HTTP://DEAR.TO/ABUSALMA
EBOOK HIMPUNAN RISALAH Pembelaan Salafiyyah Sala fiyyah Terhadap Imam Ahlus Sunnah
السنة ه ائمة أه ع فية عالس د الد Ebook ini terdiri dari 4 Risalah, yaitu : 1. Syaikhul Islâm Muĥammad bin ‘Abdil Wahhâb Di Mata Penyesat Ummat 2. Membongka Membongkarr Kedok Kedok Kedusta Kedustaan an dan Fitnah Fitnah Ĥasan ‘Alî as-Saqqâf terhadap Al-Muĥaddits Al-Albânî 3. Peris Perisai ai Penan Penangki gkiss Di Dalam Dalam Membel Membelaa alImâm Imâm al-Alb al-Albânî ânî Dari Dari Keja ejahat hatan an al-Mu al-Mudza dzabdz bdzab ab atatTahrîrî 4. Pemb Pembel elaa aan n Ter Terha hada dap p Imâm Imâm Ibn Ibnu u Baz Baz dari dari Tuduhan Keji Bagi Bagi yang yang member memberika ikan n masuka masukan, n, saran, saran, kritik kritik dan usulan, silakan menghubungi kami di : Email :
[email protected] HP : 08883535658 Situs : http://dear.to/abusalma Ebook ini dikompilasi ke CHM oleh Abu Salma. Template CHM ini diambil atas kebaikan Pak Denono. Versi PDF bisa didownload di Markaz Lit Taĥmîl (Markaz Download) Abu Salmâ
مى أب ك ك TOKO ABU SALMA – ONLINE
KATALOG BUKU BAHASA ARAB
http://dear.to/abusalma Menyediakan Menyediakan buku-buku ilmiah i lmiah terjemahan maupun Bahasa Arab, herbal, thibbun nabawi, alat kesehatan dan busana muslim. Dengan membeli produk-produk di Toko Abu Salma Online, antum telah membantu Dakwah Salafiyah di situs ini, yang insya Allâh akan senantiasa menyediakan artikel-artikel, artikel-artikel, ebooks PDF dan CHM. DONASI DAKWAH
Rekening : BCA KCP Lawang 3161247471 a.n. Moch. Rachdie Pratama
@ Copyright 2007
Maktabah Abu Salma Email:
[email protected] HTTP://DEAR.TO/ABUSALMA
MAT MATA PENYES P ENYESA AT UMMAT
قًا ُوزَه ن ا ك طِل بَا ّْ ن إ ل ِبَاط َْ َ َهَز َ ح ْ َاءج ل َق "Dan katakanlah: Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap." (Al Isra :
81)
ونصف َت ا م يلَْو ُ ٌَ ِه َ َز هُو ذ ُُ َغ دَ ل طِل َاْب ىَع َ ح ْاُ َ ل َ “Sebenarnya Kami melontarkan yang haq kepada yang batil lalu yang haq itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap.” (QS. Al Anbiya’ : 18).
Tidaklah setiap orang yang datang di dunia ini dengan membawa kebaikan, melainkan dia pasti memiliki musuh-musuh dari kalangan jin dan manusia, sampaisampai para anbiya’ (para Nabi) juga tidak lepas dari permusuhan ini [1]. Begitu juga permusuhan mereka terhadap para ulama pengibar panji dakwah al-Haq ini mereka lakukan dengan sengit dan dengan kedengkian yang luar biasa. Hal ini seperti apa yang dialami oleh Syaikhul Islam Ahmad bin Abdil Halim Ibnu Taimiyah al-Harrani rahimahullahu, yang mana dakwah beliau difitnah, disudutkan dan dituduh dengan kedustaan-kedustaan. Bahkan beliau sampai-sampai divonis ahlul bida’ bida’ wal ahwa’ ahwa’ , (pengikut kebid’ahan dan hawa Nafsu) kafir murtad oleh ahlul dicerca dan dilabeli dengan tuduhan-tuduhan keji semisal mujassim[2], musyabbih[3], hasyawiyah[4] dan nashibah[5]. Dianta Diantara rany nyaa pula pula apa yang yang mereka mereka lakuka lakukan n terhad terhadap ap asy-S asy-Sya yaikh ikhul ul Imam Imam Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu, yang mana para musuh-musuh dakwah memer memerang angii dakwa dakwahny hnyaa dan menfit menfitnah nahny nyaa dengan dengan tuduha tuduhan-t n-tudu uduha han n dusta dusta dan fitnah, agar manusia menjauh dari dakwah mubarokah (yang diberkahi) ini dan agar manusia senantiasa melanggengkan kesyirikan dan kebid’ahan yang dipelihara oleh ulama-ulama suu’ (jahat) yang mereka warisi dari kalangan shufiyun quburiyun (pengikut (pengikut thariqat thariqat sufi dan penyembah/ penyembah/pengku pengkultus ltus kuburan) kuburan) dan syi’ah rafidhah rafidhah serta kaum kaum ilmaniyyun (alir (aliran an syi’ syi’ah ah yang yang me meng ngkaf kafir irkan kan para para saha sahaba batt Nabi Nabi)) serta (sekuler) dan mustasyriqin (orientalis) yang hasad terhadap Islam. Dianta Diantara ra para para penden pendengki gki yang yang memben membenci ci dakwa dakwah h mubaro mubarokah kah ini adalah adalah Hizbut Tahrir[6], yang mencela dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab dan menuduh beliau sebagai agen Inggris –nas’alullaha as-Salamah wal ‘Aafiyah (kita memohon keselamatan kepada Allah) – dan dengan tuduhan-tuduhan dusta lainnya yang mereka kumpulkan dari musuh-musuh dakwah dari kalangan shufiyun dan syi’ah. Penyebab Penyebab kami menyusun risalah ini adalah banyaknya banyaknya tuduhan-tuduhan batil dan dusta yang disebarkan oleh simpatisan juhala’ (orang-orang yang bodoh) Hizbut Tahrir di website-website, mailing list-mailing list dan media-media informasi lainnya yang mengaburkan dan menfitnah dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab. Telah sampai kepada kami beberapa tulisan ‘gelap’ yang ditulis oleh simpatisan HT, terutama yang disebarkan oleh Abu Rifa’ al-Puari (baca : Abu Riya’ al-Buali dan seorang syabab (pemuda) HT yang bersembunyi di balik nama al-Mujaddid al-Mujaddid[7] (baca :
al-Muharrif [8] atau al-Mudzabdzab[9]) yang yang menulis menulis artik artikel el berjud berjudul ul “Tela “Telaah ah Kritis Kritis Sejarah Wahabi – Salafi” [10]. Risala Risalah h ini insya insya Alloh Alloh aka akan n menja menjawa wab b tuduha tuduhan-t n-tudu uduhan han mereka mereka secar secaraa gamblang dan ilmiah. Kami akan menunjukkan kebodohan mereka terhadap aqidah salafiy salafiyah ah (aqida (aqidah h Nabi Nabi dan Para Para sahabat sahabatnya nya)) dan jauhnya mereka dari manhaj shahih, kami akan mengungkap pengkhianatan mereka terhadap hakikat dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab dan para pengikutnya. Sete Setela lah h kami kami tela telaah ah dan dan baca baca tuli tulisa san n mere mereka ka,, teru teruta tama ma tuli tulisa san n alalMudzabdzab dan Abu Riya’ al-Buali, kami dapatkan bahwasanya mereka di dalam menulis bantahannya terhadap Syaikh Ibnu Abdil Wahhab tidak keluar dari referensi kaum kaum shuf shufiy iyun un qubu quburi riyu yun, n, sepe sepert rtii kita kitab b Du Duro roru rus s Sani Saniyy yyah ah fir fir Radd Raddii ‘ala ‘ala karya seorang seorang shufi quburi Ahmad Zaini Zaini Dahlan Dahlan dan refere referens nsiiWahhabiyah[11] karya quburi Ahmad referensi yang tidak ilmiah serta tidak berdasar lainnya, seperti buku Kaifa Hudimat al-Khilafah (bagaiman (bagaimanaa kekhalifan kekhalifan dihancurk dihancurkan) an) karya karya pembesar pembesar mereka, mereka, Abdul Abdul Qodim Qodim Zallu Zallum m[12]. Me Merek rekaa juga juga banya banyakk menuki menukill dari dari websit website-w e-webs ebsite ite shufi shufiya yah h (berpemah (berpemahaman aman tasawuf) tasawuf) yang yang berbahasa berbahasa Inggris, yang yang dikelola dikelola oleh pembesar pembesar shufiy di Amerika, seperti Nazhim al-Qubrisi[13] dan Hisyam Kabbani[14]. Ada dua point utama yang akan kami komentari dan klarifikasi dari tuduhan syabab Hizbut Tahrir ini, yaitu tuduhan yang menyatakan bahwa : 1.
Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab dan pengikutnya memberontak dari khilafah Utsmaniyah (di Turki).
2. Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab dan pengikutnya adalah seorang agen mata-mata Inggris. Dan masih banyak lagi sebenarnya tuduhan-tuduhan yang dilontarkan kepada beliau. Namun Namun kami kami rasa rasa dua point point di ata atass yang yang paling paling urgen/ urgen/pen pentin ting g untuk untuk dibaha dibahas, s, terleb terlebih ih lagi lagi tuduha tuduhan-t n-tudu uduha han n lainny lainnyaa terha terhadap dap Syaik Syaikh h al-Ima al-Imam m rahimahullahu adalah tuduhan yang begitu mudah untuk dibantah. Seperti misalnya, dikatakan bahwa Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab tidak mencintai Rasulullah Shallallahu dikarena enakan kan beliau beliau mengha menghara ramka mkan n pering peringata atan n Ma Mauli ulid d Na Nabi bi ‘alai ‘alaihi hi wa Salla Sallam m dikar Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan membid’ahkan sholawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi ‘alaihi wa Sallam Sallam. Bagaimana bisa dikatakan bahwa beliau tidak mencintai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, padahal beliau senantiasa menegakkan sunnah Nabi, muktashar sirah membel membelan anya ya dari dari makar makar ahlul ahlul bid’ah, bid’ah, bahkan bahkan beliau beliau menulis menulis muktashar
nabawiy nabawiyah ah (Ringk (Ringkasa asan n sejara sejarah h nabi) nabi). Bagaim Bagaimana ana bisa bisa dikata dikatakan kan bahwa bahwa beliau beliau
membid’ahkan sholawat kepada nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, padahal beliau orang yang paling sering bersholawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, namun beliau membid’ahkan sholawat-sholawat sholawat-sholawat yang diciptakan kaum shufiyun yang di dalamnya terdapat unsur ghuluw (sikap berlebih-lebihan)kepada Nabi[15]. Sebelum menjawab syubuhat ini, kami nasehatkan kepada syabab Hizbut Tahrir yang mencela dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu dan selainnya. Ingatlah firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala berikut ini :
ًئوس َ ُ َع انك َئ ئ أ ل ك َؤ ْف َ َر َ بَص ْ َ َ سم ّ ن ٌإ ع َ َ َاُ َت َ “Dan “Dan jangan janganlah lah kamu kamu mengiku mengikuti ti apa yang yang kamu kamu tidak tidak mempun mempunyai yai penget pengetahu ahuan an tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya.” (Al-Israa’ : 36)
ًا ُب اثمإَ ًاَا ُ وَم َْ د وبُو َس َْك َا رر َغِ َا مُؤ ْ َ َ مُؤ ْ ن ذيُؤ يّ َ “Dan “Dan oran orangg-or oran ang g yang yang me meny nyaki akiti ti oran orangg-or oran ang g mu’mi mu’min n dan mu mu’m ’min inat at tanp tanpa a kesala kesalahan han yang yang mer mereka eka perbua perbuat, t, maka maka sesung sesungguh guhnya nya mer mereka eka telah telah memiku memikul l kebohongan dan dosa yang nyata.” (Al Ahzab : 58)
ًا ُب ما ثإَ ًاَا ُ مَل َْ د ًاريئَ يَر ث اثمإ أ ة ئَ خ ِس َ ي َ َ “Dan “Dan
bara barang ngsi siap apa a
yang yang
meng me nger erja jaka kan n
kesa kesala laha han n
atau atau
dosa dosa,,
kemu kemudi dian an
di
tuduhk tuduhkann annya ya kepada kepada orang orang yang yang tidak tidak bersal bersalah, ah, maka sesung sesungguh guhnya nya ia telah telah berbuat suatu kebohongan yang nyata.” (An Nisa : 112)
ّ َ ثْ َ َ َ س َ ْك َا ٍُ رْ ل ٌ ر ََخ و ُه َل رَش بُو َس تَح ا بَة ُصع ْ ا ء جَا يّ ّ ن إ ٌُب ٌ إ َه واَق ر َخ ِس ف َا ُؤْم َ ُون ؤ ُم ْ ظ مُو ُ م َ إذ او. . َع َع ُ ُ ُ َر بَّى ك و َت "Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mu'minin dan mu'minat tidak
bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.” (An-Nur 11-12)
Dengan bertabaruk (mencari berkah) kepada Asma Allah yang Maha Pemurah Lagi Lagi Maha Maha peny penyay ayang ang,, kami kami memul memulai ai risala risalah h bantah bantahan an terhad terhadap ap musuhmusuh-mus musuh uh dakwah ini dan pembelaan terhadap imam Ahlus Sunnah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab.
1. 2. 3.
Lihat QS al-An’aam : 112 Mujassim adalah kelompok yang berpemahaman bahwa Allah memiliki jism (jasmani). Musyabbih adalah kelompok yang berpemahaman bahwa Allah
serupa dengan makhluk-Nya.
4.
Hasyawiyah adalah orang yang linglung dengan ucapannya.
5.
Nashibah adalah kelompok yang memerangi dan membenci Ali bin
6.
7.
Abu Thalib dan Ahlul Bait.
Hizbut Tahrir adalah salah satu kelompok sempalan ‘Islam’ yang didirikan oleh Taqiyudin an-Nabhani ghofarollahu lahu . An-Nabhani adalah salah seorang cucu Yusuf bin Isma’il an-Nabhani, ulama sufi pada zamannya yang menulis kitab Jaami’ Karomatil Awliyaa’ dan yang isi isinya nya Syawa Syawahi hidu dull Ha Haqq qq fil Istigh Istighots otsah ah bi Sayy Sayyidi idill Kholq Kholqii yang dipenuhi dengan bid’ah, syirik dan khurofat, serta celaan terhadap para imam Ahlus Sunnah, seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. AlAlla Allama mah h al-I al-Ira raqi qi Mahm Mahmud ud Syukr Syukrii al-A al-Alu luus usii tela telah h me menu nuli liss kita kitab b bantah bantahann annya ya yang yang berjud berjudul ul Ghoya Ghoyaat atul ul Amaa Amaani ni fir Raddi Raddi ‘ala-n ‘ala-n Sedangkan Taqiyu Taqiyudin din an-Nabhani an-Nabhani sendiri, sendiri, secara global global Nabhani . Sedangkan aqidah aqidahnya nya berses bersesuai uaian an dengan dengan aqidah aqidah Asy’ari Asy’ariyah yah Maturi Maturidiy diyah, ah, bahk bahkan an an-N an-Nab abha hani ni se send ndiri iri me meny nyat atak akan an bahw bahwa a Asy’ Asy’ari ariya yah h dan dan Maturidiyah termasuk Ahlus Sunnah tatkala membahas masalah alQodho’ wal Qodar. Baca lebih lengkap tentang kesesatan Hizbut Tahrir di al-Jama’a al-Jama’aat at al-Islam al-Islamiyya iyyah h fi Dhou’il Dhou’il Kitaabi Kitaabi was Sunnah Sunnah, karya syaikhuna Salim bin Ied al-Hilaaly, hal. 287-361 dan Hizbut Tahrir ahrir : Munaaqo Munaaqosyah syah ‘Ilmiyyah ‘Ilmiyyah li-aham li-ahammi mi Mabadi` Mabadi`il il Hizbi Hizbi karya Syaikh Abdurrahman bin Muhammad Sa’id Dimasyqiyyah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
ىّت َم ُ أعَ هُو َسفأ و ك َُت “Janganlah kalian mensucikan diri-diri kalian, sesungguhnya Alloh yang lebih tahu siapa yang paling bertakwa.” (An-Najm : 32)
Orang ini dengan berani menggunakan nama ‘samaran’ ‘samara n’ al-Mujaddid (pem (pemba bahar haru) u),, se seol olahah-ol olah ah diri diriny nya a me meng ngan angg ggap ap bahw bahwa a diri diriny nya a adalah orang yang memperbaharui agama ini. Dengan nama ini, orang ini bermaksud mensucikan dirinya dan berbangga-bangga dengannya, padahal ini jelas-jelas suatu kezhaliman… 8. Al-Muharrif adalah orang yang gemar merubah sesuatu dari tempatnya. 9. Al-Mudzabdzab adalah orang yang plin-plan atau tidak punya pendirian. 10. Judul ini tidak tepat dari segala sisi. Karena si mudzabdzab/plinplan ini di dalam tulisannya tidak berpijak pada sumber referensi sejarah yang jelas dan ilmiah! lantas bagaimana bisa dia mengklaim bahwa tulisannya adalah sebuah telaah kritis sejarah?!! Padahal si mudzabdzab ini tidak menelaah satupun kitab tarikh atau sejarah Utsmaniya Utsmaniyah, h, melainkan melainkan hanya menukil menukil dari tulisan tulisan pembesarny pembesarnya a yang bukanlah ahli sejarah, semisal Abdul Qodim Zallum dan Umar Bakri Muhamm ammad. Saya saran rankan agar si mudzabdzab ini memb me mber erik ikan an judu judull tuli tulisa sann nnya ya deng dengan an judu judull “T “Tel elaa aah h Ngaw Ngawur ur Terhadap Sejarah…” 11. Risa Risala lah h ini ini adal adalah ah risa risala lah h yang yang keci kecill namu namun n se seri ring ng dija dijadi dika kan n landasan oleh musuh-musuh dakwah di dalam mencela Syaikh alImam Imam.. Di dalam dalamny nya a penu penuh h deng dengan an tudu tuduhan han-t -tud uduh uhan an dust dusta a dan dan fitnah yang tidak berdasar sama sekali. Penulis di dalam menulis risalah risalah ini tidak mendasarka mendasarkan n tulisannya tulisannya dengan dengan riwayat-riw riwayat-riwayat ayat yang yang shah shahih ih terh terhad adap ap dakw dakwah ah Syai Syaikh kh al-I al-Ima mam, m, apal apalag agii penu penuli liss hidup setelah 60-70 tahun dari zaman Syaikh al-Imam, sehingga hampir keseluruhan isi kitab ini adalah dusta dan batil. Hanya saja kaum shufiyun dan syi’ah sangat bergembira dengan risalah ini. Risalah ini telah dibantah oleh para ulama Ahlus Sunnah, seperti Shiy Shiyan anat atul ul Insa Insaan an ‘an ‘an Waswa aswasi si asy asy-Sya -Syaik ikh h Dahl Dahlaa aan n (menjaga manusia dari was-was syaikh Dahlan) yang ditulis oleh al-Allamah al-Muh al-Muhadd addits its Muhamm Muhammad ad Basyi Basyirr asas-Sah Sahsaa saawan wanii al-Hin al-Hindi. di. Beliau Beliau hidup sezaman dengan Ahmad Zaini Dahlan dan pernah berdebat dengannya. Al-Allamah Rasyid Ridha rahimahullahu berkata tentang Ahmad Zaini Dahlan :
َجَم ُ ُد َت ذ ةَا َ ّ أ 1304 ةَ ى َُو م ْ نَ زَي ُد َ م ُأ َة ر ُ ْم ّةَ ُف َ ِع ّا ِ ء ُ هَؤ ُر ُر أش ن كا .ٌ ص َُ هُو َام ئ َ ل َ ْ ُ َق ، ىَِعِ َءر َ ْ ُ ق :َْث َب ق ى َع َا َِاَس ِ“Diantara “Diantara para pencela yang paling masyhur adalah seorang Mufti Makkah Makkah al-Muk al-Mukarr arroma omah, h, Syaik Syaikh h Ahmad Ahmad Zaini Zaini Dahlan Dahlan yang yang wafat wafat pada tahun 1304, dia menulis sebuah risalah (yang mencela Syaikh Muha Muhamm mmad ad bin bin Abdi Abdill Wahha ahhab, b, pent.) yang yang mana ana kes esel elur uruh uhan an permasalahan (yang ditulisnya) hanya berputar pada dua poros, yait yaitu u poro poross kedus edusta taan an dan dan fitn fitnah ah terh terhad adap ap syai syaikh, kh, dan dan poro poross kebod ebodoh ohan an dima dimana na ia me meny nyal alah ahka kan n se sesu suat atu u yang yang bena benarr dari dari Syaikh.” (Lihat : Muqoddimah Shiyahatul Insan , hal. 6, Maktabah Ahlul Hadits, www.ahlalhdeeth.com.) Namun anehnya, suatu hal yang telah jelas lemah, tidak berdasar, penuh dengan khurofat dan bid’ah, masih dipegang dan dijadikan dasar oleh Hizbut Tahrir??? Hal ini semakin menunjukkan bahwa Hizb Hizbut ut Tahri ahrirr ini ini adal adalah ah fir firqoh qoh yang yang me meng ngum umpu pulk lkan an se semu mua a kesesatan dari firqah-friqah sesat lainnya yang menyelisihi Ahlus Sunnah Sunnah,, dan dijadi dijadika kanny nnya a sebaga sebagaii landas landasan an untuk untuk me mengh nghant antam am dan me menus nusuk uk Ahlus Ahlus Sunnah Sunnah.. Para pembac pembaca a akan akan sem semaki akin n tahu tahu kebobrokan kebobrokan manhaj mereka mereka sebentar lagi –Insya Allah-. 12. Abdul Qodim Zallum ghofarallahu lahu adalah pembesar HT kedua dan pengganti an-Nabhani setelah wafat. Dia memiliki beberapa kitab, diantaranya yang terkenal adalah Kaifa Hudimatil Khilafah . Aqidahnya tidak jauh berbeda dengan pendahulunya, An-Nabhani, yang dekat dengan aqidah Asy’ariyah Maturidiyah. 13. Dia adalah pembesar Thariqat Shufiyah Naqshabandiyah, yang dibaiat sebagai Imam ke-40. Lahir tahun 1922 dan sekarang dia yang melanjutkan estafet bid’ah thoriqot Naqshabandiyah. 14. Murid Murid Nazhim Nazhim al-Qubri al-Qubrisi si yang yang berdom berdomisi isili li di Amerik Amerika, a, menjad menjadii pimpinan dan pembesar shufiyah di Amerika, mendirikan “As-Sunna Foundation of America” dan “Haqqani Islamic Foundation”. Orang ini memiliki website berbahasa Inggris dengan nama ahle-sunnati dan sunni serta nama-nama ‘palsu’ lainnya. Dari sinilah syabab Hizbut Tahri Tahrirr sepert sepertii Abu Riya’ Riya’ al-Bua al-Buali li dan al-Mudz al-Mudzabz abzab ab keban kebanyak yakan an menukil bantahan-bantahan ‘tidak ilmiah’ mereka, ment me nter erje jema mahk hkan anny nya a dan dan me meny nyeb ebar arka kann nnya ya ke situ situss-si situ tuss dan mailin mailing g lis lists ts di inter internet net.. Mere Mereka ka menjel menjelekk ekkan an para para imam imam Ahlus Ahlus Sunnah dengan tuduhan dusta dan keji dengan menukil dari kaum shufiy shufiyun un bid’iy bid’iyun, un, yang yang mengus mengusung ung pemiki pemikiran ran ses sesatn atnya ya dalam dalam rangka menjelekkan ulama sunnah dan du’at tauhid. Abu Riya’ alBual Bualii dala dalam m hal hal ini ini me ment nter erje jem mahk ahkan tuli tulisa san n Kabba abbani ni deng dengan an
serampangan –menunjukkan bahwa orang ini tidak faham Bahasa Inggris, apalagi Bahasa Arab- tanpa bersikap obyektif dan ilmiah. Yang Yang sungguh sungguh aneh aneh adalah adalah,, bukank bukankah ah Hizbut Hizbut Tahrir ahrir mengkl mengklaim aim bahwa bahwa merek mereka a me memer merang angii ‘plural ‘pluralism isme’ e’ agama, agama, namun namun merek mereka a menukil dari ulama-ul -ulama yang mengusung pemaham ahama an ‘plural ‘pluralism isme’. e’. Perhati erhatikan kan ini wahai wahai Aba Riya’, Riya’, bahwa bahwa ora orang ng yang yang engk engkau au nuki nukill tul tulisan isanny nya a itu adal adalah ah para ara peng pengus usun ung g faham aham ‘pluralism’, maka apakah yang akan engkau koar-koarkan koar-koarkan lagi?!! Kabbani berkata : “What is the meaning of good people? Good people must not have in their heart hatred, enmity or inequity towards anyone of God’s servants. Everyone must be equal in their eyes : Muslim, Jewish, Christian, Buddhist, Hindu. This is up to God, it is not your judgement. You cannot judge this.” [Kabbani, Mercy Ocean Shore of Safety, p.26].
“Apa yang yang dimaks dimaksud ud dengan dengan ora orang ng sholih sholih itu? itu? Orang Orang sholih sholih itu haru harusl slah ah tidak idak mem emiiliki liki di dal dalam hat hati mere ereka: ka: kebe ebenci ncian, an, permusuhan ataupun ketidakadilan terhadap siapapun dari hambahamb hamba a Tuhan uhan.. Semu Semuan anya ya harus harusla lah h sa sama ma di dala dalam m pand pandang angan an mereka: baik Muslim, Yahudi, Kristen, Buddha, Hindu . Semua ini terserah Tuhan. Ini bukanlah penilaianmu. Anda tidak berhak menilainya.” (Kabbani, Mercy Mercy Ocean Shore of Safety, hal. 26) Lebih jauh lagi, Abdullah as-Daghistany, guru Nazhim al-Qubrusi, pemben pembenci ci Syaik Syaikh h Muhamm Muhammad ad bin Abdil Abdil Wahhab, ahhab, pembel pembela a Ibnu Ibnu Arobi ath-Tho’iy ath-Tho’iy yang telah dikafirkan oleh ummat, namun dipujinya sebagai “ash-Sheikh al-Akbar” (Guru terbesar) dan dikatakannya sebagai “Great Scholar and Spiritual Giant” (Ulama besar dan Raja Spiritual) di dalam kitab “Mercy Ocean Book 2, 1980 (hal. 122). AdDaghistani menyebutkan hadits qudsi yang tidak diketahui asalnya : “He Almighty says, again, ‘No one except Me can know those way by which My servants are coming to Me. By looking, you may see that a servant is going another way. But He is coming to me also. He cannot find anything except Me, no matter which he may travel! Any way that my servant follows, he must come to Me! Buddhist, Christians, Catholics, Communists, Confucians, Confucians, Brahmans, Negroes; who created them? He created them, all of them, and each one says, ‘We are going on a way that leads to the Divine Presence.’ So many, many ways; you cannot know. Therefore, Allah says, ‘Allay sa’llahu biya kaymi hajimn.’ This mean, ‘No one may judge for My servants, except Me!” [Nazim, Mercy Oceans, 1980, p.78].
“Allah yang Maha Agung berfirman : “Tidak ada seorangpun kecuali Aku yang dapat mengetahui jalan itu yang mana hamba-Ku akan datang kepada-Ku. kepada-Ku. Dengan melihat, engkau dapat melihat seorang hamba sedang pergi ke jalan lain. Namun ia juga datang kepadaKu. Dia tidak dapat menemukan apapun melainkan diri-Ku. Tidak peduli dia akan safar. Semua jalan yang diikuti oleh hamba-Ku, dia Budha, Kristen, Kristen, Katolik, Katolik, Komunis, omunis, pasti pasti datang datang kepada kepada-Ku -Ku!! Budha,
Konfu onfusi sis, s, peng pengik ikut ut Brah Brahma mana na,, Negr Negro o. Siapakah yang menci mencipta ptakan kan mere mereka ka? ? Dia yang yang menci mencipta ptaka kan n mereka mereka semua semua.. Setia Setiap p ada ada orang orang yang yang berka berkata, ta, ‘Kita ‘Kita akan akan pergi pergi ke jalan jalan yang yang menuju ‘Kehadiran Yang Pasti’. Begitu banyak, banyak sekali jalan, engk engkau au tida tidak k dapa dapatt meng menget etah ahui uiny nya. a. Oleh Oleh kare karena na itu itu Alla Allah h berfirman, “Allay sa’llahu biya kaymi hajimn” yang artinya, ‘Tidak ada ada seor seoran angp gpun un yang yang dap dapat meng menghu huku kumi mi hamba amba-h -ham amba baku ku melainkan diri-Ku.” (Nazim, Mercy Ocean, 1980, hal. 78.)
Selain itu Kabbani dan guru-gurunya juga menafikan/meniadakan jih jihad ad,, dia dia berk berkat ata a bahw bahwa a kaum kaum musl muslim imin in yang yang me meng ngkl klai aim m hak hak untuk berjihad berjihad tanpa kehadira kehadiran n Imam Mahdi adalah adalah dusta. (lihat (lihat : Nazi Na zim, m, Star Star From He Heav aven en,, hal. hal.26 26). ). Mere Mereka ka juga juga me menc ncel ela a para para sahabat semisal Utsman bin Affan, sebagaimana perkataan Nazim : “Uthman didn’t attain the spiritual ranks attained by Abu Bakr and Ali because he sometimes held firmly to his own desires… ” (Utsman tidaklah menjangkau tingkatan spiritual yang diperoleh oleh Abu Bakar dan Ali dikarenakan ia terkadang berpegang kepada hawa nafsunya…” [lih : Nazim, Mercy Oceans’ Hidden Treasures, h.39). Wahai Aba Riya’ al-Buali… apakah ini yang engkau sebut sebagai ulama yang layak kau nukil ucapannya untuk menghantam ulama ahlus ahlus sunnah sunnah??? ??? Haihata …(alangka gkah h jauhny jauhnya a ala alangk ngkah ah Haihata Haihata Haihata…(alan jauhnya) 15. Sepe Sepert rtii shal shalaw awat at Na Nari riya yah, h, Shal Shalaw awat at Badr Badr kedu kedua a shal shalaw awat at ini ini termasuk shalawat yang tidak di ajarkan Nabi Shallallahu Shallallahu ‘alaihi wa Sallam (red.)
rahimahullahu
memberontak dari Khilafah Utsmaniyah??
Mereka menuduh Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab khuruj (keluar dari ketaatan/memberontak) ketaatan/memberontak) terhadap Daulah Utsmaniyah dan memeranginya. memeranginya. Pembesar Hizbut Tahrir, Abdul Qodim Zallum ghofarallahu lahu (semoga Allah mengampuninya) mendakwakan bahwa gerakan Wahabiyyah merupakan diantara penyebab runtuhnya Daulah Daulah Utsmaniya Utsmaniyah. h. Dia berkata: berkata: “Inggris berupaya menyerang negara Islam dari dalam melalui agennya, Abdul Aziz bin Muhammad bin Saud. Gerakan Wahhabi diorga diorganis nisasi asikan kan untuk untuk mendiri mendirikan kan suatu suatu kelomp kelompok ok masyar masyaraka akatt di dalam dalam negara negara Islam yang dipimpin oleh Muhammad bin Saud dan dilanjutkan oleh anaknya, Abdul Aziz. Inggris memberi mereka bantuan dana dan senjata.” [1]
Sebelum menjawab tuduhan ini, maka lebih baik jika kita simak terlebih dahulu perkataan Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab tentang wajibnya mendengar dan ta’at kepada imam kaum muslimin, baik yang fajir maupun yang sholih, selama di dalam perkara yang ma’ruf bukan kemaksiatan. Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Qoddasallahu ruhahu (semoga Allah mensucikan ruhnya) berkata di dalam risalahnya risalahnya terhadap penduduk Qoshim :
َع َ َ َمْج َ ة ْ َ َ ََ ِ ةَ ص َ م ُر ُ َي َا ره ج َا رهَ مُسْم ةمِ عة اّ َ سم َ جُو ُ َأَ
. َع ُ ُ ُر ْ َ ُر َ َ ُ ُع ا ط َب ََج ةفَخ اَا َ َفس َُ بَ ضُو َ ا “Aku Aku berpen berpendap dapat at bahwa bahwa menden mendengar gar dan ta’at ta’at kepada epada pemimp pemimpin in kaum kaum muslimin baik yang fajir maupun yang sholih adalah wajib, selama di dalam perkara yang mereka tidak memerintahkan untuk bermaksiat kepada Alloh. Jug Juga a kepad epada a peng pengua uasa sa khil khilaf afah ah yang yang umat umat bers bersep epak akat at atas atasny nya a dan dan meridhainy meridhainya, a, ataupun ataupun yang mengguling menggulingkan kan kekuasaan kekuasaan dengan dengan pedangnya pedangnya hingga hingga diriny dirinya a menjadi menjadi khali khalifah fah,, maka maka wajib wajib taat taat kepadany epadanya a dan haram haram memberontak darinya.”[2]
Beliau rahimahullahu juga berkata :
َب َ دبدَع نكا وَ َاَع َ ر َت َم ة ّاع َ ُ م س ِ مَا ج ِ َا تَم ّ نأ : ِ ّا ل “Pokok yang ketiga adalah : termasuk kesempurnaan ijtima ’ (bersatu) adalah mendengar dan ta’at kepada siapa saja yang memimpin kami walaupun dia adalah seorang budak dari Ethiopia…”[3]
Sete Setela lah h kita kita sima simakk penu penutu tura ran n syai syaikh kh Muha Muhamm mmad ad bin Abdu Abdull Wahha ahhab b rahimahullahu tent tentan ang g kewa kewaji jiba ban n mend menden enga garr dan dan ta’a ta’att terh terhad adap ap imam imam kaum kaum musl muslim imin in,, baik baik dia seor seoran ang g yang yang faji fajirr maup maupun un shol sholih ih –sel –selam amaa buka bukan n dala dalam m kemaksiatan-, maka kita telah mendapatkan suatu jawaban penting dari syubuhat dan tuduhan mereka, yaitu bahwa Syaikh tidaklah beraqidah khowarij (aliran yang mengkafirkan kaum muslimin yang melakukan dosa besar) dan beliau tidak pernah mengajarkan untuk memberontak kepada penguasa kaum muslimin. Lantas bagaimana tuduhan yang demikian ini bisa muncul? Maka kami jawab : Tuduhan uduhan ini muncul muncul dikar dikarena enakan kan kebod kebodoha ohan n mereka mereka terhad terhadap ap Tarikh /sejarah Utsmani ataupun kebodohan mereka terhadap dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu. Tuduhan ini juga muncul dikarenakan kedengkian mereka
terhadap dakwah yang mubarokah ini dan karena kebodohan mereka yang sangat terhadap tauhid yang merupakan asas dakwah para nabi dan rasul. Abdul Qodim Zallum ghofarallahu dan selainnya menutup mata dari sejarah Utsmani. Apakah mereka tidak tahu –atau pura-pura tidak tahu- bahwa Daulah Utsmaniyah tatkala itu terbagi menjadi 32 iyalah (distrik) termasuk di dalamnya wila wilaya yah h arab arab terb terbag agii menj menjad adii 14 distr distrik ik dima dimana na Ne Nejd jd[4] tidakl tidaklah ah terma termasuk suk di dalamnya. Fadhilatus Syaikh DR. Sholih al-Abud hafizhahullahu berkata : “Nej “Nejd d buka bukanl nlah ah term termasu asuk k bagi bagian an dari dari peng pengar aruh uh Daul Daulah ah Utsma Utsmani niya yah, h, keku kekuasaa asaanny nnya a tidak tidak sampai sampai kepada kepadanya nya dan pengua penguasa sa Utsman Utsmaniya iyah h tidak tidak pernah datang di Nejd. Tidak pernah pula pasukan Turki datang menembus negeri ini di zaman sebelum munculnya dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu . Dan yang menunjukkan hakikat kebenaran sejarah ini adalah ketetapan pembagian wilayah administrasi Utsmaniyah yang terdapat di dalam dalam risala risalah h Turki urki yang yang berjud berjudul ul “Undan “Undang-u g-unda ndang ng Utsman Utsmaniya iyah h yang yang mencakup daftar perbendaharaan negeri”, yang ditulis oleh Yamin Ali Afandi, petugas yang menjaga daftar ‘al-Khoqoni ’ pada tahun 1018 H. (1609 M.). Risalah Risalah ini menjelaskan menjelaskan bahwa semenjak semenjak awal abad ke-11 Hijriah, Hijriah, Daulah Utsmaniyah terbagi menjadi 32 distrik diantaranya 14 distrik wilayah Arab dan Nege Ne geri ri
Nejjd Ne
tida tidak klah lah
ter termasu masuk k
bagi bagian anny nya a
kecua ecuali li
Ihsa Ihsa’, ’,
jika ika
kit kita
menganggapnya sebagai bagian dari Nejd…”[5]
Adap Adapun un tudu tuduha han n Zall Zallum um kepa kepada da Alu Alu Su’u Su’ud d seba sebaga gaii ante antekk Ingg Inggri riss dan dan dika dikata taka kan n bahw bahwaa Alu Alu Su’u Su’ud d memb member eron onta takk kepa kepada da Daul Daulah ah Utsm Utsman aniy iyah ah,, ini ini menunjukkan kejahilan Zallum kepada sejarah. Abdullah bin Su’ud menulis surat yang berisi pujian kepada Sultan Mahmud al-Ghozi sebagai berikut : “Dengan nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.. Segala puji hanyalah milik Alloh yang menjadikan bagi penyakit akut ada obatnya, yang menc me nceg egah ah dan dan me mena nang ngki kiss niat niat buru buruk k musu musuhh-mu musu suh h (aga (agama ma)) deng dengan an perdamaian dan perbaikan, yang mana kedua hal ini merupakan penghalang terjad terjadiny inya a keka kekacau cauan an yang yang membin membinasak asakan. an. Sholaw Sholawat at dan Salam Salam sem semoga oga senantiasa tercurahkan kepada makhluk yang paling mulia dan yang paling suci, Muhammad penutup para nabi, yang menyampaikan sebaik-baik berita. Wa ba’d, Saya thowaf mengelilingi Ka’bah, yang merupakan cita-cita seorang hamba, yang mana (Ka’bah ini) merupakan ambang pintu negeri kami yang merupakan poros tujuan setiap daerah yang ada, yang merupakan ruh dari jasad jasad alam sem semesta esta sebagai sebagai tempat tempat berlez berlezatat-lez lezat at orang-o orang-orang rang Hij Hijaz az dan
Badu Badui, i, yang yang me menj njadi adi temp tempat at tran transi sitt bagi bagi ora orang ng-or -oran ang g yang yang me mela lak kukan ukan perjalanan baik pada sore maupun pagi hari, (wahai) orang yang memberi arahan, arahan, manusia manusia yang menjadi pengelihatan pengelihatan bagi mereka, mereka, yang mana orang yang gelisah dapat tertidur pulas di bawah naungannya, yang mana orang yang berakal dan bijaksana kembali di bawah pengayomannya, yang mana akhlak akhlaknya nya lebih lebih halus halus daripad daripada a hembus hembusan an sem semili ilirr angin angin di pagi pagi hari, hari, dan karisma yang menarik para pelayar untuk datang, (wahai) sultan dua daratan dan raja dua samudera, yang muncul pandangannya dari tempat yang tinggi, (wahai) Sultan putera dari Sultan, Tuan kami Sultan Mahmud al-Ghozi, Saya menghaturkan permintaan saya dengan permohonan yang amat sangat, yaitu apabila hambamu ini dari kaum muslimin, (memohon dirimu agar) tiada hentihentinya memenuhi syarat-syarat Islam, yaitu meninggikan kalimat syahadat, menegakkan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan pergi haji ke Baitullah al-Haram, serta mencegah dari kezhaliman...”[6]
Lantas Lantas bagaiman bagaimanaa bisa dikatakan dikatakan bahwa bahwa Alu Su’ud Su’ud memberonta memberontakk kepada kepada khilafah, padahal mereka mengirimkan surat kepada pembesar-pembesar daulah Utsmaniyah, memuji mereka dan mengharapkan keadilan dari mereka, dikarenakan mereka dirongrong dan difitnah oleh kaum pendengki dan penfitnah. ghofarallahu lahu bahwa Adapun Adapun dakwa dakwaan an Abdul Abdul Qodim Qodim Zallu Zallum m ghofarallahu bahwa dakwah dakwah Syai Syaikh kh Muha Muhamm mmad ad bin bin Abdu Abdull Wahha ahhab b rahimahullahu merupaka merupakan n penyebab penyebab runtuhnya Daulah Utsmaniyah, maka syaikh al-Allamah Mahmud Mahdi al-Istanbuli rahimahullahu berkata menjawab tuduhannya :
“Harusnya penulis ini (i.e. Zallum) menopang pendapatnya dengan dalil yang kuat dan kokoh, sebagaimana perkataan seorang penyair :
ل اسفا ىع ا ا اد د ت ت ا دعا ذإذ Jika para pendakwa tidak menopang dalilnya dengan dalil Maka dia berada di atas selemah-lemahnya dalil
Dimana telah diketahui bersama bahwa sejarah telah menyebutkan bahwa Inggri Inggriss mengha menghalan langi gi dakwah dakwah ini sem semenj enjak ak awal awal mula mula berdir berdiriny inya, a, mereka mereka khawatir akan kebangkitan Islam.”[7]
Beliau rahimahullahu juga berkata :
“Sungguh keanehan yang dapat menyebabkan tertawa sekaligus menangis, bahwa Ustadz ini (i.e. Zallum) menuduh gerakan Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab termasuk penyebab runtuhnya Khilafah Utsmaniyah, dimana telah diketahui bersama bahwa gerakan ini berdiri pada sekitar tahun 1811 M. sedangkan Khilafah Utsmaniyah runtuh pada sekitar tahun 1922 M.” [8]
Jika mereka mau obyektif dan adil, niscaya mereka mau membaca kitab-kitab sejarah Utsmaniyah dan menelaah penyebab runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah, bukanny bukannyaa malah malah menghanta menghantam m dakwah dakwah mubaroka mubarokah h Syaikh Syaikh Muhammad Muhammad bin Abdul Abdul Wahhab, menuduh dan menfitnahnya dengan tuduhan dan fitnah yang keji, yang tidak berlandaskan hujjah dan dalil sedikitpun. Oleh karena itu kami menantang mereka yang menuduh demikian ini untuk menunjukkan kepada kami kitab sejarah Utsman Utsmaniya iyah h yang yang dituli dituliss oleh oleh sejar sejaraw awan an obyekt obyektif if yang yang memben membenark arkan an tuduha tuduhan n mereka.
1.
Kaifa Hudimat Khilafah (terjemahan : Konspirasi Barat meruntuhkan Khilafah Islamiyah , hal. 5)
2.
Majmu’atu Mu`allafaatu asy-Syaikh (V/11) sebagaimana di dalam al-Islaam Su`al wal Jawaab , www.saaid.net.
3.
(I/394)) dan Da’aw Majmu’a Majmu’atu tu Mu`alla Mu`allafaat faatu u asy-Sya asy-Syaikh ikh (I/394 Da’awaa aa alal233-234 4 sebaga sebagaima imana na di dalam dalam al-Islaa Munaawi’iin 233-23 al-Islaam m Su`al Su`al wal Jawaab, www.saaid.net.
4.
Abu Riya’ al-Buali di dalam risalah kejinya, berdalil dengan hadits Bukhari dan Muslim tentang munculnya dua tanduk syetan, dan menafsirkan dengan menukil ucapan Sayyid Alwi Ahmad Abdullah al-Haddad Ba’alawi, bahwa yang dimaksud dua tanduk syetan itu adalah Musailimah al-Kadzdzab dan Muhammad bin Abdul Wahhab. Wal’iyadzubillah . Ini adalah sungguh fitnah dan tuduhan yang paling keji. Saya katakan, Abu Riya’ ini orang yang tidak ilmiah sama sekali, mudallis , pendusta dan aqidahnya rusak. Ada dua catatan yang perlu saya sampaikan di sini. Yaitu Yaitu : •
Abu Riya’ menukil hadits-hadits fitan dan dajjal dari website ahle ahle-s -sun unna natt (bac (baca a : ahle ahle-b -bid ida’ a’,, kare karena na diad diadmi mins nstr trat atori ori oleh oleh Shufiy Shufiyun un dari dari Naqsha Naqshaban bandiy diyah ah dan Alawiy Alawiyun un dari dari eropa eropa), ), dan Abu Riya’ iya’ ini melak elakuk ukan an kesa sala laha han n yang ang parah arah di dal dalam penter penterje jemah mahan an hadits hadits.. Contoh Contohnya nya dia me mente nterje rjema mahka hkan n ahlul (para penyem penyembah bah berhal berhala) a) dengan dengan arti arti ‘Ameri ‘Amerika ka dan awtsan (para
Inggris ris’. Kemudian anehnya lagi, bagaimana bisa dia meny me nyeb ebut utka kan n hadi hadits ts-h -hadi adits ts fita fitan n yang yang bers bersif ifat at khobariyah (aqi (aqida dah) h) ini ini se seda dang ngka kan n HT se send ndir irii tida tidak k me meng ngim iman anin inya ya?! ?!!! Sungguh keanehan yang paling aneh!!! •
Bahwa Nejd yang disebutkan di dalam hadits-hadist tersebut bukanl bukanlah ah Hij Hijaz az tempat tempat lahir lahirnya nya Syaikh Syaikh Muhamm Muhammad ad bin Abdil Abdil Wahhab, namun Nejd yang disebutkan adalah Iraq. Berikut ini penj penjel elas asan anny nya a se seca cara ra ring ringka kas. s. Dari Dari Ibnu Ibnu Umar Umar Ras asul ulul ulla lah h Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
.ا ا ا ا ااشا ا ا ا :ا :قا !ا؟!؟د ! و و يا :وقا .ا.ا ا ا ا ااشا ا ا ا ا اب ف ف ))ن ))ان قرن ي ا ي ,ف ,ف ز ز ااه(( -ة-ةاا اقا ظظ– !ا؟!؟د ! و و يا :وقا “Ya Alloh berkahilah Syam kami dan Yaman kami”. Para sahabat berkata, “juga Nejd kami?” Rasulullah berkata, “Ya Alloh berkahilah Syam kami dan Yaman kami”. Para sahabat berkata, “juga Nejd kami?” kami?” –Saya –Saya (peraw (perawi) i) me mendu nduga ga beliau beliau me menye nyebut butkan kan tiga tiga kalikalikemudian Nabi bersabda, “Dari sanalah (Nejd) keguncangan dan fitnah bermula, bermula, dan disana pula muncul dua tanduk syaithan.” syaithan.” (HR Bukhari). Nejd dalalm hadits ini diterangkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Thobroni dalam al-Kabir (XII/383 no. 13422) dari Ismail bin Mas’ud, mengabarkan Abdullah bin Abdullah bin ‘Aun dari ayahnya, dari Nafi’, dan sanadnya jayyid, Rasulullah bersabda :
! و و ا اإ(( ؟عراقن و و يا :و :وقا ,,ةة أأ ةاا كان ما ,ر ,ر اا ,ا,ا ا ا ا ااشا ا ا ا .))ن .))ان قرن ي ا ي ,ف ,ف ز ز “Ya Allo “Ya Alloh h berk berkah ahil ilah ah Syam Syam kami ami dan dan Yaman aman kami” ami” bel beliau iau mengu me ngulan langny gnya a bebera beberapa pa kali, kali, ketik ketika a beliau beliau menguc mengucapk apkan an yang yang ketig etiga a atau atau kee eemp mpat at kalin alinya ya,, para para sa saha haba batt berk berkat ata a : ‘W ‘Wah ahai ai Rasulullah, dan juga Iraq kami? ” Dari sanalah keguncangan dan fitnah bermula, dan disana pula muncul tanduk syaithan.” Hadits di atas menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Nejd pada pada hadi hadits ts Bukh Bukhar arii adal adalah ah Iraq Iraq.. Ka Kami mi se sebu butk tkan an lagi lagi dali daliln lnya ya.. Diriwa Diriwayat yatkan kan dari dari Ibnu Ibnu Umar, Umar, Ra Rasul sulull ullah ah Shallal Shallallah lahu u ‘alaihi ‘alaihi wa Sallam menghadap ke arah timur kemudian bersabda :
)س )س ( ان قرن ي ي اة هاه إن أأ ,,ااة هاه إن أأ
“Ketahuilah sesungguhnya fitnah berasal dari sini, sesungguhnya fitnah fitnah berasa berasall dari dari sini, sini, disini disinilah lah muncul muncul tanduk tanduk syaith syaithan. an.”” (HR Musl Muslim im). ). Padaha adahall tela telah h dik diketah etahui ui bers bersam ama, a, bahw bahwa a ketik etika a Na Nabi bi bersabda demikian, beliau berada di Madinah, dan ketika itu beliau menghadap ke arah timur sedangkan timur Madinah adalah Iraq, padahal Nejd Hijaz ada di selatan Madinah, lantas bagaimana bisa mereka mengambil dalil bahwa Najd yang dimaksud adalah Hijaz?!! Hall ini Ha ini juga juga dipe diperk rkuat uat deng dengan an munc muncul ulny nya a fitn fitnah ah di Iraq Iraq se sepe pert rtii pembunuhan Husain, fitnah Ibnul Asy’ats, fitnah al-Mukhtar yang mendakwakan diri sebagai Nabi dan fitnah-fitnah lainnya. Bacalah perkara ini di dalam kitab al-Iraaq fi Ahaaditsi wa Aatsari al-Fitan karya Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salman hafizhahullahu , beliau memaparkan seluruh hadits-hadits fitnah dan menun me nunjuk jukkan kan jal jalanan-jal jalan an periway periwayata atan n hadits hadits ser serta ta pemaham pemahaman an ulama ahlil hadits terhadap hadits fitan ini. Oleh karena itu apa yang yang didakw didakwaka akan n ole oleh h Abu Riya’ Riya’ al-Bua al-Buali li al-Kad al-Kadzdz zdzab ab ini adalah adalah suatu kebodohan dan kedustaan. Na’udzubillah min Jahalati Ahlil Bid’ah. 5.
Liha Lihatt : Aqi Aqida datu tus s Syai Syaikh kh Muha Muhamm mmad ad bin bin Abdi Abdill ll Wahha ahhab b wa (I/27) 7) kary karya a Syai Syaikh kh DR. DR. Sholi Sholih h atsaruh atsaruhaa aa fil ‘Aalam Aalam al-Islaa al-Islaamiy miy (I/2 al-‘Abud hafizhahullahu. Liha Lihatt pula pula pemb pembah ahas asan an yang yang se serup rupa a di dalam Muhammad bin Abdul Wahhab, Hayatuhu wa Fikruhu hal. 11 karya Syaikh Abdullah al-‘Utsaimin.
6.
Lihat : ad-Daulatu ad-Daulatu as-Su’udiyah as-Su’udiyah al’Uula karya sejarawan Syaikh Abdurrahim bin Abdurrahim, hal. 393-393, sebagaimana di dalam kitab Fushul min Siyasatis Syar’iyyah .
7.
Lihat : asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab fi Mir`aati Syarq wal Ghorbi hal. 240.
8.
Idem.
Wahhab dan para pembelanya adalah antek-antek Inggris
Kami katakan kepada mereka para penuduh itu :
ع ع ان ه ( هInilah adalah
suatu suatu kedus kedustaa taan n yang yang besar besar). ). Bagai Bagaiman manaa tidak tidak,, ketik ketikaa mereka mereka tidak tidak mampu mampu membantah dakwah tauhid ini secara ilmiah, maka mereka menghalalkan segala
cara untuk menfitnah dan membuat kedustaan terhadap syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu. Syaikh Malik bin Husain hafizhahullahu berkata : “Sen “Senan anti tias asa a
musu musuhh-mu musu suh h
Syai Syaikh kh
Muha Muhamm mmad ad
bin bin
Abdu Abdull
Wahha ahhab b
rahimahullahu berdaya upaya dengan berbagai macam cara dan sarana untuk
menjelekkan citra dakwah perbaikan ini, dengan berbekal hasutan yang tiada lain hanyalah kedustaan dan fitnah. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan hanya dengan Alloh.”[1]
Dian Dianta tara ra cara cara mere mereka ka untu untukk meng mengha hant ntam am dan dan menj menjel elek ekka kan n dakw dakwah ah mubaro mubarokah kah ini, ini, adalah adalah dengan dengan berpeg berpegang ang pada pada mudzakkarat (catatan (catatan harian) harian) seorang yang tidak dikenal (majhul) di dalam sejarah, yang bernama Hampher [2]. Syabab Syabab Hizbut Hizbut Tahrir ahrir beserta beserta barisan barisan pendengki pendengki dakwah dakwah Syaikh Syaikh Muhammad Muhammad bin Abdul Wahhab Wahhab bersorak bersorak sorai gembira gembira dengan dengan catatan catatan harian harian Mr. Mr. Hampher Hampher ini. Mereka Mereka menuki menukil, l, menye menyebar barka kan n dan menudu menuduh h dengan dengan bukti bukti ini, ini, bahwa bahwa Syaik Syaikh h Muhammad bin Abdul Wahhab Wahhab adalah agen Inggris. Wal’iyadzubillah. Wal’iyadzubillah. Yang membuat aneh adalah, Hizbut Tahrir ini menolak khobar ahad meskipun (periwayat hadits) yang tsiqoh (terpercaya) , ‘adil (tidak shahih dan berasal dari rawi (periwayat pernah pernah melakukan melakukan dosa besar) besar) dan dhobit (hafalannya kuat) di dalam masalah I’tiqod (keimanan) namun mereka dengan serta merta menerima berita dari seorang yang kafir[3], majhul (tidak dikenal)[4] dan pelaku kemaksiatan[5] dalam rangka menuduh aqidah seorang muslim pembela tauhid dan sunnah. Allahul Musta’an. Dimanakah akal-akal mereka?!! Untuk membantah syubuhat beracun namun rapuh ini, Syaikh Malik Husain hafizhahullahu berkata : “Setelah penelitian saya terhadap mudzakkarat ini, menjadi jelas bagi saya bahwa mudzakkarat ini merupakan naskah yang dibuat-buat dibuat-buat oleh individu maupun kelompok yang memiliki tujuan untuk mencemarkan Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu dengan kedustaan dan fitnah, dan dalil-dalil yang saya katakan ini banyak…” [6]
Berikut ini kami nukilkan dalil-dalil yang disebutkan oleh Syaikh Malik Husain nafa’allahu bihi atas kedustaan dan kepalsuan mudzakkarat Mr. Hempher ini. 1. Dengan meneliti sejarah yang disebutkan di dalam mudzakkarat , menjadi
jel jelas as bagi bagi kita kita bahw bahwaa He Hemp mphe herr ini ini tatk tatkal alaa bert bertem emu u deng dengan an Syaikh aikh rahimahullahu, umur syaikh ketika itu kurang lebih sekitar sepuluh tahun. Hal
ini tidak sesuai, bahkan kontradiksi dengan apa yang disebutkan di dalam mudzakkarat (hal. 30) bahwa Hampher berkenalan dengan seorang pemuda yang sering mondar-mandir di toko ini yang faham tiga bahasa, yaitu bahasa Turki, Persia dan Arab. Tatkala itu dia dalam fase menuntut ilmu agama, yang namany namanyaa adalah adalah Muham Muhammad mad bin Abdil Abdil Wahhab ahhab,, dan dia adalah adalah seora seorang ng pemuda yang sangat antusias di dalam menggapai tujuannya. Inilah perincian dalil-dalilnya : -
-
Ia menyeb menyebutk utkan an di dalam dalam mudzakkarat hal. hal. 13 : “Keme “Kementr ntrian ian penjajaha penjajahan n Inggris Inggris mendelegas mendelegasikan ikan Hampher Hampher ke al-Asaanah, pusat Khilafah al-Islamiyah al-Islamiyah pada tahun 1710M/1122H. Ia menyebutkan pada halaman 18, bahwa dia tinggal di al-Asaanah selama selama dua tahun tahun kemud kemudian ian dia kemba kembalili ke London London ata atass perint perintah ah (Kementrian Penjajah Inggris) dalam rangka menyerahkan ketetapan yang yang terp terper erin inci ci tenta tentang ng kond kondis isii ibuk ibukota ota peme pemeri rint ntah ahan an khila khilafa fah h Utsmaniyah.
-
Ia menyebutkan pada halaman 22, bahwa ia tinggal di London selama 6 bulan.
-
Ia menyebutkan pada halaman 22, bahwa ia pergi menuju ke Bashrah yang memerlukan waktu perjalanan selama 6 bulan.
-
Di tengah-ten tengah-tengah gah keberad keberadaann aannya ya di Bashrah, Bashrah, ia bertemu bertemu dengan dengan syaikh rahimahullahu.
-
Sehing Sehingga ga apabil apabilaa dijuml dijumlah ahkan kan semua semua tahun tahun sejar sejarah, ah, ia bertem bertemu u deng dengan an syai syaikh kh pada pada tahu tahun n 1125 1125 H./1 H./171 713 3 M. seda sedang ngka kan n syai syaikh kh dilahi dilahirka rkan n pada pada tahun tahun 1115 1115 H.[7] /1703 /1703 M. Sehing Sehingga ga disimp disimpulk ulkan an bahwa Hampher bertemu syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab ketika berusia 10 tahun. Dan ini merupakan dalil yang nyata atas kebatilan mudzakkaraat ini secara global dan terperinci.
2. Dia Dia meny menyeb ebut utka kan n di dala dalam m mudzakkarat -nya - nya (hal (hal.. 100) 100) bahw bahwaa syai syaikh kh rahimahullahu menampakkan dakwahnya pada tahun 1143 H., dan ini adalah
suatu kedustaan yang nyata, dimana sejarah menyebutkan bahwa syaikh menampakkan dakwahnya setelah wafatnya ayahnya, pada tahun 1153 H. Perhatikan kerancuan sejarah yang nyata ini.
3. Sesungguhnya sikap Inggris terhadap dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil
Wahha ahhab b tida tidakl klah ah meny menyok okon ong g dan dan meno menolo long ng,, namu namun n memu memusu suhi hi dan dan memeranginya. Sebagaimana akan datang penjelasannya setelah ini –insya Alloh-. 4. Tida Tidakk
kita kita dapa dapatk tkan an peny penyeb ebut utan an mudzakkarat ini ini oleh oleh oran orangg-or oran ang g
sezama sezamann nnya ya,, padaha padahall musuhmusuh-mus musuh uh dakwa dakwah h mubar mubaroka okah h ini senant senantias iasaa menjel menjelekk ekkann annya ya dan menyeb menyebark arkan an setia setiap p kejele kejelekan kan dakwa dakwah h ini, ini, namun namun anehnya mudzakkarat ini keluar/muncul akhir-akhir ini. Hal ini menjunjukkan secara jelas kedustaan dan kebohongan mudzakkarat ini. Hamph mpher er ini adalah adalah orang orang yang yang tidak tidak dikena dikenal. l. Dimana Dimana ma’lum ma’lumat at (sur (surat at 5. Ha peri perint ntah ah)) yang yang terp terper erin inci ci tent tentan angn gnya ya?? yang yang menj menjela elask skan an nama namany nya, a, kedud keduduka ukanny nnya, a, dan yang yang berkai berkaitan tan tentan tentang g tugas tugasny nyaa dan perann perannya ya dari dari pemerintah Inggris. Sesungguhnya nya siapa yang yang membaca membaca mudzakkarat ini, dapat memastikan memastikan 6. Sesungguh bahwa penulisnya pastilah bukan seorang nashrani, dikarenakan banyaknya ungkapanungkapan-ungka ungkapann pannya ya yang yang mencela mencela dan merendahk merendahkan an agama agama nashran nashranii termasuk juga Inggris. 7. Dua naskah terjemahan mudzakkarat yang telah dicetak, tidak disebutkan
tentang maklumat mudzakkarat ini, dari aspek naskah aslinya, apakah berupa cetakan ataukah tulisan tangan dan dengan menggunakan bahasa apa?? 8. Penterjemah mudzakkarat ini tidak dikenal. Pada naskah terjemahan pertama
tidak disebutkan siapa penterjemahnya sedangkan pada naskah terjemahan kedua hanya disebutkan penerjemahnya dengan inisial خ.ع.م.د. Dan masih masih banya banyakk lagi lagi dalildalil-dal dalilil yang yang disebu disebutka tkan n syaik syaikh h Ma Malik lik Husain Husain tentan tentang g batilnya Mudzakkarat Mr. Hampher ini. Silakan lihat lebih rincinya di majalah al Asholah no. 31, tahun ke-6, 15 Muharam 1422 H. Kami katakan kepada Hizbut Tahrir dan orang-orang yang sefikrah dengan mereka, dengan menukil ucapan seorang penyair:
ج ى جع ر ر غر لج “Barangsiapa yang menjadikan burung gagak sebagai dalil
Maka ia akan membawanya melewati bangkai-bangkai anjing”
Syaikh Malik Husain nafa’allahu bihi berkata : “Sesunguhnya apa yang terdapat di dalam mudzakkarat ini adalah omong kosong belaka dan ucapan yang tidak berlandaskan dalil sama sekali, yang tidak keluat melainkan dari dua jenis manusia, yaitu : 1.
Orang yang bodohnya sangat bodoh sekali dan dungu yang tidak mampu membedakan mana telapak tangannya dan mana sikunya
2.
Para Para pengek pengekor or hawa hawa nafsu, nafsu, ahlul ahlul bid’ah bid’ah yang yang memusu memusuhi hi dakwah dakwah tauhid.
Maka bertakwalah! Sesungguhnya daging para ulama itu beracun dan sunnah Allah di terhadap para pencela ulama telah diketahui, maka barangsiapa yang berkata buruh terhadap ulama dan mencercanya, maka maka nisca niscaya ya Alloh Alloh akan akan menimp menimpaka akan n kemati kematian an hatiny hatinya a sebelu sebelum m wafatnya. Kita memohon perlindungan dan keselamatan dari Alloh.”[8]
1. 2.
3.
Lihat : Majalah al-Asholah , no. 31, tahun ke-6, hal. 43. Al-Mudzabdzab, salah seorang syabab Hizbut Tahrir yang menulis celaan terhadap Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab juga menukil dari tulisan Hampher ini sebagaimana dia terangkan dengan jelas. Hany Ha nya a sa saja ja dia dia tida tidak k me menj njel elas aska kan n sumb sumber er penu penuki kila lann nnya ya.. Saya Saya mend me ndug uga a bahwa bahwa dia dia me menu nuki kill dari dari webs websit ite e shuf shufiy iyun un berb berbah ahas asa a Inggris. Hal ini terbukti bahwa dia menulis judul buku ini dengan “Co Conf nfes essi sion onss of A Brit Britis ish h Spy” Spy” yang yang mana ana si mudz mudzab abdz dzab ab ini ini mengklaim bahwa buku ini menjelaskan secara mendetail tentang pendirian Wahabi. Padahal tidak diketahui naskah asli Hampher ini. Naskah risalah Hampher yang telah dicetak berjudul I’tiraafaat al Jassuus al-Injilizi . Cetakan terbarunya dicetak dan disebarkan secara cuma cuma-c -cum uma a di Makt Maktab abah ah al-H al-Haq aqiq iqoh oh,, Jl. Jl. Syaf Syafaq aqoh oh,, Fatih atih 57, 57, Instan Instanbul bul,, Turki, urki, th. 1413 1413 (1992 (1992)) yang yang berjum berjumlah lah 103 103 halama halaman n dengan dengan tambah tambahan an ‘ Adawatu Adawatull Inkilizi Inkilizi lil Islaam Islaam (44 halaman) dan Khulashotul Kalaam (37 halaman). Hakikat Hampher dan tulisannya akan kami sibak sebentar lagi –insya Alloh-. Allah Ta’ala berfirman :
َُ َا ىَع حُو ب صُ ةَا َ ا قو بو ص ُصت أ ن ُوَب َبٌَ ِ ا كجَاء ن إ ُو ء يّ ايَ ييَاأ َِ َا “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu” (Al-Hujurat : 6)
Syaikh Malik Husain berkata : “Pada ayat ini ada pelajaran ilmiyah bagi kelompok orang-orang mukmin, yang menjaga agamanya dan menja me njaga ga hubung hubungan an persau persaudara daran n antar antar ses sesama ama musli muslim, m, dengan dengan mencari kejelasan (tatsabut) terhadap semua berita miring yang dilontarkan untuk memecah belah barisan kaum muslimin.” (Lihat : Kami katakan\ kepada Hizbut Tahrir, dimana op.cit ). pengim pengimple pleme menta ntasia sian n aqidah aqidah al-W al-Wala ala’’ wal Bara’ Bara’ anda?! anda?!!! Dimana Dimana letak tabayun ilmiah anda?!! Dimana letak kejujuran dan amanah anda?? Jika berita kaum kafir lebih anda sukai daripada berita para perawi yang tsiqoh, ‘adil dan dlobit !!! !!! Apakah begini ini manhaj anda?!! Aduhai, alangkah rusak dan binasanya!!! 4.
Hampher ini orang yang tidak dikenal di dalam sejarah. Tidak pernah ada satupun sejarawan baik muslim maupun orientalis yang menyebut namanya. Tidak disebutkan hal ihwalnya sama sekali di buku-buk buku-buku u sejarah sejarah Utsmaniya Utsmaniyah h yang mu’tabar mu’tabar seperti seperti Roudhotul Afkar karya Ibnu Ghonam, Unwanul Unwanul Majid Majid fi Tarikhin arikhin Nejd karya Utsman an-Najdi, Aja`ibil Atsar karya al-Jabaroti, Al-Badruth Al-Badruth Thooli’ kary karya a Imam Imam Muha Muhamm mmad ad Ali Ali as asyy-Sy Syau auka kani ni,, Tarikh arikh Nejd karya Mahmud Mahmud Syukri Syukri al-Alu al-Alusi, si, Hadlir karya Syakib Syakib Hadlir al-‘Ala al-‘Alam m al-Islam al-Islamii karya Arselan dan selainnya dari sejarawan Muslim. Bahkan Hampher di buku sejarah yang ditulis orinetalis pun juga tidak pernah disebut namanya, seperti ‘Travels through Arabs”, “Notes the Bedouins and the Wahabys” tulisan Burk Hert, “A Brief Story of Wahhabys” tulisan Gifford Palgrave, “Imams and Sayeds of Oman” tulisan Percy Beder, “Travels in Arab Desert” tulisan Doughty, “Notes on Mohammadan Mohammadanism ism The Wahhaby” ahhaby” tulisan tulisan T.P. .P. Huges dan lain-lain. lain-lain. Oleh karena itu kami tantang Hizbut Tahrir ataupun selainnya untuk menunjukkan kepada kami buku sejarah Utsmani yang menyebutkan Hampher.
5.
Bagaimana bisa partai yang mengklaim menegakkan hukum Islam mengam mengambil bil kesa esaksi ksian an dari dari seo seoran rang g kafir kafir yang yang gemar gemar me melak lakuk ukan an kemak kemaksia siatan tan yang yang kegem kegemaran arannya nya minum minum khomr khomr dan berdus berdusta, ta, sebagaimana kesaksian Hampher sendiri di dalam mudzakkarat -nya -nya halaman 14,15,18,19,27,28,44. 14,15,18,19,27,28,44.
6. 7.
8.
Lihat : Majalah Al-Asholah, no. 31, tahun ke-6, hal. 45. Inilah yang benar mengenai tahun lahirnya syaikh sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Ghonam dan Ibnu Bisyr yang hidup sezaman dengan syaikh. Adapun yang ditulis oleh Zaini Dahlan (hidup 60 tahun lebih setelah waftanya syaikh) bahwa syaikh dilahirkan tahun 1111 H dan dinukil oleh al-Mudzabzab di dalam risalalahnya adalah kesalahan yang nyata. Syakib Arselan juga melakukan kesalahan tatkala menyebutkan menyebutkan bahwa syaikh lahir tahun 1116 1116 H. Yang lebih aneh aneh lagi lagi adal adalah ah yang yang dise disebu butk tkan an oleh oleh orie orient ntal alis is Huge Hugess dala dalam m “Dictionary of Islam”, Wilfer Wilfred dalam “Pilgrimage to Najd” dan Zweimer dalam “The Cradle of Islam Arabia” serta selainnya yang menyebutkan bahwa syaikh lahir tahun 1291 H. Lihat : Muhammad bin Abdul Wahhab Mushlih Mazhlum wa Muftaraa ‘Alahi karya Syaikh Mas’ud Nadwi al-Hindi. op.cit. Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
Beberapa sosok syetan berwujud manusia dari orang-orang eropa berfikir tentang akibat yang akan menimpa mereka, jika Dakwah Muhammad bin Abdil Wahhab Wa hhab yang didukung didukung pemerintaha pemerintahan n Su’ud Su’ud pertama pertama memperlua memperluass pengaruhn pengaruhnya. ya. Mereka melihat bahwa apa yang dilakukan oleh pemerintah Su’ud akan mengancam kepentingan mereka di kawasan timur secara umum. Oleh karena itu, tidak ada jalan lain kecuali menghancurkan pemerintahan ini. Mereka pun menempuh berbagai daya dan upaya di dalam menghancurkan dakwah salafiyah ini, diantaranya adalah : Pertama, penebaran publik opini di tengah negeri Islam melawan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab. Maka bangkitlah para penganut bid’ah dan khurofat memerangi dakwah Syaikh. Mereka adalah golongan mayoritas di saat itu, yang mana faham quburiyun, khurofiyun, bid’ah dan syirik telah mendarah daging di dalam hati mereka, bahkan parahnya kesultanan Ustmaniyah generasi akhir adalah termasuk pemerintahan yang mendukung kesyirikan dan kebid’ahan ini. Ini semua terjadi setelah Inggris dan Perancis menyebarkan fatwa yang mereka ambil dari Ulama suu’ (jahat) yang menfatwakah bahwa apa yang didakwahkan oleh Syaikh alImam adalah rusak.[1] Kedua, Mereka menebarkan fitnah antara gerakan Syaikh al-Imam dengan pemimpin kesultanan Utsmaniyah. Orang-orang Inggris dan Perancis menebarkan
racun ke dalam fikiran Sultan Mahmud II, bahwa gerakan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab bertujuan untuk memerdekakan Jazirah Arab dan memisahkan diri dari kesultanan. Sultan pun merespon dan berupaya memberangus gerakan Syaikh, padahal seharusnya beliau meragukan nasehat dari kaum kuffar ini, meneliti dan melakukan investigasi terhadap berita ini.[2] Sesung Sesungguh guhny nyaa para para pengik pengikut ut Dakwa Dakwah h Salafi Salafiya yah h tidak tidak pernah pernah menun menuntut tut khilafah sama sekali dan tidak pernah menyatakan penentangan bahwa dirinya tidak tunduk kepada kesultanan. Namun sesungguhnya, perselisihan itu hanyalah ada dalam dua hal yang asasi, yaitu : pertama, permintaan para pengikut gerakan salafi tentang adanya keharusan untuk komitmen para jama’ah haji dalam berpegang teguh dengan manhaj Islam dan mencabut semua yang keluar dari manhaj Islam. Kedua, Kedua, adanya adanya perasaan perasaan pemerintah pemerintah Utsmaniy Utsmaniyah ah yang merasa tidak berdaya di hadapan kekuasaan gerakan Wahhabi atas kota-kota suci yang berada di Hijaz. Sebab mereka tahu bahwa ketidakmampuan mereka ini berarti penurunan wibawa dan posisi mereka secara politik.[3] Sesungguhnya, Inggris dan Perancis mulai dari awal telah membenci gerakan Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab, terlebih setelah pemerintah Alu Su’ud beserta orang-orang Qowashim mampu melakukan serangan telak terhadap Armada Inggris pada tahun 1806 M. sehingga perairan Teluk berada di bawah kekuasaannya. [4] Sesungguhnya asas-asas Islam yang murni menjadi pondasi dasar pemerintahan Su’ud pertama, dan tujuan utama didirikannya negeri ini adalah untuk melawan kejahatan orang-orang asing di kawasan itu. [5] Bukti berikutnya yang menunjukkan bahwa tuduhan Zallum dan HT terhadap dakwah Syaikh Muhammad Muhammad bin Abdul Wahhab adalah tuduhan dusta belaka, adalah : Tatkala Ibrahim bin Muhammad Ali Basya [6] berhasil menghancurkan Dir’iyah dan menghukum pancung pangeran Abdullah bin Su’ud, Inggris mengutus Kapten George Forester Sadleer[7] untuk memberikan ucapan selamat kepada Ibrahim Pasya dan mengajukan kerjasama antara kekuasaan darat Ibrahim Pasya Pasya dengan kekuatan laut armada armada Inggri Inggriss dalam dalam rangk rangkaa mengha menghadap dapii Qowa Qowasim sim yang yang merupa merupakan kan pengik pengikut ut dakwah Muhammad bin Abdil Wahhab. [8] Sungguh, sangat jauh panggang dari api apabila dikatakan bahwa dakwah Syaik Syaikh h Muham Muhammad mad bin Abdil Abdil Wahhab ahhab adalah adalah dakwa dakwah h boneka boneka ata atau u antek antek-a -ante ntekk Inggris. Padahal dengan menyebarnya dakwah mubarokah ini ke pelosok dunia lain, melahirkan para pejuang-pejuang Islam. Di India, Syaikh Ahmad Irfaan dan para
pengikutny pengikutnyaa adalah adalah gerakan gerakan yang yang pertama pertama kali membongka membongkarr kebobroka kebobrokan n Mirza Mirza Ghulam Ahmad Qadiyaniyah yang semua orang tahu bahwa Qodiyaniyah ini adalah kepanjangan tangan dari kolonial Inggris. Mereka juga memekikkan jihad memerangi kolonial Inggris saat itu di negeri mereka.[9] Di Indonesia, tercatat ada Tuanku Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Nan Renceh, Tuanku Nan Gapuk dan selainnya yang memerangi bid’ah, bid’ah, khurof khurofat at dan maksia maksiatt kaum kaum adat adat sehing sehingga ga meletu meletuss perang perang Pader Paderi, i, dan mere mereka ka semu semuaa ini ini adal adalah ah para para peju pejuan ang g Isla Islam m yang yang meme memera rang ngii kolo koloni nial alis isme me Belanda.[10] Belum lagi di Mesir, Sudan, Afrika dan belahan negeri lainnya, yang mana mereka semua adalah para pejuang Islam yang membenci kolonialisme kaum kafir eropa. Wahai ahai Hizbut Hizbut Tahrir! ahrir!!! !! Bacal Bacalah ah buku-b buku-buku uku dan risala risalah h kara karanga ngan n Syaik Syaikh h Muhammad bin Abdil Wahhab, niscaya engkau akan mengetahui hakikat dakwah ini, dan engkau akan faham hakikat perjuangan dakwah ini.
1.
2. 3.
Lihat : ad-Daulat al-Utsmaniyah , DR. Jamal Abdul Hadi, hal. 94 sebagaimana di dalam ad-Daulah al-Utsmaniyah awamilin Nuhudl wa Asbaabis Suquuth karya DR. Ali Muhammad ash-Sholabi. (terj, Bangkit dan Runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah) idem: hal,. 95.
Lihat : Qiro Qiro’a ’ah h Jadi Jadida dah h fit fit Tarik arikh h al-U al-Uts tsma mani ni, hal. 183, sebagaimana di dalam ad-Daulah al-Utsmaniyah awamilin Nuhudl wa Asbaabis Suquuth karya DR. Ali Muhammad ash-Sholabi. (terj, Bangkit dan Runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah)
4.
Idem, hal. 158.
5.
Idem, hal. 156
6.
Muha Muhamm mmad ad Ali Ali Pas asya ya adal adalah ah gube guberrnur nur Mesi Mesirr yang yang sa sang ngat at memb me mben enci ci dakw dakwah ah Syai Syaikh kh Muham Muhamma mad d bin bin Abdi Abdill Wahha ahhab. b. Dia Dia adal adalah ah ante antekk-an ante tek k kafi kafirr Ingg Inggri riss yang yang me mene neli liku kung ng kes esul ulta tana nan n Utsmani setelah kekuasaannya menyebar. Dia adalah pendahulu Mustafa Kemal Pasya, seorang pengkhianat dan serigala berbulu dom domba. ba. Muham uhamm mad Ali adal adalah ah kaki aki tanga angan n gera gerak kan yahu yahudi di Freemasonry, yang fikirannya teracuni oleh Napoleon ketika mereka bertem bertemu. u. dan melak melakuk ukan an hubunga hubungan n baik. baik. Muhamm Muhammad ad Ali sangat sangat mencintai budaya eropa dan membenci budaya Islam, dimana ia merupa me rupakan kan peleta peletak k sekule sekuleris risme me di negeri negeri-ne -neger gerii Islam. Islam. Sangat Sangat
banyak goresan pena para sejarawan yang menjelaskan kejahatan Muhammad Ali ini, diantaranya adalah al-Jabaroti (dalam Aja’ibil Atsaar) yang hidup sezaman dengannya. Muhammad Ali mengutus anaknnya Thussun untuk memerangi Dakwah Wahabiyah namun gagal, dan anaknya Ibrahim yang berhasil mengalahkan pangeran Abdullah dan membunuh beliau. Ini menunjukkan bahwa syabab Hizbut Tahrir bodoh terhadap sejarah dan menunjukkan bagaimana mere me reka ka me membe mbenci nci dakwah dakwah tauhid tauhid yang yang mubaro mubaroka kah h ini. ini. Allahu Allahull Musta’an. 7.
Lihat : Dalil al-Khalij at-Tarikhi (2/1009-1010). at-Tarikhi , J.J. Lurimer (2/1009-1010).
8.
Lihat : Huruub Muhammad Ali ‘ala asy-Syaam , DR. Ayidl ar-R a r-Ruqi, uqi, hal. 112.
9.
Lihat : Al-‘Alam al-Aroobi fit Tarikh al-Hadits dan Aqidatus Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab wa Atsaruha fil ‘Alam al-Islamiy karya Dr. Sholih al-‘Abud.
10. Lihat : Pusaka Indonesia Riwajat Hidup Orang-Orang Besar Tanah Oleh : Tamar amar Djaj Djaja, a, Ce Cet. t. VI, VI, 1965 1965,, Pener enerbi bitt Bula Bulan n Bint Bintang ang Air , Oleh Djakarta, hal. 339-dst. oleh Hizbut Tahrir
ghofarollahu u lahu di dala Hudimatil Abdul Abdul Qodim Qodim Zallu Zallum m ghofarollah dalam m buku buku Kaifa Hudimatil Khilaafah, ketika menelaah sebab-sebab keruntuhan Daulah Utsmaniyah hanyalah dari aspek eksternal yang kosong dari tinjauan kaca mata al-Qur’an dan as-Sunnah. Dia hanya menelaah konspirasi kaum kuffar dan upaya-upaya mereka di dalam menghancurkan Daulah, tanpa menganalisa dengan kaca mata wahyu, mengapa
daulah Utsmaniyah bisa hancur?!! Seharusnya dia tidak hanya menelaah
د ه د ك
ة
(Bagaimana Hancurnya Daulah Khilafah) , Namun seharusnya dia menelaah
juga
ة د هد اذ (Mengapa daulah Utsmaniyah bisa hancur)?!! Bukankah Allah Ta’ala telah berfirman :
ركون رو كر ك ك يدي ىع رر يي د دا و و لأ أ هو
“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur'an) dan agama agama yang yang benar benar untuk untuk dimena dimenangk ngkanan-Nya Nya atas segala segala agama, agama, walaup walaupun un orang-orang musyrik tidak menyukai .” .” (At-Taubah : 33)
Bukankah ayat di atas merupakan janji Alloh Subhanahu wa Ta’ala bahwa agama ini akan dimenangkan atas agama-agama lainnya?!! Bukank Bukankah ah orang orang-or -orang ang kafir kafir mulai mulai dari dari zaman zaman rasul rasul pertam pertamaa kali kali diutus diutus hingga hari kiamat senantiasa membenci dan tidak ridha dengan agama ini, mereka akan senantiasa memerangi dan memadamkan cahaya agama Alloh, sebagaimana dalam firman-Nya :
ببت ا صا وو ع ترضى ع “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” (Al-Baqoroh : 120)
نرا رو كر و و ي أن ي إإ ي ي ه هو وو فئوأن ي يريد “Mereka Mereka berkehenda berkehendak k memadamkan memadamkan cahaya cahaya (agama) (agama) Allah dengan mulut (ucapanucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya,
.” (At-Tauba (At-Taubah h : 32) walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai .” Sesungguh Sesungguhnya nya sebab-seb sebab-sebab ab keruntuha keruntuhan n pemerintah pemerintahan an Utsmani Utsmani sangatlah sangatlah banya banyak, k, yang yang kesemu kesemuan anya ya tersim tersimpul pul pada pada semaki semakin n menjau menjauhn hnya ya pemer pemerint intaha ahan n Utsmani terhadap pemberlakuan syariah Alloh yang menyebabkan kesempitan dan kesengsaraan bagi ummat di dunia. Dampak dari jauhnya pemerintahan Utsmani dari Syariah Alloh ini tampak sekali dalam kehidupan yang bersifat keagamaan, sosial, politik dan ekonomi.[1] Alloh Ta’ala berfirman :
ُ َ َ م َُ قب يّ َ َ ْ مَا ك ْ ُ فَ س َ ِ َاِح اص ووعَم َ ُو ء يّ ُ َّ د َع َ ُه َ ئَ ذَد َ َ ر كف ََ اَئش كون ر ُي ا ُ د ُب َ ا ي أ خَو د َ ُ بَد ُ َ ُ َى َ ت ْ ّ ُ ُ ي ونِ فاْ “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang yang telah telah diri diridh dhaiai-Ny Nya a untu untuk k me mere reka ka,, dan Dia Dia bena benarr-be bena narr akan akan me menu nukar kar (kea (keada daan) an) me mere reka, ka, sesu sesuda dah h me mere reka ka bera berada da dalam dalam keta ketaku kuta tan n me menj njad adii aman aman sentausa. sentausa. Mere Mereka ka tetap menyembah-Ku menyembah-Ku dengan dengan tiada mempersek mempersekutukan utukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka
.” (An-Nur : 55) mereka itulah orang-orang yang fasik .” Daulah Utsmaniyah di awal pemerintahannya memenuhi semua syarat-syarat yang termaktub di dalam ayat di atas. Sebaliknya, di akhir pemerintahannya syaratsyarat itu sama sekali tidak terpenuhi dan menyimpang dari pemahamannya yang asli. Ada beberapa hal yang menyebabkan runtuhnya daulah Utsmaniyah [2] yang tidak disinggung oleh Hizbut Tahrir, yaitu : 1. Tidak adanya al-Wala’ (Loyalitas) dan Baro’ (Disloyalitas) yang jelas pada akhirakhir akhir masa masa daulah daulah Utsman Utsmaniy iyah. ah. Para Para pengua penguasa sa Utsman Utsmaniy iyah ah terbiu terbiuss dengan dengan budaya dan pemikiran kaum kuffar dan menjadi sekutu mereka. Muhammad Ali Pasya, wali Mesir yang menjadi contoh utama hal ini. Dia adalah boneka bikinan barat dan antek-antek mereka, keberhasilannya memegang tampuk kekuasaan di Daulah Utsmaniyah adalah keberhasilan rencana salibis.[3] 2.
Penyempitan makna ibadah. Ibadah menurut Daulah Utsmaniyah akhir hanya terbatas pada ritual-ritual yang turun temurun dan taklid yang tidak memiliki faida faidah h dan dan damp dampak ak terh terhad adap ap kehid kehidup upan an.. Ha Hall ini ini meny menyeb ebab abka kan n mara marakn knya ya madzhab sekuler dalam pemerintahan Utsmani yang semakin marak pada akhirakhir keruntuhannya. keruntuhannya.[4]
3.
Menyeb Menyebar arny nyaa fenome fenomena na syiri syirik, k, bid’ah bid’ah dan khurof khurofat. at. Sisi Sisi inilah inilah penye penyebab bab kemund kemundur uran an utama utama Daulah Daulah Utsman Utsmaniy iyah. ah. Me Merek rekaa terjeb terjebak ak dalam dalam beleng belenggu gu kebodohan dan kesyirikan, dan mereka meninggalkan tauhid murni yang dibawa oleh oleh para para Na Nabi bi dan Ra Rasul sul.. Mulai Mulai dari dari sultan sultan,, pembes pembesar ar hingga hingga raky rakyat at kecil kecil terbelenggu oleh bid’ah, syirik dan khurofat. Pembangunan kubah-kubah kuburan di seluruh wilayah Utsmani mereka lakukan dengan berlomba-lomba membangun yang paling megah. Bahkan mereka pun bernadzar pada makam-makam dan peninggalan nene moyang mereka. Risalah al-Qoul al-Anfa’ fir raddi ‘an Ziyaraatil Mifdaa’ karya Al-Allamah Mahmud Syukri al-Alusi menjadi saksi atas faham sesat mereka mereka yang yang bernad bernadza zarr dan bertab bertabar aruk uk dengan dengan meriam meriam pening peninggal galan an Sultan Sultan Murad. Murad. Bid’ah Bid’ah-bi -bid’a d’ah h dan khuro khurofat fat menjam menjamur ur dimana dimana-ma -mana, na, sehing sehingga ga yang yang sunnah dianggap bid’ah dan yang bid’ah dianggap sunnah. wal’iyadzubillah. wal’iyadzubillah.[5]
4.
Gencarnya aktivitas kelompok-kelompok sesat dan menyimpang seperti Syi’ah Isna Isna Asya Asyariy riyah, ah, Druz, Druz, Nusha Nushairi iriya yah, h, Shufiy Shufiyah ah,, Qadhiy Qadhiyani aniya yah, h, dan selain selainny nya. a. Sesungguhnya kelompok-kelompok sesat inilah yang menjadi tanggung jawab hancurnya kesatuan Daulah Utsmaniyah dan mereka adalah seringala berbulu domba yang harus diperangi dan dijelaskan kesesatannya. kesesatannya.
5. Tidak adanya pemimpin Robbani. 6. Penolakan dibukanya dibukanya pintu ijtihad. 7. Menyebarnya Menyebarnya kezhaliman dalam pemerintahan. 8. Perselisihan Perselisihan dan perpecahan. Inila Inilah h seba sebabb-se seba bab b yang yang tidak tidak dipe diperh rhati atika kan n oleh oleh Hizb Hizbut ut Tahri ahrirr yang yang merupakan penyebab utama hancurnya Daulah Utsmaniyah. Mereka hanya berkoarkoar koar seputa seputarr konsp konspir iras asii kaum kaum kuffar kuffar dan munafi munafiq, q, tanpa tanpa menela menelaah ah penye penyebab bab “Mengapa Daulah Utsmaniyah bisa dikalahkan dan dihancurkan oleh konspirasi konspirasi kaum Kuffa Kuffarr dan Munafi Munafiq”! q”!!!, !!, “Menga “Mengapa pa kaum kaum muslim muslimin in kalah kalah melaw melawan an agresi agresi kaum kaum kuffar?!!” dan “mengapa agama yang telah dijanjikan oleh Alloh kemenangan ini menjadi kalah dan terbelakang di antara agama-agama lainnya?!!” Inilah Inilah yang tidak mampu mampu mereka mereka jawab, jawab, melainkan melainkan mereka mereka akan mencari mencari kambing hitamnya. Hizbut Tahrir adalah kelompok yang turut menyuburkan faham quburiyun, khurofiyun, bid’iyun dan shufiyun[6], sehingga mereka tidak akan ridha dan rela terhadap dakwah tauhid yang dibawa oleh Imam Muhammad bin Abdil Wahhab Wa hhab.. Mereka Mereka akan senantias senantiasaa memerangin memeranginya, ya, mencerca mencercanya nya,, menfitnahn menfitnahnya, ya, membuat kedustaan atasnya, dan mereka akan bersekutu dengan firqoh-firqoh sesat lainnya semisal shufiyun dan syi’ah, dalam rangka memerangi dan menghantam dakwah ini. Kecuali diantara mereka yang dirahmati Alloh.
1.
2. 3.
Lihat : Ad-Daula Ad-Daulah h al-Utsma al-Utsmaniy niyah ah Awamilin Awamilin Nuhudl Nuhudl wa Asbaabis Asbaabis Suquuth , karya DR. Ali Muhammad ash-Sholabi (terj, Bangkit dan Runtuhnya Runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah), hal. 652. idem, hal. 655
Lihat : al-Inharafaat al-Aqodiyah wal Ilmiyyah (I/181) sebagaimana dalam idem, hal. 662.
4.
idem, hal. 664-671 dengan diringkas.
5.
Lihat : al-Inhirafaat al-Aqodiyyah wal ‘Ilmiyyah yang memaparkan hal ini sec secara ara gambla gamblang ng sebaga sebagaima imana na dalam dalam ibid, hal. hal. 672672-67 678 8 secara ringkas.
6.
Sebagaimana tampak nyata dalam tulisan Abu Riya’ al-Buali dan al-M al-Mud udab abdz dzab ab yang yang me memb mbel ela a faha faham m qubu quburiy riyun un,, shuf shufiy iyun un dan khurofiyun ini.
Ketahuilah wahai orang yang berakal, bahwa Hasan as-Saqqof yang didengangdengungkan oleh fanatikusnya sebagai muhaddits ini adalah tidak lebih dari seorang pencela sahabat dan melemparkan tuduhan kafir terhadap Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ’anhu. ’anhu.
As-Saqqof menuduh Sahabat yang mulia, Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ’anhu dengan nifaaq dan menganggapnya murtad . Sebagaimana diutarakan oleh Syaikh Ali Hasan al-Halabi hafizhahullahu di dalam al-Anwaarul Kaasyifah (hal. 11), ”Dan ”Dan term termas asuk uk punc puncak ak keses esesat atan an oran orang g yang ang zhal zhalim im lagi lagi hina hina ini ini adal adalah ah sebagaima sebagaimana na yang yang dikabarka dikabarkan n oleh dua orang orang yang yang mendengar mendengarkan kan ucapanny ucapannya, a, bahwa dia menuduh di beberapa majlisnya, bahwa sahabat yang mulia Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiallahu 'anhu dengan tuduhan nifaq, dan mengisyaratkan bahwa Mu’a Mu’awi wiyyah tela telah h murt murtad ad dan dan term termas asuk uk peng penghu huni ni nera neraka ka.. ...! .!!! !! Semo Semoga ga Alla Allah h merahmati Imam Abu Zur’ah ar-Razi yang berkata :
!!!ي !!!ديز أأ ع اع ع ع ى ور ا حا ددأ ي رجل ي ي أي إذ ’Jika engkau melihat ada orang yang mencela sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam maka ketahuilah bahwa dia adalah zindiq!!!..”[1]
ا ا وكل ءب ى إنبب و وأن ي ا سا Jaga lidahmu untuk berujar dari petaka Sebab petaka itu bergantung pada ucapan
Sunggu Sungguh h benar benar ucapan ucapan Syaik Syaikh h Ali Hasan Hasan hafizhahullahu, dan ta’liq as-Saqqof Daf’u Syu Syubah bahit it Tasbiih Tasbiih kary terhad terhadap ap buku buku Daf’u karyaa Ibnu Ibnu Jauz Jauzii menj menjad adii saks saksii atas atas
kelancangannya dan keberaniannya menuduh sahabat Mu’awiyah radhiallahu 'anhu. Ia berkata di catatan kaki Daf’us Syubah (hal. 237) : ”Aku (as-Saqqof) berkata : Mu’awiyah membunuh sekelompok kaum yang shalih dari kalangan sahabat dan selainnya hanya untuk mencapai kekayaan
duniawi. Dan di antara mereka adalah Abdurrahman bin Khalid bin Walid. Ibnu Jarir menukilnya di dalam Tarikh-nya (III/202) dan Ibnul Atsir di dalam al-Kamil (III/4 (III/453) 53) dan lafazh lafazh ini dariny darinya. a. Alasan Alasan kemati kematiann annya ya adalah adalah pasaln pasalnya ya ia menjadi orang yang mulia/terkemuka di mata penduduk Syam, mereka lebih condong kepada beliau karena ia memiliki karakteristik yang mirip ayahnya (Khalid (Khalid bin Walid radhiyallahu ’anhu
pent.
), dan karena karena kemanf kemanfaat aatan an pada pada
dirinya bagi kaum muslimin di tanah Romawi dan juga karena keberaniannya. Jad Jadi, i, Mu’a Mu’awi wiya yah h menja enjadi di tak takut dan dan khaw khawat atir ir terh terhad adap apny nya, a, lant lantas as ia meme me meri rint ntah ahka kan n
Ibnu Ibnu
’Uth ’Uthaal aal seo seora rang ng
nash nashran ranii
untu untuk k
mere me renc ncan anak akan an
pembun pembunuha uhanny nnya. a. Mu’awi Mu’awiyah yah member memberik ikan an jamina jaminan n padany padanya a (Ibnu (Ibnu ’Uthal ’Uthal)) pembebasan pajak seumur hidupnya... jadi ketika Abdurrahman kembali dari Romaw Ro mawi, i, Ibnu Ibnu Uthaal Uthaal memasu memasukk kkan an racun racun ke dalam dalam minuma minumanny nnya a melalu melaluii pelayannya. Lantas beliapun meninggal di Hums (sebuah tempat di pusat Siria), dan Mu’awiyah memenuhi janji yang dia berikan kepada Ibnu ’Uthaal. Aku (as-Saqqof) berkata : Apakah diperbolehkan membunuh seorang muslim? Sedangkan Allah berfirman :
ًم ظِي َع ًذا َع ُ لّ عَد وَأ ُ ََن لَو ِ ْيَع ُ َال ِ ضوَغ ِي الدَ ُخ ّن َ َ ج ُ زَاؤ َ ا د َمَت ُ ِنْ ُ ُتَ ْ ََو و ”Barang Barangsia siapa pa yang yang membu membunuh nuh seora seorang ng musli muslim m dengan dengan sengaj sengaja, a, maka maka tempatnya adalah neraka dan ia kekal di dalamnya selama-lamanya. Murka Allah dan laknat-Nya atasnya, dan adzab yang pedih dipersiapkan baginya .”
(QS 4 : 93)?!... Ada empat karakteris karakteristik tik Mu’awiyah, Mu’awiyah, dan setiap dari karakterist karakteristikny iknya a akan diadzab di kubur, yaitu gegabah menghunus pedangnya secara zhalim kepada ummat ini sampai ia berhasil meraih kekhilafahan tanpa musyawarah, baik terhadap terhadap sahabat yang masih hidup saat itu dan orang-orang orang-orang shalih lainnya. Ia mewariskan kekuasannya kepada puteranya yang seorang pemabuk
,
[2]
pemakai pakaian sutera dan pemain alat musik... ia membunuh Hujr dan sahabat-sahabat Hujr, maka celakalah dirinya dan apa yang ia lakukan kepada Hujr...” Hujr...” [selesai ucapan as-Saqqof]
Lihatlah, Lihatlah, bagaimana bagaimana as-Saqqof as-Saqqof menukil menukil riwayat riwayat ini dari al-Kamil padahal kisah tersebut tidak memiliki isnad .[3] Kisah ini memang memiliki isnad di dalam Tarikh ath-Thabari ath-Thabari namun sanadnya palsu menurut kaidah ilmu hadits. Syaikh Nashir al-’Ulwan wafaqohullahu telah membahas kedustaan riwayat ini di dalam Ittihaaf Ahlil Fadhl juz I dan lihat pula pembahasan sistematik tentang studi kritis terhad terhadap ap Tarikh arikh athath-Thaba Thabari ri yang yang dituli dituliss oleh oleh DR. Muhamm Muhammad ad Amhazu Amhazun n dalam dalam disertasinya yang berjudul Tahqiq Mauqif ash-Shohabah fil Fitnah min Riwayaati alImaam ath-Thobari wal Muhadditsin. Tangga Tanggapan pan :
Hal ini menunjukk menunjukkan an bagaimana bagaimana as-Saqqof as-Saqqof menukil menukil secara secara serampa serampangan ngan tanpa tanpa meneliti sanad berita yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang muhaddits atau peneliti hadits, bahkan ia menukil berita yang tidak memiliki sanad!! Apakah yang mendorong dirinya melakukan demikian?? Wallahu a’lam bish Showab. 'alaihii Sholaa Sholaatu tu wa Salaam Salaam telah memilih Padah Padahal al Nabi Nabi yang yang mulia mulia 'alaih memilih Mu’awiy Mu’awiyah ah radhiyallahu radhiyallahu ’anhu sebagai penulis wahyu Allah, dan beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah mendo’akan Mua’wiyah : ” Ya Ya Allah, ajarkan Mu’awiyah al-Kitab dan selamat selamatkan kan diriny dirinya a dari dari siksa siksa api ner neraka aka.” [4] Juga sabdanya 'alaihi Sholaat Sholaatu u wa sabdanya 'alaihi Salaam : ” Ya Y a Allah Allah,, jadik jadikan anla lah h diri diriny nya a oran orang g yang yang me mend ndap apat at petu petunj njuk uk lagi lagi ”[5] . menunjuki ”
Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam memperingatkan umatnya dari mencerca sahabat Janganlah kalian sekali-kali mencerca sahabatku, jika seandainya dalam sabdanya : ” ada diantara kalian menginfakkan emas sebesar gunung uhud, tidak akan mampu mencapai satu mud yang mereka infakkan, bahkan tidak pula setengahnya.” (HR.
Muslim). Terlebih lagi, bukankah Mu’awiyah itu pamannya kaum muslimin?? Mengapa dirimu begitu lancang mencela dan mencercanya dengan membawa berita tak bersanad apalagi dengan sanad palsu?? Imam Al-Lalika` Al-Lalika`ii rahimahullahu meriwaya meriwayatkan tkan di dalam as-Sunnah (no. (no. 2359) 2359) bahwa Imam Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad al-Hanbal rahimahullahu berkata : ”Jika kau melihat seorang berbicara buruk tentang sahabat, maka ragukanlah keislamannya.”
Beliau juga berkata berkata di dalam as-Sunnah as-Sunnah (hal. 78) : ”Barangsiapa yang mencela para sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam atau salah seorang dari mereka, ataupun meremehkan mereka, mencela dan
membuka aib-aib mereka ataupun menjelekkan salah seorang dari mereka, maka ia adalah seorang Mubtadi’, Rofidhi, Khabits (busuk), Mukhalif (orang yang menyempal), ...”
Imam Abu Zur’ah ar-Razi ar-Razi berkata : ”Jika engkau melihat ada seseorang yang merendahkan salah seorang dari saha sahaba batt
Rasul asulul ulla lah h
Shal Shalla lall llah ahu u
'ala 'alaih ihii
wa
Sall Sallam am,,
maka maka
ketah etahui uila lah h
sesungg sesungguhn uhnya ya ia adalah adalah Zindiq Zindiq!! Karena Karena Ras Rasulu ululla llah h Shalla Shallalla llahu hu 'alaih 'alaihii wa Sal Sallam lam adal adalah ah haq di sisi sisi kami ami, dan dan al-Q al-Qur ur’a ’an n itu haq, aq, dan dan yang ang menyampaikan al-Qur’an dan as-Sunnah ini adalah para sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Sesungguhnya mereka menghendaki mencela pers persak aksi sian an kita kita deng dengan an tuju tujuan an me memb mbat atal alka kan n al-K al-Kit itab ab dan asas-Su Suna nah” h” (Dikeluarkan (Dikeluarkan oleh al-Khathib di dalam al-Kifaayah fi ’ilmir Riwaayah hal. 67)[6]
Imam Barbahari berkata di dalam Syarhus Sunnah : ”Jika kau melihat ada seseorang mengkritik sahabat nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam maka ketahuilah bahwa dia adalah orang yang jahat ucapannya dan pengikut hawa nafsu, karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda bers abda : Jika kau mendengar sahabat-sahabatku disebut maka tahanlah lisanmu.” (Diriwayatkan oleh Thabrani dari Ibnu Mas’ud dan haditsnya shahih) [7] Minhajus Sunnah Sunnah Syaikhul Syaikhul Islam Islam Ibnu Taimiyah aimiyah rahimahullahu berkata di dalam Minhajus (V/146) :
”Oleh ”Oleh karen karena a itu dilaran dilarang g (mempe (memperbi rbinca ncangk ngkan) an) persel perselisi isihan han yang yang terjadi terjadi diantara mereka, baik para sahabat maupun generasi setelahnya. Jika dua golongan golongan kaum muslimin muslimin berselisih berselisih tentang suatu perkara perkara dan telah berlalu, berlalu, maka maka jangan janganlah lah menyeb menyebark arkann annya ya kepada epada manusi manusia, a, karen karena a mereka mereka tidak tidak mengetahui realita sebenarnya, dan perkataan mereka tentangnya adalah perkataan yang tanpa ilmu dan keadilan. Sekiranya pun mereka mengetahui bahwa kedua golongan golongan tersebut tersebut berdosa berdosa atau bersalah, kendati kendati demikian menyebutk menyebutkannya annya tidaklah tidaklah mendatangk mendatangkan an maslahat maslahat yang rajih (kuat) (kuat) dan bahkan termasuk ghibah yang tercela. Para sahabat Ridlawanullahu Ridlawanullahu ’alaihim adalah ah oran orang g yang yang pali paling ng agun agung g kehor ehormat matan anny nya, a, pali paling ng muli mulia a ’ajmain adal kedudukannya dan paling suci jiwanya. Telah tetap keutamaan mereka baik secara khusus maupun umum yang tidak dimiliki oleh selain mereka. Oleh karena itu, memperbincangkan perselisihan mereka dengan celaan adalah term termasu asuk k dosa dosa yang yang pali paling ng besar besar dari daripa pada da me memp mper erbi binc ncan angk gkan an sela selain in mereka.”[8]
Ingatlah pula ucapan al-Hafizh Ibnu Katsiir rahimahullahu yang berkata di dalam alBa’its al-Hatsits (hal. 182) : ”Adap ”Adapun un persel perselisi isihan han mereka mereka pasca pasca wafatn wafatnya ya Nabi Nabi ’alaih ’alaihii Salam, Salam, yang yang di antara perselisihan tersebut ada yang terjadi tanpa didasari oleh kesengajaan seperti peristiwa Jamal, ada diantaranya yang terjadi karena faktor ijtihad sepe seperti rti peri perist stiw iwa a Shif Shiffi fin. n. Ijti Ijtihad had itu itu bisa bisa sala salah h dan dan bisa bisa bena benarr. Na Namu mun, n, pelakunya dimaafkan jika ia salah, bahkan ia diganjar satu pahala. Adapun ijtihad yang benar maka ia mendapat dua pahala.” [9]
Wahai para fanatikus as-Saqqof dan siapa saja pembelanya… bacalah kitab-kitab karya ulama hadits berikut ini : 1.
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari al-Ju’fi (w. 256) di dalam Shahih-nya, kitab Fadlail Fadlail Ashha Ashhabin bin Nabi Nabi Sh Shalla allalla llahu hu 'alaih 'alaihii wa Sallam Sallam, Bab : Qowlun Qowlun Nabi Shalla Shallallah llahu u 'alaih 'alaihii wa Sallam Sallam Law Kuntu Kuntu Muttak Muttakhid hidzan zan Khaliil Khaliilan an
(Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam sekiranya aku menjadikan kekasih). 2.
Abul Husain Muslim bin Hajjaj al-Quysairi an-Naisaburi (w. 261) di dalam Shahih-nya, kitab Fadlailus Shahabah, Bab : Tahriimu Tahriimu Sabbis Shahabah Radhiallahu 'anhum (Haramnya mencela sahabat radhiallahu 'anhum).
3.
Abu Dawud Dawud Sulaim Sulaiman an bin al-As al-Asy’a y’ats ts as-Si as-Sijis jistan tanii (w. (w. 275) 275) di dalam dalam Sunan-nya, an-Nah ahyu yu ‘an ‘an Sabb Sabbii Ashh Ashhabi abin n Nabi Nabi -nya, kitab kitab as-Sunnah, Bab : an-N Shallallahu Shallallahu 'alaihi wa Sallam (Larangan mencela sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam).
4.
Abu Isa Muhammad bin Isa at-Turmudzi (w. 259) di dalam Sunan-nya, dalam bab al-Manaqib al-Manaqib ’an Rasulillah Rasulillah Shallallahu Shallallahu 'alaihi 'alaihi wa Sallam, Bab : Fiiman Sabba Ashhaba an-Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam (Bagi siapa yang mencela para sahabat).
5.
Abu Abdurr Abdurrahm ahman an Ahmad Ahmad bin Syuai Syuaib b an-Nas an-Nasa`i a`i (w. (w. 303) 303) di dalam dalam kitabnya Fadlailus Shahabah, Bab : Manaqib Ashhabin Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Sallam wan Nahyu ’an Sabbih Sabbihim im rahima rahimahum humull ullahu ahu
ajma’i ajma’in n wa radhial radhiallah lahu u
'anhum (Manakib Para Sahabat Nabi Shallallahu Shallallahu 'alaihi wa Sallam dan Larangan
Mencela Mereka semoga Alloh merahmati dan merihai mereka). 6.
Abu Abu Abdi Abdillllah ah Yazid azid bin bin Abdi Abdillllah ah al-Q al-Qir irw wani ani (w. (w. 273) 273) di dala dalam m muqoddimah Sunan-nya, Bab : Fadlail Ashhabi Rasulillah Shallallahu 'alaihi wa Sallam.
7.
Abu Hatim Muhammad bin Hibban al-Busti (w. 354) di dalam Manaqib ash-Shahab ash-Shahabah, ah, Rijaaluha Rijaaluha wa Nisaa’uha Nisaa’uha bidzikri bidzikri Asmaa`ihim Asmaa`ihim radhiallahu radhiallahu 'anhum 'anhum ajma’in (Manakib Sahabat, kaum lelaki dan wanitanya dengan menyebut nama-
namanya), dalam bab : Fadlail ash-Shahabah wat Tabi’in yang menyebutkan : alKhabar Khabar ad-Daa ad-Daalu lu ’ala ’ala anna anna Ashhab Ashhaba a Rasuli Rasulillah llah Shallal Shallallah lahu u 'alaih 'alaihii wa Sallam Sallam Kulluhum Tsiqaat wa ’uduul (Berita yang menunjukkan bahwa Sahabat Rasulullah
seluruhnya kredibel dan terpercaya) dan az-Zajru ’an Sabbi Ashhabi Rasulillah Shallallahu 'alaihi wa Sallam alladzi Amarallahu bil Istighfar Lahum (Ancaman terh terhad adap ap menc mencel elaa saha sahaba batt Ra Rasu sulu lullllah ah yang yang Alla Allah h meme memeri rint ntah ahka kan n untu untukk memohonkan ampun bagi mereka). Demikan pula dalam kitabnya al-Majruuhin minal Muhadditsin tentang haramnya mencela sahabat. Dan masih beribu-ribu lagi penjelasan para ulama ahlus sunnah baik salaf maupun kholaf yang menjelaskan tentang haramnya mencela sahabat... Lantas, bagaimana kita menempatkan as-Saqqof ini dan para pembebeknya terhadap hak para sahabat nabi yang mulia??? Yang mana para Imam Ahlus Sunnah bersepakat bahwa pencerca Sahabat Nabi dikatakan sebagai Zindiq, Mubtadi’ atau Rofidhoh!!! Maka bertaubatlah wahai pencerca...!!! Ibrahim bin Maisarah berkata : ” Aku Aku tidak tidak pernah pernah meli melihat hat Umar Umar bin Abdul Abdul Aziz Aziz memuk memukul ul sese seseora orang ng pun kecual kecualii orang orang yang yang mencer mencerca ca Mu’aw Mu’awiya iyah. h. Beliau Beliau memuk memukuln ulnya ya dengan dengan beberapa kali cambukan .”[10]
Aduh Aduhai ai,, seki sekirrany anya Umar Umar bin bin Abdu Abdull Aziz Aziz hidu hidup p saat saat ini ini untu untukk menc mencam ambu buki ki kelancangan as-Saqqof ini dan para pengikutnya... pengikutnya...
1. Al-Kifaayah karya al-Imam al-Khathib al-Baghdadi hal. 97. Lihat al Anwaarul Kaasyifah karya Syaikh Ali Hasan al-Halabi, Darul Ashalah, cet. I, 1411 H/1991 M, halaman 11. 2. Yang dimaksud oleh as-Saqqof dengan putera Mu’awiyah adalah Yazid Yazid bin Mu’awiyah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata di dalam (III/4 /413 13-4 -414 14)) tent tentan ang g oran orang g yang yang berb berbic icar ara a Majm Majmu’ u’ Fata Fatawa wa (III mengenai Yazid bin Mu’awiyah : “Yang benar menurut para Imam adalah adalah,, ses sesung ungguh guhnya nya ia (Yazi (Yazid) d) tidakl tidaklah ah dikhus dikhususk uskan an dengan dengan pujian dan tidak pula dengan laknat. Kendati demikian, walaupun ia seor se oran ang g yang yang fasi fasik k atau atau zhal zhalim im,, namu namun n Alla Allahh-la lah h yang yang akan akan
mengampuni orang yang fasik dan zhalim, terlebih lagi jika dirinya memiliki kebaikan yang berlimpah. Bukhari telah meriwayatkan di dalam Shohih nya dari Ibnu Umar Radhi dhiyall allahu ‘anhuma, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Tentara pertama yang memerangi memerangi Konstantinope Konstantinopell diampuni diampuni dosa-dosanya dosa-dosanya .” Dan Dan tent tentar ara a yang yang pert pertam ama a me meme mera rang ngii Konst onstan anti tinop nopel el adal adalah ah Amirul Mu’minin Yazid bin Mu’awiyah, dan beserta beliau ada Abu Ayyub yyub al-Ans al-Anshari hari Radhiya aka wajib ajib bers bersiikap Radhiyallah llahu u ‘anhu ‘anhu … Maka perten pertengah gahan an di dalam dalam me mensi nsikap kapiny inya. a. Berleb Berlebihih-leb lebiha ihan n di dalam dalam menyebut Yazid Yazid bin Mu’awiyah dan menguji kaum muslimin dengan keadaan dirinya, maka ini termasuk bid’ah yang menyelisihi Ahlus Sunnah wal Jama’ah…” [Lihat al-Hatstsu ‘ala-ttiba`is Sunnah wat Tahdziir minal Bida’ wa Bayaanu Khathariha , oleh Syaikh al-Allamah Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr hafizhahullahu wa nafa’allahu bihi , dalam bab Bid’atu Imtihaanin Naasi , hal. 58-59.] 3.
Imam Ibnul Mubarak rahimahullahu berkata : “Sanad merupakan bagian dari agama, sekiranya tidak ada sanad niscaya setiap orang akan berkata apa yang dia kehendaki.” Imam Ibnu bnu Sirin rahimahullahu berkata : “Sanad termasuk agama, maka lihatlah dari siapakah kalian mengambil ilmu.” (lihat. Muqoddimah Shahih duhai, i, baga bagaim iman ana a bisa bisa se sese seor oran ang g yang ang dipu dipuja ja puji puji Muslim). Aduha sebagai muhadditsin namun menukil berita yang tidak bersanad, bahkan ada yang palsu lagi…
4.
HR. Ahmad (IV/127) dan Ibnu Hibban (566)
5.
Lihat Silsilah al-Ahadits Ash-Shahihah no. 1969
6.
7. 8.
9.
Lihat ucapan para Imam Ahlus Sunnah tentang larangan mencela para sahabat di dalam Iiqozhul Himmah littiba’in Nabiyyil Ummah , Khalid bin Su’ud al-Ajmi, Darul Wathan lin Nasyr, cet. I, 1420 H/ 1999 M, Riyadh, hal. 76-79 Lihat Silsilah al-Ahaadits ash-Shahihah no. 34 Lihat I’laamul Ajyaal bi’tiqoodi ’Adaalati Ashhabi an-Nabiy Shallallahu 'alaihi wa Sallam al-Akhyaar , karya karya Syaikh Syaikh Abu Abdull Abdullah ah Ibrahi Ibrahim m Sa’ida Sa’idai, i, Maktab Maktabah ah ararRusyd, cet. II, 1414 H / 1993 M, Riyadh, hal. 65)
Ibid hal. 66.
10. Lihat ’Fitnah Kubro’ halaman 76
Semoga Alloh merahmati Imam Abu Hatim ar-Razi ar-Razi yang berkata : ”Salah satu ciri Ahlul Bid’ah adalah adanya cercaan mereka terhadap Ahlul Atsar.”[1]
Sungguh benar sekali apa yang dikatakan oleh Imam Abu Hatim ar-Razi, karena Ahlul Bid’ah akan senantiasa memusuhi dan membenci Ahlul Hadits, memerangi mereka dan memberikan mereka dengan gelar-gelar yang buruk. As-Saqqof adalah salah salah satu satu contoh contoh dari dari sekian sekian banya banyakk contoh contoh Ahlul Ahlul Bid’ah Bid’ah yang yang memben membenci ci dan memerangi memerangi Ahlul Atsar Atsar, yang yang terdepan terdepan di antara antara mereka mereka adalah adalah Syaikhu Syaikhull Islam Ahmad bin ‘Abdil Halim bin Taimiyah an-Numairi ad-Dimasyqi rahimahullahu. Bahkan Syaikhul Islam tidak hanya dicela dan direndahkan, namun juga dikafirkan! Syaikh Ali Hasan al-Halabi hafizhahullahu berkata di dalam al-Anwaarul Kaasyifah (hal. 9) : ”Takfir (pengkafiran) dari orang zhalim ini terhadap imamnya dunia (yaitu Syaikhul Syaikhul Islam) tidaklah tidaklah datang begitu begitu saja, namun takfir ini datang sebagai pembelaan terhadap pemuka-pemuka ahlul bid’ah yang jahil dan terhadap (pembebek bek)) yang yang beku beku akaln akalnya ya dari dari kalang kalangan an asy’ariyah dan muqollid (pembe yang mana mana syaikh syaikhul ul Islam Islam telah telah bersum bersumpah pah atas diriny dirinya a untuk untuk jahmiyah , yang mengkritik mereka dan membantah penyimpangan-penyimpangan mereka, [dan beliau menegakkan perang terhadap mereka sepanjang hidupnya baik dengan tangan, hati maupun lisannya. Beliau menyingkap me nyingkap kebatilan kebatilan mereka di hada hadapa pan n
manu manusi sia a
dan dan
mene me nera rang ngk kan
talbis
(perancuan)
dan
tadlis
(penya (penyamara maran) n) mereka mereka,, beliau beliau hadapi hadapi mereka mereka dengan dengan akal akal yang yang sharih (terang) dan nukilan (dalil) yang shahih, dan beliau terangkan kontardiktif mereka][2]”
Syaikh Ali melanjutkan (hal 11-12) : ”Dan takfir ini pada realitanya merupakan senjata andalannya (as-Saqqof), telah menceritakan kepadaku seorang yang bersumpah dengan jujur – insya Allah - bahwa al-Khossaf (sebutan terhadap as-Saqqof) ini berkata kepadanya
dan ia mendengar dengan telinganya (bahwa as-Saqqof berkata) : ”Aku tidak mengk mengkafi afirka rkan n Ibnu Ibnu Taimiya aimiyah h kecuali ecuali dalam dalam rangk rangka a meneran menerangk gkan an kepada kepada muri muridd-mu muri ridn dnya ya
bahw bahwa a
se sesu sung nggu guhn hnya ya
diri diriny nya a
tida tidakl klah ah
ma’shum ”.
Demikianlah perkataannya, sebagai pengejawantahan kaidah yang tidaklah
beriman kepada Allah dan tidak pula hari akhir : ’Tujuan menghalalkan segala cara!!’ Cela mana lagi yang lebih besar dari kehinaan ini?!! Sungguh indah apa yang diucapkan oleh al-Allamah Badruddin al-’Aini (wafat tahun 841 H.), seorang pensyarah Shahihul Bukhari di dalam taqrizh beliau ar-Raddul Waafir Waafir (hal. 264) yang menjelaskan hukum bagi orang terhadap ar-Raddul
yang mengkafirkan Imam dunia ini : ”... Jika demikian keadaannya, maka wajib atas ulil amri untuk menghukum orang bodoh lagi perusak yang berkata tentan tentang g kehor kehormat matan an Ibnu Ibnu Taimiya aimiyah h bahwasa bahwasanya nya diri diri beliau beliau adalah adalah kafir kafir,, dengan bentuk hukuman pukulan yang keras dan penjara terali yang berlapis. Baran Barang g siapa siapa berk berkat ata a kepad epada a musl muslim im,, waha wahaii kafi kafirr maka maka akan akan kembal embalii ucapannya kepada dirinya, apalagi jika lancang melemparkan ’najis’ seperti ini dan berkata dengannya terhadap kehormatan si ’alim ini (Ibnu Taimiyah), terleb terlebih ih lagi lagi di saat beliau beliau sudah sudah mening meninggal gal.. Tela elah h datang datang larang larangan an dari dari syar syaria iatt tent tentan ang g me memb mbic icar arak akan an kehor ehorma mata tan n kaum kaum musl muslim imin in yang yang telah telah meni me ning ngga gall,
dan dan
Alla Allah hlah lah
yang yang
mah maha
meng me ngam ambi bill
kehor ehorm matan atan
dan dan
ditampakkannya.” Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu di dalam taqrizh beliau juga terhadap kitab yang sama (hal. 263), dan as-Sakhowi juga turut mengisyaratkan pula hal ini di dalam adl-Dhou’ul Laami’ (VIII/104) : ’Tidaklah seseorang yang berkata bahwa Ibnu Taimiyah itu kafir melainkan hanya dua orang, entah dia orang yang sejatinya kafir ataukah ia orang yang bodoh tentang keadaan beliau... sungguh telah memuji akan keilmuan, agama dan kezuhudan Ibnu Taimiyah mayoritas ulama yang hidup satu masa dengan beliau.” [3] at-Tandid biman ’adadit-Tauhid ’adadit-Tauhid wa Ibthalu Ibthalu MuhawalatutMuhawalatutDi dalam buku gelapnya, at-Tandid Tatslits fit Tauhid wal ’Aqidah Islamiyyah , as-Saqqof mencela sejumlah besar ulama Ahlus Sunnah secara terang-terangan. Ia menuduh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan murid-muridnya murid-muridnya berkeyakinan berkeyakinan mujassamah[4] dan ia menuduh Ibnu Abil ’Izz alHanafy rahimahullahu sebagai pelopor madzhab bathil pengikut golongan bid’ah (hal. 6).
Bahkan Imam ’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal rahimahumallahu juga tidak selamat Ihtijaaju al-Kho`ib” (hal. dari celaannya, dia berkata di dalam bukunya yang buruk ” Ihtijaaju 11) bahwa para ulama ahlul hadits telah berdusta terhadap Imam Ahmad bin Hanbal deng dengan an meng mengkl klai aim m bahw bahwaa ada ada sana sanad d yang yang shah shahih ih terh terhad adap ap buku buku-b -buk uku u yang yang dinisbatkan kepada Imam Ahmad, terutama dari jalan puteranya ’Abdullah, seperti
buku az-Zaigh (menyimpang), dan yang dimaksudkan olehnya dengan buku zaigh (menyimpang) adalah buku as-Sunnah karya Imam Abdullah bin Ahmad.[5] Apabila para imam Ahlus Sunnah terdahulu saja tidak luput dari celaannya, maka bukanlah suatu hal yang aneh apabila as-Saqqof juga turut mencela para Imam dan Ulam Ulamaa Ahlu Ahluss Sunn Sunnah ah di zama zaman n ini, ini, sepe sepert rtii Imam Imam Ibnu Ibnu Baz Baz dan dan AlAl-Alba Albani ni rahimahumallahu. Dan ini merupakan ciri khas dan karakteristik dirinya dan Ahlul Bid’ah. Sungguh benar sekali ucapan seorang penyair :
ر ى أنخرسى زبحر أ ي ا ي Lautan pasang tidak akan terganggu Hanya karena anak kecil yang melemparinya dengan batu
إإ ج رج يصل و و ج ج و Walau seluruh makhluk melempari bintang Lemparan itu takkan sampai ke bintang
1. 2.
3.
Syarh I’tiqoh Ahlus Sunnah karya Imam al-Lalika`i (I/179)
Kata di dalam kurung adalah ucapan murid beliau rahimahullahu , yaitu ucapan al-‘Allamah Ibnu Qoyyim al-Jauziyah rahimahullahu di dalam “ash-Showaa’iqul Mursalah ” (I/151). Lihat al-Anwarul Kasyifah, op.cit., hal. 9-11
4.
Keyakin eyakinan an ses sesat at yang yang me menya nyatak takan an bahwa bahwa Alloh Alloh memili memiliki ki jism (badan/raga) sebagaimana makhluk-Nya.
5.
Lihat Laa Difa’an ‘anil Albani fasbi Bal Difa’an ‘anis Salafiyyah , bab Tho’nu asSaqqof al-Mubtadi’ fis Sunniy ibnu as-Sunniy Abdullah bin Imam Ahmad karya asy-Syaikh ‘Amru ‘Abdul Mun’im Salim. Bahkan tidak hanya ini, dia juga mencela buku-buku karya Imam Ahlus Sunnah dipenuhi oleh hadits-hadits maudhu’ dan dha’if semisal : Kitabus Sunnah karya ‘Abdullah bin Ahmad, Kitabus Sunnah karya al-Khollal, as-Sunnah dan I’tiqod Ahlis Sunnah karya al-Lalikai, ar-Raddu ‘ala Bisyr bin Sa’id ad-Darimi, al-Ibanah karya Ibnu Baththah, dan al-Marisi karya ‘Utsman bin lain lain. Dia menuduh bahwa buku mereka ini dipenuhi oleh faham tasybih
(pen (penye yerup rupaan aan Allo Alloh h deng dengan an makh makhlu luk) k).. Untu Untuk k me meng nget etah ahui ui lebi lebih h leng lengka kap p penyimpangan as-Saqqof silakan rujuk Laa Difa’an ‘anil Albani fasbi Bal Difa’an ‘anis Salafiyyah karya Syaikh ‘Amru ‘Abdul Mun’im Salim.
AQIDAH AS-SAQQOF ADALAH JAHMIYAH TULEN
Hasan Ali as-Saqqof tidak hanya berhenti menunjukkan kekejamannya terhadap para sahabat dan ulama ummat ini. Namun dia juga menabuh genderang perang terhadap ahlus sunnah dengan menuduh ahlus sunnah berkeyakinan tatslits (trinitas) di dalam at-Tand ndid id biman biman ’ada ’adadi ditt-Ta Tauh uhid id wa Ibth Ibthalu alu buku buku sura suramn mnya ya yang yang berj berjud udul ul at-Ta Muhawalatut-Tatslits fit Tauhid wal ’Aqidah Islamiyyah[1] dikarenakan Ahlus Sunnah membagi Tauhid menjadi tiga macam, yaitu Tauhid Rububiyah, Uluhiyah dan Asma’ wa Sifat. Menurutnya, pembagian Tauhid menjadi tiga adalah hal bid’ah yang dimunculkan pada abad ke-8, dan ia mengisyaratkannya kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sebagai pencetus istilah bid’ah ini (lihat kitabnya hal. 10) dan ia menuduh Ibnu Abil ’Izz al-Hanafy sebagai pelopor madzhab bathil pengikut golongan bid’ah ini (hal. 6) dan mengis mengisya yara ratka tkan n bahwa bahwa Syaik Syaikhul hul Islam Islam dan muridn muridnya ya,, Imam Imam Ibnul Ibnul Qoyyim Qoyyim adalah penganut faham mujassamah. Bahkan ia membela mati-matian Sayyid Quthb dan Asy’ariyah dengan menyatakan bahwa mereka mensucikan Allah Subhanahu wa Ta'ala dari jism dan tahayyuz sedangkan Syaikh Abdullah ad-Duwaisy[2] dikatakannya sebagai pengikut madzhab Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qoyyim yang menetapkan sifat jism dan tahayyuz (hal (hal.. 19-2 19-20) 0).. Bahk Bahkan an kony konyol olny nyaa lagi lagi,, Ha Hasa san n Ali Ali Saqq Saqqof of berpendapat bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak disifati di luar alam semesta dan juga tidak di dalamnya (hal. 58).[3] Syaik Syaikh h yang yang mulia, mulia, Prof Prof.. DR. Abdurr Abdurraza azaq q bin Abdul Abdul Muhsin Muhsin al-Abb al-Abbad ad al-Bad al-Badrr menuliss bantah bantahan an ilmiah ilmiah terhad terhadap ap kesesa kesesatan tan dan kedun kedungua guan n hafizhahumallahu menuli Hasan Ali as-Saqqof ini di dalam buku beliau yang bermanfaat yang berjudul AlQoulus Qoulus Sadiid Sadiid fii Raddi Raddi ’ala ’ala man ankara ankara Taqsii Taqsiim m at-Tau at-Tauhii hiid d . Syaikh Syaikh Abdurraz Abdurrazaq aq berkata sebagai kesimpulan beliau setelah membaca buku as-Saqqof yang berjudul at-Tandiid ini sebagai berikut : 1.
Dia adalah seorang jahmiyah tulen, yang berpemahaman bahwa Allah tidak disifati dengan berada di alam maupun di luarnya dan dia juga menisbatkan pendapat ini secara dusta dan batil kepada Ahlis Sunnah wal Jama’ah .
2.
As-Saqqof ini adalah seorang muharrif (penyeleweng) kelas atas yang gemar merubah-rubah ucapan para ulama dan nash-nash dalil.
3. As-Saqqof ini orang yang banyak kebohongannya dan sering melakukan tadlis dan talbis. 4.
Lisa Lisann nnya ya jele jelekk dan dan perk perkat ataa aann nnya ya busu busuk, k, seri sering ng menf menfit itna nah h dan dan berb berbua uatt kedustaan kepada Ahlus Sunnah.
5. Gemar memuji Ahlul Bid’ah, apalagi gurunya yang bernama Muhammad Zahid al-Kautsari, al-Kautsari, seorang penghulu Jahmiyah tulen zaman ini. 6.
Meremehkan dan melecehkan hadits-hadits shahih –hanya karena menyelisihi madzhabnya-, madzhabnya-, seperti pada hadits Jariyah.[4]
Ketahuilah, bahwa Jahmiyah ini adalah firqoh tersesat diantara firqoh-firqoh yang ada. ada. Bahka Bahkan n sebagi sebagian an ulama ulama salaf salaf tidak tidak memas memasukk ukkan an Jahmiyyah sebag sebagai ai 72 kelompok yang diancam siksa neraka, karena mereka menganggap bahwa Jahmiyah tela telah h kafir kafir kelu keluar ar dari dari Isla Islam. m. Dika Dikare rena naka kan n Jahmiyah adalah adalah kelom kelompok pok yang yang meniadakan sifat-sifat bagi Allah, dan mereka adalah atheis-nya ummat ini. Para ulama Salaf dan Kholaf telah membantah pemahaman sesat Jahmiyah ini. Syaikhul Islam membongkar kedok kesesatan mereka dengan menulis kitab Bayaanu Talbiis al-Jahmiyyah : Naqdhu Ta'sis al-Jahmiyyah, Imam Ibnu Darimi menulis kitab ar-Raddu ar-Raddu ’alal Jahmiyyah, Jahmiyyah, demikian pula dengan Imam Ahmad dan Imam Ibnu Khuzaimah yang juga menulis bantahan dengan judul yang sama, yaitu ar-Raddu ’alal Jahmiyyah. Al-Allamah Ibnul Qoyyim, Syaikhul Islam kedua, menulis Ijtima’ al Juyusy al-Islaamiy yang mengupas habis kesesatan Jahmiyah, demikian pula Imam al-’Uluw al-Aliy al-Aliy al-Ghoffar al-Ghoffar dan ikhtisharnya yaitu Mukhtashor adz-Dzahabi dalam al-’Uluw al-’Uluw . Dan Dan masih masih banya banyakk lagi lagi ulamaulama-ula ulama ma ahlus ahlus sunnah sunnah yang yang membon membongka gkarr kesesatan faham jahmiyah ini, yang sekarang sedang dijajakan dan dibela matimatian oleh as-Saqqof dan didukung oleh pembebeknya dari kalangan shufiyun dan Hizbut Tahrir. ahrir.[5] Kepada para pembebek dan pembela as-Saqqof, sangat tepat sekali ucapan penyair di bawah ini i ni menggambarkan keadaan mereka
دي انم كان قد ضل اأ و وج ووأعمى ي Orang buta menuntun orang bodoh Sungguh malang nasib orang yang dituntun orang buta
1. Alhamdulillah , para ulama telah membantah kesesatan aqidah asSaqqof ini, diantara mereka adalah : •
Syaikh Sulaiman Nashir al-‘Ulwan dalam 3 bukunya, yaitu AlKasysya asysyaff ‘an ‘an Dhola Dholalat latii Ha Hasan san as-Sa as-Saqq qqof of,, Al-Qou Al-Qoulu lull Mubin Mubin fi Itsbaati ash-Shuuroh li Robbil ‘Alamin dan Ittihaaf Ahlil Fadhl wal Inshaf bi Naqdhi Kitaabi Daf’i Syubahit Tasybih wa Ta’liqooti asSaqqof .
•
•
Syaikh Syaikh Ali Has Hasan an al-Hal al-Halabi abi dalam dalam Al-Iqof Al-Iqof ‘ala Abathil Abathil Qomus Qomus Syata`im as-Saqqof . Syaikh ‘Amru ‘Abdul Mun’im Salim dalam Laa Difa’an ‘anil Albani fahasbi bal Difa’an ‘anis Salafiyyah.
•
Syaikh ‘Abdul Karim bin Sholih al-Humaid dalam al-Ithaa al-Ithaaff bi Aqidatil Islam wat Tahdziir min Jahmiyatis Saqqof .
[Lihat Kutubu Hadzdzaro minhal Ulama karya Syaikh Abu ‘Ubaidah Masyhur Hasan Salman, jilid I, cet. I, 1415/1995, Darus Shami’i, hal. 301. 2.
penulis buku al-Mauriduzh Zhilal fii Tanbiih ’ala Akhtha`izh Zhilal (telah diterjemahkan oleh Darul Qolam).
3.
Ahlus Sunnah wal Jama’ah hanya mencukupkan diri dengan apa yang diberitakan oleh Alloh di dalam Kitab-Nya dan disampaikan oleh Rasul-Nya. Apabila Alloh dan Rasul-Nya memberitakan bahwa Alloh berada di atas langit bersemayam di atas Arsy-Nya, maka kewajiban kita adalah sami’na wa atha’na . Bukannya malah mencari dalih penolakan dengan logika dan akal kita yang pendek.
4.
Pendapat bahwa Alloh tidak berada di dalam alam semesta dan tidak pula di dalamnya merupakan aqidah Jahmiyah tulen, produk impor dari filsalaf kafir. Apabila Alloh tidak berada di alam semesta dan tidak pula di luarnya, konsekuensi logis perkataan ini adalah, sesuatu yang tidak disifatkan keberadaannya di dalam maupun di luar suatu dimensi maka menunjukkan ketiadaannya. Jadi. Intinya konsekuensi konsekuensi dari pendapat ini adalah Alloh itu tidak ada.
5.
Lihat Al-Qoulus Sadiid fir Raddi ‘ala man Ankara Taqsiim at-Tauhid karya Syaikh ‘Abdurrazaq al-‘Abbad, cet. II, 1422/2001, Daar Ibnu ‘Affan, hal. 13-14
Sungguh sangat disayangkan, Hizbut Tahrir sekali lagi bersekongkol dengan para penyesat umat di dalam menghadang dan memerangi dakwah dakwah Ahlus Ahlus Sunnah Sunnah.. Muhamm Muhammad ad Lazuar Lazuardi di al-Jawi al-Jawi dan seo seoran rang g yang menyembunyikan jati dirinya dengan nama “Mujaddid” turut menye menyebark barkan an tuduha tuduhan n kepad kepada a Syaikh Syaikh al-Alb al-Albani ani dengan dengan menuki menukill tulisa tulisan-t n-tuli ulisan san asas-Saq Saqqof qof ini di forum-f forum-foru orum m inter internet net dan me media dia dakw dakwah ah me mere reka ka.. Aduh Aduhai ai alan alangk gkah ah bena benarn rnya ya ucap ucapan an Syai Syaikh kh alalAlbani, “Burung-burung itu biasanya berkumpul b erkumpul sesama jenisnya…"
HADITS DAN KITAB GELAPNYA ”TANAQUDHAAT AL-ALBANY”[1]
Diantara pujian Allah Subhanahu wa Ta'ala terhadap hamba-hamba-Nya yang jujur dan ittiba’ terhad terhadap ap sunnah sunnah Ra Rasul sul-N -Nya ya adalah adalah dimena dimenangk ngkann annya ya mereka mereka ata atass sekelo sekelompo mpokk kaum kaum pengum pengumbar bar fitna fitnah h dan kebat kebatila ilan. n. Perpu Perputar taran an sejar sejarah ah telah telah membuktikan bahwa Ahlu Bid’ah senantiasa terkalahkan, tertumpas dan binasa, walau walaupun pun kalima kalimat-k t-kali alima matt mereka mereka dihias dihiasii dengan dengan keinda keindahan han yang yang menipu menipu ata atau u wala walaup upun un kalim kalimat at-k -kal alim imat at mere mereka ka meny menyeb ebar ar luas luas dan dan seol seolah ah-o -ola lah h memi memilik likii argumentasi yang kuat, namun pada hakikatnya kalimat-kalimat mereka rapuh dan lemah, bahkan lebih rapuh dari sarang laba-laba.
انبب ا ا ا ا
ره دد دك ى ت
Janganlah engkau takut akan tipu daya musuh Karena senjata mereka hanyalah kedustaan
Ahlus sunnah beserta segenap penyerunya, senantiasa menumpas dan memerangi kebi kebid’ d’ah ahan an mere mereka ka.. Dian Dianta tara ra senj senjat ataa utam utamaa Ahlu Ahlull Bid’ Bid’ah ah dan dan Ahwa’ adalah pengkhianatan ilmiah, kedustaan dan talbis antara haq dan bathil. Seorang penuntut ilmu ilmu dan peneli peneliti ti hadits hadits yang yang adil, adil, pastil pastilah ah aka akan n menget mengetahu ahuii bahwa bahwa apa yang yang dimuntahkan oleh as-Saqqof di dalam Tanaqudhaat -nya -nya tidak lebih daripada cermin kedengkian, kebodohan, kedustaan dan pengkhianatan ilmiah. Syaik Syaikh h Ali Ha Hasan san al-Ha al-Halab labii mengat mengataka akan, n, bahwa bahwa orang orang yang yang menget mengetahu ahuii buku buku Tanaqudhaat Al-Albani ini, tidak lepas dari 4 jenis orang :
1. Orang bodoh yang dengki, yang hanya melihat judul bukunya saja namun tidak mengetahui realita isinya, hanya karena selaras dengan kedengkian dan hawa nafsun nafsunya ya,, mereka mereka menggu menggunak nakan an buku buku ini untuk untuk memban membantah tah tanpa tanpa diirin diiringi gi dengan kefahaman dan pengetahuan. 2. Orang-orang hasad yang licik, mereka membaca isi buku ini namun mereka jahil terhadap hakikatnya dikarenakan kedengkian mereka telah mendarah daging dan menyatu dengan desahan nafas mereka. 3.
Pelaj Pelajar ar yang yang bingun bingung g yang yang tidak tidak menget mengetah ahui ui al-Ha al-Haq, q, yang yang apabil apabilaa tampak tampak kebenaran pada mereka, mereka menerimanya.
4.
Pelaj Pelajar ar yang yang adil adil yang yang menget mengetahu ahuii kebodo kebodohan han as-Saq as-Saqqof qof dan menyin menyingka gkap p hakikat dirinya.[2]
Syaikh Abdul Basith bin Yusuf al-Gharib dalam at-Tanbiihatul Maliihah berkata: “Sem “Semua ua hadi haditsts-ha hadi dits ts yg dik dikemuka emukaka kan n asas-saq saqqo qoff dala dalam m kitab kitabny nya a atTanaqudhaat telah aku telusuri semua, dimana ia menyangka bahwa hadits-
hadits yang dikemukakan dikemukakan oleh Syaikh al-Albany al-Albany adalah bentuk pertentangan antara satu dengan lainnya, lainnya, padahal padahal sebenarnya sebenarnya bukanlah bukanlah pertentangan, pertentangan, tetapi lebih merupakan ralat atau koreksi atau ruju’ , dan ini sesuatu yang dapat difahami oleh para penuntut ilmu. Jika kita membaca suatu hukum atau ketet ketetapan apan Syaikh Syaikh al-Al al-Alban bany y terhad terhadap ap suatu suatu hadits hadits dalam dalam sebuah sebuah kitab, kitab, kemud kemudian ian kita kita mendap mendapati ati Syaikh Syaikh al-Alb al-Albany any menyal menyalahi ahi hukum hukum tersebu tersebutt di dalam kitab lain, maka itu artinya beliau meralat atau ruju’ dalam hal ini, dan ini sering terjadi di kalangan para ulama salaf sebelumnya...”[3]
Syaikh Abdul Basith menelusuri kitab-kitab Syaikh Al-Albany dan mencatat koreksi atau ruju’ beliau dan beliau bagi dalam lima bagian, yaitu : 1.
Hadits-hadits yang syaikh al-Albany sendiri menegaskan ruju’ beliau.
2.
Hadits-hadits yang tertera secara tidak sengaja atau karena lupa, bukan pada tempat yang seharusnya.
3.
Hadits-hadits yang beliau ruju’ darinya berdasarkan pengetahuan mana yang lebih dulu (al-Mutaqoddim) dari yang belakangan (al-Muta`akhir ) dari kitabkitab beliau.
4.
Hadits-hadits yang beliau ruju’ dari yang derajadnya hasan kepada shahih dan yang shahih kepada yang hasan.
5.
Penjelasan beberapa hadits yang beliau diamkan dalam al-Misykah kemudian beliau jelaskan hukumnya. hukumnya.[4]
Syai Syaikh kh Ali Ali Ha Hasa san n al-H al-Hal alab abyy al-A al-Ats tsar aryy berk berkat ataa dala dalam m al-Anwaaru al-Anwaarull Kaasyifah Kaasyifah membantah kebodohan as-Saqqof : ”Ketahuilah, bahwasanya para muhaddits memiliki ucapan-ucapan tentang jarh wa ta'dil terhad terhadap ap perawi perawi yang yang beruba berubah-u h-ubah bah,, pendap pendapat at tentan tentang g tashhih (penshahihah) dan tadh’if (pendhaifan) hadits yang berbeda-beda sebagaimana para fuqoha’ memiliki ucapan dan hukum yang bermacam-macam... •
Berapa banyak dari permasalahan fikih yang imam Syafi’i memiliki dua perkataan atau pendapat di dalamnya?!!
•
Berapa banyak dari hukum syar’i yang Imam Ahmad memiliki pendapat lebi lebih h dari dari satu satu di dala dalamn mnya ya?! ?!!! Demi Demiki kianl anlah ah,, hal ini ini tida tidakl klah ah terj terjad adii melain melainkan kan karen karena a perbed perbedaan aan cara cara pandan pandang g baik baik sediki sedikitt atau atau banyak banyak.. Lantas, apakah mereka ini dikatakan Tanaaqudh (Kontradiktif)?!!
•
Berapa banyak hadits yang disepakati oleh Imam adz-Dzahabi terhadap penshahihan al-Hakim di dalam talkhish-nya terhadap Mustadrak namun didha’ifkan olehnya di dalam al-Mizan atau Muhadzdzab Sunan al-Baihaqi atau selainnya?!!
•
Berapa Berapa banyak hadits hadits yang dileta diletakka kkan n ole oleh h Ibnul Ibnul Jauzi Jauzi di dalam dalam alMaudlu’aat namun beliau letakkan pula di dalam al-Ilal al-Mutanaahiyah .
•
Berapa banyak perawi yang ditsiqohkan oleh Ibnu Hibban namun anda temukan (beliau tempatkan pula) di dalam al-Majruhin .
•
Berapa banyak pula perawi yang diperselisihkan oleh al-Hafizh di dalam Taqribut Tahdzib atau Fathul Bari` atau di at-Talkhishul at-Talkhishul Habiir .
Lantas, apakah mereka ini –para huffazh yang mendalam ilmunya- dikatakan orang-o orang-orang rang yang yang tanaaqudh (kont (kontrad radikt iktif) if)?!! ?!! Sesungg Sesungguhn uhnya, ya, orang orang yang yang kontr kontradi adikti ktiff itu adalah adalah ora orang ng yang yang mengkl mengklaim aim kontr kontradi adiksi ksi para para ulama ulama dan mendak mendakwak wakan an kepli keplin-p n-plan lanan an mereka mereka,, padaha padahal, l, sesungg sesungguhn uhnya ya hal ini terjad terjadii dikarenakan ijtihad yang berubah. Al-Allamah al-Luknawi berkata di dalam Raf’ut Takmil (hal. 113) : ”Banyak anda jumpa jumpaii persel perselisi isihan han Ibnu Ibnu Ma’in Ma’in dan sel selain ain beliau beliau dari dari para para imam imam ahli ahli naqd (kritikus hadits) terhadap seorang perawi yang mana hal ini bisa jadi dikarenakan berubahnya ijtihad dan bisa jadi pula karena perbedaan pertanyaan.”[5]
Syaikh Ali Hasan hafizhahullahu kembali berkata : ”Ketahuilah bahwa banyak hadits-hadits yang diperselisihkan oleh para ulama –diant –diantaran aranya ya Syaikh Syaikhul ul Albany Albany-- termas termasuk uk hadits hadits hasan hasan yang yang masih masih sulit sulit membatasi kaidah di dalamnya, karena perlunya kedalaman di dalam meneliti dan banyaknya perbincangan dari pengkritik perawi di dalamnya... Al-Imam al-Hafizh Syamsuddin adz-Dzahabi rahimahullahu berkata di dalam al-Muuqizhoh (hal. 28-29) :
”...T ”...Tid idak akla lah h cuk cukup bagi bagi hadi hadits ts hasan hasan suat suatu u kaid kaidah ah yang yang dapa dapatt memasu memasukk kkan an sel seluruh uruh hadits hadits hasan hasan ke dalamn dalamnya, ya, aku aku benar benar-ben -benar ar pesimi pesimiss terhad terhadap ap hal ini, ini, karena karena berapa berapa banyak banyak hadits hadits yang yang para para huffazh beru beruba bahh-ub ubah ah peni penila laia iann nnya ya di dala dalamn mnya ya,, entah entah tent tentan ang g hasannya, dhaif nya nya maupun shahih nya! Bahkan seorang hafizh dapat
berubah ijtihadnya tentang sebuah hadits, suatu hari ia menyatakan shahih namun di hari lain menyatakan hasan dan hari lainnya lagi acap
kali menyatakan dha’if !!!” !!!” Lantas, dimanakah ucapan yang tinggi ini di hadapan as-Safsaf (gelar yang diberikan Syaikh Ali kepada as-Saqqof)?!! Imam al-Albany berkata di dalam Irwa’ul Ghalil (IV/363) : ”Sesungguhnya hadits hasan lighoirihi dan hasan lidzaatihi termasuk ilmu ilmu hadi hadits ts yang yang pali paling ng rumi rumitt dan dan suli sulit, t, kare karena na kedua eduany nya a akan akan senantiasa berputar di sekitar perselisihan ulama tentang perawinya diantara yang mentsiqohkan dan mendhaif kan. kan. Maka tidaklah dapat mengkompr mengkompromik omikan an diantara diantara ucapan-ucap ucapan-ucapan an tersebut tersebut atau mentarjih pendapat yang paling kuat dari pendapat lainnya, kecuali orang-orang yang mumpuni keilmuannya tentang ushul dan kaidah ilmu hadits, Jarh wa Ta'dil dan terbias menget mengetahu ahuii sec secara ara kuat kuat tentan tentang g ilmu ilmu Jarh terbiasa a
dengannya semenjak waktu yang lama, mengambil faidah dari bukubuku takhrij dan kritikan para kritikus hadits, juga mengetahui kritikus yang mutasyaddid (keras) dan yang mutasaahil (longgar) serta yang pertengahan. Sehingga dengan demikian tidak terjatuh kepada Ifrath (berlebih-lebihan) dan tafrith (meremehkan). Dan perkara ini adalah perk perkara ara yang yang suli sulitt dan dan sang sangat at sedik sedikit it seka sekali li oran orang g yang yang mamp mampu u memetik buahnya. Sehingga tidaklah salah jika ilmu ini menjadi asing di
teng tengah ah-t -ten enga gah h
ulam ulama, a,
dan dan
Alla Allahl hlah ah
yang yang
meng me ngkh khus usus usk kan
keutamaannya terhadap siapa yang ya ng dikehendaki-Nya.”[6]
Saya Saya (Penyus (Penyusun) un) berkata berkata : Inilah diantara diantara kebodoha kebodohan-keb n-kebodoh odohan an as-Saqqo as-Saqqof f al Jahmi , sehingga ia bagaikan orang yang meludah ke atas jatuh ke wajahnya sendiri. Ia tidak faham tentang kaidah taraju’ di dalam ilmu hadits dan ia anggap hal ini sebagai tanaaqudh. Syaikh Ali berkata kembali : ”Ketahuilah, bahwa perkataan seorang alim tentang sanad suatu hadits : ’ini sanadnya dha’if’, tidaklah menafikan menafikan ucapannya terhadap terhadap hadits tersebut di tempat lain : ’sanadnya shahih’... karena terkadang suatu sanad yang dha’if dapat dishahihkan atau dihasankan dengan adanya jalan-jalan periwayatan lain dan syawaahid serta mutaabi’ (penyerta) lainnya.” [7]
Apakah kaidah ini dikatakan tanaaqudh wahai as-Saqqof?!! Berikut ini adalah lemparan kepada as-Saqqof dan pendukungnya... •
Hadits : ”Barangsiapa memakai celak, maka hendaknya ia mengganjilkannya. Siapa yang memakainya maka ia mendatangkan kebaikan dan siapa yang tidak maka tidak ada dosa baginya...” Al-Hafizh melemahkannya karena ’ illat illat majhulnya al-Hushain bin al-Jubrani di dalam at-Talkhisul Habiir (I/102,103), namun beliau menghasankannya di dalam Fathul Baari ` (I/206).
•
fiihii rija rijaal alun un yuhi yuhibb bbuw uwna na an Hadi Ha dits ts tent tentan ang g turu turunn nnyya firm firman an Alla Allah h : fiih yatathohharuw terhadap Ahli Quba’.
Al-Hafizh mendha’ifkan sanadnya di dalam at-Talhiish at-Talhiishul ul Habiir (I/113) namun beliau shahihkan di dalam Fathul Bari` (VII/195) dan di dalam ad-Diroyah (I/97). •
Hadit Ha ditss : ”Dihal ”Dihalalk alkan an bagi bagi kami kami dua bangka bangkaii dan dua darah. darah... ..”” Al-Ha Al-Hafiz fizh h mendha’ifkannya di dalam Bulughul Maram (no. 11) namun beliau shahihkan di dalam at-Talkhiisul Habiir (I/261).
•
Hadits : ”Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat terhadap barisan shaf pertama”. Imam Nawawi menshahihkannya di dalam al-Majmu’ (IV/301) namun beliau menghasankannya di dalam Riyadlus Shaalihin (no. 1090).
•
Hadits : ”Ingatlah penghancur kelezatan yaitu kematian”. Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqolani menghasankannya di dalam Takhriijil Adzkaar sebagaimana di dalam at-Taujiihaatur Robbaaniyyah (IV/50) namun beliau mensepakati Ibnu Hibban,
Hakim, Ibnu Thahir dan Ibnu Sakkan atas keshahihannya di dalam at-Talkhiishul Habiir (II/101). •
Idris bin Yasin al-Audi. Al-Hafizh mentsiqohkannya di dalam at-Taqriib namun mendhaifkannya mendhaifkannya di dalam al-Fath (II/115).
•
Nauf bin Fadholah. Al-Hafizh menilainya di dalam at-Taqrib sebagai mastuur namun menghukuminya sebagai shaduq di dalam al-Fath (VIII/413).
•
Abdurrahman bin Abdil Aziz al-Ausi. Al-Hafizh menilainya di dalam at-Taqriib sebagai perawi yang shaduq qad yukhthi’ (jujur terkadang salah), namun beliau mendhaifkannya mendhaifkannya di dalam al-Fath (III/210).
•
Al-Hafizh Ibnu Hajar menshahihkan di dalam an-Nukat ’ala Ibni ash-Sholaah (I/355-356) hadits yg diriwayatkan dari Muhammad bin ‘Ajlaan namun di dalam (I/110)) beliau beliau menjel menjelask askan an bahwa bahwa hadits haditsny nyaa tidakl tidaklah ah Amaalii Amaalii al-Adzkaar al-Adzkaar (I/110 terangkat dari derajat hasan.
•
Al-Hafizh Ibnu Hajar menukil di dalam at-Talkhishul Habiir (IV/176) dari Nawawi di dalam ar-Roudloh tentang perkataannya mengenai hadits : “Tidak ada nadzar di dala dalam m perk perkar araa kema kemaks ksia iata tan” n”,, beli beliau au berk berkat ataa : “had “hadit itss dha’ dha’if if menu menuru rutt kesepaka kesepakatan tan para para muhadditsi muhadditsin” n”.. Namun Namun al-Hafizh al-Hafizh membantah membantah sendiri sendiri dengan dengan ucapannya : “Hadits ini telah dishahihkan oleh ath-Thohawi dan Abu ‘Ali bin asSakkan, lantas dimanakah kesepakatan itu?!!”
•
Imam Nawawi berkata di dalam al-Majmu’ (II/42) mengenai hadits memegang kemaluan : ”Tidaklah kemaluanmu itu hanyalah bagian dari tubuhmu!”, beliau mengomentari : “Sesungguhnya hadits ini dha’if menurut kesepakatan huffazh”, sedang sedangkan kan hadits hadits terse tersebut but disha dishahih hihkan kan oleh oleh Ibnu Ibnu Hibban Hibban,, Ibnu Ibnu Hazm, Hazm, athathThabran Thabrani, i, Ibnu atat-T Turkumani urkumani dan selain selain mereka. mereka. Demikian Demikian pula ucapan ucapan Ibnu Abdu bdul Hadi adi di dala dalam m al-Muharrar (hal. hal. 19) : ”tel ”telah ah sala salah h ora orang yang meriwayatkan kesepakatan akan kedha’ifannya.” [8]
Dan masih banyak lagi contoh-contoh semacam ini bertebaran. Saya (penyusun) katakan : Apakah mereka semua ini adalah orang-orang yang tanaaqudh?!! Jika melihat dari kaidah yang digunakan oleh as-Saqqof, maka mereka semua ini –para imam muhadditsin- bisa dikatakan sebagai mutaanaqidhin (orangorang yang kontradiktif)!!! Dan di sinilah letak kebodohan as-Saqqof yang lemah dan dangkal pemahamannya terhadap kaidah dan prinsip ilmu hadits. Fa’tabiru ya ulil albaab!!!
ري ا ا ع دع
خفاء
Inilah langkah yang benar tanpa ada kesamaran Aku tidak bakal tertipu dengan banyaknya persimpangan jalan
1. 2. 3. 4.
Pem emba baha hasa san n ini ini bany banyak ak me meng ngam ambi bill faid faidah ah dari dari al-Anwarul Kaasyifah dan Tanbiihatul Malihah . Lihat al-Anwarul Kasyifah hal. 18-19. Lihat at-Tanbiihatul “Koreksi oreksi Ulang Syaikh Albani”, at-Tanbiihatul Maliihah , terj. “K hal. 16 Ibid, hal. 13
5. Al-Anwarul Kasyifah hal. 20-21. 6. 7. 8.
Ibid hal. 24-25.
Lihat Ulumul Ulumul Hadits Hadits hal. 35 karya Ibnu Sholaah dan an-Nukat (I/473) karya al-Hafizh Ibnu Hajar, Ibid hal. 26 Ibid hal. 21-23.
SAQQOF SERTA PENGKHIANATANNYA DARI KITAB GELAPNYA ”TANAQUDHAAT ALBANY”
Sesungguhnya, kitab Tanaqudhaat Albany yg ditulis oleh si pendengki ini penuh dengan fitnah, kedustaan, tadlis, talbis dan pengkhianatan ilmiah. Ia sepertinya telah termakan bujuk rayu iblis dengan menjajakan kaidah sesatnya yang berbunyi al(Tujuan an memben membenark arkan an segala segala cara). cara). Demiki Demikianl anlah ah Ghooya Ghooyah h tubarr tubarriru irull wasiila wasiilah h (Tuju karakter karakteristik istik Ahlul Ahlul Bid’ah, Bid’ah, mereka mereka menenggela menenggelamkan mkan kepalany kepalanyaa ke dalam tanah namun ekornya siap menyengat siapa saja yang mendekat, bagaikan kalajengking! Berikut ini pengkhianatan, talbis dan tadlis as-Saqqof sang pendusta…[1]
1. As-Saqqof berkata dalam kitabnya at-Tanaaqudhaat , hal. 97. Hadits : ”Tabayun –dalam lafazh lain Ta`anni (sikap kehati-hati ke hati-hatian) an)- adalah dari Allah Al lah dan al-’Ajalah (tergesa-gesa) datangnya dari Syaithan. Maka bertabayunlah…” Tuduhan : As-Saqqof berkata : ”Hadits ini didhaifkan oleh Syaikh Albani dalam Dha’if al-Jami’ wa Ziyaadatuhu (III/45 no. 2503), dimana lafazh : ”Tabayun dari Allah” dishahihkan oleh beliau di dalam Silsilah al-Ahaadits As-Shahiihah (IV/404, dengan nomor 1795).” Komentar : Ketika melihat kembali kitab Syaikh Albani Dha’if al-Jami’ , beliau mengisya mengisyaratk ratkan an kedhaifan kedhaifannya nya dan menisbatka menisbatkan n riwayat riwayatnya nya kepada kepada Ibnu Abi Dunya dalam kitab Dzammul Ghadlab serta al-Khairathi dalam kitab Makarimul Akhlaq yang diriwayatkan dari al-Hasan secara mursal. (lihat Dha’if al-Jami’ : 2504). 2504). Ketika Ketika melihat melihat Silsilah (IV/404), di dalamny dalamnyaa terdapat terdapat Silsilah ash-Shahih ash-Shahihah ah (IV/404), at-Ta`anni datangnya dari Allah dan tergesaperkataan Syaikh Albani, yaitu : ” at-Ta`anni gesa datangnya dari Syaithan”. Lafazh hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam al-Musnad (III/1054) dan al-Baihaqi dalam As-Sunan al-Kubra (X/104) dari jalur al-Laits, dari Yazid bin Abi Habib, dari Sa’ad bin Sinan, dari Anas bin Malik radhiallahu ’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda… (sama seperti redaksi hadits tadi).
Kesimpulan : As-Saqqof telah bersikap bersikap tidak fair dan tidak menampakkan yang sebenarnya dengan menganggap bahwa hadits di atas adalah satu, padahal yang disebutkan dalam Dha’if al-Jami’ dan Silsilah ash-Shahihah adalah dua hadits yang berbeda. Jadi as-Saqqof secara sembrono telah mengatakan dalam kitabnya at-Tanaqudhaat : ”-dan dalam lafazh lain at-Ta'anni-”. Maka kami pertanyakan : dimana dimanakah kah kejuj kejujur uran an dan keadi keadilan lanmu mu wahai wahai as-Saq as-Saqqof? qof? Dimana Dimana pula pula letak letak (kontradiktif) kedua hadits di atas??? Tanaqudh (kontradiktif) 2. As-Saqqof berkata di dalam kitabnya at-Tanaqudhaat (no. 99), hadits : “Tidak boleh (menerima) dalam Islam kesaksian seorang lelaki yang pengkhianat begitu pula seorang wanita pengkhianat, orang yang dikenakan hukuman jilid dan yang dengki terhadap saudaranya.” Tuduhan : as-Saqqof berkata : ”Hadits ini disebutkan oleh al-Albani di dalam Shahih Ibnu Majah (II/44 no. 1916), yang dianggap bertentangan karena beliau mendha mendhaifk ifkann annya ya.. Oleh Oleh karen karenaa itu beliau beliau menyeb menyebutk utkann annya ya dalam dalam kumpul kumpulan an hadits-hadits dhaif pada kitab Dha’if al-Jami’ wa Ziyadatuhu (VI/62, no. 6212).
Komentar : Ketika melihat ke dalam buku Shahih Sunan Ibnu Majah (no. 1930) dan al-Ma’arif , disebutkan bahwa Syaikh Albani berkata : ”Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ’anhuma, beliau mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda : “Tidak boleh (menerima) dalam Islam kesaksian seorang lelaki yang pengkhianat begitu pula seorang wanita pengkhianat, orang yang dikenakan hukuman jilid dan yang dengki terhadap saudaranya.” Sementara hadits yang ada di dalam Dha’if al-Jami’ (no. 6199) dengan lafazh : “Tidak boleh (menerima) dalam Islam kesaksian seorang lelaki yang pengkhianat begitu pula seorang wanit wanitaa pengkh pengkhian ianat, at, orang orang yang yang dikena dikenakan kan hukuma hukuman n jilid jilid dan yang yang dengki dengki terhadap saudaranya, yang pernah melakukan sumpah palsu, yang mengikut kepada anggota keluarga mereka, yang dicurigai sebagai hamba sahayanya atau sanak kerabatnya.” hadits ini dia sandarkan sebagai riwayat Tirmidzi. Kesim esimpu pula lan n : As-S As-Saq aqqo qoff tela telah h meny menyem embun bunyi yika kan n haki hakika katt sebe sebena narn rnya ya.. Ia menduga bahwa kedua hadits ini sama, padahal berbeda, walaupun sebagian lafa lafazh zhny nyaa sama sama.. Yang ang pert pertam amaa adal adalah ah riwa riwaya yatt Abdu Abdullllah ah bin bin Amr Amr bin bin Ash Ash radhiallahu 'anhu yang dikeluarkan oleh Ibnu Majah tanpa ada penambahan, dan yang kedua adalah adalah riwayat riwayat Aisyah Aisyah yang yang dikeluark dikeluarkan an atat-Tirm Tirmidzi. idzi. Maka Maka kami pertanyakan : Wahai Saqqof, manakah kejujuran dan keadilanmu serta sifat amanahmu??? 3. As-Saqqof berkata di dalam at-Tanaqudhaat (no. 92) hadits : “Jika salah seorang dari kalian mengerjakan suatu amalan, maka sempurnakanlah…” Tuduhan : as-Saqqof berkata : ”hadits ini dishahihkan oleh al-Albani sehingga beliau memasukkan dalam Shahih al-Jami’ (II/144 no. 1876) dengan lafazh : ”Sesungguhnya ”Sesungguhnya Allah mencintai jika salah seorang dari kalian mengerjakan suatu amalan dan ia menyempurnakannya.” Lalu ia menyelisihinya dan memutuskan hadits ini sangat dhaif dhaif di dalam Dla’if al-Jami’ (I/207 no 698). ash-Shahihul ul Jami’ (no. Komen omenta tarr : Ketik etikaa meli meliha hatt ke dala dalam m ash-Shahih (no. 1888) 1888) kami kami mendapati hadits tersebut dengan lafazh : ” Sesungguhnya Allah mencintai jika salah seorang dari kalian mengerjakan suatu amalan dan ia menyempur menyempurnaka nakanny nnya” a”.. Hadits Hadits ini beliau beliau sandarkan sandarkan sebagai sebagai riwayat riwayat al-Baihaqi al-Baihaqi dalam Syua’bul Syua’bul Iman dari Aisyah radhiallahu radhiallahu 'anha, sedangkan hadits dalam berbun unyi yi : ”Jik ”Jikaa sala salah h seor seoran ang g dari dari kali kalian an Dla’if Dla’iful ul Jami’ Jami’ wa Ziyaada Ziyaadatuh tuhu u berb mengerjakan suatu pekerjaan, maka sempurnakanlah karena sesungguhnya hal itu termasuk menghibur yang dikerjakan sendiri.” Hadits ini beliau sandarkan
sebagai riwayat Ibnu Sa’ad dari Atha’ secara mursal dan menetapkannya sebagai hadits yang sangat dhaif. Kesim Kesimpul pulan an : Sunguh Sunguh as-S as-Saqq aqqof of telah telah mendug mendugaa bahwa bahwa dia hadits hadits ini sama sama padah padahal al kedua keduany nyaa berbed berbedaa baik baik periwa periwaya yatan tanny nyaa maupu maupun n tempat tempat kedua keduany nyaa disebutkan. Lantas dimanakah sikap amanah dan penghargaan terhadap ilmu wahai as-Saqqof??? 4. Pada halaman 39, as-Saqqof memaparkan hadits Abdullah bin ’Amru : ”Jum’at wajib bagi yang mendengarkan seruan (adzan)”. As-Saqqof mengklaim bahwa syaikh al-Albani menghasankannya di dalam al-Irwa’ dan mendhaifkan sanadnya di dalam al-Misykaah. Komen Komentar tar : Keduan eduanya ya tidak tidak kontr kontradi adikti ktiff, dimana dimana beliau beliau juga juga mendh mendhaif aifkan kan sanadnya di al-Irwa’ , namun beliau mengisyaratkan akan adanya syawahid yang menguatkannya, kemudian beliau berkata di akhir sanadnya : ”maka hadits ini dengan adanya syawahid menjadi hasan insya Allah.” Dimanakah akalmu wahai orang-orang yang berfikir?? 5.
Pada halaman 39-40, as-Saqqof memaparkan hadits Anas : ”Janganlah kalian bersikap keras terhadap diri kalian niscaya Allah akan bersikap keras terhadap kali kalian an.. ....”. Kemudi emudian an as-S as-Saq aqqo qoff mend mendak akwa waka kan n bahw bahwaa Syai Syaikh kh al-A al-Alb lban anii mendhaifkannya mendhaifkannya di Takhrijil Misykaah. Sesungguhnya menurut akal si orang yang kontradiktif ini dan pemahaman orang yang bingung ini, bahwa perkataan syaikh Albani di dalam Ghoyatul Maraam (hal. 140) merupakan sumber penghukuman hadits bahwa hadits tersebut dhaif , akan tetapi beliau mengisyaratkan syahid yang mursal , sehi sehing ngga ga beli beliau au jadi jadika kan n di akhi akhirr pene penelit litia ian n belia beliau u di dala dalam m takhrijnya dengan perkataan : ”Semoga hadits ini hasan dengan syahid nya nya yang mursal dari Abi Qilabah, wallahu a’lam”. Namun setelah itu, beliau mendapatkan jal jalur ur hadi hadits ts ketig ketigaa di seba sebagia gian n refe refere rens nsi-r i-ref efer eren ensi si sunn sunnah ah,, maka maka beli beliau au Silsilah al-Ahaadits al-Ahaadits ashmeneta menetapka pkan n keshah keshahiha ihann nnya ya secar secaraa pasti pasti di dalam dalam Silsilah Shahihah (3694). Maka inilah ilmu dan keadilan itu, dan tinggalkan oleh kalian perancuan dan kedustaan oleh as-Saqqof.
6. Pada hal. 40, ia menukil hadits Aisyah : ”Barangsiapa yang menceritakan kalian bahwa nabi Shallallahu Shallallahu 'alaihi wa Sallam kencing sambil berdiri maka janganlah kau benarkan...”. Kemudian si Saqqof ini mendakwakan bahwa Syaikh Albani mendhaifkan sanadnya di dalam al-Misykah kemudian ia shahihkan di dalam
Silsilah Silsilah Shahihah Shahihah-nya, -nya, dan mendakwa mendakwakan kan bahwa bahwa Syaikh Syaikh al-Alban al-Albanii tanaaqudh
dalam hal ini. Komentar : Bahwasanya keduanya tidak tanaaqudh dan ini hanyalah dakwaan dusta dan kebodohan dari as-Saqqof. Syaikh menyatakan cacat riwayat Tirmidzi di dalam alam al-Misykah kare karena na dhai dhaifn fnya ya Syar Syarik ik an-N an-Nak akha ha’i’i.. Na Namu mun n belia beliau u Silsilah Shahihah Shahihah sembari menemukan mutaaba’ah dan menshahih menshahihkann kannya ya di Silsilah memberikan komentar bahwa beliau mengakui tentang terlalu ringkasnya ta'liq (komentar) beliau di dalam al-Misykah setelah beliau menghimpun mutaba’ah yang akhirnya beliau shahihkan. Namun as-Saqqof menyembunyikan hal ini dan melakukan kedustaan terhadap umat. Inilah sebagian hadits yang ia sebutkan dan di sini kami menyebutkannya hanya sebagai contoh untuk menunjukkan kejahilan, kedustaan, perancuan, perancuan, pengkhianatan ilmiah, penyembunyian al-Haq dan kedengkian as-Saqqof kepada Syaikh al-Albani. Dan bukan artinya apa yang disebutkan di sini berarti telah disebutkan semua kebohongan kebohongannya nya dan kedustaa kedustaanny nnya, a, karena karena jika disebutkan disebutkan niscay niscayaa risalah risalah akan menjadi sebuah buku tersendiri yang tebal. Bagi yang ingin mengetahui kedustaan as-Saqqof ini, bisa merujuk ke kitab al-Anwaarul Kaasyifah karya Syaikh Ali Hasan dan at-Tanbiihatul Maliihah karya Syaikh Abdul Basith, maka anda akan menemukan kebobrokan as-Saqqof yang dipenuhi dengan fitnah, kedustaan dan kejahilan ini. Berikut ini kami ringkaskan kedustaan as-Saqqof as-Saqqof terhadap Syaikh al-Albani yang bisa dirujuk sendiri di dalam kitabnya at-Tanaqudhaat dalam nomor-nomor haditsnya, yaitu Juz I : no. 46, 68, 69, 81, 93, 105, 108, 117, 131, 141, 142, dan 171. Juz II : 17, 18 dan 19. sedangkan juz III : no. 19. semuanya yang disebutkan ini adalah ralat atau ruju’ Syaikh al-Albani al-Albani yang ia i a (as-Saqqof) sembunyikan. Bahkan, syaikh Ali Hasan menghimpun nomor-nomor hadits pada kitab gelapnya bahwa yang dijadikan patokan oleh as-Saqqof untuk mendakwakan Tanaqudh Syaikh al-Albani adalah kebanyakan dari al-Misykaah dan dikontradiktifkan dengan kitab Syaikh yang lainnya. Padahal al-Misykaah ini merupakan ta'liq atas Shahih Ibnu Khuzaimah, yang mana ta'liq ini pada hakikatnya hakikatnya bukanlah merupakan tahqiq Syaikh al-Albani maupun ta'liq beliau murni. Muhaqqiq (peneliti) sebenarnya adalah Syaikh al-Fadhil DR. Muhammad Mustofa al-A’zhami yang meminta kepada syaikh Albani untuk mengoreksinya dengan koreksi secara umum. Oleh Oleh karena karena itulah itulah ta'liq beli beliau au begi begitu tu ring ringka kass dan dan sedi sediki kit, t, yang yang meru merupa paka kan n penyempurna dari ta'liq sebelumnya yang dilakukan oleh DR. Muhamad Mustofa al-
A’zhami. Oleh karena itulah ketika beliau melakukan penelitian dan takhrij lebih dalam terhadap suatu hadits dengan mengumpulkan jalur-jalur jalur-jalur periwayatanny periwayatannyaa atau ditemukannya syawahid dan mutaba’ah, maka beliau taraju’ dengan mengambil takhrij beliau yang terakhir. Inilah seharusnya yang diambil... Namun as-Saqqof pura-pura tidak tahu atau benar-benar tidak tahu, sehingga ia menghimpun haditshadits yang menurutnya tanaaqudh padahal dirinyalah yang tanaaqudh...[2] Berikut inilah nomor-nomor hadits yang disebutkan oleh as-Saqqof sebagai suatu bentuk tanaaqudh padaha padahall sebena sebenarn rnya ya adalah adalah suatu suatu taraaju’ yang yang as-Saqq as-Saqqof of menyembunyikan hakikatnya, yaitu : no. 1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 21, 26, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 45, 47, 48, 49, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65,66,67, 69, 72, 73, 75, 76, 78, 81, 82, 83, 84, 85, 87, 88, 89, 90, 95, 103, 143, 144, 147, 153, 158, 164, 185, 186, 187, 188, 189, 198, 199, 240, 241, 242, 243, 244, 245, 246, 247, 248, 249, 250. Yang aneh lagi, supaya terkesan lebih banyak tanaqudhaat yang dituduhkan oleh dirinya kepada Syaikh al-Albani, maka ia mengulang-ulang hal yang sama di dalam kitab gelapnya tersebut. Seperti : yang dipaparkannya di hal 7 diulanginya lagi pada hal 70 dan 161. Yang dipaparkannya pada hal 9, diulanginya lagi pada hal 114, 136 dan 140. 140. Yang dipapa dipaparka rkann nnya ya pada pada hal 10 diulan diulangin ginya ya lagi lagi pada pada hal 98. yang yang dipa dipapa park rkan anny nyaa pada pada hal hal 10, 10, diul diulan angi giny nyaa lagi lagi pada pada hal hal 11 dan dan 140. 140. Yang ang dipaparkannya pada hal 64 diulanginya lagi pada hal 105. Yang dipaparkannya pada hal 96 diulanginya lagi pada hal 145. Sungguh benar firman Alloh Ta’ala :
ًا ُو َو م م وا ءَ ْج د Maka Sesungguhnya mereka Telah berbuat suatu kezaliman dan dusta yang besar. ” ” Maka (QS Al-Furqon : 4) Dan firman-Nya :
َتَر ا َ َخ ْ قدَو Dan Sesungguh Sesungguhnya nya Telah merugi orang yang mengada-ada mengada-adakan kan kedustaan. kedustaan.” (QS ” Dan Thoha : 61)
Demikianlah hakikat as-Saqqof ini, yang tulisannya tidaklah keluar melainkan dari kedeng kedengkia kian, n, kebenc kebencian ian,, kedus kedustaa taan, n, fitnah fitnah dan segala segala bentuk bentuk kebur keburuka ukan n dan
kejelekan lainnya. Sungguh alangkah malangnya orang yang tertipu dengan dirinya dan menjadikan menjadikanny nyaa sebagai sebagai hujjah untuk memerangi memerangi ahlus sunnah. sunnah. Kepada Kepada mereka tiada kata yang bisa diucapkan melainkan ونج إ إن إ إن
ج ى جع ر ر غر لج Barangsiapa yang menjadikan burung gagak sebagai dalil Maka ia akan membawanya melewati bangkai-bangkai anjing
Sungguh benar Alloh yang berfirman :
صِف َ ِّم ْ َ لُا وَل ٌ ه َاَُ ه ا إُ َُْ يَد طَ ال ىَع َلحُ ِ ذ َ َ Sebenarny rnya a kami kami melont melontark arkan an yang yang hak kepada yang batil batil lalu yang hak itu “Sebena menghancurkannya, Maka dengan serta merta yang batil itu lenyap.” (QS al-Anbiyaa’ : 18)
ًقُه َ ك طَ ال ط َ لَا َه َ َ و َلحا ءَ ج َوق “Dan Dan Katak Katakan anla lah: h: ”Yan ”Yang g bena benarr Tela Telah h datan datang g dan dan yang yang batil batil Tela Telah h leny lenyap ap”. ”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (QS al-Israa’ : 81)
ِْ ُم َال ل لَن ُه َر َسوَخ َح لَ ِقضِ ل ُال ْر أ ءَج اإ “Maka apabila Telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu Rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.” (QS alMu’min : 78).
1.
Berikut ini hanya kami tampilkan beberapa contoh kecil kedustaan as-S as -Saq aqqo qoff dari dari buk buku al-Anwa al-Anwaarul arul Kasyifa Kasyifah h dan at-Tanbiihatul Malihah . Untuk keluasan pembahasan ini silakan rujuk kedua buku di atas.
2.
Demikianlah karakter as-Saqqof ini, yang telah dibakar oleh sikap hasad dan kebencian terhadap Syaikh al-Albani rahimahullahu .
Faidah : Di antara bentuk tuduhan As-Saqqof kepada Syaikh alAlbani Albani adalah Syaikh al-Albani al-Albani adalah orang ‘ajam yang tidak fasih
dan dan mamp mampu u berb berbah ahas asa a Arab Arab se seca cara ra baik baik.. As-S As-Saqq aqqof of berk berkat ata a di dalam Tanaqudhaat- nya (hal. 6) : ”Albani berkata di dalam Shohih al-Kalim ath-Thoyyib :
...ا ...ا ى هع ق ق ل ص صأ “Aku nasehatkan nasehatkan kepada kepada siapa saja yang yang menelaah kitab ini...” Padahal yang benar adalah mengatakan :
...كل ص صأ
و
”Aku nasehatkan setiap...”,
Dia Dia (al(al-Al Alba bani ni)) tela telah h kelir eliru u di dala dalam m me mengu nguca capk pkan anny nya a kare karena na lemahnya dirinya terhadap bahasa arab.” Tanggapan : Menurut as-Saqqof kata Nashoha adalah keliru. keliru. Nashoha li adalah Namun, apabila kita melihat Mu’jam al-Lughoh al-Lughoh maka niscaya anda
akan akan me meli liha hatt bena benarn rnya ya ucap ucapan an Syai Syaikh kh Alba Albani ni dan dan se seka kali ligu guss menunjukkan kebodohan as-Saqqof sendiri terhadap bahasa arab. Di dala dalam m Mukhtarus (hal. 662) 662) dikata dikatakan kan : Nashohahu, Mukhtarus Shihah (hal. Nashoha lahu... , di dalam Mishbahul Munir (hal. 607) dikatakan : nashohtu nashohtu lizaid, lizaid, anshohu anshohu nushhan nushhan wa nashiih nashiihatan atan . Bahkan kata dalah bahasa yang fasih, kare arena itu Allah nash nashoh ohah ah li adal menggunakannya di dalam firman-Nya :
ص صأن أ إن Inil Inilah ah kebodo ebodoha han n as as-S -Saq aqqof qof yang yang bodoh bodoh terh terhad adap ap ilmu ilmu hadit hadits, s, bahasa arab dan terhadap agama ini. Hati mereka telah kotor oleh keden kedengki gkian an dan jiwa jiwa me mere reka ka telah telah menyat menyatu u dengan dengan kebat kebathil hilan. an. Nas’alullaha salaamah wal ’aafiyah.
Liha Lihatt masa masala lah h tudu tuduha han n asas-Saq Saqqo qoff tent tentan ang g kesa kesala laha han n bahas bahasa a kepada Syaikh al-Albani, padahal sesungguhnya as-Saqqof sendiri yang yang banyak banyak jatuh jatuh kepad kepada a kesal kesalaha ahan n hal ini, ini, dalam dalam al-Anwarul Kasyifah hal. 32-36.
Assalamu manit taba’al huda (Semoga kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan dari segala aib bagi manusia bagi yang mengikuti petunjuk). Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh (Semoga kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan dari segala aib bagi manusia, dan kasih sayang kepada Allah dan keberkahan dari-Nya agar dicurahkan kepada kalian).