SATUAN ACARA PENYULUHAN
A.
LATAR BELAKANG
Ekstravasasi adalah kondisi kebocoran obat atau cairan dari vena ke jaringan sekitar yang sehat selama pemberian obat kemoterapi (Hadaway, 2007). Faktor-faktor risiko yang berpotensi berpotensi tinggi terjadi ekstravasasi menurut Gippland Oncology Nurse Group di antaranya vena kecil, obat yang yang multipel, penyakit vaskuler umum (penyakit pembuluh pembuluh darah perifer, diabetes, hipertensi), kurangnya kurangnya pengetahuan paramedis,
jenis obat, dan
frekuensi kemoterapi (NEIS, 2004; GONG, 2008). Ekstravasasi merupakan salah satu komplikasi menakutkan yang terjadi selama pemberian obat kemoterapi (Schrijvers, 2003; 2003; CHMC, 2004). 2004). Kejadian ekstravasasi melalui melalui jalur intravena rata-rata 0,1% sampai 6% melalui jalur vena perifer. Angka kejadian melalui kateter vena vena sentral 0,3% sampai 4,7% (Cassagnol & Mcbride, 2009). Kejadian ekstravasasi pada dewasa diperkirakan antara 0,1% dan 6% (Schrijvers, 2003). Kejadian ekstravasasi lebih besar pada wanita (56%) dibanding pria (42%), terbanyak ditemukan pada kelompok umur 50-64 tahun. Kejadian ekstravasasi kemoterapi sebesar 7% (NEIS, 2007). 2007). Obat kemoterapi yang diberikan secara intravena bisa diberikan secara bolus maupun drip. Obat kemoterapi bersifat karsinogenik maka perlu penanganan yang aman dalam pemberian kemoterapi. Pemberian obat kemoterapi harus diberikan oleh perawat yang telah
mendapat pengetahuan dan ketrampilan mengenai mengenai
kemoterapi (BCCA, 2007). Ekstravasasi bisa terjadi meskipun kondisi dipantau secara ketat. Ketiadaan protokol yang standar dalam pemberian obat kemoterapi, dan kurang hati-hati dicurigai pemicu terjadinya ekstravasasi (NEIS, 2005).
B.
TUJUAN 1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 30 menit diharapkan pasien dan pengunjung dapat dapat mengerti dan mamahami tentang
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit diharapkan pasien dan pengunjung :
Menjelaskan dan memahami pengertian kanker serviks
Mengerti penyebab kanker serviks
4
C.
Mengerti tanda dan gejala kanker serviks
Mengerti risiko tinggi terkena kanker serviks
Mengerti pencegahan dan memahami pengobatan kanker serviks
MATERI PENYULUHAN
Dalam penyuluhan materi yang disampaikan adalah :
Pengertian kanker serviks
Penyebab kanker serviks
Tanda dan gejala kanker serviks
Resiko tinggi terkena kanker serviks
Pencegahan dan memahami kanker pengobatan kanker serviks
D. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah 2. Diskusi
E.
MEDIA, ALAT/BAHAN DAN SUMBER YANG DIGUNAKAN 1. MEDIA
a. Leaflet. b. Flipchart 2. ALAT/BAHAN
a. Alat tulis 3. SUMBER
1)
Doungoes, marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan Dan pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3, EGC, Jakarta, 2000
2)
F.
Monica Ester, S.kp,Rencana Perawatan Bayi, Edisi 2, EGC, Jakarta 2000
SASARAN
Pasien dan keluarga pasien di Ruang Cempaka 2 Gynekologi RSUP Sanglah
G.
TEMPAT
Tempat : Ruang Cempaka 2 Gynekologi RSUP Sanglah Denpasar
5
Keterangan :
: Penyaji : Moderator
: Peserta
: Fasilitator
H.
I.
J.
WAKTU
Hari/Tanggal
: Jumat, 29 September 2017
Jam
: 09.00 – 09.30 WITA
PENGORGANISASIAN
1. Ketua
: Ni Komang Ayu Kusuma Astuti
2. Penyaji
: Ni Luh Sutamiyanti
3. Moderator
: Ni Wayan Bella Krisna Widiantari
4. Fasilitator
: Ni Komang Ayu Kusuma Astuti
RENCANA EVALUASI 1. Struktur
a
Persiapan Media Media yang dipersiapkan disesuaikan dengan keadaan dan kondisi sasaran yaitu leaflet dan flipchart yang mempermudah dalam penyampaiannya.
b
Persiapan Alat yang disediakan adalah alat tulis
c
Persiapan Materi Materi yang telah dipersiapkan diperiksa kembali baik dari segi bahasa maupun susunannya sehingga dapat mempermudah penerimaan dan pemahaman informasi atau penyuluhan oleh sasaran.
2. Proses Penyuluhan
6
a
Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan, diharapkan berjalan lancar dan sasaran memahami tentang penyuluhan yang diberikan.
b
Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi proses interaksi antara penyuluh dengan sasaran.
c
Sasaran diharapkan memperhatikan materi yang diberikan oleh penyuluh.
3. Hasil Penyuluhan
a
Jangka Pendek Sasaran penyuluhan mengerti 80% dari materi yang disampaikan dengan kriteria sasaran mampu mengetahui isi materi dan mampu menerapkan penyuluhan yang di terapkan oleh penyuluh.
b
Jangka Panjang Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit sistem reproduksi pada wanita dan pencegahan kanker serviks
K.
Kegiatan penyuluhan No 1 Pendahuluan
2
Kegiatan penyuluhan
a. Pembukaan b. Mengucapkan salam c. Memperkenalkan diri d. Menjelaskan tujuan penyuluhan dan kontrak waktu Kegiatan inti a.
Menjelaskan pengertian kanker serviks
b.
Menjelaskan penyebab kanker serviks
c.
Menjelaskan tanda dan gejala kanker serviks
d.
Menjelaskan resiko tinggi terkena kanker serviks
e.
Menjelaskan pencegahan dan memahami kanker pengobatan
Waktu 5 menit
20 menit
kanker serviks
3
Penutup a. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya b. Melaksanakan evaluasi dengan memberikan pertanyaan c. Menyimpulkan materi bersama peserta d. Mengucapkan salam
7
5 Menit
Lampiran 1 Materi Penyuluhan
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Ekstravasasi adalah kondisi kebocoran obat atau cairan dari vena ke jaringan sekitar yang sehat selama pemberian obat kemoterapi (Hadaway, 2007). Ekstravasasi merupakan salah satu komplikasi menakutkan yang terjadi selama pemberian obat
kemoterapi (Schrijvers, 2003; CHMC, 2004).
Ekstravasasi merupakan suatu keadaan yang bisa muncul pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi, yang menimbulkan rasa sakit dan eritema, ulkus, serta kerusakan jaringan. Beberapa obat sitostatika dapat bersifat vesicant , iritan, dan nonvesicant. Tata laksana ditentukan dari stadium ekstravasasi, banyaknya cairan yang terpapar, dan ketersediaan antidotum yang spesifik. Ekstravasasi merupakan problem yang bisa muncul pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi, dapat menimbulkan rasa sakit (pain), ulkus, nekrosis, dan kemungkinan besar bisa menimbulkan kecacatan
permanen. Dengan
teknik praktis yang baik pada pemberian intravenous ataupun obat, kejadiannya dapat dihindari sehingga tidak akan
menimbulkan risiko
ekstravasasi. Ekstravasasi adalah kebocoran obat atau cairan ke jaringan subkutaneous dari vena atau jaringan vaskular, terutama merusak jaringan dan nekrosis kulit B. Penyebab
C. Tanda dan Gejala Ekstravasasi secara klinis biasanya muncul dengan nyeri lokal, rasa panas, bengkak, eritema, dan kurangnya kembalian aliran darah. Ekstravasasi umumnya menyebabkan rasa sakit yang hebat, namun pada beberapa hanya menimbulkan painless . Rasa sakit diikuti eritema dan edema dalam beberapa jam serta menimbulkan pembengkakan/swelling dalam berapa hari kemudian. Ulkus muncul dalam periode beberapa hari sampai minggu, kerusakan jaringan terjadi 23 minggu pasca-ekstravasasi. Luka ekstravasasi menimbulkan komplikasi daerah iskemia jaringan oleh karena kerusakan endotelial dan trombosis vessel.
8
Munculnya ulkus dengan kulit berwarna merah, bengkak, dan kerusakan kulit superfisial pada daerah ekstravasasi, diikuti dengan kerusakan progresif serta berkembangnya ulkus nekrosis yang akan mengelupaskan jaringan dan terlihat seperti dry black eschar D. Faktor resiko tinggi terkena Ekstravasasi bisa terjadi karena beberapa hal, seperti seleksi vena yang tidak baik, faktor vena yang multipel dalam pemakaian IV/injeksi, obesitas, dehidrasi, dan rasa kesakitan pada waktu memakai alat injeksi. Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan munculnya risiko ekstravasasi 1. Ketidakmampuan untuk berkomunikasi,seperti: - Neonatus - Bayi - Anak-anak usia muda - Pasien dengan koma atau menggunakan sedasi - Pasien yang gelisah - Pasien yang kurang istirahat 2. Berkurangnya vaskularisasi dan menurunnya integrasi vaskular, seperti: -
Orang tua
-
Pasien dengan penyakit Raynauld
-
Daerah radiasi
-
Gangguan jantung
-
Obstruksi aliran darah vena
-
Lymphoedema
-
Sindrom vena cava superior
- Sklerosis, trombosis, fragiliti, dan vena-vena kecil 3. Kurangnya pengetahuan dan keahlian seseorang yang melakukan pemberian obat-obatan. D. Pengobatan dan Pencegahan
Pencegahan Semua kemoterapi yang menyebabkan bengkak, terutama jika membutuhkan infus yang kontinyu, harus diberikan melalui akses vena sentral untuk meningkatkan keselamatan pasien. Pada sebuah penelitian, perangkat akses vena sentral, baik port yang ditanamkan secara subkutan atau kateter sentral
9
yang
dimasukkan
secara
perifer,
dapat
mengurangi
tetapi
tidak
menghilangkan ekstravasasi obat secara sengaja. Pedoman yang telah dikembangkan untuk pemberian obat vesicant adalah sebagai berikut: a. Cara terbaik untuk mengelola obat vesicant adalah melalui jal ur yang baru untuk menjamin kepatenan pembuluh darah. Hindari di dorsum t angan, atau dekat sendi, yang dapat menyebabkan kerusakan fungsional. b. Administrasi agen vesicant harus dilakukan melalui jalur vena sentral bila memungkinkan, terutama jika memerlukan infus terus menerus. c. Harus menghindari anggota badan dengan gangguan sirkulasi atau sisi diseksi kelenjar getah bening. d. Tempatkan jalur i.v. melalui jarum kupu-kupu atau kanula plastik, ditempel secara aman di tempat tanpa menutupi lokasi injeksi untuk memungkinkan visualisasi. Lakukan akses vena tersebut dengan sekali percobaan untuk menjamin kepatenan pembuluh darah.
e. Side arm infusion technique dapat digunakan jika pasien menggunakan akses perifer. f. Jalur ini tidak boleh diuji dengan menggunakan obat sitotoksik. Harus diamati apakah terdapat pembengkakan, kemerahan dan nyeri. Patensinya dapat diperiksa dengan menarik darah dengan lembut sebelum memulai kemoterapi sitotoksik. g. Pasien harus diminta untuk segera melaporkan setiap sensasi rasa sakit atau terbakar. Jika ada keraguan, infus harus dihentikan dan pertimbangkan mengubah lokasi injeksi. h.
10
Kembalinya darah vena dan/atau tanda-tanda kemerahan dan bengkak selama pemberian obat harus sering diperiksa. Pembilasan vena dengan cairan intravena setiap 2-3 menit antara injeksi bolus obat sitotoksik dan pada akhir administrasi juga direkomendasikan.
Pengobatan Bila terjadi ekstravasasi, data mengenai waktu, jalur infus, lokasi dan jumlah percobaan penusukan vena, obat yang diberikan, jumlah obat yang masuk, teknik, gambaran lokasi injeksi, dan tindakan yang dilakukan harus dicatat. Bila memungkinkan, foto dari lesi juga didata. Pengobatan ditentukan dari ekstravasasi, banyaknya cairan yang terpapar, dan ketersediaan antidot yang spesifik. Pada semua kasus yang terpapar, tahap pertama harus segera dihentikan pemberian cairan intravena dan memakai
pengikat/tourniquet untuk konstriksi. Bagian yang terkena ditinggikan selama 48 jam untuk menghindari edema, walaupun masih bisa menimbulkan nekrosis. Berikan kompres hangat atau dingin pada area ekstravasasi. Kompres hangat akan menurunkan reaksi sakit dari phlebitis dan akan meresap infitrasi cairan akibat vasodilatasi lokal. Kompres hangat akan memadatkan daerah basah dan menghambat kerusakan kulit serta nekrosis. Kompres dingin dipakai untuk menurunkan penyebaran toksin ke jaringan dan mengurangi peresapan obat-obat antineoplastik.Pemberian kompres dianjurkan 15-20 menit, 4 kali sehari selama 24-48 jam
11