SATUAN ACARA PENYULUHAN MIOMA UTERI
Pokok Bahasan
: Maternitas
Sub Pokok Bahasan
: Mioma uteri
Sasaran
: Ibu-ibu dan remaja putri
Hari/ Tanggal
: Kamis, 6 Februari 2014
Jam
: 10.00 WIB
Waktu
: 15 menit
Tempat
: Puskesmas
Tujuan Instruksional Umum :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta dapat mengerti dan memahami tentang mioma uteri.
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah diberikan penyuluhan peserta menjelaskan kembali tentang : 1. Menjelaskan pengertian mioma uteri 2. Mengetahui penyebab mioma uteri 3. Mengetahui gejala mioma uteeri 4. Mengetahui penanganan mioma uteri
LAMPIRAN
Terlampir
METODE
1. Ceramah 2. Tanya jawab
MEDIA
1. Lembar Balik 2. Leaflet
KEGIATAN PEMBELAJARAN
No 1.
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta
10.00-10.02
Pembukaan :
menjawab salam
WIB
- Memberi salam
mendengarkan dan
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
memperhatikan
- Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan 2.
10.02-10.10
Pelaksanaan :
WIB
Menjelaskan
materi
penyuluhan
secara Menyimak dan
berurutan dan teratur.
memperhatikan materi
Materi : a.
Menjelaskan pengertian mioma uteri
b.
Mengetahui penyebab mioma uteri
c.
Mengetahui gejala mioma uteeri
d.
Mengetahui cara penanganan mioma uteri
10.10-10.13 3.
WIB
Evaluasi 1. Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya
Bertanya dan menjawab pertanyaan
2. Memberi kesempatan kepada klien untuk
menjawab
pertanyaan
yang
dilontarkan 4.
10.13-10.15 WIB
Penutup : 1. Menyimpulkan
materi
yang
telah
terima
kasih
atas
waktu
yang
telah
disampaikan 2. Menyampaikan perhatian
dan
diberikan 3. Mengucapkan salam
mengucapkan salam
EVALUASI
Metode Evaluasi
: Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan
: Lisan
Jumlah Soal
: 4 soal
Soal 1. Jelas pengertian mioma uteri? 2. Apa penyebab dari mioma uteri? 3. Apa gejala dari mioma uteri? 4. Apa saja cara penanganan mioma uteri?
Jawaban 1. Mioma uteri adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim. Tumor
adalah daging tumbuh yang hidup dan bertumbuh, yang membesar. 2. Penyebab mioma uteri belum diketahui secara jelas. Namun beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap tumbuhnya mioma uteri adalah a. Usia, 35 – 45 tahun (kurang lebih 25%) dan jarang pada wanita 20 tahun dan wanita setelah menopause. b. Ibu yang sulit hamil. c. Hormon, d. Obesitas atau Kegemukan e. Riwayat keluarga menderita Mioma uteri, f. Kontrasepsi, g. Kehamilan. 3. Gejala yang timbul tergantung pada lokasi dan besarnya tumor, namun gejala yang paling
umum adalah : a. Rasa nyeri karena tekanan tumor dan adanya infeksi di dalam rahim. b. Nyeri haid, pendarahan haid yang tidak normal (lebih banyak atau lebih lama), atau haid tidak teratur. c. Pendarahan yang banyak dan lama selama haid atau pun di luar masa haid. d. Gejala anemia karena banyak kehilangan darah berlebih. e. Gangguan sulit hamil karena terjadi penekanan pada saluran indung telur. f. Pada bagian bawah perut dekat rahim terasa kenyal. g. Merasakan nyeri saat bersenggama.
h. Gangguan BAK, sering buang air kecil 4. Penanganan Mioma Uteri
Pada mioma kecil dan tidak menimbulkan keluhan, tidak diberikan terapi, hanya perlu diamati tiap 3 – 6 bulan untuk menilai pembesarannya dan juga diberikan terapi obat. Pembedahan dan pengangkatan mioma dilakukan bila besarnya mioma melebihi besar rahim seperti pada kehamilan 12 – 14 minggu. Pada masa menopause dapat terhenti pertumbuhannya atau menjadi kisut. Miomektomi (operasi pengangkatan mioma) dapat dikerjakan misalnya pada mioma yang keluar lewat liang vagina dengan cara memuntirnya, namun pada 25-35 % kasus masih memerlukan histerektomi (operasi angkat rahim).
LAMPIRAN MATERI A. DEFINISI
Mioma uteri adalah sejenis tumor jinak otot polos yang berasal dari otot uterus yang mempunyai nama lain leiomyoma uteri atau uterine fibroid. Mioma Uteri umumnya terjadi pada usia lebih dari 35 tahun. Dikenal ada dua tempat asal myoma uteri yaitu pada serviks uteri ( 2 % )dan pada korpus uteri ( 97 % ), belum pernah ditemukan myoma uteri terjadi sebelum menarche. Lokalisasi Mioma Uteri 1. Mioma intramural : apabila tumor itu dalam pertumbuhannya tetap tinggal dalam dinding uterus. 2. Mioma Submukosum : mioma yang tumbuh kearah kavum uteri dan menonjol dalam kavum itu. 3. Mioma Subserosum ; Mioma yang tumbuh kearah luar dan menonjol pada permukaan uterus.
B. ETIOLOGI
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri : 1. Estrogen Mioma uteri kaya akan reseptor estrogen. Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell nest atau teori genitoblast, teori ini menyatakan bahwa untuk terjadinya mioma uteri harus terdapat dua komponen penting yaitu: sel nest ( sel muda yang terangsang) dan estrogen (perangsang sel nest secara terus menerus). Hormon estrogen dapat diperoleh melalui penggunaan alat kontrasepsi yang bersifat hormonal (Pil KB, Suntikan KB, dan Susuk KB). Peranan estrogen didukung dengan adanya kecenderungan dari tumor ini menjadi stabil dan menyusut setelah menopause dan lebih sering terjadi pada pasien yang nullipara. 2. Progesteron Reseptor progesteron terdapat di miometrium dan mioma sepanjang siklus menstruasi dan kehamilan. Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17 - Beta hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor. Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :
a. Umur, proporsi mioma meningkat pada usia 35-45 tahun. b. Paritas, lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relative infertile, tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertilitas menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah keadaan ini saling mempengaruhi. c. Faktor Ras dan Genetik, pada wanita tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian mioma uteri lebih tinggi. Penelitian Baird di Amerika yang dilakukan terhadap wanita kulit hitam dan wanita kulit putih menemukan bahwa wanita kulit hitam beresiko 2,9 kali menderita mioma uteri. d. Riwayat keluarga ada yang menderita mioma uteri. e. Obesitas
C. PATOFISIOLIGI / PATHWAYS
Mioma uteri terjadi karena adanya sel-sel yang belum matang dan pengaruh estrogen yang menyebabkan submukosa yang ditandai dengan pecahnya pembuluh darah intranurel, sehingga terjadi kontraksi otot uterus yang menyebabkan perdarahan pervagina lama dan banyak. Hal menyebabkan terjadinya resiko kekurangan volume cairan dan gangguan peredaran darah ditandai dengan adanya nekrosa dan perlengketan sehingga timbul rasa nyeri.
Penatalaksanaan dari mioma uteri adalah operasi, jika informasi tidak adekuat maka akan terjadi kecemasan. Pada post operasi terjadi integritas jaringan kulit dan robekan pada jaringan saraf perifer sehingga terjadi nyeri akut. Integritas kulit mempengaruhi proses epitelisasi dan pembatas aktivitas , maka terjadi perubahan pola aktivitas. Kerusakan jaringan juga mengakibatkan terpaparnya agen infeksius yang mempengaruhi resiko infeksi. Pada pasien post operasi akan terpengaruh obat anestesi, sehingga mengakibatkan depresi pusat pernapasan dan penurunan kesadaran sehingga pola napas tidak efektif.
D. MANIFESTASI KLINIS
Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik rutin. Pasien memang tidak mempunyai keluhan dan tidak sadar kalau mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus. Gejala klinik yang timbul antara lain :
1. Perdarahan abnormal, karena bertambahnya area permukaan endometrium yang menyebabkan gangguan kontraksi otot rahim. 2. Terasa berat di abdomen bagian bawah 3. Nyeri, karena penekanan saraf dan infeksi 4. Infertilitas, akibat penekanan saluran tuba oleh mioma 5. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan 6. Abortus spontan
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Darah Lengkap Haemoglobin: turun, albumin: turun, lekosit : turun/meningkat, dan eritrosit: turun 2. USG Terlihat massa pada daerah uterus. 3. Vaginal Toucher Didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan ukurannya. 4. Sitologi Menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut 5. Rontgen Untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat tindakan operasi. 6. ECG Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi tindakan operasi.
F. PENATALAKSANAAN UMUM
1. Konservatif Penderita dengan mioma kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan pengobatan, tetapi harus diawasi perkembangan tumornya. Jika mioma lebih besar dari kehamilan 10-12 munggu, tumor yang berkembang cepat, terjadi torsi pada tangkai, perlu diambil tindakan operasi. 2. Medikamentosa Terapi yang dapat memperkecil volume atau menghentikan pertumbuhan mioma uteri secara menetap belum tersedia pada saat ini. Terapi medikamentosa masih merupakan terapi tambahan atau terapi pengganti sementara dari operatif.
Preparat yang selalu digunakan untuk terapi medikamentosa adalah analog GnRHa (Gonadotropin
Realising
Hormon
Agonis),
progesteron,
danazol,
gestrinon,
tamoksifen, goserelin, antiprostaglandin, agen-agen lain seperti gossypol dan amantadine (Verala, 2003). 3. Operatif Pengobatan operatif meliputi miomektomi, histerektomi dan embolisasi arteri uterus. a. Miomektomi, adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma mioma submukosa pada mioma geburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina. b. Histerektomi, adalah pengangkatan uterus, yang umumnya tindakan terpilih. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri. c. Embolisasi arteri uterus (Uterin Artery Embolization / UAE), adalah injeksi arteri uterina dengan butiran polyvinyl alkohol melalui kateter yang nantinya akan menghambat aliran darah ke mioma dan menyebabkan nekrosis. Nyeri setelah UAE lebih ringan daripada setelah pembedahan mioma dan pada UAE tidak dilakukan insisi serta waktu penyembuhannya yang cepat. 4. Radiasi dengan radioterapi Radioterapi dilakukan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi pada beberapa kasus.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2001. Diktat Kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas TA : 2000/01 PSIK.FK. Unair, Surabaya. Christia, Silvia. 2012. Mioma Uteri. Lampung : Universitas Malahayati Bandar Lampung.