SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan
: Nefrolitiasis
Topik
: Nefrolitiasis
Sasaran
: pasien Hemodialisa
Hari / Tanggal
: kamis, 3 Agustus 2017
Waktu
: 30 menit
Pukul
: 10.00 WITA
Tempat
: Ruang Hemodialisa di RSU Saiful Anwar Jawatimur
A. Latar Belakang Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi dan melakukan eliminasi sisa-sisa hasil metabolisme tubuh. Aktivitas sistem perkemihan dilakukan secara hati-hati untuk menjaga komposisi darah dalam batas yang bisa diterima. Setiap adanya gangguan dari fisiologis di atas akan memberikan dampak yang fatal. (Muttaqin, Arif & Kumala Sari. 2011 : 2) Penyakit yang terjadi pada sistem perkemihan bervariasi, salah satunya yaitu Nefrolitiasis. Nefrolitiasis adalah suatu keadaan terdapatnya batu dalam saluran kemih baik dalam ginjal,ureter maupun buli-buli. Kondisi ini memberikan gangguan pada sistem perkemihan dan memberikan masalah keperawatan pada pasien. Hypertensi merupakan keadaan terjadinya gangguan pada pembuluh darah dan jantung yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang cukup signifikan, baik di Indonesia maupun di dunia. Prevalensi penyakit ini diperkirakan 13% pada laki-
laki dewasa dan 7% pada perempuan dewasa, dengan puncak usia dekade ketiga dan keempat. Angka kejadian batu ginjal berdasarkan data yang dikumpulkan dari rumah sakit di seluruh Indonesia tahun 2002 adalah sebesar 37.636 kasus baru, dengan jumlah kunjungan sebesar 58.959 orang. Selain itu jumlah pasien yang dirawat mencapai 19.018 orang, dengan mortalitas 378 orang. (Rully, M. Azharry. S. 2010. 52) Batu ginjal menyebabkan obstruksi pada ginjal sehingga menjadi hidronefrosis, lalu apabila hidronefrosis tidak ditangani maka akan terjadi komplikasi-komplikasi, diantaranya adalah gagal ginjal, infeksi, hidronefrosis, avaskuler ischemia yang akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal serta akan mengakibatkan ancaman kematian bagi penderita. Sebagai pemberi pelayanan sebaiknya memberikan peemahaman dan pengetahuan tentang Nefrolitiasis atau batu ginjal itu sendiri, sehingga mampu untuk menangani dan mencegah timbulnya Nefrolitiasis atau batu ginjal itu sendiri. B. Analisis Situasi 1.
Peserta Pasien yang berada di ruang Hemodialisa.
2.
Tempat Ruang Hemodialisa RSU Saiful Anwar
3.
Pengajar Penyuluh adalah mahasiswa Praktek Profesi Ners. C. Tujuan
1.
Tujuan umum Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan mampu
memahami tentang penyakit Nefrolitiasis atau Bau ginjal.
2.
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu: a. Menyebutkan pengertian Nefrolitiasis b. Menyebutkan penyebab Nefrolitiasis c. Menyebutkan tanda dan gejala Nefrolitiasis d. Menyebutkan komplikasi Nefrolitiasis e. Menyebutkan pemeriksaan diagnostik Nefrolitiasis f. Menyebutkan cara penatalaksanaan Nefrolitiasis D. Sasaran Pasien yang berada di ruang Hemodialisa RSU Saiful Anwar.
E. Materi 1. Pengertian Nefrolitiasis 2. Penyebab Nefrolitiasis 3. Tanda dan gejala Nefrolitiasis 4. Komplikasi Nefrolitiasis 5. Pemeriksaan diagnostik Nefrolitiasis 6. Cara penatalaksanaan Nefrolitiasis
F. Metode 1.
Ceramah
2.
Diskusi /Tanya Jawab
G. Media 1.
Leaflet
2.
LCD
H. Kegiatan Waktu 3 menit
Kegiatan Perawat Peserta Pembukaan: 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam 2. Menjelaskan latar belakang pentingnya 2. Mendengarkan mengetahui Nefrolitiasis 3. Menjelaskan tujuan diberikan 3. Mendengarkan penyuluhan
15 Menit
Pelaksanaan: 4. Menjelaskan pengertian Nefrolitiasis 5.
Menjelaskan penyebab Nefrolitiasis
6. Menjelaskan Nefrolitiasis 7.
tanda
dan
4. Mendengarkan dan menyimak dengan baik 5. Mendengarkan
gejala
Menjelaskan komplikasi Nefrolitiasis
8. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik Nefrolitiasis 9. Menjelaskan penatalaksanaan Nefrolitiasis 10. Memberikan kesempatan untuk bertanya kepada audien 11. Memberikan reinforcement positif.
6. Mendengarkan dan menyimak dengan baik 7. Mendengarkan dan menyimak dengan baik 8. Mendengarkan dengan baik 9. Mendengarkan dengan baik 10. Mendengar kan dengan baik 11. Bertanya 12. Audien bersemangat untuk bertanya
10 menit
Evaluasi 12. Menanyakan materi yang telah disampaikan (pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, pemeriksaan, penatalaksanaanMemberikan 13. reinforcement fositif
13.
Menjawab
14. Senang dan bersemanagt 2 menit
Penutup: 14. Memberikan penyuluhan 15.
kesimpulan
Mengucapkan salam penutup
15. kan dan dengan benar 16. salam
Mendengar menyimak baik dan Menjawab
I. Evaluasi Evaluasi akan dilaksanakan pada saat kegiatan pendidikan kesehatan berlangsung atau pada saat setelah kegiatan pendidikan selesai dengan mengajukan pertanyaan : 1.
Apakah pengertian Nefrolitiasis?
2.
Apa penyebab Nefrolitiasis dan tanda dan gejala?
3.
Komplikasi apasaja yang ditimbulkan Nefrolitiasis?
4.
Bagaimana cara pemeriksaan Nefrolitiasis?
5.
Bagaaimana cara penatalksanaan Nefrolitiasis?
Lampiran Materi NEFROLITIASIS
A.
PENGERTIAN NEFROLITIASIS Batu perkemihan dapat timbul dari berbagai tingkat dari system perkemihan ( ginjal, ureter, kandung kemih ) tetapi yang paling sering ditemukan adalah di dalam ginjal ( Barbara, 1996 ). Batu ginjala adalah istilah umum batu ginjal disembarang tempat. Batu ini terdiri atas garam kalsium, asam urat, oksalat, sistin, xantin, dan struvit (Patofis iologi keperawatan, 2000 ). Nefrolitiasis adalah adanya timbunan zat padat yang membatu pada ginjal, mengandung komponen kristal, dan matriks organik ( Soeparman, 2001
).
Nefrolitiasis merupakan penyakit kencing batu yang terjadi di ginjal yang menyebabkan tidak bisa buang air kecil secara normal dan terjadi rasa nyeri karena adanya batu atau zat yang mengkristal di dalam ginjal. B. ETIOLOGI NEFROLITIASIS Batu ginjal merupakan konsisi terdapatnya kristal kalsium dalam ginjal, kristal tersebut dapat berupa kalsium oksalat, kalsium fosfat maupun kalsium sitrat. Tidak ada penyebab yang bisa dibuktikan yang sering menjadi predisposisi adalah infeksi saluran kemih hiperkasiuria, hiperpospaturia, hipervitaminosis D dan hipertiroidism dan kebanyakan intake kalsium serta alkali cenderung timbul presipitasi garam kalsium dalam urine ( Wong De Jong, 1996 ) Batu terbentuk dari traktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentuseperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat. Batu juga dapatterbentuk
ketika
terdapat
defisiensi
subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal mencegah kristalisasi dalam urine. "ondisi lain yang mempengaruhi laju pembentukan
batu mencakup PH urin dan status cairan pasien (batu cenderungterjadi pada pasien dehidrasi). Secara epidemiologik terdapat beberapa faktor y a n g m e m p e r m u d a h terbentuknya batu pada saluran kemih pada seseorang. %aktor tersebut adalahfaktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan di sekitarnya. 1. Faktor intrinsik antara lain: a Umur Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun,
karenadengan
menyebabkan hipertensi
dan
bertambahnya
gangguan
peredaran
kolesterol
tinggi.
umur
d a r a h seperti
#ipertensi
dapat
menyebabkan pengapuran ginjal yang dapat berubah menjadi batu, sedangkan kolesteroltinggi merangsang agregasi dengan kristal kalsium oksalat dan kalsiumfosfat sehingga mempermudah terbentuknya batu b
Jenis Kelamin
Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan. hal ini karena kadar kalsium air kemih sebagai bahan utama pembentuk batu lebih rendah pada perempuan daripada laki-laki, dan k a d a r
sitrat
air
kemih
sebagai
bahan
p e n g h a m b a t t e r j a d i n y a b a t u p a d a perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. $elain itu, hormon estrogen pada perempuan mampu mencegah agregasi garam kalsium, sedangkan hormon testosteron
yang
tinggi
pada
laki-laki
menyebabkan
peningkatan o k s a l a t e n d o g e n o l e h h a t i y a n g s e l a n j u t n y a m e m u d a h k a n t e r j a d i n y a kristalisasi. c d e
H y p e r k a l s e m i a /meningkatnya kalsium dalam darah H y p e r k a s i u r i a /eningkatnya kalsium dalam urine . P H u r i n
f
kelebihan pemasukan
cairan dalam tubuh yang
b e r t o l a k b e l a k a n g d e n g a n keseimbangan cairan yang masuk dalam tubuh 2. Faktor Ekstrinsik diantaranya : a A i r m i n u m "kurang minum atau kurang mengkonsumsi air mengakibatkan terjadinya pengendapan kalsium dalam pelvis renal akibat ketidak seimbangan cairan yang masuk. b Suhu Idividu yang menetap di daerah panas
dengan
paparan
ultraviolet
beriklim tinggi
akan
cenderung mengalami dehidrasi serta peningkatan produksi vitamin D (memicu peningkatan ekskresi kalsium dan oksalat) s e r t a menyebabkan banyak
pengeluaran
s e h i n g g a mengurangi
keringat produksi
urin
yang dan
mempermudah terbentuknya batu. c M a k a n a n kurangnya mengkonsumsi protein dapat menjadi faktor terbentuknya batud . d D i e t Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu. e P e k e r j a a n Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life. f I n f e k s i 1nfeksi oleh bakteri yang meme cahkan
ureum
dan
membentuk amonium akan mengubah pH urin menjadi alkali dan C.
akan
mengendapkan
garamfosfat
sehinggga
akan
memperepat pembentukan batu yang telah ada PATOFISIOLOGI Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah, jaringan yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira tiga perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien.peningkatan konsentrasi larutan akibat dari intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organic akibat infeksi saluran kemih atau urin ststis sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu. Ditambah
dengan adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh produksi ammonium yang berakibat presipitasi kalsium dan magnesium pospat (Jong, 1996 : 323) Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian dijadikan dalam beberapa teori : 1. Teori supersaturasi : Tingkat kejenuhan
kompone-komponen
pembentuk batu ginjal mendukung terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya agresi kristal kemudian timbul menjadi batu. 2. Teori matriks : Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10% heksose, 3-5 heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan kristal-kristal sehingga menjadi batu. 3. Teori kurang inhibitor : Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang melampui daya kelarutan, sehingga diperlukan zat penghambat pengendapat. Phospat mukopolisakarida dan dipospat merupakan penghambatan pembentukan kristal. Bila terjadi kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi pengendapan. 4. Teori epistaxi : Merupakan pembentukan baru oleh beberapa zat secra- bersama-sama, salauh satu batu merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan luarnya. Contohnya ekskresi asam urayt yanga berlebihan dalam urin akan mendukung pembentukan batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti pengendapan kalsium. 5. Teori kombinasi : Batu terbentuk karena kombinasi dari berbagai D.
macam teori di atas. TANDA DAN GEJALA NEFROLITIASIS 1. Nyeri dan pegal di daerah pinggang : Lokasi nyeri tergantung dari dimana batu itu berada. Bila pada piala ginjal rasa nyeri adalah akibat dari hidronefrosis yang rasanya lebih tumpul dan sifatnya konstan. Terutama timbul pada costoverteral. (Barbara. 1996:324) 2. Hematuria : Darah dari ginjal berwarna coklat tua, dapat terjadi karena adanya trauma yang disebabkan oleh adanya batu atau terjadi kolik (Ilmu kesehatan anak, 2002:840) 3. Infeksi : Batu dapat mengakibatkan gejala infeksi traktus urinarius maupun infeksi asistemik yang dapat menyebabkan disfungsi ginjal yang progresif. 4. Kencing panas dan nyeri 5. Adanya nyeri tekan pada daerah ginjal
E.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK NEFROLITIASIS 1. Urin a PH lebih dari 7,6 b Sediment sel darah merah lebih dari 90% c Biakan urin d Ekskresi kalsium fosfor, asam urat 2. Darah a. Hb turun b. Leukositosis c. Urium krestinin d. Kalsium, fosfor, asam urat 3. Radiologist Foto BNO/NP untuk melihat lokasi batu dan besar batu 4. USG abdomen F. PENATALAKSANAAN MEDIS Menurut (smelzter dan suzanne, 2001 ) yaitu : 1. Te r a p i k m e d i k d a n s i m t o m a t i k '. 2. Terapik medik mengeluarkan batu ginjal atau melarutkan batu ). 3. Pengobatan simtomatik mengusahakan agar nyeri khususnya koli ginjal yang terjadi meghilang bdengan pemberian simpatolitik selain itu dapat diberikan minuman berlebihan disertai diuretikum bendoeluesida 5-10 mg/hr. 4. Terapi mekanik E B S W extracorporeal shock wave
lithotripsy. 5. Terapi pembedahan jika tidak tersedia alat litotriptor G. KOMPLIKASI NEFROLITIASIS Menurut guyton, 1993 adalah : 1. Gagal ginjal : Terjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah yang disebut kompresi batu pada membrane ginjal oleh karena suplai oksigen terhambat. Hal in menyebabkan iskemis ginjal dan jika dibiarkan menyebabkan gagal ginjal 2. Infeksi : Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk perkembangbiakan microorganisme. Sehingga akan menyebabkan infeksi pada peritoneal. 3. Hidronefrosis : Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan menumpuk diginjal dan lam-kelamaan ginjal akan membesar karena penumpukan urin 4. Avaskuler ischemia : Terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang sehingga terjadi kematian jaringan.
DAFTAR PUSTAKA Carpenito, L.J. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Jakarta.
Penerbit
Suddarth&Brunner.1996.Buku
Buku Ajar
Kedokteran
EGC.
Keperawatan
Medikal
Bedah.Mosby.St.louis. Tambayong, jan. 2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta EGC