BAB I PENDAHULUAN
SANGGAR SENI 1. Pengertian Sanggar Salah satu pengertian ‘sanggar’ di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tempat untuk kegiatan seni. Dengan kata lain, istilah sanggar juga dapat diartikan sebagai sebuah tempat untuk berkesenian, berkesenian, baik untuk seni lukis, seni tari, seni musik, maupun seni pertunjukkan. Di dalam sanggar individu-individu melakukan interaksi secara berkesinambungan mulai dari hanya sekadar berwacana, beradu argumen, sampai pada implementasi sintesis yang telah disepakati. 2. Pengertian Seni seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta). - Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. - menurut kajian ilimu di eropa mengatakan mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. 1. Tinjauan Tentang Seni Kesenian adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang yang diungkapkan secara sadar dan diwujudkan dalam bentuk nada, kata dan warna medium (media/alat) sehingga dapat menggugah rasa seseorang untuk melihat ataupun mendengar. Kesenian adalah segala sesuatu mengenai seni yang merupakan ekspresi hasrat manusia akan rasa keindahan dan dilahirkan melalui perantara alat-alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pengelihatan atau dilahirkan melalui perantara gerak.
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri
peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia. Karya seni merupakan suatu wujud ekspresi yang bernilai dan dapat dirasakan secara visual maupun audio. Seni terdiri dari musik, tari, rupa, dan drama/sastra. 2. Jenis-Jenis Seni
Terdapat beberapa jenis seni, antara lain sebagai berikut : a. Seni rupa Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika. Bidang seni rupa,yaitu: 1. Seni rupa murni
Seni lukis
Seni grafis
Seni patung
Seni instalasi
Seni keramik
Seni koreografi
Seni fotografi Desain
2.
Arsitektur
Desain grafis
Desain interior
Desain busana
Desain produk 3. Kriya
Kriya tekstil
Kriya kayu
Kriya keramik
Kriya rotan
Seni pertunjukan
b. Seni pertunjukan Seni pertunjukan (Bahasa Inggris: performance art ) adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Seni pertunjukan terdiri dari, yaitu : 1. Seni music 2. Seni tari 3. Seni teater 4. Seni sastra
Untuk memudahkan dalam memahami Arsitektur bangunan Sanggar Seni, dalam penyusun paper ini, penulis mengambil salah satu contoh bangunan yang di manfaat sebagain sarana kegiatan seni. Dalam parer ini penyusun memilih bangunan “Galeri Nasional Indonesia”
BAB II BANGUNAN GALERI NASIONAL INDONESIA
A. Galeri Nasional Indonesia
Galeri Nasional Indonesia (GNI) merupakan salah satu lembaga kebudayaan berupa museum khusus dan pusat kegiatan seni rupa, sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertugas melaksanakan pengkajian, pengumpulan, registrasi, perawatan, pengamanan, penyajian dan pameran karya seni rupa. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Galeri Nasional Indonesia menyelenggarakan fungsi pelaksanaan pengkajian, pengumpulan dan registrasi, perawatan dan pengamanan, penyajian dan pameran, kemitraan, layanan edukasi, pendokumentasian, publikasi, dan pelaksanaan urusan ketatausahaan Galeri Nasional Indonesia. Bangunan yang kini menjadi Galeri Nasional Indonesia ini awalnya merupakan bangunan pendidikan bernama Carpentier Alting Stiching (CAS) yang kemudian berganti nama menjadi Yayasan Raden Saleh. Pada tahun 1963 Yayasan Raden Saleh
berubah menjadi SMAN 7 Jakarta, sekolah ini kemudian berpindah lokasi pada tahun 1996. Bangunan bekas sekolah inipun kemudian digunakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Galeri Nasional Indonesia hingga sekarang. Galeri Nasional indonesia menyimpan,menghimpun dan memamerkan karya seni rupa seperti lukisan,sketsa ,grafis,patung,keramik,fotografi,seni kriya dan seni instalasi. saat ini Galeri Nasional indonesia memiliki sekitar 1785 koleksi karya seniman Indonesia dan manca negara. Ruang lingkup kegiatan Galeri Nasional yaitu,melaksanakan pameran (permanen, temporer, keliling), melaksanakan preservasi (konservasi, restorasi), akuisisi dan dokumentasi , seminar, diskusi, workshop, performance art, pemutaran film atau video ( screening) , festival, lomba, dan lain-lain yang berkenan dengan peningkatan pemahaman, keterampilan dan apresiasi seni rupa. Galeri Nasional Indonesia juga memberikan pelayanan riset koleksi dan pemanduan ( guilding ) untuk pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum. 1. Visi dan Misi Galeri Nasional Indonesia Visi Menjadi pusat kegiatan pelestarian, pengembangan dan penyajian karya seni rupa yang berorientasi kedepan, dinamis, kreatif, inovatif, dan demokratis sebagai wahana mewujudkan masyarakat Indonesia yang berbudaya dan memiliki jati diri ditengah-tengah pergaulan antar bangsa dan tantangan global. Misi - Menghimpun, melestarikan, dan mengembangkan karya seni rupa dalam lingkup nasional maupun internasional. - Memberdayakan kreatifitas dan apresiasi seni rupa melalui program pameran, pendidikan, penelitian, penukaran, workshop, kompetisi dan komitmen. - Mengkaji dan menyebarluaskan data dan informasi tentang koleksi Galeri Nasional Indonesia. - Mengembangkan pemikiran, pandangan dan tanggapan terhadap karya seni rupa dalam kerangka peningkatan wawasan dan perluasan komunitas kreator dan apresiator. - Memberikan bimbingan (guiding) dan pembelajaran seni melalui publik program yang bersifat edukatif-kultural dan rekreati Penekanan desain yang digunakan pada perencanaan perancangan Galeri Nasional Indonesia ini adalah penekanan desain Arsitektur Kontemporer. Ciri arsitektur kontemporer yaitu disain lebih maju, variatif, fleksibel dan inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan, jenis material, pengolahan material, maupun teknologi yang dipakai dan menampilkan gaya yang lebih baru. Arsitektur yang diwujudkan lewat karakter desain yang praktis dan fungsional dengan pengolahan bentuk geometris yang simple dan warna-warna netral dengan tampilan yang bersih. 2. Lokasi Galeri Nasional Indonesia
Utara : Gereja Immanuel
Timur : Kali Ciliwung
Selatan : Jalan Batu dan Departemen Perikanan dan Kelautan
Barat : Jalan Medan Merdeka Timur, Stasiun Besar Kereta Api Gambir
Gambar 1. Peta Lokasi Tapak Pengembangan
Galeri Nasional Indonesia
Gambar 2. Tapak Eksisting Galeri Nasional Indonesia
Sumber : http://galeri-nasional.or.id, diakses tanggal 13 Maret 2017
3. Konsep Galeri Nasional Indonesia Gagasan yang dikembangkan adalah menjadikan Galeri Nasional Indonesia sebagai pusat kebudayaan indonesia terintegrasi dengan Kawasan Medan Merdeka dan menghubungkannya dengan Museum Nasional serta Perpustakaan Nasional. Galeri Nasional dalam perancangannya merupakan galeri yang aktif dan bangunan. Massa Bangunan didesain responsive dengan keberadaan bangunan kolonial diwujudkan dengan konsep beralur dan terkesan membingkai bangunan kolonial. Berpencarnya massa bangunan diharapkan dapat mewujudkan desain yang atraktif bagi pengunjung agar bisa merasakan kesan intern (interior dalam galeri) dan ekstern (landscape dan galeri outdoor) secara bersamaan. Isu universal design juga diangkat dalam konsep perancangan galeri ini, interaktif, mampu menghidupkan suasana intern dalam galeri maupun responnya terhadap bangunan sekitar galeri. Gubahan massa dirancang sedemikian rupa agar tetap responsif dan menghormati keberadaan bangunan kolonial yang berada dalam tapak eksisting, dan mengacu pada axis Tugu Monas sebagai pusat orientasi dimana Galeri Nasional sebagai sebuah wadah seni tingkat nasional dapat memberikan citra yang baik dan sangat ingin dikunjungi oleh semua khalayak. Desain bangunan dan landscape dirancang secara natural dan atraktif, selain itu banyak disediakan fasilitas fasilitas untuk kaum difabel. Visualisasi galeri yang terkesan natural juga memungkinkan galeri dikunjungi oleh semua tingkat social masyarakat yang ada, dimana di area area landscape terdapat ruang-ruang bersama yang dapat digunakan untuk berinteraksi bagi pengguna galeri.
B. Desain Bangunan Galeri Nasional Indonesia