SATUAN ACARA PENYULUHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA BAKAR (COMBUSTIO)
A. Topik Penyuluhan
: Pertolongan pertama pada luka bakar
B. Hari/ Tanggal Penyuluhan
: Senin, 25 Juni 2018
C. Tempat Penyuluhan
: STIKES Panrita Husada Bulukumba
D. Lama Penyuluhan
: 30 Menit
E. Sasaran
: Mahasiswa
F. Metode
: Ceramah dan Tanya Jawab
G. Media
: Leaflet
H. Tujuan Umum
: Setelah dilakukan pendidikan kesehatan ,diharapkan
sasaran mampu mengetahui pertolongan pertama pada luka bakar. I. Tujuan Khusus Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, diharapkan sasaran dapat :
:
1. Menyebutkan pengertian dari luka bakar. 2. Menyebutkan klasifikasi luka bakar (derajat dan luas luka bakar). 3. Menyebutkan insidensi luka bakar. 4. Menyebutkan Etiologi luka bakar. 5. Memahami pertolongan pertama pada luka bakar. J. Strategi Pelaksana No.
Kegiatan Pembukaan
1.
Waktu 5 menit
Penyuluh
Klien
1. Mengucapkan salam
1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri
2. Menerima dengan baik
3. Menjelaskan tujuan
3. Menyimak dengan baik
1
Kegiatan Inti
15 menit
1. Menjelaskan materi tentang Luka Bakar 2. Memberikan
2.
kesempatan untuk bertanya 3. Menjawab pertanyaan
1. Menyimak dengan baik. 2. Mengajukan beberapa pertanyaan 3. Menyimak dengan baik
yang diajukan Penutup
10 menit
3.
1. Mengulang kembali
1. Mampu
materi yang
pertanyaan
disampaikan dengan
diajukan
mengajukan pertanyaan
menjawab yang
2. Menjawab salam
2. Mengucapkan salam
K. Kriteria Evaluasi 1. Responden mampu menjelaskan kembali tentang pengertian dari luka bakar. 2. Responden
mampu menjelaskan kembali tentang klasifikasi luka bakar
(derajat dan luas luka bakar). 3. Responden mampu menjelaskan kembali tentang insidensi luka bakar. 4. Responden mampu menjelaskan kembali tentang etiologi luka bakar. 5. Responden mampu menjelaskan kembali tentang pertolongan pertama pada luka bakar.
2
MATERI PENYULUHAN
A. PENGERTIAN
Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak langsung atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal ), listrik (electrict ), zat kimia (chemycal ), atau radiasi (radiation) (Rahayuningsih, 2012). Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, dan radiasi (Moenajat, 2001). B. KLASIFIKASI
Berdasarkan derajat kedalaman luka bakar menurut (Rahayuningsih, 2012), yaitu : 1. Luka bakar derajat satu (ringan) : luka bakar paling ringan yang hanya mengenai lapisan kulit yang paling luar (epidermis). Kulit biasanya memerah dan mungkin bengkak dan terasa sakit. Lapisan luar kulit tidak terbakar semua. 2. Luka bakar derajat dua (sedang) : apabila lapisan kulit pertama terbakar habis dan mengenai lapisan kulit kedua, ini terhitung sebagai luka bakar tingkat dua. Ditandai dengan munculnya lepuhan dan kulit langsung merah dan berbercak bercak dan rasa nyeri hebat. 3. Luka bakar derajat tiga (berat) :
luka bakar ini merupakan luka yang paling
serius. Luka ini meliputi seluruh lapisan kulit dan bahkan mencapai jaringan yang lebih dalam lagi. Luka bakar ini membutuhkan perawatan medis darurat. C. INSIDENSI
Perawatan luka bakar mengalamiperbaikan/kemajuan dalam dekade terakhir ini, yang mengakibatkan menurunnya angka kematian akibat luka bakar. Pusat – pusat perawatan luka bakar telah tersedia cukup baik, dengan anggota team yang menangani
3
luka bakar terdiri dari berbagai disiplin yang saling bekerja sama untuk melakukan perawatan pada klien dan keluarganya (Moenajat, 2001). Luka bakar merupakan penyebab kematian ketiga akibat kecelakaan pada semua kelompok umur. Laki-laki cenderung lebih sering mengalami luka bakar dari pada wanita, terutama pada orang tua atau lanjut usia ( diatas 70 th) (Moenajat, 2001). D. ETIOLOGI Luka
bakar
dikategorikan
menurut
mekanisme
injurinya
(Rahayuningsih,
2012)meliputi: 1. Luka Bakar Termal Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya. 2. Luka Bakar Kimia Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena kontak dengan zat – zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia. 3. Luka Bakar Elektrik Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.
4
4. Luka Bakar Radiasi Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.
E. Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar
(Moenajat, 2001) 1. Untuk luka bakar ringan dan sedang a. Pastikan penyebab luka bakar telah dijauhkan atau dimatikan. b. Dinginkan luka bakar dengan mengucurkan air dingin selam 10-15 menit. Kalau tidak memungkinkan rendam luka bakar didalam air dingin atau tutupi dengan kompres dingin. Jangan meletakkan batu es langsung pada luka bakar karena ini bisa menimbulkan radang beku dan memperparah kerusakan jaringan. c. Jika luka sudah dingin, oleskan lotion ata cairan pelembab untuk menyejukkan luka dan menghindari kekeringan. d. Jangan sekali-kali mempergunakan mentega, minyak, garam, kecap, air kapur dsb karena akan menimbulkan terjadinya iritasi dan infeksi pada luka. e. Tutupi luka dengan kassa steril agar terhindar dari udara dan mengurangi rasa sakit. f. Jika ada lepuhan pada luka, jangan memecahkan lepuhan tersebut. Apabila lepuhan tersebut pecah sendiri, cucilah luka itu dengan sabun lunak dan air. Kemudian olesi dengan salep antibiotik dan tutup dengan perban kassa.
5
2. Untuk luka bakar berat Panggil ambulans atau bawa segera ke unit gawat darurat untuk semua kasus luka bakar berat. Sementara menanti bantuan medis tiba dapat dilakukan : a. Pastikan penyebab luka bakar telah dijauhkan. Jangan melepaskan pakaian terbakar yang melekat pada kulit, tetapi pastikan korban tidak lagi bersentuhan dengan meteri yang masih panas atau membara. b. Pastikan korban masih bernapas. Apabila pernapasan telah terhenti, lakukan pernapasan buatan dari mulut ke mulut. Bila ada dugaan saluran pernapasan korban tersumbat, usahakan untuk melegakannya terlebih dahulu. c. Tutupi luka bakar dengan perban steril yang kering atau kain yang bersih. d. Jangan menggunakan selimut atau handuk karena bahaya dan cenderung melekat pada luka bakar. Kain sepraibisa digunakan bila bagian yang terbakar sangat luas. e. Jangan memberi salep dan jangan memecahkan lepuhan luka bakar.
6
DATAR PUSTAKA
Moenajat. (2001). pertolongan pertama pada luka bakar. yogyakarta: ALFABETA. Rahayuningsih, T. (2012). PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR (COMBUSTIO). PROFESI Volume 08 / Februari – September 2012 .
7