REVIEW FILM COACH CARTER 1. Kontrak Psikologis Kontrak Psikologis dalam suatu organisasi adalah suatu kontrak tidak tertulis yang ada dalam diri setiap individu dalam organisasi yang merujuk kepada saling membutuhkan diantara pegawai dengan atasan, maupun pegawai dengan organisasi. saling membutuhkan terjadi jika masing-masing pihak memiliki tujuan yang ingin dicapainya dan yakin bisa mencapainya (Amstrong, 2004). Istilah kontrak psikologis berbeda dengan kontrak kerja. Kontrak psikologis dalam suatu organisasi adalah hal yang penting untuk menghasilkan komitmen yang baik antara pegawai dan penyelia. . Pada awalnya awalnya
Ken Carter merancang sebuah sistem pelajaran dengan
basis kontrak yang mengharuskan para anak didiknya untuk mematuhi setiap poin yang tercantum pada kontrak yang ia buat. Kontrak tersebut bersifat mengikat dan harus dipatuhi oleh anak didiknya, ketika kontrak tersebut dilanggar maka Ken Carter menghentikan latihan dan membatalkan sejumlah pertandingan. Meskipun pada awalnya tim basket terebut dibangun dengan sebuah kontrak kerja, seiring berjalannya waktu muncullah kontrak psikologis dalam diri setiap anggota tim, setiap anak merasa memiliki tujuan yang sama dengan organisasi dan yakin bisa mencapainya. Dapat dilihat ketika Cruz keluar dari tim basket karena tidak terima dengan kontrak yang ditawarkan Carter namun saat ia melihat teman-temannya bertanding ia merasa menyesal telah keluar dari Tim, karena melalui tim basket itulah dia bisa mencapai impiannya.
Dalam membantu individu membentuk kontrak psikologis mereka, ada 3 hal yang
menjadi
penentu
yaitu
komunikasi
langsung
dari
rekan
kerja
dan
supervisor; pengamatan tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam organisasi, dan dokumen tertulis. Untuk membangun kontrak psikologis antara anggota tim basket Richmond, Ken Carter memulainya dengan membuat dokumen tertulis berupa kontrak yang harus dipatuhi oleh setiap anggota tim. Selanjutnya, ia juga melakukan pengamatan terhadap mereka, ia menemukan bahwa anak didiknya memiliki karakter yang keras dan bebas oleh karena itu ia memberikan latihan yang sangat keras. Selain itu, ia melakukan komunikasi langsung kepada setiap anak didiknya dalam setiap sesi latihan, ia memberikan nasehat-nasehat dan motivasi kepada mereka, Ken Carter juga melakukan pendekatan dengan memberikan gelar “Sir” pada setiap anggota tim. 2. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja yang akurat diperlukan untuk menentukan kontribusi karyawan. Penilaian kinerja dilakukan oleh coach carter terhadap anak didiknya, ia menemukan bahwa mereka tidak mampu mencapai apa yang menjadi target mereka yaitu nilai 2,3. Kemenangan-kemenangan yang mereka dapatkan juga membuat mereka menjadi sombong. Penilaian kinerja ini membuat coach carter membuat langkah kontroversial dengan membatalkan sejumlah pertandingan penting yang dijadwalkan untuk Richmond. 3. Bayaran
Gaji merupakan hasil penting bagi sebagian besar karyawan. Namun dalam film ini Coach Carter tidak memperdulikan aspek tersebut, banyak kerugian hadir ketika ia menyepakati tawaran untuk menjadi pelatih di Richmond. Kerugian dari segi gaji dan lingkungan. Namun, hatinya tidak bisa menolak SMA yang pernah melambungkan namanya. Ken Carter focus pada bagaimana ia memberikan yang terbaik bagi almamaternya meskipun gaji yang ia peroleh sedikit. Motivasi terbesar Carter adalah mengubah mindset anak-anak dilingkungannya yang beranggapan bahwa nilai akademik dan kuliah bukanlah hal yang penting. 4. Karir Karir
dapat
didefinisikan
sebagai
jumlah
dari
pengalaman
yang
berhubungan dengan pekerjaan seseorang seumur hidup. Ketika sekolah di SMA Richmond, Carter merupakan siswa berprestasi dalam basket dan akademik. Dia mampu melanjutkan kuliah dengan beasiswa dan mendapatkan hidup yang lebih baik. Carter adalah kapten Basket tim Richmond pada tahun 70-an, ia juga erhasil membawa tim basket Richmod saat itu menjadi tim basket yang disegani karena prestasinya. Suatu ketika ia ditawari untuk menjadi pelatih basket karena prestasi tim tersebut sedang menurun. Ketika Carter menerima tawaran itu, maka jenjang karirnya dalam dunia basket telah naik dari yang dulunya hanya pemain sekarang telah menjadi pelatih. Tantangan karir Kontemporer meliputi manajemen karir etis, manajemen karir yang mendukung keberagaman (memastikan bahwa beragam anggota organisasi diberi kesempatan karir mereka layak). Ken Carter berhasil menaklukkan tantangan tersebut. Ia membangun sebuah organisasi yang didasari oleh kejujuran dan kedisiplinan. Carter juga memberikan kebebasan kepada setiap
anggotanya untuk mengemukakan pendapatnya. Selain itu dalam organisasi yang dikelolanya ia berhasil menyatukan berbagai keberagaman, anggota tim basket Richmond berasal dari berbagai latar belakang dan ras yang disatukan untuk mencapai tujuan bersama. Ken Carter berhasil mengelola sebuah organisasi dengan baik. Hasil akhir yang dicapai oleh anak didik Carter selain menjadi juara tingkat provinsi, mereka juga mengetahui tujuan mereka, yaitu memiliki prestasi yang baik di bidang akademik, non akademik
(olahraga)
dan
pendidikan ke Universitas.
mampu
menyelesaikan
sekolah
hingga
melanjutkan