PRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA
SATUAN ACARA PENYULUHAN DISPEPSIA Pembimbing: Pembimbing: Ns. Taat Sumedi, S.Kep
Disusun Oleh: M. A.IQBAL FIRDAUS P17420208026
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PURWOKERTO 2010
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan
: Gastrofagus
Sub pokok bahasan
: Dispepsia
Sasaran
: Tn. S dan keluarga
Waktu
: 10.00 WIB
Hari, tanggal
: Senin, 4 April 2011
Tempat
: Rumah Keluarga Tn.S, RT 03/RW 04, Ds.Karangduren
Penyuluh
:M.A.Iqbal Firdaus
Waktu
: 25 menit
I.
Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Tn. S, didapatkan bahwa Tn.S telah menderita penyakit Dispepsia selama bertahun-tahun. Namun keluarga Tn.S hanya menganggap penyakit itu sebagai sakit Magh biasa saja dan tidak mengetahui tentang hal-hal yang berhububungan dengan penyakit Tn.S tersebut. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari Tn.S sering mengalami kekambuhan pada dispepsinya, sehingga membuat Tn.S tidak teratur pola makannya, yaitu saat nyeri dirasa Tn. S akan langsung makan guna meredakan nyeri tersebut. Keluarga Tn.S sama pemikirannya dengan Tn.S , mereka hanya mengetahui jika nyeri di perut datang, maka harus langsung makan, tanpa mengetahui makan-makanan yang dilarang bagi penderita dispepsi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Tn. S dan keluarga.
II.
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti serangkaian penyuluhan kesehatan, diharapkan Tn.S dab keluarga mampu memahami tentang penyakit dyspepsia dan cara perawatannya.
III.
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 25 menit, sasaran dapat : 1. Menjelaskan pengertian dispepsia 2. Menyebutkan tanda dan gejala dipepsia 3. Menyebutkan penyebab penyakit dipepsia 4. Menyebutkan pencegahan kekambuhan dispepsia 5. Menjelaskan tindak lanjut pengobatan dispepsia
IV.
Ciri Peserta Didik
Tn. S merupakan seorang kepala keluarga sekaligus anggota keluarga yang menderita dispepsi. Tn.S memiliki latar belakang pendidikan SD. Tn. S memiliki seorang istri yang berlatar pendidikan sama dengannya. Tn. S memiliki 3 orang putri yang tinggal serumah, anak pertama dan kedua berlatar pendidikan SMA, sedangkan yang ketiga berlatar belakang pendidikan SMP dan masih duduk di bangku SMA. Tn. S juga memiliki seorang menantu yang tinggal serumah, menantu tersebut berlatarpendidikan SMP. Disamping itu Tn.S telah mempunyai seorang cucu perempuan yang berumur 2 tahun dan belum sekolah.
V.
Pokok Materi
Beberapa materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan antara lain; 1. Pengertian dispepsia 2. Tanda dan gejala dispepsia 3. Penyebab dispepsia 4. Proses terjadinya/pathofisiologi dyspepsia 5. Perawatan pencegahan dyspepsia 6. Pengobatan dyspepsia
VI.
Metode
Ceramah
Tanya jawab
VII. Kegiatan Pembelajaran
No. 1.
2.
3.
Waktu 2 menit
Kegiatan penyuluhan Pembukaan,
Kegiatan Peserta Memperhatikan dan
Kegiatan Evaluator Memperhatikan dan
perkenalan, memberi
menjawab salam
menilai kemampuan
15
penjelasan topik. Menguraikan materi
penyuluh Mendengarkan dengan
penyuluh Memperhatikan dan
menit
penyuluhan.
penuh perhatian
menilai kemampuan
Tanya jawab dan
Mengajukan
penyuluh Memperhatikan dan
Evaluasi
pertanyaan, pendapat
menilai kemampuan
dan menjawab
penyuluh
6 menit
pertanyaan penyuluh 4.
2 menit
Menyimpulkan materi
maupun peserta lain Mendengarakan dan
Memperhatikan dan
yang telah diberikan,
memperhatikan.
menilai kemampuan
penutup.
VIII.
penyuluh
Media
Flipchart dan Leaflet
IX.
Evaluasi
1. Jelaskan pengertian dyspepsia? 2. Sebutkan tanda dan gejala yang muncul pada penderita dyspepsia? (minimal 5) 3. Sebutkan penyebab penyakit dyspepsia? (minimal 3) 4. Sebutkan hal-hal yang dapat dilakukan pasien maupun keluarga dalam mencegah kekambuhan dyspepsia? 5. Jelaskan tindk lanjut pengobatan bagi penderita dyspepsia?
X.
Daftar Pustaka
Anonim. 2009. LP Dispepsia. Terdapat pada http://laporanpendahuluan.blogspot.com/2009/12/laporan-pendahuluandispepsia.html. diakses pada tanggal 29 Maret 2011
Brunner & Suddart, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 2 Jakarta, EGC Inayah Iin, 2004,
Manjoer, A, et al, 2001, Kapita selekta kedokteran, edisi 3, Jakarta, Medika aeusculapeus
Price & Wilson, 2001, Patofisiologi, edisi 4, Jakarta, EGC
Warpadji Sarwono, et al, 2006, Ilmu penyakit dalam, Jakarta, FKUI
Suryono Slamet, et al, 2001, buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid 2, edisi , Jakarta, FKUI
LAMPIRAN MATERI A. PENGERTIAN Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2000 hal : 488). Batasan dispepsia terbagi atas dua yaitu : 1. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya. 2. Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya. B. TANDA GEJALA
Beberapa tanda dan gejala yang muncul pada pasien dengan dyspepsia antara lain; 1. Nyeri perut (abdominal discomfort) 2. Rasa perih di ulu hati 3. Mual, kadang-kadang sampai muntah 4. Nafsu makan berkurang 5. Rasa lekas kenyang dan sering sendawa 6. Perut kembung 7. Rasa panas di dada dan perut 8. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba) 9. Kadang disertai dengan diare
C. PENYEBAB
Beberapa penyebab dyspepsia antara lain; 1. Perubahan pola makan 2. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang lama 3. Alkohol dan nikotin rokok
4. Stres 5. Tumor atau kanker saluran pencernaan
D. PROSES TERJADINYA DISPEPSI/PATHOFISIOLOGIS
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan
maupun cairan.
E. PERAWATAN PENCEGAHAN
Dalam mencegah kekambuhan dyspepsia, perlu adanya kerjasama dengan keluarga untuk merawat pasien dengan dispesia. Untuk menghindari gangguan dispepsia berikut komplikasinya, keluarga dapat melakukan hal sederhana berikut; 1. Menjaga pola makan pasien agar normal dan teratur, pilihkan makanan yang seimbang dengan kebutuhan dan jadwal makan yang teratur. 2. Menghindarkan pasien dari makananan yang dapat meningkatkan asam lambung 3. Bersama penderita melakukan kegiatan yang bermanfaat agar dapat terhindar dari stress. 4. Menghindarikan dan mengawasi penderita agar tidak terpapar dengan faktor resiko seperti alkohol, makanan yang pedas, obat-obatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stress 5. Bila harus makan obat karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, bantu penderita memilih obat dan mengggunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung.
F. PENGOBATAN
Test Diagnostik Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama, seperti halnya pada sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan kumpulan gejala dan penyakit disaluran pencernaan, maka perlu dipastikan penyakitnya. Untuk memastikan penyakitnya, maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, selain
pengamatan jasmani, juga perlu diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi, USG, dan lain-lain. Oleh karena itu agar mendapatkan pengobatan yang sesuai, maka pesien dianjurkan untuk memeriksakan lebih lanjut penyakitnya ke RS.