POPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN PENDIDIKAN SEKSUAL ( SE X E D UC UCA A TI ON ) PADA REMAJA
Disusun oleh: Suci Mayang Sari P3.73.24.2.16.040 Kelas 1A
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III 2016/2017
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa peralihan atau transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa ini, remaja sering diliputi banyak ketidaktahuan tentang perkembangan dirinya dan sering menimbulkan permasalahan tersendiri bagi dirinya. Permasalahan yang banyak dihadapi remaja sering kali bersumber pada kurangnya informasi tentang perubahan dalam dirinya, terutama terkait dengan kesehatan reproduksi remaja itu sendiri. Kesehatan reproduksi memang tidak dipelajari di sekolah sebagai
bagian dari kurikulum. Sedangkan di rumah dan di lingkungan
sekitar juga tidak banyak informasi terbuka mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja secara benar. Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah menjadi suatu hal yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk hidup, karena dengan seks makhluk hidup dapat terus bertahan menjaga kelestarian keturunannya. Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis. Padahal pada masa remaja informasi tentang masalah seksual sudah seharusnya mulai diberikan, agar remaja tidak mencari informasi dari orang lain atau dari sumbersumber yang tidak jelas atau bahkan keliru sama sekali. Pemberian informasi masalah seksual menjadi penting terlebih lagi mengingat remaja berada dalam potensi seksual yang aktif, karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan sering tidak memiliki informasi yang cukup mengenai aktivitas seksual mereka sendiri. Tentu saja hal tersebut akan sangat berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki pengetahuan dan informasi yang tepat. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar remaja kita tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan, seringkali remaja sangat tidak matang untuk melakukan hubungan seksual terlebih lagi jika harus menanggung resiko dari hubungan seksual tersebut.
B. Data Seks Bebas Remaja Di Indonesia Hasil penelitian Yayasan Kesuma Buana “menunjukkan bahwa sebayak 10.3% dari 3,594 remaja di 12 kota besar di Indonesia telah melakukan hubungan seks bebas”1 Pakar seks juga spesialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar 5% pada tahun 1980, menjadi 20% pada tahun 2000. Gunawan, (2011:52). Data tersebut sejalan dengan survei Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2010, 52% remaja Medan sudah melakukan seks bebas yang berdampak kepada terjangkitnya penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS),2 Ini artinya setiap tahunnya fenomena seks bebas atau perilaku sek pra-nika yang dilakukan remaja terus mengalami peningkatan bahkan menambah korban penularan PMS (penyakit menular seks). Perilaku seks bebas yang melanda remaja sering sekali menimbulkan kecemasan para orang tua, pendidik, pemerintah, para ulama dan lain-lain. Untuk itu, perlu dilakukan penanganan sedini mungkin untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti aborsi. Aborsi adalah dampak paling berbahaya dari seks bebas, yang dari tahun ke tahun semakin banyak dilakukan remaja di indonesia Sebanyak sekitar 62,7% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks di luar nikah . 20% dari 94.270 perempuan yang mengalami hamil di luar nikah juga berasal dari kelompok usia remaja dan 21% diantaranya pernah melakukan aborsi.Lalu pada kasus terinfeksi HIV dalam rentang 3 bulan sebanyak 10.203 kasus, 30% penderitanya berusia remaja. 3 Departemen kesehatan RI mencatat bahwa setiap tahunnya terjadi 700 ribu kasus aborsi pada remaja atau 30% dari total 2 juta kasus dimana sebagian besar dilakukan oleh dukun. Dari penelitian yang dilakukan PKBI tahun 2005 di 9 kota mengenai aborsi dengan 37.685 responden, 27% dilakukan oleh klien yang belum menikah dan biasanya sudah mengupayakan aborsi terlebih dahulu secara sendiri dengan meminum jamu khusus. Sementara 21,8% dilakukan oleh klien dengan kehamilan lanjut dan tidak dapat dilayani permintaan aborsinya.
1
http:/www.acicis.murdoch.edu.au, diakses pada tanggal 22 April 2017 pukul 16.58 WIB www.kompas.co.id diakses pada tanggal 22 April 2017 pukul 16.50 WIB 3 http://www.kompasiana.com/ pada tanggal 22 April 2017 pukul 17.17 2
C. Tujuan Kegiatan 1. Tujuan Umum Peserta penyuluhan dapat mengerti dan memahami tentang pendidikan seksual serta dampak yang diakibatkan oleh perilaku seksual yang tidak sehat.
2. Tujuan Khusus a. Peserta penyuluhan mengerti tentang pengertian pendidikan seksual ( sex education). b. Peserta penyuluhan mengerti tentang dampak dari perilaku seksual yang tidak sehat ( pre married sexuality) c. Peserta penyuluhan dapat mencegah dari perilaku seksual
D. Topik Penyuluhan Pendidikan Seksual Pada Remaja
E. Pokok Bahasan Sex Education
F. Sasaran Remaja Yang Belum Pubertas
G. Waktu dan Tempat Kegiatan Penyuluhan Pendidikan Seksual dilaksanakan pada: Hari/tanggal
: Jumat, 30 April 2017
Waktu
: 08.00-08.30 WIB
Tempat
: Lapangan MAN 5 Jakarta
H. Bentuk Kegiatan a. Diskusi b. Tanya jawab c. Kuis
I. Metode a. Ceramah b. Tanya Jawab
J. Media a. Lembar Balik b. Leaflet
K. Penutup Demikian proposal kegiatan ini kami susun sebagai landasan sekaligus bahan acuan dalam penyelenggaraan Penyuluhan Kebersihan Diri Saat Masa Mentruasi Pada Remaja. Bantuan, arahan, partisipasi dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk kelancaran dan kesuksesan kegiatan ini. Dan melalui kegiatan ini kami harapkan dapat memberikan kontribusi yang besar sebagai pemahaman bagi generasi penerus agar lebih mampu menjaga kebersihan dirinya saat masa pubertas. Sehingga apa yang menjadi harapan kita pada akhirnya dapat tercapai.
Lampiran SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan
: Kesehatan Reproduksi Remaja
Sub Pokok Bahasan
: Pendidikan Seksual
Sasaran
: Remaja yang Sebelum mengalami pubertas Remaja yang Sesudah mengalami pubertas
Hari/Tanggal
: Jumat, 12 Mei 2017
Tempat
: Ruang Lab. KB lt. 6 Poltekkes Jakarta III
Waktu
: 08.00-08.30 WIB
A. Tujuan Kegiatan 1. Tujuan Umum
Peserta penyuluhan dapat mengerti dan memahami tentang pendidikan seksual serta dampak yang diakibatkan oleh perilaku seksual yang tidak sehat. 2. Tujuan Khusus
a. Peserta penyuluhan mengerti tentang pengertian pendidikan seksual ( sex education). b. Peserta penyuluhan mengerti tentang dampak dari perilaku seksual yang tidak sehat ( pre married sexuality) c. Peserta penyuluhan dapat mencegah perilaku seksual
B. Cakupan Materi
1. Pengertian Kesehatan Reproduksi 2. Fungsi Pendidikan Seksual 3. Alat Reproduksi 4. Perubahan Masa Pubertas Remaja 5. Prilaku Seksual Remaja 6. Faktor Penyebab Seks Bebas 7. Bahaya Seks Bebas 8. Penyakit Menular Seksual 9. Pencegahan Seks Bebas
C. Metode
a. Ceramah b. Tanya Jawab
D. Media
a. Lembar Balik b. Leaflet
E.
No
Jadwal Rencana Kegiatan Waktu
Kegiatan
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
. Memperkenalkan diri 1
5 menit
Pekenalan
b. Menyampaikan tujuan
Mendengarkan
penyuluhan. 2
15 menit
3
10 menit
4
5 menit
Penyampaian
Penyampaian
materi.
penyuluhan
Tanya jawab
Tanya jawab
Evaluasi penutup
dan
Menyimpulkan masalah
F. Evaluasi
1. Cara
materi
: Lisan
2. Jenis pertanyaan : Pertanyaan Terbuka 3. Waktu
: Setelah dilakukan penyuluhan
4. Soal
:
a. Jelaskan definisi Sex Education ? b. Jelaskan tahapan-tahapan melakukan seks bebas ? c. Jelaskan faktor-faktor penyebab seks bebas ? d. Jelaskan bahaya dari seks bebas ? e. Penyakit apa saja yang terkena dari seks bebas ? f. Bagaimana cara mencegah seks bebas ?
Mendengarkan Bertanya mendengarkan Mendengarkan
dan
MATERI
PENYULUHANPENDIDIKAN
SEKSUAL
(SEX
EDUCATION)
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA A. Pengertian
Kesehatan reproduksi remaja adalah keadaan sehat secara menyeluruh mencangkup fisik, mental dan kehidupan social yang berkaitan dengan alat, fungsi, serta proses reproduksi. Remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi, dan masa remaja merupakan suatu periode yang ditandai dengan minat terhadap lawan jenis. Pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan dan cara mendidik. Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim antara laki-laki dengan perempuan. Pengertian seksual di sini ditanggapi dalam arti yang seluas-luasnya dan umum sifatnya.
Pengertian
tidak
terbatas
pada
masalah
reproduksi,
regenerasi,
perkembangan jenis dalam pengertian biologis dan eksistansi spesiesnya, dan dikatakan umum karena menyangkut banyak hal mengenai proses dan perilakunya dalam pergaulan. Dari beberapa definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan seks adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan dan membentuk manusia-manusia dewasa yang dapat menjalanan kehidupan yang bahagia, dapat mempergunakan fungsi seksnya serta bertanggungjawab baik dari segi inividu, sosial maupun agama.
B. Fungsi Pendidikan Seksual
1. Pendidikan seks membantu anak untuk menerima setiap bagian tubuhnya dan setiap bagian pertumbuhannya secara wajar. 2. Membantu anak mengerti dan puas dengan peranannya dalam hidup. 3. Pendidikan seks berarti pendidikan seksualitas manusia. Bimbingan diberikan kepada anak-anak supaya anak mempunyai sikap dan tingkah laku seksual yang sehat yang dapat membahagiakan dirinya dan juga bisa diterima masyarakat.
4. Membantu remaja dalam mengembangkan kepribadian sehingga mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab.
C. Organ-Organ Seksual / Alat Reproduksi 1.
Wanita:
2.
Bagian Luar:
Klentit ( Klitoris)
Bibir vagina bagian dalam ( Labia minora)
Bibir vagina baguian luar ( Labia mayora)
Mulut vagina
Bagian Dalam
Saluran vagina
Bibir rahim (Serviks)
Rahim (Uterus)
Saluran telur (Tuba fallopi)
Indung telur (Ovarium)
Laki-laki:
Bagian luar
Alat kelamin laki-laki ( Penis)
Buah pelir (Testis)
Bagian dalam
Saluran kencing (uretra)
Kelenjar prostate
Saluran vasdeferens
Saluran epididimis
D. Perubahan Masa Pubertas Remaja
Wanita
Menstruasi
Pinggul Membesar
Tumbuh Payudara
Laki-laki
Tumbuh Jakun
Mimpi Basah
Suara Membesar
E. Perilaku Seksual Remaja
Perilaku seksual remaja ditandai dengan adanya dorongan seksual atau tertarik dengan lawan jenis.
Cara Mengendalikan Dorongan Seksual
Jauhi hal-hal yang dapat merangsang birahi (baca buku porno, nonton film porno)
Menghindari hubungan dengan lawan jenis yang berlebihan
Lakukan kegiatan yang bermanfaat
Mempertebal iman dan amalkan ajaran agama.
F. Faktor Penyebab Seks Bebas
Sebagian kecil yang melakukan hubungan seks diluar nikah disebabkan karena ada beberapa tahapan yang biasanya dilakukan sebelum seseorang berani melakukan hubungan seks yaitu :
Pegangan tangan
Merangkul
Ciuman sebatas ciuman pipi dan kening
Ciuman bibir
Pelukan
Mulai berani melepas pakaian bagian atas
Meraba kebagian-bagian yang sensitive
Melakukan hubungan seks
Ironisnya hubungan seks itu dilakukan di rumah sendiri, rumah tempat mereka berlindung, hubungan seks pada umumnya dilakukan atas dasar suka sama suka, dan bahkan ada yag berganti-ganti pasangan. Sebagian besar mereka menggunakan alat kontrasepsi yang dijual bebas dan menggunakan metode coitus interuptus.
F aktor-fakto yang menyebabkan seks bebas yaitu : 1. Lingkungan keluarga Lingkungan keluarga yang dimaksud adalah cukup tidaknya pendidikan yang diberikan orangtua terhadap anaknya. Cukup tidaknya kasih saying dan perhatian yang diperoleh sang anak dari keluarganya. Cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak dari orangtuanya, jika tidak, maka anak akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan serta di tempat-tempat yang tidak mendidik mereka. Anak akan dibesarkan di lingkungan yang tidak sehat bagi pertumbuhan jiwanya. Anak akan tumbuh di lingkungan pergaulan bebas.
2. Lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat yang kurang mendukung, seperti masyarakat yang didominasi oleh pelacur, preman, pemabuk, dan lain-lain.Sehingga dapat mempengaruhi remaja di lingkungan tersebut.
3. Lingkungan pergaulan Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih mengarah ke hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah “Anak Gaul”. Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong di kafe, mondar mandir di mall, memahami istilah bokul, gaya fun, berpakaian serba sempit dan ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh dan mempertontonkan bagian tubuhnya yang seksi. Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal yang disebutkan tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan kampungan. Akibatnya, remaja anak gaul inilah yang biasanya menjadi korban dari pergaulan bebas, diantaranya terjebak dalam prilaku seks bebas.
4. Kurangnya pendidikan agama dari keluarga Kurangnya pendidikan agama yang tidak diperoleh sejak dini dari keluarga, terutama orang tuanya, sehingga mereka dapat dengan mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif.
5. Kurangnya pendidikan seks Saat ini, kurangnya informasi yang benar tentang masalah seks akan memperkuat kemungkinan remaja percaya dan salah paham yang diambil dari media massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke kaum beresiko melakukan perilaku berbahaya untuk kesehatannya.
6. Menonton media pornografi, diantaranya VCD dan DVD Porno VCD dan DVD porno begitu mudah diperoleh hanya dengan Rp.5000. Sekali dirazia, setelah itu bebas lagi diperjualbelikan.Sistem pendidikan yang mengejar angka-angka pun memberi andil kerusakan generasi muda itu.
7. Tanyangan televise Faktor penyebab remaja melakukan perilaku seks bebas salah satunya di antaranya adalah akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan.Apa yang ABG tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton dilayar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar.
8. Narkoba Seks bebas dan narkoba sangat erat kaitannya.Dimana orang-orang yang telah terjerumus kedalam pengaruh napza, sebagian besar dari mereka dapat dipastikan telah melakukan seks bebas.Baik hubungan diluar nikah maupun dengan bergantiganti pasangan.
9. Gaya hidup Gaya hidup remaja sekarang yang selalu diikuti dengan dunia gemerlap malam, seperti dugem, minum-minuman keras, merokok, dan lain sebagainya.
G. Bahaya Seks Bebas
1. Terputusnya sekolah Akibat dari pergaulan bebas dan seks bebas adalah terputusnya sekolah karena dengan seks bebas, mereka tidak sepenuhnya fokus dengan belajar saat di sekolah.Itulah yang dapat menyebabkan anak putus sekolah karena malas belajar hanya memikirkan pacar saja.
2. Perkawinan usia muda Daris seks bebas yang sudah dilakukan, maka dipaksakan untuk dapat menikah pada usia muda karena harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah dilakukan oleh kedua pihak. Menikah diusia muda juga banyak mempunyai dampak yang tidak baik untuk kedua pihak, misalnya kerena ketidaksiapan psikis dan psikologi, maka dapat menyebabkan pertengkaran dan perceraian.
3. Kehamilan diluar nikah Pacaran yang bebas, akan membuka kemungkinan terjadinya kegiatan seks bebas yang berujung pada kehamilan. Jika terjadi kehamilan, maka yang bersangkutan harus siap untuk menjadi orang tua.
4. Aborsi Kehamilan diluar nikah dapat menyebabkan pasangan tersebut memutuskan untuk aborsi karena takut jika diketahui orang tua, pasangan yang belum siap menikah dan lain-lain.
5. Penyakit kelamin atau penyakit menular seperti gonorrhea, herpes, sifilis, HIV/AIDS.
H. Penyakit Menular Seksual
1. Herpes Genital 2. Sifilis (Raja Singa) 3. Gonore (Kencing Nanah) 4. Klamidia 5. Genital Wart (Jengger Ayam/Kutil di Klamin) 6. Kanker Serviks 7. HIV/AIDS 8. Trichomoniasis
I. Pencegahan Seks Bebas
Sebenarnya untuk menjauhkan remaja dari pergaulan seks bebas dapat dilakukan dengan cara :
Memberikan bimbingan positif dari sekolah maupun orangtua di rumah.
Meningkatkan kedisiplinan di sekolah maupun di rumah.
Memberikan pendidikan seks melalui seminar atau talk show kesehatan.
Peran penting orangtua dalam memberikan nasehat dan mendidik.
Peran penting orangtua dalam masa tumbuh kembang remaja.
Menjalin hubungan baik antara orangtua dengan anak yaitu dengan komunikasi yang baik.
Meningkatkan iman dan taqwa.
Tidak berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seks.
PENUTUP Pendidikan seks adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan dan membentuk manusia-manusia dewasa yang dapat menjalanan kehidupan yang bahagia, dapat mempergunakan fungsi seksnya serta bertanggungjawab baik dari segi inividu, sosial maupun agama. Pendidikan seks merupakan salah satu cara untuk mengurangi atau mencegah penyalahgunaan seks, khususnya untuk mencegah dampak-dampak negatif yang tidak diharapkan, seperti kehamilan yang tidak direncanakan, penyakit menular seksual, depresi dan perasaan berdosa. Salah satu pihak yang berperan penting dalam pendidikan seks adalah orang tua. Hal ini dikarenakan adanya hubungan yang intim dan akrab antara si anak dan orang tua. Masalah seks merupakan masalah yang bersifat pribadi yang tentunya akan jauh lebih baik ketika hal ini disapaikan oleh orang yang memiliki hubungan sangat dekat dengan si anak.
DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2002 “Kesehatan Reproduksi Remaja” Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia
dan
World
Health
Organisation,
1999. “Kesehatan Reproduksi Remaja (Usia 14-19 tahun)” Boyke.Dr. Ginekologi dan Konsultan. Jakarta. 2000 Wijayanto, lip. Cinta Antara Realita Seks Pra-nikah. Jogjakarta. 2008 http://wardonojakarimba.blogspot.co.id/2011/12/pendidikan-seks-pada-remaja.html Diunggah pada tanggal 20 April 2017 pukul 15.34 WIB http://www.anehdidunia.com/2012/08/10-penyakit-akibat-seks-bebas.html
Diunggahpada
tanggal 20 April 2017 pada pukul 19.00 WIB http://www.kompasiana.com/harniandriani/pergaulan-bebas-di-kalangan-remaja-yangmengkhawatirkan_54f93d6aa3331112678b4c33 Diunggah pada tanggal 22 April 2017 pada pukul 17.20
PANITIA PELAKSANA PENYULUHAN TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN PRODI D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III TAHUN 2016/2017
Bekasi, 10 April 2017 Ketua Pelaksana
Pembimbing Tutor
Suci Mayang Sari
Nessi Meilan, SST. M.Kes
NIM. P3.73.24.2.16.040
NIP. 198205022006042035
Mengetahui, Penanggung Jawab Mata Kuliah Kesehatan Masyarakat
Nessi Meilan, SST. M.Kes NIP. 198205022006042035