BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dengue haemoragic fever (dhf) adalah penyakit demam akut yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (arief mansjoer &suprohaita; 2000; 419). Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Setiap makhluk hidup membutuhkan zat-zat makanan yang diperoleh dari lingkungannya. Untuk memasukkan dan membuang sisa zat makanan memerlukan sistem transportasi. Sistem sirkulasi atau transportasi pada tubuh manusia meliputi sistem peredaran darah manusia meliputi sistem peredaran darah dan peredaran getah bening. Komponen sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah, jantung, dan pembuluh darah. Dengue haemoragic fever (dhf) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan dengue haemoragic fever (dhf) adalah penyakit demam yang berlangsung akut menyerang baik orang dewasa maupun anak – anak – anak tetapi lebih banyak menimbulkan korban pada anak – anak – anak anak berusia di bawah 15 tahun disertai dengan perdarahan dan dapat menimbulkan syok yang disebabkan virus dengue dan penularan melalui gigitan gigitan nyamuk aedes. (soedarto, 1990 ; 36).
Rumpel
Leed
(Percobaan
Pembendungan)
dimaksudkan
untuk
menguji
ketahanan dinding kapiler dengan cara mengenakan pembendungan kepada vena, sehingga tekanan darah di dalam kapiler meningkat. Dinding kapiler yang kurang kuat akan menyebabkan darah keluar dan merembes ke dalam jaringan sekitarnya sehingga nampak titik merah kecil pada permukaan kulit, titik tersebut dikenal dengan petechia. 1.2 RumusanMasalah 1.Apa definisi dari Rumple Leed? 2.Apa Indikasi dan kontraindikasi Rumple Leed? 3.Bagaimana Prosedur Cara Rumple Leed?
1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi dari Rumple Leed 2. Untuk mengetahui Indikasi dan Rumple Leed 3. Untuk mengetahui Prosedur Cara Rumple Lee d
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Rumple leed test adalah salah satu cara yang paling mudah dan cepat untuk menentukan apakah terkena demam berdarah atau tidak. Rumple leed adalah pemeriksaan bidang hematologi dengan melakukan pembendungan pada bagian lengan atas selama 10 menit untuk uji diagnostik kerapuhan vaskuler d an fungsi trombosit. Prosedur pemeriksaan Rumple leed tes yaitu: 1. Pasang ikatan sfigmomanometer pada lengan atas dan pump sampai tekanan 100 mmHg (jika tekanan sistolik pesakit < 100 mmHg, pump sampai tekanan ditengahtengah nilai sistolik dan diastolik). Biarkan tekanan itu selama 10 menit (jika test ini dilakukan sebagai lanjutan dari test IVY, 5 menit sudah mencukupi). 2. Lepas ikatan dan tunggu sampai tanda-tanda statis darah hilang kembali. Statis darah telah berhenti jika warna kulit pada lengan yang telah diberi tekanan tadi kembali lagi seperti warna kulit sebelum diikat atau menyerupai warna kulit pada lengan yang satu lagi (yang tidak diikat). 3. Cari dan hitung jumlah petechiae yang timbul dalam lingkaran bergaris tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari fossa cubiti. Catatan: Jika ada > 10 petechiae dalam lingkaran bergaris tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari fossa cubiti test Rumple Leede dikatakan positif. Seandainya dalam lingkaran tersebut tidak ada petechiae, tetapi terdapat petechiae pada distal yang lebih jauh daripada itu, test Rumple Leede juga dikatakan positif. Warna merah didekat bekas ikatan tensi mungkin bekas jepitan, tidak ikut diikut sebagai petechiae pasien yg “tek” darahnya tdk
diketahui, tensimeter dapat dipakai pada “tek” 80 mmH pasien tidak boleh diulang pada lengan yang sama dalam waktu 1 minggu Derajad laporan : (-)
= tidak didapatkan petechiae
(+1) = timbul beberapa petechiae dipermukaan pangkal lengan (+2) = timbul banyak petechiae dipermukaan pangkal lengan (+3) = timbul banyak petechiae diseluruh permukaan pangkal lengan & telapak tangan muka & belakang (+4) = banyak sekali petechiae diseluruh permukaan lengan, telapak tangan & jari, muka & belakang -
Ukuran normal: negative atau jumlah petechiae tidak lebih dari 10
2.2 INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI RUMPLE LEED INDIKASI -
Pada klien dengan DHF (Dengue Hemoragic Fever)
KONTRAINDIKASI -
Tidak ada
-
2.3 PROSEDUR KERJA A. Persiapan alat
1. Nebulizer 2. tissue 3. selang/kanul udara 4. sarung tangan -
5. Stetoskop 6. obat inhalasi
7. kapas alkohol 8. masker, nasal canule, mouthpiece 9. neirbeken 10. kasa lembab 11.nacl 0,9 % -
B. Persiapan Pasien
-
1. Pasien diinstruksikan untuk napas melalui mulut, ambil napas lambat, dalam dan kemudian menahan napas selama beberapa detik pada akhir inspirasi untuk meningkatkan tekanan intrapleural dan membuka kembali alveoli yang kolaps, dengan demikian meningkatkan kapasitas residual fungsional.
-
2. Pasien didorong untuk batuk dan untuk mengevaluasi seberapa baik terapi bekerja.
-
3.
Peralatan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik bila digunakan di rumah.
-
C. Persiapan Lingkungan
-
Terapi inhalasi dengan nebulizer dapat diberikan:
-
1. Di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan yang telah memenuhi persyaratan.
-
2. Di rumah dengan aturan yang sudah dimengerti dengan baik dan benar
-
D. Tahap pre interaksi
1. siapkan alat 2. baca status pasien 3. cuci tangan
E. Tahap orientasi
1. berikan salam, panggil klien dengan namanya 2. jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan keluarga
F. Tahap kerja
-
1. Alat didekatkan, pakai sarung tangan
-
2.
-
3. Ambil tempat obat kemudian masukkan obat kedalam tempat obat pada mesin
Mendengarkan suara napas dengan stetoskop
nebulizer. -
4. Memasang tutup adaptor, kemudian menyalakan dengan menekan tombol ON
-
5. Atur posisi fowler
-
6. Jalan nafas dibersihkan, hidung dibersihkan dengan kapas lembab, kapas yg kotor buang ke neirbeken
-
7. Hubungkan masker/nasal canule/mouthpiece pada klien sehingga uap dan obat tidak keluar
-
8. Klien dianjurkan nafas dalam secara teratur
-
9.
Bila klien merasa lelah, matikan nebulizer sebentar, berikan ke sempatan klien
istirahat -
10. Mematikan nebulizer dan melakukan clapping untuk mempermudah mengeluarkan secret.
-
11. Melepaskan masker, menganjurkan klien untuk batuk dan mengeluarkan dahaknya.
-
12. Mengulangi Prosedur 2
-
13. Perhatikan keadaan umum
-
14. Membersihkan area mulut dengan tissue
-
15. Alat dibersihkan dan dirapikan, sarung tangan dilepas
-
16. Cuci tangan
G. Tahap terminasi
- evaluasi perasaan klien - simpulkan hasil kegiatan - lakukan kontak utk kegiatan selanjutnya - akhiri kegiatan
H. Dokumentasi
- catat tindakan yang telah dilakukan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rumpel
Leed
(Percobaan
Pembendungan)
dimaksudkan
untuk
menguji
ketahanan dinding kapiler dengan cara mengenakan pembendungan kepada vena, sehingga tekanan darah di dalam kapiler meningkat. Dinding kapiler yang kurang kuat akan menyebabkan darah keluar dan merembes ke dalam jaringan sekitarnya sehingga nampak titik merah kecil pada permukaan kulit, titik tersebut dikenal dengan petechia.
3.2 Saran
Setelah mengetahui pemberikan obat secara inhalasi diiharapkan kepada pembaca maupun masyarakat dapat mengetahui dengan baik bagaimana penggunaan cek rumple leed.
DAFTAR PUSTAKA
H., A.Aziz Alimul.2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2.Jakarta: Salemba Medika. Potter, A. dan Perry, Anne G..2010. Fundamental Keperawatan Buku 2 edisi 7 . Jakarta: Salemba Medika. Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan Klinik Keperawatan Anak. Denpasar: Departemen Keperawatan Anak Poltekkes Denpasar
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta. Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta. M. Nurs, Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan pada bayi dan anak. Salemba Medika. Jakarta.