Resume TEORI HUKUM Mengingat, Mengumpulkan dan Membuka Kembali Prof. Dr. H.r. Otje Salman. S., S.H Anthon F. Susanto, S.H, M.Hum BAGIAN SATU Apakah Hukum itu ? A. Memahami Permainan Bahasa. Perlu cara untuk memandu memandu sesorang sesorang agar memperole memperoleh h gambaran gambaran yang jelas tentang apa hukum itu. Banyak literatur yang mencoba memecahkan pers persoa oala lan n ini, ini, demik emikia ian n halny alnya a denga engan n teo teori dan fils filsa afat fat huku ukum. Keragaman Keragamanan an tidak harus membing membingungka ungkan, n, paling paling tidak menurut tulisan tulisan dalam buku ini akrena pada dasarnya argumentasi tertentu bertolak dari cara berpikir yang tidak seragam yang dilator belakangi oleh pendidikan serta kehidupan seharai-hari yang berbeda pula. Dilihat dari perkembangan aliran pemikiran (hukum) satu aliran pemikiran akan akan bergan bergantun tung g pada pada aliran aliran pemiki pemikiran ran lainny lainnya a sebaga sebagaii sandar sandaran an kritik kritik untuk membengun kerangka teoritik berikutnya. Munculnya aliran pemikiran baru tidak otomatis bahwa aliran atau pemikran lama ditinggalkan. Sulitnya untuk meramu seluruh ide yang berkembang dalam hukum, karena dua alasan yaitu : Hukum adalah objek kajian yang masih harus dikonstruksi (dibangun) sebagaim sebagaimana ana kaum konstrukv konstrukvitis itis menjelask menjelaskan, an, diciptakan diciptakan menurut menurut istilah istilah posi positiv tivis istic tic atau atau meng menggu guna naka kan n baha bahasa sa kaum kaum herm hermen enia iam m ‘dit ‘ditaf afsi sirk rkan an’’ sehingga dengan demikian cara pandang seseorang tentang hukum akan ditentukan oleh bagimana orang tersebut mengonstruksi, menciptakan atau menafsirkan mengenai apa yang disebut hukum itu. Satu pemikiran pemikiran (aliran (aliran tertentu) tertentu) akan memiliki memiliki latar belakang belakang atau sudut pandang yang berbeda dengan aliran (pemikiran) lain, ini merupakan raga ragam m kele kelema maha han n dan dan keun keungg ggul ulan an masi masing ng-m -mas asin ing. g. Kond Kondis isii ini ini pada pada dasarnya dasarnya memberik memberikan an keleluasa keleluasaan an karena karena hukum hukum akan menjadi wilayah wilayah terbuka yang mungkin saja hailnya lebih positif. Kata Kata ‘hukum ‘hukum’’ diguna digunakan kan banya banyak k orang orang dalam dalam cara cara yang yang sanga sangatt umum umum sehingga mencakup seluruh pengalaman hukum, betapapun bervariasinya atau dalam konteksnya yang sederhana. Namun dalam sudut pandang yang paling paling umum umum sekali sekalipun pun,, hukum hukum mancak mancakup up banya banyak k aktivi aktivitas tas dan ragam ragam aspek kehidupan manusia.
B. Mengapa Pertanyaan itu penting. Seberapa penting pertanyaan itu diajukan, terdapat alas an tertentu tetapi tentu saja sepeerti yang dijelaskan oleh Nonet-Selznick gambaran hukum pada pada dasa dasarn rnya ya mena menara rahk hkan an kepa kepada da seku sekump mpul ulan an oran orang g buta buta yang ang berker berkerumu umun n untuk untuk memeg memegang ang gajah. gajah. Namun Namun pada pada prinsi prinsipny pnya a devini devinisi si hukum hukum dihara diharapka pkan n mampu mampu membe memberik rikan an penjel penjelasa asan n terhad terhadap ap teori teori yang yang telah telah disusu disusun n sebag sebagaim aimana ana dijela dijelaska skan n bahwa bahwa sebai sebaikny knya a devini devinisi si harus harus memiliki hubungan analitis dengan konteks teori yang lebih luas. Hukum adalah sebuah wilayah dimana setiap orang harus mengkonstruksi, menciptakan atau menafsirkan (sesuatu yang artificial), barulah kemudian dia akan mempu menjelaskan apakah hukum itu. C. Mencari Alternatif. Menuru Menurutt Smith Smith dalam dalam penjel penjelasa asanny nnya a bahwa bahwa hukum hukum seyogy seyogyany anya a diliha dilihatt sebaga sebagaii model model jaring jaringan an yang yang memil memiliki iki posis posisii atau atau kedudu kedudukan kan sedera sederajat jat dengan disiplin lain. Karena itu hukum harus memiliki kemampuan yang setara setara atau bahkan lebih dari disiplin disiplin lain itu untuk menyelesai menyelesaikan kan problem baik baik kedala kedalam m (ilmu (ilmu itu sendir sendirii atau atau teorit teoritis) is) maupu maupun n keluar keluar (prakt (praktis is atau atau pragm pragmati atis). s). Kedua, Kedua, dengan dengan posisi posisinya nya itu berart berartii hukum hukum manja manjadi di wilaya wilayah h yang bersifat terbuka dan peka, artinya hukum bukan semata-mata wilayah yang yang ster steril il namu namun n sebu sebuah ah sebu sebuah ah wila wilay yah yang ang bers bersif ifat at mult multii dan dan interd interdisi isipli pliner ner sehing sehingga ga peruba perubahan han yang yang terjad terjadii dalam dalam dunia dunia ilmu ilmu (pada (pada umum umumny nya) a) haru harus s bisa bisa dice dicern rna a (dira (dirasa saka kan n peng pengar aruh uhnya nya)) oleh oleh huku hukum, m, demikian pula sebaliknya. 1. Hukum Sebagai Jaringan Ada semacam perdebatan yang terus berlangsung dlaam ranah keilmuan hukum hukum,, apakah apakah hukum hukum sebaga sebagaii ilmu ilmu atau atau bukan, bukan, ini semaca semacam m proble problem m filosof filosofii yang yang apabil apabila a dicari dicarikan kan jawaba jawabannya nnya akan akan berpu berputar tar-pu -putar tar sepert sepertii ling lingka kara ran n tak tak beru beruju jung ng.. Seba Sebaga gaii bagi bagian an dari dari jari jaring ngan an (dal (dalam am)) ilmu ilmu pengetahuan, maka syarat keilmua harus melekat didalamnya, tidak hanya itu, itu, sebaga sebagaii jaring jaringan an , ruang ruang komuni komunikas kasii harus harus terbu terbukas kasede edemik mikian ian rupa rupa sehingga hukum dapat memecahkan problem bersihat lintas disiplin. 2. Hukum Sebuah Wilayah Terbuka. Secara teoritis maupun praktis hukum sebagai sebuah disiplin hendaknya memili memiliki ki model model anali analisis sis dan mamp mampu u menye menyeles lesaik aikan an ragam ragam perso persoala alan. n. Sebagai wilayah yang terbuka hukum menjadi domain bagi telaah disiplin lain lain,, seba sebaga gaim iman ana a desk deskri rips psii Satj Satjip ipto to Raha Rahard rdjo jo bahw bahwa a ilmu ilmu huku hukum m berkem berkemban bang g dari dari yang yang terkot terkotakak-kot kotak ak menuju menuju holist holistic ic (Tech (Teching ing Orders Orders finding Disorder).
D. Pintu Masuk Mema Memaha hami mi huku hukum m bera berart rtii mema memaha hami mi manu manusi sia, a, ini ini meru merupa paka kan n buka bukan n semata-mata gambaran secara umum tentang hukum yang ada selama ini, pandangan yang mengarah kepada “the man behin the gun” membuktikan bahwa actor dibelakang memegang peran yang lebih dominant dari sekedar persoalan struktur. Apabila Cicero mengatakan bahwa ada masyarakat ada hukum, maka yang sebenarnya dia bicarakan adalah hukum hidup ditengatengah tengah masyarakat masyarakat (manusia). (manusia). Hukum Hukum dan manusia manusia memiliki memiliki kedekatan kedekatan yang khas dan tidak dapat dipisahkan, artinya tanpa manusia hukum tidak dapat disebut sebagai hukum. Dalam hukum manusia adalah sebagai actor kreati kreatif, f, manus manusia ia memb membang angun un hukum hukum,, menja menjadi di taat taat hukum hukum namun namun tidak tidak terbelenggu oleh hukum. BAGIAN DUA Teori – Apakah itu ? A. Pemaknaan dan Kesalahpahaman. Terdapa erdapatt pemeh pemeham aman an bahwa bahwa istila istilah h teori teori bukanl bukanlah ah sesuat sesuatu u yang yang harus harus dijelaskan dijelaskan tetapi sebagai sebagai sesuatu sesuatu yang yang sesuatu sesuatu yang seolah-olah seolah-olah sudah sudah dipahami maknanya. Bahkan teori sering ditafsirkan sebagai istilah tanpa makna apabila tidak berkait dengan kata yang menjadi padanannya. Ada kesimp kesimpang ang siuran siuran atau atau tumpan tumpang g tindih tindih dalam dalam penggu penggunaa naan n istila istilah h teori, teori, misalnya dengan istilah ‘model,. ‘aliran’, ‘paradigma’, dogma, ‘doktrin’ dan istilah lainnya. Pada tataran tertentu pangguaan istila ‘teori’ banyak yang tidak tepat dan asal-asalan, hanya untuk memberikan kesan bahwa hal itu terli terliha hatt ilmi ilmiah ah.. Ada Ada bebe bebera rapa pa hal hal yang yang menj menjad adii alas alasan an meng mengen enai ai itu, itu, diantaranya : Istilah teori bukan lagi makna ekslusifini yang digunakan dalam ilmu pengetahu pengetahuan an untuk menjelasan menjelasan fenomena fenomena atau keadaan keadaan tertentu tertentu namun namun lebih merupakan istilah umum yang dibicarakan oleh siapa saja. Kerumitan dan sedemikian tipisnya batasan makna yang terkandung didalam banyak peristilahan yang disebutkan diatas, sehingga menimbulkan kekeliruan atau tumpang tindih dalam penggunaannya. Merupakan hal yang penting, seberapa ketat sebetulnya setiap orang mengguna menggunakan kan istilah ini dalam kajian kajian keilmuan keilmuannya nya artinya seberapa seberapa jauh dia terikat untuk menggunakannya sesuai dengan pakem yang ada atau sebaliknya. Teori ori bera erasal sal dari kata kata “th “theori eoria a” dala dalam m baha bahasa sa lati latin n yang ang bera berart rtii “perenungan”, yang pada gilirannya berasal dari kata “thea” dalam bahasa
Yunani unani yang yang secara secara hakiki hakiki menyi menyirat ratkan kan sesuat sesuatu u yang yang disebu disebutt dengan dengan realitas. Dari kata dasar thea ini pula dating ata modern “teater” yang berarti “per “pertu tunj njuk ukan an”” atau atau “ton “tonto tona nan” n”.. Dala Dalam m banya banyak k liter literat atur ur bebe bebera rapa pa ahli ahli menggunakan kata ini untuk menunjukan bangunan berpikir yang tersusun sistematis, logis, empiris juga simbolis. Berikut beberapa pengertian teori secara luas : 1. Pemahaman tentang hal-hal dalam hubungannya yang universal dan ideal antara satu sama lain. Berlawanan dengan eksistensi factual dan/atau praktek. 2. Prin Prinsi sip p abst abstra rak k atau atau umum umum dida didala lam m tubu tubuh h peng penget etah ahua uan n yang yang menyajikan suatu pandangan yang jelas dan sistematis tentang beberapa materi pokoknya, sebagaimana dalam teori seni dan teori atom. 3. Model atau prinsip umum, abstrak dan ideal yang digunakan untuk menjelaskan gejala-gejala, sebagaimana dala teori seleksi alam. 4. Hipote Hipotesis sis,, suposi suposisi si atau atau bangun bangun yang yang diangg dianggap ap betul betul dan dan yang yang berlandaskan atasnya gejala-gejala dapat diperkirakan dan/atau dijelaskan dan yang darinya didedukasikan pengetahuan yang lebih lanjut. 5. Dalam filsafat ilmu pengetahuan, teori berpijak pada penemuan faktafakta fakta maupu maupun n hipote hipotesis sis.. Dalam Dalam bidang bidang ilmu ilmu alam, alam, suatu suatu deskri deskripsi psi dan penjelasa penjelasan n fakta yang didasarka didasarkan n atas hukum-hu hukum-hukum kum dan sebab-seb sebab-sebab ab niscay niscaya, a, mengik mengikuti uti konfi konfirma rmasi si faktafakta-fak fakta ta itu denga dengan n pengal pengalama aman n dan percobaan percobaan (eksperim (eksperimen). en). Deskripsi Deskripsi ini sifatnya sifatnya pasti, pasti, nonkontra nonkontradiksi diksi,, dan matematis. B. Teori dan Realitas Sebagaima Sebagaimana na disebutka disebutkan n bahwa teori senantiasa senantiasa berkaitan dengan dengan apa yang disebut realitas. Apabila ditelaah secara historis bahwa realitas dapat dipandang dari bebrapa sudeut pandang sebagai berikut : Dimana Dimana realitas realitas adalah adalah sesuatu sesuatu yang yang hanya hanya dapat dapat ditangkap ditangkap lewat kapasitas akal budi (ide, gagasan, esensi). Realitas Realitas berkaitan berkaitan dengan dengan sesuatu sesuatu yang bersifat bersifat actual, actual, nyata, nyata, ada dan objekt objektif if yang yang hanya hanya dapat dapat dikena dikenalili dan dipaha dipahami mi lewat lewat mekani mekanism sme e intuisi dan indra. Dan terakhir terakhir yaitu sebuah sebuah realitas realitas yang muncul muncul ketika ketika sains dan tekhno tekhnolog logii dengan dengan kecang kecanggih gihanny annya a mampu mampu menci mencipta ptakan kan sebuah sebuah dunia dunia artificial, yaitu realitas yang tidak dapat dimasukan pada kedua relitas yang disebutkan diatas karena telah melampaui batas realitas yang ada (hyper reality). C. Menuju Pilihan Cara
Beberapa ahi berkeyakinan, sebuah teori dapat dibuktikan benar atau salah. Hal ini (kebanyakan) didasarkan kepada pertimbangan filsafat dan logika, sedangkan selebihnya didasarkan pada analisis terperinci tentang sejarah (ilmu) dan tentang teori-teori ilmiah modern. Namun klaim (pandangan) tersebut tidak dapat diterima begitu saja, karena sebagaimana dikatakan sebagian ilmuwan masa kini, teori ilmiah tidak dapat dibuktikan konklusif benar atau salah dan bahwa rekonstruksi para filsuf hanya mempunyai sedikit kesamaan dengan apa yang terjadi secara actual dalam ilmu. Seperti pendapat Paul Feyeraben “ilmu tidak mempunyai segisegi segi istime istimewa wa yang yang dapat dapat menya menyatak takan an dirinya dirinya mempu mempunya nyaii keungg keunggula ulan n secara secara hakikat hakikat terhadap terhadap cabang-ca cabang-cabang bang pengetahu pengetahuan an lain seperti seperti mitos purba atau voodoo”. 1. Induksi dari Alam Pengalaman Menu Menuru rutt pand pandan anga gan n ini ini teor teorii dita ditari rik k seca secara ra keta ketatt dari dari fakt fakta a (di (di alam alam pengalaman) yang diperoleh melalui teknik observasi dan atau eksperimen. Dan pada dasarnya cara penarikan teori dari alam pengalaman ini dapat disebut cara induksi. Sebagaimana aliran Postivisme Logikal menyebutkan bahwa suatu teori tidak hanya han ya dibenarkan sejauh ia dapat dibuktikan dengan fakta-fakta yang diperoleh melalui obsrevasi, tetapi juga dipertimbangkan mempunyai makna. 2. Deduktif Hipotesis. Bagi pandangan ini, teori tidaklah sesuatu yang begitu saja dpaat diambil dari hasil pengamatan (observasi) tetapi lebih jauh dari pada itu pandangan ini menyatakan pentingnya penarikan hipotesis yaitu menyusun pernyataan logi logis s yang yang menj menjad adii dasa dasarr untu untuk k pena penari rika kan n kesi kesimp mpul ulan an atau atau dedu deduks ksii mengenai hubungan antara benda-benda tertentu yang sedang diselidiki. Kare Karena na pand pandan anag agn n ini ini berp berpen endp dpat at bahw bahwa a hipo hipote tesi sis s dapa dapatt meno menolo long ng memberikan ramalan dan menenukan fakta baru. 3. Program Riset Lakatosian. Pandangan Imre Lakatos menjelaskan tantang usaha menganalisis teoriteori sebagai struktur terorganisasi. Program riset Lakatosian adalah struktur yang memberikan bimbingan untuk riset di masa depan dengan cara positif (bimbingan garis besar yang memperlihatkan bagaiana program riset dapat dikembangkan) maupun cara negatif (program terperinci yang menetapkan bahwa asumsi dasar yang melandasi program itu). 4. Evolusi Kritis Thomas Kuhn. Bagi Bagi Thoma Thomas s Khun Khun pandan pandangan gan tradis tradisona onall tentan tentang g ilmu ilmu baik baik indukt induktivi ivis s maupun maupun falsik falsikasi asioni onis s semua semuanya nya tidak tidak mampu mampu bertah bertahan an dalma dalma sejara sejarah. h.
Kemudian Kemudian teorinya teorinya dikemban dikembangkan gkan sebagai sebagai usaha usaha untuk untuk manjadik manjadikan an teori tentang ilmu lebih cocok dengan situasi sejarah sebagaimana dilihat oleh Khun Khun deng dengan an meni meniti tik k bera beratk tkan an pera peran n yang yang dima dimain inka kan n oleh oleh sifa sifat-s t-sifa ifatt sosiologi masyarakat ilmiah. 5. Anti Fundationalis Feyerabend Pandangan yang cukup provokatif tentang ilmu pengetahuan dijelaskan oleh sese seseor oran ang g yang ang bern bernam ama a Paul Paul Feye Feyera rabe bend nd.. Menu Menuru rutn tnya ya tida tidak k ada ada metodologi ilmu yang pernah dikemukakan selama ini mencapai sukses. Lebih lanjut dikatakan olehnya bahwa mengingat kompleksitas sejarah, maa paling tidak masuk akal untuk mengharapkan bahwa ilmu dapat diterangkan hanya atas dasar beberapa hukum-hukum metodologi ysng sederhana. Gagasan Feyerabend sering disebut sebagai teori anarkisme epistemelogis yang didalamnya terdapat bentuk anarkisme yang berusaha memper mempertah tahank ankan an kemapa kemapanan nan sekali sekaligus gus menyin menyingki gkirka rkan n kemapa kemapanan nan.. Ia pemb pembel ela a stat status us quo quo seka sekali ligu gus s anti anti stat status us quo, quo, hal hal ini ini dite ditemp mpuh uh untu untuk k memberika memberikan n kebebasa kebebasan n bagi perkemba perkembangan ngan metode-met metode-metode ode alternativ alternative e agar agar manu manusi sia a dapa dapatt menga engamb mbil il kepu keputu tusa san n beba bebas s yaitu aitu menga engatu tur r perju perjuan anga gan n anta antara ra ideo ideolo logi gi-i -ide deol olog ogii untu untuk k menj menjam amin in setia setiap p indi indivi vidu du memp memper erta taha hank nkan an kebe kebeba basa san n memil emilih ih dan dan tida tidak k ada ada ideo ideolo logi gi yang ang memaksakan kepadanya secara bertentangan dengan kehendaknya. BAGIAN TIGA TEORI HUKUM A. Dua Pandangan Besar Teori hukum tentu berbeda dengan apa yang kita pahami dengan hukum positi positif. f. Ada kajian kajian filoso filosofis fis didala didalam m teori teori hukum hukum sebaga sebagaima imana na dikata dikatakan kan Radbruch bahwa tugas teori hukum adalah membikin jelas nilai-nilai oleh postulat-postulat hukum sampai kepada landasan filosofinya yang tertinggi. Sehingga Sehingga akan nampak kesulitan kesulitan untuk untuk membedak membedakannya annya dengan kajian kajian yang disebut filsafat hukum, karena teroi hukum juga akan mempersalahkan hal mengenai : -
Mengapa hukum berlaku.
-
Apa dasar kekuatan mengikatnya.
-
Apa yang menjadi tujuan hukum.
-
Bagaimana seharusnya hukum itu dipahami, dan sebagainya.
Meski agak rumit untuk memahami semua hal diatas karena ragam teori masing-masing memiliki cara pandangan yang berbeda, dalam tulisan ini dilihat dilihat cara pendekatannya pendekatannya ada dua karakteristik karakteristik besar besar atau pandangan pandangan besar (grand theory) yang keduanya bertolak belakang namun ada dalam satu realitas. 1. Pandangan Pertama. Pandan Pandangan gan yang yang diduku didukung ng oleh oleh tiga tiga argum argumen en yaitu yaitu pandan pandangan gan bahwa bahwa hukum sebagai suatu system yang pada prinsipnya dapat diprediksi dari penget pengetahu ahuan an yang yang akurat akurat tentan tentang g konis konisii sistem sistem itu sekara sekarang, ng, perila perilaku ku system ditentukan sepenuhnya oleh baian-bagian yang terkecil dari sistem itu, dan teori hukum mampu menjelaskan persoalannya sebagaiana adanya tanpa keterkaitan dengan pengamatnya. Dalam pandangan yang pertama ini sistem digunakan secara bebas terhadap banyak hal dalam kehidupan, alam semesta, semesta, masyarakat, masyarakat, termasuk hukum digambark digambarkan an dalam dalam bentuk bentuk yang jelas-jelas dapat diakui sebagai istilah mekanisme dan sistem. Dalam pandanagan ini pula berpendapat bahwa kebanyakan teori hukum berpusat pada salah satu dari ketiga jenis sistem (sumber dasar, kandungan dasar dan fungsi dasar) 2. Pandangan Kedua. Pandangan yang menyatakan bahwa hukum bukanlah sebagai suatu sistem yang terat ratur tetap merup rupakan sesuatu yang ang berkaitan tan dengan ketid ketidak akbe bera ratu tura ran, n, tida tidak k dapa dapatt dira dirama malk lkan an,, dan dan bahwa bahwa huku hukum m sang sangat at dipeng dipengaru aruhi hi oleh oleh persep persepsi si penga pengama matt dalam dalam memak memaknai nai hukum hukum terseb tersebut. ut. Menurut pandangan ini teori hukum sama sekali tidak berada pada jalur yang disebut sebagai sistem. Pandanagan ini menolak bahwa teori hukum harus selalu bersifat sistematis dan teratur, tetapi sebaliknya dimana teori hukum dapat juga muncul dari situasi yang disebut dengan situasi keos, keserb keserba a tidak tidak beratu beraturan ran,, atau atau situas situasii yang yang tidak tidak sistem sistemati atis. s. Yang mana mana semuan semuanya ya itu adala adalah h gamba gambaran ran dinami dinamika ka masy masyara arakat kat dalam dalam berbag berbagai ai bidang kehidupan. B. Teori eori Huk Hukum dalam alam Mod Model Huk Hukum Men Menurut urut Black lack dan Dra Dragan gan Milovanovich. Donal Black menjelaskan ada dua model hukum, meskipun hal ini bukan berarti seolah-olah hukum dipilih sedemikian rupa sehingga akan menjadi reduksionis, akan tetapi hal ini bertujuan agar dapat mempertajam wilayah analisis terhadap keragaman teori yang sering kali dipahami secara campur aduk, sehingga dengan demikan wilayah itu menjadi jelas ada pada posisi mana apabila seseorang menjelaskan tentang hukum atau teori hukum. Dua mode modell menu menuru rutt Dona Donall Blac Black k yang yang sena senada da deng dengan an pend pendap apat at Drag Dragan an Milovanovick, yaitu :
-
Jurisprudentie Model.
Dalam model ini kajian hukum lebih memfokuskan kepada produk kebijakan (atura (aturan/r n/rule ules). s). Menuru Menurutt model model ini proses proses hukum hukum berlan berlangsu gsung ng ditata ditata dan diatur diatur oleh oleh sesuat sesuatu u yang yang dioseb diosebut ut sebag sebagai ai logic logic (logik (logika/s a/sist istem em hukum hukum). ). Hukum Hukum diliha dilihatt sebag sebagai ai sesua sesuatu tu yang yang bersif bersifat at mekan mekanism isme e dan menga mengatur tur dirinya sendiri melalui rules dan logika, dan olehkarenanya penyelesaian masalahpun disini lebih mengandalkan kemampuan logika tadi -
Sociological Model.
Dalam model ini fokus kajian hukum lebih kepada struktur sosial. Kajian ini tentu saja lebih kompleks dari sekedar hukum sebagai produk. Dalam model sosi sosiol olog ogii ini ini yang yang dipe dipent ntin ingk gkan an adal adalah ah kera keraga gama man n dan dan keun keunik ikan an dan dan menempatkan seseorang sebagai penliti agar memudahkan untuk melihat proses proses secara secara utuh utuh dengan dengan tujuan tujuan akhir akhir beraks beraksud ud untuk untuk menjel menjelask askan an fenomena-fenomena fenomena-fenomena yang ada dalam realitas sebenarnya. C. Teori Teori Hukum Menurut Jan Gijssels dan Mark van Hoecke. Jan Gijssels dan Mark van Hoecke adalah dua pemikir yang ada pada ranah pemiki pemikiran ran kontin kontinent ental. al. Menuru Menurutt merek mereka a teori teori hukum hukum merup merupaka akan n disipl disiplin in mandiri yang perkembangannya dipengaruhi dan sangat terkait erat dengan Ajaran Hukum Umum. Kesinambungan antara Teori Hukum dengan Ajaran Hukum Umum yaitu : Teori hukum sebagai lanjutan dari ajaran hukum umum memiliki obejk disipl disiplin in mandi mandiri, ri, suatu suatu tempat tempat dianta diantara ra Dogma Dogmatik tik Hukum Hukum disatu disatu sisi sisi dan Filsafat Hukum disisi lainnya. Sama Sama sepert sepertii ajaran ajaran hukum hukum umum umum dewasa dewasa ini, ini, Teori eori Hukum Hukum setidaknya oleh kebanyakan dipandang sebagai ilmu a normatif yang bebas nilai, nilai, ini yang yang persis persisnya nya membed membedaka akan n Teori eori Hukum Hukum dan Ajaran Ajaran Hukum Hukum Umum dan Dogmatik Hukum. Untuk memahami apa itu Teori Hukum, khususnya batas-batas wilayahnya persepsi Jan Gijssels dan Mark van Hoecke, berikut ini penjelasan secara singkat mengenai : 1. Dogmatik Hukum (Rechtsdogmatiek) atau Ajaran Hukum (Rechtsleer). Dalam ati sempit bertujuan untuk memaparkan dan mensistematisasi serta dalam arti tertentu juga menjelaskan hukum positif yang berlaku. Dogmatik Hukum Hukum (Recht (Rechtsdo sdogma gmatie tiek) k) atau atau Ajaran Ajaran Hukum Hukum (Recht (Rechtsle sleer) er) tidak tidak dapat dapat membatasi pada suatu pemaparan dan sistematis melainkan secara sadar mengam mengambil bil sikap sikap berken berkenaan aan dengan dengan butirbutir-but butir ir yang yang diperd diperdeba ebatka tkan n jadi jadi Dogmatik Hukum (Rechtsdogmatiek) atau Ajaran Hukum (Rechtsleer) dalam
hal-ha hal-hall yang yang penti penting ng tidak tidak hianya hianya deskri deskripti ptiff melai melainka nkan n juga juga perspe perspekti ktif f (bersifat normatif).
2. Filsafat Hukum. Yaitu filsafat umum yang diterapkan pada hukum atau gejala-gejala hukum. Menurut mereka Filsafat Hukum memiliki telaah meliputi : -
Ontologi Hukum (penelitian tentang hakekat dari hukum)
-
Aksiologi Hukum (penentuan isi dan nilai)
-
Ideologi Hukum (ajaran idea)
-
Epistemologi Hukum (ajaran pengetahuan)
-
Teologi Hukum (hal meneetukan makna dan tujuan hukum)
-
Ajaran Ilmu dari Hukum (meta-teori dari ilmu hukum)
-
Logika Hukum
3. Hubungan Dogmatik Hukum dengan Teori Hukum. 1. 1. Dogmatik hukum mempelajari aturan-aturan hukum itu dari suatu sudut sudut pandan pandang g teknik teknikal al maka maka teori teori hukum hukum merupa merupakan kan reflek refleksi si terhad terhadap ap teknik hukum ini. 2. Dogmatik hukum berbicara tentang hukum, teori hukum berbicara tentang cara yang dengannya ilmuwan hukum berbicara tentang hukum. 3. Dogmatik hukum mencoba lewat teknik-teknik interprestasi tertentu menera menerapka pkan n teks teks undang undang-un -undan dang g yang yang pada pada panda pandanga ngan n perta pertama ma tidak tidak dapa dapatt dite ditera rapk pkan an pada pada suat suatu u masa masala lah h konk konkre ret, t, maka aka teor teorii huku hukum m meng mengaj ajuk ukan an pert pertany anyaa aan n tent tentan ang g dapa dapatt digu diguna naka kanny nnya a tekn teknik ik-te -tekn knik ik inte interp rpre rest stas asi, i, tent tentan ang g sifa sifatt mem memaksa aksa secar ecara a logi logica call dari dari pena penala lara ran n interprestasi dan sejenisnya lagi. 2. 4. Hubungan Filsafat Hukum dengan Teori Hukum. 3. 5. Teori Hukum dan Ilmu Lain yang Objek Penelitiannya Hukum. 1. Jika teori hukum mewujudkan sebuah meta-teori berkenaan dengan dogamtik hukum maka filsafat hukum memenuhi fungsi dari sebuah metadisiplin berkenaan dengan teori hukum. 2. Secara structural teori hukum terhubungkan pada filsafat hukum dengan cara yang sama seperti dogmatika hukum terhadap teori hukum. 3. Filsafat hukum merupakan sebuah meta-disiplin berkenaan dengan teori hukum.
4. Filsafat hukum sebagai ajaran nilai dan teori hukum dan filsafat hukum sebagai ajaran ilmu dari teori hukum. 5. Filsafat hukum sebagai ajaran ilmu dari teori hukum dan sebagai ajaran pengetahu pengetahuan an mewujudk mewujudkan an sebuah sebuah meta-disip meta-disiplin lin berkenaa berkenaan n dengan dengan teori hukum tidak memerlukan penjelasan lebih jauh, mengingat filsafat hukum mangam mangambil bil sebagi sebagian an dari dari kegiat kegiatanan-keg kegiat iatan an dari dari teori teori hukum hukum itu sendi sendiri ri sebagai subjek studi. Teori hukum secara esensal bersifat interdisipliner, hal ini mengandung arti bahwa teori hukum dalam derajat yang besar akan menggunakan hasil-hasil penelitian dari berbagai disiplin yang mempelajari hukum (Sejarah Hukum, Logika Hukum, Antropologi Hukum, Sosiologi Hukum, Psikologi Hukum dan sejenisnya). Tipik ipikal al dari dari teor teorii huku hukum m bahw bahwa a dala dalam m hal hal ini ini ia mama mamain inka kan n pera perana nan n menginteg mengintegrasik rasikan, an, baik yang berkenaan berkenaan dengan dengan hubngan hubngan antara antara disiplindisiplindisipl disiplin in ini satu satu terhad terhadap ap yang yang lainny lainnya a maupu maupun n yang yang berken berkenaan aan dengan dengan integrasi integrasi hasil-hasi hasil-hasill penelitian penelitian dari disiplin-di disiplin-disiplin siplin ini dengan dengan unsur-unsu unsur-unsur r dogmatika hukum dan filsafat hukum. D. Teori Hukum Menurut J.J.H. Bruggink. Bruggink menjelaskan teori hukum adalah seluruh pernyataan yang saling berkaitan berkenaan dengan sistem konseptual aturan-aturan hukum dan putusan-putusan hukum, dan sistem tersebut untuk sebagian yang penting dipositifkan. Menurut Bruggink definisi diatas memiliki makna ganda, yaitu dapat berarti produk yaitu keseluruhan pernyataan yang saling berkaitan itu adalah hasil kegiatan teoritik bidang hukum) dan dalam arti proses yaitu kegiatan teoritik tentang hukum atau pada kegiatan penelitian teoritik bidang hukum sendiri. Disamping itu teori hukum menurut Bruggink mengandung makna ganda lainnya yaitu dalam arti luas (hal itu menunjuk kepada pemahaman tentang sifat berbagai bagian cabang sub disiplin teori hukum) dan dalam arti sempit (ber (berbi bica cara ra tent tentan ang g kebe keberl rlak akua uan n eval evalua uatif tif dari dari huku hukum, m, tera terakh khir ir adal adalah ah dogmatika hukum, atau ilmu hukum dalam arti sempit). Untuk mengulas persoalan diatas lebih jelas berikut akan sedikit diuraikan apa yang yang menja menjadi di bagian bagian dari dari teori teori hukum hukum dalam dalam arti arti luas, luas, dianta diantarany ranya a sebagai berikut : 1. Sosiologi Hukum Mengarahkan kajian pada keberlakuan empiric atau factual dari hukum, jadi lebi lebih h meng mengar arah ah pada pada keny kenyat ataa aan n kema kemasya syara raka kata tan. n. Deng Dengan an kata kata lain lain sosiol sosiologi ogi hukun hukun adala adalah h sebag sebagai ai teori teori tentan tentang g hubung hubungan an antara antara kaidah kaidah--
kaidah hukum dengan kenyataan pada masyarakat. Sosiologi hukum terdiri dari sosiologi hukum empirik dan sosiologi hukum kontempelatif. 2. Dogmatik Hukum Menurut Bruggink dogmatika hukum adalah ilmu hukum (dalam arti sempt) yang merupaka merupakan n bagian bagian utama utama dalam dalam pengajaran pengajaran pada fakultas-fa fakultas-fakulta kultas s hukum. Objek dogmatika hukum terutama adalah hukum positif yaitu sistem konseptual atran hukum dan putusan hukum, yang bagian intinya ditetapkan (dipos (dipositi itifka fkan) n) oleh oleh para para pengem pengemba ban n kewena kewenang ngan an hukum hukum dalam dalam suatu suatu masyar masyaraka akatt terten tertentu. tu. Perum Perumusa usan n aturan aturan hukum hukum disebu disebutt pembe pembentu ntukan kan hukum hukum,, sedang sedangkan kan pengam pengambil bilan an keput keputusa usan n hukum hukum disebu disebutt penem penemuan uan hukum. 3. Teori Hukum dalam Arti Sempit. Tentang entang kajian kajian ini nampak nampak belum belum begit begitu u jelas, jelas, karen karena a kajia kajian n (studi (studinya) nya) berada pada wilayah dogmatika hukum dan filsfat hukum. Filsafat hukum memang adalah meta-teori untuk teori hukum dan mengingat teori hukum adalah adalah metameta-teo teori ri untuk untuk dogma dogmatik tika a hukum. hukum. Jadi Jadi pada pada dasarny dasarnya a adalah adalah antara teori yang lebih tinggi dan yang paling rendah pada intinya pengaruh satu sama lainnya. 4. Filsafat Hukum. Filsaf Filsafat at hukum hukum adalah adalah induk induk dari dari semua semua disipl disiplin in yuridi yuridik, k, karena karena filsaf filsafat at hukum membahas masalah-masalah yang paling fundamental yang timbul dalam hukum, juga saking fundamenta fundamentalnya lnya sehingga sehingga bagi manusia tidak terpecahkan karena masalahnya melampaui kemampuan berpikir manusia. Bruggink memberikan ikhtisar filsafat hukum objeknya adalah landasan dan batasbatas-bat batas as kaedah kaedah hukum hukum,, tujuan tujuannya nya adalah adalah teoret teoretika ikal, l, perspe perspekti ktifnya fnya internal, teori kebenarannya adalah teori pragmatik dan proposisinya yaitu informatif tetapi terutama normatif dan evaluatif. BAGIAN BAGI AN EMPAT EMPAT. HUKUM DAN PARADIGMA. A. Apakah Paradgma itu ? Dalam bahasa Inggris “paradigm”, dari bahasa Yunani “paradeigma” , dari “para” (disamping, disebelah) dan “dekynai” (memperlihatkan ; yang berarti ; model contoh, arketipe, ideal). Menurut Oxfor English Dictionary “paradigm” atau paradigma adalah contoh atau pola. Akan tetapi didalam komunitas ilmiah ilmiah parad paradigm igma a dipaha dipahami mi sebag sebagai ai sesuat sesuatu u yang yang lebih lebih konse konseptu ptual al dan signifikan, meskipun bukan sesuatu yang tabu untuk diperdebatkan.
Konsep paradigma yang diperkenalkan oleh Khun kemudian dipopulerkan oleh oleh Robert Robert Friedr Friedrich ichs s dalam dalam sosio sosiolog logi. i. Konsep Konsep paradi paradigma gma Khun Khun lebih lebih kepada sesuatu yang bersifat “metateoritis”. Chalmers sendiri menjelaskan tentang karakteristik paradigma, yang meliputi : Tersusun oleh hukum-hukum hukum-huku m paradigma dimaksud dan asumsi-asumsi asumsi-asums i teoritis yang dinyatakan secara eksplisit. Mencakup cara-cara standar bagi penerapan hukum-hukum tersebut kedalam beragam situasi dan kondisi. Mempunyai Mempunyai instrumenta instrumentasi si dan teknik-tek teknik-teknik nik instrumen instrumental tal yang yang diperl diperlaku akukan kan guna guna menja menjadik dikan an hukum hukum-hu -hukum kum terse tersebut but berjay berjaya a diduni didunia a nyata. Terdiri dari beberapa prinsip metafisika yang memandu segala karya dan karsa didalam lingkup paradigma dimaksud. -
Mengandung beberapa ketentuan metodologis.
B. Paradigma Dominan dalam Ilmu. Dari Dari sekian sekian banyak banyak paradi paradigma gma domina dominant nt dalam dalam ilmu, ilmu, paling paling tidak tidak dapat dapat dije dijela lask skan an ada ada tig tiga paradi radigm gma a yang ang dominan inan yaitu aitu positi sitiv vism isme, interpretivisme, dan critical studies. Namun demikian mendampingi ketiga paradigma tersebut ada dua paradigma besar lainnya yaitu feminisme dan post modenisme. C. Paradigma Ilmu Hukum. Soetandyo Wignyosoebroto, menjelaskan tentang paradigma penting dalam hukum yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Paradigma Positivistik. Aliran filsafat yang berkembang di Eropa Kontinental (khususnya Perancis) dengan beberapa eksponen terkenal diantaranya Henri Saint Simon dan August Comte. Positivisme merupakan paham yang menganut agar setiap metodologi yang dipikirkan untuk menemukan kebenaran hendaklah memperlakukan realitas sebagai sesuatu yang eksis, sebagai sesuatu objek, yang harus dilepaskan dari sembarang macam pra-konsepsi metafisis yang subyektif sifatnya.
Disini hukum tidak lagi dikonsepsi sebagai atas moral meta yuridis yang abstra abstrak k tentan tentang g hakik hakikat at keadil keadilan, an, melain melainkan kan ius yang yang telah telah mengal mengalami ami positivisasi sebagai lege atau lex. Paling tidak ada dua positivisme hukum sebagaimana dijelaskan Khuzaifah Dimyati, yaitu positivisme yuridis (bahwa hukum dipandang sebagai suatu gejala tersendiri yang perlu dioleh secara ilmiah) dan positivisme sosiologis (hukum ditanggapi terbuka bagi kehidupan masyarakat, yang harus diselidiki melalui metode-metode ilmiah). 2. Paradigma Pasca-Positivistik ; Realitas Dekonstruksi Melalui Interaksi. Melepaskan diri dari karakteristik berpikir kaum posivistik, muncul pemikiran yang oleh Colin disebut kaum social contructivist. Meski kaum ini memiliki keleluasan dalam ragam kajiannya tetapi paling tidak ada delapan posisi argumentat argumentative ive sebagaim sebagaimana ana dikatakan dikatakan Soetandyo Soetandyo Wignyosoe Wignyosoebroto, broto, yaitu etnom etnometo etodol dologi ogi,, relati relativis visme me buday budaya, a, konstr konstrukt uktivi ivisme sme sosia sosiall Berger Bergerian ian,, relativ relativita itas s lingui linguisti stic, c, fenom fenomeno enolog logi, i, simbol simbolism isme e fakta fakta sosia sosial, l, paradi paradigma gma konvensi, dan juga termasuk paradigma argumentative yang hermeneutic. 3. Paradigma Hermeneutik. Kajian Kajian atau paradigma paradigma Hermeneu Hermeneutik tik atau yang sering sering disebut disebut interpreat interpreatif if mencoba mencoba membebas membebaskan kan kajian-kaji kajian-kajian an hukum hukum dari otorianism otorianisme e para yuris positi positiff yang yang elitis elitis secar secara a jelas jelas dan tegas tegas menol menolak ak paham paham univer universal salism isme e dalam dalam ilmu ilmu hukum hukum,, khusu khususny snya a ilmu ilmu yang yang bersel berseluk uk beluk beluk dengan dengan objek objek manusia manusia berikut berikut masyaraka masyarakat, t, gantinya gantinya relativism relativisme e itu yang diakui. Kajian Kajian atau atau paradi paradigma gma herme hermeneu neutik tik dalam dalam ilmu ilmu hukum hukum membu membuka ka kesem kesempat patan an kepada para pengkaji hukum untuk tidak hanya berkutat demi kepentingan profesi yang ekslusif semata. Pendekatan ini dengan strategi metodologisnya menganjurkan menganjurkan to learn from people, mengajak para pengkaji hukum dari perspektif para pengguna atau pencari ekadiilan. BAGIAN 5 HUKUM SEBAGAI SISTEM A. Teori Sistem Dalam Ilmu Bagi kebanyakan pemikir, sistem terkadang digambarkan dalam 2 hal yaitu sebagai suatu wujud (entitas) yaitu sistem biasa dianggap sebagai suatu himpunan bagian yang saling berkaitan yang membentuk suatu keseluruhan yang yang rumit rumit atau atau komple kompleks ks tetapi tetapi merupa merupakan kan satu satu kesat kesatuan uan,, atau atau yang yang kedu kedua a sist sistem em memp mempun unya yaii makn makna a meto metodo dolo logi gik k yang yang dike dikena nall deng dengan an peng penger ertia tian n umum umum pend pendek ekat atan an sist sistem em (Syst (System em Appr Approa oach ch)) yang yang pada pada dasarnya merupakan penerapan metode ilmiah didalam memecahkan suatu masalah atau menerapkan kebiasaan berfikir atau beranggapan bahwa ada
banyak banyak sebab sebab terjadinya terjadinya sesuatu sesuatu didalam didalam memandan memandang g atau menghad menghadapi api saling saling keterkait keterkaitan an yang yang berusaha berusaha memaham memahamii adanya adanya kerumitan kerumitan didalam didalam banyak banyak benda benda sehingga sehingga terhindar terhindar dari memandan memandangnya gnya sebagai sebagai sesuatu sesuatu yang amat sederhana. Bila ditinjau kebelakang, dapat dilihat makna dari sistem itu sendiri yang diantaranya : 1. Sistem digunakan untuk menunjukkan suatu kesimpulan atau himpunan bendabenda-ben benda da yang yang disatu disatukan kan atau atau dipadu dipadukan kan oleh suatu suatu bentuk bentuk saling saling ketergantungan yang teratur. 2. Sistem Sistem diguna digunakan kan untuk untuk menye menyebut but alat-a alat-alat lat atau atau organ organ tubuh tubuh secara secara kese keselu luru ruha han n yang seca secara ra khus khusus us memb member erik ikan an andi andill atau atau sumb sumban anga gan n terhadap berfungsinya fungsi tubuh tertentu yang rumit tetapi vital. 3. Sistem Sistem yang yang menun menunjuk jukkan kan himpuna himpunan n gagasa gagasan n (ide) (ide) yang tersusun tersusun,, tero terorg rgan anis isir ir,, suat suatu u himp himpun unan an gaga gagasa san, n, prin prinsi sip, p, dokt doktri rin, n, huku hukum m dan dan sebagainya yang membentuk satu kesatuan yang logik dan dikenal sebagai isi buah pikiran filsafat tertentu, agama atau bentuk pemerintahan tertentu. Ciri-Ciri Sistem Sist Sistem em memi memili liki ki ciri ciri-c -cir irii poko pokok k yang yang luas luas dan dan berva bervari rias asii yang yang mana mana dijelaskan oleh beberapa ahli diantaranya sebagai berikut : 1. Sistem Sistem itu itu bers bersifa ifatt terbuk terbuka a atau atau pada pada umum umumnya nya bers bersifa ifatt terbuka terbuka.. Dikatakan terbuka jika berinteraksi dengan lingkungannya dan sebaliknya dikatakan tertutup jika mengisolasikan diri dari pengaruh apapun. (Menurut Elias M. Awad). 2. Sistem Sistem memp mempunya unyaii tujuan tujuan sehingga sehingga perilaku perilaku kegiatanny kegiatannya a menga mengarah rah pada tujuan tersebut/purposive behavioiur. (Menurut William A. Shrode & Dan Voich) 3. Setiap sistem mempunyai mempunyai batas batas yang memisahkannya memisahkannya dari lingkungan, tetapi tetapi walau walau sistem sistem mempun mempunyai yai batas batas tetapi tetapi bersif bersifat at terbuka terbuka.. (Menur (Menurut ut Tatang M. Amirin). B. Teori Sistem Dalam Hukum Asumsi umum mengenai sistem mengartikan kepada kita secara langsung bahwa bahwa jenis jenis sistem sistem hukum hukum telah telah ditega ditegaska skan n lebih lebih dari dari ketega ketegasan san yang yang dibu dibutu tuhk hkan an oleh oleh sist sistem em jeni jenis s mana manapu pun n juga juga.. Dima Dimana na sang sangat at pent pentin ing g memp memper erti timb mban angk gkan an pand pandan anga gan n umum umum meng mengen enai ai sist sistem em dasa dasarr yang yang terdapat pada definisi-definisi dan jenis-jenis ideal yang dikemukakan dalam teori sistem secara umum.
Dalam pelaksanaannya, para ahli hukum berharap dapat menemukan yang dimaksud dengan “sistematis”, yang mana diharapkan dapat menimbulkan sifa sifatt yang ang lazi lazim m dan dan bisa isa dicip icipta taka kan n bebas ebas dari dari pras prasa angk ngka dan penyimpangan yang ditemukan pada beberapa perkembangan konsep yang berhubungan dengan suatu disiplin ilmu khusus. Alasan penyelidikan terhadap sistem teori umum adalah untuk memberikan semacam fokus kesadaran kita akan berbagai macam teori sistem hukum dan kebanyakan dari konsepsi-konsepsi sistem yang ditemukan pada teori sistem umum memperlihatkan inti dari ciri-ciri lazim yang digunakan dunia. Dari Dari banya banyakny knya a pendap pendapat at yang yang muncu muncul, l, hampi hampirr kesem kesemuan uanya ya menga mengacu cu kepada 2 hal yakni hubungan-hubungan hubungan-hubungan tersebut harus membentuk jaringan dimana setiap elemen saling terhubung baik langsung atau tak langsung, dan kedua adalah jaringan tersebut haruslah membentuk suatu pola untuk menhasilkan struktur pada suatu sistem. Selain itu juga muncul pula teori para ahli mengenai sistem hukum ini, antara lain l ain : 1. H.L.A.Hart, H.L.A.Hart, dengan teorinya Primery Rules Rules (kewajiban (kewajiban manusia manusia untuk untuk bertindak) dan Secondary Rules (aturan untuk menentukan suatu aturan lain yang sah) 2. Ronald Dworkin, dengan teorinya Content Theory (Pemahaman bahwa hukum yang meliputi prinsip-prinsip, politik, standar-standar dan aturan) 3. Anthony Anthony Allo Allotts, tts, dengan dengan teoriny teorinya a Comm Communi unicat cation ions s Syste System m (hukum (hukum merupakan suatu komunikasi yang terikat antara manusia) 4. McCormick dan Weinberger, dengan teori mereka (Teori Kelembagaan dan Hukum dimana hukum merupakan suatu norma dasar). BAGIAN 6 TEORI KEOS DALAM HUKUM A. Adakah Teori Keos ? Didala Didalam m teori teori Keos Keos ini mencob mencoba a menera menerangk ngkan an secar secara a lebih lebih baik baik suatu suatu tatana tatanan n akan akan selal selalu u berger bergerak ak dinami dinamis, s, beruba berubah h terus terus mener menerus us dan sulit sulit diprediksi yang intinya melihat dunia secara berbeda dan dari pandangan yang yang statis statis dan kaku kaku yang yang menuru menurutt bebera beberapa pa ahli ahli dianta diantarany ranya a Edward Edward Lorenz, Benoit Mandelbrot, James Gleick bahwa Teori Keos adalah sesuatu yang susah diprediksi dan ada dimana-mana. B. Teori Keos Dalam Hukum Teori Keos mulai dikenal didalam sistem hukum adalah pada akhr tahun 1980-an yang dikemukakan Charles Sampford dalam bukunya The Disorder
of Law; A Critique of Legal Theory, yang berpendapat bahwa teori hukum tidak hanya muncul atau berasal dari suatu sistem yang sistematis tetapi dapat juga muncul dari suatu keadaan atau kondisi masyarakat yang mana masyarakat selalu menjalin hubungan yang tidak dapat diprediksi dan tidak sistematis (teori keos). C. Mengapa Teori Sistem Gagal ? Menurut Sampford, Teori sistem gagal dikarenakan bahwa masing-masing mencakup pembentukan sistem untuk menggabungkan prestasi dari banyak pemiki pemikiran ran dalam dalam sistem sistem itu, itu, apakah apakah untuk untuk penci pencipta ptaan an perana peranan, n, muatan muatan prinsip-prinsip atau fungsi dari lembaga-lembaga. Kebanyakan hanya untuk mengejar sasaran sehari-hari secara normal saja, tetapi hal ini tidak dapat mewaki mewakilili cakupa cakupan n aktivi aktivitas tas yang yang dihasi dihasilka lkan n oleh oleh pemik pemikira iran n lain lain karen karena a aktivitas aktivitas tidak dapat dapat dilambangk dilambangkan an sebagai sebagai sistematis sistematis walaupun walaupun banyak banyak usaha untuk membuatnya jadi sistematik tetapi seperti yang dikatakan oleh Dewey Dewey,, bahwa bahwa “beker “bekerja ja atas atas fakta” fakta” baik baik denga dengan n membu membuat at sistem sistem yang yang sesuai dengan fakta maupun dengan mengubah fakta hingga sesuai dengan sist sistem em dan dan seba sebaga gaim iman ana a kons konsek ekue uens nsii bahw bahwa a fakt fakta a itu send sendiri iri tida tidak k dipandang sebagai terorganisir dan sistematis. D. Teori Keos Dari Jacques Derrida Pandangan lain tentang Keos adalah menurut Derrida yaitu Dekonstruksi, peng penger ertia tianny nnya a adal adalah ah alte altern rnat atif if untu untuk k meno menola lak k sega segala la kete keterb rbat atas asan an penafsiran ataupun bentuk kesimpulan yang baku. Dekonstruksi dapat juga dijadikan sebagai upaya membalik secara terus menerus hirarkis oposisi biner dengan mempertaruhkan bahasa sebagai medannya. Derrid Derrida a sebag sebagai ai salah salah seora seorang ng pemiki pemikirr post-s post-stru truktu ktural ralis is lebih lebih mampu mampu meng mengak akom omid idas asii dina dinami mika ka,, ketid ketidak akpa past stia ian, n, gejo gejola lak k dan dan kege kegelis lisah ahan an-kegelisanan yang mencirikan budaya Keos yang menurutnya kegelisahan merupakan akibat dari cara tertentu yang diimplikasikan dalam permainan sehingga dapat menciptakan kreatif tanda dan kode-kode yang tanpa batas dan tidak terbatas. Dekonstruksi Derrida bagi Ilmu Hukum memberikan alternatif pemahaman teks, yang berbeda dari model pemahaman teks yang konvensional dan formal dalam hukum yang cendrung dianggap sesuatu yang sudah jadi yang mana gangguan kecil yang muncul dianggap sebagai perusak yang pada akhirnya tidak dapat memberikan jaminan kepastian teks, tetapi menurut Derrida bahwa ada dua cara penafsiran yaitu upaya untuk merekonstruksi makna makna atau kebenaran kebenaran awal/orisinil awal/orisinil dan secara secara eksplisit eksplisit membuka membuka pintu indeterminasi makna didalam sebuah permainan bebas sehingga pemikiran Derrid Derrida a merup merupaka akan n bentuk bentuk perlawa perlawanan nan terhad terhadap ap model model penafs penafsira iran n teks teks yang yang sudah sudah mapan mapan,, yang yang dalam dalam ilmu ilmu hukum hukum cende cenderun rung g untuk untuk ditola ditolak, k, dianggap pasti dan sudah jadi.
BAGIAN 7 MENUJU PEMAHAMAN HUKUM POST – MODERNIS A. Pesona Post – Modernis Post Post – Modern Modernis is ini merup merupaka akan n istila istilah h yang yang kontro kontrover versia sial. l. Di salah salah satu satu pihak istilah ini kerap digunakan dengan cara sini dan berolok-olok, baik dibidang seni dan filsafat, yaitu dianggap sebagai sekedar mode intelektual yang dangkal dan kosong atau sekedar refleksi yang bersifat reaksioner belaka belaka atas perubahan perubahan-peru -perubahan bahan sosial yang kini berlangsu berlangsung, ng, bahkan bahkan dalam kamus The Modern – Day Dictionary of Received Ideas merumuskan “Post Modernis adalah kata yang tidak punya arti. Sedang Sedangkan kan Post Post Modern Modernism isme e lebih lebih menge mengedep depank ankan an panda pandanga ngan n bahwa bahwa berbagai berbagai lapangan lapangan dan spesialisa spesialisasi si ilmu merupakan merupakan strategi strategi utama utama atau kesepakatan dimana realitas dapat dibagi, terutama sebagai upaya serius untuk mencapai kebenaran yang dilakukan oleh kelompok-kelompok sosial dalam mencari kekuasaan. Pandangan ini sekaligus menjelaskan sentralitas tesis Nietzsche Nietzsche kehendak kehendak untuk untuk kuasa kuasa dalam dalam epistimolo epistimologis gis kontempore kontemporer r dimana dimana pencaharian pencaharian kebenaran kebenaran selalu selalu diartikan diartikan membang membangun un kekuasaa kekuasaan. n. Peneka Penekanan nannya nya terhad terhadap ap sifat sifat arbite arbiterr dari dari strukt struktur ur argum argumen en dan retori retorika ka baha bahasa sa teta tetap p meru merupa paka kan n bagi bagian an yang yang pent pentin ing g seba sebaga gaii senj senjat ata a kriti kritik k dekons dekonstru truksi ksi postmo postmoder dernis nisme me.. Menuru Menurutt Lyot Lyotard ard,, postmo postmoder dernis nisme me lebih lebih kepada sebuah gagasan untuk meruntuhkan atau menolak metanarasi. B. Teori Hukum Postmodernis Huku Hukum m dala dalam m duni dunia a Post Postmo mode dern rnis is meru merupa paka kan n wila wilaya yah h yang yang memi memili liki ki pesona pesona berbed berbeda a dengan dengan pandan pandangan gan moder modernit nitas, as, karena karena dalam dalam dunia dunia Postmodernis sebagaimana dijelaskan oleh salah seorang tokohnya yang paling paling berkib berkibar ar Jean Jean Baudri Baudrilla llard, rd, wilaya wilayah h ini merupa merupakan kan suatu suatu wilaya wilayah h imajinasi, wajah simulacra yang beranak-pinak dan berekstase sedemikian rupa hingga mencapai dunia imajiner hyperrealnya sendiri. Seluruh realitas akan digenang oleh berlapis-lapis duplikasi simulacra sehingga tidak ada kemungkinan lagi untuk membuat semacam jarak reflektif, inilah salah satu bentuk paradoks dan hingar bingarnya Postmodernis. Indah namun absurd dan membingungkan. membingungkan. Dapat dipastikan bahwa pengaruh Postmodernis secara fundamental hanya melintas sebagai suatu wacana kritis dan alternatif dalam tataran teoritis mengingat sulitnya aliran ini untuk dipahami secara utuh. Meski ilmu hukum sendiri bersifat terbuka terhadap berbagai serangan, termasuk aliran postmode modern rnis is namu namun n gaun gaungny gnya a hany hanya a berk berkis isar ar dian dianta tara ra/t /ter erha hada dap p dasa dasar r keilmuan, landasan totalisasi atau kelemahan-kelemahan lainnya.
Ini dapat dipahami karena perbedaan fundamental teori hukum modern dan post modernis. Secara umum kita dapat mengatakan bahwa teori (hukum) modern modern cender cenderung ung menjad menjadii absolu absolut, t, rasion rasional al dan mener menerima ima posibi posibilit litas as penemuan kebenaran, namun sebaliknya dengan hal itu teori post modernis cenderung menjadi relatifistik dan terbuka kemungkinan irasionalitas karena kecenderu kecenderungan ngannya nya membuka membuka fenomena fenomena model model emosi, emosi, perasaan, perasaan, intuisi, intuisi, refleksi, spekulasi, pengalaman personal dan lain-lain. C. Critical Legal Studies Ada Ada bebe bebera rapa pa vari varian an dala dalam m arus arus pemi pemiki kira ran n ini, ini, pert pertam ama, a, menc mencob oba a meng mengin inte tegr gras asik ikan an dua dua para paradi digm gma a yang ang bers bersai aing ng yakni akni konf konfli lik k dan dan konsensu konsensus s (Roberto (Roberto M. Unger). Unger). Kedua, Kedua, pemikiran pemikiran Marxis yang yang mewarisi mewarisi kritik terhadap hukum liberal yang hanya dianggap melayani sistem kapitalis (Dav (David id Kairy Kairys). s). Ketig Ketiga, a, meto metode de ekle ekletis tis yang yang memb membau aurk rkan an seka sekali ligu gus s perspektif strukturalis fenomenologis dan neo Marxis. Geraka Gerakan n studi studi hukum hukum kritis kritis meski meski hanya hanya sebua sebuah h fenom fenomena ena di Amerik Amerika, a, perc percay aya a bahwa bahwa logi logika ka dan dan stru strukt ktur ur huku hukum m munc muncul ul dari dari adany adanya a powe power r rela relati tion onsh ship ips s dala dalan n masy masyar arak akat at.. Kepe Kepent ntin inga gan n huku hukum m hany hanyal alah ah untu untuk k mendukun mendukung g kepentinga kepentingan n atau kelas kelas dalam masyarakat masyarakat yang membentu membentuk k huku hukum m ters terseb ebut ut.. Peng Pengan anut ut alir aliran an ini ini berm bermak aksu sud d membo embong ngka karr atau atau menjun menjungk gkirba irbalik likkan kan strukt struktur ur hierar hierarkis kis dalam dalam masy masyara arakat kat yang yang tercipt tercipta a karena adanya dominasi, dan usaha-usaha itu akan dapat dicapai dengan menggunakan hukum sebagai sebagai sarananya, dengan itu maka gerakan ini tidak lagi bertumpu pada konteks dimana hukum eksis dan melihat hubungan kausal antara doktrin dan teks dengan realitas. 1. Dekonstruksi Versi Critical Legal Studies Dekonstruksi dalam hukum merupakan strategi pembalik untuk membantu menc mencob oba a meli meliha hatt makn makna a isti istila lah h yang yang ters tersem embu buny nyii yang yang kada kadang ng tela telah h cender cenderung ung diisti diistimew mewaka akan n melalu melaluii sejara sejarah. h. Selain Selain itu Dekon Dekonstr struks uksii juga juga mempunyai gagasan tentang “free play of the text” yang mana setiap teks yang disusun termasuk keputusan hukum atau doktrin hukum dibebankan keti ketika ka teks teks itu itu disu disusu sun n deng dengan an kata kata lain lain mela melalu luii deko dekons nstr truk uksi si teks teks mempunyai kehidupan sendiri. 2. Critical Legal Studies dan Rekonstruksi Ahli-ahli CLS telah berkonsentrasi pada fungsi-fungsi hukum yang fasilitatif, represif dan ideologi. Hubungan antara aturan hukum dan pemenuhan nilainilai sosial penting dalam kritik mereka tentang apa dan didalam proyeksi mereka dan akan seperti apa proyek mereka. Walaupun Walaupun sebagian besar ahli CLS setuju setuju bahwa bahwa bentu bentuk k hukum hukum yang yang sekara sekarang ng bersi bersifat fat repres represif, if, ada ketidaksepakatan mengenai tujuan, ruang lingkup dan bentuk hukum yang
diinginkan diinginkan da;am masyaraka masyarakatt yang lebih humanist humanistik. ik. Bahka Bahka visi tentang tentang masyarakat yang “baik” tidak jelas. D. Feminis Juriprudence Feminis Juriprudence mencoba secara fundamental menentang beberapa asum asumsi si pent pentin ing g dala dalam m teor teorii huku hukum m konv konven ensi sion onal al dan dan juga juga bebe bebera rapa pa kebijaksanaan konvensional dalam penelitian hukum kritis.Kaum ini sangat dipengaruhi oleh pemikiran feminis dalam filsafat, psikoanalisis, semiotik, sejarah, antropologi, post modernisme, kritik sasra dan teori politik. Tetapi lebih lebih jauh jauh dan mendas mendasar ar geraka gerakan n ini lebih lebih meliha melihatt dan menga mengambi mbill dari dari pengalaman-pengalaman pengalaman-pengalaman yang dialami kaum wanita. Paham ini memiliki keterkaitan dengan critical legal studies, dimana tahun 1985 1985 pert perte emuan uan tah tahunan unan criti ritica call leg legal stud tudies ies mempuny punyai ai tem tema Feminimisme dan hukum, tahun 1987 temanya adalah rasisme dan hukum kemudian tahun 1992 pada konferensi tahunan, keanggotaan CLS disusun dari beberapa sponsor (sponsor lain ahli-ahli teori tentang ras dan feminist) 1. Pergerakan Hak-Hak Wanita Feminis jurisprudensi telah menempatkan dilema bagi aktivis garis depan dimana dimana perem perempua puan n yang yang memba membawa wa tuntut tuntutan an harus harus membu membukti ktikan kan tidak tidak hany hanya a “per “perbe beda daan an stat statis isti tik” k” teta tetapi pi juga juga wani wanita ta dan dan pria pria memp mempuny unyai ai “kepentingan yang sama”. Disatu sisi hukum mendukung pemberdayaan, memp mempun unya yaii akse akses s untu untuk k mela melawa wan n seju sejuml mlah ah peny penyal alah ahgu guna naan an dan dan pembatasan pada realisasi nilai-nilai sosial yang menghasilkan perubahan, disisi lain bekerja dalam kategori hukum seringkali memperkuat legitimasi alat-alat alat-alat hukum, hukum, aturan-atu aturan-aturan ran hukum hukum ideologi ideologi dan pada akhirnya akhirnya aturan laki-laki. Deng Dengan an kata kata lain lain peng pengak akua uan n upay upaya a dial dialek ektik tika a meng mengha haru rusk skan an suat suatu u pendek pendekata atan n yang yang lebih lebih kompre komprehen hensif sif untuk untuk suatu suatu jurisp jurisprud rudens ensii femini feminis s dimana baik pengalaman konkrit wanita dan juga teori dalam hukum yang lebih komprehensif perlu diintegrasikan. 2. Metode Feminis dalam Hukum Yang ang dipe diperlu rluka kan n dala dalam m alira aliran n ini ini adal adalah ah meto metode de Lega Legall Femi Femini nist st yang yang menyebutkan tiga fokus utama yang penting, antara lain ; bertanya kepada perempuan, pemahaman praktis feminist dan yang ketiga adalah munculnya kesadaran.singkatnya metode ini lebih difokuskan baik pada dekonstruksi dan rekonstruksi. E. Hyperrealitas dan Implikasinya Terhadap Teori Hukum
Hyperr Hyperreal ealita itas s adalah adalah suatu suatu situas situasii dimana dimana realita realitas s telah telah digant digantika ikan n oleh oleh suatu suatu yang yang tidak tidak real real yang yang melam melampau pauii citra citra aslinya aslinya,, keasli keaslian an dan dunia dunia kultur kultural al lenya lenyap p secara secara tiba-t tiba-tiba iba (conto (contohny hnya a sepert sepertii “orang “orang lebih lebih percay percaya a televisi daripada kejadian sebenarnya) sehingga realitas telah tersingkir dan tereduksi dari posisinya. Didalam hukum, Hyperrealitas menyebabkan struktur hukum perlahan-lahan “dip “dipe erkos rkosa” a” dan dica icabut but atau atau dipre iprete teli li,, hukum kum akan kan muncu uncull atau tau memperlihatkan wujud yang abjek, yang muncul dalam bentuk keputusan yang ditandai dengan keserakahan dan muslihat birokrasi, turbulensi dan noise. Lebih ekstrimnya hukum adalah libido kekejaman, ekstasi kejahatan dan semangat kegilaan yang ditukangi oleh parasit hukum guna melakukan manuver-m manuver-manuve anuverr yaitu membuat membuat simulacra simulacra hukum hukum dengan dengan menciptak menciptakan an huruf dan kalimat yang tersusun rapih dalam sebuah teks undang-undang dan sejenisnya. BAGIAN 8 MENUJU PEMIKIRAN HUKUM PROGRESIF DI INDONESIA A. Pendahuluan Huku Hukum m Indo Indone nesi sia a bany banyak ak cata catata tan n untu untuk k dika dikaji ji,, sala salah h satu satuny nya a adal adalah ah menurut Satjipto Rahardjo. Mendefinisikan hukum adalah sebagai sebuah tatanan yang utuh (holistik) selalu bergerak baik secara evolutif maupun revolus revolusion ioner er.. Sifat Sifat perge pergerak rakan an itu merupa merupakan kan sesua sesuatu tu yang yang tidak tidak dapat dapat dihilangkan atau ditiadakan, tetapi sebagai sesuatu yang eksis dan prinsipil. Hukum bukanlah sekedar logika semata tetapi merupakan ilmu sebenarnya yang harus selalu dimaknai sehingga selalu up to date. Pemikiran progresif menurut Beliau maksudnya adalah semacam refleksi dari perjalanan perjalanan intelektual intelektualnya. nya. Hukum Hukum bukanlah bukanlah sebagai sebagai sebuah sebuah produk produk yang selesai ketika diundangkan atau hukum tidak selesai ketika tertera menjadi kalimat yang rapih dan bagus, tetapi melalui proses pemaknaan yang tidak pernah berhenti maka hukum akan menampilkan jati dirinya yaitu sebagai sebuah “ilmu”. B. Profesi dan Ilmu Sejak lahirnya program pascasarjana dalam pendidikan hukum di Indonesia pada 1990-an, maka dikatakan sebagai revolusi, oleh karena sejak dibuka rechtshogeschool di zaman kolonial Belanda pada 1922-an, maka Indonesia hanya mengenal program profesi saja. Maka sesungguhnya revolusionerlah sifat atau kualitas perubahan pada pertengahan tahun 1980-an itu, mulai saat itu Indonesia tidak hanya mengenal pendidikan profesi, melainkan juga keilmuan, khususnya dalam bidang hukum.
Menurut Beliau ilmuan hukum diajak untuk menjelajah hukum secara luas dan mempunyai kewajiban untuk upaya pencarian kebenaran dan proses inilah inilah sebena sebenarny rnya a yang yang diseb disebut ut sebaga sebagaii proses proses pemak pemaknaa naan n terha terhadap dap hukum, hukum, bahwa tugas ilmuan ilmuan adalah adalah mencerah mencerahkan kan masyarak masyarakat at sehingga sehingga dunia pendidikan memberikan kontribusi dan tidak melakukan pemborosan. C. Ilmu Hukum Yang Selalu Bergeser. Pada dasarnya ilmu adalah sebagai sesuatu yang terus bergeser, bergerak, berubah dan mengalir, demikian pula dengan ilmu hukum. Perubahan itu ten tentu saja dimaknai secara bervarias iasi oleh setiap iap oran rang yang menc mencer erma mati tinya nya,, namu namun n hake hakeka katt utam utamany anya a jela jelas s bahw bahwa a lahi lahirny rnya a teor teorii kuantum adalah penjelasan paling logis bahwa ilmu senantiasa berada di tepi garis yang labil. Menuru Menurutt Satjip Satjipto to Rahard Rahardjo, jo, teori teori pada pada dasar dasarny nya a sangat sangat ditent ditentuka ukan n oleh oleh bagaimana bagaimana orang atau sebuah sebuah komunitas komunitas memandang memandang apa yang yang disebut disebut hukum, artinya apa yang sedang terjadi atau perubahan apa yang tengah terjad terjadii dimana dimana komun komunita itas s itu hidup hidup sangat sangat berpe berpenga ngaruh ruh terha terhadap dap cara cara pandangnya tentang hukum. D. Kritik Terhadap Hukum Modern Kritik Kritik terhad terhadap ap hukum hukum modern modern menur menurut ut Satjip Satjipto to telah telah menge mengeran rangke gkeng ng kece kecerd rdas asan an berfi berfiki kirr keba kebany nyak akan an ilmu ilmuan an huku hukum m di Indo Indone nesi sia. a. Seja Sejak k muncul munculnya nya hukum hukum modern modern selur seluruh uh tatana tatanan n sosial sosial yang yang ada mengal mengalami ami perubahan yang luar biasa dimana tidak terlepas dari munculnya degara modern yang bertujuan untuk menata kehidupan masyarakat dan pada saat yang sama kekuasaan negara menjadi sangat hegemonial sehingga seluruh yang yang ada ada dalam dalam lingku lingkup p kekuas kekuasaan aan negara negara harus harus diberi diberi label label NEGAR NEGARA, A, undang-un undang-undang dang negara, negara, peradilan peradilan negara, negara, polisi polisi negara negara dan seterusny seterusnya. a. Bagi hukum, ini merupakan puncak sebuah perkembangan yang ujungnya berakhir pada dogmatisme hukum, liberalisme, kapitalisme, formalisme dan kodifikasi. Uraian diatas adalah sketsa singkat pemikiran seorang yang selalu berada dija dijala lan n ilmu ilmu,, upay upaya a dan dan sema semang ngat at yang yang dike dikemb mban angk gkan an deng dengan an teru terus s berusaha mencermati perubahan yang terjadi. Gagasan Beliau ini tidak saja memperkaya pengetahuan hukum tetapi lebih dari itu memberikan sebuah keteladanan bahwa kewajiban bagi seorang ilmuan adalah selalu bersikap rendah hati dan terbuka serta memiliki semangat untuk senantiasan berada pada jalur pencaharian, pembebasan dan pencerahan dan ini semua adalah hakekat dari apa yang disebut dengan PEMIKIRAN HUKUM PROGRESIF. PROGRESIF. BAGIAN 9 MEMAHAMI PERSOALAN KITA
A.Pendahuluan Sulit Sulit untuk untuk mengur menguraik aikan an penyeb penyebab ab utama utama dari dari seluru seluruh h persoa persoalan lan yang yang menimpa hukum di Indonesia, tidak saja bersangkut-paut dengan masalah subs substa tans nsia iall (pro (produ duk k huku hukum m yang yang keti keting ngga gala lan n zama zaman) n),, lebi lebih h dari dari itu itu pene penega gaka kan n dan dan komi komitm tmen en mora morall yang yang lema lemah h tela telah h ikut ikut meny menyeb ebab abka kan n banyaknya persoalan yang muncul. Tetapi, terlepas dari semuanya, kita harus menyadari bahwa persoalan yang terjadi saat ini bersifat akumulatif dan bervariasi, masalah tidak bergerak linier tetapi berputar-putar sehingga sulit mencari akar permasalahannya, saling terkait, tapi itulah sebuah konsekuensi yang harus ditanggung dari kondisi kehidupan hukum yang kumuh. B Sebuah Alternatif Proses degradasinya hukum kedalam situasi yang paling ekstrim dari apa yang disebut dengan kehancuran atau kekacauan merupakan merupakan titik berangkat untuk menata, memperbaiki dan membangun kembali puing-puing hukum yang hancur, karena dari kondisi ini kita dapat menyusun asumsi-asumsi, menela menelaah ah kembal kembalii serta serta menyu menyusun sun priori prioritas tas kebutu kebutuhan han yang yang diperl diperluka ukan n untuk kepentingan pembangunan sehingga dengan jelas dapat ditentukan misi misi apa yang yang hendak hendak dilaku dilakukan kan dalam dalam pemban pembangun gunan an hukum hukum kedep kedepan, an, hukum seperti apa yang didambakan. Menurut Hoebel ada empat fungsi dasar hukum, yaitu : 1. menetapkan hubungan antara anggota masyarakat dengan menunjukkan jenis-jenis tingkah laku apa yang diperkanankan dan apa pula yang dilarang. 2. menentukan pembagian kekuasaan dan merinci siapa-siapa saja yang boleh secara sah menentukan paksaan serta siapa yang harus mentaatinya dan sekaligus memilihkan sanksi-sanksi yang efektif 3. menyelesaikan sengketa 4. memeliha memelihara ra kemampua kemampuan n masyarakat masyarakat untuk menyesua menyesuaikan ikan diri dengan dengan kondisi-kondisi kehidupan yang berubah dengan cara merumuskan kembali hubungan antar para anggota masyarakat. C. Harmoni Pembangunan Hukum Kita telah terlanjur terbiasa untuk memandang hukum sebagai suatu yang bersifat represif dan memandang konstitusi hanya sebagai wadah perjanjian pers perset etuj ujua uan n bela belaka ka sehi sehing ngga ga kita kita meng mengab abai aika kan n keku kekuat atan an besa besarr yang yang sebenarnya terkandung didalam konstitusi dan didalam setiap sistem hukum
manapun yaitu kekuatan yang mampu memaksa hukum agar dapat diterima dan lestari hidup. Agar Agar sist sistem em huku hukum m dapa dapatt berja berjala lan n baik baik,, ada ada empa empatt gaga gagasa san n menu menuru rutt Parsons : 1. Masalah legitimasi (landasan bagi pentaatan kepada aturan). 2. Masala Masalah h interp interpreta retasi si (penet (penetapa apan n hak dan dan kewaji kewajiban ban subjek subjek hukum hukum,, melalui proses penerapan aturan tertentu). 3. Masalah sanksi (sanksi apa, bagaimana penerapannya dan siapa yang menerapkannya). 4. Mas Masala alah Yurid uridik iks si (Pe (Peneta netap pan garis aris kewe ewenan nangan yang ang kuasa asa menega menegakka kkan n norma norma hukum hukum dan golon golongan gan apa apa yang yang hendak hendak diatur diatur oleh oleh perangkat norma itu). Namun harus dipahami bahwa sistem hukum akan berkaitan dengan sistem politik (khususnya mengenai yuridiksi) oleh karena itu meski secara analitis dapat dipisahkan, hal ini berkaitan dengan diletakkannya peradilan sebagai posisi posisi sentr sentral al di dalam dalam tertib tertib hukum hukum sedan sedangka gkan n perumu perumusan san kebija kebijakan kan melalui badan legislatif sebagai inti kekuasaan politik. Apabila berbicara mengenai proses yang tertuang dalam UUD 1945 yang terdiri dari beberapa alenia, maka dapatlah diambil kesimpulan bahwa yang terkandung didalam 4 alenia pembukaan tersebut adalah : 1. Pembukaan alenia pertama, secara substansial mengandung pokok pri keadilan, konsep pemikiran yang mengarah kepada kesempurnaan dalam menjalankan hukum didalam kehidupan. 2. Pembukaa Pembukaan n alenia kedua, adil dan makmur makmur, merupakan merupakan implementasi implementasi dari tujuan hukum yang pada dasarnya yaitu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. 3. Pemb Pembuk ukaa aan n alen alenia ia keti ketiga ga,, meng mengat atur ur meng mengen enai ai hubu hubung ngan an manu manusi sia a denganTuhan denganTuhan atau penciptanya yang telah mengatur tatanan di dunia ini. 4. Pembuk Pembukaan aan alenia alenia keempa keempat, t, menge mengenai nai lima lima sila sila dari dari Pancas Pancasila ila yang yang merupakan cerminan dari nilai-nilai bangsa yang diwariskan turun-temurun dan abstrak yang Pancasila merupakan kesatuan sistem yang berkaitan erat tidak dapat dipisahkan. Itulah Itulah hakika hakikatt utama utama dari dari pemaha pemahama man n dan pemakn pemaknaan aan holist holistik. ik. Secara Secara keilmuan pemahaman ini akan memberikan warna yang berbeda tentang apa yang kita pahami dan apa yang akan kita lakukan. Dan tidak semata-
mata hanya berbicara tentang persoalan hukum negara tetapi lebih jauh memahami konteks yang realistis dari upaya pembangunan hukum yang lebih terarah.