RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN
CV. MANJADDA WAJADA
KERJA KONTRAK (RK3K) PAKET PEKERJAAN PEKERJAAN :
P engad ng adaa aan n Re R eloka lokasi P asar asar
DAFTAR ISI A. KEBIJAKAN K3 B. PERENCANAAN K3
B. 1. Identifikasi Bahaya, Sasaran S asaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program K3, dan Biaya K3 B. 2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya C. STRUKTUR ORGANISASI K3 D. PENGENDALIAN OPERASIONAL K3 E.
TABEL ( Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Proyek, Pengendalian Pengendalian Risiko K3, K3, Program K3, dan Biaya K3 K3 )
A. KEBIJAKAN K3 Kami berkomitmen pada pelaksanaan aktivitas konstruksi dalam keadaan aman, yang artinya efisien dan memenuhi Perundang-undangan K-3 dan Lingkungan Hidup. Tujuan kami adalah untuk memberikan lingkungan kerja yang bebas kecelakaan. Kami telah mengenali bahaya yang timbul baik dari peralatan maupun lingkungan serta menekan dan meminimalkan bahaya tersebut. Sumber daya kami yang sangat berharga adalah tenaga kerja. Ketika kualitas dan produktifitas menjadi kritis terhadap operasi kerja kami, itu akan menurunkan keselamatan personil ataupun perlindungan lingkungan. Untuk mencapai tujuan kami, diperlukan keseragaman usaha tim dari semua level organisasi. Keselamatan harus direncanakan dalam tiap-tiap aktivitas kerja dan mendapatkan perhatian, yang sama halnya dengan mutu dan produksi. Kebijakan K-3 dan manual prosedur telah dikembangkan untuk memandu kita dalam pekerjaan seharihari. Kerjasama tim dan pemenuhan terhadap standard K-3, prosedur dan ketentuan akan membantu kita dalam mencapai ZERO ACCIDENT. Kerjasama anda dan partisipasi aktif dalam kebijakan K-3 ini sangatlah diharapkan dan kami hargai. A.1. A.2.
Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi yang dilaksanakan. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. Mencakup komitmen untuk untuk mencegah kecelakaan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3. 2. Mencakup komitmen untuk untuk mematuhi peraturan perundang-und perundang-undangan angan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3; 3. Sebagai kerangka untuk menyusun menyusun sasaran K3.
1
B. PERENCANAAN K3 Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan penyedia jasa harus menyampaikan pengendalian resiko pada saat penawaran berdasarkan identifikasi awal tersebut. B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program K3 dan Biaya Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Resiko K3, Program K3, dan Biaya K3 sesuai dengan format pada Tabel. B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-Undangan Dan Persyaratan Lainnya Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut : UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa K onstruksi; Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3; Undang-undang No. 14 tahun 1969, tentang Perlindungan terhadap Tenaga Kerja dan Pembinaan Norma Keselamatan Kerja.
Undang-undang No. 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 01/ Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja No. Kep.174/Men/1986 dan Menteri Pekerjaan Umum No. Kep/104/Men/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kegiatan Konstruksi Bangunan.
Peraturan Pemerintah Nomor 74/2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.
Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman SMK-3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Keputusan Menteri Kesehatan N0. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Tenaga Kerja (SKB) No. 168/KPTS/1971 dan No. 207/Kab/B.h/1971 tentang Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Peraturan Menteri Kesehatan No. 146 Tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
SNI 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
SNI 19-0229-1987 : Pekerjaan di dalam Ruangan Tertutup. SNI 19-0230-1987 : K-3 untuk Pekerjaan Penebangan dan Pengangkutan Kayu. SNI 19-0231-1987 : Kegiatan Konstruksi, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja.
SNI 19-1955-1990 : Perancah, Keselamatan Kerja pada Pemasangan dan Pemakaian. SNI 19-1956-1990 : Tangga Kerja, Keselamatan Kerja pada Pembuatan dan Pemakaian. SNI 03-1962-1990 : Petunjuk Perencanaan Penanggulangan Longsoran.
SNI 19-3993-1995 : Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja tentang Keselamatan Kerja Las Busur Listrik. SNI 19-3994-1995 : Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada P ertolongan Pertama pada Kecelakaan. SNI 19-3997-1995 : Pedoman Keselamatan Kerja Listrik pada Pentanahan. SNI 05-0572-1989 : Gergaji Kayu Tangan. SNI 06-0652-1989 : Sarung Tangan Kerja Berat dari Kulit Sapi. SNI 05-0738-1989 : Persyaratan Umum dan Cara Uji untuk Kerja Traktor Tangan. SNI 03-0963-1989 : Cara Uji Kerja Excavator Darat Hidrolik.
SNI 09-0964-1989 : Cara Uji Kerja Traktor Rantai Kelabang.
SNI 03-0965-1989 : Cara Uji Kerja Loader.
2
C. ORGANISASI K3 Menyediakan petugas K3 sesuai dengan Struktur Organisasi :
PENANGGUNG JAWAB K3
D. PENGENDALIAN OPERASIONAL K3 1) KESEHATAN DALAM BEKERJA Tahapan Buanglah sampah pada tempat-tempat yang sudah disediakan. Jagalah alat-alat, material-material dan peralatan tersimpan secara teratur pada t empat-tempat yang sudah disediakan. Jika terdapat paku-paku yang menonjol keluar pada kayu yang masih akan dipakai, maka paku-paku tersebut harus dicabut. Paku-paku yang menonjol keluar pada potongan kayu yang tidak akan dipakai lagi, maka pakupaku harus dibengkokkan atau kayu dibuang ditempat pembuagan sampah. Setiap luka koyak, luka lecet, atau luka tusuk memerlukan pengobatan segera dan harus dijaga agar tetap bersih. Luka-luka tusuk merupakan tempat-tempat berbahaya bagi infeksi tetanus, karena itu jagalah agar tetap bersih dan tertutup. Cucilah selalu tangan-tangan anda sebelum makan. 2) MENGANGKAT DENGAN AMAN Angkatlah dengan santai pilihlah posisi yang dirasakan baik, dengan tidak membungkukkan tulang punggung. Hindari usaha yang tak perlu, jangan tempatkan barang-barang yang mana kemudian harus diangkat kembali. Hindari meliukkan badan yang tak perlu, putar kaki anda bukan pinggul atau pundak anda. Sisakan ruang yang cukup guna menggeser kaki anda sehingga tidak harus meliukkan tubuh anda. Hindari mengulurkan badan, kendalikan barang-barang yang berada di dekat badan. Hindari mengulur yang panjang untuk mengankat suatu barang. Hindari bobot yang berlebihan, jika muatan terlalu berat bantulah atau gunakan suatu alat mekanis jika alat itu tersedia. Angkat secara perlahan, lancar dan dengan tidak menghentakkannya. Jangan angkat jika batuan mekanis memungkinkan.
3
3) PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI Pekerja wajib menggunakan alat pelidung diri dengan benar sesuai dengan kegiatan pekerjaannya. Pekerja wajib memelihara alat pelindung diri sebaik-baiknya. Sebelum dan sesudah pemakaian alat pelindung diri pekerja harus melakukan pengecheckan dan pembersihan secara menyeluruh terhadap kondisi masing-masing alat pelindung diri. Tidak boleh menyalahgunakan atau pelanggaran dalam penggunaan alat pelindung diri, diantaranya : Kegagalan untuk memelihara alat pelindung diri yang disediakan. Penolakan dengan sengaja untuk memakai alat pelindung diri yang dibutuhkan. Mendapatkan kecelakaan karena kegagalan memakai alat pelindung diri. Pencegahan terhadap bahaya jatuh ke dalam air Bila pekerja dalam keadaan bahaya jatuh ke dalam air dan tenggelam, mereka harus memakai pelampung/baju pengaman dan/atau alat-alat lain yang sejenis ban pelampung( mannedboat dan ring buoys).
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) 1.1 Umum Suatu kecelakaan kerja dapat saja terjadi menimpa operator atau orang sekitarnya pada saat pengoperasian peralatan dan tindakan pertama adalah memberikan pertolongan sesegera mungkin sebelum penderita mendapat perawatan medis lebih lanjut dari ahlinya (rumah sakit, poliklinik). Dari sisi peraturan keselamatan kerja, hal tersebut merupakan hak setiap tenaga kerja untuk mendapatkan pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan kerja dan oleh sebab itu pihak perusahaan diwajibkan menyediakan obat-obatan untuk pertolongan pertama tersebut dalam kotak P3K pada setiap alat. Disamping itu perlu ada suatu pelatihan khusus dalam menangani kecelakaan kerja tersebut, sehingga pada saat terjadi kecelakaan telah dapat dilakukan pertolongan pertama dengan benar dan baik. 1.2 Maksud dan tujuan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) diselenggarakan untuk memberikan pertolongan permulaan yang iperlukan sebelum penderita dibawa ke Rumah Sakit/Poliklinik terdekat. Pertolongan pertama ini memegang peranan yang penting, karena tanpa pertolongan pertama yang baik, korban mungkin tidak akan tertolong lagi kalau harus menunggu pengangkutan ke rumah sakit. Maksud dan tujuan meliputi: 1) Mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya kematian, jika bahaya tersebut sudah ada, seperti pada korban yang shock, terjadi pendarahan yang luar biasa atau pada korban yang pingsan, 2) Mencegah bahaya cacat, baik cacat rohani ataupun cacat jasmani, 3) Mencegah infeksi, artinya berusaha supaya infeksi tidak bertambah parah yang disebabkan perbuatanperbuatan atau pertolongan yang salah, 4) Meringankan rasa sakit.
1.3 Pedoman umum untuk penolong 1.3.1 Menilai situasi 1) Memperhatikan apa yang terjadi secara cepat dan tenang : a. Apakah korban pingsan, henti jantung atau henti nafas, b. Apakah korban mengalami pendarahan atau luka, c. Apakah korban mengalami patah tulang, d. Apakah korban mengalami rasa sangat sakit yang berlebihan, e. . Apakah korban mengalami luka bakar. 2) Memperhatikan apakah ada bahaya tambahan yang mengancam korban atau penolong. 3) Harus selalu ingat jangan terlalu berani mengambil resiko, perhatikan keselamatan diri penolong. 1.3.2 Mengamankan tempat kejadian dengan : 1) Melindungi korban dari bahaya, 2) Jika perlu meminta orang lain untuk membantu atau laporkan kepada bagian terkait (misal 118 atau Rescue Team Perusahaan).
4
1.3.3 Memberi pertolongan 1) Rencanakan dan lakukan pertolongan berdasarkan tujuan P3K sebagai berikut : a. Menciptakan lingkungan yang aman, b. Mencegah kondisi korban bertambah buruk, c. Mempercepat kesembuhan, d. Melindungi korban yang tidak sadar, e. Menenangkan korban/penderita yang terluka, 2) Mempertahankan daya tahan tubuh korban menunggu pertolongan yang lebih tepat dapat diberikan 3) Jika pertolongan pertama telah dilakukan, maka segera angkut korban tapi jangan terburu-buru atau serahkan pertolongan selanjutnya kepada yang lebih ahli atau bagian yang bertugas menangani kecelakaan atau kirim ke Dokter atau rumah sakit terdekat. 1.4. Jenis kecelakaan 1.4.1. Kecelakaan yang dapat membawa maut 1.4.1.1. Coma (collapse) 1) Gejala –gejalanya : a. Keluar keringat dingin, b. Pucat, c. Denyut nadi lemah, d. Telinga berdengking, e. Mual, f. Mata berkunang – kunang, g. Badan lemas. 2) Cara pertolongannya : a. Tidurkan penderita terlentang dengan kepala agak direndahkan, b. Longgarkan pakaiannya, c. Usahakan agar penderita dapat bernafas dengan udara segar, d. Kalau ada beri selimut agar badannya menjadi hangat, e. Selanjutnya kirimkan ke Dokter atau rumah sakit terdekat. 1.4.1.2 . Shock (gugat) Hal ini disebabkan oleh suatu keadaan yang timbul karena jumlah darah yang beredar dalam pembuluh darah sangat berkurang yang dapat disebabkan oleh : Pendarahan keluar atau ke dalam dan Luka bakar yang luas yang menyebabkan banyak cairan/serum darah yang keluar. 1) Tanda-tandanya : a. Nadi berdenyut cepat, lebih 100 kali/menit kemudian melemah, l ambat dan menghilang, b.Pernafasan dangkal dan tidak teratur, c. Bila keadaan tambah lanjut penderita jadi pingsan, d.Penderita pucat dan dingin, e. Penderita merasa mual, lemas, mata berkunang, f. Pandangan hampa dan tidak bercahaya. 2) Pertolongan : a. Baringkan penderita ditempat yang udaranya segar dan kepala lebih rendah dari kaki, b. Bersihkan mulut dan hidungnya dari sumbatan, c. Hentikan pendarahan bila ada, d. Longgarkan pakaian penderita, e. Kalau ada berikan selimut agar penderita menjadi hangat, f. Selanjutnya kirimkan ke Dokter atau rumah sakit terdekat, g. Jangan memberi minum, 1.4.1.3. Pingsan Fungsi otak terganggu sehingga penderita tidak sadar. 1) Gejala : a. Penderita tidak sadar, tidak ada reaksi terhadap rangsangan, b. Penderita berbaring dan tidak bergerak,
5
c. Pernafasan dan denyut nadi dapat diraba. 2) Pertolongan : a. Baringkan penderita di tempat teduh dan segar, b. Apabila mukanya merah, kepalanya ditinggikan, dan apabila pucat baringkan tanpaalas kepala, c. Pakaiannya dilonggarkan, d. Penderita jangan ditinggalkan seorang diri dan perlu dijaga, e. Tenangkan bila gelisah, f. Kalau ada, berikan selimut agar badannya menjadi hangat, g. Selanjutnya kirimkan ke Dokter atau rumah sakit terdekat. 1.4.1.4. Mati Suri Yaitu keadaan pingsan dimana peredaran darah dan pernafasan tidak mencukupi lagi. Keadaan i ni sudah merupakan keadaan yang gawat, karena penderita berada diantara pingsan dan mati. 1) Gejala : a. Pernafasan tidak tampak dan nadi tidak teraba, b. Pupil melebar dan tidak menyempit dengan penyinaran, c. Muka pucat dan kebiru-biruan. 2) Cara Pertolongan: a. Baringkan terlentang dan longgarkan pakaian penderita, b. Hilangkan semua barang yang dapat menyumbat pernafasan, c. Berikan pernafasan buatan. d. Pernafasan buatan adalah suatu usaha mencoba agar paru-paru penderita dapat bekerja kembali dengan cara mengembang dan mengempiskan paru-paru itu. e. Selanjutnya di kirim ke Dokter atau rumah sakit terdekat 1.4.1.5. Pendarahan 1) Dilihat dari sudut keluarnya darah, pendarahan ada 2 macam yaitu : a. Pendarahan ke luar, b. Pendarahan ke dalam. 2) Dilihat dari sudut macamnya pembuluh darah yang putus, pendarahan ada 3 macam yaitu : a. Pendarahan pembuluh nadi ( arterial ), b. Pendarahan pembuluh balik ( vena), c. Pendarahan pembuluh rambut ( capiler ). 3) Untuk memberikan pertolongan terhadap penderita yang mengalami pendarahan dapat dilakukan dengan bermacam - macam cara diantaranya : a. Cara pertama : i. Penderita didudukan atau ditidurkan tergantung dari hebatnya pendarahan, ii. Bagian tubuh yang mengalami luka ditinggikan, iii. Hentikan pendarahan dengan menekan anggota bagian diatas luka, iv. Bersihkan luka dari kotoran yang ada, v. Letakkan diatas luka, sepotong kain kasa steril berlipat dan tekan sampai darah berhenti keluar, kemudian pasang pembalut tekan (plester). b. Untuk pendarahan yang hebat ditangan atau kaki dapat digunakan cara tourniquet (torniket, penarat darah). c. Torniket adalah balutan yang menjepit sehingga aliran daerah di bawahnya terhenti sama sekali. d. Perhatikan bila menggunakan penarat darah : e. Tiap 10 menit harus dikendorkan dengan memutar kayunya, f. Memasang penarat darah antara luka dan jantung, g. Penderita yang dikorniket harus segera dibawa ke rumah sakit untuk pertolongan lebih lanjut dan harus mendapat prioritas pertama, h. Harus dicatat jam berapa penarat darah dipasang dan dibuka, i. Cara torniket ini hanya dianjurkan bagi mereka yang sudah menguasai.
6
1.4.2. Luka-Luka Luka adalah adanya jaringan kulit yang terputus atau rusak oleh suatu sebab. Menurut sebabnya dapat dikenal bermacam - macam luka yaitu sebagai berikut : ● Luka memar kena pukul, ● Luka gores, ● Luka tusuk, ● Luka potong, ● Luka bacok, ● Luka robek, ● Luka tembak, ● Luka bakar. 1) Memberikan pertolongan kepada penderita yang mengalami luka pada dasarnya adalah: (1) Menghentikan pendarahan, (2) Mencegah infeksi, (3) Mencegah kerusakan lebih lanjut, (4) Menggunakan cara yang memudahkan/ mempercepat penyembuhan. 2) Cara memberikan pertolongan pertama penderita yang mengalami luka adalah sebagai berikut : (1) Luka di kepala : i. Tidurkan penderita terlentang tanpa alas kepala jika disertai pingsan, ii. Oleskan obat merah dengan lidi kapas, iii. Tutup dengan kasa steril dan perban, iv. Segera bawa penderita ke Dokter atau rumah sakit terdekat. (2) Luka di dada terbuka tembus paru-paru i. Tidurkan penderita setengah duduk, ii. Rawat lukanya seperti merawat luka biasa, iii. Berilah plester atau pembalut penekan supaya udara tidak masuk, iv. Segera bawa penderita ke Dokter atau rumah sakit terdekat. (3) Luka di perut melintang i. Tidurkan pederita ¼ duduk, ii. Tutup lukanya dengan kasa steril, iii. Balutlah lukanya dengan kain segitiga, iv. Jangan memberi makanan/minuman kepada penderita, v. Segera bawa penderita ke Dokter atau rumah sakit terdekat. (4) Luka perut membujur i.Tidurkan penderita terlentang, ii. Selanjutnya lakukan seperti member pertolongan pada luka perut melintang. (5) Luka bakar i. Dilihat dari berat tidaknya, luka bakar dapat dibagi dalam beberapa tingkat : 1. Luka bakar tingkat I (Erythema) a. Warna luka kemerah-merahan, b. Yang terbakar hanya lapisan atas dari kulit ari, c. Penderita merasakan sakit, dan luka bengkak. d. Cara memberikan pertolongan : e. Hapuskan kekuatan dari bahan yang membakar, f. Berikan obat livertran zalf atau bio-placentan/obat luka bakar, g. Tutup luka bakar dengan menggunakan kasa steril, h. Balut dengan cara longgar-longgar, i. Berikan banyak minum kepada penderita, j. Jaga agar penderita jangan sampai kedinginan. ii. Luka bakar tingkat II (Bullosa) a. Luka bakar tingkat II mempunyai tanda-tanda sebagai berikut : b. Kulit melepuh, c. Pembakaran sampai kulit ari, d. Terdapat gelembung-gelembung berisi cairan. e. Cara memberikan pertolongan :
7
f. Tutup luka dengan menggunakan kasa steril, g. Berikan banyak minum kepada penderita, h. Jaga agar penderita tidak sampai kedinginan, i. Bawa penderita ke rumah sakit. iii. Luka Bakar Tingkat III (Escarotica) : a. Luka bakar tingkat III mempunyai tanda-tanda sebagai berikut : b. Pembakaran sampai pada kulit jangat, c. Warna luka hitam keputih-putihan. d. Cara memberikan pertolongan adalah seperti memberikan pertolongan pertama pada penderita luka bakar tingkat II. iv. Luka bakar tingkat IV (Carnisasio) v. Luka bakar tingkat IV mempunyai tanda-tanda sebagai berikut : a. Pembakaran sampai pada jaringan ikat atau lebih, b. Kulit ari dan kulit jangat telah terbakar. vi. Cara memberikan pertolongan kepada penderita luka bakar tingkat IV sama seperti memberikan pertolongan pada penderita luka bakar tingkat II atau tingkat III. 1.4.3. Patah tulang Pertolongan pertama pada penderita yang mengalami patah tulang adalah merupakan salah satu pertolongan yang sangat penting, karena dengan memberikan pertolongan pertama berarti berusaha untuk mencegah penderita dari kehilangan salah satu anggota badan. Dilihat dari jenisnya patah tulang terdiri dari : 1) Patah tulang terbuka Artinya : tulang yang patah menonjol keluar yang langsung berhubungan dengan udara (ada luka diluar). 2) Patah tulang tertutup Dalam hal ini artinya : tulang yang patah, ujungnya masih tertutup (tidak berhubungan dengan udara luar). 3) Gejala –gejala patah tulang : (1) Penderita tidak dapat menggerakan bagian badan yang patah, (2) Tempat tulang yang patah amat sakit dan akan terasa lebih sakit bila tempat yang patah tersentuh atau bila digerakkan, (3) Bentuk bagian badan itu berlainan dari biasanya, (4) Disekitar tempat yang patah bengkak dan warnanya kebiru –biruan, (5) Pada patah tulang terbuka, kulit dan daging robek, dan ujung tulang yang patah menjorok keluar. 4) Cara memberikan pertolongan pada penderita yang mengalami patah tulang : (1) Pakaian yang menutupi patah tulang tertutup tidak perlu dibuka, sedangkan patah tulang terbuka, pakaian harus dibuka (dirobekkan) agar dapat dibalut, (2) Luka ditutup dengan kasa steril, (3) Pada patah tulang terbuka hentikan pendarahan dengan pembalut, (4) Kerjakan pembalutan yang memenuhi syarat, (5) Anggota badan yang patah ditinggikan, (6) Segera bawa ke rumah sakit. 5) Cara –cara pembidaian : (1) Bidai harus kedua sendi dari tulang yang patah, (2) Tidak boleh terlalu keras atau terlalu kendor ikatannya, (3) Bidai dialasi agar jangan menambah perasaan sakit, (4) Ikatan harus cukup jumlahnya dimulai dari atas dan dari bawah bagian yang patah, (5) Sediakan dulu perlengkapan secukupnya sebelum melakukan pembidaian. 6) Patah tulang paha Dibutuhkan 2 buah bidai : (1) Satu bidai yang meliputi dari tumit sampai bagian atas paha, (2) Satu bidai yang lainnya sampai pinggang, (3) Ikat kedua bidai dengan menggunakan
8
7) Cara pertolongan penderita patah tulang paha (1) Patah tulang betis (2) Dibutuhkan 2 buah bidai yang dapat meliputi/menutup dari tumit sampai paha, Ikat kedua bidai dengan menggunakan mittela, 8) Patah tulang lengan atas (1) Sediakan bidai yang dapat meliputi tulang belikat sampai jari – jari, (2) Tangan digendong dengan siku pembalut (mittela). 9) Patah lengan bawah (1) Sediakan bidai yang meliputi sendi siku sampai jari – jari (2) Ikatkan bidai itu pada bagian atas dan bawah luka, (3) Gendong lengan dengan siku pembalut ( mittela). 10) Patah tulang selangka (1) Beri ransel perban dengan bagian yang diberi alas, (2) Atau ikat kedua lengannya dipunggung, (3) Atau diberi pembalut penunjang tinggi (mittela tinggi). 11) Patah tulang rusuk (1) Beri pembalut plester menurut panjangnya rusuk, (2) Plester harus meliputi tulang dada sampai tulang punggung. 12) Patah tulang belakang Bila ada luka (1) Tidurkan penderita terlungkup, (2) Rawatlah luka terlebih dahulu, (3) Di bawah dada serta di bawah kaki diberi alas, (4) Bawa penderita ke rumah sakit. Bila tidak luka (1)Tidurkan penderita terlentang, (2) Di bawah pinggang diberi alas atau bantal tipis. 1.5. Pemakaian obat-obat PPPK(P3K) 1) Mercurochroom Penggunaan : Untuk anti septik (anti infeksi) pada luka-luka dalam. Cara penggunaan : Untuk mengobati luka-luka yang tidak dalam, lecet-lecet. Luka/lecet yang kotor dibersihkan dahulu, lalu diolesi mercurochroom, jika luka-lukanya tidak berair biarkan dalam keadaan terbuka saja, tidak usah dibalut. 2) Sulfanilamid powder steril Penggunaan : Sebagai anti septik (anti infeksi) untuk luka-luka dalam. Cara penggunaan : Taburkan sulfanilamid powder steril pada luka-luka terutama luka dalam, lalu ditutup dengan kain steril 16 x 16 dan dibalut atau diplester. 3) Larutan Rivanol Penggunaan : Sebagai anti septik (anti infeksi) Cara penggunaan : Mengobati luka-luka yang kotor dengan jalan mengompres. Gunakan kasa steril 16 x 16, basahi dengan larutan rivanol dan kompreskan diatas luka, lalu dibalut. 4) Levetraan Zalf Penggunaan : Untuk mengobati luka bakar. Cara penggunaan : Oleskan levetraan zalf diatas luka bakar, tutup dengan kainsteril 16 x 16, kemudian luka dibalut atau diplester.
9
E. TABEL IDENTIFIKASI BAHAYA, SASARAN K3 PROYEK, PENGENDALIAN RISIKO K3, PROGRAM K3, DAN BIAYA K3
NAMA PERUSAHAAN KEGIATAN
: CV. MANJADA WAJADA : Pengadaan Relokasi Pasar
NO
URAIAN PEKERJAAN
IDENTIFIKASI BAHAYA
SASARAN K3 PROYEK
PENGENDALIAN RESIKO K3
PROGRAM SUMBERDAYA
1
2
3
4
5
6
1.
PEKERJAAN Pembongkaran Gedung Eks Dukcapil
2.
Pekerjaan Beton Pinjakan Uk. 10x14x15
3.
Pekerjaan Kolom Kayu 8/12
4.
Pekerjaan rangka atap
5
Pemasangan atap dari Asbes
Iritasi mata akibat terkena debu Terkena alat kerja Tertimpa material bongkaran Jatuh dari atap
Nihil Kecelakaan Fatal
Memakai Peralatan APD Lengkap, Memasang Pengaman, Memberi Peringatan Instruksi Kerja, Memasang Rambu – Rambu dan Melakukan Pelatihan K3
Bahan Peralatan K3 1 Set dan Menempatkan Petugas K3 di Lapangan
Tertimpa material Terkena alat kerja maupun material Iritasi akibat adukan semen Tertimpa tiang pancang
Nihil Kecelakaan Fatal
Memakai Peralatan APD Lengkap, Memasang Pengaman, Memberi Peringatan Instruksi Kerja, Memasang Rambu – Rambu dan Melakukan Pelatihan K3
Bahan Peralatan K3 1 Set dan Menempatkan Petugas K3 di Lapangan
Terkena alat saat pemasangan Terhimpit bahan Tertimpa bahan saat pemasangan
Nihil Kecelakaan Fatal
Memakai Peralatan APD Lengkap, Memasang Pengaman, Memberi Peringatan Instruksi Kerja, Memasang Rambu – Rambu dan Melakukan Pelatihan K3 Memakai Peralatan APD Lengkap, Memasang Pengaman, Memberi Peringatan Instruksi Kerja, Memasang Rambu – Rambu dan Melakukan Pelatihan K3
Bahan Peralatan K3 1 Set dan Menempatkan Petugas K3 di Lapangan
Memakai Peralatan APD Lengkap, Memasang Pengaman, Memberi Peringatan Instruksi Kerja, Memasang Rambu – Rambu dan Melakukan Pelatihan K3
Bahan Peralatan K3 1 Set dan Menempatkan Petugas K3 di Lapangan
Terjatuh saat Nihil pemasangan rangka Kecelakaan Fatal Tertimpa bahan
Terkena alat kerja Terjatuh dari ketinggian saat melakukan pemasangan Tertusuk/tergores pecahan/potongan material tajam saat pengerjaan
Nihil Kecelakaan Fatal
Bahan Peralatan K3 1 Set dan Menempatkan Petugas K3 di Lapangan
CV. MANJADDA WAJADA
ANGGI SATRIA PERMADI DIREKTUR
10