timur dan barat ndonesia karena perbedaan aktiitas lempeng yang mendominasi.
*umber https://densowestli#er".wordpress.com/2011/10/0$/hubungan-busur-magmatik-dan-asosiasimineralisasi-emas-dan-tembaga-di-indonesia/