SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN PUSKESMAS
TAHUN 2018 DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR JL. AHMAD YANI NO.100 SELONG
BAB XII SPESIFIKASI TEKNIK
1.
LINGKUP PEKERJAAN
1.1.
Lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor Kontrakt or Pelaksana sesuai Surat Perjanjian Pemborongan terdiri atas: 1)
Pekerjaan
Pembangunan
Puskesmas
dan
Penambahan
Ruang
Puskesmas Kabupaten Lombok Timur 2)
Jenis Pekerjaan meliputi :
3)
Pembangunan Pembangunan Puskesmas dan Penambahan Ruang PuskesmasKabupaten PuskesmasKabupaten Lombok Timur , terdiri dari item pekerjaan sebagai berikut : PEKERJAAN PERSIAPAN PEKERJAAN TANAH DAN PASIR PEKERJAAN PONDASI PEKERJAAN BETON PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN PEKERJAAN LANTAI DAN PLAFOND PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN SKETSEL PEKERJAAN BESI & PENGUNCI PEKERJAAN PENGECATAN PEKERJAAN SANITAIR PEKERJAAN LISTRIK DAN PENERANGAN PEKERJAAN LAIN - LAIN
4)
Lokasi Pekerjaan: Kab.Lombok Kab.Lombok Timur
5)
Pelaksanaan Fisik harus sesuai dengan Gambar Kerja Pelaksanaan yang ada dan Dokumen Pelaksanaan Lainnya.
1.2.
Selain pekerjaan di atas yang merupakan pekerjaan pokok yang harus diselesaikan Kontraktor Pelaksana dituntut harus melaksanakan pekerjaanpekerjaan pendukung yang diatur di dalam pasal-pasal selanjutnya di dalam bab ini, yang terdiri atas : a.
Penyediaan tenaga
b.
Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan
c.
Penyediaan perlengkapan perlengka pan dan penjagaan keamanan R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-1
d.
Penyediaan peralatan
e.
Penyediaan bahan bangunan
f.
Mobilisasi/Demobilisasi
g.
Perlindungan terhadap cuaca
h.
Keselamatan, Keselamata n, keamanan dan perlindungan terhadap lingkungan hidup
i.
Gangguan terhadap lalu lintas dan daerah sekitarnya yang berdekatan
j.
Kerusakan linkungan linkungan yang harus harus dihindari
k.
Kontraktor Kontrakt or harus menjaga kebersihan kebersiha n lokasi proyek.
l.
Pembuatan shop drawing (gambar pelaksanaan)
m.
Pembuatan gambar sesuai pelaksanaan (As Built Drawing) dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan
n.
Pembenahan dan perbaikan kembali kerusakan fasilitas umum akibat kendaraan proyek.
o.
Peraturan/persyaratan Peraturan/persyaratan teknik yang mengikat
p.
Penelitian dokumen pelaksanaan.
2. PENYEDIAAN TENAGA 2.1.
Selama masa pelaksanaan Kontraktor Kontrakt or harus menyediakan tenaga inti yang cukup memadai untuk proyek ini yang sekurang-kurangnya sekurang-kurangnya terdiri atas: 1) Koordinator Pelaksana 2) Pelaksana Gedung 3) Pelaksana ME 4) Pelaksana K3 5) Pelaksana Tukang Batu 6) Pelaksana Pengecatan 7) Logstik 8) Administrasi Proyek
2.2.
Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) dikeluarkan Kontraktor Pelaksana sudah harus menyerahkan nama-nama tenga yang dipergunakan (ditugaskan) di atas lengkap dengan curriculum vitaenya serta Bagan Organisasinya. Organisasinya.
2.3.
Pada setiap tahapan pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus menyediakan tenaga mandor, tukang dan pekerja yang cukup terampil serta cukup jumlahnya, ditambah 1 (satu) orang draftman bila diperlukan untuk pembuatan shop drawing.
2.4.
Kontraktor Kontrakt or berkewajiban menambah/mengganti menambah/mengg anti tenaga seperti yang dimaksud pada butir 1 & 2 di atas apabila diminta oleh Konsultan Pengawas/Direksi R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-2
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teknis yang masuk akal. Kelalaian dalam hal ini dapat dikenakan sanksi/denda kelalaian sesuai seb bab 3.14 RKS ini. 2.5.
Kecuali ditentukan ditentuk an lain dalam Kontrak, Kontraktor Kontrakto r harus membuat pengaturannya sendiri dalam hal pengangkatan semua staf dan tenaga kerja lokal atau lainnya dan mengenai pembayaran, perumahan, makanan, transportasi dan pembayaran yang harus dikeluarkan termasuk kompensasi yang harus menjadi haknya berdasarkan perundang-undangan Republik Indonesia bilamana pekerjaan telah berakhir.
2.6.
Kontraktor Kontrakt or tidak akan menawarkan pekerjaan kepada Pegawai dari Pemilik Proyek (Pengguna Jasa) selama masa Kontrak dan setelahnya kecuali dengan seijin tertulis dari Pemilik Proyek.
2.7.
Untuk mendapatkan tenaga Staf dan tenaga kerja pada umumnya, Kontraktr harus memberikan prioritas utama kepada orang-orang yang tinggal atau berasal dari tempat lokasi proyek
2.8.
Kontraktor Kontrakt or harus menyediakan dan memelihara pada lokasi proyek fasilitas pertolongan peratama dalam kecelakaan yang memadai dan beberapa staf harus mampu melakukan tugas pertolongan peratama, sesuai dengan keinginan direksi.
2.9.
Kontraktor akan secepatnya melapor kepada Direksi bila terjadi peristiwa kecelakaan di lokasi proyek atau dimana saja yang berhubungan dengan pekerjaan. Kontraktor juga harus melaporkan kecelakaan tersebut k epada instansi yang berwenang apabila laporan tersebut disyaratkan oleh undang-undang.
3. PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN 3.1.
Kontraktor Kontrakt or Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan (Time Schedule) dalam bentuk Kurva “S” yang melengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawarannya.
3.2.
Pembuatan Rencana Jadwal Pelaksanaan Pelaksanaa n ini harus diselesaikan diselesaika n oleh Kontraktor Kontrakto r Pelaksana selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
3.3.
Bila selama waktu 10 (sepuluh) hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimuail Kontraktor
Pelaksana
belum
dapat
menyelesaikan
pembuatan
jadwal
pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat menyajikan jadwal
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-3
sementara minimal untuk waktu 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan. 3.4.
Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pekerjaan dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat memulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4. PENYEDIAAN PERLENGKAPAN PERLENGK APAN DAN PENJAGAAN KEAMANAN 4.1.
Kontraktor Kontrakt or Pelaksana harus menyediakan/mendirikan menyediakan/ mendirikan barak kerja dan gudang penyimpanan alat dan bahan bangunan untuk keperluan pekerjaan konstruksi yang kelayakannya akan dinilai oleh Direksi. Bila Direksi menilai barak/gudang tersebut kurang layak dengan alasan-alasan teknis, maka Kontraktor Pelaksana harus melakukan perbaikan/penyempurnaan sesuai dengan petunjuk Direksi.
4.2.
Kontraktor Kontrakt or Pelaksana harus menyediakan/mendirikan menyediakan/m endirikan barak direksi (Direksi Keet) yang dilengkapi dengan : meja rapat lengkap dengan tempat duduk dalam jumlah yang cukup, meja dan kursi berlaci dan berkunci, 1 set dokumen kontrak, ruang direksi. Direksi Keet tersebut harus ada baik sewa atau dibangun dengan persyaratan yang harus dipenuhi.
4.3.
Kontraktor Kontrakt or harus menyediakan air minum yang cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja, kotak obat yang memadai untuk PPPK, serta perlengkapanperlengkapan keselamatan kerja. Bila terjadi kecelakaan di tempat pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus segera mengambil tindakan penyelamatan. Biaya pengobatan dan lain-lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana (dalam hal ini Kontraktor Pelaksana diwajibkan mengikuti ASTEK).
4.4.
Semua material yang tersebutkan di dalam dalam butir butir 1, 2, dan dan 3 di atas atas setelah selesainya pelaksanaan kembali menjadi milik Kontraktor Pelaksana dan harus dibersihkan dari lapangan pekerjaan.
5. PENYEDIAAN PERALATAN 5.1.
Kontraktor Kontrakt or Pelaksana harus menyediakan peralatan yang memadai jumlahnya serta berfungsi dengan baik yang macamnya sesuai dengan tahapan pelaksanaan masing-masing masing-masing komponen konstruksinya.
5.2.
Konsultan Pengawas dapat menghentikan menghentik an pelaksanaan komponen konstruksi konstruk si bila secara teknis peralatan yang dipergunakan Kontraktor Pelaksana dinilai tidak memenuhi persyaratanbaik jumlahnya maupun kelayakan fungsinya.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-4
5.3.
Guna kesempurnyaan pelaksanaan konstruksi, selama masa pelaksanaan Kontraktor Pelaksana harus senantiasa menyediakan alat ukur Theodolite guna pengukuran dan pengontrolan kebenarannya oleh Konsultan Pengawas. Bila Kontraktor Pelaksana tidak dapat menyediakannya, Konsultan Pengawas berhak menyediakannya dengan biaya sewa sepenuhnya harus ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.
6. PENYEDIAAN BAHAN BANGUNAN 6.1.
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan bangunan yang memenuhi persyaratan mutu dan jumlah/volumenya sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan konstruksi sesuai dengan jadual pelaksanaan.
6.2.
Mutu bahan
6.2.1. Semua bahan dan pengerjaan haruslah dari jenis yang sesuai yang diuraikan di dalam Kontrak dan sesuai dengan eprintah Direksi dan sewaktu-waktu dapat diuji jika Direksi memerintahkan di tempat pengambilan atau pembuatan bahan, atau dilokasi atau di lain tempat yang ditentukan dalam Kontrak, atau di semua atau beberapa tempat tersebut. Kontraktor harus memberikan bantuan peralatan, mesin, pekerja dan bahan-bahan yang biasa yang diperlukan untuk pemeriksaan, pengukuran dan pengujian setiap pekerjaan dan kualitas, berat atau banyaknya bahan yang digunakan dan harus menyediakan contoh-contoh bahan sebelum disertakan kedalam pekerjaan, untuk diuji sebagaimana dipilih dan diperlukan oleh Direksi. 6.2.2. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah sebagaimana di bawah ini, sedankan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan disyaratkan langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi. 6.3.
Batu dan tanah urug
6.3.1. Batu harus dari batu gunung yang keras, tidak porous, berukuran berat sesuai yang disyaratkan dalam gambar rencana dan minimal ketiga sisinya merupakan hasil pecahan. 6.3.2. Berat jenis batu yang dipersyaratan adalah 2500 kg/m 2. 6.3.3. Tanah urug yang disyaratkan harus tanah yang mengandung batuan 60% dari material urugan itu sendiri. 6.4.
Air kerja Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan pelsetaran, beton, dan penyiraman
guna
pemeliharaannya, R E N C A N A
harus
K E R J A
air
D A N
tawar
yang
bersih,
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
tidak 6-5
mengandung minyak, garam, asam dan zat organic lainnya yang telah dinyatakan memenuhi syarat sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium. Bila air yang digunakan dari sumber PDAM, maka tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium. 6.5.
Semen Portland (PC) Semen protland yang digunakan adalah PC jenis I harus satu merk untuk penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen bangunan, belum mengeras sebagian atau seluruhnya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan di dalam tempat (gudang) yang memenuhi syarat untuk menjamin keutuhan kondisi sesuai persyaratan diatas.
6.6.
Pasir (Psr) Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir kerasm bersih dari kotoran, Lumpur, asam, garam dan bahan organis lainnya, yang terdiri atas : 6.6.1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran harus, yang lazim disebut pasir urug. 6.6.2. Pair untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah terletak antara 0.075-1,25 mm yang lazim dipasaran disebut pasir pasang. 6.6.3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat rekomendasi dari Laboratorium.
6.7.
Kerikil Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali hitam pecah, bersih dan bermutu baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syaratsyarat yang tercantum dalam PBI 1971.
6.8.
Batu belah Batu belah harus dari batu gunung yang keras, tidak porous berukuran berat sesuai yang disyaratkan dalam gambar rencana dan minimal ketiga sisinya merupakan hasil pecahan. Setiap penggunaan bahan galian sesuai Perda, Kontraktor Pelaksana harus dapat menunjukan bukti pembayaran retribusi golongan “C”.
6.9.
Biaya untuk contoh-contoh
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-6
Semua contoh-contoh harus disediakan oleh Kontraktor atas biayanya sendiri, bila penyediaan tersebut dikehendaki dengan jelas dan ditentukan dalam Kontrak, tetapi bila tidak, maka atas biaya Direksi.
6.10.
Biaya untuk pengujian Biaya untuk pembuatan setiap jenis pengujian atas biaya kontraktor. Pengujian harus dilakukan setiap 1000 m 3/material batu yang didatangkan di lokasi pekerjaan. Hal tersebut jelas-jelas dikehendaki dan ditentukan di dalam Kontrak.
6.11.
Biaya untuk pengujian yang tidak ditentukan Bila suatu pengujian diperintahkan oleh Direksi yang merupakan salah satu dari: 1) Tidak dimasukkan atau ditentukan demikian atau, 2)
Dalam hal tersebut diatas tidak diuraikan secara mendetail, atau,
3) Walaupun dikehendaki atau ditentukan demikian oleh Direksi diperintahkan untuk melaksanakan oleh seseorang yang netral dan di suatu tempat lain di lokasi, atau tempat pembuatan atau di pabrik yang diuji, maka biaya pengujian tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor bila dari hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa pengerjaan dan bahan tidak sesuai dengan persyaratan kontrak atau perintah Direksi.
6.12.
Pemeriksaan atas kegiatan Direksi dan setiap orang yang diberi wewenang olehnya atau oleh Direksi harus setiap saat diijinkan masuk ke tempat pekerjaan, dan tempat-tempat dimana pekerjaan sedang dipersiapkan atau darimana asal bahan, yang didapatkannya untuk pekerjaannya, dan Kontraktor harus menyediakan setiap fasilitas untuk dan atau segala bantuan dalam mendapatkan hak untuk masuk tersebut.
7. MOBILISASI/DEMOBILISASI 7.1.
Bila di dalam harga penawaran tercantum lumpsum untuk mobilisasi/demobilisasi, maka uraian di bawah ini adalah penjelasan dari padanya. Transport lokal alat-alat dan perlengkapan proyek (dengan jumlah yang memadai), sampai proyek dan membawanya keluar setelah proyek selesai.
7.2.
Kontraktor diijinkan, apabila Direksi tidak berkeberatan, untuk setiap waktu dalam masa pelaksanaan mobilisasi untuk merubah, mengurangi atau memperbaiki susunan
alat-alat
perlengkapan
dan
instalasi-instalasi
tersebut
tanpa
mempengaruhi biaya kontrak. R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-7
7.3.
Dalam biaya kontrak tersebut sudah harus termasuk biaya pembongkaran alatalat, perlengkapan dan bangunan-bangunan kerja lainnya sedemikian sehingga bekas alat-alat, perlengkapan dan bangunan-banugnan tersebut bersih kembali seperti semula.
7.4.
Sebelum kegiatan ini dilakukan, Kontraktor harus mengajukan rencana mobilisasi kepada Direksi untuk diketahui dan disetujui.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-8
8. PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA Kontraktor harus mengusahakan atas tanggungannya, langkah-langkah dan peratalan yang perlu untuk melindungi pekerjaan/bahan yang digunakan agar tidak rusak mutunya karena cuaca.
9. DAERAH OPERASI BAGI KONTRAKTOR 1) Kontraktor harus melakukan pengaturan daerah operasinya sendiri, antara lain untuk: penyimpanan bahan-bahan bangunan, peralatan konstruksi, peralatan pengadukan beton, kantor-kantor sementara dan lain-lain. 2) Areal yang dipilih Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi. Kontraktor harus
menjaga
kebersihan
dan
keteraturan
daerah
operasinya
selama
pelaksanaan pekerjaan. 3) Kontraktor harus mengatur sendiri pengaturan untuk: air bersih, tenaga listrik, alat komunikasi dan keperluan-keperluan lainnya selama pelaksanaan pembangunan atas biaya sendiri. 4) Pada akhir pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan daerah operasinya dan diterima baik oleh Direksi.
10. PERSETUJUAN DIREKSI Kecuali dinyatakan lain, semua gambar-gambar, dokumen-dokumen, contoh-contoh bahan bangunan dan hal-hal lain yang memerlukan persetujuan Direksi harus diserahkan dalam 3 (tiga) rangkap, dan apabila disetujui 1 (satu) rangkap daripadanya akan dikembalikan kepada Kontraktor dan yang lainnya disimpan Direksi.
11. BUKU HARIAN Kontraktor wajib menyediakan Buku Harian di tempat pekerjaan. Segala kejadian yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan harus dicatat setiap hairnya. Catatan tersebut meliputi antara lain : 1) Banyaknya pekerjaan yang dikerjakan setiap hari; 2) Hari-hari kerja, hari-hari tidak bekerja dan lain-lain; 3) Bahan-bahan bangunan yang datang, yang telah dipergunakan dan yang ditolak atau diterima; 4) Kemajuan dari pekerjaan; 5) Kejadian-kejadian di tempat pekerjaan yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan. Buku harian tersebut harus ditanda tangani bersama antara Pelaksana dan konsultan Pengawas harian sebagai tanda persetujuan. Apabila terjadi perbedaan pendapat, R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-9
maka masing-masing dapat mengajukan persoalan kepada Direksi Harian/Kepala Pelaksana untuk mendapat penyelesaian. Disamping buku harian harus menyediakan Buku Direksi, dimana dicatat semua instruksi Direksi yang ditandatangani oleh Direksi.
12. KESELAMATAN, KEMANAN DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP Sepanjang pelaksanaan dan penyelesaian Pekerjaan serta perbaikan terhadap kesalahan yang terjadi, Kontraktor harus ; 1)
Memperhatikan keamanan semua orang yang berhak berada pada lokasi pekerjaan
dan
menjaga
lokasi
pekerjaan
(sepanjang
berada
dalam
pengawasannya) serta pekerjaan (sepanjang belum siap dan belum digunakan oleh Pemilik Proyek) secara tertib agar tidak membahayakan orang-orang, dan; 2)
Menyediakan dan memelihara atas biaya sendiri semua lampu, penjagaan, pagar, tanda-tanda bahaya dan pengawasan, bilamana dan dimana diperlukan atau diwajibkan oleh Direksi atau diharuskan oleh pejabat yang berwenang, untuk melindungi pekerjaan atau untuk kemananan dan kenyamanan publik atau lainnya, dan;
3)
Mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga lingkungan hidup di dalam maupun di luar tempat dan menghindari kerusakan atau gangguan terhadap orang atau harta bernda akibat pencemaran, kebisingan atau akibatakibat lainnya yang timbul sebagai akibat dari metode operasinya.
4)
Kontraktor akan mengganti dan tidak akan mempersalahkan Pemilik Proyek (Pengguna Jasa) terhadap setiap kerusakan, kerugian atau luka-luka yang diakibatkan pada pihak ketiga oleh kelalaian Kontraktor pula di malam harai harus melengkapi penyediaan lampu atau tanda-tanda lainnya.
13. GANGGUAN TERHADAP LALU LINTAS DAN DAERAH SEKITARNYA YANG BERDEKATAN Semua operasi yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dan perbaikan terhadap kesalahan yang terjadi, yang berkenaan dengan pemenuhan persyaratan ijin kontrak, harus dilaksanakan tanpa menimbulkan hal-hal yang tidak perlu dan tidak layak dengan memperhatikan : 1) Kenyamanan masyarakat;
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-10
2) Jalan masuk, penggunaan dan pemakaian jembatan dan jalan-jalan umum atau pribadi dan jalan setapak yang masuk atau keluar dari lokasi proyek atau harta benda baik yang dimiliki oleh Pemilik Proyek (Pengguna Jasa) atau pihak lainnya. Kontraktor akan menghindarkan hal-hal yang berbahaya dan mengganti kerugian pada Pemilik Proyek (Pengguna Jasa) sehubungan dengan semua tuntutan, cara kerja, kerusakan, biaya, denda dan pengeluaran apapun yang timbul dari, atau ada hubungan dengan, semua permasalahan sepanjang menjadi tanggung jawab Kontraktor; 3) Tanpa membatasi atau mengurangi dari ayat terdahulu, Kontraktor akan tunduk pada peraturan daerah setempat atau perintah-perintah yang diberikan oleh petugas yang berwenang dan berkompeten. 4) Pekerjaan yang dijalankan oleh Kontraktor harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau menghalangi atau membahayakan keselamatan masyarakat umum (setempat). 5) Kontraktor harus menjamin bahwa instansi yang berwenang tidak dituntut kerugian terhadap semua tindakan, gugatan, tuntutan, kerusakan, biaya, denda dan pengeluaran yang timbul akibat dari pekerjaan yang dilaksanakan Sub-Kontraktor yang menimbulkan halangan atau mempengaruhi lalu lintas air dan jalan tersebut. 6) Kontraktor akan selalu memelihara jalan atau fasilitas umum lainnya agar tetap dalam kondisi baik selama pelaksanaan.
14. KERUSAKAN YANG DIHINDARI 14.1.
Kontraktor akan menggunakan segala cara yang wajar dalam menjaga jalan-jalan atau jembatan-jembatan yang menghubungkan tempat atau semua jalur ke lokasi proyek dari kerusakan akibat lalu lintas yang disebabkan oleh Kontraktor atau SubKontraktor dan, secara khusus akan menyeleksi jalur yang ada, memilih dan menggunakan kendaraan dan membatasi beban dan mendistribusikan beban itu antara kendaraan sehingga kemacetan luar biaya yang tidak dapat dielakkan yang terjadi dikarenakan pemindahan material, bangunan, peralatan kontraktor, atau pekerjaan sementara dari dan ke lokasi proyek dibatasi sebanyak mungkin, sehingga jalan-jalan dan jembatan-jembatan terhindar dari kerusakan yang tidak perlu terjadi.
14.2. Kontraktor harus bertanggung jawab dan akan membayar biaya untuk memperkuat jembatan-jembatan atau merubah atau memperbaiki setiap jalan atau semua jalur yang menghubungkannya dengan lokasi proyek sebagai fasilitas bagi pergerakan peralatan kontraktor atau pekerjaan sementara dan Kontraktor harus R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-11
mengganti kerugian dan melindungi Pemilik Proyek terhadap semua tuntutan akibat kerusakan setiap jalan atau jembatan akibat pengangkutan tersebut, termasuk tuntutan yang mungkin ditujukan langsung kepada Pemilik Proyek, dan akan melakukan negosiasi dan membayar semua tuntutan yang timbul sematamata akibat kerusakan tersebut. 14.3.
Diluar dari pada ayat 1, setiap kerusakan yang terjadi pada jembatan atau jalur penghubung atau yang menghubungkannya dengan lokasi proyek yang ditimbulkan sebagai akibat dari pengangkutan material atau bangunan, oleh Kontraktor harus diberitahukan kepada Direksi dengan tembusan kepada Pemilik Proyek, secepatnya setelah menyadari adanya kerusakan tersebut atau secepatnya setelah ia menerima tuntutan dari pihak yang berwenang yang berhak mengajukan tuntutan. Berdasarkan peraturan atau perundang-undangan bila timbul kerusakan yang terjadi sebagai akibat dan muatan material atau bangunan, maka Kontraktor diwajibkan untuk mengganti segala kerugian kepada badan yang berwenang mengelola jalan dimana Pemilik Proyek (Pengguna Jasa) tidak akan bertanggung jawab terhadap semua biaya, denda atau pengeluaran yang berkenaan dengan hal tersebut. Pada kasus lain, Pemilik Proyek (Pengguna Jasa) dapat mengadakan negosiasi dalam mencapai penyelesaian dan membayar semua biaya sehubungan dengan tuntutan, kelangsungan pekerjaan, kerusakan, biaya, denda, dan pengeluaran yang ada hubungannya dengan hal tersebut dan membebaninya kemudian kepada Kontraktor.
14.4.
Bila dalam pandangan Direksi sesuatu tuntutan atau bagian dari padanya, dikarenakan kelalaian dari pihak Kontraktor dalam mengamati dan menjalankan kewajibannya berdasarkan ayat 1, maka besarnya biaya yang ditentukan oleh Direksi setelah berkonsultasi dengan Pemilik Proyek dan Kontraktor, harus dilunasi dan kegagalan tersebut harus ditebus Kontraktor dengan pembayaran yang menjadi hak atau bakal menjadi hak kontraktor dan Direksi akan memberitahu Kontraktor bila penyelesaian pembayaran akan dirundingkan dan, bila ada biaya yang akan ditarik dari Kontraktor, Pemilik Proyek (Pengguna Jasa) akan berkonsultasi dengan Kontraktor sebelum penyelesaian tersebut disetujui.
15. KONTRAKTOR HARUS MENJAGA KEBERSIHAN LOKASI PROYEK Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menjaga agar lokasi proyek bebas dari semua halangan yang tidak perlu dan akan menyimpan atau menyisihkan setiap peralatan dan kelebihan material milik Kontraktor dan membersihkan serta memindahkan segala rongsokan dan sampah yang tidak perlu dari lokasi proyek. R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-12
16. JAM KERJA 16.1.
Kontraktor leluasa mengatur jam kerjanya sendiri.
16.2.
Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada malam hari, Kontraktor harus menyediakan/menyiapkan
segala
perlengkapan
yang
diperlukan,
misalnya
penerangan lampu dan sebagainya demi kesempurnaan pekerjaan atas tanggungan biaya Kontraktor dan atas persetujuan dari Pengawas/Direksi.
17. PEKERJAAN YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi syarat-syarat karena tidak sesuai dengan gambar atau RKS, maka atas perintah Direksi pihak Kontraktor harus membongkarnya dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh Direksi dan memperbaiki kembali atas tanggungan biaya pihak Kontraktor.
18. PEMBUATAN SHOP DRAWING Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen konstruksi dilaksanakan yaitu: 1)
Untuk pekerjaan perlu penyesuaian dengan kondisi lapangan.
2)
Gambar detail yang tertuang di dalam dokumen kontrak tidak ada atau kurang memadai.
3)
Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas toleransi yang diijinkan) pada detail pelaksanaan yang mendahuluinya.
4)
Direksi/Pengawas
memerintahkan
secara
tertulis
untuk
itu,
demi
kesempurnaan konstruksi. 5)
Shop drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Direksi sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
19. PEMBUATAN GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING) DAN BUKU PENGGUNAAN & PEMELIHARAAN BANGUNAN Sebelum Penyerahan Petama Pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas: 1)
Gambar Rancangan Pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam pelaksanaannya.
2)
Shop Drawing sebagai penjelasan rencana kerja lanjutan Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor (bila ada).
3)
Penyelesaian yang dimaksud pada ayat 1 di atas harus diartikan telah memperoleh persetujuan Direksi setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti. R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-13
4)
Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan I. Kekurangan dalam hal ini akan berakibat Penyerahan Pekerjaan I tidak dapat dilakukan.
20. PEMBENAHAN/PERBAIKAN KEMBALI Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana meliputi : 20.1.
Komponen-komponen pemeliharaan
pekerjaan
mengalami
pokok/konstruksi
kerusakan
atau
yang
dijumpai
ada
pasa
masa
kekurangsempurnaan
pelaksanaan. 20.2.
Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan di luar pekerjaan pokok yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya : jalan, halaman dan lain sebagainya).
20.3.
Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisasisa-sisa pelaksanaan termasuk bow-keet dan direksi keet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir.
21. PERATURAN TEKNIK YANG MENGIKAT 21.1.
Peraturan teknik yang dikeluarkan/ditetapkan oleh Pemerintah RI. Apabila tidak disebutkan lain di dalam RKS dan Gambar maka berlaku mengikat peraturanperaturan dibawah ini: 1) Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56) 2) Peraturan Umum Bahan Indonesia (PUBI 1982) 3) Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengerahan Tenaga Kerja) 4) Peraturan-peraturan Pemerintah/Perda setempat.
21.2.
Persyaratan Teknik Pada Gambar/RKS yang harus diikuti: 1) Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail maka gambar detail yang diikuti; 2) Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang
jelas
akan
menyebabkan
ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Direksi lebih dahulu. 3) Bila terdapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti, kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-14
mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan putusan Direksi. 4) RKS dan Gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti, demikian juga sebaliknya. 5) Yang dimaksud dengan RKS dan Gambar diatas adalah RKS dan Gambar setelah mendapatkan perubahan/pernyempurnaan di dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan. 6) Bila dalam gambar terdapat kekurangan notasi ukuran, namun tercantum ukuran skala gambar, maka ukuran berdasarkan skala gambar dapat dipergunakan.
22. PENELITIAN DOKUMEN PELAKSANAAN 22.1 Kontraktor Pelaksana berkewajiban meneliti kembali seluruh dokumen pelaksanaan secara seksama dan bertanggung jawab. 22.2 Bila di dalam penelitian tersebut dijumpai gambar atau persyaratan pelaksanaan yang tidak memenuhi syarat teknis yang bila dilaksanakan dapat menimbulkan kerusakan konstruksi atau kegagalan struktur, maka Kontraktor Pelaksana wajib melaporkan kepada Direksi secara tertulis, dan menangguhkan pelaksanaannya sampai memperoleh keputusan yang pasti dari Direksi. 22.3 Bila akibat kekurang telitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pemeriksaan Dokumen Pelaksanaan tersebut, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Direksi tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.
23. SYARAT-SYARAT TEKNIS BAHAN-BAHAN BANGUNAN 23.1.
UMUM
23.1.1. Sedapat mungkin harus dipakai bahan-bahan dalam negeri untuk keperluan konstruksi. 23.1.2. Spesifikasi standar Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi atau diijinkan oleh Direksi secara tertulis semua bahan-bahan atau barang-barang harus sesuai dengan terbitan terbaru dari J.I.S. yang dapat digunakan atau British Standard (selanjutnya disebut B.S.) dan
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-15
Normalisasi Indonesia (selanjutnya disebut N.I.), atau Standard Industri Indonesia (SII).
23.1.3. Bahan-bahan lain yang tidak sepenuhnya disebut didalamnya dan untuk mana tidak ada dalam JIS, BS, atau NI, harus disetujui secara khusus oleh Direksi.
23.2.
PEMERIKSAAN
23.2.1. Semua bahan-bahan dan barang-barang/benda-benda yang disarankan oleh Kontraktor
untuk
dipakai
didalam
pekerjaan
Proyek/Satuan
Kerja
harus
dapat/boleh diperiksa, diuji dan dianalisa sewaktu-waktu, jika dan bila diminta oleh Direksi. 23.2.2. Jika Direksi menganggap perlu, maka Kontraktor atas biayanya sendiri harus dapat memberikan test sertifikat dari pabrik. 23.2.3. Atas biayanya sendiri, Kontraktor harus menyediakan dan mempersiapkan bahanbahan yang ditest dan contoh-contoh dari bermacam-macam bahan yang sewaktu-waktu akan diminta atau disyaratkan. 23.2.4. Semua ongkos dari peninjauan dan ujian menjadi tangungan Kontraktor. 23.2.5. Setiap test bahan atau pekerjaan yang telah selesai harus dilaksanakan dengan disaksikan Direksi dan harus dilaksanakan sedemikian memenuhi persyaratan yang diminta. 23.2.6. Semua bahan-bahan yang dipakai dalam Proyek/Satuan Kerja/pekerjaan, harus mendapat persetujuan Direksi sebelum dipakai/dipasang, meskipun bahan-bahan tersebut telah dinyatakan dapat diterima pada waktu didatangkan di site. 23.2.7. Setiap kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh tidak disetujuinya bahanbahan tersebut oleh Direksi menjadi tanggungan Kontraktor. 23.2.8. Direksi mempunyai kebebasan untuk menolak salah satu atau semua bahanbahan dan metoda Pelaksanaan yang tidak sama kualitasnya dan sifatnya seperti contoh-contoh yang telah disetujui dan Kontraktor harus segera memindahkan bahan-bahan atau membongkar pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud atas tanggungannya.
23.3.
SEMEN
23.3.1. Umum 23.3.1.1.
Semen yang dipakai untuk beton harus dari merk/pabrik yang disetujui dan harus Portland Cement taha sulfate atau Portland Cement Type I ditambah
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-16
bahan additive yang sesuai dengan JIS P 5210, ASTM C 150 dan atau SII0013-81, terkecuali jika ditentukan lain. 23.3.1.2.
Jika kontraktor menginginkan, maka PC yang cepat mengeras boleh dipakai sebagai pengganti P.C tahan sulfat asal mendapat persetujuan terlebih dalulu dari Direksi/Engineer/Pengawas.
23.3.2. Sertifikat Pengujian dan lain-lain 23.3.2.1.
Setiap pengiriman semen harus disertai dengan pengiriman sertifikat dari pabrik yang menunjukan bahwa semen tersebut telah diuji dan dianalisa mengenai komposisi kimianya dan bahwa coba uji dan analisa tersebut dalam segala-galanya sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang relevan dengan JIS, BS atau NI. Sampel akan dikumpulkan sebagaimana ditentukan oleh Direksi dan pengujian harus dilaksanakan pada laboratorium yang telah disetujuinya. Semen yang telah dipakai untuk sample-sample tidak boleh dipakai pada pekerjaan apapun sebelum coba ujinya dan analisanya telah selesai dan hasilnya telah diterima dengan baik oleh Direksi. Sebagai tambahan dari test-test dan analisa-analisa tersebut diatas Direksi dapat menguji semen yang telah disimpan di site sebelum dipakai untuk menentukan apakah semen yang didatangkan telah rusak selama pengangkuran atau selama disimpan. Tidak boleh ada semen yang dipakai sebelum dierima dan dinyatakan
baik
oleh
Direksi.
Direksi
dapat
menolak
semen
yang
didatangkan/yang ada, berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, meskipun semen itu telah mendapat sertifikat pabrik. Semua semen yang telah ditolak harus segera dipindahkan dari site, atas biaya kontraktor. 23.3.2.2.
Pengangkutan dan penyimpanan semen
23.3.2.2.1. Umur semen pada waktu dilever dilapangan tidak boleh lebih dari 2 (dua) bulan dan semen harus dipakai dalam waktu 3 bulan setelah datang di site (lokasi pekerjaan). 23.3.2.2.2. Semen harus diangkut ke site dalam kendaraan tertutup, terlindung dengan baik terhadap cuaca dan harus disimpan dengan baik didalam gudang-gudang yang mempunyai cukup ventilasi, tahan terhadap cuaca dan tahan air untuk mencegah kerusakan karena lembab. Lantai gudang semen harus terbuat dari kayu setinggi paling sedikit 30 cm diatas tanah dan diberi ventilasi. 23.3.2.2.3. Setiap pengiriman semen harus dipisah-pisahkan agar dapat dengan mudah diidentifikasi, diperiksa, ditest dan dicatat tanggal pengeluarannya. Semen yang disimpan dalam kantong/zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 12 zak. Semen yang didatangkan di site harus segera ditempatkan didalam gudangR E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-17
gudang tersebut diatas dan dipakai pada pelaksanaan sesuai urutan datangnya. Penggunaan semen dalam jumlah yang besar tidak dilarang. Biar bagaimanapun juga, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaan harus mendapat
persetujuan
menyampaikan
laporan
Direksi
terlebih
mingguan
dahulu.
kepada
Kontraktor
harus
Direksi/Engineer/Pengawas
mengenai pengiriman semen, penyimpanannya dan menjelaskan berapa banyaknya yang diterima dan dikeluarkan selama minggu tersebut, dari siapa/darimana dibeli dan dibagian-bagian pekerjaan apa saja semen telah dipergunakan. 23.4.
BATU PASANG Batu pasang yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus dari kuailtas terbaik. Batu harus keras, tahan lama, liat, tahan terhada pgoresan dan cuaca, serta bebas dari tanah atau sampah-sampah lain. Batu pecah tidak boleh mengandung lempung, bagian-bagian yang pipih atau pancang atau cadas yang lapuk.
23.4.
MATERIAL TIMBUNAN
23.4.1. Timbunan yang digolongkan sebagai timbunan biasa akan terdiri dari tanah atau bahan-bahan batuan yang digali dan disetujui oleh Direksi sebagai bahan-bahan yang memenuhi syarat untuk penggunaan dalam pekerjaan permanen. 23.4.2. Bahan-bahan juga akan diseleksi sejauh mungkin, tidak termasuk penggunaan tanah liat yang sangat plastis, diklasifikasikan sebagai A-7-6 oleh AASHTO M 145 atau sebagai CH pada Unified or Cassagrande Soil Classification System. Dimana penggunaan tanah-tanah plastis berkadar tinggi tidak dapat dihindari secara layak, maka bahan-bahan tersebut hanya akan digunakan di bagian dasar timbunan atau dalam urugan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tidak ada tanah plastis berkadar tinggi yang akan digunakan sama sekali pada lapisan bahan-bahan 400 mm di bawah setiap tanah dasar perkerasan atau bahu jalan. Sebagai tambahan, maka timbunan dalam daerah ini bilamana diuji sesuai dengan AASHTO T 193 harus mempunyai suatu nilai CBR tidak kurang dari pada 6% setelah terendam empat hari bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum sebagaimana ditentukan sesuai AASHTO T99. 23.4.3. Tanah yang mempunyai sifat mengembang (meretak) sangat tinggi yang mempunyai suatu nilai aktifitas lebih besar daripada 1,25 atau suatu derajat pengembangan yang digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai sangat tinggi atau ekstra tinggi, tidak akan digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktifitas harus R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-18
diukur sebagai Indeks Plastisitas (IP) (AASHTO T90) Presentase Ukuran Tanah Liat (AASHTO T88) 23.4.4. Timbunan dengan bahan-bahan terpilih. Timbunan yang akan digolongkan sebagai timbunan dengan bahan-bahan terpilih jika digunakan pada lokasi atau untuk tujuan timbunan dengan bahan-bahan terpilih telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Pengawas. Semua timbunan lainnya yang digunakan harus dipandang sebagai timbunan biasa atau drainase porous. 23.4.5. Timbunan yang diklasifikasi sebagai timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus terdiri dari bahan-bahan tanah atau batuan yang memenuhi semua persyaratan bahan diatas untuk timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat tertentu lainnya yang disyaratkan, tergantung pada penggunaannya yang dimaksudkan, sebagaimana diarahkan atau disetujui oleh Pengawas. 23.4.6. Dalam semua hal, maka semua timbunan dengan bahan-bahan terpilih, bila diuji dengan AASHTO T193 harus mempunyai suatu nilai CBR sekurang-kurangnya 10% setelah 4 hari direndam bila dipadatkan samapai 100% kepadatan kering maksimum sebagaimana ditentukan sesuai dengan AASHTO T99. 23.4.7. Bila digunakan dalam situasi pemadatan dengan kondisi jenuh atau banjir tidak dapat dihindari, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus terdiri dari pasir atau kerikil atau bahan-bahan butiran bersih lainnya dengan suatu indeks plastisitas maksimum 6%. 23.4.8. Bila digunakan pada pekerjaan stabilisasi timbunan atau lereng atau dalam situasi lainnya dimana kekuatan geser adalah penting, tetapi berlaku kondisi pemadatan normal, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih dapat merupakan timbunan batuan atau kerikil berlempung yang bergradasi baik atau tanah liat berpasir atau tanah liat yang memiliki plastisitas rendah. 23.4.9. Jenis bahan-bahan yang dipilih atau disetujui olehDireksi akan tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun atau pada tekanan tanah yang harus dipikul.
24. PEKERJAAN PERSIAPAN Meliputi pekerjaan : 1)
Pembersihan lahan
2)
Pembuatan jalan/jalur material
3)
Pengukuran dan pemasangan bowplank
4)
Pembongkaran/penebangan pohon setelah ada ijin direksi/pengawas R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-19
5)
Pekerjaan administrasi
25. PEKERJAAN PENGUKURAN 25.1.
Pengukuran awal
25.1.1. Pengukuran awal dilakukan guna untuk menentukan letak titik-titik kolom bangunan di lapangan setelah pekerjaan pematangan tanah selesai. Pada pengukuran awal dimasudkan juga untuk menentukan duga tinggi masing-masing lantai bangunan (yakni duga tinggi yang sama yang diukur dari ±0,00 dari patok beton yang digunakan sebagai referensi). 25.1.2. Hasil pengukuran di lapangan harus dinyatakan dengan tanda-tanda berupa patok-patok ukur dititik-titik koordinat yang dimaksud serta diberi tanda duga tingginya dengan cat warna merah. Patok-patok ukur harus terbuat dari kayu meranti/kruing berukuran penampang 5/7, ditanam kokok sedemikian rupa sehingga tidak rusak atau berubah tempat oleh benturan-benturan kecil akibat pelaksanaan
pekerjaan.
Bila
patok-patok
ini
bergeser,
miring,
atau
tenggelam/tercabut, maka kontraktor pelaksana harus menggantinya dengan melakukan pengukuran kembali sebagaimana mestinya. 25.1.3. Pengukuran harus dilaksanakan oleh tenaga pengukur lapangan yang terampil dengan menggunakan alat ukur theodolith. Pengukuran ini harus selalu disertai oleh Direksi Lapangan dan sebelum penanaman patok ukur, titik-titik ukur yang ditetapkan sudah harus disetujui oleh Direksi. 25.1.4. Pengukuran awal ini akan dituangkan dalam Berita Acara pengukuran awal (uitzet) yang ditandatangani semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi bangunan ini untuk dipakai sebagai pedoman bagi pengukuran dan pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. 25.2.
Pengukuran selanjutnya
25.2.1. Pengukuran selanjutnya dilaksanakan bertahap sesuai dengan tahapan pekerjaan yang membutuhkan yang antara lain adalah: 25.2.1.1.
Untuk penetapan pemasangan bowplank.
25.2.1.2.
Untuk penetapan titik-titik kolom bangunan dan pondasi.
25.2.1.3.
Untuk levelling lantai struktur, ring balk, untuk keperluan kuda-kuda dan lainlain.
25.2.1.4.
Untuk melakukan cek kebenaran kedudukan elemen-elemen konstruksi selama pengerjaannya.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-20
25.2.2. Berdasarkan keperluan di atas maka Kontraktor Pelaksana harus senantiasa menyediakan pesawat ukur theodolit di lapangan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung. 25.2.3. Bila oleh karena sesuai hal Konstraktor Pelaksana tidak dapat menyediakan di lapangan
pekerjaan
mengadakannya
maka
dengan
Direksi
biaya
sewa
(Konsultan yang
Pengawas)
ditanggung
oleh
berwenang Kontraktor
Pelaksanaan. 25.2.4. Hal ini sudah harus dianggap sebagai faktor-faktor yang sudah diperhitungkan didalam penawaran pekerjaan ini.
26. PEKERJAAN PEMASANGAN PAPAN BANGUNAN (BOWPLANK) 26.1.
Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah : 1)
Kayu Meranti ukuran 5/7 dan 2/20
2)
Cat warna merah
3)
Papan bangunan ukuran 2/20, diketam rata permukaan atasnya, dipasang rata air (level) setinggi duga lantai (+ 0.00) berjarak kearah luar as kolom bangunan.
26.2.
Tiang-tiang papan bangunan ukuran 5/7, dipasang kokoh maksimal setiap jarak 2m.
26.3.
Semua titik as kolom pada papan bangunan harus diberi tanda dengan cat dan paku.
26.4.
Papan bangunan harus tetap berdiri kokoh hingga pelaksanaan konstruksi mencapai pengecoran kolom gedung.
27. PEKERJAAN GALIAN 27.1.
Meliputi pekerjaan : 1)
Seluruh pekerjaan galian dilakukan sampai pada kedalaman sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan.
2)
Lubang galian harus dibuat yang cukup guna memperoleh ruang kerja yang cukup dan kemiringan sisi-sisinya tidak mudah longsor.
3)
Tanah bekas galian diletakkan pada sisi-sisi galian sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan galian dan tanah bekas galian tidak dapat longsor ke dalam galian.
4)
Pekerjaan pengurugan kembali dilaksanakan setelah pekerjaan galian dan konstruksi yang memerlukanya selesai dikerjakan.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-21
5)
Urugan
sirtu
kembali
hendaknya
dipadatkan
kembali
dengan
menggunakan mesin pemadat (compactor).
28. URUGAN TANAH 28.1.
Urugan tanah yang akan dilaksanakan yaitu urugan tanah di bawah lantai I parkir kendaraan.
28.2.
Urugan tanah harus menggunakan tanah urug yang baik dan harus dipadatkan dengan mengairi sampai jenuh hingga mencapai kepadatan maksimal. Pelaksanaan pekerjaan : 1) Penyiapan lapangan
Sebelum penempatan urugan diatas suatu lapangan, semua operasi pemotongan
dan
pembersihan
termasuk
pengisian
lubang-lubang
disebabkan pembongkaran akar-akar harus disesuaikan sesuai dengan spesifikasi, dan semua bahan-bahan yang tidak cocok harus dibuang dari lapangan tersebut seperti diperintahkan Direksi Teknik.
Bilamana tingginya timbunan adalah satu meter atau kurang, tempat pondasi timbunan harus dipadatkan secara menyeluruh (termasuk membuat lepas-lepas, mengeringkan atau membasahi jika diperlukan) sampai bagian puncak tanah setebal 15 cm, memenuhi persyaratan kepadatan yang ditetapkan untuk urugan yang ditetapkan disana.
2) Penimbunan urugan
Urugan harus disisipkan sampai permukaan yang telah dibuat dan ditebarkan dalam lapirasn-lapisan yang rata tidak melebihi ketebalan padat 20 cm.
Urugan tanah harus diangkat secara langsung dari daerah galian bahan ke tempat yang sudah disiapkan dan dihampar (dalam cuaca kering). Penumpukan tanah pada umumnya tidak diijinkan, khususnya selama musim hujan.
3) Pemadatan urugan
Segera setalah pemadatan dan penebaran urugan, masing-masing lapisan tanah harus dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang cocok dan memadai sampai disetujui dan diterima oleh Direksi Teknik.
Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta masuk ke tengah dalam satu cara dimana masing-masing bagian menerima desakan pemadatan yang sama. R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-22
29. URUGAN PASIR 29.1.
Urugan pasir yang akan dilaksanakan yaitu urugan pasir dibawah paving block lantai I parkir kendaraan, di bawah lantai serta urugan pasir dibawah pondasi (sesuai gambar rencana/gambar kerja).
29.2.
Urugan pasir harus menggunakan pasir urug yang baik dan harus dipadatkan dengan mengairi sampai jenuh hingga mencapai kepadatan maksimal.
30. PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG 30.1.
Syarat-syarat Umum dan Peraturan
30.1.1. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah t eknik serta syarat-syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam bagian dokumen ini. 30.1.2. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi teknis ini maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan standar di bawah ini : 1) SNI No. 03-2847-1992 2) Peraturan Muatan Indonesia (PMI 1970) 30.1.3. Semua material yang dipergunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi sebelum dipergunakan dalam proyek ini, kemudian semua material yang akan dipergunakan harus sesuai dengan persyaratan yang ada dalam RKS ini. 30.1.4. Pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan ini disyaratkan menggunakan mutu beton Karakteristik (K) 175 dan (K) 225 30.1.5. Untuk bidang-bidang yang vertikal, ketinggian pengecoran beton yang akan dicor maksimum 150 cm.
30.2.
Cetakan beton
30.2.1. Cetakan yang dipakai dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan beton yang rata dan halus. Untuk itu dipergunakan papan klas II dengan ketebalan tidak boleh kurang dari 2,5 cm. 30.2.2. Sebelum beton dibuang, terlebih dahulu konstruksi cetakan beton diperiksa untuk memastikan kebenaran perletakannya, kokoh, rapat serta bersih dari segala kotoran permukaan cetakan harus diberi minyak (form oil) untuk mencegah melekatnya beton pada cetakannya. Permukaan cetakan harus dibasahi sehingga tidak terjadi penyerapan air beton yang baru dituangkan. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan Direksi.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-23
30.3. Air 30.3.1. Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan berikut ini: 1) Jika mutunya meragukan harus dianalisis secara kimia dan dievaluasi mutunya menurut tujuan pemakaiannya. 2) Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya, yang dapat dilihat secara visual. 3) Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram / liter. 4) Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton (asam-asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter. Kandungan clorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat (sebagai S03) tidak lebih dari 100 ppm. 5) Jika dibandingkan dengan kuat tekan adukan yang menggunakan air suling, maka penurunan kekuatan adukan beton dengan air yang digunakan tidak lebih dari 10%. 30.4.
Bekisting (Cetakan beton)
30.4.1. Di dalam segala hal, cetakan beton (termasuk penyangganya) harus direncanakan sedemikian rupa hingga dapat dibuktikan bahwa penyangga dan cetakan tersebut mampu menerima gaya-gaya yang diakibatkan oleh penuangan dan pemadatan adukan beton. 30.4.2. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dan batas-batas bidang dari hasil beton yangdirencanakan, serta tidak bocor dan harus cukup kaku untuk mencegah terjadinya perpindahantempat atau kelongsoran dari penyangga. 30.4.3. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan, lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan lurus dan rata dalam arah horizontal maupun vertikal. 30.4.4. Kontraktor harus melakukan upaya-upaya sedemikian hingga penyerapan air adukan oleh cetakan dapat dicegah. 30.4.5. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan penunjangseperti yang dibutuhkan tanpa adanya "overstress" atau perpindahan tempat pada beberapabagian konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat dan kakuuntuk menunjang berat sendiri dan beban-beban yang ada di atasnya selama pelaksanaan. 30.4.6. Sebelum penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya, kekuatannya, dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-24
beton dituang, permukaan cetakan harus bersih terhadap segala kotoran, dan diberi oli untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. Untuk menghindari lekatnya oli pada baja tulangan, maka pemberian oli pada cetakan harus dilakukan sebelum tulangan terpasang. 30.4.7. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Konsultan ManajemenKonstruksi, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut:Bagian sisi balok 48 jam (setara dengan 35 % fc)Balok tanpa beban konstruksi 7 hari (setara dengan 70 % fc)Balok dengan beban konstruksi 14 hari (setara dengan 85 % fc)Pelat lantai/atap/tangga 14 hari (setara dengan 85 % fc)Pada bagian konstruksi yang terletak di dalam tanah, cetakan harus dicabut sebelumpengurugan dilakukan. 30.5.
Pelaksanaan
30.5.1. Proporsi 30.5.1.1. Kecuali gambar menentukan lain, maka adukan beton harus mencapai Kekuatan Tekan Beton karakteristik f’c = K
250 untuk semua beton struktur.
30.5.1.2. Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton dimulai, pihak Kontraktor harus mengadakan Mix Design untuk menjadi acuan dalam komposisi campuran, terutama pada gedung bertingkat. 30.5.1.3. Untuk mengontrol kekuatan/mutu yang dicapai pada pelaksanaan, Kontraktor harus mengambil contoh kubus untuk diadakan test laboratorium menurut syarat-syarat PBI 1987 pasal 4.6 dan 4.7 30.5.2. Pengecoran beton 30.5.2.1. Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain. Alat-alat pengaduk beton (beton molen) dan alat pembawa juga harus bersih. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, serta harus diperiksa terlebih dahulu. 30.5.2.2. Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar bestek dan detail. Jika terdapat ketidak-cocokan pada ukuran Kontraktor diwajibkan untuk meminta pertimbangan terlebih dahulu dari Direksi. 30.5.2.3. Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan dalam gambar. Jika suatu diameter tidak terdapat di pasaran, Kontraktor diwajibkan membicarakan terlebih dahulu dengan Direksi. 30.5.2.4. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 meter dan segera sesudah pengecoran dimulai, lapisan-lapisan beton dipadatkan dengan R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-25
penggetar (internal concrete vibrator). Kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan konstan serta penggunaannya tidak boleh mengenai besi tulangan. 30.5.2.5. Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang dihasilkan merupakanmassa yang utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi atau keropos. 30.5.2.6. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar yangmempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan yang baik. 30.5.2.7. Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum dalam RKS ini, dipakai peraturan yang termuat dalam PBI 1971 sebagai syarat. 30.5.2.8. Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atas pelaksanaan pengecoran beton dapat diberikan pada waktunya, Kontraktor diwajibkan menyampaikan pemberitahuan tentang rencana pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya. 30.5.2.9. Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton bersangkutan mengalami periode pengerasan sebagaimana diatur dalam PBI 1971, dan sementara itu penyiraman beton harus selalu dilaksanakan. 30.5.3. Penyambungan beton 30.5.3.1. Apabila oleh karena sesuatu dan lain hal pengecoran beton diputuskan sebelum selesai sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras permukaan yang akan disambung harus dikasarkan dan dibersihkan, bekisting dikencangkan kembali dan penyambungannya menggunakan air atau bonding agent yang disetujui Direksi/Pengawas. 30.5.4. Slump 30.5.4.1. Slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix normal adalah sesuai dengan PBI 1971. Pemakaian nilai slump harus teratur dan disesuaikan dengan kebutuhannya,
misalnya
daerah-daerah
yang
pembesiannya
rapat
dipergunakan slump yang tinggi. 30.5.5. Lantai Kerja Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya, harus diberi urugan dan lantai kerja masing-masing setebal 5 cm dengan komposisi adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dan dipasang di bawah konstruksi beton tersebut.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-26
30.5.6. Pemeliharaan Beton Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab dengan jalan menutup beton dengan karung basah atau menyiraminya dengan air secara rutin sampai beton berumur satu minggu. Pada umur sampai dengan 24 jam, beton harus dijaga dari air hujan deras, air mengalir, getaran-getaran dan sinar matahari. 30.5.7. Bahan Additive Pemakaian bahan additive harus disertai percobaan laboratorium guna mendapatkan hasil yang baik dan disetujui Direksi/Pengawas. Bahan additive ini harus memenuhi persyaratan ASTM atau JIS. 30.5.8. Bekisting 30.5.8.1. Seluruh bahan pekerjaan bekisting menggunakan papan terentang dan usuk 4/6 cm, kecuali Direksi/Pengawas menegaskan lain, dan untuk mendapatkan hasil cetakan yang memenuhi syarat pekerjaan bekisting harus dikerjakan oleh tukang yang ahli. 30.5.8.2. Celah-celah antara papan bekisting harus cukup rapat, agar waktu mengecor tidak ada air adukan yang lolos, sebelum mulai mengecor bagian dari dalam bekisting harus disiram air dan dibersihkan dari kotoran. 30.5.8.3. Bekisting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa agar waktu pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-cacat, gelombang-gelombang
maupun
perubahan-perubahan
bentuk,
ukuran-
ukuran, ketinggian-ketinggian serta posisi daripada beton yang dicor. 30.5.8.4. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara, yang dapat mencegah defleksi bahan-bahan bekisting. Bekisting serta sambungan-sambungan harus rapat, sehingga mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang permukaan sementara harus disediakan di dalam bekisting untuk memudahkan pembersihan. 30.5.9. Pembongkaran bekisting 30.5.9.1. Bekisting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat menjamin keselamatan penuh atas struktur-struktur yang dicetak dengan memperhatikan syarat-syarat minimum sebagai berikut: 30.5.9.1.1.Bagian struktur beton vertical boleh dibongkar bekisting setelah 7 (tujuh) hari, dengan syarat bahwa betonnya cukup keras dan tidak cacat karena pembongkaran tersebut. R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-27
30.5.9.1.2.Bagian struktur beton yang disangga dengan penumpu tidak boleh dibongkar sebelum betonnya mencapai kekuatan yang cukup untuk menyangga beratnya sendiri dan beban-beban pelaksanaan atau beban-beban lain yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut. 30.5.9.1.3.Dalam hal apapun bekisting pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar sebelum berumur 14 (empat belas) hari, demikian pula bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton tidak boleh dibongkar sebelum beton ditentukan matang. 30.5.10.
Contoh-contoh Sebelum pelaksanaan pemasangan, terlebih dahulu Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material yang akan dipakai guna mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas.
30.5.11.
Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengkoordinasikan pemasangan dan letak-letak instalasi listrik, plumbing dan lain-lainnya.
30.6.
Beton Siap Pakai (Ready Mix Concrete)
Pemborong boleh menggunakan beton siap pakai (ready mix concrete) dengan ketentuan sebagai berikut: a.
Pada prinsipnya semua persyaratan untuk beton yang dibuat di lapangan berlaku juga untuk beton ready-mix, baik persyaratan material semen, agregat, air, maupun admixture, testingbeton, slump , dsb.
b.
Disyaratkan agar pemesanan Beton Ready Mix dilakukan pada supplier Beton Ready Mix yang sudah terkenal mengenai stabilitas mutunya, kontinuitas penyediannnya, dan mempunyai/mengambil material-material dari tempat tertentu yang bermutu baik.
c.
Konsultan Supervisi akan menolak setiap beton ready-mix yang sudah mengeras dan
menggumpal
untuk
tidak
digunakan
dalam
pengecoran.
Usaha
untukmenghaluskan/menghancurkan beton Ready Mix yang sudah menggumpal sama sekali tidak diperbolehkan. d.
Penambahan air dan material lainnya kedalam beton ready mix yang sudah berbentuk adukan sama sekali tidak diperkenankan, karena akan merusak komposisi yang ada dan menurunkan mutu beton yang direncanakan.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-28
e.
Kontraktor harus harus meminta jaminan tertulis kepada Supplier Beton Ready mix jaminan tentang mutu beton, stabilitas mutu, dan kontinuitas pengadaan dan jumlah/volume beton yang digunakan.
f.
Beton readymix yang tidak memenuhi mutu yang disyaratkan, walaupun disupplai oleh Perusahaan beton ready mix, tetap merupakan tanggungjawab sepenuhnya dari Penyedia Jasa konstruksi/Kontraktor.
g.
Beton Ready mix yang sudah melebihi waktu 3 (tiga) jam , yaitu sejak dituangkannya air kecampuran beton kedalam truk ready mix di plant/pabrik sampai selesainya beton ready mixtersebut dituangkan di cor, tidak dapat digunakan atau dengan perkataan lain akan ditolak,segala akibat biaya yang ditimbulkannya menjadi beban dan resiko Penyedia Jasa Konstruksi.
h. Volume penggunaan ready mix concrete harus disetujui oleh Konsultan Supervisi dengan senantiasa berpedoman pada ketentuan teknis yang diberlakukan bagi pekerjaan beton. i.
Apabila di dalam ready mix concrete tersebut diberikan zat tambah (additive) maka selain harusmengikuti ketentuan di dalam Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton SK SNI S-18-1990-03,pabrik pembuatnya harus menyertakan sertifikat/surat keterangan yang menyatakan jenis dan konsentrasi bahan tambah tersebut per m3 adukan beton. Selain itu, di dalam hal penggunaan bahan tambah ini, harus disebutkan pula di dalam sertifikat tersebut batas waktu toleransi beton.
j.
Kecuali jika disebutkan secara khusus di dalam RKS ini, maka terhadap ready mix concrete harus selatu diadakan pengujian kualitas, yaitu:
1.
Pengujian kekentalan adukan (slump), yang dilakukan 3 kali setiap 5 m3 adukan, yaitu: diawal kedatangan, di tengah-tengah, dan di akhir penuangan. Nilai slump yang digunakanuntuk evaluasi adalah nilai slump rata-ratanya. Jika nilai slump yang diperoleh tidak sesuaidengan ketentuan yang terdapat di dalam butir 4.g., maka adukan yang digunakan dianggaptidak memenuhi syarat, dan tidak boleh digunakan.
2.
Pengujian kuat tekan beton, yang dilakukan secara acak dengan ketentuan sebagai berikut:
Untuk setiap 10 m3 adukan beton, minimal harus dibuat 2 buah benda uji berupa silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, seperti ketentuan yang tercantum didalam butir 4.d. Di dalam segala hal, R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-29
pembuatan benda uji ini harus dilakukan dengan sepengetahuan Supervisi
Terhadap kedua benda uji tersebut harus dilakukan pengujian kuat tekan. Jadi, untuksetiap 10 m3 adukan beton harus diwakili oleh satu nilai kuat tekan beton yang diperolehdari kuat tekan rata-rata kedua benda uji tersebut di dalam butir c.2.1., setelah dikonversikan kekuatannya ke kuat tekan beton umur 28 hari.
Supervisi harus selalu melakukan evaluasi statistik secara periodik terhadap kuat tekan beton ini, berdasarkan ketentuan yang berlaku di dalam Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SNI 03 – 2847 – 2002
).
Jika hasil evaluasi statistik tersebut di dalam pasal c.2.3. memperlihatkan kuat tekan betonyang lebih rendah dari yang disyaratkan, maka Supervisi
harusmenghentikan
pekerjaan
beton
yang
sedang
dilaksanakan. Di dalam hal ini Pengawasharus segera melakukan koordinasi dengan pihak yang terkait.
Ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi site mix concrete seperti: tata cara evaluasi kuattekan beton, pengangkutan adukan, perawatan beton, cetakan
beton,
pengecoran,pemadatan
beton,
dan
sambungan
konstruksi, tetap berlaku untuk penggunaan ready mixconcrete.
30.7.
Pembesian a.
Bahan material dan ukuran batang semua baja tulangan harus baru dengan mutu baja U240 dan U320, dengan tegangan leleh minimum 2400 km/cm ²
dan 3900 kg/cm², sesuai dengan SNI untuk beton dan harus disetujui oleh Direksi. Diameter tulangan baja beton harus sesuai dengan gambar dan bila kemudian
karena
keadaan
lapangan
harus
diadakan
penggantian/penyesuaian diameter terlebih dahulu harus disetujui Direksi. b.
Baja tulangan beton sebelum dipasang harus dibersihkan dari serpih-serpih, karat, minyak, gemuk dan pelapisan yang akan merusak dan mengurangi daya rekatnya dengan beton.
c.
Baja tulangan harus dibengkokkan/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran yang tertera pada gambar kerja yang diberikan kepada kontraktor, baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara merusak bahannya. R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-30
d.
Baja tulangan dengan bengkokan yang tidak ditunjukan dalam gambar tidak boleh dipakai, semua batang tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin. Pemasangan dari besi beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara-cara pengerjaanya disetujui oleh Direksi.
e.
Sistem pemasangan, penggunaan besi beton, ketepatan diameter dalam pembesian ini agar tetap mengikuti gambar yang ada, seperti pembesian pondasi, sloof, kolom, balok, pelat, ring balok, dll.
30.8.
Pekerjaan Beton Praktis
30.8.1. Lingkup Pekerjaan : Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan jasa-jasa lain sehubungan dengan pekerjaan sloof praktis, balok praktis, kolom praktis dan bagian lain sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis ini. 30.8.2. Pengendalian Pekerjaan Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuanketentuan seperti tertera dalam: •
ASTM C150,
•
ASTM C 33,
•
SII - 0051 - 74,
•
SII - 0013 - 81, dan
•
SII - 0136 - 84.
30.8.3. Bahan-bahan Bahan-bahan / material yang digunakan berupa agregat kasar, agregat halus, PC, dan sebagainya sesuai dengan yang dipakai pada beton konstruksi. Demikian juga mengenai cara penyimpanan.
30.9.
PEMASANGAN PIPA DAN LAIN-LAIN DALAM BETON
30.9.1. Penempatan saluran / pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan SNI 03 – 2847 -2002. 30.9.2. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain dalam bagian struktur beton bila tidak ditunjukkan secara detail dalam gambar. Dalam beton perlu dipasang selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa. 30.9.3. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam gambar, tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik dalam struktur beton. R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-31
30.9.4. Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka Pemborong harus mengkonsultasikan hal ini dengan Konsultan Supervisi 30.9.5. Tidak dibenarkan untuk membengkokkan atau menggeser atau memindahkan baja tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Konsultan Supervisi. 30.9.6. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang sebelum pengecoran dilaksanakan. 30.9.7. Bagian-bagian atau peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilakukan. 30.9.8. Pemborong utama harus memberitahukan serta memberi kesempatan kepada pihak lain untuk memasang bagian / peralatan tersebut sebelum pengecoran beton dilaksanakan. 30.9.9. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda atau peralatan yang akan ditanam dalam beton, yang mana rongga tersebut harus tidak terisi beton, harusditutupi dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pencoran beton.
31. BETON RABAT 31.1.
Beton-beton rabat, seperti ditunjuk di dalam gambar perencanaan harus dibuat dengan campuran 1 PC : 3 PS : 5 Kr dengan ketebalan 5-10 cm atau sesuai gambar tanpa tulangan dan dimensi petak sesuai dengan gambar perencanaan.
31.2.
Pelaksanaan beton rabat harus petak per petak, dihaluskan permukaannya dengan senky sebelum beton mengering. Tepian petak harus dipinggul, sehingga pertemuan antara petak membentuk nat.
32. PASANGAN BATU BATA
32.1.
Lingkup Pekerjaan Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan untuk semua pasangan bata seperti yang tertera pada gambar,yaitu pasangan bata trasram, pasangan dinding bata biasa. Pelaksanaan pemasangannya harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian dan bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar dan disebutkan dalam spesifikasi ini.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-32
32.2.
Referensi Persyaratan-persyartan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada PUBI N-3 1970 dan N-10 1973 dan SNI 1728-1989; SKBI 1.3.53.1989, tentang Tata Cara Pelaksanaan mendirikan Bangunan Gedung.
32.3.
Material : a. Batu bata yang digunakan harus baru, terbakar keras dan tidak patah-patah. Ukuran yang dianjurkan adalah 5,5 cm x 11 cm x 22 cm dengan toleransi 0,5 cm. b. Adukan yang digunakan untuk pasangan bata trasram adalah campuran 1 PC : 3 Pasir. c. Adukan yang digunakan untuk pasangan bata biasa adalah campuran 1 PC : 5 Pasir.
32.4.
Pengerjaan dan Penyimpanan Bahan-bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini disimpan dengan cara-cara yang disetujui Direksi Pengawas, untuk menghindari dari segala hal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bahan-bahan tersebut.
32.5.
Contoh-contoh Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Direksi Pengawas dan persetujuan atas bahan-bahan tersebut sudah didapat sebelum bahan yang dimaksud dipergunakan. Pengambilan contoh atas bahan yang telah ada di lapangan akan diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Direksi Pengawas guna keperluan pengujian.
32.6.
Pelaksanaan a. Pasangan dinding batu bata umumnya adalah 1/2 bata, kecuali Direksi memberikan petunjuk lain atau sesuai dengan gambar. b. Pemasangan batu bata harus lurus dan tegak, lajur penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar maka setiap lajur bata harus putus sambungan dengan lajur di bawahnya. Selain itu pola ikatan pasangan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan. c. Segera setelah pasangan batu bata selesai, siar-siarnya dikeruk sedalam 1 cm agar plesteran dapat melekat dengan baik. d. Sebelum bata dipasang hendaknya direndam dalam air sampai jenuh, dan pemasangannya harus rapih sesuai dengan syarat pekerjaan yang baik.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-33
e. Pemasangan dinding Batu Bata dilakukan bertahap. Setiap tahap maksimum 24 lapis perharinya, serta diikuti dengan pengecoran kolom praktis. Bidang dinding Batu Bata tebal 1/2 batu dan 3/4 batu yang luasnya maksimal 9 m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis. Jarak antar kolom satu dengan yang lain dibuat maksimum 3 (tiga) meter. f.
Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan Bata Bata sama sekali tidak diperkenankan.
g. Bagian pasangan Batu Bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 750 mm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton. Bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 300 mm, kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas. h. Tidak diperkenankan memasang Batu Bata yang patah lebih dari dua. i.
Pasangan Batu Bata trasraam di bawah permukaan tanah / lantai harus diisi dengan adukan 1 PC : 3 pasir.
32.6.1. Pekerjaan Pasangan Dinding Tembok 32.6.1.1.
Batu bata yang dipakai pada bangunan ini, menggunakan bata yang berkualitas baik, utuh dan tidak cacat serta bata yang dipakai harus dengan ukuran yang sama.
32.6.1.2.
Bata merah sebelum dipasang harus direndam dahulu dalam bak atau drum air, sampai jenuh yang harus disiapkan di lapangan.
32.6.1.3.
Pasangan dinding bata merah dipasang sesuai dengan gambar kerja yang sudah ada dan untuk pasangan tembok bata menggunakan pasangan setengah bata.
32.6.1.4.
Perekat yang dipergunakan untuk pasangan bata adalah sebagai berikut :
a.
Untuk pasangan tembok bata biasa menggunakan campuran 1 PC : 5 Ps
b.
Untuk pasangan tembok trasram menggunakan campuran 1 PC : 3 PS dipasang pada tempat-tempat yang ditentukan yaitu dari atas sloof (± 30 cm dari atas lantai) dan ± 200 cm pada dinding km/wc sesuai dengan gambar kerja dan detail.
32.6.1.5.
Hubungan kolom beton dengan pasangan bata maupun kusen diberi angker dari besi
32.6.1.6.
10 mm dengan jarak maksimal 80 cm.
Bata yang mentah, retak/tidak memenuhi syarat dan tetap terpasang agar dibongkar dan segera digantii dengan bata yang memenuhi syarat tersebut. R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-34
33. PEKERJAAN KUSEN 33.1.
Kusen UPVC a. Kusen pintu dan pada beberapa bagian gedung menggunakan kusen dari material kusen UPVC sesuai dengan gambar perencanaan. b. Pemasangan harus rapi dan kuat. c. Kusen UPVC pada rongganya menggunakan besi hollow sebagai pengaku. d. Kusen UPVC memiliki kadar material TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) untuk Jendela, Pintu dan Colur UPVC
yang dikeluarkan oleh Kementrian
terkait.
34. PEKERJAAN PENUTUP ATAP 34.1.
Bahan penutup atap yang dipakai dalam pekerjaan ini menggunakan genteng beton press plat minimalis.
34.2.
Penutup atap baru boleh dipasang apabila semua pekerjaan rangka atap selesai dikerjakan, dan telah diperiksa oleh Direksi.
34.3.
Pemasangan penutup atap harus dilaksanakan secara lurus dan rapi sehingga menghasilkan bidang yang benar-benar rata.
35. PEKERJAAN PLESTERAN 35.1.
Plesteran beton
35.1.1. Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan yang halus dan rata. Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan permukaan yang halus dan rata, maka permukaan tersebut harus diplester hingga menghasilkan permukaan seperti yang dimaksudkan di dalam Gambar Rancangan Pelaksanaan. 35.1.2. Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan lebih dahulu degan pekerjaan pendahuluan berurutan sebagai berikut : 1) Permukaan dibuat kasar dengan betel/sikat baja 2) Dibasahi/disiram dengan air 3) Disaput air semen (PC) 35.1.3. Mortar untuk plesteran adalah campuran 1 PC : 3 Ps yang diaduk secara benar dan homogen. 35.1.4. Ketebalan plesteran rata-rata adalah 1,5 cm. 35.1.5. Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (PC).
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-35
35.2.
Plestaran dinding batu bata
35.2.1. Seluruh permukaan pasangan dinding batu bata yang tampak harus menghasilkan permukaan yang halus dan rata dengan diplester hingga menghasilk an permukaan seperti dimaksudkan di dalam gambar rancangan pelaksanaan. 35.2.2. Sebelum plesteran dinding dilaksanakan, pekerjaan-pekerjaan yang tersebut dibawah ini harus sudah selesai terlebih dahulu. Siar-siar pasangan batu bata sudah merupakan alur hasil kerukan. Pekerjaan-pekerjaan tersebut diantaranya: 1) Seluruh jaringan perpipaan yang tertanam didalamnya telah terpasang sempurna. 2) Pasangan telah mengering. 3) Konstruksi yang menaunginya telah terpasang. 35.2.3. Sebelum diplester permukaan pasangan batu bata harus disiram air hingga jenuh. Mortar plesteran harus dari campuran dengan perbandingan yang sama dengan spesi pasangan dindingnya. Plesteran harus menghasilkan bidang dinding yang benar-benar rata. Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (PC). 35.3.
Pekerjaan Benangan
35.3.1. Seluruh akhiran dinding, kolom dan balok yang tampak (siku bagian luar) harus menghasilkan
akhiran
yang
benar-benar
siku,
lurus
dan
rapi
sehingga
menghasilkan akhiran dinding, kolom dan batik seperti yang dimaksud pada gambar rancangan pelaksanaan. 35.3.2. Mortar untuk pekerjaan benangan ini adalah campuran 1 PC : 3 Ps yang diaduk secara benar-benar homogen. 35.3.3. Pekerjaan benangan dilaksanakan bersama dengan pekerjaan acian halus dengan menggunakan bahan dari adukan air semen (PC). 35.3.4. Pekerjaan benangan harus menghasilkan akhiran yang benar-benar siku dan lurus.
36. PEKERJAAN PEMASANGAN LANTAI
36.1.
Lingkup Pekerjaan Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga untuk pemasangan geranit dan plint pada dinding ruangan, lantai-lantai ruangan toilet, dinding toilet, tangga, seperti yang ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan , meliputi pekerjaan:
Plesteran kasar untuk dasar pasangan geranit di dinding dan lantai.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-36
Pasangan untuk geranit dinding dan lantai dengan campuran semen dan pasir sebagai perekat, pada area-area disesuaikan dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
Campuran sement instant (bahan grouting khusus naat) untuk kolotan naat geranit, warna sesuai warna geranit.
Pasangan ubin geranit untuk tangga lengkap dengan stair-corner atau step nosing.
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah : 1) Lantai geranit untuk semua ruangan termasuk selasar ukuran 60 x 60 cm. 2) Lantai geranit untuk KM/WC, ukuran 60x60 cm 3) Geranit dinding KW II untuk dinding KM/WC ukuran 30x60 36.2.
Bahan/material
36.2.1. Bahan ubin yang akan dipasang (merk, warna ataupun corak/motif) harus mendapat persetujuan direksi, untuk itu pemborong harus mengajukan contoh terlebih dahulu kepada direksi. Bahan tersebut disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup. 36.2.2. Ubin yang digunakan adalah ubin geranit untuk seluruh lantai dan dinding. Agar lebih jelas lihat gambar. 36.2.3. Semua ubin tersebut dapat menggunakan produk yang telah memiliki SII dan memenuhi syarat PUBI 1972. 36.2.4. Pasir untuk adukan harus diayak cukup halus dengan lolos ayakan 5 mm, dan
pasir laut atau pasir yang memiliki kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan 36.2.5. Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, seperti disyaratkan dalam
NI-8 Bab 3-2 36.2.6. Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam kemasan standar dari pabrik
dan terlindung 36.2.7. Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini Kontraktor harus mengusahakan hanya
menggunakan satu merk semen saja 36.2.8. Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang membatu serta dalam
kemasan standar pabrik dan terlindung 36.3.
Adukan Adukan yang digunakan untuk pemasangan lantai dan dinding geranit dengan perbandingan 1 PC : 4 Ps.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-37
36.4.
Pelaksanaan
36.4.1. Dinding Geranit
Pemasangan dinding Geranit dilakukan setelah alas dari dinding Geranit sudah selesai dengan baik dan sempurna serta disetujui Konsultan Pengawas baru pemasangan Geranit dilaksanakan.
Pada permukaan dinding beton atau bata merah yang ada, Geranit dapat langsung diletakkan, dengan menggunakan perekat produk di atas, sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
Awal pemasangan geranit pada dinding dan kemana sisa ukuran harus diadakan, harus digambarkan
dengan jelas pada shop drawing. Dan
terlebih dahulu harus memperoleh persetujuan Direksi sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
Ketebalan minimum 8 mm atau sesuai dengan standard pabrik, kekuatan lentur 250 kg/cm2; mutu tingkat I (satu), warna ditentukan kemudian, pola pemasangan sesuai gambar.
Geranit
dipasang rapi dengan siar dan nat sama besar dan setiap
pemasanganya harus selalu di waterpass. menggunakan campuran 1 Pc : 3 Ps
Bahan pengisi siar AM 50 atau produk lain yang setara, sewarna dengan geranit. Untuk daerah basah ditambahkan liquid grout additive AM 54 sebagai pengganti air, dengan ketentuan sesuai pabrik.
Bahan perekat digunakan perekat produk AM 40 untuk daerah basah menggunakan AM 30 atau produk lain yang setara dengan persyaratan sesuai standard pabrik.
Pemotongan Geranit harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk pabrik.
Bidang dinding Geranit harus benar-benar rata, dan garis-garis siar-siar harus benar-benar lurus.
Geranit yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda-noda yang melekat.
Sebelum Geranit dipasang, Geranit terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh, atau sesuai persyaratan pabrik dari perekat dan pengisi siarnya.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-38
Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan atau hal hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Rencanakan pemasangan geranit dengan memperhatikan : Buat pusat garis vertikal pada setiap permukaan yang rata. Buat posisi dari naat pergerakan. Agar menghindari / mengurangi pemotongan. Untuk memastikan penampilan pemasangan Geranit berimbang, ketika dipasang harus terpasang sebesar mungkin. Untuk
memperoleh
garis
sambungan
horizontal
yang
sesungguhnya.
Grouting Geranit diberi grout ketika Geranit sudah terpasang dengan tepat tetapi sebelum kotoran / pencemaran masuk kedalam nad. Bersihkan grout yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang diinginkan. Ketika grout sudah mengeras, basahi geranit dengan air dan akhirnya poles dengan kain.
Nad pergerakan : Jika tidak ada penjelasan lain, harus dibuat naat pada kondisi sebagai berikut : Pada modul pergerakan, yaitu naat pergerakan selebar 6 mm. Pada Geranit yang berbatasan dengan material lain Pada Geranit yang dipasang menerus melalui latar belakang yang berbeda Pada area pemasangan Geranit yang besar :
Pada seluruh sudut vertikal intern.
Pada center 3,0 m sampai 4,5 m.
36.4.2. Lantai Geranit
Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond dan seluruh pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan.
Sebelum pekerjaan ini dilakukan. Kontraktor diwajiban mengadakan pengecekkan terhadap peil lantai dan kemiringannya.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-39
Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang ahli atau oleh sub kontraktor khusus yang berpengalaman dan mempunyai reputasi hasil pekerjaan yang baik.
Permukaan yang akan dipasang geranit harus bersih dan bebas dari kontaminasi material yang mengandung bahan kimia.
Material harus disimpan sesuai petunjuk dari pabrik.
Sebelum pemasangan kontraktor harus mengajukan dahulu contoh bahan yang akan dipasang untuk mendapat persetujuan Direksi.
Kontraktor harus mengusulkan shopdrawing pemasangan geranit secara detil, sebelum pemasangan.
Geranit yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak bernoda.
Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
Jarak antara unit-unit pemasangan Geranit yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama lebarnya. Siar-siar harus membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya. Untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar sesuai ketentuan dalam persyaratan bahan, dengan warna bahan pengisi sesuai dengan warna bahan yang dipasangnya.
Pemotongan unit-unit Geranit harus menggunakan alat pemotong khusus (mesin elektrik) sesuai persyaratan dari pabrik bersangkutan.
Geranit yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang terjadi pada permukaan hingga betul-betul bersih.
Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan (plint geranit) atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Pinggulan pasangan bila terjadi, harus dilakukan dengan gurinda, sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku, lurus dengan tepian yang sempurna.
Geranit yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-40
Rencana pemasangan geranit lantai dengan memperhatikan : Tetapkan data level lantai yang tepat Kontrol level finish lantai melalui beberapa spot level Untuk menghindari atau mengurangi pemotongan Geranit Untuk memastikan unit Geranit yang terpotong menyajikan penampilan yang seimbang ketika dipasang dan terpasang sebesar mungkin Untuk memastikan lokasi naat dan pola lantai sesuai dengan persetujuan Bila tidak ada ketentuan lain dalam gambar, Geranit akan dipasang mulai dari center dari tiap-tiap bagian ruang dan pertemuan antara lantai dengan plint adalah rata/lurus
Grouting Geranit diberi grout ketika Geranit sudah terpasang dengan tepat, tetapi sebelum kotoran / pencemaran masuk kedalam naat. bersihkan grout yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang diinginkan. ketika grout sudah mengeras, basahi Geranit dengan air dan akhirnya poles dengan kain
Geranit yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda-noda yang melekat.
Sebelum Geranit dipasang, Geranit terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh, atau sesuai persyaratan pabrik dari perekat dan pengisi siarnya
37. PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG 37.1.
Semua kunci yang digunakan adalah satu set dengan UPVC.
37.2.
Cash ment satu set dari produk UPVC.
37.3.
Hardware kunci gantung, engsel harus diminyaki agar berfungsi baik satu set produk dar UPVC, semua contoh barang tersebut harus mendapat persetujuan Direksi. Kunci dan alat penggantung yang terpasang ternyata tidak berfungsi, harus dibongkar/diganti atas biaya pemborong.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-41
38. PEKERJAAN KACA 38.1.
Kecuali ditentukan lain, semua kaca yang digunakan kualitas baik, flat glass, bening dan tidak bergelombang serta dapat menahan angin 122 kg/m 2.
38.2.
Penggunaan kaca : kaca being 5 mm digunakan untuk jendela kaca mati, pintu kaca sesuai dengan gambar kerja, kaca bening 3 mm digunakan untuk jendela kaca, bouvenlicht dan sesuai gambar.Kaca 12 mm digunakan untuk pintu utama dengan sistem engsel floorhings.
38.3.
Pemasangan kaca harus tepat masuk kedalam rangkanya setiap pemasangan kaca harus diberi list didempul dan difinish rapi dan tidak menimbulkan bunyi bila ditiup angin.
38.4.
Kaca dipasang sedemikian rupa sehingga tidak bocor, tertanam rapi dan kokoh, kaca yang telah terpasang harus dibersihkan dan dilap. Kaca yang retak atau ada goresan harus diganti.
39. PEKERJAAN PENGECATAN 39.1.
Pekerjaan pengecatan dinding
39.1.1. Bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah setara cat emulsi Jotun atau yang setara. Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dalam gedung. 39.1.2. Pekerjaan dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar telah kering. 39.1.3. Sebelum pengecatan pada dinding, kolom dan balok di luar gedung serta plafond plat beton, terlebih dahulu bidang-bidang tersebut dibersihkan dari kotoran yang melekat serta dibuat rata dengan cara menggosok dengan menggunakan kertas gosok. 39.1.4. Setelah dalam keadaan bersih, bidang-bidang yang akan dicat diplamir dengan bahan plamir campuran antara 1 lem plamir : 2 semen putih : 3 mill. 39.1.5. Setelah plamir benar-benar kering pekerjaan dilanjutkan dengan menggosok plamir hingga permukaan bidang yang akan dicat benar-benar rata. 39.1.6. Pekerjaan akhir adalah pengecatan permukaan tersebut dilaksanakan hingga pekat dan rata. 39.2.
Pekerjaan pengecatan plafond
39.2.1. Cat yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah cat emulsi Jotun atau yang setara. 39.2.2. Seluruh permukaan yang akan dicat harus dibersihkan terlebih dahulu dari segala jenis kotoran.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-42
39.2.3. Seluruh permukaan telah benar-benar bersih, dilanjutkan dengan memberi lapisan primer menggunakan alkali resisting primer produk yang sama dengan cat yang dipakai atau setara sebanyak 1 kali lapis atau sesuai petunjuk pemakaiannya. 39.2.4. Setelah kering dilkaukan pengecatan sebanyak 2-3 lapis atau sampai benar-benar pekat dan rata. 39.2.5. Pengecatan setiap lapisnya, baru boleh dilakukan setelah lapis sebelumnya telah mengering.
39.3.
Pekerjaan pengecatan dinding eksterior
39.3.1. Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding, kolom dan balok beton/pasangan bata yang tampak dari luar gedung menggunakan jenis cat weathershield tipe Jotun atau yang setara. 39.3.2. Pengecatan pada dinding dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar kering. Pelaksanaan pengecatan tidak boleh dilaksanakan dalam kondisi hujan atau gerimis. 39.3.3. Sebelum pengecatan pada dinding, kolom dan balok yang tampak dar i luar gedung terlebih dahulu bidang-bidang tersebut dibersihkan dari kotoran dan jamur yang melekat serta dibuar rata dengan cara menggosok dengan menggunakan kertas gosok. 39.3.4. Semua celah atau lubang yang ada harus diperbaiki terlebih dahulu hingga benarbenar rata dan dibiarkan sampai benar-benar kering. 39.3.5. Beri lapisan alkali resisting primer setara merata sebanyak 1 lapis pada seluruh permukaan yang akan dicat. 39.3.6. Untuk pengecatan menggunakan roll atau kuas, campukan 10 bagian cat dengan 1 bagian air bersih. 39.3.7. Bila menggunakan penyemprot konvensional, campurkan 3 bagian cat dengan 1 bagian air bersih. 39.3.8. Untuk pengecatan semprot dengan airless spray tidak perlu campuran tambahan. 39.3.9. Pengecatan akhir harus dilakukan sebanyak minimal 2 lapis atau hingga pekat dan rata dengan interval 2-3 jam.
40. PEKERJAAN INSTALASI AIR DAN SANITAIR 40.1.
Pekerjaan Supplay Air Bersih dan Perlengkapannya
40.1.1. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah : 1) Pipa PVC dengan diameter sesuai gambar rencana dengan type AW .
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-43
2) Pada setiap belokan, digunakan knee atau elbow sesuai dengan kebutuhan. Demikian juga pada setiap sambungan pipa digunakan socket dan disenai. 40.1.2. Pipa yang terletak pada dinding harus masuk ke dalam batu bata minimal 2,5 cm dan diklem secukuipnya. Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan plesteran. 40.1.3. Kran air yang dipergunakan adalah jenis Ball Valve dengan handle siku merk San Ei atau setara. 40.1.4. Sebelum plesteran dikerjakan terlebih dahulu dilakukan test kebocoran dengan memasukkan udara bertekanan 6 atmosfer ke dalam saluran air. Kemudian akan dilakukan test kebocoran dengan mengoleskan buih sabun. Pekerjaan plesteran khususnya yang dilalui pipa baru dapat dilakukan apabila tidak terdapat kebocoran. 40.2.
Pekerjaan Jaringan Air Buangan dan Perlengkapannya
40.2.1. Pekerjaan saluran air buangan 40.2.1.1.
Semua saluran air buangan yang tertanam pada dinding harus mengikuti gambar yang ada serta memperhatikan ketebalan dinding dibandingkan dengan besar diameter pipa.
40.2.1.2.
Hal tersebut dilakukan agar plesteran dinding dirasa cukup sehingga tidak mengurangi kekuatan konstruksi.
40.2.1.3.
Tata cara penyambungan baik antara pipa dengan pipa maupun pipa dengan perlengkapannya mengikuti tata cara pemasangan jaringan pipa air bersih. Kemiringan pipa horisontal untuk air kotor +1%.
40.2.1.4.
Untuk pipa saluran air buangan yang tertanam dalam tanah disyaratkan minimal 30 cm dari permukaan tanah paling atas. Apabila tepat diatas saluran air buangan yang tertanam dalam tanah tersebut dilalui oleh jalur kendaraan maka harus dibuatkan perkuatan, walaupun hal tersebut tidak terdapat dalam gambar rancangan pelaksanaan.
40.2.2. Pekerjaan saluran air hujan 40.2.2.1.
Saluran air hujan terdiri atas selokan yang terbuat dari buis beton U 30 cm dan U 20 cm dengan pasangan trasram dan dilengkapi dengan bak-bak kontrol yang dibuat dari pasangan trasram, atau jika ditentukan lain dalam gambar.
40.2.2.2.
Penutup
saluran
terbuat
dari
grill
dilaksanakan
gambar
rancangan
pelaksanaan dan dicat anti karat atau jika ditentukan lain dalam gambar. 40.2.2.3.
Persyaratan pelaksanaan mulai dari galian, pasangan batu taca trasram, plesteran dan lain-lian persyaratan pekerjaannya serupa dalam RKS ini.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-44
40.2.3. Pekerjaan septictank dan resapan (roughing filter) 40.2.3.1.
Septictank berupa filter tank terbuat bahan fiber glass dengan dimensi sesuai dengan kapasitas yang telah ditentukan;
40.2.3.2.
Semua air limbah, baik avoor maupun hasil olahan kotoran padat oleh filter tank, akan disalurkan ke saluran utama (main line).
40.2.3.3.
Untuk resapan, akan dibangun IPAL (instalasi pengolahan air limbah) oleh pelaksana tersendiri.
40.2.3.4.
Semua bahan pemipaan menggunakan pipa PVC dengan Type AW. Untuk Air Bersih menggunakan diameter 0,5 “, air kotor dengan diameter 3”, saluran kotoran dengan pipa diameter 4”, dan saluran air hujan denga diameter 4 ‘.
41. PEKERJAAN ELEKTRIKAL 41.1.
41.2.
Lingkup pekerjaan elektrikal ini adalah : a.
Pekerjaan instalasi listrik
b.
Pekerjaan penyambungan listrik
c.
Pekerjaan penangkal petir
Pekerjaan instalasi listrik Bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah : a.
Kabel : Kabel dengan kualitas yang baik, Type NYM, NYY
b.
Stop kontak Menggunakan stop kontak yang berkualitas baik ditambah saklar Handel 10 A 3 phase untuk lampu penerangan jalan dan lingkungan
c.
Sakelar Sakelar yang digunakan adalah sakelar yang berkualitas baik.
d.
Type lampu Lampu yang digunakan harus yang berkualitas baik dan telah mendapat persetujuan Direksi.
e.
Armateur lampu Armateur lampu menggunakan armateur TL, armateur lampu spot, armateur lampu mercury yang berkualitas baik.
41.3.
Panel listrik a.
Panel untuk penerangan (PL) dan peralatan (PL) menggunakan box charger
lengkap
dengan
komponen-komponennya,
termasuk
MCB,
mounting rail, cabling materaial dan assesories lainnya.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-45
b.
Semua panel tenaga (PP dan PL) terbuat dari plat baja tebal 1,5 mm untuk badan panel, tebal 2 mm untuk pintu panel serta plat dasar komponen panel.
c.
Isolator untuk ril tembaga harus ditopang dengan kokoh dan mempunyai tahanan isolasi min, 50 M. Ohm.
d.
Semua panel wall mounted harus dilengkapi dengan raill tembaga untuk terminal pentanahan (arde) dan seal karet untuk kabel masuk/keluar.
e.
Pintu panel harus dilengkapi dengan handel yang bisa dikunci, serta karet (packing), sehingga kedap terhadap uap air.
f.
Semua komponen panel yang dibuat harus bare dan dalam kondisi baik tanpa cacat dengan kualitas baik.
41.4.
Kabel dan saluran kabel a.
Yang digunakan pada instalasi ini adalah kabel yang sudah direkomendasi LMK menurut standar PLN (SPLN).
b.
Kabel NYY digunakan untuk instalasi kabel tenaga. Kabel NYM digunakan untuk instalasi lampu penerangan dan kontak-kontak umum (KKB).
c.
Semua penyambungan kabel harus dilaksanakan dalam circular box dengan menggunakan terminal strip atau las dop kualitas baik (merk scothlock). Penyambungan kabel dalam conduit tidak dibenarkan. Semua penyambungan kabel di terminal panel harus menggunakan sepatu kabel dan setip group diberi label dan diikat yang rapi.
d.
Conduit PVC yang dipakai untuk instalasi ini adalah dari jenis/type E (electrical conduit) lengkap dengan assesoriesnya.
e.
Pemasangan conduit dan assesoriesnya harus lurus terhadap garis lurus bangunan dan diklem rapi dengan jarak max. 100 cm dan menggunakan fisher yang sesuai.
f.
Semua pemasangan konduit yang masuk ke panel, harus menggunakan bushinglock nut (waiter moer) sehingga bisa kedap terhadap uap air, rapi, kuat dan tidak tajam terhadap isolasi kabel.
g.
Pemasangan tertanam dalam tanah harus ditanam sedalam 50 cm dan diatasnya diberi penutup batu bata.
h.
Bila penanaman kabel dalam tanah melintasi jalan kendaraan,maka kael harus diberi pelindung tambahan dengan dimasukkan kedalam pipa GIP diameter 2”.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-46
i.
Diatas ujung-ujung belokan kabel yang ditanam dalam tanah harus diberi tanda berupa patok-patok beton ukuran 15x15x60 cm di beri tanda khusus yang menyatakan adanya kabel.
j. 41.5.
Semua bahan yang digunakan harus berkualitas baik.
Peralatan lampu dan kotak kontak a.
Lampu yang digunakan sesuai gambar. Lampu RM 2 x 18 watt.
b.
Saklar dan kotak kontak adalah untuk pemasangan dalam (inbow) dengan kualitas baik, dipasang setinggi 1,5 m dai lantai ruangan.
41.6.
Pengujian dan hal-hal yang perlu diperhatikan a.
Seluruh instalasi yang telah selesai dipasang harus diuji untuk menentukan apakah kerjanya telah sempurna, sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam gambar, spesifikasi dan peraturan yang telah berlaku. Pengujian instalasi meliputi : Pengujian isolasi Pengujian kontinuitas
b.
Bila dijumpai bagian-bagian yang tidak memenuhi syarat teknis, Kontraktor wajib membongkar, memperbaiki/mengganti dan menguji kembali sampai dinyatakan, memenuhi syarat oleh Direksi.
c.
Peralatan-peralatan
tambahan
yang
diperlukan,
walaupun
tidak
digambarkan atau disebutkan dalam spesifikasi ini, harus disesiakan Kontraktor, sehingga instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan tanpa tambahan biaya. d.
Kontraktor harus memberikan contoh materual apabila diminta oleh Pengawas Lapangan sebelum pelaksanaan untuk disetujui dan apabila ditolak harus mengganti yang baru, semua biaya yang diperlukan ditanggung oleh Kontraktor.
e.
Pekerjaan yang tercakup dalam bidang ini meliputi penyediaan material, perlengkapan dan pelaksanaan seluruh sistem listrik, sehingga dapat bekerja secara sempurna. Spesifikasi ini dan gambar-gambar adalah merupakan bagian-bagian yang saling melengkapi dan sesuatu yang tercantum dalam spesifikasi dan gambar adalah mengikat.
f.
Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut Peraturan Umum Instalasi Listrik/Peraturan PLN edisi terakhir sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standar yang ada (SII, SPLN, LMK, dll).
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-47
g.
Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus diadakan koordinasi terlebih dahulu dari seluruh bagian yang terlibat di dalam kegiatan Proyek/Satuan Kerja ini, agar gangguan dan konflik antara satu dengan yang lain dapat dihindarkan. Mengalokasi/memperinci setiap pekerjaan sampai detail untuk menghindari gangguan dan konflik harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
h.
Seluruh material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru dan tahan terhadap iklim tropis dan dilindungi terhadap kemungkinan korosi.
i.
Kontraktor
harus
menyerahkan
dafta
dan
brosur-brosur
dari
material/peralatan yang akan dipasang pada Proyek/Satuan Kerja ini. Daftar material berisi antara lain : nama pabrik dan alamat, no. Katalog, nama merk penjualan, uraian dan standar penggunaan. Daftar tersebut diwajibkan diiserahkan lengkap, tidak sebagian-sebagian. j.
Kontraktor harus menyerahkan shop drawing untuk disetujui Konsultan Pengawas sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik selambat-lambatnya 30 hari setelah menerima Surat Perintah Kerja.
k.
Sekring MCB dan MCCB produksi Merlyn Gerin asli dilengkapi dengan box panel ketebalan 2 mm, dicat dasar anti karat dan dicat finish dengan cat warna abu-abu atau ditentukan yang lain, dipasang lengkap dengan pintu kunci. Ukuran panel disesuaikan dengan kapasitas (group).
l.
Untuk setiap panel harus disediakan group cadangan (spare) minimal 10A atau sesuai gambar.
m.
Kontraktor yang akan melaksanakan pekerjaan instalasi listrik harus memiliki Surat Ijin Kerja sebagai berikut : Mempunyai Surat Ijin Instalasi Listrik (SIKA) tahun kerja yang berlaku. Mempunyai Tanda Lulus Prakualifikasi (TDR) untuk tahun kerja yang berlaku. Sudah
berpengalaman
dan
dapat
menunjukkan
surat
kemampuan/pengalaman kerja dalam mengadakan pekerjaan yang sejenis.
42. PEKERJAAN BESI 42.1.
Lingkup pekerjaan Besi meliputi : a. Pekerjaan reling tangga b. Pekerjaan kusen UPVC c. Pekerjaan ACP
42.2.
Pekerjaan Reling Tangga R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-48
42.2.1. Bahan yang di gunakan dalam pekerjaan ini adalah 1) Besi hollow galvalum dengan ketebalan
minimal 1,6 mm, dengan ukuran
40x40 mm, 20x40mm, dan 50x50 mm 2) Pengelasan pada batang rangka reling tangga. 3) Cat sebagai finishing akhir. 42.2.2. Mekanisme pengerjaan, a.
Pekerjaan railing diawali dengan merangkai rangka reling dari besi hollow galvalum dengan mekanisme las.
b.
Semua pengelasan dibuat rapi dan setelah dilas, hasil lasan dihaluskan dengan gerinda.
c.
Selanjutnya batang rangka yang telah dirakit, dipasangkan pada anak tangga, dengan jarak tiang penyangga disesuaikan dengan gambar kerja.
d. 42.3.
Finishing cat besi pada badan railing besi
Pekerjaan kusen UPVC
42.3.1. Keterangan Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun pintu dan jendela dengan bahan-bahan UPVC, termasuk menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
42.4.
Standar/ Rujukan a. Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI 07-0603-1989- Produk Aluminium Ekstrusi untuk Arsitektur b. British Standar (BS) BS 5368 (Part 1) – Air Inflitration BS 5368 (Part 2) – Water Inflitration BS 5368 (Part 3) – Structural Performance c. American Society for Testing and Materials (ASTM)
ASTM B221M-91 – Specification for Aluminium-Alloy Extruded Bars, Rods, Wire Shapes and Tubes ASTM E-283 – Metode Pengujian Kebocoran Udara untuk Jendela dan Curtain Wall ASTM E-330 – Metode Pengujian Struktural untuk Jendela dan Curtain Wall ASTM E-331 – Metode Pengujian Kebocoran Air untuk Jendela dan Curtain Wall d. American Architectural Manufactures Association (AAMA) R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-49
AAMA – 101 – Spesifikasi untuk Jendela dan Pintu Aluminium e. Japanese Industrial Standar (JIS) JIS H – 4100 – Spesifikasi Komposisi Aluminium Extrusi JIS H – 8602 – Spesifikasi Pelapisan Anodise untuk Aluminium f. Spesifikasi Teknis Dimensi : 4” x 1 ¾ ” 2 Tebal profil aluminium : 1.35 mm Ultimate strength : 28.000 pci Yield strength : 22.000 pci Shear strength : 17.000 pci Anodizing ketebalan lapisan di seluruh permukaan aluminium adalah 18 mikron dengan warna
42.5.
DESKRIPSI SISTEM
42.5.1. Kriteria Perencanaan 42.5.1.1.
Faktor Pengaman Kecuali disebutkan lain, bagian-bagian aluminium termasuk ketahanan kaca, memenuhi faktor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan angin yang disyaratkan.
42.5.1.2. Modifikasi Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau mengubah penampilan, kekuatan atau ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi kriteria perencanaan. 42.5.1.3.
Pergerakan Karena Temperatur Akibat permuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan suara maupun terjadi patahan atau sambungan yang terbuka. Kaca pecah, sealant yang tidak merekat dan hal-hal lain. Sambungan kedap air harus mampu menampung pergerakan ini.
42.5.1.4.
Persyaratan Struktur
42.5.1.4.1. Defleksi : AAMA = Defleksi yang diijinkan maksimum L / 175 atau 2 cm. 42.5.1.4.2. Beban hidup : pada bagian – bagian yang menerima hidup terutama pada waktu perawatan, seperti meja (stool) dan cladding diharuskan disediakan penguat dan angkur dengan kemampuan menahan beton terpusat sebesar 62 kg tanpa terjadi kerusakan.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-50
42.5.1.5.
Kebocoran Udara ASTM E – 283 – Kebocoran udara tidak melebihi 2,06 m3/hari pada setiap m’ unit panjang penampang bidang bukaan pada tekanan 75 Pa.
42.5.1.6.
Kebocoran Air ASTM E – 331 – Tidak terlihat kebocoran air masuk ke dalam interior bangunan sampai tekanan 137 Pa dalam jangka waktu 15 menit, dengan jumlah air minimum 3,4 L/m2/minimal.
42.6.
PROSEDUR UMUM
42.6.1. Contoh Bahan dan Data Teknis 42.6.1.1.
Contoh profil dan penyelesaian permukaan yang harus meliputi tipe aluminium ekstrusi, pelapisan, warna dan penyelesaian, harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum pengadaan bahan ke lokasi pekerjaan.
42.6.1.2.
Contoh bahan produk aluminium harus diuji di laboratorium yang ditunjuk Pengawas Lapangan atau harus dilengkapi dengan data-data pengujian.
42.6.1.3.
Data –data ini harus meliputi pengujian untuk : ketebalan lapisan Keseragaman warna Berat Karat Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100 kg/m2 untuk masing-masing tipe. Ketahanan terhadap udara minimal 16 m3/jam Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15 kg/m2
42.6.2. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Penyedia. 42.6.3. Gambar Detail Pelaksanaan 42.6.3.1.
Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail, pemasangan rangka dan bingkai, pengencangan dan sistem pengukuran seluruh pekerjaan, harus disiapkan oleh Penyedia dan diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan.
42.6.3.2.
semua dimensi harus diukur di lokasi pekerjaan dan ditunjukkan dalam Gambar Detail Pelaksanaan.
42.6.3.3.
Penyedia bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan akhir penyetelan semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-51
pekerjaan yang tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja. 42.6.4. Pengiriman dan Penyimpanan 42.6.4.1.
Pekerjaan aluminium dan kelengkapan harus diadakan sesuai ketentuan Gambar Kerja, bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan cacat.
42.6.4.2.
Segera setelah didatangkan, pekerjaan aluminium dan kelengkapan harus ditumpuk dengan baik ditempat yang bersih dan kering dan dilindungi terhadap gesekan dan kerusakan, sebelum setelah pemasangan. Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan, pelesteran cat dan lainnya.
42.6.5. Garansi Penyedia harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang meliputi kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu untuk periode selama 1 tahun setelah pekerjaan yang rusak dengan biaya Penyedia.
43. PEKERJAAN DAUN PINTU UPVC DAN JENDELA KACA a. Kusen pintu dan pada beberapa bagian gedung menggunakan kusen dari material kusen UPVC sesuai dengan gambar perencanaan. b. Pemasangan harus rapid an kuat. c. Kusen UPVC pada rongganya menggunakan besi hollow sebagai pengaku. d. Kusen UPVC memiliki kadar material TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) untuk Jendela, Pintu dan Colur UPVC yang dikeluarkan oleh Kementrian terkait.
e. Kaca yang dipergunakan pada pekerjaan ini adalah menggunakan clear float glass dan wired glass. f. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan sesuai gambar baik perletakan, bentuk masing-masing type serta ukurannya. g. Daun pintu Kaca yang di gunakan pada Pintu Utama Depan adalah menggunakan daun pintu Kaca Tempret 12 mm dengan spesifikasi material dan teknik pemasangan yang sesuai gambar rancangan pelaksanaan. Untuk pemasangan pintu tersebut dilengkapi : Door Closer Hinge (engsel) Handle black plate Kunci clyinder. Dukungan dari distributor/pabrikan untuk ketersediaan stock material yang cukup untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan pekerjaan. R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-52
44. PEKERJAAN STRUKTUR RANGKA ATAP BAJA RINGAN 44.1.
Lingkup Pekerjaan
44.1.1. Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi seperti pelat-pelat, bautbaut. Angker-angker menurut kebutuhan sesuai dengan gambar rencana serta persyaratan pelaksanaan dan uraian pekerjaan. 44.1.2. Semua pekerjaan pembuatan bagian konstruksi Kuda-kuda Baja Ringan seperti sambungan –sambungan dan lain-lain sesuai dengan gambar rencana serta persyaratan pelaksanaan dan uraian pekerjaan. 44.1.3. Semua pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja Ringan seperti pemasangan semua elemen-elemen rangka baja dan lain-lain sesuai gambar rencana serta persyaratan pelaksanaan dan uraian pekerjaan.
44.2.
Persyaratan Umum
44.2.1. Semua peraturan-peraturan/normalisasi –normalisasi yang dipakai harus yang berlaku di Indonesia seperti PMI, dan lain-lain. 44.2.2. Semua pekerjaan baja pada bangunan ini harus memenuhi persyaratan dari AISC Specification for Fabrication and Erection ; 12 februari 1969. 44.2.3. Semua pekerjaan baut (bolt) pada bangunan ini juga harus memenuhi syarat dari AISC Sfecification for Structural Joint Bolts; 44.2.4. Semua pekerjaan las harus mengikuti ”American Welding Society Code for Arc Welding in Building Construction Section 4 ’. 44.2.5. Semua material baja harus memilki certificate ISO 9001:2015 , ISO 14001 :2015 dan OHSAS 18001:2007
44.3.
Teknis
44.3.1. Penyedia wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam Gambar Rencana. 44.3.2. Gambar/design pelaksanaan pemasangan baja ringan mengacu pada hasil keluaran software baja ringan dari distributor/pabrikan yang sudah memiliki hak paten. 44.3.3. Perhitungan detail dan sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja ringan harus dibuat oleh penyedia sebagai Shop Drawing . 44.3.4. Untuk itu penyedia harus memintakan persetujuan dari pengawas sebelum memulai pekerjaan tersebut, perubahan bahan atau perubahan detail karena alasan-alasan tertentu yang berat dan dapat diterima harus diajukan dan diusulkan
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-53
kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas dan dan Perencana. 44.3.5. Semua perubahan-perubahan yang disetujui ini dapat dilaksanakan tanpa ada biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan perkerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang. 44.3.6. Penyedia bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing . Fabrikasi
dan
ketepatan
penyetelan/pemasangan
semua
bagian-bagian
konstruksi. 44.3.7. Produk baja ringan harus sudah mempunyai standarisasi ISO dalam penerapan produknya. 44.3.8. Dukungan dari distributor/pabrikan untuk ketersediaan stock material yang cukup untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan pekerjaan. 44.3.9. Bahan struktur yang digunakan setara IGGI dengan spesifikasi: 1) Bahan struktur menggunakan mutu baja G550 MPa yaitu mempunyai kekuatan tarik mencapai 550 Mpa; 2) Dilapisi alumunium zinc dengan komposisi: 55% Alumunium, 43.5% Zinc dan 1.5 % Silicon sebagai bahan ikat dengan ketebalan 100 gram/m2. 3) Material baja ringan harus memiliki sertifikat SNI untuk bahan anti karatnya, dengan jenis dan dimensi sebagai berikut 4) Top chore menggunakan kanal 75.0,75 mm G550 mm galvalume 5) Bottom chord menggunakan kanal c 75.0,75 mm G550 mm galvalume 6) Web chord menggunakan kanal c 75.0,75 mm G550 mm galvalume 7) Reng 30.0,48 G550 mm galvalume 8) Diafgragma 90.80.0,75 G550 mm galvalume 9) Self drilling screw 6/20 mm (truss screw) 10) Self drilling screw 4/16 mm (batten screw)
44.3.10. Skrup menggunakan self drilling screw merupakan screw khusus baja ringan yang sudah didesain khusus sebagai konektor berkekuatan tinggi. 44.3.11. Tenaga aplikator harus sudah berpengalaman dan telah memiliki surat penunjukan sebagai aplikator dari distributor/pabrikan. 44.3.12. Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan struktur konstruksi rangka atap baja ringan, maka distributor/pabrikan harus memberikan jaminan garansi selama 10 (sepuluh) tahun dan jaminan anti karat selama 10 (sepuluh) tahun.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-54
44.3.13. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan dilapangan pada waktu pemasangan yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian Penyedia harus dilaksanakan atas beban biaya Penyedia. 44.3.14. Kekurangtepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki dan bila perlu diganti dengan yang baru, kesemuanya atas biaya Penyedia. 44.4.
Persyaratan Pelaksanaan
44.4.1. Shop Drawing 44.4.1.1.
Kontraktor pelaksana wajib membuat shop drawing yang dibuat oleh pihak yang berwenang atau kontraktor yang memiliki keahlian dan sertifikasi khusus konstruksi baja ringan untuk menghitung perhitungan struktur baja ringan yang akan dipasang.
44.4.1.2.
Shop Drawing yang dibuat harus memperlihatkan semua informasi mengenai dimensi pelat, ketebalan dan jenis sambungan yang dipergunakan.
44.4.1.3.
Pada setiap shop drawing harus dilengkapi dengan daftar material yang gunakan beserta berat material yang dipakai.
44.4.1.4.
Pada setiap shop drawing harus dicantumkan kualitas dari material baja ringan yang digunakan.
44.4.1.5.
Semua pekerjaan pemotongan dan fabrikasi baja harus terlebih dahulu disetujui oleh Pengawas yang dalam hal ini adalah persetujuan shop drawing.
44.5.
Garansi Penyedia harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang meliputi kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu untuk periode selama 1 tahun setelah pekerjaan yang rusak dengan biaya Penyedia.
45. PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSIT PANEL (ACP) 45.1.
Bahan
Bahan yang di gunakan pada pekerjaan ini adalah: a. Aluminium Composit Panel (ACP) dengan ketebalan 4 mm dengan ketebalan skin aluminium 0,3 mm dengan type coating PVDF. Warna didiskusikan dengan pemilik/ direksi/ pimpinan proyek b. Besi galvalum hollow 40 x 40 mm dengan ketebalan minimal 1,6 mm c. Dinabold diameter 6 mm d. Selft drilling screw e. Aluminium revet/ paku sumbat f.
Lem kaca/ selent neutral R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-55
g. Angel aluminium type U h. Angel bar type L i.
45.2.
Bracket penunjang
Mekanisme Pekerjaan
45.2.1. Memastikan pada semua permukaan dinding yang akan dipasang facade dengan jarak antara dinding dan rangka scaffolding tidak melebihi 50 cm. 45.2.2. Pengecekan kerataan bidang dinding yang akan dipasang. 45.2.3. Menentukan jarak bidang dinding existing dengan bidang ACP. Menentukan titik bracing/breaket pada dinding existing. 45.2.4. Pabrikasi bracing /braket dengan material besi baja profil siku ukuran 70 x 70 x 7 mm (untuk braket penunjang) dan siku50 X 50 x 4 mm (braket ACP standard), yang rangkaiannya disambung dengan menggunakan las listrik. Panjang dari bracing /breaket profil siku ini disesuaikan dengan jarak antara dinding existing dengan modul panel ACP . 45.2.5. Pemasangan bracing /braket dengan menggunakan angkur baut dyna bolt pada titik-titik bidang dinding existing yang telah ditentukan terlebih dahulu. 45.2.6. Pemasangan bracingACP, braket harus pada titik yang akurat karena menyangkut rangka vertikal yaitu hollow 40 x 40 mm yang akan dipasang, dan sesuai dengan ukuran modul yang akan dipasang. 45.2.7. Pemasangan rangka vertikal yaitu material hollow 40 x 40 mm sesuai dengan titik braket yang telah dipasang, sambungan antara braket dengan rangka vertikal hollow aluminium 40 x 40 mm dengan menggunakan skrup yang galvanis diameter 4mm. 45.2.8. Apabila rangka vertikal telah dipasang maka dilakukan pengecekan kembali jarak terhadap dinding existing sekaligus dilakukan pengecekan kelurusan vertikal rangka tersebut. 45.2.9. Pemasangan rangka horizontal dilakukan setelah rangka vertikal dicek dan disetujui pemasangannya oleh pemberi tugas. Pemasangan rangka horizontal dipasang sesuai dengan modul panel yang direncanakan, sambungan antara rangka vertical dengan rangka horizontal menggunakan skrup galvanis 4 mm. 45.2.10.
Demikian seterusnya pada bidang dinding yang akan dipasang modul
panel ACP. dalam hal pemesanan dan pemasangannya segera dibuatkan daftar ukuran modul panel terpotong (cutting list ) yang sesuai dengan kebutuhan ukuran di lapangan. Cutting list ini akan diajukan kepada pemberi tugas dan disetujui untuk pemesanannya R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-56
45.2.11. Apabila lembaran dari ACP yang sudah datang/masuk ke proyek, untuk itu disiapkan tempat penyimpanannya yang terlindung dari terik matahari serta hujan, juga dijaga agar lembaran lembaran tersebut jangan sampai terinjak-injak oleh pekerja. 45.2.12. Penyimpanan lembaran-lembaran ACP ditumpuk dengan lembarannya saling berhadapan muka dengan muka dan belakang dengan belakang. 45.2.13. Untuk pemasangan braket modul ACP dipakai material bantu berupa siku aluminium yang dipasang berhadapan dalam rangka satu hollow. Sealent yang dipakai untuk material pengisi nat
adalah sealent neutral. Hal ini dilakukan
dengan pertimbangan cuaca yang akan diterima dari sambungan tersebut, serta pekerjaan sealent dilakukan dengan bantuan lakban kertas agar supaya tidak meluber sehingga lebar dari sealent tetap terjaga. 45.3.
Persyaratan Pelaksanaan
45.3.1. Shop Drawing 45.3.1.1.
Kontraktor pelaksana wajib membuat shop drawing yang dibuat oleh pihak yang berwenang atau kontraktor yang memiliki keahlian dan sertifikasi khusus pemasangan ACP.
45.3.1.2.
Shop Drawing yang dibuat harus memperlihatkan semua informasi mengenai dimensi pelat, ketebalan dan jenis sambungan yang dipergunakan.
45.3.1.3.
Pada setiap shop drawing harus dilengkapi dengan daftar material yang gunakan beserta berat material yang dipakai.
45.3.1.4.
Pada setiap shop drawing harus dicantumkan kualitas dari material ACP dan bahan lain yang akan digunakan.
45.3.1.5.
Semua pekerjaan pemotongan dan fabrikasi baja harus terlebih dahulu disetujui oleh Pengawas yang dalam hal ini adalah persetujuan shop drawing.
45.4.
Garansi Penyedia harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang meliputi kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu untuk periode selama 1 tahun setelah pekerjaan yang rusak dengan biaya Penyedia.
R E N C A N A
K E R J A
D A N
S Y A R A T - S Y A R A T
Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Kab. Lotim
6-57