20
BAB 1
PENDAHULUAN
Tujuan
Tujuan dari PSAK 19: Aset Tak Berwujud adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk aset tak berwujud yang tidak diatur secara khusus dalam PSAK lain. PSAK 19: Aset Tak Berwujud mensyaratkan entitas untuk mengakui aset tak berwujud jika, dan hanya jika, kriteria tertentu dipenuhi. PSAK 19: Aset Tak Berwujud juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat dari aset tak berwujud dan menentuka pengungkapan yang disyaratkan tentang aset tak berwujud.
Ruang Lingkup
PSAK 19: Aset Tak Berwujud diterapkan dalam akuntansi untuk aset tak berwujud, kecuali:
aset tak berwujud yang diatur oleh pernyataan lain;
aset keuangan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian;
pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi dan evaluasi (lihat PSAK 64: Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral); dan
pengeluaran atas pengembangan dan ekstrasi mineral, minyak, gas alam, dan sumber daya tidak dapat diperbarui lain.
Jika pernyataan lain telah mengatur jenis aset tak berwujud spesifik, maka entitas menerapkan pernyataan tersebut, sebagai contoh:
aset tak berwujud yang dimiliki untuk dijual oleh entitas dalam kegiatan usaha normal (PSAK 14: Persediaan dan PSAK 34: Kontrak Konstruksi);
aset pajak tangguhan (PSAK 46: Pajak Penghasilan);
sewa (PSAK 30: Sewa);
aset yang timbul dari imbalan kerja (PSAK 24: Imbalan Kerja);
aset keuangan (PSAK 50: Instrumen Keuangan Penyajian);
goodwill (PSAK 22: Kombinasi Bisnis);
biaya akuisisi yang ditangguhkan dan aset tak berwujud yang timbul dari hak kontraktual asuradur berdasaarkan kontrak asuransi yang tercakup dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi.
Beberapa jenis aset tak berwujud dapat dimuat dalam atau pada sesuatu yang bersifat fisik, seperti:
compact disk, dalam kasus piranti lunak komputer;
dokumentasi hukum, dalam kasus lisensi atau paten; atau
film.
PSAK 19: Aset Tak Berwujud dapat diterapkan pula pada, antara lain, pengeluaran iklan, pelatihan, perintisan usaha, penelitian dan pengembangan, dan sewa pembiayaan. Pengecualian dari PSAK 19: Aset Tak Berwujud adalah transaksi atau aktivitas yang bersifat sedemikian khususnya sehinggaa menimbulkan masalah akuntansi yang perlu cara penyelesaian berbeda, sebagai contoh akuntansi pengeluaran eksplorasi untuk (atau pengembangan dan penambangan dari) kandungan minyak, gas, dan mineral dalam industri pertambangan dan dalam kasus kontrak asuransi.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam PSAK 19: Aset Tak Berwujud:
Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan aset tak berwujud selama umur manfaatnya.
Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut diperkirakan mengalir ke entitas.
Aset moneter adalah kas yang dimiliki dan aset yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
Aset tak berwujud adalah aset non moneter teridentifikasi tanpa wujud fisik.
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh aset pada saat perolehan atau konstruksi, atau jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham.
Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yangmerupakan pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya.
Jumlah tercatat aset adalah jumlah aset yang diakui dalam laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Nilai residu dari aset tak berwujud adalah jumlah estimasian yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi biaya estimasian pelepasan aset, jika aset telah mencapai umur dan kondisi yang diperkirakan pada akhir umur manfaatnya.
Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas yang diharapkan entitas akan timbul dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada akhir umur manfaatnya atau yang diharapkan terjadi saat penyelesaian liabilitas.
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran (PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar).
Pengembangan adalah penerapan temuan penelitian atau pengetahuan lain pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, sistem, atau jasa yang baru atau yang mengalami perbaikan substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian.
Penelitian adalah penyelidikan asli dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru.
Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat suatu aset atas jumlah terpulihkan.
Umur manfaat adalah:
periode suatu aset yang diperkirakan dapat digunakan oleh entitas; atau
jumlah produksi atau unit serupa yang diperkirakan akan diperoleh dari suatu aset oleh entitas.
Aset Tak Berwujud
Untuk dapat disebut sebagai aset tak berwujud, aset harus dapat memenuhi kriteria antara lain:
Keteridentifikasian,
Pengendalian atas sumber daya, dan
Adanya manfaat ekonomik di masa depan.
Keteridentifikasian
Goodwill dalam suatu kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang merepresentasikan manfaat ekonomik masa depan yang muncul dari asset lain yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak diidentifikasikan secara individual dan diakui secara terpisah.
Suatu aset dikatakan teridentifikasi jika dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dialihkan,dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara individual atau bersama dengan kontrak terkait, aset teridentifikasi atau liabilitas teridentifikasi, terlepas apakah entitas memiliki intensi untuk melakukan hal tersebut; atau timbul dari hak kontraktural atau hak hokum lain, terlepas apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak dan kewajiban lain.
Pengendalian
Entitas mengendalikan aset jika entitas memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomik masa depan yang timbul dari aset dan dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomik tersebut. Kemampuan entitas untuk mengendalikan manfaat ekonomik masa depan dari suatu aset tak berwujud biasanya timbul dari hak hokum yang dapat dipaksakan dalam pengandilan.
Manfaat Ekonomik Masa Depan
Manfaat ekonomik masa depan dapat timbul dari pengetahuan atas pasar atau pengetahuan teknis. Manfaat ekonomik masa depan yang timbul dari aset tak berwujud dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang atau jasa, atau manfaaf lain yang berasal dari penggunaan aset oleh entitas.
Pengakuan dan Pengukuran
Pengakuan suatu pos sebagai aset tak berwujud mensyaratkan entitas untuk menunjukan bahwa pos tersebut memenuhi definisi aset tak berwujud; dan kriteria pengakuan. Persyaratan ini diterapkan pada biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau mengembangkan secara internal aset tak berwujud dan biaya yang terjadi selanjutnya untuk menambah, mengganti sebagian, atau memperbaiki aset tersebut.
Aset tak berwujud diakui jika, dan hanya jika kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut; dan biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomik masa depan, entitas menggunakan asumsi rasional dan dapat dipertanggungjawabkan yang merepresentasikan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomik yang berlaku sepanjang umur manfaat aset tersebut.
Perolehan Terpisah
Harga yang dibayarkan oleh entitas untuk perolehan terpisah aset tak berwujud akan mencerminkan probabilitas manfaat ekonomik masa depan aset yang akan diperoleh entitas. Entitas memperkirakan adanya arus kas masuk manfaat ekonomik, bahkan jika ada ketidakpastian tentang waktu dan jumlah arus masuk tersebut. Biaya aset tak berwujud yang diperoleh secara terpisah biasanya dapat diukur secara andal.
Biaya perolehan aset tak berwujud terdiri dari harga beli, termasuk bea masuk dan pajak pembelian yang tidak dapat direstitusi, setelah dikurangi diskon dan rabat; dan seluruh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam mempersiapkan aset untuk digunakan sesuai dengan intensinya.
Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah biaya imbalan kerja (PSAK 24: Imbalan Kerja) yang timbul secara langsung ketika membawa aset dalam kondisi siap digunakan, fee profesional yang muncul secara langsung untuk membawa aset pada kondisi siap digunakan, dan biaya untuk menguji apakah aset tersebut dapat berfungsi dengan baik.
Contoh dari pengeluaran yang tidak ternasuk biaya aset tak berwujud adalah biaya pengenalan produk atas jasa baru (termasuk biaya iklan dan kegiatan promosi), biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi atau pelanggan baru (termasuk biaya pelatihan karyawan), dan biaya administrasi dan biaya overhead umum lain.
Pengakuan biaya perolehan dalam jumlah tercatat aset tak berwujud dihentikan pada saat aset tersebut siap digunakan dengan cara yang diintesikan oleh manajemen. Oleh karena itu, biaya yang terjadi dalam menggunakan atau mengembangkan kembali aset tak berwujud tidak termasuk dalam jumlah tercatat aset.
Biaya berikut ini tidak termasuk dalam jumlah tercatat dari aset tak berwujud biaya yang dikeluarkan saat aset sudah dapat digunakan sesuai dengan cara yang diintensikan manajemen tetapi aset tersebut belum digunakan, dan kerugian operasi awal, seperti halnya biaya yang timbul ketika permintaan atas output dari aset meningkat.
Akuisisi sebagai Bagian dari Kombinasi Bisnis
Sesuai dengan PSAK 22: Kombinasi Bisnis, jika aset tak berwujud diperoleh dalam kombinasi bisnis, maka biaya perolehan aset tak berwujud adalah nilai wajar aset pada tanggal akuisisi. Pihak pengakuisisi mengakui pada tanggal akuisisi, aset tak berwujud pihak diakuisisi secara terpisah dari goodwill, terlepas apakah aset telah diakui atau tidak diakui oleh pihak diakuisisi sebelum kombinasi bisnis. Ini berarti pihak pengakuisisi mengakui aset yang terpisah dari goodwill jika terdapat proyek penelitian dan pengembangan yang sedang dilakukan oleh pihak diakuisisi pada saat diakuisisi jika proyek tersebut memenuhi definisi aset tak berwujud. Proyek penelitian dan pengembangan yang sedang dalam proses dari pihak diakuisisi memenuhi kriteria aset tak berwujud jika memenuhi definisi aset, dan teridentifikasi, yaitu dapat dipisahkan atau timbul dari hak kontraktual atau hak hukum lain.
Aset Tak Berwujud yang Diperoleh dalam Kombinasi Bisnis
Jika aset tak berwujud diperoleh dari kombinasi bisnis dapat dipisahkan atau timbul dari hak kontraktual atau hak hukum lain, maka tersedia informasi yang memadai untuk mengukur nilai wajar aset secara andal. Aset tak berwujud yang diperoleh dari kombinasi bisnis mungkin dapat dipisahkan, namun hanya dapat dipisahkan bersama dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi.
Pihak yang memperoleh aset dapat mengakui kelompok aset tak berwujud komplementer sebagai aset tunggal sepanjang setiap aset secara individu memiliki umur manfaat yang serupa.
Pengeluaran Selanjutnya atas Proyek Penelitian dan Pengembangan yang sedang dalam Proses
Pengeluaran penelitian dan pengembangan yang terkait dengan proyek pemelitian dan pengembangan yang sedang dalam proses yang diperoleh secara terpisah atau dalam kombinasi bisnis dan diakui sebagai aset tak berwujud dan terjadi setelah akuisisi proyek tersebut.
Pengeluaran selanjutnya atas proyek penelitian dan atau pengembangan dalam proses yang diperoleh terpisah, atau dari kombinasi bisnis, dan proyek tersebut diakui sebagai aset tak berwujud diakui sebagai beban pada saat terjadinya jika merupakan pengeluaran penelitian, diakui sebagai beban pada saat terjadinya jika merupakan pengeluaran pengembangan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan, dan ditambahkan pada jumlah tercatat proyek penelitian atau proyek pengembangan dalam proses yang diperoleh jika merupakan biaya pengembangan yang memenuhi kriteria pengakuan.
Akuisisi melalui Hibah Pemerintah
Dalam beberapa kasus, aset tak berwujud dapat diperoleh dengan cuma–cuma, atau dengan nilai nominal, melalui hibah pemerintah. Entitas dapat mengakui hibah pemerintah tersebut sebesar nilai wajar atau nilai nominal bantuan ditambah pengeluaran tambahan yang berhubungan langsung dengan penyiapan aset tersebut.
Pertukaran Aset
Satu atau lebih aset tak berwujud mungkin diperoleh dari pertukaran aset non moneter atau sekelompok aset moneter, atau kombinasi dari aset moneter dan aset non-moneter. Biaya perolehan dari aset tak berwujud diukur dengan nilai wajar kecuali:
Transaksi pertukaran tersebut kurang memiliki substansi komersial;
Nilai wajar aset baik yang diterima maupun yang dilepaskan dapat diukur dengan andal. Jika aset yang diperoleh tidak di ukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur sesuai dengan jumlah tercatat aset yang dilepaskan.
Nilai wajar aset tak berwjud dapat diukur secara andal jika Keadaan bervariasi dalam rentang pengukuran nilai wajar yang rasional untuk aset tersebut tidak signifikan, kemungkinan dari beragam estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara rasional dan digunakan dalam mengukur nilai wajar.
Goodwill yang Dihasilkan secara Internal
Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh diakui sebagai aset tak berwujud karena goodwill tersebut bukan merupakan suatu sumber daya teridentifikasi (tidak dapat dipisahkan dan tidak timbul dari kontrak atau hak legal) yang dikendalikan oleh entitas dan bisa diukur secara andal menurut biaya perolehannya.
Aset Tak berwujud yang Dihasilkan Secara Internal
Adakalanya sulit untuk menentukan apakah suatu aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi kriteria untuk diakui. Kesulitan tersebut, antara lain, dalam menentukan apakah telah timbul, dan saat timbulnya, aset yang dapat diidentifikasi yang akan menghasilkan manfaat ekonomis masa depan dan menentukan biaya perolehan aset tersebut secara andal. Biaya untuk menghasilkan aset tak berwujud tidak dapat dibedakan dengan biayauntuk memelihara atau meningkatkan goodwill yang dihasilkan secara internal atau biaya menjalankan operasi sehari-hari.
Tahap Penelitian
Pada tahap penelitian, Entitas tidak boleh mengakui aset tak berwujud yang timbul dari penelitian (atau dari tahapan riset pada proyek internal) karena entitas tidak dapat menunjukan bahwa aset takberwujud yang ada akan memberikan manfaat dimasa mendatang. Pengeluaran untuk penelitian (atau tahap riset pada suatu proyek internal) diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
Contoh–contoh kegiatan penelitian adalah:
Kegiatan yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan baru;
Pencarian (evaluasi dan seleksi final) untuk penerapan atas penemuan riset atau pengetahuan lainnya;
Pencarian alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem atau jasa; dan
Perumusan, desain, evaluasi, dan seleksi final berbagai kemungkinan alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem atau jasa yang baru atau ditingkatkan.
Tahap Pengembangan
Suatu aset tak berwujud yang timbul dari pengembangan (atau dari tahap pengembangan pada suatu proyek internal) diakui jika, dan hanya jika, entitas dapat menunjukkan semua hal berikut ini:
Kelayakan teknis penyelesaian sehingga aset tersebut dapat digunakan atau dijual.
Niat menyelesaikan dan menggunakan atau menjualnya.
Kemampuan menggunakan atau menjual.
Kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis masa depan.
Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya lainnya untuk menyelesaikan dan, menggunakan atau menjualnya.
Kemampuan mengukur secara andal pengeluaran terkait aset tersebut.
Contoh–contoh kegiatan pengembangan adalah:
desain, konstruksi, serta pengujian prototipe dan model sebelum produksi atau sebelum digunakan.
desain, peralatan, cetakan, dan pewarnaan yang melibatkan teknologi baru.
desain, konstruksi, dan operasi, pabrik percontohan, yang skalanya tidak ekonomis, untuk produksi komersial.
desain, konstruksi, dan pengujian alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem, atau jasa, yang baru atau yang diperbaiki.
Biaya Perolehan Aset Tak Berwujud yang Dihasilkan secara Internal
Biaya perolehan aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal terdiri atas seluruh biaya terkait langsung yangdibutuhkan untuk membuat, menghasilkan dan mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan sesuai dengan cara yang dimaksudkan oleh manajemen. Contoh-contoh dari biaya yang dapat diatribusikan adalah:
biaya bahan baku dan jasa yang digunakan atau dikonsumsi dalam menghasilkan aset tak berwujud;
biaya perolehan imbalan kerja (seperti yang diungkapkan dalam PSAK 24(revisi 2004): Imbalan Kerja) yang timbul dalam menghasilkan aset tak berwujud tersebut;
biaya untuk mendaftarkan hak legal; dan
amortisasi paten dan lisensi yang digunakan untuk menghasilkan aset tak berwujud tersebut.
Berikut adalah komponen yang tidak termasuk dalam komponen biaya aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal:
biaya penjualan, biaya administrasi, dan biaya overhead umum lain, kecuali, jika biaya dapat diatribusikan secara langsung untuk menyiapkan aset tersebut untuk digunakan;
inefisiensi yang teridentifikasi dan kerugian operasi awal yang muncul sebelum aset memenuhi kriteria yang direncanakan; dan
pengeluaran unruk pelatihan karyawan yang mengoperasikan aset.
Pengakuan Beban
Pengeluaran atas aset tak berwujud diakui sebagai beban pada saat terjadinya, kecuali pengeluaran itu merupakan bagian dari biaya perolehan aset tak berwujud yang memenuhi kriteria pengakuan atau sesuatu yang tak berwujud tersebut diperoleh melalui suatu kombinasi bisnis dan tidak dapat diakui sebagai aset tak berwujud. Jika demikian kasusnya, maka pengeluaran tersebut merupakan bagian dai goodwill pada tanggal akuisisi (PSAK 22: Kombinasi Bisnis).
Contoh lain dari pengeluaran yang diakui sebagai beban pada saat terjadinya adalah:
Pengeluaran untuk kegiatan perintisan;
Pengeluaran untuk kegiatan pelatihan;
Pengeluaran untuk kegiatan iklan dan promosi;
Pengeluaran dalam rangka relokasi dan reorganisasi sebagian atau seluruh entitas.
Pengukuran setelah Pengakuan
Model Biaya
Model Revaluasi
Umur Manfaat
Aset Tak Berwujud dengan Umur Manfaat Terbatas
Periode Amortisasi dan Metode Amortisasi
Nilai Residu
Penelaahan Periode Amortisasi dan Metode Amortisasi
Aset Tak Berwujud dengan Umur Manfaat Tidak Terbatas
Penelahaan Penilaian Umur Manfaat
Keterpulihan Jumlah Tercatat – Rugi Penurunan Nilai
Untuk menentukan apakah aset tak berwujud mengalami penurunan nilai, maka entitas menerapkam PSAK 48: Penurunan Nilai Aset, yang menjelaskan kapan dan bagaimana entitas menelaah jumlah tercatat aset, bagaimana menentukan jumlah terpulihkan dari aset, dan kapan entitas mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.
Penghentian dan Pelepasan
Aset tak berwujud dihentikan pengakuannya jika:
dilepas; atau
ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
Keuntungan atau kerugian muncul dari penghentian pengakuan aset tak berwujud ditentukan sebagai selisih antara hasil neto pelepasan (jika ada) dan jumlah tercatat aset. Keuntungan atau kerugian diakui dalam laba rugi ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali PSAK 30: Sewa mensyaratkan sebaliknya dalam jual dan sewa-balik). Keuntungan tidak diakui sebagai pendapatan.
Pelepasan aset tak berwujud dapat dilakukan dengan berbagai cara (contohnya, melalui penjualan, sewa pembiayaan, atau disumbangkan). Dalam menentukan tanggal pelepasan aset seperti itu, entitas menerapkan kriteria dalam PSAK 23: Pendapatan untuk mengakui pendapatan dari penjualan barang. PSAK 30: Sewa diterapkan untuk pelepasan dengan cara transaksi jual dan sewa-balik.
Sesuai dengan prinsip pengakuan, jika entitas mengakui biaya penggantian sebagian dari aset tak berwujud ke dalam jumlah tercatat aset tak berwujudnya, maka entitas juga menghentikan pengakuan jumlah tercatat dari bagian yang diganti. Jika tidak praktis bagi entitas untuk menentukan nilai wajar bagian aset tak berwujud yang diganti tersebut, maka entitas dapat menggunakan biaya penggantian sebagai suatu indikasi berapa biaya perolehan dari bagian yang diganti pada saat penggantian tersebut diperoleh atau dihasilkan secara internal.
Piutang imbalan pada pelepasan aset tak berwujud diakui awalnya dengan nilai wajarnya. Jika pembayaran untuk aset tak berwujud tersebut ditangguhkan, maka piutang imbalan tersebut diakui setara harga tunainya. Perbedaan antara jumlah nominal imbalan dan harga tunai diakui sebagai pendapatan bunga sesuai dengan PSAK 23: Pendapatan yang mencerminkan hasil efektif atas piutang tersebut.
Amortisasi aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas tidak berakhir ketika aset tersebut tidak lagi digunakan, kecuali aset tersebut sudah disusutkan seluruhnya atau diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual (atau termasuk dalam kelompok aset lepasan yang diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk di jual) sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
Pengungkapan
Umum
Entitas mengungkapkan hal berikut untuk setiap kelas aset tak berwujud, dipisahkan antara aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal dan aset tak berwujud lain:
umur manfaat tidak terbatas atau terbatas, dan jika umur manfaat terbatas, umur manfaat atau tarif amortisasi yang digunakan;
metode amortisasi yang digunakan untuk aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas;
jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi (secara gabungan dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode;
pos dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain yang mana amortisasi aset tak berwujud termasuk di dalamnya;
rekonsiliasi atas jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
penambahan, yang secara terpisah mengindikasikan aset tak berwujud dari pengembangan internal, diperoleh secara terpisah, dan diperoleh melalui kombinasi bisnis;
aset digolongkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau termasuk dalam kelompok aset lepasan dan dikelompokan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan dan penghapusan lainnya;
peningkatan atau penurunan selama periode yang berasal dari revaluasi dan dari pengakuan rugi penurunan nilai atau pembalikan dalam penghasilan komprehensif lain sesuai dengan PSAK 48:
Penurunan Nilai Aset (jika ada);
rugi penurunan nilai yang diakui dalam rugi laba selama periode sesuai dengan PSAK 48 (jika ada);
rugi penurunan nilai yang dibalik dalam rugi laba selama periode sesuai dengan PSAK 48 (jika ada);
setiap amortisasi yang diakui selama periode;
selisih kurs neto yang timbul dari nilai penjabaran laporan keuangan ke mata uang penyajian, dan penjabaran operasi luar negeri ke mata uang penyajian yang digunakan entitas; dan
perubahaan lain pada jumlah tercatat aset tersebut selama periode.
Suatu kelas aset tak berwujud adalah pengelompokan aset yang memiliki sifat dan digunakan yang serupa dalam kegiatan operasi entitas. Contoh dari kelas terpisah mencskup:
nama merek;
kepala surat kabar dan judul publisitas;
piranti lunak komputer;
lisensi dan waralaba;
hak cipta, paten dan hak kekayaan intelektual industri lain, hak operasional dan penyediaan jasa lain;
resep, formula, model, desain, dan purwarupa; serta
aset tak berwujud dalam pengembangan.
Kelas-kelas yang disebut di atas dapat dipisah (atau digabung) menjadi kelas lebih kecil (atau lebih besar) jika hal tersebut menghasilkan informasi yang lebih relevan bagi pengguna laporan keuangan.
PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan sifat dan jumlah perubahan dalam estimasi akuntansi yang memiliki pengaruh material pada periode saat ini atau diharapkan memiliki pengaruh material pada periode selanjutnya. Pengungkapan tersebut mungkin timbul akibat dari perubahan dalam:
penilaian umur manfaat aset tak berwujud;
metode amortisasi; atau
nilai residu.
Entitas juga mengungkapkan:
untuk aset tak berwujud yang dinilai dengan umur manfaat tidak terbatas, jumlah tercatat aset dan alasan yang mendukung penilaian umur manfaat tidak terbatas tersebut. Dalam memberikan alasan, entitas mendeskripsikan faktor signifikan dalam menentukan aset yang memiliki umur manfaat tidak terbatas.
deskripsi, jumlah tercatat, dan sisa periode amortisasi dari setiap aset tak berwujud yang material terhadap laporan keuangan entitas.
Untuk aset tak berwujud yang diperoleh melalui hibah pemerintah dan awalnya diakui pada nilai wajar:
Nilai wajar pada pengakuan awal atas aset tersebut;
Jumlah tercatatnya; dan
Setelah pengakuan awal aset tersebut diukur dengan model biaya atau model revaluasi.
Keberadaan dan jumlah tercatat aset tak berwujud yang kepemilikannya dibatasi dan jumlah tercatat aset tak berwujud yang menjadi jaminan untuk liabilitas.
Nilai komitmen kontraktual untuk akuisisi aset tak berwujud.
Aset Tak Berwujud yang Menggunakan Model Revaluasi Setelah Pengakuan Awal
Jika aset tak berwujud dicatat pada jumlah revaluasian, entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut:
berdasarkan kelas aset tak berwujud:
tanggal efektif revaluasi;
jumlah tercatat aset tak berwujud yang direvaluasi; dan
jumlah tercatat yang akan diakui bila aset tak berwujud diukur dengan model biaya setelah pengakuan awal;
jumlah surplus revaluasi aset tak berwujud pada awal dan akhir periode, mengindikasikan perubahan selama periode dan pembatasan apapun dalam pendistribusian saldo (surplus) kepada pemegang saham.
Pengeluaran Penelitan dan Pengembangan
Entitas mengungkapkan nilai gabungan dari pengeluaran penelitian dan pengembangan yang diakui sebagai beban selama periode.
Informasi Lain
Entitas dianjurkan, namun tidak disyaratkan, untuk mengungkapkan informasi berikut ini:
deskripsi mengenai aset tak berwujud yang telah diamortisasi seluruhnya namun masih digunakan; dan
deskripsi mengenai aset tak berwujud signifikan yang dikendalikan entitas namun tidak diakui sebagai aset karena tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam Pernyataan ini atau karena aset tersebut diperoleh atau dihasilkan sebelum PSAK 19: Aset Tak Berwujud diberlakukan.
Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi
Entitas menerapkan PSAK 19: Aset Tak Berwujud secara prospektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Oleh sebab itu, entitas tidak menyesuaikan jumlah tercatat aset tak berwujud yang diakui pada tanggal tersebut tetapi pada tanggal tersebut entitas menilai kembali umur manfaat aset tak berwujud.
Pertukaran Aset Serupa
Jika aset diukur sebelum tanggal efektif berdasarkan jumlah tercatat aset yang diserahkan, maka entitas tidak perlu meyajikan kembali jumlah tercatat aset yang diperoleh untuk mencerminkan nilai wajar aset tersebut pada tanggal perolehan.
BAB 3
KESIMPULAN
Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu, manfaat ekonomis di masa depan dari aset tersebut diharapkan diterima oleh entitas. Aset moneter adalah kas dimiliki dan aset yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
Aset tidak berwujud dapat didefinisikan sebagai aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.
Suatu aset dikatakan dapat diidentifikasi jika dapat dipisahkan, disewakan atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal tersebut atau timbul dari kontrak atau hak legal lainnya, terlepas dari apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia.2015.Standar Akuntansi Keuangan Indonesia.Jakarta: Salemba Empat.