SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM
PROSEDUR FISIOTERAPI DADA DAN BATUK EFEKTIF
I.
TUJUAN PRAKTIKUM 1. TUJUAN UMUM Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan keterampilan dalam melaksanakan fisioterapi dada dan batuk efektif. 2. TUJUAN KHUSUS Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat: a. Melaksanakan clapping dengan clapping dengan tepat b. Melaksanakan vibrasi dengan tepat c. Melaksanakan postural Melaksanakan postural drainage dengan tepat d. Melaksanakan latihan batuk efektif dengan tepat
II. KONSEP TEORI a. PENGERTIAN Kombinasi beberapa tindakan terapi pernafasan yang terdiri dari clapping , vibrasi, dan postural drainage. drainage. Jenis-jenis:
1. Perkusi dan vibrasi adalah teknik yang dilakukan secara manual untuk melepaskan lendir dan meningkatkan pengaliran mukus serta sekret dari paru-paru pada klien dengan masalah-masalah paru-paru tertentu. tertentu. 1.1 Perkusi yaitu pergerakan yang ditimbulkan melalui ketukan pada dinding dada dalam irama yang teratur dengan menggunakan telapak tangan yang dibentuk seperti mangkuk. Pergelangan tangan dalam posisi fleksi dan ekstensi selama pengetukan. 1.2 Vibrasi adalah teknik kompresi manual dan getaran pada dinding dada selama fase ekspirasi. 2. Postural Drainage adalah teknik pengaturan posisi tertentu untuk mengalirkan sekresi pulmonar pada area tertentu dari dari lobus paru dengan dengan pengaruh pengaruh gravitasi. Pembersihan dengan cara ini dicapai dengan melakukan salah satu atau lebih dari 10 posisi tubuh yang berbeda. Setiap posisi mengalirkan mengalirkan bagian khusus dari pohon trakeobronkial bidang paru atas, tengah, atau bawah-ke dalam trakea. Batuk atau penghisapan kemudian dapat membuang sekret dari trakea. Spasme bronkus dapat dicetuskan pada beberapa klien yang menerima drainase postural. Spasme Sp asme bronkus ini disebab dise babkan kan oleh imobili imo bilisais saisii s ekret ekre t ke dalam dala m jalan j alan napas napa s pusat p usat yang besar, yang meningkatkan kerja napas. Untuk menghadapi risiko spasme bronkus, perawat pera wat dapat dapa t meminta memi nta dokter dokt er untu k mul ai memberik membe rikan an terapi tera pi bronko bro nkodila dilator tor pada pad a klien selama 20 menit sebelum dranase postural. Klien pada pengobatan antihipertensi tidak mampu mentolerir perubahan postur yang diperlukan. Perawat harus memodifikasi prosedur untuk memenuhi toleransi klien dan tetap membersihkan jalan napasnya. Klien dan keluarga harus diajarkan cara posisi postur yang tepat di rumah. Beberapa postur perlu dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan individual. Sebagai contoh, posisi posi si miring miri ng `trende `tr endelend lenderg’ erg’ untuk unt uk mengalir menga lirkan kan labus labu s bawah bawa h lateral harus dilakukan dengan klien berbaring miring datar atau posisi miring semi Fowler's bila ia bernapas sangat pendek (dispnea). Gambar dan daftar berikut menunjukkan area bronkial dan posisi tubuh yang berhubungan untuk drainasenya. Posisi untuk Drainase Postural
-
Bronkus Apikal Lobus Anterior Kanan dan Kiri Atas Minta klien duduk di kursi, bersandar pada bantal (Gbr. 135 dan 136).
SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM
-
Bronkus Apikal Lobus Posterior Kanan dan Kiri Atas Minta klien duduk di kursi, menyandar ke depan pada bantal atau meja (Gbr. 137 dan 138).
-
Bronkus Lobus Anterior Kanan dan Kiri Atas Minta klien berbaring datar dengan bantal kecil di bawah lutut (Gbr. 139 dan 140).
-
Bronkus Lobus Lingual Kiri Atas
Minta klien berbaring miring ke kanan dengan lengan di atas kepala pada posisi Trandelenburg, dengan kaki tempat tidur ditinggikan 30 cm (12 inci). Letakkari bantal di belakang punggung, dan gulingkan klien seperempat putaran ke atas bantal (Gbr. 141 dan 142).
-
Bronkus Lobus Kanan Tengah
Minta klien berbaring miring ke kiri dan tinggikan kaki tempat tidur 30 cm (12 inci). Letakkan bantal di belakang punggung dan gulingkan klien seperempat putaran ke atas bantal (Gbr. 143 dan 144).
SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM
-
Bronkus Lobus Anterior Kanan dan Kiri Bawah
Minta klien berbaring terlentang dengan posisi Trandelenburg, kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm (18 sampai 20 inci). Biarkan lutut menekuk di atas bantal (Gbr. 145 dan 146).
-
Bronkus Lobus Lateral Kanan Bawah
Minta klien berbaring miring ke kiri pada posisi Trendelenburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm (18 sampai 20 inci) (Gbr 147 dan 148).
-
Bronkus Lobus Lateral Kiri Bawah
Minta klien berbaring miring ke kanan pada posisi trendelenburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm (18 sampai 20 inci) (Gbr. 149 dan 150).
-
Bronkus Lobus Superior Kanan dan Kiri Bawah
Minta klien berbaring tengkurap dengan bantal di bawah lambung (Gbr. 151 dan 152).
-
Bronkus Basalis Posterior Kanan dan Kiri
Minta klien berbaring tengkurap dalam posisi Trendelenberg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm (18 sampai 20 inci) (Gbr. 153 dan 154).
SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM
b. TUJUAN
Tujuan prosedur ini adalah untuk melepaskan mukus atau lendir dari bronkiolus dan bronkus, serta mengalirkan sekret.
c.
INDIKASI
Tindakan ini dilakukan pada klien dengan: 1) gangguan paru-paru yang menunjukkan peningkatan produksi lendir (bronkiektasis, emfisema, fibrosis kistik, dan bronkitis kronis). 2) Pasien dengan penurunan kemampuan batuk 3) Pasien dengan atelektasis d. KONTRA INDIKASI 1) Pasien dengan PTIK 2) Pasien dengan trauma medula spinalis 3) Pasien dengan fraktur costae 4) Pasien post op bedah thorak 5) Pasien dengan abses paru atau tumor 6) Pasien dengan pneumotoraks 7) Kondisi nyeri dada 8) Tuberkulosis
SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM
PROSEDUR PERKUSI (C L A P P I N G) DAN VIBRASI Nama NIM/Kelas
: :
NO
NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0
1
Menyiapkan alat : 1. Celemek/perlak 2. Bengkok 3. Lysol 4. Masker 5. Handscoen 6. Handuk/tissue 7. Sarung tangan
2
Persiapan perawat dan pasien : 1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan. 2. Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan duduk tegak.
3
Persiapan lingkungan : 1. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, jaga privasi pasien 2. Ciptakan lingkungan yang tenang
4
Prosedur
1. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan 2. Menjelaskan prosedur perkusi dan vibrasi. Klien dianjurkan melakukan pernapasan diafragmatik. Posisi klien sebaiknya posisi drainase. 3. Melakukan perkusi pada dinding rongga dada selarna 1-2 menit Kosta paling bawah sampai ke bahu pada bagian belakang Kosta paling bawah sampai ke kosta atas pada bagian depan Jangan melakukan perkusi di atas tulang belakang, ginjal, hepar, limpa, dan skapula atau sternum. 4. Menganjurkan klien menarik napas dalam perlahan-lahan, lalu lakukan vibrasi sambil klien mengeluarkan napas perlahan-lahan dengan bibir dirapatkan. 5. Meletakkan 1 tangan pada area yang ingin divibrasi dan letakkan tangan yang lain di atasnya.*) 6. Menegangkan otot-otot tangan dan lengan sambil melakukan tekanan sedang dan vibrasi tangan dan lengan. 7. Mengangkat tekanan pada dada ketika klien menarik napas. 8. Menganjurkan klien batuk dengan menggunakan otot abdominalis setelah 3-4 vibrasi. 9. Memberi klien istirahat beberapa menit 10. Mengauskultasi adanya perubahan pada bunyi napas.*) 11. Mengulangi perkusi dan vibrasi secara bergantian sesuai kondisi klien, biasanya 15-20 menit. 12. Mendokumentasikan prosedur dan respons klien dalam catatan klien 5
Evaluasi :
1
2
SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM
1. Mukus menjadi encer 2. Sekret dapat keluar 3. Klien merasa nyaman TOTAL : Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ........... x 100 2x
Malang, ........./......../........ TTD
SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM
POSTURAL DRAINAGE Nama NIM/Kelas NO
: : NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0
1
2
1
Menyiapkan alat : 1. Bantal-dua atau tiga 2. Papan pemiring atau pendongak (bila drainase dilakukan rumah) 3. Tisu wajah 4. Segelas air 5. Wadah (sputum pot) bertutup berisi desinfektan 6. Sarung tangan Persiapan perawat dan pasien : 1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan. 2. Menyiapkan posisi pasien sesuai posisi drainase yang akan di lakukan (lihat gambar)
3
Persiapan lingkungan : 1. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, jaga privasi pasien 2. Ciptakan lingkungan yang tenang
4
Pelaksanaan tindakan
1. Cuci tangan dan mengenakan sarung tangan 2. Pilih area yang tersumbat yang akan didrainase berdasarkan pengkajian semua bidang paru, data klinis, dan gambaran foto dada. 3. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area yang tersumbat. (Area pertama yang dipilih dapat bervariasi dari satu klien ke klien lain.) Bantu klien memilih posisi sesuai kebutuhan. Ajarkan klien memposisikan postur dan lengan dan posisi kaki yang tepat. Letakkan bantal untuk menyangga dan kenyamanan.*) 4. Minta klien mempertahankan posisi selama 10 sampai 15 menit. 5. Selama 10 sampai I5 menit drainase pada posisi ini, lakukan perkusi dada, vibrasi, dan/ atau gerakan iga di atas area yang didrainase. 6. Setelah drainase pada postur pertama, minta klien duduk dan batuk. Tampung sekresi yang dikeluarkan dalam wadah yang bersih. Bila klien tidak dapat batuk, harus dilakukan penghisapan (saction ) 7. Minta klien istirahat sebentar bila perlu. 8. Minta klien minum air hangat. 9. Cuci tangan Anda. 8
Evaluasi : 1. Mukus encer 2. Sekret dapat keluar 3. Klien merasa nyaman
TOTAL : Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ........... x 100 2x
Malang, ........./......../........ TTD
2
SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM
LATIHAN NAFAS & BATUK EFEKTIF Nama NIM/Kelas
: :
NO
NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0
1
Menyiapkan alat : 1. Celemek/perlak 2. Bengkok 2. Lysol 3. Masker 4. Handscoen 5. Handuk/tissue
2
Persiapan perawat dan pasien : 1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan 2. Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan berbaring atau posisi semi fowler
3
Persiapan lingkungan : 1. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, jaga privaci 2. Ciptakan lingkungan yang tenang
4
Prosedur
5
Mencuci tangan Mengenakan sarung tangan Pernafasan diafragma Memposisikan klien dengan 1 tangan di atas perut, tepat di bawah tulang iga dan tangan di tengah dada. Menganjurkan untuk menarik napas dalam dan lambat melalui hidung, sampai perut menonjol ke atas setinggi mungkin. Perut akan membesar selama inspirasi dan mengempes selama ekspirasi. Mengeluarkan napas dengan bibir dirapatkan sambil menegangkan otot perut dengan kuat ke arah dalam. Rongga dada tidak bergerak, perhatian ditujukan pada perut. Mengulangi prosedur kira-kira 1 menit dan istirahat 2 menit, lakukan selama 10 menit (4 kali sehari). Melakukan pernapasan diafragma pada saat berbaring, talu saat duduk dan akhirnya saat berdiri dan berjalan. Koordinasikan pemapasan diafragma pada saat menaiki tangga atau melakukan aktivitas selama masa ekspirasi yang panjang. Mendokumentasikan prosedur dan respons klien dalam catatan klien.
6
. Pernapasan bibir dirapatkan Klien menarik napas melalui hidung. Mengeluarkan napas perlahan-lahan dengan bibir dirapatkan sambil menegangkan otot-otot perut. Hitung sampai angka 7 saat mengeluarkan napas panjang dengan bibir dirapatkan. Melakukan prosedur ini pada saat duduk dan berjalan.
1
2
SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM
Mendokumentasikan prosedur dan respons klien dalam catatan klien. 7
Latihan Batuk Efektif
Atur posisi klien semi fowler / posisi duduk Pastikan klien mampu mempraktekkan nafas dalam Pasang celemek / alas dada pada klien dan pasang perlak serta lasnya dipangkuan klien *) Anjurkan klien memegang bengkok berisi lysol dengan kedua tangan didepan dada (jika klien tidak bisa, perawat bisa memantu : perawat mengenakan scort, masker dan handschoen) Anjurkan klien untuk menarik nafas dalam 3 kali dan pada hitungan ketiga, klien menyentakkan batuknya dengan bantuan otot perut kearah bengkok berisi Lysol Kegiatan diatas bisa diulang sampai klien merasakan lega / nyaman, setiap pengulangan diberikan waktu istirahat kurang lebih 5 menit. 8
Evaluasi : 1. Sekret dapat keluar 2. Klien merasa nyaman
TOTAL : Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ........... x 100 2x
Malang, ........./......../........ TTD
SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM
PROSEDUR PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. TUJUAN UMUM Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa keterampilan dalam menggunakan alat bantu pernafasan.
dapat
melakukan
2. TUJUAN KHUSUS Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat memilih alat bantu pernafasan yang tepat bagi pasien II. KONSEP TEORI 1. PENGERTIAN Salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat adalah terapi oksigen (O2). Terapi oksigen merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan termasuk keperawatan terhadap adanya gangguan pemenuhan oksigen pada klien. Indikasi Pemberian Oksigen Indikasi utama pemberian oksigen adalah : 1. Klien dengan kadar oksigen arteri rendah dari hasil analisa gas darah 2. Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya kerja otot-otot tambahan pernafasan 3. Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk mengatasi gangguan oksigen melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat. Berdasarkan indikasi utama tersebut maka terapi pemberian oksigen dindikasikan kepadklien dengan gejala : 1. Klien dengan keadaan tidak sadar, 2. Sianosis, 3. Hipovolemia, 4. Perdarahan, 5. Anemia berat, 6. Keracunan gas karbondioksida, 7. Asidosis, 8. Selama dan sesudah pembedahan 2. TUJUAN Secara klinis tujuan utama pemberian oksigen adalah : 1. Untuk mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah 2. Untuk menurunkan kerja nafas dan menurunkan kerja miokard.
Keterangan: VT : Volume Tidal BB : Berat badan RR : Respiratory Rate Nilai normal VT adalah 6-8 cc/ kgBB
RUMUS KEBUTUHAN OKSIGEN VT x BB x RR 1000
SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM
3.
Nasal Kanul Nama NIM/Kelas
No
: : ASPEK YANG DINILAI 0
1
2
3
4
Persiapan alat : 1. Tabung oksigen 2. Kanula nasal 3. Humidifier (tabung pelembab) berisi air steril 4. Flow meter 5. Tanda "dilarang merokok" Persiapan lingkungan : 1. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, menjaga privasi*) 2. Ciptakan lingkungan yang tenang Persiapan pasien : 1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan *) 2. Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan fowler/semi fowler Prosedur : 1. Mencuci tangan.*) 2. Menjelaskan prosedur pada klien dan keluarga. 3. Memastikan volume air steril dalam tabung pelembab sesuai ketentuan 4. Menghubungkan selang dari kanula nasal ke tabung pelembab. 5. Memeriksa apakah oksigen keluar dari kanuIa. 6. Memasang kanula pada hidung klien. 7. Menetapkan kadar oksigen sesuai program medik.*) – 24% @ 1L/menit – 28% @ 2L/menit – 32% @ 3L/menit – 36% @ 4L/menit – 40% @ 5L/menit 8. Memfiksasi selang ke bantal /pakaian/pipi klien. 9. Kewaspadaan Observasi apakah: a. Kanula tersumbat atau terlipat b. Tabung pelembab/humidifier kurang cukup terisi air c. Volume Oksigen mencukupi/tidak 10. Mengkaji kondisi klien secara teratur *) 11. Mendokumentasikan prosedur dalam catatan klien: waktu pemberian, aliran kecepatan oksigen, rute pemberian, dan respons klien. 12. Meletakkan tanda "dilarang merokok" pada lokasi yang dapat terlihat jelas. 13. Mencuci tangan
NILAI 1 2
SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM
5
Evaluasi : 1. Pola nafas klien efektif 2. Pasien merasa nyaman TOTAL : Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ........... x 100 2x =
Malang, ....../......../....... . TTD
SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM
2. SIMPLE MASK
Nama NIM/Kelas : No
:
ASPEK YANG DINILAI
1
Persiapan alat : 1. Tabung oksigen 2. Simple mask 3. Humidifier (tabung pelembab) berisi air steril 4. Flow meter 5. Tanda "dilarang merokok"
2
Persiapan lingkungan : 1. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, menjaga privasi*) 2. Ciptakan lingkungan yang tenang Persiapan pasien : 1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan *) 2. Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan fowler/semi fowler Prosedur : 1. Mencuci tangan.*) 2. Menjelaskan prosedur pada klien dan keluarga.
3
4
3. Memastikan volume air steril dalam tabung pelembab sesuai ketentuan 4. Menghubungkan selang dari kanula nasal ke tabung pelembab. 5. Memeriksa apakah oksigen keluar dari kanuIa. 6. Memasang kanula pada hidung klien. 7. Menetapkan kadar oksigen sesuai program medik.*) – 40% @ 5L/menit – 45% - 50% @ 6L/menit – 55% - 60% @ 8L/menit 8. Memfiksasi selang ke bantal /pakaian/pipi klien.
5
9. Kewaspadaan Observasi apakah: a. Tube tidak tersumbat atau terlipat b. Tabung pelembab/humidifier kurang cukup terisi air. C. c. Volume Oksigen mencukupi/tidak 10. Mengkaji kondisi klien secara teratur *) 11. Mendokumentasikan prosedur dalam catatan klien: waktu pemberian, aliran kecepatan oksigen, rute pemberian, dan respons klien. 12. Meletakkan tanda "dilarang merokok" pada lokasi yang dapat terlihat jelas. 13. Mencuci tangan Evaluasi : 1. Pola nafas klien efektif 2. Pasien merasa nyaman
NILAI 0 1 2
SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM
TOTAL : Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ........... x 100 2x =
Malang, ....../......../....... . TTD
SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM
3. Partial Rebreather Mask Nama : NIM/Kelas :
No 1
2
3
4
ASPEK YANG DINILAI
NILAI 0 1 2
Persiapan alat : 1. Tabung oksigen 2. Partial Rebriting mask 3. Humidifier (tabung pelembab) berisi air steril 4. Flow meter 5. Tanda "dilarang merokok" Persiapan lingkungan : 1. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, menjaga privasi*) 2. Ciptakan lingkungan yang tenang Persiapan pasien : 1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan *) 2. Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan fowler/semi fowler Prosedur : 1. Mencuci tangan.*) 2. Menjelaskan prosedur pada klien dan keluarga. 3. Memastikan volume air steril dalam tabung pelembab sesuai ketentuan 4. Menghubungkan selang dari kanula nasal ke tabung pelembab. 5. Memeriksa apakah oksigen keluar dari kanuIa. 6. Memasang kanula pada hidung klien. 7. Menetapkan kadar oksigen sesuai program medik.*) 70% - 90% @ 6 – 15L/menit 8. Memfiksasi selang ke bantal /pakaian/pipi klien. 9. Kewaspadaan Observasi apakah: a. Tube tidak tersumbat atau terlipat b. Tabung pelembab/humidifier kurang cukup terisi air. C. c. Volume Oksigen mencukupi/tidak 10. Mengkaji kondisi klien secara teratur *) 11. Mendokumentasikan prosedur dalam catatan klien: waktu pemberian, aliran kecepatan oksigen, rute pemberian, dan respons klien. 12. Meletakkan tanda "dilarang merokok" pada lokasi yang dapat terlihat jelas. 13. Mencuci tangan Evaluasi : 1. Pola nafas klien efektif 2. Pasien merasa nyaman TOTAL : Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ........... x 100 2x =
5
Malang, ....../......../....... . TTD
SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM
4. Nonrebreathing mask Nama : NIM/Kelas :
No 1
2
3
4
ASPEK YANG DINILAI
NILAI 0 1 2
Persiapan alat : 1. Tabung oksigen 2. NonRebrithing mask 3. Humidifier (tabung pelembab) berisi air steril 4. Flow meter 5. Tanda "dilarang merokok" Persiapan lingkungan : 1. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, menjaga privasi*) 2. Ciptakan lingkungan yang tenang Persiapan pasien : 1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan *) 2. Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan fowler/semi fowler Prosedur : 1. Mencuci tangan.*) 2. Menjelaskan prosedur pada klien dan keluarga. 3. Memastikan volume air steril dalam tabung pelembab sesuai ketentuan 4. Menghubungkan selang dari kanula nasal ke tabung pelembab. 5. Memeriksa apakah oksigen keluar dari kanuIa. 6. Memasang kanula pada hidung klien. 7. Menetapkan kadar oksigen sesuai program medik.*) 60% - 90% @ 6 – 15L/menit 8. Memfiksasi selang ke bantal /pakaian/pipi klien.
9. Kewaspadaan Observasi apakah: a. Tube tidak tersumbat atau terlipat b. Tabung pelembab/humidifier kurang cukup terisi air. C. c. Volume Oksigen mencukupi/tidak 10. Mengkaji kondisi klien secara teratur *)
5
11. Mendokumentasikan prosedur dalam catatan klien: waktu pemberian, aliran kecepatan oksigen, rute pemberian, dan respons klien. 12. Meletakkan tanda "dilarang merokok" pada lokasi yang dapat terlihat jelas. 13. Mencuci tangan Evaluasi : 1. Pola nafas klien efektif 2. Pasien merasa nyaman TOTAL : Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ........... x 100 2x =
Malang, ....../......../....... . TTD
SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM