SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PADA PASIEN DENGAN MASALAH GANGGUAN JIWA: DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)
Bidang Studi : Keperawatan Jiwa Topik
: Perawatan pasien dengan Defisit Perawatan Diri
Sasaran
: Klien di Ruang Kamboja RS Grogol Jakarta Barat
Tempat
: Ruang Kamboja RS Jiwa Grogol Jakarta Barat
Hari/Tanggal : Kamis, 27 september 2017 Pukul. 08.00 WIB Waktu
: 1 x 20 menit
A. Tujuan
1.
Tujuan instruksional umum Klien dapat memahami perawatan diri secara mandiri
2.
Tujuan instruksional Khusus : a. Klien dapat melakukan mandi secara benar b. Klien dapat melakukan berhias secara benar c. Klien dapat melakukan makan secara benar d. Klien dapat melakukan eliminasi secara benar
B. Materi
1.
Menjelaskan pengertian DPD
2.
Menjelaskan penyebab defisit perawatan diri
3.
Menjelaskan jenis-jenis perawatan diri
3.
Menjelaskan keuntungan merawat diri
4.
Menjelaskan dampak yang sering timbul pada masalah perawatan diri
5.
Menjelaskan tindakan yang dilakukan pada defisit perawatan perawatan diri
C. Metode
1.
Ceramah
2.
Diskusi atau tanya jawab
1
D. Media
a.
Leaflet mengenai gangguan jiwa defisit perawatan diri
b.
Lembar balik mengenai gangguan defisit perawatan diri
E. Kegiatan Penyuluhan
No.
Waktu
1.
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
Pembukaan :
- Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri
- Menjawab salam - Mendengarkan - Mendengarkan
- Menjelaskan tujuan dari penyuluhan - Menyebutkan materi yang diberikan 2.
10
Isi:
menit
Menyampaikan materi tentang: 1. Menjelaskan pengertian DPD
- Memperhatikan
2. Menjelaskan penyebab DPD 3. Menjelaskan jenis-jenis perawatan 4. Menjelaskan keuntungan merawat diri 5. Menjelaskan dampak yang sering timbul pada masalah perawatan diri 6. Menjelaskan tindakan yang dilakukan pada defisit perawatan diri
3.
5 menit
Evaluasi: Menanyakan pada Klien tentang materi yang
- Menyebutkan
telah diberikan dan reinforcement kepada klien
- Melaksanakan
yang dapat menjawab pertanyaan
4.
Terminasi :
- Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta.
- Mendengarkan - Menjawab salam
- Mengucapkan salam penutup
2
F.
Pengorganisasian
Protokol/pembawa acara : Nadira Nurlita Penyuluh
: Widya Rahmasari
Observer
: Eka Sari Rizkiyah
Fasilitator
: Ramadhania Pratiwi Khoirin nida Annisa Rachim
G. Evaluasi
1.
Evaluasi Struktur a. Pasien hadir di tempat penyuluhan. b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta 3 bersama dengan pembimbing yang mendampingi di Ruang Kamboja RS Jiwa Grogol Jakarta c. Pengorganisasian dilakukan sebelum pelaksanaan penyuluhan.
2.
Evaluasi Proses a. Klien tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan selesai b. Klien terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3.
Evaluasi Hasil a. Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri.
3
H. Landasan Teori
1.
Pengertian Defisit Perawatan Diri Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004). Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).
2.
Penyebab Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah: a. Faktor Predisposisi 1) Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu 2) Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri. 3) Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri 4) Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
4
b. Faktor presipitasi Yang merupakan faktor presipitasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri. Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah: 1) Body Image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya. 2) Praktik Sosial Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene. 3) Status Sosial Ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. 4) Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya. 5) Budaya Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan. 6) Kebiasaan seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain. 10 7) Kondisi fisik atau psikis Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
3.
Jenis – Jenis Perawatan Diri a. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
5
b. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias. Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
c. Kurang perawatan diri : Makan Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan.
d. Kurang perawatan diri : Toileting Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79).
4.
Keuntungan Merawat Diri a. Memperhatikan kebersihan mulut Kita akan mendapat rasa percaya diri yang tinggi, lebih sering untuk tersenyum, tentunya senyum adalah sarana komunikasi paling ramah antar sesama manusia. Dapat menurunkan resiko penyakit jantung. Menjaga kebersihan mulut dapat dilakukan dengan cara menggosok gigi setiap hari. Menggosok gigi dapat dilakukan minimal dua kali sehari atau waktu yang paling pas untuk membersihkan gigi adalah sewaktu selesai makan dan juga sebelum tidur. Karena pada waktu selesai makan, sisa makanan akan memungkinkan untuk menempel di gigi. Dengan menggosok gigi maka akan menghilangkan sisa makanan yang mungkin menempel di dalam gigi. Hal ini sama ketika kita menggosok gigi sebelum tidur, karena akan menghilangkan kuman dan sisa makanan yang mungkin menempel di gigi agar tidak sampai dimakan kuman di gigi waktu kita sedang tidur. Selain kebersihan gigi, kebersihan mulut juga sangat ditentukan dari bersih tidaknya bagian lidah kita. Karena memang letak lidah yang berada di dalam mulut yang juga ikut untuk menentukan kualitas dari mulut itu sendiri. Ada cara tersendiri untuk menjaga kebersihan dari lidah yaitu membersihkannya dengan alat khusus pembersih lidah.
6
b. Memperhatikan kebersihan tubuh Badan akan selalu segar dan sehat, walaupun tidak memakai wewangian, Kita akan merasa nyaman jika berjalan kemana pun. Tampan atau cantik tidak menjadi jaminan seseorang untuk dilirik orang, namun jika Kita memperhatikan kebersihan tubuh, walaupun tidak mempunyai kelebihan pada wajah, pasti orang akan senang dengan penampilan kita. Yang lebih utama, kita akan terhindar dari banyak bahaya penyakit kulit, seperti panu, kudis, kurap, kutu air. Membersihkan tubuh dapat dilakukan dengan cara mandi rutin setiap harinya paling tidak dua kali dalam sehari. Dengan mandi maka akan menghilangkan segala kotoran dan kuman serta bibit penyakit yang menempel di tubuh kita. Serta selain itu, mandi juga dapat untuk membuat tubuh menjadi lebih harum lagi, apalagi ketika kita menggunakan sabun yang memang mengandung pengharum tertentu yang khusus digunakan untuk pengharum badan.
c. Memperhatikan kebersihan telinga Pendengaran akan selalu jernih, pikiran akan tenang karena suara yang diterima tidak membuat kita berpikir 2x, dan pendengaran yang bersih akan memacu otak untuk berpikir lebih cepat dari biasanya. Telinga juga merupakan bagian tubuh yang membutuhkan untuk dijaga kebersihannya setiap saat. Karena telinga termasuk ke dalam salah satu panca indra kita dan keberadaan telinga sangatlah memegang peran penting dalam kehidupan manusia. Telinga yang kotor akan mempengaruhi pendengaran seseorang. Maka telinga harus dijaga agar tidak sampai menjadi kotor. Hanya saja, perlu untuk diketahui dengan tepat dan sesuai bagaimana cara untuk membersihkan kotoran yang ada di dalam telinga. Jangan sampai keinginan untuk membersihkan telinga hanya akan menimbulkan
permasalahan
saja
karena
kesalahan
dalam
melakukan
pembersihan.
d. Memperhatikan kebersihan hidung Jangan pernah memotong bulu-bulu yang terdapat pada hidung Kita, sebab bulu-bulu itulah yang nantinya akan menyaring udara kotor yang masuk ke dalam paru-paru. Jika bulu — bulu Kita terlalu banyak, sehingga mengganggu
7
penampilan, jangan memotongnya semua. Potonglah yang tampak terlihat oleh mata saja. Kebersihan hidung sama halnya dengan kebersihan telinga, karena memang keduanya adalah panca indra kita. Hidung adalah alat indra pembau. Hidung pun harus dijaga kebersihannya. Salah satunya adalah dari kotoran yang berasal dari udara yang kotor yang menempel di sisi bagian dalam hidung kita.
e. Memperhatikan kebersihan alat kelamin Kita akan terhindar dari penyakit menular, seperti herpes, Gonore, Syphilis,Vaginisitis, bisul atau kutil, dan kutu. Jika Kita pasangan yang telah menikah, Kita akan menjadi pasangan yang paling berbahagia, alat kelamin yang selalu bersih dan wangi akan menambah keharmonisan rumah tangga. Pembersihan
alat
kelamin
ini
memang
mutlak
dibutuhkan.
Dalam
melakukannya akan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan budaya hidup yang sehat dan juga dengan cara hidup yang sehat pula. Cara hidup yang sehat adalah bagaimana kita dapat menjaga kebersihan dari alat kelamin kita sendiri. Misalnya adalah dengan rajin membersihkannya ataupun juga rajin untuk mengganti celana dalam yang kita pakai. Karena jenis pakaian inilah yang langsung bersentuhan dengan kulit kita sehingga sangat mudah untuk terpapar dengan kotoran yang ada.
5.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene. a. Dampak fisik Banyak
gangguan
kesehatan
yang
diderita
seseorang
karena
tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah: Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
8
6.
Tanda dan Gejala Menurut Depkes (2000:20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah: a. Fisik 1)
Badan bau, pakaian kotor.
2)
Rambut dan kulit kotor.
3)
Kuku panjang dan kotor
4)
Gigi kotor disertai mulut bau
5) penampilan tidak rapi
b. Psikologis 1)
Malas, tidak ada inisiatif.
2)
Menarik diri, isolasi diri.
3)
Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial 1)
Interaksi kurang.
2)
Kegiatan kurang .
3)
Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
4)
Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
7.
Tindakan yang dilakukan untuk defisit perawatan diri a. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri, perawat dapat melakukan tahapan tindakan yang meliputi: 1)
Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
2)
Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3)
Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
4)
Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
b. Melatih pasien berdandan/berhias Perawat dapat melatih pasien berdandan. Untuk pasien laki-laki tentu harus dibedakan dengan wanita. Untuk pasien laki-laki latihan meliputi:
9
1)
Berpakaian
2)
Menyisir rambut
3)
Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi : 1)
Berpakaian
2)
Menyisir rambut
3)
Berhias
c. Melatih pasien makan secara mandiri Untuk melatih makan pasien, perawat dapat melakukan tahapan sebagai berikut: 1)
Menjelaskan cara mempersiapkan makan
2)
Menjelaskan cara makan yang tertib
3)
Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
4)
Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
d. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri Saudara dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai tahapan berikut: 1)
Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
2)
Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
3)
Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
10
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo Depkes, R. (2000). Keperawatan Jiwa : Teori dan Tindakan keperawatan Jiwa. Jakarta: Depkes RI Nurjanah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Stuart GW, Sundeen. 1995. Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.).St.Louis Mosby Year Book
11