AJI DHARMA BAHARI
171910501016
IRHAM ZULFI MAULANA
171910501044
DEWI RIZQI ARROCHIMI
171910501059
SISTA ANINDITA
171910501014
BETARISMA PUTRI YONA
171910501047
Peraturan zonasi pada dasarnya adalah suatu alat untuk pengendalian yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya yang disusun untuk setiap blok/zona peruntukan (UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang), dimana blok/zona peruntukan yang menjadi acuan ditetapkan melalui rencana rinci tata ruang. Peraturan zonasi ini lebih dikenal dengan istilah populer zoning regulation, dimana kata zoning yang dimaksud merujuk pada pembangian lingkungan kota ke dalam zona-zona pemanfaatan ruang dimana di dalam tiap zona tersebut ditetapkan pengendalian pemanfaatan ruang atau diberlakukan ketentuan hukum yang berbeda-beda (Barnet, 1982). Peraturan zonasi ini pada dasarnya mengatur tentang klasifikasi zona, pemanfaatan lahan, dan prosedur pelaksanaan pembangunan. Dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, secara rinci disebutkan bahwa peraturan zonasi berisi: 1. Ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang ruang (koefisien dasar ruang hijau, koefisien 2. Amplop ruang (koefisien ko efisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, dan garis sempadan bangunan) 3. Penyediaan sarana dan prasarana Salah satu dari permasalahan terkait bagunan tinggi adalah amplop ruang. Amlop ruang adalah instrument yang membatasi pengembangan bangunan secara tiga dimensi. Selubung bangunan dapat dipandang sebagai sempadan sempadan bangunan tiga dimensi, yang membatasi building setback di bagian depan, samping, belakang dan bagian atas. Kota Jember yang mulai mengalami petumbuhan gedung tinggi semakin menunjukan permasalahan tekait amlpop ruang. Permasalahan yang terjadi pada dasarnya karena belum adanya dokumen perencanaan yang lengkap (RDTR dan RTBL). Maka dari itu kajian mengenai amplop ruang sangat dibutuhkan sebagai analisis rencana peningkatan keyamanan kepada masyarakat. Amplop Ruang Ada beberapa macam skala ruang dalam suatu lingkungan perkotaan yakni : skala intim, skala monumental, skala kota, dan skala menakutkan. Penghitungan dalam menentukan suatu skala bangunan yakni dengan ketentuan berikut : 1. 2. 3. 4.
Skala Intim Skala Kota Skala Monumental Skala Menakutkan
: D/H = 1 : D/H = 1 < D/H < 2 : D/H = 2 : D/H = <1
Keterangan : D
= Jarak
H
= Tinggi Bangunan
Menurut Yoshinobu Ashiara dalam buku Open Spaces menuliskan tentang perbandingan antara jarak antarbangunan (D) dan tinggi bangunan (H) sebagai berikut. D/H=1 , ruang terasa seimbang dalam perbandingan jarak dan tinggi bangunannya. D/H>1 , ruang terasa agak besar. D/H>/2 , pengaruh ruang tidak akan terasa. D/H<1 , ruang yang terbentuk akan terlalu sempit dan memberikan rasa tertekan.
Gambaran Umum
Holland Bakery merupakan salah satu bangunan yang menjual jajanan khas negara holland, bangunan ini sudah berdiri cukup lama di jember tepatnya di jalan trunojoyo, bangunan ini memiliki kapasitas 4 lantai dengan tinggi kurang lebih 20 meter. Holland bakery memiliki fasilitas ruang parkir yang cukup luas untuk para pengunjung dan karyawannya. Gaya arsitek bangunan bercirikan gaya arsitek belanda dengan detail miniatur kincir angin pada atapnya. Kawasan di sekitar bangunan ini adalah sebagai berikut : Utara Selatan
: Gang Trunojoyo VI : Cafe
Barat
: Jalan Trunojoyo
Timur
: Bangunan
Sedangkan bangunan Dewi Fashion yang berada di sebelah gang trunojoyo VI berketinggian kurang lebih 7 meter. Dengan mengetahui Jarak bangunan ke jalan dan Tinggi bangunan akan bisa menghasilkan analisis amplop ruang yang ideal.
Analisis A. Analisis dengan satu bangunan dengan jalan Trunojoyo
0 2
(Perhitungan Skala Ashihara)
Tinggi Bangunan (h)
Tiggi banguna Holland Bakery mencapai 20 meter dengan total jumlah lantai 4 lantai. Banguan ini pada koridor trunojoyo menjadi poinf of view dari arah Jl. riau dan dari arah Jl. A.yani
Jarak Titik Tengah Bangunan Terhadap Jalan
Jarak titik tengah bangunan terhadap tepi jalan pada Holland Bakery adalah 22,5 meter. Pada Holland Bakery hasil dan proses perhitunganya sebagai berikut: Diketahui
d = 22,5 m h = 20 m
maka, perhitunganya: D ÷ H = Skala 22,5 m ÷ 20 m = skala 1,125 Berdasarkan hasi perhitungan diketahui bahwa pada Holland Bakery memiliki “ D/H>1 : ruang terasa agak besar.”. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan skala asihara diketahui bahwa kondisi antara jarak tengah bangunan hotel terhadap jalan trunojoyo menghasilkan: ruang terasa agak besar.”. hal itu secara langung dapat diamati ketika pengendara yang melewati Jl. Trunojoyo merasakan sensai bahwa bangunan holland bakery beruang/bangunan yang terasa agak besar. Tetapi dalam perhitungan yang mendekati = 1 akan menimbilkan pada rasa yang nyaman. Kondisi ini berdasarkan skala ashihara menyajikan suatu ruang yang lues/ dan terasa agak besar sengan rasa yang nyaman namun agak besar. Bangunan ini telah menjadi salah satu point of view yang dikarenakan bangunan bergaya arsitek yang unik dan dari skala yang di analisis adalah cocok/pantas (ruang terasa agak besar).
B. Analisis dengan 2 bangunan terhadap sudut pandang dari Gang Trunojoyo VI (Perhitungan Skala Ashihara) Dari hasil perhitungan jarak bangunan pada kedua bangunan yang kami amati dengan menggunakan perhitungan rumus jarak antar bangunan (Perda KMS no. 7/1992). Berikut merupakan rumus jarak antar bangunan. D = ½ h1 + ½ h2 2 Keterangan : D = Jarak antar bangunan (dalam meter) h1 = Tinggi banguna 1 (dalam meter) Holland Bakery
h2 = Tinggi bangunan 2 (dalam meter)
Dewi Fashion
Trunojoyo VI
Menentukan Jarak antar Bangunan pada Gang Trunojoyo VI dengan mengamati dua gedung, perhitungannya sebagai berikut. Diket
: h1 : 20 m
(Holland Bakery)
h2 : 7 m
(Dewi Fashion)
Ditannya
: D........?
Jawab
: D = ½ h1 + ½ h2 2
= 10 + 3,5 2
= ½ (20) + ½ (7) 2
D = 6,75 m
Dari hasil penghitungan di atas maka ditemukan jarak antar bangunan yaitu 6,75 m. Selanjutnya menghitung perbandingan jarak dan tinggi bangunan dengan menggunakan perhitungan dari skala ashihara. Berdasarkan ketinggian bangunan 1 dan ketinggian bangunan 1 terdapat hasil sebagai berikut.
Holland Bakery Jember
Berdasarkan penentuan tinggi bangunan untuk menentukan skala ruang pada Holland Bakery sebagai berikut. h1 = D/h = 6,75 20 = 0,3375 Dari hasil perhitungan di atas, Holland Bakery termasuk dalam skala D/H < 1 artinya bangunan tersebut termasuk kedalam skala menakutkan dimana ruang yang terbentuk terlalu sempit sehingga terasa tertekan dari sudut pandang gang Trunojoyo VI. Karena bangunan hollad bakery terlihat terlalu besar untuk jalan gang yang sempit.
Toko Dewi Fashion
Berdasarkan penentuan tinggi bangunan untuk menentukan skala ruang pada toko Dewi Fashion sebagai berikut. H2 = D/h = 6,75 7 = 0,9642857142857143 Dari hasil perhitungan, Toko Dewi Fashion yang berada di Trunojoyo VI mempunyai hasil D<1 yang artinya bangunan tersebut termasuk ke dalam skala mencekam. Tetapi, dalam hal ini hasil analisis menunjukkan angka yang hampir mendekati = 1 yang sanse of place adalah bangunan terasa cocok
dan seimbang pada gang jalan trunojoyo VI.
Kesimpulan Berdasarkan hitungan berdasarkan skal ashihara diketahui bahwa kondisi Holland Bakery belum/sudah tergantung sudut pandang pengamat. Pertama, yaitu ruang terasa seimbang dari sudut pandang koridor jalan trunojoyo. Kedua, yaitu terasa mencekam dan sempit pada sudut pandang gang trunojoyo VI. Saran yang bisa dikembangkan adalah penataan yang ideal dengan sedikit memperbesar gang trunojoyo dan sedikit memperkecil bangunan holland bakery untuk menimbulkan rasa yang nyaman, serasi, dan seimbang. Kebijakan tersebut dapat dimasukan kedalam Rencana Detail Tata Ruang (RTRW) ataun RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan) pada kawasan perencanaan yang termasuk kedalam koridor Jl, Karimata.